Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training Penelitian
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Alfaris Sujoko E-mail :
[email protected] SMPK BPK PENABUR Cimahi
Abstrak eberhasilan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa (PBKB) di sekolah sangat tergantung dari beberapa faktor yang antara lain adalah kemampuan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai budaya karakter bangsa melalui pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, dicobakan tindakan dengan cara In-House Training untuk guru mata pelajaran di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian dan analisis data, ternyata pada siklus 1 dan siklus 2, kemampuan guru mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB mengalami peningkatan secara signifikan. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan RPP yang bermuatan PBKB dapat dilakukan dengan cara In-House Training kepada guru.
K
Kata-kata kunci : PAIKEM, PBKB, RPP, in-house training
Improving the Teacher’s Ability in Implementing Lesson Plan In-House Training Abstract The success of the education of nation character culture at school depends on a number of factors, one of which is the teacher’s ability to implement the value of nation character culture through active, inovative, creative, effective and joyful learning. This action research was conducted at SMPK BPK PENABUR Cimahi in two cycles employing In-House Training model. After two cycles, the research discovered the teacher’s ability to implement lesson plan of the education of nation character culture was improved significantly. Keywords: PAIKEM, PBKB, RPP, in-house training
Pendahuluan Pembangunan karakter yang merupakan upaya pewujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini. Permasalahan tersebut termasuk disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila, bergesernya nilai etika dalam 36
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
kehidupan berbangsa dan bernegara, memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa, dan melemahnya kemandirian bangsa ( Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas program Kementerian Pendidikan Nasional
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010 : hal 8-9). Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik memberikan keputusan baik – buruk. Dalam rangka memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai, yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa Ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, ( menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Direktorat Pembinaan SMA (2008:3) menyatakan “kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas, mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan. Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan (merencanakan ) segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif”. Dengan demikian, berarti guru sebagai fasilitator yang mengelola proses pembelajaran di kelas mempunyai andil dalam menentukan kualitas pendidikan. Konsekuensinya adalah guru harus mempersiapkan dan melaksanakan segala sesuatu agar proses pembelajaran di kelas berjalan dengan efektif. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat sekurang-kurangnya enam komponen yaitu (1) tujuan pembelajaran dan nilai karakter bangsa,(2) materi pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) langkahlangkah kegiatan pembelajaran, (5) sumber dan media pembelajaran, dan (6) penilaian hasil belajar yang terdiri dari soal, penskoran dan kunci jawaban. Soal, skor dan kunci jawaban merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. SMPK BPK PENABUR Cimahi yang berlokasi di jalan Encep Kartawiria Nomor 75 Citeureup Cimahi memiliki 22 orang guru, dari jumlah tersebut baru 95% orang guru yang mengum-pulkan RPP sudah mencantumkan nilai-nilai karakter bangsa. Menurut hasil supervisi, guru perlu meningkatkan kemampuan mengimplementasikan RPP
bermuatan PBKB dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar. Berdasarkan data tersebut maka pihak sekolah perlu mengadakan In-House Training (IHT) dalam mengimpleme-ntasikan RPP berkarakter bangsa, sehingga semua guru mengetahui cara mengimplemen-tasikan RPP bermuatan PBKB dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dapat diindentifikasikan sebagai berikut. 1. Belum semua guru memahami pentingnya PBKB dalam kegiatan pembelajaran. 2. Sebagian besar guru membuat RPP bermuatan PBKB hanya untuk memenuhi tuntutan administrasi. 3. Sebagian besar guru mata pelajaran perlu meningkatkan kemampuan mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Guru yang telah disertifikasi belum sepenuhnya paham dan termotivasi dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB dalam kegiatan belajar mengajar. 5. Guru belum seluruhnya mencantumkan rubrik untuk penilaian PBKB. 6. Masih banyak guru yang kurang kreatif menggunakan multimedia untuk mempermudah implementasi PBKB dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Penelitian ini membatasi jumlah guru dengan kreteria berstatus guru tetap dan dapat diamati dalam frekwensi yang memungkinan pengamatan intens pengumpulan data yang lengkap. Dengan kriteria yang demikian diperoleh sembilan orang guru tetap yayasan (GTY) yang perlu meningkatkan kemampuan mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB dalam kegiatan belajar mengajar. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut. 1. Apakah melalui IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. 2. Bagaimana langkah-langkah IHT yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
37
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mengetahui efektifitas IHT dalam meningkatkan kemampuan guru mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB SMPK BPK PENABUR Cimahi. 2. Menemukan langkah-langkah IHT yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Manfaat Penelitian Bagi peneliti 1. Meningkatkan kemampuan profesionalisme peneliti untuk melakukan penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah peneliti . 2. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menyusun serta menulis laporan dan artikel ilmiah. 3. Sebagai motivasi bagi peneliti dalam membuat karya tulis ilmiah. 4. Dengan adanya pengalaman menulis, dapat memberikan bimbingan kepada temanteman kepala sekolah dan guru yang akan menulis. 5. Hasil penelitian ini digunakan peneliti sebagai evaluasi terhadap guru dalam melaksanakan RPP bermuatan PBKB yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan pembinaan kepada guru di sekolah yang peneliti pimpin. Manfaat bagi sekolah 1. Bagi sekolah akan berdampak adanya peningkatan kemampuan guru pada KBM yang mengimplementasikan nilai PBKB. 2. Ikon sekolah sebagai sekolah yang membudayakan nilai PBKB diakui masyarakat. Bagi guru 1. Guru dapat meningkatkan kemampuan dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB serta menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya menanamkan nilai-nilai tersebut.
