PENILAIAN TERHADAP ELEMEN-ELEMEN TAYANGAN IKLAN HONDA VARIO VERSI ‘COMBI BRAKE SYSTEM PROGRAMMED FUEL INJECTION DI TELEVISI (Survei pada Warga RW.06 Pejaten, Jakarta Selatan)
ABSTRAK Rubby Suryo Wijoyo 206000372 Tujuan dalam Penelitian ini untuk mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen video (gambar), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan) dan graphics (desain grafis) serta elemen pacing (durasi) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟. Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif eksplanatif. Objek penelitiannya adalah warga RW.06 Pejaten, yang berjumlah 63 orang. Sedang teknik pengambilan samplingnya menggunakan Simple Random Sampling. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan teknik penyebaran angket pada responden dan kepustakaan dari literatur yang ada. Kemudian data yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik tabel (distribusi) frekuensi, ukuran tendensi sentral (Mean,Median,Modus). Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen video (gambar), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan) dan graphics (desain grafis) serta elemen pacing (durasi) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ telah terlihat BAIK. Hal ini didukung oleh hasil analisa yang menjelaskan skor untuk nilai Baik (82 - 110), sebanyak 39 orang (61,9%) lebih dominan dibandingkan kategori skor untuk nilai Cukup Baik (53 - 81), yaitu sebanyak 24 orang (38,1%). Kesimpulan menunjukan bahwa nilai Mean (nilai rata-rata) frekuensi jawaban responden tentang penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, sebesar 82.4921, sesuai dengan keberadaan kategori jawaban BAIK yang berada pada kategori range skor (82 – 110). Kata kunci: Elemen Iklan dan Honda Vario Daftar Pustaka: 36 buku (2000 – 2006), 2 Website
VALUATION OF THE ELEMENT IN TV ADVERTISING FOR HONDA VARIO VERSION COMBI BRAKE SYSTEM PROGRAMMED FUEL INJECTION
(The survey was Conducted in Pejaten RW06 south Jakarta)
ABSTRAC Rubby Suryo Wijoyo 206000372
The Objective of this research was to observe the people valuation of the element such as video , audio , talent , props , the setting , lighting and graphics and pacing from Honda Vario advertisement, version ' Combi Brake System Programmed Fuel Injection ' . The methodology used is quantitative eksplanatif . The research object is people who live in Pejaten (RW06) amounting 63 people . The sampling technique that we use is Simple RandomSampling . Techniques of data collection was done by using the questionnaire and literature , then the data were collected by using a table ( distribution ) frequencies , measures of central tendency ( Mean , Median , Mode ) . The results of this research showed that the people valuation of the element such as video , audio, talent , props , the setting , lighting and graphics and pacing from Honda Vario advertisement, version ' Combi Brake System Programmed Fuel Injection ' is GOOD. This is supported by an analysis that explains the score for „good‟ value ( 82-110 ) , as many as 39 people ( 61.9 % ) is more dominant than the score categories for value „reasonably well‟ ( 5381 ) , as many as 24 people ( 38.1 % ) . Conclusions show „Mean „ from respondents frequency of valuation of the elements of Honda Vario advertisement, version ' Combi Brake System Programmed Fuel Injection ' on television , at 82.4921 , according to the presence GOOD answer categories that are at category scores range ( 82-110 ) . Key words
: Advertisement element and Honda vario
Bibliography : 36 books (2000-2006), 2 website
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Seperti diketahui bersama, bahwa kehidupan masyarakat kota selalu identik dengan kesibukan dan penuh dengan mobilitas kerja yang tinggi. Hal ini mengakibatkan timbulnya suatu budaya kehidupan yang serba instant dan praktis. Setiap kegiatan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota selalu dilakukan dengan cepat dan praktis. Kendaraan bermotor yang beraktifitas di dalam kota sangat beragam dari mulai angkutan kota yang biasa disebut biskota seperti metromini, kopaja, patas AC, patas non AC ditambah dengan keberadaan Busway, serta ditambah lagi dengan beragam jenis kendaraan kecil seperti bajaj, bemo dan beragam jenis taksi, belum lagi kendaraan angkot yang beroperasi mulai dari pinggir kota sampai terkadang memasuki area dalam kota. Selain angkutan kota, kendaraan bermotor yang juga beroperasi di dalam kota adalah mobil pribadi dan sepeda motor. Begitu beragam jenis dan bentuk kendaraan bermotor yang beroperasi di dalam kota, mengakibatkan hampir disetiap jam terjadi kemacetan pada setiap ruas jalan. Kemacetan dan kesibukan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari masyarakat kota. Untuk menghadapi situasi dan kondisi seperti ini maka sebagian besar masyarakat kota khususnya yang berada pada tingkat status sosial menengah ke bawah, menggunakan kendaraan operasionalnya berupa sepeda motor untuk menunjang aktifitasnya yang serba instant dan praktis Motif dasarnya untuk mengefisienkan waktu perjalanan ketika menghindari kemacetan, serta yang terpenting adalah sepeda motor mampu membuat efesiensi pemakaian bahan bakar. Berkenaan dengan itu, maka diperlukan suatu media untuk menyalurkan informasi dan gagasan tentang keberadaan sepeda motor sebagai alternatif lain bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam menggunakan kendaraan bermotor sebagai solusi dalam bekendara. Sepeda motor merupakan alternatif kendaraan yang mempunyai beberapa kelebihan dibanding bentuk kendaraan lain, seperti; efesiensi waktu dan efisensi penggunaan bahan bakar serta sebagai kendaraan yang ramah lingkungan. Media yang tepat dalam hal ini adalah media televisi yang dapat digunakan sebagai media periklanan. Media iklan mampu memberikan suatu pengaruh yang besar terhadap pembentukan perilaku khalayak, karena tujuan iklan adalah untuk membujuk dan meyakinkan khalayak agar mau menggunakan produk yang diiklankan. Selain itu dapat dilihat dari total belanja iklan nasional yang sebagian besar perusahaan mengiklankan produknya pada televisi, menurut data Nielsen Media Research
