Peningkatan Hasil Belajar Materi K3 Melalui Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Suhajirin (10320034-ST) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Latar belakang masalah. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus
diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar di pandang sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: apakah penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar materi K3 pada siswa kelas X SMK Ma’arif NU Limpung?. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan media pembelajaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar materi K3 pada siswa kelas X SMK Ma’arif NU Limpung. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) Hasil belajar kognitif yaitu terbukti dengan perolehan nilai test dari masing-masing siklus yang mengalami peningkatan. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia yaitu dengan Power Point pada mata pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) siswa X SMK Ma’arif NU 01 Limpung lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan model berbasis multimedia; (2) Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing-masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran berbasis multimedia dengan Power Point. Hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru, pada siklus I presentase kinerja guru masuk ke dalam kategori cukup, tapi pada Siklus II presentase kinerja guru meningkat dan masuk ke dalam kategori baik; dan (3) Dari kedua siklus yang dilakukan pada penelitian kelas tersebut, mengindikasikan bahwa penggunaan media pembeljaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK Ma’arif NU 01 Limpung kelas X pada materi K3.
Kata Kunci : Hasil Belajar, K3, Media Pembelajaran Multimedia. PENDAHULUAN Salah satu masalah yang mendasar dalam dunia pendidikan adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan
sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan menghendaki perencanaan dan pelaksanaan yang matang agar hasil yang diharapkan tercapai dengan maksimal. Meningkatnya hasil belajar merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai metode untuk dapat mencapai tujuan pengajaran secara maksimal. Dalam interaksi belajar mengajar, metode mengajar di pandang sebagai salah satu unsur penting dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Metode pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai sehingga semakin baik penggunaan metode pengajaran semakin berhasil pencapaian tujuan. Hal ini bahwa guru harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pengajaran agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Dapat kita sadari bahwa guru memiliki peran yang cukup besar terhadap baik buruknya hasil belajar siswa. Pemanfaatan media pembelajaran yang diterapkan guru ini memegang peran penting dalam menentukan hasil belajar siswa. Seperti halnya di SMK Ma’arif NU 01 Limpung, dimana sebagian besar guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional, yaitu ceramah. Hal ini tentunya akan menciptakan rasa jenuh pada siswa, sehingga siswa akan malas untuk mendengarkan materi yang disampaikan guru. Untuk itu, guru di sini dituntut untuk bisa menciptakan media-media pembelajaran yang menarik sehingga dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan lebih termotivasi dalam belajar. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Hasil pengamatan sementara yang dilakukan pada siswa kelas X SMK Ma’arif NU 01 Limpung, dimana mayoritas siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran, siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, beberapa siswa kadang kala tidak masuk sekolah, siswa sering meminta ijin meninggalkan ruangan dengan berbagai alasan. Kondisi tersebut mencerminkan semangat belajar siswa yang rendah.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pasal 9 Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Pokok-Pokok Mengenai Tenaga Kerja menyatakan bahwa “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan moral agama”. Untuk mewujudkan perlindungan tenaga kerja tersebut maka pemerintah melakukan upaya pembinaan norma di bidang ketenagakerjaan. Dalam pengertian pembinaan norma ini sudah
mencakup pengertian pembentukan, penerapan, dan pengawasan norma itu sendiri. Persepsi terhadap Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) Persepsi terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan supaya karyawan terjaga dan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Persepsi disini tidak lepas dari respon kognitif yang mana suatu bentuk usaha untuk memahami pertama apa yang dipikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus persuasif, dan kedua bagaimana pikiran serta proses kognitif yang berkaitan menentukan apakah mereka mengalami perubahan sikap dan sejauh mana perubahan itu terjadi. Aspek-aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 1)
Pelatihan Keselamatan Kerja Program pelatihan untuk karyawan baru dan tidak terbiasa melakukan hal-hal yang termasuk dalam isi program kesela matan yang dipertimbangkan. Teknik yang digunakan untuk pelatihan keselamatan misalnya ceramah, peragaan, film dan simulasi kecelakaan.
