M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember
2007,28
- 36
PENGKARATAN OAN PENCEGAHANNYA 01 KAPAL TANKER YANG BERLAMBUNG GANOA Srijanto Resowikoro Peneliti Madya, Pusat Teknologi Industri Sistem Transportasi,
BPPT
Abstract Corrosion is major problem in ship's construction. Tanker ship as an example in certain capacity has now been built with double hull construction. This type of construction has resulted in more complicated problem of corrosion particulsrly with respect to some areas such as the area between outer and inner layer of hull, bilge and cargo hold due to many factors which may not be avoided. Generally, corrosion is a process of electrolyte among some subtances including fluid, anode and cathode. If one of them was ignored, the corrosion process would not be happened. Beside that, one of the causes of corrosion is existence of humidity above the liquid in cargo hold and sustainable humidity in ballast tank, waters vapors were reduced through gas inert system. In order to cope with this problem,lnternational Maritime Organization(lMO) has launched rules or methods concerning the effortof containing the best result of painting to prevent corrosion in Tanker ship as well as one carrier along with double hull construction as stated in a resolution of A. 785(19). This is very important to be implemented prior to building ship with double hull construction especially in suspected areas. Kata kunci : Karat, kapal tanker, lam bung ganda
PENDAHULUAN. Sejak tanggal 1 Juli 1998 seluruh kapal tanker serta kapal muatan curah baru harus memiliki sistem perlindungan karat (korosi) yang memenuhi ketentuan SOLAS Ch 11/1 Reg.3-2. International Maritime Organization (IMO) telah menerbitkan pedoman cara terbaik yang berkaitan dengan pengecatan untuk pencegahan karat pada kapal tanker dan kapal muatan curah dengan konstruksi lam bung ganda(double hull) yang tercantum dalam Resolusi A. 798(19). Pedoman dari IMO tersebut antara lain adalah: 1) Permilihan, aplikasi serta pemeliharaan kapal dengan pengecatan harus _~. mendapatkan kesepakatan dari pembuat kapal, pemilik kapal serta produsen cat, dalam hal ini klasifikasi harus menyetujui kesepakatan ini. 2) Bahan cat yang dipilih harus anti karat dan pengecatan terdiri dari beberapa lapisan dengan warna yang berbeda dimana lapisan terakhir berwarna cerah. 3) Sebelum proses pengecatan dimulai harus dilakukan persiapan permukaan pelat (termasuk pekerjaan dan persiapan sekunder), keselamatan kerja, lingkungan serta sesuai prosedur pengendalian mutu.
28
4)
Pemeliharaan lapisan cat harus didasarkan dan sesuai dengan dokumen atau brosur yang dikeluarkan oleh produsen cat.
Kapal berkonstruksi lam bung ganda menggambarkan suatu perubahan kearah keselamatan dalam rancang bangun suatu kapal, Namun demikian, IMO mengeluarkan pedoman tersebut untuk lebih memperhatikan masalah pencegahan terhadap timbulnya karat (korosi) pad a kapal tanker khususnya yang menggunakan konstruksi lam bung ganda. Hal ini disebabkan kapal berkonstruksi lam bung ganda akan mengalami risiko lebih besar terjadinya pengkaratan terutama pada tangki ballast, daerah bilga dan tangki ruang muat. Kapal berlambung ganda mempunyai struktur yang komplek dan memiliki aspek positif, namun juga akan menghadapi tantangan terutama dari segi perawatan. Tantangan tersebut harus dihadapi dan diatasi oleh industri galangan kapal, tetapi beberapa aspek hanya bisa dijawab melalui perubahan metode rancang bang un dan pembangunannya. Sedangkan para operator kapal perlu merubah paradigma pengoperasian kapalnya. Ada beberapa konstruksi pada kapal lambung ganda yang berisiko terhadap timbulnya pengkaratan antara lain daerah bilga, tangki ballast serta ISSN 1410-3680
Pengkaratan Dan Pencegahannya Di Kapal Tanker Yang Berlambung Ganda (Srijanto Reso~ikoro)
tangki muatannya sendiri. Sedangkan penyebab karat ada beberapa sumber yaitu muatan yang bersifat asam dengan kandungan H2S yang tinggi, akibat pengaruh unsur hydrogen atau besi-sulfida pyrophoric, asam karbonat dan mikroba - karat (korosi) yang terjadi pada pelat dasar tangki muatan. Ukuran kapal yang besar menyebabkan sulitnya usaha untuk mempelajari dan melaksanakan pelatihan ataupun simulasi bagi anak buah kapal, sehingga perbaikan atau perawatan yang baik harus melalui pengalaman operasional. Hal ini termasuk suatu kejadian atau masalah pada kecelakaan yang tidak terduga sebelumnya. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi atas pengalaman operasional kapal dengan konstruksi lambung ganda serta masukan dari beberapa pihak yang terkait. Kapal tanker berlambung ganda telah ikut meramaikan kegiatan pelayaran dalam negeri sedangkan masalah perbaikan serta pemeliharaan kapal yang terkait dengan pengkaratan yang terjadi merupakan hal yang sangat penting maka tulisan ilmiah ini cukup beralasan untuk menjadi perhatian.
