PENILAIAN TERHADAP NILAI, KARAKTER, BUDAYA DAN ASPEK AFEKTIF LAIN SERTA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Utari Sumarmo, STKIP Siliwangi Bandung, 2016 Alamat Website:
[email protected],id Alamat e-mail:
[email protected] A. Pendahuluan Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Merujuk UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk mencapai tujuan Kurikulum tahun 2013, peserta didik perlu memiliki Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan bidang studi dan jenjang pendidikan yang bersangkutan. Kompetensi inti meliputi: Kompetensi Inti sikap spiritual; Kompetensi Inti sikap sosial; Kompetensi Inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi dasar merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti yang terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap spiritual; Kompetensi Dasar sikap sosial; Kompetensi Dasar pengetahuan; dan Kompetensi Dasar keterampilan. Kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sikap spiritual matematika meliputi: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi inti sikap sosial matematika meliputi: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sebagai rincian KI sosial, KD sikap sosial matematika meliputi: a) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah; b) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar; c) Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari. Ditinjau dari ruang lingkup ranahnya, KI dan KD sikap sosial matematika di atas tergolong pada ranah afektif dan dinamakan pula soft skill matematik, dan KI dan KD pengetahuan dan keterampilan matematika tergolong pada ranah kognitif dan dinamakan pula sebagai hard skill matematik. Selanjutnya, KD matematika dalam ranah kognitif tersebut dinamakan pula sebagai kompetensi matematik. Sesuai dengan pedoman pembelajaran matematika dalam Kurikulum 2013, pembinaan soft 1
skill dan hard skill matematika dilaksanakan secara bersamaan dan berimbang. Berman (Costa, Ed. 2001) menyarankan sembilan strategi pembelajaran untuk mengembangkan berpikir terbuka dan pemahaman yang kritis pada siswa, yaitu: 1) Ciptakan lingkungan yang aman, 2) Ikuti cara berpikir peserta didik, 3) Dorong peserta didik berpikir secara kolaboratif, 4) Ajarkan cara bertanya dan bukan cara menjawab, 5) Ajarkan tentang keterkaitan, 6) Anjurkan peserta didik berpikir dalam multi persepektif, 7) Dorong peserta didik agar sensitif, 8) Bantu peserta didik menetapkan standar dan bekerja dalam pandangan positif untuk masa depan, dan 9) Berikan kesempatan/peluang kepada peserta didik untuk berbuat sesuai dengan jalan pikirannya. B. Pendidikan Budaya dan Karakter serta Soft Skill Lainnya dalam Pembelajaran Matematika Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Pendidikan juga merupakan usaha sadar suatu masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasinya untuk menghadapi tantangan demi keberlangsungan hidup di masa datang. Proses di atas merupakan proses penting dan berkelanjutan yang harus dilakukan dalam semua mata pelajaran. Beberapa alasan pentingnya pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa dalam pembelajaran adalah (ALPTKI, dalam Ghozi, 2010): a) Karakter sebagai perekat kultural yang memuat nilai-nilai: kerja leras, kejujuran, disiplin, etika, estetika, komitmen, rasa kebangsaan dan lain-lain; b) Pendidikan Karakter merupakan proses berkelanjutan; c) Pendidikan Karakter sebagai landasan legal formal untuk tujuan pendidikan dalam ketiga ranah; d) Proses pembelajaran sebagai wahana pengembangan karakter dan IPTEKS; e) Melibatkan beragam aspek pengembangan peserta didik; f) Sekolah sebagai lingkungan pembudayaan peserta didik Pada dasarnya nilai dan karakter serta soft skill matematik lainnya tidak dapat diajarkan tetapi dikembangkan secara aktif dan berkelanjutan (Ghozi, 2010, Sauri, 2010) melalui empat cara yaitu:a) Memberi pemahaman yang benar tentang pendidikan nilai dan karakter dan soft skill matematik yang bersangkutan; b) Pembiasaan dilaksanakannya nilai dan karakter dan soft skill matematik yang bersangkutan;c) Contoh atau teladan terhadap nilai dan karakter dan soft skill matematik yang ditunjukkan guru; d) Pembelajaran matematika secara integral, tidak parsial atau terpisah-pisah.
C. Soft Skill Matematik dan Asesmennya Kurikulum Matematika tahun 2013 pada jenjang sekolah menengah memuat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sikap spiritual dan sosial matematika dan tergolong kompetensi dalam ranah afektif yang dinamakan pula sebagai soft skill matematik. Soft skill antara lain dapat diases melalui observasi, wawancara, atau penilaian diri oleh peserta didik yang bersangkutan. Penilaian diri antara lain dapat diukur melalui suatu skala misalnya skala Likert dengan dua macam pilihan respons yaitu: 1) Derajat kesetujuan terhadap pernyataan positif atau negatif berkenaan
2
dengan indikator soft skill yang bersangkutan; 2) Derajat frekuensi terlaksananya kegiatan positif atau negatif atau munculnya perasaan dan pendapat positif atau negatif yang berkenaan dengan indikator soft skill yang bersangkutan. Berikut ini disajikan pedoman menyusun pernyataan, kegiatan, perasaan dan pendapat suatu skala (Edward dalam Sumarmo, 2006): a) Setiap pilihan jawaban mempunyai peluang untuk dipilih; b) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan yang faktual, masa lalu, atau bermakna ganda; c) pernyataan, kegiatan atau perasaan sesuai dengan obyek yang akan diukur; d) hindarkan pernyataan, yang disetujui atau tidak disetujui oleh semua orang; kegiatan atau perasaan yang terjadi setiap saat atau tidak pernah terjadi; e) pernyataan, kegiatan atau perasaan harus singkat, sederhana, jelas, langsung; tunggal dan hanya memuat satu pemikiran yang lengkap; f) istilah semua, setiap, selalu, tak satupun, tidak pernah; g) gunakan kata hanya secara hati-hati; h) hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan negatif ganda; i) hindarkan istilah yang sukar dipahami. Pemberian skor pada tiap pilihan respons dapat ditetapkan melalui dua cara yaitu: a) Tanpa dasar pertimbangan tertentu, memberikan skor 1, 2, 3, 4, dan 5 pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) atau jarang sekali (Js), tidak setuju (TS) atau jarang (Jr), netral (N) atau kadang-kadang (Kd), setuju (S) atau sering (Sr), dan sangat setuju (SS) atau sering sekali (Ss) untuk pernyataan atau kegiatan/ perasaan/pendapat yang positif. Memberikan dengan urutan terbalik untuk pernyataan atau kegiatan/perasaan/pendapat yang positif; b) Contoh lain cara pemberian skor pada butir skala adalah seperti terlukis pada Tabel 1. Butir skala ini adalah butir pernyataan atau kegiatan negatif yang direspons oleh sebanyak 200 orang teste. Setelah ditabulasi diperoleh data seperti pada Tabel 1. Tabel 1 Pemberian Skor Butir Skala Model Likert No.
Jenis Ukuran
Pilihan jawaban SS (Ss) S (Sr) N (Kd) TS (Jr) STS (Js) 1. f 26 86 42 26 20 2. P 0,130 0,430 0,210 0,130 0,100 3. Kum. P 0,130 0,560 0,770 0,900 1,000 4. Tk tg kp 0,065 0,345 0,665 0,835 0,950 5. Z -1,514 -0,300 0,426 0,974 1,645 6. Z +2,115 1 2,115 1,940 3,488 4,159 7. Pembulatan 1 2 2 3 4 Disarikan dari Edward (Sumarmo, 2006) Penjelasan: a) Pastikan tiap sel harus terisi. b) f adalah frekuensi teste yang memilih jawaban yang bersangkutan c) p adalah proporsi (frekuensi dibagi banyaknya teste, dalam contoh ini 200) d) kum.p adalah kumulatif proporsi e) Tk. tg. P adalah titik tengah kumulatif proporsi f) Z adalah nilai statistik Z g) Z ditambah bilangan pada kolom pertama sehingga diperoleh bilangan 1 h) Pembulatan ke bilangan bulat terdekat
3
Langkah-langkah memvalidasi butir-butir skala nilai, karakter, disposisi atau skala aspek afektif lainnya serupa dengan langkah-langkah menyusun suatu tes yaitu sebagai berikut. a) Rumuskan definisi operasional disposisi yang akan diukur b) Nyatakan definisi operasional dalam bentuk indikator c) Susun butir-butir pernyataan atau kegiatan positif atau negatif berdasarkan indikator tersebut dengan merujuk pedoman penyusunan pernyataan atau kegiatan skala d) Susun kembali butir-butir pernyataan atau kegiatan dalam bentuk skala. e) Estimasi validitas isi skala melalui kesesuaian butir-butir skala dengan kisi-kisi. f) Uji-cobakan skala kepada subyek yang relevan dalam jumlah dan jenjang sekolah. g) Tetapkan skor tiap butir skala dengan aturan yang ditetapkan. Kalau akan dihitung dengan menggunakan pedoman pemberian skor butir skala, dan subyek cukup banyak pastikan tiap sel terisi. Dalam hal lain, sel di kiri dan kanan pilihan netral atau kadang-kadang harus terisi. Kalau tidak demikian butir pernyataan tersebut tidak dipakai. h) Setelah diperoleh skor tiap sel untuk tiap butir skala, tentukan skor tiap subyek i) Estimasi reliabilitas skala dengan menggunakan reliabilitas teknik paruhan (skor subyek pada nomor ganjil dan skor subyek pada nomor genap). Kemudian korelasi separuh butir skala dikoreksi dengan rumus yang sudah diberikan sebelumnya. j) Tentukan kelompok atas dan kelompok bawah sekitar 25% -30% teratas dan terbawah. k) Hitung rerata kelompok atas (xa) dan rerata kelompok bawah (xb) dan variansi masing-masing (sa 2 dan sb 2 ). l) Hitung statistik t dengan menggunakan rumus di bawah ini. t=
Xa Xb 2
2
sa s b na nb
m) Validitas butir skala diestimasi dengan membandingkan t
hitung
dan t tabel
Berdasarkan indikator-indikator tiap komponen afektif (soft skill) matematik (Sumarmo 2006, 2012) berikut ini ditawarkan beberapa contoh Skala model Likert dalam respons derajat kesetujuan (Model A) dan dalam respons frekuensi Model B). Butir-butir skala tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan aspek yang dikembangkan peneliti yang bersangkutan. D. Contoh Butir Skala Soft-Skill dalam Pembelajaran Matematika D.1. Skala Nilai, Budaya dan Karakter Dalam pembelajaran matematika, indikator pendidikan nilai, budaya dan karakter bangsa meliputi: a) Religius; b) Jujur; c) Toleransi; d) Disiplin dan kerja keras; e) Kreatif dan mandiri, f) demokratis, g) rasa ingin tahu; h) Semangat kebangsaan dan cinta tanah air, i) Menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, j) Cinta damai, k) Gemar membaca, l) Peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Ghozi, 2010, Pusat Kurikulum). 4
Berikut ini disajikan contoh butir skala nilai, budaya, dan karakter dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan (Model A) dan dalam derajat frekuensi dilakukannya kegiatan, atau frekuensi munculnya perasaan, atau pendapat yang bersangkutan (Model B) seperti pada Tabel 2 dan Tabel 3 TABEL 2 CONTOH BUTIR SKALA NILAI, BUDAYA, DAN KARAKTER (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: SS: Sangat setuju N: Netral TS : Setuju S: Setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. No. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Indikator a) : Religius dan jujur SS Belajar matematika dengan teman berbeda agama/budaya membuat suasana resah (-) Mengawali kegiatan belajar dengan berdoa membuat perasaan nyaman (+) Mengakui kesalahan dalam pekerjaan ulangan matematika yang lalu adalah jujur pada diri sendiri (+) Mencantumkan nama penulis ketika merujuk pendapatnya menunjukkan kurang percaya diri (-) Bekerja sendiri ketika ulangan matematika adalah menunjukkan sifat egois (-) Menyalin pekerjaan rumah matematika teman lain membantu belajar (-) Indikator b): Toleransi, menghargai prestasi, SS bersahabat dan komunikatif, Saya merasa kesal mendapat kritikan teman ketika mengerjakan soal matematika (-) Saya merasa terganggu diminta membantu teman yang kesulitan belajar matematika (-) Saya sabar mendengar keluhan kesulitan belajar matematika teman (+) Saya ikut bangga dengan nilai baik yang dicapai teman dalam ulangan matematika (+) Saya merasa terganggu bekerja kelompok dengan teman yang lemah dalam matematika (-) Saya prihatin terhadap teman yang gagal dalam lomba matematika antar sekolah (+) Saya enggan menjelaskan materi matematika yang sulit kepada teman (-) Saya merasa senang mewakili kelompok menyajikan hasil diskusi kerja matematika (+)
Respons S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
5
No.
No.
Indikator c): Disiplin, kerja keras dan tanggung SS jawab; Saya mencoba cara penyelesaian yang baru meski ada resiko gagal (+) Memilih latihan soal matematika yang sulit adalah melatih orang bekerja ulet (+) Saya berusaha keras untuk mendapat nilai matematika terbaik meski tugas itu berat (+) Menyelesaikan tugas matematika yang kompleks adalah mengesalkan (-) Mencantumkan rumus yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal adalah merepotkan (-) Ditunjuk sebagai ketua kelompok diskusi matematika menjadi beban tambahan (-) Menyelesaikan tugas matematika pada waktunya merupakan latihan taat bekerja (+) Sebagai ketua saya membantu pekerjaan teman ketika tugas kelompok belum selesai (+) Saya mengelak menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugas saya (-) Indikator d): Kreatif dan mandiri, SS
24.
Saya merasa aman mengikuti pendapat teman
25.
Saya berani mengusulkan pendapat berbeda ketika diskusi matematika (+) Memilih latihan soal matematika seperti contoh dari guru adalah memudahkan belajar (-) Saya mencoba cara yang berbeda dalam menyelesaikan soal matematika (+) Saya meminta pendapat teman dulu ketika akan menyelesaikan soal matematika (-) Saya menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal matematika yang sulit (-) Saya dapat mengerjakan tugas matematika tanpa bantuan teman (+) Indikator e): Demokratis SS
S
N
TS
STS
Menawarkan kesediaan menjadi ketua kelompok adalah sesuatu yang bijaksana (+) Menunjuk langsung seseorang untuk mengerjakan tugas kelompok tertentu menghemat waktu (-) Pembagian tugas kelompok yang adil adalah melalui perundingan di antara anggota (+) Indikator g): Rasa ingin tahu, gemar membaca
S
N
TS
STS
15. 16. 17 18. 19. 20. 21. 22. 23.
26. 27. 28. 29. 30. No. 31 32. 33. No 34. 35.
Mempelajari matematika dari beberapa sumber menguatkan pemahaman Mempelajari topik matematika yang sama dari beberapa buku adalah membosankan
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
(-)
SS
akan (+) (-)
6
No
Indikator g): Rasa ingin tahu, gemar membaca
SS
S
N
TS
STS
36.
Mempelajari beberapa biografi ahli matematika akan memperluas wawasan (+) Saya mencoba cara penyelesaian yang baru meski ada resiko gagal (+) Indikator h): Semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai Bersaing dalam cerdas cermat matematika dapat mengurangi rasa cinta damai (-) Berpartisipasi dalam kegiatan matematika internasional akan menumbuhkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air (+) Saya bangga andai dapat mewakili Indosesia dalam kegiatan internasional (+) Indikator i): Peduli lingkungan, peduli sosial SS
S
N
TS
STS
37. No 38. 39.
40. No 41. 42.
Saya berusaha menyesuaikan diri ketika berada dalam lingkungan belajar yang baru (+) Saya menjaga perasaan teman ketika mengajukan pertanyaan matematika (+)
TABEL 3 CONTOH BUTIR SKALA NILAI, BUDAYA, DAN KARAKTER (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan/berpendapat/berperasaan seperti berikut ini. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: Ss: Sering sekali Kd:kadang-kadang Jr : Jarang Sr: Sering Js: Jarang sekali Pernyataan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator a ): Religius dan jujur
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Merasa terganggu belajar matematika berkelompok dengan teman berbeda agama/budaya (-) Mengawali kegiatan belajar dengan doa agar perasaan nyaman (+) Menolak kesalahan yang saya kerjakan dalam ulangan matematika yang lalu (-) Mencantumkan nama penulis ketika merujuk pendapatnya dalam menyusun suatu makalah (+) Berusaha bekerja sendiri ketika ulangan matematika(+) Menyalin pekerjaan rumah matematika teman untuk menghemat waktu (-)
7
No.
