Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK PADA KELOMPOK B DI TK BOHHATEMA ACEH BESAR
Lina Amelia1 dan Lisa Ramadhani2
Abstrak
Penelitian ini bermaksud untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak pada kelompok B di TK Bohhaatema Aceh Besar melalui metode bermain peran. Metode bermain peran itu merupakan metode yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak. Metode bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk menyatakan suatu pendapat, mengungkapkan pikiran, perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan berbicara anak dapat dilihat saat anak menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat temannya saat kegiatan berlangsung. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara melalui metode bermain peran pada anak kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar. Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak melalui penerapan metode bermain peran pada kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar dengan jumlah 15 orang anak yang terdiri 7 laki-laki dan 8 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi anak. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh hasil terjadi peningkatan pada setiap siklus dan pada siklus II semua anak berkembang sangat baik dari setiap aspek yang dinilai. Yaitu hasil observasi tahap pra siklus nilai rata-rata 33.3% atau 5 anak Belum Berkembang (BB), 57.3% atau 9 anak Mulai Berkembang (MB), 9.3% atau 1 anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 0% Berkembang Sangat Baik (BSB), pada siklus I rata-rata 0% Belum Berkembang (BB), 54.6% atau 8 anak Mulai Berkembang (MB), 34.6% atau 5 anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 10.6% atau 2 anak Berkembang Sangat Baik (BSB), dan pada siklus II 0% Belum Berkembang (BB), 24% atau 4 anak Mulai Berkembang (MB), 36% atau 5 anak Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan 40% atau 6 anak Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini sudah sesuai harapan, karena indikator untuk kemampuan berbicara anak adalah berkembang sangat baik. Oleh karena nilai kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan telah berhasil, maka penelitian dihentikan pada siklus II ini. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode bermain peran dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak pada kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar telah meningkat dari tahap pra siklus, siklus I, II, dan telah berhasil mencapai hasil kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Kata Kunci: Metode Bermain Peran, Kemampuan Berbicara.
1 2
Lina Amelia, dosen PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena. Email:
[email protected] Lisa Ramadhani, alumni mahasiswa PG-PAUD STKIP Bina Bangsa Getsempena
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 19
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
bahasa, dan kreativitas. Dalam kehidupan
PENDAHULUAN
keseharian anak membutuhkan kemampuan
1. Latar Belakang Pendidikan
dini
komunikasi yang baik dan lancar agar anak
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
mampu menyampaikan pikiran mereka secara
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat
lisan.
diselenggarakan
anak
melalui
usia
jalur
pendidikan
Bahasa merupakan alat yang penting
formal, non formal, dan informal. Pendidikan
bagi
anak usia dini pada jalur pendidikan formal
seseorang
berbentuk
mengembangkan kemampuan bergaul (social
Taman
Kanak-kanak
(TK),
setiap
orang. atau
dengan
Melalui anak
akan
lain.
dapat
Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang
skill)
sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur
keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial
pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
dimulai
Bermain (KB), Taman Penitipan anak (TPA),
berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan
atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan
dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak
anak usia dini pada jalur pendidikan informal
dapat
berbentuk
pendidikan
pendidikan
yang
dengan
orang
berbahasa
penguasaan
mengekspresikan
Penguasaan
kemampuan
pikirannya
keluarga
atau
menggunakan bahasa sehingga orang lain
diselenggarakan
oleh
dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh
lingkungan.
anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin
Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan
dengan baik dengan bahasa sehingga
anak
mengembangkan seluruh potensi anak agar
dapat membangun hubungan sehingga tidak
kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang
mengherankan
bahwa
utuh sesuai falsafah suatu bangsa. Anak dapat
sebagai
satu
dipandang sebagai individu yang baru mulai
seorang anak. Anak yang dianggap banyak
mengenal
berbicara, kadang merupakan cerminan anak
dunia.
Anak-anak
belum
mengetahui tatakrama, sopan-santun, aturan,
salah
bahasa
indikator
dianggap kesuksesan
yang cerdas.
norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia.
Anak yang sejak kecil dilatih dan
Anak-anak belajar berkomunikasi dengan
dibimbing untuk berbicara secara tepat dan
orang lain dan belajar memahami orang lain.
baik, akan berdampak pada kemampuan
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami
berpikirnya. Mereka pada umumnya akan
berbagai hal tentang dunia dan isinya. Anak-
mampu berpikir kritis dan logis. Jadi, dengan
anak juga perlu dibimbing agar memahami
biasa membimbing anak berbicara sejak anak
berbagai fenomena alam dan dapat melakukan
usia dini akan banyak manfaatnya bagi
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
kemampuan anak. Dalam kenyataan di Taman
untuk hidup di masyarakat. Adapun aspek-
Kanak-kanak pengembangan bahasa sangat
aspek perkembangan anak usia dini meliputi
diperlukan untuk bekal anak sala satunya
fisik- motorik, intelektual, moral, emosional,
berbicara.