(NMR), “…secara keseluruhan, belanja iklan pada paruh pertama 2012 lalu mencapai Rp 13,636 triliun, yang sebagian besar belanja iklan tersebut masuk ke media televisi sebesar 68%, sementara koran sebesar 28%, dan majalah 4%.” (Majalah MIX Edisi 08/III/25 Agustus – 20 September, 2012:7) Iklan memiliki peranan penting dalam perusahaan karena seperti yang dikutip dari majalah Kapital bahwa iklan akan mendorong awareness (kesadaran) terhadap merek sehingga ujung-ujungnya menjadi top of mind dari konsumen. Yang kedua iklan akan mereinforcement of perceptions, yakni memperkuat persepsi yang sudah dicoba tempatkan ke benak konsumen sebelumnya. Yang ketiga iklan dapat merubah persepsi konsumen dan yang terakhir iklan mampu merubah perilaku konsumen. (Arifin, 2004:12). Berdasarkan penjelasan tersebut maka iklan yang merupakan salah satu dari bauran promosi memiliki peranan penting dalam memasarkan suatu produk yang ditawarkan oleh produsen. Salah satu produsen sepeda motor yang menggunakan media televisi untuk media periklanan adalah PT Astra Honda Motor (AHM). Penggunaan televisi sebagai media beriklan bukanlah sebuah ruang kosong yang hampa makna, tetapi merupakan bentuk komunikasi yang sangat bermakna dan mengandung informasi yang menyangkut suatu produk tertentu. Menurut Kasali (2007:124), Elemen-elemen yang harus ada di dalam iklan televisi antara lain “video (gambar), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan), graphics (desain grafis), dan pacing (durasi).” Menurut peneliti berkaitan dengan penelitian ini, perencanaan isi pesan yang dikemas dalam materi kegiatan periklanan melalui televisi, merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, apakah akhirnya pesan iklan di televisi dapat diterima oleh pemirsanya dan seberapa jauh komunikator dapat merancang isi pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator untuk memberikan pemberitahuan dalam sebuah kegiatan periklanan melalui media tertentu, harus dipersiapkan dengan baik, sehingga pesan menjadi menarik dan mudah dipahami, dapat diterima oleh khalayak. Oleh karenanya, walaupun sebagai perusahaan multi nasional dan pemimpin pasar di kategori produk sepeda motor di Indonesia, PT Astra Honda Motor (AHM) masih tetap melakukan kegiatan promosi baik secara above the line maupun below the line, untuk tetap menjaga komunikasinya dengan konsumennya. Strategi pemasaran PT Astra Honda Motor (AHM) mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu unik dan kreatif. Berbagai
program promosi diadakan sesuai dengan event yang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo, hadiah kejutan maupun iklan di televisi. Menurut Simon Jonatan “Selama semester pertama 2012, PT Astra Honda Motor (AHM) telah mengeluarkan dana untuk iklan sebesar Rp 35 miliar, jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Yamaha.” (Majalah MIX Edisi 08/III/25 Agustus – 20 September, 2012:25) Namun hal ini tidak menutup kemungkinan persaingan bisnis antar produsen produk sepeda motor, akan menjadi semakin ketat. Oleh sebab itu setiap produsen berupaya dengan berbagai macam strategi-strategi baru yang efektif dan efisien, untuk merebut hati dan kepercayaan konsumen dalam usaha meraih konsumen yang sebanyakbanyaknya, demi kelancaran jalannya perusahaan agar bisa tetap eksis dan berkembang. Mulai dari perancangan, pengemasan, penetapan harga, menempatkan saluran distribusi dan berakhir dengan usaha meyakini konsumen bahwa produk yang ditawarkan atas dasar kebutuhan dan keinginan yang aktual dari konsumen. Melihat fenomena ini maka PT Astra Honda Motor (AHM) mulai memperhatikan dengan baik proses kegiatan komunikasi pemasarannya dengan meningkatkan promosi melalui iklan pada media elektronik khususnya pada media televisi. Penggunaan media televisi dalam usaha memenangkan persaingan, dilakukan AHM secara berkesinambungan. Selain terus melakukan banyak inovasi baru bentuk promosi periklanan pada media televisi. Hal ini sejalan dengan tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) yang membuat produsen sepeda motor untuk memproduksi kendaraan bermotor yang terbukti ramah bagi „kemampuan‟ konsumen. Selain itu, tingkat kemacetan di ruas jalan di kota-kota besar seperti Jabodetabek, tentu sesuai bagi motor jenis skuter matik (skutik). Oleh sebab itu, PT Astra Honda Motor (AHM) kembali melakukan gebrakan pasar sepeda motor di Indonesia dengan meluncurkan varian terbaru skuter matic, Honda Vario, sekaligus juga memenuhi permintaan pasar terhadap skuter matik. Honda Vario tampil dengan konsep baru yang compact, stylish dan fun. Honda Vario, didesain Compact, dimana dimensi bodi pas dan bobot ringan bagi para remaja. Sehingga mudah dalam melakukan manuver baik untuk sendirian ataupun berboncengan. Juga desain stylish, dengan tampilan yang keren dan cool dengan warna-warna yang sangat trendy. Tampilan makin komplit dengan konsep fun, sehingga nyaman dan seru untuk dikendarai sehari-hari. Varian terbaru Honda ini ditawarkan dengan enam warna pilihan: Hip-Hop Orange, Pop Pink, Fusion Blue, Electro Red, Techno White dan Hard
Rock Black. Keseluruhan model sudah dilengkapi casting wheel, dengan harga yang ditawarkan adalah Rp 15 Juta-an. Kehadiran produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk alat transportasi anak muda di Jakarta. Honda Vario „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ dipasarkan dengan berbagai strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan usaha dengan produk sejenis, salah satunya dengan Yamaha Mio. Honda berusaha merebut kesempatan di tengah-tengah pergerakan yang signifikan dalam pasar skuter matik yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu, salah satu strategi pemasaran yang dikembangkan oleh PT.Astra Honda Motor (AHM), adalah memasarkan produk ini melalui tayangan iklan di televisi dengan menggunakan ikon-ikon dari para selebiriti dan public figure yaitu Agnes Monica dan Daniel yang tujuannya untuk menarik perhatian khalayak dan menciptakan image bahwa Honda Vario memang dikhususkan untuk para kaum remaja. Saat ini, iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ ditayangkan di berbagai stasiun TV dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi serta dengan mengusung konsep 'Let's Get The Full Injection'. Tujuan dari kegiatan pemasaran ini adalah untuk meningkatkan brand image di benak khalayak terhadap produk Honda Vario „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟. Oleh karena itu PT Astra Honda Motor (AHM) selaku produsen akan melakukan kampanye komunikasi pemasaran terpadu secara strategis dan taktis, dengan melalukan strategi promosi berupa iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ ditayangkan di berbagai stasiun TV dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai penjualan. Menyadari posisi yang ideal dipangsa pasar, PT Astra Honda Motor (AHM) sadar bahwa kegiatan promosi yang dilakukan melalui media televisi sangatlah penting. PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan produk baru berlabel Honda Vario melalui slogannya 'Let's Get The Full Injection'.. Namun untuk menghadapi persaingan pasar yang semakin ketat dengan bermunculannya begitu banyak merk produk sejenis. PT Astra Honda Motor (AHM) selaku salah satu produsen sepeda motor terbesar di Indonesia akan melakukan kampanye komunikasi pemasaran terpadu secara strategis dan taktis. Tujuannya seperti yang dijelaskan oleh (Jefkins, 2003:49), yaitu untuk meningkatkan brand
awareness
(kesadaran
terhadap
merek),
mendorong
brand
preference
(kecendrungan terhadap merek) produk Honda Vario „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟dan menumbuhkan brand image (citra baik terhadap merek) serta tujuan
