ARTIKEL PENELITIAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 04 TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH
Oleh: SUNDARI LISTANTI NPM : 1210013411163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2016
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 04 TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH
Oleh: SUNDARI LISTANTI NPM : 1210013411163 Artikel ini berdasarkan Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 04 TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH” untuk persyaratan wisuda Agustus 2016.
Menyetujui: Padang, Juni 2016 Pembimbing I
Dra. Gusmaweti, M.Si.
Pembimbing II
Erwinsyah Satria, S.T., M.Si., M.Pd.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS IV SD NEGERI 04 TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH
Sundari Listanti1, Gusmaweti2, Erwinsyah Satria1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2 Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract This study purpose to describe the learning outcome of students in science learning with model Project Based Learning (PjBL) in the fourth grade of SD Negeri 04 Taeh Baruah Payakumbuh District. This research is a classroom action research conducted in two cycles, each cycle consisting of two meetings. The subjects were students of class IV, amounting to 18 people. Instruments used in the study was the observation sheet of teacher learning activities, observation sheet of psychomotor student learning outcomes, student learning outcomes observation sheet of affective domain, and a test sheet end of the cycle. Based on the results of the study showed an increase in psychomotor learning outcomes of students in the cycle I with an average value of 71.5 with the success of student learning 50% increase in cycle II with an average value of 84.0 with a 88.9% success of student learning. Improving student learning outcomes of affective domain in the cycle I with an average value of 67.4 with a 38.9% success of student learning, increased in the cycle II with an average value of 82.3 with a 83.3% success of student learning. Improved cognitive learning outcomes of students in the cycle I with an average value of 67.9 with students learning completeness of 55.6%, increase in cycle II with an average score of 84.4 to 83.3% of students learning completeness. From this research, it was concluded that the learning outcomes of students in learning science can be enhanced with the model Project Based Learning. Based on this study researchers suggest that teachers can use Project Based Learning model to improve student learning outcomes Keywords: Learning Outcomes, Sciences (IPA), Project Based Learning (PjBL) keterampilan
Pendahuluan Undang—Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 menyatakan, “Pendidikan adalah
yang
diperlukan
dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara”. Hamalik
(2012:81)
menyatakan,
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
”Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar
umum dari sistem pendidikan nasional.
peserta didik secara aktif mengembangkan
Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
dan sangat luas dan menjadi pedoman dari
spiritual
semua kegiatan atau usaha pendidikan di
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
negara kita”.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar meliputi
guru. Oleh sebab itu, kendala yang terlihat
lima
pada proses pembelajaran adalah rendahnya
kelompok mata pelajaran, salah satunya mata
hasil belajar siswa. Umumnya guru lebih
pelajaran
dan
menggunakan metode ceramah dan jarang
teknologi yang selanjutnya lebih dikenal
menggunakan media pembelajaran, sehingga
dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA
siswa cenderung termenung dan mengganggu
memiliki peranan penting dalam peningkatan
temannya.
ilmu
pengetahuan
alam
mutu pendidikan khususnya menghasilkan
Hasil belajar siswa yang rendah
generasi yang berkualitas, yaitu manusia yang
tersebut dapat dilihat dari hasil Ulangan
mampu berpikir kritis, kreatif, dan logis.
Semester I siswa tahun ajaran 2015/2016
Pembelajaran IPA berhubungan dengan cara
yang peneliti dapatkan dari hasil observasi
mencari tahu tentang alam secara sistematis.
dan wawancara dengan guru kelas IV.
Sapriati (2008:8.23) menyatakan, ”Di
Tercatat dari 18 siswa kelas IV SD Negeri 04
tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan
Taeh Baruah Kecamatan Payakumbuh, hanya
pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
2 siswa atau 11,1% tuntas dan tidak tuntas
teknologi dan masyarakat) yang diharapkan
sebanyak 16 siswa atau 88,9% dengan
pada pengalaman belajar untuk merancang
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
dan membuat suatu karya melalui penerapan
diberikan sekolah adalah 75.
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara
bijaksana”.
