PENGUATAN IDENTITAS MELALUI MENTORING SMADA (STUDI KRITIS ATAS PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MENTORING DI SMA NEGERI 2 YOGYAKARTA)
Janu Muhammad Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta Alamat Kontak : Sleman,55515, pos-el:
[email protected]
Abstrak Sejak tahun 1997 bangsa Indonesia mengalami krisis moneter. Krisis tersebut mewabah menjadi krisis multidimensional, krisis dalam segala bidang yang bermuara pada krisis moral, krisis kepercayaan diri, dan krisis jati diri. Tawuran antar pelajar menjadi contoh adanya krisis karakter dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, salah satunya jalan yang bisa ditempuh untuk mengatasi masalah di atas adalah dengan mengadakan pembinaan kembali karakter dan jati diri siswa (character and national building). SMA Negeri 2 Yogyakarta yang terletak di Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta telah menjadi contoh pendidikan formal yang menerapkan pembinaan pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler mentoring. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui implementasi Mentoring Smada untuk penguatan identitas dan pendidikan karakter. dan mengetahui implikasi Mentoring Smada bagi penguatan identitas dan pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Dalam penelitian ini ada teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Hasil penelitian menunjukkan adanya implementasi dan implikasi Mentoring Smada terhadap perkembangan siswa. Kata Kunci: Mentoring Smada, Pendidikan Karakter
Abstract Since 1997 the nation's monetary crisis hit Indonesia . The crisis endemic to multidimensional crisis , a crisis in all areas that lead to the moral crisis , a crisis of confidence and identity crisis . Brawl between students an example of the crisis of character in the world of education . Therefore , one way that can be taken to address the above problem is to hold back development of character and identity of students ( and national character building ) . SMA Negeri 2 Yogyakarta is located in District Tegalrejo , Yogyakarta has become an example of formal education that implement character education through extracurricular coaching mentoring . The purpose of this study is : to know the implementation Smada Mentoring for strengthening the identity and character education . Mentoring and determine implications for strengthening Smada identity and character education students in SMAN 2 Yogyakarta . In this study no data collection techniques include : observation , interviews , and questionnaires . The data analysis technique used is descriptive statistics . Descriptive statistics were used to analyze statistical data in ways that describe or depict the data that has been collected as it is. The results showed the implementation and implications of the development of students' Mentoring Smada . Keywords: Mentoring Smada, Character Education
terjadi sekitar pukul 12.00 WIB tepatnya di
PENDAHULUAN Sejak tahun 1997 bangsa Indonesia
belakang Galeria Mall. Seorang ditangkap
mengalami krisis moneter. Krisis tersebut
sebab
mewabah menjadi krisis multidimensional,
(22/4/2011).
krisis dalam segala bidang yang bermuara
melakukan
Tawuran
penusukan,
antar
pelajar
Jumat
menjadi
pada krisis moral, krisis kepercayaan diri,
contoh adanya krisis karakter dalam dunia
dan krisis jati diri. Masyarakat merasa malu
pendidikan. Tawuran lain yang terjadi yaitu
untuk menunjukkan dan memamerkan jati
adanya
diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Menengah Kejuruan (SMK) Piri I versus
Pandangan yang berkembang di masyarakat
SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta terjadi
luas bahkan masyarakat internasional hingga
lagi, Sabtu (01/10/2011), sekitar pukul 11.00
saat ini, bahwa Indonesia adalah negara
WIB. Akibatnya, seorang siswa SMK Piri
yang menjadi sarang korupsi di dunia,
mengalami
bahwa Indonesia adalah sarang terorisme,
dibagian kepala hingga sempat dirawat di
bahwa Indonesia adalah negara yang tidak
rumah sakit
aman, sehingga perlu dihindari dari kegiatan yang berbau Indonesia.
tawuran
luka
antara
siswa
sabetan
Sekolah
benda
keras
Oleh karena itu, salah satunya jalan yang
bisa
ditempuh
untuk
mengatasi
Demikian pula jika kita mengkaji
masalah di atas adalah dengan mengadakan
terjadinya keterpurukan bangsa, khususnya
pembinaan kembali karakter dan jati diri
dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi,
siswa (character and national building).
