PENGORGANISASIAN PETANI MARJINAL UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MEREKA (Studi Kasus Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat)
SARI YULIATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Pengorganisasian Petani Marjinal Untuk Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Mereka (Studi Kasus Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini.
Bogor, Maret 2008.
Sari Yuliati NRP. I. 354060215
ABSTRACT SARI YULIATI. Organizing of Marginalized Peasants for Empowering The Economy of Their Families (A Case study in Sariwangi Village, Parongpong Sub district, Bandung Barat Regency, West Java Province). Advisory committee DJUARA P. LUBIS, MS and H.M. FADHIL NURDIN. . Conversion of farmland into settlement area, industrial area and other developing infrastructures is an important thing because it could be followed by socio economic, cultural, political, ecological, and physical environment transformation process. From 1977 to 1998, conversion of farmland reached about 495 thousand hectares. It was about 14 percent to 15 percent from the total of rice cultivation in Java. From 1983 to 1993, about 936 thousand hectares of farmland conversion changed into other function. 425 thousand of it is rice cultivation and the rest is non-rice cultivation. It could be said that conversion of farmland during ten years is 40 thousand hectares per year on average. In Sariwangi Village, Parongpong Sub district, Bandung Barat Regency, West Java Province, the same phenomenon is happening. Since the nineties until now 14 developers have been building some settlement area in this village. As the result, poor peasants are getting more marginalized because the land where they used to plant, although not their own, is getting tighter. That is the reason why poor peasants in this research are called marginalized peasants. The situation is getting more worst for them, because there is no institution concern enough about their life. To effort them, community organizing is needed. It comes from the participation of the nearest community where marginalized peasants exist. The nearest communities where the marginalized peasants exist know much better about the marginalized peasants’ life than other community or other formal institutions. They would like to empower the marginalized peasants. The main purpose of marginalized peasants organizing is to reach important sources that could help and solve their social economics problems. Finally, through the participation of the nearest communities where marginalized peasants live (Paguyuban Perumahan Bukit Sariwangi), on 8th December 2007, Al Barokah, the name of the group of marginalized peasants in Sariwangi Village, was born. The results of marginalized peasants organizing besides The Al Barokah itself are some certain programs that has been running and should run immediately. They are : 1. Form a saving and lending group of marginalized peasants ( It has been running since December 2007). 2. Improving of group capacity through social activities with other institutions or individuals who have attention and empathy to this empowerment program. Another urgent activity to do is supplying of water jet pump to help marginalized peasants watering their field when dry season comes. Keywords: farmland conversion, poor peasants, participation, community organizing.
RINGKASAN SARI YULIATI. Pengorganisasian Petani Marjinal untuk Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Mereka (Studi Kasus Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat). Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS, MS and H.M. FADHIL NURDIN. Perubahan tata guna lahan khususnya konversi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman, perindustrian dan pembangunan infrastruktur lain merupakan fenomena penting. Hal ini selain menggejala di banyak tempat juga dapat mengakibatkan proses perubahan sosial, ekonomi, budaya, politik, ekologi dan lingkungan fisik. Selama kurun waktu tahun 1977 hingga 1998 lahan sawah yang beralih fungsi mencapai sekitar 495 ribu hektar. Jumlah lahan yang terkonversi tersebut mencapai sekitar 14 persen hingga 15 persen dari total luas baku lahan sawah di Jawa. Selain itu, data sensus tahun 1993 menunjukkan bahwa periode tahun 1983 hingga 1993, sekitar 936.000 hektar lahan pertanian terkonversi menjadi peruntukkan lain. Dari 936.000 hektar tersebut, 425.000 hektar adalah lahan sawah dan 510.000 adalah bukan sawah. Dengan demikian rata-rata luas lahan yang terkonversi dalam periode sepuluh tahun tersebut adalah 40.000 hektar per tahun. Fenomena yang sama terjadi di Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat. Petani kecil dan buruh tani semakin termarjinalisasi karena lahan yang biasa mereka garap, walaupun bukan milik mereka, semakin menyempit. Dalam waktu kurang dari lima tahun kedepan, lahan yang saat ini mereka manfaatkan juga akan menjadi kawasan permukiman. Sebagai akibatnya dikhawatirkan terjadi proses pemiskinan akibat hilangnya mata pencaharian dan peminggiran komunitas petani kecil. Itulah sebabnya komunitas petani kecil dalam kajian ini disebut komunitas petani marjinal. Kurangnya intervensi institusi memperburuk keadaan mereka. Untuk membantu mereka diperlukan suatu pengoganisasian yang dapat membantu petani marjinal memecahkan masalah sosial ekonomi yang mereka hadapi. Melalui partisipasi yang datang dari komunitas terdekat dimana petani marjinal berada (yaitu warga perumahan Bukit Sariwangi melalui kelompok Paguyuban Perumahan Bukit Sariwangi disingkat PPBS), pada akhirnya telah terbentuk Kelompok Al-Barokah pada tanggal 8 Desember 2007. Pembentukan kelompok bertujuan untuk memudahkan mengorganisir para petani marjinal dalam menghadapi permasalahan yang mereka hadapi serta memudahkan mereka mendapatkan dan memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber-sumber hidup yang penting. Hasil-hasil pengorganisasian petani marjinal selain berwujud Kelompok Petani Marjinal Al Barokah juga melahirkan beberapa agenda kerja yang telah dan segera dilakukan yaitu: 1. Pembentukan Kelompok Simpan Pinjam, dimulai dari kegiatan penggalangan dana awal (sudah berjalan sejak pertengahan Desember 2007), penyusunan AD/ART serta pengumpulan dana kas kelompok. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan petani dalam memperoleh bantuan modal. 2. Peningkatan kapasitas kelompok, melalui kegiatan sosialisasi dengan pihak ketiga (lembaga-lembaga atau perseorangan yang menaruh perhatian
pada program pemberdayaan ini). Kegiatan lain yang mendesak untuk dilakukan adalah pengadaan mesin pompa air yang digunakan untuk mengatasi masalah teknis yang dihadapi petani marjinal pada saat musim kemarau. Kata kunci : Konversi lahan pertanian, petani miskin, partisipasi, pengorganisasian komunitas.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya.Pengutipan hanya untuk kepentinganpendidikan penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
PENGORGANISASIAN PETANI MARJINAL UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MEREKA (Studi Kasus Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat)
SARI YULIATI
Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Pengembangan Masyarakat
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Judul tugas akhir :
Nama NRP.