ISSN 2355-102X
Berdasarkan
pengamatan
yang
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 20
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
dilakukan pada anak-anak pada kelompok B di
dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara
TK Bohhaatema Aceh Besar pada tanggal 3
Anak pada Kelompok B di TK Bohhatema
Agustus 2015 s/d 17 Agustus 2015, diperoleh
Aceh Besar.”
data bahwa kemampuan berbicara anak pada
2. Rumusan Masalah
guru, teman sebayanya atau dengan orang lain
Berdasarkan permasalahan di atas,
sangat minim sekali. Hasil Pengamatan terlihat
maka rumusan masalah penelitian adalah:
kurangnya keberanian untuk berpendapat,
“Bagaimana
sebagian
hanya
berbicara melalui metode bermain peran pada
mendengarkan saja dan cenderung pasif.
anak kelompok B di TK Bohhatema Aceh
Apabila ada anak yang mau berbicara itupun
Besar?”
besar
anak-anak
guru yang memulai bertanya terlebih dahulu. Ada pula anak yang belum mau menjawab
meningkatkan
kemampuan
3. Tujuan Penelitian Bedasarkan
rumusan
yang
telah
pertanyaan guru. Berdasarkan kondisi yang
dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian
tergambar diatas maka anak-anak perlu dilatih
ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui
untuk berbicara dengan baik menggunakan
peningkatan
metode
melalui penerapan metode bermain peran pada
yang
sesuai
dengan
aspek
ini
berbicara
anak
kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar.”
perkembangan yang ingin dicapai. Penelitian
kemampuan
bermaksud
untuk
meningkatkan kemampuan berbicara anak
LANDASAN TEORI 1. Hakekat Anak Usia Dini
pada kelompok B di TK Bohhaatema Aceh
Anak usia dini adalah mereka yang
Besar melalui metode bermain peran. Metode
berusia antara tiga sampai enam tahun
bermain peran itu merupakan
metode yang
(Patmonodewo, 1995:16). Anak prasekolah
kemampuan
adalah pribadi yang mempunyai berbagai
berbicara anak. Metode bermain memberikan
potensi. Potensi-potensi itu dirangsang dan
kesempatan kepada anak untuk menyatakan
dikembangkan agar pribadi anak tersebut
suatu
pikiran,
berkembang secara optimal. Tertunda atau
perasaan keinginan dan sikap. Kemampuan
terhambatnya pengembangan potensi-potensi
berbicara
anak
itu akan mengakibatkan timbulnya masalah.
menjawab pertanyaan, menanggapi pendapat
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk
temannya
berlangsung.
pendidikan prasekolah yang menyediakan
Bagaimana anak menyusun kalimat dengan
program pendidikan dini bagi anak usia 4
benar dan bagaimana cara mengucapkannya
tahun sampai memasuki pendidikan dasar.
tepat
untuk
meningkatkan
pendapat,
anak
saat
mengungkapkan
dapat
dilihat
kegiatan
saat
itupun dapat dilihat saat anak berbicara.
Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
dengan keutamaan pengembangan kepribadian
berkeinginan mengadakan penelitian yang
dan sosial bagi anak-anak muda. Masa
berjudul “Penerapan Metode Bermain Peran
prasekolah anak-anak tidak lagi sepenuhnya
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 21
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
tergantung pada orang tua mereka, di mana anak-anak
prasekolah
mulai
10. Anak memiliki daya perhatian yang
menempuh
perjalanan panjang untuk menjadi mahir
pendek. 11. Masa anak merupakan masa belajar
berfungsi pada dunia mereka sendiri. Selama anak usia dini (usia 2-6 tahun), anak-anak
yang paling potensial. 12. Anak
mendapatkan beberapa rasa yang terpisah dan independen dari orang tua mereka (Damim
semakin
menunjukkan
minat
terhadap teman. 3. Hakekat Berbicara
Sudarwan, 2011:53).
Berbicara merupakan suatu proses
2. Karakteristik Anak Usia Taman
penyampaian informasi, ide atau gagasan dari
Kanak-kanak
pembicara
Anak usia dini merupakan kelompok
berkedudukan sebagai komunikator sedangkan
anak yang berada dalam proses pertumbuhan
pendengar sebagai komunikan. Informasi yang
dan perkembangan yang bersifat unik, artinya
disampaikan secara lisan dapat diterimah oleh
memiliki
pendengar
pola
pertumbuhan
dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar
pendengar.
apabila
Pembicara
pembicara
mampu
menyampaikan dengan baik dan benar.
dan halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioemosional, bahasa, dan komunikasi.
kepada
Tarigan (2008:16) menyatakan bahkan bahwa
berbicara
adalah
kemampuan
Ada berbagai kajian tentang hakikat
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
usia
TK
kata untuk mengekspresika, menyatakan serta
diantaranya oleh Bredecam dan Copple,
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
Brener, serta Kellough (dalam Masitoh., 2005:
Diungkapkan
112-113) sebagai berikut :
merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang
1. Anak bersifat unik.
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
anak
2. Anak
dini,
khususnya
mengekspresikan
anak
perilakunya
secara relatif spontan.
