PENGKAJIAN PEMUPUKAN NPK BERDASARKAN PANEN BUAH TANAMAN JERUK SIAM MADU DI KABUPATEN KARO (The Assessment of NPK Fertilizer Dosages Based on Fruit Harvested on Citrus cv. Siam Madu in the Regency of Karo) Palmarum Nainggolan BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA
ABSTRAK Kajian ini dilakukan untuk menentukan dosis pupuk yang lebih praktis digunakan oleh petani jeruk di Kabupaten Karo. Pengkajian dilaksanakan di kebun jeruk milik petani di Desa Surbakti, Kabupaten Karo, pada ketinggian 1.200 m dpl, dengan jenis tanah andosol dari bulan Januari hingga Desember 2006. Umur tanaman jeruk yang diperlakukan adalah 10 tahun setelah tanam dari bibit okulasi. Perlakuan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan pemupukan N, P, dan K yang dikaji adalah: A. Dosis pupuk 1% dari buah dipanen, B. Dosis pupuk 3% dari buah dipanen, C. Dosis pupuk 6% dari buah dipanen, D. Dosis pupuk 9% dari buah dipanen, E. Dosis pupuk menurut umur tanaman, F. Dosis pupuk menurut petani (kontrol). Jumlah tanaman yang diperlakukan sebanyak 48 pohon yang dipilih dari pohon yang relatif sama. Sebagai dasar menentukan dosis pupuk adalah data rataan bobot buah dipanen pada tahun 2005, yaitu 60 kg/pohon. Hasil menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk N, P, dan K berdasarkan panen buah lebih tepat dibandingkan dengan pemupukan berdasarkan umur tanaman jeruk dan menurut cara petani. Pemberian dosis pupuk Urea, ZA, SP-36 dan ZK setara dengan 3% dari bobot buah dipanen per tahun untuk tanaman jeruk siam madu dapat direkomendasikan. Kata kunci : Jeruk Siam Madu, dosis pupuk, produksi, Karo. ABSTRACT The assessment was carried out to determine the dosages of NPK fertilizer based on fruit harvested on Citrus cv. Siam Madu in Regency of Karo. The objective of the assessment was to obtain a simple fertilizer application by farmers at regency of Karo. The assessment was conducted in the citrus farms in Surbakti village at 1,200 m asl, from January to December 2006. Observation was done on 10 year old grafted seedlings. A randomized block design with four replications was set up in the field. The treatment on dosage of N, P, and K consisted of: A. (1% of harvested fruits), B. (3% of harvested fruits), C. (6% of harvested fruits), D. (9% of harvested fruits), E. (based on plant age), and F. based on farmers treatment (control). Selection was carried out to obtain relatively 48 homogen trees in 1 ha of land. Determining the dosage of the fertilizer was the average harvested fruits data in 2005, which were 60 kg/tree. Result indicated that the dosage N, P and K fertilizer
292
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
application based on harvested fruits was better than based on the age of citrus and farmer methods. The dosage of equal to 3% of the harvested fruit weight was recommended for citrus cv. siam madu in Simpang Empat sub-district, Regency of Karo. Keywords : Tangerine cv. siam madu, dosage of fertilizer, production, Karo. PENDAHULUAN Jeruk termasuk komoditas buah unggulan nasional dan juga unggulan daerah Sumatera Utara. Luas areal tanam mengalami perkembangan yang cukup pesat tetapi belum diikuti dengan peningkatan produktivitas dan mutu buah. Luas areal panen jeruk di Sumatera Utara dalam kurun 10 tahun terakhir terus meningkat dan tahun 2003 sudah mencapai 11.215 ha dengan produksi sebesar 431.981 t/ha (BPS, 2004). Sentra produksi jeruk utama di Sumatera Utara terdapat di Kabupaten Karo dan pada tahun 2004 luas areal tanam sudah mencapai 14.269 ha. Varietas jeruk siam madu ± 90% yang paling banyak diusahakan oleh petani (Ginting, 2005). Tantangan yang dihadapi oleh