PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
RINALDI ADITYA Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan
Abstrak Secara umum tujuan penelitian action research ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar menggiring bola pada permainan sepakbola melalui pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang, penerapan pola pendekatan bermain untuk siswa kelas VI sekolah dasar dan mengetahui efektifitas, efesiensi dan peningkatan hasil belajar menggiring bola pada permainan sepakbola untuk pendidikan jasmani bagi siswa kelas 6 sekolah dasar. Penelitian action research ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri janji, Sumatera Utara. Untuk mengiji keefektifitasan pola pendekatan bermain dapat dilihat dari data psikomotorik dan hasil tes menggiring bola pada permainan sepakbola. Pada hasil tes pembelajaran sebelumnya (pre tes) diperoleh 30% dari kriteria yang diharapkan. Sedangkan tingkat keefektifitasan pada siklus I melalui pendekatan bermain diperoleh 70% dari kriteria yang diharakan. Kemudian dilanjutkan melalui pola pendekatan bermain pada permainan sepakbola, tingkat keefektifitasan pada siklus II diperoleh 86% dari kriteria yang diharapkan, artinya mengalami peningkatan sebesar 66%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : (1) dengan pola pendekatan bermain untuk pendidikan jasmani, siswa dapat belajar dengan lebih efektif dan efesien, dan meningkatkann hasil belajar menggiring bola. (2) dengan pola pendekatan bermain, siswa lebih termotifasi serta aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Kata Kunci : Pola Pendekatan Bermain, Peningkatan Hasil Belajar Menggiring Bola
Pendahuluan Sekolah
sebagai satu-satunya cara agar manusia merupakan
lembaga
pada zaman sekarang dapat hidup lebih
pendidikan yang mempunyai tugas untuk
baik
menghantarkan
didik
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
yang
tergantung pada proses belajar mengajar di
dipercaya
kelas. Kegiatan belajar mengajar bertujuan
mengembangkan dimilikinya.
peserta segala
Sekolah
potensi juga
dimasa
yang
akan
datang.
untuk
membawa
peserta
didik
pada
perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini kelihatan cukup
keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan Sebagai
dan
sub
pertumbuhan
sistem
dari
watak.
pendidikan
simpel dan sederhana, akan tetapi bila
nasional, kegiatan jasmani di sekolah
pengertian ini ditelaah lebih dalam, maka
wajib diikuti oleh semua siswa.
akan terlihat lebih rumit dan begitu
Pembelajaran Pendidikan Jasmani
kompleksnya proses yang dituntut dalam
di sekolah masih cenderung dilaksanakan
mengelola pelajaran itu sendiri. Hal ini
dengan menggunakan pendekatan teknis
bisa dipahami karena membawa peserta
dalam
didik ke arah perubahan yang diinginkan.
olahraga.Artinya, menitik beratkan pada
Dalam proses pembelajaran di sekolah
penguasaan teknik dasar kecabangan dan
terdapat
kurang
banyak
unsur
yang
saling
mengajarkan
suatu
mementingkan
cabang
kemampuan
berkaitan dan menentukan dalam proses
pemahaman
siswa
belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut
permainan
itu
adalah pendidik (guru), peserta didik
pendekatan teknis akan menyulitkan siswa
(siswa), kurikulum pengajaran, tes dan
dalam memahami makna permainan dalam
lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam
suatu cabang olahraga, dampaknya siswa
proses pembelajaran tersebut juga sangat
tidak tertarik pada proses pembelajaran.
berperan
Suasana yang kurang menyenangkan dan
dalam
keberhasilan
belajar
mengajar.
terhadap sendiri.
hakekat Penerapan
menggembirakan tersebut akan membuat
Pendidikan jasmani memiliki peran
siswa kurang termotivasi dalam mengikuti
yang sangat penting dalam pengembangan
pelajaran pendidikan jasmani di sekolah
siswa.Pendidikan
atau di luar sekolah.
sebagai
jasmani
sarana
berperan
pembinaan
pengembangan
individu
dan maupun
Salah satu cabang olahraga yang populer
yang
terdapat
di
kurikulum
kelompok dalam menunjang pertumbuhan
pendidikan baik ditingkat SD, SMP, SMA
dan perkembangan jasmani, kesehatan,
maupun SMK yaitu Permainan sepak bola.
