PENINGKATAN DISIPLIN DIRI MELALUI METODE PEMBIASAAN MEMBUANG SAMPAH BAGI ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK Ellis, Masluyah, Halida Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran dan informasi tentangpenggunanan metodepeningkatan disiplin diri dalam membuang sampah anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, berbentuk kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru dan anak usia 4-5 tahun. Teknik dan alat pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, studi dokumenter. Dari hasil penelitian diperoleh Peningkatan displin diri Melalui pembiasaan Membuang Sampah Bagi Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanakkanak Bruder Nusa Indah Pontianak, Peningkatan displin diri Melalui pembiasaan Membuang Sampah Bagi Anak Usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak termuat dalam RKH serta dalam pelaksanaan pembelajarannya guru melakukan evaluasi. Kata Kunci : Disiplin Diri Abstract: The purpose of this study is to provide an overview and information about common uses an improved method of self-discipline in children aged 4-5 littering year in kindergarten Brother Nusa Indah Pontianak . The method used is descriptive , qualitative form . The subjects were teachers and children aged 4-5 years . Techniques and tools of data collection using the direct communication techniques , direct observation techniques , documentary studies . Improved results were obtained through self discipline habituation Disposal of Waste For Children Aged 4-5 Years in kindergarten Brother Nusa Indah Pontianak , self discipline Improvement Through habituation Disposal of Waste For Children Aged 4-5 Years in kindergarten Brother Nusa Indah Pontianak contained in RKH and teachers in the implementation of learning evaluation . Keywords: Self-Discipline
P
endidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Permen Diknas nomor 58 Tahun 2009 mengemukakan tentang hakekat Anak Usia Dini dengan sangat jelas dan lengkap. Dari anak itu lahir hingga ia mencapai umur 6 tahun, ia dikategorikan sebagai Anak Usia Dini. Beberapa orang menyebut fase atau masa ini sebagai golden age (masa emas), karena masa ini sangat menentukan seperti apa mereka kelak jika dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan. Tentu saja ada banyak faktor yang akan sangat mempengaruhi mereka dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan. Akan tetapi, apa yang mereka dapat dan apa yang diajarkan oleh orang tua dan guru kepada mereka pada usia dini akan tetap membekas dan bahkan memiliki pengaruh dominan pada saat mereka menentukan setiap pilihan dan langkah hidup selanjutnya. Kemudian Permen Diknas Nomor 58 Tahun 2009 juga mengemukakan mengenai perlunya peningkatan disiplin diri pada Anak Usia Dini.Tujuan disiplin ini adalah memberi kesadaran kepada anak supaya memperlakukan lingkungan sekitar secara dewasa dan bertanggung jawab. Dewasa dalam arti, anak-anak mampu menentukan, memahami dan melaksanakan peraturan mengenai disiplin membuang sampah sendiri tanpa paksaan dan tekanan dari pihak luar. Penghayatan terhadap peraturan mengenai pentingnya membuang sampah sungguh-sungguh merupakan sikap dasar keputusan hati yang diambil secara sadar dan bebas. Bertanggungjawab berarti, anak-anakmampu mengatasi permasalahan mengenai sampah dengan membuang sampah pada tempatnya, tanpa harus disuruh oleh guru mereka. Bagaimana pembelajaran mengenai peningkatan disiplin diri melalui metode pembiasaan membuang sampah bagi anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak? Di lingkungan manapun, tidak terkecuali di lingkungan Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak, harapan untuk menjadikan lingkungan itu bersih dari gundukan sampah merupakan upaya yang senantiasa diusahakan, baik oleh pihak lembaga Taman Kanak-kanak melalui peraturan mengenai cara membuang sampah maupun melalui himbauan kepala sekolah dan guru-guru kepada anak-anak di dalam kelas. Di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak, di samping setiap pintu masuk kelas, tong sampah sudah disediakan oleh lembaga. Kemudian, di depan masing-masing kelas, lembaga juga menyediakan tempat sepatu anak-anak. Selain itu, hampir di setiap ruang kelas dan di WC selalu terpampang tulisan
1
