PENINGKATAN MORALITAS MELALUI METODE BERCERITA TENTANG KISAH NABI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Nani Apriani, Sri Lestari, Desni Yuniarni Program Studi Ilmu Pendidikan PAUD FKIP Untan Email :
[email protected] Abstract : “This study, entitled "Improved Method Morality Through Story Telling About The Prophet In Children Aged 5-6 Years." Purpose of this study was to determine the increase in the morality of children with storytelling, describes the implementation of a method for the improvement of morality tells the child to determine the effectiveness of the method adopted for teachers increase in child morality. This research was conducted in group B TK Cita Sahabat Mulia Southeast Pontianak using descriptive methods and forms of action research studies. The study sample was 20 children. The implementation is carried out through two cycles with each cycle by 3 times with the use of storytelling. Use of storytelling performed by teachers can help children express their feelings be it sad or happy. Tells the story of the Prophet method can improve the morality of children by preparing plans, such as seeing a minimal set of standard indicators Ministerial Regulation No.58 of 2009, see the theme in RKM, making RKH, after it made the media images according to the theme that will be studied. Keywords: Morality, Method Story, Story Prophet Abstrak : Penelitian ini berjudul “Peningkatan Moralitas Melalui Metode Bercerita Tentang Kisah Nabi Pada Anak Usia 5-6 Tahun.” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan moralitas anak dengan metode bercerita, mendeskripsikan pelaksanaan metode bercerita bagi peningkatan moralitas anak untuk mengetahui keefektifan metode yang diterapkan guru bagi peningkatan moralitas anak. Penelitian ini dilakukan di kelompok B TK Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara dengan menggunakan metode deskriptif dan bentuk penelitiannya penelitian tindakan kelas. Sampel penelitian adalah 20 anak. Pelaksanaan ini dilaksanakan melalui 2 siklus dengan setiap siklus 3 kali pertemuan dengan menggunakan metode bercerita. Penggunan metode bercerita yang dilakukan oleh guru dapat membantu anak mengekspresikan perasaannya baik itu sedih maupun senang. Metode bercerita tentang kisah Nabi dapat meningkatkan moralitas anak dengan mempersiapkan perencanaan, seperti melihat kumpulan indicator standar minimal Peraturan Menteri No.58 Tahun 2009, melihat tema di dalam RKM, membuat RKH, setelah itu membuat media gambar sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Kata kunci : Moralitas, Metode Bercerita, Kisah Nabi 1
p
endidikan adalah suatu usaha untuk mengubah manusia menjadi lebih baik. Hal tersebut tercantum dalam ideologi kita yaitu pancasila. Menurut falsafah pancasila, pendidikan harus mempunyai satu tujuan utama yaitu membentuk manusia pancasila. Anak sebagai makhluk Tuhan maka berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan. Dengan pendidikan, anak diharapkan tumbuh dengan segala potensi agar dapat membangun bangsa yang diharapkan. Dalam Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usai enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Belajar bagi anak merupakan sebuah proses yang akan mereka dapatkan baik itu sejak usia dini hingga dewasa yang berasal dari lembaga pendidikan yang resmi seperti disekolah dan anak juga dapat belajar dari lingkungan sekitar tempat dimana anak berintegrasi dengan banyak orang. Montessori (dalam Sujiono, 2009 : 55) mengatakan bahwa masa ini merupakan periode sensitif (sensitive periods), selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia dini, bahkan sejak dalam kandungan sangat menentukan derajat kualitas kesehatan, intelegensi, kematangan emosional, dan produktivitas pada tahap berikutnya. Dengan demikian investasi pengembangan anak usia dini merupakan investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. Mengingat masa usia dini merupakan masa emas disinilah semuanya biasa dimulai, sebagai guru kita harus mengambil peran ini salah satunya adalah mengajarkan perilaku moralitas yang baik kepada anak. Elizabeth Hurlock (dalam Sujiono dkk, 2005:2) mengemukakan definisi moralitas adalah ”kebiasaan yang terbentuk dari standar sosial yang juga dipengaruhi dari luar individu. Hal ini merupakan perpindahan dari luar kekuasaan dirinya menuju kedalam dirinya dan konsisten serta tetap dalam dirinya. Hal ini terbukti dengan adanya perasaan tanggung jawab dari setiap apa yang dilakukannya. Selain itu juga dapat meningkatkan rasa aman dalam kelompoknya. Yusuf (2000:134) menyatakan bahwa perkembangan moral pada anak dapat berlangsung melalui beberapa cara sebagai berikut: 1. Pendidikan langsung, yaitu melalui penanaman pengertian tentang tingkah laku benar dan salah, atau baik dan buruk oleh guru. Disamping itu, yang paling penting dalam pendidikan moral ini adalah keteladanan guru dalam melakukan nilai-nilai moral. 2. Identifikasi, yaitu dengan cara mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku moral seseorang yang menjadi idolanya. 3. Proses coba-coba (trial and error) yaitu dengan coba-coba. Tingkah laku yang mendatangkan pujian atau penghargaan akan terus dikembangkan, sementara tingkah laku yang mendatangkan hukuman atau celaan akan dihentikannya.
