PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TIK MELALUI PENDEKATAN EKSPLORASI ELABORASI DAN KONFIRMASI SISWA SMA AL-AZHAR BATAM
SURYO HARTANTO
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGIDAN KEJURUAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode September 2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TIK MELALUI PENDEKATAN EKSPLORASI ELABORASI DAN KONFIRMASI SISWA SMA AL-AZHAR BATAM
SURYO HARTANTO
Artikel ini disusun berdasarkan tesis Suryo Hartanto untuk persyaratan wisuda periode September 2012 yang telah direviu dan disetujui oleh kedua pembimbing
Padang, September 2012
PENINGKATAN HASIL BELAJAR T I K MELALUI PENDEKATAN EKSPLORASI ELABORASI KONFIRMASI SISWA SMA AL-AZHAR BATAM Suryo Hartanto1, Syahron Lubis2, Fahmi Rizal3 Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dapat meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan proses yang ada dala belajar berupa motivasi dan keaktifan belajar siswa. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas dengan melalui dua tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan di SMA Al-Azhar Batam, subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS, pada mata pelajara TIK. Data penelitian dikumpulkan dengan mengunakan metode test dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara diskriptif. Hasil penelitian ditunjukan sebagai berikut: (a) Penggunaan pendekatan eksplorasi elaborasi, dan konfirmasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (b) Penggunaan pendekatan eksplorasi elaborasi, dan konfirmasi dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar TIK. Abstract The study was conducted to determine whether learning approaches Exploration, Elaboration, and Confirmation can improve learning outcomes and enhance the learning process in the form of active learning and student motivation. This is an action research. Action research through two stages: planning, implementation, observation and reflection. The study was conducted at Al-Azhar High School Batam, study subjects were students of class XI IPS, the subject is TIK course. Data were collected using the method of test and observation. The data obtained were analyzed diskriptif. The following results: (a) The use of exploration, elaboration and confirmation approach can improve student learning outcomes, (b) use of exploration, elaboration and confirmation approach can increase student motivation and learning activities of TIK. Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
1
2
Pendahuluan Dalam proses pembelajaran, guru mengharapkan tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Sementara itu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yaitu kompetensi akademik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi vokasional. Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai siswa secara menyeluruh, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan bertanggung jawab. Pada pendidikan SMA, kurikulum TIK bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada siswa untuk: 1) Memahami TIK, 2) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan TIK, 3) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan TIK, 4) Menghargai karya cipta di bidang TIK. Sedangkan pembelajaran TIK di SMA mencakup aspek-aspek sebagai berikut: 1) Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi, 2) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindahkan data dari satu perangkat ke perangkat lainnya, 3) Menciptakan karya baru dari berbagai data yang diperoleh dengan menggunakan TIK dan berbagai perangkat lunak yang relevan. Hasil belajar yang rendah bisa diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya siswa
kurang
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran,
siswa
mempunyai
kecenderungan tidak tertarik kepada materi pembelajaran dan lebih tertarik untuk mengeksplorasi alat peraga untuk melakukan hal yang tidak berhubungan dengan
3
materi pembelajaran. Selain itu sikap yang demikian menunjukan bahwa motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran TIK masih sangat rendah. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Wardiman Djojonegoro menyatakan, “pendidikan harus memiliki link and match dengan dunia kerja. Upaya ini dilakukan agar lulusannya bisa mudah terserap di lapangan kerja. Namun, hal itu belum bisa dilakukan dengan optimal sampai saat ini. Untuk membuat dunia pendidikan dan dunia kerja selaras, maka mutu pendidikan di sekolah-sekolah
harus
terus
ditingkatkan.
