PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG
1
Tri Putri, Zulfa Amrina, Rona Taula Sari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
The low of learning out come and student creativity at SDN 37 / III Koto Tuo is caused by conventional teaching method. This reasearch is puposed to describe to increase creativity and results of student learning at V grade in mathematic learning by using problem based learning model at SDN 37/III Koto Tuo. The design of this research is model classroom actoin research. The subject of this research is V grade which amounts to 17 student. The instrument that is used observasion et teacher activity, observasion sheet creativity of student learning. The result showed that the student creativity obtained an average persentage of that in the first cycle of 50,73% ( show in the table 2 page 55) , cycle to 70,95% (show in the table 6, page 70). Besides that the average of student’s, learning out come in the first cycle 67,08 (show in page 54) has been increased in the second cycle 77,18 (show in page 70), the improvement of cycle I to cycle II at 10,1. Based on data analysis it can be conclude that the using of problem based learning model can enhance the creativity and student learning out comes in V grade in mathematic learning at SDN 37/III Koto Tuo Dpati VII subistrict, Kerinci regence.
Keywords: creativity, problem based learning, learning mathematics
A. PENDAHULUAN Pendidikan penting
untuk
sumber
daya
menjamin
mengatasi merupakan
sarana
meningkatkan
kualitas
manusia
(SDM)
keberlangsungan
segala
permasalahan
yang
muncul. Guru merupakan komponen sangat menentukan dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas demi suatu
dalam
keberhasilan pendidikan.
suatu
Menurut
pembangunan. Terkait hal tersebut, guru
Hamalik
(2005:3)
“Pendidikan adalah suatu proses dalam
sebagai salah satu unsur yang berperan
rangka mempengaruhi peserta didik supaya
penting di dalamnya memiliki tanggung
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
jawab untuk mengembangkan profesi dan
dengan lingkungannya, dengan demikian
i
akan
dalam
menentukan kesamaan hubungan dalam
memungkinkan
suatu pola gambar dan bilangan. Kemudian
mereka berfungsi dalam kehidupan dan
ketika ada siswa yang mengerjakan soal di
masyarakat”.
papan tulis, ditemukan kesalahan dalam
peserta
menimbulkan didik
perubahan
sehingga
Berdasarkan hasil observasi peneliti
memberikan jawaban akhir dan proses
di kelas V SDN 10 Sungai Sapih Padang
pengerjaannya benar, siswa belum bisa
pada tanggal 15 Oktober 2014, bahwa
memberikan
proses
dengan tepat dari suatu pola bilangan
pembelajaran
pada
tema
3
kesimpulan
terhadap
optimal. Adapun hasil yang peneliti amati
Kesalahan yang sering terjadi pada siswa
adalah proses pembelajaran lebih banyak
antara lain siswa kurang tepat dalam
berpusat kepada guru. Guru menggunakan
menggunakan satuan ukur dan penyusunan
metode pembelajaran yang kurang menarik,
operasi hitung matematika yang digunakan.
sehingga banyak siswa yang kurang tertarik
Disaat guru memberi kesempatan kepada
dan tidak serius dalam mengikuti pelajaran,
siswa untuk bertanya, hanya beberapa siswa
serta malas untuk berpikir. Selain itu, cara
yang sudah berani berpendapat yaitu dengan
guru menyampaikan materi terlihat ragu-
mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, ketika
ragu karena materi yang diajarkan belum
siswa diminta untuk menyimpulkan materi,
terkuasai dengan baik. Pada saat guru
ada
bertanya, siswa memberikan jawaban yang
memberikan
tidak logis terhadap
terhadap
beberapa
yang
diberikan
umum
(Kerukunan dalam Bermasyarakat) belum
pertanyaan yang
soal
secara
siswa
kesimpulan
materi
yang
guru.
kurang
bisa
dengan
baik
telah
dipelajari
diberikan guru, misal “Bagaimana cara
(premis berbentuk hipotetik). Uraian di atas
menghitung
siswa
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir
menjawab “jarak sebenarnya dibagi jarak
logis siswa dalam menghadapi masalah
pada peta. Dari jawaban yang diberikan
matematika
siswa terlihat belum memahami materi yang
ditingkatkan.