Indikator b): Toleransi, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, 7. Merasa kesal mendapat kritikan teman ketika mengerjakan soal matematika (-) 8. Merasa terganggu diminta membantu teman yang kesulitan belajar matematika (-) 9. Sabar mendengar keluhan kesulitan belajar matematika teman (+) 10. Turut bangga dengan nilai baik yang dicapai teman dalam ulangan matematika (+) 11. Merasa terganggu bekerja kelompok dengan teman yang lemah dalam matematika (-) 12. Merasa bangga dengan teman yang memperoleh medali dalam cerdas cermat matematika (+) 13. Merasa enggan menjelaskan materi matematika yang sulit kepada teman (-) 14. Merasa bangga mewakili kelompok menyajikan hasil diskusi kerja kelompok (+) No. Indikator c): Disiplin dan kerja keras; 15. 16. 17
No. 24.
Merasa aman mengikuti idea matematika teman
25.
Merasa bebas mengemukakan pendapat ketika diskusi matematika (+) Memilih latihan soal matematika seperti contoh dari guru (-) Mencoba cara yang berbeda dalam menyelesaikan soal matematika (+)
19. 20. 21. 22. 23.
26. 27.
28.
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Menghindari cara penyelesaian baru soal matematika yang beresiko gagal (-) Berani memilih latihan soal matematika yang sulit (+) Berusaha keras untuk mendapat nilai matematika terbaik (+) Menghindar menyelesaikan tugas matematika yang kompleks (-) Mencantumkan rumus yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal matematika (+) Menolak ditunjuk sebagai ketua kelompok diskusi matematika (-) Berusaha menyelesaikan tugas matematika pada waktunya (+) Membantu pekerjaan teman ketika tugas kelompok matematika belum selesai (+) Mengelak menyelesaikan pekerjaan matematika yang menjadi tugas sendiri (-) Indikator d): Kreatif dan mandiri,
18.
Ss
Meminta pendapat teman dulu ketika akan menyelesaikan soal matematika
(-)
(-)
8
No.
Indikator d): Kreatif dan mandiri,
Ss
29.
Menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal matematika yang sulit (-) Mencoba mengerjakan tugas matematika tanpa bantuan teman (+) Indikator e): Demokratis
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
No
Menawarkan kepada teman untuk bersedia menjadi ketua kelompok kerja matematika (+) Langsung menunjuk seorang anggota untuk mengerjakan tugas kelompok tertentu (-) Berunding dengan semua anggota untuk membagi tugas kelompok (+) Indikator f): Rasa ingin tahu, gemar membaca
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
34.
Mempelajari matematika dari beberapa sumber
35.
Menolak mempelajari topik matematika yang sama dari beberapa buku (-) Membaca beberapa biografi ahli matematika (+)
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
30. No. 31. 32. 33.
36. 37. No 38. 39. 40. No.
Sr
Kd
Jr
Js
(+)
Menghindar cara penyelesaian baru karena ada resiko gagal (+) Indikator g): Semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai Berpendapat bersaing dalam cerdas cermat matematika dapat mengurangi rasa cinta damai (-) Merasa senang dapat berpartisipasi dalam kegiatan matematika internasional (+) Merasa turut bangga terhadap teman yang mewakili Indosesia dalam kegiatan internasional (+) Indikator h): Peduli lingkungan, peduli sosial,
41.
Berusaha menyesuaikan diri ketika berada dalam lingkungan belajar yang baru (+) 42. Berusaha menjaga perasaan teman ketika mengajukan pertanyaan matematika (+) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
Selain dari pendidikan nilai, karakter, dan budaya, beberapa komponen afektif (soft skill) lain dalam pembelajaran matematika di antaranya adalah: 1) kepercayaan diri (sefl confident), 2) konsep diri (self concept), 3) kemampuan diri (self efficacy), 4) penghargaan diri (self esteem), 5) disposisi matematik (mathematical disposition); 6) disposisi berpikir kritis, 7) disposisi berpikir kreatif, 8) disposisi berpikir logis, 9) disposisi berpikir reflektif, 10) Kemandirian belajar (self regulated learning), dan 11) berfikir cerdas (habits of mind).
9
D.3. Skala Kepercayaan Diri (Self Confidence) Bandura (1994) dan Hendriana (2013) mengemukakan kepercayaan diri (self confidence) merupakan pandangan individu terhadap dirinya dalam memobilisasi motivasi dan sumber daya yang diperlukan dan dimunculkan dalam tindakan yang sesuai dengan tuntutan tugas. Lauster (Hendriana, 2009), mengidentifikasi indikator kepercayaan diri (self confident) sebagai berikut: a) Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas dalam melaksanakan tindakan-tindakannya, merasa bebas untuk melakukan hal – hal yang disukainya, dan bertanggung jawab atas perbuatannya, b) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, c) Memiliki konsep diri yang positif, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan dapat menerima dan menghargai orang lain, d). Berani mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk berprestasi, dan e) Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Berikut ini disajikan contoh butir skala kepercayaan diri (self confidence) dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 4 dan Tabel 5. TABEL 4 CONTOH SKALA KEPERCAYAAN DIRI (SELF CONFIDENCE) (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: SS: Sangat setuju N: Netral TS : Setuju S: Setuju STS: Sangat tidak setuju
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pernyataan Indikator a): Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas, merasa bebas, dan bertanggung jawab atas perbuatannya Pertanyaan guru matematika yang tiba- tiba membuat saya ragu-ragu menjawab (-) Saya yakin berhasil dalam ulangan matematika (+) Saya yakin dapat menyelesaikan soal matematika yang sulit (+) Tugas menjelaskan materi matematika di depan kelas membuat saya gugup (-) Saya mampu menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan guru (+) Pertanyaan tentang materi pelajaran yang kurang dipahami membuat saya cemas (-) Saya berani berpendapat berbeda dalam diskusi matematika (+)
SS
Respons S N TS
STS
10
25.
Indikator a): Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas, merasa bebas, dan bertanggung jawab atas perbuatannya Saya bebas mengemukakan pendapat ketika diskusi matematika (+) Memilih latihan soal matematika yang sulit adalah menunjukkan sikap percaya diri (+) Saya menghindar dari tugas menyelesaikan tugas matematika yang kompleks (-) Saya menolak ditunjuk sebagai ketua kelompok diskusi matematika (-) Saya takut bertanya materi matematika yang belum dipahami (-). Saya berani mengakui kesalahan ketika terlambat menyerahkan tugas kelompok (+) Saya mengelak mengerjakan tugas matematika yang sudah dipilih sendiri (-) Indikator b): Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, Saya meminta pendapat teman dulu ketika akan menyelesaikan soal matematika (-) Saya menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal matematika yang kompleks (-) Saya ragu-ragu memilih sendiri soal latihan matematika yang akan dikerjakan (-) Saya dapat mengerjakan tugas matematika yang sulit tanpa bantuan teman (+) Saya berani mengikuti seleksi siswa berprestasi dalam matematika (+) Saya mampu bekerja sendiri menyelesaikan masalah matematik yang dihadapi. (+) Indikator c): Memiliki konsep diri yang positif, hangat dan sopan, dapat menerima dan menghargai orang lain. Saya merasa nyaman belajar matematika di lingkungan baru (+) Diminta bantuan belajar matematika oleh teman adalah mengganggu pekerjaan sendiri (-) Membantu teman yang kesulitan belajar matematika merupakan tugas yang menyenangkan (+) Saya cemas belajar bersama dengan teman yang pandai matematika (-) Mendapat kritikan teman adalah mengesalkan (-)
26.
Saya beruntung mendapat kritikan dari teman
27.
Saya berpikir bahwa kritikan menghambat untuk mencapai sukses (-) Saya dapat menerima perbedaan pendapat teman (+)
No. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. No. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
No 21. 22. 23. 24.
28.
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
(+)
11
No 29. 30. 31. 32. No. 33. 34. 35. 36. 37. 38 No. 39. 40. 41. 42.
Indikator c): Memiliki konsep diri yang positif, hangat dan sopan, dapat menerima dan menghargai orang lain. Saya yakin dapat menjelaskan penyelesaian soal matematika di depan kelas (+) Saya merasa sukar mendapat sahabat dalam belajar matematika (-) Saya takut meminta bantuan teman menjelaskan materi matematika yang belum dipahami (-) Saya berempati ketika teman gagal dalam ulangan matemattika (+) Indikator d): Berani mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk berprestasi, Saya bebas mengemukakan pendapat dalam forum diskusi matematika (+) Saya bersedia belajar keras untuk mencapai nilai matematika yang baik (+) Saya takut mengemukakan solusi yang berbeda dengan solusi teman (-) Berpendapat soal latihan matematika yang sulit merupakan tantangan untuk berprestasi (+) Tugas matematika yang sulit menghambat mencapai nilai yang baik (-) Merasa cukup puas dengan nilai matematika yang tergolong sedang (-) Indikator e): Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Saya tidak memahami kesalahan yang dilakukan dalam ulangan matematika yang lalu (-) Saya yakin mendapat nilai baik dalam materi matematika yang sedang diujikan ini (+) Saya tahu materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Saya bingung memilih materi matematika yang akan ditanyakan kepada guru (-)
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
TABEL 5 CONTOH SKALA KEPERCAYAAN DIRI (SELF CONFIDENCE) (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan/berpendapat/berperasaan seperti berikut ini. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: Ss: Sering sekali Kd:kadang-kadang Jr : Jarang Sr: Sering Js: Jarang sekali
12
Kegiatan/perasaan/Berpendapat No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. No. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Indikator a): Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas, merasa bebas, dan bertanggung jawab atas perbuatannya Merasa ragu-ragu menjawab pertanyaan guru matematika yang tiba-tiba (-) Merasa yakin akan berhasil dalam ulangan matematika (+) Merasa yakin dapat menyelesaikan soal matematika yang sulit (+) Merasa gugup ketika harus menjelaskan materi matematika di depan kelas (-) Merasa mampu menjelaskan kembali materi yang telah dijelaskan guru (+) Merasa cemas ketika guru menanyakan materi pelajaran yang kurang saya pahami (-) Berani berpendapat berbeda dalam diskusi matematika (+) Merasa bebas mengemukakan pendapat ketika diskusi matematika (+) Merasa berani memilih latihan soal matematika yang sulit (+) Menghindar menyelesaikan tugas matematika yang kompleks (-) Menolak ditunjuk sebagai ketua kelompok diskusi matematika (-) Takut bertanya materi matematika yang belum dipahami (-). Berani mengakui kesalahan ketika terlambat menyerahkan tugas kelompok (+) Mengelak mengerjakan tugas matematika yang sudah dipilih sendiri (-) Indikator b): Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, Meminta pendapat teman dulu ketika akan menyelesaikan soal matematika yang sulit (-) Menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal matematika yang kompleks (-) Merasa ragu-ragu memilih sendiri soal latihan matematika yang akan dikerjakan (-) Mengerjakan tugas matematika yang sulit tanpa bantuan teman (+) Berani mengikuti seleksi siswa berprestasi dalam matematika (+) Mampu bekerja sendiri menyelesaikan masalah matematik yang dihadapi. (+)
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
13
No.
21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. No. 33. 34. 35. 36. 37. 38. No. 39. 40. 41.
Indikator c): Memiliki konsep diri yang positif, hangat dan sopan, menerima dan menghargai orang lain, Merasa nyaman belajar matematika dengan teman baru (+) Merasa terganggu mendengar keluhan kesulitan belajar matematika teman (-). Merasa senang membantu teman yang kesulitan belajar matematika (+) Merasa cemas belajar bersama dengan teman yang pandai matematika (-) Merasa kesal mendapat kritikan teman ketika mengerjakan soal matematika (-) Merasa beruntung mendapat kritikan dari teman ketika menyelesaikan soal matematika (+) Berpikir bahwa kritikan menghambat untuk mencapai sukses dalam nelajar matematika (-) Dapat menerima perbedaan pendapat teman tentang matematika (+) Merasa yakin dapat menjelaskan penyelesaian soal matematika di depan kelas (+) Merasa sukar mendapat sahabat dalam belajar matematika (-) Merasa takut meminta bantuan teman menjelaskan materi matematika yang belum dipahami (-) Berempati ketika teman gagal dalam ulangan matemattika (+) Indikator d): Berani mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk berprestasi, Merasa bebas mengemukakan pendapat dalam forum diskusi matematika (+) Bersedia belajar keras untuk mencapai nilai matematika yang baik (+) Merasa takut mengemukakan solusi soal matematika yang berbeda dengan solusi teman (-) Berpendapat soal latihan matematika yang sulit merupakan tantangan untuk berprestasi (+) Berpendapat tugas matematika yang sulit menghambat mencapai nilai yang baik (-) Merasa puas mengerjakan matematika seadanya (-) Indikator e): Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Menyadari kesalahan yang dilakukan dalam ulangan matematika yang lalu (+) Merasa ragu mendapat nilai baik dalam ulangan matematika ini (-) Mempelajari materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+)
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
14
42.
Merasa bingung memilih materi matematika yang akan ditanyakan kepada guru (-) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau Kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.4. Skala Konsep Diri (self-concept) Konsep diri (self-concept) adalah pandangan seseorang terhadap dirinya dalam menempatkan posisi dirinya dan lingkungannya ( dalam Risqi, 2013). Indikator Konsep diri (self concept) meliputi perilaku: a) Kesungguhan, ketertarikan/berminat: menunjukkan kemauan, keberanian, kegigihan, kesungguhan, keseriusan, ketertarikan dalam belajar/kegiatan mat, serta mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam matematika; b) Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil dalam melaksanakan tugas matematiknya; c) Bekerjasama/ Kooperatif: menunjukkan kerjasama dan toleran kepada orang lain; d) Menghargai orang lain dan diri sendiri: menghargai pendapat orang lain dan sendiri, dapat memaafkan kesalahan orang lain dan sendiri’ e) Berperilaku sosial: menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan dir; f) Manfaat belajar dan bidang studi: pandangan/kesukaan terhadap bidang studi dan belajar matematika Berikut ini disajikan contoh butir skala konsep diri (self concept) dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 6 dan Tabel 7. TABEL 6 CONTOH SKALA KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: SS: Sangat setuju N: Netral TS : Setuju S: Setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan No
1. 2. 3. 4.
Indikator a): menunjukkan kemauan, keberanian, kegigihan, kesungguhan, keseriusan, ketertarikan belajar matematika, Saya tahan mengerjakan tugas matematika dalam waktu yang lama (+) Saya tertantang mengerjakan tugas matematika yang kompleks ( +) Saya mencoba menghindari tugas mempelajari beragam buku matematika (-) Saya menunggu bantuan teman ketika mengalami kesulitan menyelesaikan soal matematika (-)
Respons Ss
S
N
TS
STS
15
5. No.
6. 7. 8. 9. 10. No. 11. 12 13. 14. 15. No.
16. 17. 18. 19. 20 21. No. 22. 23. 24.
Saya memilih soal matematika yang sukar sebagai latihan berpikir (+) Indikator b): Percaya diri akan kemampuan diri Ss dan berhasil , dan mampu mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri Saya memahami kesalahan yang terjadi pada ujian matematika yang lalu (+) Saya bingung memilih materi matematika yang perlu dipelajari ulang (-) Saya yakin mendapat nilai baik dalam materi matematika yang sedang diujikan ini (+) Saya ragu-ragu berhasil menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Saya mampu mengatasi kesulitan yang muncul dalam belajar matematika. (+) Indikator c): Menunjukkan kerjasama dan toleran Ss kepada orang lain Saya merasa terganggu belajar matematika dengan teman yang lemah matematika (-) Saya senang membantu teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+) Saya bersemangat mengerjakan tugas kelompok matematika (+) Saya menolak pendapat teman yang berbeda dalam kerja kelompok matematika (-) Saya memahami perasaan teman yang kesulitan belajar matematika (+) Indikator d): Menghargai pendapat orang lain dan Ss sendiri, dapat memaafkan kesalahan orang lain dan sendiri Saya berterima kasih atas saran teman terhadap pekerjaan matematika saya (+) Saya bangga atas hasil pekerjaan sendiri (+) Saya merasa sukar memaafkan kesalahan sendiri ketika bermatematika (-) Saya menghargai pendapat teman yang berbeda ketika diskusi matematika (+) Saya menolak pendapat teman yang berbeda dengan pendapat sendiri (-) Saya enggan memaafkan kesalahan teman ketika kerja kelompok matematika (-) Indikator e): Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan diri Saya berani berdiskusi matematika dengan orang yang baru dikenal (+) Saya menghindar menjawab pertanyaan matematika yang sulit (-) Saya malu mengemukakan pendapat dalam kelompok kerja matematika (-)
Ss
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
S
N
TS
STS
16
25. No. 26. 27. No. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Saya berani memilih posisi ketika menghadapi pendapat yang bertentangan (+) Indikator e): Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan diri Saya bingung ketika harus memilih dua pendapat yang berbeda (-) Saya berani mempertahankan pendapat sendiri di forum diskusi (+) Indikator f): pandangan/manfaat/ kesukaan terhadap bidang studi dan belajar matematika Saya mengerjakan tugas matematika karena menyukainya (+) Pembelajaran matematika membosankan (-)
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Belajar matematika melatih orang berpikir masuk akal (+) Matematika terlepas dari tuntutan kehidupan masa datang (-) Belajar matematika melatih orang bekerja cermat (+) Pembuktian matematika membatasi orang bekerja kreatif (-) Belajar matematika merupakan beban (-)
TABEL 7 CONTOH SKALA KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan/berpendapat/berperasaan berikut ini. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: Ss: Sering sekali Kd:kadang-kadang Jr : Jarang Sr: Sering Js: Jarang sekali Kegiatan/perasaan/pendapat No
1. 2. 3. 4.
