PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGURUTKAN POLA WARNA (MERAH-KUNING) DENGAN MEDIA KERTAS ORIGAMI PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN Lulus Hanisah Nurhenti Dorlina Simatupang PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No. 4 Surabaya 60136 Emial:(
[email protected]) (
[email protected])
Abstract: This classroom action research aims to determine the activity of the teacher and the child’s activity in enhancingthe ability arranging colour pattern (red-yellow) with origami paper. Subject of this research are children at Al Huda Playgroup that consist of 12 children, 5 boys and 7 girls. The collecting data technique are using dokumentase and observation. Data analysis technniques in this research using descriptive statistical analysis. Theresults showed on increased ability arranging colours pattern (redyellow) is 25%, so origami paper can improve the ability arranging colours pattern (red-yellow) in children aged 3-4 years. Keyword: Arranging colours pattern (red and yellow), Origami paper.Children aged 3-4 years. Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah anak Kelompok Bermain Al Huda dengan jumlah 12 anak, yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan pengamatan. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) sebesar 25 %, jadi media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada anak usia 3-4 tahun. Kata Kunci: Mengurutkan pola warna (merah-kuning), Kertas origami, Anak usia 3-4 tahun
Setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum (Permendiknas 58, 2009:2). Perkembangan kognitif terkait dengan kemampuan motorik, bahasa, sosial dan kemandirian anak. Dimana tahap-tahap perkembangan kognitif menggunakan tahap praoperasional. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walaupun bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walaupun warnanya
berbeda-beda. Dalam tahapan ini anak mampu menyusun menurut rangkaian atau urutan tertentu (sequence), misalnya kita mengurutkan kubus, segitiga, lingkaran, silinder, lalu minta anak melanjutkan urutan tersebut dengan pola yang sama. Berdasarkan hasil observasi pada minggu ketiga bulan Agustus 2015 di KB Al Huda masalah yang dihadapi yaitu anak belum mampu mengurutkan warna merah dan kuning sesuai perintah guru yaitu urut rapi dan mandiri. Hal ini terbukti pada saat guru mengajak anak untuk mengurutkan bola warna, masih banyak anak yang mengurutkannya secara acak dan belum sesuai dengan perintah. Dari 12 anak terdapat 2 anak yang bisa mengurutkan pola warna 1
2 Hanisah, Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna (merah-Kuning) Dengan Media Kertas Origami Pada Anak Usia 3-4 Tahun
(merah-kuning), sedangkan 10 anak belum mampu mengurutkan pola warna (merahkuning) secara urut, rapi dan mandiri. Menunjukkan. Hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran terdahulu mengurutkan pola warna menggunakan kertas HVS yang sudah diberi pola kemudian anak disuruh mewarnai dengan krayon, sehingga kurang menarik perhatian anak. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana aktivitas guru dan aktivitas anak dalam mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami, (2) apakah kegiatan mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan kognitif di Kelompok Bermain Al Huda Mlaras Sumobito Jombang. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk aktivitas guru dan aktivitas anak dalam meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning), (2) untuk mengetahui bagaimanakah media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Al Huda Mlaras Sumobito Jombang. Menurut Essa dalam Jackman (2009:154), mengurutkan atau seriation adalah pola yang mendasari konsep. Mengurutkan (seriation) adalah penyusunan suatu obyek didasarkan pada kemampuan untuk menempatkan obyek di urutan logis seperti terkecil hingga terbesar. Mengurutkan (seriation) sederhana melibatkan benda konkrit, misalnya, mengatur objek dari terpanjang ke terpendek atau terluas ke tersempit. Mengurutkan sensorik dapat mencakup memesan suara dari paling keras ke lembut, dari rasa manis sampai asam, atau warna dari gelap ke terang. Mengurutkan juga bisa dapat berhubungan dengan urutan waktu, misalnya apa yang terjadi pertama, kedua, ketiga dan sebagainya”. Menurut Taylor–Cox 2003 (dalam Jackman, 2009:154) pola adalah urutan nomor, warna, benda, suara, bentuk, atau
