TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
20
PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN SUPERVISI AKADEMIK
Sardiyo Email:
[email protected] Alumni Pascasarjana UNS Bekerja sebagai Kepala Sekolah di SMAN Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran melalui supervisi akademis di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan sekolah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada siklus I sebagian guru (8 guru/57,14% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Pada siklus II sebanyak (12 guru/85,71% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah menerapkan langkah-langkah berdasarkan skenario pembelajaran yang telah di susun (pendahuluan, penjelasan prosedur pembelajaran, penyajian problematika/ masalah, mengumpulkan informasi/data, memcari jawaban sementara, mengumpulkan data untuk menguji jawaban sementara dan menarik kesimpulan sebagai temuan dari proses pencarian konsep. Kata Kunci: kemampuan guru, Pengelolaan Pembelajaran, Supervisi Akademis.
IMPROVED ABILITY IN THE MANAGEMENT OF LEARNING THROUGH TEACHER ACTIVITY ACADEMIC SUPERVISION Abstract
Keywords:
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
PENDAHULUAN
21
sekolah. Tujuan pendidikan menurut Undang-
Sekolah merupakan sistem yang terdiri dari
Undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem
beberapa komponen yang saling berinteraksi,
Pendidikan Nasional (2002:7) adalah untuk
berinterelasi dan berinterdependensi dalam
mengembangkan potensi peserta didik agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
suatu sistem ada yang berperan sebagai
kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak
pengendali. Sebagai pengendali tertinggi
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
di sekolah kepala sekolah harus banyak
dan menjadi warga negara yang demokratis
memperhatikan hal-hal yang menyangkut
serta bertanggung jawab.
tugas dan fungsinya. Tugas pokok kepala
Banyak tindakan kepala sekolah yang
sekolah adalah mengantarkan, membimbing,
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
mengetahui, mempelopori, memberi petunjuk,
sekolah, sangat tergantung pada kemampuan
mendidik, dan sebaginya secara singkat dapat
dan peran kepala sekolah dalam membina
dikatakan mempengaruhi mereka yang dipimpin
guru-guru untuk mencapai tujuan tersebut,
sedemikian rupa, sehingga memperoleh
terutama yang sesuai dengan kebutuhan
hasil atau mencapai tujuan yang hendak
daerah setempat. Kedudukan kepala sekolah
dicapai. Untuk dapat memenuhi tugas tersebut,
dalam hal ini sangat penting, sehingga ada
kepala sekolah mempunyai beberapa macam
beberapa pendapat yang mengatakan bahwa
fungsi yang harus dilaksanakan, memurut
penilaian tentang “bagaimana” suatu sekolah
Kartini-Kartono (1993:35) bahwa fungsi
sangat tergantung pada “bagaimana” kepala
kepala sekolah adalah memandu, menuntun,
sekolahnya. Pernyataan ini memberi makna
membimbing, memberi atau membangun
bahwa nasib sekolah itu pada dasarnya
motivasi-motivasi kerja, mengemudikan
tergantung pada cara kepala sekolah mengelola
organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang
sekolahnya. Kepala sekolah dalam hal ini
baik, memberikan supervisi atau pengawasan
hendaknya dipandang sebagai suatu sosok
yang evisien dan membawa para pengikutnya
atau tokoh yang memegang tampuk pimpinan
kepada sasaran yang ingin dituju sesuai
sekolah yang mempunyai kuasa menentukan
dengan ketentuan waktu dan perencanaan.
mobilitas dan arah pencapaian tujuan sekolah.
Kepala sekolah sebagai pemimpin
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
pendidikan mempunyai peran yang sangat
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
besar dalam mengembangkan mutu pendidikan
sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang
22
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima
akademik yang meliputi: pengertian, tujuan
dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi
dan fungsi, prinsip- prinsip, dan dimensi-
kepribadian, manajerial, kewirausahaan,
dimensi substansi supervisi akademik. Konsep
supervisi, dan sosial. Kepala sekolah adalah
supervisi akademik Supervisi akademik
guru yang diberi tugas tambahan sebagai
adalah serangkaian kegiatan membantu guru
kepala sekolah/madrasah sehingga kepala
mengembangkan kemampuannya mengelola
sekolah pun harus memiliki kompetensi
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang disyaratkan memiliki kompetensi guru
pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al;
yaitu: kompetensi paedagogik, kepribadian,
2007).