38
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
2.
Sebagai panduan dan arahan dalam mengajar, sehingga apa yang diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan.
Bagi siswa 1. Siswa mempunyai kemampuan untuk memutuskan mana yang baik dan buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. 2. Siswa semakin aktif belajar untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya. 3. Siswa terbiasa untuk melakukan nilai-nilai PBKB dimanapun mereka berada.
Kajian Pustaka Kemampuan Guru Mengembangkan PAIKEM Yang dimaksud dengan kemampuan di sini pada hakikatnya sama dengan kompetensi. Berbicara tentang kompetensi, Louise Moquist (2003) mengemukakan bahwa “ Competency is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behavior or outcame which a person should be able to demonstrate”. Pendapat di atas menunjukkan bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang kegiatan, perilaku, atau hasil yang seyogyanya dapat dilakukan ( be able to do) oleh seseorang dalam suatu pekerjaan. Agar dapat melakukan ( be able to do ) sesuatu dalam pekerjaannya tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. PBKB hanya bisa diajarkan apabila guru mempunyai kemampuan dalam proses pembelajaran yang menerapkan sistem pengajaran PAIKEM. Menurut Tarmizi (2009) PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa diadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan.
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Penerapan pendekatan belajar aktif yang ditunjang pelaksanaan manajemen berbasis sekolah memiliki dasar hukum yang bersumber dari UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perundang-undangan ini selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan berikut. “ Proses belajar-mengajar pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik “. (Pasal 19 Ayat 1): “Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas “ (Pasal 49, butir 1). Learning is fun merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas. Membangun metode pembelajaran yang inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara di antaranya mengakomodir setiap karakteristik diri, yang berarti mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contoh, ada orang berkemampuan menyerap ilmu dengan mengandalkan kemampuan penglihatan, pendengaran, atau kinestetik. Hal tersebut disesuaikan pula dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan mengakibatkan proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa percaya diri siswa. Yang dimaksudkan dengan kreatif ialah guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Sedangkan menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menggembirakan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu curah perhatiannya (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa. Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut (Muhibbin Syah, Rahayu Kariadinata, 2009: 36 – 40). 1. Siswa yang terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. 3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan “ pojok baca”. 4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya. RPP Bermuatan PBKB Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam silabus ditempuh melalui cara-cara berikut (Puskurbuk, 2010: 18 - 19): (a) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-nilai
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
39
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
(b)
(c)
(d) (e)
(f)
budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di dalamnya; menggunakan Tabel 1 yang memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk menentukan nilai yang akan dikembangkan; mencantumkankan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam Tabel 1 itu ke dalam silabus; mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP; mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.
Hubungan Tabel 1 dan Tabel 2 dalam penyusunan RPP sebagai berikut. Tabel 1: Digunakan oleh guru untuk mengetahui dan memahami pengertian dari setiap nilai dan indikator yang hendak dicapai dalam proses kegiatan belajar mengajar. Tabel 2: Membantu guru mata pelajaran dalam menentukan nilai yang harus diajarkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut. In-House Training (IHT) IHT dilakukan di tempat sendiri, dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di sekolah. Training (pelatihan) adalah tindakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sumber daya dalam suatu organisasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu (Flipo, 1961). Training (pelatihan) adalah proses membantu sumber daya yang terdapat dalam suatu organisasi untuk memperoleh efektivitas
Tabel 1: Deskripsi Nilai dan Indikator Pendidikan Budaya dan Karakte Bangsa (Pengembangan PBKB-Pedoman Sekolah, Puskurbuk, 2010 ) ) Indikator Nilai dan Deskripsi 7-9 R e l i gi u s : Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Mengagumi kebesaran Tuhan melalui kemampuan manusia dalam melakukan sinkronisasi antara aspek fisik dengan aspek kejiwaan. Mengagumi kebesaran Tuhan karena kemampuan dirinya untuk hidup sebagai anggota masyarakat. Mengagumi kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan berbagai alam semesta. Mengagumi kebesaran Tuhan karena adanya agama yang menjadi sumber keteraturan hidup masyarakat. Mengagumi kebesaran Tuhan melalui berbagai pokok bahasan dalam berbagai mata pelajaran.
Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
40
Tidak menyontek ataupun menjadi plagiat dalam mengerjakan setiap tugas. Mengemukakan pendapat tanpa ragu tentang suatu pokok d i s ku s i . Mengemukakan rasa senang atau tidak senang terhadap pelajaran.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Indikator Nilai dan Deskripsi 7-9 Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Menyatakan sikap terhadap suatu materi diskusi kelas. Membayar barang yang dibeli di toko sekolah dengan jujur. Mengembalikan barang yang dipinjam atau ditemukan di tempat umum.
Toleransi: Tidak menggangu teman yang berbeda pendapat. Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, Menghormati teman yang berbeda adat-istiadatnya. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang Bersahabat dengan teman dari kelas lain berbeda dari dirinya. Disiplin: Selalu tertib dalam melaksanakan tugas-tugas kebersihan sekolah. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada Tertib dalam berbahasa lisan dan tulis. berbagai ketentuan dan Patuh dalam menjalankan ketetapan-ketetapan organisasi peserta didik. peraturan. Menaati aturan berbicara yang ditentukan dalam sebuah diskusi kelas. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya tulis. Kerja keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. K r e at i f : Berpikir dan melakukan sesuatu yang menghasilkan cara atau hasil baru dari yang telah dimiliki.