skala
peta?
lalu
diajarkan.
masih
kurang
dan
perlu
Berdasarkan uraian permasalahan
Ketika siswa diberikan latihan oleh
tersebut, maka dilakukan penelitian dengan
guru dengan materi menghitung skala,
judul “Peningkatan Kemampuan Berpikir
siswa diberikan sebuah gambar denah dan
Logis Pada Mata Pelajaran Matematika
diminta untuk menghitung jarak pada denah
Siswa Kelas V Melalui Model Discovery
dan jarak sebenarnya dengan skalanya
Learning di SDN 10 Sungai Sapih Padang”.
diketahui. Dalam memberikan jawaban
Secara
masih ada beberapa siswa belum bisa
bertujuan 2
umum untuk
penelitian
ini
mendeskripsikan
peningkatan kemampuan berpikir siswa
kelas
V
dalam
logis
yang mendorong siswa untuk mengajukan
pembelajaran
pertanyaan dan menarik kesimpulan dari
matematika di SDN 10 Sungai Sapih
prinsip-prinsip
Padang melaui model Discovery Learning.
pengalaman.
praktis
contoh
Berdasarkan pendapat beberapa para
B. KERANGKA TEORETIS
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
1. Pembelajaran Matematika di SD Menurut
umum
Susanto
(2013:186)
model Discovery Learning adalah suatu
pembelajaran
matematika
model belajar dimana siswa menemukan
adalah suatu proses belajar mengajar yang
atau memahami suatu konsep, arti, dan
dibangun oleh guru untuk mengembangkan
hubungan
melalui
kreativitas
percobaan
dengan
menyatakan
berpikir
siswa
yang
dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta
dapat
meningkatkan
pengamatan
atau
menghasilkan
suatu
kesimpulan pada proses pembelajaran.
kemampuan
Menurut
Syah
2004:244
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai
(Kemendikbud
upaya meningkatkan penguasa yang baik
mengaplikasikan
terhadap
kelas, ada beberapa prosedur yang harus
materi
matematika.
Jadi,
pembelajaran matematika adalah proses
dilaksanakan
belajar
mengajar
yang
dapat
meningkatkan
2014:32)
Discovery Learning di
dalam
secara
stimulation
menguasai materi matematika dengan baik.
Rangsangan).
Pada
dihadapkan
pada
menimbulkan
tanda
Menurut Budiningsih (Kemendikbud
Selanjutnya metode
suatu
menurut
Discovery
adalah
dilakukan
(2013:220)
yang
diperoleh
tahap
ini
sesuatu
untuk
stimulasi
kesempatan
menemukan
siswa yang
tanya,
kemudian
tidak
memberi
agenda-agenda
melalui
guru
kepada
mengidentifikasi
konsep melalui serangkaian data atau informasi
a)
(Pernyataan/Identifikasi Masalah). Setelah
kesimpulan.
Sani
:
menyelidiki sendiri. b) problem statement
melalui proses intuitif untuk akhirnya kepada
yaitu
generalisasi, agar timbul keinginan untuk
memahami konsep, arti, dan hubungan,
sampai
belajar
(Stimulasi/Pemberian
dilanjutkan
2014:29) model Discovery Learning adalah
kegiatan
umum
kemampuan berpikir siswa agar dapat
2. Model Discovery Learning
dalam
memberikan
siswa
untuk
sebanyak masalah
mungkin
yang
relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah
pengamatan atau percobaan. Sedangkan
satunya dipilih dan dirumuskan dalam
menurut Jarome Bruner (Hosnan 2014:281)
bentuk
Discovery Learning adalah metode belajar
hipotesis.