2
Tingkat pencapaian perkembangan Nilai-Nilai Agama dan Moral anak usia 5-6 tahun menurut Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 yaitu, mengenal agama yang dianut, membiasakan diri beribadah, memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb), membedakan perilaku baik dan buruk, mengenal ritual dan hari besar agama, dan menghormati agama orang lain. Gunarti dkk, (2008:5.3) mengatakan bahwa metode bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis. Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga. Diharapkan dengan menggunakan metode bercerita dalam peningkatan moralitas anak di TK Cita Sahabat Mulia, moralitas anak akan berkembang sesuai dengan usia anak. Sebagai guru sudah sepatutnya untuk peduli dan tidak membiarkan hal ini terus-menerus terjadi. Penggunaan metode bercerita merupakan cara yang tepat bagi anak dalam menyampaikan pesan-pesan yang bernilai kebaikan untuk anak. Selain itu metode bercerita juga sifatnya bersemangat anak di ajak untuk tertawa manakala cerita itu lucu, namun sebaliknya anak diajak untuk sedih ketika cerita itu menyedihkan, lain hal pulanya dengan rasa keingintahuan anak yang tinggi, sehingga sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan yang kreatif hasil dari pemikiran mereka yang imajinatif seperti itulah variasi dari metode bercerita sehingga menjadi metode yang digemari anak-anak. Seorang pendidik pun harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan dengan baik sehingga anak-anak terkesima. Dalam bercerita seorang guru harus menguasai isi cerita, karakter dari tokoh dan pandai merubah intonasi suara sehingga menjadikan semakin seru bagi anak-anak. Penulis mengamati moralitas yang sudah terbangun maupun belum dalam diri anak-anak TK Cita Sahabat Mulia beragam, di mana kelompok usia 5-6 tahun di Taman Kanak-Kanak Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara yang berjumlah 20 anak yang tediri dari 12 anak laki-laki dan 8 anak perempuan, salah satu contoh sederhana yang peneliti amati yaitu membedakan perilaku baik dan buruk yang sesuai dengan masa perkembangan anak terhadap aspek moralitas mereka yaitu anak datang kesekolah tidak mengucapkan salam kepada ibu guru, anak tidak mengucapkan terima kasih apabila diberi sesuatu oleh temannya, anak tidak berbicara dengan baik kepada guru maupun temannya serta anak tidak sabar mengantri untuk cuci tangan. Hal-hal di atas jika dibiarkan terus-menerus tanpa ada upaya pengarahan yang baik oleh guru maka secara perlahan akan membentuk sebuah kebiasan yang buruk dalam diri anak yaitu berawal dari perbuatan-perbuatan yang biasa dilakukan anak tetapi lebih kepada perilaku buruknya. Melihat kondisi inilah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dari pengamatan yang ada melalui penggunaan metode bercerita tentang kisah Nabi untuk meningkatkan moralitas anak di TK Cita Sahabat Mulia sejauh ini pelaksanaan metode bercerita sudah dilaksanakan namun dalam pengamatan dan observasi peneliti bahwa metode bercerita belum dijadikan salah satu upaya yang dapat dilakukan bagi guru dalam meningkatkan moralitas anak. Indikasi keberhasilannya adalah moralitas anak dapat meningkat yang sesuai dengan tahap perkembangan dan usia anak. 3
Berawal dari perbuatan-perbuatan sederhana inilah moralitas baik dalam diri anak akan perlahan-lahan dapat terbangun. METODE Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Metode yang digunakan harus relevan dengan masalah penelitian agar tidak terjadi kekeliruan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif, karena dalam penelitian ini hanya mengungkapkan fakta objek secara apa adanya.Metode deskriftif adalah suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang sedang diteliti dengan memberikan gambaran berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana mestinya pada saat penelitian.Melalui metode ini peneliti bermaksud menggambarkan atau mendeskripsikan objek masalah yang ada dalam penelitian sesuai dengan fakta yang terjadi. Sedangkan bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Iskandar (2009:2) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan kajian sistematis tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang dilakukan dan merefleksi hasil tindakannya. Berikut ini adalah sistematika penelitian tindakan kelas menurut Asmani (2011:16). Siklus penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal hingga akhir. Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut: a. Perencanaan; b.Pelaksanaan tindakan; c. Pengamatan atau observasi; dan d. Melakukan refleksi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Perencanaan Kegiatan ini dilakukan dengan tahapan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) 2. Menata ruang 3. Menyiapkan alat atau media yang akan digunakan 4. Menyiapkan lembar pengamatan observasi 5. Membuat pedoman wawancara Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini adalah melaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, adapun kegiatannya sebagai berikut : a. Kegiatan awal 1. Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu melakukan pensetingan semua yang akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar seperti : tempat belajar, alat-alat yang digunakan 2. Mengucapkan salam dan berdoa sebelum kegiatan dimulai 3. Memeriksa kehadiran anak 4. Mengajak anak bernyanyi tentang Nabi- Nabi
4
b. Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan (Bercakap-cakap tentang kegiatan yang bermoralitas) 2. Memperluas kosa kata anak melalui pembahasaan tema yang berkaitan dengan moralitas 3. Mencatat perkembangan anak c. Kegiatan akhir 1. Tanya jawab tentang seluruh kegiatan yang telah dilakukan pada hari ini, kemudian guru bersama anak menyimpulkan tentang materi pelajaran hari ini 2. Guru menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan pada esok hari dan memberikan nasehat-nasehat sebelum pulang. 3. Guru dan anak menyanyikan lagu “Pulang sekolah” 4. Berdoa bersama, Salam dan pulang Pengamatan / Observasi Pengamatan dilakukan untuk melihat apakah prosedur yang dilakukan oleh peneliti sudah sesuai dengan yang direncanakan dan melibatkan perkembangan anak. Pengamatan dilakukan oleh observer/ teman sejawat yang mengajar pada kelas yang sama. Teman sejawat melakukan observasi terhadap pembelajaran yang berlangsung dengan lembar pengamatan guru. Sedangkan guru/ peneliti yang melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pengamatan dengan lembar observasi anak. Refleksi Tahap ini merupakan tahap yang berisikan tentang upaya evaluasi dan kritik sehingga dimungkinkan terdapat perubahan-perubahan kearah yang lebih baik lagi. Refleksi ini dilakukan oleh peneliti bersama patner observer yang telah membantu dalam proses penelitian. Kegiatan ini dilakukan sesuai proses pembelajaran. Mengevaluasi siklus 1, apabila belum mencapai keberhasilan harus dicari penyebabnya dari ketidakberhasilan pada siklus 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik pengumpulan data, antara lain : (1) observasi, (2) wawancara, dan (3) dokumenter. Alat yang digunakan adalah: (1) lembar observasi, (2) dokumentasi, dan (3) pedoman wawancara. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun TK Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara, guru sebagai observer. Cara pengambilan data untuk mengetahui situasi pembelajaran yaitu melalui lembar observasi anak dan guru. Danim, (dalam Subagio 2006 :105) menyatakan bahwa analisis data merupakan proses penyusunan interview serta material lain yang telah terkumpul. Analisis data yang peneliti lakukan yaitu diawali dengan sebuah perencanaan dalam pengumpulan data. Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah data pada lembar observasi peningkatan moralitas anak melalui metode bercerita tentang kisah Nabi. Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan dokumentasi kegiatan yang berupa daftar ceklist dan foto kegiatan. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
5