sosial, dan profesional. Salah satu indikator
Supervisi akademik tidak terlepas dari
kompetensi profesional adalah kompetensi
penilaian kinerja guru dalam mengelola
melakukan supervisi. Tugas di bidang supervisi
pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan
merupakan tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan guru
dalam supervisi akademik adalah melihat
untuk perbaikan pengajaran atau bimbingan.
kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab
Supervisi adalah suatu usaha pemberian
pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang
bantuan terhadap guru untuk memperbaiki atau
sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang
meningkatkan proses dan situasi pembelajaran
sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa
(Sahertian, 1994:83). Tugas kepala sekolah
di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana
adalah memberikan supervisi terhadap teknik
dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas
pembinaan, perbaikan, peningkatan sampai
itu yang bermakna bagi guru dan siswa?,
pada tindak lanjutnya, sehingga proses
apa yang telah dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran dapat berjalan lebih baik dalam
mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dan kekurangan guru dan bagaimana cara
Salah satu tugas kepala sekolah adalah
mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban
melaksanakan supervisi akademik. Untuk
terhadap pertanyaan- pertanyaan ini akan
melaksanakan supervisi akademik secara
diperoleh informasi mengenai kemampuan
efektif diperlukan keterampilan konseptual,
guru dalam mengelola pembelajaran dan
interpersonal dan teknikal (Glickman, at al;
dilanjutkan dengan pembuatan program
2007). Oleh sebab itu, setiap kepala sekolah
supervisi akademik dan melaksanakannya
harus memiliki dan menguasai konsep supervisi
dengan sebaik-baiknya.
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
23
Tujuan supervisi akademik adalah:
mengelola proses pembelajaran, maka menilai
Supervisi membantu guru mengembangkan
unjuk kerja guru dalam mengelola proses
kompetensinya, mengembangkan kurikulum,
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan
mengembangkan kelompok kerja guru, dan
yang tidak bisa dihindarkan prosesnya.
membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)
Penilaian kinerja guru dalam mengelola
(Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).
proses pembelajaran sebagai suatu proses
Supervisi akademik merupakan salah satu
pemberian estimasi mutu kerja guru dalam
(fungsi mendasar (essential function) dalam
mengelola proses pembelajaran, merupakan
keseluruhan program sekolah (Weingartner,
bagian integral dari serangkaian kegiatan
1973; Alfonso dkk., 1981; dan Glickman, et
supervisi akademik. Agar supervisi akademik
al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi
dapat membantu guru mengembangkan
sebagai sumber informasi bagi pengembangan
kemampuannya, maka untuk pelaksanaannya
profesionalisme guru.
terlebih dahulu perlu diadakan penilaian
Secara konseptual, supervisi akademik
kemampuan guru, sehingga bisa ditetapkan
adalah serangkaian kegiatan membantu guru
aspek yang perlu dikembangkan dan cara
mengembangkan kemampuannya mengelola
mengembangkannya.
proses pembelajaran demi pencapaian tujuan
Kenyataan di lapangan menunjukkan
pembelajaran. Supervisi akademik merupakan
bahwa masih banyak guru yang perlu
upaya membantu guru-guru mengembangkan
d i t i ng k a t ka n ke m a m pu a n n ya d a l a m
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
pengelolaan pembelajaran. hal ini juga
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi
dialami oleh sebagian guru-guru di SMAN
akademik itu sama sekali bukan menilai kinerja
Jumapolo. Kondisi di SMAN Jumapolo
guru dalam mengelola proses pembelajaran,
Karangnyar masih ditemukan beberapa guru
melainkan membantu guru mengembangkan
yang belum mengelola pembelajaran yang
kemampuan profesionalismenya. Meskipun
belum sesuai dengan standar proses. Dalam
demikian, supervisi akademik tidak bisa
pembelajaran para guru melakukannya sesuai
terlepas dari penilaian unjuk kerja guru
dengan kebiasaan yang selama ini telah
dalam mengelola pembelajaran. Apabila di
dilakukan sering tidak mengacu pada Rencana
atas dikatakan, bahwa supervisi akademik
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
merupakan serangkaian kegiatan membantu
disusun sebelumnya. Strategi pembelajaran
guru mengembangkan kemampuannya
masih monoton, sehingga strategi dan metode
24
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
pembelajaran yang diterapkan kurang variatif.