pekebun adalah bagaimana upaya untuk menghasilkan buah jeruk dengan kualitas yang mampu bersaing dengan jeruk impor. Untuk itu kondisi jeruk yang ada sekarang harus segera diperbaiki, terutama kualitas buah dan efisiensi budidaya. Untuk itu pendekatan yang perlu dipertimbangkan menurut Davtyan et al., (2003), yaitu keselarasan lingkungan fisik (iklim, intensitas cahaya, curah hujan dan suhu), budidaya (bibit, jarak tanam, pemangkasan, penjarangan buah, pengairan, pemupukan, pengendalian OPT, sanitasi kebun dan ZPT) dan manajemen pasca panen. Menurut hasil penelitian BPTP Sumut bekerjasama dengan ICRA, salah satu permasalahan utama yang dihadapi petani dalam mengelola usahatani jeruk adalah belum adanya rekomendasi pemupukan yang bersifat spesifik lokasi (Nainggolan dkk, 2003). Direktorat Tanaman Buah (2002) sebenarnya sudah menerbitkan beberapa buku atau petunjuk teknik pemupukan tanaman jeruk, tetapi informasi yang tersedia masih bersifat umum dan untuk beragam varietas serta agroekosistem yang berbeda. Pemupukan merupakan tindakan budidaya yang penting pada tanaman jeruk, dimana dalam perencanaan harus memperhatikan kaidah efektivitas dan efisiensi pemupukan, mengingat biaya yang digunakan cukup tinggi, yaitu 30-45% dari biaya produksi (Nainggolan dkk, 2003). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi pemupukan, diantaranya kondisi tanah dan iklim, jenis dan umur tanaman, produktivitas tanaman, dan sifat pupuk itu sendiri (Santoso, 2004).
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
293
Unsur hara N, P, dan K merupakan nutrisi utama yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan mutu (Embleton et al., 1973a). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya setiap panen 100 kg buah jeruk pamelo terangkut unsur hara dari kebun sebanyak 0,52 kg N, 0,27 kg P2O5 dan 1,06 kg K2O (Sutopo dkk., 2005). Sedangkan untuk jeruk mandarin adalah 1.532 g N; 376 g P2O5; 2.465 g K2O dan untuk jeruk manis sebanyak 1.773 g N; 506 g P2O5; dan 2.465 g K2O (IFA, 1992). Pendekatan pemupukan berdasarkan tingkat kesuburan tanah, analisis daun dan kebutuhan tanaman untuk menyusun rekomendasi pemupukan adalah yang paling akurat (Embleton dkk, 1973a; Embleton dkk, 1973b), tetapi mengingat lahan petani yang terpencar dan relatif sempit, serta membutuhkan biaya penelitian yang cukup besar belum dapat dilakukan oleh pekebun jeruk. Metode pemupukan lain yang tersedia adalah berdasarkan umur tanaman, tetapi metoda ini kurang tepat dan masih terlalu umum, karena umur tanaman jeruk tidak selalu identik dengan produksi buah. Maka pendekatan yang lebih tepat, dan praktis adalah menentukan dosis pupuk berdasarkan panen buah atau sejumlah hara yang terangkut oleh panen (Sembiring dkk., 2005; Sutopo dkk., 2005). Oleh karena itu tujuan pengkajian ini untuk menentukan rekomendasi pemupukan N, P, dan K jeruk siam madu pada tanah Andisol di sentra produksi Kabupaten Karo. BAHAN DAN METODE Percobaan dilakukan di kebun jeruk Siam Madu milik petani di Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Jenis tanah Andisol yang berada pada ketinggian 1.200 m dpl, dari bulan Januari hingga Desember 2006. Kebun tersebut merupakan lokasi Demonstrasi plot penerapan teknologi oleh BPTP Sumut. Umur tanaman jeruk yang diperlakukan adalah 10 tahun setelah tanam dan asal bibit dari perbanyakan okulasi dengan batang bawah JC. Perlakuan pemupukan yang dicobakan adalah: A. Dosis pupuk 1% dari buah dipanen, B. Dosis pupuk 3% dari buah dipanen, C. Dosis pupuk 6% dari buah dipanen, D. Dosis pupuk 9% dari buah dipanen, E. Dosis pupuk berdasarkan umur tanaman, dan F. Dosis perlakuan menurut petani (kontrol). Jenis dan dosis pupuk serta aplikasi pupuk disajikan pada Tabel 1. Pengkajian disusun berdasarkan percobaan faktorial menggunakan Rancangan Acak Kelompok diulang 4 kali dan unit percobaan 2 pohon. Jumlah tanaman jeruk yang diperlakukan adalah 48 pohon yang dipilih dari sejumlah pohon yang relatif sama dalam hamparan 1 ha. Sebagai dasar untuk menentukan dosis pupuk adalah rataan produksi buah yang dipanen tahun