mental, sosial, serta emosional yang serasi,
Sepak bola adalah merupakan permainan
selaras dan seimbang.
yang dimainkan oleh dua regu yang
Pendidikan jasmani adalah suatu
masing-masing regu terdiri dari 11 orang
proses pendidikan yang dilakukan secara
pemain,
sadar dan sistematis melalui berbagai
sebuah bola bundar ke gawang lawan
aktivitas memperoleh
jasmani
bermain
untuk
memasukkan
dalam
rangka
(mencetak gol). Tim yang membuat gol
kemampuan
dan
lebih banyak maka tim tersebut menjadi
pemenangnya. Biasanya dalam jangka
terhadap permainan para pemain sepak
waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya
bola.
untuk menentukan pemenang jika hasilnya
pemain harus menguasai teknik yang telah
Dari observasi dan informasi yang dilakukan peneliti diketahui bahwa siswa SD Negeri 112146 Janji, pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam materi sepak bola, dimana siswa masih banyak belum memahami teknik-teknik dasar sepak bola, khususnya dalam menggiring bola. Partisipasi siswa dan peran aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. Hal ini disebabkan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru pendidikan jasmani yang monoton. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, khususnya dalam materi sepak bola yaitu menggiring bola, guru cenderung melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan teknis dalam mengajarkan suatu cabang olahraga. Artinya, guru masih menitik beratkan pada penguasaan teknik kecabangan yang menimbulkan proses pembelajaran yang monoton bagi siswa dan kurang mementingkan kemampuan pemahaman siswa terhadap hakekat pendidikan jasmani itu sendiri. Penerapan pendekatan teknis akan menyulitkan siswa dalam memahami makna permainan dalam suatu cabang olahraga dampaknya siswa tidak tertarik pada proses pembelajaran. Suasana yang kurang menyenangkan dan menggembirakan tersebut akan membuat siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di sekolah atau di luar sekolah. Guru pendidikan jasmani perlu
dipelajari dengan baik, karena teknik
memberikan perhatian atau merespon
menggiring bola (dribbling) adalah salah
gejala ini, tidak mengangap hal ini sebagai
satu teknik yang sangat berpengaruh
hal biasa. Apalagi hal ini dibiarkan
seri. Akan diadakan pertambahan waktu 2 x 15 menit dan apabila dalam babak pertambahan waktu hasilnya masih seri maka
akan
penalty.
diadakan
Peraturan
adu tendangan
terpenting
dalam
permainan sepak bola adalah para pemain tidak boleh menyentuh bola selama dalam permainan terkecuali penjaga gawang. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan permainan sepak bola, pemain atau siswa harus menguasai teknik-teknik dasar sepak bola yang baik. Teknik dasar bermain
sepak
pengolahan
bola
bola
adalah
maupun
cara
pengolahan
gerakan tubuh dalam bermain sepak bola. Untuk dapat bermain sepak bola dengan baik, pemain atau siswa harus menguasai teknik
dasar
sepak
bola
dengan
baik.Teknik-teknik dasar dalam permainan sepak bola terdiri dari beberapa macam yaitu, stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola ke gawang), passing
(mengumpan),
(menyundul
bola),
(menggiring
bola).Khususnya
teknik
dribbling
dan
heading dribbling
(menggiring
dalam bola),
berlarut-larut
dikhawatirkan
akan
menurunkan hasil belajar siswa secara
dengan adanya perhatian atau pengamatan
umum. Perlu dicari solusi yang tepat
awal
dalam masalah ini, agar siswa lebih
merupakan awal dari kegiatan penelitian
tertarik
pembelajaran
yang menimbulkan suatu pertanyaan atau
pendidikan jasmani, terutama pada materi
masalah. Yang pada dasarnya merupakan
sepak bola. Dalam hal ini salah satu
penelitian yang sistematis dengan tujuan
alternatif
untuk
dalam
proses
yang
dilakukan
dalam
terhadap
fakta
memperoleh
atau
fenomena
pengetahuan
yang
memecahkan masalah tersebut adalah
bemanfaat untuk menjawab pertanyaan
dengan mencoba menerapkan metode
atau
pendekatan bermain dalam menggajarkan
kehidupan sehari hari.
