EFEK EKSTRAK DAUN MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI PENGHAMBAT PEMBENTUKAN BIOFILM PADA Streptococcus mutans SECARA IN VITRO Roekistiningsih*, Diwya Nugrahini Hapsari**, Hanadia Almira*** *Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya **Departemen Prostodonsia PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ***Mahasiswa PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Email:
[email protected] ABSTRAK
Streptococcus mutans adalah bakteri yang berperan dalam terjadinya karies yang merupakan
salah satu penyakit yang paling umum terjadi pada sebagian besar individu. Karies diawali oleh biofilm. Terbentuknya biofilm menyebabkan penurunan sensitivitas antibiotik dan antimikroba. Daun mahkota dewa diketahui memiliki efek antibakteri. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui efek ekstrak daun mahkota dewa sebagai penghambat pembentukan biofilm pada Streptococcus mutans. Rancangan penelitian ini adalah true experimental post test only group design menggunakan Microtiter Plate Assay dengan cara menganalisis Optical Density (OD) biofilm bakteri dari ELISA reader. Konsentrasi ekstrak daun mahkota dewa yang digunakan yaitu 0% sebagai kelompok kontrol, 0,015%, 0,0075%, 0,00375%, 0,0018% dan 0,0009%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mahkota dewa pada konsentrasi 0,0009%, yang merupakan konsentrasi ekstrak terendah pada penelitian ini, sudah dapat menghambat pembentukan biofilm Streptococcus mutans. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis (nilai signifikansi = 0,010) menunjukkan bahwa ekstrak daun mahkota dewa memiliki efek penghambat pembentukan biofilm pada Streptococcus mutans. Hasil uji statistik korelasi Pearson (nilai korelasi (r) = -0,541) menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun mahkota dewa berbanding terbalik dengan Optical Density (OD) biofilm Streptococcus mutans dengan pengaruh sedang kuat. Kata kunci: Daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), biofilm, Streptococcus mutans.
ABSTRACT Streptococcus mutans is the bacterial that play a role in the occurrence of caries which is a disease most commonly occurs in major individual. Caries is started by biofilms. Biofilm formation causes a decrease in antibiotic and antimicrobial sensitivity. Mahkota dewa leaves known to have antibacterial effects. Therefore, research is needed to know the effect of mahkota dewa leaves extract as Streptococcus mutans biofilm formation inhibitor. This research design was true experimental post test only group design using Microtiter Plate Assay by measuring the bacterial biofilms Optical Density (OD) of ELISA reader results. The mahkota dewa leaves extract concentrations used were 0% as the control group, 0,015%, 0,0075%, 0,00375%, 0,0018% and 0,0009%. The results showed that mahkota dewa leaves extract at a concentration 0,0009%, which is the lowest concentration of the extract in this research, was able to inhibit Streptococcus mutans biofilm formation. The results of Kruskal-Wallis statistical test (significant value = 0,010) showed that mahkota dewa leaves extract has effect as Streptococcus mutans biofilm formation inhibitor. The results of Pearson correlation statistical test (correlation value (r) = -0,541) showed that mahkota dewa leaves extract concentrations is inversely propotional to Streptococcus mutans biofilm Optical Density (OD) with strong moderate effect. Keyword: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) leaves, biofilm, Streptococcus mutans.
LATAR BELAKANG
Pencegahan karies dilakukan dengan cara
Streptococcus mutans sering ditemukan pada
mengurangi
rongga mulut, faring dan usus1. Bakteri
mengganti
tersebut merupakan flora normal rongga
kariogenik, flouridasi, aplikasi fissure sealants
mulut dan berperan dalam terjadinya karies2.
dan mengurangi flora kariogenik2.
Bakteri ini berbentuk kokus yang tersusun
Mahkota
dalam bentuk rantai dan termasuk kelompok
merupakan tanaman asli Indonesia. Mahkota
bakteri gram positif3.