Mengerjakan semua tugas kelas selesai dengan baik pada waktu yang telah ditetapkan. Tidak putus asa dalam menghadapi kesulitan dalam belajar. Selalu fokus pada pelajaran. Mengajukan pendapat yang berkenaan dengan suatu pokok bahasan. Bertanya mengenai penerapan suatu hukum/teori/prinsip dari materi lain ke materi yang sedang dipelajari.
Mandiri: Melakukan sendiri tugas kelas yang menjadi tanggung Sikap dan prilaku yang tidak jawabnya. mudah tergantung pada orang Mencari sendiri di kamus terjemahan kata bahasa asing lain dalam menyelesaikan untuk bahasa Indonesia atau sebaliknya. tugas-tugas. Demokratis: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Memilih ketua kelompok berdasarkan suara terbanyak. Memberikan suara dalam pemilihan di kelas dan sekolah. Mengemukakan pikiran tentang teman-teman sekelas. Ikut membantu melaksanakan program ketua kelas. Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
41
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Indikator Nilai dan Deskripsi 7-9 Rasa ingin tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Semangat kebangsaan: Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cinta tanah air: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pelajaran. Bertanya kepada sesuatu tentang gejala alam yang baru terjadi. Bertanya kepada guru tentang sesuatu yang didengar dari ibu, bapak, teman, radio, atau televisi. Turut serta dalam upacara peringatan hari pahlawan dan proklamasi kemerdekaan. Mengemukakan pikiran dan sikap mengenai ancaman dari negara lain terhadap bangsa dan negara Indonesia. Mengemukakan sikap dan tindakan yang akan dilakukan mengenai hubungan antara bangsa Indonesia dengan negara bekas penjajah Indonesia. Menyenangi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia. Menyenangi keberagaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia. Mengagumi dan menyenangi produk, industri, dan teknologi yang dihasilkan bangsa Indonesia
Menghargai prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati keberhasilan orang lain.
Mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik-baiknya. Berlatih keras untuk berprestasi dalam olah raga dan kesenian. Hormat kepada sesuatu yang sudah dilakukan guru, kepala sekolah, dan personalia sekolah lain. Menceritakan prestasi yang dicapai orang tua. Menghargai hasil kerja pemimpin di masyarakat sekitarnya. Menghargai tradisi dan hasil karya masyarakat di sekitarnya.
Bekerja sama dalam kelompok di kelas. Bersahabat/ komunikatif: Tindakan yang Berbicara dengan teman sekelas. memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja Bergaul dengan teman sekelas ketika istirahat. sama dengan orang lain Bergaul dengan teman lain kelas.
42
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Indikator Nilai dan Deskripsi 7-9 Cinta damai: Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Melindungi teman dari ancaman fisik. Berupaya mempererat pertemanan. Ikut berpartisipasi dalam sistem keamanan sekolah.
Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Membaca buku atau tulisan keilmuan, sastra, seni, budaya, teknologi, dan humaniora.
Peduli sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Ikut dalam berbagai kegiatan sosial.
Peduli lingkungan : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Membaca koran/majalah dinding.
Meminjamkan alat kepada teman yang tidak membawa atau tidak punya. Mengikuti berbagai kegiatan berkenaan dengan kebersihan, keindahan, dan pemeliharaan lingkungan.
Tabel 2: Peta Gambaran Keterkaitan antara Mata Pelajaran dengan Nilai yang Dapat Dikembangkan untuk Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Pengembangan PBKB - Pedoman Sekolah, Puskurbuk, 2010 ). Jenjang Pendidikan Dasar Mata Pelajaran
Jenjang Kelas 7-9
Pendidikan - Semangat kebangsaan Kewargane- - Cinta tanah air garaan (PKn) - Menghargai Prestasi - Bersahabat - Komunikatif - Cinta Damai - Senang membaca - Peduli sosial - Peduli lingkungan, - Religius
Mata Pelajaran
Jenjang Kelas 7-9 Jujur Toleran Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Percaya R e sp e k
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
43
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Jenjang Kelas
Mata Pelajaran
7-9
- Saling berbagi -
R e l i gi u s Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri
- Demokrasi - Rasa Ingin Tahu - Cinta Tanah Air - Menghargai Prestasi - Bersahabat/ Komunikatif - Cinta Damai - Peduli Sosial Matematika
Peduli Lingkungan Kritis Terbuka Kemanusiaan Optimis
- Teliti - Kreatif - Patang menyerah - Rasa ingin Tahu
IPS
--
R e l i gi u s Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri
- Rasa ingin tahu - Cinta tanah air
44
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
7-9 - Menghargai prestasi - Bersahabat
- Bertanggung jawab
Bahasa Indonesia
Jenjang Kelas
Mata Pelajaran
- Senang membaca - Peduli sosial - Peduli lingkungan IPA
- Peduli kesehatan - Nilai intelektual - R e l i gi u s - Empati - Mandiri - Disiplin - Toleransi - Hati-hati - Bersahabat/komunikasi - Peduli sosial - Tanggung jawab - Peduli lingkungan - Nilai susila - Kerja keras - Rasa ingin tahu - Senang membaca - Estetika - Nilai ekonomi -
Kreatif Teliti Skeptis Menghargai prestasi Pantang menyerah Terbuka Jujur Cinta damai Objektif Hemat Percaya diri Cinta tanah air
