Bul. Agron. 23(3) 14 - 19 (1995)
PENGUJIAN KETAHANAN KOLEKSI GENOTIPE KEDELAI TERHADAP PENYAKIT BISUL BAKTERI') (Resistance of soybean genotype to pustule disease)
Dyah Kusuma Anggraini2), Budi ~ j a h j o n o ~Antonius ) suwanto4), dan Hajrial Aswidinnoor3)** ABSTRACT The objective of the research was to evaluate the resistance of soybean genotypes in the germplasm collection to pustule disease. Seventyfive genotypes were evaluated using spray innocuIation method. Innoculation was done on the third week after planting. The 75 genotypes evaluated consists of 29 local varieties, 8 national varieties, 23 introduction, and 15 experimental lines. Results of the experiment showed that among the 75 genotypes tested, one local variety, Si Pinang wasfound resistant to the pustule disease (Xanthomonas campestris pv. glycines). The resistant local variety was collectedfiom Langkat, North Sumatra. -L
ABSTRAK
Penelitian bertujuan mempelajari tanggapan genotipe kedelai terhadap serangan penyakit bisul bakteri. Tanarnan kedelai berumur tiga minggu diinokulasi dengan metode penyemprotan. Sebanyak 75 genotipe telah diuji, terdiri dari 29 varietas lokal, 8 varietas nasional, 23 introduksi, dan 15 galur percobaan. Hasil penelitian mendapatkan satu genotipe yang menunjukkan reaksi tahan yaitu Si Pinang. Varietas tahan ini merupakan varietd lokal yang berasal dari Langkat, Sumatra Utara.
+
-.
.
s*:pG"3.^ LC'
+
~+caazAw1
El
- ,--
rrlr.
I) Sebagian dari hasil penelitian thesis S2 penulis pertama 2) Alumni Program Studi Agronomi PPS-IPB, 2 Fakultas Pertanian. 3) FAPERTA, IPB. JI. Raya Pajajaran Bogor ?) FMIPA, IPB. JI. Raya Pajajaran, Bogor. 16610. Penulis untuk korespondensi
,%I.
*-t
:;e *<&2 ,"
~'.
'
~, I t
I
I
l'c!;' ยง
0
'.
~;~
[~c
Bul. Agron. 23(3): 14 - 19 (1995)
~" ~" '"
i" cc,
PENDAHULUAN
~
,
~ Seranganpenyakit merupakansalahsatukendaladalamproduksikedelai.Tidak kurangdari
[:~
~
I
I
10 jenis bakteri patogen penting menjadi masalah pacta tanaman kedelai (Sinclair, 1982). Pacta pertanamankedelai di Indonesia, paling tidak actadua jenis penyakit oleh bakteri, yaitu bisulbakteri clan hawar bakteri. Penelitian terhadap kedua penyakit ini perlu mendapat perhatian lebih banyak (Machrnud, 1987). Penyakit bisul bakteri merupakan salah satu kendala produksi pactakedelai yang penting untuk diatasi. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. glycines (Sinclair, 1982). Salah satu cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah penggunaan benih d~arietas unggul. Sampai beberapatahun terakhir petani masih menanamvarietas unggul nasional yang rentan terhadap penyakit bisul bakteri, karena belum tersedia varietas yang tahan terhadap penyakit bisul bakteri (Machrnud, 1987). Ketersediaan sumber genetik untuk sifat-sifat ketahanan penyakit yang dapat digunakan sebagaitetua dalam program pemuliaan sangatpenting untuk terns digali (Agrios, 1988). Sampai saat ini potensi plasma nutfah yang dimiliki belum terungkap sepenuhnya. Di lain pihak, keberhasilan program pemuliaan sangat tergantung pacta sumber genetik yang digunakan
(Parlevliet, 1981). Dengan demikian pengujian-pengujian terhadap genotipe-genotipe yang acta dalam koleksi plasma nutfah merupakan salah sat~ program yang perlu dilakukan. Penelitian bertujuan menguji ketahanan 75 koleksi plasm~ nutfah kedelai terhadap penyakit bisul bakteri.
