Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI MENDONGENG PADA KELOMPOK B DI TK AL-IKHLAS LAMLHOM KECAMATAN LHOKNGA ACEH BESAR Isthifa Kemal1 dan Nurul Huda2
ABSTRAK Penelitian ini berkaitan dengan problem yang dialami guru dan perlu mencari pendekatan atau metode pembelajaran yang sesuai, salah satunya adalah dengan menggunakan metode mendongeng. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak melalui mendongeng dan bagaimana respons anak terhadap mendongeng untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak di Tk Al-Ikhlas Lamlhom Kecamatan Lhoknga Aceh Besar. Subjek dalam penelitian ini seluruh anak di Tk Al-Ikhlas Lamlhom yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembaran observasi anak data yang terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa cara menggunakan metode mendongeng dalam pembelajaran berbicara bagi anak kelompok B2 di Tk Al-Ikhlas Lamlhom yaitu anak diperintahkan untuk menceritakan kembali dongeng yang telah didengarkannya, kemudian guru menilai sejauh mana kemampuan anak dalam berbicara diperintahkan oleh peneliti yang melakukan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil terjadi peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I berkembang sesuai harapan (BSH) 51%, berkembang sangat baik (BSB) 5%, dan pada siklus II lebih meningkat lagi, berkembang sesuai harapan (BSH) 40% dan berkembang sangat baik (BSB) 60%.
Kata kunci : Kemampuan Berbicara, Melalui Dongeng
1 2
Isthifa Kemal, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email:
[email protected] Nurul Huda, Mahasiswa S1 Prodi PG-PAUD, STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 51
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
PENDAHULUAN
terhadap sesuatu tersebut akan diungkapkan
Latar Belakang
melalui kata-kata atau yang disebut berbicara.
Menurut NAEYC (National Association
Kemampuan berbicara merupakan anugerah
for the Education Young Children), anak usia
yang sangat berharga dari Tuhan Yang
dini atau “early childhood” adalah anak yang
Mahakuasa. Hal ini memberi makna bahwa
berada pada usia 0-8 tahun (lebih lanjut lihat
manusia harus memiliki kemampuan untuk
Santoso,
membaca agar dapat memaknai kehidupan
2002;
Bredekamp,
1992).
Di
Indonesia berdasarkan Undang-Undang RI. No.
20
Pendidikan
Tahun
2003
Nasional
Tentang
pasal
1
Sistem
ayat
sebagai khalifah di muka bumi. Berbicara merupakan salah satu aspek
14,
dari kemampuan berbahasa yang sangat
dijelaskan,”anak usia dini adalah meraka yang
diperlukan bagi perkembangan bahasa anak.
berumur sejak lahir sampai enam tahun”.
Pada usia ini perkembangan bahasa akan
Subdirektorat PAUD (Pendidikan Anak Usia
tumbuh dengan cepat, menyebabkan anak aktif
Dini) membatasi pengertian istilah usia dini
berkomunikasi dengan orang-orang yang ada
pada anak usia dini 0-6 tahun; yakni hingga
disekelilingnya. Contoh yang paling sederhana
anak menyelesaikan masa Taman Kanak-
adalah bagaimana anak di lingkungan sekitar
Kanak (Jalal dalam Santoso, 2002).
kita bisa berkomunikasi dengan lancar sesuai
Anak usia taman kanak-kanak adalah
tahap perkembangannya. Anak yang memiliki
anak yang berada dalam proses pertumbuhan
kemampuan berbicara telah menunjukkan
dan
mempunyai
kematangan dan kesiapan dalam proses belajar
karakteristik yang unik. Pada usia ini anak
dengan kemampuan berbicara anak akan
akan selalu banyak bertanya, memperhatikan,
mengungkapkan keinginan, minat, perasaan,
dan memberbicarakan semua hal yang di
dan menyampaikan isi hati secara lisan kepada
dengar maupun yang dilihatnya. Ketika akan
orang lain.
melihat suatu yang menarik perhatiannya,
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Suhendar (1992: 16) “Berbicara sebagai suatu proses komunikasi, proses perubahan wujud
perkembangan
yang
maka secara spontan anak akan langsung bertanya. Rasa ingin tahu dan antusias ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 52
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... ujaran atau bunyi bahasa yang bermakna, yang disampaikan kepada orang lain. Berbicara merupakan suatu peristiwa penyampaian maksud (ide, pikiran, perasaan) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan (ujaran) sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang lain.”
imitasi (peniruan) terhadap suara-suara yang didengar anak dari orang lain (terutama orang tua). Sejak masih bayi, seorang manusia telah mulai belajar untuk berkomunikasi dengan orang sekelilingnya. Hal ini terlihat
Pendapat tersebut diperkuatkan oleh ketika bayi mengungkapkan keinginannya, Endang
dan
Maliki
(2009:36),
yang bayi akan menangis. Ketika menangis, hal ini
mengatakan bahwa kemampuan verbal dalam menunjukkan bahwa bayi tersebut lapar, haus, berbicara
lisan
merupakan
kemampuan atau
kedinginan.
Kemudian
bentuk
mengekspresikan bahan pembicaraan dalam komunikasi bayi diteruskan melalui bahasa bahasa kata-kata yang dimengerti banyak isyarat, dan ekspresi emosional. orang dan mudah dicerna. Demikian juga Seiring dengan bertambahnya usia menurut Elizabeth Hurlock (1995:176), bahwa anak, dapat mengucapkan beberapa kata, pada bicara
adalah
bentuk
bahasa
yang usia dua tahun kosa kata anak lebih dari 1.500
menggunakan artikulasi atau kata-kata yang buah dan kemampuan berbicaranya akan digunakan untuk menyampaikan maksud. berkembang pesat ketika anak memasuki Berbicara
erat
kaitannya
dengan taman kanak-kanak. Pada usia ini, hasrat anak
lingkungan
sekitar
anak,
dimulai
dari untuk belajar menjadi dorongan yang kuat
lingkungan keluarga terutama orang tua. untuk mempelajari kata-kata baru dan tentunya Keluarga merupakan lingkungan pertama yang melalui stimulasi dari lingkungan taman dapat menumbuhkan kemampuan berbicara kanak-kanak. anak, dan merupakan pembelajaran bahasa Taman kanak-kanak dianggap sebagai yang alamiah serta model atau contoh yang tempat
yang
tepat
untuk
menumbuhkan
pertama ditiruPendapat tersebut diperkuatkan kemampuan berbahasa anak. Perkembangan oleh Yusuf (Hartini, 2005 : 19), yang berbahasa anak TK terlihat dari minat yang menjelaskan bahwa kemampuan menyebutkan tinggi pada huruf-huruf dan angka-angka, kata-kata merupakan hasil belajar melalui sudah dapat mengingat kembali pengertian ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 53
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... berdasarkan kata-kata, kosa kata anak lebih
terlihat
dari 2.500. Dan program pengembangan
memberikan kesempatan pada anak untuk
kemampuan berbicara di taman kanak-kanak
mengembangkan
banyak memberi kesempatan anak untuk
Demikian pula dalam memilih metode yang
berbicara,
kurang bervariasi.
mendongeng
secara
sederhana.
Anak dibiasakan untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
dan
mengekspresikan
keinginannya.
Bagi
kegiatan
yang
kemampuan
anak-anak,
kurang
berbicara.
duduk
manis
menyimak penjelasan dan nasihat merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Sebaliknya,
Sesuai dengan tujuan pengembangan berbahasa
adanya
anak TK, menurut
duduk berlama-lama menyimak cerita atau
Soemantri
dongeng adalah aktivitas yang mengasikkan.
(Hartini: 2005), yaitu agar anak mampu
Oleh karenanya, memberikan pelajaran dan
mengungkapkan
nasihat melalui cerita atau dongeng adalah
melalui
bahasa
yang
sederhana secara tepat, mampu berkomunikasi
cara
secara
Mendidik dan menasehati anak melalui cerita
efekif
dengan
lingkungan
dan
mendidik
yang
dan
membangkitkan minat untuk dapat berbahasa
memberikan
indonesia
kebutuhan akan imajinasi dan fantasi.
dengan
baik.
Kenyataannya
efek
bijak
pemuasan
cerdas.
terhadap
pengembangan kemampuan berbicara anak di
Dongeng adalah cerita khayal yang
taman kanak-kanak belum maksimal dan
dianggap tidak benar-benar terjadi, baik oleh
cenderung mendapat hambatan. Tidak semua
penuturnya
anak
Dongeng
mampu
menguasai
kemampuan
maupun tidak
oleh
terikat
pendengarnya. oleh
ketentuan
berbicara. Anak tidak dapat berkomunikasi
normative dan factual tentang pelaku, waktu,
secara lisan ini dikarenakan beberapa alasan,
dan
salah satu alasan tersebut, yaitu kegiatan
Pelakunya adalah makhluk-makhluk khayal
pembelajaran yang kurang memperhatikan
yang memiliki kebijaksanaan atau kekurangan
aspek perkembangan anak.
untuk mengatur masalah manusia dengan
tempat
(Danandjaja,
1985:
472).