2)
Kontes dan Publisitas Keselamatan Publisitas keselamatan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yakni poster, buklet, nota khusus, dan artikel terbitan perusahaan. Selain itu, juga dapat dilakukan kontes untuk membantu perkembangan keselamatan. Misalnya dengan melakukan pertandingan antar departemen yang memiliki potensi kecelakaan yang sama.
3)
Pengontrolan Lingkungan Kerja Perancangan tempat kerja dan peralatan yang digunakan merupakan pendekatan utama untuk mencegah kecelakaan dan yang paling efektif.
Sebab-sebab Terjadinya Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja adalah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Garis besar kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu: (1) perbuatan manusia yang tidak membawa keselamatan; dan (2) kondisi atau keadaan yang tidak aman atau tidak selamat.
1) Faktor Perbuatan Manusia a) Pengetahuan (aspek teori) Perbuatan tidak selamat dapat diakibatkan oleh faktor pengetahuan. Misalnya pekerja tidak tahu tentang fungsi suatu komponen mesin atau cara mengoperasikan suatu mesin, tetapi dia nekat mengoperasikan mesin tersebut, maka dapat berakibat kecelakaan. Untuk mengatasi pengetahuan yang kurang (aspek teori), caranya adalah dengan belajar. Belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya belajar secara mandiri lewat buku-buku, bertanya kepada yang lebih ahli/lebih tahu, ikut pendidikan/pelatihan, dll. b) Keterampilan (aspek praktik) Walaupun seseorang sudah tahu dan paham tentang fungsi dan cara kerja suatu mesin, belum menjamin terhindar dari kecelakaan kerja. Misalnya seseorang sudah tahu betul bagaimana cara
mengendarai motor atau mobil, tetapi kurang terampil dalam mengendarai maka dapat mengakibatkan kecelakaan. Cara yang baik untuk meningkatkan keterampilan (aspek praktik) adalah dengan banyak berlatih. Semakin banyak berlatih atau semakin lama bekerja, maka keterampilannya semakin terasah dan semakin mahir dan berpengalaman. c) Sikap/kebiasaan Seseorang yang sudah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan tetapi ceroboh, kurang disiplin, kurang hati-hati, dsb dapat berakibat kecelakaan. Misalkan pengendara mobil yang sudah mahir, namun tidak mematuhi peraturan lalu lintas maka dapat mengakibatkan kecelakaan. Untuk mengubah sikap dan kebiasaan yang kurang baik ini, pekerja harus dilatih untuk disiplin serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku dan mengubah menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik sedikit demi sedikit mulai dari sekarang. 2) Faktor Kondisi a) Kondisi manusia/pekerja Walaupun seseorang sudah berpengetahuan, terampil, dan disiplin, juga belum menjamin terhindar dari kecelakaan. Hal ini dapat terjadi karena faktor kondisi manusia, baik kondisi fisik maupun mental/psikisnya. Misal saat bekerja kondisi badan sedang sakit, ngantuk, stres, dsb. Oleh karena itu pekerja harus menyadari akan hal ini, dengan cara menjaga stamina badan serta menghindari problem-problem psikis dahulu sebelum bekerja, terutama pada pekerjaanpekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi. b) Kondisi mesin/alat Kondisi mesin/alat yang sudah tidak layak kerja atau tidak memenuhi syarat juga dapat mengakibatkan kecelakaan. Untuk mengatasi hal ini, maka sebelum bekerja harus diperiksa terlebih dahulu kondisi mesin, apakah masih layak untuk dioperasikan atau memerlukan perbaikan dahulu, pergantian suku cadang. c) Kondisi lingkungan Faktor lain yang berperan terjadinya kecelakaan kerja adalah lingkungan, baik lingkungan fisik/alam maupun lingkungan sosial. Banyak contoh kasus kecelakaan yang disebabkan oleh faktor ini, misalnya terjadinya kebakaran akibat musim kemarau/panas. Kecelakaan lalu lintas karena kondisi jalan yang buruk, dll. Dari semua faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor perbuatan manusia. Bahkan, baik langsung maupun tidak langsung, semua kecelakaan kerja disebabkan oleh faktor manusia. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Upaya-upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja antara lain 1) Penerapan peraturan-peraturan atau perundangan tentang keselamatan kerja, antara lain: a) Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. b) Kep. Menteri tenaga Kerja No. Kep. 13/Men/1984 tentang Pola Kampanye Nasional Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3).
c) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 2) Pemakaian alat pelindung, yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Secara umum, berbagai alat pelindung meliputi: a) Alat pelindung kepala (berbagai macam topi dan helm). b) Alat pelindung hidung (berbagai macam masker). c) Alat pelindung kaki (berbagai macam sepatu). d) Alat pelindung tangan (berbagai macam sarung tangan). e) Alat pelindung badan (apron, wearpack, baju kerja). 3) Pengaturan ruangan, tata letak mesin dan alat, pengaturan suhu dan sirkulasi udara (dengan AC, kipas angin, ventilasi yang baik), pengurangan kebisingan (dengan peredam suara), penerangan yang baik. 4) Tersedianya tabung pemadam kebakaran, kotak PPPK, dll. Pencegahan dan perlindungan terhadap bahaya zat-zat kimia beracun serta berbagai macam penyakit akibat kerja.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan merujuk pada model Kurt Lewin yang menunjuk empat komponen pokok penelitian yakni: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting) (Aqib, 2006:21). Sedangakn rancangan Penelitian Tindakan Kelas dengan desain Penelitian Tindakan Kelas yang mengacu pada model Kemmis dan Tanggar (1988) yang terdiri dari 4 komponen antara, lain: 1) Perencanaan; 2) Tindakan; 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Subjek Penelitian Penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti lakukan pada siswa kelas X jurusan Teknik Sepeda Motor 2 SMK Ma’arif NU 01 Limpung tahun pelajaran 2011-2012, sebanyak 54 siswa. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari II siklus. Langkah-langkah dari siklus terdiri dari Kegiatan perencanaan (planing) pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Pengumpulan Data Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasi-informasi tentang kemampuan siswa dalam memahami materi K3. Disamping hal-hal tersebut di atas, diperlukan pula data tentang kemampuan guru dalam menyusun RP (Rencana Pembelajaran) dan penguasaan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah daftar nilai hasil belajar pada tahap penjajagan (data awal), daftar nama siswa, peneliti, teman sejawat dan kepala sekolah sebagai
data pendukung, jenis data yang di dapat dari: (1) Proses belajar mengajar; (2) Nilai test siswa; dan (3) Observasi selama pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Metode Observasi
Metode observasi ini digunakan untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung yaitu mengamati aktivitas guru dan siswa saat diterapkan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga gambar. 2. Metode Tes
Metode tes ini digunakan untuk melihat keberhasilan belajar anak setelah dilakukan tindakan. Dimana tes yang digunakan ini disusun sesuai dengan kemampuan siswa yang sebelumnya telah diuji validitas, dan reliabilitasnya. Metode tes digunakan untuk mengetahui informasi tentang data kognitif anak. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk pilihan ganda dengan beberapa alternatif jawaban. 3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan karena sebelum dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencari informasi-informasi tentang daftar hasil belajar anak dari data-data yang diperoleh dari sekolah tersebut. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi mengenai daftar nama siswa, hasil belajar siswa. HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I dilakukan dengan menggunakan empat komponen, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
1. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan persiapan yang berhubungan dengan proses pembelajaran K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point, dengan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam kegiatan pembelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang telah berlangsung selama ini. 2. Tindakan Tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Tindakan dan pengamatan pada pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2012. Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran sebagaimana telah direncanakan pada tahap perencanaan, yaitu melakukan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia (power point).
3. Observasi Tahap ini dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan, dan ini dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mengetahui sejauh mana siswa memiliki minat belajar mata pelajaran K3, dapat kita ukur dengan menggunakan data pada tabel berikut: Tabel 1. Observasi Siswa Siklus I SR R 1 2
No
Aspek yang diamati
1. 2.
