Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
( Wiwik Sulistiyowati )
PENGUKURAN KAPABILITAS PROSES MESIN STS 04 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA Wiwik Sulistiyowati Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
[email protected] ABSTRAK Kapasitor merupakan sebuah elemen sirkuit elektrik digunakan untuk menyimpan muatan (listrik) . Tujuan pengukuran kapabilitas proses adalah untuk mengetahui besar nilai kapabilitas proses dengan satuan sigma pada proses produksi pembuatan kapasitor di mesin STS 04. Six Sigma adalah suatu besaran (metric) yang dapat kita terjemahkan sebagai suatu proses pengukuran dengan menggunakan tools-tools statistic dan teknik untuk mengurangi cacat hingga tidak lebih dari 3,4 DPMO (Defect per Million Opportunities) atau 99,99966 persen difokuskan untuk mencapai kepuasan pelanggan. Hasil yang dapat diambil dari hasil pengukuran kapabilitas proses produksi kapasitor di STS 04 memiliki kapabilitas proses yang bagus. Tampak bahwa DPMO cukup rendah yaitu 1.340 yang dapat diinterpretasikan bahwa dari sejuta kesempatan yang ada akan terdapat 1.340 pcs produk kapasitor yang reject atau dikonversikan nilai DPMO tersebut ke nilai sigma adalah 4,44. Kata kunci : kapasitor, reject, kapabilitas proses, six sigma.
ABSTRACT Capacitance is a measure of the amount of electric charge stored for given electric potential. The purpose to measuring of capability process is to know the assissing of process capability a sigma metric on production processing of capacitance at STS 04 machine. Six sigma is a metric that a assessing process using statistic tools and to decreasing reject, and no more from 3,4 DPMO (Defect per Million Opportunities) or 99,99966 percent and focus to gain customer satisfaction. The result from the measurement process capability of capacitance production on STS 04 have good result. Shown that DPMO is 1.340, that mean from a million opportunities be found 1.340 pieces the capacitance product is reject and value of DPMO will be convertion to sigma value is 4,44. Key words : capacitance, reject, capability process, six sigma
TEKNOLOJIA Vol. 5
Page 67
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kualitas dari sebuah produk sangat mempengaruhi kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut, Kualitas sebuah kapasitor harus sesuai spesifikasi dan zero defect dari reject. Mesin STS 04, selama produksi menghasilkan reject type yang memerlukan re-work yang sangat banyak. Sehingga memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak. Terdapat dua reject type, yaitu reject ekectrical dan reject visual. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran kapabilitas proses dengan menggunakan metode six sigma dan mengetahui reject type yang paling dominan di mesin STS 04. 1.2. Perumusan Masalah Dari latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini yaitu mengukur berapa kapabilitas proses mesin STS dengan menggunakan metode Six Sigma. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Dapat mengidentifikasikan jenis waste yang terjadi di STS 04 2. Dapat mengidentifikasikan jenis waste yang sering terjadi dan dapat dilakukan prioritas perbaikan. 3. Dapat mengetahui kapabilitas proses di mesin STS 04 1.4. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Pelangamatan dilakukan pada proses produksi di mesin STS 04. 2. Metode yang digunakan untuk mengukur kapabilitas proses adalah six sigma. 1.5. Asumsi-asumsi Asumsi-asumsi yang digunakan adalah : 1. Proses produksi berjalan dengan lancer. 2. Proses produksi tidak mengalami perubahan secara signifikan.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kapasitor Kapasitor adalah merupakan sebuah elemen sirkuit elektrik digunakan untuk menyimpan muatan (listrik) secara sementara yang terdiri dari dua metalik plate yang terpisah dan insulated dari satu ke lainnya secara dialektrik. 2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan karakteristik elektrikal a. Mechanical b. Electrical
TEKNOLOJIA Vol. 5
( Wiwik Sulistiyowati )