Sebab
kalangan
perusahaan
membutuhkan lulusan berkualitas baik”, (Najamudin: 2012). Kebutuhan akan tenaga kerja yang handal dan berkualitas sesuai dengan dunia kerja sangat perlu untuk dikembangkan. Melalui mata pelajaran TIK diharapkan dapat memenuhi salah satu permintaan tersebut. Maka kebutuhan akan mata pelajaran TIK pada dunia industri atau dunia kerja menjadi masalah yang signifikan. Hasil belajar mata pelajaran TIK dalam salah satu upaya menambah kemahiran dan pengetahuan untuk memenuhi kriteria dunia kerja, seharusnya dengan hasil yang tinggi atau baik, namun kenyataannya hasil belajar mata pelajaran TIK di SMA Al-Azhar Batam saat ini masih tergolong rendah, sehingga perlu diupayakan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran TIK di SMA Al-Azhar Batam. Hasil belajar yang rendah merupakan masalah yang layak untuk dipecahkan. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dapat dikatan sebagai sebuah produk sedangkan proses yang harus dilalui untuk mendapatkan produk yang baik adalah dengan adanya motivasi siswa dalam belajar serta aktivitas yang dapat
4
mendorong secara psikologis siswa untu mendapatkan tujuan pembelajaran. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi, makin tepat motivasi yang diberikan maka akan mendukung aktivitas siswa kepada tujuan yang diinginkan. Hergenhanh dan Olson (2008:4), Belajar adalah sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan mendahului perubahan perilaku, dalam kerangka definisi ini, belajar ditempatkan sebagai variabel pengintervensi atau variable perantara. Hasil belajar adalah sebuah pencapaian dari sebuah proses pembelajaran atau sesuatu yang dihasilkan oleh proses belajar. Dalam proses belajar mengajar, motivasi dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang dimulai dari adanya kebutuhan, kemudian timbul keinginan untuk memuaskannya (mencapai tujuan), sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan). Dalam Sardiman (2004:75), motivasi dapat dikatan sebagai usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila dia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Sedangkan keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran aktif (active learning) adalah proses belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukan aktivitas belajar, berupa hubungan interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk menyimpulkan pemahaman daripada hanya sekedar menerima pelajaran yang diberikan. Dalam Permendiknas No.41 tahun 2007 tentang standar proses, terdapat 3 proses yang harus dilalui oleh siswa pada kegiatan inti di kegiatan pembelajaran yaitu:
5
“Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi”. Pendekatan Eksplorasi: Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan siswa untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini siswa menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. (Rahmat: 2009). Pendekatan Elaborasi: Pendekatan elaborasi yang dipentingkan adalah fungsifungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Dalam Uno (2011: 142) dua bidang kajian psikologi kognitif
yang secara langsung mendukung kesahihan teori
elaborasi yaitu: 1).Teori tentang struktur representasi kognitif dan 2). Proses ingatan, yaitu mekanisme penyandian, penyimpanan dan pengungkapan kembali apa yang telah disimpan dalam ingatan. Menurut Reigeluth (1996):
“Elaboration theory proposes seven major strategy components: (1) an elaborative sequence, (2) learning prerequisite sequences, (3) summary, (4) synthesis, (5) analogies, (6) cognitive strategies, and (7) learner control. The first component is the most critical as far as elaboration theory is concerned. The elaborative sequence is defined as a simple to complex sequence in which the first lesson epitomizes
6
(rather than summarize or abstract) the ideas and skills that follow. Epitomizing should be done on the basis of a single type of content (concepts, procedures, principles), although two or more types may be elaborated simultaneously, and should involve the learning of just a few fundamental or representative ideas or skills at the application level”. Pendekatan Konfirmasi: Kebenaran ilmu pengetahuan adalah relatif. Sesuatu yang saat ini dianggap benar bisa berubah jika kemudian ditemukan fakta baru yang bertentangan dengan konsep tersebut. Oleh karena itu, sikap keilmuan selalu terbuka dalam memperbaiki pengetahuan sebelumnya berdasarkan penemuan terbaru. Tujuan dasar dilaksanakanya pendekatan pembelajaran model tersebut adalah membuat perpaduan yang dinamis ketiganya menjadi sebuah kesatuan sehingga saling mendukung satu dengan yang lain, dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. Pendekatan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi Sumber: Rahmat (2009) Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Ary dan Jacobs (2006: 538): “Action research is about taking action based on research and researching the action taken. Action research has been used in variety of settings, including schools, hospitals, health clinics,
7
community agencies, governments units, and other environments. It can be used to enhance everyday work practices, to resolve specific problems, and to develop special projects and programs”. PTK Menurut Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2006: 66) digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Sikulus PTK Kemmisdan Taggart Sumber: Wiriaatmadja (2006:15) PTK terbagi menjadi 4 tahapan kegiatan yang terdiri dari: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Hasil belajar dianalisa dengan KKM dalam hitungan persentase, yang sudah ditetapkan dan hasil akhir digunakan uji t untuk melihat perbandingan antara siklus I dan siklus II. Instrumen penelitian penilaian hasil belajar dengan menggunakan test yang dianalisis dengan program anates. V4, dengan hasil: Jumlah Subyek= 30 siswa, dengan 40 butir soal, didapatkan rata-rata skor = 32.33, Simpang Baku= 6.89, KorelasiXY= 0.93, Reliabilitas Tes= 0.96. Butir soal dinyatakan baik apabila apabila reliabilitas yang didapat pada rentang ≥ 0.7, namun akan lebih baik bila ≥ 0.8 (Syahron lubis, 2011:78). Instrumen test belajar juga diuji dengan
8
SPSS,didapatkan hasil butir soal dengan korelasi diatas 0.364
Motivasi belajar dilakukan dalam bentuk angket, hasil akhir digunakan perhitungan dalam persentase dengan rumus dan kategori derajat pencapaian. Instrumen motivasi belajar diujicobakan dengan hasil reliabilitas 0.918. Aktivitas belajar dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh guru kemudian hasil akhir dilakukan perhitungan dalam persentase total pada aktivitas yang berlangsung selama pembelajaran.
Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Hasil penelitian Penelitian tindakan kelas ini diakhiri setelah menyelesaikan 2 siklus yang dijalankan. Siklus I Siklus I dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada
tanggal 29 Februari s/d 7 Maret 2012. a. Hasil Belajar Hasil belajar mata pelajaran TIK dengan menggunakan metode Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi belum didapatkan hasil yang maksimal, mengacu kepada peraturan Depdikbud bahwa ketuntasan kelas minimal yang harus dicapai dalam ujian adalah harus mencapai 85 %, sedangkan pada Siklus I penelitian ini, hasil belajar baru mencapai 79.2%, maka diambil kesimpulan dengan hasil belajar siswa yang belum maksimal, akan dilanjutkan dengan
9
penelitian Siklus II. Untuk meningkatkan hasil belajar pada Siklus II akan ditambahkan beberapa tindakan yang antara lain adalah: 1) Siswa diberikan tambahan kegiatan belajar dirumah berupa tugas pengerjaan LKS pada materi yang diajarkan untuk memberikan pemahaman mendalam terhadap materi. 2) Memberikan pembahasan materi kepada siswa, untuk dipelajari dirumah, sehingga dipertemuan berikutnya siswa sudah memahami tentang kegiatan pembelajaran.
b. Motivasi Belajar Motivasi belajar yang didapat berdasarkan data pada siklus I, 77.15%, yang termasuk dalam kategori “cukup”. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dilanjutkan penelitian pada Siklus II, penambahan perlakuan yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar selanjutnya, adalah: 1) Dengan memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. 2) Dengan memberikan pujian apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa.
10
c. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar pada Siklus I didapat 6.25%, dengan hasil tersebut masih belum mencukupi untuk mendapatkan hasil aktivitas siswa yang baik, tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar pada Siklus II adalah: 1) Memberikan kegiatan kepada siswa untuk mencari sumber belajar atau sumber data yang nyata, sebagai contoh sumber data di sekolah, kantor tata usaha dan lain-lain sehingga meningkatkan aktivitas dan minat untuk mengembangkan pengetahuan tentang materi belajar. Siklus II Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 21 Maret s/d 28 maret 2012, terbagi dalam dua kali pertemuan, dengan hasil sebagai berikut: a. Hasil Belajar Peningkatan ketuntasan klasikal dan individual dari 79.2% pada siklus I dan meningkat dengan baik pada Siklus II menjadi 95.8%. Untuk mengetahui peningkatan pada siklus dengan menggunakan t-test dependent samples, Dengan bantuan program SPSS Versi.20. didapatkan hasil pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Uji t Hasil Belajar Test Value = 0
Skor Ujian 1 Skor Ujian 2
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
27.081 35.320
23 23
.000 .000
19.333 22.667
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 17.86 20.81 21.34 23.99
11
Pada tabel hasil uji, Siklus I dan II didapatkan bahwa t hitung lebih tinggi dari t tabel, didapatkan hipotesis penerapan model pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi secara signifikan pada 0.000 dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran TIK.
