1
PENINGKATAN BUDI PEKERTI ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PEMAKAIAN UNDHAUSUK BAHASA JAWA Farida Nuryantiningsih, Wiekandini Dyah Pandanwangi Universitas Jenderal Soedirman Parents are worried upon their children's bad attitudes and behaviors. Recently, politeness, respect, spirit of togetherness, tolerance ( tepa selira ), and cooperation have not been much paid attention by youngsters. Thus, implanting characters to children should compulsively be conducted to overcome their negative attitudes. Those should be implanted in an integrated manner and be initiated in the early ages. Since childhood, children should be acquainted to behaviours reflecting characters of a family as well as respecting their parents and older people. Javanese language meets the requirements of educational values which are the main substances of character education. Javanese language contains Javanese life value systems, such as norms, beliefs, customs, and symbols which live and develop in Javanese society. The character education which is based on Javanese language substances may become a pillar of national character education. Due to those backgrounds, developing characters of elementary school students through the use of Javanese undhausuk language needs to be conducted. This is a descriptive-qualitative research with a cultural approach using a case study design conducted in the research area. This research focuses on developing characters of elementary school students through Javanese undhausuk Language. The collected data are then analyzed using methods of data reduction, interpretation, categorization, and conclusion. Data validity and reliability tests are conducted using triangulation sources and methods. ABSTRAK Keresahan menghinggapi para orang tua terhadap anaknya saat ini yang cenderung menunjukkan sikap dan berperilaku kurang santun dan kurang terpuji. Sementara, sikap santun, hormat, semangat kebersamaan, tenggang rasa ( tepa selira ), dan gotong royong sudah jarang diperhatikan di kalangan anak-anak muda sekarang. Memberikan penanaman budi pekerti kepada anak wajib dilakukan untuk mengatasi sikap negatif anak-anak. Penanaman nilai budi pekerti harus berjalan terpadu dan dimulai sejak anak usia dini. Sejak kecil, seharusnya anak sudah dibiasakan dengan perilaku-perilaku yang mencerminkan budi pekerti di dalam keluarga dan dibiasakan menghormat orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa mengandung syarat pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan budi pekerti. Dalam bahasa Jawa, terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. Pendidikan budi pekerti yang digali dari substansi bahasa Jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut, peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui pemakaian undhausuk bahasa Jawa perlu dilakukan.
2
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan budaya. Penelitian ini menggunakan rancangan case study (studi kasus) ke lokasi penelitian. Fokus penelitian, yaitu peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui undhausuk bahasa Jawa. Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan metode reduksi data, pemaparan data, kategori data, dan simpulan data. Uji mutu data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Kata Kunci: budi pekerti, undhausuk, bahasa Jawa sudah banyak membuat miris orang I.
Pendahuluan
Keresahan
tua. Generasi kita sudah kehilangan
menghinggapi
banyak para orang tua terhadap anaknya saat ini yang cenderung menunjukkan sikap dan berperilaku kurang santun dan kurang terpuji. Tidak
menghormati
dan
tidak
menuruti nasihat orang tua, kurang menghargai orang lain, tindakan berselisih paham antarteman, konflik, adu domba saat ini adalah hal yang biasa. hormat,
Sementara,
sikap
semangat kebersamaan,
royong
sudah
memilih
jarang
diperhatikan di kalangan anak-anak muda sekarang. Kenakalan mereka
budaya
konsumtif,
pragmatis, instan, materialis, dan kekerasan.
