PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Made Wahyu Utami NIM 12108241038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2016
i
MOTTO “Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever.” (Mahatma Gandhi) “Attānameva pațhamam patirūpe nivesaye attaňňamanusāseyya na kilisseyya paņdito” Hendaknya orang terlebih dahulu mengembangkan dirinya sendiri dalam hal-hal yang patut, dan selanjutnya melatih orang lain. Orang bijaksana yang berbuat demikian tak akan dicela (Dhammapada 12:2)
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini ku persembahkan untuk: 1. Hyang Widhi Wasa, semoga skripsi ini menjadi salah satu bagian dari wujud ibadahku kepadaMu. 2. Almamater UNY sebagai wujud dedikasiku. 3. Bapak, Ibu, dan keluargaku tercinta.
vi
PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN Oleh: Made Wahyu Utami NIM 12108241038 ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dengan model active learning tipe index card match. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjeknya adalah siswa kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman yang berjumlah 31 siswa. Desain PTK menggunakan model Kemmis dan Taggart yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan catatan lapangan. Analisis data yang digunakan deskriptif kuantitatif untuk menganalisis keaktifan siswa serta kualitatif untuk menganalisis aktivitas guru dan keaktifan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model active learning tipe index card match dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman. Persentase setiap butir pengamatan keaktifan siswa meningkat dari pra tindakan pada kegiatan visual persentase sebesar 32,26%, pada siklus I sebesar 91,40%. Aktivitas lisan pada pra tindakan sebesar 11,61%, pada siklus I menjadi 58,71%. Aktivitas mendengarkan, pada pra tindakan sebesar 20,00%, pada siklus I sebesar 70,32%. Aktivitas menulis pada pra tindakan persentase sebesar 43,55%, pada siklus I sebesar 80,65%. Aktivitas mental pada pra tindakan 0,00%, pada siklus I sebesar 72,90%. Data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I, keaktifan siswa sudah meningkat namun peningkatan persentase pada tiga butir indikator pengamatan keaktifan siswa belum mencapai ≥75% sehingga dibutuhkan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II diperoleh hasil peningkatan yaitu 96,77% pada aktivitas visual, 89,03% pada aktivitas lisan, 93,55% pada aktivitas mendengarkan, 85,48% pada aktivitas menulis, dan 93,55% pada aktivitas mental. Persentase pada siklus II menunjukkan seluruh indikator pengamatan pengamatan keaktifan siswa telah mencapai ≥75%. Peningkatan keaktifan siswa sejalan dengan peningkatan ratarata hasil belajar siswa. Hal ini dapat diihat dari peningkatan ketuntasan KKM yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai sikus II. Pada pra tindakan rata-rata nilai siswa 48,26, siklus I 81,77, dan siklus II berhasil mencapai 90,48. Kata kunci: model active learning tipe index card match, keaktifan siswa, IPA
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi guna memenuhi tugas akhir. Adapun judul skripsi ini yaitu “PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN”. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di UNY. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan izin dalam penyusunan skripsi ini. 3. Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang
telah
memberikan
kemudahan
izin
dalam
penyusunan skripsi ini. 4. Ketua Jurusan PSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
yang
telah
memberikan
kemudahan
izin
dalam
penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
viii
6.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Demakijo
1
Sleman yang telah
memberikan izin penelitian,
7.
Guru-guru SD Negeri Demakijo
I
Sleman yang telah membantu
dalam pelaksanaan penel itian.
8.
Kedua orang tuaku, Bapak Wayan Setiawan dan Ibu Made Sukerti
yang selalu memberi motivasi, doa serta dukukan baik secara moril maupul materiil.
9.
Keluarga yang selalu memberi semangat dan doa.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi
ini
dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Yogyakarta, Maret 2016 Penulis
l\'1-z
\ry--'Made Wahyu Utami
lx
DAFTAR ISI hal HALAMAN JUDUL …………………………………………..……………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………......
ii
HALAMAN PERNYATAAN …………………………..…………………....
iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………...
iv
MOTTO ……………………………………………………………................
v
PERSEMBAHAN ……………………………………………...……….........
vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI ……………………………………………..…………………...
x
DAFTAR GAMBAR ………………………………………….……………...
xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….....
xiv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….....
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………..
1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………….
6
C. Batasan Masalah ……………………………………………………...
7
D. Rumusan Masalah …………………………………………………….
7
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..
8
F. Manfaat Penelitian ……………………………………………………
8
BAB II KAJIAN TEORI A. Ilmu Pengetahuan Alam ………………………………………………
10
B. Keaktifan Siswa ………………………………………………………
13
C. Model Active Learning Tipe Index Card Match ……………………..
18
D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar …………………………………...
27
E. Penelitian Relevan …………………………………………………….
29
F. Kerangka Berpikir …………………………………………………….
31
x
G. Hipotesis Tindakan …………………………………………………...
32
H. Definisi Operasional ………………………………………………….
32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………………………………………………………..
34
B. Model Penelitian ……………………………………………………...
34
C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………….
37
D. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………...
37
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………
37
F. Instrumen Penelitian ………………………………………………….
39
G. Validasi ……………………………………………………….............
41
H. Teknik Anlisis Data …………………………………………………..
41
I. Indikator Keberhasilan ………………………………………………..
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….
44
B. Pembahasan …………………………………………………………..
74
C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………….........................
80
B. Saran …………………………………………………………………..
81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………..……..
82
LAMPIRAN…………………...……………………………………………....
85
xi
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 01. Contoh Card Soal yang Dipakai dalam Penelitian ……………...
24
Gambar 02. Contoh Card Jawaban yang Dipakai dalam Penelitian …………
24
Gambar 03. Model PTK Kemmis dan Taggart ……………………………….
35
Gambar 04. Diagram Batang Keaktifan Siswa Pra Tindakan ………………...
45
Gambar 05. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa pada Siklus I ………………………………………………………… Gambar 06. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ………………………….. Gambar 07. Siswa menyimak dan menanggapi apersepsi guru …………….
73 128
Gambar 08. Guru Menyampaikan Tujuan Pembelajaran ……………………
128
Gambar 09. Siswa Membaca Materi Batuan yang Keluar saat Gunung Api Meletus ………………………………………………………… Gambar 10. Siswa Melakukan Diskusi Materi dengan Kelompok …………..
128 129
Gambar 11. Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil …………………..
129
Gambar 12. Siswa Menulis Jawaban LKS …………………..………………..
129
Gambar 13. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran ……………..………………
130
Gambar 14. Guru Menjelaskan Aturan Penggunaan Index Card …………….
130
Gambar 15. Siswa Menerima Kartu Indeks secara Acak ……..………………
130
Gambar 16. Siswa Mencari Pasangan Kartu Indeks …………..……………...
131
Gambar 17. Siswa Duduk Berdekatan dengan Siswa yang Membawa Pasangan Kartu ……………..……………………………..…… Gambar 18. Siswa Memberi Nama Pada Kartu Indeks ……………………….
131 131
Gambar 19. Guru Mengecek Siswa saat Membaca Materi …………………...
132
Gambar 20. Guru Membagikan dan Menjelaskan Aturan Penggunaan Kartu Indeks …………………...…………………...………………… Gambar 21. Guru Memandu Presentasi ……...…………………...…………..
132 132
Gambar 22. Siswa yang Duduk Tenang Bisa Memulai Presentasi …………...
133
Gambar 23. Siswa Mengecek Kebenaran Hasil Presentasi ………...…………
133
Gambar 24. Siswa Mengumpulkan Kartu Indeks ………………...…………..
133
Gambar 25. Guru Membacakan Aturan Pengisian Lembar Evaluasi ………...
134
Gambar 26. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ………………...…………….
134
xii
58
Gambar 27. Siswa Menyimak apersepsi guru ………………...………………
135
Gambar 28. Siswa Menyimak Tujuan Pembelajaran …………...…………….
135
Gambar 29. Guru Membagikan Materi Pelapukan Batuan ……...……………
135
Gambar 30. Siswa Membaca Materi Pelapukan Batuan ……...………………
136
Gambar 31. Siswa Melakukan Diskusi ……...…………………...…………...
136
Gambar 32. Siswa Mengisi LKS ……...…………………...………….............
136
Gambar 33. Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil ………...…………
137
Gambar 34. Guru Menyimak pertanyaan Siswa ………...…………………....
137
Gambar 35. Guru Menjelaskan Materi Pelapukan Batuan …………………....
137
Gambar 36. Guru Menulis Materi di Papan Tulis ……...………………….....
138
Gambar 37. Siswa Menyimak Aturan Penggunaan Kartu Indeks ………….....
138
Gambar 38. Siswa Menerima Kartu Indeks ………………………………….
138
Gambar 39. Siswa Mencari Pasangan Kartu Indeks ………………………….
139
Gambar 40. Siswa Duduk sesuai Pasangan Kartu Indeks …………………….
139
Gambar 41. Siswa Menunjukkan Kartu Masing-masing ……………………..
139
Gambar 42. Siswa Diberi Kesempatan untuk Mencari Pasangan Kartu jika Dirasa Belum Sesuai ……………………..…………………….. Gambar 43. Siswa Mempresentasikan Hasil Mencari Pasangan Kartu Indeks
140 140
Gambar 44. Guru Melempar Pertanyaan untuk Menguji Kebenaran Pasangan Kartu Indeks ……………………..……………………..………. Gambar 45. Guru Membimbing Siswa Menyimpulkan Materi Pelajaran ……
140 141
Gambar 46. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi …………..………………….
141
xiii
DAFTAR TABEL Hal Tabel 01. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator ………………..
12
Tabel 02. Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa …………………...
39
Tabel 03. Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi ………………………………….
40
Tabel 04. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ……..
43
Tabel 05. Refleksi Siklus 1 dan Rencana Perbaikan ………………………….
60
xiv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 01. Surat-surat Penelitian …………………………..........................
85
Lampiran 02. Hasil Validasi Instrumen ……………………………................
93
Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………………..
102
Lampiran 04. Hasil Observasi Keaktifan Siswa ……………………………...
122
Lampiran 05. Hasil Observasi Kegiatan Guru ………………………………..
125
Lampiran 06. Foto Dokumentasi Penelitian ………………………………….
128
Lampiran 07. Catatan Lapangan ……………………………………………...
142
Lampiran 08. Hasil Belajar Siswa …………………………………………….
153
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah
ilmu yang menawarkan
berbagai cara agar dapat mempelajari serta memahami gejala-gejala alam dan agar kita dapat hidup di alam ini. Sebagai sebuah produk, IPA tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya sebagai proses, sehingga IPA bukan hanya berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori tetapi IPA juga merupakan cara berpikir, cara bekerja, dan cara memecahkan masalah. Muatan kurikulum sekolah dasar meliputi sejumlah mata pelajaran, salah satunya adalah IPA. Tujuan mata pelajaran IPA di sekolah dasar tertuang pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif , dan mandiri. Mata pelajaran IPA di sekolah dasar ditekankan pada pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Sri Sulistyorini, 2007:39). Oleh karena itu, IPA untuk anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya (Srini M. Iskandar, 1997:1). Model belajar yang cocok untuk anak adalah belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing) (Usman Samatowa, 2011:5). Pernyataan ini sejalan dengan John S. Richardson dalam Hendro 1
Darmodjo dan Jenny R.E Kaligi
(1993:12) yang menyarankan
digunakannya tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar suatu kegiatan IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip itu adalah (1) prinsip keterlibatan siswa secara aktif, (2) prinsip belajar berkesinambungan, (3) prinsip motivasi, (4) prinsip multi saluran, (5) prinsip penemuan, (6) prinsip totalitas, (7) prinsip perbedaan individual. Dari pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA saat ini menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang didukung pengajaran oleh guru. Salah satu ciri-ciri belajar adalah proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (William Burton dalam Oemar Hamalik, 2001:31). Dengan demikian sasaran utama kegiatan belajar adalah keaktifan siswa. Siswa dan kegiatannya merupakan subjek sekaligus objek, guru sebagai arsitek dan sutradara sekaligus pelaku dalam pengajaran (Nana Sudjana, 1990:59). Tanpa keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berlangsung baik. Guru berperan untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat menunjang keterlibatan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang baik tentunya berpengaruh pada pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Peran guru dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah sebagai satusatunya sumber utama pengetahuan, melainkan guru berperan sebagai
2
fasilitator. Peran sebagai fasilitator tentu tidak mudah. Guru harus mampu memilih model dan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar dan mendesain sebuah suasana belajar yang membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif yang nantinya dapat mengantarkan siswa pada tujuan belajar yang ditetapkan. Pada pelaksanaan di lapangan seringkali metode ceramah menjadi pilihan dalam kegiatan belajar mengajar. Metode ini kurang menuntut adanya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami (Oemar Hamalik, 2001:27). Rendahnya keaktifan siswa pada kegiatan belajar mengajar juga berpengaruh pada rendahnya pemahaman dan penguasaan materi yang disampaikan guru. Masalah yang sering muncul dalam kegiatan belajar mengajar IPA adalah kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPA seingga berdampak pada rendahnya hasil belajar. Sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 Oktober 2015 dengan guru kelas VB SD Negeri Demakijo 1 yang menyatakan bahwa ketika guru menjelaskan siswa asyik dengan berbicara dengan teman dikelompoknya, ketika diberi pertanyaan tentang materi yang dijelaskan siswa tidak menjawab, dan ketika diberi kesempatan untuk bertanya siswa diam dan menunduk melihat kearah buku meskipun sudah ditunjuk oleh guru. Selain wawancara, untuk mengetahui penyebab kurang optimalnya hasil belajar IPA di kelas ini maka dilakukan pengamatan langsung pada
3
proses pembelajaran di kelas, penyebabnya diperkirakan seperti: (1) selama proses pembelajaran siswa terbagi menjadi enam kelompok namun tujuan duduk dengan kelompok belum tercapai, bahkan memberikan kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang tidak mendukung proses pembelajaran misalnya berbicara dengan teman dikelompoknya; berbuat usil dengan menyembunyikan alat tulis teman dikelompoknya; mengambil buku teman secara paksa sehingga menimbulkan keributan, (2) ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa yang duduk dikelompok bagian pojok belakang berbicara dengan teman sekelompok namun topik pembicaraan diluar materi pelajaran, (3) saat diberi tugas berupa soal, ada siswa yang sama sekali tidak mengerjakan, (4) ketika melakukan pembahasan soal, siswa menjawab cenderung siswa yang sama. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VB, didapatkan beberapa anggapan bahwa (1) IPA membosankan karena diberi banyak tugas di buku, (2) IPA sulit karena materi sangat banyak dan banyak menghafal. Hal ini berpengaruh pada hasil belajar IPA siswa kelas VB. Rata-rata nilai ulangan harian IPA yaitu 60,32 dan rata-rata nilai ulangan tengah semester adalah 48,26. Tentu saja angka tersebut menunjukan hasil yang kurang optimal karena syarat ketuntasan minimal adalah 65,00. Agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar maka guru harus memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
4
aktif melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu mempelajari suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Salah satu model yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu active learning. Pembelajaran aktif adalah istilah payung bagi berbagai model pembelajaran yang berfokus kepada siswa sebagai penanggung jawab belajar (Warsono dan Hariyanto, 2013:5). Active learning dipandang dapat menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran sehingga dapat mengubah cara belajar yang berpusat pada guru (teacher center) menjadi belajar yang berpusat pada siswa (student center). Ada dua macam active learning yaitu active learning individual mandiri dan active learning kolaboratif (Warsono dan Hariyanto, 2013:5). Active learning individual mandiri memberikan kegiatan untuk siswa secara individu, sedangkan active learning kolaboratif membutuhkan partner untuk membentuk suatu kegiatan. Model active learning yang dipandang dapat mengatasi masalah kegiatan belajar mengajar IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 adalah Active Learning tipe Index Card Matching. Model Active Learning tipe Index Card Matching adalah model yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas mencari pasangan kartu yang tepat. Diharapkan dengan model Active Learning tipe Index Card Matching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPA dan menjadikan pembelajaran IPA menyenangkan bagi siswa,
5
sehingga dapat berpengaruh pada peningkatan hasil belajar IPA di kelas VB. Berkaitan dengan masalah belajar IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 yang telah dikemukakan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Model Active Learning tipe Index Card Matching untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Ketika guru menjelaskan siswa asyik berbicara dengan teman dikelompoknya. 2. Ketika diberi pertanyaan tentang materi yang dijelaskan siswa tidak menjawab, dan ketika diberi kesempatan untuk bertanya siswa diam dan menunduk melihat kearah buku meskipun sudah ditunjuk oleh guru. 3. Selama proses pembelajaran siswa terbagi menjadi enam kelompok namun tujuan duduk dengan kelompok belum tercapai, bahkan memberikan kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang tidak mendukung proses pembelajaran misalnya berbicara dengan teman dikelompoknya; berbuat usil dengan menyembunyikan alat tulis teman dikelompoknya; mengambil buku teman secara paksa sehingga menimbulkan keributan.