Adapun bentuk perhitungan yang dianggap relevan dengan masalah yang hendak dipecahkan adalah dengan : % P = X 100 Keterangan :HASIL P :Persentase DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN : Jumlah anak yang mendapat kategori Penelitiannini dilaksanakan di TK Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara di N :Jumlah anak dalam satu kelas kelompok B. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan. Deskripsi Siklus I a. Perencanaan Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dalam bimbingan guru. Oleh karena itu sebelumnya disusun rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada Taman Kanak-Kanak Cita Sahabat Mulia. Perencanaan pada siklus I meliputi pembuatan yang dirancang dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) di dalamnya terkait persiapan materi yang akan dilaksanakan melalui media berupa alat peraga. Dalam hal ini rencana pembelajaran dan beberapa alat berupa : 1) Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) meliputi tahapan sebagai berikut : a) Kegiatan Awal b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Penutup 2) Menyiapkan media pembelajaran meliputi : a) Siklus I pertemuan pertama medianya buku cerita tentang kisah Nabi Muhammad SAW b) Siklus I pertemuan ke dua medianya buku cerita tentang kisah Nabi Ayyub c) Siklus I pertemuan ke tiga medianya buku cerita tentang kisah Nabi Sulaiman. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada: Hari / Tanggal : Senin, 20 Januari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Muhammad SAW Tema / Subtema : Rekreasi / Kendaraan Darat Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 1 sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Sebelum anak memulai kegiatan pembelajaran anak berbaris terlebih dahulu sebelum memasuki kelas. Setelah itu anak masuk ke dalam kelas, peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk duduk rapi (membuat lingkaran) dan melakukan kegiatan do’a bersama. Kemudian anak diajak bersenang-senang 6
dengan menyanyikan beberapa lagu anak – anak, setelah anak merasa senang kemudian anak diajak mengingat kembali pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b) Kegiatan Inti Disini peneliti menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak tentang moralitas. Dan yang pertama di sini peneliti menjelaskan tentang moralitas bagaimana berbicara dengan baik dengan guru maupun temannya menggunakan media buku cerita bergambar khususnya bercerita tentang kisah Nabi dan peneliti mengambil kisah Nabi teladan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Peneliti membagi anak menjadi 2 kelompok dimana peneliti duduk di antara ke 2 kelompok ini. Setelah itu peneliti pun mulai bercerita tapi sebelum bercerita, anak di ajak melakukan pemanasan terlebih dahulu dengan proses Tanya jawab siapa yang tahu Nabi kita? Dan anak pun menjawab Nabi Muhammad SAW. Guru memberikan contoh bagaimana cara berbicara dengan baik, setelah itu anak mengikuti cara berbicara dengan baik dengan guru maupun temannya.Ada beberapa anak yang sudah bisa berbicara dengan baiktapi masih ada juga yang belum berbicara dengan baik. c) Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain di halaman. Tapi sebelum kegiatan istirahat anak terlebih dahulu makan. Anak disuruh terlebih dahulu berbaris dimana kesabaran anak di uji, anak mengantri mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan. Setelah makan anak bermain bersama-sama dihalaman. d) Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdoa bersama dan salam. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada: Hari / Tanggal : Rabu , 22 Januari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Ayyub Tema / Subtema : Rekreasi / Kendaraan Darat Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 2 sebagai berikut: a. Kegiatan Awal Sebelum anak memulai kegiatan pembelajaran anak berbaris terlebih dahulu sebelum memasuki kelas. Setelah itu anak masuk ke dalam kelas, peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk duduk rapi (membuat lingkaran) dan 7
