Aplikasi/sotopdanRadiasi. /996
PENINGKA TAN KERAGAMAN GENETIK TANAMAN NILAM MELALm KUL TUR KALUS DAN IRADIASI Ika Mariska, Hobir, Endang Gati, dan Deliah Seswita Balai Penelitian Tanaman Rempahdan Obat
ABSTRAK PENINGKATAN KERAGAMAN GENETIK TANAMAN NILAM MELALUI KULTUR KALUS DAN IRADIASI. Tanaman nilam (Pogoslemon cab/in Benth) selalu diperbanyak secaravegetatif,karena di Indonesia tanaman ini tidak dapat berbunga. Karena sifat tersebut, keragamangenetiknya sempit, terutama dalam kandunganminyatnya. Menlingat tanamantidak berbunga,peningkatankeragamangenetik dilakukan melalui variasi somaklonal, yaitu dengan meradiasi talus dari berbagaiumur. Dalam penditian in~ talus yang berumur I, 6, 12, 18, daD24 bulan masing-masingdiiradiasi denpn sinar gamma dengandosis 0, 10,20, daD30 Gy. Setiap kombinasi perlakuan diulang 30 kali. Setelahiradiasi. kalus diregenerasikanpada media MS + BA 5 mg/l. Untuk mempereepatproses regeneras~setiapdua minggu talus tersebutdisubkultur pada media MS dengan penguranganBA sebanyak I mg/l pada setiaptahapan subkultur. Pengamatandilakukan terhadap pertumbuhantalus daD keragamanplantlet yang terbentuk (pada tahap in m) serta keragamansifat-sifat morfologis pada bibit umur 2 bulan (tahap aklimatisasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 kombinasi periakuan hanya 8 kombinasi yang kalusnya dapat beregenerasimembentuk plantlet. sedangkankombinasi \ainnya mati. P8da tahap p\antlet (dalam botol) te\ah teridentifikasi 4 bentuk plantlet yang berbedadalam penampilannya.Penampilanyang berbeda tersebut terdapat pada ka\us yang berumur \ bulan dan 18 bulan yang diiradiasi dengandosis 2 krad. Pada tahap aklimatisasi di rumah bca terlihat bahwa pada umumnya kalus yang diiradiasi menghasilkanukuran bibit yang lebih kecil dan pertumbuhannyaIelMh lambatdari yang tidak diiradiasi. Bentuk daDukuran morfologis tanamannampak beragambait antarpopulasimaupundalam populasi.
ABSTRACT INCREASING
GENETIC
V ARIABILYTY
OF PAmOULY
THROUGH
CALLUS
CULTURE
AND GAM-
MA IRRADIATION. Patchouly (PogoslenKJn cab/in Benth.) is generally propagated vegetatively, as the crop novcr Dowen in Indonesia. This character results in the low genetic variability of the crop, particularly in oil content. To increase acnetic variability, somaclonal variation was employed by irradiating callus at different ages. In this study the callus of 1.6, 12, 18 and 24 months was irradiated with the intensity of 0, 10,20, and 30 Gy respectively. Each combination (callus age x irradiation intensity) consisted of 30 callus (bottles). After irradiation. the callus were regenerated a medium of MS + BA S mall. To accelerate the regeneration the regenerating callus were subcultured every two weeks on the same medium with redueing BA concentration by I mg/i every subculture. After the plantlet developed, they were multiplied and raised in the glass house. The observation was made on callus growth and variation of plantlets developed from the callus and the variation of InOrPhokIIical characters of the plants in the glass house. Results showed that from 20 combined treatments only 8 combinatioos (1KJPUIations) regenerated and developed to plantlets: In the labomtory (in vitro stage) 4 types of plandets were identified to have different morfological characters from the others. The types were observed from 1 and 18 months callus r8diated with 2 bad. In the glass house (aclimatization stage) it was seen that the irradiatied callus genemlly produced smaller plants with slower growth compared with those unirradiated ones. Morfological chamcters were varied. either between population or within 1KJPU1ation.
