PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM)
ASRI BULIYANSIH E 14201020
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
63
RINGKASAN
Asri Buliyansih. E14201020. Penilaian Dampak Kebakaran Terhadap Sifat Biologi Tanah dengan Metode Forest Health Monitoring (FHM). Di bawah bimbingan Dr. Ir. Lailan Syaufina,M.Sc dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda,M.Si. Kebakaran hutan merupakan peristiwa yang telah berulangkali terjadi di Indonesia dan sampai saat ini belum tertanggulangi dengan baik. Frekuensi dan luasan hutan yang terbakar cenderung meningkat. Pada tahun 1998 luasan hutan yang terbakar mencapai angka 10 juta ha. Salah satu penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah penggunaan api dalam penyiapan lahan terutama untuk pertanian. Salah satu dampak kebakaran hutan yang terjadi adalah kerusakan tanah sebagai habitat bagi makhluk hidup di hutan. Binatang tanah merupakan organisme yang hidup di tanah dan sangat dipengaruhi oleh kondisi tanahnya, sehingga kebakaran hutan akan sangat berdampak terhadap binatang tanah. Dampak kebakaran hutan terhadap binatang tanah dapat berupa berkurang, hilang atau bertambahnya jenis binatang tanah. Untuk mengetahui dampak kebakaran hutan terutama terhadap binatang tanah
dapat
dilakukan
pemantauan
terhadap
kesehatan
hutan
dengan
menggunakan metode Forest Health Monitoring (FHM). Adanya FHM diharapkan informasi yang akurat tentang biodiversitas binatang tanah setelah terbakar dapat diperoleh, sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengelolaan hutan bekas terbakar tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) menunjukkan bahwa pada plot terbakar terdapat 1018 individu dari 14 ordo dan 23 famili yang didominasi oleh Formicidae (semut) dan Lumbricidae (cacing tanah). Pada plot tidak terbakar terdapat 672 individu dari 17 ordo dan 30 famili yang didominasi oleh Lumbricidae. Hal ini menunjukkan bahwa kebakaran di HPGW ini menyebabkan penurunan jumlah famili sebesar 23.33%, penurunan jumlah ordo sebesar 17,65% dan kenaikan jumlah individu sebesar 51,49%.
64
Analisis nilai kelimpahan, Richness, Diversity dan Evenness Indices rata-rata pada kedua plot untuk tanah dan serasah menunjukkan bahwa richness index antara kedua plot berbeda nyata, dan Evenness index untuk serasah pada kedua plot berbeda sangat nyata, sementara nilai rata-rata indeks lainnya tidak berbeda nyata. Nilai Richness rata-rata dan Evenness indices pada plot tidak terbakar lebih besar daripada plot terbakar. Hal ini merupakan dampak kebakaran yang menyebabkan hilangnya beberapa famili/ordo akibat pemanasan pada tanah dan serasah yang mematikan makrofauna tanah dan merusak habitat hidupnya. Kebakaran hutan yang terjadi termasuk fire low severity terlihat dari kondisi tegkan yang cukup baik. Berdasarkan definisi hutan yang sehat maka secara umum tegakan hutan bekas terbakar masih dapat menjalankan fungsinya sehingga dapat dikatakan sehat.
65
PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM)
Skripsi Sebagai Salah satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
ASRI BULIYANSIH E 14201020
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
66
LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian
: Penilaian Dampak Kebakaran Terhadap Makrofauna Tanah Dengan Metode Forest Health Monitoring
(
FHM ) Nama mahasiswa
: Asri Buliyansih
Nomor Pokok
: E14201020
Menyetujui : Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr.Ir.Lailan Syaufina, M.Sc
Dr.Ir.Noor Farikhah Haneda, M.Si
NIP. 131849392
NIP. 131902368
Mengetahui : Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS NIP. 131430799
Tanggal Lulus :
67
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Muara Kibul, Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin, Propinsi Jambi pada tanggal 04Oktober 1983 yang merupakan anak pertama dari pasangan Ahmad Sigli dan Rabiah. Penulis menyelesaikan sekolah Dasar (SD) di SD Negeri No.23 Rantau Panjang pada tahun 1995, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri No.883 Rantau Panjang pada tahun 1998 dan Sekolah Menengah Umum (SMU) di SMU Negeri 1 Kotamadya Jambi pada tahun 2001. Penulis
diterima
menjadi
mahasiswa
Fakultas
kehutanan,
Departemen Manajemen Hutan dengan Program Studi Budidaya Hutan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001 melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB ( USMI ). Selama menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan, penulis aktif di beberapa organisasi seperti Dewan Keluarga Mushola (DKM) Al Hurriyyah, DKM Ibaadurrahmaan, dan Forest Student Management Club (FMSC). Selain itu, penulis juga pernah menjadi Senior Residence (SR) di Asrama Putri Tingkat Persiapan Bersama (TPB) - IPB. Saat ini penulis merupakan mahasiswa tingkat akhir Departemen Manajemen Hutan, program studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB dan skripsi ini merupakan tugas akhir yang dibuat penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan (S.Hut) di Fakultas Kehutanan IPB.