2.1.2. Faktor utama yang menyebabkan perubahan dalam kapasitor a. Moisture b. Voltage. c. Frequency d. Temperature. 2.1.3. Type Reject pada Box Capacitoreject a. Reject Critical - Short/open circuit. - Out of Tolerance - Insulation Resistance (IR). - Dispation Factor (DF) - No Marking - Mixed Part b. Reject Major - Marking Value - Marking not dry - Epoxy low - Epoxy on lead - Damaged lead - Pitch out. - Lead length out. - Solderability problem - Forming - Bent Lead c. Reject Minor - Epoxy on Box - Box dirty - Damaged lead - Damaged box - Lead length out. - Bubbles. - Exposed Film - epoxy high - Impurities - Epoxy melt. - Crack. 2.2. Kualitas Menurut Gasper (2003 : 4) , kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi. Secara konvensional dari kualitas menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, sedangkan secara strategik bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Menurut Crosby (1979 : 58) dalam Nasution (2004), menyatakan bahwa kualitas adalah confomance to requirement, yaitu sesuai yang diisyaratkan atau distandardkan. Menurut Juran (dalam Kolarik, 1995:5) menyatakan bahwa kualitas sesuai dengan kegunaan. Deming (1982 : 176) dalam Nasution (2004), menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Menurut Feigenbaum (dalam Kolarik, 2005:5) Kualitas adalah gabungan total dari suatu produk dan jasa, dengan karakteristik dari pemasaran, teknik, produksi, dan perawatan yang mana produk dan jasa dalam penggunaannya akan menghasilkan harapan konsumen.Sedangkan Garvin dan Davis (1994) dalam Nasution (2004), kualitas adalah suatu kondisi Page 68
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
dinamis yang berhubungan gan dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungann yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. 2.3. Kepuasan konsumen Kepuasan pelanggan adalah perbandingan antara persepsinya terhadap jasa yang diterima dengan harapannya sebelum menggunakan jasa tersebut (Jafar, 2005 : 49). Kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen/pelanggan dalam mengunakan produk dan jasa (Irawan, 2002:3). 2.4. Konsep Six Sigma Six sigma adalah suatu besaran (metric) yang dapat kita terjemahkan erjemahkan sebagai suatui proses pengukuran dengan menggunakan tools-tools statistic dan teknik untuk mengurangi cacat hingga tidak lebih dari 3,4 DPMO (Defect per Million Opportunities) atau 99,99966 persen difokuskan untuk mencapai kepuasan pelanggan. William Wi (2006), Six Sigma adalah metodologi dengan penyelesaian permasalahan yang disebut DMAIC, dimana DMAIC adalah sekumpulan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi, analisis, dan mengeliminasi sumber variasi dalam sebuah proses.
3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sebagai landasan atau acuan agar proses penelitian berjalann secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan tahapan proses penelitian atau urutan langkah-langkah langkah yang harus dilakukan oleh leh peneiti dalam melakukan penelitan. Penelitian tesis ini memiliki metodologi sebagai berikut :
4.
( Wiwik Sulistiyowati )
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada tahap pengumpulan dan pengolahan data, akan ditentukan Critical to Quality (CTQ) yang berpengaruh terhadap kualitas. 4.1. Reject Type Dalam kriteria reject terdapat dua tipe yaitu reject elektrikal dan visual. 4.1.1. Electrical Reject Dibawah ini adalah kuantitas reject electrical berdasarkan data bulan april sampai dengan bulan juni 2009. Berdasarkan grafik pareto dibawah ini terdapat 2 jenis reject yaitu DF dan IR yang sangat mempengaruhi kualitas produk dari kualitas elektrikalnya. Dimana untuk total quantity input dari bulan April ril sampai dengan bulan Juni 2009 yang melalui proses welding dan epoxy di STS 04 sebesar 1.555.511 pcs dan total reject untuk reject electrical adalah 2940 pcs atau sebesar 0.189 %. Sedangkan untuk reject DF sebesar 0.097 %, dan reject IR sebesar 0.07 %. Berdasarkan grafik pareto terlihat bahwa reject DF (51.7 %) dan reject IR (37.5%) sangat mempengaruhi kualitas produk dan perlu untuk diperbaiki dalam meningkatkan kualitas produk. Tabel 1. Persentage reject electrical bulan April – Juni 2009 No Type Quantity % Reject Reject (pcs) 1 DF 1520 0.095 2 IR 1102 0.07 Sumber : Laporan DSA data bulan April – Juni 2009
ParetoChart of Rejectt electrical Type 3000
100
2500 80
60 1500
Percent
Quantity
2000
40 1000 20 500
0 Reject Type Quantity Percent Cum%
TEKNOLOJIA Vol. 5
0 D4 (DF) 1520 51.7 51.7
D3 (IR) 1102 37.5 89.2
D1 (HT) 191 6.5 95.7
Other 127 4.3 100.0
Page 69
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
Tabel 2. Percentage reject visual untuk bulan April – Juni 2009 Quantity No Type Reject % Reject (pcs) 1 Epoxy on Lead 2375 0.152 2
Bent Lead
2190
0.140
3
Bubble
1699
0.109
4
Epoxy Low
1685
0.108
5
Exposed Film
1498
0.096
2 3 4
Nilai tingkat reject