6
4. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa yang duduk dikelompok
bagian
pojok
belakang
berbicara
dengan
teman
sekelompok namun topik pembicaraan diluar materi pelajaran. 5. Saat diberi tugas berupa soal, ada siswa yang sama sekali tidak mengerjakan. 6. Ketika melakukan pembahasan soal, siswa menjawab cenderung siswa yang sama. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VB, didapatkan beberapa anggapan bahwa. 1. Siswa menganggap IPA membosankan karena diberi banyak tugas di buku. 2. Siswa mengatakan IPA sulit karena materi sangat banyak dan banyak menghafal. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti melakukan suatu batasan masalah pada meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dengan model active learning tipe index card matching. Materi yang diambil adalah perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada batasan masalah dapat dikemukakan masalah sebagai berikut. Bagaimana penerepan model active learning tipe index 7
card matching dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman? E. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo 1 dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. F. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
IPA
yang
nantinya
diharapkan
berpengaruh
pada
peningkatan hasil belajar siswa. b. Bagi guru Memberikan pengalaman menggunakan model active learning tipe index card matching yang nantinya diharapkan dapat menginspirasi guru untuk selalu mengembangkan model pembelajaran lainnya untuk mengurangi intensitas penggunaan metode ceramah. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil berbagai kebijakan atau perbaikanperbaikan dalam pembelajaran, sehingga mutu pembelajaran menjadi lebih baik.
8
d. Bagi peneliti Memberi pengalaman untuk memilah dan memilih model pembelajaran kemudian menerapkan dalam rencana, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses (Srini M. Iskandar, 1997:1). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (BSNP, 2006:484). Belajar IPA selain untuk memahami konsep konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, juga untuk mengembangkan berbagai nilai (Cross dalam Usman Samatowa, 2011:8). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen atau sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku oleh satu orang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang konsisten (Usman Samatowa, 2011:3). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan produk berupa fakta, konsep, dan prinsip diperoleh melalui proses IPA yang dilakukan secara sistematis dan dapat diaplikasikan serta dikembangkat dalam masyarakat.
10
2. Tujuan Pembelajaran IPA Mata Pelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan besertan ciptaan-Nya (Usman Samatowa, 2006:102). Selanjutnya tujuan IPA menurut Hendro Darmojo dan Jenny R.E. Kaligis (1993:6) yaitu untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat. Mata Pelajaran IPA di SD/MI dalam standar isi KTSP bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. (BSNP, 2006:484) Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan mata pelajaran IPA adalah menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan siswa 11
dalam memecahkan masalah serta meningkatkan kesadaran untuk menghargai dan memelihara alam ciptaan Tuhan. 3. Ruang Lingkup IPA Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang diberikan dari SD sampai SMP yang merupakan integrasi dari ilmu-ilmu alam. Adapun ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspekaspek berikut. 1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. 3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. 4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.(BSNP, 2006: 485) Terdapat tujuh standar kompetensi yang dipelajari di kelas V SD terbagi atas beberapa kompetensi dasar. Dalam penelitian ini standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang digunakan yaitu: Tabel 01. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator Standar Kompetensi 7.Memahami
Kompetensi Dasar 7.1
perubahan yang
mendeskripsikan
terjadi di alam dan
proses
hubungannya dengan
pembentukan tanah
penggunaan sumber
karena pelapukan.
daya alam.
Indikator 7.1.1 menyebutkan macammacam proses pelapukan batuan. 7.1.2 menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. 7.1.3 menyebutkan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan.
12
B. Keaktifan Siswa 1. Pengertian Keaktifan Siswa Keaktifan dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata aktif mendapat awalan ke- dan akhiran –an yang berarti kesibukan; melakukan aktivitas. Belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri (John Dewey melalui Yatim Riyanto, 2012: 73). Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2002:44). Dari pendapat ahli tersebut dapat dikatakan keaktifan adalah suatu keadaan dimana siswa melakukan kegiatan atau aktivitas, dalam hal ini siswa melakukan aktivitas untuk membangun pengalamannya dalam pembelajaran. Hal ini didukung pula oleh pendapat Mulyasa (2010: 187) proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 2. Jenis Aktivitas Belajar Keaktifan siswa dalam kegiatan belajara mengajar muncul jika siswa melakukan aktivitas, seperti berpartisipasi dalam tugas belajar , mengajukan pertanyaan, berpendapat dan sebagainya. Ada berbagai macam jenis aktivitas belajar. Kegiatan belajar terbagi dalam 8 kelompok (Paul D.Dierich dalam Oemar Hamalik, 2001: 172), yaitu:
13
a. Aktivitas visual Membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati
eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. b. Aktivitas lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertayaan, member saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. c. AKtivitas mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. d. Aktivitas menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket. e. Aktivitas menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola. f. Aktivitas metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun. g. Aktivitas mental
14
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor,
melihat,
hubungan-hubungan,
dan
membuat
keputusan. h. Aktivitas emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatankegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegitan dan overlap satu sama lain. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar sangat bervariasi dan kompleks. Aktivitas-aktivitas tersebut nantinya akan mendukung keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini difokuskan kepada lima jenis aktivitas belajar siswa yaitu: a. Aktivitas
visual meliputi, mengamati ciri-ciri batuan,
mengamati media. b. Aktivitas lisan meliputi, mempresentasikan hasil mencari pasangan kartu, mengemukakan pendapat
saat diskusi,
menanggapi pertanyaan atau pernyataan, dan mengajukan pertanyaan. c. Aktivitas mendengarkan meliputi, menyimak presentasi dan menyimak informasi atau arahan. d. Aktivitas menulis meliputi, menulis hasil pengamatan pada LKS dan menulis informasi penting yang diperoleh selama proses pembelajaran. 15
e. Aktivitas mental meliputi,
memecahkan masalah yang
disajikan pada LKS, mencocokan media kartu indeks, dan menjawab pertanyaan pada evaluasi. 3. Mengaktifkan Siswa Keaktifan siswa dalam menjalani kegiatan belajar mengajar merupakan
salah
satu
kunci
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pendidikan. Agar dapat mengembangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik serta mengurangi perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan. b. Memberi kesempatan pada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah. c. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasilnya. d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter. e. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. (Mulyasa, 2010: 188) Selain adanya aktivitas belajar yang melibatkan siswa, motivasi juga yang mempengaruhi keaktifan siswa dalam belajar. Beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran menurut Masnur Muslich (2010: 68) yaitu: a. Siswa megetahui maksud dan tujuan pembelajaran Apabila siswa mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif.
16
b. Tersedia
fasilitas,
sumber
belajar,
dan
lingkungan
yang
mendukung Keaktifan siswa akan timbul apabila terdapat fasilitas, sumber belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kegiatan belajar. Begitu juga dengan kondisi lingkungan yang kondusif akan membiat siswa bersemangat untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. c. Adanya prinsip pengakuan penuh atas pribadi setiap siswa Guru wajib membangun dan menjaga interaksi dengan siswa. Selain itu, pemberian apresiasi terhadap pendapat atau gagasan dari masing-masing siswa juga penting untuk menghargai potensi masing-masing siswa dan menjaga siswa untuk selalu percaya diri. d. Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam KBM Penerapan pemberian reward atau punishment dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung secara konsisten dan adil. Hal ini akan berdampak negatif bagi siswa jika dalam penerapannya terjadi kesalahan. e. Adanya pemberian penguatan dalam KBM Penguatan merupakan pemberian respon terhadap aktivitas belajar siswa baik secara oral maupun perlakuan. Pemberian
17
penguatan penting untuk menumbuhkan motivasi siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. f. Jenis
kegiatan
pembelajaran
menarik,
menyenangkan,
dan
menantang Pemilihan kegiatan yang bersifat menarik, menyenangkan, dan menantang dapat menjaga keaktifan peserta didk dalam proses belajar mengajar. g. Penilaian hasil belajar dilakukan secara serius, objektif, teliti, dan terbuka Penilaian dilaksanakan sesuai dengan ketentuannya dan hasil penilaian harus diumumkan secara terbuka. Hasil penilaian sangat berpengaruh pada semangat siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas dilakukan dengan memberikan sejumlah aktivitas yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan serta memunculkan hal-hal yang dapat menumbukan motivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. C. Model Active Learning tipe Index Card Matching 1. Pengertian model active learning Active learning atau pembelajaran aktif adalah istilah payung bagi berbagai model pembelajaran yang berfokus pada siswa sebagai penanggung jawab belajar (Warsono dan Hariyanto, 2013:5). Active 18
learning mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang apat dilakukannya selama pembelajaran (Warsono dan Hariyanto, 2013:12). Centre for Research on learning and Teaching University of Michigan mengemukakan pembelajaran aktif adalah suatu proses yang memberikan kesempatan kepada para siswa terlibat dalam tugas-tugas pemikiran tingkat tinggi seperti menganalisis, melakukan sintesis, dan evaluasi. Pembelajaran siswa aktif diperkenalkan di Indonesia pada satuan pendidikan dasar dan menengah pada tahun 1980-an sebagai pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) (Warsono, 2013:7). Esensi CBSA yang diterapkan saat itu adalah pertama, belajar hakikatnya merupakan hasil proses interaksi antara individu dan lingkungan sekitarnya yang dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif.
Ada dua dimensi agar
pembelajaran dapat berlangsung aktif, yaitu (a) kebermaknaan bahan serta proses belajar mengajar, dan (b) modus kegiatan belajar-mengajar (David Ausumbel dalam Warsono, 2013:7). Kedua, hal yang harus ditekankan pada pendekatan ini adalah usaha untuk meningkatkan keterlibatan siswa setinggi mungkin. Terkait
hal-hal
diatas,
ada
tujuh
dimensi
implementasi
pembelajaran siswa aktif yang dikemukakan oleh Mc Keachie melalui Warsono (2013:8) yang meliputi: a. Partisipasi siswa dalam menentukan tujuan kegiatan pembelajaran; b. Penekanan kepada aspek afektif dalam pembelajaran; 19
c. Partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarmengajar, terutama yang berbentuk interaksi antar murid; d. Penerimaan guru terhadap perbuatan atau sumbangan siswa yang kurang relevan atau karena siswa berbuat kesalahan; e. Keeratan hubungan kelas sebagai kelompok; f. Kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan yang penting dalam kegiatan sekolah; g. Jumlah waktu yang digunakan menangani masalah pribadi siswa, baik yang berhubungan ataupun yang tidak berhubungan dengan materi pelajaran. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa active learning atau pembelajaran aktif adalah model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. Hal ini dipertegas oleh John Dewey sebagai tokoh pragmatism dengan slogannya yaitu learning by doing. Sedangkan, Confucius melalui Mel Silberman (2001:1) menyatakan: Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham. Pernyataan-pernyataan ini membicarakan bobot penting pembelajaran aktif, yang bermakna bahwa siswa harus melakukan aktivitas dalam belajar untuk mencapai pengalaman belajar yang baik. 2. Peran guru dan siswa dalam model active learning a. Peran guru Peran seorang guru adalah sebagi pemimpin belajar (learning manager) dan fasilitator belajar (Nana Sudjana, 2009:29). Pernyataan tersebut sejalan dengan Warsono dan hariyanto (2013:20) peran fungsional guru dalam active learning adalah sebagai fasilitator. Dari pernyataan-pernyataan diatas maka peran pokok guru dalam belajar adalah fasilitator, guru menyediakan 20
berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Tugas pokok fasilitator atau peran guru saat tatap muka di kelas menurut Tylee dalam Warsono (2013:21) adalah: 1) menilai para siswa 2) merencanakan pembelajaran, 3) mengimplementasi rancangan pembelajaran, dan 4) melaksanakan evaluasi proses pembelajaran. b. Peran siswa Pelaksanaan model active learning berfokus pada peran siswa dalam pembelajaran. Adapun peran siswa menurut Warsono dan Hariyanto (2013:9) 1) belajar secara individual maupun kelompok untuk mempelajari dan menerapkan konsep, prinsip, dan hukum keilmuan, 2) membentuk kelompok untuk memecahkan masalah, 3) berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, 4) berani
bertanya,
mengajukan
pendapat,
serta
mengungkapkan kritik yang relevan, 5) tidak sekedar melakukan pemikiran tingkat rendah, tetapi juga melaksanakan pemikiran tingkat tinggi seperti menganalisis, membuat sintesis, melakukan observasi, dan membuat prediksi, 21
6) menjalin hubungan sosial sebagai bentuk interaksi pembelajaran, 7) berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar dan media belajar yang tersedia atau dibawanya sendiri dari rumah sebagai hasil improvisasinya, karena telah diberitahu oleh guru tentang jenis pembelajaran yang akan dilaksanakan hari itu, dan 8) berupaya menilai proses dan hasil belajarnya sendiri, walau tidak secara formal.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran siswa dalam active learning adalah siswa sebagai pelaksana pembelajaran dengan difasilitasi oleh guru.
Siswa aktif
melaksanakan berbagai aktivitas yang telah direncanakan oleh guru sesuai dengan tujun pembelajaran.
3. Active learning tipe index card matching Active Learning menawarkan berbagai tipe pembelajaran yang melibatkan dan mendukung keaktifan siswa dalam pembelajaran. Tipetipe active learning menurut Hisyam Zaini, Bermawy, dan Sekar Ayu (2008:24) yaitu true or false, bernar salah berantai, debat pendapat, reading aloud, kekuatan dua kepala, semua bisa jadi guru, member pertanyaan mendapat jawaban, bangkitkan minat, index card matching, teta teki silang, dan belajar terus. Penelitian ini menggunakan active 22
learning tipe index card matching. Index card matching merupakan salah satu tipe dari pembelajaran aktif yang memungkinkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada kawan sekelas (Mel SIlberman, 2001:232). Dalam Bahasa Indonesia, Index card matching berarti mencocokan kartu indeks. Index dalam bahasa Indonesia indeks menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan daftar kata atau istilah penting yang terdapat pada buku cetakan (biasanya pada akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan. Card dalam bahasa Indonesia yaitu kartu. Kartu menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan. Matching dalam bahasa Indonesia artinya cocok atau sebanding. Dalam kegiatan ini mencocokkan dua hal atau lebih yang dapat dipasangkan. Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa index card matching merupakan urutan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan kartu yang telah didesain dalam kartu soal dan kartu jawaban yang nantinya meminta siswa untuk mecocokan kartu sesuai dengan pasangannya. Index card yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kertas tebal berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15cm x 10cm, yang
23
berisi soal atau jawaban. Soal atau jawaban di tuliskan pada card yang berbeda, dimana satu card berisikan satu buah soal atau jawaban.
Apa ciri-ciri batu apung?
Gambar.01 contoh card persoalan yang dipakai dalam penelitian
Berwarna keabu-abuan, berpori-pori, ringan, dan dapat terapung dalam air Gambar. 02 contoh card jawaban yang dipakai dalam penelitian 4. Langkah-langkah active learning tipe index card matching Langkah-langkah penerapan model active learning tipe index card matching menurut Mel Silberman (2001: 232) yaitu: a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan stengah jumlah siswa. b.
Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.
c. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk. d. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya. 24
e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Yaitu kartu yang berupa soal dengan kartu yang cocok atau yang merupakan jawaban dari kartu soal tersebut. f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya. Pada penelitian ini langkah-langkah model active learning tipe index card matching dikembangkan menjadi langkah persiapan dan pelaksanaan . Langkah-langkah persiapan model active learning tipe index card matching yaitu: a. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyemai satu setengah jumlah siswa. b. Pada kartu terpisah tulislah jawaban bagi setiap pertanyaanpertanyaan tersebut. Adapun langkah-langkah model active learning tipe index card matching yaitu: a. Menjelaskan aturan pelaksanaan index card matching. b. Berikan satu kartu pada setiap siswa secara acak. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban. c. Perintahkan siswa menemukan pasangan kartu yang sesuai. 25
d. Siswa yang telah menemukan pasangan kartu, diarahkan untuk duduk bersama. e. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, arahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu indeks. 5. Keunggunlan dan kelemahan Setiap model belajar memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri dalam penerapannya. Berikut ini keunggunalan dan kelemahan model active learning tipe index card match a. Keunggulan Keunggulan dari model active learning tipe index card matching antara lain: 1) menumbuhkan
kegembiraan
dalam
kegiatan
belajar
mengajar, 2) materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa, 3) mampu menciptakan suasana belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, 4) mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar, dan 5) penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.
26
b. Kelemahan Kelemahan model active learning tipe index card matching yaitu: 1) Guru harus meluangkan waktu lebih 2) Membutuhkan waktu yang lama untuk persiapan. 3) Suasana kelas menjadi gaduh saat siswa mencari pasangan kartu. 4) Guru harus mampu mengelola kelas. (SekolahDasar.Net, 2013). Penjelasan diatas menunjukkan bahwa penerapan index card match ini dapat membantu dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kelemahan model ini cenderung pada persiapan yang dilakukan oleh guru. Guru harus meluangkan waktu untuk mendesain kartu indeks yang sesuai dengan materi. D. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Anak pada hakikatnya secara aktif membangun pikirannya sendiri melalui aktivitas-aktivitas yang berada pada lingkungan fisik dan sosialnya (Jean Piaget dalam Suharjo, 2006:35). Masing-masing anak memiliki karakteristik tersendiri. Dengan adanya karakteristik yang khas ini, maka anak didik memiliki variasi kelebihan dan kekurangan, serta memiliki kebutuhan, cita-cita, kehendak, perasaan, kecenderungan, dan motivasi yang berbeda (TIM Dosen IKIP Malang melalui Suharjo, 2006:36).