BAHAN DAN METODE
i
Percobaandilaksanakan di Kebun PercobaanIPB, Cikabayan, Bogor. Percobaandilaksanakan pactamusim hujan, dari bulan November 1994 sampai dengan Februari 1995. Genotipe yang diuji sebanyak 75, terdiri dari 8 varietas unggul nasional, 29 varietas lokal, 23 introduksi clan 15 galur percobaan. Percobaandisusun menggunakan RancanganAcak Kelompok dengan lima ulangan. Masingmasing genotipe kedelai yang diuji ditanam dalam barisan denganpanjang baris 1.5 cm. Jarak tanam dalam baris 10 cm clan antar baris 50 cm. Isolat yang digunakan adalah isolat Muara. Biakan murni Xanthomonas campestris. pv. glycines tersebut diisolasi dari daun yang berasal dari Kebun Percobaan Muara, Bogor. Inokulasi buatan dilakukan menggunakan biakan murni berumur 48 jam yang ditumbuhkan pactamedia agar Yeast extract - Dextrose - CaCO3 (Schaad, 1988) selama 48 jam. Suspensi bakteri yang digunakan mempunyai kerapatan 107 sel/ml, sebanyak 10 mVtanaman. Inokulasi dilakukan dengan penyemprotan pactatanaman berumur tiga minggu.
Dyab KusumaAggraini et al. ...
. .
15
Bul.Agron.23(3):14- 19(1995)
- .
Pengamatanintensitas penyakit dilakukan sebanyakenam kali yaitu satu, dua, tiga, lima, tujuh, clan sembilan minggu setelah inokulasi. Kriteria penilaian ketahanan dilakukan berdasarkan nilai keparahan. Karena belum adanyakriteria standaryang baku untuk penyakit bisul bakteri, kriteria penilaian ketahanandigunakan modifikasi daTigejala penyakit bercak yang biasanya terjadi pada daun kedelai (Sinclair, 1982). Kriteria berdasarkan nilai keparahan sebagai berikut : 0 (tanpa gejala); 1 (bercak lebih kecil daTi 1 % daTi luas daun); 2 (bercak antara 1 - 5 % dari luas daun); 3 (bercak antara 6-15% daTi luas daun); 4 (bercak antara 16-50% daTi luas daun); 5 (bercak lebih daTi 50% daTi luas daun). Intensitas penyakit (IP) setiap genotipe dihitung dengan rumus berikut :
IP
=
1: (n x v) x 100 % Nxz
Kete:::i:: ~~:~a:p N = Jumlahdauntotal
:~g
pada tiapnil..skala
co,::
-
i
,.
z = Nilai skala tertinggi Tanggapan genotipe kedelai terhadap penyakit bisul bakteri dinilai berdasarkan intensitas penyakit(%), yaitu (1) resistenuntuk IP < 10 %, (2) agakresistenuntukIP = 10-20 %, (3) agak rentan untuk IP > 20-30 %, (4) rentan untuk IP > 30-60 %, (5) sangat rentan untuk IP > 60 %. Pada penelitian ini dicoba pula penilaian sistem IWGSR (International Working Group of Soybean Rust) (Yang, 1977).
I
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatanpada tanaman yang diinokulasikan dilaksanakansampai sembilan minggu setelah inokulasi. Tabell menunjukkan perkembangangejala penyakit selamapertumbuhan tanaman. Pada beberapa genotipe perkembangan gejala penyakit terjadi sampai minggu kesembilan setelah inokulasi. Pada waktu inokulasi, tanaman yang berumur tiga minggu memiliki tiga trifoliat yang terdiri dari dua trifoliat yang sudah mekar clan satu trifoliat yang masih kuncup. Pada waktu pengamatan seminggu setelah inokulasi (pengamatan pertama), daun yang semula kuncuplah yang banyak terserang. . Daun-daun dengangejala penyakit bisul bakteri tetap tumbuh dan merupakan sumber inokulum bagi daun-daun diatasnya. Daun-daun muda (daun sebelahatas) banyak terserang patogen penyebab penyakit bisul bakteri.
PengujianKetahananKo\eksi ...