dan hukum, maka semuanya itu bermuara
Dalam hal ini, dunia pendidikan menjadi
pada sebab keruntuhan moral dan jati diri
posisi yang strategis untuk mengambil peran
bangsa. Dari dunia pendidikan bisa dilihat
tersebut karena akibat semakin kompleksnya
adanya
kompleks,
tuntutan modernitas, keluarga yang awalnya
khususnya yang melibatkan pelajar Sekolah
menjadi sarana pendidikan utama dan
Menengah Atas. Salah satu contoh masalah
pertama telah mengalami pergeseran peran.
problematik
yang
yang dilakukan pelajar SMA di Kota Yogyakarta
adalah
adanya
Pendidikan
formal
di
sekolah
tawuran.
akhirnya menjadi tumpuan harapan harus
dari
diadakannya solusi permasalahan ini. Pada
http://jogja.tribunnews.com/2012/01/ 06/ini-
ranah Sekolah Menengah Atas adalah waktu
data-tawuran-di-kota-yogya yang diakses 10
yang efektif untuk mengadakan pembinaan
April 2012 pukul 20:40,
tawuran antara
kembali moral dan jati diri anak. Pembinaan
pelajar SMU Gama Yogyakarta dengan
karakter ini menjadi begitu penting karena
pelajar dari SMU Bopkri 2 Yogyakarta
anak ataupun remaja adalah harapan untuk
Diunduh
generasi bangsa. Di samping itu, pentingnya
berbasis
pendidikan yang berbasis karakter adalah
Yogyakarta.
suatu
pondasi
pemimpin
kuat
bangsa.
untuk
Dengan
mencetak kata
karakter
di
Berdasarkan
SMA
pada
Negeri
2
permasalahan
lain,
yang telah dikemukakan di atas, maka
pembinaan pendidikan berbasis karakter
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
pada jenjang Sekolah Menengah Atas
1. Bagaimana
implementasi
Mentoring
menjadi sesuatu yang urgent dan perlu untuk
Smada untuk penguatan identitas dan
dilaksanakan.
pendidikan karakter ?
SMA Negeri 2 Yogyakarta yang
2. Bagaimana implikasi Mentoring Smada
terletak di Kecamatan Tegalrejo, Kota
bagi penguatan identitas dan pendidikan
Yogyakarta telah menjadi contoh pendidikan
karakter
formal
Yogyakarta ?
yang
menerapkan
pembinaan
siswa
di
SMA
Negeri
2
pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler
Berdasarkan rumusan masalah di
mentoring. Tentu menjadi hal yang menarik
atas, maka tujuan penulisan karya tulis ini
untuk mengkaji dinamika sekolah yang telah
adalah sebagai berikut :
mempunyai kegiatan mentoring pertama di
1. Mengetahui
implementasi
Mentoring
Kota Yogyakarta sejak 18 tahun yang lalu
Smada untuk penguatan identitas dan
ini. Mulai dari mengapa kegiatan Mentoring
pendidikan karakter.
Smada menjadi tumpuan pembinan karakter
2. Mengetahui implikasi Mentoring Smada
siswa, bagaimana identitas mentoring smada
bagi penguatan identitas dan pendidikan
akan
karakter
menjadi
academic
culture
yang
bersanding dengan aktivitas bangku sekolah,
siswa
di
menghasilkan
globalisasi yang tidak dapat ditampik.
teoritis maupun secara
ini
merupakan
simbol
dan
identitas adanya pendidikan karakter bagi
kegunaan,
baik
secara
praktis, yaitu
sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a.
Menambah
pemahaman tentang
para sivitas sekolah. Kegiatan yang masuk
pendidikan
dalam ekstrakurikuler wajib ini menjadi satu
lingkup Sekolah Menengah Atas.
tumpuan utama dan perlu untuk dikaji lebih mendalam
tentang
keefektifan
2
Penelitian ini diharapkan dapat
terjaga di tengah penetrasi dan tantangan
mentoring
Negeri
Yogyakarta.
hingga eksistensi mentoring yang masih
Perlunya pembinaan siswa melalui
SMA
b.
Menambah
berbasis
karakter
di
pengetahuan,
serta
pengalaman dan wawasan, serta
kemanfaatannya bagi eksistensi pendidikan
bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian,
khususnya
mengenai
pembinaan
pendidikan
karakter
melalui mentoring.
berarti penasihat. Mentoring secara umum
2. Manfaat Praktis a.
b.
c.