Indikator a: menunjukkan kemauan, keberanian, kegigihan, kesungguhan, keseriusan, ketertarikan belajar matematika, Bertahan mengerjakan tugas matematika dalam waktu yang lama (+) Merasa tertantang mengerjakan tugas matematika yang kompleks ( +) Menghindari tugas mempelajari beragam buku matematika (-) Menunggu bantuan teman ketika mengalami kesulitan menyelesaikan soal matematika (-)
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
17
5. No.
6. 7. 8. 9. 10. No. 11. 12. 13. 14. 15. No.
16. 17. 18. 19. 20 21. No. 22. 23. 24.
Memilih soal matematika yang sukar sebagai latihan berpikir (+) Indikator b): Percaya diri akan kemampuan diri dan berhasil , dan mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam matematika Memahami kesalahan yang terjadi pada ujian matematika yang lalu (+) Merasa bingung memilih materi matematika yang perlu dipelajari ulang (-) Merasa yakin mendapat nilai baik dalam materi matematika yang sedang diujikan ini (+) Merasa ragu-ragu berhasil menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Merasa mampu mengatasi kesulitan yang muncul dalam belajar matematika. (+) Indikator c): Menunjukkan kerjasama dan toleran kepada orang lain Merasa terganggu belajar matematika dengan teman yang lemah matematika (-) Merasa senang membantu teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+) Bersemangat mengerjakan tugas kelompok matematika (+) Menolak pendapat teman yang berbeda dalam kerja kelompok matematika (-) Memahami perasaan teman yang kesulitan belajar matematika (+) Indikator d): Menghargai pendapat orang lain dan sendiri, dapat memaafkan kesalahan orang lain dan sendiri Berterima kasih atas saran teman terhadap pekerjaan matematika saya (+) Merasa bangga atas hasil pekerjaan sendiri (+) Merasa sukar memaafkan kesalahan sendiri ketika bermatematika (-) Menghargai pendapat teman yang berbeda ketika diskusi matematika (+) Menolak pendapat teman yang berbeda dengan pendapat sendiri (-) Merasa enggan memaafkan kesalahan teman ketika kerja kelompok matematika (-) Indikator e): Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan diri Berani berdiskusi matematika dengan orang yang baru dikenal (+) Menghindar menjawab pertanyaan matematika yang sulit (-) Merasa malu mengemukakan pendapat dalam kelompok kerja matematika (-)
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
18
25.
28.
Berani memilih posisi ketika menghadapi pendapat yang bertentangan (+) Indikator e): Menunjukkan kemampuan berkomunikasi dan tahu menempatkan diri Merasa bingung ketika harus memilih dua pendapat yang berbeda (-) Berani mempertahankan pendapat sendiri di forum diskusi (+) Indikator f: Pandangan/manfaat/ kesukaan terhadap bidang studi dan belajar matematika Merasa suka mengerjakan tugas matematika (+)
29.
Merasa bosan selama pembelajaran matematika (-)
30.
Berpendapat belajar matematika melatih orang berpikir masuk akal (+) Berpendapat matematika terlepas dari tuntutan kehidupan masa datang (-) Berpandangan belajar matematika melatih orang bekerja cermat (+) Memandang proses pembuktian matematika membatasi orang bekerja kreatif (-) Memandang belajar matematika sebagai beban (-)
No. 26. 27. No.
31. 32. 33. 34.
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.5. Skala Kemampuan Diri (Self-Efficacy) Bandura (1997), dan Hoban, Sersland, Raine (Wongsri, Cantwell, Archer, 2002) mendefinisikan istilah kemampuan diri (self-efficacy) sebagai pandangan individu terhadap kemampuan dirinya dalam bidang akademik tertentu yang menempatkan posisi dirinya dalam mengatasi situasi dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Indikator kemampuan diri meliputi: a) Mampu mengatasi masalah yang dihadapi; b) Yakin akan keberhasilan dirinya; c) Berani menghadapi tantangan; d) Berani mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya; e) Menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya; f) Mampu berinteraksi dengan orang lain; g) Tangguh atau tidak mudah menyerah. Berikut ini disajikan contoh butir skala kemampuan diri (self-efficacy) dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 8 dan Tabel 9. TABEL 8 CONTOH SKALA KEMAMPUAN DIRI (SELF EFFICACY) (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut.
19
Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ..................................................................................................... Keterangan: SS: Sangat setuju N: Netral TS : Setuju S: Setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan Respons No 1. 2. 3. 4. No. 5. 6. 7. No. 8. 9. 10. 11. No. 12. 13. 14. 15. No. 16. 17. 18.
Indikator a): Mampu mengatasi masalah yang dihadapi Saya gugup menjawab pertanyaa tentang materi matematika yang kurang dipahami (-) Saya dapat segera menemukan cara baru ketika macet mengerjakan soal matematika (+) Saya menunggu bantuan teman ketika kesulitan menyelesaikan soal matematika (-) Saya mampu mengatasi kesulitan belajar matematika sendiri (+) Indikator b): Yakin akan keberhasilan dirinya Saya yakin akan berhasil dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Saya ragu-ragu dapat mempelajari sendiri materi matematika yang sulit (-) Saya kuatir gagal menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Indikator c): Berani menghadapi tantangan. Saya mengelak memilih soal latihan matematika yang sulit (-) Berdiskusi dengan teman yang pandai matematika adalah menyenangkan (+) Mempelajari tugas matematika yang baru adalah mencemaskan (-) Saya berani menghadapi kritikan atas tugas matematika yang saya kerjakan (+) Indikator d): Berani mengambil resiko Saya menghindar mencoba cara yang berbeda dengan contoh dari guru (-) Saya berani mencoba cara baru meski ada resiko gagal (+) Saya bersedia ditunjuk sebagai ketua kelompok matematika (+) Saya takut mengikuti seleksi siswa berprestasi matematika antar sekolah (-) Indikator e): Menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya Saya menyadari kesalahan yang terjadi dalam ulangan matematika yang lalu (+) Saya bingung memilih materi matematika yang akan ditanyakan kepada guru (-) Saya tahu materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+)
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
20
No. 19. 20 No 21. 22. 23. 24. No. 25. 26. 27. 28.
Indikator e): Menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya Saya ragu-ragu berhasil menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Saya yakin akan memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Indikator f): Mampu berinteraksi dengan orang lain Saya canggung belajar matematika dengan orang yang belum dikenal (-) Saya merasa nyaman berdiskusi matematika dengan siapapun (+) Saya berani mengemukakan pendapat sendiri di forum diskusi matematika (+) Saya ragu dapat menyampaikan hasil diskusi dengan baik mewakili kelompok matematika (-) Indikator g): Tangguh atau tidak mudah menyerah Saya merasa lelah belajar matematika dalam waktu yang lama (-) Saya mencoba memperbaiki pekerjaan matematika yang belum sempurna (+) Saya menyerah menghadapi tugas matematika yang berat (-) Saya tertantang menyelesaikan soal matematika yang tidak rutin (+)
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
TABEL 9 CONTOH SKALA KEMAMPUAN DIRI (SELF EFFICACY) (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melaksanakan kegiatan/pendapat/perasaan berikut. Nama siswa: ........................................................................................................... Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali Sr Sering Jr : Jarang Pernyataan Respons No 1. 2. 3. 4.
Indikator a): Mampu mengatasi masalah yang dihadapi Merasa gugup menjawab pertanyaan tentang materi matematika yang kurang dipahami (-) Dapat segera menemukan cara baru ketika macet mengerjakan soal matematika (+) Menunggu bantuan teman ketika kesulitan menyelesaikan soal matematika (-) Mampu mengatasi kesulitan belajar matematika sendiri (+)
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
21
No. 5. 6. 7. No. 8. 9. 10. 11. No. 12. 13. 14. 15. No. 16. 17. 18. 19. 20 No. 21. 22. 23. 24.
Indikator b): Yakin akan keberhasilan dirinya
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Yakin akan berhasil dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Ragu-ragu dapat mempelajari sendiri materi matematika yang sulit (-) Merasa kuatir gagal menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Indikator c): Berani menghadapi tantangan.
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Mengelak memilih soal latihan matematika yang sulit (-) Nyaman berdiskusi dengan teman yang pandai matematika (+) Merasa cemas mempelajari tugas matematika yang baru (-) Berani menghadapi kritikan atas tugas matematika yang saya kerjakan (+) Indikator d): Berani mengambil resiko
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Menghindar mencoba cara yang berbeda dengan contoh dari guru (-) Berani mencoba cara baru meski ada resiko gagal (+) Bersedia ditunjuk sebagai ketua kelompok matematika (+) Merasa takut mengikuti seleksi siswa berprestasi matematika antar sekolah (-) Indikator e: Menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya Menyadari kesalahan yang terjadi dalam ulangan matematika yang lalu (+) Merasa bingung memilih materi matematika yang akan ditanyakan kepada guru (-) Tahu materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Merasa ragu-ragu berhasil menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Yakin akan memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Indikator f): Mampu berinteraksi dengan orang lain Merasa canggung belajar matematika dengan orang yang belum dikenal (-) Merasa nyaman berdiskusi matematika dengan siapapun (+) Berani mengemukakan pendapat sendiri di forum diskusi matematika (+) Merasa ragu dapat menyampaikan hasil diskusi dengan baik mewakili kelompok matematika (-)
22
No.
Indikator g): Tangguh atau tidak mudah menyerah
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
25.
Merasa lelah belajar matematika dalam waktu yang lama (-) 26 Mencoba memperbaiki pekerjaan matematika yang belum sempurna (+) 27. Menyerah menghadapi tugas matematika yang berat (-) 28. Tertantang menyelesaikan soal matematika yang tidak rutin (+) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.6. Skala Penghargaan Diri (Self-Esteem) Penghargaan diri (self-esteem) adalah bagian dari konsep-diri (self-concept) yang merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuan, keberhasilan, kebermanfaatan, dan kelayakan dirinya dalam bermatematika (Coopersmtih, dalam Pujiastuti, 2014). Indikator penghargaan diri meliputi: a) Menunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuannya; b) Menunjukkan keyakinan dirinya dalam memcahkan masalah matematik; c) Menunjukkan keyakinan bahwa dirinya mampu berkomunikasi matematik; d) Menunjukkan kesadaran terhadap kekuatan dan kelemahan diriya; e) Menunjukkan rasa bangga terhadap hasil yang dicapainya; f) Menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya dibutuhkan orang lain; g) Menunjukkan rasa percaya diri bahwa dirinya layak. Berikut ini disajikan contoh butir skala penghargaan diri (self esteem) dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 10 dan Tabel 11. TABEL 10 CONTOH SKALA PENGHARGAAN DIRI (SELF ESTEEM) (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: SS: Sangat setuju N: Netral TS : Setuju S: Setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan No 1. 2.
Indikator a: Rasa percaya diri terhadap kemampuannya Saya merasa akan gagal dalam ulangan matematika yang akan datang (-) Saya memiliki kemampuan matematik yang baik (+)
Respons Ss
S
N
TS
STS
23
No 3. 4. 5. 6. 7. No. 8. 9. 10. 11. 12. No. 13. 14. 15. 16. 17. No. 18. 19. 20. No. 21. 22.
Indikator a: Rasa percaya diri terhadap kemampuannya Saya ragu dapat menyelesaikan soal matematika yang sulit sebaik teman saya (-) Saya mampu mengikuti kompetisi matematika antar sekolah (+) Saya mampu mempelajari topik matematika yang baru (+) Saya ragu dapat menyelesaikan soal matematika yang gagal diselesaikan oleh teman (-) Saya menunggu bantuan teman ketika kesulitan menyelesaikan soal matematika (-) Indikator b: Yakin terhadap dirinya dalam berkomunikasi Saya mampu menjawab pertanyaan guru yang tibatiba (+) Saya takut menjelaskan penyelesaikan soal matematika di depan kelas (-) Saya berani mengemukakan pendapat berbeda dengan pendapat teman (+) Saya cemas berdiskusi matematika di lingkungan teman baru (+) Mewakili kelompok untuk menyajikan hasil diskusi adalah tugas yang membanggakan (+) Indikator c: Yakin terhadap kekuatan dan kelemahan diriya Saya menghindar mencoba cara yang berbeda dengan contoh dari guru (-) Saya menolak mengikuti lomba cerdas cermat matematika (-) Saya paham kesalahan yang terjadi dalam ulangan matematika yang lalu (+) Saya tahu materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Saya ragu akan memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Indikator d: Rasa bangga terhadap hasil yang dicapainya Saya bangga mendapat nilai terbaik dalam matematika (+) Saya merasa sedih tereliminasi dalam seleksi siswa berprestasi (-) Saya bangga mendapat penghargaan dalam cerdas cermat matematika antar sekolah (+) Indikator e: Percaya diri bahwa dirinya dibutuhkan orang lain Saya merasa diperlukan oleh teman yang kesulitan menyelesaikan masalah matematika (+) Saya ragu-ragu ketika diminta mewakili kelompok diskusi matematika (-)
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
24
No. 23.
24. No. 25. 26. 27. 28.
Indikator e: Percaya diri bahwa dirinya dibutuhkan orang lain Saya yakin dapat memenuhi harapan teman yang meminta bantuan menerangkan materi matematika yang sulit (+) Saya cemas mendapat tugas menjelaskan matematika kepada teman lain (-) Indikator f: Rasa percaya diri bahwa dirinya layak. Saya merasa layak memperoleh nilai baik dalam ulangan matematika (+) Saya merasa pantas mewakili sekolah untuk mengikuti seleksi siswa/mhs berprestasi (+ ) Saya kecewa ketika dieliminasi dari siswa/mhs penerima beasiswa (-) Saya pesimis menjadi juara lomba cerdas cermat matematika (-)
Ss
S
N
TS
STS
Ss
S
N
TS
STS
TABEL 11 CONTOH SKALA PENGHARGAAN DIRI (SELF ESTEEM) (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melaksanakan kegiatan/pendapat/perasaan berikut ini Nama siswa: ........................................................................................................... Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali Sr Sering Jr : Jarang Kegiatan/Perasaan/Berpendapat No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator a: Rasa percaya diri terhadap kemampuannya Merasa akan gagal dalam ulangan matematika yang akan datang (-) Merasa memiliki kemampuan matematik yang baik (+) Merasa ragu dapat menyelesaikan soal matematika yang sulit sebaik teman saya (-) Yakin mampu mengikuti kompetisi matematika antar sekolah/lembaga (+) Yakin mampu mempelajari topik matematika yang baru (+) Merasa ragu dapat menyelesaikan soal matematika yang gagal diselesaikan oleh teman (-) Menunggu bantuan teman ketika kesulitan menyelesaikan soal matematika (-)
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
25
No. 8. 9. 10. 11. 12. No. 13. 14. 15. 16. 17. No. 18. 19. 20. No. 21. 22. 23.
24. No. 25. 26.
Indikator b): Yakin terhadap dirinya dalam berkomunikasi Mampu menjawab pertanyaan guru/dosen yang tiba-tiba (+) Merasa takut menjelaskan penyelesaian soal matematika di depan kelas (-) Berani mengemukakan pendapat berbeda dengan pendapat teman (-) Merasa cemas berdiskusi matematika di lingkungan teman baru (+) Bangga diminta mewakili kelompok untuk menyajikan hasil diskusi (+) Indikator c: Yakin terhadap kekuatan dan kelemahan diriya Menghindar mencoba cara yang berbeda dengan contoh dari guru/dosen (-) Menolak mengikuti lomba cerdas cermat matematika (-) Memahami kesalahan yang terjadi dalam ulangan/ ujian matematika yang lalu (+) Mengetahui materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Yakin akan memperoleh nilai terbaik dalam ulangan matematika yang akan datang (+) Indikator d: Rasa bangga terhadap hasil yang dicapainya Bangga mendapat nilai terbaik dalam matematika (+) Merasa sedih tereliminasi dalam seleksi siswa/mhs berprestasi (-) Bangga mendapat penghargaan dalam lomba matematika antar sekolah/lembaga (+) Indikator e: Percaya diri bahwa dirinya dibutuhkan orang lain Merasa diperlukan oleh teman yang kesulitan menyelesaikan masalah matematika (+) Merasa ragu ketika diminta mewakili kelompok diskusi matematika (-) Yakin dapat memenuhi harapan teman yang meminta bantuan menerangkan materi matematika yang sulit (+) Merasa cemas mendapat tugas menjelaskan matematika kepada teman lain (-) Indikator g: Rasa percaya diri bahwa dirinya layak. Merasa layak memperoleh nilai baik dalam ulangan/ ujian matematika (+) Merasa pantas mewakili sekolah untuk mengikuti seleksi siswa/mhs berprestasi (+ )
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
26
No.