Berdasarkan pengamatan yang terjadi
segala macam cara. Dongeng diceritakan
di lapangan khususnya di TK Al-Ikhlas
terutama untuk hiburan, walau pun banyak
Lamlhom. Dalam beberapa aktivitas di kelas
juga yang melukiskan kebenaran, atau bahkan
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 54
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... moral (Danandjaja, 1986: 83). Dengan melalui
Khususnya TK Al-Ikhlas Lamlhom
metode mendongeng secara tidak langsung
Kecamatan Lhoknga Aceh Besar.
anak akan belajar mengenai kemampuan
b. Dapat
dijadikan
sebuah
alternatif
berbicara sendiri.
pembelajaran bagi yang membutuhkan
Rumusan Masalah
dalam
Berdasarkan
latar
belakang
kemampuan
permasalahan yang dikemukakan di atas, maka yang
menjadi
penelitian
rumusan
ini
adalah:
masalah
dalam
membantu
meningkatkan
berbicara
anak
usia
Taman Kanak-Kanak. c. Diperolehnya masukan bagi sekolah
“Bagaimana
dalam
usaha
perbaikan
meningkatkan kemampuan berbicara anak
pembelajaran
melalui mendongeng pada kelompok B di TK
pada peningkatan mutu sekolah.
Al-Ikhlas Lamlhom Kecamatan Lhoknga Aceh
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk kajian pendidikan selanjutnya dapat menjadi inspirasi serta motivasi bagi kemajuan pengembangan pendidikan bagi anak usia dini.
Besar?
sehingga
proses
berdampak
Tujuan Penelitian KAJIAN TEORI Berkaitan dengan rumusan masalah A. Kemampuan Berbicara diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Pengertian Berbicara “Untuk mengetahui kemampuan berbicara Berbicara
secara
umum
dapat
anak melalui mendongeng pada kelompok B di diartikan suatu penyampaian maksud (ide, TK Al-Ikhlas Lamlhom Kecamatan Lhoknga pikiran, gagasan, atau isi hati) seseorang Aceh Besar”. kepada orang lain dengan menggunakan Manfaat Penelitian bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat Peneliti ini diharapkan dapat memberikan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud manfaat bagi semua pihak, untuk lebih spesifik tersebut dapat dipahami oleh orang lain peneliti ini mempunyai manfaat sebagai (Depdikbud, 1984/1985:7). Pengertian bicara berikut: secara khusus banyak dikemukakan oleh para a. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi pakar.
Tarigan
(1983:15)
bicara
adalah
kemampuan
mengemukakan
guru TK meningkatkan kemampuan mengucapkan
berbicara anak melalui mendongeng. ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 55
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
pelajaran
mengekspresikan,
serta
kemampuan aspek mendengarkan, membaca,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
dan menulis. Keberanian untuk berbicara,
Berbicara
bertanya dan mengungkapkan gagasan sangat
adalah
menyatakan
bercakap,
berbahasa,
Bahasa
mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu
mendukung
yang
khususnya
dimaksudkan.
kemampuan artikulasi
Berbicara
mengucapkan atau
mengekspresikan,
adalah
bunyi-bunyi
kata-kata
untuk
menyatakan
serta
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Indonesia,
dalam Bahasa
proses Indonesia.
di
samping
pembelajaran Untuk
itu
kemampuan berbicara perlu dikembangkan kepada siswa sedini mungkin. Tujuan berbicara dapat dibedakan atas lima golongan, yakni:
Berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda
a. Menghibur
yang dapat didengar (audible) dan yang
Berbicara menghibur biasanya bersuasana
kelihatan
memanfaatkan
santai, rileks, dan kocak. Soal pesan
sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia
bukanlah tujuan utama. Namun bukan
demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau
berarti berbicara menghibur tidak dapat
ide yang dikombinasikan. Berbicara adalah
membawakan pesan. Dalam berbicara
kemampuan
bunyi-bunyian
menghibur tersebut pembicara berusaha
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk
mambuat pendengarnya senang gembira,
mengekspresikan, menyatakan pesan, pikiran,
dan bersuka ria. Contoh jenis berbicara
gagasan, dan perasaan. Berbicara adalah
menghibur ini, antara lain: lawakan,
ungkapan pikiran dan perasaan seseorang
guyonan dalam ludruk, srimulat, cerita
dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.
Kabayan, cerita Abu Nawas.
(visible)
yang
mengucapkan
Kemampuan
merupakan
tuntutan
b. Menginformasikan
utama yang harus dikuasai oleh guru. Guru
Berbicara menginformasikan bersuasana
yang baik harus dapat mengekspresikan
serius, tertib, dan hening. Soal pesan
pengetahuan yang dikuasainya secara lisan.
merupakan
Kemampuan berbicara merupakan salah satu
pembicara maupun pendengar. Dalam
kemampuan yang perlu dikembangkan dalam
pembicara menginformasikan pembicara
ISSN 2355-102X
pusat
perhatian,
baik
Volume I Nomor 1. September 2014 | 56
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... berusaha berbicara jelas, sistematis, dan
sebagainya.
tepat isi agar informasi benar-benar terjaga
menyakinkan itu, penbicara harus
keakuratannya. Pendengar pun biasanya
melandaskan pembicaraannya kepada
berusaha
argumentasi yang nalar, logis, masuk
menangkap
informasi
yang
akal,
c. Menstimulasi
jawabkan dari segala segi.
menstimulasi
dapat
berbicara
disampaikan dengan segala kesungguhan.
Berbicara
dan
Dalam
dipertanggung
bersuasana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
serius, kadang-kadang terasa kaku.
Edisi Ketiga (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembicara berkedudukan lebih tinggi
Bahasa, 2002: 126), kemampuan adalah
dari pendengarnya. Dalam berbicara
kesanggupan,
menstimulasi,
berusaha
berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan
semangat
kemampuan adalah kapasitas seorang individu
pendengarnya sehingga pendengar itu
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu
bekerja lebih tekun, berbuat baik,
pekerjaan.
bertingkah laku sopan dan belajar
membilang dengan menyebut satu per satu
lebih berkesinambungan. Pembicara
untuk mengetahui berapa banyaknya (Tim
biasanya dilandasi oleh rasa kasih
Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002: 150).
sayang, kebutuhan, kemauan, harapan,
Kemampuan adalah kapasitas atau potensi
dan inspirasi pendengar.
yang
pembicara
membangkitkan
d. Menyakinkan Berbicara
menyakinkan
bertujuan
Sedangkan
dimiliki
melakukan
menyakinkan
kecakapan,
kekuatan,
membilang
seseorang
beragam
kita
yaitu
individu
untuk
dalam
suatu
tugas
pekerjaan.
pendengarnya.
Adapun pengertian berbicara menurut
Bersuasana serius, mencekam, dan
Tarigan (1990:149), berbicara merupakan
menegangkan. Melalui keterampilan
keterampilan menyampaikan pesan melalui
berbicara,
bahasa
pembicara
berusaha
lisan.Sedangkan
(1998:15),
tidak setuju menjadi setuju, dari tidak
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
ISSN 2355-102X
menjadi
simpati,
adalah
Tarigan
mengubah sikap pendengarnya dari
simpati
berbicara
menurut
kemampuan
dan Volume I Nomor 1. September 2014 | 57
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
Pengucapan vokal
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Penempatan tekanan
yang
Pilihan kata / ungkapan atau diksi
yang
Variasi kata
Pembentukan
Ragam kalimat
2.
Faktor-Faktor Mempengaruhi
Dan
Menghambat Berbicara
2. Faktor non kebahasaan yang mencakup :
Penilaian keterampilan berbicara dapat
Keberanian dan semangat
dilakukan pada saat kegiatan pelajaran, yang
Kelancaran
disebut
kegiatan
Gerak-gerik dan mimik
pembelajaran yang disebut penilain hasil.
Penguasaan topik
Dalam
Penalaran
proses,
dan
penilaian
setelah
proses
guru
mencatat
kekurangan dan kemajuan yang diperoleh murid, hasil penilaian ini harus disampaikan kepada murid secara lisan, secara motivasi murid dalam berbicara, sasaran yang dicapai harus jelas. Informasi yang dicatat dalam penilaian merupakan umpan balik yang tidak ternilai bagi murid. Mengingat kemampuan berbicara memerlukan latihan dan bimbingan yang intensif. Penilaian yang mengukur dan menilai satu kegiatan saja, tetapi hendaknya berlanjut
dan
keterampilan
bertujuan berbicara
meningkatkan pada
kegiatan
berikutnya. Faktor-faktor
pemahaman
/
pengungkapan materi wacana. Menurut Mulgrave (dalam Tarigan, 1986: 22) menyatakan bahwa analisis mengenai proses inteluktual yang diperlukan untuk
untuk
mengembangkan
kemampuan
menunjukan
perlunya
berbicara pengaturan
bahan bagi penampilan lisan, perlunya penggunaan ekspresi yang jelas dan efektif bagi komunikasi yang khusus tersebut, dan perlunya berbicara suatu keterampilan yang penuh seksama dan perhatian.
yang
dinilai
berbicara:
1. Faktor kebahasaan yang mencakup
ISSN 2355-102X
atau
dalam
Gaya berbicara adalah cara berbicara yang dapat menimbulkan daya tarik para penggemar. Gaya bicara dapat dibagi menjadi:
Volume I Nomor 1. September 2014 | 58
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Gaya bahasa Aksidenton, yaitu pembicara berusaha
agar
Gaya berbicara dengan gerak air muka
pesan
(mimik). Pada gaya ini, pembicara tidak
yang
mengeluarkan kata-kata, tidak juga diam,
diucapkan, bukan pada bagian-bagian dari
akan tetapi dengan gerak air muka,
kalimat.
