Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
PENILAIAN PESERTA PPG SM-3T PRODI PPKn UNESA TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) TAHUN 2013 Nurul Anita 094254011 (S1 PPKn, FIS, UNESA)
[email protected] Arifin Rahman 0029055501 (S1 PPKn, FIS, UNESA)
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penilaian dari peserta PPG terkait pelaksanaan program PPG di UNESA yang meliputi beberapa aspek yakni materi perkuliahan, keterlibatan dosen dalam workshop dan peer teaching, prasarana dan sarana, serta manfaat PPG khususnya bagi pengembangan kompetensi pedagogik. Tempat penilitian ini di gedung PPG kampus lidah wetan Universitas Negeri Surabaya, dengan populasi peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA. Penilitian ini merupakan penelitian populasi dikarenakan populasi kurang dari 100. Adapun pengumpulan data pada penilitian ini menggunakan teknik angket yang kemudian didukung dengan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan metode presentase dan dibantu dengan analisis deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan penilaian peserta terhadap pelaksanaan program PPG. Berdasarkan hasil penelitian ditinjau dari beberapa aspek seperti sumber daya dan manfaat program PPG. Pada komponen context dalam pelaksanaan program PPG peserta PPG memberikan penilaian terhadap materi perkuliahan PPG tergolong baik, dan pada komponen input keterlibatan dosen dalam workshop dan peer teaching tergolong sangat baik, penilaian peserta terhadap komponen process yakni prasarana dan sarana pada perkuliahan PPG tergolong baik, serta penilaian peserta terhadap komponen product yakni manfaat program PPG bagi pengembangan kompetensi pedagogik, peserta memberikan penilaian tergolong pada kategori baik. Secara keseluruhan penilalian peserta terhadap pelaksanaan program PPG UNESA tahun 2013 tergolong baik. Kata kunci : Penilaian peserta, Pelaksanaan program PPG Abstract The realization of UNESA’s PPG SM-3T program in 2013 was the first class that required evaluation of This research aims to know and describe how to give scoring from the TPE participants concerned TPE program implementation in UNESA included some aspects namely, lecture subject, lecturer’s involvement in workshop and peer teaching, utility and infrastructure, and the use of TPE especially for pedagogy competition development. This research located in TPE Lidah Wetan State University of Surabaya campus building with the population of UNESA PPKn Department SM-3T TPE participants. This research is population research because the population is less than 100 people. Moreover, the data collection of this research uses questionnaire technique that is supported with interview. Data analysis technique that is used in this research is quantitative descriptive analysis technique with presentation method. It also uses qualitative descriptive analysis to describe the participants’ appraisal toward the TPE program implementation. Based on the research result is seen from some aspects such as the profit and resource of TPE program. At context component in TPE program implementation, TPE participants give toward the lecture subject, TEP rated good and at input component, lecturer involvement in workshop and peer teaching rated very good, appraisal the participant toward process component namely utility and infrastructure in TPE lecture rated good, and participant appraisal toward product is the use of TPE program for pedagogic competency development, the participant gives appraisal rated on good category. Overall, the participant appraisal toward the implementation of UNESA TPE program 2013 rated good. Keywords: participant appraisal, TPE program implementation ajar, metode, tujuan pendidikan dan lingkungan pendidikan. Keenam elemen pendidikan di atas saling terkait dan berhubungan dalam menunjang keberhasilan dalam meningkatkan dan menentukan mutu pendidikan. Tingkat sejauhmana peranan keenam elemen di atas dalam menentukan kualitas mutu pendidikan tidak bisa
PENDAHULUAN Kualitas mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan secara umum ditentukan oleh beberapa faktor atau elemen pendukungnya. Diantara elemen-elemen tersebut adalah: instruktur atau pendidik, peserta didik, materi 409
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
ditonjolkan salah satunya, hal ini disebabkan bahwa keenam elemen tersebut memegang peranan masingmasing dalam menentukan kualitas mutu pendidikan. Pendidik atau guru adalah salah satu elemen dari keenam elemen di atas yang menentukan kualitas mutu pendidikan; bahkan ada sebagian orang yang menganggap bahwa di tangan seorang guru lah keberhasilan sebuah pendidikan ditentukan. Dengan predikat inilah terkadang seorang guru menjadi kambing hitam dari kegagalan sebuah pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas mutu para guru, maka pemerintah dengan gencar mengadakan berbagai kegiatan seperti seminar-seminar, workshop, pelatihan-pelatihan ataupun pembentukan kumpulan guru-guru seperti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) ataupun KKG (Kelompok Kerja Guru) adalah sebagian usaha yang dilakukan oleh fihak pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu para guru. Namun berbagai kegiatan di atas belum mampu mendongkrak dan meningkatkan kinerja dan kualitas kerja para guru. Pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UURI Nomor 20/ 2003), Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI Nomor 14/2005) dan berbagai peraturan perundangan lainnya, yang melihat peranan strategis guru dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan. Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang tentunya tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang dan hanya bisa dilaksanakan oleh orang-orang terdidik yang sudah disiapkan untuk menekuni bidang pendidikan. Dilaksanakan dengan prinsip-prinsip sesuai UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen (pasal 7). Setiap guru harus disiapkan menjadi guru profesional melalui pendidikan profesi guru. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Guru dipandang sebagai jabatan profesional dan karena itu seorang guru harus disiapkan melalui pendidikan profesi. Dalam menata pendidikan guru, kebutuhan mendesak lainnya adalah menetapkan kebijakan pengadaan tenaga pendidik yang akuntabel dan mendukung penyelenggaraan program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Unesa secara resmi telah menjadi LPTK Penyelenggara PPG, satu di antara 12 LPTK yang diberi kepercayaan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non-Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, agar mereka dapat menjadi guru yang profesional sesuai dengan standar nasional pendidikan dan memperoleh sertifikat pendidik (Tim Penyusun Buku Panduan PPG, 2010). Terkait dengan hal tersebut maka dalam upaya meningkatkan mutu guru sebagaimana diamanahkan UU No. 14 Tahun 2005 dan PP 74 Tahun 2008, menyebutkan bahwa guru harus berpendidikan minimal S1/D-IV dan wajib memiliki sertifikat pendidik. PPG SM-3T ini diikuti oleh alumni peserta SM3T,
oleh sebab itu disebut PPG-SM3T. Sebuah program yang disiapkan oleh pemerintah sebagai 'reward' bagi para guru pengabdi yang telah mendedikasikan diri mereka berjuang di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Peserta SM-3T telah memperoleh cukup banyak pengalaman berharga selama mengemban tugas mulia, sebagai 'agent of change', baik dalam bidang pendidikan, maupun dalam bidang sosial-kemasyarakatan. Universitas Negeri Surabaya merupakan salah satu LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) yang mengadakan program PPG prajabatan melalui SM-3T yang hanya diikuti oleh mahasiswa kependidikan. PPGSM3T Unesa merupakan angkatan pertama pada tahun 2013 yang diikuti oleh 278 peserta. Terdiri dari peserta laki-laki sebanyak 108, dan peserta perempuan sebanyak 170. Para peserta tidak hanya berasal dari peserta SM3T Unesa, tapi juga dari beberapa LPTK yang lain, yaitu: Unimed, UNP, UNY, Unnes, UM, Unima, UNG dan Undiksha. Mereka akan mengikuti PPG pada 12 program studi, yaitu: BK (15 orang), PG-PAUD (21 orang), PGSD (32 orang), Pendidikan Bahasa Indonesia (24 orang), Pendidikan Bahasa Inggris (24 orang), Pendidikan Bahasa Jepang (26 orang), Pendidikan Biologi (10 orang), Pendidikan Matematika (42 orang), Pendidikan Kewarganegaraan (19 orang), Pendidikan Sejarah (20 orang), Pendidikan Ekonomi (20 orang), dan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (25 orang). Seluruh peserta akan menempuh PPG selama satu semester (untuk PG-PAUD dan PGSD) dan dua semester (untuk program studi non PG-PAUD dan PGSD). Selama menempuh PPG, semua peserta PPG UNESA diasramakan, dengan demikian kegiatan pengembangan kepribadian dan kompetensi tidak hanya di dalam kampus dan di sekolah mitra, tetapi juga dirancang sedemikian rupa, termasuk kehidupan di asrama. Bahkan kehidupan di asrama ini juga turut menentukan kelulusan peserta dalam mengikuti PPG. Pelaksanaan PPG pada tahun angkatan pertama merupakan tolak ukur bagi angkatan-angkatan selanjutnya dalam pelaksanaan program PPG. Program PPG yang diselenggarakan UNESA dapat dikatakan berhasil apabila dalam pelaksanaannya dilakukan secara efektif dan sesuai dengan tujuan program serta sesuai dengan kebutuhan peserta PPG. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tentang penilaian peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA terhadap pelaksanaan program PPG tahun 2013 sangat menarik untuk dikaji. Hal ini dikarenakan program PPG yang sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana atau tidak, dan guru saat ini diarahkan untuk menjadi guru yang professional sehingga program PPG sangat penting bagi para alumni SM-3T untuk memperoleh sertifikat pendidik. Manfaat PPG meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Akan tetapi dalam penelitian ini terbatas pada manfaat PPG khususnya bagi pengembangan kompetensi pedagogik. Sedangkan rumusan masalah pada penelitian ini yakni, Bagaimana penilaian peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
terhadap pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2013? Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang program sendiri. Dalam kamus (a) program adalah rencana, (b) program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama. Menurut Tyler (1950) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan telah terealisasikan. Selanjutnya menurut Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971) yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2009:5), evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:114115), evaluasi program dilakukan dengan tujuan untuk: a) Menunjukkan sumbangan program terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hasil evaluasi ini penting untuk mengembangkan program yang sama ditempat lain. b) Mengambil keputusan tentang keberlanjutan sebuah program, apakah program perlu diteruskan, diperbaiki atau dihentikan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Stufflebeam yang dikenal dengan CIPP Evaluation Model. CIPP merupakan singkatan dari Context, Input, Process and Product. Dalam buku Riset Terapan oleh Endang Mulyatiningsih (2011:126), mengemukakan bahwa evaluasi CIPP dikenal dengan nama evaluasi formatif dengan tujuan untuk mengambil keputusan dan perbaikan program. Komponen evaluasi meliputi: a.