memotivasi, mendorong kreativitas, dan
Setiap kali mengajar, masih di dominasi
dialogis; 3) membiasakan peserta didik
dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi.
dapat membentuk karakter dan memiliki
Kegiatan siswa yang bersifat eksplorasi masih
pola pikir serta kebebasan berpikir sehingga
minim dilaksanakan, sehingga siswa pasif
dapat melaksanakan aktivitas intelektual
dan menunggu materi yang disampaikan oleh
yang kreatif dan inovatif, berargumentasi,
guru. Kemampuan guru memanfaatkan media
mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan
pembelajaran juga masih minim (kegiatan di
memprediksi; 4) meningkatkan keterlibatan
laboratorium terbatas, menggunakan laptop
peserta didik secara aktif dalam proses belajar
LCD hanya mengandalkan program power
yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan
point yang telah dibuat untuk beberapa tahun).
mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,
Model penilaian yang dilakukan juga masih
tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh
mengandalkan model penilaian yang telah
guru. 5) menumbuhkan rasa bertanggung
biasa dilakukan selama ini, yaitu; model tes
jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan
terstruktur (formatif dan sumatif), sementara
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
model penilaian outentik, unjuk kerja dan yang
diampunya agar siswa mampu: a) meningkat
bersifat eksploratif serta kreativitas siswa masih
rasa ingin tahunya; b) mencapai keberhasilan
jarang dilakukan. Pengelolaan pembelajaran
belajarnya secara konsisten sesuai dengan
masih di dominasi oleh guru, mulai dari
tujuan pendidikan; c) memahami perkembangan
pendahuluan, kegiatan inti sampai pada
pengetahuan dengan kemampuan mencari
evaluasi. Kondisi tersebut mengakibatkan mutu
sumber informasi; d) mengolah informasi
pengelolaan pembelajaran kurang optimal.
menjadi pengetahuan; e) menggunakan
Peningkatan mutu pengelolaan
pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
pembelajaran dapat dilakukan melalui
f ) m eng kom un i kas i ka n pen get a hua n
supervise akademik melalui kegiatan penelitian
pada Supervisi KKKS pihak lain; dan
tindakan sekolah dengan memberikan
g) mengembangkan belajar mandiri dan
bekal pada guru sebagai berikut: 1) model
kelompok dengan proporsi yang wajar.
kegiatan pembelajaran yang mengacu pada
Supervisi akademik juga mencakup buku
standar proses; 2) meningkatkan peran serta
kurikulum, kegiatan pembelajaran, kegiatan
peserta didik dalam proses pembelajaran
pendampingan, dan pelaksanaan bimbingan
secara aktif, kreatif, demokratis, mendidik,
dan konseling. Untuk itu diperlukan peran
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
25
kepala sekolah yang mampu melaksanakan
supervise akademis di SMAN Negeri Jumapolo
tugasnya dengan baik.
Karanganyar.