(dengan mengedipkan mata kanan/kiri
Gaya bahasa polisidenton, yaitu pembicara
yang mungkin berarti supaya orang lain
berusaha
pesan
diam saja, memelototkan mata kepada
mengarahkan perhatiaannya terarah pada
anaknya yang berarti melarang melakukan
kalimat demi kalimat.
sesuatu).
memperhatikan
penerima
seluruh
agar
kalimat
penerima
Gaya bahasa klimaks, yaitu pembicara
Gaya berbicara dengan gerak anggota
berusaha agar pendengar tertarik akan
badan (panto mimik). Pada jenis gaya
pembicaranya
bicara ini, pembicara tidak mengeluarkan
dan
memperoleh
perbandingan yang mendalam.
kata-kata, akan tetapi membuat gerakan-
Gaya bahasa anti klimaks, yaitu pembicara
gerakan pada bagian tubuhnya (membuat
berusaha agar pendengar tertarik akan
kode dengan jari/dan tangan yang berarti
pembicaraannya
istirahat, mengangkat bahu yang berarti
pada
akhir
pembicaraannya.
tidak tahu, menggelengkan kepala yang
Gaya bahasa hiperbola, yaitu pembicara
berarti tidak mau).
berusaha menarik perhatian pendengar dengan
menggunakan
bahasa
yang
Gaya berbicara dengan gerak-gerik (panto mimik
dan
mimik).
Pembicara
"menyangkatkan". Misalnya: Pak Karto
menyampaikan pesannya dengan gerak
bekerja keras membanting tulang untuk
muka berbarengan dengan gerak anggota
menghidupi keluarganya. Zhi-zhi belajar
badan.
dengan memeras otak agar dapat naik
kebudayaan
kelas, Pak Bonar bekerja keras memeras
tubuh sendiri sebagai alat komunikasi.
keringat
3. Pengembangan
untuk
membiayai
anaknya yang semata wayang.
ISSN 2355-102X
sekolah
Gerak
gerik
semata-mata,
bukan
hasil
akan
tetapi
Keterampilan
Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun
Volume I Nomor 1. September 2014 | 59
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Perkembangan berbicara anak usia 5-6
pendengarnya. Dongeng tidak terikat
tahun umumnya sudah berani mengatakan
oleh ketentuan normative dan faktual
tidak jika disuruh melakukan sesuatu. Dalam
tentang pelaku, waktu, dan tempat
bicara jika anak tidak setuju atau tidak mau
(dalam Suhartono, 2005:22).
melakukan
lawan
Dongeng merupakan cerita khayalan
bicaranya, ia akan menyatakan ketidaksetujuan
atau cerita yang tidak benar-benar terjadi.
dan
Dongeng biasanya bersifat menghibur dan
apa
yang
ketidakmauan
diinginkan
melakukannya.
Pada
perkembangan ini anak sudah mulai mampu
mengandung
berbicara
terstruktur.
adalah cerita yang dikarang dan diceritakan
Biccara anak dapat dipahami oleh orang lain
kembali secara berulang-ulang oleh guru.
dan anak sanggup merespon baik positif
Cerita itu bisa dibuat karena terinspirasi dari
maupun negative atas pembicaraan lawan
suatu peristiwa.
secara
bicaranya.
teratur
Bahasa
dan
yang
digunakannya
menunjukkan aturan atau tata bahasa sendiri. Oleh karena anak pada perkembangan
nilai
pendidikan.
Dongeng
2. Macam-Macam Dongeng Cerita dalam sebuah dongeng dapat mempengaruhi
minat
anak
untuk
ini mampu bicara dengan tata bahasa sendiri,
membacanya, karena setiap anak mempunyai
orang tua/guru diharapkan memiliki kepekaan
selera yang berbeda-beda dalam diri mereka.
dan kepedulian memperbaikan bahasa anak
Ada 5 macam cara mendongeng yaitu :
bila anak salah dalam berbahasa. Begitu juga
1. Dongeng yang lucu
orang tua/guru hendaknya juga memberi
Lucu yaitu: “menimbulkan tertawa” jadi
penguatan (reinforcement) jika memperhatikan
dongeng yang lucu adalah cerita yang
bicara anak.
berisikan kejadian lucu yang terjadi pada
B. Kemampuan Mendongeng
masa lalu. Cerita dalam dongeng lucu dibuat untuk menyenangkan atau membuat
1. Pengertian Dongeng Menurut merupakan
Danandjaja cerita
dongeng
khayal
yang
dianggap tidak benar-benar terjadi,
tertawa pendengar atau pembaca. Contoh : Dongeng Abu Nawas 2. Fabel
baik oleh penuturnya maunpun oleh ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 60
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Fabel
adalah
cerita
berupa
4. Sage
dongeng, mengambarkan watak dan budi
Sage
manusia yang diibaratkan pada binatang”.
peristiwa sejarah yang telah bercampur
Fabel digunakan untuk pendidikan moral,
dengan
dan
menggunakan
menurut sari kata Bahasa Indonesia (2007:
tokoh-tokoh binatang, namun tidak selalu
20) sage yaitu dongeng yang mengandung
demikian. Disamping fabel menggunakan
unsur sejarah. Jadi dapat disimpulkan
tokoh binatang ada yang menggunakan
bahwa sage merupakan cerita dongeng
benda mati. Jadi fabel merupakan cerita
yang berhubungan dengan peristiwa atau
pendek atau dongeng yang memberikan
sejarah. Contoh: Panji semirang
kebanyakan
pendek
fabel
pendidikan moral yang menggunakan
adalah
“Cerita
fantasi
yang
rakyat”,
mendasar
sedangkan
5. Mite
binatang sebagai tokohnya. Contoh :
Mite adalah “cerita yang berhubungan
Dongeng kancil dan harimau
dengan kepercayaan masyarakat yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya”.
3. Legenda Legenda adalah : “cerita dari zaman
Sedangkan
dahulu yang bertalian dengan peristiwa-
Indonesia (2007: 20) mite didefinisikan
peristiwa
sarikata
sebagai: “dongeng yang berhubungan
Bahasa Indonesia (2007: 21) legenda
dengan kepercayaan masyarakat”. Jadi
adalah: “Cerita yang isinya tentang asal-
mite
usul suatu daerah”. Legenda baik sekali
kepercayaan
digunakan untuk pendidikan di kelas-kelas
diyakini oleh masyarakat tetapi tidak dapat
rendah Sekolah Dasar untuk mengajarkan
dibuktikan kebenarannya. Contoh : Nyai
konsep-konsep. Jadi legenda merupakan
Loro Kidul
cerita dari zaman dahulu yang merupakan
Dalam
sejarah”.
kejadian-kejadian
Menurut
yang
berhubungan
dengan suatu tempat atau peristiwa yang
menurut
merupakan suatu
penelitian
Sarikata
cerita
Bahasa
tentang
masyarakat
ini
yang
yang
akan
digunakan adalah Fabel (dongeng binatang), beberapa alasan penggunaan fabel adalah:
baik digunakan dalam pendidikan dasar. Contoh : Asal mula danau toba. ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 61
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Tokoh-tokoh binatang sangat menarik bagi
Terakhir, sang pembicara adalah sesuatu yang
anak.
harus dilihat, memperlihatkan rupa, sesuatu
Lewat tokoh binatang dapat memberikan
tindakan yang harus diperhatikan dan dibaca
pendidikan anak.
melalui mata.
perpaduan
binatang.
Strategi
Anak akan memiliki rasa sayang pada
dari
mendongeng urutan
merupakan
kegiatan,
cara
memiliki
mengorganisasikan metode, cerita, peralatan
kesadaran untuk menjaga dan melestarikan
dan bahan, dan waktu yang digunakan dalam
alam lingkungannya, khususnya alam
proses kegiatan belajar mengajar/mendongeng
fauna.