: :
Pengorganisasian Petani Marjinal Untuk Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Mereka (Studi Kasus Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat) Sari Yuliati I. 354060215
Disetujui: Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS. Ketua
H.M. Fadhil Nurdin, Drs, MA, PhD. Anggota
Diketahui:
Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS.
Prof.Dr. Ir. Khairil A. Notodipuro MS.
Tanggal Ujian: 19 Maret 2008
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, shalawat serta salam Penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW. Pada akhirnya, Kajian Pengembangan Masyarakat ini dapat diselesaikan atas perkenan-Nya. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Yang Terhormat: 1.
2
3.
4.
5. 6. 7.
8.
9.
10.
11.
12. 13.
Bapak Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan saran yang tak ternilai dalam penyusunan kajian ini; Bapak H.M. Fadhil Nurdin, Drs, MA, PhD, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan dorongan dan bimbingan tak ternilai dalam penyelesaian kajian ini; Bapak Ir. Said Rusli, MA,atas kesediaannya menjadi Dosen Penguji Luar Komisi yang telah memberikan komentar dan saran terbaik untuk penyempurnaan kajian ini; Departemen Sosial Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menambah pengetahuan di bidang pengembangan masyarakat pada Magister Profesional Pengembangan Masyarakat kerjasama Institut Pertanian Bogor dan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung; Segenap Pimpinan dan civitas akademika Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor; Segenap Pimpinan dan civitas akademika Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung; Ibu Dra. Hj. Komala M.MPd, selaku kepala SMK Negeri 1 Bandung yang telah memberikan kesempatan dan dorongan bagi penulis untuk belajar pada program ini; Ibu Dra. Euis Sri Mulyati dan Bapak Drs. Wawan Mulyawan , MM, yang telah sangat tulus memberikan perhatian dan kesempatan bagi penulis untuk belajar pada program ini; Kakanda tercinta Dra. Soetji Andari M.Si dan Bapak Drs. Catur Hariwibawa, MM, yang telah sangat membantu terciptanya peluang untuk belajar bagi penulis; Camat, Kepala Desa dan Paguyuban Perumahan Bukit Sariwangi serta masyarakat Desa Sariwangi Kecamatan Parongpong yang telah membantu penulis melaksanakan kajian ini; Ayahanda tercinta dan Ibu Tati, yang senantiasa memberikan doa, dan cinta kasih. (Bapak, terimalah ini sebagai kado ulang tahun tepat di usia 80 tanggal 17 Maret 2008); Ananda tersayang, Kevin Muhammad Muchtiar, yang telah memberikan doa, perhatian dan dorongan untuk Mama; Kakak-kakak serta adik-adik terkasih yang senantiasa memberikan doa, perhatian dan cinta kasih.
14. 15. 16.
17.
18. 19. 20.
Bapak Marsekal Madya (Purn.) H. Irawan Saleh yang telah memberikan dorongan serta bantuan tak ternilai; Bapak Mufti Muchtiar dan Keluarga, yang telah memberikan bantuan dan perhatian, terutama pada saat Kevin harus ditinggal ke Bogor. Sahabat-sahabat sepanjang masa yang menjadi inspirasi dalam kehidupan: Kang Djen-Djen Djainal, PhD, Adi Pribadi Sang Seniman, Evi Puspita dan Sri Suwarni; Seluruh sahabat dan saudara-saudaraku, khususnya para mahasiswa Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Angkatan IV, yang telah memberikan motivasi dan bantuan yang tak akan pernah dapat dilupakan. Pak Yono dengan persahabatan dan bahasa sastranya yang dalam dan menyentuh; Pak Sugianto, rekan seperjuangan melintasi Bandung-Bogor, Ibu Nuri, Ibu Tenri dan pasangannya, Kak Riswan, motivator yang banyak membantu secara teknis; Pak Marcel untuk kalkulator penyelamatnya; Tante Lisa, Mas Rizal, Lenia, Herda, Joyce dan rekan-rekan Chevy 103,5 FM lain yang senantiasa memberikan motivasi untuk berkarya; Rekan-rekan Guru dan rekan-rekan Tata Usaha di SMKN 1 Bandung yang telah memberikan dorongan, doa dan motivasi; Seluruh pihak, yang tidak dapat dituliskan satu persatu, yang telah banyak membantu dan memotivasi selama perkuliahan dan penyusunan kajian ini.
Penulis menyadari bahwa kajian lapangan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis baik dalam penulisan, analisis maupun aplikasinya. Namun, selalu ada kesempatan untuk menjadi lebih baik, sepanjang masih ada keteguhan hati. I slept and dream that life is a pleasure. I wake and I saw that life is duty. I worked and I noticed that duty is pleasure (Friedrick Nietzche). Semoga kajian sederhana ini bermanfaat dan Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. ”Ya Allah, kami memohon amalan yang mendekatkan kami pada cinta-Mu dan jadikan segala usaha kami ditujukan untuk menggapai rida-Mu.” Amin.
Bogor, Maret 2008. Sari Yuliati