Satu di antara pengembangan profesi kepala sekolah adalah kemampuan dalam
METODE
supervisi akademis. Sebagian dari kepala
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
sekolah masih ada yang belum memahami
tindakan sekolah yang dilakukan di SMAN
cara melakukan supervisi akademis yang baik,
Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Penelitian
selanjutnya melakukan pembinaan pada guru
dilakukan pada bulan Januari dan Pebruari
dan melaporkan hasilnya. Sebagian dari kepala
2014. Kegiatan ini dilakukan pada 14 guru
sekolah ada pula yang sudah memahaminya
yang masuk rumpun bidang IPS kelas
tetapi belum melakukannya. Untuk mengatasi
11. Penelitian tindakan sekolah dilakukan
hal tersebut, perlu melaksanakan sosialisasi
dengan menggunakan model siklus, sebanyak
dan bimbingan teknik mengenai supervisi
dua siklus. Tahapan pelaksanaan tindakan
akademis kepada para guru. Sosialisasi dan
dilakukan mulai dari perencanaan, tindakan,
bimbingan teknik tentang supervise akademis yang telah dilaksanakan kepala sekolah
tahapan diuraikan pada table berikut:
selama ini ternyata masih belum memadai untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran. Intensitas dan
Tabel 2. Tahapan Penelitian Tindakan No
Tahapan pelaksanaan
1
Pra Siklus
kedalaman penguasaan materi kurang dapat dicapai dengan kedua strategi ini karena terbatasnya waktu. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka upaya untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran perlu dilakukan melalui berbagai strategi. Salah satu strategi yang dilakukan adalah melakukan kegiatan pengembangan profesi kepala sekolah melalui penelitian tindakan sekolah yang terkait dengan upaya peningkatan kompetensi guru dalam pembelajaran melalui
Langkah kerja penelitian Monitoring kompetensi guru dalam pembelajaran (persiapan, pelaksanaan dan penilaian) di SMAN Jumapolo untuk mengetahui perkembangan apakah sesuai dengan standart yang ditetapkan, serta untuk menemukan hambatan dan umpan balik
Keterangan Mendapatkan data awal berupa hasil penilaian awal
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
26
No 2
Tahapan pelaksanaan Siklus 1
Langkah kerja penelitian Perencanaan 1 :Memberikan pendampingan berupa workshop membuat skenario pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar penilaian penerapan model-model pembelajaran kepada guru-guru dan selanjutnya guru membuat perencanaan (scenario) dan mempraktekan dalam pembelajaran Pelaksanaan 1: Memberikan workshop dialnjutkan dengan masingmasing guru menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sesuai dengan RPP dan scenario pembelajaran Observasi 1Melakukan pengamatan terhadap proses pengelolaan pembelajaran untuk mengetahui hasil : mengumpulkan guru dan wakil kepala sekolah mendiskusikan kekurangan dan kelemahan selama prose pembelajaran
Keterangan
No
Tahapan pelaksanaan
Membuat perencanaan dan skenario pembelajaran tahap siklus 1 yang digunakan sebagai dasar praktek pengelolaan pembelajaran 3
Siklus II
Langkah kerja penelitian tujuan memberikan pengarahan tentang kekurangan penyusunan perencanaan pembelajaran dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti pembetulan pada RPP Perencanaan 2 :Memberikan pendampingan berupa workshop perbaikan membuat skenario pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar penilaian penerapan model-model pembelajaran kepada guru-guru dan selanjutnya guru membuat perencanaan (scenario) dan mempraktekan dalam pembelajaran, berdasarkan Pelaksanaan 2: Memberikan workshop dialnjutkan dengan masingmasing guru menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran sesuai dengan RPP dan scenario pembelajaran Observasi
Keterangan
Membuat perbaikan perencanaan dan skenario pembelajaran tahap siklus 2 yang digunakan sebagai dasar praktek pengelolaan pembelajaran
Peningkatan Sardio
No
Tahapan pelaksanaan
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
27
observasi ini peneliti sebagai pengamat Langkah kerja penelitian
Keterangan
2Melakukan pengamatan terhadap proses pengelolaan pembelajaran untuk mengetahui hasil : mengumpulkan guru dan wakil kepala sekolah mendiskusikan kekurangan dan kelemahan selama proses pembelajaran tujuan memberikan pengarahan tentang kekurangan penyusunan perencanaan pembelajaran dan selanjutnya untuk ditindaklanjuti pembetulan pada RPP
Indikator keberhasilan, setelah
dengan menggunakan instrumen pengamatan, 2) mengevaluasi (termasuk memeriksa dan menilai) dalam hal-hal yang berkitan dengan ketrsediaanya perangkat pembelajaran guru maupun pelaksanaannya Teknik Analisa Data, Data penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan standart yang dicapai dari masing masing guru akan diperoleh hasil penelitian dengan disajikan data deskriptif kauntitatif dan kualitatif. Dengan perolehan data kualitatif yang berupa nilai standar yang dicapai pada masing-masing guru selanjutnya untuk digunakan data berupa penilaian kuantitatif
Hasil Dan Pembahasan Pra-Siklus
melaksanakan pendampingan melalui
Sebelum dilakukan supervise akademis,
workshop sekolah i sekolah binaan dalam
dilakukan pengamatan terhadap pengelolaan
rangka meningkatkan kemampuan guru dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru
pengelolaan pembelajaran diharapkan untuk
yang akan diberikan supervisi pra siklus
memperoleh keberhasilan minimal 90% guru
adalah, pembahasan sebelum ada pembinaan
telah dapat mengelola pembelajaran dengan
dari pengawas Dengan hasil penilaian
benar sesuai dengan perencanaan dan scenario
menunjukan bahwa kemampuan guru SMA
pembelajaran yang dibuat..