PENDAHULUAN Nilam merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting sebagaikomoditasekspor.Indonesiamengeksporminyak nilam antaraSOO-S()Oton tiap tabun dengannilai devisa antaraUS $ 9-14 juta (I, 2). Denganvolumeeksportersebut,Indonesiamerupakanpemasok minyak nilam terbesar di pasarandunia dengan kontribusi sekitar80% (3). Di Indonesia,tanamannilam banyakdiusahakan di daerah Aceh, SumateraUtara, daD SumateraBarat. Sistemusahatani di daerahtersebutpadaumumnyamasih dilakukan secaratradisional dalam bentuk perladangan
berpindah(4). Sistem usahatanidemikian dalam jangka panjangdapatmengganggukelestarianhutankarenapada setiappenanamanbani (1-2 tahun) petani akan membuka hutanbani. Area1tanamannilam di Sumateraberkisar antara6600-7900 ha tiap tahunnya(5). Untuk melestarikanlingkunganbutan~rta ~mpertabankanposisi Indonesia sebagaipemasok minyak nilam terbesardi pasarandunia, sistemusahatam nilam berpindah hendaknya diubab menjadi menetap. Untuk mendukWlgusahat~ diperlukanpakettdmoIogiyang meliputi antaralain tersedianyavarietasungguI yang disertai dengan teknik budi daya dan teknik pengolaban yang efisien.
Ap[ika"i 1"otopdonRodio"i. 1996
Mengingat produktivitastanaman daDmotu minyak masihrendah, maka strategipenelitiandan pengembangan nilam diarahkan pada efisiensi usaha tani daD peningkatan motu minyak melalui perbaikan varietas, teknik budi daya, dan penangananpascapaneDyang dapat memberikandampak pada peningkatan pendapatan petani (6). Masalahyang dihadapidalam perbaikanvarietas ataupopulasinilam adaIahvariabilitasnyayang diperkirakan rendah.Di Indonesiaterdapattiga spesiesnilam, yaitu Pogostemon cab/inBenth,P. hortensisBacker,daD P. heynianusBenth. Dari ketiga spesiestersebutyangbanyakdiusahakanadalah P. cab/in yang dikenal dengannama nilam Aceh, sedangdua spesieslainnya tidak diusahakan secarakomersial karena rendemendan motu minyaknya rendah sehingga tidak memenuhi standar motu perdagangan. Mengingat P. cab/in (di Indonesia)tidak dapat berbunga,rnaka bentukan-bentukangenotipabarn basil persilanganaIami tidak dapat terjadi, sehinggakeragaman genetiknyatidak terialu luas, terutamadalam hal kandunganminyak. Menurut RUSLI ~ .31.,(7) kadarminyak berkisar antara 0.3--0.4% daTilema segaratau 1-2% daTitemakering. Selanjutnya,basil pengujianpadaberbagai nomor nilam Aceh menunjukkanbahwa berdasarkan lema kering suling, kadar minyak di Bogor mencapai 1.55-2.82% (8) di Citayam (Depok) 1.43-1.61%, serta Manoko (Lembang) 1,76-1,83% (9). Denganberkembangnyametodekultur jaringan, peningkatanvariabilitas genetikdapatditingkatkanantara lain melalui keragaman somaklonal diantaranya kultur kalusdan iradiasi. Melalui tara ini keragamandapatdiperluaskarenavariasi genotipadapatterjadi pada tingkat sel, walaupunsifat yang timbul daTi variasi-variasitadi tidak dapatdiperhitungkansecaratepat. Banyaktanamanbasil seleksi somakIonalyang telah dilepas ke masyarakatdi antaranyalebo yang tahan penyakitdengankadar sukrosa yang lebihtinggi (10)sertaperbaikankualitasdan kuantitas basil padajagung, tembakau,angrek,bawang,llanas,daD kentang(11). Dalam penelitian ini dipelajari pengaruh umur kalus daD iradiasi terhadap kemampuanregenerasidaD keragamanplantlet padatanamannilam. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi kultur jaringan, Balai PenelitianTanamanRempah dan Obat (Balittro). Tanamaninduk yang digunakansebagaisumber eksplan awal adalah, nilam Aceh (Pogostemoncab/in Benth) Var. Tapak Tuan berasaldari Instalasi Percobaan Cimanggu(Bogor). Sebagaieksplan digunakan batang satu nodus berukuran antara 1-2 cm yang ditanam pada media MURASillGE dan SKOOG yang diberi vitamin Grup B + sukrosa30 g/l. Untuk proliferasi tunas digunakanBA 0.1 mg/l. Tunasadventifyangterbentukdari kalusdipindahkan (di subkultur)setiap2 bulan sekalipadamediayangsarna denganmediaawal. Pemindahantunasadventif dilakukan