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan skill, knowledge dan Attitude ( Sherwood dan Best, 1958). Pengertian skill, knowledge, dan Attitude Setiap job (pekerjaan) terdiri dari tiga elemen, yaitu skill, knowledge, dan attitude (SKA). Ketiga elemen tersebut diperlukan dalam pembuatan modul pelatihan, sebab SKA berperan untuk menuntun tujuan pembuatan modul pelatihan dan untuk mencapai tujuan dari pelatihan. Skill (keterampilan) adalah kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki atau diperoleh seseorang sehingga dapat atau mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas tertentu. Mempelajari skill membutuhkan suatu praktek dan selalu dihubungkan dengan psikomotor manusia, suatu hal yang mustahil untuk mempelajari sebuah skill hanya dengan mendengarkan seseorang berbicara mengenai hal tersebut, melihat sebuah demonstrasi, atau hanya dengan membaca sebuah buku tanpa mempraktekannya (Nadler, 1981). Knowledge (pengetahuan) adalah informasi, pengertian atau pengetahuan mengenai suatu subyek yang dimiliki oleh seseorang dan bersifat kognitif. Berbeda dengan skill, dalam mempelajari suatu knowledge seseorang tidak perlu mempraktekannya, cukup hanya dengan membaca, melihat ataupun memahaminya saja (Nadler, 1981). Attitude (Sikap) adalah cara seseorang merasakan, berpikir, berprilaku atau bersikap dalam melakukan atau menghadapi sesuatu hal. Terdapat berapa pengamat yang berkeras bahwa attitude adalah area yang paling kontroversial dari kedua elemen yang telah disebutkan di atas, tidak dapat diamati, diukur, dan dipelajari. Akan tetapi di lain pihak beberapa pengamat lain mengatakan bahwa dalam suatu pelatihan attitude adalah suatu hal yang penting dan dapat dipelajari selain knowladge dan skill walaupun tidak selalu diamati. Terlepas dari semua itu, attitude dari seseorang tetaplah sangat berpengaruh dalam menentukan kinerja mereka dalam melakukan suatu job (Nadler, 1981), sebab attitude berkaitan dengan sikap seseorang pada saat melakukan pekerjaannya. Seorang guru memperlihatkan sikap yang positif terhadap
lingkungan kerjanya. Misalnya, contoh seorang operator produksi yang patuh pada prosedur kerja dan memperhatikan unsur safety pada saat mengoperasikan mesin, dapat menghindarkan dirinya sendiri, pekerja lain maupun mesin tersebut dari resiko bahaya yang timbul akibat sikap kerja yang buruk. Oleh sebab itu, dalam konteks pelatihan teknis unsur attitude dari suatu job tidak dapat dihilangkan. Menurut Cherrington (1995;358), dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job training dan of the job training. Pada PTS ini yang akan digunakan adalah of the job training, yang lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang. Of the job training dibagi menjadi 13 macam, yaitu vestibule training, lecture, independent self – study, visual presentasions, conferencing, case studies, role playing, simulation, programmed instruction, lLaboratory training, dan programed group exercise. Dari 13 macam of the job training, dalam PTS ini dipilih of the job training. - Lecture, merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan. Simulation, pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara tehnikal dan motor skill. Programed group exercise, pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan. IHT dapat meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan nilai-nilai PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Hal ini didukung oleh Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan oleh Heldy Eriston, S.Pd (Kepala SMK Teknik Industri Purwakarta) dengan judul, Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Membuat Powerpoint Untuk Media Pembelajaran Melalui IHT di SMK Teknik Industri Purwakarta , yang diadakan pada tahun 2011. Hasil dari PTS tersebut menyimpulkan : “ In-House Training bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Tindakan yang telah mencapai hasil 86% melampaui Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
45
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
indikator yang telah ditetapkan yaitu 75% menunjukan bahwa IHT dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran “. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori yang diungkap di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada Gambar 1.
Masalah
Metode Penelitian Subjek Penelitian, Lokasi dan Waktu Subjek Penelitian : Sembilan orang guru tetap yayasan (GTY) SMPK BPK PENABUR Cimahi pada tahun ajaran 2011-2012. Lokasi Penelitian: SMPK BPK PENABUR, Jln. Encep Kartawiria No. 75 Cimahi.
T
Gambar 1:. Kerangka Berpikir Pelaksanaan pendidikan karakter saat ini di sekolah diharapkan mengalami perubahan. Perubahan yang diperlukan tidak mengubah kurikulum yang berlaku tetapi menghendaki sikap baru dan keterampilan baru dari para guru, kepala sekolah dan konselor sekolah. Sikap dan keterampilan baru tersebut merupakan persyaratan yang harus dipenuhi (condition sine qua non) untuk keberhasilan implementasi pendidikan karakter. Perubahan sikap dan penguasaan keterampilan yang dipersyaratkan tersebut hanya dapat dikembangkan melalui pendidikan dalam jabatan yang terfokus, berkelanjutan, dan sistemik (Panduan Pelatihan Pendidikan Karakter Kemendiknas, 2011). Dengan demikian pendidikan karakter akan berhasil kalau kepala sekolah dan guru mempunyai pemahaman yang benar tentang pembelajaran nilai-nilai PBKB, serta mempunyai keterampilan/kemampuan dan kemauan mengimplementasikan dalam KBM. Model pembelajaran “PAIKEM” yang memung-kinkan nilai-nilai PBKB dengan sendirinya akan terintegrasi dalam proses pembelajaran mata pelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan/ kemampuan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai PBKB yang terintegrasi dalam mata pelajaran, maka perlu adanya tindakan yaitu mengadakan IHT.