Negeri Jumapolo mendapatkan penilaian
M e t od e p en gu m pu l a n d at a, d at a
pengelolaan pembelajaran dalam kategori
dikumpulkan dengan menggunakan metode;
cukup dengan skor kuantitatif rata-rata
1) observasi sistematis, dalam pelaksanaan
72,00., belum dapat dikatakan penilaian yang
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
28
baik. Dalam diskusi awal yang dilakukan
penulisan pendahuluan, inti dan penutup.
penelitian dengan wakil kepala sekolah
Pada RPP guru masih banyak yang belum
bidang kurikulum dan 3 orang perwakilan
memberikan kelengkapan intrumen Penilaian
dari guru ditemukan tentang kelemahan
Hasil Belajar yaitu: soal, kunci dan pedoman
guru-guru terdapat dalam mempersiapkan
penskoran. Kelengkapan sumber belajar, hanya
rencana pelaksanaan pembelajaran, skenario
rata-rata 2 buku referensi
pembelajaran, terbatasnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan model-model pembelajaran,
Siklus I Pada siklus I pertama dilakukan melalui
pemanfaatan sumber belajar dan melakukan
empat tahapan, yaitu;
penilaian pemeblajaran.
Tahap perencanaan
Penil aian yang lai n, masih belum
Pada tahap ini penelitian menyiapkan
semuanya menggunakan bahan ajar dan
hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan
metode pembelajaran yang maksimal. Metode
supervisi akademis dalam bentuk workshop
pembelajaran belum dapat menggunkan pilihan
pen gel ol a an pe m bel a j ar an. S ebe l um
yang tepat sesuai alur pengembangan tujuan
melaksanakan kegiatan workshop pengelolaan
dari penerapan materi ajar, kebiasaan guru
pembelajaran disiapkan hal-hal sebagai berikut;
memakai metode ajar yang monoton dalam
1) tempat kegiatan, 2) menyiapkan perangkat
perencanaan penyajiannyanya, sehingga
pembelajaran (jadwal, rencana pembelajaran,
belum jelas pemilihan langkah-langkah proses
lembar observasi, lembar penilaian), media
pembelajaran berdasarkan metode yang
pembelajaran, presensi dan ATK), dan 3)
digunakan. Penilaian media pembelajaran,
menyiapkan peserta workshop.
pada umumnya guru membuat scenario pembelajaran dengan menulis kebiasaan dengan menyamakan sekolah lain yang sudah ada, tanpa menerapkan media dengan kesesuaian tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kondisi kelas, kemampuan guru dan kesesuaian engan kebutuhan dan perkembangan siswa. Kejelasan skenario langkah pembelajaran, belum terlihat pada
Tahap tindakan Setelah perencanaan selesai, selanjutnya penelitian melakukan langkah-langkah; 1) pembukaan, 2) kegiatan inti, penyampaian materi meliputi; penyusunan RPP dan skenario pembelajaran, Model-model pembelajaran inovatif, Eval uasi pembelajaran. dan dilanjutkan dengan workshop pengelolaan
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
29
pembelajaran. Pada tahap tindakan ini
masalah, mengumpulkan informasi/data,
peneliti lebih menfokuskan pada pengelolaan
memcari jawaban sementara, mengumpulkan
pembelajaran (kemampuan guru dalam
data untuk menguji jawaban sementara dan
menerapkan model atau strategi pembelajaran
menarik kesimpulan sebagai temuan dari
inkuiri terbimbing) berdasarkan skenario
proses pencarian konsep. Keterlibatan siswa
yang telah disusun.