melakukan kegiatan do’a bersama. Kemudian anak diajak bersenang-senang dengan menyanyikan beberapa lagu anak – anak, setelah anak merasa senang kemudian anak diajak mengingat kembali pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b. Kegiatan Inti Disini peneliti menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak–anak. Anak–anak dibagi menjadi dua kelompok, pada kedua kelompok tersebut, guru menyuruh anak untuk membuat masing-masing duduk di tempatnya. Disini guru akan menjelaskan tentang sabar dimana contoh yang diambil disini dengan menggunakan buku cerita tentang kisah Nabi Ayyub dengan kesabaran yang dimilikinya dengan terkena penyakit kulit. c. Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain dihalaman. Sebelum bermain bersama-sama dihalaman anak disuruh mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan. Setelah makan anak bermain bersama-sama di halaman. d. Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdoa bersama dan salam. 3) Pelaksanaan Tindakan Siklus I pertemuan 3 Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan 3 dilaksanakan pada: Hari / Tanggal : Jumat , 24 Januari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Sulaiman Tema / Subtema : Rekreasi/ Kendaraan Laut Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan 3 sebagai berikut : a. Kegiatan Awal Sebelum anak memulai kegiatan pembelajaran anak berbaris terlebih dahulu sebelum memasuki kelas. Setelah itu anak masuk ke dalam kelas, peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk duduk rapi (membuat lingkaran) dan melakukan kegiatan do’a bersama. Kemudian anak diajak bersenang-senang dengan menyanyikan beberapa lagu anak – anak, setelah anak merasa senang kemudian anak diajak mengingat kembali pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b. Kegiatan Inti Sebelum peneliti memberikan materi yang akan disampaikan kepada anak, terlebih dahulu peneliti menanyakan kepada anak siapa yang diberi 8
No
1
2
3
barang atau sesuatu dengan temannya yang mengucapkan terima kasih.Disini peneliti mengambil contoh kisah tentang Nabi Sulaiman. Anak– anak dibagi menjadi dua kelompok, pada kedua kelompok tersebut, guru menyuruh anak untuk membuat masing-masing duduk di tempatnya. Disini guru akan menjelaskan tentang bagaimana cara mengucapkan terima kasih apabila diberi sesuatu dimana contoh yang diambil disini dengan menggunakan buku cerita tentang kisah Nabi Sulaiman. Contoh yang sangat sederhana disini guru melihat apakah ada anak yang diberi makanan atau barang ada anak yang mengucapkan terima kasih dengan temannya, disinilah guru bisa lebih jelas melihat perkembangan anak. Masih ada anak yang belum berterima kasih apabila di berikan makanan ada juga anak yang bisa mengucapkan terima kasih. c. Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain dihalaman. Sebelum bermain bersama-sama dihalaman anak disuruh mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan. Setelah itu anak bermain bersama-sama dihalaman. d. Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdoa bersama dan salam. Tabel I Data Penilaian Peningkatkan Moralitas Melalui Metode Bercerita Pada Siklus I Pertemuan Kemamp Anak Anak Anak Anak uan mengucap mengucap berbicara sabar Anak kan salam kan terima dengan menunggu kasih baik antrian cuci tangan Jum % Jum % Jum % Jum % lah lah lah lah Pertama BB 13 65 8 40 9 45 8 40 MB 7 35 12 60 11 55 12 60 BSH BSB Kedua BB 8 40 10 50 6 30 MB 12 60 12 60 10 50 14 70 BSH 8 40 BSB Ketiga BB
9