68
KATA PENGANTAR Kebakaran hutan dan lahan yang semakin meningkat beberapa waktu belakangan ini telah menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya. Dampak yang terlihat jelas adalah terhadap ekosistem pada hutan dan lahan yang terbakar. Terpengaruhnya kondisi ekosistem ini juga menyebabkan perubahan terhadap makhluk hidup seperti binatang tanah yang ada pada areal terbakar tersebut. Penelitian yang berjudul “Penilaian Dampak Kebakaran Terhadap sifat Biologi Tanah Dengan Metode Forest Health Monitoring ( FHM )” ini dilakukan di areal hutan bekas terbakar di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan data yang akurat dan terbaru tentang kondisi hutan bekas terbakar terutama kondisi biologi tanahnya serta monitoring terhadap kesehatan hutannya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang aktual dan berguna dalam perencanaan pengelolaan hutan khususnya di HPGW sendiri dan sebagai masukan bagi pengelolaan hutan bekas terbakar di Indonesia. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi yang membacanya dan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian yang serupa.
Penulis
69
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi kemudahan sehingga penulisan skripsi sebagai syarat kelulusan ini bisa selesai dengan baik. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung saya, oleh karena itu saya ucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua saya (Amak dan Ayah), adik-adik saya (Abang, Dodi dan Juli) serta seluruh keluarga yang telah memberikan semangat dan dorongannya pada saya 2. Dr.Ir. Lailan Syaufina, M.Sc dan Dr. Ir. Noor Farikhah Haneda,M.Si atas bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 3. Penguji ujian komprehensif saya, Lina Karlinasari, S.Hut, M.Sc wakil dari Departemen Hasil Hutan dan Ir. Rachmad Hermawan, M.ScF wakil
dari
Departemen
Konservasi
Sumberdaya
Hutan
dan
Ekowisata 4. Pihak Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. Pak Wardana, Bu Ely, dan Bu Atikah atas semua bantuan dan kemudahan peminjaman peralatan penelitian. 5. Teman-teman satu bimbingan, BDH 38 dan khususnya saudarisaudariku yang dipertemukan karena Allah atas semua dukungan dan bantuannya. 6.
Keluarga besar DKM Ibaadurrahmaan yang telah memberikan perhatian dan rasa kekeluargaan yang begitu mandalam, semoga ukhuwah kita tetap terjaga.
70
7. Teman-teman seperjuangan di Wisma Arofah yang telah banyak menghibur dan memberikan motivasi serta kenyamanan sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar. 8. Proyek Penelitian Hibah Bersaing XII, Dirjen DIKTI, DEPDIKNAS, atas dukungan finansialnya pada sebagian dari penelitian ini Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya.
71
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................................i DAFTAR TABEL ................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................v I. PENDAHULUAN ............................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................1 B.Tujuan ..........................................................................................................3 II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................4 A. Kebakaran Hutan .......................................................................................4 B. Sifat Biologi Tanah......................................................................................7 C. Dampak Kebakaran....................................................................................11 D. Forest Health Monitoring ( FHM ).............................................................19 III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................23 A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................................23 B. Bahan dan Alat .........................................................................................23 C. Metode Penelitian .....................................................................................23 V. KONDISI UMUM LOKASI ...........................................................................32 A. Letak dan Luas ..........................................................................................32 B. Geologi dan Tanah.....................................................................................33 C. Topografi....................................................................................................34 D. Iklim dan Curah Hujan.............................................................................34 E. Flora dan Fauna.........................................................................................36 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................37 A. Kejadian Kebakaran .................................................................................37 B. Analisis Sifat Fisik Tanah..........................................................................38 C. Dampak Kebakaran Terhadap Makrofauna tanah .................................39
72
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................59 A. Kesimpulan ................................................................................................59 B. Saran .........................................................................................................60 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61 LAMPIRAN .........................................................................................................63
DAFTAR TABEL
73
No
halaman
1.