Para guru diajak
dalam pembelajaran kelihatan aktif, rasa
mempersiapkan skenario pembelajaran,
ingin tahu tinggi dan motivatif. Para siswa
sumber belajar, dan media pembelajaran.
berusaha mencari sumber belajar (referensi)
Langkah-langkah supervisi akademis yang
tidak hanya terbatas pada buku teks yang
dilakukan dengan menerapkan strategi inkuri
telah dimiliki, namun para siswa berusaha
terbimbing meliputi; 1) penjelasan prosedur
mencari dari jurnal, internet dan buku-buku
pembelajaran, 2) penyampaian problematika
pendukung lainnya. Sementara masih ada
atau kasus, 3) peserta mengumpulkan data, 4)
sebagaian besar guru (sekitar 60%) pengelolaan
menyusun hipotesis (dugaan sementara), 5)
pembelajaran masih kelihatan kaku dan peran
mengumpulkan data untuk menguji hipotesis,
guru dalam pembelajaran masih dominan.
6) menganalisis data (inkuiri), 7) menyusun
Dalam pembelajaran, siswa masih kelihatan
kesimpulan. Peran peneliti yang dibantu wakil
pasif, menunggu kedatangan dan perintah guru.
kepala sekolah mengamati aktivitas guru dalam
Dalam menerima tugas dari guru, para siswa ini
memperagakan pengetahuan yang dimiliki
berusaha mengerjakan dengan memanfaatka
dalam pengelolaan pembelajaran di kelas.
buku atau referensi yang sudah ada, sehingga target dalam mengerjakan tugas adalah secara
Tahap observasi
formal susdah selesai.
Hasil pengamatan menunjukan bahwa ada sebagian guru (8 guru/57,14% ) yang telah mengalami peningkatan kemampuannya
Pada tahap ini peneliti bersama dengan
dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan
wakil kepala sekolah dan 3 orang perwakilan
guru dalam mengelola pembelajaran telah
gur u m e ndi s kus i kan kel e m aha n dan
menerapkan langkah-langkah berdasarkan
kekurangan selama proses pembelajaran. Dari
skenari o pembel aj aran yang t el ah di
diskusi tersebut disepakati bahwa kelemahan
susun (pendahuluan, penjelasan prosedur
yang ditemukan adalah motivasi guru untuk
pembelajaran, penyajian problematika/
mengelola pembelajaran dengan mendasarkan
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
30
skenario pembelajaran masih tergolong rendah,
Tahap tindakan
pengetahuan dan pengalaman menerapkan
Setelah perencanaan selesai, selanjutnya
strategi pembelajaran yang melibatkan
penelitian melakukan langkah-langkah; 1)
secara aktif siswa masih terkesan kaku, dan
pembukaan, 2) kegiatan inti, penyampaian
keterbatasan akses guru dalam menggali
materi meliputi; penyusunan RPP dan skenario
data/informasi dari buku-buku referensi
pembelajaran, Model-model pembelajaran
pendukung sangat minim. Masih terbatasnya
inovatif, Eval uasi pembelajaran. dan
kemampuan guru dalam menerapkan variasi
dilanjutkan dengan workshop pengelolaan
strategi pembelajaran dan model penbelajaran
pembelajaran. Pada tahap tindakan ini
inovatif.. dari diekurang ini selanjutnya akan
peneliti lebih menfokuskan pada pengelolaan
diperbaiki pada siklus selanjutnya,
pembelajaran (kemampuan guru dalam menerapkan model atau strategi pembelajaran
Siklus II
inkuiri terbimbing) berdasarkan skenario
Siklus II kedua ini merupakan tahapan
yang tel ah disusun.Para gur u diaj ak
pembelajaran lanjutan dari siklus 1. Pada tahap
mempersiapkan skenario pembelajaran,
ini dilakukan melalui empat tahapan, yaitu;
sumber belajar, dan media pembelajaran. Langkah-langkah supervisi akademis yang
Tahap perbaikan perencanaan
dilakukan dengan menerapkan strategi inkuri
Pada tahap perbaikan perencanan
terbimbing meliputi; 1) penjelasan prosedur
penelitian menyiapkan hal-hal yang diperlukan
pembelajaran, 2) penyampaian problematika
dalam pengelolaan supervisi akademis dalam
atau kasus, 3) peserta mengumpulkan data, 4)
bentuk workshop pengelolaan pembelajaran
menyusun hipotesis (dugaan sementara), 5) mengumpulkan data untuk menguji hipotesis,
2. Sebelum melaksanakan kegiatan workshop pengelolaan pembelajaran disiapkan halhal sebagai berikut; 1) tempat kegiatan, 2) menyiapkan perangkat pembelajaran (jadwal, rencana pembelajaran, lembar observasi, lembar penilaian), media pembelajaran, presensi dan ATK), dan 3) menyiapkan peserta workshop.