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Anak menyenangi hal-hal yang fantastik
Ketika
seperti
kepada anak usia dini, seorang pendidik
Setelah
besar
anak
halnya
akan
binatang
yang
mirip
hendak
manusia.
seharusnya
3. Metode Mendongeng
sebagai berikut:
menyatakan
langkah-langkah
umur anak-anak
terdiri atas empat hal yang kesemuanya dalam
melaksanakan
dongeng
a. Memilih jenis cerita sesuai dengan
Seorang pembicara pada dasarnya
diperlukan
menyampaikan
Dalam memilih cerita seharusnya mencari
lain.
cerita yang ringan yang bisa ditangkap dan
Pertama, sang pembicara merupakan suatu
dicerna oleh anak usia dini. Dengan kata
kemauan, suatu maksud, suatu makna yang
lain, cerita tidak boleh mengambang dan
diinginkannya dimiliki oleh orang lain, yaitu:
tak memiliki alur yang jelas. Untuk anak
suatu pikiran. Kedua, sang pembicara adalah
usia
memakai bahasa, membentuk pikiran dan
mendongeng
perasaan menjadi kata-kata. Ketiga, sang
penokohan hewan atau cerita-cerita fabel
pembicara adalah sesuatu yang disimak, ingin
(hewan, tumbuhan, benda yang berbicara)
didengarkan, menyampaikan maksud dan kata-
atau cerita lain yang membangun yang
katanya kepada orang lain melalui suara.
disesuaikan dengan perkembangan zaman
pikiran/pendapatnya
ISSN 2355-102X
kepada
orang
dini
(0-6
tahun),
hal-hal
lucu
usahakan dengan
Volume I Nomor 1. September 2014 | 62
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... sehingga mampu mengasah daya imajinasi
tubuh yang luwes, mimik, teknik vokal dan
anak usia dini.
intonasi yang baik. Teknik vokal dan intonasi
b. Penentuan variasi mendongeng
yang baik diperlukan dalam membangun
Variasi sangatlah diperlukan setiap kali
sebuah cerita yang sedang dibacakan. Pastikan
pendidik menyampaikan dongeng kepada
memilih teknik vokal dan intonasi yang tepat
anak didik. Variasi dapat dijadikan sebagai
dan sesuai dengan isi cerita saat mendongeng.
alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
Yang terpenting jangan memaksakan membuat
belajar mengajar. Variasi mendongeng
suara-suara aneh hanya untuk menekankan
juga
tokoh tertentu jika kita memang tidak bisa. Hal
bermanfaat
kejenuhan dongeng
dalam yang
untuk
mengatasi
mendongeng
disampaikan
agar
terkesan
tersebut hanya akan mempersulit diri dalam mendongeng jika tidak menguasainya.
monoton. Dalam penulisan karya nyata ini
Cara
yang
mudah
adalah
memperkecil
atau
penulis mengemukakan beberapa variasi
pendidik
yang
melakukan
memperbesar suara dengan disertai gerak
kegiatan mendongeng bersama anak usia
tubuh sesuai dengan tokoh dalam cerita
dini.
dongeng
digunakan
ketika
Beberapa variasi dan cara yang dapat digunakan
dan
dipraktikkan
dalam
mendongeng adalah: 1) Mendongeng dengan gerak tubuh dan
dapat
lebih
yang
Lakukanlah Pastikan
dibawakan.
kontak
selalu
mata
melakukan
Selain
itu,
dengan
anak.
kontak
mata
dengan anak saat bercerita. Jika pendidik membawa buku maka jangan hanya fokus
lagu.
pada
buku
bacaan.
Iringi
Metode ini merupakan metode yang
sentuhkan perhatian dan cinta kasih pada anak mendongeng agar
juga
dengan
cukup sederhana sebab seorang pendidik tidak
selama
anak semakin
perlu menyediakan alat peraga dan media lain
merasa nyaman dengan momen mendongeng
yang dibutuhkan untuk mendongeng. Meski
tersebut.
demikian, agar cerita di dalam dongeng yang
Selain itu, seorang pendidik juga harus
akan disampaikan terlihat menarik, pendidik
bisa menyelipkan lagu dan nyanyian ketika
harus menguasai beberapa hal yaitu gerakan
mendongeng. Nyanyian adalah salah satu
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 63
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... bentuk pernyataan atau pesan yang memiliki
papan
daya menggerakkan hati, berwawasan cita rasa
sebelumnya.
keindahan,
cita
rasa
estetika
yang
4)
gambar
yang
Mendongeng
sudah
dengan
disiapkan
alat
peraga
dikomunikasikan. Nyanyian juga bisa menjadi
gambar
bahasa
dapat
Berbeda dengan mendongeng dengan
membangkit rasa senang, lucu, kagum, atau
menggambar, mendongeng dengan alat peraga
haru.
gambar akan lebih memudahkan pendidik
emosi
karena
2) Mendongeng
nyanyian
dengan
alat
peraga
penokohan/ boneka Dibanding
dalam menyampaikan dongeng. Alat peraga gambar bisa berupa gambar cetak maupun
dengan
sekedar
mendongeng biasa yang hanya mengandalkan gerak tubuh dan teknik vokal, metode ini akan
gambar
buatan
yang
sudah
sebelumnya. Dengan ketentuan:
Menggambarkan aktivitas tokoh
memberikan kesan yang lebih maksimal
yang
kepada anak. Anak-anak bisa berimajinasi
mendekati isi cerita
dengan alat peraga boneka yang dibuat/bawa
disediakan
paling
mewakili
atau
Aktivitas
tokoh
oleh pendidik. Namun demikian, seorang
menonjol,
dan
pendidik harus bisa memberikan alat peraga
mudah ditangkap pengertiannya
yang pas dan sesuai dengan isi cerita. Hal ini
oleh anak
bertujuan agar antara isi cerita dan peraga
yang disampaikan memiliki kaitan yang saling
3) Mendongeng dengan menggambar. Dalam seorang
menggunakan
pendidik
menggambarkan menggambar
dituntut
cerita yang
dengan
berwarna
dan
Mendongeng dengan alat peraga gambar bisa menggunakan buku
metode
ini,
untuk
bisa
melalui
jelas,
dapat
jelas,
sopan.
berkesinambungan.
Gambar
terlihat
kegiatan
berkesinambungan.
cerita bergambar bahkan seorang pendidik gambar
menyiapkan tersebut
melaksanakan
sendiri sebelum kegiatan
Pendidik harus bisa menggambar setiap tokoh
mendongeng. Seorang pendidik
dan latar belakang beserta karakter melalui
bisa menempatkan gambar pada
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 64
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... dinding atau papan khusus yang
dengan
digunakan untuk menempatkan
mendengarkan radio dapat mempengaruhi
gambar sesuai dengan isi cerita
anak,
yang ada dalam dongeng. Bisa
Sedangkan
juga
media
memberikan kesan positif di dalamnya. Tugas
elektronik melalui gambar slide
seorang guru dalam mendongeng dengan
show lewat proyektor. Dengan
audio
ketentuan gambar yang dibuat pun
interaksi kepada anak usia dini.
memanfaatkan
harus jelas dan bisa membangun imajinasi anak.
pendidik yang menginginkan sesuatu yang baru dalam mendongeng. Mendongeng dengan mendongeng
dengan
pendidik
harus
alat peraga. Karena metode ini membutuhkan maka
mengkondisikan
pendidik
harus
bisa
agar
bisa
dengan
tertib.
anak-anak
mendengarkan
isi
cerita
bisa
adalah
memberikan
akan
instruksi
lebih
dan
mengkondisikan
anak-anak
sedangkan dirinya memperagakan melalui alat
Menyiapkan media/ alat peraga baik gambar maupun boneka/ tipe rekorder
Tempatkan alat peraga pada tempat yang mudah terlihat oleh anak
Siapkan alat penunjuk, dan manfaatkan untuk memandu cerita
Ciptakan suasana hening dan berdoalah ketika hendak memulai cerita
Pendidik juga bisa mengajak pendidik lain untuk
audio
negatif.
adalah sebagai berikut:
mempersiapkan tipe/ pemutar audio dan juga
ketenangan
dengan
dan
ketika akan mendongeng secara garis besar
sudah dibungkus dengan CD atau rekorder. penggunaannya
positif
Setelah mengetahui tentang beberapa
cara
memperdengarkan cerita melalui cerita yang
Dalam
secara
Sebab,
konkrit yang harus diperhatikan pendidik
Metode ini merupakan alternatif bagi
adalah
baik
radio.
variasi dalam mendongeng, maka langkah
5) Mendongeng dengan audio.
audio
mendengarkan
Ketika
cerita
sedang
berlangsung,
jangan
sampai
salah
menyebutkan
nama-nama tokoh
Sesekali adakan dialog dengan anakanak
peraga yang dibutuhkan. Yang perlu diketahui adalah mendongeng dengan audio berbeda ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 65
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Libatkan
anak
dalam
penghayatan
karakter tokoh dengan cara menirukan
melihat atau memahami respon dari anak yang mendengarkan dongeng tersebut. Waktu yang baik digunakan untuk
karakter bersama-sama mereka
Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar
mendongeng adalah minimal satu kali dan
tercipta suasana riang gembira
maksimal
Pastikan anak tetap memperhatikan
dilaksanakan pada hari yang sama. Dengan
pendidik saat bercerita
demikian,
Apabila ada waktu dan dipandang perlu,
melakukan persiapan yang lebih maksimal
mintalah
untuk
terhadap cerita yang akan disampaikan kepada
menceritakan kembali apa yang sudah
anak usia dini. Sedangkan bagi anak, ia akan
diceritakan
selalu menanti hari yang akan di isi dengan
kepada
dengan
anak
bahasa
mereka
bisa
dilaksanakan? Bila seorang pendidik sudah
Terakhir
adalah
menutup
dongeng
menjadi
c. Penentuan timing. pendidik
menguasai teknik mendongeng dengan baik maka di manapun tempatnya tidak akan
dengan bacaan hamdalah.