294
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
sebelumnya (2005), yaitu 60 kg/pohon. Aplikasi pemberian pupuk setiap 4 bulan (3 kali) dan setiap 3 bulan (4 kali). Pemeliharaan dilakukan antara lain pemangkasan pemeliharaan, penyiangan dan pengendalian hama penyakit sesuai standard pemeliharaan. Parameter yang diamati adalah berat buah dipanen dan kelas buah dalam periode satu tahun serta analisis usahatani. Tabel 1. Perlakuan, Jenis Pupuk dan Aplikasi Pupuk Pada Tanaman Jeruk Siam Madu di Desa Surbakti, Kabupaten Karo, 2004-2006. (Fertilizer Types and Application on Siam Madu Plants in Surbakti Village, Karo, 20042006) Perlakuan Pemupukan No
1.
Dosis Berdasarkan Panen Buah* 1%
3%
6%
9%
Umur Tanaman
Cara Petani
A Urea
B Urea
C Urea
D Urea
E Urea
F NPK
2.
ZA
ZA
ZA
ZA
ZA
Urea
3.
SP-36
SP-36
SP-36
SP-36
SP-36
SP-36
4.
ZK
ZK
ZK
ZK
ZK
-
600
1.800
9.000
1.750
5. 6.
Dosis pupuk (g)/pohon/tahun
7. 8.
3.600
5.400
Aplikasi pemupukan dalam 1 tahun 4x
4x
4x
4x
4x
3x
Keterangan: * Perbandingan takaran pupuk (Urea /ZA) : SP-36 : ZK = 3 : 1 : 2 Pupuk Dolomit (1.500 g /pohon/tahun) diberikan untuk semua perlakuan, kecuali perlakuan F (kontrol). Pupuk kandang (20 kg/pohon/tahun) diberikan untuk semua perlakuan dalam piringan pohon.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan produksi buah pada Tabel 2, memperlihatkan bahwa pemberian pupuk NPK yang dosisnya ditentukan berdasarkan panen buah tahun sebelumnya nyata lebih tinggi, bila dibandingkan dengan pemberian pupuk berdasarkan umur tanaman jeruk maupun cara menurut petani. Diantara perlakuan dosis pupuk berdasarkan buah dipanen ternyata lebih tinggi produksinya pada perlakuan C (6%), yaitu 60,15 kg/pohon, disusul dengan perlakuan B (3%) sebanyak 60,10 kg/pohon akan tetapi tidak berbeda nyata. Sedangkan perlakuan D (9%) produksi buah nampaknya cendrung menurun. Pemupukan dengan cara petani (F) produksinya hanya sebanyak 48,80 kg/pohon dan menurut umur tanaman adalah 55,0 kg/pohon. Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
295
Bila dilihat komposisi pupuk yang diberikan menurut cara petani memiliki kelemahan, yaitu unsur hara K hanya bersumber dari pupuk majemuk NPK (15-15-15), sedangkan unsur N dan P selain dari sumber pupuk majemuk NPK, juga diberikan dari pupuk Urea dan SP-36, sehingga diduga terjadi ketidakseimbangan hara yang diberikan atau kekurangan hara K. Menurut hasil penelitian Sutopo dkk. (2005) bahwa setiap 100 kg buah jeruk dipanen terangkut sebanyak 0,52 kg N, 0,27 kg P2O5 dan 1,06 kg K2O. Walaupun hasil analisis tanah memperlihatkan kandungan K-dd tanah (1,12 me/100g) termasuk ketegori sedang s/d tinggi. Sedangkan perlakuan lainnya komposisi unsur hara sama dan yang berbeda hanya dosis pemberiannya. Tabel 2. Produksi Buah Jeruk dengan Perlakuan Pemupukan, 2006. (Citrus Yield Treated with Fertilizer Applications, 2006) Kode
Perlakuan Pemupukan
Produksi Buah
A
Dosis 1% Produksi
(kg/pohon) 51,55 c
(t/ha) 25,50
B
Dosis 3% Produksi
60.10 a
30,05
C
Dosis 6% Produksi
60,15 a
30,08
D
Dosis 9% Produksi
59,90 a
29,95
E
Umur tanaman
55,00 b
27,50
F
Cara petani
48,80 c
24,40
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf sama dalam kolom sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji Duncan.