neurologis,
pula
bahwa
semantik
dan
berbicara
linguistikdan
ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap
3. Anak bersifat aktif dan energik.
sebagai alat manusia yang penting bagi kontrol
4. Anak itu egosentris.
sosial.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. 6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
4. Faktor-faktor
Penunjang
Keterampilan Berbicara seorang memberikan
pembicara
kesan
bahwa
selain
harus
ia menguasai
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.
masalah yang dibicarakan, si pembicara juga
8. Anak masih mudah frustrasi.
harus memperlihatkan keberaniannya. Selain
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam
itu pembicara harus berbicara dengan jelas dan
bertindak.
tepat. Keterampilan berbicara ditunjang oleh beberapa faktor, yang oleh Maidar G. Arsjad
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 22
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
dan Mukti U. S. (2000: 17) dikelompokkan
diperlukan, pembedaan pendengaran yang
kedalam dua unsur, yakni faktor kebahasaan
tepat,
dan faktor nonkebahasaan.
menelusuri perkembangan urutan suatu cerita,
1. Faktor-faktor
kebahasaan
sebagai
penunjang keefektifan berbicara, antara lain.
dan
kemampuan
mengikuti
serta
atau menghubungkan kejadian-kejadian dalam urutan yang wajar serta logis. 5. Karakteristik
Perkembangan
a. Ketepatan ucapan;
Bahasa Anak
b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan
Perkembangan bahasa anak usia dini,
durasi yang sesuai;
khususnya anak TK memiliki karakteristik
c. Pilihan kata (diksi); dan
tersendiri. (Tarigan, 2008:46)
d. Ketepatan sasaran pembicaraan.
perkembangan bahasa anak usia dini menjadi
2. Faktor nonkebahasaan yang mendukung keterampilan berbicara, antara lain.
dua yaitu : 1. Karakteristik kemampuan bahasa anak usia
a. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku;
4 tahun. a. Terjadi perkembangan yang cepat dalam
b. Pandangan harus diarahkan kepada lawan bicara;
kemampuan bahsa anak. anak sudah dapat menggunakan kalimat dengan
c. Kesediaan menghargai pendapat orang lain;
baik dan benar. b. Telah menguasai 90% fonem dan
d. Gerak-gerik dan mimik yang tepat; e. Kenyaringan
f.
membagi
suara
juga
sintaksis bahasa yang digunakan.
sangat
c. Dapat
berpartisipasi
suatu
sudah
dapat
menentukan;
percakapan.
Kelancaran, relevansi/penalaran, dan
mendengarkan orang lain berbicara dan
g. Penguasaan topik. Mulgrave
Anak
dalam
menanggapi pembicaraan tersebut.
(Tarigan,
2008:16)
2. Karakteristik kemampuan bahasa anak 5-6
memberikan batasan mengenai penunjang
tahun.
keterampilan
a. Sudah dapat mengungkapkan lebih dari
berbicara,
antara
lain:
(1)
pemahaman berbicara terhadap penyimak dan bahan pembicaraan; (2) sikap yang tenang dan mudah
menyesuaikan
diri;
serta
2500 kosa kata. b. Lingkup
kosa
kata
yang
dapat
(3)
diungkapkan anak menyangkut : warna,
kewaspadaan dan antusiasme sang pembicara.
ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan,
Sementara itu, Tarigan (2008:5) menuturkan
kecepatan,
bahwa kemampuan berbahasa lisan mencakup
perbandingan jarak dan permukaan
ujaran yang jelas dan lancar, kosakata yang
(kasar halus).
luas dan beraneka ragam, penggunaan kalimatkalimat yang lengkap dan sempurna bila ISSN 2355-102X
suhu,
perbedaan,
c. Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan peran pendengar yang baik. Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 23
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
d. Dapat
berpartisipasi
suatu
binatangnya
berpakaian
dapat
Sekelompok
anak
dapat
bekerja
sama
mendengarkan orang lain berbicara dan
menciptakan
jalan
cerita
sendiri
dalam
menanggapi pembicaran tersebut.
kegiatan bermain ini.Tedjasaputra mayke S
percakapan,
anak
dalam sudah
e. Percakapan yang dilakukan oleh anak usia
5-6
tahun
telah
(2001:33)
Kegiatan
dan
sebagainya.
bermain
memberi
menyangkut
kesempatan pada anak untuk bergaul dengan
berbagai komentarnya terhadap apa
anak lain dan belajar mengenal berbagai
yang dilakukan oleh diri nya sendiri dan
aturan
orang lain, serta apa yang dilihat nya.
lingkungan sosialnya
Anak pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan
ekpresi
diri,
menulis,
membaca bahkan berpuisi
peran
menyesuaikan
diri
dengan
7. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran Untuk dapat berdialog, sekurang-
6. Hakekat Metode Bermain Peran Bermain
untuk
contoh
yang dikatakan kepadanya dan berbicara
alamiah terhadap perilaku manusia yang riil
dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh
dan
teman sebayanya.
dapatdigunakan
memberi
kurangnya anak harus dapat memahami apa
oleh
anak
untuk
menyadari perasaan mereka dan membangun
Dengan
demikian
langkah-langkah
sikap menuju nilai-nilai dan pemahaman
bermain peran di TK sebagai berikut:
mereka
1. Menyiapkan naskah, alat, media dan
sendiri
(Suryani,
Lilis
2010:10)
Suryani juga berpendapat bahwa bermain
kostum
peran sangat sesuai dengan karakteristik anak
kegiatan bermain peran.