Bagi
2007: 1). Kata mentor dalam bahasa Inggris
merupakan
warga
sekolah
Smada,
pendidikan
perspektif luas dengan
dalam
pendekatan saling
memahami pentingnya upaya SMA
menasihati. Bila merujuk pada Al Quran,
Negeri
Allah
2
Yogyakarta
dalam
memerintahkan
untuk
saling
membentuk karakter peserta didik
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
melalui mentoring.
sesuai firman : “Demi masa. Sesungguhnya
Implementasi pembinaan pendidikan
manusia itu benar-benar dalam kerugian
karakter oleh guru, siswa, dan
kecuali orang-orang yang beriman dan
seluruh warga di lingkup Sekolah
mengerjakan amal shalih dan nasihat-
Menengah Atas akan tampak lebih
menasihati supaya menaati kebenaran dan
jelas.
nasihat-menasihati
Bagi orang tua dan masyarakat, akan
kesabaran. (QS. Al Ashr, 103: 1-3)”
lebih paham bekal dan pedoman yang
akan
supaya
menetapi
Mentoring Smada adalah program
didapatkan
melalui
ekstrakurikuler wajib di SMA Negeri 2
mentoring
untuk
Yogyakarta yang telah terbentuk sejak 18
menghadapi tantangan globalisasi
tahun yang lalu dan merupakan mentoring
dan modernisasi.
pertama pada
pembinaan
d.
kegiatan
Bagi pemerintah setempat, tercapainya
model
jenjang sekolah menengah
akan
atas di Kota Yogyakarta. Mentoring Smada
pembinaan
mengedepankan pembinaan akidah, moral,
pelajar Kota Yogyakarta melalui
dan
kepribadian
Islami
dalam
rangka
Mentoring.
membentuk karakter dan identitas pribadi luhur siswa muslim kelas X sesuai visi misi sekolah. Menurut Simon Philips dalam buku
Kajian Pustaka dan Metode Menurut
Ruswandi
Refleksi Karakter Bangsa (2008: 235),
Mentoring:
karakter adalah kumpulan tata nilai yang
“Mentoring merupakan salah satu sarana
menuju pada suatu sistem, yang melandasi
tarbiyah Islamiyah (pembinaan Islami) yang
pemikiran,
di dalamnya ada proses belajar. Orientasi
ditampilkan. Pendapat lain berasal dari Doni
dalam
adalah
Koesoema A (2007: 80) yang menganggap
kepribadian
bahwa karakter sama dengan kepribadian.
Islami (syakhsiyah islamiyah)” (Ruswandi.
Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau
dalam
buku
Muhammad Manajemen
mentoring
pembentukan
itu
karakter
sendiri dan
sikap,
dan
perilaku
yang
karakteristik atau gaya atau sifat khas dari
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
diri
juga alumni SMA Negeri 2 Yogyakarta.
seseorang
yang
bersumber
dari
diterima
dari
Dalam penelitian ini ada beberapa
lingkungan, misalnya keluarga pada masa
teknik pengumpulan data. Pertama, melalui
kecil dan juga bawaan seseorang sejak
observasi.
lahir.” Sedangkan menurut Zamroni dalam
langsung di beberapa sampel penelitian
buku Pendidikan Karakter (2011: 158),
dengan mengamati dan mengambil data
“Karakter
pondasi
yang diperlukan. Kedua, melalui wawancara
kehidupan bangsa. Karakter bagi suatu
mendalam. Peneliti mewawancarai siswa
bangsa memiliki fungsi memberikan arah
(mentee), pengampu mentoring (mentor),
kemana bangsa harus menuju, bagaimana
dan guru pendidikan Agama Islam. Selain
cara mencapai tujuan itu, apa yang harus
itu, peneliti juga menyebarkan angket
dikaji
dan
dengan sampel 80 siswa muslim kelas X
sebaliknya apa yang harus dihindari dan
peserta mentoring. Data yang didapatkan
dibuang jauh-jauh.”
berupa data kualitatif dari hasil angket dan
bentukan-bentukan
dan
yang
merupakan
dipegang
Penelitian
suatu
teguh-teguh
berjudul
“Mentoring
Observasi
adalah
kunjungan
wawancara.
Smada dan Simbolisasi Identitas (Kajian
Teknik analisis data yang digunakan
Kritis Ekstrakurikuler Mentoring terhadap
adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif
Eksistensi
adalah statistik yang digunakan untuk
Pendidikan Berbasis Karakter di
SMA Negeri 2 Yogyakarta” ini temasuk ke
menganalisis
dalam penelitian kualitatif dengan metode
mendeskripsikan atau menggambarkan data
purpossive
yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
sampling.