dewa populer karena kemampuannya dalam
Karies merupakan salah satu penyakit yang
mengobati berbagai macam penyakit5. Hampir
paling umum terjadi pada sebagian besar
semua bagian dari tanaman mahkota dewa,
individu2. Karies lebih banyak terjadi pada
meliputi buah, biji, batang dan daun, dapat
negara berkembang daripada negara maju
digunakan sebagai obat6. Tanaman ini telah
karena pada negara maju terjadi peningkatan
digunakan untuk mengobati berbagai macam
kesadaran
penyakit,
terhadap
kesehatan
dan
konsumsi dengan
pemanis
yang
(Phaleria
dewa
yaitu
karbohidrat
kanker,
atau non-
macrocarpa)
tumor,
diabetes
kebersihan rongga mulut. Karies permukaan
melitus, hipertensi, hepatitis, rematik, asam
enamel umum terjadi hingga usia 20 tahun,
urat, penyakit kulit, gangguan ginjal, alergi,
setelah itu cenderung stabil. Setelah usia 20
asma,
tahun, terjadi peningkatan prevalensi karies
Kandungan daun mahkota dewa (Phaleria
permukaan
macrocarpa)
akar
karena
resesi
gingiva
ambeien,
stroke,
memiliki
dan
efek
migrain5. antibakteri.
mengekspos sementum yang rentan terhadap
Senyawa yang terkandung dalam daun ini
bakteri2.
meliputi saponin, alkaloid, flavonoid, tanin,
Terjadinya karies diawali oleh
lapisan tipis
lignan, resin, dan benzophenones. Flavonoid,
biofilm yang terdiri dari sel-sel bakteri, saliva
alkaloid,
dan debris makanan, yang melekat pada
memiliki efek antibakteri
permukaan gigi. Biofilm yang tidak terkontrol
menghambat
dapat dengan mudah mencapai ketebalan
mutans5,7.
hingga ratusan sel pada permukaan gigi.
Pemanfaatan efek antibakteri daun mahkota
Biofilm yang terbentuk, disebut juga plak,
dewa dalam bidang kedokteran gigi masih
menyediakan daerah perlekatan yang baik
kurang. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
untuk kolonisasi dan pertumbuhan berbagai
lebih lanjut mengenai efektivitas antibakteri
Streptococcus
pada ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria
macam
mutans1.
bakteri,
khususnya
Streptococcus
mutans
dapat
saponin,
macrocarpa)
dan
tanin
sehingga dapat
Streptococcus
pertumbuhan
sebagai
penghambat
Streptococcus
memfermentasikan karbohidrat menjadi asam
pembentukan
sehingga
mutans untuk mencegah karies.
mulut4.
terjadi Hal
penurunan tersebut
pH
rongga
mengakibatkan
Tujuan
dari
biofilm penelitian
dilaporkan
pada ini
adalah
untuk
terjadinya demineralisasi permukaan gigi yang
mengetahui efek dan hubungan ekstrak daun
merupakan proses awal terjadinya karies.
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) sebagai
penghambat
pembentukan
biofilm
pada
Prosedur Penelitian
Streptococcus mutans secara in vitro. Hasil
Streptococcus mutans pada penelitian ini
dari penelitian ini dapat memberi informasi
diisolasi
mengenai potensi ekstrak daun mahkota
diidentifikasi di Universitas Airlangga Surabaya
(Phaleria
dewa
penghambat
macrocarpa)
pembentukan
sebagai
biofilm
pada
dari
karies
gigi
pasien
dan
yang kemudian dikultur ulang di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya Malang.
Streptococcus mutans secara in vitro dan
Isolat
menjadi langkah awal untuk penelitian lebih
diidentifikasi dengan pewarnaan gram, tes
lanjut
katalase, dan tes optochin. Dilakukan metode
mengenai
biofilm
sehingga
dapat
Streptococcus
bakteri
membantu terapi preventif kedokteran gigi
Congo
Red
Agar
dalam mencegah terjadinya karies.
bakteri
Streptococcus
untuk
mutans
mengidentifikasi
mutans
pembentuk
biofilm. Setelah itu, melakukan ekstraksi daun METODOLOGI PENELITIAN
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan
Desain Penelitian
menggunakan
pelarut
etanol
96%.
true
Dilanjutkan dengan pembuatan perbenihan
experimental post test only group design
cair bakteri Streptococcus mutans sehingga
dengan menggunakan metode Congo Red
didapatkan
Agar
0,5×106
Desain
penelitian
untuk
ini
merupakan
mengidentifikasi
bakteri
konsentrasi
hingga
suspensi
2,5×106
bakteri
CFU/mL
yang
Streptococcus mutans pembentuk biofilm dan
digunakan untuk uji hambat pembentukan
menggunakan Microtiter Plate Assay untuk
biofilm.
mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun
Deteksi
mahkota
dewa
(Phaleria
macrocarpa)
Pembentukan
Biofilm
dilakukan
menggunakan Congo Red Agar Method16.
biofilm
Streptococcus mutans diinokulasi pada Congo
pada Streptococcus mutans. Kelompok kontrol
Red Agar Plates dan diinkubasi selama 24 –
adalah
48 jam pada suhu 37C secara anaerobik.
terhadap
hambatan kelompok
perlakuan
pembentukan yang
berupa
tidak
mendapat
pemberian
ekstrak.