Pemberian dosis pupuk yang didasarkan pada umur tanaman (anjuran sementara) nampaknya dosisnya terlalu tinggi, mengingat umur tanaman tidak selalu mencerminkan kebutuhan hara sesungguhnya, apalagi kalau pemeliharaan tidak mengikuti standar serta dosis anjuran tersebut belum mempertimbangkan varietas dan agroekosistem. Diantara perlakuan pemberian pupuk yang didasarkan pada panen buah, nampaknya pemberian dosis pupuk setara dengan 3% buah dipanen sudah cukup dan penambahan dosis pupuk > 3% tidak lagi efektif meningkatkan hasil buah. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sutopo dkk., (2005) yang menyatakan dosis pupuk NPK yang direkomendasikan adalah 2,78% (2 N, 1 P2O5, dan 4 K2O) dari bobot buah yang dipanen per tahun untuk jeruk pamelo yang ditanam di Kabuapeten Magetan. Dari hasil pengamatan kualitas buah (diameter buah) terlihat bahwa perlakuan pemupukan yang dicobakan tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (Tabel 3). Persentase buah ukuran besar yang dihasilkan, yaitu kelas A (26,9-31,0%) dan kelas B (29,7-31,2%). 296
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Tabel 3. Persentase Kelas Buah Jeruk Siam Madu dengan Perlakuan Pemupukan, 2006. (Fruit Grade Percentage of Siam Madu treated with Fertilizer Applications, 2006) Kode
Perlakuan Pemupukan
Persentase Kelas Buah (%)*
A
Dosis 1% produksi
A 27.43 a
B 30.44 a
C 23.78 a
D 18.35 a
B
Dosis 3% produksi
30.25 a
31.19 a
23.51 a
15.05 a
C
Dosis 6% produksi
29.45 a
30.78 a
25.09 a
14.68 a
D
Dosis 9% produksi
30.98 a
29.58 a
22.28 a
17.16 a
E
Umur tanaman
28.67 a
29.63 a
22.85 a
17.85 a
F
Cara petani
26.88 a
30.35 a
24.74 a
18.04 a
Keterangan: Angka diikuti huruf sama dalam kolom sama tidak berbeda nyata taraf 5% uji DMRT. * Kelas buah berdasarkan diameter buah: A (>7 cm); B (6-6,9 cm); C (5-5,9 cm); dan D (<4,9 cm).