yang
akan
digunakan
dalam
usia dini karena pada saat ini anak berfikir
2. Menerangkan teknik bermain peran dengan
secara simbolik sehingga nenjadikan bermain
cara yang sederhana, bila kelompok murid
peran sebagai metode pengembangan anak
baru untuk pertama kalinya diperkenalkan
usia dini adalah sangat tepat dan efektif dalam
dengan bermain peran atau dapat memberi
rangka mengoptimalkan potensi anak bagi
contoh satu peran.
pembentukan kemampuan dasar (fisik, bahasa, kognitif, seni) dan perilaku (moral-agama dan sosial-emosional).
memilih peran yang disukainya
4. Jika bermain peran untuk pertama kali
Menurut Tedja Saputra Mayke S (2001:33), bermain peran mulai
3. Memberi kebebasan bagi anak untuk
tampak
sejalan dengan mulai tumbuhnya kemampuan anak untuk berfikir simbolik. Dalam bermain
dilakukan memilih
sebaiknya siswa
yang
guru
sendirilah
kiranya
melaksanakan tugas itu.
5. Menetapkan peran pendengar (anak didik
peran atau berkhayal ini, misalnya anak
yang tidak turut melaksanakan
tampak sedang menyuapi boneka, mengajak
tersebut).
berbicara dan bermain, mengajari boneka ISSN 2355-102X
dapat
tugas
6. Menetapkan dengan jelas masalah dan Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 24
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
peranan yang mereka harus mainkan.
perlakuan. Adapun subjek dalam penelitian ini
7. Menyarankan kalimat pertama yang baik
adalah anak kelompok B di TK Bohhatema
diucapkan oleh pemain untuk memulai.
dengan Jumlah 15 orang anak yang terdiri 7
8. Menghentikan bermain peran pada detikdetik
situasi
sedang
memuncak
dan
laki-laki dan 8 perempuan. 2. Kriteria Keberhasilan Tindakan Untuk
kemudian membuka diskusi umum.
9. Sebagai hasil diskusi kadang-kadang dapat
mengukur
keberhasilan
tindakan, peneliti perlu merumuskan indikator-
diminta kepada anak untuk menyelamatkan
indikator
ketercapaiannya.
Indikator
masalah itu dengan cara-cara lain
keberhasilan penelitian ini dirumuskan apabila
Bermain peran dan atau berpura-pura
jumlah anak yang mampu bicara dengan baik
merupakan sarana perkembangan bahasa yang
> 75%, maka dianggap sudah tuntas. Sesuai
baik dengan menyediakan tempat alami yang
dengan
kondusif untuk berbagi lebih dulu, dengan
bersumber pada hasil yang diperoleh dari
emosi dan ide cerita. Anak menggunakan
penilaian yang dilakukan guru mencerminkan
bahasa dalam
yang kreatif dan
pemahaman siswa pada konsep yang diajarkan
selama bermain drama sosial
diharapkan adanya peningkatan pemahaman
bersemangat untuk
cara
memerankan
suatu
peran
dan
menurut
Mulyasa
(2009:209)
sesuai nilai yang diperoleh oleh masing-
mengkomunikasikan, ide dan keinginan.
masing siswa. Minimal 75% dari jumlah siswa
METODE PENELITIAN
mencapai nilai hasil belajar tuntas dari materi dengan
yang diajarkan pada observasi awal. Kurang
menggunakan desain Penelitian Tindakan
dari kriteria tersebut dinyatakan belum tuntas
Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
berhasil.
Penelitian
ini
dilakukan
dalam bentuk proses pengkajian yang terdiri atas
empat
tahap
yaitu
perencanaan,
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, peneliti
refleksi.
menggunakan lembar observasi aktivitas anak
Penelitian ini dilakukan secara berulang atau
untuk mengamati kegiatan berbicara anak
disebut
ini
dengan bermain peran. Teknik observasi
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
adalah teknik pengumpulan data dengan cara
berbicara anak pada kelompok B di TK
pengamatan secara langsung dan ikut terlibat
Bohhatema Aceh Besar.
dalam pengamatan
pelaksanaan,
pengamatan
siklus.
Adapun
dan
penelitian
1. Subjek Penelitian
tersebut. Dan teknik
asessmen atau guru disebut juga dengan field
Dikarenakan penelitian ini bersifat
note yaitu dibuat oleh guru segera setelah
Action Research (tindakan kelas), maka tidak
pembelajaran selesai. Guru dapat mencatat
perlu adanya populasi dan sampel, hanya
peristiwa-peristiwa
cukup ditetapkan subjek penelitian yang
pembelajaran seperti partisipasi anak terhadap
dilakukan pada satu kelas sebagai kelas
pembelajaran yang sedang berlangsung, reaksi
ISSN 2355-102X
penting
dalam
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 25
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
guru yang menimbulkan berbagai respon dari
Berdasarkan hasil observasi peneliti
siswa, atau kesalahan-kesalahan siswa dalam
dan refleksi awal yang dilakukan pada hari
proses belajar mengajar.