Indikator g: Rasa percaya diri bahwa dirinya Ss Sr Kd Jr Js layak. 27. Kecewa ketika dieliminasi dari siswa penerima beasiswa (-) 28. Merasa pesimis menjadi juara lomba matematika tingkat nasional (-) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.7. Skala disposisi matematik (mathematical disposition) Polking (1998) dan NCTM (2000), mengidentifikasi indikator disposisi matematik yang meliputi: a) rasa percaya diri; b) ekspektasi, metakognisi, bersikap terbuka; c) tekun, gigih; d) menunjukkan gairah dan perhatian serius, minat, rasa ingin tahu, dan dayatemu; e) cenderung memonitor, merepleksikan penampilan dan penalaran sendiri; f) menilai aplikasi matematika ke situasi lain; g) menunjukkan apresiasi peran matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa, h) berbagi pendapat dengan orang lain. Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 12 dan Tabel 13. TABEL 12 CONTOH SKALA DISPOSISI MATEMATIK (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan SS: Sangat setuju N : netral S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju Pernyataan No. 1. 2. 3. 4. No. 5.
Respons
Indikator a): Menunjukkan rasa percaya diri
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Saya mampu menyelesaikan tugas matematik yang sulit (+) Saya ragu-ragu berhasil dalam ulangan matematika (-) Menyampaikan penjelasan soal matematika yang saya kerjakan adalah menakutkan (-) Belajar matematika akan meningkatkan rasa percaya diri siswa (+) Indikator b): Bersikap terbuka/fleksibel Bersedia mengubah pendapat ketika ada data pendukung baru
(+)
27
No. 6. 7. No. 8. 9. 10. No. 11. 12. No. 13. 14. 15. No. 16. 17. 18 No. 19. 20. No 21. 22.
Indikator b): Bersikap terbuka/fleksibel
SS
S
N
TS
STS
Menyelesaikan soal matematika dengan cara beragam melatih siswa kreatif ( +) Saya menolak perbedaan pendapat dalam diskusi matematika (-) Indikator c): Menunjukkan sikap gigih, tekun
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Saya tahan mengerjakan soal matematika sampai selesai meski perlu waktu yang lama (+) Saya mengerjakan ulang penyelesaian soal matematika yang belum sempurna . ( +) Saya menyerah mengerjakan soal yang kompleks (-) Indikator d): Menunjukkan minat, rasa ingin tahu, dan dayatemu Saya mempelajari topik matematika dari berbagai sumber untuk meningkatkan pemahaman (+) Saya menghindar mencoba cara penyelesaian baru karena ada resiko gagal (-) Indikator e): Memonitor, merepleksikan penampilan dan penalaran sendiri Saya menghindar menilai sendiri keberhasilan belajar matematika (-) Saya bertanya pada diri sendiri: Benarkah penyelesaian soal matematika yang saya kerjakan? (+) Belajar matematika tanpa target adalah meringankan pikiran (-) Indikator f): Bergairah dan serius dalam belajar Saya menghindar mengerjakan tugas matematik yang kompleks (+) Saya bersemangat menyelesaikan soal matematika apapun .(+) Saya menghindar latihan soal matematika yang menuntut memberi alasan (-) Indikator g): Mengaplikasikan matematika ke situasi lain Saya berpendapat matematika sukar diterapkan dalam masalah sehari-hari (-) Saya mencoba menghubungkan konsep aljabar dengan konsep geometri (+) Indikator h): Mengapresiasi peran matematika dalam kehidupan sehari-hari dan bidang studi lain Matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari. (+)
23.
Belajar matematika menghambat individu berfikir kreatif (-) Matematika melatih individu berpikir cerdas ( +)
24.
Matematika terlepas dari bidang studi lain
(-)
28
No.
Indikator i): Berekspektasi dan metakognisi
SS
S
N
TS
STS
25.
Saya berharap pengalaman belajar matematika ini akan membantu pekerjaan saya kelak (+) Saya menghindar memikirkan tugas matematika yang harus dikerjakan. (-) Saya berpikir matematika yang dipelajari terlepas dari pekerjaan saya kelak (-) Indikator j): Berbagi pendapat dengan orang lain
SS
S
N
TS
STS
26. 27. No. 28. 29. 30.
Saya merasa resah belajar matematika bersama dengan teman yang tidak kenal (-) Bersedia memberi/menerima pendapat kepada dan dari teman ketika belajar kelompok matematika .(+) Saya senang membantu teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+)
TABEL 13 CONTOH SKALA DISPOSISI MATEMATIK (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap kegiatan/perasaan/pendapat berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali Sr Sering Jr : Jarang Kegiatan, perasaan, pendapat No.
Respons
Indikator a): Menunjukkan rasa percaya diri,
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
1.
Mampu menyelesaikan tugas matematik yang sulit (+)
2.
Merasa ragu berhasil dalam ulangan matematika
3.
Merasa takut menyampaikan penjelasan soal matematika yang saya kerjakan (-) Berpendapat belajar matematika akan meningkatkan rasa percaya diri (+) Indikator b): Bersikap terbuka/fleksibel
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Bersedia mengubah pendapat ketika ada data pendukung baru (+) Menyelesaikan soal matematika dengan cara beragam melatih siswa kreatif ( +) Saya menolak perbedaan pendapat dalam diskusi matematika (-) Indikator c): Menunjukkan sikap gigih, tekun
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
4. No. 5. 6. 7. No. 8.
(-)
Bertahan mengerjakan soal matematika sampai selesai meski perlu waktu yang lama (+)
29
No. 9. 10 No. 11. 12 No. 13. 14. 15. No. 16. 17. 18. No. 19. 20. No. 21. 22. 23. 24. No. 25. 26. 27.
Indikator c): Menunjukkan sikap gigih, tekun
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Mengelak mengerjakan ulang penyelesaian soal matematika yang belum sempurna . ( -) Mudah menyerah mengerjakan soal yang kompleks (-) Indikator d): Menunjukkan minat, rasa ingin tahu, dan dayatemu Mempelajari topik matematika dari berbagai sumber untuk meningkatkan pemahaman (+) Menghindar mencoba cara penyelesaian baru karena ada resiko gagal (-) Indikator e): Memonitor, merepleksikan penampilan dan penalaran sendiri Mengelak menilai sendiri keberhasilan belajar matematika (-) Mempertanyakan kepada diri sendiri tentang kebenaran penyelesaian soal matematika yang dikerjakan. (+) Berpendapat belajar matematika tanpa target adalah meringankan pikiran (-) Indikator f): Bergairah dan serius dalam belajar Menghindar mengerjakan tugas matematik yang kompleks (+) Bersemangat menyelesaikan soal matematika apapun (+) Mencoba menghindar latihan soal matematika yang menuntut memberi alasan (-) Indikator g): Mengaplikasikan matematika ke situasi lain Berpendapat matematika sukar diterapkan dalam masalah sehari-hari (-) Mencoba menghubungkan konsep aljabar dengan konsep geometri (+) Indikator h): Mengapresiasi peran matematika dalam kehidupan sehari-hari dan bidang studi lain Berpendapat matematika berguna dalam kehidupan sehari-hari. (+) Berpendapat belajar matematika menghambat individu berfikir kreatif (-) Berpandangan matematika melatih individu berpikir cerdas ( +) Berpandangan matematika terlepas dari bidang studi lain (-) Indikator i): Berekspektasi dan metakognisi Berharap pengalaman belajar matematika ini akan membantu pekerjaan saya kelak (+) Menghindar memikirkan tugas matematika yang harus dikerjakan. (-) Berpikir matematika yang dipelajari terlepas dari pekerjaan saya kelak (-)
30
No.
Indikator j): Berbagi pendapat dengan orang lain
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
28.
Merasa resah belajar matematika bersama dengan teman yang tidak kenal (-) 29. Bersedia memberi/menerima pendapat kepada dan dari teman ketika belajar kelompok matematika .(+) 30. Merasa senang membantu teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.8. Skala Berpikir Logis Matematik (Mathematical Logical Thinking Disposition) Ketika seorang individu melaksanakan berpikir logis, secara bersamaan berlangsung perilaku berpikir yang sejalan dengan karakteristik berpikir logis yang dinamakan disposisi berpikir logis. Berdasarkan analisis dan sintesa terhadap indikator kemampuan berpikir logis dan disposisi matematik, Sumarmo, Hidayat, Zulkarnaen, Hamidah, Ratnasariningsih. (2012b) merangkum indikator diposisi berpikir logis sebagai berikut: a) rasa percaya diri, b) kebiasaan memberikan respons yang beralasan dan masuk akal; c) memandang matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna dan berfaedah, d) kebiasaan menyusun analogi, dan pembuktian), e) kebiasaan melakukan analisis, dan sintesis, f) kebiasaan mempertimbangkan sesuatu secara proporsional, dan probabilistik, g) kebiasaan manganalisis hubungan sebab akibat atau korelasional antar variabel, h) mempertimbangkan situasi secara keseluruhan. Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi logis matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 14 dan Tabel 15. TABEL 14 CONTOH SKALA DISPOSISI LOGIS MATEMATIK (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan SS: Sangat setuju N : netral S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju Pernyataan Respons No. Indikator a): Rasa percaya diri, SS S N TS STS
1. 2. 3.
Saya yakin dapat menyelesaikan soal peluang dengan baik Saya frustasi menyelesaikan soal pembuktian
(+) (-)
Latihan membuktikan meningkatkan rasa percaya diri (+)
31
No. Indikator b): Kebiasaan memberikan respons yang
SS
S
N
TS
STS
Saya mempertanyakan kerelevanan jawaban dengan pertanyaan yang diajukan (+) No. Indikator c): Memandang matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna dan berfaedah, 7. Belajar matematika melatih orang berpikir rasional (+)
SS
S
N
TS
STS
Prinsip dan rumus matematika membantu penyelesaian masalah sehari-hari (+) Konsep dan prinsip matematika terlepas dari masalah sehari-hari (-) Indikator d): Kebiasaan menyusun analogi, pembuktian, Saya mencoba mengingat masalah serupa yang dijumpai sebelumnya (+) Saya bingung mengerjakan soal pembuktian (-)
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS.
4. 5.
beralasan dan masuk akal; Saya menghindar dari soal yang meminta jawaban disertai alasan Saya memeriksa kerasionalan data yang tersedia
(-) (+)
6.
8. 9. No.
10. 11. 12. No.
13. 14. 15. No.
16. 17. 18.
Saya malas mencari keserupaan hubungan dua konsep matematika (-) Indikator e): Kebiasaan melakukan analisis, sintesis Saya mencoba mengidentifikasi data yang diberikan relevan/tidak relevan (+) Saya menghindar dari tugas meringkas uraian tentang matematika (-) Saya berusaha membuat rangkuman materi matematika yang dipelajari (+) Indikator f): Kebiasaan mempertimbangkan sesuatu secara proporsional, dan probabilistik, Saya mencoba berpikir manakah yang berpeluang benar dalam menghadapi beragam pilihan (+) Ukuran dalam gambar matematika sebaiknya proposional (+) Teori peluang dapat menipu dalam memilih alternatif (-)
No. Indikator g): Kebiasaan manganalisis hubungan 19. 20. 21. No.
22.
antar variabel, Saya mencari hubungan antara informasi yang diberikan sebelum menyelesaikan masalah matematika (+) Saya merasa bingung menyusun model matematika suatu masalah (-) Menyusun model matematika diperlukan untuk menyelesaikan masalah (+) Indikator h): Mempertimbangkan situasi secara keseluruhan Saya memeriksa ketercukupan seluruh komponen yang ada dulu sebelum menyelesaikan masalah (+)
32
No.
23. 24.
Indikator h): Mempertimbangkan situasi secara keseluruhan Saya menyelesaikan masalah matematika bagian demi bagian secara terpisah (-) Saya berpikir komponen yang diberikan dalam satu masalah bersifat relevan (-)
SS
S
N
TS
STS.
TABEL 15 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR LOGIS MATEMATIK (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan kegiatan, pendapat, atau perasaan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss: Sering sekali Kd: Kadang-kadang Sr : Sering Jr : Jarang Js: Jarang sekali
No.
1. 2.
Kegiatan /Perasaan/ Pendapat Indikator a): Rasa percaya diri, Merasa yakin dapat menyelesaikan soal peluang dengan baik Merasa frustasi menyelesaikan soal pembuktian
Ss
Respons Sr Kd Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
(+) (-)
Berpendapat latihan soal pembuktian meningkatkan rasa percaya diri (+) No. Indikator b): Kebiasaan memberikan respons yang beralasan dan masuk akal; 4. Menghindar dari soal yang meminta jawaban disertai alasan (-) (-) 5. Berasumsi data yang tersedia sudah masuk akal
3.
Mempertanyakan pada diri sendiri tentang kerelevanan jawaban dengan pertanyaan yang diajukan. (+) No. Indikator c): Memandang matematika sebagai sesuatu yang logis, berguna dan berfaedah, 7. Berpendapat belajar matematika melatih orang berpikir rasional (+) 8. Merasakan prinsip dan rumus matematika membantu penyelesaian masalah sehari-hari (+) 9. Menganggap konsep dan prinsip matematika sukar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (-) No. Indikator d): Kebiasaan menyusun analogi, dan pembuktian, 10. Mencoba mengingat masalah serupa yang dijumpai sebelumnya. (+)
6.
11.
Merasa bingung mengerjakan soal pembuktian
(-)
33
Merasa malas mencari keserupaan hubungan dua konsep matematika (-) No. Indikator e): Kebiasaan melakukan analisis, dan Ss Sr Kd Jr Js sintesis 13. Mencoba mengidentifikasi data yang diberikan relevan dan tidak relevan (+) 14. Menghindar dari tugas meringkas uraian tentang matematika (-) 15. Berusaha membuat rangkuman materi matematika yang dipelajari (+) No. Indikator f): Kebiasaan mempertimbangkan sesuatu Ss Sr Kd Jr Js secara proporsional, dan probabilistik, 16. Mencoba berpikir manakah yang berpeluang benar dalam menghadapi beragam pilihan (+) Berpendapat gambar matematika yang baik adalah 17. yang proposional (+) 18. Berpendapat teori peluang dapat menipu dalam memilih alternatif (-) Ss Sr Kd Jr Js No. Indikator g): Kebiasaan manganalisis hubungan antar variabel, 19. Mencari hubungan antara informasi yang diberikan sebelum menyelesaikan masalah matematika (+) 20. Berpendapat tugas menyusun model matematika suatu masalah adalah menghamburkan waktu (-) 21. Berpendapat menyusun model matematika membantu menyelesaikan masalah (+) No. Indikator h): Mempertimbangkan situasi secara Ss Sr Kd Jr Js keseluruhan 22. Memeriksa dulu ketercukupan seluruh komponen yang ada sebelum menyelesaikan masalah (+) 23. Menyelesaikan masalah matematika bagian demi bagian secara terpisah (-) Memanfaatkan semua komponen yang diberikan 24. untuk menyelesaikan masalah matematika (-) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
12.
D.9. Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematik (Mathematical Critical Thinking Disposition) Ennis (Baron dan Stenberg (Eds), 1987) merinci disposisi berpikir kritis sebagai berikut: a) bertanya secara jelas dan beralasan, b) memahami dengan baik, c) menggunakan sumber yang terpercaya; d) mengacu dan relevan ke masalah pokok; e) mencari berbagai alternatif; f) bersikap terbuka, g) berani mengambil posisi; h) bertindak cepat; i) bersikap sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks; j) memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis; dan k) bersikap sensisif terhadap perasaan orang lain.
34
Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi berpikir kritis matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 16 dan Tabel 17. TABEL 16 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIK (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan SS: Sangat setuju N : netral S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju Pernyataan No. 1. 2 3. No. 4.
Indikator a): Bertanya/menjawab secara jelas dan beralasan, Pertanyaan yang menuntut memberi alasan adalah melatih berpikir kritis (+) Saya menjelaskan konsep matematika tanpa disertai contoh (-) Saya senang mengajukan soal matematika yang tidak rutin (+) Indikator b): Berusaha memahami dengan baik,
No.
Saya senang menganalisis kesamaan dan perbedaan dua konsep matematika (+) Saya memeriksa kebenaran data matematika yang disajikan (+) Beranggapan bahwa data yang disajikan sudah benar/ relevan adalah keliru (-) Indikator c): Menggunakan sumber yang terpercaya,
7.
Saya mempelajari matematika dari berbagai sumber (+)
8.