berulangkali setiap2 bulan sampaidengan12 kali. Setelab jaringan mengalamiperiode kultur ill yj!!.Qselama24 bulan daunnyadigunakansebagaieksplanuntuk induksi kalus. Potongan jaringan daun berukuran 0.6 mm x 0.6 mm ditanam pada media MS yang diperkaya dengan BA 0.1 mg/i daD 2,4-D 0.5 mg/i. Untuk lebih memacu pertumbuhan kalus dilakukan subkultur setiap 2 bulan. Kalus dengan umur yang berbeda diiradiasi dengan sinar gamma pada tarat dosis yang berbeda. Perlakuan terdiri atas daTi 2 faktor, yaitu umur kalus (1, 6, 12, 18 daD 24 bulan) daD dosis iradiasi (0, 10,20, dan 30 Gy). Setiap kombinasi perlakuan terdiri alas 30 kalus (botol) .Setelah iradiasi, kalus diregenerasikan pada media MS + BA 5 mg/i. Untuk lebih mempercepat proses regenerasi, maka kalus disubkultur setiap 2-3 minggu sekali pada media MS dengan pengurangan konsentrasi BA sebanyak 1 fig/I pada setiap tahapan pemindahan kalus. Dari setiap kombinasi ulangan pada masingmasing perlakuan secara acak diambil 2 tunas (nomor), kemudian masing-masing nomor diperbanyak secara in Yit!Q hingga mencapai sekitar 20 planlet, kemudian diaklimatisasi di rumah kaca. Dari ke-20 tanaman tersebut dipilih 10 tanaman yang tumbuhnya baik untuk ditanam di lapang. Parameter dalam kultur ill .Yit!Q yang diamati adalah penampakan secara visual dari kalus daD tunas daD diameter kelompok tunas adventif. Pengamatan di romah kaca dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, dan lebar daun. Percobaan disusun secara faktorial dalam rancangan lingkungan acak lengkap dengan 30 ulangan.
BASIL DAN PEMBABASAN Pertumbuhan Kalus. Kalus yang diiradiasi pada umumnyaberwarnacoklat atau coklat keputihan,setelah dipindahkanke media regenerasiterjadi perubahanmenjadi coklatmuda keputihan,coklatmuda kehijauan,coklat kehijauan,daDhijau (Tabel 1). Dua minggu setelahiradiasi perubahanwama barn terjadi padakalus yang diiradiasi I bulan+ 0 Gy daD18bulan + 20Gy. Perubahanpada minggu berikutnya terjadi berangsur-angsurpada kalus yang umumyamuda(I daD6 bulan) denganiradiasipada semuataraf dosis. Semakintua umur kalus nampaknya semakinsulit terjadinyaperubahanwama yang menandakan awal pembentukan bakal meristem barn. Hal ini menunjukkanbahwa daya tumbuh kalus menurun baik dalam prosesmitosis yang berkelanjutanmaupundalam regenerasi tunas (12). Keadaan ini ditunjukkan pula dengantidak tumbuhnyakalus-kalusyang berumurIanjut (12, 18, daD24 bulan). PerubahanwarDa nampaknya berjalan seiring denganterjadinyapertumbuhankalus yang semakinmembesar.Padakalus umur muda dengandosisiradiasi rendah (0 daD I krad) pembesarankalus lebih cepatdibandingkan iradiasi dosistinggi. Hasil pengamatanCROCOMO, ~.!!f.. (13), menunjukkanbahwakalus yang diiradiasi do-
Aplikasi I salop don Radiasi, J 996
sis rendahbentukselnyahampir seragam,ukurannyakecil yang menunjukkanaktif membelah.Semakintinggi dosis iradiasi, sel cenderungmembesar,dinding sel tipis, dan sebagianpecah.Diduga adanyakerusakanstruktur fospolipida membranseldi sampingkerusakaninti dan organel sel. Walaupundemikian,ada satupengecualianpadakalus umur 18 bulan yang diiradiasi 20 Gy. Padaperlakuanini perubahanWarDaterjadi dengan cepatsarnakeadaannya dengankalus 1 bulan tanpairadiasi. MenurutPIERIK (12), denganiradiasi tidak hanya meningkatkankeragamangenetik juga dapat menstimulasipertumbuhankalus.
penelitian ini diameterbotol yang dipakai adalah5 cm. Padaminggu ke-lO terdapatpengarohinteraksi antaraumurkalus dengandosis iradiasi terhadappertumbuhantunas (fabel 2).