(Pengumpulan 3
c)
Data)
data
Collection
ketika
eksplorasi
berlangsung guru juga memberi kesempatan
Poespoprodjo
kepada para siswa untuk mengumpulkan
berpikir logis merupakan suatu jalan pikiran
informasi
yang
yang tepat dan jitu, yang sesuai dengan
relevan untuk membuktikan benar atau
patokan-patokan dalam logika. Jalan pikiran
tidak
Processing
yang tidak mengindahkan patokan-patokan
(Pengolahan Data). Semua informasi hasil
logika tentu “berantakan” dan sesat, dari
bacaan
pikiran yang tersesat akan timbul tindakan
sebanyak-banyaknya
hipotesis.
d)
semuanya
data
diolah,
diacak,
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila
tertentu. Siswa
pada e)
tingkat
verification
melakukan
Gilarso
(2011:13)
yang sesat pula.
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan
dan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
kepercayaan
disimpulkan bahwa berpikir logis adalah
(Pembuktian).
proses cara berpikir yang tepat, masuk akal
pemeriksaan
secara
dan benar menurut penalaran tentang suatu
cermat untuk membuktikan benar atau
objek sesuai dengan aturan-aturan logika.
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan
hasil
data
processing.
generalization
C. METODOLOGI PENELITIAN
f)
Jenis penelitian adalah penelitian
(Menarik
Kesimpulan/Generalisasi)
tindakan
Tahap
Wardhani
kelas
atau
(2013:1.4)
PTK.
Menurut
penelitian
yang
generalisasi / menarik kesimpulan adalah
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
proses menarik sebauh kesimpulan yang
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk
untuk semua kejadian atau masalah yang
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
sama,
meningkat. Penelitian tindakan kelas ini
dengan
memperhatikan
hasil
memperbaiki kinerjanya
sebagai
verifikasi.
dilakukan di kelas V SDN 10 Sungai Sapih
3.
Padang, Subjek penelitian ini adalah siswa
Berpikir Logis Menurut
(2014:128)
kelas V SDN 10 Sungai Sapih Padang, yang
Berpikir logis adalah suatu proses menalar
berjumlah 42 orang, yaitu 21 orang siswa
tentang
cara
perempuan dan 21 orang siswa laki-laki.
pendapat
Penelitian ini dilaksanakan pada semester
untuk sampai pada sebuah kesimpulan
genap, tanggal 31 Maret – 10 April 2015
menurut aturan-aturan logika. Berpikir logis
tahun ajaran 2014/2015.
suatu
menghubungkan
Rohman
objek
dengan
serangkaian
sama dengan dengan berpikir konsisten
Data penelitian ini dikumpulkan
sesuai dengan rambu-rambu atau tata cara
dengan menggunakan lembar observasi
berpikir yang benar. Selanjutnya, menurut
aktivitas guru, rubrik penilaian kemampuan 4
berpikir logis, dan tes kemampuan berpikir
materi sampai menyusun soal tes akhir
logis.
siklus.
Untuk
masing-masingnya
akan
diuraikan sebagai berikut: 1. Lembar
observasi
Selanjutnya,
pelaksanaan
ini
dilakukan sesuai dengan rencana, yang guru,
mana satu siklus terdiri dari 2 kali
digunakan untuk melihat keberhasilan
pertemuan. Kegiatan awal dilakukan dengan
guru
menggunakan model Discovery
membangkitkan motivasi dan perhatian
Learning, Observasi yang dilakukan
siswa, memberikan acuan dan melakukan
terhadap
pembelajaran
apersepsi. Kegiatan inti dilakukan sesuai
berlangsung yang dapat memberikan
dengan langkah-langkah model Discovery
data tentang aktivitas guru dalam proses
Learning. Kegiatan akhir adalah melakukan
pembelajaran. Data ini dapat dijadikan
peninjauan kembali pemahaman siswa dan
sebagai bahan refleksi untuk perbaikan
melaksanakan
cara mengajar
dilakukan
guru
aktivitas
ketika
2. Lembar rubrik penilaian ini digunakan
penilaian.
untuk
kemampuan
Pengamatan
mengetahui
berpikir
logis
proses
siswa
dan
untuk mengetahui penilaian kemampuan
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi
berpikir logis siswa melalui beberapa
dilakukan untuk melihat
aspek yang tercantum di dalamnya.
pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
3. Tes digunakan untuk memperoleh data
tidak.
kemampuan berpikir logis siswa.
1) Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
4. Indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran
diukur
menggunakan
kriteria
berpikir
logis.
berpikir
logis pada
Matematika
Kriteria
yang
Siklus I
dengan
Berdasarkan
kemampuan
Dewi S.Pd selaku observer
mata pelajaran dicapai
PENELITIAN
I
dalam
pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus I ini,
adalah
peneliti mendapatkan rata-rata persentase skor sebesar 66%. Hal ini disebabkan guru belum
DAN
terbiasa
melaksanakan
pembelajaran
menggunakan model Discovery Learning,
1. Hasil Penelitian Kegiatan
sehingga
Pembelajaran
masih
ada
langkah-langkah
pembelajaran yang telah direncanakan di
Siklus I Perencanaan
observasi
kegiatan guru yang diisi oleh ibuk Asnita
PEMBAHASAN
a. Deskripsi
lembar
kemampuan
tergolong tinggi yaitu >79. D. HASIL
apakah hasil
dilakukan
sesuai
dalam RPP belum dilaksanakan oleh guru
dengan langkah-langkah yang telah di
dengan
tetapkan yang dimulai dari menyusun
menyampaikan tujuan pembelajaran, guru 5
baik,
seperti
guru
tidak
tidak sempat memberikan PR pada kegiatan
kemampuan berpikir logis siswa pada
penutup pembelajaran, dan guru tidak
kegiatan evaluasi yang diberikan saat proses
menyampaikan informasi mengenai materi
pembelajaran.
pembelajaran
yang
dibahas
penelitian terhadap kemampuan berpikir
selanjutnya
dikarenakan
waktu
logis siswa dalam pembelajaran dapat
akan
pembelajaran matematika sudah selesai.
TabeL 2:
siklus I dapat dilihat pada Tabel 3: Persentase Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I
Persentase
Skor
I
28
63,63%
II
30
68,18%
Yang
Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa keberhasilan guru selama kegiatan termasuk
dalam
Skor
Total
Diukur
66%
Rata-rata
pembelajaran
Siklus I
Aspek
Jumlah
observer
Persentase Kemampuan Berpikir Logis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN 10 Sungai Sapih Padang pada Siklus I
guru dalam mengelola pembelajaran pada
Pertemuan
analisis
dilihat pada tabel 2:
Jumlah skor dan persentase aktivitas
Tabel 1:
Hasil
Maksi
Skor
Mum
1
268
369
72,62%
2
144
246
59%
3
163
246
66,26%
4
210
369
56,90%
Persentase skor berpikir logis
kategori
Persentase
63,82%
cukup baik dengan persentase rata-rata 66% dalam
pembelajaran.
untuk
menerapkan
pembelajaran
Peneliti dan
sesuai
Keterangan
berupaya
Aspek 1 : Menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola gambar Aspek 2 : Menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola bilangan Aspek 3 : Menarik kesimpulan umum dari hubungan antara pola gambar dengan pola bilangan Aspek 4 : Menarik kesimpulan dari premis-premis bentuk hipotetik
melaksanakan
dengan
rencana
pembelajaran yang telah dirancang, tetapi pelaksanaan belum sepenuhnya maksimal. Hal ini disebabkan peneliti belum terbiasa menggunakan model Discovery Learning. 2) Data
Hasil
Kemampuan
Berpikir
Tabel
Logis Siswa Siklus I Data
didapat
persentase melalui
:
daftar
4
di
atas
menunjukkan
masing-masing
aspek
kemampuan berpikir logis pada siklus I.
penilaian kemampuan berpikir logis siswa
Terdapat
yang digunakan untuk melihat tingkat
rendah dan belum sesuai dengan yang 6
beberapa aspek yang tergolong
diharapkan.