b. Motivasi Belajar Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian dalam hal peningkatan motivasi belajar dilakukan perhitungan dengan t-tes, pada tabel 3 dibawah. Tabel 3. Hasil Analisis Uji t Motivasi Belajar Siswa Test Value = 0
Skor.Motivasi.Sik.1 Skor.Motivasi.Sik.2
t
df
57.921 51.394
23 23
Mean Sig. (2-tailed) Difference .000 .000
89.500 94.542
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 86.30 92.70 90.74 98.35
Dari tabel diatas didapat hipotesa t hitung ≥ t tabel , maka secara signifikan pada 0.000 model pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi ternyata dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Aktivitas Belajar Pada Siklus II, aktivitas pembelajaran siswa telah mengalami peningkatan. Untuk aktivitas belajar siswa, melihat hasil dari siklus I dan II terdapat peningkatan aktivitas siswa yang dihitung secara keseluruhan dalam persentase pada siklus terakhir mencapai 8.12%. Pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi berhasil secara signifikan meningkatkan hasil belajar,
12
motivasi belajar dan aktivitas belajar siswa, pada mata pelajaran TIK, dengan demikian siklus penelitian dihentikan pada siklus II.
Pembahasan a) Hasil Belajar Hasil belajar yang meningkat atau menunjukkan hal yang positif, hal ini merupakan perwujudan dari pendekatan pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang telah dipahami oleh siswa dalam belajar. Menurut Hanbury dalam (Yudhawati dan Haryanto, 2011:73) mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitanya dengan pembelajaran yaitu: 1) Siswa menkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka miliki, 2) Pembelajaran menjadi bermakna karena siswa mengerti, 3) Strategi siswa lebih bernilai, 4) Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman dan ilmu pengetahuan dengan temanya. Menurut Sardiman (2004:213), siswa bukan lagi merupakan objek dalam proses belajar mengajar melainkan sebagai subjek. Siswa hendaknya secara aktif mampu mengembangkan minat dan kepribadiannya menurut tujuan, isi dan cara yang disukainya serta dalam batas kemampuannya.
b) Motivasi Belajar Setelah beberapa perlakuan dilaksanakan pada Siklus II maka hasil perhitungan angket motivasi yang diisi oleh siswa yang dilaksanakan pada akhir Siklus II,
13
didapatkan perhitungan persentase dalam derajat pencapaian dalam kategori “Baik”. Menurut Svinicki (2003). “Under the cognitive paradigm, motivation for learning was thought of primarily in terms of the need to have consistent, accurate, and useful understandings of the world. Learners were motivated to learn when feedback on their responses indicated a mismatch between their memory structure and the “real world.” If learners made a choice based on their associations or their understanding of how the world worked and that choice produced negative feedback (by turning out to be wrong), they were motivated to seek more information and to change either the response or the underlying association”. Motivasi untuk belajar adalah memikirkan terutama dalam hal kebutuhan untuk memiliki pemahaman yang konsisten, akurat, dan berguna di dunia. Sementara itu menurut Stanton dalam (Sardiman, 2004: 39-46), terdapat enam faktor psikologis dalam pembelajaran yaitu: 1) Motivasi, 2) Konsentrasi, 3) Reaksi, 4) Organisasi, 5) Pemahaman, 6) Ulangan. Pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang diterapkan dan dilaksanakan dengan baik oleh siswa akan memberikan tujuan yang nyata terhadap proses belajar dan ketermanfaatan belajar tersebut untuk keperluan yang akan datang, dalam hal ini adalah belajar TIK. Dalam membangkitkan motivasi belajar siswa menurut E.Mulyasa dalam (Yudhawati dan Haryanto, 2011: 241) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya,
2)
Tujuan
pembelajaran
harus
disusun
dengan
jelas
dan
diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, 3) Siswa harus selalu diberitahu hasil belajarnya, 4) Pemberian pujian dan hadiah lebih baik dari pada hukuman, namun sewaktuwaktu hukuman juga diperlukan, 5) Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa
14
ingin tahu siswa, 6) Usahakan memperhatikan perbedaan individual siwa, seperti perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek tertentu, 7) Usahakan memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.