PERMASALAHAN Semakin ban yak kapal berkonstruksi lambung ganda yang dianggap aman, kuat dan berkualitas, sudah dan sedang dibangun di seluruh dunia. Kapal berlambung ganda mempunyai struktur yang komplek namun memiliki aspek positif . Hal ini merupakan tantangan bagi industri galangan kapal dan harus dijawab dengan melalui perubahan praktek dalam pembangunan kapal atau metode rancang bangun. Dalam kondisi yang ideal bahwa kapal dapat dibangun dengan sempurna, dioperasikan
dan dilakukan perawatan dengan baik, hanya ada satu hal yang dapat menimbulkan masalah serius yaitu terjadinya pengkaratan pada pelat terutama pada ruang muat dan tangki ballast. Hal ini merupakan masalah yang baru, padahal semua struktur atau konstruksi baja akan mengalami pengkaratan. Hampir selama 120 tahun, baja menjadi material utama dalam pembangunan konstruksi kapal. Sejak pertama kali minyak diangkut melalui laut, kapal tanker sudah dibangun dari bahan baku baja. Keadaan tersebut menyebabkan sangat perlunya pengkajian karat atau korosi pada kapal tangker khususnya yang berlambung ganda, karena pencemaran laut akibat tumpahan muatan minyak dari kebocoran lambung kapal sangat signifikan. ISSN 1410-3680
METODE
PENELlTIAN
Metode penelitian terhadap pengkaratan dan pencegahannya di Kapal Tanker berlambung ganda menggunakan data sekunder dari kepustakaan yang ada serta hasil diskusi dengan beberapa narasumber. Melalui pendekatan analisis sesuai dengan permasalahan tentang pengkaratan yang terjadi pada kapal tangker berlambung ganda (double hull) terutama yang terjadi pada tangki ballast, daerah bilga dan ruang muat, penyebab terjadinya pengkaratan, pencegahannya serta peraturan yang ada kemudian dituangkan dalam kesimpulan serta saran
PEMBAHASAN Peraturan International Maritime Organization (IMO) yang tertuang dalam perjanjian Marine Polution (Marpol) 73/78 Anex II mengatakan bahwa untuk semua transportasi minyak dan lemak didenominasi sebagai IMO-2 cargo (berbahaya), untuk itu terhitung mulai 1 Januari 2007 IMO memberlakukan Marpol annex 11 yang mewajibkan ekspor minyak termasuk kelapa sawit (CPO) harus memakai kapal dengan konstruksi lambung ganda (double hull) dengan jarak antara lambung (hull) luar dengan tangki cargo minimal 670 mm. Aturan ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran laut oleh minyak dan bahan kimia apabila terjadi kebocoran. Kapal tanker serta kapal curah lain yang dibangun dengan konstruksi lambung ganda (double hult; menggambarkan suatu perubahan yang positif kearah keselamatan dalam rancang bangun suatu kapal. Semakin banyak kapal dengan konstruksi lambung ganda yang aman, kuat dan berkualitas sudah dibangun di seluruh dunia ini mempunyai struktur yang komplek serta memiliki aspek positif namun juga akan -.. menghadapi tantangan dalam pengoperasian serta perawatannya. Tantangan tersebut harus dihadapi oleh industri galangan kapal, tetapi beberapa aspeknya hanya bisa dijawab melalui perubahan praktek atau metode rancang bangun dan pembangunannya. Sedangkan para operator kapal perlu merubah paradigma pengoperasian kapalnya. Ukuran kapal yang besar tersebut menyebabkan sulitnya usaha untuk mempelajari dan melaksanakan pelatihan ataupun simulasinya, sehingga penyempurnaan perbaikan atau perawatan
29
M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember
2007, 28 - 36
melalui pengalaman operasional harus tetap dilaksanakan. Hal ini termasuk suatu kejadian atau masalah pada kecelakaan yang tidak terduga sebelumnya. Kondisi Industri Pelayaran Industri Pelayaran di dunia saat ini telah mencapai beberapa kemajuan dalam mengembangkan sistem atau metode anti korosi. Pengecatan (coating) tangki ballast pad a kapal tanker dan kapal muatan curah merupakan suatu keharusan. Namun pengecatan pad a tangki balas ini belum memberikan perlindungan yang diinginkan, terutama apabila terjadi korosi dengan tingkat yang tinggi, dengan akibat dan konsekuensi yang dramatis. Sebagai tambahan korosi yang serius terjadi pad a tangki muatan kapal tanker termasuk juga kapal tanker dengan lam bung ganda. Dengan demikian pilihan dan metode aplikasi anti karat masih perlu dikembangkan bahkan memerlukan perhatian yang lebih serius serta perlu dilakukan pengkajian metode perlindungan yang lebih baik terhadap terjadinya pengkaratan karena karat akan menjadi musuh utama yang akan merubah kapal menjadi "barang rongsokan" atau "besi tua". Hal tersebut bukan murni asumsi teoritis, tetapi didasarkan atas pengalaman dan informasi dari para pemilik atau operator kapal tanker. Tulisan ini memberikan uraian sing kat mengenai analisis tantangan spesifik yang berkaitan dengan pengecatan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya pengkaratan pad a kapal tanker lam bung ganda serta pad a kapal curah dan apa yang harus dilakukan serta bagaimana peran dari berbagai pihak yang terkait. Konstruksi Lambung Pemicu Karat.