akhinya adalah menciptakan brand loyalty (loyalitas merek) terhadap produk Honda Vario „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟. Oleh karenanya iklan televisi menjadi iklan yang paling kompleks diantara iklaniklan media massa lainnya. Elemen-elemen yang harus ada di dalam iklan televisi antara lain video (suara), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan), graphics (desain grafis), dan pacing (durasi). (Kasali, 2007:124). Melalui tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi, diharapkan perusahaan dapat memperkenalkan merek produk beserta kelebihan-kelebihannya pada segmentasi produk tersebut. Target market dari produk ini adalah pria berumur 17-35 tahun, tinggal di daerah urban dan sub urban Indonesia dari golongan ekonomi menengah ke atas,senang tantangan, dinamis, ingin tampil dan menyukai sepeda motor 4 tact. Pada saat ini pangsa pasar motor bebek mendominasi hingga 47 % pasar sepeda motor. 30% diisi oleh jenis sepeda motor business dan sport. Pasar sepeda motor empat tact menguasai 92% sedangkan pasar motor dua tact hanya menguasai 8%. (http://www.astra-honda.com/news, diakses 14 Juni 2013, Pukul 20.30 WIB) Berdasarkan uraian di atas, maka alasan peneliti menetapkan obyek penelitian pada warga RW.06 Pejaten dikarenakan sesuai dengan target market dari produk Honda Vario. Hal ini terkait dengan hasil pengamatan peneliti yang melihat kecendrungan warga tersebut tinggal di daerah urban dan dari golongan ekonomi menengah ke atas, senang tantangan, dinamis, ingin tampil dan menyukai sepeda motor matic. Selain itu, sesuai dengan hasil pengamatan peneliti selama pra penelitian menunjukkan bahwa banyaknya masyarakat, khususnya anak muda, baik itu pria maupun pria di lingkungan RW.06 Pejaten-Jakarta Selatan, telah banyak yang memiliki motor Honda Vario dalam berbagai varian. Serta sebagian besar dari mereka telah mengtahui spesifikasi motornya yang didapat dari tayangan iklan di teletevisi sebagai salah satu sumber referensi mereka dalam memilih Honda Vario sebagai alternatif kendaraan setiap harinya.
Identifikasi Masalah Berdasarkan
uraian
latar
belakang
masalah
di
atas
maka
peneliti
mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen video (gambar) dari iklan
Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen audio (suara) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?.
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen talent (bintang atau pemeran iklan)dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen props (produk) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?.
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen setting (lokasi)dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?.
Sejauh
mana
penilaian
warga
RW.06
Pejaten
pada
elemen
lighting
(pencahayaan)dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen graphics (desain grafis)dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?.
Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen pacing (durasi) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟?
Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka rumusan masalah penelitian adalah: Sejauh mana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi?
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen video (gambar) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
2.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen audio (suara) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
3.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen talent (bintang atau
pemeran iklan) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ 4.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen props (produk) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
5.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen setting (lokasi) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
6.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen lighting (pencahayaan) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
7.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen graphics (desain grafis) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
8.
Mengetahui penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen pacing (durasi) dari iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟
Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis, hasil penelitian dapat menambah pengetahuan, apakah teori-teori kominikasi yang dikemukakan oleh ahli periklanan pada umumnya terutama yang berkaitan dengan keungulan iklan televisi, seperti teori Stimulus Organisme Respon yang menggambarkan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli beruupa iklan dari media TV. Teori ini juga mengacu pada stimuli berupa elemen-elemen periklanan yang terdapat unsur video (suara), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan), graphics (desain grafis), dan
pacing (durasi). Hal ini diharapkan pula dapat dijadikan
referensi yang bermanfaat bagi penelitian yang sejenis serta untuk membuktikan teori-teori yang peneliti gunakan berhubungan dengan kenyataan yang ada di lapangan (obyek penelitian). 2.
Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dan data lebih lanjut bagi PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai produsen serta biro iklan yang akan membuat strategi komunikasi iklan, khususnya Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi agar menjadi salah satu tayangan iklan yang memiliki daya tarik tersendiri berdasarkan beberapa elemen-elemen iklan yang disajikannya.
KERANGKA TEORI Model Stimulus – Organisme – Respons Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya penyajian pesan pada majalah akan sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Stimulus
Organisme
Respon
“Model ini menunjukan proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Pola S – O – R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambargambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu”. (Mulyana, 2002 : 132) Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah:
Pesan (stimulus, S)
Komunikan (organism, O)
Efek (Response, R) (Mulyana, 2002 : 132)
Hosland, et al (1953), mengatakan bahwa: Proses perubahan perilaku pada hakekatnya
sama
dengan
proses
belajar.
Proses
perubahan
perilaku
tersebut
menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :
Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). (dalam Mulyana, 2002 : 133). Berkaitan dengan penjelasan di atas maka dapat peneliti jelaskan abhwa stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Menurut peneliti model S – R adalah suatu proses yang berkaitan dengan hubungan timbal balik antara pengirim dan penerima pesan, sehingga peneliti dapat mengkaji bagaimana efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus. “Unsur-unsur dalam model Stimulus – Respon. Stimulus adalah “peristiwa yang terjadi diluar maupun di dalam diri kita yang memungkinkan timbulnya tingkah laku individu”(Sudiyono, 2008:42). Sedangkan respon menurut Sudiyono (2008:42) adalah “Tingkah laku sebagai akibat adanya rangsang. Tingkah laku ini disebut sebagai tingkah laku balas.” Peneliti berpendapat stimulus adalah peristiwa yang terjadi diluar maupun didalam diri sesorang, sedangkan respon adalah tingkah laku seseorang akibat adanya rangsangan. Respon yang dimaksud adalah untuk mengkaji efek. Dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen-elemen iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟.