Uji Hambat Pembentukan
Biofilm dilakukan
Kelompok perlakuan adalah kelompok yang
dengan mengkultur Streptococcus mutans
mendapat
selama 24 jam dan dilakukan dilusi hingga
ekstrak
perlakuan dengan
berupa
pemberian
konsentrasi
0,015%,
1:100 pada Brain Heart Infusion
0,0075%, 0,00375%, 0,0018% dan 0,0009%.
dengan sukrosa 1%. Kemudian
Pada penelitian ini masing-masing perlakuan
Streptococcus
dilakukan
pengulangan
bakteri/mL
Penelitian
dilakukan
di
Mikrobiologi
Universitas
Brawijaya
sebanyak
4
kali.
Laboratorium Malang
mutans
diisikan
(BHI) 0,1 mL
konsentrasi
106
96-well
flat-
pada
bottomed plastic tissue culture plate. Ekstrak daun mahkota dewa diukur lalu dimasukkan
96-well
flat-
pada bulan November 2012 hingga Januari
ke
2013.
bottomed plastic tissue culture plate yang steril
dalam
masing-masing
dengan
konsentrasi
0%
sebagai
kelompok
kontrol,
0,00375%,
0,015%,
0,0018%,
0,0075%,
dan
0,0009%.
Selanjutnya Mikrotiter diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. Untuk menganalisis secara
kuantitatif
pembentukan
biofilm,
ditambahkan 0,2 mL isopropanol di setiap
well.
Hasil
Microtiter
Plate
Assay
akan
didapatkan suatu nilai yaitu Optical Density (OD)
dari
biofilm
yang
terbentuk
pada
microtiter plate. Optical Density (OD) ini dihitung menggunakan ELISA reader. Hasil dari
penghitungan
tersebut
kemudian
dianalisis untuk menjawab pertanyaan dari tujuan penelitian ini. Analisis Data Data terlebih dahulu dilakukan uji distribusi normalitas menggunakan tes Shapiro – Wilk dan uji homogenitas varian menggunakan tes
Levene untuk mengetahui data terdistribusi normal dan homogen. Apabila data tidak terdistribusi
normal,
analisis
data
yang
digunakan adalah Kruskal – Wallis. Hubungan antara variabel diuji menggunakan uji korelasi Pearson. Uji statistik dilakukan dengan derajat kepercayaan
95% (α = 0,05).
HASIL PENELITIAN
Gambar 1. Grafik rata-rata Optical Density (OD) biofilm bakteri Streptococcus mutans yang diberi perlakuan ekstrak daun mahkota dewa
Berdasarkan tabel hasil Optical Density (OD) biofilm bakteri Streptococcus mutans yang diberi perlakuan ekstrak daun mahkota dewa menunjukkan bahwa Ekstrak daun mahkota (Phaleria
dewa
macrocarpa)
dengan
konsentrasi terendah, yaitu 0,0009% sudah memiliki
efek
menghambat
yang
signifikan
pembentukan
biofilm
dalam pada
Streptococcus mutans secara in vitro dengan nilai rata-rata 0,161. Sedangkan dari grafik grafik Rata-rata Optical
Density (OD) biofilm bakteri Streptococcus mutans yang diberi perlakuan ekstrak daun mahkota dewa memiliki hubungan korelasi yang
signifikan
pembentukan
terhadap
biofilm
penghambatan
pada
Streptococcus
mutans secara in vitro. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun mahkota dewa yang diberikan, maka nilai Optical Density (OD) biofilm
bakteri
semakin
rendah
dengan
pengaruh sedang kuat. Tabel 1. Hasil Optical Density (OD) biofilm bakteri Streptococcus mutans yang diberi perlakuan ekstrak daun mahkota dewa
Data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji distribusi normalitas menggunakan tes
Shapiro-Wilk
untuk
mengetahui
data
Optical
perbedaan
Density
terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji
bakteri yang signifikan.