Tabel 2. Pengaruh interaksi antara umur kalus dan dosis radiasi terhadap pembentukan dan pertumbuhan tunas Umur
kalus (bulan)
0
2
3.42'
WarDakalus Minggu ke 2
1 bulan 1 1 1
1 1 1 1
6 bulan 6 6 6
4
6
cmk
h
h
*h
c
c
c
*cmk
c c
cm ck
h ck
h
*h
ck
*ck
+ 0 krad +lkrad +2krad +3krad
c c c c
ck c ck
12 bulan+ 0 krad 12 + 1 krad 12 + 2 krad 12 + 3 krad
c c c c
c c c c
18bulan + 0 krad 18 + 1 krad 18 + 2 krad 18 + 3 krad
c c
24 bulan+ 0 krad 24 + 1 krad 24 +2krad 24 + 3 krad
c c c c
Keterangan: c = cm = cmk = .=
h ck
*h c
ck ck
*ck
c c c c
c
c c c
c c
c c
c c
c c
cm
cm
ck
ck
*ck
c
c
c
c
c
c c c c
c c c c
c c c c
c
c
3.98'
2.79'
2.26d
1.75"
1.4"
2.16d
Of
2.06d
1.70"
12 18
Of Or
or Or
Of 3.16.
Of 0 f
Of or
or or
or 3.41.
or or
Of
Or
Or
Or
or
or
or
or
Keterangan
cmk
c
c
1.49"
1.76d
24
1 krad 2 krad 3 krad
ck c ck cm
1.90d
1.86d or
10
0 krad
*ck
c c c
c
c c
coklat ck= coklat kehijauan coklat muda h = hijau coklat muda kehijauan kalus yang dapat beregenerasimembentuk tunas.
Pembentukanmeristemoid mulai terjadi pada minggu ke-6, selanjutnyalebihjelas terlihat adanyapembentukannodul-nodulbakaltunas.Padaminggu ke-8 dari beberapaperlakuan sudah terlihat adanyakalus beregenerasi membentuktunas adventif terutama berasal daTi perlakuan kalus umur muda, yaitu 1 daD 6 bulan yang diiradiasi pada beberapataraf dosis yang berbeda.Pada minggu ke-lO tunas adventif sudah tumbuh daD berkembanghampir setengahnyadaTidiameterbotol. Pada
(cm)
6
8
2.6'
3
Diameter tunas minggu ke 16
(cm)
lakuan
2
0
Diameter tunas minggu ke 10
Tabel 1. Perkembangan WarDa kalus pada berbagai per-
Perlakuan
3
Angka yang diikuti oleh huruf yang sarna tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 1 %.
Karena tunas adventif yang terbentuk pendek serta menggerombol membentuk rosette maka pembentukan dan pertumbuhan tunas diamati dalam diameter kelompok tunas yang diukur dari dasar botol. Biakan banyak terbentuk pada kalus umur 1 bulan tanpa iradiasi yaitu 3.98 Ctn. Kalus umur muda tidak mengalami subkultur dan tidak diiradiasi mempunyai kenampakan maksimal membentuk tunas karena adanya BA tinggi dalam media. Pembentukan daD pertumbuhan tunas paling sedikit pada kalus umur 1 bulan + 30 Gy daD 6 bulan + 30 Gy, satu sarna lain tidak berbeda nyata. Nampaknya iradiasi dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan enzim-enzim tertentu yang berperan dalam biosintesis auksin, antara lain indole acetaldehyde (14). Pada kalus urnur Ianjut 12, 18, dan 24 bulan yang diiradiasi 0, 10, 20, daD 30 Gy tidak rnarnpu beregenerasi. kecuali kalus 18 bulan + 20 Gy. Keadaan tersebut tetap sarna sampai biakan berumur 16 rninggu setelah iradiasi daD ditanam pada media pertunasan. Proliferasi tunas kearah perturnbuhan lateral pada minggu ke-16 tidak terlalu berbeda dengan rninggu ke 10. Keadaan tersebut terjadi karena perturnbuhan tunas selanjutnya cenderung kearah rnernanjang. Tidak terjadinya proses diferensiasi kearah pernbentukan jaringan daD organ pada kalus urnur lanjut, yaitu 12. 18, daD 24 bulan diduga karena adanya akumulasi etilen dan peningkatan fenol dalam media yang mengharnbat pembelahan sel. Keadaan tersebut dicirikan dengan keadaan kalus yang tetap kecil seperti semula. warnanya semakin coklat tua serta rnenjadi nekrotik. Kecuali untuk kalus 18 bulan + 20 Gy pada sernua ulangan kalusnya dapat beregenerasiyang rnenunjukkan adanya prosespemulihan diri. Menurut IClllKAWA daD IKUSHIMA (15) iradiasi dapat rnenyebabkan hilangnya kernarnpuan sebagian sel untuk rnembelah, tetapi dapat rnenyebabkan aktivitas sel-sel lain lebih rneningkat, atau dapat pula disebabkan perbedaan genetik dari kelompok sel yang dipakai untuk