46
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Tabel 3 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No.
Bulan
Kegiatan Agust
1.
In-House Training
2.
Siklus 1
3.
Siklus 2
4.
Penyusunan Hasil PTS
S ep t
Okt
Waktu Penelitian: Agustus 2011-Oktober 2011 yang rinciannya seperti tertera pada Tabel 3. Presedur Penelitian Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah : Kemampuan guru mengimplementasikan PBKB sebagai variabel masalah dan IHT sebagai variabel tindakan. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), yaitu penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru, untuk meningkatkan kemampuan guru mengimplementasikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang bermuatan PBKB.
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Metode penelitian adalah metode kuantitatif dalam bentuk pendekatan deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus. Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara, dan observasi/pengamatan. Hal itu sesuai dengan metode dan pendekatan yang peneliti gunakan yaitu metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru Mata Pelajaran dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB, selanjutnya peneliti memberikan alternatif atau usaha guna meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan nilai PBKB. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Sekolah, menurut Sudarsono, (1999:2) yakni: 1. Persiapan Tindakan apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB. Solusinya yaitu dengan melakukan: (a) wawancara dengan guru dengan menyiapkan lembar wawancara, (b) diskusi dalam suasana yang menyenangkan, dan (c) memberikan bimbingan dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB. 2. Pelaksanaan Apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB yaitu dengan memberikan bimbingan berkelanjutan pada guru di sekolah binaan. 3. Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan terhadap implementasi RPP bermuatan PBKB yang telah dibuat, guna untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB, hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilaksanakan oleh guru dalam mencapai sasaran.Ide pokok adalah mencatat apa yang terjadi dalam pertemuan dan wawancara. Rekaman dari pertemuan dan
wawancara akan digunakan untuk analisis dan komentar kemudian. 4. Refleksi Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil dari refleksi, peneliti bersama guru melaksanakan revisi atau perbaikan dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB yang telah disusun agar sesuai dengan rencana awal yang mungkin saja masih bisa sesuai dengan apa yang peneliti inginkan. Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto, dkk. (2006:74). Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus. Artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dan wawancara. 1. Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pemahaman guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB. 2. Pengamatan dipergunakan untuk mengumpulkan data dan melihat kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB. Analisis Data Data hasil wawancara dan observasi akan dikelompokan dan dianalisis berdasarkan aspeknya untuk tiap siklus dengan tehnik analisis diskriptif dan dilihat perkembanganya tiap pertemuan, apakah sudah mencapai indikatitor yang diharapkan. Pada siklus 1 akan dianalisis kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP berkarakter PBKB dengan target
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
47
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
pencapaian 50 % guru mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik, sedangkan pada siklus 2 akan dianalisis kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP berkarakter PBKB dengan target pencapaian 80% guru mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik. Adapun indikator – indikatornya tersusun dalam instrumen penelitian, sebagai berikut. Wawancara 1. Guru dapat menyatakan pendapatnya tentang PBKB yang perlu diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang diampunya. 2. Guru dapat menyebutkan skenario yang akan dilakukan dalam mengimplementasikan nilai-nilai PBKB yang sudah dicantumkan dalam RPP. Pengamatan : 1. Dalam apersepsi guru dapat menampakan salah satu nilai atau lebih PBKB yang telah ditentukan di RPP.
2.
Dalam kegiatan inti guru dapat menampakan salah satu nilai atau lebih PBKB yang telah ditentukan di RPP. 3. Dalam kegiatan penutup guru menekankan kembali nilai-nilai PBKB yang telah ditentukan di RPP. 4. Prosentase nilai-nilai PBKB yang dicantumkan di RPP terimplementasikan dalam kegiatan KBM ( 25%, 50%, 75%, 100%). 5. Guru memberikan reward bagi siswa yang telah menunjukan nilai PBKB dalam proses KBM. 6. Guru memberikan punishment kepada siswa yang belum menunjukan prilaku nilai PBKB dalam proses KBM. 7. Guru mempunyai daftar nilai terhadap siswa yang telah menampakan nilai-nilai PBKB. 8. Guru melibatkan siswa sesuai dengan potensinya untuk terlibat aktif dalam proses KBM. 9. Guru menghormati keberagaman kemampuan siswa. 10. Guru menggunakan kata-kata yang membangun kepribadian siswa.
Permasalahan
Permasalahan baru hasil refleksi
Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan Sekolah
48
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Hasil Penelitian Kondisi Awal Pada awal sebelum ada tindakan meningkatkan kemampuan guru di SMPK BPK PENABUR Cimahi dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB, guru belum pernah mendapatkan penjelasan tentang pentingnya konsep nilai-nilai PBKB dalam proses pembelajaran. Nilai-nilai PBKB hanya diadopsi dari internet dan pencantum PBKB baru ada dalam silabus. Pencatuman nilai-nilai PBKB hanya sebatas memenuhi administrasi pembelajaran dan belum sepenuhnya terimplementasi dalam kegiatan belajar mengajar. Siklus 1 Tujuan PTS ini adalah : (a) mengetahui efektifitas IHTdalam meningkatkan kemampuan guru mengimple-mentasikan RPP bermuatan PKPB di SMPK BPK PENABUR Cimahi, dan b) menemukan langkah-langkah IHT yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Siklus 1 dilaksanakan pada akhir Juli tahun 2011 dengan kegiatan sebagai berikut. 1. Perencanaan Sesuai dengan fokus tujuan di atas, kegiatan perencanaan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut. a. Mendesain format dan susunan acara IHT yang akan dilaksanakan. b. Mempersiapkan materi untuk IHT yaitu materi konsep PAIKEM dan penyusunan RPP yang bermuatan PBKB. c. Mempersiapkan model pembelajaran untuk dijadikan diskusi dalam IHT. d. Mempersiapkan lembar wawancara untuk mengetahui efektifitas IHT untuk menambah pengetahuan tentang mengim-plementasikan nilai-nilai PBKB dalam pembelajaran. e. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai PBKB dalam proses pembelajaran.