distribusi
Uji
normalitas
pada
penelitian
ini
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000
mengetahui
sehingga
ekstrak
diketahui
bahwa
data
tidak
Pearson
korelasi
hubungan
daun
(OD)
biofilm
dilakukan
untuk
antara
mahkota
konsentrasi
dewa
(Phaleria
terdistribusi normal. Kemudian data diuji
macrocarpa) terhadap Optical Density (OD)
menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis. Hasil
biofilm bakteri. Hasil uji korelasi Pearson juga
uji statistik Kruskal-Wallis pada penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,006
menunjukkan nilai signifikansi (p) sebesar
yang berarti terdapat korelasi yang signifikan
0,010. Karena p < α (0,010 < 0,05) sehingga
antara konsentrasi ekstrak daun mahkota
dapat disimpulkan bahwa Optical Density
dewa terhadap Optical Density (OD) biofilm
(OD) biofilm Streptococcus mutans antar
Streptococcus
kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang
menunjukkan bahwa Pearson Correlaton pada
signifikan.
penelitian ini bernilai -0,541 sehingga dapat
Karena dari hasil uji Kruskal-Wallis diketahui
diketahui
Optical
Density
mutans.
bahwa
Selain
pemberian
itu,
hasil
konsentrasi
biofilm
ekstrak berbanding terbalik dengan Optical
kelompok
Density (OD) biofilm bakteri sehingga semakin
perlakuan terdapat perbedaan yang signifikan,
tinggi konsentrasi ekstrak daun mahkota
maka dilakukan uji lanjutan Mann-Whitney.
dewa yang diberikan, maka nilai Optical
Mann-Whitney
Density (OD) biofilm pada Streptococcus
bahwa
Streptococcus
Berdasarkan
mutans
hasil
(OD) antar
uji
didapatkan nilai signifikansi kurang dari α = 0,05
sehingga
diketahui
bahwa
mutans semakin rendah.
Optical
Density (OD) biofilm Streptococcus mutans
PEMBAHASAN
kelompok kontrol positif memiliki perbedaan
Pada penelitian yang dilakukan Kristantina
yang signifikan dibanding kelompok perlakuan
(2012), bahan alam yang digunakan adalah
dengan konsentrasi ekstrak daun mahkota
ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus hystrix
dewa (Phaleria macrocarpa). Selain itu, dari
D.C). Kulit buah jeruk purut mengandung
hasil uji Mann-Whitney diketahui pula apabila
tanin,
Optical Density (OD) biofilm Streptococcus
memiliki
mutans
dengan
pembentukan biofilm pada Staphylococcus
dewa
aureus9. Pada penelitian yang dilakukan
0,0009% memiliki perbedaan yang signifikan
Lampita (2011), bahan alam yang digunakan
dibanding
kelompok
dengan
yaitu ekstrak buah delima (Punica granatum).
konsentrasi
ekstrak daun mahkota
dewa
Buah delima memilki kandungan flavonoid
konsentrasi
0,015%.
kelompok
perlakuan
ekstrak daun mahkota
Sedangkan,
perlakuan antar
kelompok
dan
saponin,
dan
minyak
kemampuan
tanin
yang
untuk
mampu
atsiri
yang
menghambat
menghambat
perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun
pembentukan biofilm pada Staphylococcus
mahkota lainnya tidak menunjukkan adanya
aureus10. Oleh karena itu, diketahui bahwa
tanin, saponin, minyak atsiri dan flavonoid
menggunakan Scanning Electron Microscopy
mampu untuk menghambat pembentukan
diperlukan persiapan sampel yang rumit,
Staphylococcus
biofilm
aureus.
Pada
penghitungan bakteri menggunakan teknik ini
penelitian yang dilakukan Lasmayanty (2007),
terbatas dan sulit untuk mengevaluasi spesies
bahan yang digunakan yaitu Propolis Lebah
bakteri
Madu Trigona spp. Propolis Lebah Madu
Transmission
Trigona spp. mengandung flavonoid, tanin,
membutuhkan persiapan sampel yang rumit,
alkaloid,
waktu
mampu
saponin
dan
triterpenoid
menghambat
yang
yang
berbeda.