Context Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah mengidentifikasi latar belakang perlunya mengadakan perubahan atau munculnya program dari beberapa subjek yang terlibat dalam pengambilan keputusan (Endang Mulyatiningsih,2011:127). Komponen context dalam penelitian ini, yang akan dilakukan evaluasi adalah kesesuaian materi perkuliahan dengan kebutuhan sekolah. Struktur kurikulum program PPG, masukan calon peserta SM-3T adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademik sarjana pendidikan yang sesuai dengan program PPGnya, maka struktur kurikulum PPG SM-3T adalah workshop pengemasan/pengembangan perangkat pembelajaran yang diawali dengan penguatan substansi materi yang akan diajarkan, disertai dengan peer teaching dan microteaching, dan dilanjutkan dengan PPL .
b.
Input Evaluasi input dilakukan untuk mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sumber daya bahan, alat, manusia dan biaya, untuk melaksanakan program yang telah dipilih (Endang Mulyatiningsih, 2011:129). Komponen input dalam penelitian ini yang akan dilakukan evaluasi meliputi: keterlibatan dosen, minat peserta PPG mengikuti program PPG, prasarana dan sarana. Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai tentunya akan sangat membantu dalam pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA tahun 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kata prasarana memiliki arti segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa Indinesia, 2002:893), sedangkan sarana memiliki arti segala sesuatu (dapat berupa syarat atau upaya) yang dapat dipakai sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia; 2002:991). Prasarana yang dimaksud antara lain: tersedianya gedung (ruang kelas), perpustakaan atau taman baca, dan media lainnya. Sarana yang dimaksud adalah adalah semua alat yang digunakan dan dibutuhkan untuk praktik mengajar, anatara lain leptop dan LCD. c.
Process Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasi atau memprediksi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan kegiatan atau implementasi program. Evaluasi dilakukan dengan mencatat atau mendokumentasikan setiap kejadian dalam pelaksanaan kegiatan, memonitor kegiatan-kegiatan yang berpotensi menghambat dan menimbulkan kesulitan yang tidak diharapkan, menemukan informasi khusus yang berada diluar rencana; menilai dan menjelaskan proses secara aktual. Selama proses evaluasi, evaluator dituntut berinteraksi dengan staf pelaksana program secara terus menerus (Endang Mulyatiningsih, 2011:130-131). Komponen process dalam penelitian ini yang akan dilakukan evaluasi meliputi: media dan metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada program PPG SM-3T. d. Product Tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur, menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum (Endang Mulyatiningsih, 2011: 132). Komponen product dalam penelitian ini yang akan dilakukan evaluasi adalah hasil yang diperoleh selama pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA, khususnya bagi pengebangan kompetensi pedagogik, anatara lain : menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilain, dan pemanfaatan penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Menurut UU No 20/2003 tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional) pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan
411
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Keberadaan Pendidikan Profesi Guru menjadi tuntutan setelah UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mensyaratkan guru profesional harus memiliki sertifikat pendidik. Lazimnya seperti dilakukan pada bidang kedokteran, akuntan, atau lawyer. Pendidikan Profesi Guru (PPG) dilakukan secara internship setelah melalui pendidikan akademik. Pendidikan profesi berisi kegiatan praktik ”mencemplungkan diri” menerapkan kemampuan akademik dalam kegiatan profesi guru di sekolah disertai mekanisme penyeleksian yang sistematis dan dalam waktu yang memadai.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu mendapat perhatian khusus dalam program PPG SM-3T, antara lain sebagai berikut: i. Belajar dengan berbuat Prinsip learning by doing tidak hanya diperlukan dalam pembentukan keterampilan, melainkan juga pada pembentukan pengetahuan dan sikap terbentuk melalui pengalaman dalam menyelesaikan kegiatankegiatan yang ditugaskan termasuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi di lapangan. Implikasi dari pinsip ini antara lain adalah, pembelajaran tidak lagi “mengajarkan matakuliah” melainkan menggunakan strategi workshop atau lokakarya untuk mengembangkan silabus, RPP, rancangan bahan ajar, media pembelajaran, perangkat evaluasi, dan LKS, serta pendukung pembelajaran yang diperlukan. ii. Keaktifan peserta didik Proses pembelajaran diarahkan pada upaya untuk mengaktifkan peserta didik, bukan dalam arti fisik melainkan dalam keseluruhan perilaku belajar. Keaktifan ini dapat diwujudkan antara lain melalui pemberian kesempatan menyatakan gagasan, mencari informasi dari berbagai sumber dan melaksanakan tugas-tugas yang merupakanaplikasi dari konsep-konsep yang telah dipelajari.
Semua proses pendidikan guru, mulai dari pendidikan akademik hingga diteruskan kependidikan profesi guru disebut Pendidikan Profesi Guru (PPG). Pada program PPG untuk lulusan S-1 kependidikan iii. Higher order thinking perlu diberikan mata kuliah bidang studi dalam bentuk Pengembangan system pembelajaran yang subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi) dan berorientasi pada kemampuan berfikir tingkat tinggi program pengalaman lapangan (PPL) kependidikan. (Higher order thinking), meliputi berfikir kritis, kreatif, Sedangkan pada program PPG pasca S1/D-IV Non logis, reflektif, pemecahan masalah, dan pengambilan kependidikan diberikan mata kuliah mengenai keputusan, baik pada saat workshop maupun pada saat kompetensi akademik kependidikan (pedagogik), bidang PPL. studi dalam bentuk subject specific pedagogy (pendidikan bidang studi), dan latihan iv. Dampak pengiring mengajar atau Program Pengalaman Lapangan (PPL). Disamping diarahkan pada pencapaian dampak Tujuan program PPG seperti yang tercantum dalam instruksional (instructional effects), proses pembelajaran permendiknas no.8 tahun 2009 pasal 2 adalah: diharapkan mengakomodasi upaya pencapaian dampak ”Menghasilkan calon guru yang memiliki pengiring (nurturant effects). Upaya ini akan membantu kompetensi dalam merencanakan, pengembangan sikap dan kepribadian peserta didik melaksanakan, dan menilai pembelajaran, sebagai guru, disamping penguasaan materi perkuliahan. menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan d pelatihan peserta didik v. Mekanisme balikan secara berkala serta melakukan penelitian, dan mampu Penggunaan mekanisme balikan melalui evauasi mengembangkan profesionalitas secara secara berkala akan mendukung upaya pencapaian berkelanjutan” kompetensi. Praktik evaluasi melalui kuis-kuis singkat Kompetensi guru professional mencakup: pertama dan tugas-tugas jangka pendek yang diperiksa dan dinilai kemampuan mengenal secara mendalam peserta didik dapat menngkatkan keefektifan pembelajaran. yang dilayani, kedua penguasaan bidang studi secara keilmuan dan kependidikan yaitu kemampuan mengemas vi. Pemanfaatan teknologi informasi materi pembelajaran kependidikan, ketiga kemampuan Keterampilan memanfaatkan multimedia dan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik teknologi informasi perlu dikembankan dalam semua meliputi: a) perencanaan pembelajaran, b) pelaksanaan perkuliahan, baik untuk mengembangkan pengetahuan pembelajaran, c) penilaian proses dan hasil pembelajaran, dan keterampilan sebagai media pembelajaran. d) pemanfaatan hasil penilaian terhadap proses dan hasil i. Pembelajaran kontekstual pembelajaran sebagai pemicu perbaikan secara Dalam melaksanakan pembelajaran, konsepberkelanjutan. Keempat pengembangan profesionalitas konsep diperoleh melalui pengalaman dan kenyataan berkelanjutan. yang ada di lingkungan sehari-hari. Pengenalan lapangan dalam bidang pembelajaran dilakukan sejak awal. Tidak
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
hanya menjelang akhir program, melalui kunjungan ke sekolah pada waktu-waktu tertentu, hngga pelaksanaan PPL. Kegiatan dirancang dan dilaksanakan sebagai tugas perkuliahan. Penggunaan strategi dan model pembelajaran yang bervaiasi dalam mengaktifkan peserta didik Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) hanya diperuntukkan bagi mereka yang sudah menempuh satu tahun masa pengabdiannya di daerah 3T (Terdepn, Terluar, dan Tertinggal) yang tergabung dalam program SM-3T. Di UNESA saat ini terdapat 13 program studi yang dibuka. Program studi tersebut meliputi PG-PAUD, PGSD, BK, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Sejarah, PPKn, Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Pendidikan bahasa inggris, Pendidikan bahasa jerman, Pendidikan bahasa jepang, pendidikan jasmani dan kesehatan, dan pendidikan ekonomi. Ada sebanyak 170 peserta putri dan 109 peserta putra.mereka tidak hanya lulusan UNESA tapi juga dari perguruan tinngi lain yaitu, dari UNIMA, UNIMED, UNG, UPI, Unnes, UNY, UM, Undiksha, dan beberapa Perguruan tinggi yang lain. Para peserta putra diasramakan di asrama PGSD dan para peserta putri diasramakan di rusunawa. Tempat kuliah ada di gedung PPG Lidah Wetan.