gerakan yang berulang, dalam urutan atau susunan yang sama. Menurut Charlesworth (2005:152), pola sangat berhubungan dengan urutan, dimana anak-anak perlu adanya pemahaman dasar tentang urutan yaitu dengan melakukan pola. Pola melibatkan pembuatan atau penemuan, visual dan keteraturan, yang termasuk pola sederhana adalah (1) menempatkan kubus secara berurutan oleh warna atau nomor, (2) pola nomor seperti hari atau minggu dan pola 100s grafik, (3) pola seperti sarang laba-laba/ spiderwebs dan desain kerang, (4) pola selimut, (5) pola grafik. Menurut Arsyad (2008:3), kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Menurut Aqib (2013:51), manfaat media adalah (1) menyeragamkan penyampaian materi, (2) pembelajaran lebih jelas dan menarik, (3) proses pembelajaran lebih interaksi, (4) efisiensi waktu dan tenaga, (5) meningkatkan kualitas hasil belajar, (6) belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, (7) menumbuhkan sikap positif belajar terhadap proses dan materi belajar, (8) meningkatkan peran guru kearah yang lebih positif dan produktif. Menurut Yudistira (2008: V), origami adalah seni melipat kertas. Ada banyak sekali variasi dari origami ini. Bahkan sekarang sudah tersedia macam kertas origami yang meliputi banyak warna yang disukai anakanak terutama untuk anak usia dini karena warnanya yang cerah. Kertas origami ini mudah didapat dan origami merupakan permainan wajib di playgroup atau kelompok bermain, taman kanak-kanak dan sekolahsekolah dasar modern.
3 Hanisah, Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna (merah-Kuning) Dengan Media Kertas Origami Pada Anak Usia 3-4 Tahun
METODE Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2009:3), penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Lokasi dalam penelitian ini berada di Kelompok Bermain Al Huda Desa Mlaras Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Subyek penelitian adalah anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Al Huda Desa Mlaras Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang tahun pelajaran 2015/2016 berjumlah 12 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah aktivitas guru, aktivitas anak dan kemampuan mengurutkan pola warna (merahkuning). Pengamatan dilakukan selama kegiatan berlangsung dan dibantu dengan teman sejawat. Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data. Dalam penelitian yang dilaksanakan selain data berupa catatan tertulis juga dilakukan pendokumentasian berupa foto. Foto ini dapat dijadikan sebagai bukti otentik bahwa pembelajaran benar-benar berlangsung. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Teknik analisis data berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari perencanaan pelaksanaan pengamatan dan refleksi. Beberapa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil observasi guru dan aktivitas anak terhadap penggunaan media kertas origami. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis. Alat yang digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan aktivitas anak berupa skor. Adapun indikator penelitian dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah anak mendapat nilai 3 atau 4 (* 3 atau * 4) dari kemampuan mengurutkan pola warna (merahkuning). Jika pada siklus pertama sudah mencapai target 80% dari kemampuan anak
mengurutkan pola warna (merah-kuning) maka tetap dilanjutkan pada siklus kedua sebagai pemantapan data. Apabila pada siklus pertama belum mencapai target 80% dari kemampuan anak mengurutkan pola warna (merah-kuning) maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. HASIL Berdasarkan dari hasil data pada siklus I diperoleh data kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) yaitu 58,3% ,belum mencapai target yang diharapkan yaitu 80%. Hal ini dikarenakan sebagai berikut: (1) anak baru mengenal warna, (2) anak masih kesulitan dalam menempel mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan rapi. Guna meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada siklus berikutnya guru mengganti pembelajarannya dengan cara berlomba. Aktivitas anak mencapai 65,5 % belum mencapai target yang diharapkan yaitu 80%, aktivitas anak masih perlu ditingkatkan utamanya aktivitas memperhatikan penjelasan dan contoh dari guru, merespon penjelasan dan pertanyaan guru saat recalling sehingga anak lebih mudah dalam mengurutkan pol warna (merah-kuning). Aktivitas guru masih tergolong kurang yaitu 68,7 % dari target yang diharapkan 80% sehingga perlu ditingkatkan lagi dengan harapan berdampak lebih baik terhadap kemampuan mengurutkan pola warna (merahkuning). Untuk memperbaiki kekurangan pada kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada aktivitas anak dan aktivitas guru tersebut penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus II. Perbaikan yang akan dilakukan dilakukan di siklus II adalah memberikan penjelasan tentang mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan suara yang jelas dan mudah dipahami anak, memberikan contoh disertai demonstrasi sehingga anak tertarik memperhatikan, memberikan motivasi dan bimbingan kepada anak. Hal ini dilakukan dengan harapan lebih baik dan mencapai target yang diharapkan yaitu 80%.