c) Aktivitas siswa Sebelum Siklus pada penelitian ini dilaksanakan diperoleh persentase keaktifan belajar siswa sebesar 3.25%. Kemudian setelah dilkukan tindakan dengan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada Siklus I dan Siklus II aktivitas belajar siswa berurut mengalami peningkatan sebesar 6.25%, menjadi 8.12%. Aktivitas belajar siswa dalam belajar sebelum diberikan pendekatan pembelajaran dengan metode eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, masih tergolong rendah dilihat dari total frekuensi yang telah dicatat oleh guru sebagai peneliti, pada data observasi tingkat aktivitas siswa yang paling rendah, frekuensinya antara lain ,kerjasama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS, siswa masih cenderung individual dalam mengerjakan LKS sehingga banyak soal atau latihan yang tidak bisa dijawab dengan benar, proses diskusi untuk saling bereksplorasi dan elaborasi masih belum terlihat. Keaktifan siswa dalam proses merangkum materi materi masih rendah. Pada Siklus II keaktifan belajar siswa sudah mengalami banyak peningkatan bila
15
dibandingkan dengan pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan eksplorasi elaborasi dan konfirmasi. Aktivitas dalam pembelajaran yang baik akan sangat menunjang hasil belajar seperti yang diterangkan pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram aktivitas Engestrom Sumber: Robertson et al (2009) Gambar di atas mengilustrasikan bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam sebuah kegiatan dibutuhkan perangkat dan pengolah yang didalamnya terdapat proses aktivitas, tanpa adanya aktivitas yang baik semua proses akan mustahil untuk mendapatkan hasil terbaik. Dengan melihat data yang diperoleh pada Siklus II aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran TIK didapati mengalami peningkatan, dengan penggunaan pendekatan belajar eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Hal ini sesuai yang harapkan, menurut Sardiman (2004:103), didalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, “learning by doing”. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa yaitu menurut pandangan ilmu jiwa lama dan pandangan ilmu jiwa modern, menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Riyanto (2010: 181) menyebutkan, hal yang paling berharga dalam belajar adalah bagaimana cara belajar (learn how to learn).
16
Pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi adalah salah satu model pendekatan dalam pembelajaran untuk mewujudkan hasil belajar dengan meningkatkan motivasi dan aktivitas dalam pembelajaran, sesuai dengan prinsip learn how to learn, belajar aktif adalah salah satu pilihan yang harus diterapkan pada setiap siswa, karena dengan belajar aktif akan memperoleh nilai-nilai yang baik dalam kehidupan. Belajar merupakan sebuah proses yang panjang, yang didalamnya terdapat
berbagai faktor yang harus terus dikembangkan. Aktivitas
dan motivasi merupakan bagian dari sebuah proses belajar. Metode pendekatan pembelajaran Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dipilih untuk diterapkan pada pembelajaran TIK, dengan melihat hasil dari penelitian maka pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi adalah yang terbaik
saat ini untuk diterapkan kepada siswa, sehingga dapat
terpecahkannya masalah tentang rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dengan hasil observasi dan refleksi pada siklus II dapat disimpulkan: a. Penerapan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Dapat dilihat dari peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa, dimana peningkatan tersebut merupakan tujuan dari penelitian. Pencapaian ketuntasan belajar siswa yang didapatkan pada siklus terakhir adalah 95.8%. b. Penerapan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dapat
17
meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis diskriptif dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran TIK dengan diterapkannya pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. c. Penerapan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada mata pelajaran TIK dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini merupakan bagian dari peningkatan motivasi belajar siswa, dimana dengan meningkatnya motivasi belajar tiap individu siswa didalam kelas memberikan efek kepada aktivitas belajar yang meningkat. Aktivitas belajar yang meningkat dapat menjadi indikator bahwa mata pelajaran TIK merupakan mata pelajaran yang menarik untuk dipelajari, selain ketertarikan pada mata pelajaran tersebut indikator lain yang dapat dilihat dalam meningkatnya aktivitas siswa berupa keseriusan dalam belajar, memperhatikan keterangan atau arahan yang diberikan oleh guru, melakukan diskusi dan bertanya secara lebih aktif, kemampuan dalam mengerjakan tugas ataupun LKS yang diberikan oleh guru serta kemampuan merangkum materi pelajaran yang dilakukan pada proses akhir pembelajaran, proses perangkuman materi yang berurut dan baik merupakan salah satu indikator bahwa siswa mengetahui pokok bahasan pelajaran.