berupa himbauan agar anak selalu membuang sampah pada tempat yang telah tersedia.Upaya-upaya ini merupakan beberapa metode pembiasaan yang dilakukan oleh lembaga maupun guru supaya melatih dan membiasakan anak untuk disipilin menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi harapan-harapan di atas, faktanya tidak sesuai dengan praktek di lapangan. Dari hasil pengamatan peneliti selama bertugas sebagai guru di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak, penulis menyimpulkan bahwa pelaksanaan mengenai peningkatan disiplin diri dalam membuang sampah di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak belum sepenuhnya terlaksana. Sebab, tidak semua guru memberikan contoh kepada anak mengenai disiplin diri dalam membuang sampah. Masih terdapat guru yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal ini tampak dengan adanya tissu yang masih berserakan di WC guru. Memang, ada juga guru yang sudah mengenalkan disiplin diri dalam membuang sampahini kepada anak-anak, namun belum berjalan secara efektif, karena tampak belum mendapat perhatian serius dari anak-anak. Beberapa anakmasih terlihat sering membuang sampah sembarangan. Sisasisa bungkus kue, bungkus permen, plastik es dan kertas-kertas berserakan di halaman. Kemudian, setelah anak-anak makan di dalam kelas, masih ada beberapa anak yang membuang bekas makanan dan bungkus kue di dalam kelas. Selain itu, beberapa anak juga masih belum bisa menempatkan sepatu pada tempatnya yang sudah disediakan di depan kelas masing-masing. Sehingga, sepatu itu masih tampak kurang rapi dan berserakan. Padahal upaya peningkatan disiplin diri melalui metode pembiasaan membuang sampah bagi anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianakini bukan hanya bersifat himbauan moral, tetapi sudah ada dalam Tata Tertib Peraturan di Taman Kanakkanak. Tidak terealisirnya harapan dan hal ini, lembaga Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak melalui kepala sekolah dan guru-guru mesti terlibat aktif dalam peningkatan disiplin diri kepada anak tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya.Dengan demikian, anak-anak sejak dini sudah memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai pentingnya kebersihan lingkungan, sehingga kelak, mereka sudah terbiasa hidup bersih.Apabila lingkungan bersih, maka anak juga akan sehat dan terbebas dari polusi dan penyakit. Bagaimanapun, guru di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak merupakan cermin bagi anak usia 3-4 tahun dalam sikap atau teladan, khususnya dalam hal ini mengenai upaya peningkatan disiplin diri dalam membuang sampah. Berdasarkan beberapa pemikiran dan realitas di atas, maka penulis tertarik membahas tema mengenai: Peningkatan Disiplin Diri melalui Metode Pembiasaan Membuang Sampahbagi Anak Usia4-5 Tahun di Taman Kanakkanak Bruder Nusa Indah Pontianak. Kiranya upaya ini sungguh-sungguh
2
membantu para guru di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak untuk menemukan ide-ide baru secara kreatif dan variatif dalam peningkatan disiplin diri dan perilaku hidup bersih kepada anak usia4-5 tahun melalui cara membuang sampah. Sehingga dengan demikian, anak semakin memiliki kesadaran ekologis akan pentingnya memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan serta tahu mengenai cara membuang sampah pada tempatnya. Semoga tulisan ini juga memberikan dorongan dan semangatkepada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak,supaya mereka bisa mengubah sikap, kecenderungan dan perilaku ekologis yang destruktif menjadi sikap, kecenderungan dan perilaku ekologis yang konstruktif. Dengan demikian, lingkungan Taman Kanak-kanak Bruder Pontianak Nusa Indah Pontianak semakin sehat, nyaman dan indah serta mendukung untuk proses belajar-mengajar. METODE Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut Nawawi, H. (2007 ) “metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lainlain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak”. Melalui metode ini Peneliti bermaksud mendeskripsikan tentang disiplin diri. Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini meliputi guru, kepala sekolah orang tua dan anak usia 4-5 tahun. Guru sebagai informan utama dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara lain: teknik komunikasi langsung, teknik observasi langsung, teknik studi dokumenter. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pedoman wawancara, daftar pedoman observasi, data dokumentasi, catatan lapangan. Dalam hal analisis data kualitatif menururt Hadari Nawawi (2010) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudahdipahami oleh peneliti maupun orang lain. Cara menganalisis data kualitatif ialah dengan cara mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengatagorikannya. Dalam menganalisis data menurut Sugiyono (2008) terdiri dari empat alur kegiatan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data, penyajian data, dan conclusion drawing/ verification.