Dalam
penelitian
data
dengan
cara
kualitatif, peneliti dihadapkan langsung dengan responden maupun lingkungannya
Hasil Penelitian dan Pembahasan
sedemikian intensif (Suharsimi, 2010 : 32).
SMA
Negeri
2
Yogyakarta
Penelitian ini berlangsung pada tanggal 1
merupakan salah satu sekolah unggulan di
September 2013 sampai 20 Oktober 2013
kota Yogyakarta, yang beralamat di Jalan
bertempat di SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Bener, Tegalrejo, Yogyakarta. Sekolah ini
Populasi
penelitian
ini
adalah
banyak
mengalami
perkembangan
akademik
maupun
dan
seluruh siswa muslim SMA Negeri 2
peningkatan
non
Yogyakarta dengan sampel penelitian 80
akademik setiap tahunnya. Oleh karena itu,
siswa muslim kelas X yang masih aktif
SMA Negeri 2 Yogyakarta memerlukan
mengikuti mentoring. Selain melibatkan
usaha-usaha untuk mendukung peningkatan
siswa, penelitian ini juga melibatkan guru
dan pengembangan kualitas di berbagai
bidang dalam upaya untuk memajukan
tersebut, sehingga siswa-siswi dapat terbina
dirinya sehingga mampu bersaing dengan
dengan baik.
sekolah-sekolah yang lain.
Mentoring SMA Negeri 2 Yogyakarta
SMA Negeri 2 Yogyakarta memiliki
berdiri sejak tahun 1994. SMA Negeri 2
lahan yang cukup luas yang didukung oleh
Yogyakarta
tenaga pengajar lulusan sarjana, baik S2
mentoring di sekolah menengah atas di kota
maupaun S1 dan beberapa karyawan lulusan
Yogyakarta, yang kemudian diikuti oleh
Sekolah Menengah Atas. Di SMA Negeri 2
sekolah-sekolah negeri yang ada di kota
Yogyakarta ini terdapat 51 orang tenaga
Yogyakarta. Mentoring pada mulanya di
guru,
prasarana
bentuk oleh para alumni siswa SMA Negeri
(fasilitas) pendidikan yang cukup lengkap
2 Yogyakarta, kemudian dibentuk badan
yang bisa digunakan dalam menunjang
yang menangani secara khusus kegiatan
proses belajar-mengajar dengan lebih baik.
mentoring yaitu Forum Silaturahmi Alumni
Selain itu bangunan gedung di lingkungan
Kharisma (FSAK) hingga saat ini kegiatan
SMA Negeri 2 Yogyakarta dari segi fisik
mentoring dikelola langsung di bawah
sudah menunjukkan ketertiban, kebersihan,
FSAK yang memilki divisi tersendiri.
memiliki
sarana
dan
dan keindahan.
Mentoring
SMA Negeri 2 Yogyakarta memiliki dua
jenis
merupakan
ekstrakurikuler
yaitu
di
pelopor
SMA
adanya
Negeri
2
Yogyakarta sendiri pada mulanya dibentuk sebagai pendampingan pembelajaran agama
ektrakurikuler yang sifatnya wajib dan tidak
Islam,
wajib. Ekstrakurikuler yang diwajibkan ada
mendampingi siswa dalam hal baca dan tulis
dua yaitu mentoring dan pramuka sedangkan
Al-Quran. Seiring dengan perjalanan waktu
untuk yang tidak wajib terdiri dari Drama
dan perubahan sosial yang tejadi dalam
atau Teater, Pecinta alam, Seni Musik,
masyarakat mentoring tidak hanya sekedar
Taekwondo,
Jurnalis,
proses pendampingan baca dan tulis Al-
Aeromodelling, KIR, Tonti (Pasukan Inti)
Quran akan tetapi lebih mengarah pada
PMR, Debat Bahasa Inggris, Bola Basket,
proses dimana siswa akan banyak belajar
Seni tari, Robotik, Maintenance, Biotek,
terkait pengetahuan agama Islam dari mulai
Qiro’ah, dan Rohis. Kegiatan ektrakurikuler
sejarah Islam, akhlak, akidah, dan Ibadah.