Aplikasi IsotopdanRadiasi. 1996
perlakuan. Dari penampakan tunas ill yj1!.Qsecaravisual terlihat adanyakeragamanbaik dari komposisinya,warna daun, bentuk daun dan tebal daun. lndividu-individu baru tersebut munculdari kelompoktunaspadaperlakuan yangsarna.Menurut CASSEL~ m. (16),keragamanmelalui kultur jaringan dapatterjadi padatingkat sel, sehingga keragamantetap terjadi waiaupundalam perlakuanyang sarna.Penampakanyang beragamtersebutdapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Bentukan-bentukan baru yang secara visual berbeda dengan kelornpok tunas lainnya dari perlakuan yang sarna
Perlakuan
Penampakan Dari Biakan
6 bulan + 1 krad
I. Kanopi berbentuk seperti payungipohon Berasal dari 1 uiangan/l botol 2. Khimera (daun belang-belang putih) Berasal dan 1 ulangan (kepala tunas) 3. Biakan berdaun lebar Berasal dari 1 uiangan/l botol
18 bulan+ 2 krad
I. Biakan berbatang clan berdaun besar, dengan tulang daun yang besar pula. Warn a daun hijau tua. Berasal dari 1 uiangan/l botol.
Bentukanbarn yang secaravisual berbedatersebut kemudian dipisahkan daD ditumbuhkan pada media barn untuk perbanyakantunas. Keragamantersebuttetap dipertahankanwalaupuntunas disubkulturberulangkali. Keragaman pada Tabap Plantlet/bibit. Keragaman nampaknya semakin meningkat setelah plantlet diaklimatisasidi rumah kaca (Tabel 4) dan tetapdipertahankan setelah diperbanyak secara stek berulang kali. Tabcl 4. Bcntukan-bentukan baru dan beberapa nomor tanaman dirumah kaca yang sccara visual berbeda dengan tanaman induknya
Penampakan bibit tanaman
Perlakuan 18 bIn + 2 krad
bin + 2 krad
--
1. Daun tepinya tidak banyak bergerigi wama daun lebih hijau dan lebih tebal 2. Wama daun lebih hijau + lebih tebal 3. Wama daun lebih hijau seperti beludru siang hari daun agak layu 4. Wama daun lebih hijau dan tebal setelah 6-10 pembentukan daun barn ada bercak kuning pada helaian daun 5. Warna daun paling hijau + tcbal -,
WILSOON daD MORISAN (17), menyatakan bahwa iradiasi dapat menyebabkanputusnya kromosom pada daerah yang sensitif sepanjangkhromatidnya. terutama
pada daerah mitosis. Kerusakan tersebut lebih mudah terlihat dari penampilan fisik tanarnan. Diharapkan dari varian-varian tersebut muncul sifat-sifat yang diharapkan seperti kandungan minyak yang tinggi, resisteD terhadap penyakit, daD sifat toleransi yang tinggi terhadap cekaman lingkungan. Di samping 4 klon barn yang telah muncul sejak kultur ill Y!!IQ, varian-varian barn dari beberapa nomor muncul di rumah kaca daD umumnya berasal dari perlakuan 18 bulan + 20 Gy. Menurut JACOBSEN (18), salah satu tara untuk mendapatkan keragaman somaklonal adalah melalui kalus daD BAYLISS (19), menyatakan pula bahwa peluang mendapatkan keragarnan akan meningkat sejalan dengan larnanya pengkulturan. Selanjutnya ANCORA dan SANNINO (20), menyatakan pemberian mutagen antara lain secara fisik (misaInya: sinar gamma) pada metode kultur jaringan dapat meningkatkan keberhasilan mendapatkan keragaman somaklonal. Keadaan tersebut di alas dapat menerangkanteljadinya keragaman morfologis yang tinggi pada kaIus umur 18 bulan dengan dosis iradiasi 20 Gy. Selain penampakan dari segi morfologis yang berbed:i dengan pohon induknya, telah diamati pula komponen pertumbuhan