3
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pengamatan peneliti pada siklus 1 terhadap sikap cinta lingkungan anak sebagai berikut : 1) Anak menyebutkan cara-cara membuang sampaha) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" menyebutkan cara-cara mencintai lingkungan sebanyak 7 anak atau 35% dari 20 anak.b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai dengan Harapan" menyebutkan cara-cara membuang sampah kurang bisa sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak. c) Anak yang di kategorikan "Mulai Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang kurang bisa sebanyak 4 anak atau 20% dari 20 anak. d) Anak yang kategori “Belum Berkembang” menyebutkan cara-cara membuang sampah kurang bisa sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak 2) Anak mempraktekkan cara membuang sampaha) Anak yang dikategorikan " Berkembang Sangat Baik " mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 8 anak atau 40% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai dengan Harapan" mempraktekkan cara membuag sampah sebanyak 7 anak atau 35% dari 20 anak. c) Anak yang di kategorikan "Mulai Berkembang " mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak. d) Anak yang kategori “Belum Berkembang” cara membuang sampah kurang bisa sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak. e) Anak menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya. Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik " menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya sebanyak 8 anak atau 40% dari 20 anak. a) Anak yang dikategorikan "Berkembangan Sesuai Harapan" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya sebanyak 7 anak atau 35% dari 20anak b) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak. c) Anak yang kategori “Belum Berkembang” menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang dilakukan guru dalam meningkatkan disiplin diri melalui metode disiplin diri melalui pembiasaan membuang sampah bagi anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak sudah dilakukan dengan baik hal tersebut dapat dilihat dengan RKH yang dibuat oleh guru sebelum pembelajaran dilaksanakan. Hasil pengamatan peneliti pada siklus 1 pertemuan 2 terhadap sikap pembiasaan membuang sampah pada tempatnya di lingkungan sekitar anak sebagai brikut :1) Anak menyebutkan cara - cara membuang sampah a) Anak 4
yang di kategoraikan "Berkembang Sangat Baik" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 10 anak atau 50% dari 20 anak.b) Anak yang dikategorikan "Berkembang sesuai Harapan" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 8 anak atau 40% dari 20anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 2 anak atau 20% dari 20 anak.d) Anak yang dikategorikan “Belum Berkembang” menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak.2) Anak mempraktekkan cara membuang sampah a) Anak yang dikategoriakn "Berkembang Sangat Baik" mempraktekkan cara membuang sampah kebanyakan 9 anak atau 45% dari 20 anak.b) Anak dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" mempraktekkan cara membuang sampah pada tempatnya sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anakc) Anak yang di kategorikan "Mulai Berkembang" mempraktekkan cara mencintai lingkungan sebanyak 2 anak atau 10% dari 20 anak.d) Anak yang dikategorikan “Belum Berkembang” mempraktekkan cara mencintai lingkungan sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak.3) Anak menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya . a) Anak yang dikategorikan ''Berkembang Sangat Baik" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membunag sampah sebanyak 9 anak atau 45% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah sebanyak 2 anak atau 10% dari 20 anak. d) Anak yang dikategorikan “Belum Berkembang” menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah sebanyak 0 anak atau 0% dari 20 anak.Hasil pengamatan peneliti pada siklus 2 pertemuan 1 pengamatan terhadap anak cinta pada lingkungan sebagai berikut: 1) Anak menyebutkan caracara mmebuang sampah. a) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 13 anak atau 65% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 7 anak atau 35% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan “Belum Berkembang” menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. 2) Anak mempraktekkan cara membuang sampah yang benar. a) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 12 anak atau 60% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" mempraktekkan cara membunag sampah sebaginya 8 anak atau 40% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" mempraktekkan
5
cara membuang sampah sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan "Belum Berkembang" mempraktekkan cara membuang sampah sudah tidak ada. 1) Anak menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak mebuang sampah pad tempatnya. a) Anak yang dikategorikn "Berkembang Sangat Baik" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak mencintai lingkungan sebanyak 12 anak atau 60% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang sesuai Harapan" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak mmebuang sampah sebanyak 8 anak atau 40% dari 20 orang. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan "Belum Berkembang" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sudah tidak ada. Hasil pengamatan peneliti pada siklus 2 pertemuan 2 terhadap sikap cinta lingkungan anak sebagai berikut : 1) Anak menyebutkan cara-cara membuang sampah. a) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 15 anak atu 75% dari 20 anak. b) Anak dikategorikan "Berkembang Sesuai Dengan Harapan" menyebutkan cara-cara membuang sampah sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan "Belum Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. 2) Anak mempraktekkan cara membuang sampah.a) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 16 anak atau 80% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 4 anak atau 20% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan, "Mulai Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan, "Belum Berkembang" menyebutkan cara-cara membuang sampah sudah tidak ada. 3) Anak menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah pada tempatnya.a) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sampah sebanyak 15 anak 75% dari 20 anak. b) Anak yang dikategorikan "Berkembang Sesuai Harapan" menyampaikan ide atau pendapat terhadap dampak negatif jika tidak membuang sebanyak 5 anak atau 25% dari 20 anak. c) Anak yang dikategorikan "Mulai Berkembang " menyampaikan ide atau pendapan terhadap dampak negatif jika tidak mencintai lingkungan sudah tidak ada. d) Anak yang dikategorikan "Belum Berkembang " menyampaikan ide atau pendapan terhadap dampak negatif jika tidak mencintai lingkungan sudah tidak ada.