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 2025% atau lebih. Dikarenakan penelitian ini jumlah populasinya kurang dari angka 100, maka sampel yang digunakan adalah seluruh jumlah populasi yang berjumlah 19 peserta dari prodi PPKn. Variabel dalam penelitian ini adalah Penilaian peserta PPG SM-3T terhadap pelaksanaan program PPG. Penilaian peserta PPG SM-3T yang dimaksud merupakan pengukuran terhadap keberhasilan dari pelaksanaan program PPG yang meliputi, materi perkuliahan, keterlibatan dosen dalam workshop dan peer teaching, prasarana dan sarana, serta manfaat PPG bagi pengembangan kompetensi pedagogik. Teknik pengolahan data adalah suatu cara atau jalan yang dipakai dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian ini. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik yang digunakan adalah angket serta dilengkapi dengan wawancara. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui penilaian peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA terhadap pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2013, digunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket kepada responden yaitu mahasiswa PPG prodi PPKn. Angket yang dibagikan dalam bentuk pernyataan merupakan angket tertutup, yaitu angket yang pilihan jawaban atas pernyataan sudah disediakan. Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua yakni wawancara tidak terstruktur dan wawancara terstruktur. Pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui hal-hal dari responden yang belum terungkap di dalam angket. Teknik analisis data ini dilakukan untuk mendapatkan hasil dan kesimpulan dari data yang di analisis, Data yang disajikan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, yang didukung pula oleh data kualitatif untuk memperkuat hasil penelitian. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari angket kemudian dianalisis dengan deskriptif kuantitatif, yang menggunakan rumus deskriptif dalam presentase menurut Faisal (2005:165) sebagai berikut :
METODE Penelitian ini membahas mengenai penilaian peserta PG SM-3T Prodi PPKn UNESA terhadap pelaksanaan program pendidikan profesi guru (PPG) Tahun 2013. Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Pendekatan ini dipilih dengan pertimbangan ingin memperoleh ukuran penilaian peserta PPG SM-3T UNESA terhadap pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru. Pelaksanaan penelitian diawali dengan melakukan pembagian angket untuk di isi oleh para peserta PPG SM-3T UNESA prodi PPKn yang berkenaan dengan penilaian peserta PPG SM-3T terhadap pelaksanaan program PPG. Tempat penelitian adalah daerah atau lokasi yang digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian. Adapun tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah di Universitas Negeri Surabaya khususnya gedung PPG kampus UNESA Lidah Wetan. Alasan pemilihan lokasi tersebut di dasari oleh suatu pertimbangan yakni pada saat ini sedang diselenggarakannya PPG SM-3T selama dua semester di kampus UNESA lidah wetan. Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta PPG SM-3T UNESA, jumlah populasi yang dipakai pada penelitan ini adalah peserta PPG SM-3T prodi PPKn UNESA tahun 2013 yang berjumlah 19 peserta berasal dari lima Perguruan tinggi di Indonesia yaitu UNESA, UM, STKIP PGRI Bangkalan, UNC Kupang, dan Universitas Pendidikan Ganesha. Menurut Arikunto (1993:103), disebutkan bahwa bila populasi keseluruhan subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah
x 100% Keterangan : n = banyaknya jumlah pemilih N = Jumlah sampel seluruhnya P = Jumlah presntase Adapun kriteria setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan penillaian sebagai berikut:
Tabel 1 Pedoman penskoran 413
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
Jenis Pilihan Ganda
Nilai
A
4
dihasilkan adalah sebagai berikut: Berdasarkan data angket yang dihasilkan melalui penelitian tentang penilaian peserta PPG SM-3T prodi PPKn UNESA terhadap pelaksanaan program pendidikan profesi guru (PPG), berikut adalah paparan hasil yang diperoleh.
B
3
1.
C
2
D
1
Kriteria Interpretasi Skor menurut Riduwan (2003:41) sebagai berikut :
No. 1. 2. 3. 4.
Tabel 2 Kriteria penilaian Skor (%) yang Kriteria penilaian diperoleh 80 - 100 Sangat Baik 60 - 79 Baik 40 - 59 Kurang Baik 20 - 39 Tidak Baik
Kriteria penelitian ini sebagai pengkategorian dari hasil skor yang akan digunakan sebagai tolak ukur dalam hasil penelitian tentang masalah yang diteliti. Dengan menggunakan teknik ini, dimana hasilnya berupa skor, maka akan dapat menggambarkan keadaan sampel dan selajutnya dapat ditarik kesimpulan sehingga dapat menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari suatu populasi. Tindakan mengambil kesimpulan adalah sebagai cara untuk memperoleh kepastian akan kebenaran dari suatu penelitian yang berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data. Dengan menarik kesimpulan, berarti akan memberi jawaban tentang benar atau tidaknya dari permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini juga menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yang digunakan untuk mendeskripsikan penilaian peserta PPG terhadap pelaksanaan program PPG. HASIL DAN PEMBAHASAN PPG merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk menghasilkan guru yang memililki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindak lanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan, dan pelatihan peserta didik serta melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Pelaksanakan program PPG SM-3T UNESA tahun 2013 merupakan angkatan pertama. Pada pelaksanaan program kebijakan diperlukan penilaian/pengukuran sejauh mana program tersebut berjalan sesuai dengan tujuan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri, untuk itu dibutuhkan penelitian tentang penilaian peserta PPG SM-3T UNESA terhadap pelaksanaan program PPG. Penelitian ini dilakukan kepada peserta PPG SM-3T UNESA Prodi PPKn tahun 2013. Adapun data yang
Materi perkuliahan Kesesuaian materi perkuliahan dengan kebutuhan sekolah, materi yang disampaikan pada perkuliahan PPG lebih dikhususkan untuk kebutuhan sekolah yang nantinya menjadi lapangan/tempat penerapan semua manfaat atau hasil yang diterima peserta PPG dalam mengikuti program PPG yang tujuan utamnya membentuk beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, dan memperoleh sertifikat pendidik. Struktur kurikulum program PPG, masukan calon peserta SM-3T adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademik sarjana pendidikan yang sesuai dengan program PPGnya, maka struktur kurikulum PPG SM-3T adalah workshop pengemasan / pengembangan perangkat pembelajaran yang diawali dengan penguatan substansi materi yang akan diajarkan, disertai dengan peer teaching dan microteaching, dan dilanjutkan dengan PPL. Adapun data yang menunjukkan penilaian peserta PPG terhadap pelaksanaan program PPG UNESA tahun 2013 dalam aspek materi perkuiahan. Berdasarkan Tabel 3 penilaian peserta PPG SM3T terhadap materi perkuliahan pada program PPG menunjukkan bahwa ketercapaian tujuan pelaksanaan program PPG juga ditentukan pada materi perkuliahan yang diberikan pada peserta PPG untuk mencapai pembelajaran yang inovatif. Materi perkuliahan yang diberikan pada perkuliahan PPG lebih ditekankan pada penerapan pembelajaran. Tabel 3 Penilaian Peserta terhadap Materi Perkuliahan N o 1
2
2 1
2 2
Pernyataan Penyampaian materi perkuliahan PPG secara lengkap dan mendalam. Perkuliahan PPG membahas mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif Perkuliahan PPG memberikan materi yang tidak hanya bersifat konseptual namun lebih pada kontekstual Perkuliahan PPG membahas mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik
PILIHAN JAWABAN Kurang Setuju (2) % f %
Sangat Setuju (4) f %
f
7
36,84 %
9
47,37 %
3
15,79 %
61
7
36,84%
11
57,89 %
1
5,26 %
62
4
21,05 %
13
68,42 %
2
10,53 %
59
2
10,53 %
12
63,16 %
4
21,05 %
Setuju (3)
Tidak Setuju (1) %
Skor
f
1
53 5,26 %
Jumlah Rata - rata Kategori
Berdasarkan Tabel 3. terdapat 11 responden menyatakan setuju pada materi perkuliahan yang
235 59 Kurang Baik
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