Oleh
karena
Hasil wawancara dengan guru kelas
itu,
dari 18 siswa hanya 2 siswa atau 11,11% yang
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD)
akademiknya lebih baik pada pembelajaran
menekankan pada pemberian pengalaman
IPA, 7 siswa atau 38,89% yang menanggapi
belajar secara langsung melalui penggunaan
proses pembelajaran IPA, 9 siswa atau
dan pengembangan keterampilan proses dan
50,00%
sikap ilmiah.
mendengar apa yang disampaikan guru. Siswa
yang kurang merespon dan hanya
Hasil observasi yang peneliti lakukan
kelas IV juga belum mampu membuat sendiri
pada tanggal 4 dan 5 Januari 2016 bersama
sebuah proyek berdasarkan pembelajaran
Ibu Nurmayasni, A.Ma.Pd selaku guru kelas
IPA,
IV SD Negeri 04 Taeh Baruah, Kecamatan
menggunakan media sederhana saja. Sehingga
Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota.
persentase
Khususnya
psikomotornya 0%
pada
pembelajaran
IPA
melainkan
berlangsung, yang terlihat dalam proses pembelajaran
adalah
guru
kelas
masih
hanya
praktek
membuat
proyek
dengan
atau
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti
memberikan IPA.
Salah
solusi
pada
satu
model
menggunakan metode konvensional berupa
pembelajaran
ceramah dan tanya jawab yang bersumber dari
pembelajaran yang cocok pada siswa SD
terutama pada pembelajaran IPA adalah
masalah dan menghasilkan sebuah proyek
Project Based Learning (PjBL).
pada pembelajaran IPA di kelas IV. Siswa
Soekamto
(Al-Tabany,
2014:24)
diberi kesempatan atau hak otonom dalam
model
kelompok untuk menyelesaikan proyek yang
pembelajaran, “Kerangka konseptual yang
sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga
melukiskan prosedur yang sistematis dalam
siswa
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
disampaikan
mencapai
tujuan
dan
Project Based Learning diharapkan dapat
berfungsi
sebagai
para
mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas
perancang pembelajaran dan para pengajar
IV SD Negeri 04 Taeh Baruah Kecamatan
dalam
Payakumbuh, yaitu rendahnya hasil belajar
mengemukakan
maksud
dari
belajar
tertentu,
pedoman
merancanakan
bagi
aktivitas
belajar
mengajar”.
lebih
memahami guru.
materi
yang
Menggunakan
model
siswa dalam pembelajaran IPA.
Buck Institute for Education
(BIE)
(Al-tabany, 2014:41) menyatakan, “Project
Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Based Learning adalah model pembelajaran
Jenis penelitian yang peneliti lakukan
yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
pemecahan masalah dan memberi peluang
Classroom Action Research (CAR) adalah
peserta
Research yang dilaksanakan oleh
didik
bekerja
secara
otonom
guru di
mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan
dalam kelas. Menurut Wardhani dan Wihardit
puncaknya menghasilkan produk karya siswa
(2008:1.4) menyatakan, “Penelitian Tindakan
bernilai dan realistik”.
Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan
Sudjana
(2009:3)
mengemukakan,
oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui
“Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
refleksi
sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
hasil belajar siswa menjadi meningkat”.
Susanto
psikomotoris”.
menyatakan,“Hasil
(2013:5)
belajar
juga adalah
diri,
dengan
tujuan
untuk
2. Lokasi Penelitian Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
perubahan—perubahan yang terjadi pada diri
dilaksanakan di SD Negeri 04 Taeh Baruah
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
Puluh Kota. Jarak sekolah dari pusat Nagari
kegiatan belajar”.
Taeh Baruah ± 2 km dan jarak dari pusat kota
Penerapan Learning
yang
membantu pembelajaran
model
Project
Based
± 7 km yang memakan waktu 15 menit dalam
guru
dalam
perjalanan ke pusat kota.
dijadikan
menyampaikan dalam
bentuk
tujuan pemecahan
3. Subjek Penelitian
a. Tahap Perencanaan
Subjek penelitian adalah siswa kelas
1) Menganalisis KTSP tentang materi
IV SD Negeri 04 Taeh Baruah, Kecamatan
yang sesuai dengan model Project
Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota
Based Learning (PjBL) kelas IV
yang terdaftar pada semester II tahun ajaran
semester II
2015/2016 yang berjumlah 18 siswa terdiri
2) Menentukan Standar Kompetensi (SK)
dari 11 orang laki—laki dan 7 orang perempuan. Dengan melibatkan 2 orang
dan Kompetensi Dasar (KD) 3) Menyusun
Rencana
Pelaksanaan
sebagai observer (pengamat), karena jumlah
Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
siswa di kelas IV sebanyak 18 orang dalam
dengan
satu kelas dan yang akan diamati yaitu
Learning (PjBL)
aktivitas guru, serta pengamatan untuk hasil belajar
siswa
ranah
psikomotor
4) Menyiapkan
tingkat
kognitif
pemahaman.