Membawa buku paket Membawa buku referensi lain yang ada relevansinya Membawa buku catatan Membawa kelengkapan alat tulis menulis Siswa mendengarkan penjelasan guru Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan guru Keaktifan siswa dalam memberikan komentar tentang pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu powerpoint Antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Antusiasme untuk melakukan pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu power point Ketertarikan siswa dalam pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Ketertiban siswa dalam mengikuti pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa dalam pemahaman materi K3 serta mempraktekkan pada kegiatan praktek setelah menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa memahami K3 dengan ketepatan maksimal setelah menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam waktu yang ditentukan
3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
TOTAL Kriteria Penilaian : SR
: Sangat Rendah (Skor 1)
R
: Rendah (Skor 2)
C
: Cukup (Skor 3)
T
: Tinggi (Skor 4)
S
: Sangat Tinggi (Skor 5)
C 3 X X
T 4
X X X X X
X X
X
X
X
X
X 12
21
4
ST 5
Penskoran : Presentase Skor =
Presentase skor=
skor yang diperoleh x100% skor maksimal
37 x100% 70
52,86%
Melalui lembar observasi pada tabel 1 menunjukkan rata-rata 52,86% yang mengidentifikasikan bahwa minat dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia tergolong dalam kategori cukup. Secara lebih rinci untuk melihat aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Kategori Hasil Observasi Siswa Siklus I No.
Kategori
Rentang Skor
Frekuensi
%
Rata-rata
1.
Sangat tinggi
84% - 100%
0
0
2.
Tinggi
68% - 83%
4
10,81
37 x 100% = 52,86% 70 (Kategori cukup)
3.
Cukup
52% - 67%
21
56,76
4.
Rendah
36% - 51%
12
32,43
5.
Sangat rendah
20% - 35%
0
0
37
100
Jumlah
Sumber : Data primer yang diolah, 2012 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X Teknik Sepeda Motor 2 tergolong memiliki minat belajar mata pelajaran K3 dalam kategori cukup. Kondisi tersebut tentunya berdampak pada hasil belajar yang dicapai siswa. Terbukti pada rata-rata rentang skor yang dicapai sebesar 52,86% atau dalam rentang 52% - 67%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia pada mata pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada siklus I belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. 4. Refleksi Kegiatan refleksi di sini merupakan aktivitas untuk mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil dari tindakan. Berdasarkan hasil dari refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap rencana awal pada siklus II. Pada tahap refleksi ini, peneliti menganalisis hasil tes dan observasi siklus I, dan juga masih terdapat beberapa kelemahan/ kekurangan yaitu antusiasme siswa, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan penerapan model pembelajaran berbsis multimedia yaitu menggunakan Power Point, dikarenakan ini masih merupakan hal baru bagi siswa, selain itu kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam waktu yang ditentukan juga masih rendah. Selain itu unsur kerjasama (saling menyontek)
juga masih terjadi pada siklus ini. Pada siklus I ini siswa masih ada rasa takut untuk bertanya ataupun mengutarakan pendapat di kelas. Siswa masih kurang aktif dalam menjawab maupun berdiskusi. Namun semua kondisi tersebut dapat ditangani oleh guru, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, walaupun hal ini belum dapat berjalan dengan maksimal. Karena hasil tes pada siklus I juga belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan yaitu masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan, maka akan dilakukan tindakan siklus II yang tujuannya adalah untuk memperbaiki kegagalan dan untuk memperbaiki siklus I. Hasil Penelitian Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari dua jam pelajaran, dengan masingmasing jam pelajaran terdiri dari 45 menit, penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 20 Juli 2012, jam 09.30-11.00. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus II dilakukan dengan menggunakan empat komponen, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan Perencanaan siklus II ini dibuat berdasarkan hasil refleksi peneliti bersama guru. Masalah yang ada pada siklus II yaitu belum tercapainya kompetensi dasar sesuai dengan indikator pembelajaran. Dengan melihat siklus I, maka diperlukan suatu perencanaan yang lebih matang untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar pada siklus II. Pada tahap ini tetap dilakukan persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis multimedia seperti pembuatan rencana pembelajaran, lembar pengamatan guru dan siswa, soal evaluasi siklus II, serta ditambah dengan menyiapkan berupa hadiah untuk kelompok siswa yang berhasil mencapai nilai tertinggi. Hal ini untuk memotivasi siswa supaya lebih serius dalam mengerjakan soal. 2. Tindakan Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan diawali dengan appersepsi untuk mengingat kembali materi yang lalu yang masih terkait dengan materi yang akan dipelajari sekarang.