6
Wawancara merupakan salah satu alat pengumpulan data yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sikap membuang sampah yang dilakukan anak terhadap kehidupan sehari-hari dan tindakan guru, untuk lebih jelasnya peneliti paparkan hasil wawancara sebagai berikut. Praktek langsung kegiatan yang mencerminkan sikap membuang sampah yakni kegiatan ikut peduli terhadap kelestarian alam dan keberhasilan lingkungan melakukan kegiatan yang sederhana.penguatan yang dilakukan dalam memberikan semangat belajar anak seprti meninjau kembali materi kegiatan yang telah dilakukan anak dengan memberikan preward positif. Aktivitas anak dalam kegiatan pembelajaran dengan pembiasaan sikap membuang sampah yakni dengan menyusun meja dan kursi, merapikan rak buku dan merapikan mainan, membuang sampah pada tempatnya, memungut sampah, menyirami tanaman. Pendekatan yang dilakukan untuk menstimulusi pemahaman anak akan pentingnya pembiasaan membuang sampah pada tempatnya yakni dengan mengadakan perlombaan secara berkelompok dengan praktek kegiatan menjaga lingkungan, jadi secara berlomba-lomba anak melakukan hal-hal yang terbaik agar mendapatkan penilaian yang baik. Perencanaan meteri dalam pembiasaan sikap pembiasaan membuang sampah melalui metode sentra lingkungan yang dilakukan yakni menentukan tema alam semesta dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran antara lain tentang menjaga kebersihan kelas, merawat tanaman, menjaga lingkungan sekitar rumah. Pembahasan Bagaimana perencanaan pembelajaran sikap disiplin diri melalui pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebiasaan kelas, merawat tanaman pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak?Komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari: a)Tujuan (Objective), Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan dari pembelajaran merupakan komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, memilih metode, alat sumber, dan alat evaluasi.b)Bahan pelajaran (Material),Bahan pelajaran adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Karena itu guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik.c)Metode (Method),Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. a)Alat (Media), Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.b)Evaluasi (Evaluation),Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas anak guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar anak yang dapat mendorong dan mengembangan kemampuan belajar.Perencanaan pembelajaran sikap disiplin melalui membuang sampah pada tempatnya. menjaga kebersihan kelas, 7
pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak antara lain : menentukan tema dan sub tema, menentukan kompetensi dan hasil belajar, membuat rencana kegiatan harian, adapun materi kegiatan tentang menjaga keberhasilan lingkungan, menyiapkan pedoman observasi anak, menyiapkan media pembelajaran antara lain: Gambar.Perencanaan yang dilakukan guru dapat dikategorikan "baik" karena sebagian besar kegiatan yang dilakukan sesuai dengan teori, selain itu melalui perencanaan guru dapat mempertimbangkan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran. Hasil APKG1 berdasarkan dari data-data yang di kumpulan dari data APKG 1.1 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), dan dari data APKG 1.2 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG 1.3 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3,4), APKG (1.4) hasil yang diperoleh Baik (3.2), APKG (1.5) hasil yang diperoleh Baik (3.3), dan APKG (1.6) nilai yang diperoleh Baik (3), serta penilaian APKG (1.7) dengan nilai Baik (3.4)Disimpulkan bahwa perencanaan yang di buat berdasarkan APKG1 adalah 3,4 yang berarti dalam kategori baik. 1) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran sikap cinta lingkungan melalui membuang sampah pada tempatnya, menjaga kelas. Pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak?Membiasakan sikap cinta lingkungan pada anak usia dini dapat bertolak dari hal-hal yang bersifat sederhana dan dipadukan