Banyak
pihak
yang
berpendapat, salah satu penyebab munculnya
masalah
ini
adalah
lunturnya nilai moral dan budi pekerti pada generasi kita. Budi pekerti sudah menjadi barang yang langka dan tidak dikenali lagi. Memberikan penanaman budi
santun,
tenggang rasa ( tepa selira ), dan gotong
budaya ketimuran. Mereka lebih
pekerti kepada anak wajib dilakukan untuk
mengurangi
dan
menghilangkan berbagai
penyakit
masyarakat
yang
akhir-akhir
ini
cenderung banyak terjadi. Tidak
3
dapat ditawar lagi bahwa penanaman
dibiasakan menghormat orang tua
budi pekerti itu harus segera terwujud
atau orang yang lebih tua. Dalam
agar masyarakat kita tidak terlalu
masyarakat Jawa misalnya, berjalan
lama terbelenggu dalam kondisi yang
sedikit membungkuk jika di depan
serba cheos. Penanaman nilai budi
orang
pekerti harus berjalan terpadu dan
mengucap
dimulai sejak anak usia dini. Keluarga
(permisi), nderek
mempunyai peranan yang sangat
langkung (perkenankan lewat sini).
penting untuk menanamkan budi
Selain berperilaku halus dan sopan,
pekerti ini. Sejak kecil seharusnya
dalam keluarga masyarakat Jawa juga
anak
dengan
diajarkan berbahasa Jawa yang baik
yang
untuk menghormati sesama, apakah
mencerminkan budi pekerti di dalam
itu bahasa halus ( kromo) atau ngoko (
keluarga. Tidak hanya itu, setiap
bahasa biasa). Bahasa Jawa yang
tindakan
anak
bertingkat bukanlah hal yang rumit
seharusnya selalu dalam monitor
karena tingkat tutur dalam bahasa
orang tuanya sampai orang tua betul-
Jawa untuk menghormat orang lain.
sudah
dibiasakan
perilaku-perilaku
dan
perkataan
tua
dan
dengan
nuwun
sopan sewu
betul mantap bahwa anaknya sudah
Bahasa Jawa sebagai sumber
sulit untuk terpengaruh dari hal-hal
pendidikan budi pekerti tidak perlu
negatif. Berperilaku yang baik dalam
diragukan lagi keberadaannya karena
keluarga
bagi
dalam bahasa Jawa syarat akan
pertumbuhan sikap anak selanjutnya.
pendidikan nilai yang merupakan
Sejak
substansi utama dari pendidikan budi
amat
kecil
anak
penting
harus
sudah
4
pekerti. Sudah menjadi pengetahuan
Jawa, baik di sekolah-sekolah formal
umum bahwa dalam bahasa Jawa
maupun
terkandung tata nilai kehidupan Jawa,
ditingkatkan agar dapat membentuk
seperti norma, keyakinan, kebiasaan,
manusia
dan simbol-simbol yang hidup dan
berbudaya tinggi.
berkembang dalam masyarakat Jawa. Toleransi,
kasih
sayang,
gotong
nonformal,
perlu
yang berbudi luhur dan
Penguasaan bahasa Jawa pada anak
dapat
dijadikan
wahana
royong, andhapasor, kemanusiaan,
penanaman watak dan budi pekerti,
nilai hormat, tahu berterima kasih
terutama melalui penerapan unggah-
adalah nilai-nilai luhur yang harus
ungguh pada masyarakat Jawa serta
dilestarikan. Pendidikan budi pekerti
memiliki
yang digali dari substansi bahasa
pengembangan watak, dan pekerti
Jawa dapat menjadi pilar pendidikan
bangsa. Dengan penguasaan bahasa
budi pekerti bangsa. Bahasa Jawa
Jawa yang baik, diharapkan anak-
sebagai salah satu unsur budaya di
anak
Indonesia
lingkungannya, menerapkan dalam
akan memberikan
peran
dapat
sentral
mengenal
tata
pendidikan budi pekerti. Budi pekerti
menghargai
potensi
masyarakat Jawa akan tampak pada
bangsanya,
sehingga
tindak
selalu
mengembangkan
sosial
tradisional sebagai bentuk kearifan
mempertimbangkan
yang status
budayanya,
dirinya,
kontribusi nyata dalam implementasi
tutur
krama
dalam
mitra tuturnya. Oleh karena itu,
lokal
yang
pembelajaran kemampuan berbahasa
ditransformasikan
nilai
hanya
serta budaya dapat luhur
tepat
menggunakan
5
bahasa Jawa. Hal tersebut sangat
Implementasinya dalam pendidikan.
