PENGKAJIAN UJI ADAPTASI PENGGUNAAN BIBIT SOMATIK EMBRIO GENETIK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO DI SULAWESI TENGAH PENELITI/PEREKAYASA: Yakob Langsa Asni Ardjanhar, Benyamin Ruruk Rusdi Lape,
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA BADAN LITBANG PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)SULAWESI TENGAH 2012
Latar Belakang Kakao (Theobroma cacao L) bagian dr komoditas unggulan sbg : sumber pendapatan devisa, penyedia lapangan kerja.
Sebagian kakao Sulteng perlu direhabilitasi dengan cara; vegetatif (bibit okulasi, graft tunas baru, sambung samping) dan tanam baru.
Tanam baru dpt dengan bibit asal biji, dari tanaman lokal (tidak jelas)atau Tanam baru dengan bibit somatic embryogenesis (asalnya jelas). Bibit SE akan meningkatkan produksi dan kualitas biji kakao untuk menjadikan Indonesia penghasil utama kakao dunia. SE belum banyak dik. petani kakao Sulteng, ttg keunggulan juga kelemahannya. Perlu dilakukan adaptasi dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi masyarakat sbg upaya peningkatan produksi, produktivitas, mutu kakao dan pendapatan petani serta pengembangan tanaman kakao yang seragam dan berkelanjutan.
Permasalahan Penyebab mutu hasil kakao rendah di samping penanganan pascapanen yang kurang memadai juga bentuk, ukuran, serta berat biji tidak seragam. Di Sulawesi Tengah diduga salah satu penyebabnya akibat penggunaan bahan tanaman yang tidak jelas asal-usulnya atau. benih hasil kebun sendiri. Penguasaan petani akan inovasi teknologi budidaya belum memadai. Belum terbangun usaha pembibitan kakao unggul nasional di setiap sentra produksi.
Metodologi Kegiatan terdiri atas empat tahapan: Survei lokasi pada sentra produksi kakao Sosialisasi pengkajian Pengadaan bibit dan penerapan inovasi teknologi berbasis SL-PTT tanaman Kakao Pembinaan dan Pelatihan (SL-PTT) tanaman kakao Uji adaptasi bibit (Demplot) pertanaman kakao baru. Pengumpulan dan anlisis data Pelaporan
Sinergi Koordinasi
Potensi diseminasi yang dapat dilakukan adalah kerjasama demonstrasi plot dengan mitra lain misalnya perusahaan penangkar, Puslit koka, dan atau pihak swasta lainnya. Selain itu keberhasilan penampilan Demplot dengan penerapan SL PTT kakao akan meningkatkan pengetahuan untuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani yang implikasinya terhadap peningkatan produksi sekaligus pendapatan sehingga dapat meningkatkan PAD melalui pajak. Potensi penyerapan inovasi teknologi budidaya kakao dengan metode SL yang efektif akan berimplikasi peningkatan produksi yang dapat mendukung kegiatan industri sebagai penyedia bahan baku industri kakao di Sulawesi Tengah.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
5
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil uji adaptasi bibit SE serta beberapa rangkaian kegiatan lainnya akan memotivasi Pemda dan Swasta untuk mendorong petani melakukan inovasi teknologi budidaya kakao. Membina penangkar di setiap sentra pengembangan kakao. Pemda meyakinkan petani bahwa penggunaan bibit SE akan meningkatkan pendapatan dan sejahteraan. Semua pertanaman baru di lahan petani menggunakan bibit, yang mereka peroleh secara mandiri. Bantuan bahan tanam yang diadakan oleh pemerintah, swasta sudah menjadikan bibit SE sebagai anjuran. Teknologi yang diperkenalkan dapat diadopsi oleh ppetani dan menjadi replikasi di lokasi lainnya asi lainnya
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
6
Luas pertanaman kakao Sulawesi Tengah kurang lebih 175 ribu ha, sebagian sudah perlu direhabilitasi, dan butuh bibit dalam jumlah banyak pada periode relatif singkat. Perkembangan areal penanaman baru rata rata 2 – 2,5 % per tahun. Belum ada penangkar bibit SE secara khusus.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
7
Foto kegiatan
Cln lokasi
Bibit diangkut ke lokasi
sosialisasi dengan pihak Pemda
Penentuan lokasi dengan pihak Pemda
Penentuan lokasi dengan pihak Pemda dan petani
Bibit siap tanam
keragaan tanaman
Bibit dipindah ke polybag ukrn besar
Proses aklimatisasi
Siap dianggkut ke lokasi
Tanaman milik petani umr 18 bln Akar terbentuk tdk sebanyak akar
asal biji
Saran Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Perlu dilakukan penuntasan pengukuran/pengamatan kegiatan lapangan disertai transfer teknologi melalui metode penyuluhan spesifik lokasi dengan mengikuti setiap tahapan teknologi. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek i.
Untuk melengkapi kesempurnaan data/informasi, keunggulan dan kelemahan bibit SE di tingkat lapangan maupun tingkat produksi dan kualitas produksi (biji) membutuhkan dukungan pendanaan oleh program ristek.
ii.
Informasi prodksi dan produktivitas bibit SE belum ada
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Produktivitas Litbang 2012
9