Jika
diharapkan
Lalu di mana sebaiknya dongeng
Sisipkan pesan sebelum mengakhiri cerita
pendidik
kegiatan mendongeng.
sendiri-sendiri
dua kali dalam seminggu dan
sudah
terbiasa
halangan.
Hanya
saja,
seorang
pendidik memang harus mencari suasana yang
mendongeng, pasti bisa memperkirakan berapa
menyenangkan
lama waktu untuk mendongeng, karena waktu
tersebut agar lebih diperhatikan oleh anak-
tersebut tergantung bagaimana anak bisa
anak.
menerima cerita itu. Sehingga pada bagian
Seorang
untuk membawa dongeng
guru
bisa
melaksanakan
mana harus berhenti untuk jeda dan bahkan
kegiatan mendongeng di dalam ruangan (in
menghentikan
sedang
door) meliputi ruang kelas dan aula sekolah,
berlangsung tersebut akan mengetahuinya. Hal
luar ruangan (out door) meliputi halaman
ini dikarenakan lama waktu mendongeng
sekolah, atau tempat representatif lainnya.
dongeng
yang
terkadang hanya bisa ditentukan dengan
d. Bagaimana
cara
mendongeng
yang efektif. ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 66
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Pertama, menguasai materi dongeng
pertanian, dan lain-lain. Di sini dongeng
secara utuh. Dalam hal ini keseluruhan
yang menarik/menghibur tersebut harus
cerita
benar-benar
dalam
dongeng
yang
akan
dongeng
yang
memiliki
diceritakan harus sudah dipahami oleh
pesan-pesan moral yang baik. Ini adalah
pendongeng,
penokohan,
sebagai antisipasi dari kemungkinan ada
situasai, karakter hingga pesan moral yang
dongeng yang memiliki ketidaktepatan
ada dalam dongeng tersebut. Sehingga
tema
pendidik akan mendapat gambaran pada
anak.
bagian mana anak akan tersenyum, tertawa
atau
mengiyakan
media mendongeng. Pada dasarnya setiap
ungkapan atau pesan yang ada dalam
metode mengajar perlu menggunakan alat-
dongeng tersebut. Dalam hal ini tentu
alat pengajaran yang berfungsi membantu
beberapa jeda harus ada pada saat tertentu
proses pengajaran agar tujuan dapat
seperti ketika anak meresapi pesan moral,
dicapai sebaik-baiknya. Alat peraga atau
atau saat anak menyenangi cerita pada
media berfungsi untuk memperagakan
momen-momen
suatu isi cerita dalam dongeng agar
baik
mengangguk
dalam
tanda
tertentu,
dan
lain
sebagainya.
Kedua, memilih tema yang sesuai.
untuk perkembangan
psikologis
Ketiga, membuat alat peraga dan
terkesan lebih hidup. Selain itu, pilihan peraga,
gambar/
media
yang
ada
Dongeng yang disampaikan dapat dicerna
diusahakan bisa membuat anak semakin
dan diserap anak, sebaiknya tema-tema
terpicu untuk berimajinasi. Bila dongeng
yang diangkat adalah tema-tema yang
yang diterangkan melalui gambar, maka
berkaitan erat dengan kehidupan anak-
gambar itu harus gambar yang indah,
anak atau yang disukai oleh anak-anak.
menarik dan penuh warna-warni. Bahkan
Misalnya tema tentang (1) kehidupan anak
seorang
dalam keluarga, sekolah atau masyarakat;
benda-benda yang ada disekeliling rumah
(2) binatang, seperti binatang ternak,
atau lingkungan sekolah sebagai peraga
binatang hidup di air, dan lain-lain, (3)
seperti barang-barang bekas dan lain
tanaman, seperti aneka bunga, tanaman
sebagainya.
ISSN 2355-102X
pendidik
bisa
memanfaatkan
Volume I Nomor 1. September 2014 | 67
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Keempat, memperisapkan konsentrasi
sebelum
memulai
mengikuti
karakter
tokoh
Disini
tersebut. Sehingga anak akan semakin
pendidik harus bisa melihat kesiapan anak
cepat untuk membentuk setiap karakter
untuk
tokoh tersebut dalam imajinasinya.
mendengarkan
kondisi
anak
harus
dongeng.
mungkin
dongeng. terlebih
Jadi, dahulu
Keenam, mengakhiri dongeng dengan
dipersiapkan senyaman mungkin sehingga
menyisipkan/mengulangi
dalam menyimak dongeng yang diberikan
moral. Pada bagian ini menjadi poin
sudah
benar
penting dimana pada saat dongeng selesai
(konsentrasi dan fokus). Dengan demikian,
diberikan, anak akan cepat menangkap dan
semua isi dongeng baik itu hiburan dan
mengingat pesan yang akan disampaikan.
pesan moral yang ada di dalamnya akan
Sehingga, ketika pendidik
tersampaikan dengan baik.
pesan yang baik sebagai penutup, anak
akan menyadari bahwa dongeng telah
dalam
keadaan
yang
Kelima, memulai dengan awalan yang
benar
dan
indah
pesan
memberikan
melakukan
selesai. Pada saat inilah anak akan
improvisasi secara kreatif dengan segenap
menyimpulkan (tanpa disadarinya) tentang
penghayatan. Dalam hal ini awalan yang
seluruh isi cerita yang telah di dengarnya.
baik adalah awalan dengan kata yang
Maka dari itu, jika pendidik membantunya
membuat
dengan
anak
serta
pesan
terhipnotis
dan
memberikan
ulasan/mengulang
bersemangat untuk memasang imajinasi
poin poin penting tentang pesan moralnya
mereka, contoh kata yang bisa diberikan
maka
adalah: di pagi yang cerah, ketika sang
merekamnya.
surya mulai tenggelam, di saat malam gelap gulita, dsb. (semuanya dilakukan
anak
akan
lebih
cepat
pula
3. Evaluasi Dalam
melaksanakan
strategi
dengan retorika yang bisa mengantarkan
mendongeng evaluasi sangatlah diperlukan.
anak untuk segera mungkin berimajinasi
Hal ini untuk mengetahui seberapa besar
tentang sesuatu yang ada dalam dongeng
pengaruh
tersebut). Pada saat mendongeng retorika
menumbuhkembangkan
strategi
mendongeng daya
dalam
kreativitas
kita pada setiap tokoh diusahakan sebisa ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 68
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... pendidik. Setidaknya ada lima macam fungsi evaluasi bagi pendidik, yaitu:
e. Cara membuat TV Mendongeng
Memberikan landasan untuk menilai
Bahan-bahan yang diperlukan diantaranya:
hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh
Kardus, gunting, kertas kado,
peserta didiknya.
kayu, lem.
Memberikan informasi yang sangat berguna,
guna
masing-masing
mengetahui peserta
posisi
didik
di
untuk
bahan
memilih
yang dan
berbentuk segi panjang
penting kemudian
kertas kado kecuali bagian depan. Sisi kiri dan kanan dilubangkan
menciptakan status peserta didik.
untuk dimasukkan kayu yang telah
Memberikan pedoman untuk mencari
dibungkus dengan kertas kado
dan menemukan jalan keluar bagi
Kemudian tempelkan gambar pada
peserta
didik
yang
memang
memerlukannya
Bagian depan kardus dipotong
Sisi-sisi kardus dibungkus dengan
tengah-tengah kelompoknya. Memberikan
Cara membuat:
kayu bagian atas dan bawah Cara menggunakan:
Memberikan petunjuk tentang sudah
Putarkan kayu bagian atas dan
sejauh manakah program pengajaran
bawah jika ingin melihat gambar
yang telah ditentukan telah dapat
diatas atau pun yang dibawah.
dicapai.
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 69
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
METODE PENELITIAN
Tindakan
yang
dilakukan
dalam
meningkatkan kemampuan berbicara Siklus anak melalui mendongeng. Teknik 1. Perencanan pembelajaran yang digunakan adalah a. Menetapkan jadwal penelitian yaitu teknik mendongeng dan apabila tujuan pada semester 2,pada observasi awal pembelajaran belum tercapai maka sebanyak 1 kali pertemuan, siklus I siklus kedua digunakan teknik dengan sebanyak 3 kali pertemuan,siklus II media TV mendongeng. sebanyak 3 kali pertemuan 3. Observasi b. Menyusun perangkat pembelajaran Tahap observasi adalah seluruh proses yaitu membuat Rencana Kegiatan tindakan terkait pengaruhnya (yang Mingguan (RKM) disengaja
maupun
disengaja).