Electron
yang
lama,
dan
Penggunaan
Microscopy teknik
yang
pertumbuhan
kompleks17. Pada yang dilakukan Djordjevic
Streptococcus mutans11. Pada penelitian yang
(2002) diketahui bahwa Microtiter Plate Assay
dilakukan Zubardiah (2008) digunakan daun
merupakan
Lawsonia inermis L. Daun Lawsonia inermis L.
sederhana yang digunakan untuk menguji
memiliki
glikosida,
pembentukan biofilm bakteri secara in vitro
flavonoid, fenol, saponin, tanin dan minyak
serta dapat dimodifikasi untuk berbagai uji
atsiri yang dapat menghambat pertumbuhan
pembentukan biofilm13. Pada penelitian yang
bakteri Streptococcus mutans12. Oleh karena
dilakukan Dag (2010) mengenai evaluasi
itu, diketahui bahwa flavonoid, tanin, alkaloid,
berbagai metode deteksi pembentukan biofilm
saponin, tanin, triterpenoid, glikosida, fenol
diketahui bahwa Tube Method baik digunakan
dan minyak atsiri mampu untuk menghambat
pada isolat bakteri yang memproduksi biofilm
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
yang kuat, tetapi kurang baik untuk isolat
Daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
bakteri
mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, dan
lemah, sedangkan pada Congo Red Agar
tanin5,7. Dari penelitian-penelitian sebelumnya
Method
dimungkinkan bahwa daun mahkota dewa
pengklasifikasian
(Phaleria macrocarpa) dapat manghambat
menyarankan penggunaan Microtiter Plate
pembentukan biofilm Streptococcus mutans.
Assay sebagai metode yang paling sensitif
Hasil
bahwa
dan mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu,
(Phaleria
pada penelitian ini digunakan Microtiter Plate
kandungan
penelitian
ekstrak
daun
alkaloid,
ini,
menunjukkan
mahkota
dewa
metode
yang
yang
memproduksi
ditemukan
cepat
biofilm
kesulitan
biofilm.
dan
Dag
yang dalam (2010)
macrocarpa) memiliki efek penghambat yang
Assay sebagai uji pembentukan biofilm18.
bermakna
Konsentrasi ekstrak daun mahkota dewa
terhadap
pembentukan
biofilm
pada Streptococcus mutans.
(Phaleria macrocarpa) yang digunakan dalam
Terdapat beberapa metode yang digunakan
penelitian
untuk melakukan uji pembentukan biofilm
penelitian
diantaranya Congo Red Agar Method, Tube
bahwa ekstrak kulit buah jeruk purut (Citrus
Method, Microtiter Plate Assay, Scanning
hystrix D.C) dengan konsentrasi 0,03% sudah
Electron
Transmission
dapat
.
pada Staphylococcus aureus secara in vitro
Electron
Microscopy, Microscopy
dan
13,14,15,16,17
Apabila
ini
ditentukan
sebelumnya
menghambat
yang
berdasarkan menyatakan
pembentukan
biofilm
dan minyak atsiri kulit buah jeruk purut
mutans secara signifikan sehingga Minimum
(Citrus hystrix D.C) dengan konsentrasi 25%
Biofilm
Inhibitory
dapat menghambat kuman Staphylococcus
ekstrak
daun
aureus9,19. Konsentrasi ekstrak daun mahkota
macrocarpa)
dewa
pembentukan
pada
penelitian
ini
dianalogikan
Concentration
mahkota
(Phaleria
dewa
sebagai biofilm
(MBIC)
penghambat
Streptococcus
pada
menurut kedua penelitian tersebut. Diketahui
mutans belum dapat ditentukan. Selain itu,
Kadar Hambat Minimal ekstrak buah mahkota
dari hasil penelitian ini juga diketahui Optical
dewa terhadap Streptococcus mutans pada
Density (OD) biofilm Streptococcus mutans
konsentrasib
kelompok
6,25%20.
menganalogikan, konsentrasi untuk
Dengan
maka
didapatkan
ekstrak daun mahkota
menghambat
pembentukan
dewa biofilm
ekstrak
perlakuan daun
(0,0009%) signifikan
dengan
mahkota
memiliki
konsentrasi
dewa
terendah
perbedaan
dibanding
kelompok
yang
perlakuan
pada Streptococcus mutans adalah sekitar
dengan konsentrasi ekstrak daun mahkota
0,0075%. Konsentrasi yang digunakan pada
dewa tertinggi (0,015%). Sedangkan, antar
penelitian ini sebagian besar kurang dari
kelompok
0,0075% karena pada penelitian Kristantina
ekstrak
(2012), ekstrak kulit buah jeruk purut pada
menunjukkan
konsentrasi 0,03% sudah dapat menghambat
Density (OD) biofilm bakteri yang signifikan.