diharapkan karena saat ini banyak
Selain Rahayu dan Wibawa, Alfiah
kearifan lokal Jawa yang sirna
(2013) juga pernah menulis Peran
bersamaan dengan pudarnya minat
Pembelajaran Bahasa Jawa di PAUD
masyarakat Jawa
bertutur dalam
dalam Pembentukan Karakter. Alfiah
bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan tentang pentingnya
mengidentifikasi pemakaian bahasa
pembelajaran bahasa Jawa bagi anak
Jawa pada anak sekolah dasar dan
usia dini.
membuat model untuk menstimulasi pemakaian
bahasa
Jawa
sesuai
dengan undhausuk bahasa Jawa yang benar.
Penelitian penelitian
deskriptif
adalah kualitatif.
Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan budaya. Hal ini karena
Beberapa penelitian tentang bahasa Jawa sebagai pendidikan budi pekerti sudah pernah dilakukan. Di antaranya oleh Rahayu dengan judul Pembelajaran Bahasa Jawa sebagai Wahana pembelajaran Watak Pekerti Bangsa (Penerapan Unggah-Ungguh Berbahasa). Sementara itu, Wibawa
pendidikan budi pekerti merupakan kegiatan
Jawa
Pendidikan
sebagai
Sumber
Karakter
dan
yang
harus
segera
ditanamkan pada anak-anak sejak kecil.
Salah
satunya
melalui
pemakaian bahasa Jawa. Di samping itu, rencana penelitian ini juga menjelaskan undhausuk bahasa Jawa dalam peningkatan budi pekerti.
(2011)meneliti tentang Bahasa dan Sastra
ini
Penelitian ini menggunakan rancangan case study (studi kasus) ke lokasi
penelitian.
Studi
kasus
6
digunakan
karena
mempunyai
peneliti
kontrol
tidak
terhadap
peristiwa. Dalam hal ini, fenomena
Kecamatan Sumbang yang dijadikan lokasi penelitian. II.
PEMBAHASAN
hanya dapat diamati, tidak dapat dikontrol seperti halnya eksperimen. Peneliti akan mengamati pemakaian bahasa Jawa anak-anak sekolah dasar di
lokasi
penelitian
serta
memperhatikan budi pekerti anakanak tersebut. Fokus dalam penelitian ini yaitu, peningkatan budi pekerti anak
sekolah
dasar
melalui
undhausuk bahasa Jawa. Lokasi penelitian ini adalah sekolah dasarsekolah dasar yang berada di bawah UPK
Kecamatan
Sumbang.
Penelitian ini akan diambil sampel sebanyak 5 sekolah dasar sebagai lokasi penelitian. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara acak. Populasi penelitian ini adalah anakanak sekolah dasar kelas 1 di lima sekolah dasar di wilayah UPK
Akhir-akhir ini terlihat gejala semakin
mundurnya
penguasaan
unggah-ungguh atau tingkat tutur (undha usuk) bahasa Jawa, terbukti kurang dikuasainya secara baik dan benar bahaa Jawa ragam krama oleh sebagian besar masyarakat Jawa, terlebih di kalangan generasi muda (termasuk juga calon generasi muda yang sekarang masih duduk di bangku sekolah TK, SD, maupun SMP). Padahal mereka merupakan bagian dari kelompok masyarakat
yang
mempunyai kedudukan dan peran strategis. Mereka adalah penerus kelangsungan hidup setiap institusi kehidupan,
termasukkelangsungan
hidup bahasanya.