Pada
yang
tidak
c. Menyusun kegiatan dalam bentuk saat
tindakan
Rencana Kegiatan Harian (RKH) berlangsung
peneliti
mengamati
2. Tindakan peristiwa atau hal apa saja yang terjadi
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 70
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... dikelas selama tindakan berlangsung.
yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan
Aspek
pada tahun pelajaran 2013/ 2014.
yang
diamati
dalam
meningkatkan kemampuan berbicara
C. ......................................................................................
anak melalui mendongeng ini adalah bagaimana
dalam
Metode merupakan salah satu alat
bagaimana
untuk mencapai tujuan. Peneliti ini bersifat
interaksi anak selama berlangsungnya
kuantitatif, metode yang digunakan dalam
kegiatan
mengamati peningkatan kemampuan berbicara
kegiatan
persiapan
anan
etode Pengumpulan Data
pembelajaran,
pembelajaran,
bagaimana
komunikasi anak dalam belajar.
nak
4. Refleksi Melalui
observasi maka,
yang akan
pembelajaran
telah terlihat yang
selama
kegiatan
teknik
baik
kelompok B2.
berapa
persen
tingkat
keberhasilan yang telah dicapai anak.
berlangsung
dan
alat
pengumpulan data yang digunakan adalah lembaran
B.
adalah
mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak
direncanakan sudah berjalan dengan dan
mendongeng
observasi, dimana peneliti secara langsung
dilaksanakan apakah
melalui
observasi
kegiatan
anak
pada
D. ......................................................................................
Subjek
nstrumen Penelitian Adapun instrument penelitian yang
Penelitian Subjek penelitian ini yaitu murid-
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
murid di TK Al-Ikhlas Lamlhom Kecamatan
observasi hasil tes yang penulis rancang
Lhoknga Kabupaten Aceh Besar yang belajar
seperti membuat indikator ataupun aspek
pada kelompok B sebanyak 20 orang anak
perkembangan yang akan diberikan pada anak.
Tabel 3.1 Lembar Observasi Anak
No
HASIL PENGAMATAN
INDIKATOR BB
1
MB
BSH
BSB
Anak mampu mendengar cerita dongeng dengan baik
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 71
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... 2 3
Anak mampu menyebutkan bunyi atau suara Anak mampu berbicara dengan bahasa sendiri dan dipahami oleh orang lain
4
Anak mampu melanjutkan cerita dongeng yang telah diceritakan gurunya
5
Anak mampu mengulang kembali cerita dongeng secara berurut
Sumber : Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak Kurikulum tahun 2010:11 Keterangan : BB
: Belum Berkembang
MB
: Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan BSB : Berkembang Sangat Baik
Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai
dengan
berikut:
bercerita dongeng kembali
1. Anak
mampu
mendengar
cerita
dongeng dengan baik BB
:
Anak
belum
Anak
sudah
mampu
BB
:
MB :
mampu
akan tetapi belum serius Anak
sudah
Anak
sudah
BSH :
mendengar cerita dongeng ISSN 2355-102X
sudah
Anak
mampu
bunyi
sudah
menyebutkan
atau
mampu
bunyi
atau
suara dengan benar BSB :
mampu
Anak
suara, akan tetapi belum jelas
mampu
dengan baik
Anak hanya diam
menyebutkan
mendengar cerita dongeng
BSB :
dapat
2. Anak mampu menyebutkan bunyi atau
mendengar cerita dongeng
BSH :
dan
suara
mendengar cerita dongeng MB :
baik
Anak sudah mampu menyebutkan
bunyi
atau
suara dengan benar dan cepat Volume I Nomor 1. September 2014 | 72
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... 3. Anak mampu berbicara dengan bahasa
BSH :
Anak
sudah
mampu
sendiri dan dipahami oleh orang lain.
melanjutkan cerita dongeng
BB
dengan baik
:
Anak hanya diam
MB :
Anak sudah mau berbicara
dengan baik dan teratur.
belum
mampu
sendiri
dengan
5.
Anak
Anak
sudah
mampu
dengan
BB
:
bahasa
sudah
berbicara
dengan
BSH :
cerita
diceritakan
Anak
Anak
sudah
mampu
dengan berurut
mampu
gurunya MB :
mampu
mengulang cerita dongeng
Anak
sudah
mampu
mengulang cerita dongeng
melanjutkan cerita dongeng telah
sudah
kata yang tertinggal
BSB :
yang
Anak
akan tetapi masih ada urutan
gurunya belum
mampu
bahasa
dongeng yang telah diceritakan oleh
Anak
belum
mengulang cerita dongeng
dipahami oleh orang lain. melanjutkan
Anak
mampu
sendiri secara baik dan dapat
:
mengulang
mengulang cerita dongeng MB :
Anak
mampu
mampu
kembali cerita dongeng secara berurut.
sendiri
BB
mampu
tetapi
berbicara
4. Anak
sudah
melanjutkan cerita dongeng
baik
BSB :
Anak
didepan teman-teman akan
berbahasa
BSH :
BSB :
dengan baik dan berurut
E. ...................................................................................... nalisis Data
sudah
mau
Adapun
teknik
pengolahan
data
melanjutkan cerita dongeng
penelitian ini, penulis menggunakan statistik
akan tetapi masih belum
sederhana dengan metode distribusi frekuensi
lengkap
sehingga presentase dari semua alternatif jawaban pada setiap pertanyaan sehingga menjadi suatu konsep yang dapat diambil
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 73
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... kesimpulan
kemudian
data
angket
yang
Keterangan :
diperoleh diolah dengan menggunakan rumus
P
= Presentasi
persentase (%) sebagai berikut:
F
= Frekuensi
P = F x 100% N
N
= Jumlah Sampel
100 % =
No 1 2 3 4 5
Persentase 81%-100% 61%-80% 41%-60% 21%-40% 0%-20%
Analisis
hasil
Tetap
Kriteria presentasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
observasi
pertemuan. Siklus I dilaksanakan pada hari
menggunakan analisis persentase. Skor yang
selasa, kamis, dan sabtu tanggal 22, 24, dan 26
diperoleh
indikator
April 2014, menceritakan dongeng tentang
dijumlahkan dan hasilnya disebut skor. Untuk
kisah Tikus dan Singa. Siklus II dilaksanakan
setiap indikator, sangat baik diberi skor 5, baik
pada hari senin, rabu, dan jum’at tanggal 28,
diberi skor 4, cukup diberi skor 3, kurang
30 April dan 02 mei 2014, mencerita dongeng
diberi skor 2, dan kurang sekali diberi skor 1.
tentang Tikus dan Singa.
Selanjutnya
data
Bilangan
masing-masing
dihitung
presentase
rata-rata
Adapun langkah-langkah pelaksanaan
dengan cara membagi jumlah skor dengan
tindakan
jumlah aspek yang dinilai dan dikalikan
berlangsung secara siklus, yaitu perencanaan,
100%.(Sudjono, 2005: 43)
tindakan, observasi, refleksi dan seterusnya
HASIL PENELITIAN
seperti pada gambar I di bawah ini, sehingga
A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan
tercapai
meliputi
tujuan
empat
yang
komponen
diinginkan
dan
dengan
tindakan yang paling efektif.
dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga kali
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 74
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
tabel
yang sama
untuk membandingkan
dengan hasil yang capai setelah diberikan Sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu anak juga dilakukan observasi dengan
pembelajaran
menggunakan
metode
mendongeng. Dari hasil pengamatan sebelum tindakan, siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai berikut.
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 75
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... yang sama, dimana anak dilihat sejauh mana
1. Observasi Awal Pada penelitian tindakan kelas ini,
kemampuan
berbicaranya.
sebelum diberikan tindakan kepada anak
pengamatan
sebelum
dengan metode mendongeng, terlebih dahulu
adalah sebagai berikut.
Adapun
diberikan
hasil
tindakan
anak dilakukan observasi dengan perlakuan
Tabel Hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, upaya peningkatan kemampuan anak melalui mendongeng. Aspek Yang diamati No
Nama Siswa I
II
III
IV
V
1
Luthfia
MB
BSH
BSH
MB
MB
2
M.Afif
BB
BB
MB
BB
BB
3
Daffa Pratama
BB
MB
BB
BB
MB
4
M.Ridha
BB
BB
MB
BB
BB
5
Shaifaddinur
BB
MB
BB
MB
BB
6
M.Tanzil
MB
MB
BB
BB
MB
7
M.uska
MB
BB
BB
MB
MB
8
Nurul Maulidia
MB
MB
MB
MB
BSH
9
Raifan Danish
MB
BB
BB
MB
MB
10
Riski Hidayatullah
BB
BB
MB
BB
MB
11
Suci Ramadhani
MB
BB
MB
MB
MB
12
Syawatul Aula
MB
BSH
BSH
MB
MB
13
Syaifatur Rahmah
BB
MB
BB
MB
BB
14
Izzatul Asyifa
BB
MB
MB
BB
BB
15
Akmalul Ridha
BB
MB
BB
MB
BB
16
Nurul Husna
MB
MB
BB
MB
MB
17
Mahsun Hadi
BB
BB
BB
MB
BB
18
Ghina Khalisa
MB
MB
MB
BB
MB
19
Abral Mizki
BB
MB
BB
BB
MB
20
Azhar Mahar Dika
MB
MB
MB
MB
BB
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 76
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Hasil Penilaian Observasi Awal I No
II
III
IV
Rata-rata %
V
Penilaian F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1.