Mempelajari topik matematika yang sama dari berbagai sumber menghamburkan waktu (-) Indikator d): Tetap mengacu/relevan ke masalah pokok, Diskusi yang melebar ke topik matematika lainnya adalah kurang baik (-) Saya mencoba kembali ke topik semula ketika diskusi melebar ke masalah lain (+) Saya mencocokan kembali jawaban soal yang diperoleh dengan masalah semula (+) Indikator e): Mencari berbagai alternatif,
5. 6.
No. 9. 10. 11. No. 12.
Respons SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Saya senang bertanya tentang matematika dari dua pandangan berbeda (+)
35
No.
Indikator e): Mencari berbagai alternatif,
13.
Saya merasa lebih aman menyelesaikan masalah matematika dengan cara sudah biasa (-) Saya menganggap hanya ada satu cara menyelesaikan masalah matematika yang benar (-) Menyelesaikan soal matematika dengan beragam cara akan melatih berpikir kreatif (+) Indikator f): Bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat, Saya bersedia mengubah pendapat ketika ada tambahan data matematika yang relevan (+)
14. 15. No. 16. 17. 18. 19. No. 20. 21. 22. No. 23. 24. 25.
No. 26. 27. 28.
Saya menolak jawaban matematika yang berbeda dengan jawaban saya
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
(-)
Saya memilih ikut dengan jawaban matematika teman daripada memikirkannya sendiri (-) Saya berani mengatakan “tidak setuju” dengan jawaban matematika teman lain (+) Indikator g): Memandang sesuatu secara menyeleluruh Saya berpendapat topik matematika saling berkaitan dengan topik matematika lainnya (+) Matematika merupakan kumpulan pokok bahasan yang saling terpisah (-) Saya mengabaikan kesesuaian data yang diberikan ketika akan menyelesaikan masalah matematika (-) Indikator h): Memanfaatkan cara berpikir orang yang kritis, Saya merasa bodoh ketika belajar dengan teman yang pandai matematika (-) Saya mempelajari cara belajar teman yang pandai matematika (+) Saya merasa mendapat pengalaman baru ketika belajar matematika dengan teman yang sukses dalam matematika (+) Indikator i): Bersikap sensisif terhadap perasaan orang lain Saya merasa terganggu ketika diminta teman menjelaskan penyelesaian soal matematika (-) Saya sabar mendengar keluhan kesulitan teman menyelesaikan soal matematika (+) Saya senang dapat membantu teman yang , mengalami kesulitan menyelesaikan soal matematika (+)
36
TABEL 17 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIK (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan kegiatan, pendapat, atau perasaan berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan: Ss: Sering sekali Kd: Kadang-kadang Sr : Sering Jr : Jarang Js: Jarang sekali Kegiatan atau berpendapat No. 1. 2 3. No. 4. 5. 6. No.
Pilihan Respons
Indikator a): Bertanya secara jelas dan beralasan,
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Indikator b): Berusaha memahami dengan baik,
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Menganalisis kesamaan dan perbedaan dua konsep matematika (+) Memeriksa kebenaran data matematika yang disajikan (+) Beranggapan bahwa data yang disajikan sudah benar / relevan (-) Indikator c): Menggunakan sumber yang terpercaya,
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Mengajukan pertanyaan matematika yang meminta alasan untuk melatih berpikir kritis (+) Menjelaskan konsep matematika tanpa disertai contoh (-) Mengajukan pertanyaan matematika yang tidak rutin (+)
7.
Mempelajari matematika dari berbagai sumber
8.
Beranggapan mempelajari topik matematika yang sama dari berbagai sumber menghamburkan waktu (-) Indikator d): Tetap mengacu/relevan ke masalah pokok, Menjaga diskusi tetap berkaitan dengan topik matematika semula (+) Membiarkan diskusi melebar ke masalah lain (-)
No. 9. 10. 11. No. 12. 13. 14.
15.
(+)
Mencocokan jawaban soal yang diperoleh dengan masalah/peranyaan semula Indikator e): Mencari berbagai alternatif, Mengajukan pertanyaan tentang matematika dari dua pandangan berbeda (+) Merasa lebih aman menyelesaikan masalah matematika dengan cara sudah biasa (-) Menganggap hanya ada satu cara yang benar menyelesaikan masalah matematika (-) Menyelesaikan soal matematika dengan beragam cara untuk melatih berpikir kreatif (+)
37
No. 16.
Indikator f): Bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat, Bersedia mengubah pendapat ketika ada tambahan data matematika yang relevan (+)
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
17.
Menolak jawaban matematika yang berbeda dengan jawaban saya (-) 18. Memilih ikut dengan jawaban matematika teman daripada memikirkannya sendiri (-) 19. Berani mengatakan “tidak setuju” dengan jawaban matematika teman lain (+) No. Indikator g): Memandang sesuatu secara Ss Sr Kd Jr Js menyeleluruh 20. Berpendapat topik matematika saling berkaitan dengan topik matematika lainnya (+) 21. Beranggapan matematika merupakan kumpulan pokok bahasan yang saling terpisah (-) 22. Mengabaikan kesesuaian data yang diberikan dalam menyelesaikan masalah matematika (-) No. Indikator h): Memanfaatkan cara berpikir orang yang Ss Sr Kd Jr Js kritis, 23. Merasa bodoh ketika belajar dengan teman yang pandai matematika (-) 24. Mempelajari cara belajar teman yang pandai matematika (+) 25. Merasa mendapat pengalaman baru ketika belajar matematika dengan teman yang sukses dalam matematika No. Indikator i): Bersikap sensisif terhadap perasaan Ss Sr Kd Jr Js orang lain 26. Merasa terganggu ketika diminta teman menjelaskan penyelesaian soal matematika (-) 27. Sabar mendengar keluhan kesulitan teman menyelesaikan soal matematika (+) 28. Merasa senang dapat membantu teman yang mengalami kesulitan menyelesaikan soal matematika (+) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.10. Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematik (Mathematical Creative Thinking Disposition) Berdasarkan survei kepustakaan, Supriadi (1994) mengidentifikasi ciri-ciri orang yang kreatif sebagai berikut: : a) bersikap terbuka, toleran terhadap perbedaan pendapat; b) fleksibel dalam berfikir dan merespons, bebas menyatakan pendapat dan perasaan; c) menghargai fantasi dan inisiatif; d) mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain; e) memiliki stabilitas emosional yang baik 38
dan percaya diri dan mandiri, f) menunjukkan rasa ingin tahu dan minat yang luas, serta tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks; g) berani mengambil risiko, bertanggung jawab dan komitmen pada tugas, h) tekun, tidak mudah bosan, tidak kehabisan akal; i) peka terhadap situasi lingkungan, dan j) lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi berpikir kreatif matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 18 dan Tabel 19. TABEL 18 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR KREATIF MATEMATIK (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut ini. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan SS: Sangat setuju N : Netral S : Setuju TS : Tidak setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan No. 1. 2. 3. No.
4. 5. No. 6. 7. No 8. 9.
Indikator a): bersikap terbuka, toleran terhadap perbedaan pendapat Saya bersedia mengubah pendapat ketika ada penjelasan matematika baru yang relevan (+) Saya menolak gagasan matematika teman yang berbeda (-) Saya menghargai kritik tajam teman terhadap gagasan yang saya ajukan (+) Indikator b): Fleksibel dalam berfikir dan merespons, bebas menyatakan pendapat dan perasaan; Saya merasa bebas menyatakan pendapat meski berbeda dalam forum diskusi matematika (+) Saya menolak beberapa alternatif penyelesaian masalah yang berbeda ketika diskusi matematika (-) Indikator c): Menghargai fantasi dan inisiatif Saya kagum terhadap gagasan matematika teman yang tidak biasa (+) Berfantasi dalam bermatematika adalah suatu yang aneh (-) Indikator d): Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh Saya teguh akan jawaban matematika sendiri meskipun berbeda dengan jawaban teman (+) Saya memilih mengikuti gagasan matematika teman daripada memikirkannya sendiri (-)
Respons SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
39
No. 10. 11. 12. No.
13. 14. 15. No. 16. 17. 18. No. 19. 20.
21. 22. No. 23.
24. 25. No. 26. 27. 28.
Indikator e): Memiliki stabilitas emosional, percaya diri dan mandiri Saya gusar mendapat teguran atas tugas matematika yang saya kerjakan (-) Saya berusaha keras menyelesaikan sendiri tugas matematika yang sulit dengan baik (+) Saya meminta bantuan teman menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) Indikator f): menunjukkan rasa ingin tahu dan minat dan tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks Saya mempelajari materi matematika dari beberapa sumber atas keinginan sendiri (+) Saya menghindar dari tugas menyusun gambar geometri suatu masalah matematik yang ruwet (-) Saya menyederhanakan masalah matematika yang ruwet ke dalam bagian-bagian yang berkaitan (+) Indikator g): Berani mengambil risiko, bertanggung jawab, komitmen pada tugas Saya berani mencoba cara baru menyelesaikan soal matematika meskipun ada kemungkinan gagal (+) Saya berpendapat keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab perorangan masing-masing (-) Saya berdalih memenuhi tugas matematika yang telah saya janjikan (-) Indikator h): Tekun dan tidak mudah bosan; tidak kehabisan akal Saya sabar dan tekun mengerjakan tugas matematika yang rumit sampai selesai (+) Saya merasa bosan menyelesaikan masalah matematika tentang perhitungan integral yang rumit (-) Saya kehabisan akal menghadapi tugas matematika yang berat (-) Saya berusaha mencari cara lain ketika gagal menyelesaikan soal matematika yang sulit (+) Indikator i): Peka terhadap situasi lingkungan; Saya berusaha menyesuaikan diri dalam belajar matematika di lingkungan baru (+) Saya enggan membantu teman yang menga lami kesulitan belajar matematika (-) Saya menghindar berdiskusi matematika dengan teman yang belum dikenal (-) Indikator j): Berorientasi ke masa kini/ masa depan
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Belajar matematika bermanfaat untuk menyelesaikan tugas masa depan (+) Cara berpikir matematika terlepas dari tuntutan pekerjaan saya masa datang (-) Saya belajar matematika untuk memenuhi tugas sekolah saja (-)
40
TABEL 19 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR KREATIF MATEMATIK (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan kegiatan, pendapat, atau perasaan berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Sr Sering Jr : Jarang Js: Jarang sekali Kegiatan dan pendapat No.
Indikator a): Terbuka, toleran terhadap perbedaan
1.
Bersedia mengubah pendapat ketika ada penjelasan matematika baru yang relevan (+) Menolak gagasan matematika teman yang berbeda (-) Menghargai kritik tajam teman terhadap gagasan yang saya ajukan (+) Indikator b): Fleksibel dalam berfikir dan merespons, bebas menyatakan pendapat dan perasaan; Merasa bebas menyatakan pendapat meski berbeda dalam forum diskusi matematika (+) Menolak beberapa alternatif penyelesaian masalah yang berbeda ketika belajar matematika (-) Indikator c): Menghargai fantasi dan inisiatif
2. 3. No.
4. 5. No.
Merasa kagum terhadap gagasan matematika teman yang luar biasa (+) 7. Berpendapat berfantasi dalam bermatematika adalah suatu yang aneh (-) No Indikator d): Mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh 8. Teguh pendirian akan jawaban matematika sendiri meskipun berbeda dengan jawaban teman (+) 9. Memilih mengikuti gagasan matematika teman daripada repot memikirkannya sendiri (-) No. Indikator e): Memiliki stabilitas emosional, percaya diri dan mandiri 10. Merasa gusar mendapat teguran atas tugas matematika yang saya kerjakan (-) 11. Saya yakin dapat menyelesaikan soal ujian matematika yang sulit dengan baik (+) 12. Meminta bantuan teman menyelesaikan tugas matematika yang berat (-) No. Indikator f): menunjukkan rasa ingin tahu, minat, dan tertarik kepada hal-hal yang abstrak/kompleks
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
6.
41
13. No. 14. 15. No. 16. 17.
18. No. 19. 20. 21. 22. No.
Mempelajari materi matematika dari beberapa sumber atas keinginan sendiri (+) Indikator f): menunjukkan rasa ingin tahu, minat, dan tertarik kepada hal-hal yang abstrak/kompleks Menghindar dari tugas menyusun gambar geometri suatu masalah matematik yang sulit (-) Menyederhanakan masalah matematika yang ruwet ke dalam bagian-bagian yang berkaitan (+) Indikator g): Berani mengambil risiko, bertanggung jawab, komitmen pada tugas Berani mencoba cara baru menyelesaikan soal matematika meskipun ada kemungkinan gagal (+) Berpendapat keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab perorangan masing-masing (-) Berdalih untuk memenuhi tugas matematika yang telah dijanjikan (-) Indikator h): Tekun dan tidak mudah bosan; tidak kehabisan akal Sabar dan tekun mengerjakan tugas matematika yang rumit sampai selesai (+) Merasa bosan menyelesaikan masalah matematika tentang perhitungan integral yang rumit (-) Merasa kehabisan akal menghadapi tugas matematika yang berat (-) Berusaha mencari cara lain ketika gagal menyelesaikan soal matematika yang sulit (+) Indikator i): Peka terhadap situasi lingkungan;
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
23.
Berusaha menyesuaikan diri dalam belajar matematika di lingkungan baru (+) 24 Merasa enggan membantu teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (-) 25. Menghindar berdiskusi matematika dengan teman yang belum dikenal (-) No. Indikator j): Berorientasi ke masa kini dan masa Ss Sr Kd Jr Js depan 26. Berpendapat belajar matematika berguna untuk menyelesaikan tugas masa depan (+) 27. Berpandangan cara berpikir matematika terlepas dari tuntutan pekerjaan masa datang (-) 28. Belajar matematika untuk memenuhi tugas sekolah saja (-) Catatan:1) Pilihan respons Netral atau kadang-kadang dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
42
D.11. Skala Disposisi Berpikir Reflektif Matematik (Mathematical Reflective Thinking Disposition) Berdasarkan karakteristik kemampuan berpikir reflektif (Kurniawati, 2015, Nindiasari, 2013) dan disposisi matematik (Sumarmo, 2006), dapat dirangkum indikator disposisi berpikir reflektif sebagi berikut: a) bertanya atau menjawab secara jelas dan beralasan; b) menggunakan sumber matematika yang terpercaya; c) berpandangan suatu topik matematika adalah bagian dari keseluruhan; d) mencoba berbagai strategi matematika; e) bersikap terbuka, fleksibel; f) bersikap sensitif terhadap perasaan orang lain; g) memanfaatkan cara berpikir orang lain; h) membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama; i) melakukan umpan balik dan menilai proses berpikirnya sendiri; j) menyusun dan menganalisis analogi dan generalisasi; k) mengidentifikasi data/rumus/aturan yang relevan dan tidak relevan. Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi berpikir reflektif matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 20 dan Tabe 21. TABEL 20 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIK (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut ini. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan SS: Sangat setuju N : Netral S : Setuju TS : Tidak setuju STS: Sangat tidak setuju Pernyataan Respons No. 1. 2. 3. No. 4.
5.
Indikator a): Bertanya secara jelas atau memberi penjelasan yang beralasan, Meminta alasan terhadap jawaban yang diberikan akan menguatkan pemahaman (+) Perhitungan rutin merupakan latihan yang baik untuk memahami konsep (-) Menyusun alasan terhadap pekerjaan matematika adalah melatih kesadaran berpikir (+) Indikator b): Menggunakan sumber / rumus/aturan matematika yang terpercaya, Mempelajari matematika dari berbagai sumber yang relevan akan memberikan wawasan yang luas (+) Saya merasa repot mengidentifikasi rumus/aturan matematika yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal matematika
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
(-)
43
No. 6.
7. No. 8. 9. 10. No. 11. 12. 13. 14. No. 15. 16. 17. No. 18. 19. 20. No. 21. 22.
23.
Indikator c): Berpandangan suatu topik matematika adalah bagian dari keseluruhan, Saya merinci pokok-bahasan matematika ke dalam sub-pokok bahasannya untuk memahami keterkaitannya (+) Saya berpandangan bahwa matematika adalah kumpulan pokok bahasan yang saling terpisah (-) Indikator d): mencoba berbagai strategi matematika Mencoba beragam strategi menyelesaikan masalah matematika adalah melatih berpikir kreatif (+) Saya menghindar menyelesaikan tugas matematika yang open-ended (-) Menyelesaikan soal dengan beberapa cara adalah menghamburkan waktu (-) Indikator e): Bersikap terbuka, fleksibel Saya bersedia mengubah pendapat ketika ada tambahan data yang relevan (+) Saya dapat menerima perbedaan gagasan teman (+) Saya merasa lebih aman setuju dengan pendapat teman lain (-) Saya berani mengatakan “tidak setuju” dengan gagasan teman lain (-) Indikator f): bersikap sensitif terhadap perasaan orang lain, Saya memahami perasaan teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+) Saya Ikut senang ketika teman mendapat nilai matematika yang baik (+) Saya merasa terganggu diminta bantuan oleh teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (-) Indikator g): memanfaatkan cara berpikir orang lain, Saya mempelajari cara belajar teman yang pandai matematika (+) Menelaah biografi matematikawan berguna untuk mempelajari cara berpikirnya (+) Mengikuti cara berpikir orang lain akan menghambat berpikir kreatif (-) Indikator h): Membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama Saya menghindar dari tugas mencari hubungan antar konsep (-) Saya mencoba menghubungkan materi baru dengan konsep yang sudah dipelajari (+)
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Saya menilai konsep baru ini terlepas dari konsep yang sudah dipelajari (-)
44
No. 24. 25 26. No. 27. 28. No. 29. 30.