2.
Pelaksanaan Tindakan IHTdilaksanakan tanggal 6 Agustus 2011 diruang Multimedia SMPK BPK PENABUR Cimahi dari pukul 08.00 – 13.00 wib ( 5 jam) dengan langkah-langkah sebagai berikut. a Menjelaskan penyusunan RPP yang memasukan nilai-nilai PBKB b Penjelasan tentang konsep PAIKEM yang identik dengan pengimplementasian nilai-nilai PBKB. c Penjelasan tentang pengajaran nilainilai PBKB yang terintegrasi dalam mata pelajaran. d Mendiskusikan model pembelajaran yang berkonsep PAIKEM dan menanamkan nilai-nilai PBKB. f Mengadakan micro teaching mengimplementasikan nilai-nilai PBKB. g Melakukan refleksi terhadap kegiatan IHT Guru diberikan tugas merevisi kembali RPP yang telah dibuatnya untuk digunakan dalam pembelajaran yang akan disupervisi. Guru yang melakukan Revisi sembilan (9) orang menjadi objek penelitian, sudah membuat RPP yang mencantumkan nilainilai PBKB.
3. Pengumpulan Data a. Wawancara Pada tahap ini, kepala sekolah sebelum melakukan observasi, melakukan wawancara kepada guru yang akan diteliti, dengan hasil data pada Tabel 4. b. Observasi Pada tahap ini, kepala sekolah sebagai peneliti melakukan pemantauan selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung dengan lembar obser-vasi yang telah tersedia. Hasil aktivitas guru yang diamati sesuai Tabel 5 Dari hasil wawancara dan observasi seperti tergambar dalam Tabel 5, yaitu guru yang mempunyai kemampuan mengimplementasikan RPP yang bermuatan nilai-nilai PBKB. Data wawancara dan observasi menunjukkan 5 (lima) orang guru (56%)
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
49
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Tabel 4 : Hasil Wawancara Siklus 1 Pemahaman Konsep PBKB Kategori Kemampuan
Kurang
C ukup
Baik
Sangat Baik
Guru - 1
-
-
V
-
Guru - 2
-
-
V
-
Guru - 3
-
-
-
V
Guru - 4
-
-
-
V
Guru - 5
-
-
V
-
Guru - 6
-
-
V
-
Guru - 7
-
-
V
-
Guru - 8
-
V
-
-
Guru - 9
-
V
-
-
0% (-)
22% (2 guru)
56% (5 guru)
22% (5 guru)
Prosentase Jumlah
Tabel 5 : Hasil Observasi Siklus 1 Implementasi Nilai-Nilai PBKB Kategori Kemampuan
Kurang
C ukup
Baik
Sangat Baik
Guru - 1
-
V
-
-
Guru - 2
-
-
V
-
Guru - 3
-
-
V
V
Guru - 4
-
-
V
V
Guru - 5
-
-
V
-
Guru - 6
-
V
-
-
Guru - 7
-
-
V
-
Guru - 8
-
V
-
-
Guru - 9
-
V
-
-
0%
44% (4 guru)
56% (5 guru)
0%
Prosentase Jumlah
50
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
mempunyai kemampuan kategori sama dengan lebih baik dalam mengimplementasikan RPP yang bermuatan nilai-nilai PBKB dalam proses kegiatan belajar mengajar. Indikator pencapaian yang telah ditetapkan pada siklus/ tahap 1 adalah 50% guru mempunyai kemampu-an sama dengan lebih kategori baik, maka penulis menyimpulkan bahwa IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan nilainilai PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Untuk meyakinkan kesimpulan di atas, maka penulis mengadakan siklus ke-2 dengan peningkatan indikator pencapaian yang telah ditetapkan 80% guru mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik. 4. Evaluasi dan Refleksi Setelah siklus 1selesai maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama observer, konsultan, dan guru untuk menentukan tindakan perbaikan siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil kesimpulan bahwa dalam IHT ke-2 harus ada penambahan waktu dan kegiatan penilaian terhadap sampel dokumen dan pemberian contoh materi Siklus 2 1. Perencanaan Pada siklus 2 tahapan dan prosedur pelaksanaan IHT sama dengan siklus 1 dan perbaikanperbaikan yang diperlukan sesuai hasil evaluasi pelaksanaan pada siklus 1. Dari hasil refleksi pada siklus 1 perlu dilakukan
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
perencanaan yang lebih baik untuk IHT 2 harus ada penambahan waktu dan satu kegiatan yaitu memberikan penilaian dan sharing/evaluasi terhadap 2 sampel dokumen dalam bentuk film pada saat guru diobservasi pada siklus 1, dan memberikan contoh materi sisipan untuk membantu pengenalan nilai-nilai PBKB.
2.