pembentukan biofilm pada Staphylococcus
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena
aureus secara in vitro9. Oleh karena itu, agar
perbedaan konsentrasi antara satu kelompok
dapat mengetahui Minimum Biofilm Inhibitory
perlakuan dengan kelompok perlakuan lainnya
Concentration (MBIC) ekstrak daun mahkota
terlalu kecil, seperti pada penelitian yang
dewa
(Phaleria
penghambat
macrocarpa)
pembentukan
perlakuan daun
dengan
mahkota adanya
konsentrasi
lainnya
tidak
Optical
perbedaan
sebagai
dilakukan Nahak (2005) menngenai khasiat
pada
ekstrak daun beluntas untuk menurunkan
biofilm
Streptococcus mutans secara in vitro, maka
jumlah bakteri pada saliva22.
pada penelitian ini digunakan konsentrasi 0%
Pada penelitian yang dilakukan Soeksmanto
sebagai kontrol positif, 0,015%, 0,0075%,
(2006) mengenai efek samping konsumsi
0,00375%,
mahkota dewa dalam jumlah besar diketahui
0,0018%
Konsentrasi pendahuluan
ini
dan
kemudian
terlebih
0,0009%.
dilakukan
dahulu
uji
sebelum
Biofilm
dewa hingga yang
dilakukan penelitian.
Minimum
bahwa ekstrak butanol buah tua mahkota
Inhibitory
Concentration
dosis 170 mg/kg berat badan
diberikan
didapatkan
dalam
adanya
dosis
tunggal,
nekrosis
rigan
pada
namun
relatif
tidak
(MBIC) adalah konsentrasi terendah yang
tubulus
dapat menghambat pertumbuhan biofilm21.
mengganggu fungsi ginjal23. Pada penelitian
Pada penelitian ini, semua konsentrasi ekstrak
Sumastuti (2002) diketahui apabila ekstrak
daun mahkota dewa dapat menghambat
buah mahkota dewa memiliki efek sitotoksik
Streptococcus
empat kali lebih besar daripada ekstrak daun
pembentukan
biofilm
pada
proksimalis,
mahkota dewa. Bahan yang mempunyai efek
kumur, untuk mengurangi efek samping dari
sitotoksik berpotensi menyebabkan kelainan
daun mahkota dewa.
atau cacat pada embrio yang dikandung24.
Pada penelitian yang dilakukan Kristantina
Pada penelitian yang dilakukan Widyastuti
(2012)
(2006) diketahui bahwa pemberian ekstrak
dengan konsentrasi ekstrak kulit buah jeruk
buah mahkota dewa pada induk tikus putih
purut (Citrus hystrix D.C) 0,03% hingga
selama periode organogenesis pada dosis
0,125%.
0,008g/200g berat badan atau lebih dapat
(2012)
menyebabkan
dan
konsentrasi, maka nilai Optical Density (OD)
interna pada fetus25. Berdasarkan penelitian-
bakteri akan semakin rendah. Pada penelitian
penelitian sebelumya diketahui adanya efek
ini juga digunakan Microtiter Plate Assay,
samping dari pemanfaatan tanaman mahkota
walaupun dengan konsentrasi yang berbeda.
dewa pada konsumsi dalam jumlah besar
Hasil dari penelitian ini berupa Optical Density
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
(OD)
kecil konsentrasi ekstrak daun mahkota dewa,
diketahui
maka efek samping yang ditimbulkan dapat
bermakna antara konsentrasi ekstrak daun
diminimalkan. Oleh karena itu, pada penelitian
mahkota dewa terhadap Optical Density (OD)
ini ekstrak daun mahkota dewa dengan
biofilm Streptococcus mutans, yaitu semakin
konsentrasi tertinggi, yaitu 0,015% yang
tinggi konsentrasi ekstrak daun mahkota
memiliki efek penghambatan pembentukan
dewa (Phaleria macrocarpa) yang diberikan,
biofilm
maka nilai Optical Density (OD) biofilm pada
abnormalitas
bakteri
yang
eksterna
lebih
kuat
secara
Microtiter
digunakan
Dari
hasil
diketahui
yang
penelitian
bahwa
kemudian
bahwa
Plate Assay
semakin
dianalisis
terdapat
tinggi
sehingga
korelasi
yang
signifikan dibanding dengan ekstrak daun
Streptococcus
mahkota dewa dengan konsetrasi 0,0009%,
Penelitian ini memiliki hasil yang sama dengan
disarankan
Pada
penelitian Kristantina (2012) yaitu konsentrasi
penelitian ini, justru disarankan penggunaan
ekstrak berbanding terbalik dengan Optical
ekstrak
untuk
daun
tidak
digunakan.
mahkota
dewa
(Phaleria
mutans
Kristantina
semakin
rendah.