tingkat Observer
pengetahuan 1
yaitu
dan
Project
instrumen
Based
penelitian
(lembar observasi proses pelaksanaan
memanipulasi, afektif tingkat menanggapi, dan
model
pembelajaran oleh guru) 5) Menyusun
instrumen
penelitian
Ibu
berupa lembar observasi proses hasil
Nurmayasni, A.Ma.Pd., sedangkan observer 2
belajar siswa ranah psikomotor dan
yaitu teman kuliah Nia Jayanti Putri.
afektif. 6) Menyiapkan soal—soal
4. Waktu Penelitian Penelitian
evaluasi (tes akhir siklus) yang sesuai
semester II tahun ajaran 2015/2016, terhitung
dengan materi dalam pelaksanaan
dari waktu perencanaan sampai penulisan
PTK.
hasil
dilaksanakan
tes
pada
laporan
ini
untuk
penelitian.
Sedangkan
b. Tahap Pelaksanaan
pelaksanaan tindakan telah dilaksanakan pada
Arikunto
(2012:18)
menyatakan,
awal bulan Maret dimulai tanggal 9 Maret
“Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang
sampai 30 Maret. Dilakukan selama empat
merupakan implementasi atau penerapan isi
kali tatap muka, dan dua kali tes akhir siklus.
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di
Menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan
kelas”.
siklus II.
1) Kegiatan Awal a) Guru mengkondisikan kelas untuk
5. Prosedur Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
dengan
mengacu pada desain PTK yang dirumuskan Arikunto (2010:16) yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
memulai pembelajaran. b) Guru memeriksa kembali kehadiran siswa
c) Guru melakukan apersepsi melalui
c) Guru menujukkan secara nyata contoh
pertanyaan-pertanyaan tentang materi
proyek/karya
yang akan dibahas
berdasarkan energi dan perubahannya
d) Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran kepada siswa
d) Siswa
yang
diberikan
bisa
Lembar
dibuat
Diskusi
Siswa (LDS) untuk bekerja dalam
2) Kegiatan Inti
kelompok dengan kompak, disiplin,
Eksplorasi
dan bertanggung jawab.
a) Guru menampilkan gambar tentang
e) Siswa
dibimbing
untuk
bertanya
peta konsep energi dan perubahan
mengenai proyek yang akan dibuat
yang terdapat dalam kegiatan sehari-
termasuk alat dan bahan yang akan
hari
digunakan.
b) Guru
menjelaskan
perubahanya berdasarkan
energi
kepada gambar
dan
f) Guru memberikan perencanaan aturan
siswa
pengerjaan proyek. Perencanaan berisi
telah
tentangbaturan
main,
pemilihan
aktivitas
dapat
mendukung
yang
ditampilkan c) Guru
memfasilitasi
siswa
dengan
yang
dalam menjawab pertanyaan esensial,
pertanyaan esensial. Mengambil topik
dengan
yang sesuai dengan realita dunia nyata
berbagai subjek yang mungkin, serta
dan dimulai dengan suatu investigasi
mengetahui alat dan bahan yang dapat
mendalam. Pertanyaan esensial untuk
diakses untuk membantu penyelesaian
memancing pengetahuan, tanggapan,
proyek (PjBL tahap 2)
kritik, dan ide siswa mengenai tema proyek yang dibuat (PjBL tahap 1)
cara
g) Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun
d) Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
mengintegrasikan
jadwal
menyelesaikan
aktivitas
dalam
proyek
untuk
siswa dibimbing untuk menemukan
menentukan berapa lama waktu yang
pengertian energi dan perubahanya
dibutuhkan siswa dalam pengerjaan
serta contoh proyek yang bisa dibuat
proyek (PjBL tahap 3)
Elaborasi
h) Siswa
diberikan
waktu
dalam
a) Siswa diminta untuk mencari bentuk-
pengerjaan proyek dalam kelompok
bentuk energi dan perubahanya yang
dan guru bertanggung jawab me-
terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
monitoring
b) Guru
membagi
kelompok
siswa
dengan
dalam
6
masing-masing
kelompok beranggotakan 3 orang.