18
Saran Berdasar kesimpulan sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran TIK, sebagai berikut: a. Untuk Guru, agar bisa menerapkan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi dalam meningkatkan hasil belajar, meningkatkan motivasi dan aktivitas dalam pembelajaran serta menyediakan kondisi yang kondusif. b. Untuk siswa, agar bisa mempertahankan kondisi yang sama seperti yang dilakukan dalam penelitian dengan pendekatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, sehingga didapatkan hasil belajar sesuai dengan keinginan. c. Untuk peneliti, agar bisa menggunakan pendekatan eksplorasi elaborasi dan konfirmasi pada mata pelajaran TIK, diterapkan secara lebih professional dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan penerapan ini akan didapatkan aktivitas pembelajaran yang interaktif, sebagai wujud dari pembelajaran student centre. d. Untuk sekolah, agar menjadikan hasil penelitian ini sebagai tolak ukur serta memberikan kebijakan agar pendekatan pembelajaran dengan metode, eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan untuk diterapkan sebagaipende katan pembelajaran pada mata pelajaran yang relevan. e. Untuk penerapan pendekatan pembelajaran eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, perlu memperhatikan sarana dan prasarana sebagai berikut: 1) Komputer sebagai sarana utama pembelajaran TIK harus diperhatikan dan
19
dipastikan dalam kondisi yang prima. 2) Aktivitas bereksplorasi siswa tinggi, kontrol siswa oleh guru sangat diperlukan, perlu perubahan tata letak meja computer.
Daftar Rujukan Ary. D, Jacobs.L,Razavieh.A at al. 2006. Introduction to Research in Education (7th ed). Canada. Thomson Wadsworth. Hergenhahn, B. R dan Olson, Matthew. H. 2008. Theories of learning (Teori Belajar), edisi ketujuh. Jakarta. Prenada Media Group. Jurnal. Universitas Indonesia 2010. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Kuliah Permodelan Koperasi Melalui Aplikasi Model Kognitif Gagne. Makara. Sosial. Humaniora.Vol. 14 No.1 Juli 2010: 17-24. (versi elektronik) diakses pada (http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/03-pproof ekawarna.pdf.) pada tanggal 23 Desember 2011. Lubis, Syahron. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Padang. Sukabina Press. Najamudin, Muhammad. 2012. Artikel .Potret Buram Pendidikan Nasional. (versi elektronik) diakses dari (suaramerdeka.com/index.php/read/entertainmen /2012) diakses pada tanggal 17 Juni 2012. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2007. Jakarta. (versi elektronik) diakses dari (http:// www.pendidikan-diy.go.id/file/mendiknas/47/pdf), pada tanggal 20 Desember 2011). Rahmat. 2009. Artikel Elaborasi, Eksplorasi, dan Konfirmasi. (versi elektronik) diakses dari (http://gurupembaharu.com/home/?p=187), pada tanggal 23 Desember 2011. Reigeluth, Charles. M. 1999. Elaboration Theory. (versi elektronik) diakses dari (http://www.instructionaldesign.org/theories/elaboration-theory.html), pada tanggal 23 Desember 2011.
20
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran, ( Sebagai referensi bagi pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Robertson, M, Fluck. A & Webb. Ivan. 2009. Article Activity Theory. Australian Research Council LINKAGE Project LP0210823. University of Tasmania. (versi elektronik), diakses dari (http:///www.educ.utas.edu.au/users/ilwebb /Research/activity_theory.htm), pada tanggal 27 April 2012. Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata: PT.Rineka Cipta. Svinicki, Marilla. D. 2003. New Directions in Learning and Motivation, (versi elektronik), diakses dari (http://education.gsu.edu/ctl/FLC/Foundations/ Overview.pdf, pada tanggal 27 April 2012). Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya. W. Lorsbach. Anthony. 2006. Artikel. The Learning Cycle as a Tool for Planing Science Instruction. (versi elektronik),(http://dese.mo.gov/divimprove/ curriculum/science/LearningCyclePlanInst11.05.pdf, diakses pada tanggal 23 Desember 2011). Yudhawati, Ratna dan Haryanto, Dany. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan, Jakarta. Prestasi Pustaka.
Persantunan: Artikel ini diolah dari tesis Suryo Hartanto dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran TIK Melalui Pendekatan Eksplorasi Elaborasi dan Konfirmasi Siswa SMA Al-Azhar Batam dan penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing I Prof. Drs. Syahron Lubis, M.Ed, Ph.D dan Pembimbing II Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penyelesaian artikel ini.