Density (OD) biofilm bakteri.
macrocarpa) dengan konsentrasi terendah, yaitu 0,0009% sudah memiliki efek yang
KESIMPULAN
signifikan dalam menghambat pembentukan
Berdasarkan
biofilm pada Streptococcus mutans secara in
disimpulkan bahwa ekstrak daun mahkota
vitro
dewa (Phaleria macrocarpa) memiliki efek
dan
memiliki
efek
samping
yang
hasil
penelitian
terendah. Konsumsi daun mahkota dewa
penghambat
sebaiknya
masa
Streptococcus mutans secara in vitro. Ekstrak
kehamilan dan aplikasi daun mahkota dewa
daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)
dalam
sebaiknya
dengan konsentrasi terendah, yaitu 0,0009%
dilakukan secara topikal, misalnya sebagai
sudah memiliki efek yang signifikan dalam
tidak
bidang
dilakukan kedokteran
selama gigi
bahan campuran dalam pasta gigi atau obat
pembentukan
biofilm
dapat
pada
menghambat
pembentukan
biofilm
pada
Streptococcus mutans secara in vitro. Ekstrak
daun
mahkota
dewa
Leaves. Atom Indonesia. 2011. Vol. 37 No. 1, 17-23.
(Phaleria
6. Fariza
I.
N.,
etc.
Anti-Inflammatory
macrocarpa) memiliki hubungan korelasi yang
Activity of the Major Compound from
signifikan
terhadap
penghambatan
Methanol Extract of Phaleria macrocarpa
pembentukan
biofilm
Streptococcus
Leaves. Journal of Applied Sciences.
pada
mutans secara in vitro. Korelasi konsentrasi ekstrak
daun
macrocarpa) Optical
mahkota
dewa
berbanding
Density
Streptococcus
terbalik
(OD)
mutans
(Phaleria
7. Aswal D. dan Beatrice L. Efek Antibakteri
dengan
Ekstrak Buah Mahkota Dewa terhadap
pada
Enterococcus faecalis sebagai Medikamen
semakin
Saluran Akar. Dentika Dental Journal.
biofilm
sehingga
2012; 1-4.
tinggi konsentrasi ekstrak daun mahkota
2010; Vol.15, No.1; 32-36.
dewa yang diberikan, maka nilai Optical
8. Simamora S. C. Analisis Strategi Promosi
Density (OD) biofilm bakteri semakin rendah
Produk Mahkota Dewa di PT Mahkota
dengan pengaruh sedang kuat.
Dewa Indonesia, Jakarta. [Skripsi]. Tidak diterbitkan. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor. 2005.
DAFTAR PUSTAKA and
9. Kristantina I. C. Efek Ekstrak Kulit Buah
Ouwehand A. C. Streptococcus mutans,
Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) dalam
Caries and Simulation Models. Nutrients.
Menghambat Pembentukan Biofilm pada
2010; 2; 290-298.
Staphylococcus aureus secara In Vitro.
1. Frossten
S.
D.,
Bjorklund
M.
2. Samaranayake L. Essential Microbiology
[Skripsi].
Tidak
for Dentistry, Third Edition. Churchill
Kedokteran
Livingstone Elsevier. Philadelphia; 2007;
Malang. 2012.
diterbitkan.
Universitas
Fakultas Brawijaya,
10. Lampita I. Efek Ekstrak Buah Delima
p. 261-273. 3. Nugraha A. W. Streptococcus mutans Si
(Punica granatum) dalam Menghambat
Plak Dimana-mana. Fakultas Farmasi
Pembentukan Biofilm pada Stahylococcus
USD. Yogyakarta. 2008; hal 1-4.
aureus secara In Vitro. [Skripsi]. Tidak
4. Pickard H. M., Kidd E. A. M. and Smith B.G. N. Manual Konservasi Restorasi
diterbitkan.
Fakultas
Kedokteran
Universitas Brawijaya, Malang. 2011.
Menurut Pickard, Edisi Ke-6, Sumawinata
11. Lasmayanty
M. (penterjemah), 2002, Widya Medika,
Propolis
Jakarta; 1990; hal. 1-19.
Terhadap
M.