Aspek tersebut
adalah 1)
Tabel 3: Persentase Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II
menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola bilangan dengan persentase 59%,
Jumlah
Pertemuan
Skor
2) menarik kesimpulan dari premis-premis bentuk hipotetik dengan persentase 56,90%. Persentase skor kemampuan berpikir logis
Persentase
I
33
75%
II
35
79,54% 77,27%
Rata-rata
siswa juga belum sesuai dengan yang ditargetkan yaitu tergolong tinggi atau
Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat
>79%. Persentase skor yang diperoleh
diketahui persentase aktivitas guru dalam
masih tergolong rendah yaitu 63,82%. b. Deskripsi
Kegiatan
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
Pembelajaran
persentase sebesar 77,27%, sehingga guru
Siklus II
dalam
Perencanaan siklus II disusun sesuai
dalam
I, mulai dari memberikan motivasi kepada penggunaan
media
pembelajaran
dapat
dikatakan sudah baik dan persentase guru
dengan refleksi yang dilakukan pada siklus
siswa,
mengelola
mengelola
pembelajaran
sudah
meningkat dari siklus I.
yang dapat
melibatkan siswa secara langsung dan
2) Data
penggunaan waktu seefektif mungkin.
Hasil
Kemampuan
Berpikir
Logis Siswa Siklus II
Tindakan yang dilakukan sesuai
Dari
deskripsi
tindakan
yang
dengan langkah-langkah yang ada pada rpp.
diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
bahwa
kemampuan
dan
berpikir logis siswa memperoleh hasil lebih
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi
baik dibandingkan siklus sebelumnya. Pada
dilakukan untuk melihat
siklus II peneliti sudah melaksanakan semua
berpikir
logis
siswa
apakah hasil
pada
II
ini,kemampuan
pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
yang
tidak.
menghasilkan hasil
1) Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
diperoleh dari data kemampuan berpikir
direncanakan
sehingga
yang lebih baik yang
logis siswa terhadap tes yang diberikan
Siklus II Berdasarkan hasil lembar observasi kegiatan
telah
siklus
guru
dalam
guru.. Jadi pada siklus II dapat disimpulkan
mengelola
bahwa persentase kemampuan berpikir logis
pembelajaran pada siklus II maka jumlah
siswa pada
skor dan persentase aktivitas guru dalam
diperoleh sebesar adalah 79,75%. Telah
mengelola pembelajaran pada siklus II
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
dapat dilihat pada Tabel 3.
yaitu tergolong tinggi.. Secara umum 7
pembelajaran matematika
kemampuan berpikir logis siswa pada siklus
skor yang diperoleh guru dari siklus I
II telah meningkat dari siklus I yang
diperoleh persentase sebesar 66% dan
memiliki persentase sebesar 63,82%.
meningkat
Hasil
analisis
observer
peneliti
pada
siklus
II
diperoleh
persentase sebesar 77,27%.
terhadap kemampuan berpikir logis siswa
Peningkatan tersebut terjadi karena
dapat dilihat pada Tabel 4.
guru sudah bisa melaksanakan proses
Tabel 7: Persentase Kemampuan Berpikir Logis pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN 10 Sungai Sapih Padang pada Siklus II
pembelajaran melalui model Discovery
Diukur
siswa yang berani memberikan jawaban pada
Total Skor
merumuskan
hipotesis
melibatkan siswa secara aktif dalam proses
Skor Maksim
kegiatan
terhadap permasalahan yang diberikan serta
Siklus II
Aspek Yang
Learning dengan baik yaitu sudah banyak
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
Persentase
guru sudah mulai terbiasa dengan model
um
1
330
360
91,66%
Discovery Learning dan bisa mengatur
2
204
240
85%
waktunya sesuai dengan alokasi waktu yang
3
193
240
80,41%
telah
4
230
360
63,88%
pembelajaran sudah berjalan dengan baik
Persentase skor berpikir logis
Keterangan
ditetapkan
sehingga
pelaksanaan
dan tujuan pembelajaranpun tercapai.