27
Siswa sekolah dasar berusia antara 6-12 tahun (Suharjo, 2006:37). Otak anak pada usia ini memiliki kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antar neuron. Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif anak, proses pematangan otak harus diiringi dengan peluang untuk mengalami suatu dunia yang lebih luas. Dalam hal ini pendidikan harus memberikan lebih banyak kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang memungkinkan otaknya berkembang (Desmita, 2011:94). Minat anak pada usia sekolah dasar tertuju pada macam-macam aktivitas, semakin banyak ia berbuat maka makin bergunalah aktivitas tersebut bagi usaha pengembangan kepribadiannya (Abu Ahmadi dan Munawar Soleh, 2005: 117). Sedangkan menurut Desmita (2011:35) anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Pada usia ini perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna dan terkoordinasi dengan baik (Desmita, 2011:79). Siswa kelas V SD berada pada usia antara 10-12 tahun. Untuk memperhalus keterampilan motorik pada usia ini dibutuhkan berbagai aktivitas fisik, seperti permainan informal (Desmita, 2011:80). Kegiatan belajar mengajar dikelas perlu didesain dengan model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa sekolah dasar khususnya
siswa kelas
V untuk
menunjang tercapainya
tujuan
pembelajaran. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan model active learning tipe index card matching. Dengan model ini, siswa melakukan kegiatan mencocokan kartu indek sesuai dengan pasangannya. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar siswa dapat melihat, berbuat sesuatu, 28
terlibat aktif, serta mengalami langsung pembelajaran. Diharapkan berdampak pada pengembangan sikap dan peningkatan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPA. E. Penelitian Relevan Penelitian yang relevan ini dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis dan menunjukkan pentingnya untuk melakukan penelitian ini. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai berikut: 1. Penelitian tentang penerapan model active learning tipe index card matching terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa (penelitian tindakan kelas) E-Jurnal Universitas Lampung oleh Uswatun Uriah (2013) dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ICM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Matching pada mata pelajaran PKn kelas IVA SDN 1 Metro Barat berdampak pada peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (52,40%), pada siklus II (60,33%) terjadi peningkatan sebesar 7,92%, pada siklus III (77,40%) dan terjadi peningkatan sebesar 17,77%. Ratarata hasil belajar siswa pada siklus I (60,19), pada siklus II (73,08) meningkat sebesar 12,89, pada siklus III (80,19) dan terjadi peningkatan sebesar 7,11. 29
2. Penelitian tentang peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran aktif index card matching E-Jurnal Universitas Surakarta oleh Edi Eryanto (2013) dengan judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Matching pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 3 Gondangrejo Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika yang dapat dilihat dari meningkatnya indikatorindikatornya meliputi: 1) siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru sebelum tindakan 20,58%, siklus I 47,06% dan siklus II 64,70%, 2) siswa mampu mengajukan pertanyaan sebelum tindakan 14,71%, siklus I 41,18% dan siklus II 67,65%, 3) siswa mampu mengemukakan pendapat sebelum tindakan 11.76%, siklus I 35,29% dan siklus II 61,76%, 4) siswa mampu mempresentasikan hasil pekerjaan sebelum tindakan 29,41%, siklus I 58,82% dan siklus II 82,35%. Siswa yang nilainya tuntas KKM sebelum tindakan 17,65%, siklus I 48,48% dan siklus II 75,76%. Hasil uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif Index Card Matching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 3. Penelitian tentang penggunaan model kooperatif tipe index card matching dalam peningkatan pembelajaran IPA
30
E-Jurnal Universitas Sebelas Maret oleh Novita Muktiani (2013) dengan judul “Penggunaan Model Kooperatif Tipe Index Card Matching dalam Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangrena 01 Maos Tahun 2013”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Index Card Matching dalam pembelajaran IPA secara tepat, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA. F. Kerangka berpikir Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah yang memungkinkan siswa untuk aktif melakukan aktivitas yang nantinya berpengaruh pada pencapaian kualitas belajar yang baik. Pada pelaksanaannya, kegiatan belajar mengajar cenderung berpusat pada guru sehingga kurang memberi peluang pada siswa untuk aktif melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Hal ini tentunya berpengaruh pada penurunan kualitas belajar siswa. Keadaan yang demikian, menuntut adanya sebuah pemecahan masalah dengan memilih pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sebagai alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan adalah active learning tipe index card matching. Model active learning tipe index card matching merupakan sebuah model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif dalan kegiatan belajar mengajar di kelas. Model ini memiliki keunggulan yaitu siswa dapat
mengembangkan
kemampuannya
sendiri
dan
kemampuan
pasangannya. Model active learning tipe index card matching diterapkan 31
dalam IPA bertujuan untuk membantu masalah-masalah siswa yang kurang aktif sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa yang nantinya berpengaruh pada hasil belajar siswa. G. Hipotesis tindakan Berdasarkan kerangka berpikir dan kajian teori yang, maka dari itu hipotesis yang dapat diajukan adalah penggunaan model active learning tipe index card matching dengan melibatkan seluruh siswa untuk mencari pasangan kartu kemudian mempresentasikan hasil pasangan kartu dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. H. Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini: a. Model active learning tipe index card matching yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah berikut: Langkah-langkah dalam persiapan model active learning tipe index card matching yaitu: 1) Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan dalam kelas. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyemai satu setengah jumlah siswa. 2) Pada kartu terpisah tulislah jawaban bagi setiap pertanyaanpertanyaan tersebut. Adapun langkah-langkah model active learning tipe index card matching yaitu: 1) Menjelaskan aturan pelaksanaan index card matching. 32
2) Berikan satu kartu pada setiap siswa. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban. 3) Perintahkan siswa menemukan pasangan kartu yang sesuai. 4) Siswa yang telah menemukan pasangan kartu, diarahkan duduk bersama. 5) Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, arahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu indeks. b. Keaktifan belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, dan kegiatan mental.
33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ni menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan (2) melaksanakan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2011:9). Salah satu pola PTK adalah pola kolaboratif yaitu PTK dirancang dan dilaksanakan oleh suatu tim yang biasanya terdiri atas guru, kepala sekolah, dosen LPTK, dan orang lain yang terlibat dalam tim peneliti (Wina Sanjaya, 2009:9). Kolaboratif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dilakukan oleh guru kelas yang bersangkutan dan bekerja sama dengan peneliti yang bertujuan untuk mengatasi masalah pembelajaran di kelas yaitu keaktifan siswa. Peneliti bertindak sebagai observer dan guru kelas VB sebagai pelaku tindakan. Hal ini dimaksudkan agar setiap tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran di kelas mendapat hasil yang objektif. B. Model Penelitian Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart. Model ini memiliki tiga alur kerja yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan dan observasi, dan (3) refleksi (Fitri Yuliawati dkk, 2012:24). 34
Gambar 3. Model PTK Kemmis dan Taggart (Stephen Kemmis dan Robin McTaggart, 1990:11) Adapun langkah-langkah penelitian secara rinci pada setiap siklus sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Peneliti berkonsultasi dengan guru kelas tentang standar kompetensi
dan
kompetensi
dasar
yang
menjadi
permasalahan pada pembelajaran IPA di kelas VB. b. Peneliti
bersama
guru
kelas
menyiapkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengacu pada model active learning tipe index card matching dengan materi pokok Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. c. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) dan media kartu indeks yang sesuai dengan materi. 35
d. Peneliti menyusun lembar observasi siswa dan guru pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model active learning tipe index card matching. 2. Tindakan dan observasi Pada tahap tindakan guru melaksanakan pembelajaran dengan model active learning tipe index card matching yang telah direncanakan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas pola kolaboratif, peneliti melakukan kerja sama dengan guru kelas melaksanakan pembelajaran. Guru berperan untuk melaksanakan proses pembelajaran dan peneliti berperan sebagai observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya serta mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan. 3. Refleksi Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui observasi. Refleksi dilakukan untuk upaya evaluasi bagi peneliti dan guru. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan model active learning tipe index card matching pada pembelajaran IPA. Pada refleksi ini, peneliti akan memutuskan siklus akan dilanjutkan atau tidak.
36
C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB SD Negeri Demakijo 1, Guyangan, Nogotirto, Gamping, Sleman, dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 31 yang terdiri dari 21 laki-laki dan 10 perempuan. Adapun objek dalam penelitian ini adalah keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA. D. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Demakijo 1 Kecamatan Nogotirto, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada bulan Januari sampai Februari di kelas VB semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan mengambil standar kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi dasar 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Indikator 7.1.1 menyebutkan macam-macam proses pelapukan batuan; 7.1.2 menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus; 7.1.3 menyebutkan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan. E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik yang digunakan adalah 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan satu teknik atau cara mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih, 2010:220). 37
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang diamati atau diteliti (Wina Sanjaya, 2009:86). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran melalui model active learning tipe index card matching. Aspek aktivitas siswa yang diamati meliputi: (1) visual, (2) lisan, (3) mendengarkan, (4) menulis, (5) mental. Aspek aktivitas guru yang diamati meliputi kesesuaian rencana dan implementasi pembelajaran serta keterampilan guru dalam menggunakan model active learning tipe index card matching. 2. Tes Tes merupakan pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:99). Pada penelitian ini tes yang digunakan sebagai alat pengukur kemampuan kognitif siswa sebagai data pendukung keaktifan siswa dalam tindakan. 3. Catatan lapangan Catatan lapangan merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru (Wina Sanjaya, 2009: 98). Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui segala aktivits siswa dan guru selama melakukan tindakan, sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan tindakan. 38
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Eko Putro Widoyoko, 2012:51). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah untuk diolah. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa. 1. Lembar observasi Lembar observasi digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan informasi aktivitas yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran. Lembar observasi kegiatan guru dan lembar obserbasi kegiatan siswa berupa cek point (√) dengan pilihan ya dan tidak. Tabel 02. Kisi-kisi Instrumen Observasi Keaktifan Siswa Indikator Sub Indikator Visual Membaca Mengamati Lisan Bertanya Berpendapat Diskusi Presentasi Mendengarkan Mendengarkan presentasi Mendengarkan penjelasan atau informasi Menulis Menulis jawaban LKS Mencatat materi Mental Menjawab LKS dan evaluasi Mencocokan kartu Membuat kesimpulan 39
Nomor 1 poin a, b, c. 2 poin a, b, c, d, e. 3 poin a, b, c, d, e. 4 poin a, b 5 poin a, b, c, d, e.
2. Tes Hasil Belajar Tes dalam penelitian ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Dalam hal ini tes berupa soal objektif berjumlah sepuluh soal yang disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas sesuai dengan materi yang dipilih dalam penelitian. Tabel 03. Kisi-kisi Instrumen Soal Evaluasi Indikator Sub Indikator menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus.
menyebutkan macam-macam proses pelapukan batuan.
Menyebutkan jenis batuan
Nomor Jumlah Soal Soal 2,4 2
Menyebutkan jenis batuan beku Membedakan ciri-ciri batu pada batuan beku, endapan, dan metamorf Menyebutkan manfaat batuan
9
1
1,6, 7,8
4
3,5
2
Menyebutkan asal batuan
10
1
Menyebutkan jenis pelapukan
2,3, 4,5 1
4
Menjelaskan pelapukan
1
Membedakan jenis pelapukan 7,8,9 menurut gambar menyebutkan Membedakan faktor penyebab 6,10 faktor yang pelapukan mempengaruhi pelapukan batuan.
3
Jumlah Soal
20
40
2
3. Catatan lapangan Catatan lapangan dibuat oleh peneliti berdasarkan hasil pengamatan tindakan di dalam pembelajaran di kelas. Catatan lapangan berisikan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model active learning tipe index card matching, sehingga dapat diketahui hambatan dan kendala yang ditemui dalam pembelajaran. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah kamera digital. Alat tersebut digunakan untuk membantu melakukan pengamatan. G. Validasi Instrumen Validasi instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk yang dapat dilakukan dengan expert judgement dari dosen ahli. Instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli, para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun tersebut (Sugiyono, 2010:352). Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi kegiatan guru. Expert judgement dilakukan dengan dosen expert Ibu Unik Ambar Wati, M.Pd pada tanggal 15 Januari 2016 dengan hasil terlampir pada lampiran 02 halaman 93. H. Teknik Analisis Data Mengetahui
keefektifan
suatu
model
dalam
pembelajaran
diperlukan analisis data. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai 41
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Wina Sanjaya, 2011:106). Pada penelitian ini digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif kuantitatif sesuai dengan hasil yang diperoleh. 1. Analisis lembar observasi a. Analisis lembar observasi guru digunakan untuk mengamati keterlaksanaan RPP yang telah disusun. Dalam penelitian ini lembar observasi guru dianalisis dengan menggunakan kata-kata yang diolah menjadi kalimat yang bermakna. b. Analisis lembar observasi siswa digunakan sebagai pedoman untuk mengamati keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Data dalam lembar observasi keaktifan siswa berupa pemberian check point (√) pada pernyataan “ya” dan “tidak” dengan skor 1 pada pilihan “ya” dan skor 0 pada pilihan “tidak”. Data dari lembar observasi keaktifan siswa dianalisis dengan deskriptif kuantitatif yaitu mendeskripsikan data berupa angka kemudian dicari persentasenya. Perhitungan untuk persentase keaktifan siswa menggunakan rumus berikut.
(Ngalim Purwanto, 2013:102) 42
Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap Menentukan kriteria penilaian tentang hasil observasi aktivitas siswa, maka dilakukan pengelompokkan atas 5 kriteria penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Adapun kriteria persentase tersebut menurut Ngalim Purwanto (2010: 103 ) adalah sebagai berikut. Tabel 04. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Prenstase (%) Keterangan 86-100 Sangat Baik 76-85 Baik 60-75 Cukup 55-59 Kurang ≤54 Sangat Kurang I. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang ingin dicapai penelitian ini adalah: Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA ≥ 75% dari jumlah siswa keseluruhan.
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diuraikan adalah data mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sebelum menggunakan model active learning tipe index card matching dan pelaksanaan tiap-tiap siklus untuk meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. 1. Deskripsi Kondisi Awal Siswa kelas VB SD Negeri Demakijo 1 dalam penelitian ini berjumlah 31 siswa, terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Berdasarkan hasil pengamatan sebelum dilakukan tindakan selama proses pembelajaran siswa terbagi menjadi enam kelompok namun tujuan duduk dengan kelompok belum tercapai bahkan memberikan kesempatan siswa untuk melakukan kegiatan yang tidak mendukung proses pembelajaran misalnya berbicara dengan teman dikelompoknya; berbuat usil dengan menyembunyikan alat tulis teman dikelompoknya; mengambil buku teman secara paksa sehingga menimbulkan keributan, ketika guru menjelaskan materi pembelajaran, siswa yang duduk dikelompok bagian pojok belakang berbicara dengan teman sekelompok namun topik pembicaraan diluar materi pelajaran, saat diberi tugas berupa soal ada siswa yang sama sekali tidak mengerjakan, ketika melakukan pembahasan soal siswa menjawab cenderung siswa yang sama. 44
Hal ini berpengaruh pada hasil belajar IPA siswa kelas VB. Rata-rata nilai ulangan harian IPA yaitu 60,32 dan rata-rata nilai ulangan tengah semester adalah 48,26. Tentu saja angka tersebut menunjukan hasil yang kurang optimal karena syarat ketuntasan minimal adalah 60,5. 2. Pra Tindakan Pra tindakan dilakukan sebelum pelaksanaan siklus I yaitu pada Sabtu 16 Januari 2016 pukul 08.10-09.35 dengan melakukan observasi aktivitas untuk mengukur keaktifan siswa pada pelajaran IPA, lembar penyajian data yang digunakan terdapat pada lampiran
Persentase
2, halaman 106. Data keaktifan siswa sebagai berikut: 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
43,55 32,26 11,61
20,00 0,00
aktivitas % Pra Tindakan
Gambar 04. Diagram Batang Keaktifan Siswa Pra Tindakan Berdasarkan diagram batang di atas prersentase rata-rata yang diperoleh siswa pada aktivitas visual yaitu 32,26%, aktivitas lisan persentase rata-rata yang diperoleh yaitu 11,61%, pada aktivitas mendengarkan diperoleh persentase rata-rata 20%, pada aktivitas 45
menulis persentase rata-rata yang diperoleh yaitu 43,55% dimana persentase menulis ini merupakan perolehan tertinggi dari aktivitas yang diukur, sedangkan aktivitas mental persentase rata-rata yang diperoleh yaitu 0%. Data tersebut menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada mata pelajara IPA masih sangat rendah karena kurang dari 75%. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru harus mampu memilih model pelajaran yang dapat meningkatkan kekatifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data hasil observasi yang diperoleh, peneliti merencanakan sebuah penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kekatifan siswa kelas VB pada pelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching. 3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 mata pelajaran IPA dilakukan dalam dua siklus, dengan dua pertemuan pada masing-masing siklus. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015-2016. Siklus pertama dilakukan pada Rabu dan Sabtu, 20 dan 23 Januari 2016 dengan materi batuan yang keluar saat gunung api meletus. Siklus kedua dilakukan pada Rabu dan Kamis, 27 dan 28 Januari 2016 dengan materi pelapukan batuan. Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart yang mencakup tiga tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) 46
tindakan dan observasi, (3) refleksi. Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan pada setiap siklus. a. Perencanaan Tindakan Siklus I Siklus I dimulai dengan membuat desain pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk materi batuan yang keluar saat gunung api meletus. 1) Pada
tahap
perencanaan
tindakan
peneliti
dan
guru
berkolaborasi menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, dan lembar evaluasi. Soal evaluasi disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru kelas. 3) Meyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban sebagai media pembelajaran dalam active learning tipe index card matching. 4) Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keaktifan siswa dan mengamati
aktivitas
guru
selama
pembelajaran
IPA
berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk hal-hal yang terjadi selama proses tindakan yang tidak terekam oleh lembar observasi. 5) Menyiapkan
kamera
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru selama tindakan.