materi menggiring bola pada permainan sepak bola.
memecahkan
Penelitian
masalah
dalam
tindakan
adalah
penelitian tentang hal-hal yang terjadi di
Diharapkan dengan memasukan
masyarakat atau kelompok sasaran, dan
unsur permainan dan kegembiraan didalam
hasilnya langsung dapat dikenakan pada
setiap proses pembelajaran , disertai
masyarakat yang bersangkutan.Ciri atau
pemenuhan kebutuhan psikologi anak
karakteristik
seusia tingkat Sekolah Dasar yang lebih
tindakan adalah adanya partisipasi dan
mengetengahkan sifat egois disertai ingin
kolaborasi antara peneliti dengan anggota
menunjukan kepada halayak ramai bahwa
kelompok sasaran. Penelitian tindakan
dia mempunyai kemampuan lebih, maka
adalah salah satu strategi pemecahan
secara
peningkatan
masalah yang memanfaatkan tindakan
kemampuan menggiring bolanya akan
nyata dalam bentuk proses pengembangan
meningkat pesat.
inovatif yang “dicoba sambil jalan” dalam
automatisasi
Penelitian merupakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk masalah
serta
menghadapi
tantangan lingkungan sekitarnya dalam mengambil keputusan. Seperti yang yang Indrianto dan supomo nyatakan bahwa penelitian
merupakan
keinginan
untuk
dalam
penelitian
mendeteksi dan memecahkan masalah.
Konsep Penelitian Tindakan
mengatasi
utama
refleksi
mengetahui
dari sesuatu
berupa fakta-fakta atau fenomena alam,
Dalam
prosesnya,
pihak-pihak
yang
terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Menurut Grenwood dan Levin penelitian tindakan menggabungkan tiga unsur terkait , yaitu riset , aksi dan partisipasiDengan diketemukan
demikian
pemahaman
akan mengenai
praktik tersebut dan lingkungan dimana praktik tersebut dilaksanakan Terdapat dua
esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan
jalanan, dalam waktu yang tidak dapat
dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan
ditentukan sebelumnya.
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga
Memandang hasil belajar sebagai
area: (1) Untuk memperbaiki praktik; (2)
keluaran dari suatu system pengolahan dari
Untuk pengembangan profesional dalam
berbagai
arti
meningkatkan
masukan.Berbagai
system
kemampuan
para
masukan tersebut berupa perbuatan atau
praktek
yang
kinerja (performance). Membedakan dua
dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki
jenis hasil belajar yaitu pengetahuan dan
keadaan atau situasi di mana praktik
keterampilan.
praktisi
terhadap
tersebut dilaksanakan.
Menggiring Bola
Hasil Belajar
Menurut
Berbagai macam pendapat serta pandangan
dikemukkan
Mielke
(Dribbling)
adalah
pakar
keterampilan dasar gerak dalam permainan
pendidikan tentang pengertian “ belajar”
sepakbola karena semua harus mampu
dan “hasil belajar”pada dasarnya terdapat
menguasai bola saat sedang bergerak,
kesamaan sebagai berikut : (1) belajar
berdiri, atau bersiap melakukan operan
adalah terjadinya perubahan pada individu
atau tembakan. Ketika permain telah
yang melakukan belajar, (2) hasil belajar
menguasai kemampuanmenggiring secara
adalah
efektif, sumbangan mereka di dalam
kemampuan
oleh
Menggiring
Danny
individu
setelah
melalui proses belajar, meliputi belajar
pertandingan
akan
sangat
besar.
kognitif,efektif, dan psikomotor.
Menggiring bola adalah suatu upaya yang
Menurut Slameto “hasil belajar
di lakukan oleh seorang pemain sepakbola
siswa adalah kemampuan yang dicapai
untuk membawa bola di daerah ruang
siswa setelah proses belajar mengajar”.
gerak yang sempit, di mana pemain berada
Jadi, tingkat pencapaian hasil belajar siswa
di antara para pemain lawan. Menggiring
diperoleh setelah mengikuti proses hasil
merupakan
belajar. Belajar adalah perubahan tingkah
sepakbola yang sangat penting sekali
laku yang relatif mantap berkat latihan dan
untuk dimiliki oleh seorang pemain,
pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh
karena menggiring itu sendiri sering kali di
manusia merupakan bagian dari hidupnya,
pergunakan oleh para pemain dalam
berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan
melakukan serangan ke daerah gawang
di mana saja, baik di sekolah, di kelas, di
lawan.