MB 13 65 15 75 16 80 14 70 BSH 7 35 5 25 4 20 6 30 BSB Dari tabel diatas, dapat disimpulkan peningkatan moralitas pada siklus I cukup meningkat yaitu : 1) Pertemuan pertama, menunjukkan bahwa anak belum bisa (BB) mengucapkan salam ada 13 orang (65%), sedangkan anak mulai bisa (MB) mengucapkan salam ada 7 orang (35%. ). Anak belum bisa (BB) mengucapkan terima kasih ada 8 orang (40%), anak mulai bisa (MB) mengucapkan terima kasih ada 12 orang (60%). Anak belum bisa (BB) berbicara dengan baik ada 9 orang (45%), anak mulai bisa (MB) berbicara dengan baik ada 11 orang (55%). Sedangkan anak belum bisa (BB) sabar menunggu antrian ada 8 orang (40%), dan anak mulai bisa (MB) sabar menunggu antrian ada 12 orang (60%). 2) Pertemuan kedua, menunjukkan bahwa anak belum bisa (BB) mengucapkan salam ada 8 orang (40%), sedangkan anak mulai bisa (MB) mengucapkan salam ada 12 orang (60%. ). Anak belum bisa (BB) mengucapkan terima kasih ada 12 orang (60%), anak mulai bisa (MB) mengucapkan terima kasih ada 8 orang (40%). Anak belum bisa (BB) berbicara dengan baik ada 10 orang (50%), anak mulai bisa (MB) berbicara dengan baik ada 10 orang (50%). Sedangkan anak belum bisa (BB) sabar menunggu antrian ada 6 orang (30%), dan anak mulai bisa (MB) sabar menunggu antrian ada 14 orang (70%). 3) Pertemuan ketiga, menunjukkan bahwa anak mulai bisa (MB) mengucapkan salam ada 13 orang (65%), sedangkan anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan salam ada 7 orang (35%. ). Anak mulai bisa (MB) mengucapkan terima kasih ada 15 orang (75%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan terima kasih ada 5 orang (25%). Anak mulai bisa (MB) berbicara dengan baik ada 16 orang (80%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) berbicara dengan baik ada 4 orang (20%). Sedangkan anak mulai berkembang (MB) sabar menunggu antrian ada 14 orang (70%), dan anak berkembang sesuai harapan (BSH) sabar menunggu antrian ada 6 orang (30%). Demikian peningkatan moralitas melalui metode bercerita tentang kisah Nabi sudah berada dalam kategori mulai bisa. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran dalam bimbingan guru. Oleh karena itu sebelumnya disusun rencana perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada Taman Kanak-Kanak Cita Sahabat Mulia. Perencanaan pada siklus I meliputi pembuatan yang dirancang dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) di dalamnya terkait persiapan materi yang akan dilaksanakan melalui media berupa alat peraga. Dalam hal ini rencana pembelajaran dan beberapa alat berupa : 1. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH) meliputi tahapan sebagai berikut :
10
a) Kegiatan Awal b) Kegiatan Inti c) Kegiatan Penutup Untuk lebih jelasnya RKH dapat dilihat pada lampiran. 2) Menyiapkan media pembelajaran meliputi : a) Siklus II pertemuan pertama buku cerita tentang kisah Nabi Ibrahim b) Siklus II pertemuan ke dua buku cerita tentang kisah NabiNuh c) Siklus II pertemuan ke tiga buku cerita tentang kisah Nabi Yusuf b. Pelaksanaan Tindakan 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Senin, 27 Januari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Nuh Tema / Subtema : Rekreasi / Kendaraan Laut Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 1 sebagai berikut : a. Kegiatan Awal Peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk untuk duduk rapi ( membuat lingkaran ) dan melakukan kegiatan do’a bersama. Kemudian anak diajak bersenang-senang dengan menyanyikan beberapa lagu anak–anak, setelah anak merasa senang kemudian anak diajak mengingat kembali pembelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b. Kegiatan Inti Disini peneliti menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak tentang moralitas. Dan yang pertama di sini peneliti menjelaskan tentang moralitas anak mengucapkan salam dengan menggunakan media buku cerita bergambar khususnya bercerita tentang kisah Nabi dan peneliti mengambil kisah Nabi kita yaitu Nabi Nuh. Peneliti membagi anak menjadi 2 kelompok dimana peneliti duduk di antara ke 2 kelompok ini. Setelah itu peneliti pun mulai bercerita tentang kisah Nabi Nuh beserta kaumnya tentang kapal laut yang di buatnya di atas bukit. Anak di berikan contoh bagaimana cara bersabar. c. Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain dihalaman. Setelah bermain bersama-sama dihalaman anak disuruh mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan d. Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdoa bersama dan salam. 11