4 Hanisah, Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna (merah-Kuning) Dengan Media Kertas Origami Pada Anak Usia 3-4 Tahun
Sedangkan dari hasil data pada siklus II diperoleh data kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) yaitu 83,3%, sudah mencapai target yang diharapkan yaitu 80 %. Dari siklus II pertemuan pertama sampai kedua kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan sebagai berikut : (1) anak sudah paham dalam mengenal wana, (2) anak mampu mengurutkan ola warna (merah-kuning) dengan urut, rapi dan mandiri sehingga pada siklus II kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) telah melebihi target yang diinginkan yaitu 80% dari anak yang hadir. Aktivitas anak mencapai 84,4% telah melebihi target yang diharapkan yaitu 80%, aktivitas anak mengalami peningkatan dibuktikan dengan sebagian besar anak memperhatikan penjelasan dan contoh dari guru, merespon penjelasaan guru, terlibat aktivitas dalam bermain dari guru, merespon pertanyaan guru saat recalling sehingga anak lebih mudah dalam mengurutkan pola warna (merah-kuning). Peningkatan aktivitas guru mencapai 87,4% melebihi dari dari target yang diharapkan 80% sehingga berdampak lebih baik terhadap kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning). Berdasarkan hasil kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada siklus II menunjukan ada peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil aktivitas guru pada siklus II mendapat 87,4%. Pada aktivitas anak siklus II mendapat 84,4%. Pada kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada siklus II anak yang mampu mencapai 83,3%. Berdasarkan uraian diatas maka pembelajaran pada siklus II sudah dapat dihentikan karena sudah memenuhi target yang ditentukan. Pada tahap refleksi pada siklus II adalah berdasarkan hasil pengamatan dan analisis terhadap proses pembelajaran yang dilakukan siklus II sudah berjalan lebih baik dari pembelajaran siklus I karena pada siklus II ini sudah memenuhi target 80%. Terlihat dari aktivitas guru mencapai 87,4%, aktivitas anak
84,4% dan kemampuan anak mengurutkan pola warna (merah-kuning) mencapai 83,3%. Karena sebanyak 11 anak yang sudah mampu mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami dengan rapi, urut dan mandiri. Akan tetapi masih terdapat 1 anak yang masih memerlukan bimbingan khusus dari guru karena anak tersebut kurang memperhatikan penjelasan guru dan belum bisa fokus pada kegiatan mengurutkan pola warna (merah-kuning). PEMBAHASAN Penelitian pada siklus I ini masih banyak hal atau pembelajaran yang harus diperbaiki misalnya cara guru dalam memberikan penjelasan tentang mengurutkan pola warna (merah-kuning) tidak urut sesuai tahapan kegiatan mengurutkan pola warna (merahkuning) sehingga respon anak dalam memperhatikan penjelasan tentang kegiatan mengurutkan pola warna (merah-kuning) masih kurang karena mereka banyak yang main sendiri pada media yang sudah dibagikan oleh guru terlebih dahulu. Pada siklus I kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) belum berhasil memenuhi target 80%. Hal ini dilihat dari aktivitas guru pada siklus I mencapai 68,7%, aktivitas anak 65,5% dan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) mencapai 58,3%. Sehingga pembelajaran mengurutkan pola warna (merah-kuning) belum optimal. Kegagalan pembelajaran mengurutkan pola warna (merah-kuning) pada penelitian ini dikarenakan kurang jelasnya penjelasan dari guru. Oleh karena itu, siklus I belum mencapai kriteria yang diharapkan maka penelitian ini berlanjut pada siklus II. Pada siklus II peneliti berusaha memperbaiki semua kekurangan pada proses pembelajaran dengan cara memberi pujian dan reward serta pembelajarannya dengan cara perlombaan. Sehingga diharapkan
5 Hanisah, Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna (merah-Kuning) Dengan Media Kertas Origami Pada Anak Usia 3-4 Tahun