Guru
perkembangan siswa.
bertanggung
jawab
untuk
melakukan monitor terhadap aktivitas siswa dan memfasilitasi siswa pada setiap prosesnya (PjBL tahap 4)
i) Guru mengingatkan kembali siswa untuk
c) Guru
mengevaluasi
pengalaman
mengerjakan proyek sesuai
belajar siswa. Pada tahap ini guru dan
aturan yang telah ditentukan bersama
siswa melakukan refleksi terhadap
dan sisa waktu yang tertinggal
hasil kerja yang sudah dijalankan.
j) Setelah
waktu
pembuatan
proyek
Refleksi
dilakukan
baik
secara
selesai guru meminta siswa untuk
individu atau perkelompok, siswa
mengisi dan menjawab pertanyaan
diminta
yang ada dalam LDS secara kompak
perasaaan dan pengalamanya selama
dan benar.
menyelesaikan proyek (PjBL tahap 6)
k) Guru memilih kelompok secara acak
untuk
mengungkapkan
d) Masing-masing LDS dikumpulkan dan
untuk mempresentasikan hasil proyek
guru
ke dpam kelas, mulai dari hasilnya,
Project Fair di depan kelas.
nama proyek, alat dan bahan yang digunakan,
langkah-langkah
pembuatan dalam pembuatan proyek. l) Siswa lain diminta untuk menanggapi terhadap
proyek
dipresentasikan
yang
kelompok
telah lain
di
depan kelas.
siswa
mengadakan
3) Kegiatan Penutup a) Siswa diminta membuat rangkuman mengenai materi dan proyek yang telah dipelajari b) Siswa diminta untuk menyimpulkan pelajaran dan menyiapkan alat dan bahan untuk pertemuan selanjutnya.
Konfirmasi
c) Guru memberikan penguatan atau
a) Kelompok yang presentasi diberikan waktu
bersama
untuk
pertanyaan
menjawa
yang
memberikan
ada
penguatan
setiap
dan
guru
terhadap
jawaban tersebut.
konfirmasi terhadap kesimpulan siswa d) Guru
menutup
meminta
siswa
pelajaran untuk
dengan bersyukur
dengan membaca hamdalah. c. Tahap Pengamatan
b) Guru juga memberikan penilaian hasil
Riduwan
(2008:104)
menyatakan,
kerja siswa. Penilaian dilakukan untuk
“Observasi yaitu melakukan pengamatan
membantu
mengukur
secara langsung ke objek penelitian untuk
ketercapaian standar, berperan dalam
melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.
mengevaluasi
masing-
Pengamatan dilakukan secara terus menerus
masing siswa, memberikan umoan
dari siklus I sampai siklus II. Dalam
balik tentang tingkat pengetahuan dan
melakukan observasi dan evaluasi peneliti
pemahaman yang sudah dicapai siswa.
dibantu oleh dua orang observer yaitu guru
(PjBL tahap 5)
kelas IV (Nurmayasi, A.Ma.Pd.) sebagai
guru
dalam
kemajuan
observer yang mengamati aktivitas guru, satu
orang teman kuliah (Nia Jayanti Putri)
dapat ditingkatkan dari 38,9% menjadi
sebagai observer II yang mengamati proses
≥75% dengan model Project Based
pembelajaran ranah psikomotor dan ranah
Learning di kelas IV SD Negeri 04 Taeh
afektif siswa.