dengan contoh seharihari yang dekat dengan siswa (Irawati, 2008: 1) Tahap selanjutnya diarahkan pada perubahan perilaku anak yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Penting untuk dicatat bahwa upaya pelestarian lingkungan dapat dilakukan dari hal yang sederhana.Penyampaian contoh akibat kerusakan lingkungan secara sederhana dapat disampaikan guru kepada anak (Adiyansyah, 2000:15). Misalnya hal-hal kecil akan membawa dampak yang besar di kemudian hari seperti mengurangi penggunaan kantong plastik dapat dilakukan disekolah dan juga dirumah langsung oleh siswa. Pada titik ini pendidikan lingkungan diharapkan dapat membiasakan siswa untuk hidup dengan pola yang ramah lingkungan. Mengambil contoh pengurangan sampah pelastik misalnya, anak didik diajak untuk terbiasa menggunakan tas kain ketika berbelanja atau membawa kantong plastik bekas sendiri dari rumah. Pelaksanaan pembelajaran disiplin melalui membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan kelas. Pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak meliputi penjelasan sikap cinta lingkungan, mencontohkan cara mencintai lingkungan, mengadakan perlombaan untuk membersihkan lingkungan.Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikategorikan "baik" karena melalui kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kehidupan, dapat melatih kedabaran dan ketekunan pada anak, dapat mengajarkan anak arti tanggung jawab, mengajak anak belajar memikirkan kepentingan orang lain, menumbuhkan rasa syukur dan kagum atas kebaikan sang pencipta, menumbuhkan sikap kreatif dalam memanfaatkan kebaikan alam. Hasil APKG 2 berdasarkan dari data-data yang di kumpulan dari data APKG 1.1 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), dan dari data APKG 1.2 bahwa
8
hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG 1.3 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG (1.4) hasil yang diperoleh Baik (3.4), APKG (1.5) hasil yang diperoleh Sangat Baik (4), dan APKG (1.6) nilai yang diperoleh Sangat Baik (4), serta penilaian APKG (1.7) dengan nilai Sangat Baik (4). Disimpulkan bahwa perencanaan yang di buat berdasarkan APKG 2 adalah 4 yang berarti dalam kategori sangat baik. 1) Bagaimana peningkatan disiplin diri membuang sampah bagi anak usia dini usia 4-5 tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak? Pembahasan :Sujiono, (2009:7) mengemukakan bahwa:Perilaku cinta lingkungan merupakan perwujudan dari pembentukan karakter , dikalangan anak usia dini dapat dicontohkan oleh guru melalui hal ang sederhana seperti: menjaga kebersiha badan dan pakaian, tidak membuang sampah sembarangan, hemat dalam menggunakan air, serta cunta tanaman dan binatang, pembiasaan dan penjelasan tentang pentingnya lingkungan melalui kegiatan yang menarik akan mendorong anak didik untuk melakukan hal yang serupa.Peningkatan disiplin diridapat dilakukan melalui pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, pembiasaan menjaga kebersihan kelas, pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak Antara lain anak sangat antusias untuk berlomba mempraktekkan seperti menyapu, membersihkan sebu, menyiram tanaman, mencabut rumput dan memungt sampah, kegiatan yang dilakukan dapat dikategorikan "baik" karena anak dapat melakukan kegiatan tanpa bimbingan guru, selain itu anak sudah mulai membiasakan diri untuk mencintai lingkungan dengan hal-hal sederhana dalam kehidupan seharihari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitan yang telah peneliti lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan disiplin diri pada anak usia 4-5 tahun di Taman Kanak-Kanak Bruder Nusa Indah Pontianak dengan cara mengadakan praktek langsung untuk menjaga kebersihan kelas, menjaga kebersihan sekolah, merawat tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, secara khusus penelitian ini adalah: 1) Perencanaan pembelajaran disiplin diri membuang sampah melalui metode pembiasaan, telah dilakukan oleh guru dengan baik hal tersebut dapat dilihat dari hasil Hasil APKG1 berdasarkan