Ganda
Sebagai
beberapa kondisi pengoperasian sebagai tantangan tambahan, dimana masalah karat atau korosi pad a kapal lam bung ganda adalah berbeda dibandingkan kapal lambung tunggal. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut: Pengkaratan yang terjadi pada tangki ballast serta daerah bilga. ~ Luas permukaan pelat kapal yang harus dilindungi terhadap karat atau korosi; pad a kapal berlambung ganda adalah dua kali bahkan bisa tiga kali lipat dibandingkapal lambung tunggal. Banyak bagian dari permukaan pelat tersebut sulit dicapai karena sifat bahaya daripada muatan yang diangkut oleh kapal. ~ Luas permukaan tangki ballast lebih besar (2 ..;-2,5 kali lebih luas daripada kapal berlambung tunggal) dan selalu basah karena uap air yang memperbesar kemungkinan terjadinya karat (korosi) diseluruh lam bung kapal. ~ Lapisan pada bagian dalam lambung kapal selalu basah dan tertutup atau selalu terendam lumpur tergantung pad a trim kapal, terutama pada buritan kapal. ~ Akumulasi Lumpur tersebut menimbulkan ancaman terjadinya pengkaratan lebih besar terutama akibat mikroba. ~ Bagian dalam kulit lam bung sering mengalami fluktuasi temperatur yang tinggi yang dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya karat (korosi) karena perubahan suhu. ~ Lapisan cat bagian dalam kulit lambung mengalami kemungkinan pecah akibat defleksi pelat (akibat gerakan sagging, hogging karena gelombang), suhu dan sifat dari lapisan cat. Pengkaratan Muat ~
Fungsi utama kapal tanker adalah mengangkut minyak dalam bentuk curah dengan jumlah banyak secara aman dan efisien. Agar efisiensi tersebut terpenuhi, waktu kapal dalam pengedokan selama perbaikan serta perawatan kapal harus sesingkat mungkin. Dengan demikian kriteria utama yang harus ditetapkan pada saat merencanakan pembangunan kapal adalah diperolehnya sebuah kapal yang layak dan baik dengan sistem perlindungan yang efisien selama usia kapal terhadap musuh utamanya yaitu karat. Perubahan konstruksi dari lam bung tunggal menjadi lam bung ganda menimbulkan
30
~
~
Yang
Terjadi
Pada
Ruang
Struktur lam bung ganda menyebabkan suhu minyak pad a periode cukup lama relatif cukup tinggi. Lambung tangki bagian dalam bersuhu sama dengan suhu muatan dan suhu yang lebih tinggi akan meningkatkan kemungkinan terjadinya karat (korosi) pad a lokasi tersebut. Akibat aplikasi uap air jenuh sebelum pemuatan dan selama pelayaran, maka ruangan gas di atas muatan tetap lembab dengan variasi tingkat kelembaban akibat temperatur ruangan gas tersebut.
ISSN 1410-3680
Pengkaratan
Dan Pencegahannya
Di Kapal Tanker Yang Berlambung
Dari penjelasan dan pengalaman tersebut menunjukkan bahwa perubahan struktur dari lambung tunggal menjadi lambung ganda telah menimbulkan potensi terjadinya pengkaratan yang lebih besar. Sumber Terjadinya
Pengkaratan.
Secara umum terjadinya pengkaratan karena zat cair adalah akibat proses elektrolisa. Proses elektrolisa ini tentunya memerlukan elektrolit. Terjadinya elektrolisa pada kapal berlambung ganda adalah sama pada kapal berlambung tunggal, yaitu akibat kelembaban yang lebih tinggi baik didalam tangki muatan maupun tangki ballast. Yang berfungsi sebagai anoda adalah unsur besi di dalam struktur baja sedangkan yang berfungsi sebagai katoda adalah berbagai macam unsur yang lain termasuk sulfur. Apabila salah satu dari ketiga unsur dasar tersebut ditiadakan, proses pengkaratan dapat direduksi. Untuk itu dalam usaha mengurangi terjadinya proses pengkaratan ini adalah mengurangi salah satu dari elektrolit tersebut. Selain itu salah satu penyebab terjadinya karat (korosi) adalah keberadaan uap air di dalam ruangan di atas cairan muatan serta kelembaban kontinyu di dalam tangki ballast, namun dalam kenyataannya belum ada yang dapat dilakukan untuk meniadakan kelembaban di dalam tangki balas. Di dalam tangki muatan, uap air diintroduksi melalui system gas inerl. Gas inerl dapat dihasilkan oleh ketel yang telah diserap kandungan airnya, kemudian dialirkan melalui pipa pada system gas inerl sebelum memasuki ruangan diatas permukaan muatan didalam tangki. Dengan cara ini kandungan uap air didalam gas inert tergantung pada suhu gas sebelum