diberikan pada PPG mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif (57,89%), 7 responden menyatakan sangat setuju pada materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif (36,84%). Dan hanya 1 responden menyatakan kurang setuju pada materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif (5,26%). Berdasarkan Tabel 3 terdapat 13 responden setuju bahwa materi pada perkuliahan PPG tidak hanya bersifat konseptual namun lebih pada kontekstual (68,42%), 4 responden sagat setuju bahwa materi pada perkuliahan PPG tidak hanya bersifat konseptual namun lebih pada kontekstual (21,05 %), dan 2 responden kurang setuju bahwa materi pada perkuliahan PPG tidak hanya bersifat konseptual namun lebih pada kontekstual (10,53%). Berdasarkan Tabel 3 terdapat 12 responden menyatakan setuju pada pernyataan materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik (63,16%), 4 responden menyatakan kurang setuju pada pernyataan materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik (21,05%), 2 responden sangat setuju pada pernyataan materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik (10,53 %), sedangkan hanya 1 responden tidak setuju pada pernyataan materi perkuliahan yang diberikan pada PPG mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik (5,26%). Berdasarkan beberapa sub indikator di atas, penilaian peserta terhadap materi perkuliahan pada program PPG, bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, konsep-konsep diperoleh melalui pengalaman dan kenyataan yang ada di lingkungan sehari-hari jadi tidak hanya secara konseptual namun juga lebih kepada kontekstual. Selain itu materi perkuliahan pada program PPG lebih banyak mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan peserta PPG prodi PPKn Susana Jati Ninggu dari Universitas Nusa Cendana Kupang, bahwa melalui program PPG dapat menambah ilmu khusunya didalam sistem pembelajaran, karena di dalam perkuliahan sebelumnya belum memahami bagaimana sistem pembelajaran yang efektif, sehingga melalui program PPG dapat menerapkan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan efektif sesuai dengan kebutuhan sekolah dan kurikulum. Penyampaian materi pada perkuliahan PPG juga disampaikan secara lengkap dan mendalam dengan menerapkan pembelajaran yang kontekstual tidak hanya konseptual, berdasarkan pada kehidupan seharisehari.pembelajaran yang kontekstual tidak hanya konseptual, berdasarkan pada kehidupan sehari-sehari.
disampaikan oleh dosen melalui media pembelajaran yang inovatif agar penyampaian pesan atau materi pada peserta dapat lebih diterima oleh peserta secara efektif dan efisien, dengan menggunakan metode yang kreatif dalam berlangsungnya pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan hasil yang optimal. Adapun data yang menunjukkan penilaian peserta PPG terhadap pelaksanaan program PPG UNESA tahun 2013 dalam aspek keterlibatan dosen. Berdasarkan Tabel 4 penilaian peserta PPG SM3T terhadap keterlibatan dosen pada program PPG menunjukkan bahwa ketercapaian tujuan pelaksanaan program PPG juga ditentukan pada beberapa aspek diantaranya, kedisiplinan dosen, kompetensi dosen, dan keterbukaan dosen terhadap peserta. Menurut penilaian peserta PPG dosen selalu menerima saran yang diajukan peserta PPG mempunyai skor tertinggi yaitu 68. Penilaian terhadap dosen yang selalu membuat laporan data kehadiran peserta.mempunyai skor 67. Penilaian peserta PPG terhadap dosen yang selalu memanfaatkan media pada proses pembelajaran mempunyai skor 66. Penilaian peserta PPG terhadap dosen mengenai penguasai materi yang disampaikan pada perkuliahan mempunyai skor 65. Penilaian peserta PPG terhadap dosen yang selalu melakukan evaluasi diakhir perkuliahan mempunyai skor 62. Penilaian peserta PPG terhadap dosen yang menggunakan metode pembelajaran yang variatif pada pembelajaran mempunyai skor 61. Penilaian peserta PPG terhadap dosen yang selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung mempunyai skor 58. Penilaian peserta terhadap keterlibatan dosen pada program PPG mempunyai skor rata-rata 64. Berdasarkan Tabel 4 terdapat 13 responden setuju bahwa dosen selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (68,42%), 4 responden sangat setuju bahwa dosen selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (21,05%), dan 1 responden kurang setuju bahwa dosen selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (5,26%), sedangkan terdapat 1 responden tidak setuju bahwa dosen yang selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (5,26%). Berdasarkan Tabel 4 terdapat 11 responden setuju dengan pernyataan dosen menguasai materi yang disampaikan pada perkuliahan (57,89%) dan 8 responden sangat setuju dengan pernyataan dosen menguasai materi yang disampaikan pada perkuliahan (42,11%).
2.
Keterlibatan Dosen Pada tiap pembelajaran dibutuhkan dosen sebagai fasilitator agar peserta dapat mencapai tujuan program PPG melalui materi dan workshop yang 415
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
Tabel 4 Penilaian Peserta Terhadap Keterlibatan Dosen Pilihan Jawaban No 3
4
5
23
24
25
26
Pernyataan
Sangat Setuju (4)
Setuju (3)
Kurang Setuju (2)
Tidak Setuju (1) %
Skor
f
%
f
%
f
%
F
4
21,05 %
13
68,42 %
1
5,26 %
1
8
42,11 %
11
57,89 %
13
68,42 %
4
21,05 %
10
52,63 %
9
47,37 %
67
Pemanfaata n media pada proses pembelajara n
9
47,37 %
10
52,63 %
66
Penggunaan metode pembelajara n yang variatif pada pembelajara n
7
36,84 %
9
47,37 %
3
15,79 %
6
31,58 %
12
63,16 %
1
5,26 %
Kehadiran dosen selalu tepat waktu saat perkuliahan berlangsung Penguasaan materi yang disampaika n pada perkuliahan Keterbukaa n dosen dalam menerima saran yang diajukan peserta PPG Membuat laporan data kehadiran peserta
Selalu melakukan evaluasi diakhir perkuliahan
Jumlah Rata – rata Kriteria
5,26 %
58
65
2
10,53 %
68
61
62
447 64 Baik
Berdasarkan Tabel 4 terdapat 13 responden sangat setuju terhadap pernyataan dosen selalu menerima saran yang diajukan peserta PPG (68,42%), 4 responden setuju terhadap pernyataan dosen selalu menerima saran yang diajukan peserta PPG (21,05%) sedangkan 2 responden kurang setuju dengan pernyataan dosen selalu menerima saran yang diajukan peserta PPG (10,53%). Berdasarkan Tabel 4 terdapat 10 responden sangat setuju bahwa dosen selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (52,63%), dan 9 responden setuju bahwa dosen selalu datang tepat waktu pada saat perkuliahan berlangsung (47,37%). Berdasarkan Tabel 4 terdapat 10 responden setuju bahwa dosen selalu memanfaatkan media pada proses pembelajaran (52,63%), dan 9 responden sangat setuju bahwa dosen selalu memanfaatkan media pada proses pembelajaran (47,37%). Berdasarkan Tabel 4 terdapat 9 responden setuju bahwa dosen menggunakan metode pembelajaran yang variatif pada pembelajaran (47,37%), 7 responden sangat setuju bahwa dosen menggunakan metode pembelajaran yang variatif pada pembelajaran (36,84%) dan 3 responden kurang setuju bahwa dosen menggunakan
metode pembelajaran yang variatif pada pembelajaran (15,79%). Berdasarkan Tabel 4 terdapat 12 responden setuju dengan pernyataan dosen selalu melakukan evaluasi diakhir perkuliahan (63,16%), 6 responden sangat setuju dengan pernyataan dosen selalu melakukan evaluasi diakhir perkuliahan (31,58%), dan 1 responden kurang setuju dengan pernyataan dosen selalu melakukan evaluasi diakhir perkuliahan (5,26%). Berdasarkan beberapa sub indikator di atas, penilaian peserta terhadap keterlibatan dosen pada program PPG sangat banyak manfaatnya untuk mencapai tujuan program PPG maka dibutuhkan sumber daya diantaranya dosen. Standar yang harus dimiliki oleh dosen selaku fasilitator pada program PPG yakni memiliki cara-cara untuk meyakinkan diri sendiri bahwa staf yang terlibat dalam perkuliahan memenuhi kualifikasi dan kompeten, diantaranya kedisiplinan dosen, kompetensi dosen pada tiap pembelajaran, dan keterbukaan dosen terhadap usulan, kritik, dan saran dari peserta PPG yang dierikan pada saat akhir pembelajaran atau biasa dengan kegiatan evaluasi. Hal ini didukung oleh hasil wawancara dengan peserta PPG prodi PPKn Siti Fadlilatun Nisa dari Universitas Negeri Surabaya bahwa pada program PPG keterlibatan dosen sudah cukup baik dengan disesuaikan materi dengan kompetensi dosen sesuai dengan bidangnya, misalnya hari ini materi tentang pemanfaatan media pembelajar siswa yang nantinya diterapkan disekolah, kemudian besok materi tentang evaluasi pelajaran yaitu melakukan penilaian pada akhir da proses pembelajaran itu semua sudah sesuai dengan dosen dalam bidangnya, sehingga para peserta tidak merasa kesukaran bila memahami dosen satu dengan yang lainnya karena tiap dosen telah menyampaikan pada peserta PPG sesuai dengan bidangnya.