lainnya seperti tinggi tanaman, jumlah daun, daD panjang daun. Pada bibit umur 2 bulan (sejak ditanam di rumah kaca), keragaman terlihat baik dalam maupun antar populasi (kombinasi perlakuan umur kaIus dengan dosis iradiasi), Pada wnwnnya kaIus yang diiradiasi tumbuhnya lebih lambat dan ukurannya lebih kecil daripada kaIus yang tidak diiradiasi. Selain bentuk khimera dan bentuk pohon, yang telah muncul sejak kultur ill yj!!Q, di rumah kaca telah muncul pula dua tanaman (nomor) yang penampilannya berbeda. Nomor-nomor tersebut tumbuh lebih cepat dari nomor lainnya dalam populasi yang sarna. Dari Tabel 5 temyata selain antarpopulasi keragaman teljadi pula dalam populasi, yang terlihat dari simpangan baku pada tiap populasi untuk masing-masing parameter yang diamati. Tabel 5. Variasi komponen pertumbuhan pada berbagai populasi hasil keragaman somaklonal Populasi Tinggi tanarnan Jumlahdaun Panjangdaun ubar daun Rata-rata SO Rata-rata SO Rata-rata SO Rata-rataSO OKIB lKIB 2KIB 3KIB lK6B 2K6B 3K6B 2K18B 2KI8B I) 2K18B 1) Khimera ]) Pohon')
11.74 4.09 5.40 4.45 3.38 4.42 5.49 5.26 8.00 6.56 5.40 48.16
3.40 1.23 1.67 1.38 0.91 1.28 0.93 1.42 -
10.68 2.14
3.20
1.97 3.15 1.73 1.64 2.24 1.46 1.79
2.96 2.32
9.46 9.54 9.13 7.83 9.75 9.11 11.19 4.10 11.33 10.33 16.33
1.99 3.74 2.37
1.90 2.84 4.10 2.70 1.33 6.23
0.51 1.24 1.30 0.60 3.37
0.43 0.53 0.40
3.14 0.79 2.34 2.20 1.95 3.35 2.23 1.71 2.57 3.36 2.35 1.33 6.23
0.68 0.66 0.62 3.02 0.42 0.51 0.41
Ketl:rangan: I -4 terpilih sejak tahap ~ I ) Berdaun teba\ 2) Berdaun tebal daD besar 3) Daun berwama hijau daDputih. daTi populasi IK6B 4) Tajuk tanamanberbentukpohon. dari populasi IK6B
Ap/ikasi 1sotopdan Radiasi,1996
Berdasarkan penampilan plantlet sejak tahap ill Y!!!.Qhingga tahap bibit di rurnah kaca, pengkuituran kalus dati berbagai umur yang disertai dengan iradiasi sinar gama terbukti dapat meningkatkan keragaman sifat-sifat morfologis. Perubahan morfologis umumnya bersifat negatit yang ditunjukkan oleh pertumbuhan yang lebih lambat daD ukuran yang lebih kecil. Perubahan-perubahan yang mencolok terjadi pada kalus yang berumur 6 daD 18 bulan dengan dosis iradiasi masing-masing 1 daD 2 krad. Pada perlakuan tersebut perubahan secara visual telah dapat diidentifikasi sejak tahap ill :Yit!.9..Dengan meningkatnya keragaman morfologis diharapkan terdapat pula keragaman yang tinggi dalam kandungan daD motu minyak atau sifat-sifat lainnya yang menguntungkan. Perubahan yang mengarah kepada ukuran tanaman yang kecil tidak menjadi masalah pada tanaman nilam bila dihubungkan dengan produksi karena dapat dikompensasikan pada jumlah tanaman yang lebih banyak per satuan luas. Di samping itu. dengan bentuk tanaman yang kecil membuka peluang untuk menumpang sarikan tanaman nilam dengan tanaman lainnya.
KESIMPULAN Kalus dari berbagaiumur yang diiradiasi sebagian besartidak dapatberkembangmenjadi plantlet. Dari kalus yang tumbuh temyata pertumbuhannyabervariasi. Padaumumnyakalus yang diiradiasi, regenerasinyalebih larnbatdari yang tidak diiradiasi. SetelahRlantletdiaklimatisasi di rumah kaca, bibit daTikalus yang diiradiasi umumnyaberukurankecil dan pertumbuhannyalebih larnbat. Narnundemikian,dari pengamatan morfologitanaman temyataterdapatvariasi yang cukup besar,baik antarperlakuan maupun dalam perlakuan yang sarna. Dengan demikian pada tanaman nilam pengkuiturankalus yang diiradiasi cukup efektif dalarn meningkatkankeragaman morfologistanarnan.