:c' 'c
;" '.:,~ 16
J
Bul. Agron. 23(3) 14 - 19 (1995)
Tabel 1. lntensitaspenyakitbisul bakteripactapengamatan1 sampai9 minggu setelahinokulasi No
Nama
lntensitaspenyakit(%) Reaksi 1
2
3
5
7
9
Varietas unggul 1. Raung 2. Rinjani 3. Lokon 4. Muria 5. Merbabu 6. Kerinci 7. Tidar 8. Orba
31 21 43 38 32 23 54 62
36 36 57 54 49 42 79 81
56 46 57 57 62 55 85 80
64 47 69 70 68 77 87 88
66 62 73 65 61 72 83 91
66 62 81 63 64 72 83 99
S. rentan S. rentan S.rentan S. rentan S.rentan S. rentan S. rentan S. rentan
Varietas lokal 9. Ked.Jember 10. Lok.Kelading 1.1. Petro 12. Lok.Aceh 13. Ex.Mojosari 14. Pulo Cinang 15. Epyek Jember 16. Lok.Jarnbi 17. Ked.Kayu 18. Ked.Lokal 19. Ked.Genjab 20. SiRumpul 21. Srirama 22. Ex.NganjukI 23. Hitam Jember 24. Ked.Lok.Bali 25. Pagakl/2 26. PetekSrondol 27. Lok.Lampung 28. Ked.Susu 29. Lok.Aceh 30. Kedele29 31. Ked.Presi 32. Var.Kuning A 33. PresiBundel 34. Pagak1/1 35. Si Pinang 36. Hitam 37. Ti.94
71 49 43 36 43 39 65 45 55 58 22 53 33 55 8 22 36 39 23 26 45 37 12 30 2 33 6 9 27
81 55 60 41 65 52 75 59 69 66 22 49 50 63 36 60 57 57 53 50 75 56 40 52 4 55 6 15 41
81 56 67 :36 72 :63 83 67 79 76 33 54 60 70 51 74 60 55 54 63 72 57 30 58 9 65 7 18 50
82 64 73 66 76 65 78 49 80 69 46 58 68 83 79 80 66 41 68 70 77 80 50 72 38 70 8 18 68
83 64 69 59 81 70 80 5'8 83 69 46 58 61 83 78 80 63 j1 64 66 76 81 50 86 38 81 8 24 69
83 64 69 90 80 90 80 58 83 69 46 58 63 83 85 80 65 70 73 66 83 87 50 89 37 82 8 47 71
S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan S. rentan S. rentan Rentan Rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan S. rentan Rentan S. rentan Resisten Rentan S. rentan
DyabKusuma Anggraini et at. ...
, .
17
1 -
Bul. Agron. 23(3) 14 19 (1995)
No
Nama
Intensitaspenyakit(%) Reaksi 1
2
3
5
7
9
Introduksi 38. Enrey 39. BreaggSoybean 40. Black Manchuria 41. Kent Soybean 42. Mikawashima 43. yellow Kedelai 44. Budette 19 45. ICA Sili 46. Rebel 47. Pella 48. Matsukokotsubu 49. Ford 50. Richland 51. NemasHirasu 52. EconomicGardenI 53. A-2 54. Magiana 55. Davis 56. SI.II 57. Anonim (46045) 58. Anonim (46040) 59. Anonim (46047) 60. Anonim (46030)
41 35 42 19 31 9 30 42 31 58 41 35 45 15 56 33 15 59 30 64 24 55 35
40 54 48 22 50 18 53 63 46 76 56 40 63 32 75 69 37 73 20 90 39 67 55
63 66 68 41 52 26 59 71 48 81 65 53 75 47 80 80 58 79' 34 92 50 73 60
53 61 56 59 48 16 55 83 78 89 83 66 77 55 81 76 73 82 42 100 50 79 65
80 76 68 63 46 32 83 87 81 90 88 60 80 46 81 80 69 83 60 100 54 79 65
80 77 73 63 46 50 83 88 84 90 80 65 80 46 84 80 70 83 60 :100 73 86 '65
S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan Rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan
Galur 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75.