Analisis usahatani jeruk dengan beberapa perlakuan pemupukan disajikan pada Tabel 4. Usahatani tanaman jeruk umumnya, dan jeruk siam madu khususnya membutuhkan manajemen kebun yang baik dibandingkan dengan usahatani tanaman buah-buahan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan tanaman. Sedangkan biaya pemupukan sangat dipengaruhi oleh komponen pupuk yang digunakan. Dari perhitungan biaya pengeluaran pupuk sudah termasuk pupuk organik (pupuk kandang) yang dilakukan satu kali dalam satu tahun, sedangkan untuk pupuk anorganik tergantung pada dosis pemberian.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
297
Tabel 4. Analisis Usahatani Jeruk Siam Madu (ha) dengan Pemupukan di Desa Surbakti, Kabupaten Karo, 2006. (Farming Operation Analysis of Siam Madu (ha) Treated with Fertilizer Applications in Surbakti Village, Karo, 2006) Perlakuan Dosis Pemupukan Uraian
Berdasarkan Buah Dipanen 1%
3%
6%
9%
Umur Tanaman
Cara Petani
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(F)
Biaya pupuk (Rp)
3.222.000
4.464.000
4.824.500
8.002.000
10.148.500
4.828.500
Biaya pestisida (Rp)
8.900.200
8.900.200
8.900.200
8.900.200
8.900.200
8.900.200
Upah tenaga kerja (Rp)
6.670.000
6.670.000
6.670.000
6.670.000
6.670.000
6.382.500
18.792.200
20.034.200
20.394.700
23.572.200
25.718.700
20.111.200
Produksi buah (ton/ha)
25,78
30,05
30,08
29,95
27,50
24,40
Harga jeruk (Rp/kg)
2.305
2.305
2.305
2.305
2.305
2.305
Penerimaan kotor (Rp)
59.411.375
69.265.250
69.334.400
69.034.750
63.387.500
56.242.000
Penerimaan bersih (Rp)
40.619.175
49.231.050
48.939.700
45.462.550
37.668.800
36.130.800
729,09
666,70
678,02
787,05
935,22
824,23
2,16
2,46
2,40
1,93
1,46
1,80
Total biaya produksi (Rp)
Jumlah biaya (Rp/kg buah) B/C rasio
Dari 6 perlakuan dosis pupuk N, P, dan K yang dikaji, terlihat bahwa perlakuan E (berdasarkan umur tanaman) membutuhkan biaya lebih banyak, yaitu Rp. 10.148.500,- atau 30,0% dari total biaya produksi dan biaya pemupukan yang paling rendah terdapat pada perlakuan A (Rp. 3.161.000) atau 16,9% dari total biaya produksi, sedangkan perlakuan B (3% dari panen buah) adalah Rp. 4.458.500,- atau 21,6% dari total biaya produksi/tahun. Penghasilan bersih yang tertinggi diperoleh pada pemberian dosis pupuk setara 3% berat buah (B) yaitu Rp. 49.231.050,- dan terendah menurut cara pemupukan petani (F), yaitu Rp. 36.130.800,Bila dikalkulasi total biaya produksi untuk per kg buah yang dihasilkan, maka pemupukan yang lebih efisien diantara dosis pupuk berdasarkan panen buah adalah pemberian dosis pupuk Urea/ZA, SP-36, dan ZK setara dengan 3% buah dipanen sebanyak Rp 667,-/kg buah dengan B/C rasio 2,46, sedangkan dengan pemupukan cara petani adalah 298
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Rp. 824,-/kg buah dengan B/C rasio 1,80 dan berdasarkan umur tanaman Rp 935,-/kg buah dengan B/C rasio 1,46. Dengan demikian, dilihat dari aspek produksi dan pendapatan usahatani, maka pemupukan berdasarkan produksi dengan dosis setara 3% buah dipanen dapat direkomendasikan. KESIMPULAN DAN SARAN Pemberian dosis pupuk N, P, dan K berdasarkan produksi buah lebih tepat dibandingkan dengan dosis pupuk berdasarkan umur tanaman jeruk (anjuran sementara) dan menurut cara pemupukan petani. Semakin tinggi hasil panen buah maka semakin banyak pula hara terangkut dan untuk menggantikannya perlu diberikan pupuk yang lebih banyak. Pemberian dosis pupuk Urea, ZA, SP-36 dan ZK setara dengan 3% dari bobot buah dipanen untuk tanaman jeruk Siam Madu pada tanah Andosol di Kabupaten Karo dapat direkomendasikan. DAFTAR PUSTAKA