melalui penyerap uap dan lingkup kondensasi yang terjadi pada uap air sebelum memasuki ruang muat. Sistem gas inerl tradisional yang umumnya terdapat pada kapal tanker tidak memiliki sub sistem pengering atau pengurang kelembaban untuk mengurangi kandungan air gas inert sewaktu mengalir antara sub sistem penyerap kandungan air dari tangki muatan. Pada sistem tradisional tersebut hampir tidak mungkin dapat mengendalikan atau menghalangi masuknya uap air ke dalam ruang muat, sedangkan didalam tangki balas presentase kelembaban bisa mencapai 95%, namun tergantung juga pada suhu air laut di luar serta suhu muatannya sendiri. Alternatif lain untuk menghilangkan unsur yang bersifat anoda pada pelat baja dengan ISSN 1410-3680
Ganda (Srijanto Resowikoro)
pelapisan (coating) yang lebih efisien melalui pengecatan pada tangki ballast maupun tangki muatan, tetapi hal ini akan sulit juga menghilangkan unsur anoda. Katode merupakan sumber utama karat (korosi) yang merusak struktur baja kapal dan banyak menimbulkan kasus sehingga sangat menarik untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain penyebab utama karat (korosi) tersebut diatas, ada tiga tipe penyebab karat yang berhasil diidentifikasi, penyebab ini dapat timbul di dalam tangki muatan dan tangki ballast selama membawa muatan maupun dalam keadaan kosong. Tipe karat (korosi) ini lebih agresif terjadi pada kapal berlambung ganda karena alasan berikut : 1) Muatan bersifat asam dengan kandungan H2S yang tinggi Luasan pelat di bawah geladak pada tangki ruang muat berhubungan langsung dengan berbagai unsur gas yang terdapat di ruangan tersebut. Pada saat berisi muatan volume ruangan di atas muatan bervariasi dan tergantung pada volume muatan di dalam tangki tersebut. Ruangan ini berisi unsur organik dimana mudah terbakar yang berasal dari minyak dan gas inerl. Salah satu unsur gas yang juga dilepas oleh muatan minyak adalah hidrogen sulfida atau H2S. Perlu diketahui bahwa semakin banyak terdapat jenis minyak mentah dengan konsentrasi hidrogen sulfida yang cukup tinggi. Pada keadaan kelembaban tinggi, H2S yang dihasilkan oleh muatan akan menempel pada bagian bawah pelat geladak dalam bentuk kristal. Kristal sulfur ini menurut pengamatan pada kapal tanker menunjukkan volume kristal mencapai berat berton-ton dan akan berfungsi sebagai katode. Butiran air yang bersifat asam berasal dari gas inerl adalah biang penyebab karat (korosi) pada pelat kapal. --.. 2) Korosi akibat pengaruh unsur hidrogen atau besi-sulfida pyrophoric Sebagai tambahan atas penyebab umum karat (korosi), H2S akan bereaksi dengan besi oksida (karat) dan menghasilkan besi sulfida (FeS). Selama proses, reaksi tersebut akan membebaskan unsur hidrogen dan akan terbentuk pula H20. Proses reaksi ini adalah eksotermik, yang berarti melepaskan sejumlah panas sehingga disebut pyrophor, tetapi keseluruhan proses dijabarkan secara rinci dalam kerangka ISGOTT. Reduksi lebih lanjut terjadi apabila besi sulfida bereaksi dengan oksigen sehingga 31
MP.I. Vol.1 NO.3. Desember
2007, 28 - 36
terbentuk sulfur yang kemudian menempel pad a bagian bawah pelat geladak di ruang muat, sehingga kembali terjadi pengkaratan. Unsur hidrogen yang terbebas pad a reaksi pertama akan menimbulkan korosi pada tempat yang sarna. Struktur geladak pada kapal tangki berada dalam keadaan pembebanan yang paling besar yaitu tegangan dan kompresi terutama pada bagian yang paling jauh dari garis tengah kapal. Dalam kondisi tersebut hidrogen akan terselip ke dalam baja dan tetap berada diantara kristal-kristal baja. Hal ini akan menyebabkan pecahnya laminasi (Iapisan cat) sehingga baja semakin terbuka dan peristiwa ini dikenal dengan keretakan karena hidrogen. Hasil pengamatan atas keretakan karena hidrogen dan ketegangan dapat dilukiskan oleh Gambar 1 (keretakan tipe pertama) dan Gambar 2 (keretakan tipe kedua). .
~~'""""it':::"':""'" .".. :""-
Gambar1 Keretakan Cat Akibat H2S Keretakan Tipe Pertama Keretakan tipe pertama trn pada umumnya berkaitan dengan keretakan akibat hydrogen yang dapat timbul dengan adanya tegangan sisa. Hal ini dimanifestasikan retakan yang searah/sejajar dengan permukaan pelat.