Senin tanggal 09 Mei 2016 dengan subtema ”mengenal pelangi”, diidenfikasikan adanya
4. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data digunakan
beberapa masalah yang muncul sehingga
teknik deskriptif dan kuantitatif yakni yang
diperoleh masalah sebagai berikut
dalam bentuk persentase yang akan di uji
a. Kondisi kemampuan berbicara anak
dengan melalui rumus :
pada kelompok B di TK Bohhatema Aceh Besar masih rendah. b. Metode
yang
pengamatan Keterangan :
peneliti
menurut
belum
efektif
karena anak hanya diberi penjelasan dan
P
= Persentase
F
= Jumlah anak yang berhasil
N
= Jumlah anak keseluruhan
100 %
digunakan
membiarkan anak bermain sendiri.
= Bilangan Tetap
2. Hasil Observasi Sebelum Tindakan Sebelum dilakukan tindakan kelas,
(Sudijono,
terlebih dahulu peneliti mengamati anak yang
2005:43).
sedang belajar berbicara dalam kelas pada
Analisis
data
hasil
observasi
kelompok B di TK Bohhatema Aceh besar
menggunakan analisis persentase
yang berjumlah 15 anak pada kagiatan awal
PEMBAHASAN
hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian Pra Siklus
Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Sebelum Tindakan Kelas Hasil Pengamatan NO
1 2 3 4 5
ASPEK YANG DIAMATI
Anak dapat berbicara dengan lancar dengan pola SPO dalam bermain peran Anak mampu menjawab 3 pertanyaan Anak dapat melakukan 3 perintah dalam bermain peran Anak dapat menceritakan 3 kalimat dari perannya Anak mampu menyebutkan 3 aturan bermain peran TOTAL
ISSN 2355-102X
BB
MB
BSH
BSB
F
%
F
%
F
%
F
%
5
33.3
8
53.3
2
13.3
0
0
5
33.3
8
53.3
2
13.3
0
0
3
20
10
66.6
2
13.3
0
0
7
46.6
7
46.6
1
6.6
0
0
5
33.3
10
66.6
0
0
0
0
25
166. 5
43
286. 4
7
46.6
0
0
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 26
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
RATA-RATA
5
33.3
9
57.3
1
9.3
0
0
Berdasarkan tabel diatas maka terlihat
dilanjutkan berdoa. Selanjutnya anak masuk
bahwa dari 15 anak yang menjadi subjek
kelas dan duduk di kursi sesuai kelompoknya.
penelitian (0%) yang masuk dalam kategori
Anak diajak bercakap-cakap mengenai tema
berkembang sangat baik (BSB), (9.3%) atau 1
pada hari itu kemudian menjelaskan kegiatan
anak yang masuk dalam kategori berkembang
yang akan dilakukan yaitu kegiatan berbicara
sesuai harapan (BSH), (57.3%) atau 9 anak
melalui bermain peran yang telah dibuat
yang masuk dalam kategori mulai berkembang
peneliti
(MB), dan (33.3%) atau 5 anak yang masuk
membagi skenario untuk setiap kelompok,
dalam kategori belum berkembang (BB).
kemudian satu persatu anak diberi tugas untuk
guru
sebelumnya.
Peneliti
berbicara mengenai perannya kepada teman
3. Hasil Penelitian Siklus I
sekelompok. Secara bergantian anak berbicara
a. Perencanaan Sebelum
dan
mengadakan
penelitian
mengenai
perannya
kepada
teman
peneliti merencanakan tindakan-tindakan yang
sekelompok. Peneliti memberikan motivasi
diperlukan dalam penelitian pada tahap awal
supaya anak bersemangat dalam melakukan
perencanaan yaitu dengan mempersiapkan
kegiatan berbicara.
segala keperluan dan langkah-langkah dalam
c. Observasi
melakukan penelitian. Perencanaan yang akan
Dalam
dilakukan
yaitu
menyiapkan
rencana
penelitian
penelitian
dilakukan
ini
observasi
bersamaan
pembelajaran yang sesuai dengan tema/sub
pelaksanaan
tema “mengenal gunung”, membuat RKH,
diamati dalam meningkatkan kemampuan
menyusun kegiatan pembelajaran, menyiapkan
berbicara anak pada proses pembelajaran
alat peraga, dan peralatan untuk menulis dan
berlangsung :
lembar penilaian.
yang
dengan pola SPO dalam bermain peran. pembelajaran
untuk
meningkatkan kemampuan berbicara anak dilaksanakan pada saat kegiatan awal secara klasikal.
Sebelum
dilaksanakan,
dimulai
berbaris
di
ISSN 2355-102X
Aspek
a. Anak dapat berbicara dengan lancar
b. Pelaksanaan Kegiatan
pembelajaran.
dengan
halaman
kegiatan sekolah
b. Anak mampu menjawab 3 pertanyaan. c. Anak dapat melakukan 3 perintah dalam bermain peran. d. Anak dapat menceritakan 3 kalimat dari perannya.