salah
satu
teknik
dasar
Metodologi Penelitian Penelitaan ini dilaksanakan di SDN 11246 Janji Rantau Prapat Sumatera Utara, pelaksaan waktu penelitian pada tanggal 5 Maret 2014 dengan jumlah sampel 30 orang siswa/siswi kelas VI yang diambil Gambar 1 . Menggiring bola
dengan
Pendekatan Bermain Pendekatan bermain dalam proses belajar
mengajar
adalah
sampling.
Metode
digunakan
adalah
teknik
total
penelitian
yang
metode
Penelitian
Tindakan (Action Research),dengan disain
yang
kemmis dan taggart Penelitian tindakan
dilakukan oleh guru dalam menyiasati
merupakan salah satu bentuk rancangan
proses belajar agar tujuan pengajaran yang
penelitian,
sudah
penelitian
ditetapkan
usaha
menggunakan
dalam
program
dimana
dalam
rancangan
tindakan
peneliti
pengajaran dapat diserap oleh siswa secara
mendeskripsikan, menginterpretasikan dan
efektif. Pendekatan bermain salah satu
menjelaskan suatu situasi social pada
bentuk kegiatan di dalam proses mengajar
waktu yang bersamaan dengan melakukan
pendidikan jasmani. Hal ini dikarenakan
perubahan atau intervensi dengan tujuan
bermain
perbaikan atau partisipasi. Pelaksanaan
dalam
pendidikan
jasmani
merupakan bagian dari belajar, hal ini
penelitian
didasari oleh :Bermain dan permainan
sebagai kolaborator dan guru kelas sebagai
merupakan
pelaksana
alat
pendidikan
melalui
melibatkan
rekan
tindakan.Hasil
akhir
kegiatan
akan terjadi stimuli mengembangkan daya
meningkatkan hasil belajar khususnya
pikir dan kemampuan fisik atau jasmani.
pembelajaran pendidikan jasmani pada
Bila anak-anak mendapatklan kesempatan
materi menggiring bolauntuk siswa kelas
bermain yang sesuai dengan pilihannya,
VI SDN 112146 Janji.
tidak
merugikan,
pernah
terjadi
hal-hal
bahkan
akan
terjadi
nilaitambah baginya mengenai kebutuhan materi
pengembangan
pengembangan emosional.
diri
dan
tindakan
dari
aktifitas jasmani, bahwa dengan bermain
maka
penelitian
sejawat
adalah
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan bermain
dapat
pembelajaran
memperbaiki
menggiring
bola
proses pada
permainan
Sepak
Bola
sehingga
dapat dilihat dari jumlah nilai sikap
diharapkan hasil belajar siswa lebih baik
kaki pada saat menggiring bola
dari sebelumnya.
yang berjumlah 110 dengan rata-
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa pada siklus I masih banyak
rata 3,4 2.
Masih banyak siswa yang belum
siswa yang belum mencapai ketuntasan
bisa menggiring bola, hasil tersebut
belajar secara klasikal.Hal ini di karenakan
dapat dilihat dari jumlah nilai sikap
terdapat kesulitan-kesulitan yang di alami
kepala
siswa selama pembelajaran, pada siklus II
bolayang
peneliti melakukan penambahan variasi
terendah dengan jumlah 44 dengan
pembelajaran sehingga pada siklus II
rata-rata 2,2.
pembelajaran dapat meningkat.
3.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat
bahwa
pada
siklus
I
pada
saat
menggiring
menunjukak
angka
Masih banyak siswa yang belum bisa menggiring bola, hasil tersebut
hasil
dapat dilihat dari jumlah nilai sikap
persentase klasikal sebesar 70%, kemudian
tangan pada saat menggiring bola
meningkat menjadi 86% pada siklus
yang berjumlah 81 dengan rata-rata
II.Dari analisis data juga dapat diketahui
2,7.
bahwa hasil belajar siswa dari tes hasil
Berdasarkan
belajar sebelum menggunakan penerapan
dilakukan, terlihat bahwa pada siklus I
pendekatan bermainmasih sangat rendah
persentase klasikal sebesar 70%, kemudian
yaitu 63. Maka dilakukan pemberian
meningkat pada siklus II menjadi 86%.
penerapan pendekatan bermain
dalam
Hasil belajar menggiring bola siswa secara
proses pembelajaran menggiring bola.