kegiatan belajar mendapatkan hasil yang optimal, guru memberikan motivasi pada saat kegiatan berlangsung sehingga anak-anak lebih semangat dalam pembelajaran ini. Hasil yang diperoleh disiklus II ini adalah aktivitas guru mencapai 87,4%, aktivitas anak mencapai 84,4% dan kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) mencapai 83,3%, Karena sebanyak 11 anak yang sudah mampu mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami dengan rapi, urut dan mandiri. Akan tetapi masih terdapat 1 anak yang masih memerlukan bimbingan khusus dari guru karena anak tersebut kurang memperhatikan penjelasan guru dan belum bisa fokus pada kegiatan mengurutkan pola warna (merahkuning). pada indikator anak mampu mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami yang sudah disediakan oleh guru. Keberhasilan proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa siklus sudah dapat dihentikan karena sudah memenuhi target 80%. Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penggunaan media kertas origami dapat meningkatkan kemampuan mengurutkan pola warna (merahkuning) pada anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Al Huda Mlaras Sumobito Jombang. Hal ini sesuai dengan pendapat Mickle dalam Eliason dan Jenkins (2008:332), menyebutkan bahwa mengurutkan (seriation) mengacu pada mengurutkan benda, memesan yang melibatkan dan menempatkan obyek dari awal sampai akhir. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Taylor–Cox (dalam Jackman 2009:154), pola adalah urutan nomor, warna, benda, suara, bentuk, atau gerakan yang berulang, dalam urutan atau susunan yang sama. Berdasarkan data pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penggunaan media
kertas origami dalam mengurutkan pola warna (merah-kuning) yang ditempelkan pada papan tempel melalui kegiatan berlomba, hal ini sesuai pendapat Yudistira (2008: V), origami adalah adalah seni melipat kertas dan sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga berubah bentuk yang menarik dan warnanya yang beragam. Sehingga origami ini dapat digunakan guru dalam membuat media dalam menerapkan pembelajaran mengurutkan pola warna (merah-kuning). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil di KB Al Huda Mlaras Sumobito Jombang dapat disimpulkan bahwa: (1) aktivitas guru dan aktivitas anak dalam meningkatkan mengurutkan pola warna (merah-kuning) terlihat dari hasil yang diperoleh pada aktivitas guru siklus I mencapai 68,7 % dan siklus II 87,4 % dalam aktivitas guru terjadi peningkatan. Pada aktivitas anak siklus I mencapai 65,5% dan siklus II 84.4%. Hasil aktivitas anak juga mengalami peningkatan, (2) hasil kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) anak pada siklus I 58,3% dan siklus II mencapai 83,3%. Hasil kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) anak juga mengalami peningkatan 25%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan mengurutkan pola warna (merah-kuning) dengan media kertas origami pada anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Al Huda Mlaras Sumobito Jombang dinyatakan berhasil. Saran erdasarkan hasil penelitian di Kelompok Bermain Al Huda Jombang, maka dapat di kemukakan saran sebagai berikut: (1) guru harus mengetahui karakteristik anak, (2) guru harus memberikan pembelajaran yang menerik untuk anak, (3) guru hendaknya
6 Hanisah, Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengurutkan Pola Warna (merah-Kuning) Dengan Media Kertas Origami Pada Anak Usia 3-4 Tahun
selalu merubah dekorasi tempat atau kelas supaya tidak jenuh, (4) guru hendaaknya memberi motivasi pada anak agar lebih semangat dalam belajar baik berupa pujian dalam bentuk penghargaan, (5) guru hendaknya lebih kreatif dalam menciptakan berbagai macam media yang dapat meningkatkan kognitif anak dalam mengenal warna. DAFTAR RUJUKAN Aqib, Zainal. 2013. model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (inovatif). Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi , dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Charlesworth, Rosalind. 2005. Experiences In Math For Young Children Fifth Edition. United States: Thomson Delmar Learning.
Copley, Juanita V. 2001. The Young Child And Mathematics. United States of America : NAEYC. Jackman, Hilda L. 2012. Early Education Curriculum A Child's Connection To The Word. USA: Wadsworth. Kementrian Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 58 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Kementrian Pendidikan Nasional. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Yudistira, Bhuwana B. 2008. Belajar Origami Dari Pemula Hingga Mahir. Yogyakarta: Pelangi Multi Aksara.