Baruah Kecamatan Payakumbuh. c. Hasil belajar siswa ranah kognitif tingkat
d. Tahap Refleksi Arikunto “Tahapan
(2012:80)
refleksi
mengatakan,
dan
pemahaman
pada
untuk
pembelajaran IPA dapat ditingkatkan dari
mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
11,1% menjadi ≥75% dengan model
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah
Project Based Learning di kelas IV SD
terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna
Negeri 04 Taeh Baruah Kecamatan
tindakan
menyempurnakan Refleksi
dimaksudkan
pengetahuan
dilakukan
pada
berikutnya”. setiap
akhir
pembelajaran, dan refleksi bertujuan untuk
Payakumbuh. 7. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data
melihat sejauh mana ketercapaian indikator
Riduwan (2008:106) menyatakan, data
keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan
menurut sumbernya ada dua yaitu data
sudah tercapai pada siklus I, maka PTK tetap
kulitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu
dilanjutkan pada siklus II dengan maksud
data yang berhubungan dengan kategorisasi,
untuk melihat apakah hasil PTK yang
karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa
diperoleh lebih baik dengan materi belajar
kata-kata. Data kuantitatif yaitu data yang
yang berbeda pada siklus II.
berwujud angka-angka. Data ini diperoleh
6. Indikator Keberhasilan
dari pengukuran langsung maupun dari
Mulyasa
(Istarani
dan
Pulungan,
angka-angka
yang
diperoleh
dengan
2015:20) mengatakan, “Dari segi hasil, proses
mengubah
pembelajaran
kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif
dikatakan
berhasil
apabila
data
kualitatif
menjadi
data
terjadi perubahan perilaku yang positif pada
dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang.
diri peserta didik seluruhnya atau setidak—
b. Sumber Data
tidaknya sebagian besar 75%”.
1) Siswa kelas IV SD Negeri 04 Taeh
a. Hasil belajar siswa ranah psikomotor
Barush Kecamatan Payakumbuh untuk
tingkat memanipulasi sebuah proyek pada
mendapatkan data aktivitas dan hasil
pembelajaran IPA dapat ditingkatkan dari
belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
0% menjadi ≥75% dengan model Project
2) Guru kelas IV SD Negeri SD Negeri
Based Learning di kelas IV SD Negeri 04
04
Taeh Baruah Kecamatan Payakumbuh.
Payakumbuh yang bersangkutan.
b. Hasil belajar siswa ranah afektif tingkat menanggapi
pada
pembelajaran
IPA
Taeh
Barush
8. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Kecamatan
b. Test dan Non Test
1. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Tingkat Membuat
c. Dokumentasi
Rata-rata
9. Instrumen Penelitian a. Lembar hasil pengamatan kegiatan
siswa
guru
ranah
persentase
hasil
psikomotor
belajar
mengalami
peningkatan pembelajaran dengan model
b. Lembar pengamatan siswa ranah
Project Based Learning pada pembelajaran
psikomotor
IPA.
c. Lembar pengamatan siswa ranah
Hal
ini
dapat
dilihat
rata-rata
persentasenya pada Tabel 1.
afektif d. Lembar tes akhir siklus ranah kognitif
Tabel 1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor Siklus I dan Siklus II
10. Teknik Analisis Data Data
yang
terkumpul
tidak
akan
Siklu s
Rata -rata Nila i
I II
71,5 84,0
bermakna tanpa dianalisis yakni diolah dan
Jumlah Siswa Mencapai Indikator Keberhasil an 9 16
diinterpretasikan. Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi, baik data perencanaan,
pelaksanaan
maupun
data
Berdasarkan
evaluasi. Analisis data dilakukan dengan cara
Ketercapai an Indikator Keberhasil an ≥75%
Kriteria Keberhasil an
50 88,9
Kurang Sangat Baik
Tabel
1,
dapat
terpisah-pisah. Hal ini dimaksudkan agar
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan
dapat ditemukan berbagai informasi yang
model Project Based Learning yang telah
spesifik dan terfokus pada berbagai informasi
dilaksanakan
yang mendukung pembelajaran dari yang
peningkatan.
menghambat pembelajaran.
dilihat dari siklus I hasil belajar siswa ranah
Hasil Penelitian dan Pembahasan
psikomotor memperoleh rata-rata nilai 71,5
Penelitian tindakan kelas ini terdiri
dengan
pada
dua
Peningkatan
siklus
terjadi
tersebut
dapat
jumlah siswa yang mencapai
dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri
indikator keberhasilan sebanyak 9 siswa atau
dari dua kali pertemuan dan tes hasil belajar
50%
pada akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran
meningkat pada siklus II yang memperoleh
dilaksanakan dengan menggunakan model
rata-rata nilai 84,0 dengan jumlah siswa yang
pembelajaran Penelitian
ini
termasuk
dalam
kategori
kurang
Based
Learning.
mencapai indikator keberhasilan menjadi
menggunakan
instrumen
88,9% dengan kategori sangat baik.