KKM pada siklus I mencapai 71,3%.
Dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
Pembelajaran
dari tes hasil belajar siklus I menggunakan
secara klasikal setelah siklus II, ini
penerapan
telah
dikarenakan pemberian motivasi yang
memenuhi kriteria ketuntasa yaitu 71,3
memicu semangat siswa untuk belajar dan
akan tetapi hasil belajar secara klasikal
penambahan variasi dan model- model
belun tuntas yaitu 70%. Hal ini di
pendekatan pembelajaran. Sedangkan pada
karenakan
terdapat
siklus I, siswa belum terbiasa dengan
yang
alami
di
pendekatan
bermain
kesulitan-kesulitan
siswa
selamaproses
pembelajaran, antara lain sebagai berikut: 1.
hasil
penelitian
menggiring
bola
yang
tuntas
metode mengajar yang diberikan peneliti, sehingga siswa perlu beradaptasi dengan
Masih banyak siswa yang belum
metode
belajar
yang
diberikan
oleh
bisa menggiring bola, hasil tersebut
peneliti. Salah satu penyebab ketidak
berhasilan pencapaian tujuan program pengajaran
yang direncanakan
kekurangan
Kesimpulan
adalah
pengetahuan
atau
ketidakmampuan untuk memilih metode yang digunakan sehingga anak didik tidak dapat mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa dalam melakukan teknik dasar menggiring bola dalam pada permainan Sepak Bola
Kendala yang dihadapi siswa dalam
masih rendah. Dari 30 siswa putra maupun
proses belajar mengajar karena kurang
putri terdapat 9 siswa (30%) yang telah
terbiasa dengan metode mengajar yang
mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 21
diberikan guru. Karena selama ini metode
siswa (70%) belum mencapai ketuntasan
mengajar yang diterima siswa tidak pernah
belajar. Dengan nilai rata-rata KKM siswa
bervariasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
adalah 63. Pada siklus I dapat dilihat
Soeitoe (1990:52) “Salah satu penyebab
kemampuan siswa dalam melakukan tes
ketidakberhasilan
hasil
pencapaian
tujuan
belajar
secara
klasikal
sudah
program pengajaran yang direncanakan
meningkat. Dari 30 siswa terdapat 21 siswa
adalah
atau
(70%) yang telah mencapai ketuntasan
ketidakmampuan untuk memilih gaya
belajar sedangkan 9 siswa (30%) belum
mengajar yang digunakan sehingga anak
mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai
didik
rata-rata
kekurangan
tidak
dapat
pengetahuan
mencapai
tujuan
pengajar”.
dan
menerapkan
metode
pembelajaran yang di prediksi akan lebih efektif untuk memudahkan siswa dalam belajar di kelas dan diluar kelas maupun belajar
siswa
adalah
71,3.
Sedangkan pada siklus II dapat dilihat
Dalam artian pengajar harus mampu memilih
KKM
mandiri.
Suksesnya
seseorang
dalam pelajarannya adalah sebagai hasil kesanggupan dan kemampuan yang ada pada siswa, sebagian lagi karena metode mengajar dan belajar yang tepat dan sebagian lagi karena lingkungan.
kemampuan siswa dalam melakukan tes hasil
belajar
secara
klasikal
sudah
meningkat. Dari 30 siswa terdapat 26 siswa (86%) yang telah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 4 siswa (14%) belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui Penerapan pembelajaran menggiring bola melalui pendekatan bermain untuk meningkatkan hasil
belajar
menggiring
bola
pada
permaianan sepak bola siswa sekolah dasar.