33 21 36 25 38 50 20 52 35 53 47 32 10 0 36
37 31 73 48 67 73 40 59 63 61 75 37 38 8 62
59 33 76 58 71 79 50 60 74 65 81 49 59 23 75
52 42 89 77 76 76 40 73 80 56 79 44 80 83 80
50 52 100 76 83 86 50 73 80 56 79 32 80 83 80
50 63 100 80 87 86 60 85 80 74 79 32 90 83 80
Rentan S.rentan S. rentan S.rentan S. rentan S. rentan Rentan S. rentan S. rentan S. rentan S. rentan Rentan S.rentan S. rentan S. rentan
Percobaan AGS-8840 G-7989B AGS-8712 AGS-1925 AGS-1758 AGS-1921 AGS-8895 AGS-8804 G-8131 AGS-8822 G-8292 AGS-8835 G-7999 AGS-8847A AGS-8842
;
Ket. S. rentan= sangatrentan
PengujianKetahananKoleksi ...
.. .
18
f
Bul. Agron. 23(3) 14 - 19 (1995)
Dari basil pengujian terhadap 75 genotipe ditemukan satu varietas lokal yang tahan terhadap penyakit bisul bakteri yaitu Si Pinang (Tabel I). Varietas Si Pinang merupakan varietas lokal yang berasal dari Langkat, Sumatra Utara, bijinya berwarna hitam, berbunga ungu, dengan tinggi sekitar 35 cm. Selain varietas lokal Si Pinang, actadua genotipe lain yang menunjukkan perkembangan gejala penyakit yang cukup lambat. Yang pertama, Presi Bundel, menunjukkan reaksi resisteDsampai tiga minggu setelah inokulasi (umur tanaman enam minggu). Varietas lokallain, Hitam, termasuk agak
resisteD sampaiminggukelimasetelahinokulasi.
1
J
Varietas nasional yang diamati seperti Raung, Rinjani, Orba, Lokon, Muria, Merbabu, Kerinci,
Tidar, temyata sangat rentan. Hasil penelitian ini tidakjauh berbeda dengan basil penelitian Hardaningsih et at. (1989) yang menunjukkan varietas Lokon, Tidar, Merbabu, Orba, Kerinci, rentan terhadap penyakit bisul bakteri. Dua belas genotipe lainnya berupa galur percobaan yang disertakan dalam pengujian menunjukkan reaksi sangat rentan, dan 3 galur yang rentan. Dua puluh tiga varietas introduksi yang diamati juga memberikan reaksi sangat rentan dan rentan. Hasil penilaian menggunakan sistem IWGSR menunjukkan sedikit perbedaan pacta tingkat ketahanandaTi beberapa genotipe yang diuji (data tidak disajikan). Namun demikian, varietas lokal Si Pinang konsisten memil.iki peringkat ketahan8;fiyang baik.
.
KESIMPULAN
.
Dari basil percobaan ditemukan satu genotipe yang tahan terhadap penyakit bisul bakteri isolat Muara. Genotipe yang tahan tersebut, Si Pinang, adalah varietas lokal yang berasal daTi Langkat, Sumatra Utara,bijinyaberwarnahitam,berbunga ungu,dengantinggi sekitar35cm.
DAFTARPUSTAKA Agrios,G.N. 1988.PlantPathology.3rdedition.AcademicPres,Inc.USA.
I
,
.Hardaningsih, S., A.A. Cook and Yusmani. 1989. Evaluation of soybeancultivars and accessionsfor resistanceto bacterial pustul. Penelitian Palawija 4: 50-57.
f
~ i
Ii
Machmud, M. 1987. Pengamatanpenyakit pustul bakteri dan hawar bakteri kedelai. Dalam G,atra Penelitian Penyakit Tumbuhan dalam Pengendalian Secara Terpadu. p. 35-37. Perhimpuan Fitopatologi Indonesia. Parlevliet, J.E. 1981. Disease Resistancein Plants and Its Consequencesfor Plant Breeding. Dalam
1;
Plant Breeding II. Edited by K.J. Frey. The Iowa State University Press. 309-364. Schaad,N. W. 1988. Laboratory Guide for Identification of Plant Pathogenic Bacteria (2nd edition) APS Press. The American Phytopathological Society. St. Paul, Minnesota. p.82. Sinclair, J.B. (eds.). 1982. A Compendium of Soybean Diseases,Academic press, The American Phytopathological Society. St. Paul, Minn., USA. p. 1-5.
.
Yang, C.E. 1977. The IWGSR Rust Rating System. Soybean Rust Newsletter 1.:4-6. DyahKusumaAnggraini et al. ... 19