Aktivitas masing-masing biota tanah dalam
.
siklus nutrien dan pembentukan struktur tanah....................... ........11
2.
Kelas tekstur tanah dengan metode rabaan ......................................27
3.
Data curah hujan dan hari hujan rata-rata tahun 2000 – 2002 . ........36
4.
Data curah hujan dan hari hujan rata-rata tahun 2003 – 2005 . ........36
5.
Analisis tanah dan suhu ......................................................... ........39
6.
Parameter yang berpengaruh terhadap makrofauna tanah ...... ........40
7.
Kelimpahan makrofauna tanah pada plot pengamatan ............ ........41
8.
Kelimpahan makrofauna tanah pada serasah .......................... ........45
DAFTAR GAMBAR
74
No
halaman
1.
Segitiga api...........................................................................................4
2.
Bentuk klaster FHM (USDA Forest Servis, 1997 dalam Supriyanto et al, 2001) ..............................................................30
3.
Ekstraksi makrofauna tanah dengan metode corong Barlese .................31
4.
Kelimpahan Makrofauna tanah .............................................................42
5.
Kelimpahan Makrofauna tanah Pada Serasah........................................46
6.
Nilai Kelimpahan Rata-rata Makrofauna tanah .....................................48
7.
Nilai Richness Index Rata-rata Makrofauna tanah ................................51
8.
Nilai Diversity Index Rata-rata Makrofauna tanah ................................53
9.
Nilai Evenness Index Rata-rata Makrofauna tanah................................57
10. Kelimpahan Makrofauna Tanah pada Masing-Masing Plot ...................58
75
DAFTAR LAMPIRAN No
halaman
1. ..........................................................................................................Reka pitulasi Makrofauna tanah..................................................................63 2. ..........................................................................................................Data Analisis Makrofauna tanah ................................................................65 3. ..........................................................................................................Data Analisis Uji T ....................................................................................73 4. ..........................................................................................................Gam bar-gambar Makrofauna tanah ...........................................................77
76
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Kebakaran hutan dan lahan bukanlah suatu hal yang baru terjadi di hutanhutan di Indonesia. Bukti ilmiah pendataan karbon radioaktif dari endapan arang di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa kawasan dataran rendah telah berulangkali terbakar paling sedikit 17.500 tahun yang lalu, selama beberapa periode kemarau yang berkepanjangan, yang merupakan ciri utama periode glasial kuarter (Goldammer, 1990) dalam (FWI, 2001). Tetapi, kebakaran yang terjadi tentu saja berbeda dengan kebakaran hutan saat ini. Penggunaan api secara intensif terutama dalam kegiatan konversi lahan menyebabkan semakin meluasnya kebakaran yang terjadi di Indonesia. Sejak November 1982-April 1983, Agustus 1990, Juni-Oktober 1991, AgustusOktober 1994 dan September-November 1997 ( Februari-Mei 1998 ) kebakaran hutan dan lahan semakin luas dan menyebar. Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan dampak seperti gangguan kesehatan, tercemarnya lingkungan, terganggunya aktivitas ekonomi serta hilangnya biodiversiti. Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi pada tahun 1997/1998 (data World Bank, 2001) disebabkan oleh konversi lahan dalam skala besar (34%), perladangan berpindah (25%), pertanian menetap (17%), konflik sosial dengan masyarakat setempat (14%), transmigrasi (8%) dan penyebab alami (1%). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa peluang terjadinya kebakaran hutan dan lahan sangat besar karena sebagian besar masyarakat Indonesia sangat tergantung pada pertanian dan cara paling mudah dalam penyiapan lahannya adalah dengan menggunakan api. Selain itu pembukaan lahan dalam skala besar dengan menggunakan api untuk penyiapan lahan masih berlangsung seperti pembukaan lahan untuk kebun kelapa sawit. Di atas telah disebutkan beberapa dampak dari kebakaran hutan dan lahan itu sendiri. Salah satu kerusakan yang terjadi adalah hilangnya biodiversiti dan rusaknya habitat makhluk hidup. Kerusakan tanah merupakan contoh kerusakan habitat yang terjadi. Hal ini berdampak pada keberadaan makhluk hidup di permukaan ataupun di bawah permukaan tanah. Kebakaran permukaan menyebabkan hilangnya vegetasi yang menutupi tanah, jika suhu yang dihasilkan tinggi atau cukup tinggi untuk memanaskan tanah sampai ke bawah permukaannya dalam jangka waktu tertentu maka akan sangat berpengaruh pada sifat biologi tanah khususnya organisme tanah seperti serangga tanahnya. Suhu kebakaran yang melebihi suhu letal serangga-
77
serangga tanah tersebut akan menyebabkan kematian. Hal ini dapat menyebabkan berkurang atau bahkan menghilangkan jenis-jenis serangga tanah tertentu. Hilangnya serangga-serangga tanah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem. Manfaat serangga-serangga tanah seperti pendekomposisi bahan organik, berperan dalam siklus nitrogen termasuk mineralisasi, denitrifikasi dan fiksasi N serta pengambilan nutrien seperti simbiosis mikoriza dengan akar tumbuhan yang membantu pengambilan P dan nutrien yang lain (DeBano et al.1998). Jika serangga-serangga tanah ini terganggu sehingga berkurang atau hilang maka manfaat-manfaatnya pun akan hilang dan akan berdampak terhadap vegetasi sendiri. Dampak pada vegetasi hutan yaitu terganggunya siklus hara sehingga tidak dapat tumbuh secara optimal, sehingga menyebabkan kerusakan hutan. Hal tersebut menunjukan adanya hubungan antara terganggunya organisme tanah dengan kerusakan hutan. Untuk mengetahui sejauh mana gangguan yang terjadi terhadap hutan maka perlu ada monitoring terhadap kesehatan hutan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan Forest Health Monitoring ( FHM ) dengan kerusakan terhadap sifat biologi tanah (organismeorganisme tanah) sebagai salah satu indikator kesehatan hutan. Pemantauan kondisi hutan dengan metode FHM ini sangat penting untuk dilakukan terutama pada areal hutan dan lahan bekas terbakar. Sampai saat ini penelitian dengan metode FHM pada areal hutan dan lahan bekas terbakar masih sangat sedikit dilakukan terbukti dengan kurangya informasi-informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi di areal bekas terbakar tersebut, baik kondisi lahannya maupun biodiversitasnya. Hal ini sangat memprihatinkan karena tahun 1998 kebakaran hutan yang terjadi mepunyai luasan ±10 juta Ha dan belum ada pemantauan secara kontinyu terhadap kondisi hutan tersebut, apakah hutan tersebut masih dapat menjalankan fungsi-fungsinya atau tidak. Informasi-informasi tentang kondisi hutan bekas terbakar ini sangat penting untuk pengelolaan hutan selanjutnya. Pentingnya penelitian dengan metode FHM ini juga disebabkan oleh hutan-hutan Indonesia yang mempunyai kondisi ekosistem berbeda sehingga pemantauan tidak cukup dilakukan di satu daerah saja. Perbedaan ekosistem akan menyebabkan perbedaan kondisi alam, biodiversitas serta responnya terhadap kebakaran. Metode FHM ini diharapkan mampu memantau kondisi hutan dari waktu ke waktu.
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mempelajari pengaruh kebakaran hutan yang terjadi terhadap makrofauna tanah dengan metode Forest Health Monitoring ( FHM ).
78
2. Memperoleh informasi yang akurat tentang jenis-jenis organisme-organisme tanah yang hilang, berkurang atau bertambah di suatu areal akibat kebakaran yang terjadi di areal tersebut. 3. Mempelajari sifat fisik tanah (tekstur dan bulk density) yang dapat mempengaruhi keberadaan makrofauna tanah
III. TINJAUAN PUSTAKA
Kebakaran Hutan
Proses kebakaran
Kebakaran hutan adalah suatu proses pembakaran yang menyebar secara bebas, mengkonsumsi bahan bakar alami hutan seperti serasah, rumput, humus, ranting-ranting kayu mati, tiang, gulma, semak, dedaunan serta pohon-pohon (Brown and Davis, 1973). Ada 3 komponen penting untuk terjadinya kebakaran. Pertama, tersedianya bahan bakar yang mudah terbakar. Kedua, panas yang dapat meningkatkan temperatur bahan bakar sehingga mencapai titik nyala, dan ketiga
79