3.
Prasarana dan Sarana Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai tentunya akan sangat membantu dalam pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA tahun 2013. Prasarana yang dimaksud antara lain: tersedianya gedung (ruang kelas), perpustakaan atau taman baca, dan media lainnya. Sarana yang dimaksud adalah semua alat yang digunakan dan dibutuhkan untuk praktik mengajar, anatara lain leptop dan LCD. Adapun data yang menunjukkan penilaian peserta PPG terhadap pelaksanaan program PPG UNESA tahun 2013 dalam aspek prasarana dan sarana. Berdasarkan Tabel 5 penilaian peserta PPG SM3T terhadap pasarana dan sarana pada program PPG menunjukkan bahwa tujuan program PPG dapat tercapai apabila didukung oleh prasarana dan sarana yang memadai. Beberapa prasarana dan sarana tersebut antara lain : kelayakan gedung, bahan ajar, serta teknologi dan informasi pada proses pembelajaran. Menurut penilaian peserta PPG proses belajar mengajar dikelas selalu menggunakan teknologi (Lcd, Laptop, dll) mempunyai skor tertinggi yaitu 74. Penilaian peserta PPG terhadap
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
kelayakan ruang kelas digunakan selama proses pembelajaran mempunyai skor 62. Penilaian peserta PPG terhadap kegiatan belajar mengajar menggunakan multimedia (film, video, dll) mempunyai skor 56.
dan tabel mempunyai skor 43. Penilaian peserta PPG terhadap bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan telah disusun secara sistematis mempunyai skor 43. Penilaian peserta PPG terhadap bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa memahami materi mempunyai skor 41. Penilaian peserta PPG terhadap kesediaan perpustakaan/taman baca pada perkuliahan PPG mempunyai skor 33. Dan penilaian peserta PPG terhadap kelengkapan buku/bahan ajar yang tersedia pada perkuliahan PPG mempunyai skor 31. Berdasarkan Tabel 5 terdapat 12 responden kurang setuju dengan pernyataan buku/bahan ajar yang tersedia pada perkuliahan sudah lengkap (63,16%), sedangkan 7 responden tidak setuju dengan pernyataan buku/bahan ajar yang tersedia pada perkuliahan sudah lengkap (31,58%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 1 responden sangat setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa memahami materi (5,26%), 6 responden setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa memahami materi (31,58%), 7 responden kurang setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa memahami materi (36,84%), sedangkan 5 responden tidak setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa memahami materi (26,32%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 1 responden sangat setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan (5,26%), 9 responden setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan (47,37%), 4 responden kurang setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan (21,05%), sedangkan 5 responden tidak setuju bahwa bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan (26,32%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 1 responden sangat setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, dan tabel (5,26%), 6 responden setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, dan tabel (31,58%), 9 responden kurang setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, dan tabel (47,37%), sedangkan 12 responden tidak setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, dan tabel (15,79%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 9 responden setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan telah disusun secara sistematis (47,37%), 6 responden kurang setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan telah disusun secara sistematis (31,58%), sedangkan 4 responden tidak setuju dengan pernyataan bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan telah disusun secara sistematis (21,05%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 17 responden sangat setuju bahwa proses belajar mengajar dikelas
Tabel 5 Penilaian Terhadap Prasarana Dan Sarana No 6
7
8
9
10
11
12
27
28
Pernyataan Buku/bahan ajar yang tersedia pada perkuliahan sudah lengkap Bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mah asiswa memahami materi Bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mah asiswa menyelesaik an tugastugas perkuliahan Bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, dan tabel
Sangat Setuju (4) f %
Proses belajar mengajar menggunaka n multimedia (film, video, dll) Ruang kelas telah layak digunakan selama proses pembelajara n Telah tersedia perpustakaa n/taman baca pada perkuliahan PPG
Jumlah Rata – rata
PILIHAN JAWABAN Setuju (3) Kurang Setuju (2) % f %
Tidak Setuju (1) f %
Skor
12
63,16 %
7
36,86 %
31
1
5,26 %
6
31,58 %
7
36,84 %
5
26,32 %
41
1
5,26 %
9
47,37 %
4
21,05 %
5
26,32 %
44
1
5,26 %
6
31,58 %
9
47,37 %
12
15,79 %
43
9
47,37 %
6
31,58 %
4
21,05 %
43
Bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan telah disusun secara sistematis Proses belajar mengajar dikelas selalu menggunaka n teknologi (Lcd, Laptop, dll)
F
17
89,47 %
2
10,53 %
3
15,79 %
12
63,16 %
5
26,32 %
14
73,68 %
74
4
21,05 %
56
62
14
73,68 %
5
26,32 %
33
427 47 Kurang Baik
Kriteria
Penilaian peserta PPG terhadap bahan ajar yang tersedia membantu peserta/mahasiswa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan mempunyai skor 44. Penilaian peserta PPG terhadap bahan ajar yang digunakan pada perkuliahan PPG dilengkapi dengan gambar, diagram, 417
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
selalu menggunakan teknologi (Lcd, Laptop, dll) (89,47%), namun 2 responden setuju bahwa proses belajar mengajar dikelas selalu menggunakan teknologi (Lcd, Laptop, dll) (10,53%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 3 responden sangat setuju bahwa proses belajar mengajar menggunakan multimedia (film, video, dll) (15,79%), 12 responden setuju bahwa proses belajar mengajar menggunakan multimedia (film, video, dll) (63,16%), sedangkan 4 responden kurang setuju bahwa proses belajar mengajar menggunakan multimedia (film, video, dll) (21,05%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 5 responden sangat setuju bahwa ruang kelas telah layak digunakan selama proses pembelajaran (26,32%), dan 14 responden setuju bahwa ruang kelas telah layak digunakan selama proses pembelajaran (73,68%). Berdasarkan Tabel 5 terdapat 14 responden kurang setuju dengan pernyataan bahwa telah tersedia perpustakaan/taman baca pada perkuliahan PPG (73,68%), dan 5 responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa telah tersedia perpustakaan/taman baca pada perkuliahan PPG (26,32%). Berdasarkan beberapa sub indikator di atas, penilaian peserta terhadap prasarana dan sarana pada program PPG sudah baik, namun terdapat beberapa prasarana dan sarana yang belum memadai. Kelayakan gedung secara keseluruhan belum dapat dijadikan tempat sebagai proses pembelajaran berlangsung naun ruang kelas sudah memadai untuk dijadikan sebagai tempat pembelajaran, gedung lainnya seperti perpustakaan/taman baca, ruang kesehatan, dan ruang ibadah masih membutuhkan perbaikan agar benar-benar layak untuk dijadikan tempat kegiatan peserta PPG SM3T. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dari salah satu peserta PPG prodi PPKn Sani Winanti dari Universitas Negeri Malang, bahwa prasarana dan sarana pada PPG tahun 2013 ini belum memadai tapi mungkin sedikit demi sedikit sudah mulai tertata dan dibenahi karena ini juga merupakan angkatan pertama, jadi istilahnya percobaan. Ketika program PPG sudah mulai dilaksanakan gedung belum siap akhirnya mengganggu kesehatan peserta ketika menghirup udara yang penuh debu dari bangunan. Jadi ruang kesehatan memang sangat dibutuhkan. Selebihnya seperti perpustakaan saat ini sedikit demi sedikit sudah dirintis, seperti buku-buku juga sudah ada namun tempat belum siap, apabila membutuhkan referensi harus datang pada jurusan masing-masing dan alternative lainnya itu sumber lainnya itu dari internet. 4.