Project
penilitian berupa lembar pengamatan kegiatan
Data hasil psikomotor ini didapat
guru, lembar pengamatan hasil belajar siswa
melalui aspek pengamatan siswa dalam
ranah psikomotor dan afektif, tes akhir siklus
menyiapkan alat dan bahan, menggunakan
siswa berupa soal objektif dan essay untuk
alat dan bahan sesuai fungsinya, ikut serta
pengamatan hasil belajar ranah kognitif.
dalam
pembuatan
proyek,
dan
mempraktekkan hasil proyek yang telah
mendominasi dan memberikan kesempatan
dibuat
kepada seluruh siswa.
dalam
dilakukan
kelompok.
untuk
melihat
Pengamatan perkembangan
Pembelajaran dengan model Project
psikomotor siswa dalam membuat proyek
Based Learning berpengaruh terhadap hasil
dalam pembelajarn IPA dengan model Project
belajar siswa, Didukung dengan kegiatan guru
Based Learning.
dalam menyampaiakan tujuan pembelajaran
Adanya peningkatan
belajar
kepada siswa dengan model Project Based
siswa ranah psikomotor dari kurang menjadi
Learning. Guru memberikan kesempatan
sangat baik karena guru dan siswa sudah
kepada siswa untuk belajar secara langsung,
terbiasa
Based
berlajar bermakna dan bermain sambil belajar
Learning dalam pembelajaran IPA. Guru
dengan melibatkan kerja proyek yang bisa
sudah memahami kegiatan yang diberikan
diamati dan dinilai guru. Berdasarkan hasil
kepada siswa, begitu juga siswa sudah mampu
penelitian
menerima kegiatan tersebut. Sehingga siswa
pembelajaran IPA dengan model Project
sudah tahu apa yang harus dilakukanyan
Based
dalam pembelajaran. Guru dan siswa sama-
meningkatkan hasil belajar siswa.
sama sudah memehami setiap kegiatan yang
2. Data Penilaian Hasil Belajar Siswa
akan
dengan
model
dilaksanakan
hasil
Project
dengan
aturan
yang
kelompok,
tanggung berusaha
jawabnya untuk
dalam
menjadikan
kelompok yang terbaik.
Learning
disimpulkan
yang
bahwa
diterapkan
dapat
Ranah Afektif Tingkat Menanggapi
dijalankan, sehingga hampir keseluruhan menjalankan
dapat
Rata-rata persentase hasil belajar siswa ranah
afektif
mengalami
peningkatan
pembelajaran melalui model Project Based Learning . Hal ini dapat dilihat rata-rata
Peningkatan tersebut terjadi karena peneliti bersama observer pertama melakukan refleksi untuk melihat kekurangan yang
persentasenya pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif pada Siklus I dan Siklus II
terjadi pada siklus I kemudian memperbaiki dan
merancang
kegiatan
pembelajaran
Siklu s
Rata -rata Nila i
I II
67,4 82,3
menjadi baik untuk siklus II. Pada 4 indikator ranah aktivitas
psikomotor siswa,
observer setiap
mengamati
perubahan
dan
peningkatan dikerjakan siswa, tetapi masih
Jumlah Siswa Mencapai Indikator Keberhasil an 7 15
Ketercapai an Indikator Keberhasil an ≥75%
Kriteria Keberhasil an
38,9 83,3
Kurang Baik
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan
didominasi oleh siswa yang berkemampuan
bahwa pembelajaran IPA dengan model
lebih. Kemudian guru menyadari hal tersebut
Project Based Learning dapat meningkatkan
dan memberikan batasan kepada siswa yang
hasil belajar siswa ranah afektif. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan ranah
afektif siswa terhadap target yang diinginkan
Berdasarkan Tabel 3, dilihat dari
yaitu ≥75%. Peningkatan tersebut dapat
persentase ketuntasan hasil belajar siswa
dilihat dari siklus I hasil belajar siswa ranah
klasikal ranah kognitif pada siklus I sebesar
afektif memperoleh rata-rata nilai 67,4 dengan
55,6% yang tuntas dalam pembelajaran IPA
jumlah
indikator
meningkat pada siklus II menjadi 84,4%
keberhasilan sebanyak 7 siswa atau 38,9%
siswa yang tuntas. dapat disimpulkan bahwa
termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus
pembelajaran dengan menggunakan model
II dengan memperoleh rata-rata nilai 82,3 dan
Project Based Learning dapat meningkatkan
jumlah
hasil belajar siswa
siswa
siswa
yang
yang
mencapai
mencapai
indikator
ranah kognitif tingkat
keberhasilan sebanyak 15 siswa atau 83,3%
pengetahuan dan pemahaman pada mata
dengan kategori baik.