Iklan Televisi Harold D. Laswell (dalam Soemanagara, 2006:80) mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan “ who says what, in which channel to whom, with what effect, and in which channel,” Dalam penjelasan ini Laswell menunjukkan sebuah kegiatan komunikasi yang menggunakan saluran-saluran komunikasi. Saluran-saluran ini yang kemudian diwujudkan melalui penggunaan sebuah media. Salah satu saluran komunikasi yang saat ini mempunyai keunggulan kompetitif dan bahkan mampu menggeser peran media massa lainnya dalam meraih di bidang iklan adalah televisi (Sumartono, 2002:67). Hal ini karena kecepatan dan daya tarik televisilah yang menyebabkan media ini menjadi banyak pilihan perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Ada tiga kekuatan yang menyebabkan televisi menjadi pilihan dalam beriklan (Kasali, 2006:57), yaitu:
1. Dampak yang kuat Dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran, televisi mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengkombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. 2. Pengaruh yang kuat Televisi mempunyai pengaruh yang kuat untuk mempengaruhi persepsi audiens. Kebanyakan calon pembeli lebih “ percaya “ pada perusahaan yang mengiklankan
produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas perusahaan. 3. Efisiensi Biaya Kemampuan untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas merupakan salah satu keunggulan yang tidak dimiliki oleh media lainnya. Jangkauan massal inilah yang menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. Berdasarkan uraian di atas maka dapat peneliti jelaskan bahwa PT Astra Honda Motor (AHM) memilih strategi iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi karena ada tiga kekuatan yang menyebabkan televisi menjadi pilihan dalam beriklan, yaitu dampak yang kuat, pengaruh yang kuat serta efisiensi biaya karena dapat memberikan jangkauan massal secara serempak Menurut Trimarsanto (2008:2), sebagai alat untuk menawarkan produk kepada masyarakat, iklan diproduksi dalam sebuah proses yang panjang. Upaya menampilkan produk, menawarkan produk, mengemas produk (dengan gambar yang bagus, jingle yang ritmis, dan memakai bintang-model cantik menawan) tidaklah cukup. Ada hal yang lebih penting, yaitu mengupayakan bagaimana sebuah produk bisa akrab, dekat, dan lantas dikonsumsi oleh masyarakat umum. Itu sebabnya disain komunikasi persuasif yang dirancang, sudah tentu harus matang. Kematangan merancang desain besar konsep persuasi produk pada iklan di televisi, paling tidak akan mengkonfrontasikan ide-ide dalam proses pra produksinya. Proses riset dalam masyarakat dengan menghitung kompetitor produk yang sama, serta mencari tahu idiom-idiom bahasa dalam masyarakat yang dijadikan target konsumennya teramat penting. Durasi iklan televisi tidak boleh terlalu lama. Ini karena iklan televisi adalah bahasa visual. Setiap gambar dan suara biasanya berisikan ajakan dan persuasi. Kompilasi gambargambar iklan begitu cepat bergerak, berganti terus menerus dalam komposisi, frame yang indah. Tingkat kepadatan yang tinggi inilah yang menjadikan iklan dengan hitungan detik, paling lama 60 detik sudah tergolong lama. Ada sebuah kontradiksi pemikiran. Dalam hitungan detik saja iklan sudah mampu menciptakan homogenitas perilaku, sementara program-program televisi standar lain dengan mengambil durasi lebih dari 30 menit sangat sulit membentuk kesetaraan pola (Sutherland & Silvester, 2005 :236). Resepnya memang terletak pada tingkat kontinuitas dan intensitas iklan televisi ditayangkan. Sebuah iklan akan mampu menciptakan satu trend bahasa, perilaku konsumtif yang setara, akibat ditayangkan berulang-ulang. Iklan televisi mampu mendorong satu trend berbahasa. Pesannya menjadi mudah diingat, karena bentuk pesan yang disampaikan memang pendek. Slogan iklan jarang yang membentuk kalimat. Kata-kata iklan yang paling mengena tak bisa menjadi sebuah kalimat. Namun lebih banyak didasarkan pada pengemasan bahasa agar enak didengar, atau mengikuti
arus trend berbahasa yang tengah muncul. ”Iklan televisi dengan daya pikatnya telah menciptakan satu efisiensi dalam menjual produk. Ini memang tak lepas dari karakter media televisi. Televisi agaknya telah menjadi agen pemasaran yang fungsi dan efektivitasnya dalam mempersuasi konsumen telah terbukti ampuh. Hanya dalam hitungan detik, iklan televisi namun mampu menciptakan dampak yang kuat” (Trimarsanto,2008:3). Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang dimiliki oleh televisi, televisi bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan media yang lain. Kemampuan bertumbuh ini ternyata oleh Jefkins (2006:78), dianggap bahwa televisi mempunyai beberapa kelebihan, yaitu : 1. Kesan realistik Sifatnya yang visual, serta kombinasi warna, suara dan gerakan menyebabkan iklan televisi tampak lebih hidup dan nyata. Kelebihan yang dimiliki oleh televisi inilah yang tidak dimiliki oleh media komunikasi yang lain, selain itu pengiklan dapat menunjukkan serta memamerkan kelebihan atau keunggulan produk yang ditawarkan secara detail. 2. Masyarakat lebih tangggap Masyarakat lebih siap untuk memberikan perhatian karena kemampuan iklan televisi yang disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang santai (bandingkan dengan iklan reklame yang dipasang di tengah jalan ) 3. Repetisi/Pengulangan Kemampuan untuk ditayangkan berkali-kali dalam satu hari hingga dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah audiens untuk menyaksikannya. Untuk menghindari kebosanan penonton dalam melihat iklan, dewasa ini iklan dibuat sesingkat dan semenarik mungkin sehingga menimbulkan rasa penasaran. 4. Adanya pemilahan area siaran ( zoning ) dan jaringan kerja ( networking ) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Keunggulan lain dari iklan televisi adalah kemampuan untuk menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun sekaligus, sehingga iklannya akan ditayangkan secara serentak oleh semua stasiun televisi. 5. Ideal bagi para pedagang eceran Kemampuan untuk menjangkau konsumen secara luas ternyata membantu usaha pedagang eceran. Dengan adanya iklan, pedagang eceran jadi tahu tentang permintaan konsumen terhadap barang yang diiklankan, sehingga persediaan barang dagangan mereka akan jauh lebih mudah terjual. 6. Terkait erat dengan media lain Walaupun dianggap bahwa tayangan iklan lebih mudah dilupakan, akan tetapi ternyata kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya dengan media iklan yang lain. Apabila konsumen membutuhkan informasi yang lain, maka iklan televisi dapat dipadukan dengan iklan di majalah mingguan, atau bisa juga iklan yang dimuat di surat kabar. Berdasarkan uraian di atas maka dapat peneliti jelaskan bahwa PT Astra Honda Motor (AHM) memilih stgrategi iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi karena televisi mempunyai beberapa kelebihan, yaitu kesan realistik yang membuat masyarakat lebih tangggap karena kemampuan iklan televisi yang disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang santai (bandingkan dengan iklan reklame yang dipasang di
tengah jalan), adanya repetisi/pengulangan, adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. Selain itu,
kemampuan untuk menjangkau konsumen secara luas ternyata membantu usaha pedagang eceran, karena engan adanya iklan, pedagang eceran jadi tahu tentang permintaan konsumen terhadap barang yang diiklankan, sehingga persediaan barang dagangan mereka akan jauh lebih mudah terjual. Kemudian, terkait erat dengan media lain, jadi apabila konsumen membutuhkan informasi yang lain, maka iklan televisi dapat dipadukan dengan iklan di majalah mingguan, atau bisa juga iklan yang dimuat di surat kabar.