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 27
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Siklus I Hasil Pengamatan NO
ASPEK YANG DIAMATI
2 3 4 5
MB
BSH
BSB
F
%
F
%
F
%
F
%
0
0
7
46.6
7
46.6
1
6.66
0
0
8
53.3
5
33.3
2
0
0
8
53.3
5
33.3
2
0
0
8
53.3
5
33.3
2
0
0
10
66.6
4
26.6
1
6.66
TOTAL
0
0
41
273. 1
26
173. 1
8
53.3 1
RATA-RATA
0
0
9
54.6
5
34.6
2
10.6
Anak dapat berbicara dengan lancar dengan pola SPO dalam bermain peran Anak mampu menjawab 3 pertanyaan Anak dapat melakukan 3 perintah dalam bermain peran Anak dapat menceritakan 3 kalimat dari perannya Anak mampu menyebutkan 3 aturan bermain peran
1
BB
Berdasarkan
tabel
diatas,
13.3 3 13.3 3 13.3 3
hasil
berkembang (MB), dan (0%) atau 0 anak yang
pengamatan kemampuan berbicara anak pada
masuk dalam kategori belum berkembang
siklus I maka dapat dilihat bahwa dari 15 anak
(BB).
yang menjadi subjek penelitian tindakan kelas
Dari hasil evaluasi pada siklus I
(10.6%) atau 2 anak masuk pada kategori
peningkatan kemampuan berbicara anak mulai
berkembang sangat baik (BSB), (34.6%) atau
meningkat, namun peningkatannya masih
5
belum berhasil (tuntas).
anak
yang
masuk
dalam
kategori
berkembang sesuai harapan (BSH), (54.6%)
Dari pertemuan siklus I ini data dapat
atau 9 anak masuk dalam kategori mulai
dilihat sebagai berikut:
Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus I Pertemuan Siklus I
BB
MB
BSH
BSB
F
%
F
%
F
%
F
%
0
0
41
54.6
26
34.6
8
10.6
d.Refleksi
a. Tema bermain peran yang digunakan
Berdasar pengamatan dan analisis
masih belum menarik perhatian bagi
mengenai beberapa masalah yang dihadapi
beberapa. Hal ini menyebabkan anak
pada pembelajaran Siklus I, antara lain:
kurang
maksimal
dalam
mengikuti
kegiatan berbicara. ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 28
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
b. Alokasi waktu dinilai terlalu cepat yaitu
kegaduhan dengan anak yang cenderung
30 menit, sehingga pembelajaran terkesan
pendiam menjadi satu kelompok, dengan
tergesa-gesa dan beberapa anak masih
harapan anak dapat lebih tertib dan
belum mempunyai kesempatan untuk
berkonsentrasi pada teman yang sedang
berbicara.
berbicara.
c. Pada
waktu
anak
berbicara
dalam
Dari hasil penelitian pada siklus I ini
kelompoknya, terlihat masih ada beberapa
dapat diambil kesimpulan bahwa peningkatan
anak yang membuat kegaduhan dengan
kemampuan berbicara anak sudah mulai
berbicara
meningkat, namun belum mencapai taraf
sendiri
dengan
teman
sebelahnya, sehingga anak yang sedang
keberhasilan
berkembang
berbicara menjadi terganggu. Hal ini
(BSH) dan berkembang sangat baik (BSB)
terjadi dikarenakan suara anak yang
berjumlah
terlalu lirih dalam berbicara sehingga
indikator taraf
membuat anak lain tidak fokus dan
dengan kriteria keberhasilan tindakan yang
memperhatikan.
berjumlah 75%.
(44,82%)
sesuai
belum
harapan
memenuhi
keberhasilan yang sesuai
Pelaksanaan tindakan Siklus I masih
Dari hasil pengamatan pada siklus I
ada kekurangannya sehingga perlu dilakukan
berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat
tindakan
disimpulkan
bahwa
pada
kegiatan
pembelajaran
melalui
penerapan
metode
perbaikan
peningkatan
yang
agar
dapat
signifikan
terjadi terhadap
kemampuan berbicara anak pada tindakan
bermain peran masih banyak anak yang belum
Siklus II. Peneliti menyusun kembali rencana
bisa berbicara secara benar dan sesuai dengan
langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan
peran masing-masing, itu berarti belum dapat
kegiatan berbicara dengan bermain peran pada
meningkatkan kemampuan berbicara anak
Siklus II. Langkah-langkah perbaikan yang
dengan benar dan perlu diadakan perbaikan,
akan dilaksanakan pada Siklus II adalah
sehingga harus diadakan siklus II.
sebagai berikut:
4. Hasil Penelitian Siklus II
a. Tema bermian peran yang digunakan diubah agar lebih menarik perhatian anakanak.
a. Perencanaan Pada Siklus II ini perencanaan yang akan dilakukan yaitu menyiapkan rencana
b. Pelaksanaan
pembelajaran
berbicara
pembelajaran sesuai dengan tema/sub tema
diperpanjang alokasi waktunya dari 30
“mengenal air”, membuat RKH, menyusun
menit menjadi 45 menit, supaya semua
kegiatan
anak
peraga, peralatan untuk menulis dan lembar
mendapat
kesempatan
dalam
berbicara. c. Peneliti
pembelajaran,
menyiapkan
alat
penilaian. membagi
kelompok
dengan
memindahkan anak yang sering membuat ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 29
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
a. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan Siklus II masih dilakukan
pada
pembelajaran,
kegiatan
hanya
awal
alokasi
b. Observasi
proses
Dalam
waktunya
penelitian
penelitian
dilakukan
ini
observasi
bersamaan
ditambah. Setelah berbaris dan berdoa, anak
pelaksanaan
masuk kelas dan duduk di kelompok yang
diamati dalam meningkatkan kemampuan
telah
berbicara
dirubah
peneliti
oleh
memberikan
peneliti.