47
6) Peneliti dan guru melakukan simulasi langkah model active learning tipe index card matching sebelum memberikan tindakan kepada siswa. b. Tindakan Siklus I 1) Pertemuan Pertama pada Siklus I Pertemuan pertama pada siklus I dilakukan pada Rabu, 20 Januari 2016 dengan materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pukul 07.00-08.10. guru bertindak sebagai pengajar, peneliti sebagai observer, dan dua orang observer pendamping. (1) Kegiatan awal Pada kegiatan awal sebelum proses pembelajaran, guru bersama peneliti menyiapkan RPP, LKS ,media kartu indeks, dan lembar evaluasi. Guru terlebih dahulu menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan berbaris, berdoa, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Guru
melakukan
presensi
sekaligus
peneliti
memasangkan kartu pengenal yang berisika nomor presensi kepada siswa untuk memudahkan mengamati aktivitas siswa. Kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan apersepsi ”anak-anak apakah kalian tahu fenomena gunung meletus?”, “tahu bu” siswa menjawab saling bersahutan. 48
“ketika gunung meletus, apa saja yang dikeluarkan?”, “wedus gembel bu, asap bu, api, debu, kerikil” siswa menjawab saling bersahutan. “ya betul sekali, nah api yang keluar itu disebut lava yang nantinya akan menjadi batuan. Nah sekarang kita akan belajar tentang batuan yang keluar saat gunung api meletus” (Lampiran 6, Gambar 07). Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Lampiran 6, Gambar 08). (2) Kegiatan inti Pada kegiatan inti, siswa ditugaskan untuk membaca materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus (Lampiran 6, Gambar 09), kemudian mendiskusikan materi tersebut dengan kelompok (Lampiran 6, Gambar 10). Guru membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok (Lampiran 6, Gambar 11). Hasil diskusi dituliskan kedalam LKS yang disediakan (Lampiran 6, Gambar 12). Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya kemudian menjelaskan materi pelajaran (Lampiran 6, Gambar 13). Tindakan selanjutnya yaitu:
Tahap
pertama,
guru
menyampaikan
aturan
penggunaan index card matching. Seluruh siswa menyimak dengan serius (Lampiran 6, Gambar 14).
49
Tahap kedua, siswa menerima kartu indeks secara acak (Lampiran 6, Gambar 15).
Tahap ketiga, guru mengarahkan siswa untuk mencari pasangan kartu sesuai pertanyaan/ jawaban yang tertera pada kartu. Dua orang siswa nampak bertanya kepada guru. Siswa lain tetap sibuk mencari pasangan kartu yang sesuai. Seluruh siswa terlihat sangat bersemangat mencari pasangan kartu disertai juga dengan suara yang kencang (Lampiran 6, Gambar 16).
Tahap empat, guru mengarahkan siswa yang sudah menemukan pasangan kartu untuk duduk berpasagan. Pada
tahap
ini,
siswa
perempuan
yang
harus
berpasangan dengan siswa laki-laki terlihat malu untuk duduk berpasangan (Lampiran 6, Gambar 17). (3) Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup, siswa ditugaskan untuk mengisi nama sendiri dan nama pasangan pada kartu untuk memudahkan presentasi pada pertemuan selanjutnya. Guru menugaskan siswa untuk membaca materi di rumah. Mata pelajaran IPA berada di jam pelajaran pertama dan kedua sehngga tidak ditutup dengan doa (Lampiran 6, Gambar 18).
50
2) Pertemuan Kedua pada Siklus I Pertemuan kedua pada sikus I dilaksanakan pada Sabtu, 23 Januari 2016 dengan melanjutkan materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. Pembelajaran dilaksanakan pada jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit pukul 08.10-09.20. (1) Kegiatan awal Kegiatan awal dilakukan dengan memberi kartu pengenal berupa nomor presensi kepada siswa. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengingat materi pelajaran. Siswa menjawab secara bersahutan. (2) Kegiatan Inti Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi batuan yang keluar saat gunung api meletus dan guru berkeliling untuk memantau siswa (Lampiran 6, Gambar 19). Sebelum membagikan kartu indeks sesuai nama siswa, guru kembali membacakan petunjuk penggunaan kartu indeks dan menjelaskan bahwa saat ini hanya akan dilakukan tahap terakhir yaitu presentasi hasil mencocokan kartu indeks (Lampiran 6, Gambar 20). Siswa diarahkan untuk duduk tenang, pasangan siswa yang duduk paling tenang disilakan untuk 51
presentasi pertama (Lampiran 6, Gambar 22). Guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain setiap pasangan siswa selesai presentasi untuk membuktikan kebenaran pasangan kartu indeks (Lampiran 6, Gambar 23). (3) Kegiatan Penutup Siswa ditugaskan mengumpulkan kartu indeks, kemudian guru membacakan aturan pengisian soal evaluasi (Lampiran 6, Gambar 24 dan 25). Dua orang siswa menawarkan diri untuk membagikan soal evaluasi. siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi diperbolehkan untuk istirahat. Pelajaran tidak ditutup dengan doa dan salam karena setelah jam istirahat akan kembali dilanjutkan dengan mata pelajaran lain (Lampiran 6, Gambar 26). c. Observasi Tindakan Sikus I 1) Observasi Aktivitas Guru Sikus I Pada pertemuan pertama, secara keseluruhan guru melaksanakan pelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP. Guru cukup menguasai pelajaran dengan model active learning tipe index card matching karena sebelumnya sudah dilakukan diskusi langkah kerja dan simulasi sederhana. guru menyiapkan 52
ruang belajar, media pembelajaran, dan membawa RPP yang disusun. Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan runtut, mulai dari menyiapkan siswa untuk belajar, melakukan apersepsi yang sesuai dan mengaitkan dengan pengalaman
siswa,
serta
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. Guru terlihat menguasai kelas dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memastikan siswa tetap terkondisikan. Kegiatan inti, guru membimbing diskusi kelompok kecil secara bergantian, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan merespon pertanyaan siswa. Memasuki langkah index card matching guru sesekali bertanya kepada peneliti “apakah saya sudah melakukan dengan baik?”. Pada pertemuan ini langkah index card matching dilakukan sampai langkah ke empat yaitu mencari pasangan kartu indeks dan duduk berdekatan sesuai pasangan. Saat proses pembelajaran berlangsung guru kurang memanfaatkan papan tulis untuk menulis materi-materi yang dianggap penting, guru menyampaikan secara lisan kepada siswa. Pada jam istirahat, guru dan peneliti melakukan diskusi untuk merefleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada pertemuan kedua, guru lebih percaya diri untuk melaksanakan pembelajaran. Guru mengajak siswa 53
mengingat materi dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca kembali materi batuan yang keluar saat gunung api meletus. Guru membagikan kartu indeks sesuai dengan nama siswa yang terdapat pada kartu. Sebelum membimbing siswa untuk mempresentasikan hasil mencari pasangan kartu indeks, siswa diarahkan untuk duduk tenang. Guru membimbing presentasi hasil mencari pasangan kartu indeks. Guru melempar pertanyaan kepada siswa lain setiap pasangan siswa selesai melakukan presentasi untuk mengonfirmasi kecocokan kartu. Guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan kartu indeks, kemudian membacakan petunjuk pengisian soal evaluasi. Pada kegiatan penutup ini guru melewatkan satu
kegiatan
kesimpulan.
yaitu Selama
membimbing proses
siswa
membuat
pembelajaran
guru
menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang baik dan jelas. 2) Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pada penelitian ini peneliti membuat kartu tanda pengenal berupa nomor presensi siswa untuk memudahkan peneliti dalam mengamati aktivitas siswa. Peneliti yang bertindak sebagai observer mengajak dua orang teman 54
observer untuk bekerja sama mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer satu mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, observer dua mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 4, kelompok 5, dan kelompok 6 serta observer tiga mengobservasi aktivitas guru. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I menunjukan adanya peningkatan dari pra tindakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada butir –butir indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Hasil observasi pada aktivitas visual menunjukkan bahwa 27 dari 30 siswa yang hadir membaca materi pelajaran. Saat dibagikan LKS, 28 siswa membaca isi dari LKS dengan sungguh-sungguh. Setelah dibagikan kartu indeks, seluruh siswa mengamati kartu dengan sungguhsungguh untuk mencari pasangan yang sesuai dengan petunjuk. Hasil observasi aktivitas lisan menunjukkan bahwa 25 siswa melakukan aktivitas diskusi dalam kelompok dengan baik, ketika guru membuat pertanyaan atau pernyataan ada 8 siswa yang menaggapi. Saat diberi 55
kesempatan bertanya hanya 2 siswa yang melakukan aktivitas bertanya terkait hal-hal yang kurang jelas kepada guru. Pada kegiatan presentasi, seluruh siswa melakukan presentasi hasil mencocokan kartu dengan baik dan menggunakan bahasa yang jelas. Namun, siswa perempuan yang berpasangan dengan laki-laki Nampak malu-malu dengan suara pelan saat presentasi. Hasil
observasi
aktivitas
mendengarkan
menunjukkan bahwa seluruh siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
yang
disampaikan
guru,
23
siswa
mendengarkan penjelasan guru terkait materi dan 30 siswa mendengarkan petunjuk penggunaan kartu indeks dengan sungguh-sungguh. Namun, karena antusias yang tinggi dalam mencari pasangan kartu, siswa berpindah-pindah dan membuat keributan dengan membaca isi kartu dengan suara kencang agar dapat segera menemukan pasangan kartu. Ketika guru membimbing presentasi, 8 siswa yang duduk di kelompok depan bergurau dengan teman dan tidak mendengarkan menyampaikan
presentasi. pertanyaan,
Ketika hanya
ada
siswa
yang
4
siswa
yang
memperhatikan. Hasil observasi aktivitas menulis menunjukkan bahwa siswa 24 siswa menulis jawaban LKS. Siswa 56
menulis jawaban pada LKS secara bergantian dalam kelompok masing-masing.aktivitas menulis inti-inti materi dilakukan oleh 26 siswa, sisanya hanya membaca. Hasil observasi aktivitas mental menunjukan bahwa 23 siswa menjawab pertanyaan pada LKS. Seluruh siswa aktif dalam kegiatan mencari pasangan yang cocok dengan kartu indeks masing-masing, siswa berpindah-pindah sembari mencocokan isi kartu indeks dengan teman yang ditemuinya. Pada kegiatan mental selanjutnya yaitu mengerjakan soal evaluasi,seluruh
siswa mengerjakan
sendiri dengan sungguh-sungguh. d. Refleksi Tindakan Siklus I Refleksi pada sikus I bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru dan peneliti
melakukan
evaluasi
terhadap
langkah-langkah
pembelajaran yang telah dilakukan untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil pengamatan, evaluasi, dan diskusi dengan guru ada beberapa hal yang dapat direfleksikan agar pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa. Ditinjau dari kualitas proses pembelajaran IPA dengan model active learning tipe index card matching mengalami 57
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya partisipasi siswa secara aktif dan keantusiasan siswa mengikuti tahap-tahap pembelajaran dengan model active learning tipe index card matching pada siklus I. Namun masih ada beberapa siswa yang bergurau saat diminta untuk mengikuti tahap-tahap pembelajaran. Hasil keaktifan siswa diperoleh dari perhitungan butir indikator keaktifan siswa pada setiap pertemuan (Lampiran 2, halaman 107). Persentase keaktifan siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari pra tindakan. Akan tetapi, beberapa indikator keaktifan peningkatannya belum mencapai ≥75%. Pada penelitian ini ditetapkan bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan ≥75%. Berikut ini diagram peningkatan kekatifan siswa dari pra
Persentase
tindakan hingga siklus I. 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
91,40 70,32
58,71
80,65
72,90
43,55
32,26 11,61
20,00 0,00
Aktivitas % Pra Tindakan
% Siklus I
Gambar 05. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan siswa pada Siklus I 58
Diagram diatas menunjukkan bahwa pada siklus I keseluruhan aspek sudah mengalami peningkatan dari pra tindakan. Aktivitas visual mengalami peningkatan dari 32,26% menjadi 91,40%. Aktivitas lisan mengalami peningkatan dari 11,61% menjadi 58,71%. Aktivitas mendengarkan mengalami peningkatan dari 20% menjadi 70,32%. Aktivitas menulis mengalami peningkatan dari 43,35% menjai 80,65%. Kegiatan mental mengalami peningkatan dari 0% menjadi 72,90%. Persentase aktivitas lisan, mendengarkan dan mental belum dapat disebut berhasil karena belum mencapai ≥75% . Pada penelitian ini ditetapkan bahwa penelitian dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan ≥75%. Pada siklus I masih terdapat kendala dan hambatan yang dighadapi peneliti dan guru selama melakukan tindakan. Berdasarkan hasil observasi dan catatan lapangan, berikut merupakan temuan refleksi siklus I dan rencana perbaikan.
59
Tabel 05. Refleksi Siklus I dan Rencana Perbaikan No. 1.
Temuan Refleksi Guru mengaku takut melakukan kesalahan ketika melakukan tahapan index card matching .
2.
Siswa yang mendapatkan pasangan kartu dengan siswa lawan jenis merasa malu dan meminta guru untuk bertukar pasangan kartu.
3.
Siswa sangat bersemangat sehingga sulit untuk tidak mengeluarkan suara yang kencang saat mencari pasangan kartu.
4.
Guru belum menggunakan papan tulis sebagai media untuk mencatat pokok materi.
5.
Guru melewatkan satu langkah pada kegiatan penutup pembelajaran yaitu membimbing siswa membuat kesimpulan, sehingga peneliti belum dapat mengobservasi siswa saat membuat kesimpulan Persentase aktivitas lisan, Diasakan siklus II untuk mendengarkan, dan mental meningkatkan persentase sudah meningkat namun belum tiap-tiap aktivitas. mencapai ≥75%.
6.
Rencana Perbaikan Melakukan simulasi dan diskusi sebelum melaksanakan tindakan di kelas. Siswa yang mendapatkan pasangan kartu dengan siswa lawan jenis diberi penguatan oleh guru bahwa ini adalah sebuah permainan. Sebelum mencari pasangan kartu indeks, guru dan siswa membuat perjanjian untuk tidak bersuara terlalu kencang. Jika ada yang melanggar maka akan diberi sanksi berupa teguran sampai ditulis di papan ribut. Guru mencatat materi pokok di papan tulis, untuk memudahkan pemahaman siswa. Melakukan simulasi dan diskusi sebelum melaksanakan tindakan di kelas.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I yang belum mencapai target keberhasilan penelitian. Pada siklus II juga dirancang penelitian dengan menggunakan model active learning tipe index card matching pada pelajaran IPA 60
materi pelapukan batuan. Perbedaan siklus I dan siklus II penambahan
beberapa
kegiatan.
Hal
ini
berdasarkan
pertimbangan hasil refleksi siklus I. Sama seperti siklus I, siklus II dimulai dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi pelapukan batuan. 1) Pada tahap perencanaan tindakan peneliti dan guru berkolaborasi
menyiapkan
materi
yang
akan
disampaikan kepada siswa. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, dan lembar evaluasi. Soal evaluasi disusun oleh peneliti dengan pertimbangan dari guru kelas. 3) Meyiapkan kartu pertanyaan dan jawaban sebagai media pembelajaran dalam active learning tipe index card matching. 4) Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keaktifan siswa
dan
mengamati
aktivitas
guru
selama
pembelajaran IPA berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk hal-hal yang terjadi selama proses tindakan yang tidak terekam oleh lembar observasi.
61
5) Menyiapkan
kamera
yang
digunakan
untuk
mendokumentasikan aktivitas siswa dan guru selama tindakan. 6) Peneliti dan guru melakukan simulasi langkah model active learning tipe index card matching sebelum memberikan tindakan kepada siswa. b. Tindakan Siklus II 1) Pertemuan Petama pada Siklus II Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan hari Rabu, 27 Januari 2016 pada jam pelajaran pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu pukul 07.0008.10. Guru sebagai pengajar, peneliti sebagai observer 1, dan dua orang teman peneliti sebagai observer 2 dan observer 3. (1) Kegiatan awal Sebelum pembelajaran dimulai, guru dan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS, kartu indeks, dan lembar evaluasi serta melakukan diskusi
tentang pelaksanaan
pembelajaran.