Tabel 3. Critical to quality yang mempengaruhi kualitas produk di mesin STS 04 % dari Quantity % dari input No Reject Type grafik (pcs) (pcs) pareto Epoxy On 1 2375 0.152 16 % Lead 2 Bent Lead 2190 0.140 15% 3 Bubbles 1699 0.109 12 % 4 Epoxy Low 1685 0.108 12 % 5 DF 1520 0.097 10 % 6 Exposed Film 1498 0.096 10% 7 IR 1102 0.07 8% Sumber : Data DSA bulan April – Juni 2009 Sehingga berdasarkan perhitungan dalam menentukan critical to quality dapat digunakan untuk menghitung nilai kapabilitas proses untuk proses pembuatan kapasitor
TEKNOLOJIA Vol. 5
-
Proses produksi kapasitor di STS 04
-
1.555.511
-
14.590
(Langkah 2)/ (langkah 3)
0.009
Banyaknya CTQ potensial yang Banyaknya dapat karakteristik mempengaruhi CTQ kualitas produk Peluang tingkat reject (Langkah 4)/ perkarakteristik (Langkah 5) CTQ Kemungkinan reject per satu juta (Langkah 6) / kesempatan 1.000.000 (DPMO) Konversi nilai DPMO ke dalam nilai sigma
5
6
7
8
Sumber : Laporan DSA data bulan April – Juni 2009 Sehingga, dari keterangan diatas untuk menentukan critical to quality terdapat 7 critical to quality yang mempengaruhi kualitas produk kapasitor dengan total input 1.555.511 pcs yaitu :
Hasil
Proses yang ingin diketahui kualitasnya. Banyaknya pcs yang diproduksi di STS 04 Banyak unit (pcs) yang reject
1
Persamaan
Aktivitas
Tabel 4. Perhitungan nilai kapabilitas proses produksi pembuatan kapasitor Langkah
4.1.2. Visual Reject Dibawah ini adalah kuantitas reject visual berdasarkan data bulan april sampai dengan bulan juni 2009 total quantity input dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2009 yang melalui proses welding dan epoxy di STS 04 sebesar 1.555.511 pcs dan total reject untuk reject visual adalah 11.650 pcs atau sebesar 0.94 %. Untuk reject Epoxy On Lead sebesar 0.152%, dan reject Bent Lead sebesar 0.140 %, reject bubbles sebesar 0.109 %, reject epoxy low sebesar 0.108 % dan reject exposed film sebesar 0.096. Berdasarkan grafik pareto dibawah ini terdapat 5 jenis reject yaitu Epoxy on Lead, Bent Lead, Bubbles, Epoxy Low, dan Exposed Film yang sangat mempengaruhi kualitas produk dari kualitas visual produk dan perlu untuk diperbaiki dalam meningkatkan kualitas produk.
( Wiwik Sulistiyowati )
9
Kesimpulan
-
7
0.00134
1340
4.44 Sehingga nilai kapabilitas proses produksi kapasitor di STS 04 sebesar 4.44
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengukuran kapabilitas proses produksi kapasitor di STS 04 memiliki kapabilitas proses yang bagus. Tampak bahwa DPMO cukup rendah yaitu 1.340 yang dapat diinterpretasikan bahwa dari sejuta kesempatan yang ada akan terdapat 1.340 pcs produk kapasitor yang reject dan jika dikonversikan ke dalam nilai sigma adalah 4,44 sigma . 5.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dari pengolahan data terlihat, bahwa reject yang paling banyak adalah reject epoxy on lead, reject bent lead dan reject bubbles. Sehingga analisa yang dilakukan dengan diagram ishikawa untuk ketiga tipe reject adalah sebagai berikut :
Page 70
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
5.1. Reject Epoxy on Lead
5.2. Reject Bent Lead
( Wiwik Sulistiyowati )
Dari data yang didapat dari hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa reject epoxy on lead, exposed film dan epoxy low masih dilakukan rework,, sehingga hasil bersih/output yang bebas reject secara langsung yang disebut juga sebagai produk dari hasil pertama yang bebas reject (first pass yield) pada setiap tahap proses kunci masih belum dilakukan dengan baik terlihat masih dilakukannya re-work.. Pengukuran kemampuan mesin pada STS 04 pada tingkat output dilakukan secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan kepada konsumen akhir (customer mer user) user berdasarkan pada PNC OQA dan Result Sortir. Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana output akhir dari proses itu dapat memenuhi kebutuhan customer dan target dari perusahaan dengan sedikit adanya reject. Jika proyek six sigma akan diterapkan dalam perencanaan dan pengendalian produksi, maka perlu diperhatikan untuk memisahkan hasilhasil hasil produksi yang bebas reject pertama kali (first pass yield) dan hasil-hasil hasil yang dikerjakan ulang (rework), agar karakteristik kinerja produksi yang ya akan dikendalikan dan ditingkatkan terus-menerus terus menjadi jelas dan terarah. Hal ini dilakukan untuk mencegah upaya-upaya upaya pencapaian target produksi yang masih mengandalkan pada tambahan hasil produksi karena adanya pekerjaan ulang/atau penambahan waktu kerja (overtime). Karena dengan adanya pengerjaan ulang (re-work) dapat memberikan memberi konsekuensi pada penambahan waktu kerja (overtime), penambahan biaya-biaya biaya tenaga kerja, material, inspeksi, administrasi dll, sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan efisiensi produksi. Dari penjelasan diatas, jika jumlah reject dan re-work tidak dak dapat dikurangi atau dihilangkan, maka akan mempengaruhi dalam menganalisis beberapa hal :