Selanjutnya
penjelasan
tentang
pembelajaran.
dengan
anak
pada
saat
Aspek
yang
pembelajaran
berlangsung.
kegiatan yang akan dilakukan serta memberi
Kegiatan observasi yang dilakukan
motivasi supaya anak-anak menjadi lebih
untuk
bersemangat
kegiatan
intervensi tindakan yang telah dilakukan
berbicara dengan bermain peran. Pelaksanaan
dalam aktivitas belajar siswa dalam kegiatan
kegiatan Siklus II dilaksanakan dalam 1
pembelajaran. Hasil obsevasi dapat dilihat
pertemuan dimana peneliti terlebih dahulu
pada tabel dibawah ini:
dalam
mengikuti
mengamati
sejauh
mana
rencana
Hasil Pengamatan Kemampuan Berbicara Anak Siklus II Hasil Pengamatan NO
1 2 3 4 5
ASPEK YANG DIAMATI
BB
MB
BSH
BSB
F
%
F
%
F
%
F
%
0
0
3
20
5
33.3
7
46.6
0
0
4
26.6
5
33.3
6
40
0
0
3
20
4
26.6
8
53.3
0
0
4
26.6
6
40
5
33.3
0
0
4
26.6
7
46.6
4
26.6
TOTAL
0
0
18
113. 8
27
179. 8
30
199. 8
RATA-RATA
0
0
4
24
5
36
6
40
Anak dapat berbicara dengan lancar dengan pola SPO dalam bermain peran Anak mampu menjawab 3 pertanyaan Anak dapat melakukan 3 perintah dalam bermain peran Anak dapat menceritakan 3 kalimat dari perannya Anak mampu menyebutkan 3 aturan bermain peran
Berdasarkan
maka
yang masuk dalam ketegori berkembang
kemampuan berbicara anak kelompok B di
sangat baik (BSB), (36%) atau 5 anak yang
TK Bohhatema Aceh Besar dapat di lihat
masuk dalam kategori berkembang sesuai
bahwa dari 15 anak yang menjadi subjek
harapan (BSH), sedangkan (24%) atau 4 anak
penelitian tindakan kelas (40%) atau 6 anak
yang masuk dalam kategori mulai berkembang
ISSN 2355-102X
table
diatas,
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 30
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
(MB) dan (0%) atau 0 anak yang masuk dalam
menunjukkan bahwa peningkatan keberhasilan
kategori belum berkembang (BB).
kemampuan berbicara anak tuntas (berhasil)
Setelah peneliti melakukan evaluasi
dan
tidak
perlu
dilanjutkan
ke
siklus
pada pertemuan siklus II, maka diperoleh hasil
selanjutnya karena sudah melebihi kriteria
yang
keberhasilan tindakan yaitu 75%.
sangat
memuaskan
yaitu
pada
perkembangan berkembang sesuai harapan
Dari pertemuan pada siklus II dapat
(BSH) dan berkembang sangat baik (BSB)
digambarkan data sebagai berikut:
yang meningkat hingga (76%). Hasil ini Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Siklus II BB
Pertemuan
F 0
Siklus II
MB % 0
F 18
BSH % 24
Berdasarkan
hasil
kegiatan
berbicara
menggunakan
% 36
F 30
% 40
Pada perbaikan yang dilakukan siklus
c. Refleksi
seluruh
F 27
BSB
bermain
evaluasi
dari
II dapat dikesimpulan dari penelitian tindakan
anak dengan
kelas (PTK) ini merupakan akhri dari tindakan
sudah
kegiatan, upaya guru dalam meningkatkan
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan.