6) menganalisis data (inkuiri), 7) menyusun kesimpulan. Peran peneliti yang dibantu wakil kepala sekolah mengamati aktivitas guru dalam memperagakan pengetahuan yang dimiliki dalam pengelolaan pembelajaran di kelas. Tahap observasi Hasil pengamatan menunjukan bahwa ada sebagian guru (12 guru/ 85,71% ) yang
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
31
telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan
Pada tahap ini peneliti bersama dengan
guru dalam mengelola pembelajaran telah
wakil kepala sekolah dan 3 orang perwakilan
menerapkan langkah-langkah berdasarkan
gur u m e ndi s kus i kan kel e m aha n dan
skenari o pembel aj aran yang t el ah di
kekurangan selama proses pembelajaran.
susun (pendahuluan, penjelasan prosedur
Dari diskusi tersebut disepakati bahwa
pembelajaran, penyajian problematika/
kelemahan yang ditemukan adalah motivasi
masalah, mengumpulkan informasi/data,
guru untuk mengelola pembelajaran dengan
memcari jawaban sementara, mengumpulkan
mendasarkan skenario pembelajaran masih
data untuk menguji jawaban sementara dan
tergolong rendah, pengetahuan dan pengalaman
menarik kesimpulan sebagai temuan dari
menerapkan strategi pembelajaran yang
proses pencarian konsep. Keterlibatan siswa
melibatkan secara aktif siswa masih terkesan
dalam pembelajaran kelihatan aktif, rasa
kaku, dan keterbatasan akses guru dalam
ingin tahu tinggi dan motivatif. Para siswa
menggali data/informasi dari buku-buku
berusaha mencari sumber belajar (referensi)
referensi pendukung sangat minim. Rata-rata
tidak hanya terbatas pada buku teks yang
kemampuan guru dalam menerapkan variasi
telah dimiliki, namun para siswa berusaha
strategi pembelajaran dan model penbelajaran
mencari dari jurnal, internet dan buku-
inovatif sudah menjadi kebutuhan guru dalam
buku pendukung lainnya. Sementara masih
pembelajaran.
ada sebagaian besar guru (sekitar 20%) pengelolaan pembelajaran masih kelihatan kaku dan peran guru dalam pembelajaran masih dominan. Dalam pembelajaran, siswa masih kelihatan pasif, menunggu kedatangan dan perintah guru.
Dalam menerim a
tugas dari guru, para siswa ini berusaha mengerjakan dengan memanfaatka buku atau referensi yang sudah ada, sehingga target dalam mengerjakan tugas adalah secara formal susdah selesai.
Pembahasan Dari kegiatan supervi si akademik menunjukan bahwa pada siklus I sebagian guru (8 guru/57,14% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Pada siklus II sebanyak (12 guru/85,71% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya dalam mengelola pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah menerapkan
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
32
langkah-langkah berdasarkan skenario
proses pembelajaran yang membangun
pembelajaran yang telah di susun (pendahuluan,
lingkungan belajar mengajar yang kondusif,
penjelasan prosedur pembelajaran, penyajian
di dalamnya mencangkup maksud dan tujuan,
problematika, mengumpulkandata, memcari
pengembangan kurikulum, metode mengajar,
jawaban sementara, mengumpulkan data untuk
evaluasi, pengembangan pengalaman belajar
menguji jawaban sementara dan menarik
siswa yang direncanakan baik dalam intra
kesimpulan sebagai temuan dari proses
maupun ekstrakurikuler.
pencarian konsep.