79,75%
2. Kemampuan Berpikir Logis
:
Peningkatan
Aspek 1 : Menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola gambar Aspek 2 : Menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola bilangan Aspek 3 : Menarik kesimpulan umum dari hubungan antara pola gambar dengan pola bilangan Aspek 4 : Menarik kesimpulan dari premis-premis bentuk hipotetik
persentase
skor
kemampuan berpikir logis dari siklus I ke siklus II dapat digambarkan pada Tabel.9 berikut ini : Tabel 9 : Persentase Skor Kemampuan Berpikir Logis Siswa Kelas V SDN 10 Sungai Sapih Padang pada Siklus I dan II Aspek Yang
B. Pembahasan Siklus I dan Siklus II
Diukur
1. Pelaksanaan Pembelajaran Oleh Guru
SIKLUS Siklus I
Siklus II
Persentase
Persentase
Berdasarkan hasil data observasi
1
72,62%
91,66%
aktivitas guru pada proses pembelajaran
2
59%
85%
menggunakan model Discovery Learning
3
66,26%
80,41%
diperoleh data bahwa terjadi peningkatan 8
4
56,90%
63,88%
Persentase skor berpikir logis
63,82%
79,75%
menentukan kesamaan hubungan dalam suatu pola gambar terdapat peningkatan sebesar 19,04%, persentase kemampuan berpikir logis siswa pada aspek menentukan
Dari tabel tersebut
dapat dilihat
kesamaan hubungan dalam suatu pola
kenaikan persentase kemampuan berpikir
bilangan terdapat peningkatan sebesar 26%,
logis siswa dari siklus I ke siklus II.
persentase kemampuan berpikir logis siswa
Berdasarkan
dapat
pada aspek menarik kesimpulan umum dari
pembelajaran
hubungan antara pola gambar dengan pola
data
disimpulkan
tersebut
bahwa
matematika
melalui
Learning
yang
model
Discovery
terdapat
peningkatan
sebesar
dapat
14.15%, persentase kemampuan berpikir
meningkatkan kemampuan berpikir logis
logis pada aspek menarik kesimpulan dari
siswa, karena model Discovery learning
premis-premis bentuk hipotetik terdapat
dapat menemukan
peningkatan
hubungan,
dilaksanakan
bilangan
suatu konsep,arti, dan
melalui
percobaan
dengan
kesimpulan
pada
pengamatan
atau
menghasilkan
suatu
proses
suatu
pembelajaran
matematika
Serta
siswa meningkat sebesar 15,93%.
pembelajaran.
konsep
6,98%.
persentase skor kemampuan berpikir logis
Saran
Sehingga siswa dituntut untuk mampu menentukan
sebesar
Sehubungan dengan hasil penelitian
dalam
yang diperoleh, maka peneliti memberikan
dengan
saran dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan kemampuan berpikir. Hal ini
sebagai berikut:
terbukti dari kenaikan persentase untuk
1.
Model Discovery Learning merupakan
masing-masing aspek kemampuan berpikir
salah
logis siswa yang telah ditetapkan.
digunakan
E. PENUTUP
meningkatkan
Kesimpulan
logis siswa dan keberhasilan dalam
pembahasan
kesimpulan
yang
dalam dapat
BAB
IV,
diambil
dari
2.
oleh
yang
dapat
guru
untuk
kemampuan
berpikir
penelitian pada
mata
ini
hanya pelajaran
matematika khususnya pada materi pembelajaran
logis siswa pada masing-masing aspek peningkatan.
Berhubung dilakukan
penelitian ini adalah kemampuan berpikir
mengalami
alternatif
pelaksanaan proses pembelajaran.
Dari paparan data hasil penelitian serta
satu
mengenai
sifat-sifat
bangun datar dan bangun ruang ,
Persentase
peneliti menyarankan penelitian ini
kemampuan berpikir logis siswa pada aspek
juga 9
dapat
dilakukan
pada
mata
pelajaran lain yang sesuai dengan model Discovery Learning. DAFTAR KEPUSTAKAAN Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hosnan, Muhammad. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor : Ghalia Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas V. Jakarta : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Poespoprodjo dan T. Gilarso. 2011. Logika Ilmu Menalar. Bandung: Pustaka Grafika. Rohman, Arif, Rukiyati & Andriani, P.L. 2014. Epistemologi & Logika Filsafat Untuk Pengembangan Pendidikan. Yogyakarta : Aswaja Pressindo. Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Wardhani, Igak, Wihardit, Kuswaya.2013. Penelitian Tindakan Kelas. Tanggerang Selatan : Universitas Terbuka.
10