kemampuan berbicara anak dengan penerapan
Anak-anak
berbicara
metode bermain peran pada kelompok B di TK
menggunakan bermain peran dari pra siklus
Bohhatema Aceh Besar mencapai peningkatan
sampai siklus II dengan penuh antusias dan
(76)%
semangat. Anak-anak juga
keberhasilan (75%). Adapun tabel retapitulasi
mengikuti
keinginannya
untuk
peran
kegiatan
menyampaikan
kembali
dan
melebihi
indikator
taraf
melakukan
rata-rata peningkatan kemampuan berbicara
kegiatan berbicara dengan bermain peran
pada anak kelompok B di TK Bohhatema
dipertemuan selanjutnya. Namun masih ada
Aceh Besar dapat di lihat pada tabel sebagai
beberapa anak yang belum memenuhi kriteria
berikut:
baik. Rekaptitulasi Rata-Rata Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak Pada Setiap Pertemuan Pertemuan Pra Siklus Siklus I Siklus II
BB F 25 0 0
MB % 33.3 0 0
d. Pembahasan Pembahasan difokuskan pada hasil
F 43 41 18
BSH
% 57.3 54.6 24
F 7 26 27
% 9.3 34.6 36
BSB F 0 8 30
% 0 10.6 40
peningkatan kemampuan berbicara anak pada kelompok B di TK Bohhatema Aceh besar
penelitian melalui penelitian tindakan kelas
sebelum
(PTK) yang sudah dilaksanakan, kondisi
kemampuan berbicara anak sebelum tindakan
ISSN 2355-102X
tindakan
masih
sangat
rendah,
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 31
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
dengan
skor
(0%)
perkembangan
situasi atau masalah tertentu. Dalam perananya
berkembangan sangat baik (BSB) dan (9.3%)
anak dapat mengerti, memahami, dan ikut
berkembang sesuai harapan (BSH).
merasakan permasalahan yang dimainkan.
Setelah melakukan penelitian pada
anak dapat melatih bagaimana menyelesaikan
siklus I hasil yang dicapai menunjukkan
masalah tersebut melalui pendalaman peran,
peningkatan yang cukup baik, pada tindakan
bagaimana mengerti situasi maupun kondisi
siklus I hasil akhir yang diperoleh (10.6%)
orang lain dengan dikomunikasikan dalam
berkembang sangat baik (BSB) dan (34.6%)
situasi
berkembang sesuai harapan (BSH).
penelitian, ternyata ikut serta guru dan
Kemudian penelitian
pada
setelah siklus
melakukan
II
peningkatan
kelompok.
memotivasi
anak
Setelah
sangat
melakukan
mempengaruhi
keberhasilan peningkatan kemampuan anak
kemampuan berbicara anak meningkat sesuai
dan
yang diharapkan, setelah tindakan pada siklus
tersebut,
II diperoleh hasil akhir masing-masing (40%)
memberikan motivasi dengan pujian yang
untuk berkembang sangat baik (BSB) dan
menyenangkan kepada anak yang sudah
(30%) berkembang sesuai harapan (BSH).
berbicara dengan baik.
Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain
peran
untuk
sangat
mempengaruhi
Hal
ini
terlihat
keberhasilan ketika
guru
KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah
meningkatkan
penulis lakukan pada kelompok B di TK
kemampuan berberbicara anak kelompok B di
Bohhatema Aceh Besar, maka penulis dapat
TK Bohhatema Aceh Besar telah berhasil.
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Tarigan (2008:16) menyatakan bahkan bahwa
1. Pada tahap pra siklus nilai rata-rata (0%)
berbicara adalah kemampuan mengucapkan
yang masuk dalam kategori berkembang
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
sangat baik (BSB), (9.3%) atau 1 anak
mengekspresika,
serta
yang masuk dalam kategori berkembang
menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.
sesuai harapan (BSH), (57.3%) atau 9
Diungkapkan
berbicara
anak yang masuk dalam kategori mulai
merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang
berkembang (MB), dan (33.3%) atau 5
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis,
anak yang masuk dalam kategori belum
neurologis,
berkembang (BB).
menyatakan
pula
semantik
bahwa
dan
linguistikdan
ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap
2. Pada siklus I rata-rata (10.6%) atau 2
sebagai alat manusia yang penting bagi kontrol
anak
sosial.
berkembang sangat baik (BSB), (34.6%) Metode bermain peran merupakan
yang
masuk
pada
kategori
atau 5 anak yang masuk dalam kategori
sebuah metode yang memungkinkan anak
berkembang
berperan atau memainkan peranan dalam suatu
(54.6%) atau 8 anak masuk dalam
ISSN 2355-102X
sesuai
harapan
(BSH),
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 32
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
kategori mulai berkembang (MB), dan
anak yang masuk dalam kategori mulai
(0%)
berkembang (MB) dan (0%) yang masuk
masuk
dalam
kategori
belum
berkembang (BB).
dalam kategori belum berkembang (BB).
3. Pada siklus II (40%) atau 6 anak yang
Hal
ini
menunjukkan
masuk dalam ketegori berkembang sangat
peningkatan
baik (BSB), (36%) atau 5 anak yang
setelah penerapan metode bermain peran di
masuk dalam kategori berkembang sesuai
kelompok B pada Bohhatema TK Aceh Besar.
kemampuan
berbicara
adanya anak
harapan (BSH), sedangkan (24%) atau 4
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 33
Lina Amelia, Penerapan Metode Bermain Peran...
DAFTAR PUSTAKA
E.
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Menciptakan
Pembelajaran
Gunarti, Winda, Lilis Suryani dan Azizah Muis. 2008. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka. Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. 2000. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Cet. Ke-2. Masitoh, dkk. 2005. Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Patmonodewo, Soemiarti. 1995 Buku Ajar Konsep Dasar Pendidikan Pra sekolah. Jakarta: depdikbud Dirjen Dikti. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahas. Bandung: Angkasa. Tedja Saputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Grasindo.
ISSN 2355-102X
Volume III Nomor 2 Oktober 2016| 34