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 2 dilaksankan pada : Hari / Tanggal : Rabu, 29 Januari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Ibrahim Tema / Subtema : Rekreasi / Kendaraan Udara Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 2 sebagai berikut : a. Kegiatan Awal Peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk duduk rapi (membuat lingkaran) dan melakukan kegiatan doa’ bersama. Kemudian anak diajak bersenang–senang dengan menyanyikan beberapa lagu anak-anak, setelah anak merasa senang kemudia anak diajak mengingat kembali pelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b. Kegiatan Inti Disini peneliti menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak–anak. Anak–anak dibagi menjadi tiga kelompok, untuk kelompoknya membuat masing-masing duduk di tempatnya. Disini guru akan menjelaskan tentang sabar dimana contoh yang diambil disini dengan menggunakan buku cerita tentang kisah Nabi Ibrahim dengan mengucapkan salam. c. Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain dihalaman. Setelah bermain bersama-sama dihalaman anak disuruh mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan. d. Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdo’a bersama dan salam. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II pertemuan 3 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan 3 dilaksanakan pada : Hari / Tanggal : Senin, 3 Februari 2014 Kegiatan : Bercerita tentang kisah Nabi Yusuf Tema / Subtema : Rekreasi / Kendaraan Udara Waktu : 08.00-11.00 Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan 3 sebagai berikut : a. Kegiatan Awal Peneliti menarik perhatian terhadap anak dengan mengucapkan salam kemudian anak diminta untuk duduk rapi (membuat lingkaran) dan melakukan kegiatan doa’ bersama. Kemudian anak diajak bersenang–senang dengan menyanyikan beberapa lagu anak-anak, setelah anak merasa senang kemudia 12
anak diajak mengingat kembali pelajaran yang berhubungan dengan materi yang telah lalu. b. Kegiatan Inti Sebelum peneliti memberikan materi yang akan disampaikan kepada anak, terlebih dahulu peneliti menanyakan kepada anak. Anak–anak dibagi menjadi dua kelompok, pada kedua kelompok tersebut, guru menyuruh anak untuk membuat masing-masing duduk di tempatnya. Disini guru akan menjelaskan tentang bagaimana berbicara dengan baik dimana contoh yang diambil disini dengan menggunakan buku cerita tentang kisah Nabi Yusuf dengan ucapan baik yang dimilikinya. Guru memberikan contoh bagaimana cara berbicara dengan baik setelah itu anak disuruh untuk mengikutinya. c. Istirahat Kegiatan istirahat ini, anak–anak bermain dihalaman. Setelah bermain bersama-sama dihalaman anak disuruh mencuci tangan menggunakan sabun, berdoa sebelum makan dan makan bersama–sama. Setelah selesai makan, anak–anak mencuci tangan kembali menggunakan sabun dan berdoa selesai makan. d. Kegiatan Penutup Anak diminta menceritakan pengalaman kegiatan hari ini, kemudian peneliti menginformasikan kegiatan hari esok, setelah itu bernyanyi bersama, berdoa bersama dan salam. Tabel II Data Penilaian Peningkatkan Moralitas Pontianak TenggaraPada Siklus II No
1
2
3
Pertemuan
Pertama
Kedua
Ketiga
Kemam puan Anak
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB
Anak mengucap kan salam
Anak mengucap kan terima kasih Jum % lah
Anak berbicara dengan baik Jum % lah
Anak sabar menunggu antrian cuci tangan Jum % lah
Jum lah
%
6 14
30 70
8 12
40 60
10 10
50 50
9 11
45 55
11 9
55 45
12 8
60 40
13 7
65 35
15 5
75 25
13
BSH BSB
6 14
20 80
7 13
25 75
6 14
20 80
6 14
20 80