Sepakbola,
dimana
tujuannya
untuk
tersebut dibina oleh guru-guru pembina
Visi mentoring: membangun generasi
sesuai dengan bidangnya yang bekerjasama
rabbani dengan berbasis IMTAQ dan IPTEK
dengan pihak-pihak lain baik intra maupun
sehingga tercipta lingkungan Islami di SMA
luar sekolah guna menunjang kegiatan
Negeri
2
Yogyakarta.
Misi:
untuk
mewujudkan visi kegiatan, maka perlu misi
antara lain: membangun eksekutif mentoring
di sampaikan mentor diantaranya seperti
yang ramah, membuat mentoring sebagai
syirik, tidak percaya tahayul, zodiyak dan
salah satu sarana pembelajaran, kaderisasi
lain-lain. Aplikasi dari materi ini dilihat dari
muslim
siswa
SMA
menciptakan
Negeri
2
ukhuwah
Yogyakarta, Islamiah
di
lingkungan SMA Negeri 2 Yogyakarta. Pembentukan karakter pada diri siswa
tidak
melakukan
kegiatan
yang
mengarah syirik atau menduakan Allah. Pernyataan
tersebut
pernyataan
informan
di
perkuat
sebagai
oleh
berikut,
dilakukan melalui program atau kegiatan
“Materi paling berpengaruh di dalam diri
yang akan dilaksanakan. Berikut prorgam
saya materi tentang syirik, karena setelah
mentoring
mendapatkan
yang
sudah
dilaksanakan
materi
itu
saya
menjadi
pengurus baik program yang ditunjukan
mengetahui ritual yang ada di desa saya
untuk mentor maupun peserta mentoring
termasuk syirik kecil, sejak saat itu saya
yaitu: sekolah mentor, pre-test, superment
tidak ikut berpartisipasi di
(sup pertama mentoring), pesantren kilat,
(wawancara dengan Muhammad Adi tanggal
stadium general I dan II, festival mentoring,
17 Juni 2011).
kegiatan
2)
rutin
pada
hari
Jumat,
dan
mentoring alam di akhir semester. Berdasarkan
Ketaatan Karakter siswa dalam segi ketaatan
dan
dapat dilihat dari ibadah yang mereka
peranan
lakukan. Sebagian siswa mengatakan ada
dalam membentuk karakter siswa SMA
peningkatan intensitas ibadah baik yang
Negeri 2 Yogyakarta meskipun belum
wajib maupun yang sunah, selain itu dari
signifikan. Adapun bentuk output yang
hasil
dihasilkan dari adanya mentoring di SMA
ketaatan dalam beribadah dapat dilihat dari
Negeri
setiap jam
observasi
hasil
dalamnya”
mentoring
2
wawancara memiliki
Yogyakarta
dapat
dianalisis
observasi
yang peneliti
sholat zuhur dimana masjid
melalui nilai-nilai positif yang dilihat dari
dipenuhi siswa untuk berjamaah.
kelima tonggak pendidikan, Muhamad Ali
3)
Qutub (1988 : 79 – 84) yaitu : 1)
lakukan,
Kejujuran. Pada poin kejujuran sebagian besar
Menanamkan aqidah
siswa belum bisa mengaplikasikan nilai-nilai
Proses kegiatan mentoring di SMA
kejujuran
karena
masih
banyak
siswa
Negeri 2 Yogyakarta sudah melaksanakan
bertindak curang ketika ujian.
Meskipun
proses penanaman akidah yang benar hal itu
sebagian siswa ada juga yang mengatakan
dapat dilihat dari kurikulum mentoring yang
sudah tidak bertindak curang lagi ketika
salah satunya mencantumkan materi-materi
ujian berlangsung. Kurangnya aplikasinya
yang berkaitan dengan akidah. Materi yang
nilai-nilai karakter dalam hal kejujuran lebih
disebabkan belum adanya materi khusus
mentor secara tidak langsung meskipun
yang membahas kejujuran di dalam proses
secara materi tidak di bahas menjadi topik
kegiatan mentoring.
utama akan tetapi mentor disini mengambil
4)
Amanah
peranan kepada siswa sebagai pendamping
Sebagian besar siswa yang aktif dalam
dan
problem
solver
ketika
siswa
kegiatan mentoring juga aktif di dalam
membutuhkan penguatan dan support pada
organisasi
saat mengalami kegagalan atau masalah.