BB
10
50%
7
35%
10
50%
9
45%
8
40%
44%
2.
MB
10
50%
11
55%
8
40%
11
55%
11
55%
51%
3.
BSH
2
10%
2
10%
1
5%
5%
4.
BSB 20
100%
20
100% 20
20
100%
Jumlah
20
100%
100%
Keterangan: I.
Anak mampu mendengar cerita dongeng BB
: Belum Berkembang
dengan baik
MB
: Mulai Berkembang
II.
Anak mampu menyebutkan bunyi atau suara
BSH
: Berkembang Sesuai
III.
Anak mampu berbicara dengan bahasa sendiri dan dipahami oleh orang lain.
IV.
Harapan BSB
: Berkembang Sangat Baik
Anak mampu melanjutkan cerita dongeng yang telah diceritakan gurunya.
V.
Anak mampu mengulang kembali cerita dongeng secara berurut.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat
Pada penelitian tindakan kelas ini, siklus I
penulis simpulkan bahwa hasil pengamatan
dilaksanakan selama tiga kali pertemuan 3x35
terhadap aktivitas anak sebelum melakukan
menit yaitu pada hari selasa, kamis, dan sabtu
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
tanggal
metode mendongeng masih sangat kurang
Menceritakan dongeng tentang kisah Tikus
sekali, dimana anak masih banyak belum
dan Singa. Dalam penyajiannya guru peneliti
berkembang dan mulai berkembang, hasil ini
melakukan
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh
seperti
masih jauh dari yang diharapkan.
pembelajaran. Dalam hasil pengamatan selama
22,
24,
dan
26
langkah-langkah
yang
tertera
April
2014.
pembelajaran
dalam
rencana
2. Hasil Penelitian Siklus I
proses pembelajaran berlangsung untuk siklus
a. Perencanaan
I adalah sebagi berikut:
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 77
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Tabel Hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, upaya peningkatan kemampuan berbicara anak melalui mendongeng pada siklus I. No
Aspek Yang diamati
Nama Siswa
I
II
III
IV
V
1
Luthfia
BSH
BSB
BSH
BSH
MB
2
M.Afif
MB
MB
BSH
MB
MB
3
Daffa Pratama
MB
MB
MB
MB
BSH
4
M.Ridha
MB
MB
BSH
MB
MB
5
Shaifaddinur
MB
BSH
MB
BSH
MB
6
M.Tanzil
MB
BSH
MB
BSH
BSH
7
M.uska
BSH
MB
MB
BSH
BSH
8
Nurul Maulidia
BSH
BSH
BSH
BSH
BSB
9
Raifan Danish
MB
MB
BSH
BSH
BSH
10
Riski Hidayatullah
MB
MB
BSH
MB
BSH
11
Suci Ramadhani
MB
MB
BSH
BSH
BSH
12
Syawatul Aula
BSH
BSB
BSB
BSH
BSH
13
Syaifatur Rahmah
MB
BSH
BSH
BSH
MB
14
Izzatul Asyifa
MB
BSH
BSH
BSB
MB
15
Akmalul Ridha
MB
BSH
BSH
BSH
MB
16
Nurul Husna
MB
BSH
MB
BSH
BSH
17
Mahsun Hadi
MB
MB
MB
BSH
MB
18
Ghina Khalisa
BSH
BSH
BSH
MB
BSH
19
Abral Mizki
MB
BSH
BSH
MB
BSH
20
Azhar Mahar Dika
BSH
BSH
BSH
BSH
MB
Hasil Penilaian Siklus I No
Penilaian
1.
BB
2.
I
II
F
%
MB
1
70%
3.
BSH
4
30%
4.
BSB
6
Jumlah
20
ISSN 2355-102X
F
III
IV
V
%
F
%
F
%
8
40%
6
30%
7
35%
9
45%
44%
10
50%
1
65%
1
60%
10
50%
51%
2
10%
3
5%
2
5%
1
5%
5%
100% 20
100% 20 100% 20
F
100% 20
%
Ratarata %
100%
Volume I Nomor 1. September 2014 | 78
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Keterangan: I.
Anak mampu mendengar cerita dongeng BB
: Belum Berkembang
dengan baik
MB
: Mulai Berkembang
II.
Anak mampu menyebutkan bunyi atau suara
BSH
: Berkembang Sesuai
III.
Anak mampu berbicara dengan bahasa sendiri dan dipahami oleh orang lain.
IV.
Harapan BSB
: Berkembang Sangat Baik
Anak mampu melanjutkan cerita dongeng yang telah diceritakan gurunya.
V.
Anak mampu mengulang kembali cerita dongeng secara berurut.
Berdasarkan tabel di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap anak selama kegiatan pembelajaran
Adapun hasil diskusi adalah sebagai berikut : a. Yang berkaitan dengan anak
Pada umumnya siswa antusias
dengan menggunakan metode mendongeng
terhadap materi pelajaran yang
pada siklus I MB 44%, BSH 51%, dan BSB
disampaikan,
5%. dimana hasil yang diperoleh belum sesuai
proses pembelajaran, tetapi masih
dengan yang diharapkan akan tetapi sudah
ada beberapa anak yang kurang
terjadi
antusias
peningkatan
yang
dilakukan
sebelumnya.
aktif
mengikuti
mengikuti
proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukan
b. Refleksi
dengan adanya anak yang kurang
Setelah seluruh proses pembelajaran
memperhatikan.
pada siklus I selesai dilaksanakan peneliti
Masih ada anak yang kurang
mengkaji hasil pengamatan untuk menemukan
semangat
kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada
menggunakan
siklus I. Pada siklus I anak belum mampu
mendongeng.
berbicara
dengan
benar
dan
teratur.
Anak
berbicara
masiah
dalam metode
kurang
dalam
Selanjutnya hasil pertemuan dimanfaatkan
berbicara menggunakan metode
untuk melakukan perbaikan tindakan pada
mendongeng.
siklus II. ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 79
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan...
Masih sedikit anak yang berani
Singa. Dalam penyajiannya guru peneliti
menceritakan dongeng didepan.
melakukan
pembelajaran
seperti yang tertera dalam pembelajaran.
3. Hasil Penelitian Siklus II a.
langkah-langkah
Kegiatan guru selain menyajikan materi adalah
Perencanaan
Pada siklus II dilaksanakan dalam tiga
melakukan pengamatan terhadap aktivitas
kali pertemuan yaitu pada hari senin, selasa,
anak. Adapun hasil pengamatan selama proses
dan rabu tanggal 28,30 April dan 02 Mei 2014,
pembelajaran
menceritakan dongeng tentang Tikus dan
berikut.
berlangsung adalah
sebagai
Tabel Hasil pengamatan terhadap aktivitas anak selama kegiatan pembelajaran, upaya peningkatan kemampuan berbicara anak melalui mendongeng pada siklus II. No
Nama Siswa
Aspek Yang diamati I
II
III
IV
V
1
Luthfia
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
2
M.Afif
BSH
BSB
BSB
BSH
BSH
3
Daffa Pratama
BSH
BSH
BSH
BSH
BSH
4
M.Ridha
BSH
BSH
BSB
BSH
BSB
5
Shaifaddinur
BSH
BSB
BSH
BSH
BSH
6
M.Tanzil
BSH
BSB
BSB
BSB
BSH
7
M.uska
BSB
BSB
BSB
BSB
BSH
8
Nurul Maulidia
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
9
Raifan Danish
BSH
BSB
BSH
BSB
BSB
10
Riski Hidayatullah
BSH
BSB
BSH
BSB
BSB
11
Suci Ramadhani
BSH
BSB
BSH
BSB
BSB
12
Syawatul Aula
BSB
BSB
BSB
BSB
BSH
13
Syaifatur Rahmah
BSH
BSH
BSH
BSB
BSB
14
Izzatul Asyifa
BSB
BSB
BSH
BSB
BSB
15
Akmalul Ridha
BSB
BSB
BSB
BSB
BSH
16
Nurul Husna
BSH
BSH
BSH
BSB
BSB
17
Mahsun Hadi
BSH
BSH
BSH
BSB
BSH
18
Ghina Khalisa
BSH
BSB
BSB
BSB
BSB
19
Abral Mizki
BSB
BSB
BSB
BSB
BSB
20
Azhar Mahar Dika
BSB
BSH
BSB
BSH
BSB
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 80
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Hasil Penilaian Siklus II I No Penilaian
II
III
IV
V
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
Ratarata %
1.