3. Observasi Tahap ini dilakukan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, dan ini dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mengetahui sejauh mana siswa memiliki minat
belajar mata pelajaran K3,
dapat kita ukur dengan menggunakan data pada tabel 3.
No 1. 2. 3.
Tabel 3. Tabel Observasi Siswa Siklus II SR R Aspek yang diamati 1 2 Membawa buku paket Membawa buku referensi lain yang ada relevansinya Membawa buku catatan
C 3 X X
T 4
ST 5
X
No
Aspek yang diamati
4. 5. 6.
Membawa kelengkapan alat tulis menulis Siswa mendengarkan penjelasan guru Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan tentang materi yang diajarkan guru Keaktifan siswa dalam memberikan komentar tentang pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu powerpoint Antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Antusiasme untuk melakukan pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu power point Ketertarikan siswa dalam pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Ketertiban siswa dalam mengikuti pembelajaran K3 dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa dalam pemahaman materi K3 serta mempraktekkan pada kegiatan praktek setelah menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa memahami K3 dengan ketepatan maksimal setelah menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia, yaitu dengan power point Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dari guru dalam waktu yang ditentukan
7.
8. 9.
10.
11.
12.
13.
14.
SR 1
R 2
C 3 X X
T 4
ST 5
X X
X X
X X
X
X
X
X
TOTAL Kriteria Penilaian : SR
: Sangat Rendah (Skor 1)
R
: Rendah (Skor 2)
C
: Cukup (Skor 3)
T
: Tinggi (Skor 4)
S
: Sangat Tinggi (Skor 5)
Penskoran : Presentase Skor =
skor yang diperoleh x100% skor maksimal
12
16
35
Presentase skor=
63 x100% 70
90%
Melalui lembar observasi pada tabel 3 menunjukkan rata-rata 90% yang mengidentifikasikan bahwa minat dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) dengan menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia tergolong dalam kategori sangat tinggi. Secara lebih rinci untuk melihat aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Kategori Hasil Observasi Siswa Siklus II Rentang Skor Frekuensi % Rata-rata
No.
Kategori
1.
Sangat tinggi
84% - 100%
35
55,55
2.
Tinggi
68% - 83%
16
25,4
3.
Cukup
52% - 67%
12
19,05
4.
Rendah
36% - 51%
0
0
5.