Perlu disadari bahwa program supervisi
Menurut Dijend PMPTK Depdiknas
berprinsip kepada proses pembinaan guru
(2009) sasaran utama supervisi akademik
yang menyediakan motivasi yang kaya bagi
adalah kemampuan guru dalam merencanakan
pertumbuhan kemampuan profesionalnya
kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
dalam mengajar. Guru menjadi bagian integral
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran
dalam usaha peningkatan mutu sekolah,
dan memanfaatkan hasil penilaian penilaian
mendapat dukungan semua pihak disertai
untuk peningkatan layanan pembelajaran,
dana dan fasilitasnya, bukan sebuah kegiatan
menciptakan lingkungan belajar yang
suplemen atau tambahan. Kegiatan supervise
menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar
akademis diharpak mampu memberikan
yang tersedia dan mengembangkan strategi
percerahan dan pemantaban pada kemampuan
pembelajaran yang inovatif.
guru sebagai tenaga professional.
Program
supervisi berisikan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru
PENUTUP
dalam meningkatkan situasi pembelajaran
Simpulan
yang menjadi tanggung jawabnya. supervisi akademik dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil belajar supaya kegiatan pembinaan relevan dengan peningkatan kemampuan profesional guru. Program supervisi harus realistik dan dapat dilaksanakan sehingga benar-benar membantu memperti nggi kinerja guru. Program supervisi yang baik mencangkup keseluruhan
1. Hasil pengamatan menunjukan bahwa sebagian guru (8 guru/57,14% ) telah mengalami peningkatan kemampuannya d a l a m m e n g e l ol a pe m b e l a j a r a n . Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran telah menerapkan langkahlangkah berdasarkan skenario pembelajaran yang telah di susun (pendahuluan,
Peningkatan Sardio
uru dalam Pengelolaan Pembelajaran Melalui egiatan ...
33
penjelasan prosedur pembelajaran,
dalam mengelola pembelajaran telah
pe nyaj i a n pr obl em at i k a/ m as a l ah,
menerapkan langkah-langkah berdasarkan
mengumpulkan informasi/data, memcari
skenario pembelajaran yang telah di
jawaban sementara, mengumpulkan data
susun (pendahuluan, penjelasan prosedur
untuk menguji jawaban sementara dan
pembelajaran, penyajian problematika/
menarik kesimpulan sebagai temuan dari
masalah, mengumpulkan informasi/
proses pencarian konsep.
data, memcari jawaban sementara,
2. Hasil pengamatan menunjukan bahwa
mengumpulkan data untuk menguji
ada sebagian guru (12 guru/ 85,71%
j a wa ba n s e m en t a r a d an m en ar i k
) yang telah mengalami peningkatan
kesimpulan sebagai temuan dari proses
kem am puannya dal am m engel ol a
pencarian konsep.
p em be l a j ar an . K e m a m p u an g ur u
DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2009. Dimensi Kompetensi Supervisi. Jakarta: PMTK Depdiknas. Dodd, W.A. 1972. Primary School Inspection in New Countries. London: Oxford University Press. Glickman, C.D., Gordon, S.P., and Ross-Gordon, J.M. 2007. Supervision and Instructional Leadership A Development Approach. Seventh Edition. Boston: Perason. Sergiovanni, T.J. 1982. Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Sullivan, S. & Glanz, J. 2005. Supervision that Improving Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press. Sullivan, S & Glanz, J. 2005. Supervision that Improves Teaching Strategies and Techniques. Thousand Oaks, California: Corwin Press. Supervisi Akademik dalam peningkatan profesionalisme guru. 2006. Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah Pendidikan Dasar. Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK Depdiknas.
34
TEKNODIKA, Volume 13, Nomor 1, Maret 2015
Wiles, J. dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guide to Practice . Second Edition. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company. Supervisi KKKS Page 61
Kartini –Kartono.1993. “Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Pemimpin Abnormal itu ?)”, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. “Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya “. Yogyakarta : Media Wacana.Jakarta : CV.Rajawali. Wahyosumidjo.2002. “Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya”,