Indikator i): Melakukan umpan balik dan introspeksi terhadap proses berpikir sendiri Pertanyaan: Benarkah tugas yang sudah dikerjakan? adalah melatih orang bekerja teliti (+) Saya menghindar menilai kesalahan sendiri dalam pekerjaan matematika yang lalu (-) Memikirkan kelemahan sendiri dalam matematika dapat menimbulkan frustasi (-) Indikator j): Menyusun dan menganalisa analogi dan generalisasi Tugas mencari keserupaan dua proses/ konsep matematika adalah melatih kemampuan berpikir (+) Tugas menyusun generalisasi dari serangkaian data membingungkan siswa (-) Indikator k): Mengidentifikasi data relevan dan tidak relevan Saya menganggap data yang diberikan dalam suatu soal dijamin sudah relevan (-) Sebelum menyelesaikan soal, saya memeriksa kerelevanan data yang diberikan (+)
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
TABEL 18 CONTOH SKALA DISPOSISI BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIK (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan kegiatan, pendapat, atau perasaan berikut Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss: Sering sekali Kd : Kadang-kadang Sr : Sering Jr : Jarang Js: Jarang sekali Kegiatan, perasaan, atau pendapat No. Indikator a: bertanya secara jelas atau memberi penjelasan yang beralasan, 1. Meminta alasan terhadap jawaban yang diberikan untuk menguatkan pemahaman (+) 2. Memilih perhitungan rutin untuk latihan memahami konsep (-) 3. Menyusun alasan terhadap pekerjaan matematika bagus untuk melatih kesadaran berpikir (+) No. Indikator b): Menggunakan sumber / rumus/aturan matematika yang terpercaya, 4. Mempelajari matematika dari berbagai sumber yang relevan untuk memperoleh wawasan yang luas (+) 5. Menghindar dari tugas mengidentifikasi rumus/aturan matematika yang diperlukan dalam pengerjaan soal matematika (-)
Ss
Respons Sr Kd Jr
Js
Ss
Sr
Js
Kd
Jr
45
No. Indikator c): Berpandangan suatu topik matematika Ss adalah bagian dari keseluruhan, 6. Merinci satu pokok-bahasan matematika ke dalam subpokok bahasannya untuk memahami keterkaitannya (+) 7. Berpandangan bahwa matematika adalah kumpulan pokok bahasan yang saling terpisah (-) No. Indikator d): mencoba berbagai strategi matematika Ss 8. 9. 10. No. 11. 12. 13. 14. No. 15. 16. 17. No. 18. 19. 20. No. 21. 22. 23. No.
24.
Mencoba beragam strategi menyelesaikan masalah matematika untuk melatih berpikir kreatif (+) Menghindar menyelesaikan tugas matematika yang open-ended (-) Berpandangan menyelesaikan soal dengan beberapa cara adalah merepotkan (-) Indikator e): Bersikap terbuka, fleksibel Bersedia mengubah pendapat ketika ada tambahan data yang relevan (+) Menolak perbedaan gagasan teman (-) Merasa lebih aman setuju dengan pendapat teman lain (-) Berani mengatakan “tidak setuju” dengan gagasan teman lain (+) Indikator f): bersikap sensitif terhadap perasaan orang lain, Memahami perasaan teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (+) Ikut senang ketika teman mendapat nilai matematika yang baik (+) Merasa terganggu diminta bantuan oleh teman yang mengalami kesulitan belajar matematika (-) Indikator g): memanfaatkan cara berpikir orang lain, Mempelajari cara belajar teman yang pandai matematika (+) Menelaah biografi matematikawan untuk mempelajari cara berpikirnya (+) Menilai mengikuti cara berpikir orang lain menghambat berpikir kreatif (-) Indikator h): Membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lama Menghindar dari tugas mencari hubungan antar konsep (-) Mencoba menghubungkan materi baru dengan konsep yang sudah dipelajari (+) Menilai konsep baru ini terlepas dari konsep yang sudah dipelajari (-) Indikator i): Melakukan umpan balik dan introspeksi terhadap proses berpikir sendiri Bertanya pada diri sendiri: Benarkah tugas yang sudah dikerjakan? untuk melatih ketelitian bekerja (+)
Sr
Kd
Jr
Js
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
46
No. Indikator i): Melakukan umpan balik dan introspeksi Ss Sr Kd Jr terhadap proses berpikir sendiri 25 Menghindar menilai kesalahan sendiri dalam pekerjaan matematika yang lalu (-) 26. Merasa frustrasi memikirkan kelemahan sendiri dalam matematika (-) No. Indikator j): Menyusun dan menganalisa analogi dan Ss Sr Kd Jr generalisasi 27. Mencari keserupaan dua proses/ konsep matematika untuk melatih kemampuan berpikir (+) 28. Merasa bingung menyusun generalisasi dari serangkaian data (-) No. Indikator k): Mengidentifikasi data relevan dan tidak Ss Sr Kd Jr relevan 29. Menganggap data yang diberikan dalam suatu soal dijamin sudah relevan (-) 30. memeriksa kerelevanan data yang diberikan sebelum menyelesaikan soal (+) Catatan: 1) Pilihan respons Netral dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk dan pernyataan negatif atau positif
Js
Js
Js
indikator
D.11. Skala Kemandirian Belajar Matematik (Mathematical Self Regulated Learning) Berdasarkan pendapat para pakar (Butler, 2002, Corno dan Randi, 1999, Hargis, http:/ www.smartkidzone.co/, Kerlin, 1992, Paris dan Winograd, 1998, Schunk dan Zimmerman, 1998, Wongsri, Cantwell, dan Archer, 2002) Sumarmo (2011) merangkumkan beberapa indikator kemandirian belajar (self regulated learning) di antaranya adalah memiliki:a) Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik; b) Kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar; c) Menetapkan tujuan/target belajar; d) Memonitor, mengatur, dan mengkontrol belajar; e) Memandang kesulitan sebagai tantangan; f) Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan; g) Memilih, menerapkan strategi belajar; h) Mengevaluasi proses dan hasil belajar; i) Self eficacy/ Konsep diri/Kemampuan diri. Berikut ini disajikan contoh butir skala disposisi kemandirian belajar (self regulated learning) matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 20 dan Tabel 21. TABEL 20 CONTOH SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan nada terhadap pernyataan berikut. Nama siswa: ................................................................................................. Kelas : ......................................................................................................
47
Keterangan: STS: Sangat tidak setuju TS: Tidak setuju
S : Setuju SS: Sangat setuju
Pernyataan
Respons
No
Indikator a: Inisiatif belajar
STS
TS
N
S
SS
1.
Saya mengerjakan tugas matematika karena menyukainya (+) Saya menunggu bantuan teman ketika mengalami kesulitan belajar matematika (-) Mempelajari ulang materi matematika yang belum dikuasai, menghamburkan waktu (-) Indikator b: Mendiagnosa kebutuhan belajar
STS
TS
N
S
SS
Saya tahu materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Saya cemas mengetahui kekurangan sendiri dalam matematika (-) Memilih materi matematika yang perlu dipelajari, merupakan beban (-) Indikator c: Menetapkan tujuan/target belajar
STS
TS
N
S
SS
Penetapan target belajar matematika membantu cara belajar (+) Membuat jadwal belajar matematika membantu mencapai target yang telah ditetapkan (+) Belajar matematika tanpa target meringankan beban pikiran (-) Indikator d: Memilih, menerapkan strategi belajar
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
2. 3. No. 4. 5. 6. No. 7. 8. 9. No. 10. 11. No. 12 13. 14. No. 15.
16.
Saya mencoba menerapkan cara belajar teman yang pandai matematika Penetapan strategi belajar matematika tertentu menghambat kreativitas Indikator e: Memonitor, mengatur, dan mengkontrol belajar Pemantauan terhadap hasil belajar matematika membuat cemas Mengatur cara belajar matematika membantu mencapai hasil yang baik Pengaturan cara belajar matematika membatasi kerja kreatif Indikator f: Memandang kesulitan sebagai tantangan Tugas matematika yang sulit menghambat pencapaian hasil belajar yang baik
(+) (-)
(-) (+) (-)
(-)
Saya tertantang mengerjakan soal matematika yang sulit (+)
48
No
Indikator g: Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan 17. Mempelajari materi matematika yang sama dari beragam buku menghamburkan waktu (-) 18. Untuk memperoleh pemahaman matematika yang baik, perlu mempelajari beragam sumber (+) No. Indikator h: Mengevaluasi proses dan hasil belajar 19. Mengevaluasi sendiri hasil ulangan matematika adalah baik untuk umpan balik belajar (+) 20. Kegagalan dalam ulangan matematika yang lalu karena soal terlalu sulit (-) 21. Saya menyadari kesalahan pekerjaan ulangan matematika yang lalu (+) No. Indikator i: Self eficacy/ Konsep diri/Kemampuan diri 22. Saya ragu dapat menyelesaikan tugas matematika yang sulit dengan baik (-) 23. Saya yakin akan berhasil baik dalam ulangan matematika (+) 24. Saya takut mengemukakan pendapat dalam diskusi matematika (-) 25. Saya menerima pendapat teman yang berbeda ketika belajar matematika (+) 26 Saya merasa terganggu belajar dalam kelompok matematika (-) 27. Kritikan dari teman ketika belajar matematika menambah semangat belajar (+) 28. Tugas matematika yang berat adalah tantangan untuk berhasil dalam belajar (+)
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
STS
TS
N
S
SS
TABEL 21 CONTOH SKALA KEMANDIRIAN BELAJAR (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melaksanakan kegiatan/pendapat/perasaan di bawah ini Nama siswa: ........................................................................................................... Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang JS : Jarang sekali Sr Sering Jr : Jarang Kegiatan/Perasaan
No 1.
Indikator a: Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik Mengerjakan tugas matematika karena menyukainya (+)
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
49
No 2. 3. No. 4. 5. 6. No. 7.
Indikator a: Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik Menunggu bantuan teman ketika mengalami kesulitan belajar matematika (-) Menghindar mempelajari ulang materi matematika yang belum dikuasai (-) Indikator b: Mendiagnosa kebutuhan belajar Mengetahui materi matematika yang perlu dipelajari ulang (+) Merasa cemas mengetahui kekurangan sendiri dalam matematika (-) Merasa terbebani memilih materi matematika yang perlu dipelajari (-) Indikator c: Menetapkan tujuan/target belajar
9.
Menetapkan target belajar matematika untuk membantu cara belajar (+) Membuat jadwal belajar matematika untuk membantu mencapai target yang telah ditetapkan (+) Merasa ringan belajar matematika tanpa target (-)
No.
Indikator d: Memilih, menerapkan strategi belajar
10.
Mencoba menerapkan cara belajar teman yang pandai matematika (+) Menilai penetapan strategi belajar matematika tertentu akan menghambat kreativitas (-) Indikator e: Memonitor, mengatur, dan mengkontrol belajar Merasa cemas hasil belajar matematika dipantau (-) Mengatur cara belajar matematika untuk membantu mencapai hasil yang baik (+) Menilai pengaturan cara belajar matematika membatasi kerja kreatif (-) Indikator f: Memandang kesulitan sebagai tantangan Menilai tugas matematika yang sulit menghambat pencapaian hasil belajar yang baik (-) Merasa tertantang mengerjakan soal matematika yang sulit (+) Indikator g: Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan Menilai mempelajari materi matematika yang sama dari beragam buku merepotkan (-) Mempelajari beragam sumber untuk memperoleh pemahaman matematika yang baik (+) Indikator h: Mengevaluasi proses dan hasil belajar Mengevaluasi sendiri hasil ulangan matematika sebagai umpan balik belajar (+)
8.
11. No. 12 13. 14. No. 15. 16. No 17. 18. No. 19.
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
50
No.
Indikator h: Mengevaluasi proses dan hasil Ss Sr Kd Jr Js belajar 20. Menganggap kegagalan dalam ulangan matematika yang lalu karena soal terlalu sulit (-) 21. Menyadari kesalahan pekerjaan ulangan matematika yang lalu (+) No. Indikator i: Self eficacy/ Konsep diri/Kemampuan Ss Sr Kd Jr Js diri 22. Merasa ragu dapat menyelesaikan tugas matematika yang sulit dengan baik (-) 23. Merasa yakin akan berhasil baik dalam ulangan matematika (+) 24. Merasa takut mengemukakan pendapat dalam diskusi matematika (-) 25. Menerima pendapat teman yang berbeda ketika belajar matematika (+) 26 Merasa terganggu belajar dalam kelompok matematika (-) 27. Berpendapat kritikan dari teman ketika belajar matematika menambah semangat belajar (+) 28. Berpandangan tugas matematika yang berat adalah tantangan untuk berhasil dalam belajar (+) Catatan: 1) Pilihan respons Netral dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif
D.12. Skala Kebiasaan Berfikir Matematik (Mathematical Habits of Mind) Costa (Costa, Ed., 2001) mengidentifikasi enambelas kebiasaan berfikir cerdas (habits of mind) sebagai berikut: a) Bertahan atau pantang menyerah; b) mengatur kata hati; c) berempati terhadap perasaan orang lain; d) berpikir luwes; e) berpikir metakognitif; f) bekerja teliti dan tepat; g) bertanya secara efektif; h) memanfaatkan pengalaman lama; i) berfikir dan berkomunikasi secara jelas; j) memanfaatkan indera dengan tajam; k) mencipta, berkayal, dan berinovasi.; l) bersemangat dalam merespons; m) berani bertanggung jawab; n) humoris; o) berpikir saling bergantungan; q) belajar berkelanjutan. Berikut ini disajikan contoh butir skala kebiasaan berfikir cerdas (habits of mind) matematik dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat kesetujuan dan derajat seringnya kegiatan/ perasaan/pendapat muncul seperti pada Tabel 22 dan Tabel 23. TABEL 22 CONTOH SKALA HABITS OF MIND (MODEL A) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan kesetujuan anda terhadap pernyataan berikut Nama siswa: ........................................................................................................... Kelas : ......................................................................................................
51
Keterangan SS: Sangat setuju S : Setuju
N : Netral STS : Sangat tidak setuju TS : Tidak setuju
Pernyataan
No 1. 2. No. 3. 4. No. 5. 6. No. 7. 8. No. 9. 10. No 11. 12. No. 13. 14. No 15.
Indikator a):Bertahan/pantang menyerah/tidak mudah frustasi Saya bertahan menyelesaikan masalah sampai selesai meski perlu waktu yang lama (+) Saya menyerah ketika menghadapi tugas matematik yang berat (-) Indikator b): Mengatur kata hati Saya gusar menerima kritikan terhadap pekerjaan matematika saya (-) Saya sabar dan berdoa ketika gagal dalam ulangan matematika (+) Indikator c): Berempati terhadap perasaan orang lain Saya berempati mendengarkan keluhan teman dalam belajar matematika (+) Saya bosan mendengar penjelasan matematika yang panjang (-) Indikator d): Berfikir luwes, reflektif, percaya diri, terbuka Saya menolak mengubah pandangan meski ada informasi matematika tambahan yang relevan (-) Saya bertanya pada diri sendiri: Benarkah jawaban yang saya berikan ? (+) Indikator e): Berpikir metakognitif, Saya memikirkan cara yang akan ditempuh dalam menyelesaikan masalah matematika ini (+) Saya menghindar memikirkan ketercapaian target matematika yang sudah dirancang (-) Indikator f): Bekerja teliti dan tepat, mencapai standar yang tinggi, Saya mempelajari ulang topik matematika yang sulit untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik (+) Saya mengabaikan rumus/aturan yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal matematika (-) Indikator g): Bertanya, mengajukan masalah secara efektif disertai data pendukung Saya mengajukan pertanyaan singkat tanpa alasan (-) Saya meminta penjelasan matematika disertai data pendukung yang relevan (+) Indikator h): Memanfaatkan pengalaman lama, dan beranalogi. Ketika menghadapi materi baru, saya mencoba menghubungkan dengan konsep sebelumnya. (+)
Respons SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
52
No
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
SS
S
N
TS
STS
Perasaan saya tertekan selama pembelajaran matematika (-) Saya berusaha tetap riang ketika menghadapi masalah matematika yang sulit (+) Indikator o): Berpikir saling bergantungan
SS
S
N
TS
STS
No.