~~~~""'~
Gambar 2. Keretakan Cat Akibat H2S Keretakan Tipe Kedua Keretakan pada tipe kedua menghasilkan jalur retakan yang berlawanan dengan ketebalan secara transgranular, keretakan ini cenderung memisah dan ini berkaitan
32
dengan ketegangan yang dipengaruhi oleh hydrogen serta mempunyai dampak yang besar terhadap ketahanan pelat dibanding dengan tipe pertama karena dapat mengurangi kapabilitas menahan beban. Hidrogen Sulfida (H2S). Pilihan untuk mengatasi/melawan karat (korosi) tipe ini adalah dengan meniadakan hidrogen sulfida yang dikandung oleh minyak mentah sebelum pemuatan. Cara lain adalah dengan meniadakan lapisan sulfur yang terdapat pada pelat geladak bagian bawah. Melalui teknis pelapisan dengan minyak mentah (crude oil whipping/COW) maka permukaan bawah geladak ruang muat akan terlapisi minyak yang sekaligus menghilangkan lapisan sulfur-hidroksida dan lapisan korosi yang ada. Manfaat teknik pelapisan dengan minyak mentah secara berkala adalah untuk menghindari terjadinya korosi dengan memanfaatkan cairan muatan di dalam tangki. Konsep ini masih memerlukan evaluasi atas kelayakan ekonomisnya. Biaya tambahan berupa investasi untuk pelapisan, pemeliharaan serta waktu untuk melakukan pelapisan yang dilakukan selama pembongkaran muatan harus diperhitungkan terhadap manfaat yang akan didapatkan. Untuk kapal tanker yang baru, pelapisan yang cukup memadai harus diperhitungkan masalah ekonomisnya. Asam Karbonat. Pada ruangan di atas muatan juga mengandung gas inert yang dibawa oleh gas buang hasil pembakaran dari keteL Gas buang ini mengandung gas nitrogen (N2), karbon dioksida, karbon monoksida dan sedikit sulfur dioksida. Karbon dioksida yang dikandung air dapat membentuk asam karbon dengan tingkat keasaman mencapai 4. Gas inert yang diperlukan sebuah VLCC 3 dengan daya muat 300.000 m akan menghasilkan sekitar 12 ton asam karbonat selama satu kali pelayaran. Asam karbonat tersebut akan tetap berada di dalam tangki walaupun muatan sudah dibongkar, sebagai akibat penggunaan gas inert selama pembongkaran. Terdapat bukti yang kuat bahwa asam karbonat ini telah menimbulkan karat (korosi) pad a dasar tangki muatan. Asam karbonat ini akan ditemukan juga didalam tangki ballast dan dapat diakibatkan oleh terpaan angin. Selama pemuatan dan pelayaran, komponen organik yang mudah terbakar dan gas inert yang keluar melalui ISSN 1410-3680
Pengkaratan
Dan Pencegahannya
Di Kapal Tanker Yang Berlambung
ventilasi geladak dapat memasuki tangki balas yang kosong dan sangat lembab. Fakta yang mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa menurut hasil konsultasi dengan produsen cat memberikan pemahaman bahwa penggunaan cat tipe "tar epoksi" untuk tangki ballast dan tangki muatan akan dipengaruhi oleh lingkungan yang kadar asamnya hanya 4. Salah satu pilihan untuk menghindari terjadinya karat (korosi), tipe tersebut adalah suatu media N2 murni yang bersih atau suatu pelapisan yang bermutu dan memadai yang dirancang untuk menghadapi lingkungan tersebut. Lingkungan Yang Lebih Asam.
Air dalam bentuk uap, memasuki ruangan di atas muatan bersama dengan gas inert. Minyak mentah dalam ruang muat memerlukan pengendalian tekanan maka diperlukan aliran gas inert dan uap air ke dalam ruangan di atas muatan. Suhu dalam ruangan di atas muatan akan berubah sesuai suhu lingkungan akibat perubahan suhu siang dan malam. Sesuai dengan temperatur pengembunan dan karena suhu yang dingin pada malam hari, uap air akan menempel pada permukaan pelat. Butiran-butiran air ini mengandung unsur sulfur dan karbon dioksida yang bersifat asam dengan tingkat keasaman (pH) 1. Juga tergantung warna cat geladak, apakah warnanya cerah atau gelap dan suatu hal yang tidak biasa apabila suhu permukaan geladak mencapai 60° C atau lebih pada saat berlayar. Suhu tinggi akan mempercepat terjadinya karat (korosi) secara signifikan. Suhu muatan di dalam kapal tanker berlambung ganda biasanya 20° C lebih tinggi dibandingkan suhu muatan di dalam kapal tanker lambung tunggal. Tingkat keasaman di dalam ruangan di atas muatan sangat tinggi sehingga pelat yang akan digunakan perlu diperhatikan mutunya dengan seksama. Penggunaan cat pada bagian pelat geladak di ruang muat akan ,mempengaruhi besarnya biaya pembangunan kapal. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka minyak mentah harus dikategorikan berdasarkan tingkat derajat keasamannya yang menunjukkan kandungan asam naptha (suatu komponen organik minyak mentah), suatu komponen organik yang mudah terbakar atau kandungan hidrogen sulfida. Adanya biaya tambahan untuk pengecatan tangki dan tingkat korosi yang tinggi dapat disesuaikan dengan tarif pengangkutan minyak internasional. Masalah
ISSN 1410-3680
Ganda (Srijanto Reso~ikoro)
ini merupakan prioritas isu yang perlu mendapatkan perhatian dan pengkajian. Pengkaratan Akibat Mikroba (Karat Atau Korosi Pelat Dasar Tangki Muatan).