Davtyan, A., D. Xuecheng, E. Sembiring, F. Mengistu, I. Vorster, and Y. G. A. Bashir, 2003. Towards A Competitive Jeruk Production. Enhanching production and institutional factors for quality jeruk production in the North Sumatra highlands, Indonesia. ICRA - BPTP Sumut. Embleton, T. W, H. J. Reitz and W. W. Jones, 1973a. Citrus Fertilizer. In REUTHER, W. (Ed.) : The Citrus Industry, Vol. III. University of California Div. Agric. Science. Berkeley, CA, USA. Ginting, S., 2005. Peranan Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Pengembangan Jeruk dan Usulan Model Kerjasama antar 3 Propinsi. Makalah pada Grand Workshop Promosi Manajemen Pembangunaan Daerah melalui Kerjasama antar Propinsi dengan Menitikberatkan pada Komoditas Jeruk, di Berastagi, 31/1 - 3/2 - 2005. LPPM USU-YAS-YSDK. Nainggolan, P., P. Siringoringo, M. Daniel, L. Winarto, dan S. Suryani, 2003. Pengkajian Teknologi Budidaya Jeruk Siem Madu di Sumatera Utara. Laporan Hasil Penelitian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Santoso, J., 2005. Formulasi Pupuk dan Pengembangan DSS Pemupukan Jeruk Keprok. Balai Penelitian Tanah Bogor. Badan Litbang Pertanian. Sembiring, H., D. Napitupulu, P. Nainggolan, dan D.R. Siagian, 2005. Pengaruh Tingkat Pengembalian Unsur Hara Makro N, P, dan K terhadap Produktivitas Jeruk Siam Madu pada Tanah Inceptisol di Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional Sosialisasi Hasil Penelitian dan Pengkajian Pertanian di Medan, 21-22 November 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Hal. 836-840. Sutopo; A. Supriyanto, dan Suharyono, 2005. Penentuan Dosis Pupuk N, P, dan K Berdasarkan Hasil Panen pada Tanaman Jeruk Pamelo. Prosiding Seminar Nasional Jeruk Tropika di Batu, 28-29 Juli 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian. Hal. 243252.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
299
Lampiran 1. Analisa Tanah Lokasi Percobaan di Desa Surbakti, Karo. (Field Soil Analysis Result) No
Jenis Analisis
Nilai
Metode
Kategori
1
pH (H2O)
5.50
pH meter
Masam
2
C-Organik (%)
2.87
Spectrophotometry
Sedang
3
N-Total
0.16
Kjeldahl
Rendah
4
P-Bray I (ppm)
8.11
Spectrophotometry
Sedang
5
K- dd (me/100 g)
1.12
NH4Oac 1 N pH7
Sedang
6
Mg-dd (me/100 g)
3.32
NH4Oac 1 N pH7
Tinggi
7
Na-dd (me/100 g)
0.27
NH4Oac 1 N pH7
Rendah
8
Ca-dd (me/100 g)
9.27
NH4Oac 1 N pH7
Sedang
9
Al-dd (me/100 g)
TU*
NH4Oac 1 N pH7
Sangat rendah
10
KTK (me/100 g)
26.40
Perkolasi
Sedang
11
Cu (ppm)
4.20
Trimetry
Sedang
12
Zn (ppm)
13.70
HCl 0,1 N/AAS
Rendah
13
Mn (ppm)
49.20
HCl 0,1 N/AAS
Sedang
14
Fe (ppm)
101.00
HCl 0,1 N/AAS
Sedang
15
Pasir (%)
51
Hydrometer
16
Debu (%)
27
Hydrometer
17
Liat (%)
22
Hydrometer
Lempung liat berpasir
Keterangan: TU = tidak terukur
300
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Lampiran 2. Rekomendasi Pemupukan /Pohon/6 Bulan Berdasarkan Umur Tanaman Jeruk. (Fertilizer Application /Tree/6 Months Based on Plant Ages) Umur Jeruk (Tahun)
Urea (g)
ZA (g)
SP-36 (g)
ZK (g)
Kiserit (g)
Dolomit (g)
Pukan (kg)
1
100
200
50
100
-
200
10
2
200
400
100
200
-
400
20
3
300
600
150
300
-
600
30
4
400
800
200
400
75
800
40
5
500
1.000
250
500
100
1.000
50
6
600
1.200
300
600
125
1.200
60
7
700
1.400
350
700
150
1.400
70
8
800
1.600
400
800
175
1.600
80
9
900
1.800
450
900
200
1.800
90
10
1.000
2.000
500
1.000
225
2.000
100
11
1.050
2.100
550
1.050
250
2.100
100
12
1.100
2.200
600
1.100
275
2.200
100
13
1.150
2.300
650
1.150
300
2.300
100
14
1.200
2.400
700
1.200
325
2.400
100
15
1.250
2.500
750
1.250
350
2.500
100
Sumber: BPTP Sumut, 2003.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
301