Manfaat program PPG Tujuan utama evaluasi produk adalah untuk mengukur, menginterpretasikan dan memutuskan hasil yang telah dicapai oleh program, yaitu apakah telah dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Manfaat dari dilaksanakannya program PPG sesuai dengan tujuannya yakni Menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian, melakukan pembimbingan pelatihan peserta didik serta
melakukan penelitian, dan mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan. Kompetensi yang dimaksud tersebut meliputi empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan kompetensi pofesional. Pada penelitian ini lebih dikhususkan manfaat terhadap kompetensi pedagogik. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pengakuan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Adapun data yang menunjukkan penilaian peserta PPG terhadap pelaksanaan program PPG UNESA tahun 2013 dalam aspek manfaat program PPG. Berdasarkan Tabel 6 penilaian peserta PPG SM-3T terhadap manfaat program PPG menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh selama pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA, khususnya bagi pengebangan kompetensi pedagogik, anatara lain : menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilain, dan pemanfaatan penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Menurut penilaian peserta PPG Program PPG dapat melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, rpp, dll) mempunyai skor tertinggi yaitu 73. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG membantu peserta untuk meningkatkan kemampuan mengajar mempunyai skor 72. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta membuat bahan ajar dan LKS mempunyai skor 72. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan model pembelajaran yang variatif mempunyai skor 69. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif mempunyai skor 69. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik mempunyai skor 68. Tabel 6 Penilaian Manfaat PPG PILIHAN JAWABAN No
13
14
15
Pernyataan
Membantu peserta menguasai prinsip pembelajara n mendidik Melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajara n (Silabus, rpp, dll) Memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunaka n model pembelajara n yang variatif
Sangat Setuju (4)
Setuju (3)
Kurang Setuju (2)
f
%
f
%
f
%
13
68,42 %
4
21,05 %
2
10,53 %
16
84,21 %
3
15,79 %
13
68,42 %
5
26,32 %
Tidak Setuju (1) f %
Skor
68
73
1
5,26 %
69
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
16
17
18
19
20
29
30
31
32
Memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunaka n metode pembelajara n yang variatif Membantu peserta untuk meningkatka n kemampuan mengajar Melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjuta n pada proses pembelajara n siswa Memberikan kompetensi pada peserta untuk mengukur ketercapaian pembelajara n siswa Melatih peserta melakukan perbaikan pembelajara n melalui PTK (Penelitian Tindakakn Kelas) Melatih peserta membuat bahan ajar dan LKS Melatih peserta memanfaatk an media pembelajara n yang inovatif Melatih peserta untuk mampu menyusun perangkat evaluasi Melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjuta n pada hasil pembelajara n siswa
Jumlah Rata – rata Kriteria
13
68,42 %
5
26,32 %
1
5,26 %
69
15
78,95 %
4
21,05 %
12
63,16 %
5
21,32 %
2
10,53 %
67
9
47,37 %
9
47,37 %
1
5,26 %
65
9
47,37 %
7
36,84 %
3
15,79 %
63
15
78,95 %
4
21,05 %
72
6
31,58 %
13
68,42 %
63
3
15,79 %
15
78,95 %
1
5,26 %
59
5
26,32 %
12
63,16%
2
10,53 %
60
72
800 67 Baik
Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada proses pembelajaran siswa mempunyai skor 67. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG memberikan kompetensi pada peserta untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa mempunyai skor 65. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakakn Kelas) mempunyai skor 63. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif mempunyai skor 63. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada hasil pembelajaran siswa mempunyai skor 60. Penilaian peserta PPG terhadap Program PPG melatih peserta untuk mampu menyusun perangkat evaluasi mempunyai skor 59. Berdasarkan Tabel 4.4 terdapat 13 responden sangat setuju bahwa program PPG membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik (68,42%), 4
responden setuju bahwa program PPG membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik (21,05%), sedangkan 2 responden kurang setuju bahwa program PPG membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik (10,53%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 16 responden sangat setuju bahwa program PPG dapat melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, rpp, dll) (84,21%), dan 3 responden setuju bahwa program PPG dapat melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajaran (Silabus, rpp, dll) (15,79%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 13 responden sangat setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan model pembelajaran yang variatif (68,42%), 5 responden setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan model pembelajaran yang variatif (26,32%), sedangkan 1 responden kurang setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan model pembelajaran yang variatif (5,26%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 13 responden sangat setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif (68,42%), 5 responden setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif (26,32%), sedangkan 1 responden kurang setuju dengan pernyataan program PPG memberikan pembekalan pada peserta untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif (5,26%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 15 responden sangat setuju bahwa program PPG membantu peserta untuk meningkatkan kemampuan mengajar (78,95%), dan 4 responden setuju bahwa program PPG membantu peserta untuk meningkatkan kemampuan mengajar (21,05%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 12 responden sangat setuju bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada proses pembelajaran siswa (63,16%), 5 responden setuju bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada proses pembelajaran siswa (26,32%), sedangkan 2 responden kurang bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada proses pembelajaran siswa (10,53%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 9 responden sangat setuju dengan pernyataan bahwa program PPG memberikan kompetensi pada peserta untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa (47,37%), 9 responden setuju dengan pernyataan bahwa program PPG memberikan kompetensi pada peserta untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa (47,37%), sedangkan 1 responden kurang setuju dengan pernyataan bahwa program PPG memberikan kompetensi pada peserta untuk mengukur ketercapaian pembelajaran siswa (5,26%).
419
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
Berdasarkan Tabel 6 terdapat 9 responden sangat1. setuju dengan pernyataan program PPG melatih peserta melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakakn Kelas) (47,37%), 7 responden setuju dengan pernyataan program PPG melatih peserta melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakakn Kelas) (36,84%), sedangkan 3 responden kurang setuju dengan pernyataan program PPG melatih peserta melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakakn Kelas) (15,79%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 15 responden sangat setuju bahwa program PPG melatih peserta membuat bahan ajar dan LKS (78,95%), dan 4 responden setuju bahwa program PPG melatih peserta membuat bahan ajar dan LKS (21,05%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 6 responden sangat setuju bahwa program PPG melatih peserta memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif (31,58 %), dan 13 responden setuju bahwa program PPG melatih peserta memanfaatkan media pembelajaran yang inovatif (68,42%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 3 responden sangat setuju bahwa program PPG melatih peserta untuk mampu menyusun perangkat evaluasi (15,79 %), 15 responden setuju bahwa program PPG melatih peserta untuk mampu menyusun perangkat evaluasi (78,95%), sedangkan 1 responden kurang setuju bahwa program PPG melatih peserta untuk mampu menyusun perangkat evaluasi (5,26%). Berdasarkan Tabel 6 terdapat 5 responden sangat setuju dengan pernyatan bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada hasil pembelajaran siswa (26,32 %), 12 responden setuju dengan pernyatan bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada hasil pembelajaran siswa (63,16%), sedangkan 2 responden kurang setuju dengan pernyatan bahwa program PPG melatih peserta untuk melakukan penilaian berkelanjutan pada hasil pembelajaran siswa (10,53%). Berdasarkan beberapa sub indikator di atas, penilaian peserta terhadap manfaat program PPG sangat banyak. Program PPG benar-benar memberikan manfaat pada peserta PPG terutama pada pengembangan perangkat pembelajaran serta media pembelajaran, karena pada perkuliahan sebelumnya hanya mendapatkan ilmu tentang pendidikan dan pembelajaran sangat minim, berbeda pada perkuliahan PPG yang sangat bermanfaat terutama pada kompetensi pedagogik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara salah satu peserta PPG Abdul Hamid selaku Lurah PPG UNESA tahun 2013, bahwa manfaat yang diperoleh pada perkuliahan PPG ini sangat banyak diantaranya lebih bisa mendalami tentang system pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan kurikulum, meskipun masih banyak kekurangan yang perlu diasah, mungkin dengan pengalaman ketika sudah menjadi guru nanti, kemudian dapat mencapai tujuan untuk menjadi guru yag professional. Manfaat lainnya yaitu selama pelaksanaaan PPG dapat membuat RPP dengan mengetahui ranah kognitif, afektif, karakter, dan keterampilan sosialnya.
Penilaian Keseluruhan Penilaian peserta terhadap pelaksanaan program PPG meliputi, materi perkuliahan, keterlibatan dosen, prasaranadan dan sarana, dan manfaat PPG dapat diperhatikan pada tabel dibawah ini: Tabel 7 Penilaian keseluruhan No 1 2 3 4
Aspek Materi Perkuliahan Keterlibatan dosen Prasarana dan sarana Manfaat PPG Jumlah Rata - rata
SKOR 59
Kriteria Kurang baik
64
Baik
47
Kurang baik Baik
67 237 59
Kurang baik
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa penilalian peserta terhadap pelaksanaan program PPG tergolong kurang baik dengan skor rata-rata 59. Materi perkuliahan PPG telah disampaikan secara lengkap dan mendalam serta bersifat kontekstual membahas secara tuntas tentang pembuatan dan pengembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, pengembangan materi, media pembelajaran, dan assessment setiap harinya sebagai bekal ketika peer teaching. Materi perkuliahan yang diberikan pada PPG juga sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sesuai dengan kurikulum, namun skor yang diperoleh pada penilaian terhadap materi perkuliahan tergolong pada kriteria kkurang baik Keterlibatan dosen dalam workshop dan peerteaching sudah sangat baik karena dalam program PPG dosen hadir tepat waktu pada perkuliahan serta turut mebangun semangat kedisiplinan para peserta PPG, selain itu kompetensi yang dimiliki dosen terhadap materi yang disampaikan sudah baik, karena materi yang disampaikan sudah terstruktur secara sistematis dan penjelasan yang disampaikan secara jelas dan mudah dimengerti walaupun terdapat beberapa dosen yang memiliki pandangan berbeda mengenai materi yang disampaikan. Keterbukaan dosen terhadap usulan, saran, dan pertanyaan dari peserta sudah baik, karena pada perkuliahan dosen selalu memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan usulan, saran, dan pertanyaan melalui evaluasi yang dilakukan di akhir perkuliahan oleh dosen dan peserta kemudian dosen memberikan solusi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan peserta tujuannya yakni untuk melakukan perbaikan kualitas dan refleksi dikarenakan pelaksanaan PPG tahun 2013 merupakan angkatan pertama, dan skor yang diperoleh pada penilaian tehadap keterlibatan dosen tergolong pada kriteria baik. Prasarana dan sarana pada pelaksanaan program PPG sudah memadai karena pada perkuliahan PPG selalu menggunakan teknologi informasi seperti leaptop, dan LCD. Selain itu pada proses pembelajaran tiap peserta menggunakan laptop masing-masing tujuannya agar penggunaan sumber belajar pada proses pembelajaran menggunakan laptop dan LCD dapat membantu dosen dalam menyampaikan materi dan peserta memahami
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
materi. Namun juga terdapat beberapa prasarana dan sarana yang belum memadai yakni, bahan ajar pada perkuliahan tidak lengkap dengan alasan tidak terdapat perpustakaan, sehingga tidak dapat membantu peserta dalam menyelesaikan tugas dan memahami materi melalui bahan ajar. Peserta hanya mendapat bahan ajar dari dosen berupa soft file sehingga ketersediaan bahan ajar sangat terbatas, dan skor yang diperoleh pada penilaian tehadap keterlibatan dosen tergolong pada kriteria kurang baik. Manfaat PPG sangat banyak, diantaranya dapat membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik melalui pemahaman peserta mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik . PPG juga melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, dll. PPG juga memberikan pembekalan pada peserta untuk mampu menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif serta melakukan penilaian dihasi pembelajaran, dan skor yang diperoleh pada penilaian tehadap keterlibatan dosen tergolong pada kriteria baik. Komponen context dalam penelitian ini adalah, peserta melakukan penilaian terhadap kesesuaian materi perkuliahan dengan kebutuhan sekolah. Struktur kurikulum program PPG, masukan calon peserta SM-3T adalah mereka yang memiliki kualifikasi akademik sarjana pendidikan yang sesuai dengan program PPGnya, maka struktur kurikulum PPG SM-3T adalah workshop pengemasan/pengembangan perangkat pembelajaran yang diawali dengan penguatan substansi materi yang akan diajarkan, disertai dengan peer teaching dan microteaching, dan dilanjutkan dengan PPL. Penilaian peserta terhadap materi perkuliahan terdiri atas beberapa sub indikator. Sub indikator Kelengkapan dan kedalaman materi termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator penyampaian materi secara kontekstual termasuk dalam kategori ”kurang baik”, sub indikator materi yang disampaikan mengenai pembelajaran yang inovatif termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator materi yang disampaikan mengenai perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta didik termasuk dalam kategori ”kurang baik”. Berdasarkan hasil wawancara, penilaian peserta terhadap materi perkuliahan menyatakan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, konsep-konsep diperoleh melalui pengalaman dan kenyataan yang ada di lingkungan sehari-hari jadi tidak hanya secara konseptual namun juga lebih kepada kontekstual. Selain itu materi perkuliahan pada program PPG lebih banyak mengenai penerapan pembelajaran yang inovatif. Materi perkuliahan PPG disampaikan secara lengkap dan mendalam serta bersifat kontekstual membahas secara tuntas tentang pembuatan dan pengembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, pengembangan materi, media pembelajaran, dan assessment setiap harinya sebagai bekal ketika peer teaching. Materi perkuliahan yang diberikan pada PPG juga sudah sesuai dengan kebutuhan sekolah dan sesuai dengan kurikulum. Pada perkuliahan PPG peserta mendapatkan beberapa materi yang bersifat kontekstual membahas
secara tuntas tentang pembuatan dan pengembangan perangkat pembelajaran seperti RPP, silabus, pengembangan materi, media pembelajaran, dan assessment. Hal tersebut sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam proses pembelajaran selain microteaching, guru harus mampu mengembangkan perangkat dan media pembelajaran yang variatif dan bersifat kontekstual. Serta mampu menggali potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Komponen input dalam penelitian ini yang akan dilakukan penilaian adalah prasarana dan sarana. Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai tentunya akan sangat membantu dalam pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA tahun 2013. Prasarana yang dimaksud antara lain: tersedianya gedung (ruang kelas), perpustakaan atau taman baca, dan media lainnya. Sarana yang dimaksud adalah adalah semua alat yang digunakan dan dibutuhkan untuk praktik mengajar, antara lain leptop dan LCD. Penilaian peserta terhadap prasarana dan sarana terdiri dari beberapa sub indikator. Sub indikator ruang kelas yang layak untuk proses belajar mengajar termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator ketersedian perpustakaan/taman baca termasuk dalam kategori ”tidak baik”, sub indikator ketersediaan buku/bahan ajar termasuk dalam kategori ”tidak baik”, sub indikator manfaat bahan ajar termasuk dalam kategori ”kurang baik”, sub indikator kualitas bahan ajar termasuk dalam kategori ”kurang baik”, sub indikator proses pembelajaran menggunakan multimedia termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator memanfaatkan teknologi informasi termasuk dalam kategori ”baik”. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta PPG prodi PPKn yang berasal dari Universitas negeri Malang, penilaian peserta terhadap prasarana dan sarana pada program PPG salah satunya pada perkuliahan PPG selalu menggunakan teknologi informasi seperti leaptop, dan LCD. Selain itu pada proses pembelajaran tiap peserta menggunakan laptop masing-masing tujuannya agar penggunaan sumber belajar pada proses pembelajaran menggunakan laptop dan LCD dapat membantu dosen dalam menyampaikan materi dan peserta memahami materi. Namun juga terdapat beberapa prasarana dan sarana yang belum memadai yakni, bahan ajar pada perkuliahan tidak lengkap dengan alasan tidak terdapat perpustakaan, sehingga tidak dapat membantu peserta dalam menyelesaikan tugas dan memahami materi melalui bahan ajar. Peserta hanya mendapat bahan ajar dari dosen berupa soft file sehingga ketersediaan bahan ajar sangat terbatas. Beberapa prasarana dan sarana pada program PPG sudah baik, namun terdapat beberapa prasarana dan sarana yang belum memadai. Kelayakan gedung secara keseluruhan belum dapat dijadikan tempat sebagai proses pembelajaran berlangsung namun ruang kelas sudah memadai untuk dijadikan sebagai tempat pembelajaran, gedung lainnya seperti perpustakaan/taman baca, ruang kesehatan, dan ruang ibadah masih membutuhkan perbaikan agar benar-benar layak untuk dijadikan tempat kegiatan peserta PPG SM-3T. hal ini sesuai dengan hasil wawancara salah satu peserta PPG prodi PPKn Sani Winanti dari Universitas Negeri 421
Kajian Moral dan Kewarganegaraan Nomor 1 Volume 3 Tahun 2013