Pengkaratan pada pelat dasar serta komponen struktur horizontal pada tangki muatan minyak mentah merupakan kejadian yang umum terjadi dan banyak dijumpai pada kapal tanker berlambung tunggal yang telah menjalani special survey ke tiga dan ke empat atau yang sudah berumur 15 s/d 20 tahun. Perbaikan yang perlu dilakukan merupakan kombinasi dari penggantian pelat, pengelasan lubang-Iubang (pitting) karat, penyemprotan pelat dasar dan dilakukan pengecatan. Beberapa operator kapal tanker menjumpai hal yang tidak terduga sebelumnya ketika survey khusus yang pertama yaitu terjadinya lubang pengkaratan dengan intensitas cukup tinggi. Tingkat terjadinya lubang korosi pada kejadian yang paling serius bisa mencapai 1,0 mm per tahun. Apabila proses karat atau korosi tersebut dibiarkan terjadi tanpa terpantau maka dalam waktu beberapa tahun akan terjadi perembesan minyak mentah (muatan) ke dalam tangki balas. Suatu kebocoran akan menimbulkan masalah keselamatan pelayaran yang serius dan risiko terjadinya pencemaran/polusi minyak serta gas yang dapat terbakar memasuki tangki ballast. Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan masalah karat (korosi) dan yang paling terkenal adalah korosi akibat bakteri yang menyerap sulfida. Bakteri ini dikenal sebagai korosi akibat mikroba pada pelat dasar tangki berupa lubang-Iubang mikro yang dalam. Pengkaratan akibat mikroba ini pada umumnya dikenal di lingkungan industri minyak dan telah berlangsung cukup lama. Berbagai macam bakteri dapat timbul pada semua sektor produksi minyak termasuk -. sarana produksi, jalur sistem pipa, sistem injeksi air, sumur minyak dan yang pasti ada pada tangki muatan kapal tanker yang digunakan untuk pengangkutan minyak. Mikroba ini menghasilkan unsur asam yang dapat merangsang timbulnya karat. Bakteri yang banyak terkait dengan karat pada baja adalah bakteri yang menghasilkan sulfida dan dikenal sebagai bakteri penyerap sulfur. Dalam kondisi tertentu, bakteri ini dapat menghasilkan sulfida dalam jumlah yang berarti dan dapat berpresipitasi dalam bentuk logam sulfida atau hidrogen sulfida. 33
M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember
2007,28
- 36
Pada kapal apabila bakteri mendapatkan tempat yang memadai maka akan berkembang biak dan menimbulkan lubang mikro karat pada tempat itu. Terjadinya kontaminasi mikroba dapat diketahui apabila terdapat hidrogen sulfida dengan bentuk bakteri di dalam contoh air yang diambil dari tangki serta adanya lubang mikro korosi pada pelat alas tangki muatan. Kondisi lingkungan yang sesuai untuk bakteri penyerap sulfur harus anaerobik, tidak ada senyawa oksigen, air dan larutan unsur nutrisi organik. Mikro organisme aerobik membutuhkan oksigen dan lokasi yang kekurangan oksigen bersifat anodic dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya yang mengandung oksigen yang kemudian menimbulkan lubang mikro korosi. Kapal tanker berlambung ganda sama halnya botol tahan panas atau thermos, akibat konveksi dengan air laut, minyak mentah lebih lambat dingin di dalam kapal tanker berlambung ganda . Suhu yang tinggi di dalam tangki muatan kapal tanker berlambung ganda dapat mencapai 40° C sampai dengan 50° C yang memungkinkan mikroba aktif lebih lama tinggal ketimbang sebelumnya sebagai akibat tersedianya nutrisi yang diperlukan di dalam minyak mentah tersebut. Ada beberapa metode dalam upaya memperbaiki lubang mikro pitting dan menghindari berkembangnya proses tersebut. Dilakukan penyemprotan pasir pada pelat terkait dan dilakukan pengelasan pada lubang mikro tersebut, dibersihkan kemudian dilakukan pengecatan termasuk dinding kedap yang terkait sampai setinggi 1 atau 2 meter dari dasar tangki dengan mutu cat yang baik. Pelaksanaan pengecatan pada pelat alas tangki minyak mentah yang mengalami lubang-Iubang kecil korosi tetapi sudah diperbaiki akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan pengecatan pada saat pembangunan kapalnya sendiri. Pilihan keempat yang sangat drastis adalah mengganti pelat alas tangki yang mengalami lubang-Iubang korosi yang sudah parah,--'" padahal melakukan penggantian petat alas tangki pada kapal tanker berlambung ganda tidaklah semudah pada kapal tanker lambung tunggal. Isu utama dalam pengkajian ini adalah menjaga kontinuitas kelembaban yang tinggi didalam tangki balas dan tangki muatan disamping juga menjaga agar suhu muatan tetap tinggi. Pada kapal tanker pra-MARPOL hal tersebut bukan merupakan masalah yang berarti, walaupun tetap ada masalah namun dalam skala kecil terutama untuk kapal 34