Implikasi
3. Dengan penerapan metode pendekatan
Berdasarkan
temuan
dan
bermain dalam proses pembelajaran
kesimpulan dari hasil penelitian dapat
menggiring bola ini para siswa lebih
dikemukakan beberapa implikasi sebagai
tertantang, lebih termotivasi dan harus
berikut :
lebih serius, karena guru dan siswa
1. Penerapan metode pendekatan bermain
sudah menyepakati aturan-aturan yang
dalam proses pembelajaranmenggiring
dibuat bersama sebelum pelajaran
bola mmerupakan alternative dalam
dimulai.Karena kalau tidak sungguh-
memecahkan beberapa masalah yang
sungguh dlam mengikuti pelajaran dan
dihadapi
melakukan
guru
dalam
upaya
mengaktifkan siswa dalam belajar
pelanggaran
akan
mendapat hukuman.
serta dalam upaya mentranformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan
jasmani
olahraga
dan
kesehatan, salah satunya adalah nilai disiplin,
karena
guru
berperan sebagai
Saran
penjasorkes
pemimpin siswa,
Sebagai
1.
Disarankan pada Guru Pendidikan
Barat. untuk menggunakan metode atau dengan menggunakan pendekatan
lingkungan
bermain merupakan gaya mengajar
belajar yang mengefektifkan proses
yang
belajar siswa.
dapat
dipergunakan
memperbaiki
2. Dalam setiap pererapan metode guru
menggiring
harus mampu menciptakan kelas yang
proses bola
dalam
pembelajaran
pada
permainan
Sepak Bola.
konduksif agar hubungan interaktif siswa dengan guru, siswa dengan
diberikan
Jasmani SDN 112146 Janji, Bilah
belajar dan mengajar, fasilitator yang menciptakan
dapat
peneliti sebagai berikut :
manajer yang mengelola kegiatan
berupaya
saran
2.
Guru
harus
lebih
memahami
sehingga
pembelajaran dan seluruh rangkain
suasana kelas menjadi aktif dan
proses pembelajaran sehingga saat
menarik. Dalam hal ini guru harus
melaksanakannyasesuai dengan apa
mampu menjadi contoh dan teladan
yang kita harapankan.
siswa
dapat
terwujud
siswanya, tidak hanya dalam kata-kata tetapi juga dalam perbuatan seharihari.
3.
Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan bagi peneliti yang ingin mengangkat judul penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Agus, hernawan.Smart outbound games. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2010 Aqib, Zainal.. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: YramaWidy, 2004 Arikunto Suharsimi, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT BumiAksara, 2008
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekata Praktik.Jakarta :RinekaCipta. 2006 Badan Standar Nasional Pendidikan, Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), 2010 (http://bsnpindonesia.org/id/). Candra .http :// chandrax.wordpress.com/p.01.2010 E. Mills, Geoffrey Action Research A Guide For The Teacher Researcher. USA : Merrill Prentice Hall, 2003. Endang Mulyatiningsih Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung : Alfabeta, 2011. Kunandar, penelitian tindakan kelas. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 2008 Koger, Robert.. Latihan dasar Andal Sepakbola Remaja. Klaten: PT. Saka Mitra Kompetensi, 2007
Lutan,Rusli, J. Hartoto, danTomoliyus, Pendidikan Kebugaran Jasmani ;Orientasi Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga, 2001.
Mielke, Danny . Dasar-Dasar Sepak Bola. Jakarta: PT. Pakar Raya. Mosston, Muska. 2000. Teaching Physical Education. Columbus Charles E and Merril Publishing Company, 2007 Tadki roatun Musfiroh. Cerdas melalui bermain cara mengasah multiple intelligences pada anak sejak usia dini , Jakarta: PT Grasindo, 2008 Purwanto, Ngalim..Psikologi Pendidikan. Bandung Remadja Rosdakarya.1990 Matakupan.Teori Bermain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2000 Muhibbin
Syah.
Jakarta,
Psikologi PT.
Raja
Belajar. Grafindo
Persada.2003 Nurhasan. Tes dan Pengukuran. 2001 : 102 Suwarsih Madya Penelitian
Teori dan Kelas
Praktik (Action
Research).Bandung 2011.
:Alfabeta,
Sucipto dkk, Sepak Bola, Jakarta: Depdikbud, 2000 Sukintaka.TeoriBermain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIRJEN Pendidikan Tinggi Proek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992. Suryo subroto Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Jakarta: RinekaCipta.2013
Slameto.
Belajar dan faktor yang mempengaruhi. Jakarta. Rineka Cipta. 2010
Samsudin. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMP/MTS.Prenada Media Group. 2008 Supandi.Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.Jakarta: DEPDIKBUD.1992