7
Berdasarkan hasil penelitian
pelafalan sesuai dengan tingkat tutur
tim yang berjudul “Peningkatan Budi
yang benar. Inilah persoalan yang
Pekerti Anak Sekolah Dasar melalui
mendasar yang harus dicari solusinya
Pemakaian Undhausuk Bahasa Jawa
agar anak-anak bisa menggunakan
(Studi Kasus Sekolah Dasar di UPK
bahasa Jawa dengan benar sebagai
Sumbang Kabupaten Banyumas)”
penghargaan terhadap bahasa ibu dan
pembelajaran bahasa Jawa terutama
sebagai salah satu kekayaan yang
berkaitan dengan pemakaian tingkat
dimiliki
tutur (undhausuk) bahasa Jawa yang
kekhawatiran akan punahnya bahasa
benar
Jawa tidak akan terjadi.
di
Sekolah
Dasar
UPK
Sumbang masih memprihatinkan. Hal
disebabkan
Indonesia
serta
Berdasarkan hasil penelitian
oleh
yang sudah dilakukan oleh tim
media
pengusul bahwa permasalahan yang
pembelajaran dalam kegiatan belajar
dihadapi oleh Sekolah Dasar di UPK
mengajar juga sangat memengaruhi
Sumbang adalah ketidakmampuan
keberhasilan
para
minimnya
ini
bangsa
fasilitas
anak
didik
dalam
siswa
dalam
pemakaian
penguasaan bahasa Jawa yang baik
undhausuk bahasa Jawa. Hal ini
dan benar. Pelajaran bahasa Jawa di
disebabkan oleh media pembelajaran
sekolah kian menjadi mata pelajaran
yang masih tradisional menyebabkan
yang membosankan dan menyulitkan.
sulitnya penyampaian mata pelajaran
Sangat aneh karena anak-anak yang
bahasa Jawa bagi anak didik. Selain
asli
untuk
itu, kebiasaan pemakaian bahasa
melafalkan bahasa Jawa, apalagi
kedua yaitu bahasa Indonesia dalam
suku
Jawa
susah
8
komunikasi
sehari-hari,
di
agar semangat dalam memahami
lingkungan sekolah maupun di rumah
materi ajar akibat dari ilustrasi yang
karena
mudah
menyenangkan bagi siswa. Dengan
sehingga menyebabkan bahasa Jawa
adanya media komik sebagai sumber
jarang digunakan.
untuk
dianggap
baik
lebih
Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran
sulit
dan
diharapkan
akan
mempermudah guru dan siswa dalam
tidak
proses pembelajaran, sehingga dapat
disenangi siswa dikeluhkan oleh para
berjalan efektif, efisien, dan menarik.
guru. Oleh karena itu, diperlukan
Media pembelajaran yang berupa
media
tentang
komik ini sangat tepat ditujukan bagi
yang
siswa kelas 1 sekolah dasar. Hal ini
menarik, sehingga para guru dapat
karena melalui komik, pemahaman
menyampaikan
menarik
anak terhadap materi yang diberikan
undhausuk bahasa Jawa kepada anak
dibantu dengan gambar-gambar lucu,
didiknya
berwarna
undhausuk
yang
belajar
pembelajaran bahasa
yang
Jawa
dengan
mudah
dipahami
siswa. Salah satu media pembelajaran
sehingga
mampu
mengembangkan imajinasi anak.
yang menarik bagi siswa sekolah dasar adalah komik. Hal ini karena dengan komik proses penerimaan III.