Guru
menyiapkan siswa untuk memasuki ruang kelas, berdoa dan
menyanyikan
melakukan
presensi
lagu
Indonesia
kehadiran
Raya.
siswa
Guru
sekaligus
memberikan kartu pengenal berupa nomor presensi. 62
Guru dan siswa mengingat pelajaran sebelumnya dan mengaitkan materi batuan yang keluar saat gunung api meletus dengan materi pelapukan batun. Siswa menyimak apersepsi yang diberikan guru tentang pelapukan
batuan
(Lampiran
6,
Gambar
27).
Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pelajaran (Lampiran 6, Gambar 28). (2) Kegiatan inti Guru
menggali
pengetahuan
siswa
dengan
memberikan beberapa pertanyaan. Guru membagikan materi pelapukan batuan (Lampiran 6, Gambar 29). Siswa ditugaskan untuk membaca materi pelapukan batuan dan berdiskusi bersama kelompok (Lampiran 6, Gambar 30 dan 31). Siswa menuliskan hasil diskusi pada
LKS
(Lampiran
6,
Gambar
32).
Guru
membimbing siswa dalam diskusi dan pengisian LKS (Lampiran
6,
Gambar
33).
Guru
memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang kurang jelas kemudian guru menjelaskan materi dan menulis inti materi di papan tulis (Lampiran 6, Gambar 34, 35, dan 36).
63
Guru mengumumkan bahwa pelajaran hari ini masih menggunakan kartu indeks. Selanjutnya masuk ke tahapan index card matching, yaitu:
Tahap pertama, guru menyampaikan petunjuk penggunaan kartu indeks. Ada salah satu siswa yang menyatakan bahwa dirinya masih ingat petunjuk
penggunaan
kartu
indeks.
Guru
mengocok kartu indeks agar tercampur antara pertanyaan
dengan
jawaban
sambil
menyampaikan bahwa ketika mencari pasangan kartu indeks, siswa tidak diperbolehkan untuk mengeluarkan suara yang kencang (Lampiran 6, Gambar 37).
Tahap kedua, guru membagikan kepada siswa secara acak. Siswa diminta untuk menganggat kartu
indeks
yang
didapatkan
kemudian
diarahkan untuk mengamati isi dari kartu indeks yang didapatkan (Lampiran 6, Gambar 38).
Tahap ketiga, siswa disilakan untuk mulai mencari
pasangan
kartu
indeks.
Guru
memperingati siswa untuk tidak mengeluarkan suara kencang dengan memanggil nama siswa (Lampiran 6, Gambar 39). 64
Tahap keempat, guru mengarahkan siswa untuk duduk dengan teman yang membawa pasangan kartu. Kemudian guru mengarahkan siswa mengangkat kartu indeks masing-masing untuk memfokuskan siswa (Lampiran 6, Gambar 40 dan 41).
(3) Kegiatan penutup Pada kegiatan ini, siswa ditugaskan untuk memberi nama pada kartu indeks untuk memudahkan pembagian kartu pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya siswa mengumpulkan kartu indeks kepada guru. Guru mengingatkan siswa untuk membaca materi pelapukan batuan di rumah. Pertemuan pertama pada sikus II tidak ditutup dengan doa karena akan dilanjutkan dengan pelajaran lainnya. 2) Pertemuan Kedua pada Siklus II Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan hari Kamis, 24 Januari 2016 pada jam pelajaran ketiga dan keempat dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yaitu pukul 08.10-09.20. perpindahan jadwal IPA atas permintaan guru, karena pada hari Sabtu, 30 Januari 2016 akan diselenggarakan.
65
(1) Kegiatan awal Pertemuan kedua pada siklus II diawali dengan memberikan tanda pengenal berupakartu yang berisi nomor presensi pada masing-masing siswa. Guru bertanya jawab dengan siswa terkait materi pelapukan batuan. Siswa diberi kesempatan untuk membaca kembali materi pelapukan batuan. (2) Kegiatan inti Siswa menerima kartu indeks masing-masing dan ditugaskan untuk mencocokan kembali kartu indeks dengan pasangannya. Siswa diberi kesempatan untuk mencari pasangan kartu indeks jika dirasa kurang sesuai (Lampiran 6, Gambar 42). Guru menyiapkan siswa untuk presentasi. Presentasi dimulai oleh siswa yang duduk tenang dan siap (Lampiran 6, Gambar 43). Setelah masing-masing pasangan membacakan hasil menocokkan kartu indeks, guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain untuk mengonfirmasi kecocokan antara jawaban dan pertanyaan kartu indeks (Lampiran 6, Gambar 44). (3) Kegiatan penutup Siswa
diminta
untuk
mengumpulkan
kartu
indeks. Guru memandu siswa untuk membuat 66
kesimpulan (Lampiran 6, Gambar 45). Selanjutnya siswa menyimak aturan pengerjaan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu (Lampiran 6, Gambar 46). Siswa yang sudah selesai mengerjakan
soal
evaluasi
diperbolehkan
mengumpulkan dan kembali duduk ketempat semula. Setelah seluruh siswa mengumpulkan, guru menutup pelajaran dengan salam dan siswa diperbolehkan istirahat. c. Observasi Siklus II 1) Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II Pada pertemuan pertama siklus II, secara keseluruhan guru melaksanakan pelajaran dengan baik sesuai dengan langkah-langkah pada RPP dan lebih percaya diri dibandingkan dengan siklus I. Guru menguasai pelajaran dengan model active learning
tipe
index
card
matching
karena
sebelumnya sudah dilakukan diskusi langkah kerja dan simulasi sederhana. guru menyiapkan ruang belajar, media pembelajaran, dan membawa RPP yang disusun. Kegiatan pendahuluan dilakukan dengan baik dan runtut, mulai dari menyiapkan siswa untuk 67
belajar, melakukan apersepsi yang sesuai dan mengaitkan
dengan
pengalaman
siswa,
serta
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru terlihat menguasai kelas dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya untuk memastikan siswa tetap terkondisikan. Kegiatan inti, guru membimbing diskusi kelompok kecil secara bergantian, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan merespon pertanyaan siswa. Saat memasuki langkah index card matching guru sudah mantap melakukan tahapan-tahapan Pada pertemuan ini langkah index card matching dilakukan sampai langkah ke empat yaitu mencari pasangan kartu indeks dan duduk berdekatan sesuai pasangan. Guru sudah melakukan perbaikan beberapa aktivitas sesuai hasil refleksi siklus I. Guru menulis materi pokok pada papan tulis. Pada jam istirahat, guru dan peneliti melakukan diskusi untuk merefleksi pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Pada pertemuan kedua, guru melaksanakan pembelajaran dengan runtut. Guru mengajak siswa mengingat 68
kembali
materi
pelapukan
batuan,
kemudian menugaskan siswa untuk membaca materi pelapukan batuan. Guru membagikan kartu indeks sesuai nama yang tertulis pada kartu indeks dan membacakan aturan penggunaan kartu indeks. Siswa diminta untuk mengangkat kartu yang didapatkan. Guru
membimbing
presentasi,
dan
mendampingi siswa yang mendapat pasangan lawan jenis agar tidak malu untuk mempresentasikan hasil mencocokan membuat
kartu.
kesimpulan
Guru
membimbing
materi
pelajaran.
siswa Guru
menugaskan siswa mengumpulkan kartu indeks dan menjelaskan petunjuk pengerjaan soal evaluasi. Guru menugaskan kepada siswa untuk tetap membaca materi pelajaran di rumah. selama proses pembelajaran, guru menggunakan bahasa Indonesia dan sesekali menggunakan bahasa Jawa yang baik dan jelas. Guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pada penelitian ini peneliti membuat kartu tanda pengenal berupa nomor presensi siswa untuk memudahkan peneliti dalam mengamati aktivitas siswa. Peneliti yang bertindak sebagai observer 69
mengajak dua orang teman observer untuk bekerja sama mengamati aktivitas siswa dan guru. Observer satu mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok 3, observer dua mengobservasi siswa yang berada pada kelompok 4, kelompok 5, dan kelompok 6 serta observer tiga mengobservasi aktivitas guru. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan pada butir–butir indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model active learning tipe index card matching. Hasil
observasi
pada
aktivitas
visual
menunjukkan bahwa 30 dari 30 siswa yang mengikuti pelajaran membaca materi pelajaran pelapukan batuan. Seluruh siswa membaca isi LKS di masing-masing kelompok. Saat dibagikan kartu indeks, seluruh siswa mengamati isi kartu indeks yang didapatkan (Lampiran 2, halaman108). Hasil observasi aktivitas lisan menunjukkan bahwa seluruh siswa melakukan diskusi dengan 70
kelompok. Ketika guru bertanya dan memberi kesempatan
bertanya,
24
siswa
menanggapi
pertanyaan guru. Pada kegiatan presentasai seluruh siswa
melakukan
presentasi
materi
dengan
menggunakan bahasa lisan yang jelas. Hasil observasi aktivitas mendengarkan menunjukkan bahwa seluruh siswa mendengarkan tujuan pelajaran dan penjelasan guru terkait materi pelapukan
batuan.
Seluruh
siswa
juga
mendengarkan petunjuk penggunaan kartu indeks dari guru. Hasil
observasi
aktivitas
menulis
menunjukkan bahwa 27 siswa mencatat inti pelajaran dan kelompok
26 siswa menulis LKS dalam
secara
bergantian,
siswanya
hanya
membantu teman dengan membacakan jawaban. Hasil aktivitas mental menunjukkan bahwa seluruh siswa menjawab
pertanyaan pada LKS
dengan baik. Seluruh siswa aktif mencari pasangan kartu
indeks
dengan
berpindah-pindah
untuk
mencari isi pasangan kartu yang sesuai. Karena antusias yang tinggi dan ingin cepat menemukan pasangan, beberapa siswa membaca isi kartu dengan 71
kencang, namun hal itu tidak berlangsung lama karena mendapat teguran dari guru. Kegiatan yang terakhir yaitu mengerjakan soal evaluasi, seluruh siswa megerjakan soal evaluasi secara individu. d. Refleksi Tindakan Siklus II Refleksi tindakan pada siklus II bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru dan peneliti melakukan evaluasi untuk menentukan kelanjutan siklus. Ditinjau dari kualitas proses pembelajaran IPA dengan model active learning
tipe
peningkatan.
index Hal
card
tersebut
matching dapat
mengalami dilihat
dari
meningkatnya partisipasi siswa secara aktif dan keantusiasan siswa mengikuti tahap-tahap pembelajaran dengan model active learning tipe index card matching pada siklus II. Hasil keaktifan siswa diperoleh dari perhitungan butir indikator keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Persentase keaktifan siswa pada siklus II mengalami peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Pada siklus II setiap indikator sudah mencapai peningkatan ≥75%. Hal ini menunjukkan bahwa model active learning tipe index card matching berhasil meningkatkan keaktifan 72
siswa pada mata pelajaran IPA kelas VB SD Negeri Demakijo
1.
Berikut
ini
diagram
peningkatan
persentase keaktifan siswa pra tindakan, siklus I, dan
Persentase
siklus II. 96,77 93,55 93,55 100,00 91,40 89,03 85,48 90,00 80,65 72,90 80,00 70,32 70,00 58,71 60,00 43,55 50,00 40,00 32,26 30,00 20,00 20,00 11,61 10,00 0,00 0,00
Aktivitas % Pra Tindakan
% Siklus I
% Siklus II
Gambar 06. Diagram Batang Peningkatan Persentase Keaktifan Siswa pada Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II Diagram diatas menunjukkan bahwa pada siklus II Keseluruhan aspek mengalami peningkatan dari pra tindakan dan siklus I. Aktivitas visual mengalami peningkatan dari 91,40% menjadi 96,77%. Aktivitas lisan mengalami peningkatan dari 58,71% menjadi 89,03%.
Aktivitas
mendengarkan
mengalami
peningkatan dari 70,32% menjadi 93,55%. Aktivitas menulis mengalami peningkatan dari 80,65% menjadi
73
85,48%. Aktivitas mental mengalami peningkatan dari 72,90% menjadi 93,55%. Seluruh
aktivitas
pada
siklus
II
mengalami
peningkatan mencapai ≥75%. Dari perolehan tersebut, penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus dihentikan pada siklus II. B. Pembahasan Hasil Penelitian Mata pelajaran IPA di sekolah dasar ditekankan pada pembelajaran sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (Sri Sulistyorini, 2007:39). Oleh karena itu, IPA untuk anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ide-ide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya (Srini M. Iskandar, 1997:1). John S. Richardson dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligi (1993:12) menyarankan menggunakan tujuh prinsip dalam proses belajar mengajar agar suatu kegiatan IPA dapat berhasil. Ketujuh prinsip itu adalah (1) prinsip keterlibatan siswa secara aktif, (2) prinsip belajar berkesinambungan, (3) prinsip motivasi, (4) prinsip multi saluran, (5) prinsip penemuan, (6) prinsip totalitas, (7) prinsip perbedaan individual. Agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar maka guru harus memilih model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif melakukan aktivitas belajar sehingga siswa mampu mempelajari suatu pelajaran dan tercermin dari hasil belajarnya. Salah satu model yang 74
dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa yaitu active learning tipe index card matching. Active learning dipandang dapat menempatkan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran sehingga dapat mengubah cara belajar yang berpusat pada guru (teacher center) menjadi belajar yang berpusat pada siswa (student center). Tahap pertama dalam model active learning tipe index card matching adalah siswa menyimak penjelasan guru tentang petunjuk index card matching dengan butir indikator pengamatan dari aspek aktivitas mendengarkan
yaitu
mendengarkan
penjelasan
arahan/petunjuk
penggunaan index card/ kartu indeks. Selanjutnya, tahap model active learning tipe index card matching yaitu siswa menerima kartu indeks secara acak dan mengamati isi dari kartu indeks dengan butir indikator pengamatan dari aspek aktivitas visual yaitu mengamati media berupa kartu indeks dan aspek aktivitas mental yaitu mencari pasangan kartu indeks yang sesuai serta aspek aktivitas lisan yaitu menanyakan hal-hal yang kurang jelas dan bertanya menggunakan bahasa yang jelas. Tahap ketiga, siswa yang sudah mendapatkan pasangan kartu duduk berdekatan dengan teman yang memegang kartu yang sesuai dengan miliknya. Siswa kembali mencocokkan pasangan kartu, jika dirasa belum cocok siswa kembali mencari kartu indeks lain. Aktivitas tersebut masuk pada aspek aktivitas mental yaitu mencocokkan ini pada pasangan kartu indeks. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil mencari dan mencocokkan pasangan kartu indeks dengan butir pengamatan aspek 75
aktivitas lisan yaitu mempresentasikan hasil mencocokan kartu indeks dan aspek aktivitas mendengar yaitu mendengarkan presentasi dari teman. Kemudian guru melemparkan pertanyaan kepada siswa lain untuk mengonfirmasi kebenaran pasangan kartu, siswa menjawab pertanyaan guru dengan butir pengamatan aspek aktivitas lisan yaitu menanggapi pertanyaan/pertnyataan guru. Pada aktivitas presentasi ini juga diamati penggunaan bahasa yang jelas oleh guru dan siswa. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar muncul jika siswa melakukan aktivitas, seperti berpartisipasi dalam tugas belajar , mengajukan pertanyaan, berpendapat dan sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa diatas sesuai dengan kegiatan belajar menurut Paul D.Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 172),
belajar
terbagi dalam 8 kelompok yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan metrik, kegiatan mental, dan kegiatan emosional. Kegiatan atau aktivitas yang terdapat dalam model active learning tipe index card matching tersebut dapat memunculkan keaktifan siswa dalam pembelajaran dikarenakan langkah-langkah pada model active learning tipe index card matching terdapat aktivitas yang melibatkan siswa untuk berpikir dalam berdiskusi, menyelesaikan LKS, mencocokkan isi pada kartu, mempresentasikan hasil mencocokkan kartu sehingga menumbuhkan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa dalam membahas materi. Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, 76
penggunaan model active learning tipe index card matching dalam pembelajaran IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini dibuktikan dengan data hasil pengamatan keaktifan siswa pra tindakan sampai siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus II setiap aktivitas yang diamati mengalami peningkatan ≥75%. Persentase paling tinggi 96,77% yaitu pada aktivitas visual, hal ini dikarenakan masing-masing siswa mendapatkan materi yang wajib dibaca untuk memudahkan siswa mengisi LKS dan mengikuti langkah index card matching. Persentase tertinggi kedua 93,55% yaitu pada aktivitas mental dan mendengarkan, siswa sangat berantusias dan ingin tahu terhadap kartu indeks yang dibawa oleh guru menyebabkan siswa menyimak dengan baik setiap penjelasan dan arahan guru serta ikut aktif dalam proses pembelajaran. Persentase tertinggi ketiga 89,03 % yaitu aktivitas lisan, siswa dengan berani mempresentasikan pasangan kartu yang di peroleh, aktif menanggapi pertanyaan atau pernyataan yang diberikan guru ketika pelajaran berlangsung. Terakhir dengan persentase 85,48% yaitu aktivitas menulis, setiap pertemuan siswa memiliki tugas untuk menyelesaikan LKS, evaluasi dan mencatat inti-inti materi. Pencapaian hasil belajar yang lebih baik juga dibuktikan dengan nilai rata-rata perolehan siswa pada pra tindakan mencapai 48,26, pada siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 81,77, kemudian pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 90,48 (Lampiran 7, halaman 145). Peningkatan 77
hasil belajar siswa ini terjadi karena setiap siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga materi yang dipelajari akan cepat dipahami. Pembelajaran aktif adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional, jadi siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai dengan lebih baik (Nana Sudjana, 1996:20). Hal ini mendukung hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
peningkatan
keaktifan
siswa
juga
perpengaruh
terhadap
peningkatan prestasi belajar. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model active learning tipe index card matching dalam pembelajaran IPA di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman dapat meningkatkan keaktifan siswa, hal ini sejalan dengan pernyataan Warsono dan Hariyanto (2013:12) active learning mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang apat dilakukannya
selama
pembelajaran.