Lebah
Potensi Madu
Antibakteri
Trigona
Bakteri
Spp.
Kariogenik
H.
(Streptococcus Mutans). [Skripsi]. Tidak
Chromatogram Profiles and Cytotoxic
diterbitkan. Fakultas Matematika Dan
Activity of Irradiated Mahkota Dewa
Ilmu
(Phaleria Macrocarpa (Scheff.) Boerl)
Pertanian Bogor, Bogor. 2007.
5. Katrin
E.,
Selvie
and
Winarno
Pengetahuan
Alam
Institut
12. Zubardiah L., Dewi N. M. dan Auerkari E.
19. Chita D. F. Uji Aktivitas Antibakteri
I. Khasiat Daun Lawsonia inermis L.
Minyak Atsiri Kulit Buah Jeruk Purut
sebagai Obat Tradisional Antibakteri.
(Citrus
Kongres PDGI XXIII. Surabaya. 2008.
Staphylococcus aureus dan Escherichia
13. Djordjevic
D.,
Wiedmann
M.
and
hystrix
Kedokteran
Assay
Surabaya. 2012.
Assessment
monocytogenes
of
Biofilm
Listeria
Formation.
terhadap
coli. [Skripsi]. Tidak diterbitkan. Fakultas
McLandsborough L. A. Microtiter Plate
for
DC.)
Universitas
Airlangga,
20. Siregar B. Daya Antibakteri Ekstrak Buah
Applied and Enviromental Microbiology,
Mahkota
June 2002, p. 2950-2958.
[Scheff.] Boerl) terhadap Pertumbuhan
14. Agarwal
R.K.,
Optimization
etc.
of
Dewa (Phaleria
Streptococcus
mutans
Microtiter Plate Assay for the Testing of
[Skripsi].
Biofilm Formation Ability in Different
Kedokteran
Salmonella Serotypes. International Food
Utara, Medan. 2011.
Research Journal. 2011; 18(4): 149315. Aparna, Madhu S. P. B. D. and Yadav S.
(In
Vitro).
Tidak
diterbitkan.
Fakultas
Gigi
Universitas
Sumatra
21. Garcia-Castillo
Biofilm
1498.
macrocarpa
Differences
M.,etc.
Development
Susceptibility
an
among
in
Antibiotic
Streptococcus
Biofilms: Microbes and Disease. The
pneumoniae Isolates from Cystic Fibrosis
Brazilian Journal of Infectious Diseases
Samples and Blood Cultures. Journal of
2008;12(6): 526-530.
Antimicrobial Chemotheraphy. 2007; 59,
16. Mathur T., etc. Detection of Biofilm
301-304.
Formation among the Clinical Isolates of
22. Nahak M. M., Tedjasulaksana R. dan
Staphylococci: an Evaluation of Three
Dharmawati I. G. A. A. Khasiat Ekstrak
Different
Daun
Screening
Methods.
Indian
Beluntas
Jumlah
(1): 25 – 29.
Universitas Mahasaraswati. 2005; vol. 5,
Micro-organisms Techniques.
Using Journal
Different of
Medical
Microbiology. 2010; 59, 1-7. 18. Dag I., Kiraz N. and Yasemin O. Z.
Evaluation of Different Detection Method of Biofilm Formation in Clinical Candida
pada
Menurunkan
Journal of Medical Microbiology. 2006; 24 17. Hannig C., etc. Visualization of Adherent
Bakteri
untuk
Saliva.
Jurnal
no. 3, hal. 1-8. 23. Soeksmanto A. Pengaruh Ekstrak Butanol
Buah
Tua
Mahkota
Dewa
(Phaleria
macrocarpa) terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus). Biodiversitas. 2006; vol. 7 – no. 3, hal. 278-281. 24. Sumastuti R. dan Sonlimar M. Efek
Isolates. African Journal of Microbiology
Sitotoksik
Ekstrak
Buah
Research. 2010; Vol 4(24), pp. 2763-
Mahkota
Dewa (Phaleria
2768.
(Scheff)
Boerl.)
terhadap
dan
Daun
macrocarpa Sel
Medika. 2002; 28 (12): 773-777.
Hela.
25. Widyatuti N., Widiyani T. dan Listyawati S.
Efek
Mahkota
Teratogenik
Ekstrak
Dewa (Phaleria
Buah
macrocarpa
(Scheff.) Boerl.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Galur Wistar. Bioteknologi. 2006; 3 (2): 56-62.