dari data-data yang di kumpulan dari data APKG 1.1 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), dan dari data APKG 1.2 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG 1.3 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3,4), APKG (1.4) hasil yang diperoleh Baik (3.2), APKG (1.5) hasil yang diperoleh Baik (3.3), dan APKG (1.6) nilai yang diperoleh Baik (3), serta penilaian APKG (1.7) dengan nilai Baik (3.4). Disimpulkan bahwa perencanaan yang di buat berdasarkan APKG1 adalah 3,4 yang berarti dalam kategori baik. Antara lain: menentukan tema dan sub tema, menentukan kompetensi dan hasil belajar, membuat rencana kegiatan harian,
9
merancang materi pembelajaran yakni tentang menjaga kebersihan lingkungan, menyiapkan pedoman observasi anak, menyiapkan media pembelajaran. 2) Pelaksanaan pembelajaran disiplin diri pada anak-anal melalui pembiasaan membuang sampah telah dilakukan guru dengan baik hal tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil APKG 2 berdasarkan dari data-data yang di kumpulan dari data APKG 1.1 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), dan dari data APKG 1.2 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG 1.3 bahwa hasil yang di dapatkan adalah : Baik (3), APKG (1.4) hasil yang diperoleh Baik (3.4), APKG (1.5) hasil yang diperoleh Sangat Baik (4), dan APKG (1.6) nilai yang diperoleh Sangat Baik (4), serta penilaian APKG (1.7) dengan nilai Sangat Baik (4). Disimpulkan bahwa perencanaan yang di buat berdasarkan APKG 2 adalah 4 yang berarti dalam kategori sangat baik. Meliputi penjelasan tentang sikap cinta lingkungan, mencontohkan cara mencintai lingkungan, mengadakan perlombaan untuk membersihkan lingkungan. 3) Peningkatan disiplin diridapat dilakukan melalui metode pembiasaan membuang sampah pada tempatnya, pembiasaan menjaga kebersihan kelas, pembiasaan merawat tanaman pada anak usia 4-5 Tahun di Taman Kanak-kanak Bruder Nusa Indah Pontianak menujukkan perkembanganantara lain anak sangat antusias untuk berlomba mempraktekkan seperti menyapu, membersihkan sebu, menyiram tanaman, mencabut rumput dan memungt sampah, kegiatan yang dilakukan dapat dikategorikan "Berkembang Sangat Baik" mempraktekkan cara membuang sampah sebanyak 16 anak atau 80% dari 20 anak.Karena anak dapat melakukan kegiatan tanpa bimbingan guru, selain itu anak sudah mulai membiasakan diri untuk mencintai lingkungan dengan hal-hal sederhan dalam kehidupan sehari-hari. Saran Untuk melaksanakan pembelajaran khususnya dalam membiasakan anak untuk disiplin, hendak nya: 1) Pihak sekolah yakni dewan guru dan kepala sekolah perlu mengadakan pertemuan dengan orang tua pada saat hendak masuk tahun ajaran baru yang membahas tentang aturan dan perkembangan anak usiadini sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tercipta stimulasi sinergis antara guru, sekolah, dan orang tua. Tidak hanya kuantitas tetapi juga kualitas dalam pelaksanaan pertemuan komite sekolah tentunya perlu diperhatikan. 2) Kurangnya media pembelajaran dapat diatasi dengan cara memaksimalkan kreativitas guru dalam memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitarnya. Guru dapat melaksanakan pertemuan antar guru sebagai wadah untuk tukar pendapat dan pengalaman dalam membuat media dari berbagai bahan bekas dan alam. 30 Apabila terdapat kendala dalam pelaksanaan pembelajaran maka guru dapat membahasnya dalam Raker dan mengatasi kendala tersebut bersama-sama. 4) Ketegasan akan aturan dan tata tertib sekolah hendaknya lebih diperhatikan, baik tata tertib murid maupun tata tertib di dalam kelas. Sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak mengalami hambatan.
10
DAFTAR RUJUKAN Hasan, Maimunah. 2012. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Jogyakarta : DIVA Pres (Anggota IKAPI). Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta. Gajahmada Unervisity Press. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2009. Permendiknas No. 58 Tahun 2009 tentang StandarPendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
11