Sangat rendah
20% - 35%
0
0
63
100
Jumlah
63 x 100% = 93% 70 (Kategori sangat tinggi)
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa kelas X Teknik Sepeda Motor 2 tergolong memiliki minat belajar mata pelajaran K3 dalam kategori sangat tinggi. Kondisi tersebut tentunya berdampak pada peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Terbukti pada rata-rata rentang skor yang dicapai sebesar 90% atau dalam rentang 84%-100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia pada mata pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada siklus II dapat dikatakan berhasil. 4. Refleksi Gambaran secara umum pelaksanaan Siklus II ini sudah baik. Hasil refleksi pada Siklus II guru sudah terampil dalam memberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran berbsis multimedia; peran guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus, hal ini tampak pada hasil yang diperoleh siswa baik secara klasikal maupun rata-rata ; siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan baik, dan tingkat motivasi terlihat tampak lebih aktif, antusias dalam pembelajaran. Dari penelitian pada Siklus II diperoleh analisis data-data yang nyata bahwa setelah adanya model pembelajaran berbasis multimedia yang diterapkan ke siswa pada mata pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), terlihat jelas adanya suatu peningkatan hasil belajar yang dicapai. Secara keseluruhan, hasil pelaksanaan siklus II dengan nilai rata-rata pada test evaluasi siklus II sebesar 87,69 dengan ketuntasan klasikal 92,31%. Dari segi kognitif ada 4 siswa yang belum tuntas.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil belajar kognitif yaitu terbukti dengan perolehan nilai test dari masing-masing siklus yang mengalami peningkatan. Hasilnya terdapat perbedaan hasil belajar siswa sesudah menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia yaitu dengan Power Point pada mata pelajaran Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) siswa X SMK Ma’arif NU 01 Limpung lebih baik dibandingkan dengan sebelum menggunakan model berbasis multimedia. 2. Terdapat peningkatan kinerja guru dari masing-masing siklus. Guru lebih bersemangat dan lebih bisa menarik perhatian siswa dengan bantuan model pembelajaran berbasis multimedia dengan Power Point. Hal ini terbukti dari naiknya presentase kinerja guru, pada siklus I presentase kinerja guru masuk ke dalam kategori cukup, tapi pada Siklus II presentase kinerja guru meningkat dan masuk ke dalam kategori baik. 3. Dari kedua siklus yang dilakukan pada penelitian kelas tersebut, mengindikasikan bahwa penggunaan media pembeljaran berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMK Ma’arif NU 01 Limpung kelas X pada materi K3.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, 2006, Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Yrama Widya Arikunto S, 2005, Manajemen Penelitian, Jakarta: 75 Rineka Cipta. Arsyad, 2006, Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Azwar, S, 2002, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdiknas
Kependidikan, 2003,
DikMenJur, 2003, Mengikuti Prosedur Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Yogyakarta: DepDikNas Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta Djamarah, S.B, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: P.T. Rineka Cipta. Ena, Ouda Teda, 2001, Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi, Yogyakarta: Indonesian Language and Culture Intensive Ciurse Universitas Sanata Dharma. www.ialf.edu/kipbipa/papers/oudatedaena.doc (unduh: Juni 2012) Gerlach & Ely, 1971, Teaching and Media : A Systematic Approach, Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon, Copyright 1980 by Pearson Education Indrawijaya, I, 2000, Perilaku Organisasi, Bandung: Sinar Baru Algensindo Kemmis, S, and McTaggart, R, 1988, The Action Research Reader, Victoria, Deakin University Press
Miner, J.B, 1992, Industrial Organizational Psychology, McGraw-Hill, Inc. Muhtadin, 2006, ”Peningkatan Hasil Belajar Otomotif melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Multimedia pada Siswa Kelas X SMK N 2 Yogyakarta”, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Tidak Dipublikasikan. Novian Wahyu S, 2005, “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia untuk Mata Pelajaran Fisika Bahasan Kinematika Gerak Lurus”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Tidak Dipublikasikan. Hamalik, Oemar, 2003, Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya, Bandung : Tarsito Rohani, Ahmad, 1997, Media Instruksional Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta. Sabri, Ahmad, 2007, Strategi Belajar Mengajar Mikro Teaching, Ciputat: Quantum Teaching. Samodra, D.W, 2009, Pengertian Multimedia Pembelajaran, [online], tersedia: http://jatengklubguru.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=8 [Juni 2012] Silalahi, Bennet N.B, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana, 2001, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya ______, 2005, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Suma’mur, 1989, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung Supriyatna, 2008, Penggunaan Multimedia Interaktif (Mmi) Model Drill and Practice untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Mesin (Dkktm), Bandung: Tidak dipublikasikan. Yusra,
Dhoni, 2005, Pentingnya Implementasi K3 dalam Perusahaan, http://www.indonusa.ac.id/home/index.php?option=com_content&task=view&id=592&itemi d=56, (unduh Juni 2012)