Pencita
lain
seperti
ROHIS,
PMR
dan
Alam,
OSIS,
sebaginya.
Keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler lain menuntut mereka bekerja amanah atau tanggung
jawab.
Pada
Gambar 1. Hasil Angket Mentoring
pelaksanaanya
mereka menjalankan tanggung jawabnya
Tabel. 1. Hasil Angket Mentoring Smada
dengan baik. Berdasarkan hasil observasi peneliti, ketika ada sebuah agenda, siswa memiliki rasa tanggung jawab yang besar
Jawaban Pertanyaan
dalam menjalankan peranannya, hal ini terlihat
dari
pelaksanaan
rapat
ketika
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
1
60
18
2
2
63
17
0
3
77
2
1
4
75
5
0
5
68
10
2
Tuhan kepadanya dan ridho serta sabar juga
6
71
8
1
ditanamkan oleh para mentor kepada adik
7
71
9
0
persiapan agenda. 5)
Sifat Qonaah (menerima yang diberikan Tuhan kepadanya dan ridho serta sabar).
Sifat Qonaah atau menerima yang diberikan
90
Jawaban Setuju
80 70 60 50
partisipan yang menyatakan Kurang setuju
40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
partisipan yang menyatakan Tidak setuju
8
35
44
1
9
65
15
0
10
78
2
0
10. Perlu ada inovasi dan variasi metode dan kegiatan mentoring Smada.
SIMPULAN Dari hasil pembahasan di atas dapat
Sepuluh pertanyaan dalam angket tersebut adalah:
disimpulkan bahwa adanya implementasi
1. Selama ini saya selalu hadir dalam
dan
kegiatan
ekstrakurikuler
Mentoring
implikasi
dari
Mentoring
Smada
terhadap perkembangan siswa melalui hasil tabel yang ada.
Smada
2. Saya selalu memprioritaskan untuk ikut PUSTAKA RUJUKAN
mentoring Smada
3. Mentoring adalah kegiatan wajib yang dapat menumbuhkan karakter baik siswa
Buku Al Quran dan Terjemahannya penerbit CV Diponegoro
dan efektif untuk mendidik budi pekerti
Freire, Paulo. 2008. Pendidikan Sebagai
siswa.
Proses.
4. Materi yang disampaikan mentor selama
Pustaka
Pelajar.
mentoring efektif sesuai kebutuhan siswa
Jurdi, Syarifuddin, dkk. 2011. Pendidikan
Smada.
5. Mentoring
adalah
alternatif
Profetik Revolusi Manusia Abad
untuk
21. Yogyakarta: Education Center
mengurangi tawuran pelajar SMA
6. Dengan
Yogyakarta:
mengikuti
mentoring,
saya
minim sekali melakukan pelanggaran
BEM REMA UNY. Koesoema,
Karakter
sekolah seperti terlambat masuk kelas, tawuran, merokok, atau pelanggaran lainnya.
7. Dengan ikut mentoring, saya termotivasi untuk lebih giat belajar agama Islam dan
Doni.
2009. di
Pendidikan
zaman
Keblinger.
Jakarta: Grasindo. Mantra,
Ida
Bagoes.
2008.
Filsafat
Penelitian dan Metode Penelitian Sosial.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
mata pelajaran lainnya.
8. Setelah aktif dalam mentoring Smada, prestasi saya meningkat.
9. Selama mentoring
ini
metode sudah
kebutuhan siswa.
Ruswandi,
Muhammad
Adeyaksa. penyampaian
sesuai
dengan
2007.
dan
Rama
Manajemen
Mentoring. Bandung: PT Syaamil Cipta Media.
Samsuri. 2011. Pendidikan Karakter Warga Negara.
Indonesia.
Sleman:
Diandra Pustaka Setyadi, Arif, dkk. 2010. Pembelajaran Berbasis Mentoring sebagai Sarana Pendidikan
Karakter
pada
Website M. Iwan Al Khasni SIP,
http://jogja.tribun
news.com/2012/01/06/
ini-data-
tawuran-di-kota
diunduh
yogya
pada 10 April 2012 pukul 20.40
Siswa
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.ph
Sekolaha Menengah Pertama (karya
p diunduh pada 10 April 2012
tulis). Yogayakarta: UKMF Screen
21.35 WIB.
UNY. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Nasional
Sistem
Pendidikan