BB
2.
MB
3.
BSH
12
60%
6
30%
9
45%
5
25%
8
40%
40%
4.
BSB
8
40%
14 70%
11
55%
15
75%
12
60%
60%
Jumlah
20 100% 20 100% 20 100%
20 100%
20 100%
Keterangan:
I.
II. III.
BB
: Belum Berkembang
Anak mampu mendengar cerita dongeng
MB
: Mulai Berkembang
dengan baik
BSH
: Berkembang Sesuai Harapan
Anak mampu menebutkan bunyi atau suara BSB
Anak mampu berbicara dengan bahasa
: Berkembang Sangat Baik
sendiri dan dipahami oleh orang lain. IV.
Anak mampu menunjukkan cerita dongeng yang telah diceritakan gurunya.
V.
Anak mampu mengulang kembali cerita dongeng secara berurut.
maka
Berdasarkan hasil tabel 4.3 diatas
telah berhasil, maka penelitian ini dihentikan
dapat
pada siklus II ini.
diambil
kesimpulan
bahwa
penelitian ini sudah berhasil dilakukan. Hal ini
b. Refleksi
dapat dilihat dari hasil yang diperoleh hampir semua
anak
memperoleh
nilai
BSB
Setelah seluruh proses pembelajaran pada siklus II selesai dilaksanakan, peneliti dan
(berkembang sangat baik) dari setiap aspek
guru
yang dinilai. Hasil ini sudah sesuai harapan,
pengamatan untuk mengumpulkan kesimpulan
oleh karena itu nilai yang telah ditetapkan
berhasil atau tidak peneliti, dan menemukan
ISSN 2355-102X
pengamat
mendiskusikan
hasil
Volume I Nomor 1. September 2014 | 81
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada
1. Pembahasan observasi awal
siklus II.
Selanjutnya hasil temuan dimanfaatkan
Pada pengamatan observasi awal yang
dilakukan
peneliti
untuk melakukan perbaikan tindakan pada
mengamati
peneliti
refleksi
berbicara anak masih belum benar,
pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah
karena masih dibawah indikator
sebagai berikut:
yang ditetapkan.
berikutnya.
Adapun
1) Pada umumnya anak antusias
kemampuan
Pada hasil pengamatan observasi
terhadap materi pelajaran yang
awal masih banyak anak yang
disampaikan,
belum terlihat kemampuan dalam
aktif
mengikuti
proses pembelajaran, tetapi masih
meningkatkan
ada beberapa anak yang kurang
berbicara.
antusias
mengikuti
proses
kemampuan
2. Pembahasan hasil siklus I
pembelajaran. Hal ini dilanjutkan
Adanya peningkatan kemampuan
dengan adanya anak yang kurang
anak setelah digunakan metode
memperhatikan.
mendongeng dibandingkan hasil
2) Masih ada anak yang kurang semangat dalam hal berbicara. 3) Anak
sudah
mampu
dalam
berbicara sehari-hari.
Pembahasan pada
yang
diperoleh
pengamatan
penelitian selama
metode
mendongeng, akan tetapi hasil diperoleh
harapan hasil
sebelum
menggunakan
yang
B. Pembahasan
didasarkan
bahwa
belum
sesuai
walaupun
ada
peningkatan dari sebelumnya. Hasil yang diperoleh anak sudah
berlangsungnya proses pembelajaran dan hasil
meningkat
analisis data. Adapun pembahasan observasi
indikator yang ditetapkan. Namun
awal, siklus I dan siklus II adalah sebagai
sudah
berikut:
dibandingkan
ISSN 2355-102X
tetapi
mengalami
dibawah
peningkatan sebelum
Volume I Nomor 1. September 2014 | 82
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... menggunakan
metode
penjelasan
mendongeng. Bahasa
sudah
dapat
ditangkap oleh anak.
yang
digunakan
guru
Ketertarikan
anak
terhadap
dalam menyampaikan penjelasan
berbicara dengan menggunakan
sudah
metode mendongeng melalui
sebagian
dapat
dipahami
oleh
tetapi
untuk
anak,
media
TV
mendongeng
beberapa anak perlu pengantar
mengalami peningkatan yang
yang lebih sederhana.
sangat baik dan keaktifan anak
3. Pembahasan Penelitian Siklus II
dalam mengikuti pembelajaran
Berdasarkan hasil pembahasan diatas,
mengalami peningkatan.
maka penelitian perlu dilanjutkan ke siklus ke
Dari hasil pembahasan observasi awal,
II. Pembahasan hasil penelitian didasarkan
siklus I dan siklus II, pada setiap akhir siklus
pada
berlangsungnya
telah terjadi peningkatan yang sangat baik,
proses pembelajaran dan analisisnya. Adapun
dari data tersebut dapat diartikan bahwa
hasilnya adalah sebagai berikut:
penggunaan media TV mendongeng
pada
peningkatan
anak
pengamatan
selama
Kemampuan pada
siklus
kenaikan
II
dan
anak
mengalami peningkatan
kemampuan
berbicara
melalui mendongeng pada kelompok B di TK Al-Ikhlas
Lamlhom
sudah
berhasil
dan
dibandingkan dengan siklus I,
meningkat. Dengan demikian, penelitian ini
dimana hampir semua anak
dapat peneliti anggap tuntas pada siklus II
mempunyai
penilaian
BSB
karena data yang diinginkan telah diperoleh,
Sangat
Baik).
yaitu peningkatan kemampuan berbicara anak
Dari setiap aspek yang dinilai,
melalui mendongeng pada kelompok B di TK
hal ini sesuai harapan.
Al-Ikhlas Lamlhom kec.Lhoknga Aceh Besar
Bahasa yang digunakan guru
ternyata dapat berhasil dengan baik, dengan
dalam
demikian hipotesis tindakan dapat tercapai.
(Berkembang
berbicara
ISSN 2355-102X
menyampaikan
Volume I Nomor 1. September 2014 | 83
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... Hasil ini dapat dilihat dari berbicara anak yang
melaksanakan dua siklus dimana pada siklus I
sudah benar dan teratur.
peneliti melakukan peningkatan kemampuan
SIMPULAN DAN SARAN
berbicara
A. Kesimpulan
menggunakan media. Namun pada siklus II
Berdasarkan
melalui
mendongeng
tidak
penelitian yang telah
peneliti menggunakan media TV mendongeng
peneliti lakukan di Tk Al-Ikhlas Lamlhom
untuk meningkatkan kemampuaan berbicara,
Kecamatan
maka
dan ternyata setelah menggunakan media TV
peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai
mendongeng telah terjadi peningkatan sesuai
berikut, penggunaan metode mendongeng
yang diharapkan.
dapat meningkatkan kemampuan berbicara
B. Saran
Lhoknga
Aceh
Besar,
anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil berbicara
Berkaitan
dengan
simpulan
hasil
anak pada observasi awal BB 44%, MB 51%,
penelitian di atas, maka dikemukakan saran
BSH 5%. Pada siklus I terjadi peningkatan,
bahwa guru hendaknya menerapkan metode
MB 44%, BSH 51%, BSB 5%, dan pada
mendongeng untuk meningkatkan kemampuan
silklus II semakin meningkat anak lebih
berbicara anak dan guru juga menyiapkan alat
banyak dikategorikan berkembang sangat baik,
peraga yang lebih besar dan menarik bagi
dimana hasil observasi pada siklus II yaitu
anak, fasilitas yang disediakan sekolah sudah
BSH 40% dan BSB 60%.
bagus dan baik semoga dapat dipertahankan
Adapun kemampuan
cara
proses
berbicara
ISSN 2355-102X
peningkatan
anak
demi kelancaran proses belajar mengajar.
peneliti
Volume I Nomor 1. September 2014 | 84
Isthifa Kemal dan Nurul Huda, Peningkatan Kemampuan... DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum KTSP. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Hartono. 1992. Anak Anda di TK. Jakarta : BPK Gunung Mulya. Hurlock, Elizabeth. 1995. Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak, Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak, Pedoman Penilaian Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak, Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Indeks. Tarigan, Henry Guntur. 1986 Psikolinguistik. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1998. Psiko Sastra: Telah Hakekat Berbicara. Malang. Tarigan, Djago. 1990. Keterampiln Berbahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Soemantri. 2005. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Subroto Suryo, 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjono. 2005. Dasar-dasar Proses Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru. Suhartono. 2005. Pengetahuan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Erlangga. Suhendra, dan Pien. 1992. Pengajaran Dan Ujian Ketampilan Membaca Dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya. Priyono, Kusomo. 2001. Terampil Mendongeng. Jakarta: Gramedia Widiasarana. Soekarno. 2002. Seni Bercerita Islami. Jakarta: Bina Mintra press. Subjiman Panuti. 1985. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sugihastuti. 1996. Serba-serbi Cerita Anak-anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ISSN 2355-102X
Volume I Nomor 1. September 2014 | 85