Pelaksanaan Pelaksanaan IHT 2 dilakukan pada tgl.15 September 2011 pukul 08.00 – 14.00 WIB. 3. Pengumpulan data a. Wawancara Data hasil wawancara tentang pemahaman guru atas konsep PBKB dibandingkan dengan hasil pada siklus 1 adalah seperti tertera pada Tabel 6 dan Gambar 3.
Tabel 6 : Perbandingan Hasil Wawancara siklus 1 - 2 Perbadingan Kategori Kemampuan
Siklus 1
Siklus 2
Pemahaman Konsep PBKB
Pemahaman Konsep PBKB
K
C
B
SB
K
C
B
SB
Guru - 1
-
-
V
-
-
-
V
-
Guru - 2
-
-
V
-
-
-
V
-
Guru - 3
-
-
-
V
-
-
-
V
Guru - 4
-
-
-
V
-
-
-
V
Guru - 5
-
-
V
-
-
-
-
V
Guru - 6
-
-
V
-
-
-
V
-
Guru - 7
-
-
V
-
-
-
V
-
Guru - 8
-
V
-
-
-
-
V
-
Guru - 9
-
V
-
-
-
-
V
-
0%
22% (2 guru)
56% (5 guru)
0%
0%
0%
56% (6 guru)
44% (3guru)
Prosentase Jumlah
0 Kurang
Gambar 3 : Tingkat Pemahaman Konsep PBKB Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
51
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Data implementasi nilai-nilai PBKB dalam siklus 2 dibandingkan dengan siklus 1 tertera pada Tabel 7 dan Gambar 4.
Dari hasil wawancara dan observasi pada siklus 2 tergambar dalam tabel 7 atau Gambar 4 terlihat guru yang mempunyai kemampuan mengimplementasikan RPP bermuatan nilai-nilai PBKB. Data wawancara dan observasi menunjukkan terdapat 9 (sembilan) orang guru
b. Observasi Setelah mengadakan observasi, dihasilkan data pada Tabel 7 dan Gambar 4.
Tabel 7 : Perbandingan Hasil Observasi Siklus 1 - 2 Siklus 1
Siklus 2
Implementasi Nilai-Nilai PBKB
Implementasi Nilai-Nilai PBKB
K
C
B
SB
K
Guru - 1
-
V
-
-
Guru - 2
-
-
V
Guru - 3
-
-
Guru - 4
-
Guru - 5
Perbadingan Kategori Kemampuan
C
SB
-
-
V
-
-
-
-
V
-
V
-
-
-
-
V
-
V
-
-
-
-
V
-
-
V
-
-
-
-
V
Guru - 6
-
V
-
-
-
-
V
-
Guru - 7
-
-
V
-
-
-
-
V
Guru - 8
-
V
-
-
-
-
V
-
Guru - 9
-
V
-
-
-
-
V
-
0%
44% (4guru)
56% (5guru)
56% (5guru)
44% (4guru)
Prosentase Jumlah
0%
0%
0%
0 Kurang
Gambar 4 : Tingkat Pemahaman Konsep PBKB 52
B
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
mentasikan RPP berkarakter PBKB dengan target pencapaian 80 % guru mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik. Setelah tindakan siklus 1 dilaksanakan sudah ada peningkatan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan RRP yang 0 bermuatan PBKB sebagai berikut. 1 Tidak ada guru (0%) Gambar 4: Tingkat Kemampuan Mengimplementasikan PBKB yang mempunyai kemampuan kategori kurang, jadi (100%) mempunyai kemampuan kategori dengan IHT yang pertama guru sudah sama lebih baik dalam mengimplemempunyai pemahaman bahwa PBKB bisa mentasikan RPP yang bermuatan nilai-nilai diajarkan secara terintegrasi dalam PBKB dalam proses kegiatan belajar pelajaran dan sudah mencantumkannya mengajar. dalam administrasi pembelajaran silabus dan RPP. 4. Evaluasi dan Refleksi : 2 Terdapat 4 (empat) orang guru (44%) yang Setelah selesai siklus 2 maka diadakan mempunyai kemampuan kategori cukup, refleksi mengenai kelemahan atau guru sudah menampakan perubahan dalam kekurangan dari pelaksanaan tindakan mengajar dan mengimplemtasikan RPP yang pada siklus 2. Dari hasil refleksi dapat bermuatan PBKB, tetapi kegiatan belajar diambil kesimpulan bahwa dalam IHT yang mengajar masih terlalu banyak didominasi ke-2 dengan penambahan waktu, sharing/ oleh guru. evaluasi dokumenter dan penjelasan materi 3 Terdapat 5 (lima) orang guru (56%) yang sisipan berhasil meningkatkan 9 orang mempunyai kemampuan kategori baik, (100%) guru yang memiliki kemampuan prinsip-prisip “PAIKEM” dikembangkan kategori sama lebih baik. dengan baik dimana siswa sudah menjadi subjek dalam pembelajaran. Pembahasan 4 Belum ada guru (0%) yang mempunyai kemampuan sangat baik dalam mengimTeknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu, plementasikan RPP yang bermuatan nilaiwawancara dan observasi. Data hasil wawannilai PBKB dalam proses kegiatan belajar cara dan observasi akan dikelompokan dan mengajar “. dianalisis berdasarkan aspeknya untuk tiap Indikator pencapaian yang telah ditetapkan siklus dengan tehnik analisis diskriptif dan pada siklus/tahap 1 adalah 50% guru dilihat perkembanganya tiap pertemuan, apakah mempunyai kemampuan sama dengan lebih sudah mencapai indikatitor yang diharapkan. kategori baik, dan hasil siklus 1 ada 56% guru Pada siklus 1 akan dianalisis kemampuan guru yang mempunyai kemampuan sama dengan dalam mengimplementasikan RPP berkarakter lebih kategori baik, maka peneliti menyimPBKB dengan target pencapaian 50 % guru pulkan bahwa IHT dapat meningkatkan mempunyai kemampuan sama dengan lebih kemampuan guru dalam mengimplekategori baik, sedangkan pada siklus 2 akan mentasikan RPP bermuatan nilai-nilai PBKB di dianalisis kemampuan guru dalam mengimpleSMPK BPK PENABUR Cimahi
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
53