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan peningkatan moralitas pada siklus I cukup meningkat yaitu : 1) Pertemuan pertama, menunjukkan bahwa anak mulai bisa (MB) mengucapkan salam ada 6 orang (30%), sedangkan anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan salam ada 14 orang (70%. ). Anak mulai bisa (MB) mengucapkan terima kasih ada 8 orang (40%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan terima kasih ada 12 orang (60%). Anak mulai bisa (MB) berbicara dengan baik ada 10 orang (50%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) berbicara dengan baik ada 10 orang (50%). Sedangkan anak mulai berkembang (MB) sabar menunggu antrian ada 9 orang (45%), dan anak berkembang sesuai harapan (BSH) sabar menunggu antrian ada 11 orang (55%). 2) Pertemuan kedua, menunjukkan bahwa anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan salam ada 11 orang (55%), sedangkan anak berkembang sangat baik (BSB) mengucapkan salam ada 9 orang (45%. ). Anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan terima kasih ada 12 orang (60%), anak berkembang sangat baik (BSB) mengucapkan terima kasih ada 8 orang (40%). Anak berkembang sesuai harapan (BSH) berbicara dengan baik ada 13 orang (65%), anak berkembang sangat baik (BSB) berbicara dengan baik ada 7 orang (35%). Sedangkan anak berkembang sangat baik (BSB) sabar menunggu antrian ada 15 orang (75%), dan anak berkembang sangat baik (BSB) sabar menunggu antrian ada 5 orang (25%). 3) Pertemuan ketiga, menunjukkan bahwa anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan salam ada 6 orang (20%), sedangkan anak berkembang sangat baik (BSB) mengucapkan salam ada 14 orang (80%. ). Anak berkembang sesuai harapan (BSH) mengucapkan terima kasih ada 7 orang (35%), anak berkembang sangat baik (BSB) mengucapkan terima kasih ada 13 orang (75%). Anak berkembang sesuai harapan (BSH) berbicara dengan baik ada 6 orang (20%), anak berkembang sangat baik (BSB) berbicara dengan baik ada 14 orang (80%). Sedangkan anak berkembang sangat baik (BSH) sabar menunggu antrian ada 6 orang (20%), dan anak berkembang sangat baik (BSB) sabar menunggu antrian ada 14 orang (80%). Demikian peningkatan moralitas melalui metode bercerita tentang kisah Nabi sudah berada dalam kategori berkembang sangat baik . SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Peningkatan Moralitas Melalui Metode Bercerita Tentang kisah Nabi Pada Anak Usia 5-6 tahunTaman Kanak-
14
Kanak Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara telah dilakukan secara maksimal, hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian pada siklus I dan siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Diharapkan guru dalam perencanaan dalam peningkatan moralitas sebagai guru TK diharapkan terus memprogramkan Nilai-Nilai Agama dan Moral yang telah ada dan yang telah diwujudkan di TK Cita Sahabat Mulia Pontianak Tenggara. (2) Diharapkan guru dalam pelaksanaan upaya peningkatan moralitas melalui metode bercerita tentang kisah Nabi pada anak, anak mengucapkan salam kepada ibu guru, anak mengucapkan terima kasih apabila diberi sesuatu oleh temannya, anak berbicara dengan baik kepada guru maupun temannya serta anak sabar mengantri cuci tanganperlu selalu di ingatkan dan diawasi terus– menerus oleh guru di TK Cita Sahabat Mulia sehingga anak akan dapat mewujudkannya tidak hanya di TK Cita Sahabat Mulia tetapi juga dirumah. (3) Diharapkan respon dalampeningkatan moralitas melalui metode bercerita tentang kisah Nabi pada anak, anak mengucapkan salam kepada ibu guru, anak mengucapkan terima kasih apabila diberi sesuatu oleh temannya, anak berbicara dengan baik kepada guru maupun temannya serta anak sabar mengantri cuci tangandapat mewujudkan perilaku moralitas yang baik bagi anak metode bercerita juga bersifat bersemangat anak di ajak untuk tertawa di kala cerita itu lucu, namun sebaliknya anak di ajak untuk sedih ketika cerita itu menyedihkan bagi anak. DAFTAR RUJUKAN Depdiknas. 2003. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Jakarta Depdiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (PERMEN) No 58 Tahun 2009. Jakarta : Depdiknas Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Press Sujiono, dkk. 2009. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta : Elek Media Komputindo Yusuf, Syamsu. 2000. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung :Remaja Rosdakarya
15