DAFTARPUSTAKA 1. TOBING, K.H., "Prospek daD potensieksporkomoditas atsiri Indonesia",Prosiding Komunikasi ilmiah Pengembangan Atsiri di Sumatera,Bukittinggi 31 Agustus 1991,Puslitbangtri,Bogor (1991). 2. MOESTAFA, A., "Pola agroindustri atsiri di pedesaan",ProsidingKomunikasiilmiah PengembanganAtsiri di Sumatera,Bukittinggi 31 Agusills 1991,Puslitbangtri,Bogor (1991).
6. RUSLI, S., daft HOBIR, "Hasil penelitiandan pengembangantanamanminyak atsiri Indonesia",Simposium I Hasil Penelitian daft Pengembangan Tanaman Industri, Seri Pengembangan Puslitbangtri11 (1989) 1010. 7. RUSLI, S., NURDJANAH, N., KEMALA, S., HASNAM, Z., HAMID, A., ASMAN, A., SUFIANI, S., EMYZAR daD HOBIR "Efisiensi usahatani,tataniaga daDpeningkatanmutu minyak atsiri (nilam dan akar wangi)", LaporanHasil PenelitianARMP 1991/1992. Balittro, Bogor (Tidak dipublikasi). 8. WIKARDI, E.A., ASMAN, A., daD WAHID, P., Perkembanganpenelitian tanaman nilam, Edsu. Littro. ~ 1(1990) 23. 9. ANONIM, Evaluasi basil daD pemantapan program penelitiantanamanrempahdan obat,Komisi penetitian Bidang Perkebunan,PusatPenelitianTanaman Industri, Bogor (1995). 10. MING, C.L., "Sugarcaneimprovementthroughsomaclonal variation", Inter, Congr. of Plant Tissue CultureTropicalS~ies, Bogota,Columbia(1987). 11. EVANS, D.A., and SHARP, W.R., "Sornaclonaland gametoclonal", Handbook of Plant Cell Culture Vol. 4. (EVANS, P.A., SHARP, W.R., and AMMIRA TO, P.U., eds.), Macmillan, New York (1986). 12. PIERIK, R.L.M., ill Y!!!Q Culture of Higher Plants, Martinus Nijhoff (1987). 13. CROCOMO, O.J., FERRERA, J.H., BANDEL, G., CRISTINA, H., GONCAL V AS, R.P., and SCIA VUZZO, A., "Biochemical cytilogical aspect of the development of irradiated sugarcane cells and tissues", Plant Tissue and Cell Culture (Proc. Int. Congr, Tokyo 1982), Tokyo (1982) 129. 14. MOORE, T.C., Biochemistry and Physiology of Plant Hormons, Springer-Verlag, New York (1979). 15. ICHIKAWA, S., and IKUSHIMA, Y., A development study of diploid oats by means of radiation induced somatic mutation, Rad. Boot. 1 (1967) 205. 16. CASSEL, A.C., AUSTIN, S., and GOERTZ, E.M., "Variation in tubers in single cell derived clones of potato in Ireland", Bitechnology in Agriculture and Forestry Potato (BAJAJ, Y.P. ed.), Springerverlag, Berlin (1966) 319. 17. WILSON, G.B., and MORISON, J.H., Cytology, Reinhold Corporation, New York (1966).
3. ANONIM, "Essential oils and oleoresins.A study of seloctedproducersand major markets",International Trade Centre.UNCTAD/GAT. Geneve(1986).
18. JACOBSEN, E., "Genetic diversity in protoplast and cell derived plants potato", Biotechnology in Agriculture and Forestry Potato (BAJAJ, Y.P.S., ed.), Springer-verlag, Berlin (1987) 347.
4. TASMA, I.M., daD HAMID, "Pembudidayaannilam secaramenetap",SimposiumI Hasil PenelitiandaD PengembanganTanaman Industri, Seri PengembanganPuslitbangtrili (1991) 1075.
19. BAYLISS, M. W., Chromosomal variation in plant tissue culture, Int. Rev. Cytol.(Suppl). 11 (1980) 113.
5. MULYODIHARJO, S., "Program pengembangan atsiri di Sumatera",ProsidingForum KomonikasiIlmiah PengembanganAtsiri di Sumatera,Bukittinggi, 31 Agustus 1991,Puslitbangtri,Bogor (1991).
20. ANCORA, G., and SANNINO, A., "ill yj!r.Q induction of potato breeding agriculture and forestry 3", Biotechnology in Agriculture and Forestry. Potato (BA JAJ, Y.P.S., ed.), Springer Verlag, Berlin (1987) 408.