Kerja kelompok matematika bermanfaat bagi semua anggota (+) Keberhasilan kelompok belajar matematika adalah hasil individu masing-masing ( -) Indikator p): Belajar berkelanjutan
SS
S
N
TS
STS
31.
Matematika melatih individu berpikir rasional
32.
Belajar matematika terlepas dari tuntutan masa datang (-)
16.
No. 17. 18. No. 19. 20. No. 21. 22. No. 23. 24. No. 25 26 No. 27. 28. No. 29. 30.
Indikator h): Memanfaatkan pengalaman lama, dan beranalogi. Saya menghindar mencari keserupaan konsep/ proses masalah yang dihadapi dengan konsep/ proses matematika sebelumnya (-) Indikator i): Berpikir dan berkomunikasi secara jelas,tepat Saya mencermati karakteristik data/informasi yang ada sebelum melakukan pembuktian matematik (+) Saya mengelak memberikan penjelasan/alasan rinci atas jawaban yang saya berikan (-) Indikator j): Memanfaatkan indera dengan tajam, berfikir intuitif, dan membuat perkiraan solusi. Saya membuat perkiraan berdasarkan pengalaman masa lalu dan data yang tersedia (+) Saya menyusun praduga umum berdasarkan kasus terbatas (-) Indikator k): Mencipta, berkayal, dan berinovasi Berkhayal dalam matematika adalah kurang cocok (-) Mencari cara yang non standar namun tetap memenuhi aturan tergolong kreatif (+) Indikator l): Bersemangat dalam merespons Saya bersemangat menjawab pertanyaan matematika sesederhana apapun (+) Saya malas menjawab pertanyaan matematika yang sederhana (-) Indikator m): Berani bertanggung jawab dan menghadapi resiko Saya berani mencoba cara penyelesaian matematika yang baru meski ada kemungkinan gagal (+) Saya menghindar tugas matematika yang sulit karena banyak resiko (-) Indikator n): Humoris
(+)
53
TABEL 23 CONTOH SKALA HABITS OF MIND (MODEL B) Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap diri Anda sendiri. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nyatakan seberapa sering anda melakukan kegiatan, berpendapat, atau berperassan berikut Nama siswa: ........................................................................................................... Kelas : ...................................................................................................... Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang JS : Jarang sekali Sr Sering Jr : Jarang Kegiatan/Perasaan No 1. 2. No. 3. 4. No. 5. 6. No. 7. 8. No. 9. 10. No 11. 12.
Indikator a):Bertahan/pantang menyerah/tidak mudah frustasi Berusaha bertahan menyelesaikan masalah sampai selesai meski perlu waktu yang lama (+) menyerah ketika menghadapi tugas matematik yang berat (-) Indikator b): Mengatur kata hati Merasa gusar menerima kritikan terhadap pekerjaan matematika saya (-) Berusaha sabar dan berdoa ketika gagal dalam ulangan matematika (+) Indikator c): Berempati terhadap perasaan orang lain Berempati mendengarkan keluhan teman dalam belajar matematika (+) Merasa bosan mendengar penjelasan matematika yang panjang (-) Indikator d): Berfikir luwes, reflektif, percaya diri, terbuka Menolak mengubah pandangan meski ada informasi matematika tambahan yang relevan (-) Bertanya pada diri sendiri: Benarkah jawaban yang saya berikan ? (+) Indikator e): Berpikir metakognitif, Mencoba memikirkan cara yang akan ditempuh dalam menyelesaikan masalah matematika ini (+) Menghindar memikirkan ketercapaian target matematika yang sudah dirancang (-) Indikator f): Bekerja teliti dan tepat, mencapai standar yang tinggi, Mempelajari ulang topik matematika yang sulit untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik (+) Mengabaikan rumus/aturan yang digunakan pada tiap langkah pengerjaan soal matematika (-)
Respons Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
54
No. 13. 14. No 15. 16.
No. 17. 18. No. 19. 20. No. 21. 22.
Indikator g): Bertanya, mengajukan masalah secara efektif disertai data pendukung Mengajukan pertanyaan singkat tanpa alasan
Meminta penjelasan matematika disertai data pendukung yang relevan (+) Indikator h): Memanfaatkan pengalaman lama, dan beranalogi. Ketika menghadapi materi baru, mencoba menghubungkan dengan konsep sebelumnya. (+) Menghindar mencari keserupaan konsep/ proses masalah yang dihadapi dengan konsep/ proses matematika sebelumnya (-) Indikator i): Berpikir dan berkomunikasi secara jelas,tepat Mencermati karakteristik data/informasi yang ada sebelum melakukan pembuktian matematik (+) Mengelak memberikan penjelasan/alasan rinci atas jawaban yang saya berikan (-) Indikator j): Memanfaatkan indera dengan tajam, berfikir intuitif, dan membuat perkiraan solusi. Membuat perkiraan berdasarkan pengalaman masa lalu dan data yang tersedia (+) Menyusun praduga umum berdasarkan kasus terbatas (-) Indikator k): Mencipta, berkayal, dan berinovasi
23.
Bersemangat menjawab pertanyaan matema-tika sesederhana apapun (+) Merasa malas menjawab pertanyaan matematika yang sederhana (-) Indikator m): Berani bertanggung jawab dan menghadapi resiko Berani mencoba cara penyelesaian matematika yang baru meski ada kemungkinan gagal (+) Menghindar tugas matematika yang sulit karena banyak resiko (-) Indikator n): Humoris
25 26 No. 27. 28.
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
Berpandangan berkhayal dalam matematika adalah kurang cocok (-) Berpendapat mencari cara yang non standar namun tetap memenuhi aturan tergolong kreatif (+) Indikator l): Bersemangat dalam merespons
No.
Sr
(-)
No.
24.
Ss
Merasa tertekan selama pembelajaran mate-matika (-) Berusaha tetap riang ketika menghadapi masalah matematika yang sulit (+)
55
No.
Indikator o): Berpikir saling bergantungan
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
29.
Berpandangan kerja kelompok matematika bermanfaat bagi semua anggota (+) Berpendapat keberhasilan kelompok belajar matematika adalah hasil individu masing-masing (-) Indikator p): Belajar berkelanjutan
Ss
Sr
Kd
Jr
Js
30. No. 31.
Berpendapat matematika melatih individu berpikir rasional (+) 32. Berpandangan belajar matematika terlepas dari tuntutan masa datang (-) Catatan: 1) Pilihan respons Netral dapat ditiadakan sesuai dengan keinginan peneliti 2) Butir pernyataan negatif dan positif sebaiknya seimbang 3) Susun skala kembali dengan butir-butir pernyataan secara acak untuk indikator dan pernyataan negatif atau positif E. Penilaian Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Selain siswa atau mahasiswa melakukan penilaian sendiri terhadap aspek afektif dalam pembelajaran matematika, mereka juga dapat melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang diikutinya. Penilain tersebut bermanfaat untuk guru dan dosen dalam introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya serta mencari upaya penyempurnaan pembelajaran matematka sehingga sesuai dengan harapan teoritis profil kemampuan dan ketrampilan guru matematika dan harapan empiris dari siswa atau mahasiswanya. Merujuk pendapat beberapa Pakar (dalam Depdiknas, 2001, Kurikulum Matematika Berbasis Kompetensi untuk SD, SMP, dan SMA), Sumarmo (2004) mengemukakan profil kemampuan dan ketrampilan guru matematika yang diharapkan. Kemampuan dan keterampilan tersebut meliputi: a) Kemampuan dan keterampilan umum dan profesional guru matematika; b) Kemampuan dan keterampilan khusus dalam matematika; c) Sikap guru matematika; d) Kemampuan pengembangan diri. Profil tersebut dapat diperluas untuk dosen matematika dengan penyesuaian kematangan intelektual mahasiswa dan tuntutan kedalaman matematika tingkat Perguruan Tinggi (PT). Secara garis besar profil kemampuan dan ketrampilan di atas dapat disarikan sebagai berikut. 1) Kemampuan dan keterampilan umum dan profesional yang meliputi: a) Memahami perkembangan psikologi, kondisi sosial, ekonomi siswa/mahasiswa; b) Mengembangkan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional berkaitan dengan matematika dan profesi kependidikan matematika; c) Mengembangkan pikiran inovatif dan kreatif dalam pembelajaran matematika; d) Memiliki kemampuan dan keterampilan mendorong siswa/mahasiswa memahami prinsip, nilai, dan proses matematika, menumbuhkan daya dan sikap nalar (berpikir logis, kritIs, kreatif, terbuka, rasa ingin tahu, senang belajar) siswa/mahasiswa; e) Memiliki kemampuan mengelola kelas, merencanakan pembelajaran, dan melaksanakan evaluasi hasil belajar; f) Memiliki kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan dalam tingkat keresmian yang tinggi. 2) Kemampuan dan keterampilan khusus dan profesional yang meliputi: a) Memiliki kemampuan dan kebiasaan berpikir abstrak, logis, sistimatik, kritis, kreatif, objektif, terbuka, cermat, jujur, efisien, dan efektif, bijak, tekun, ulet, tahan uji, sabar, dan menghargai nilai, estetika, relegius, dan sifat keteladanan; b) Memilki kompetensi dasar matematika (pemahaman, komunikasi, koneksi, pemecahan masalah, berpikir kritis, kreatif) dan menerapkannya dalam bidang studi lain, c) Mempersiapkan siswa/mahasiswa memiliki kepercayaan diri, daya juang dan daya saing.
56
3)
Kemampuan pengembangan diri yang meliputi: a) Mengembangkan diri dalam pengetahuan dan sikap untuk pelaksanaan pembelajaran dan studi lanjut sehingga mampu bertahan dan mempunyai daya saing dalam menghadapi tantangam dan suasana bersaing; b) Mengembangkan keterampilan pembelajaran sesuai dengan kemajuan IPTEKS; c) Mempertahankan dan melestarikan budaya bangsa serta menyeleksi efek negatif dari kemajuan IPTEKS. Berdasarkan profil kemampuan dan keterampilan guru yang dapat diperluas untk dosen seperti di atas, berikut ini ditawarkan contoh skala penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika. Skala disusun dalam model Likert dengan respons kualitas terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh atasan dan teman sejawat seperti pada Tabel 24 dan Tabel 25. TABEL 24 CONTOH SKALA PENILAIAN ATASAN/TEMAN SEJAWAT TERHADAP KELENGKAPAN PERSIAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap persiapan pembelajaran yang disusun oleh bawahan/teman sejawat anda. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nama mata-kuliah : ........................................................................................................... Nama dosen/guru : ........................................................................................................ Keterangan: Sb: sangat baik Bk: baik Cp: cukup Kr: kurang
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. No. A. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelengkapan Pembelajaran Penilaian Komponen 1: Silabus Matakuliah Sb Bk Kesesuaian format silabus dengan ketentuan yang berlaku Kejelasan tujuan mata-kuliah Kejelasan deskripsi mata-kuliah Kejelasan dan kerincian uraian tiap pertemuan Kejelasan aturan evaluasi hasil belajar Kesesuaian sumber bacaan utama dan tambahan Komponen 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Format dan isi RPP Sb Bk Kesesuaian Format RPP dengan ketentuan yang berlaku Kejelasan identitas pembelajaran Kejelasan rumusan tujuan pembelajaran Kelengkapan dan keterincian indikator yang akan dicapai (aspek kognitif dan afektif) Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan indikator yang akan dicapai dan materi yang akan diajarkan. Kesesuaian buku teks utama dengan indikator dan materi ajar Kesesuaian buku tambahan/pendukung lainnya dengan dengan indikator dan materi ajar
Cp
Kr
Cp
Kr
57
B. B.1 8.
B.2 9. 9.
B.3 10.
Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan Sb a. Kejelasan pengantar untuk mengawali kegiatan belajar b. Kejelasan dan kesesuaian apersepsi dengan materi prasyarat dengan materi yang akan diajarkan c. Kejelasan pengantar pada pengenalan konsep baru Kegiatan inti Sb a. Kesesuaian langkah-langkah kegiatan inti dengan pendekatan pembelajaran (secara keseluruhan) b. Kejelasan cara mengenalkan konsep baru c. Kualitas dan kesesuaian kasus/masalah/situasi untuk mengenalkan konsep baru yang akan diajarkan d. Kejelasan uraian dan tugas (mengamati, mengidentifikasi, dan tugas lain) untuk memahami/mendefinisikan konsep baru e. Kualitas dan kesesuaian contoh soal dengan konsep baru yang dikenalkan f. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai penerapan konsep baru g. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan pada kemampuan matematik yang lebih tinggi (pemecahan masalah, berpikir logis, kritis, kreatif) h. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan pada aspek afektif (ulet, kerja keras, semangat belajar dll) i. Keberagaman soal latihan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks j. Keruntutan uraian materi Kegiatan penutup Sb a. Kejelasan kegiatan penutup (diskusi, merangkum pengertian konsep baru dan pengembangannya) b. Keberagaman dan kualitas tugas latihan di rumah sebagai penerapan konsep c. Kejelasan informasi untuk tugas pada pertemuan berikutnya
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
58
No. A. 11.
B. 12.
C. 13.
D. 14.
15.
16. 17.
Komponen 3: Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Format Umum LKS (keseluruhan) a. Kesesuaian langkah-langkah LKS dengan pendekatan pembelajaran yang dirujuk b. Keruntutan uraian materi secara keseluruhan c. Gambaran kegiatan siswa belajar aktif dalam LKS Kegiatan pengenalan/pemahaman konsep baru a. Kesesuaian dan kejelasan kasus/masalah/situasi untuk mengenalkan/memahami konsep baru b. Kejelasan tugas-tugas (mengamati, mengidentifikasi, dan tugas lain) untuk memahami/mengenali konsep baru c. Kejelasan tugas mengajukan kasus/masalah/situasi lain untuk menguatkan pemahaman, merangkum dan mendefinisikan konsep baru Kegiatan pengembangan konsep a. Kejelasan tugas mengajukan kasus/masalah/situasi lain untuk pengembangan konsep ke arah kemampuan matematik yang lebih tinggi b. Kualitas dan kesesuaian contoh soal dengan indikator (kognitif dan afektif) yang akan dicapai c. Kejelasan tugas merangkum dan menyusun definisi konsep baru Kegiatan penerapan konsep baru a. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai penerapan konsep baru b. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan konsep pada kemampuan matematik yang lebih tinggi (pemecahan masalah, berpikir logis, kritis, kreatif) c. Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan konsep pada aspek afektif ( ulet, kerja keras, semangat belajar dll) d. Keberagaman soal latihan dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks a. Kualitas soal latihan dalam menerapkan matematika sebagai bahasa simbol b. Kualitas keberagaman cara penyelesaian soal latihan (soal yang open-ended) c. Kualitas soal latihan yang berkaitan dengan tugas menyusun pertanyaan d. Kualitas soal latihan yang menuntun belajar secara runtut e. Kememadaian soal latihan yang menantang siswa berpikir Kememadaian dan kemenarikan cara penyampaian materi dalam LKS sesuai pendekatan pembelajaran yang dirujuk Kememadaian penggunaan simbol/konsep/prinsip/ aturan matematik secara tepat dan konsisten
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
59
18.
Keruntutan uraian materi
D. 19.
Kegiatan penutup LKS a.Kejelasan tugas merangkum dan merefleksi seluruh kegiatan pada LKS b. Kejelasan dan kememadaian tugas latihan di rumah sebagai penerapan dan perluasan konsep baru d. Kejelasan tugas/informasi untuk pertemuan (LKS) berikutnya Komponen 4a: Alat Evaluasi Hasil Belajar untuk asesmen kelas dan untuk penelitian Kelengkapan komponen kisi-kisi tes (antara lain: materi tes, indikator yang akan dicapai, butir tes, skor butir tes) Kememadaian validitas isi tes (kesesuaian butir tes dengan indikator , materi, dan waktu yang tersedia) Kememadaian validitas muka tes (kesesuaian tingkat kesukaran tes dengan tingkat kelas siswa) Komponen 4b: Alat Evaluasi Hasil Belajar lanjutan (khusus untuk penelitian) Kememadaian validitas butir tes Kememadaian reliabilitas tes Kememadaian daya beda butir tes Kememadaian tingkat kesukaran butir tes Keterpakaian tes/ Kemudahan pelaksanaan tes Efisensi pelaksanaan tes Komponen 5: Kemampuan pengembangan diri: Upaya mengembangkan diri dalam menguasai konten dan kemampuan matematik untuk pembelajaran Upaya yang menunjukkan keinginan untuk studi lanjut Upaya menerapkan IPTEKS dalam mengembangkan pembelajaran Upaya menyeleksi efek negatif dari kemajuan IPTEKS. Komponen 6: Kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan dalam tingkat keresmian yang tinggi. Kejelasan dan kesantunan berkomunikasi lisan terhadap atasan, teman sejawat, bawahan, siswa, dan masyarakat Kelayakan publikasi karya ilmiah/buku dll Pelaksanaan penelitian pendidikan matematika/ matematika Kemampuan menyajikan makalah dalam seminar yang relevan Komponen 6: Kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan dalam tingkat keresmian yang tinggi. Kesertaan dalam pengabdian pada masyarkat Penguasaan bahasa asing Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran Komponen 7: Kemampuan memimpin Pelaksanaan tugas akademik pimpinan
No. 20. 21. 22. No. 23. 24. 25. 26. 27. 28. No. 29. 30. 31. 32. No. 33. 34. 35. 36. No. 37. 38. 39. No. 40.