tanker pasca MARPOL PLlSBT-Seagregated Balast Tank pada kapal tanker lambung tunggal. Rancang bangun kapal tanker
berlambung ganda kemungkinan dapat menimbulkan masalah di tangki muatan serta tangki ballast. Untuk itu pemilik kapal serta badan klasifikasi tidak perlu terkejut apabila menemukan kerusakan pada tangki atau korosi yang serius pada pelat tangki muatan yang tidak dicat. Salah satu cara mengatasi korosi ini adalah dengan menggunakan cat yang baik
PENGECATAN PENCEGAHAN
SEBAGAI KOROSI
LANGKAH
IImu pengetahuan dan teknologi memiliki potensi yang besar untuk melakukan investigasi dan menemukan teknologi anti korosi yang efisien. Sampai saat ini usaha pengecatan yang baik sebagai langkah untuk pencegahan terhadap terjadinya pengkaratan masih merupakan salah satu alternatif. Alternatif ini adalah suatu aplikasi cat yang lebih tebal pada struktur pelat yang diperkirakan akan terjadi pengkaratan yang serius dan dilengkapi dengan anoda yang memadai. Penggunaan anoda ini masih dianggap kurang effektif karena harus selamanya terendam dalam air agar secara optimal mampu melindungi keseluruhan pelat tangki dari pengkaratan. Pengecatan merupakan usaha yang cukup memadai dibandingkan penambahan struktur yang kemungkinan akan mengalami karat atau korosi dengan tingkat yang sulit diprediksi. Industri perkapalan di Jepang sedang mengkaji beberapa alternatif baru dalarn usaha untuk pencegahan karat. Perusahaan Nippon Steel dan Sumitomo dalam penelitian awal telah menghasilkan suatu material baja jenis baru dengan ketahanan korosi yang lebih tinggi. Namun demikian penemuan tersebut masih perlu diuji coba sebagai struktur kapal untuk suatu periode tertentu, bukan hanya dalam simulasi. Pada prinsipnya investasi dalam usaha untuk pencegahan timbulnya pengkaratan adalah dengan pengecatan yang bermutu pada bangunan kapal baru dan di tahuntahun yang akan datang merupakan pilihan yang terbaik bagi pemilik kapal, Pengecatan tangki muatan serta tangki ballast pada kapal tanker maupun kapal muatan curah khususnya yang menggunakan konstruksi lambung ganda merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh IMO sebagai pedoman mengenai cara pengecatan yang terbaik dalam menghindari atau pencegahan ISSN 1410-3680
Pengkaratan
Dan Pencegahannya
Di Kapal Tanker Yang Berlambung
terhadap terjadinya pengkaratan dan pedoman ini berlaku terhitung sejak 1 Juli 1998. Langkah Baru.
Didalam masalah tersebut diatas Asosiasi Badan Klasifikasi Internasional (IACS) bersama dengan beberapa asosiasi industri seperti INTERTANKO, INTERCARGO, BIMCO, ICS dan OCIMF telah membentuk kelompok kerja untuk membahas hal tersebut dibawah: >- Interpretasi Seragam IACS yang telah direvisi melalui SC 122, berkaitan dengan verifikasi atas dipenuhinya ketentuan SOlAS 11 71 Reg. 3-2 dan Resolusi IMO A798 (19). >- Rancangan Ketentuan Seragam IACS, untuk pengecatan alas tangki dan bagian atas tangki muatan pada kapal tangki (khusus bangunan baru). >- Rancangan Pedoman IACS yang baru untuk pemeliharaan cat dan perbaikan tangki balas serta tangki kombinasi muatan/balas. Kelompok kerja tersebut telah menyelesaikan tugasnya pada pertemuan tahunan tanggal 16 dan 17 Pebruari 2004 yang lalu. Terdapat beberapa pembahasan mengenai perkembangan tersebut terutama . yang berkaitan dengan effisiensi ketentuan dalam pengecatan pelat alas serta struktur bagian atas tangki muatan pada kapal tanker. Perlu diketahui bahwa banyak juga kapal tanker yang tidak mengalami korosi serius pada permukaan bawah geladaknya. Kemungkinan kapal tanker ini dioperasikan secara benar dengan muatan secara alami kurang menimbulkan karat atau korosi. Hal ini perlu menjadi perhatian dari kelompok kerja untuk mempertimbangkan alternatif pengecatan atau menjamin bahwa pengecatan cukup memadai untuk tingkat pencegahan korosi. Walaupun beberapa kapal tanker dioperasikan secara benar, tetapi kebanyakan kapal tanker dioperasikan sesuai perkembangan pasar dalam rangka kontrak jangka panjang dimana kapal ini mengangkut berbagai macam minyak mentah serta produknya. Sangat mungkin bahwa struktur kapal tersebut bersentuhan dengan lingkungan yang ganas sehingga perlindungan terhadap karat atau korosi mutlak diperlukan. . Ketaatan pihak industri kapal melaksanakan sistem anti karat atau korosi ISSN 1410-3680
Ganda (Srijanto Resowikoro)
yang baik untuk tangki ballast atau tangki muatan kapal tanker hanyalah masalah waktu sebelum saatnya pihak berwenang serta IMO menghasilkan sistem tersebut. Ketidaktaatan ini akan dirasakan apabila sudah terjadi suatu kecelakaan, hal ini menunjukkan perlunya langkah kebijaksanaan tersebut. Harapan Pada Masa Depan .