Aplikasi /sotopdonRadiasi. /996
DISKUSI
WIWIK SOFIARTI
YEN! MELDIA
1. Oi Indonesia, dimanakah banyak terdapat pohon nilam? 2. Sebagaisalah satu tujuan penelitian, dimanakahtanaman nilam basil radiasipadakalus akan ditanampada masayang akan datang?
I. Apa rancangan penelitian yang Anda gunakan? 2. Umur berapa kalus mulai mengalami differensiasi? 3. Dari 20 kombinasi perlakuan hanya 8 kombinasi yang kalusnya dapat membentuk plantlet. sedangkan kombinasi perlakuan tersebut mati?
IKA MARISKA
IKA MARISKA
1. Aceh, SumatraBarat, daDMedan. 2. OJ Bogar, Lembang Bandung,
dan Aceh.
ROSALINA 1. Apakah bentukukuran morfologis tanamansudah da. pat menjamin kadar minyak atsiri yang terkandung? Karena pengalaman pribadi, pcrnah membeli bibit Pisang Barangan yang dikembangkandengan kultur jaringan yang tumbuh bagus,daUBbagusdan bertunas banyak tetapi tidak berbuah. 2. Mungkin Anda dapat menjelaskan kejadian pisang barangantersebut?
IKA MARISKA Bentuk/ukuranmorfologis terutama daun dapat mempengaruhiproduksi minyak, karena minyak diperoleh dari daun. Produksiper satuan luas akan menentukan basil, yaitu produksiminyak. Kemungkinan pada pisang karena adanyaperubahan genetik. waJaupunpisang yang dihasilkan merupakan basil pelbanyakandari peningkatanmutugenetik.Pada perbanyakanm yj1!Qperubahangenetik dapatsaja terjadi bergantungpada metodeyang digunakan.
1. Perlakuan disusun secara faktorial dengan rancangan lingkungan acak lengkap. Keragaman dilihat simpangan bakunya (Sd)2. 2. Minggu ke-2. 3. Semakin tinggi dosis iradiasi dan semakin lama umur kalus. Kolus tidak dapat berdifferensiasi. Kemungkinan dosis iradiasi tinggi yang menyebabkan kematian. Demikian pula, semakin lama umur talus (+ sering disubkultur) dapat menunmkan daya regenerasi, kecuali umur 18 bulan ::t 2 krad diduga adanya sifat genetik yang berbeda dari eksplan awal.
SHOLEH A VI VI 1. Apakah sudah ditemukan gen yang mencirikan kadar minyak nilam tinggi? 2. Ada 16 kontrol, bagaimana Anda membandingkan denganhasil, apakahdibandingkandengannilai ratarata kontrol? 3. Dari 10 nilai tanamanyang memberiharapanapakah dilihat juga perubahangeneotipedibanding kontrol? 4. Apakahsifat kadarminyak tinggi pada 10tanamanyang memberiharapandapatditurunkan?
IKA MARISKA I. Belum.
HARYANTO Kalau kami boleh mengoreksijudul penelitian Anda,apakahtidak sebaiknyakata "dan" antarakatakalus dan radiasi diganti dengan"yang",
IKA MARISKA Terima kasih alaS sarannva.
2. Pada umumnya nilm rata-rata kontrollebih tinggi daripada ragam genotipe. Selman itu, keragaman minyak dari nomor-nomor dalam kontrol tidak berbeda nyata, berkisar antara 0,06-2,87. 3. Ada beberapanomor. 4. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan kadar minyak.
Aplikasi IsoropdanRadiosi.1996
M. EDI PREMONO Padatahap aklimatisasidi rnmah kaca terlihat bahwakalus teradiasimenghasilkanbibit yang kecil-kecil dan tumbuh lambat. I. Melihat basil ini, apakah bibit basil iradiasi tersebut mampumenghasilkanminyak atsiri yang lebih baik? 2. Apakah langkah selanjutnyadari basil penelitian ini?
IKA MARISKA I. DaTi basil simpanganbaku (keragaman)tampaknya yang membeTikankeragamantinggi berasaldaTidosis 1 krad. Plantlet/bibit dari perlakuantersebutdi lapangaDtidak terlalu kecil. 2. Melakukanpenanamandari nomor-nomorterpilih pada lokasi yang berbeda,selainpada dataranrendahjuga datarantinggi.
Ke Daftar Isi