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
Sb
Bk
Cp
Kr
60
41. 42. 43. 44.
Pelaksanaan tugas administrasi akademik Pelaksanaan tugas bimbingan akademik mahasiswa Pelaksanaan tugas bimbingan skripsi/tesis Pelaksanaan tugas bimbingan dan konseling TABEL 25 CONTOH SKALA PENILAIAN SISWA/MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MODEL A)
Petunjuk: Berikut ini kepada Anda diajukan daftar penilaian terhadap pembelajaran yang anda ikuti. Mohon Anda menilai dengan cara membubuhkan tanda cek V pada kolom yang sesuai dengan pendapat Anda. Nama mata kuliah : ........................................................................................................... Nama mahasiswa : ........................................................................................................ NIM : .......................................................................................................... Keterangan: Sb: sangat baik Bk: baik Cp: cukup Kr: kurang Pelaksanaan Pembelajaran No. Komponen 1: Kegiatan Pendahuluan Sb 1. Kejelasan penyampaian tujuan pembelajaran 2. Kejelasan penyampaian informasi tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 3. Kejelasan penyampaian apersepsi materi prasyarat dan atau kesulitan dalam pertemuan atau LKS sebelumnya 4. Kejelasan penyampaian informasi menuju kegiatan belajar selanjutnya No. Kelengkapan bahan ajar: Sb 5. a. Handout pembelajaran/ Garis besar pembelajaran b. LKS/LKM/bahan ajar lainnya ........................................ 6. Penggunaan buku teks utama 7. Penggunaan buku tambahan/pendukung lainnya No. Komponen 2: Profesional umum guru/dosen Sb 8. a. Pemahaman terhadap aspek kognitif siswa/mhs secara keseluruhan
9.
No. 10.
b. Pemahaman terhadap kondisi ekonomi-sosial siswa/ mhs secara umum a. Upaya mengembangkan pemahaman siswa/mhs terhadap prinsip/konsep/aturan matematika b. Upaya mengembangkan pemahaman siswa/mhs terhadap kegunaan matematika c. Upaya mengembangkan pemahaman siswa/mhs terhadap proses matematika Komponen 2: Profesional umum guru/dosen Sb a. Upaya menumbuhkan sikap keterbukaan siswa/mhs dalam memberi dan menerima pendapat yang berbeda b. Upaya menumbuhkan keberanian siswa/mhs untuk menghadapi tantangan dalam belajar
Penilaian Bk Cp Kr
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
61
c. Upaya
menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa/mhs d. Upaya menumbuhkan semangat/ rasa senang belajar siswa/mhs e. Upaya menurunkan rasa cemas belajar siswa/mhs No. 11.
Komponen 3: Kemampuan mengelola kelas, Sb Upaya menciptakan suasana nyaman, komunikatif dan menyenangkan (Pakem) 12. Upaya menumbuhkan kemampuan siswa/mhs dalam berpikir rasional, beralasan dan masuk akal 13. Upaya menumbuhkan kebiasaan/kemampuan siswa/mhs dalam memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif 14. Upaya menumbuhkan kebiasaan/kemampuan siswa/mhs berpikir kritis, kreatif, terbuka 15. Upaya menumbuhkan kebiasaan siswa/mhs bekerja ulet, teliti, bertanggung jawab 16. Upaya mendorong siswa saling menghargai pendapat sesama teman 17. Upaya mendorong keberanian siswa mengajukan pertanyaan/soal sendiri 18. Upaya mendorong keberanian mahasiswa mengemukakan pendapatnya/menjawab pertanyaan No. Komponen 4: Melaksanakan pembelajaran secara Sb umum, 19. Kemampuan memberikan ilustrasi pokok bahasan matematika yang saling berkaitan 20. Kemampuan menghindarkan kesan matematika sebagai bahasa simbol yang rumit 21. Kebiasaan menghargai keindahan aturan/prinsip matematika 22. Kemampuan meragamkan cara penyelesaian soal dan menugaskan mahasiswa menyelesaikan soal dengan cara beragam 23. Kemampuan menugaskan siswa menyusun pertanyaan/ soal sendiri 24. Kemampuan menjelaskan materi dan menuntun belajar secara runtut 25. Kemampuan menggunakan simbol/konsep/prinsip/ aturan matematik secara tepat dan konsisten 26. Kemampuan melaksanakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran No. Komponen 5: Cara penyampaian materi (umum) Sb 27. Kejelasan penyampaian materi 28. Kesesuaian penyajian materi dengan karakteristik materi dan siswa 29. Kesesuaian penyajian materi dengan waktu dan keluasan/kedalaman materi
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
62
30.
Pemberian tugas latihan yang menantang belajar keras/berpikir kritis/kreatif siswa 31. Menciptakan suasana perkuliahan yang bersahabat/ menyenangkan/ menghargai pendapat siswa 32. Mendorong keterlibatan siswa belajar aktif dan belajar dalam kelompok kecil 33. Menjaga kestabilan emosi diri, memberi dan menerima kritik/saran membangun No. Komponen 5: Cara penyampaian materi (umum) Sb 34. Mendorong siswa memanfaatkan potensi dirinya, meningkatkan rasa percaya diri dan berani mengemukakan pendapatnya 35. Memberi kesan pembelajaran bermanfaat untuk bidang studi lain/kehidupan masa datang 36. Memberi peluang siswa memilih soal latihan sendiri/ menyusun masalah sendiri dan menyelesaikannya No. Komponen 6: Kemampuan profesional khusus Sb matematik: 37. a. Kemampuan mengajukan pertanyaan yang meminta alasan/masuk akal/ disertai dukungan data b. Kemampuan mengidentifikasi data yang relevan dan yang tidak relevan c. Kemampuan menjelaskan konsep matematika disertai contoh 38. a. Meneladankan sikap berani mencoba sesuatu yang baru meskipun ada resiko gagal b. Meneladankan kebiasaan bekerja cermat, tekun, ulet c. Meneladankan kebiasaan bersikap jujur dalam pembelajaran d. Meneladankan kebiasaan bersikap sabar dan tahan uji menghadapi masalah selama pembelajaran e. Meneladankan kebiasaan menghargai: nilai, estetika, relegius 39. a. Penguasaan materi pelajaran secara keseluruhan b. Kemampuan menghindarkan kesan matematika sebagai bahasa simbol yang rumit c. Kemampuan memilih/menyajikan soal latihan yang relevan dan menantang d. Kemampuan mengajukan pertanyaan yang menantang untuk berpikir e. Kemampuan menjelaskan hubungan antar konsep matematik f. Kemampuan menjelaskan penerapan konsep matematik dalam BS lain/masalah sehari-hari g. Kemampuan memecahan masalah matematik, h. Kemampuan menarik analogi, dan generalisasi i. Kemampuan membuktikan matematik
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
63
40.
a. Bersikap menghargai
keindahan
aturan/
prinsip
matematika
b. Kemampuan meragamkan cara penyelesaian soal c. Kesesuaian pemberian tugas mengajukan masalah/ 40.
No. 41. 42.
43. 44.
45.
46. 47. 48. 49.
50. No. 51. 52. 53. 54. 55.
No. A.
pertanyaan a. Kemampuan menggunakan simbol/konsep/ prinsip/aturan matematik secara tepat dan konsisten b. Kesesuaian pendekatan pembelajaran yang dipilih Komponen 7: Melaksanakan pembelajaran dan Sb menyampaikan materi Kesesuaian ilustrasi/kasus/masalah/situasi untuk mengenalkan konsep baru Kesesuaian uraian dan tugas (mengamati, mengidentifikasi, dll) terhadap ilustrasi/kasus/masalah/situasi untuk mengenali/memahami konsep baru Kejelasan dan kesesuaian memberi contoh soal sebagai penerapan konsep baru Kejelasan dan kesesuaian uraian dan tugas sebagai pengembangan konsep baru menuju kemampuan matematik yang lebih tinggi Kejelasan dan kesesuaian soal latihan sebagai penerapan pengembangan konsep dan kemampuan yang lebih tinggi Kejelasan dan kesesuaian tugas latihan yang menantang belajar keras/berpikir kritis/kreatif Upaya menciptakan suasana perkuliahan yang bersahabat/ menghargai pendapat masing-masing Menjaga kestabilan emosi diri, memberi dan menerima kritik/saran membangun Upaya mendorong siswa memanfaatkan potensi dirinya, meningkatkan rasa percaya diri. dan berani mengemukakan pendapatnya Upaya memberi kesan pembelajaran bermanfaat untuk bidang studi lain/kehidupan masa datang Komponen 8: Mengevaluasi hasil belajar Sb Kesesuaian tes dengan materi dan kemampuan yang diajarkan Kesesuaian hasil penilaian dengan perkiraan siswa/mhs Upaya mendorong siswa/mhs menilai kemajuan belajar sendiri Upaya mendorong siswa/mhs menyusun target/tujuan belajarnya sendiri Upaya mendorong siswa mencocokkan hasil belajarnya dengan target sendiri/lembaga Komponen Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Kegiatan pengenalan/pemahaman konsep baru
Respons Sb Bk
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
Cp
Kr
64
1.
B. 2.
C 3.
4.
a.
Kejelasan dan kesesuaian kasus/masalah/situasi dalam mengenalkan konsep baru b. Kejelasan dan kesesuaian tugas mengamati, mengidentifikasi, dan tugas lain dalam mengenali konsep baru c. Kejelasan dan kesesuaian uraian dan tugas mengidentifikasi karakteristik konsep baru d. Kejelasan dan kesesuaian kasus/masalah/situasi lain untuk menguatkan pengenalan konsep baru e. Kejelasan tugas merangkum dan mendefinisikan konsep baru Kegiatan pengembangan konsep baru Sb a) Kejelasan dan kesesuaian kasus/masalah/situasi untuk pengembangan konsep baru ke arah kemampuan matematik selanjutnya b) Kejelasan dan kesesuaian contoh soal untuk pengembangan konsep baru ke arah kemampuan matematik selanjutnya c) Kejelasan dan kesesuaian contoh soal untuk pengembangan konsep baru ke arah indikator aspek afektif yang diharapkan d) Kejelasan tugas merangkum hasil analisis terhadap contoh soal butir b dan butir c e) Kejelasan tugas menyusun definisi konsep baru dan analisisnya Kegiatan penerapan konsep baru Sb a) Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai penerapan konsep baru b) Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan ke arah indikator aspek kognitif yang lebih tinggi (berpikir logis, kritis, kreatif c) Kualitas dan kesesuaian soal latihan sebagai pengembangan ke arah indikator aspek afektif yang akan dicapai (antara lain ulet, kerja keras, a. Kualitas soal latihan dalam menerapkan matematika sebagai bahasa simbol b. Keberagaman tingkat kesulitan soal latihan (dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks) b. Keberagaman cara penyelesaian soal latihan (tertutup dan terbuka/open-ended) c. Kualitas soal latihan yang berkaitan dengan tugas menyusun pertanyaan d. Kualitas soal latihan yang menuntun belajar secara runtut e. Kememadaian soal latihan yang menantang siswa berpikir c. Kememadaian dan kemenarikan cara penyampaian materi dalam LKS sesuai pendekatan pembelajaran yang dirujuk
Bk
Cp
Kr
Bk
Cp
Kr
65
d. Kememadaian
penggunaan simbol/konsep/ aturan matematik secara tepat dan
D. 5.
prinsip/ konsisten Kegiatan penutup LKS Sb a. Kejelasan tugas merangkum dan merefleksi seluruh kegiatan pada LKS b. Kejelasan dan kememadaian tugas latihan di rumah sebagai penerapan dan perluasan konsep baru c. Kejelasan tugas/informasi untuk pertemuan (LKS) berikutnya
Bk
Cp
Kr
Daftar Pustaka Bandura, A. (1997). Self Efficacy: The Exercise of Control. New York. W.H. Freeman and Company Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill. New York: W.H. Freeman and Company Berman, S. (2001) “Thinking in context: Teaching for Open-mindeness and Critical Understanding” dalam A. L. Costa,. (Ed.) (2001). Developing Minds. A Resource Book for Teaching Thinking. 3 rd Edidition. Assosiation for Supervision and Curriculum Development. Virginia USA Butler, D.L. (2002). Individualizing Instrction in Self-Regulated Learning. http//articles.findarticles.com/p/articles/mi_mOQM/is_2_41/ni_90190495 Corno L. & Randi, J. (1999). Self-Regulated Learning. http//www.personal.psu.edu/ users/h/x/ hxk223/self.htm Costa, A.L. “Habit of Mind” dalam A. L. Costa (Ed.) (2001). Developing Minds. A Resource Book for Teaching Thinking. 3 rd Edidition. Assosiation for Supervision and Curriculum Development. Virginia USA Cotton, K. (1991). Teaching Thinking Skills. [Online]. Tersedia: http://www.nwrel. Org/Sc Pd/Sirs/6/Cu11.html. [30 April 2006]. Departemen Nasional Pendidikan. (2013). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 69 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah. Ghozi, A. (2010). Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Pelatihan Tingkat Dasar Guru Bahasa Perancis Tanggal 24 Okober s.d 6 November 2010 Hargis, J. (http:/www.jhargis.co/). The Self-Regulated Learner Advantage: Learning Science on the Internet. Hendriana, H. (2009). Pembelajaran dengan Pendekatan Methaporical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik, Komunikasi Matematik dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI : tidak diterbitkan. Hendriana, H. (2013). Membangun kepercayaan diri siswa melalui pembelajaran matematika humanis. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika di STKIP Bandung. Kerlin, B. A.(1992). Cognitive Engagemant Style: Self-Regulated Learning and Cooperative Learning.
66
Kurniawati, L. (2015). Meningkatkan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Intuitif Reflektif Matematis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah disertai Hypno-Teaching. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI. Tidak dipublikasikan. Lowry, C. M. (2000). Supporting and Facilitating Self-Directed Learning. ERIC Digest No 93,1989-00-00 NCTM [National Council of Teachers of Mathematics] (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston,Virginia: NCTM Nindiasari, H. (2013). Meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dan kemandirian belajar matematis melalui pendekatan metakognitif pada siswa SMA. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UPI. Sebagian disertasi, Nindyasari, H, Kusumah, S.Y, Sumarmo, U. Sabandar, Y. (2014). “Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa SMA”, dimuat dalam Edusentris. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Vol.1, No. 1, Maret 2014, hal. 80-90. Polking J. (1998). Response To NCTM's Round 4 Questions [Online] In http://www.ams.org/government/argrpt4.html. Pujiastuti, H. (2014). Pembelajaran Inquiry Co-Operation Model untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, dan Self-Esteem Siswa SMP. Disertasi pada Skolah Pascasarjana UPI. Tidak dipublikasikan. Risqi, R. (2013) Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa melalui Pembinaan Profesionalisme Guru Berbasis Pendidikan Nilai. Jurnal Pendidikan Karakter. Vol.2. No.2. Schunck, D.H., & Zimmerman, B.J.(1998). Introduction to the Self Regulated Learning (SRL) Cycle. Sumarmo, U. (2006), Pembelajaran untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir Matematik. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Mathematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, FPMIPA UPI, Desember 2006 Sumarmo, U. (2010). Berpikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan Bagaimana Dikembangkan pada Peserta Didik. Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan IPA dan Matematika di FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan Sumarmo, U. (2011). Pembinaan Budaya dan Karakter serta Pengembangan Kemampuan dan Disposisi Matematik: Pengertian dan Implementasinya dalam Pembelajaran.. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika, pada tranggal 15 Oktober 2011, UNSIL Tasikmalaya Sumarmo, U. (2012a). Pendidikan Karakter serta Pengembangan Berpikir dan Diposisi Matematik dalam pembelajaran Matematika. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika, tanggal 25 Februari 2012, Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang NTT Sumarmo, U, Hidayat, W., Zulkarnaen, R, Hamidah, Ratnasariningsih. (2012b). “Mengembangkan Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, Dan Kreatif Matematis Siswa SMA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-TalkWrite”. Laporan Penelitian. STKIP Siliwangi Bandung. Makalah dimuat dalam Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 17, No.1, 17-33, April 2012. Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: CV.Alfabeta. Wongsri, N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students. Paper presented at the Annual Conference of the Australian Association for Research in Education, Brisbane, December 2002
67