pelajaran IPA. Belajar melalui model tersebut
Dengan
model
Project
Based
membuat
anak
belajar
Learning memberikan kesempatan kepada
bersemangat,
siswa dalam kelompok untuk mengatur
mengeluarkan ide dalam kelompok dan
kelompoknya,
mereka
ketika
dalam
kelompok
anak
bermakna,
lebih
aktif
lebih
dan
banyak
kreatif
dalam
tersebut observer mengamati setiap indikator
pembelajaran karena terlibat langsung. Siswa
yang diamati pada masing—masing siswa
bisa
yang diawasi oleh guru. Kemudian pada
pemahamanya sesuai denga materi ajar
siklus II peneliti berusaha memahami model
melalui pembuatan proyek.
untuk diterapkan dlam pembelajaran dan
Kesimpulan dan Saran
siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan
a. Kesimpulan
model tersebut sehingga siswa juga sudah
1. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa
memahami kegiatan model tersebut dalam
ranah psikomotor tingkat memanipulasi
belajar sehingga hasil belajar siswa ranah
pada
afektif meningkat.
persentase 50% menjadi 88,9% dengan
3. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman
model Project Based Learning di kelas
Tabel 3. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I dan Siklus II
Kecamatan Payakumbuh.
mengembangkan
IV
pengetahuan
pembelajaran
SD
Negeri
04
IPA
Taeh
dan
dengan
Baruah
2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa ranah afektif tingkat menanggapi pada
Siklus
I II
Persentase Ketuntasan dan Jumlah siswa Mencapai Nilai ≥ 75% 55,6 (10 Siswa) 83,3 (15 Siswa)
Persentase Tidak Tuntas dan Jumlah siswa belum Mencapai Nilai ≥ 75% 44,4 (8 Siswa) 16,7 (3 Siswa)
Ratarata Nilai
67,9 77,5
pembelajaran IPA dengan persentase 38,9% menjadi 83,3% dengan model Project Based Learning di kelas IV SD Negeri 04 Taeh Baruah Kecamatan Payakumbuh.
3. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif tingkat pengetahuan dan pemahaman
pada
pembelajaran
IPA
dengan persentase 55,6% menjadi 83,3% dengan model Project Based Learning di kelas IV SD Negeri 04 Taeh Baruah
b. Saran 1. Bagi siswa, sebaiknya ketika belajar janganlah memenitingkan diri sendiri dan hargai teman belajar. Ketika belajar dan
lakukan
apa
yang
diperintahkan guru, jangan melakukan pekerjaan
yang
mengganggu
jalanya
pelajaran. 2. Bagi guru, sebaiknya lebih memahami model
pembelajaran
pembelajarann
sesuai
keinginan DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Jakarta: Prenada Media Group Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Kecamatan Payakumbuh.
dengarkan
melaksanakan
Project
Based
Learning (PjBL) dan aplikasikan juga
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Istarani dan Intan Pulungan. 2015. Ensiklopedi Pendidikan. Medan: Media Persada. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta Sapriati, Amalia, dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
dengan
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja Rosdakarya.
3. Bagi pengambil kebijakan di sekolah,
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
terhadap
pelajaran
lainya
sebagusnya..
untuk dapat menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dalam proses pembelajaran
di
sekolah
untuk
meningkatkan mutu sekolah 4. Bagi peneliti lain, disarankan untuk lebih memahami langkah-langkah dari model Project Based Learning (PjBL) agar bisa
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu: Jakarta: Bumi Aksara. Wardhani, I.G.A.K., Kuaswaya Wihardit. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka