Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
PENGGUNAAN TEPUNG BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L) DALAM RANSUM AYAM ARAB TERHADAP WARNA DAN INDEKS KUNING TELUR (THE USE OF ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa L) POWDER IN RATION OF ARABIAN HENS AGAINST COLOUR AND YOLK INDEKS) Annisa Puspita Kasih, Ning Iriyanti, Sigit Mugiyono Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan tanggal 2 Agustus 2013 sampai 1 Oktober 2013 di Kelompok Wanita Tani Ternak “Wanita Karya” Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian tersebut untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung bunga rosella terhadap warna dan indeks kuning telur ayam Arab.Materi yang digunakan adalah ayam Arab betina umur 8 bulan sebanyak 60 ekor dan ransum yang menggunakan tepung bunga rosella. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental secara in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Jumlah perlakuan empat dengan ulangan sebanyak lima kali dan setiap ulangan terdiri atas tiga ekor ayam Arab. Perlakuan yang diuji adalah penggunaan tepung bunga rosella dengan perlakuan R0 (pakan tanpa tepung rosella), R1 (penggunaan tepung bunga rosella 2%), R2 (penggunaan tepung bunga rosella 4%) dan R3 (penggunaan tepung bunga rosella 6%). Variabel yang diamati adalah warna dan indeks kuning telur. Data dianalisa menggunakan analisis variansi dan diuji lanjut dengan uji orthogonal polinomial. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan tepung bunga rosella dalam ransum ayam Arab berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap peningkatan warna kuning telur dan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur. Rataan warna kuning telur yaitu R0=6,620±0,367; R1=6,973±0,117; R2=6,856±0,235; R3=7,187±0,184. Rataan indeks kuning telur yaitu R0=0,405±0,010; R1=0,409±0,009; R2=0,414±0,007; R3=0,421±0,014. Hasil uji lanjut Orthogonal Polynomial terhadap warna kuning telur menunjukan respon linier dengan persamaan garis Y = 6,67 + 0,0795 X dengankoefisien determinasi (r2) = 35,23 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung bunga rosella sebanyak 6% dalam ransum ayam Arab memberikan skor warna kuning telur dengan rataan terbaik yaitu 7,187. Penggunaan tepung bunga rosella sampai 6% dalam ransum menghasilkan indeks kuning telur yang relatif sama pada telur ayam Arab. Kata kunci: ayam Arab, tepung bunga rosella, warna kuning telur dan indeks kuning telur ABSTRACT This research was conducted from August 2nd until October 1st 2013 at Farmer Livestock Women Work “Wanita Karya” Karanglewas, Banyumas. The research objective was to evaluate the use of rosella powder against color and egg yolk indeks. The object used was 60 Arabian hens age 8 month and ration that use rosella powder. The research carried out by the experimental method in vivo using completely randomized design (CRD). The number of treatments with four replications five times, and each replication consisted of three chickens. The treatment being tested is the use of rosella powder with treatment R0 (feed without rosella powder), R1 (feed with 2% of rosella powder), R2 (feed with 4% of rosella powder), and R3 (feed with 6% of rosella powder). The variables were observed in this study is color and egg yolk indeks. The data were analyzed using analysis of variance and were tested further by orthogonal polynomial test. The analysis results of variance showed that the use of rosella powder Arabian hens was significant (P <0,05) to increase egg yolk color and not significant (P>0,05) of egg yolk indeks. The mean of egg 248
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
yolk color were R0=6,620±0,367; R1=6,973±0,117; R2=6,856±0,235; R3=7,187±0,184. The mean og egg yolk indeks were R0=0,405±0,010; R1=0,409±0,009; R2=0,414±0,007; R3=0,421±0,014. Further test result showed that egg yolk color response of Orthogonal polynomials was linier with the line equation Y = 6,67 + 0,0795 X withcoefficient of determination (r2) = 35,23%. The conclusion of the study is the use of rosella powder 6% in ration of Arabian Hens was best for egg yolk color with the best mean were 7,187. The use of rosella powder into the ration up to level 6% give relative same result of yolk indeks. Key words: Arabian hens, rosella powder, color and egg yolk indeks. PENDAHULUAN Ayam Arab (Gallus turcicus) mulai banyak dikembangkan di Indonesia karena memiliki potensi sebagai ayam petelur unggul dan memiliki karakteristik telur yang menyerupai ayam kampung sehingga banyak diminati konsumen. Produksi telur ayam Arab yang tinggi yaitu 190-250 butir/tahun dengan berat telur 30-35 g dan hampir tidak memiliki sifat mengeram sehingga waktu bertelur menjadi lebih panjang (Natalia et al., 2005; Sulandari et al., 2007). Produksi telur yang tinggi sebaiknya dikuti oleh kualitas telur yang tinggi. Kualitas fisik telur antara lain ditunjukkan dengan warna dan indeks kuning telur. Warna kuning telur menentukan kualitas kuning telur karena umumnya konsumen di Indonesia cenderung lebih menyukai telur dengan warna kuning telur dari kuning hingga kemerahan. Widjastuti (2009) mengatakan saat ini telah berkembang anggapan bahwa kuning telur seringkali diidentikkan dengan kandungan gizi, semakin kuning maka semakin tinggi kandungan gizinya. Indeks kuning telur digunakan untuk mengetahui kondisi kuning telur secara umum dengan membandingkan lebar dan panjang kuning telur. Bertambahnya umur telur menyebabkan indeks kuning telur semakin menurun (encer) karena penambahan ukuran kuning telur sebagai akibat perpindahan air. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas telur adalah pakan yang diberikan. Salah satu manipulasi pakan yang bisa diterapkan dan diharapkan bisa menambah nilai tambah pada produk telur yaitu dengan penggunaan bunga rosella. Kandungan 100 g kelopak bunga rosella segar antara lain β-karoten 0,029 % dan protein 1,145 g (Kustywati et al., 2008). β-karoten merupakan jenis pigmen yang berfungsi mempengaruhi warna kuning telur. Indeks kuning telur dipengaruhi oleh kandungan protein dalam pakan. Penelitian bertujuan mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung bunga rosella terhadap warna dan indeks kuning telur ayam Arab. Manfaat penelitian yaitu sebagai bahan informasi ilmiah tentang penggunaan tepung bunga rosella pada ayam Arab terhadap warna kuning telur dan indeks kuning telur. METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam Arab betina umur 8 bulan sebanyak 60 ekor yang dipelihara selama 8 minggu.Alat yang digunakan antara lain 60 unit kandang baterai, timbangan pakan berkapasitas 5 kg.Alat untuk pembuatan tepung bunga rosella adalah timbangan, penggilingan. Alat untuk mengukur warna dan indeks kuning telur adalah meja kaca, egg yolk color fan, egg separator, jangka sorong, tripod mikrometer.Bahan pakan penyusun
249
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
ransum penelitian adalah dedak, jagung, konsentrat dan tepung bunga rosella, dengan kandungan protein ransum 16,40 % - 16,87% dan EM 2663,22-2829,6. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental in vivo. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah (1) warna kuning telur (2) indeks kuning telur. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, setiap perlakuan diulang 5 kali, dan tiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam Arab. Perlakuan terdiri dari : R0 = Kontrol pakan basal (tanpa tepung bunga rosella), R1 = Penggunaan tepung bunga rosella 2%, R2 = Penggunaan tepung bunga rosella 4%, R3 = Penggunaan tepung bunga rosella 6%. Data dianalisis menggunakan analisis variansi. Uji lanjut menggunakan uji orthogonal polinomial (Steel dan Torrie, 1993). Peubah yang diukur adalah: 1. Warna Kuning Telur (Buckle, et al.,1987) Menggunakan Roche Yolk Color Fan dipakai sebagai pembanding warna kuning telur. 2. Indeks Kuning Telur (IKT) (Buckle, et al., 1987) Tinggi Kuning Telur (mm) Indeks Kuning Telur= Diameter Kuning Telur (mm) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemberian ransum yang mengandung tepung bunga rosella terhadap rataan warna dan indeks kuning telur ayam Arab disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Rataan Warna dan Indeks Kuning Telur Ayam Arab Perlakuan Warna Kuning Telur* Indeks Kuning Telurns R0 6,620±0,367 0,405±0,010 R1 6,973±0,117 0,409±0,009 R2 6,856±0,235 0,414±0,007 R3 7,187±0,184 0,421±0,014 Ket: R0=pakan tanpa penggunaan tepung bunga rosella ; R1=Penggunaan tepung bunga rosella 2% ; R2=Penggunaan tepung bunga rosella 4% ; R3=Penggunaan tepung bunga rosella 6%. *=significant (berpengaruh nyata, P<0,05). ns=non significant (berpengaruh tidak nyata, P>0,05) Warna Kuning Telur Rataan keseluruhan warna kuning telur adalah 6,909±0,226. Skor warna kuning telur perlakuan memiliki kisaran 6,11 sampai dengan 7,47. Rataan skor warna kuning telur hasil penelitian ini berbeda dibandingkan dengan penelitian Argo (2013), yang melaporkan skor warna kuning telur ayam Arab sekitar 7,7 sampai 10,4 danhasil penelitian Santoso dan Suharyanto (2011) yang melaporkan skor warna kuning telur ayam arab antara 4,38 sampai 5,75. Rataan nilai warna kuning telur ayam Arab yang dikemukakan Sodak (2011) umur 52 minggu adalah 6,61, sedangkan untuk ayam Arab umur 58 minggu yakni 6,92. Warna kuning telur yang bervariasi disebabkan oleh beberapa faktor antara lain strain, variasi individu, penyakit, stress, produksi telur dan pakan (North, 1984). Warna kuning pada kuning telur dihasilkan oleh oxycarotenoids atau sering dikenal dengan pigmen xanthophyill dan pigmen tersebut diperoleh dari pakan yang dimakan oleh ternak tersebut.
250
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian tepung bunga rosella dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap warna kuning telur ayam Arab. Hasil uji lanjut Orthogonal Polynomial perlakuan menunjukan respon secara linier dengan persamaan garis Y = 6,67 + 0,0795 X dengan koefisien determinasi (r2) = 35,23 % (Gambar 1). Hasil ini mengindikasikan bahwa pigmen karotenoid yang dikonsumsi oleh ayam Arab memberikan pengaruh yang berbeda terhadap warna kuning telur setiap perlakuan penelitian. Romanoff dan Romanoff (1963) menyatakan bahwa unggas yang mengkonsumsi ransum yang mengandung pigmen karotenoid lebih tinggi akan menghasilkan telur dengan intensitas warnakuning telur yang lebih tinggi. Jenis dan jumlah karoten dalam pakan mempengaruhi warna kuning telur (Stadelman dan Cotterill, 1994). Karotenoid diperoleh dengan memakan bahan makanan nabati yang banyak mengandung karoten. Warna kuning telur dihasilkan oleh adanya karotenoid yang terkandung dalam pakan yang dimakan unggas. Pigmen karotenoid tersebut sebagian besar terdiri dari lutein dan zeaxanthin yang masuk dalam istilah xanthophyll. Senyawa β-karoten yang dikonsumsi dipecah lewat reaksi oksidasi oleh enzim β-carotene dioksigenase. Pigmen karoten ditransportasikan ke dalam aliran darah kemudian langsung ke kuning telur (Murray, 1996). Kuning telur mengandung zat warna (pigmen) yang umumnya termasuk dalam golongan karotenoid yaitu santofil, lutein dan zeasantin serta sedikit betakaroten dan kriptosantin. Warna atau pigmen yang terdapat dalam kuning telur sangat dipengaruhi oleh jenis pigmen yang terdapat dalam ransum yang dikonsumsi (Winarno, 2002).
Gambar 1. Grafik Penggunaan Tepung Bunga Rosella dalam Ransum terhadap Warna Kuning Telur Ayam Arab Bahan pakan pada ransum penelitian ini yang mengandung betakaroten yaitu jagung dan tepung bunga rosella. Kandungan betakaroten pada ransum berkisar antara 60,84-157,5 μg/g. Kandungan betakaroten pada jagung sebanyak 8,85 μg/g dan kandungan betakaroten pada tepung bunga rosella 2,85 μg/g keduanya merupakan sumber betakaroten yang menimbulkan warna kuning telur. Pada penelitian ini diungkap pemberian tepung bunga rosella mampu meningkatkan warna kuning telur. Gambar 1 menunjukkan bahwa perlakuan level tepung bunga rosella 6% menghasilkan skor warna kuning telur yang lebih baik karena banyak mengandung 251
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
betakaroten dari jagung dan tepung bunga rosella. Penyerapan warna kuning telur dipengaruhi oleh lemak yang terdapat dalam pakan (Hamilton, 1992). Penyebab yang menjadikan warna kuning telur bervariasi pada penelitian ini bukan hanya jumlah karoten dalam pakan. Menurut Amrullah (2003) beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan warna kuning telur adalah sebagai berikut: (1) Pembedaan galur menyebabkan perbedaan warna kuning telur, (2) Angka sakit, penyakit akan mengurangi kemampuan ayam untuk menyerap xanthophyll dari saluran pencernaan, (3) Cekaman, berbagai cekaman mengurangi jumlah xanthophyll yang dapat sampai ke ovari (4) Lemak dalam ransum, absorbsi xanthophyll akan bertambah bila lemak dalam ransum ditingkatkan, (5) Oksidasi xanthophyll, xanthophyll dengan mudah dioksidasi dalam bentuk murni atau setelah dicampur dalam pakan, (6) Bahan pakan, kadang-kadang tepung daging, kedelai utuh, arang dan belerang telah terbukti mengurangi warna kuning telur, karena rendahnya penyerapan, dan (7) Produksi telur, laju produksi telur menyebabkan keragaman dalam warna kuning telur. Indeks Kuning Telur Rataan keseluruhan indeks kuning telur adalah 0,412±0,010. Indeks kuning telur perlakuan memiliki kisaran 0,392 sampai dengan 0,441 (Tabel 2). Rataan indeks kuning telur ayam Arab hasil penelitian hampir sama dengan penelitian sebelumnya. Argo (2013) melaporkan rataan nilai indeks kuning telur antara 0,43 sampai 0,44. Hasil penelitian Santoso dan Suharyanto (2011) melaporkan indeks kuning telur antara 0,433 sampai 0,460. Binawati (2008) menyatakan kisaran nilai indeks kuning telur ayam Arab adalah 0,39-0,42. Rataan nilai indeks kuning telur ayam Arab yang dikemukakan Sodak (2011) umur 52 minggu adalah 0,32, sedangkan untuk ayam Arab umur 58 minggu yakni 0,40. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks kuning telur antara lain lama penyimpanan, suhu tempat penyimpanan, kualitas membran vitelin dan nutrisi pakan. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa pemberian tepung bunga rosella dalam ransum ayam Arab tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap indeks kuning telur. Tidak adanya pengaruh yang nyata dari pemberian tepung bunga rosella terhadap indeks kuning telur antara lain karena pakan yang disusun adalah iso-protein. Konsumsi rataan protein tepung bunga rosella pada penelitian ini berkisar antara 14,68 g - 15,12 g (Tabel 3). Roland (1980) menyatakan bahwa besar kecilnya kuning telur dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsumsi protein, sementara itu konsumsi protein keempat perlakuan pada penelitian ini tidak berbeda atau hampir sama sehingga indeks kuning telur yang diperoleh sama. Wilson (1975) mengemukakan bahwa bentuk telur merupakan ekspresi dari kandungan protein pakan. Protein pakan akan mempengaruhi viskositas telur yang mencerminkan kualitas interior telur, selanjutnya dapat mempengaruhi indeks kuning telur. Tabel 3. Rataan Konsumsi Ransum dan Protein Selama Penelitian Level Tepung Bunga Rosella (%) Konsumsi Ransum (g) 0 89,61 2 89,40 4 89,36 6 89,54
Konsumsi Protein (g) 15,12 14,95 14,78 14,68
Indeks kuning telur ditentukan oleh bentuk kuning telur. Bentuk kuning telur tergantung pada kekuatan membran vitelin dan lapisan khalaza di sekitar kuning telur. Setelah ovoposisi, 252
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
struktur ini secara bertahap mengalami perubahan fisik dan kimia yang mengurangi kemampuan membran vitelin dan khalaza untuk mempertahankan bentuk kuning telur tetap bulat. Perubahan ini mengubah kekuatanmembran vitelin sehingga kadar air berpindah dari putih menjadi kuning, meningkatkan ukuran kuning dan selanjutnya melemahkan membran. Hal ini menyebabkan permukaan kuning telur menjadi datar pada saat telur dipecahkan (Bell dan Weaver, 2002). Daya ikat membran vitelin dipengaruhi oleh kandungan protein dalam pakan. Membran vitelin terbentuk atas 87% protein, 3% lemak dan 10% karbohidrat (Yamamoto et al., 2007). KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung bunga rosella sampai level 6% dalam ransum ayam Arab meningkatkan skor warna kuning telur dengan rataan terbaik yaitu 7,187 dan menghasilkan indeks kuning telur yang relatif sama pada telur ayam Arab. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Kelompok Tani Ternak “Wanita Karya” Karanggude, Kec. Karanglewas, Kab. Banyumas, dan rekan-rekan satu tim penelitian. DAFTAR PUSTAKA Amrullah, I.K. 2003. Nutrisi Ayam Petelur. Lembaga Satu Gunung Budi Kompleks IPB Baranangsiang. Bogor. Argo,L.B., Tristiarti dan I. Mangisah. 2013. Kualitas Fisik Telur Ayam Arab Petelur Fase I Dengan Berbagai Level Azolla microphylla. Animal Agricultural Journal. Universitas Diponegoro. Semarang. Vol. 2. No. 1, 2013, p 445 – 457 Bell, D.D. dan G.Weaver. 2002. Commercial Chicken Meat and Egg. Kluwer Academic Publishers, United States of America. Binawati, D. K. 2008. Pengaruh Laserpunktur Terhadap Kualitas Telur Ayam Arab. Journal of Science. 1 (2) : 28-34. Buckle, A.K., A.R. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wotton. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Jakarta. Hamilton, P.B.1992. The Use Of High-Performance Liquid Chromatography For Studying Pigmentation. Poultry Science. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, A.D. Tillman. 1990. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Kustyawati, M. Erna, Ramli, dan Sulastri. 2008. Pemanfaatan Hasil Tanaman Hias Rosella Sebagai Bahan Minuman. Jurnal Penelitian. Universitas Lampung. Lampung. Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, dan V.W. Rodwel. 1996. Biokimia Harper. Terjemahan. Edisi 24. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. North., M.O. 1984. Commercial Chicken Production Manual Poultry Managament Consultant. California: The Avi Publishing Company. Roland, D. A. 1980. Effect of Dictory Manipulation of Protein Amino Acid, Energy, and Ca in Aged Hens on Egg Weight, Shell Quality and Egg Production. Poultry Sci. 59 : 2038-2046. 253
Annisa Puspita Kasih dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): 248-254, September 2014
Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 1963. The Avian Egg 2nd ed. John Wiley and Sons, New York. Santoso, U., dan Suharyanto. 2011. Penggunaan Ekstrak Saropus androgynus untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi dan Mutu Telur pada Peternakan Ayam Arab Petelur. Karya Ilmiah. Universitas Bengkulu. Bengkulu. Sodak J. F. 2011. Karakteristik Fisik dan Kimia Telur Ayam Arab pada Dua Peternakan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Stadellman, W.S. and O.J. Cotterill. 1995. Quality Identification of Shell Egg in: Egg Science and Techonology. W. J. Stadellman and O.J Cotterill ed. Avi. Publishing Co. Inc. Wesport, Connecticut. Steel, G.D. dan Torrie J.H. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika. Sumantri B, Penerjemah; Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari: Principles and Procedures of Statistics. Suhermiyati, S. 2003. Biokonversi Limbah Buah Kakao Oleh Marasmius Sp dan Saccharomyces Cereviseae Serta Implikasi Efeknya Terhadap Tampilan Produksi Ayam Broiler. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Universitas Padjadjaran Bandung. Sulandari, S., M. S. A. Zein., S. Paryanti, T. Sartika, M. Astuti, T. Widjiastuti, E. Sudjana, S. Darana, I. Setiawan, dan D. Garnida. 2007. Sumberdaya Genetik Ayam Lokal Indonesia. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Ayam Lokal. Indonesia: Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Hal: 45-67. Widjastuti, T. 2009. Pemanfaatan Tepung Daun Pepaya (Carica papaya.L L Ess) Dalam Upaya Peningkatan Produksi Dan Kualitas Telur Ayam Sentul. J. Agroland 16 (3) : 268 - 273, September 2009 Wilson, B.J. 1975. The performance of male ducklings given starter diets with different concentration of energy and protein. British Poult Sci. 16: 625-657. Winarno, F. G. 2002. Telur: Komposisi, Penanganan dan Pengolahannya. M-Brio Press, Bogor. Yamamoto, T., L.R. Juneja, H. Hatta, and M. Kim. 2007. Hen Eggs: Basic and Applied Science. University of Alberta. Canada.
254