Keterlibatan
siswa
dalam
pembelajaran membuat pelajaran lebih bermakna. Pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dalam pembelajaran bertujuan untuk menjadikan
siswa
lebih
memahami
materi
dan
pelajaran
lebih
menyenangkan yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar. Dalam penelitian ini, perbaikan yang diakukan guru selama tindakan dapat terlihat dari meningkatnya keaktifan siswa setiap siklus.
78
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman memiliki keterbatasan yang perlu diungkapkan yaitu: aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran IPA menggunakan model active learning tipe index card matching kurang menunjukkan adanya keterampilan proses IPA.
79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan penggunaan model active learning tipe index card match dalam pelajaran IPA khususnya materi perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dengan cara mencocokkan kartu soal dengan kartu jawaban dapat meningkatkan keaktifan siswa. Model ini dapat melibatkan siswa secara aktif di dalam proses pembelajaran. Tahap pertama guru membacakan aturan penggunaan kartu indeks, kemudian mengocok kartu indeks hingga tercampur antara kartu soal dengan jawaban. Tahap kedua guru membagikan kartu indeks kepada siswa secara acak. Tahap ketiga siswa dipersilakan untuk mencari pasangan kartu indeks yang sesuai. Tahap keempat siswa diarahkan untuk duduk bersama sesuai dengan pasangan kartu. Langkah kelima siswa mempresentasikan hasil mencocokkan kartu indeks. Kegiatan tersebut membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase keaktifan siswa dari pra tindakan hingga siklus II. Pada siklus I, keaktifan siswa sudah meningkat namun peningkatan persentase pada tiga butir indikator pengamatan keaktifan siswa belum mencapai ≥75% sehingga dibutuhkan pelaksanaan siklus II. Pada siklus II seluruh indikator pengamatan pengamatan keaktifan siswa telah mencapai ≥75%. Hal ini 80
menandakan bahwa penelitian ini telah berhasil dan siklus dihentikan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat diihat dari peningkatan ketuntasan KKM yang mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I sampai sikus II. Pada pra tindakan rata-rata nilai siswa 48,26, pada siklus I rata-rata nilai siswa mencapai 81,77, dan pada siklus II rata-rata nilai siswa berhasil mencapai 90,48. B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Model active learning tipe index card match dapat dijadikan salah satu cara melaksanakan model pembelajaran inovatif di sekolah. 2. Bagi guru Penggunaan model active learning tipe index card match dalam pembelajaran IPA hendaknya dijadikan alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dan diharapkan guru selalu kreatif dan inovatif dalam mengemas pembelajaran seperti model active learning tipe index card match sehingga dapat meningkatkan keaktifan yang nantinya berpengaruh pada prestasi belajar. 3. Bagi peneliti Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
dijadikan
sebagai
pembanding bagi peneliti lainnya yang berminat untuk meneliti masalah ini lebih luas. 81
DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi KTSP. Jakarta: Kemendiknas. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Edi Eryanto. (2013). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match pada Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 3 Gondangrejo Tahun Ajaran 2012/2013. Diakses melalui http://eprints.ums.ac.id/24707/25/02_NASKAH_PUBLIKASI.pdf. pada 26 Oktober 2015 pukul 10.40. Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Fitri Yuliawati, Jamil Suprihatiningrum, dan M. Agung Rokhimawan. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Tenaga Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kagilis. (1993). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud. Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Masnur Muslich. (2007). KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Melvin L. Silberman. (2001). Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. M. Ngalim Purwanto. (2013). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. (2010). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
82
Nana Sudjana. (1996). Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Nana Sudjana. (2009). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Nana Syaodih Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Novia Muktiani. (2013). Penggunaan Model Kooperatif Tipe Index Card Match dalam Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangrena 01 Maos Tahun 2013. Diakses melalui Respository.uksw.edu pada 5 November 2015 pukul 23.28. Oemar Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Srini M. Iskandar. (1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud. Sri Sulistyorini. (2007). Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana. Stephen Kemmis dan Robin McTaggart. (1990). The Action Research Planner. Victoria: Deaking University Press. Suharjo. (2006). Mengenal pendiidkan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta: Depdiknas. Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usman Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Uswatun Uriah. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe ICM untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar. Diakses melalui http://digilib.unila.ac.id/12842/1/ABSTRAK.pdf pada 23 Oktober 2015 pukul 10.15.
83
Warsono dan Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Wina Sanjaya. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana. Yatim Riyanto. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group. -. (2000). Metode Pembelajaran Index Card Match. Diakses dari http://www.sekolahdasar.net/2013/10/metode-pembelajaran-indexcardmatch.html#ixzz3obEglbCH pada 15 Oktober 2015 pukul 09.36.
84
LAMPIRAN
Lampiran 01. Surat-surat Penelitian
85
86
87
88
89
90
91
92
Lampiran 02. Hasil Validasi Instrumen
Hasil Validasi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa Indikator Visual
Sub Indikator Membaca Mengamati
Nomor 1 poin a,c
Aktivitas a. Membaca materi pelajaran pada buku. b. Membaca LKS yang dibagikan 1 poin b guru. Lisan Bertanya 2 poin c a. Melakukan diskusi materi pelajaran. Berpendapat b. Menanggapi 2 poin b,e pertanyaan/pernyataan guru. Diskusi 2 poin a c. Menanyakan hal-hal yang kurang Presentasi 2 poin d jelas kepada guru d. Mempresentasikan hasil mencocokan kartu. e. Menggunakan bahasa lisan yang baik. Mendengarkan Mendengarkan 3 poin f a. Mendengarkan penjelasan guru presentasi b. Menyimak tujuan pembelajaran Mendengarkan 3 poin a, c. Mendengarkan pertanyaan dari teman penjelasan atau b, d, e, c d. Mendengarkan penjelasan teman informasi e. Mendengarkan arahan/ petunjuk yang diberikan guru f. Mendengarkan presentasi teman Menulis Menulis 4 poin b a. Mencatat inti-inti materi pelajaran jawaban LKS b. Menulis jawaban LKS Mencatat 4 poin a 93
Hasil Validasi a. Membaca materi pelajaran pada buku. b. Mengamati media yang diberikan c. Membaca LKS yang dibagikan guru. a. Melakukan diskusi materi pelajaran. b. Menanggapi pertanyaan/pernyataan guru. c. Menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru d. Mempresentasikan hasil mencocokan kartu. e. Menggunakan bahasa lisan yang baik.
a. b. c. d. e.
Mendengarkan penjelasan guru Menyimak tujuan pembelajaran Mendengarkan pertanyaan dari teman Mendengarkan penjelasan teman Mendengarkan arahan/ petunjuk yang diberikan guru f. Mendengarkan presentasi teman a. Mencatat inti-inti materi pelajaran b. Menulis jawaban LKS
Mental
materi Menjawab 5 poin a, e LKS dan evaluasi Mencocokan 5 poin b, c kartu Membuat 5 poin d kesimpulan
a. Menjawab pertanyaan pada LKS b. Mencari pasangan kartu c. Mencocokkan isi pada pasangan kartu d. Membuat kesimpulan materi pelajaran e. Mengerjakan soal evaluasi
94
a. b. c. d. e.
Menjawab pertanyaan pada LKS Mencari pasangan kartu Mencocokan isi pada pasangan kartu Membuat kesimpulan materi pelajaran Mengerjakan soal evaluasi
Hasil Validasi Lembar Observasi Kegiatan Guru No. Kegiatan Guru dalam RPP Kegiatan Guru 1. Pembuka Pra pembelajaran 1. Mengucap salam a. Menyiapkan ruang, alat, dan media 2. Berdoa menurut agama dan pembelajaran kepercayaan masing-masing b. Membawa RPP yang telah disusun 3. Presensi Pembuka 4. Memberi apersepsi a. Menyiapkan siswa untuk melakukan 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran pembelajaran b. Melakukan apersepsi sesuai materi c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik Inti Inti 1. Guru membimbing diskusi a. Membimbing diskusi 2. Memeriksa masing-masing b. Penguasaan materi pelajaran siswa c. Melaksanakan pembelajaran sesuai 3. Memancing siswa untuk tujuan yang ingin dicapai bertanya terkait materi d. Memberi kesempatan bertanya kepada yang kurang jelas siswa 4. Menjelaskan materi-materi e. Merespon positif partisipasi (pertanyaan, yang kurang dipahami mengajukan pendapat) peserta didik siswa f. Melaksanakan pembelajaran secara 5. Menyiapkan index card runtut 6. Membacakan aturan ICM g. Menggunakan media sesuai petunjuk h. Menunjukan keterampilan dalam (LANGKAH 1) 7. menggabungkan kartu soal menggunakan media 95
Hasil Validasi Pra pembelajaran a. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran b. Membawa RPP yang telah disusun Pembuka a. Menyiapkan siswa untuk melakukan pembelajaran b. Melakukan apersepsi sesuai materi c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik Inti a. Membimbing diskusi b. Penguasaan materi pelajaran c. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai d. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa e. Merespon positif partisipasi (pertanyaan, mengajukan pendapat) peserta didik f. Melaksanakan pembelajaran secara runtut g. Menggunakan media sesuai petunjuk h. Menunjukan keterampilan dalam
dan kartu jawaban menjadi satu, kemudian kocok seluruh card hingga tercampur, 8. membagikan kartu kepada siswa (LANGKAH 2) 9. mengarahkan siswa untuk mencari pasangan kartu (secara bersamaan siswa diminta untuk membuka kartu, kemudian mencari pasangan masing-masing) (LANGKAH 3) 10. mengarahkan siswa untuk duduk berpasangan sesuai kartu (LANGKAH 4) 11. memandu presentasi siswa (arahkan setiap pasangan untuk menguji soal dan jawaban) (LANGKAH 5) 12. membimbing siswa menarik kesimpulan materi pelajaran 13. mengawasi siswa mengerjakan evaluasi 14. berdoa
i. Memandu presentasi hasil penggunaan media j. Menggunakan bahasa lisan dengan jelas k. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar l. Membimbing siswa membuat kesimpulan
menggunakan media i. Memandu presentasi hasil penggunaan media j. Menggunakan bahasa lisan dengan jelas k. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar l. Membimbing siswa membuat kesimpulan
penutup a. Melakukan refleksi materi pelajaran b. Menguasai kelas dengan baik
penutup a. Melakukan refleksi materi pelajaran b. Menguasai kelas dengan baik
96
Hasil Validasi Instrumen Tes Soal Evaluasi Indikator
Sub Indikator
7.1.1 menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus.
Menyebutkan jenis batuan
7.1.2 menyebutkan macam-macam proses pelapukan batuan.
Nomor Jumlah Soal Soal 2,4 2
Menyebutkan jenis batuan beku Membedakan ciri-ciri batu pada batuan beku, endapan, dan metamorf Menyebutkan manfaat batuan
9
1
1,6, 7,8
4
3,5
2
Menyebutkan asal batuan
10
1
Menyebutkan jenis pelapukan
2,3, 4,5 1
4
Menjelaskan pelapukan
1
Membedakan jenis pelapukan 7,8,9 menurut gambar
3
7.1.3 Membedakan faktor penyebab 6,10 menyebutkan pelapukan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan.
2
Jumlah Soal
20
97
Soal Evaluasi Siklus I 1. Warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air. Dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas. Batu yang memiliki cirri-ciri seperti diatas adalah … . a. batu basal
c. batu granit
b. batu konglomerat
d. batu apung
2. Batuan yang terbentuk karena pembekuan magma dan lava adalah… . a. batuan sedimen
c. batuan metamorf
b. batuan beku
d. batuan endapan
3. Batu yang digunakan sebagai alat pemotong atau ujung tombak oleh manusia purba adalah … . a. batu granit
c. batu obsidian
b. batu basal
d. batu kapur
4. Batuan yang terbentuk karena pengendapan adalah … . a. batuan beku
c. batuan malihan
b. batuan sedimen
d. batuan metamorf
5. Batu yang digunakan sebagai bahan baku semen adalah … .
6.
7.
a. batu serpih
c. batu pualam
b. batu breksi
d. batu kapur/ gamping Batu pada gambar di samping adalah … . a. batu granit
c. batu obsidian
b.batu tulis
d. batu kapur
Batu pada gambar di samping adalah … . a. batu pasir
c. batu apung
b. batu gamping
d. batu bara
8. Di bawah ini yang merupakan batu apung adalah … .
98
a.
c.
b.
d.
9. Di bawah ini jenis batuan beku yang benar adalah … . a. batu apung, batu granit, batu batu obsidian b. batu apung, batu pasir, batu pualam c. batu apung, batu bara, batu konglomerat d. batu apung, batu kapur, batu granit 10. Batuan di dalam kerak bumi yang panas dan cair disebut … . a. magma
c. lumpur
b. lava
d. abu
99
Soal Evaluasi Siklus II Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang benar. 1. Pelapukan batuan akan membentuk … . a. udara
c. tanah
b. air
d. gas
2. Jenis pelapukan yang benar dibawah ini adalah … . a. pelapukan fisika, pelapukan udara, pelapukan biologi b. pelapukan fisika, pelapukan kimia, pelapukan biologi c. pelapukan biologi, pelapukan geografi, pelapukan fisika d. pelapukan sendiri, pelapukan biologi, pelapukan kimia 3. Pelapukan yang disebabkan karena perubahan suhu yang terjadi berulang ulang yaitu … . a. pelapukan fisika
c. pelapukan biologi
b. pelapukan kimia
d. pelapukan geografi
4. Pelapukan yang terjadi karena hujan asam yaitu… . a. pelapukan fisika
c. pelapukan biologi
b. pelapukan kimia
d. pelapukan geografi
5. Pelapukan pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup … . a. pelapukan fisika
c. pelapukan biologi
b. pelapukan kimia
d. pelapukan geografi
6. Salah satu faktor yang memengaruhi pelapukan fisika yaitu … .
7.
a. suhu
c. hujan asam
b. lumut
d. aktivitas makhluk hidup Gambar di samping menunjukan pelapukan … . a.
pelapukan biologi
b.
pelapukan kimia
c.
pelapukan fisika
d.
pelapukan geografi
100
Gambar di samping menunjukan pelapukan … .
8.
a.
pelapukan biologi
b.
pelapukan kimia
c.
pelapukan fisika
d.
pelapukan geografi
Gambar di samping menunjukan pelapukan … .
9.
a.
pelapukan biologi
b.
pelapukan kimia
c.
pelapukan fisika
d.
pelapukan geografi
e. 10. Penyebab pelapukan biologi yang benar adalah … . a. perubahan suhu b. lumut yang tumbuhg di atas batu c. hujan asam d. benturan ombak
101
Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Satuan Pendidikan
: SD Negeri Demakijo 1
Kelas/ Semester
: VB/1
Mata Pelajaran
: IPA
Alokasi waktu
: 4x35menit/ 2 kali pertemuan
A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. B. Kompetensi dasar 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. C. Indikator 7.1.1 menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan kegiatan diskusi dan mencocokan kartu indeks, siswa dapat menyebutkan bahan batuan yang keluar saat gunung api meletus dengan benar. E. Materi Pokok Batuan yang keluar pada saat gunung api meletus F. Model Active Learning tipe index card match (Sebelum pembelajaran) 1. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan sesuai indikator pembelajaran. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyemai satu setengah jumlah siswa. 2. Pada kartu terpisah tulislah jawaban bagi setiap pertanyaanpertanyaan tersebut. (Pembelajaran) 1. Menjelaskan aturan pelaksanaan index card matching. 2. Berikan satu kartu pada setiap siswa. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban. 3. Perintahkan siswa menemukan pasangan kartu yang sesuai. 4. Siswa yang telah menemukan pasangan kartu, duduk bersama. 5. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, arahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu indeks.