Elemen-Elemen Iklan Televisi Menurut Thomas Rusell and W.Roland Lane, (dalam Noor, 2003:268) unsur-unsur kegiatan periklanan melalui televisi dalam sebuah konsep kreatif iklan menggunakan beberapa unsur, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Alur cerita, jalan cerita dari iklan tersebut. Setting, tempat atau lokasi yang digambarkan dalam suasana cerita iklan tersebut. Tokoh, aktor yang terlibat dalam visualisasi cerita iklan tersebut. Isi iklan, ide atau gagasan yang hendak disampaikan dalam iklan. Musik, lagu, irama atau bunyi-bunyian yang terdapat dalam iklan. Kata kunci, dalam periklanan ada yang dikenal sebagai kata kunci (magic word). Kata kunci ini berguna agar khalayak ingat dengan kata-kata yang mengkarakterkan iklan tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut maka terlihat bahwa tujuan utama periklanan Honda
Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi harus memiliki beberapa unsur dalam konsep kreatif iklannya yang meliputi alur cerita sebagai jalan cerita dari iklan tersebut, setting yang merupakan tempat atau lokasi yang digambarkan dalam suasana cerita iklan tersebut, tokoh yang merupakan aktor yang terlibat dalam visualisasi cerita iklan tersebut, isi iklan sebagai ide atau gagasan yang hendak disampaikan dalam iklan dan musik yang merupakan lagu atau bunyi-bunyian dalam iklan serta kata kunci yang berguna agar khalayak ingat dengan kata-kata yang mengkarakterkan iklan tersebut. Selanjutnya, menurut Kasali (2007:124) ”Beragam elemen biasanya berpadu untuk menciptakan dampak visual dari iklan-iklan di televisi. Namun elemen seperti audiovisual tidak bisa berdiri sendiri, elemen audiovisual harus didampingi elemen-elemen lain agar dapat menciptakan iklan televisi yang spektakuler dan efektif.” Oleh karenalah itu iklan televisi menjadi iklan yang paling kompleks diantara iklan-iklan media massa lainnya. Elemenelemen yang harus ada di dalam iklan televisi antara lain video, audio, talent(bintang atau
pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan), graphics (desain grafis), dan pacing (durasi). (Kasali, 2007:124) 1. Video merupakan keseluruhan unsur visual yang mendominasi terhadap persepsi dari sebuah pesan yang diiklankan di televisi. Oleh karena itu para pembuat iklan menggunakannya sebagai konsep utama. Emosi akan lebih meyakinkan apabila diekspresikan melalui raut wajah, gerak badan, ataupun bahasa tubuh lainnya. Iklan televisi yang sukses adalah iklan yang berhasil mengkoordinasikan dengan baik sejumlah besar unsur-unsur visual yang terdapat di dalamnya. 2. Audio merupakan keseluruhan unsur audio yang ditampilkan pada iklan televisi yang biasanya berupa musik, suara, dan juga efek suara. Unsur audio haruslah selaras dan berhubungan dengan tampilan unsur visual dari iklan yang ditampilkan. 3. Talent merupakan pemeran ataupun tokoh-tokoh yang muncul pada sebuah iklan televisi. Unsur ini cukup vital bagi sebuah iklan televisi. Talent bisa berupa pembawa acara, seseorang yang berbicara, benda yang berbicara (seperti iklan animasi yang menampilkan sebuah mentega yang berbicara), tipe karakter (seperti wanita tua, bayi, polisi, dan sebagainya), ataupun aktris dan selebritis. 4. Props merupakan produk yang diiklankan pada iklan televisi. Bagian-bagian tersebut biasanya berupa logo dari produk, kemasan produk, cara penggunaan produk, dan sebagainya. Walaupun ada juga jenis-jenis iklan yang tidak langsung menunjukkan produknya, seperti iklan produk rokok. Namun ada juga iklan televisi yang hanya sedikit ”menyisipkan” produknya diantara adegan-adegan iklan yang lain. 5. Setting merupakan lokasi pembuatan suatu iklan televisi. Lokasi ini terbagi dua yaitu di dalam studio dan di luar studio. Lokasi yang berada di dalam studio bisa saja hanya berupa dekorasi sederhana namun memiliki makna sampai dekorasi cukup detail. Sedangkan lokasi yang berada di luar studio bisa saja hanya di sekitar garasi belakang rumah sampai tempat-tempat eksotis di dunia. 6. Lighting merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan. Efek pencahayaan ini dapat juga digunakan untuk mempertegas suatu adegan yang muncul dalam iklan televisi. Efek ini juga sering dipakai untuk memanipulasi sebuah adegan-adegan yang dramatis pada sebuah iklan. 7. Graphics merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan televisi yang dapat berupa tulisan (seperti ilustrasi tagline, info produk, dsb), desain grafis, ataupun ilustrasi foto. Ada juga yang dikenal dengan istilah stock footage yakni merupakan rekaman, baik yang berupa video ataupun gambar yang tidak mungkin diambil langsung pada saat syuting sebuah iklan. 8. Pacing merupakan kecepatan dari setiap frame ataupun adegan yang ditampilkan dalam sebuah iklan televisi. Mendeskripsikan seberapa cepat atau seberapa lambat sebuah adegan iklan itu berlangsung. Ada beberapa pesan dari iklan televisi yang lebih bagus menggunakan pacing yang lambat. Namun ada juga yang malah jauh lebih baik ditampilkan dengan pacing yang cepat (Kasali, 2007:124) Berdasarkan beberapa uraian di atas maka dapat peneliti jelaskan bahwa iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi memiliki beberapa elemen untuk disajikan sebagai daya tarik iklannya, yaitu meliputi Video, seperti gambar dalam bentuk alur cerita dibuat secara sederhana, gambar yang menampilkan alur cerita terlihat menarik, gambar produk Honda Vario terihat sangat jelas. Audio, seperti suara announcer terdengar sangat jelas, suara motor Honda Vario terdengar bagus, suara
model menjelaskan spesifikasi produk Honda Vario yang berkualitas. Talent, seperti penggunaan model yang sesuai dengan image produk yang ingin ditonjolkan, penggunaan model terlihat menarik, model sesuai dengan gambaran penggunaan produknya (untuk laki-laki ataupun perempuan). Props, seperti penampilan produk terlihat bagus, keunggulan produk ditampilkan secara jelas, peformance (kemampuan) produk terlihat sangat baik. Setting, seperti teknik pengambilan gambar terlihat bagus, penataan pengambilan gambar bagus, lokasi pengambilan gambar sesuai dengan alur cerita. Lighting, seperti pencahayaan gambar terlihat sangat menarik, pencahayaan gambar membantu menunjukkan tampilan produk Honda Vario yang aerodinamik, pencahayaan gambar membantu menunjukkan tampilan produk Honda Vario yang sesuai dengan aslinya. Graphics, seperti desain grafis menampilkan seluruh segi bentuk tampilan motor Honda Vario yang menarik, desain grafis sesuai dengan tampilan asli motor Honda Vario, desain grafis menampilkan beragam warna produk yang variatif. Pacing, seperti tayangan iklan di televisi disajikan secara keseluruhan dari awal hingga akhir alur cerita, tayangan iklan di televisi mudah untuk diikuti, tayangan iklan di televisi cukup menarik untuk ditonton hingga selesai. PROSEDUR PENELITIAN Metodologi dan Metode Penelitian Menurut Mulyana (2002:145), “Metodologi merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik-topik penelitian Metodologi penelitian merupakan prosedur yang digunakan untuk mengkaji dan menjelaskan variabel-variabel yag diamati melalui proses penetapan data dan teknik pengumpulan datanya. Metodologi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006:13) “Data kuantitatif menggunakan statistik, data-datanya diangkakan (skoring), misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju. Dan datanya dibagi menjadi dua yaitu nominal dan kontinum”. Berdasarkan data di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa data kuantitatif dapat menggunakan data nominal
dan kontinum
untuk mengukur
skala pengukuran suatu
pernyataan atau pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban. Peneliti menggunakan metodologi kuantitatif karena penelitian ini dilakukan untuk meneliti mengenai penilaian terhadap daya tarik tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi pada warga RW.06 Pejaten.
Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2006:1): “Prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk mengkaji suatu permasalahan yang akan diteliti dan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan suatu data dengan tujuan serta kegunaan tertentu.” Hal ini menjelaskan bahwa metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian dengan tujuan yang jelas dari apa yang akan diteliti. Penelitian ini mengacu pada jenis penelitian kuantitatif untuk mengkaji permasalahan yang akan diteliti Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey.
Menurut
Mussa dan Nurfitri (2007:66), “Survey adalah pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk mendapatkan keterangan yang tepat terhadap suatu persoalan dan objek tertentu, di daerah kelompok komunitas atau lokasi tertentu yang ditelaah.” Berdasarkan definisi di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa penggunaan metode survey untuk melakukan pengamatan atau penyelidikan secara kritis untuk mendapatkan keterangan yang tepat terhadap suatu persoalan dan objek tertentu di daerah tertentu pula. Dalam menyusun kuesioner, peneliti memilih untuk memberikan pertanyaan tertutup. Hal ini selain memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian jawaban responden dan menganalisis data, tapi juga memudahkan responden dalam menjawab karena telah tersedianya pilihan jawaban. Pada penelitian ini, kuesioner didistribusikan secara personal oleh peneliti kepada warga RW.06 Pejaten pada saat peneliti melakukan penelitian di lingkungan RW.06 Pejaten.
Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif. Menurut Sugiyono (2006:13), penelitian deskriptif adalah: “Penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini bersifat “Deskriptif”, yang bertujuan mengumpulkan informasi secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek yang berlaku. Selain itu menurut Moleong (2006:6): ”Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu keadaan, gejala tertentu untuk menentukan frekuensi. Dalam hal ini, mungkin sudah ada hipotesa, mungkin belum tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan.” Hal tersebut menjelaskan bahwa sifat dalam penelitian ini relatif sederhana yang tidak memerlukan landasan teoretis rumit atau pengajuan hipotesis tertentu. Dapat meneliti pada hanya satu variabel, untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. Maka hubungannya dalam penelitian ini, dimana peneliti mencoba memberikan gambaran dengan mencari data dan fakta dari daya tarik tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi pada warga RW.06 Pejaten. Secara garis besar, peneliti akan mengumpulkan informasi mengenai topik yang berhubungan dengan penelitian ini, agar mempunyai gambaran yang nantinya akan dijelaskan dalam pembahasan untuk menjawab pertanyaan yang timbul. Artinya penelitian ini berusaha untuk mengetahui daya tarik tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection‟ di televisi pada warga RW.06 Pejaten. Dengan bersumber pada data-data yang didapatkan, peneliti berusaha untuk menganalisa data tersebut.
Populasi Menurut Soehartona, (2003:57), “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.” Berdasarkan uraian di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan objek yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini. Oleh sebab itu, populasi dalam penelitian ini, melibatkan seluruh warga RW.06 Pejaten Berkenaan data yang diperoleh peneliti dari data statistik warga yang didapat dari sekretariat RW.06, mengenai karakteristik warga RW.06 Pejaten yang menjadi target market dan sesuai dengan segmentasi dari produk Honda Vario serta pernah menonton tayangan iklannya di televisi, yaitu berusia antara usia 17 - 35 tahun, yang berjumlah 168 orang. Maka dalam penelitian ini jumlah populasinya sebesar 168 orang Dewasa.
Sampel Pengertian sampel menurut Rakhmat (2004 : 81) adalah “Sampel merupakan sebagian dari kumpulan objek penelitian (populasi) yang dipelajari dan diamati”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat peneliti simpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari kumpulan populasi yang diambil oleh peneliti untuk dapat mewakili obyek penelitian. Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Taro Yamane dengan “selang kepercayaan 90% dan presisi 10%” (Rakhmat, 2004:172) dengan populasi sebanyak 168 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 63 orang. Sedangkan teknik pengambilan sampling yang disesuaikan dengan karakteristik penelitian
yang dilakukan maka teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara probability sampling melalui teknik Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2006 : 61) Simple Random Sampling adalah “Metode pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.” Dari penjelasan definisi teknik pengambilan sampling di atas maka dalam penelitian ini sampel yang akan diambil sebayak 63 orang dari keseluruhan warga RW.06 Pejaten sebanyak 168 orang. Peneliti akan menggambil sampel dengan metode „kocok arisan secara sederhana‟. Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang tetap jumlahnya. Metode pengocokan (random) populasi untuk dijadikan sampel adalah dengan mengumpulkan seluruh nama dan alamat lengkap warga RW.06 yang berusia 17 – 35 tahun. Selanjutnya di-random dengan cara dikocok dengan metode arisan, dimana seluruh jumlah nama dan alamat lengkap warga yang mnejadi populasi (168) dimasukan dalam gelas tertutup kemudian dikocok dan dikeluarkan sebanyak 63 orang sampel. Setelah mendapatkan data hasil kocokan sebanyak 63 orang, maka peneliti mencoba men-distribusikan kuesioner ke alamat warga yang sudah tertera di nama-nama 63 orang tersebut.
Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Angket (Kuesioner) “Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” (Winardi, 2006:77). Responden yang diberi koesioner adalah yang menghadiri warga RW.06 Pejaten pada saat peneliti melakukan penelitian di lingkungan warga RW.06 Pejaten, yang telah ditetapkan untuk dijadikan sampel pada penelitian ini. Untuk memberikan kadar penilaian data jawaban responden dipergunakan skala Likert. b. Studi Kepustakaan Rakhmat (2004:107), menyatakan bahwa: “Studi kepustakaan digunakan untuk memberikan dasar teoritis bagi peneliti, tujuan tinjauan pustaka adalah menghubungkan penelitian dengan konteks penelitian yang lebih luas.” Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dapat menunjang penelitian dan penulisan. Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan buku-buku yang ada hubungannya denga komunikasi serta bahan-bahan lain untuk memperoleh teori maupun data yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Diharapkan studi kepustakaan dapat melengkapi isi dari penelitian ini.
Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono, (2002:158): “Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantatif dapat menggunakan dua cara, yaitu: statistik deskriptif dan statistik inferensial.” Jika dikaitkan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan statistik deskriktif untuk teknik datanya, karena peneliti hanya ingin menggambarkan pengamatan pada satu variabel yang diteliti tanpa mengambil kesimpulan dari hasil pengujuan pada dua variabel atau lebih. Menurut Mulyana (2002:168), “Pada umumnya untuk mengalisis data pada penelitian-penelitian deskriptif digunakan teknik statistik dengan menggunakan tabel (distibusi) frekuensi, ukuran central tendency, dan ukuran perbedaan.” Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat peneliti simpulkan bahwa ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi (penelitian deskriptif). Teknik tersebut adalah tabel (distribusi) frekuensi, ukuran tendensi sentral (Mean,Median,Modus) dan ukuran perbedaan. Hal ini dapat terlihat dari pendapat Mulyana (2002:177), yang mengemukakan bahwa: “Tendensi sentral juga dikenal dengan ukuran rata-rata dalam statistik, yaitu mean, median dan modus. Ketiga ukuran ini mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mengukur rata-rata”. 1. Mean adalah ukuran rata-rata dimana jumlah nilai dari setiap item dibagi denagn jumlah item-nya 2. Median adalah nilai yang berada ditengah-tengah setelah nilai data diurutkan dari yang terkecil sampai jumlah yang terbesar. 3. Modus atau Mode adalah nilai yang paling banyak terjadi. (Kountur,2002:180) Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel (distribusi) frekuensi, ukuran tendensi sentral (Mean,Median,Modus) dan ukuran perbedaan, denagn memasukan datadata ke dalam tabel secara satu-persatu dari tiap pertanyaan. Dari tabel kemudian diolah untuk mendapatkan deskripsi (gambaran) dari data tersebut. Teknik analisis data menggunakan bantuan program SPSS versi 17 (Statistical Package For Social Science).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisa perhitungan nilai skor menunjukkan bahwa nilai Mean (nilai rata-rata) frekuensi jawaban responden tentang penilaian warga RW.06 Pejaten pada
elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, sebesar 82.4921, sesuai dengan keberadaan kategori jawaban BAIK yang berada pada kategori range skor (82 – 110). Hal ini diperkuat oleh hasil analisa tabel di atas yang menjelaskan skor untuk nilai Baik (82 - 110), sebanyak 39 orang (61,9%) lebih dominan dibandingkan kategori skor untuk nilai Cukup Baik (53 - 81), yaitu sebanyak 24 orang (38,1%). Hasil analisa tersebut menjelaskan bahwa frekuensi atau banyaknya responden yang menjawab keseluruhan indikator pada pembentukan penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, mayoritas termasuk dalam kategori Baik. Berdasarkan data analisa di atas maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan penilaian pada elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, yang cenderung memberikan nilai baik dan cenderung positif dalam membantu penyampaian makna pesan produk secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden didasarkan pada keseluruhan pengalaman yang didapatkannya tentang penyajian tayangan iklan televisi yang mengandung unsur-unsur video (suara), audio (suara), talent (bintang atau pemeran iklan), props (produk), setting (lokasi), lighting (pencahayaan), graphics (desain grafis), dan pacing (durasi). Penggunaan media televisi yang dilakukan oleh PT Astra Honda Motor (AHM) mempunyai kemampuan dalam membangun citra, iklan televisi mempunyai cakupan, jangkauan dan repetisi yang tinggi dan dapat menampilkan pesan multimedia (suara, gambar, dan animasi) yang dapat mempertajam ingatan. Biaya iklan televisi per tampil relatif murah dibanding iklan di majalah atau koran. Meskipun demikian, biasanya biaya keseluruhan iklan televisi lebih besar dan kurang tersegmentasi. Berikut hasil analisa dari beberapa pengembangan teori elemen-elemen iklan televisi, diantaranya: 1. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Video, menunjukkan bahwa sebanyak 37 (58,7%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa gambar produk Honda Vario terlihat jelas pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, yaitu sebanyak 46 (73%) dan tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi menampilkan gambar yang tajam, yaitu sebanyak 22 (34,9%). Berkenaan dengan hasil
tersebut maka keseluruhan penyajian video pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang penting dalam mewaliki gambaran produk secara visual 2. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Audio, menunjukkan bahwa sebanyak 36 (54,1%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa suara announcer terdengar jelas pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, yaitu sebanyak 29 (75,3%) dan suara motor Honda Vario pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi mampu mewakili makna kualitas mesin, yaitu sebanyak 30 (47,6%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian audio (suara) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang penting dalam menjelaskan spesifikasi produk secara audio. 3. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Talent, menunjukkan bahwa sebanyak 31 (49,2%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa model Agnes Monica dan Danial Mananta pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah sesuai dengan image produk, yaitu sebanyak 49 (77,8%) dan penggunaan model Agnes Monica dan Danial Mananta pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi mampu menjelaskan ciri khas produk motor Vario yang elegan, yaitu sebanyak 31 (49,2%) serta model Agnes Monica dan Danial Mananta pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah sesuai dengan karakteristik produk (untuk laki-laki ataupun perempuan), yaitu sebanyak 40 (63,5%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian talent (bintang atau pemeran iklan) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna pesan dan ciri khas produk secara keseluruhan.
4. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Props, menunjukkan bahwa sebanyak 38 (60,3%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa penampilan produk pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah terlihat jelas, yaitu sebanyak 38 (60,3%) dan keunggulan produk pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi ditampilkan secara lengkap, yaitu sebanyak 33 orang dengan presentase (52,4%) serta peformance (kemampuan) produk pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi terlihat baik, yaitu sebanyak 30 (47,6%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian props (produk) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna produk secara keseluruhan 5. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Setting, menunjukkan bahwa sebanyak 42 (66,7%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa setting iklan pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi dapat menggambarkan lokasi favorit anak muda, yaitu sebanyak 38 (60,3%) dan setting iklan pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi dilakukan pada kondisi jalan yang menanjak untuk mengambarkan akselerasi motor Vario yang bagus, yaitu sebanyak 49 (77,8%) serta setting iklan sesuai dengan alur cerita pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi mengggambarkan aktvitas anak muda yang mobile, yaitu sebanyak 46 (73%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian setting (lokasi) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna produk secara keseluruhan 6. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Lighting, menunjukkan bahwa sebanyak 36 (57,1%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa pencahayaan gambar produk pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi dapat memperlihatkan warna motor Vario yang ‘eye
chatching’, yaitu sebanyak 30 (47,6%) dan pencahayaan tayangan iklan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi fokus pada tampilan fisik motor Vario, yaitu sebanyak 22 (34,9%) serta pencahayaan gambar pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi terlihat menarik pada sisi visual produk Honda Vario secara keseluruhan, yaitu sebanyak 29 (46%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian lighting (pencahayaan) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna produk secara keseluruhan 7. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Graphics, menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang (54%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa desain grafis pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi menampilkan seluruh segi bentuk tampilan motor Honda Vario yang menarik, yaitu sebanyak 26 (41,3%) dan desain grafis pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi sesuai dengan tampilan asli motor Honda Vario, yaitu sebanyak 30 (47,6%) serta desain grafis pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi menampilkan beragam warna produk yang variatif, yaitu sebanyak 25 (39,7%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian graphics (desain grafis) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna produk secara keseluruhan 8. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Pacing, menunjukkan bahwa sebanyak 32 (50,8%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. Hal ini didukung oleh pernyataan dari responden yang secara setuju menyatakan bahwa tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi disajikan secara keseluruhan dari awal hingga akhir alur cerita, yaitu sebanyak 38 (60,3%) dan tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi memiliki durasi tayang yang efektif (1 menit), yaitu sebanyak 47 (74,6%) serta tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi memiliki durasi yang cukup untuk
menjelaskan keseluruhan spesifikasi produk, yaitu sebanyak 29 (46%). Berkenaan dengan hasil tersebut maka keseluruhan penyajian pacing (durasi) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan baik dan mendapatkan diperhatian yang baik oleh mayoritas responden sebagai elemen iklan yang mampu mewakili makna produk secara keseluruhan. Selain uraian di atas, hasil analisa juga menunjukkan bahwa nilai Mean (nilai ratarata) frekuensi jawaban responden tentang penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemenelemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, keseluruhan sebesar 82.4921, sesuai dengan keberadaan kategori jawaban BAIK yang berada pada kategori range skor (82 – 110). Hal ini diperkuat oleh hasil analisa analisa tabel di atas yang menjelaskan skor untuk nilai Baik (82 - 110), sebanyak 39 orang (61,9%) lebih dominan dibandingkan kategori skor untuk nilai Cukup Baik (53 - 81), yaitu sebanyak 24 orang (38,1%). Hasil analisa tersebut menjelaskan bahwa frekuensi atau banyaknya responden yang menjawab keseluruhan indikator pada pembentukan penilaian warga RW.06 Pejaten pada elemen-elemen tayangan iklan Honda Vario versi „Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, mayoritas termasuk dalam kategori Baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Peneliti menyimpulkan berdasarkan hasil analisa pengembangan variabel elemenelemen iklan, menunjukan hasil sebagai berikut: 1. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Video, menunjukkan bahwa sebanyak 37 (58,7%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. 2. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Audio, menunjukkan bahwa sebanyak 36 (54,1%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. 3. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Talent, menunjukkan bahwa sebanyak 31 (49,2%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. 4. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Props, menunjukkan bahwa sebanyak 38 (60,3%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. 5. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Setting, menunjukkan bahwa sebanyak 42 (66,7%) memberikan penilaian dalam kategori Baik. 6. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Lighting, menunjukkan bahwa sebanyak 36 (57,1%) memberikan penilaian dalam kategori Baik.
7. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Graphics, menunjukkan bahwa sebanyak 34 orang (54%). memberikan penilaian dalam kategori Baik. 8. Hasil penilaian responden terhadap dimensi Pacing, menunjukkan bahwa sebanyak 32 (50,8%). memberikan penilaian dalam kategori Baik.
Saran Saran Akademis Berdasarkan keseluruahan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya terkait dengan pengembangan teori komunikasi massa, terutama yang berkaitan dengan masalah periklanan dan diharapkan pula dapat dijadikan referensi yang bermanfaat bagi penelitian yang sejenis serta untuk membuktikan teori-teori yang peneliti gunakan berhubungan dengan kenyataan yang ada di lapangan (obyek penelitian). Saran Praktis 1. Sesuai dengan analisa pada kesimpulan penelitian maka disarankan penggunaan talent (bintang atau pemeran iklan) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi harus bisa menampilkan ciri khas anak muda yang mobile dan penuh aktivitas namun juga sesuai dengan tingkat sosial yang menjadi target market motor Honda Vario. Sedangkan Agnes dan Daniel meruapakan sosok public figur yang sudah dikenal oleh khalayak sebagai anak muda yang mobile dan penuh aktivitas, namun tidak mungkin menggunakan motor sebagai sarana pendukung aktivitasnya. oleh karenanya diperlukan talent yang sesuai dengan image seorang pengguna sepeda motor Penggunaan talent yang tepat diharapkan dapat mewakili makna pesan dan ciri khas produk secara keseluruhan. 2. Sesuai dengan analisa pada kesimpulan penelitian maka disarankan agar keseluruhan penyajian props (produk) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi telah disajikan dengan menyajikan seluruh tampilan spesifikasi produk secara detail jangan hanya fokus pada tampilan fisik motornya. Hal ini dapat membuat khalyak mengenal keunggulan produk Honda Vario dibandingkan produk motor matic sejenis. 3. Sesuai dengan analisa pada kesimpulan penelitian maka disarankan agar keseluruhan penyajian setting (lokasi) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, harus lebih banyak dilakukan dengan setting outdoor untuk dapat memperlihatkan ketangguhan dan akserasi serta peforma motor
secara maksimal. Hal ini kan menunjukkan kondisi motor secara real, sehingga diharapkan dapat menambah daya tarik terhadap produknya. 4. Sesuai dengan analisa pada kesimpulan penelitian maka disarankan agar keseluruhan penyajian pacing (durasi) pada tayangan iklan Honda Vario versi ‘Combi Brake System Programmed Fuel Injection’ di televisi, harus ditampilkan dengan durasi yang efektif (tidak terlalu sebentar dan tidak terlalu lama. Sehingga akan sangat efisien dalam memberikan informasi kepada khalayak mengenai keseluruhan tampilan fisik, spesifikasi dan peforma produk Honda Vario yang diperlihatkan secara visual dan audio pada tayangan ikannya