Malang, bahwa prasarana dan sarana pada PPG tahun 2013 ini belum memadai tapi mungkin sedikit demi sedikit sudah mulai tertata dan dibenahi karena ini juga merupakan angkatan pertama, jadi istilahnya percobaan. Ketika program PPG sudah mulai dilaksanakan gedung belum siap akhirnya mengganggu kesehatan peserta ketika menghirup udara yang penuh debu dari bangunan. Jadi ruang kesehatan memang sangat dibutuhkan. Selebihnya seperti perpustakaan saat ini sedikit demi sedikit sudah dirintis, seperti buku-buku juga sudah ada namun tempat belum siap, apabila membutuhkan referensi harus datang pada jurusan masing-masing dan alternative lainnya itu sumber lain itu dari internet. Komponen process dalam penelitian ini yang akan dilakukan penilaian meliputi: media, dan metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar pada program PPG SM-3T, serta keterlibatan dosen pada proses pembelajaran. Model dan metode yang digunakan dosen juga sangat berpengaruh karena dapat mempermudah peserta dalam proses perkuliahan PPG. Standar yang harus dimiliki oleh dosen selaku fasilitator pada program PPG yakni memiliki cara-cara untuk meyakinkan diri sendiri bahwa staf yang terlibat dalam perkuliahan memenuhi kualifikasi dan kompeten, diantaranya kedisiplinan dosen, kompetensi dosen pada tiap pembelajaran, dan keterbukaan dosen terhadap usulan, kritik, dan saran dari peserta PPG yang dierikan pada saat akhir pembelajaran atau biasa dengan kegiatan evaluasi. Penilaian peserta terhadap keterlibatan dosen terdiri dari beberapa sub indikator. Sub indikator Kehadiran dosen pada perkuliahan termasuk dalam kategori ”kurang baik”, sub indikator dosen selalu membuat laporan data hadir peserta termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator penguasaan dosen terhadap materi yang disampaikan termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator dosen menggunakan media pada proses belajar mengajar termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator penggunaan metode pembelajaran yang variatif termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator dosen selalu menerima saran dari peserta termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator dosen selalu melakukan evaluasi termasuk dalam kategori ”baik”. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta PPG prodi PPKn yang berasal dari Universitas negeri Surabaya, penilaian peserta terhadap keterlibatan dosen pada program PPG sangat banyak manfaatnya untuk mencapai tujuan program PPG maka dibutuhkan sumber daya diantaranya dosen. Pada program PPG keterlibatan dosen sudah cukup baik dengan disesuaikan materi dengan kompetensi dosen sesuai dengan bidangnya, misalnya hari ini materi tentang pemanfaatan media pembelajar siswa yang nantinya diterapkan disekolah, kemudian besok materi tentang evaluasi pelajaran yaitu melakukan penilaian pada akhir da proses pembelajaran itu semua sudah sesuai dengan dosen dalam bidangnya, sehingga para peserta tidak merasa kesukaran bila memahami dosen satu dengan yang lainnya karena tiap dosen telah menyampaikan pada peserta PPG sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaan program PPG dosen hadir tepat waktu pada perkuliahan serta turut
mebangun semangat kedisiplinan para peserta PPG, selain itu kompetensi yang dimiliki dosen terhadap materi yang disampaikan sudah baik, karena materi yang disampaikan sudah terstruktur secara sistematis dan penjelasan yang disampaikan secara jelas dan mudah dimengerti walaupun terdapat beberapa dosen yang memiliki pandangan berbeda mengenai materi yang disampaikan. Keterbukaan dosen terhadap usulan, saran, dan pertanyaan dari peserta sudah baik, karena pada perkuliahan dosen selalu memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan usulan, saran, dan pertanyaan melalui evaluasi yang dilakukan di akhir perkuliahan oleh dosen dan peserta kemudian dosen memberikan solusi atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan peserta tujuannya yakni untuk melakukan perbaikan kualitas dan refleksi dikarenakan pelaksanaan PPG tahun 2013 merupakan angkatan pertama. Komponen product dalam penelitian ini yang akan dilakukan penilaian oleh peserta PPG adalah hasil yang diperoleh selama pelaksanaan program PPG SM-3T UNESA, khususnya bagi pengembangan kompetensi pedagogik, anatara lain : menguasai prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilain, dan pemanfaatan penilaian untuk perbaikan pembelajaran. Penilaian peserta terhadap manfaat PPG terdiri dari beberapa sub indikator. Sub indikator penguasaan terhadap prinsip pembelajaran yang mendidik termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator kemampuan meningkatkan motivasi belajar peserta didik termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator menyusun perangkat pembelajaran termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator membuat rancangan bahan ajar dan LKS termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator memanfaatkan media pembelajaran termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator mampu menerapkan metode pembelajaran yang variatif termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator mampu menerapkan model pembelajaran yang variatif termasuk dalam kategori ”baik”, sub indikator mampu menyusun perangkat evaluasi termasuk dalam kategori ”kurang baik”, sub indikator melatih melakuan penilaian berkelanjutan pada proses pembelajaran termasuk dalam kategori ”baik”, sub indicator mengukur ketercapaian pembelajaran peserta didik termasuk dalam kategori ”baik”, sub indicator mampu melakukan penelitian tindakan kelas termasuk dalam kategori ”baik”. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta PPG prodi PPKn, penilaian peserta terhadap manfaat PPG khususnya bagi pengembangan kompetensi pedagogik diantaranya dapat membantu peserta menguasai prinsip pembelajaran mendidik melalui pemahaman peserta mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik . PPG juga melatih kemampuan peserta menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, dan silabus dengan mengetahui ranah kognitif, afektif, karakter, dan keterampilan sosialnya. PPG juga memberikan pembekalan pada peserta untuk mampu menggunakan model dan metode pembelajaran yang variatif serta melakukan penilaian dihasi pembelajaran. Program PPG benar-benar memberikan manfaat pada peserta PPG
Penilaian Peserta PPG terhadap Pelaksanaan Program PPG UNESA Tahun 2013
terutama pada pengembangan perangkat pembelajaran serta media pembelajaran, karena pada perkuliahan sebelumnya hanya mendapatkan ilmu tentang pendidikan dan pembelajaran sangat minim, berbeda pada perkuliahan PPG yang sangat bermanfaat terutama pada kompetensi pedagogik. Manfaat yang diperoleh pada perkuliahan PPG ini sangat banyak diantaranya lebih bisa mendalami tentang system pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan kurikulum, meskipun masih banyak kekurangan yang perlu diasah, mungkin dengan pengalaman ketika sudah menjadi guru nanti, kemudian dapat mencapai tujuan untuk menjadi guru yang professional.
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian . Bandung : Alfabeta Peraturan Pemerintah RI No.74 tahun 2008 tentang guru, Jakarta:Depdiknas Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. 2009. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, cetakan ketiga. Jakarta: Bumi Aksara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 2006, Bandung : Citra Umbara Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2006, Jakarta : Sinar Grafika
PENUTUP
Sumber-Sumber dari Internet : http://edukasi.kompasiana.com/2013/02/09/smart-schooldan-paradigma-baru-program-sm3t-532781.html Naskah Akademik PPG http:subditppk_dit.ketanagaan diakses pada tanggal 5 Januari 2013 Panduan PPG http:subditppk_dit.ketanagaan diakses pada tanggal 5 Januari 2013 http://kamaruzamanmoidunny.blogspot.com/2013/01/artik el-14-penilaian-program-tinjauan.html
Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian tentang Penilaian peserta PPG SM-3T Prodi PPKn UNESA terhadap pelaksanaan program PPG tahun 2013 yang meliputi Context, Input, Process , dan Product. Dapat dijabarkan pada pelaksanaan program PPG antara lain : materi perkuliahan, prasarana dan sarana, keterlibatan dosen, dan manfaat PPG. Menurut peserta PPG SM-3T UNESA pelaksanaan program PPG tahun 2013 secara keseluruhan tergolong pada kategori baik, namun peserta juga memberikan penilaian terkait dengan prasarana dan sarana pada perkuliahan PPG seperti perpustakaan/taman baca, ruang kesehatan dan ibadah masih belum memadai. Penilaian peserta PPG SM-3T UNESA terhadap pelaksanaan program PPG tahun 2013 tergolong pada kriteria kurang baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan pada pihak pelaksana program PPG UNESA hendaknya memberikan fasilitas belajar yang baik, seperti bahan ajar (referensi), dan kelayakan gedung pembelajaran agar peserta dapat memanfaatkannya untuk mencapai tujuan program PPG. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Direktorat Ketenagaan Ditjen Pendidikan Tinggi, 2008 Draf naskah Akademik Program Pendidikan Profesi Guru, Jakarta Kemendikbud. 2013. Panduan program pendidikan profesi guru prajabatan pasca program SM3T.Jakarta Maizul, Siti. 2012. “Respon Mahasiswa Prodi Kependidikan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya (FISUNESA) TerhadapProgram Pendidikan Profesi Guru (PPG)” Mulyatiningsih, Endang. 2011. Pengantar Evaluasi Program, Edisi Kedua.Yogyakarta : Gajah MadaUniversity Press Nurlaela Luthfiyah. 2013. Pendidikan profesi guru jalan menuju guru professional. Majalah unesa nomor:57 tahun XIV.pp:29 dan 30.
423