102
G. Langkah Pembelajaran No. Kegiatan Guru 1.
Kegiatan Siswa
Pembuka 1. Mengucap salam 2. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 3. Presensi 4. Memberi apersepsi 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran Inti 6. Guru membimbing diskusi 7. Memeriksa masing-masing siswa 8. Memancing siswa untuk bertanya terkait materi yang kurang jelas 9. Menjelaskan materi-materi yang kurang dipahami siswa 10. Menyiapkan index card 11. Membacakan aturan ICM (LANGKAH 1) 12. menggabungkan kartu soal dan kartu jawaban menjadi satu, kemudian kocok seluruh card hingga tercampur, 13. membagikan kartu kepada siswa (LANGKAH 2) 14. mengarahkan siswa untuk mencari pasangan kartu (secara bersamaan siswa diminta untuk membuka kartu, kemudian mencari pasangan masingmasing) (LANGKAH 3) 15. mengarahkan siswa untuk duduk berpasangan sesuai kartu (LANGKAH 4) 16. memandu presentasi siswa (arahkan setiap pasangan untuk menguji soal dan jawaban) (LANGKAH 5) 17. membimbing siswa menarik kesimpulan materi pelajaran 18. mengawasi siswa mengerjakan evaluasi 19. berdoa
103
Pembuka 1. Mengucap salam 2. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 3. Presensi 4. Menanggapi apersepsi 5. Menyimak tujuan pembelajaran Inti 6. melakukan diskusi dengan kelompok 7. mengerjakan LKS 8. bertanya materi yang kurang jelas 9. menyimak penjelasan guru 10. menyimak aturan ICM (LANGKAH 1) 11. menerima kartu indeks (LANGKAH 2) 12. mencari pasangan kartu (LANGKAH 3) 13. duduk bersama teman sesuai pasangan kartu (LANGKAH 4) 14. membacakan hasil pasangan kartu (LANGKAH 5)
15. membuat kesimpulan 16. mengerjakan soal evaluasi 17. berdoa
Alokasi waktu 10 menit
45menit
15 menit
H. Sumber dan Media 1. Sumber Wiwik Winarti, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Haryanto. 2002. Sains Jilid 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Media Index card I. Penilaian 1. Jenis penilaian: Tes dan non tes 2. Prosedur penilaian: penilaian produk dan keaktifan 3. Instrumen Penilaian a. Produk 1) LKS kriteria Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 5% - 25% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 26%-50% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 51%-75% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 76%90% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 91%100%
skor 25 50 75 90 100
2) Soal objektif Nilai = jumlah benar x 10 3) nilai akhir = b. Keaktifan *terlampir Yogyakarta, 20 Januari 2016 Peneliti
Guru Kelas
Wahyuni, S.Pd NIP 19651228 200701 2 004
104
Made wahyu Utami NIM 12108241038
PROSES PEMBENTUKAN TANAH 1. BATUAN Lapisan kerak bumi pada dasarnya (sebagian besar) terbentuk dari batuan. Tiga jenis batuan yang membentuk lapisan kerak bumi adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan
itu
dibedakan
berdasarkan
cara
pembentukannya. a. Batuan beku Batuan beku ialah batuan yang terbentuk karena pembekuan magma dan lava. Di dalam kerak bumi terdapat batuan yang masih cair dan sangat panas and terdapat di dalam perut bumi. Jadi, magma merupakan bahan cair yang sangat panas yang terdapat didalam perut bumi. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut lava. Pendinginan magma dan lava menyebabkan magma dan lava membeku menjadi batuan beku. No. Nama batu
Ciri-ciri a. Warna keabuabuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air b. Terbentuk dari pendinginan magma yang bergelembunggelembung gas c. Digunakan untuk mengampelas/ memperhalus kayu
batu apung
105
a. Hitam, seperti kaca, tidak ada Kristalkristal. b. Terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat. c. Digunakan untuk alat pemotong dan ujung tombak oleh manusia purba. a. Terdiri atas Kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga. b. Terbentuk dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi. c. Digunakan sebagai bahan bangunan. a. Terdiri atas Kristal-kristal yag sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang. b. Terbuat dari pendinginan lava yang mengandung gelembung gas, tetapi gasnya telah menguap.
batu obsidian
batu granit
batu basal
106
b. Batuan sedimen atau batuan endapan Batuan sedimen atau batuan endapan ialah batuan yang terbentuk karena pengendapan. Batuan endapan pada awalnya merupakan hasil pelapukan dan pengikisan batua yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi karena tekanan atau karena ada zat-zat yang merekat pada bagian-bagian endapan tersebut. No.
Nama batu
Ciri-ciri a. Material kerikilkerikil bulat, batubatu dan pasir yang merekat satu sama lainnya. b. Dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. c. Digunakan untuk bahan bangunan. a. Jelas terlihat terlihat tersusun dari butir-butir pasir, warna abuabu, kuning, merah b. Dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. c. Digunakan untuk bahan bangunan.
Batu konglomerat
Batu pasir
107
Batu gamping (kapur)
a. Agak lunak, warna putih, keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam b. Dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musnah, tetapi memadat berbentuk kapur. c. Digunakan sebagi bahan baku semen a. Gabungan pecahanpecahan yang berasal dari letusan gunung berapi b. Terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat. c. Digunakan untuk bahan bangunan.
Batu breksi
c. Batuan metamorf atau batuan malihan Batuan metamorf atau malihan ialah batuan yang berasal dari batua sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan.
108
No.
Nama batu
Ciri-ciri a. Campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita warna, Kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis. b. Terbentuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi a. Abu-abu kehijauhijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempenglempeng tipis b. Terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
Batu pualam
Batu sabak
109
LEMBAR KERJA SISWA Nama kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. Ayo diskusi! Indikator : menyebutkan bahan batuan yang keluar pada saat gunung api meletus Tujuan : siswa mampu menyebutkan jenis-jenis batuan yang keluar pada saat gunung api meletus Pertanyaan utama: sebutkan jenis-jenis batuan! Petunjuk pengerjaan: 1. Bacalah materi yang telah dibagikan. 2. Diskusikan materi dengan teman kelompokmu. 3. Tulislah informasi yang kamu peroleh pada kolom dibawah ini No. Nama batuan Proses terbentuknya batuan
Jenis batuan……………………………………………. No. Nama batu
Ciri-ciri
……………..
………………….
110
……………..
……………….. Jenis batuan ………………………………….. No. Nama batu
Ciri-ciri
………………….
………………….
…………………..
…………………. Jenis batuan ……………………………. No. Nama batu
Ciri-ciri
…………………..
111
………………….. Kesimpulan ………………………………………………………………………………………
112
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. 2. 3. 4. 5.
D B C B D
6. C 7. B 8. B 9. A 10. A
113
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Satuan Pendidikan
: SD Negeri Demakijo 1
Kelas/ Semester
: VB/1
Mata Pelajaran
: IPA
Alokasi waktu
: 4x35menit / 2 kali pertemuan
A. Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. B. Kompetensi dasar 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. C. Indikator 7.1.2 menyebutkan macam-macam proses pelapukan batuan. 7.1.3 menyebutkan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan kegiatan diskusi dan mencocokan kartu indeks, siswa dapat menyebutkan macam-macam proses pelapukan dengan benar. 2. Setelah melakukan kegiatan diskusi dan mencocokan kartu indeks, siswa dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan dengan benar. E. Materi Pokok Pelapukan batuan F. Model Active Learning tipe index card match (Sebelum pembelajaran) 1. Pada kartu indeks terpisah, tulislah pertanyaan sesuai indikator pembelajaran. Buatlah kartu pertanyaan yang cukup untuk menyemai satu setengah jumlah siswa. 2. Pada kartu terpisah tulislah jawaban bagi setiap pertanyaanpertanyaan tersebut. (Pembelajaran) 1. Menjelaskan aturan pelaksanaan index card matching. Jelaskan bahwa ini adalah latihan permainan 2. Berikan satu kartu pada setiap siswa. Sebagian memegang pertanyaan dan sebagian lain memegang jawaban. 3. Perintahkan siswa menemukan pasangan kartu yang sesuai. 4. Siswa yang telah menemukan pasangan kartu, duduk bersama. 5. Ketika semua pasangan permainan telah menempati tempatnya, arahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu indeks. 114
G. Langkah Pembelajaran No. Kegiatan Guru 1. Pembuka 1. Mengucap salam 2. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 3. Presensi 4. Memberi apersepsi 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran Inti 6. Guru membimbing diskusi 7. Memeriksa masing-masing siswa 8. Memancing siswa untuk bertanya terkait materi yang kurang jelas 9. Menjelaskan materi-materi yang kurang dipahami siswa 10. Menyiapkan index card 11. Membacakan aturan ICM (LANGKAH 1) 12. menggabungkan kartu soal dan kartu jawaban menjadi satu, kemudian kocok seluruh card hingga tercampur, 13. membagikan kartu kepada siswa (LANGKAH 2) 14. mengarahkan siswa untuk mencari pasangan kartu (secara bersamaan siswa diminta untuk membuka kartu, kemudian mencari pasangan masingmasing) (LANGKAH 3) 15. mengarahkan siswa untuk duduk berpasangan sesuai kartu (LANGKAH 4) 16. memandu presentasi siswa (arahkan setiap pasangan untuk menguji soal dan jawaban) (LANGKAH 5) 17. membimbing siswa menarik kesimpulan materi pelajaran 18. mengawasi siswa mengerjakan evaluasi 19. berdoa 115
Kegiatan Siswa Pembuka 1. Mengucap salam 2. Berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing 3. Presensi 4. Menanggapi apersepsi 5. Menyimak tujuan pembelajaran Inti 6. melakukan diskusi dengan kelompok 7. mengerjakan LKS 8. bertanya materi yang kurang jelas 9. menyimak penjelasan guru 10. menyimak aturan ICM (LANGKAH 1) 11. menerima kartu indeks (LANGKAH 2) 12. mencari pasangan kartu (LANGKAH 3) 13. duduk bersama teman sesuai pasangan kartu (LANGKAH 4) 14. membacakan hasil pasangan kartu (LANGKAH 5)
Alokasi waktu 10 menit
15. membuat kesimpulan 16. mengerjakan soal evaluasi 17. berdoa
15 menit
45menit
H. Sumber dan Media 1. Sumber Wiwik Winarti, dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Haryanto. 2002. Sains Jilid 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga 2. Media Index card A. Penilaian 1. Jenis penilaian: Tes dan non tes 2. Prosedur penilaian: penilaian produk dan keaktifan 3. Instrumen Penilaian a. Produk 1) LKS kriteria Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 5% - 25% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 26%-50% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 51%-75% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 76%90% Siswa melengkapi tabel dengan jawaban benar 91%100%
skor 25 50 75 90 100
2) Soal objektif Nilai = jumlah benar x 10 3) nilai akhir = b. Keaktifan *terlampir Yogyakarta, 20 Januari 2016 Peneliti
Guru Kelas
Wahyuni, S.Pd NIP 19651228 200701 2 004
116
Made wahyu Utami NIM 12108241038
1. PELAPUKAN BATUAN MEMBENTUK TANAH Pelapukan batuan merupakan awal pembentukan tanah. Ada beberapa jenis pelapukan. Pada mulanya, sebelum ada makhluk hidup, pelapukan terjadi secara fisika dan kimia. Setelah makhluk hidup menempat muka bumi, makhluk hidup juga berperan juga untuk terjadinya pelapukan. a. Pelapukan fisika Pelapukan fisika dapat disebabkan karena perubahan suhu. Perubahan suhu terjadi berulang ulang, yaitu dari panas menjadi dingin, dan dari dingin menjadi panas. Peruahan suhu anatara siang dan malam, antara musim panas dan musim dingin menyebabkan batuan menjadi pecahan-pecahan, sehingga unkuran batu makin lama makin kecil. Pelapukan fisika juga terjadi karena terpaan angin dan air serta karena tarikan gaya gravitasi bumi.
Contohnya Bebatuan di pantai akan
terkikis karena benturan ombak. Bebatuan sekian lama akan semakin habis karena terkikis.
117
b. Pelapukan kimia Oksigen dan uap air di udara mudah bersatu dengan berbagai zat. Batuan dapat terkikis dan lapuk karena air hujan. Air hujan secara alami mengandung asam dari
karbondioksida.
Keasaman
air
hujan
dapat
meningkat oleh gas-gas buangan industri. Gas buangan industri tersebut misalnya belerang dioksida. Belerang dioksida dapat bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di udara. Hal ini mengakibatkan terjadinya hujan asam. Hujan asam semakin mempercepat terjadinya pelapukan. Contohnya patung yang terbuat dari batu terkikis akibat hujan.
c. Pelapukan biologi Pelapukan biologi adalah pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup. Contohnya lumut yang 118
tumbuh di batuan, lumut mengeluarkan zat asam yang lama-lama dapat menghancurkan batuan.
119
LEMBAR KERJA SISWA 2 Nama kelompok: 1. 2. 3. 4. 5. Ayo diskusi! Indikator : menyebutkan faktor yang mempengaruhi pelapukan batuan. menyebutkan macam-macam proses pelapukan batuan. Tujuan : siswa mampu menyebutkan macam-macam dan faktor pelapukan batuan Pertanyaan utama: ada berapa macam pelapukan batuan? Apa saja faktor pelapukan batuan? Langkah kerja 1. Perhatikan gambar yang dibawakan oleh guru! 2. Tulislah informasi yang kamu peroleh tentang pelapukan batuan No. Jenis pelapukan Penjelasan
Kesimpulan ……………………
120
Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1. C 2. B 3. A 4. B 5. C 6. A 7. C 8. A 9. B 10. B
121
Lampiran 04. Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Ar.,r
c
Msduu
r
r srr
iu!)iurF.LsgrMr (r !
[hnL riu, r,ft
! irq ({lri
b' r( i Drn
\rels
'N,
l,
nL
'
d(li
&{rir"d"r,
1)2
sLswA I r{a r
r:lD.\KA\
nerdo*rku rlha
Ddln uk
MBu.ri
La ru i4dtLs
!p1,,,,",,
123
i M{de4.rriI &dul{dt !!r
lnger uiI
h !
124
Lampiran 05. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Tindakan No.
Kegiatan
Indikator Ya
1.
2.
3.
4.
Pra pembelajaran a. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran b. Membawa RPP yang telah disusun Pendahuluan a. Menyiapkan siswa untuk melakukan pembelajaran b. Melakukan apersepsi sesuai materi c. Menyampaikan tujuan pembelajaran d. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik Inti a. Membimbing diskusi b. Penguasaan materi pelajaran c. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai d. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa e. Merespon positif partisipasi (pertanyaan, mengajukan pendapat) peserta didik f. Melaksanakan pembelajaran secara runtut g. Menggunakan media sesuai petunjuk
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
h. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan media i. Memandu presentasi hasil penggunaan media j. Menggunakan bahasa lisan dengan jelas k. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar l. Membimbing siswa membuat kesimpulan Penutup a. Melakukan refleksi materi pelajaran
√
Jumlah
9
125
Tidak
√ √ √ √ √ 10
Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus I No.
Kegiatan
indikator Ya
1.
2.
3.
4.
Pra pembelajaran c. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran d. Membawa RPP yang telah disusun Pendahuluan e. Menyiapkan siswa untuk melakukan pembelajaran f. Melakukan apersepsi sesuai materi g. Menyampaikan tujuan pembelajaran h. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik Inti m. Membimbing diskusi n. Penguasaan materi pelajaran o. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai p. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa q. Merespon positif partisipasi (pertanyaan, mengajukan pendapat) peserta didik r. Melaksanakan pembelajaran secara runtut s. Menggunakan media sesuai petunjuk
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
t. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan media u. Memandu presentasi hasil penggunaan media v. Menggunakan bahasa lisan dengan jelas w. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar x. Membimbing siswa membuat kesimpulan Penutup b. Melakukan refleksi materi pelajaran
√
Jumlah
16
126
Tidak
√ √ √ √ √ 3
Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II No.
Kegiatan
indikator Ya
1.
2.
3.
4.