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Untuk mendukung pernyataan di atas, peneliti melakukan tindakan siklus 2 dengan meningkatkan target pencapaian 80% , setelah dilaksanakan tindakan IHT yang ke-2 terjadi peningkatan pemahaman dan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplemntasikan RPP yang bermuatan PBKB sebagai berikut. 1 Pemahaman guru tentang konsep PBKB yang harus terintegrasi dalam mata pelajaran dan tercantum dalam administrasi pembelajaran Silabus dan RPP terjadi peningkatan dari kategori cukup 2 orang (22%) pada siklus 1, pada siklus 2 pemahaman guru sudah meningkat yaitu kategori baik 6 orang (56%) dan sangat baik 3 orang (44%). 2 Dengan meningkatnya pemahaman guru tentang PBKB, terjadi peningkatan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP yang bermuatan PBKB sebagai berikut : Siklus 1 guru dengan kategori cukup 4 orang (44%), maka di siklus 2 kemampuan guru tidak ada di kategori cukup, kemampuan guru dalam kategori baik pada siklus 1 dan 2 terdapat 5 orang (56%), tetapi ada pergeseran dari yang cukup ke baik dan dari baik ke sangat baik. Guru yang mempunyai kemampuan sangat baik menjadi 4 orang guru (44%). Dengan demikian jumlah guru yang memiliki kemampuan dalam kategori sama dengan lebih baik adalah 9 orang guru (100%). Indikator pencapaian yang telah ditetapkan pada siklus/tahap 2 adalah 80% guru mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik, dan hasil siklus 2 ada 100% guru yang mempunyai kemampuan sama dengan lebih kategori baik, maka peneliti menyimpulkan bahwa IHT dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan RPP bermuatan nilai-nilai PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi.
2.
3.
Saran 1.
2.
Kesimpulan 1.
54
Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan disimpulkan bahwa pelaksanaan IHT signifikan dapat meningkatkan
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan RPP bermuatan PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi. Data yang diperoleh menunjukan 9 orang guru tetap (GTY) yang dijadikan objek penelitian dan setelah diadakan tindakan In House Training, guru tersebut sudah mempunyai kemampuan dalam kategori sama dengan lebih baik dalam mengimplementasikan RPP yang bermuatan PBKB. Langkah-langkah IHT yang dapat meningkatkan kemampuan guru mengimplementasikan nilaia-nilai PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi adalah : (a) menjelaskan penyusunan RPP yang memasukan nilai-nilai PBKB (b) penjelasan tentang konsep paikem yang identik dengan pengimplementasian nilai-nilai PBKB. (c) penjelasan tentang pengajaran nilainilai PBKB yang terintegrasi dalam mata pelajaran. (d) mendiskusikan model pembelajaran yang berkonsep paikem dan menanamkan nilai-nilai PBKB. (e) mengadakan micro teaching ( simulasi) mengimplementasikan nilai-nilai PBKB. (f) melakukan refleksi terhadap kegiatan in house training (g) memberikan penilaian dan sharing terhadap 2 sampel dokumen dalam bentuk film pada saat guru diobservasi pada siklus 1, dan (h) memberikan contoh materi sisipan untuk membantu pengenalan nilai-nilai PBKB
Kepada semua Kepala sekolah disarankan melakukan In-House Training dalam meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran dalam mengimplemntasikan RPP yang bermuatan PBKB. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan konsep “PAIKEM” dalam mengimplementasikan nilai-nilai PBKB, sehingga siswa dengan sendirinya sudah mempraktekannya dalam kelas (Pendidikan karakter berbasis kelas).
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
3.
Nilai-nilai PBKB akan berhasil apabila sekolah menjadikannya sebagai program berbasis budaya kelas, sekolah, kegiatan sepontan dan pengkondisian, sehingga semua steakholder pendidikan ikut terlibat secara aktif.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian tindakan. Yogyakarta: Aditya Media Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2011). Panduan pelatihan pendidikan karakter Eriston, Heldy. (2011). PTS meningkatan kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran melalui IHT di SMK Teknik industri Purwakarta http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/ pelatihan-tenaga-kerja-difinisitujuan_11.html http://www.scribd.com/doc/32572123/1PAIKEM
Kesuma, Dharma, dan Cepi Triatna, Johar Permana. (2011). Pendidikan karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. (2010). Bahan pPelatihan: Pengembangan pendidikan budaya bangsa Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter Subagio. Kompetensi Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran ( http://Subagiosubagio.blogspot.com/2010 Sudarsono, FX. Konsep Dasar Penelitian Tindak Kelas. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas, Lembaga Penelitian IKIP Semarang, 9 September 1999. Syah, Muhibbin dan Rahayu Kariadinata. (2009). Bahan pelatihan pembelajaran PAIKEM. Bandung: PLPG UIN Sunan Gunung Djati Training ( http://digilib.petra.ac.id)
Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
55