5.3. Reject Bubbles
TEKNOLOJIA Vol. 5
Page 71
( Wiwik Sulistiyowati )
Tabel 5. Pengaruh tingkat reject dan re-worked terhadap proses –proses yang terkait
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
TEKNOLOJIA Vol. 5
Page 72
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
Biaya kualitas yang dipengaruhi oleh adanya reject yang tinggi dan re-work adalah : 1. Biaya kegagalan internal (Internal Failure Cost) Merupakan biaya yang berhubungan dengan kesalahan-kesalahan dan non-conformance yang ditemukan sebelum menyerahkan produk ke customer. Scrap yaitu biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja, material, dan overhead (biaya yang tidak dapat diperbaiki kembali jika terjadi produk yang scrap/reject). Re-work yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kesalahan (mengerjakan ulang) produk agar memenuhi spesifikasi produk yang ditentukan. Inspeksi ulang yaitu biaya yang dikelurkan untuk menginspeksi ulang produk yang telah mengalami pengerjaan ulang kembali. 2. Biaya kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost) Merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan kesalahan dan non-conformance yang ditemukan setelah produk diserahkan ke customer. Biaya-biaya ini tidak akan muncul jika tidak ditemukan kesalahan atau non-conformance dalam produk setelah pengiriman. Contohnya adalah : Jaminan (warranty) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penggantian atau perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa jaminan. Penyelesaian keluhan (Complaint Adjusment) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk penyelidikan dan penyelesaian keluhan yang berkaitan dengan produk cacat/reject. 3.
Biaya Penilaian (Appraisal Cost) Merupakan biaya-biaya yag berkaitan dengan penentuan derajat konformasi terhadap persyaratan kualitas (spesifikasi yang ditetapkan). Contohnya adalah : Inspeksi dan pengujian kedatangan material yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan penentuan kualitas dari material yang dibeli. Evaluasi Stok yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan pengujian produk dalam penyimpanan untuk menilai degradasi kualitas Pemeliharaan akurasi peralatan pengujian yaitu biaya-biaya dalam melakukan kalibrasi untuk mempertahankan akurasi instrumen pengukuran dan peralatan.
TEKNOLOJIA Vol. 5
6.
( Wiwik Sulistiyowati )
KESIMPULAN
Hasil yang dapat diambil dari hasil pengukuran kapabilitas proses produksi kapasitor di STS 04 memiliki kapabilitas proses yang bagus. Tampak bahwa DPMO cukup rendah yaitu 1.340 yang dapat diinterpretasikan bahwa dari sejuta kesempatan yang ada akan terdapat 1.340 pcs produk kapasitor yang reject atau dikonversikan nilai DPMO tersebut ke nilai sigma adalah 4,44.. Dari data yang didapat dari hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa reject epoxy on lead, exposed film dan epoxy low masih dilakukan re-work, sehingga hasil bersih/output yang bebas reject secara langsung yang disebut juga sebagai produk dari hasil pertama yang bebas reject (first pass yield) pada setiap tahap proses kunci masih belum dilakukan dengan baik terlihat masih dilakukannya re-work. Pengukuran kemampuan mesin pada STS 04 pada tingkat output dilakukan secara langsung pada produk akhir yang akan diserahkan kepada konsumen akhir (customer user) berdasarkan pada PNC OQA dan result sortir.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Dresner et al., (1995)’ Customer Service, Customer Satisfaction, and Corporate Performance’, Journal of Business Logistics.
2.
Gaspersz, Vincent, (2007), Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3.
Irawan, Handi., (2002), 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.
4.
Jasfar, Farida., (2005), Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu, Bogor : Ghalia Indonesia.
5.
Kolarik, William.J., (1995), Creating Quality : Concept, Systems, Strategies, and Tools, Singapore : McGraw-Hill.
6.
Nasution, N.M, (2004), Manajemen Jasa Terpadu, Bogor : Ghalia Indonesia, Bogor.
7.
William, T., (2006)’ Lean Sigma’, Circui Tree, Vol.19.
Page 73
Pengukuran Kapabilitas Proses Mesin Sts 04 Dengan Menggunakan Metode Six Sigma
TEKNOLOJIA Vol. 5
( Wiwik Sulistiyowati )
Page 74