PENUTUP
pesan oleh siswa akan tersimpan lebih lama dibandingkan dengan proses Akhir-akhir ini terlihat gejala pembelajaran satu arah. Selain itu, semakin
mundurnya
penguasaan
komik juga dapat memotivasi siswa unggah-ungguh atau tingkat tutur
9
(undha usuk) bahasa Jawa, terbukti
didik.
kurang dikuasainya secara baik dan
pemakaian bahasa kedua yaitu bahasa
benar bahasa Jawa ragam krama oleh
Indonesia dalam komunikasi sehari-
sebagian besar masyarakat Jawa,
hari, baik di lingkungan sekolah
terlebih di kalangan generasi muda
maupun di rumah karena dianggap
(termasuk juga calon generasi muda
lebih mudah sehingga menyebabkan
yang sekarang masih duduk di bangku
bahasa Jawa jarang digunakan. Oleh
sekolah TK, SD, maupun SMP.
karena
Berdasarkan hasil penelitian tim yang
pembelajaran
berjudul “Peningkatan Budi Pekerti
bahasa Jawa yang menarik, sehingga
Anak
para
Sekolah
Dasar
melalui
Selain
itu,
guru
itu,
kebiasaan
diperlukan tentang
dapat
media
undhausuk
menyampaikan
Pemakaian Undhausuk Bahasa Jawa
dengan menarik undhausuk bahasa
(Studi Kasus Sekolah Dasar di UPK
Jawa kepada anak didiknya yang
Sumbang Kabupaten Banyumas)”
mudah dipahami siswa. Salah satu
pembelajaran bahasa Jawa terutama
media pembelajaran yang menarik
berkaitan dengan pemakaian tingkat
bagi siswa sekolah dasar adalah
tutur (undhausuk) bahasa Jawa yang
komik. Hal ini karena dengan komik
benar
proses penerimaan pesan oleh siswa
di
Sekolah
Dasar
UPK
Sumbang masih memprihatinkan. Hal
akan
ini
dibandingkan
disebabkan
oleh
media
tersimpan
lebih
dengan
lama proses
pembelajaran yang masih tradisional
pembelajaran satu arah. Selain itu,
menyebabkan sulitnya penyampaian
komik juga dapat memotivasi siswa
mata pelajaran bahasa Jawa bagi anak
agar semangat dalam memahami
10
materi ajar akibat dari ilustrasi yang
mempermudah guru dan siswa dalam
menyenangkan bagi siswa. Dengan
proses pembelajaran, sehingga dapat
adanya media komik sebagai sumber
berjalan efektif, efisien, dan menarik.
untuk
belajar
diharapkan
akan
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah.2013. ”Peran Pembelajaran Bahasa Jawa di PAUD dalam Pembentukan Karakter”. Eprints.ikippgrismg.ac.id. Diunduh, 5 Mei 2015 Dewantara, Ki Hajar. (1962). Karya Ki Hajar Dewantara. Bagian Pertama: Pendidikan. Yogyakarta: Penerbitan Taman Siswa. Fudyartanta, Ki. (1995). Acuan Wawasan Pendidikan Budi Pekerti : Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kebudayaan. Bandung: rosda Karya. Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widyasastra. Rahayu, Endang. 2011. “Pembelajaran Bahasa Jawa Sebagai Wahana Pembelajaran Watak Pekerti Bangsa (Penerapan Unggah - Ungguh Berbahasa)”. Disampaikan pada Kongres bahasa Jawa, Surabaya. 2730. Diunduh, 2 Mei 2014. Riyanto, Bayu. 2012. “Unggah-Ungguh Bahasa Jawa”. www.bayuriyantoxiia2.blogspot.com. Diunduh, 2 Mei 2014 Wibawa. 2011. Bahasa dan Sastra Jawa sebagai Sumber Pendidikan Karakter dan Implikasinya dalam Pendidikan. Makalah dalam Kongres bahasa Jawa 5, Surabaya, 27-30 November 2011. www.staff.uny.ac.id (diunduh tanggal 5 Mei 2014).
11
“Pengertian Ngoko dan Krama dalam Bahasa Jawa”. www. extremeprogamer.blogspot.com. Diunduh, 2 Mei 2014 “Mengenalkan Unggah-Ungguh Bahasa Jawa Kepada Anak Usia Dini”. www.staff.uny.ac.id. Diunduh, 3 Mei 2014.