Semua sepakat mengenai perkembangan peraturan serta prosedur pelaksanaan pengecatan yang baik serta tidak akan dapat diharapkan hasilnya sebelum ditemukan tipe cat yang tahan tehadap lingkungan yang ganas khususnya lingkungan pada tangki muatan. Pengecatan ini harus cukup elastis terhadap pergerakan lambung kapal sehingga tidak terjadi keretakan pada lapisan cat termasuk kerusakan atau cacat karena muatan minyak mentah. lapisan tersebut harus mampu menjaga elastisitasnya berkaitan dengan umur ekonomis kapal tanker dan tidak menjadi kaku atau rapuh sesuai dengan bertambahnya umur cat. Kondisi dalam ruangan tertutup seperti pada tangki muatan atau tangki ballast yang mempunyai tingkat korosi tinggi dan perlu diketahui tipe cat yang harus dipakai serta tahan terhadap lingkungan tersebut. Beberapa pendapat menyatakan bahwa tarepoksi normal tidaklah memadai dengan tipe cat yang dapat mengimbangi lingkungan serta berfungsi baik harus mengandung seng-silikat.
KESIMPULAN.
• • •
•
Usaha untuk menghindari karat atau korosi pada kapal tanker belum sepenuhnya berhasil. Biaya mahal yang diinvestasikan oleh pemilik kapal akan dinikmati dalam bentuk kapal dengan kualitas yang baik dan umurnya bisa lebih panjang. Kondisi operasional di dalam tangki ballast dan tangki muatan pada kapal tanker berlambung ganda akan menstimulir serta mempercepat terjadinya korosi. Sistem pencegahan karat(korosi) yang baik memerlukan dua lapisan cat dan lapisan tambahan dengan kuas dilakukan pada kampuh las, bekas potongan serta ujung-ujung sambungan pelat yang tajam. Pemasangan anoda yang baik berdasarkan jenis anoda dan 35
M.P.I. Vol.1 NO.3. Desember
•
•
•
•
•
•
36
2007,28
- 36
sepengatahuan produsen cat untuk menghindari dampak sampingan yang mungkin timbul. Ada pilihan sistem pengecatan satu lapis dengan harga lebih murah, namun tidak menjamin mutunya dibandingkan dengan sistem pengecatan dua lapis. Pemilik menghendaki kapal dibangun dengan baik, tahan lama dengan biaya operasional yang rendah, dipihak pembuat kapal menghendaki kapal sesuai dengan peraturan yang ada. Sehingga antara pemilik dan pembangun kapal terjadi perbedaan prinsip. Usaha pencegahan karat dengan pengecatan juga tergantung dari pengawasan saat proses pengecatan, ketebalan cat serta suhu ruangan. Pemilik kapal harus menggunakan konsultan yang sudah berpengalaman dalam memantau keseluruhan proses pengecatan, juga anak buah kapal sebaiknya diberikan pelatihan untuk memantau pengecatan, perawatan serta perbaikannya. Perlu adanya penelitian mengenai mekanisme karat atau korosi yang terjadi pada kapal tanker berlambung ganda (tangki muatan dan tangki ballast) dan identifikasi komponen penyebab korosi. Tantangan terhadap rancang bangun kapal tanker berlambung ganda adalah pada pemilihan dan aplikasi perlindungan terhadap korosi, , karena struktur kapal tanker berlambung ganda lebih rumit.
DAFT AR PUST AKA:
1. Gunner,T., Hydrogen Sulfide in Bunkers and Crude Oil, 2002
2. Thygessen,B., Crude Oil Tankers, Cargo Tank Corrosion, Update, 2002. 3. Woods,B., Meeting the Corrosion Control 4.
5.
Challenge, 2003 .. .... '" Rules For The Classification and Construction of Seagoing Steel Ships,
Biro Klasifikasi Indonesia, edition 2006 .. , Corrosion Onboard Crude Oil Tankers Awareness
6.
7.
Cargo Tank Corrosion Guide, INTERTANKO, 2000
.. , Factors Influencing Accelerated Corrosion of Cargo Oil Tanker, OCIMF 1997 ..
, Kejayaan
CPO di ujung tanduk
www.unisosdem.org,diakses pada tgl 11 April 2007
RIWAYAT PENULlS Srijanto Resowikoro,
lahir di Solo, 11 April 1950. Sarjana Teknik Perkapalan ITS, Sejak tahun 1981 bekerja pada Direktorat Industri Mesin dan Elektroteknika Kelompok Industri Maritim BPPT, tahun 1988 - 1992 sebagai Ketua Kelompok Pengkajian Industri Maritim, Desember 1994 hingga April 1995 menjadi Asisten Supervisi Pembangunan Kapal Penelitian Baruna Jaya IV di Cherbourg Perancis. Terhitung mulai Oktober 1998 bekerja sebagai Peneliti pada Direktorat Teknologi Transportasi sekarang menjadi Pusat Teknologi Industri Sistem Transportasi BPPT.
ISSN 1410-3680