Pra pembelajaran e. Menyiapkan ruang, alat, dan media pembelajaran f. Membawa RPP yang telah disusun Pendahuluan i. Menyiapkan siswa untuk melakukan pembelajaran j. Melakukan apersepsi sesuai materi k. Menyampaikan tujuan pembelajaran l. Mengaitkan materi dengan pengalaman peserta didik Inti y. Membimbing diskusi z. Penguasaan materi pelajaran aa. Melaksanakan pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai bb. Memberi kesempatan bertanya kepada siswa cc. Merespon positif partisipasi (pertanyaan, mengajukan pendapat) peserta didik dd. Melaksanakan pembelajaran secara runtut ee. Menggunakan media sesuai petunjuk
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
ff. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan media gg. Memandu presentasi hasil penggunaan media hh. Menggunakan bahasa lisan dengan jelas ii. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar jj. Membimbing siswa membuat kesimpulan Penutup c. Melakukan refleksi materi pelajaran
√
Jumlah
19
127
Tidak
√ √ √ √ √ 0
Lampiran 06. Foto Dokumentasi Penelitian
FOTO DOKUMENTASI SIKLUS I
Gambar 07. Siswa Menyimak dan Menanggapi Apersepsi dari Guru
Gambar 08. Siswa Menyimak Tujuan Pembelajaran
Gambar 09. Siswa Membaca Materi Batuan yang Keluar saat Gunung Api Meletus
128
Gambar 10. Siswa Melakukan Diskusi Materi dengan Kelompok
Gambar 11. Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Gambar 12. Siswa Menulis Jawaban LKS
129
Gambar 13. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran
Gambar 14. Guru Menjelaskan Aturan Penggunaan Index Card
Gambar 15. Siswa Menerima Kartu Indeks secara Acak
130
Gambar 16. Siswa Mencari Pasangan Kartu Indeks
Gambar 17. Siswa Duduk Berdekatan dengan Siswa yang Membawa Pasangan Kartu
Gambar 18. Siswa Memberi Nama Pada Kartu Indeks
131
Gambar 19. Guru Mengecek Siswa saat Membaca Materi
Gambar 20. Guru Membagikan dan Menjelaskan Aturan Penggunaan Kartu Indeks
Gambar 21. Guru Memandu Presentasi
132
Gambar 22. Siswa yang Duduk Tenang Bisa Memulai Presentasi
Gambar 23. Siswa Mengecek Kebenaran Hasil Presentasi
Gambar 24. Siswa Mengumpulkan Kartu Indeks
133
Gambar 25. Guru Membacakan Aturan Pengisian Lembar Evaluasi
Gambar 26. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi
134
FOTO DOKUMENTASI SIKLUS II
Gambar 27. Siswa Menyimak apersepsi guru
Gambar 28. Siswa Menyimak Tujuan Pembelajaran
Gambar 29. Guru Membagikan Materi Pelapukan Batuan
135
Gambar 30. Siswa Membaca Materi Pelapukan Batuan
Gambar 31. Siswa Melakukan Diskusi
Gambar. 32 Siswa Mengisi LKS
136
Gambar 33. Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Gambar 34. Guru Menyimak pertanyaan Siswa
Gambar 35. Guru Menjelaskan Materi Pelapukan Batuan
137
Gambar 36. Guru Menulis Materi di Papan Tulis
Gambar 37. Siswa Menyimak Aturan Penggunaan Kartu Indeks
Gambar 38. Siswa Menerima Kartu Indeks
138
Gambar 39. Siswa Mencari Pasangan Kartu Indeks
Gambar 40. Siswa Duduk sesuai Pasangan Kartu Indeks
Gambar 41. Siswa Menunjukkan Kartu Masing-masing
139
Gambar 42. Siswa Diberi Kesempatan untuk Mencari Pasangan Kartu jika Dirasa Belum Sesuai
Gambar 43. Siswa Mempresentasikan Hasil Mencari Pasangan Kartu Indeks
Gambar 44. Guru Melempar Pertanyaan untuk Menguji Kebenaran Pasangan Kartu Indeks
140
Gambar 45. Guru Membimbing Siswa Menyimpulkan Materi Pelajaran
Gambar 46. Siswa Mngerjakan Soal Evaluasi
141
Lampiran 07. Catatan Lapangan
Catatan Lapangan Pra Tindakan Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman Materi Pokok: Pesawat Sederhana Hari, Tanggal: Sabtu, 16 Januari 2016 Waktu: 08.10-09.35 Bel pergantian jam pelajaran berbunyi pukul 08.10. guru kelas memasuki ruang kelas VB. Guru mengondisikan siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok. Guru melanjutkan presentasi satu kelompok terakhir pelajaran IPS sebelum memulai pelajaran IPA. Setelah presentasi, guru mengadakan test untuk mengingat materi IPA sebelumnya yaitu gaya gesek. Tes berlangsung selama 10 menit. Setelah tes, guru dan siswa membahas soal tes kemudian menugaskan siswa untuk mengumpulkan hasil tes. Guru melanjutkan materi yaitu pesawat sederhana. Siswa bersama kelompok
membaca materi secara bergantian.
Beberapa siswa yang berada dalam kelompok yang belum mendapat giliran membaca terlihat bergurau dengan temannya sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Setelah membaca siswa menyimak penjelasan guru tentang materi pesawat sederhana. Guru mengajukan beberapa pertanyaan. Beberapa siswa menanggapi pertanyaan guru dengan baik, meskipun ada yang menanggapi dengan bergurau. Guru melakukan percobaan pesawat sederhana dengan benda-benda yang ada di kelas. Siswa mengamati percobaan yang dilakukan guru. Namun, siswa yang berada di bangku pojok belakang tidak memperhatikan sama sekali percobaan yang dilakukan guru.. Bel istirahat berbunyi. Siswa beristirahat selama 15 menit.
142
Pada pukul 09.00 siswa kembali memasuki ruang kelas. Guru dan siswa bernyanyi lagu Jawa untuk mengondisikan siswa. Guru melanjutkan penjelasan tentang percobaan yang telah dilakukan dengan metode diskusi klasikal. Siswa yang berada di kelompok pojok belakang tetap sibuk bergurau dengan temannya. Sesekali guru menghampiri dan mengajukan beberapa pertanyaan untuk siswa yang ribut, namun saat ditinggal siswa kembali melakukan aktivitas sebelumnya. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Beberapa pertanyaan siswa di kumpulkan guru kemudian ditanyakan kembali kepada siswa lain untuk mencoba menjawab. Ada siswa yang mencoba menanggapi pertanyaan guru meskipun dengan jawaban yang kurang tepat, ada siswa yang menanggapi dengan jawaban yang tepat, dan ada juga siswa yang tidak memperhatikan. Siswa berikan soal evaluasi sebanyak dua buah soal. Namun, siswa menolak untuk mengerjakan di kelas dan memilih untuk dijadikan. Pukul 09.35 bel pergantian pelajaran berbunyi. Pelajaran IPA tidak ditutup dengan doa karena akan dilanjutkan dengan pelajaran lainnya.
143
Catatan Lapangan Tindakan 1 Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman Siklus/Pertemuan: I/1 Materi Pokok: Batuan yang keluar saat gunung api meletus Hari, Tanggal: Rabu, 20 Januari 2016 Waktu: 07.00-08.10 Pukul 07.00 bel tanda masuk kelas berbunyi, siswa kelas VB berbaris di depan kelas untuk memasuki kelas. Guru dan peneliti memasuki ruang kelas. Guru mengucap salam dan menugaskan salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Setelah berdoa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru mengondisikan siswa agar tenang dan membuat persetujuan. Guru membagi papan tulis menjadi tiga bagian. Bagian kanan untuk mencatatat siswa yang membuat gaduh. Bagian tengah untuk melakukan aktvitas pembelajaran dan bagian kiri untuk mencatat siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru melakukan presensi dan peneliti memberikan kartu pengenal kepada siswa berupa nomor presensi. Siswa nomor 26 tidak masuk sekolah karena sakit. Guru menyampaikan apersepsi yang sesuai dengan materi batuan yang keluar saat gunung api meletus dengan bertanya jawab dengan siswa. Siswa antusias untuk menjawab pertayaan dan menanggapi pernyataan guru. ”anak-anak apakah kalian tau fenomena gunung meletus?”, “tau bu” siswa menjawab saling bersahutan. “ketika gunung meletus, apa saja yang dikeluarkan?”, “wedus gembel bu, asap bu, api, debu, kerikil” siswa menjawab saling bersahutan. “ya betul sekali, nah api yang keluar itu disebut lava yang nantinya akan membeku menjadi batuan. Nah sekarang kita akan belajar 144
tentang batuan yang keluar saat gunung api meletus”. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dari guru. Guru membagikan materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus kepada siswa. Siswa ditugaskan untuk membaca dan mencatat hal-hal penting dalam materi tersebut. Siswa menerima LKS dari guru, siswa ditugaskan untuk membaca petunjuk pengerjaan LKS. Siswa berdiskusi untuk menjawab soal pada LKS. Guru membimbing siswa dengan berpindah dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Guru menjelaskan materi dan memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas terkait materi. Guru mengondisikan siswa untuk duduk tenang. Guru membacakan aturan menggunakan index card match. Guru membagikan index card/ kartu indeks kepada siswa. Masing-masing siswa menerima satu kartu yang berisi pertanyaan/ pernyataan berbeda. Guru mengarahkan siswa untuk mengangkat kartu untuk memastikan masing-masing siswa sudah mendapatkan kartu. Siswa mulai mencari pasangan kartu. Suasana di kelas nampak gaduh karena siswa membaca isi dari kartu indeks yang di dapat dengan suara kencang. Setelah mendapat pasangan kartu, siswa duduk berdekatan. Beberapa siswa perempuan yang mendapat pasangan dengan siswa laki-laki mengadukan kepada guru dan meminta bertukar. Namun guru menyatakan bahwa ini hanya sebuah permainan. Setelah semua siswa duduk berdekatan dengan pasangan yang sesuai dengan isi kartu, sekali lagi guru menugaskan siswa untuk mengangkat kartu yang didapat. Kemudian meminta siswa untuk memberi namanya sendiri dan nama temanya pada kartu.
145
Jam menunjukan pukul 08.10. pelajaran IPA dicukupkan dan dilanjutkan pada hari sabtu. Guru mengambil kartu indeks dari siswa dan membagikannya ketika pelajaran IPA selanjutnya. Pelajaran tidak ditutup dengan salam dan doa karena akan dilanjutkan dengan pelajaran lainnya.
146
Catatan Lapangan Tindakan 2 Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman Siklus/Pertemuan: I/2 Materi Pokok: Batuan yang keluar saat gunung api meletus Hari, Tanggal: Sabtu, 23 Januari 2016 Waktu: 08.10-09.20 Pukul 08.10 bel pergantian pelajaran berbunyi. Siswa kelas VB menutup buku pelajaran Bahasa Indonesia dan bersiap untuk mata pelajaran IPA. Sebelum melanjutkan tindakan, peneliti memasangkan kartu pengenal berupa nomor presensi pada masing-masing siswa untuk memudahkan pengamatan. Siswa nomor 26 tidak masuk sekolah karena masih dalam kondisi sakit. Siswa dan guru mereview materi yang telah dipelajarari pada tindakan 1 dengan bertanya jawab. Siswa diberi kesempatan untuk membaca kembali materi batuan yang keluar pada saat gunung api meletus. Setelah membaca, guru membagikan kartu indeks kepada siswa dengan nama yang sudah tertera pada kartu. Guru mengarahkan siswa untuk duduk tenang, siswa yang duduk tenang akan memulai presentasi. Setelah masing-masing siswa melakukan presentasi, guru melempar pertanyaan kepada siswa lain untuk mengonfirmasi kebenaran atau kecocokan isi dari kartu indeks yang dipresentasikan. Setelah melakukan presentasi, siswa mengumpulkan kembali kartu indeks dan meletakan materi pelajaran di tengah meja dengan posisi terbalik. Guru membacakan aturan pengisian lembar evaluasi. Siswa menerima lembar evaluasi 147
dan segera mengerjakan. Siswa yang telah selesai mengerjakan boleh mengumpulkan terlebih dahulu diperbolehkan keluar kelas untuk beristirahat.
148
Catatan Lapangan Tindakan 3 Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman Siklus/Pertemuan: II/1 Materi Pokok: Pelapukan batuan Hari, Tanggal: Rabu, 27 Januari 2016 Waktu: 07.00-08.10 Pukul 07.00 bel tanda masuk kelas berbunyi, siswa kelas VB berbaris di depan kelas untuk memasuki kelas. Guru dan peneliti memasuki ruang kelas. Guru mengucap salam dan menugaskan salah satu siswa untuk memimpin berdoa. Setelah berdoa dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Guru mengondisikan siswa agar tenang dan membuat persetujuan. Guru membagi papan tulis menjadi tiga bagian. Bagian kanan untuk mencatatat siswa yang membuat gaduh. Bagian tengah untuk melakukan aktivitas pembelajaran dan bagian kiri untuk mencatat siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru melakukan presensi dan peneliti memberi kartu pengenal kepada siswa berupa nomor presensi. Siswa nomor 25 tidak masuk sekolah, namun belum diketahui alasannya. Guru mengajak siswa mengingat kembali materi sebelumnya yaitu batuan yang keluar saat gunung api meletus, kemudian guru menyampaikan bahwa batuan merupakan awal terbentuknya tanah. Guru menyampaikan apersepsi yang sesuai dengan materi pelapukan batuan. Siswa mendapatkan print out materi pelapukan. Siswa ditugaskan untuk membaca dan mencatat hal hal penting pada materi tersebut kemudian berdiskusi 149
dengan kelompok untuk mengisi LKS. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahaminya terkait materi. Guru menjelaskan materi dan menuliskan inti materi di papan tulis. Guru menyiapkan kartu indeks dan membacakan petunjuk penggunaan kartu indeks, beberapa siswa mengatakan “bu, aku masih ingat”. Guru membagikan kartu indeks kepada siswa. Siswa ditugaskan untuk mengangkat kartu indeks untuk memastikan seluruh siswa menerima satu kartu indeks. Siswa diminta mengamati perintah pada kartu dan mengurangi volume suara ketika proses pencarian pasangan kartu indeks. Secara bersamaan siswa ditugaskan untuk mencari pasangan kartu, siswa yang sudah menemukan pasangan kartu duduk berdekatan. Siswa tetap membuat kegaduhan namun lebih rendah dari siklus sebelumnya. Siswa yang bersuara kencang diberi peringatan dengan teguran oleh guru. Setelah seluruh siswa mendapatkan pasangan kartu. Siswa kembali ditugaskan untuk duduk dan mengangkat kartu indeks untuk memfokuskan siswa. Siswa kembali diminta mengamati kartu indeks yang dimiliki dengan kartu indeks pasangan. Kemudian diberi kesempatan untuk mencari pasangan kartu indeks yang cocok bagi siswa yang merasa kurang tepat. Siswa memberi nama pada kartu masing-masing. Siswa mengumpulkan kartu indeks kepada guru. Guru mengingatkan siswa untuk membaca kembali materi pelajaran di rumah karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan presentasi kartu indeks. Pelajaran IPA tidak ditutup dengan doa dan salam karena akan dilanjutkan dengan pelajaran lainnya.
150
Catatan Lapangan Tindakan 4 Model Active Learning Tipe Index Card Match untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Demakijo 1 Sleman Siklus/Pertemuan: II/1 Materi Pokok: Pelapukan batuan Hari, Tanggal: Kamis, 28 Januari 2016 Waktu: 08.10-09.20 Bel pergantian pelajaran berbunyi, guru agama meninggalkan kelas. Guru mengucapkan salam. Pelajaran IPA dipindah ke hari Kamis atas permintaan guru karena pada hari Sabtu akan diadakan rapat guru. Sebelum guru mengumumkan pelajaran, ada siswa yang mengatakan “bu, kartuku mana?” kemudian guru mengemukakan bahwa akan diadakan membaca bersama dahulu. Guru mereview materi pelapukan batuan dengan mengajukan beberapa pertanyaan, siswa menjawab bersahutan. Siswa diberi kesempatan untuk membaca kembali materi pelapukan batuan dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas. Guru menjelaskan materi pelapukan batuan. Guru membagikan kartu indeks sesuai dengan nama siswa pada kartu. Siswa yang duduk di kelompok paling tenang dapat memulai presentasi. Setelah satu pasang selesai mempresentasikan hasil mencocokan kartu indeks, siswa yang lain mengoreksi kebenaranya. Setelah seluruh siswa selesai mempresentasikan hasil mencocokan kartu, siswa mengumpulkan kartu indeks di tengah meja kelompok. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan. Siswa menyimak aturan pengisian soal evaluasi dan ditugaskan untuk 151
mengerjakan lembar evaluasi secara individu. Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi diarahkan untuk duduk kembali, agar istirahat secara bersamaan. Pelajaran ditutup dengan salam.
152
Lampiran 08. Hasil Belajar Siswa
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus 1, dan Siklus 2 No.
Nama
1 2
IQBAL ANGGARA HATI M. FATIHUL IKHSAN
3
MIKAEL ARDIKA YUSSIANA
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
RIZKY LINTANG RAHMADANI ACHDIATMA RAHMANTYA .R. ADITYA EKA PUTRANDA ANASTASYA EMMANUELLA ARYA YUDHA GUNAWAN KEY SAFA FARREL SAVERO MOKTIKA WIDYA KIRANA M. RAFLI PRASETYO NUR NAFIAH .F. R. MARIO DWI PUTRANTO RAMONADA EDINEA. A. SETYA PRIYA ADINUGRAHA SULAS INDRIANINGSIH ARDIANSYAH BAGUS. S. DEVA SIGIT SETYAWAN EFENDI SATYA NUGRAHA INDRAJAYA ANANDO SATRIA IRMA SAPUTRI WULANDARI MARSHA EKA PUTRI M. PANDU. P M. SATRIO ADI NADIRA PUTRI ADISTI R. BAGUS MUH FARREL G. RAFA ADRIAN PRASANTYA RAMADHAN BRIANANDA VELISHA DELFIA FADHILAH AULIA NASWA NARISWARI DIMAS IKWAN NURDIN VIA NORITA ZARMAHERA. Z. Jumlah Rata-rata Keterangan:
Nilai Pra Tindakan Ket. 49 BT 50 BT
Nilai Nilai Siklus Siklus 1 Ket. 2 80 T 90 90 T 90
37 BT 90 54 BT 90 55 BT 90 49 BT 85 57 BT 90 28 BT 75 34 BT 85 77 T 100 42 BT 80 35 BT 75 43 BT 90 40 BT 85 42 BT 75 40 BT 75 48 BT 100 49 BT 75 75 T 90 pindah pindah 42 BT 95 48 BT 75 45 BT 80 60 BT 80 48 BT 95 68 T 0 20 BT 70 38 BT 85 62 BT 75 46 BT 90 55 BT 90 60 BT 80 1496 2535 48,25806 BT 81,7742 BT = Belum Tuntas T = Tuntas
153
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T BT T T T T T T T
90 85 100 100 95 90 90 100 85 85 95 90 90 95 100 85 100 pindah 90 100 100 100 0 100 90 85 100 90 95 100 2805 90,484
Ket. T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T BT T T T T T T T T