PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP N 3 UNGARAN
Disusun Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh : Nama :
Enrica Yulia Nugrahaeni
NIM
3401403012
:
FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :
Hari
:
Selasa
Tanggal
:
07 Agustus 2007
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Masrukhi, M.Pd.
Drs. Eko Handoyo, M.Si.
NIP. 131764049
NIP. 131764048
Mengetahui, Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan
Drs. Slamet Sumarto, MPd. NIP. 131570070
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari
:
Sabtu
Tanggal
:
25 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Drs. AT. Sugeng Priyanto, M.Si. NIP. 131813668 NIP. 131764046 Anggota I
Anggota II
Drs. Masrukhi, M.Pd.
Drs. Eko Handoyo, M.Si
NIP. 131764049
NIP. 131764048
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, MM. NIP. 130367998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah
Semarang, 04 Agustus 2007 Penyusun
Enrica Yulia Nugrahaeni N I M : 3401403012
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto : Belajar adalah proses penempaan dan pendewasaan diri. Belajar adalah proses mengenali, memahami dan menguasai sesuatu Daya juang tinggi adalah salah satu syarat mutlak mencapai kesuksesan baik sebagai hamba Allah maupun sebagai seorang profesional. Di dalam kesabaran ada hikmah dan pelajaran yang amat berharga, sayangnya hanya sedikit orang yang mau mengerti.
Persembahan : Karya ini kupersembahkan kepada : ♠ Mama Papaku tercinta, yang telah mendidik dan memberikan kasih sayang. Semoga Allah memberi anugerah kesehatan dan panjang umur dan ridlo. ♠ Suamiku tercinta, yang dengan segala kebijakan dan kelembutannya memberikan do’a dan motivasi kepadaku. ♠ Adik-adikku, yang selalu memberikan dukungan dan semangat. ♠ Sahabat-sahabat baikku, di Wisma Muslimah Tiga Dara. ♠ Teman-teman seperjuanganku, angkatan 2003. ♠ Almamaterku Universitas Negeri Semarang.
v
PRAKATA
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﻴﻢ Sembah sujud syukur alhamdulillah kepada Gusti Allah SWT, shalawat serta salam terhatur kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, juga para pengikut yang selalu istiqomah dalam meniru setiap sunnahnya. Alhamdulillah, atas berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahNya penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Penggunaan Model Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran. Tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang (UNNES). Suatu "perjuangan" yang tidak ringan jika kemudian penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam perjuangan ini, penyusun tidak sendirian, akan tetapi ada banyak pihak yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan, do'a dan semangat kepada penyusun dalam "berjuang". Karenanya dalam kesempatan ini perkenankanlah penyusun menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi kesempatan kepada peneliti menimba ilmu di UNNES. 2. Drs. Sunardi. MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd. Ketua Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Masrukhi, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Eko Handoyo, M.Si, Dosen Pembimbing II yang sepenuh hati dan sabar berkenan memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini. vi
5. Segenap guru, dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan. 6. Drs. Talkhis, Kepala SMP Negeri 3 Ungaran bersama staff dan siswa yang telah memberi ijin dan membantu dalam penelitian ini 7. Bapak, Ibu, suami, adik dan rekan-rekan yang telah memberikan motifasi serta bantuan dan do’a selama proses penyusunan skripsi ini. Harapan dan doa penyusun adalah semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak khususnya almamater, Universitas Negeri Semarang.
أﻟﻠﻬﻢ اﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﻤﺎ ﻋﻠﻤﺘﻨﺎ وﻋﻠﻤﻨﺎ ﺑﻤﺎ ﻳﻨﻔﻌﻨﺎ إﻧﻚ أﻧﺖ اﻟﺴﻤﻴﻊ اﻟﻌﻠﻴﻢ Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat segala keterbatasan yang penyusun miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan untuk kesempurnaan penulisan di masa mendatang. Sekali lagi terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Jazaakumullahu khoiran katsiran. Akhirnya segala puji dikembalikan lagi kepada-Nya.
واﻟﺤﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
Semarang, 04 Agustus 2007 Penyusun
Enrica Yulia Nugrahaeni N I M : 3401403012
vii
SARI Enrica Yulia Nugrahaeni. 2007. Penggunaan Model Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran. Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci : Model Pembelajaran Portofolio, Meningkatkan Daya Kritis Siswa. Model Portofolio merupakan model pembelajaran yang dirancang agar peserta didik dapat memahami teori secara meluas melalui pengalaman belajar praktik empirik dengan mengaitkan konsep materi yang dipelajari. Dalam model pembelajaran portofolio siswa aktif mencari data secara langsung mulai dari identifikasi masalah sampai pelaksanaan gelar kasus (show case), sehingga siswa lebih paham dan dekat dengan objek yang dipelajari. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan obyek penelitian siswa kelas VIII C SMP N 3 Ungaran. Fokus penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran portofolio sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran, angket dan dokumentasi. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam satu siklus, melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran portofolio pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas VIII C SMP N 3 Ungaran dapat meningkatkan daya kritis siswa. Untuk mengevaluasi apakah siswa telah berpikir secara kritis sangat sulit, karena berpikir merupakan fenomena abstrak. Kekritisan siswa tidak dapat diukur hanya dengan melihat sepintas lalu. Peneliti mengukur kekritisan siswa melalui lembar pengamatan daya kritis siswa dengan cara mengamati indikator-indikator daya kritis siswa meliputi : kemampuan membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, kemampuan membedakan kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, kemampuan menguji tingkat kepercayaan sumber informasi, kemampuan membuat keputusan, kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan mempertimbangkan wawasan lain. Peningkatan daya kritis siswa tidak hanya dilihat dari meningkatnya daya kritis siswa secara individu, tetapi juga dari meningkatnya prosentase siswa yang memiliki daya kritis tinggi. Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja. viii
Secara garis besar portofolio dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan karena penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dan siswa lebih menyukai metode ini karena kegiatan belajar mengajar lebih menyenangkan dan menarik bagi siswa Untuk itu diharapkan sekolah mencoba menerapkan model pembelajaran portofolio meskipun banyak kendala dan hambatan.
DDD
ix
DAFTAR ISI
………………….………………………….……..
i
….…………………………………..
ii
……….………………………………..
iii
…………………..….…………………………………..
iv
……………….….…………………..
v
……..…………………………………..….…………………..
vi
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING PENGESAHAN KELULUSAN PERNYATAAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN PRAKATA SARI
……………………..….…………………………………………….. viii
DAFTAR ISI
……………..………………………….……….…………..
……..….…………………….……….………….. xiii
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL
x
…..………..…………………….……….………….. xiv …..………..……………….……….…………..
xv
…………….….…………….…………..
1
…………….…………………….…………………..
1
1.2. Perumusan Masalah ……………………………..…………..………..
4
1.3. Tujuan Penelitian
…………..………………….……………………..
5
………..…………………………………………
5
……..…………………………………………
6
…….…….……………….…………..
7
2.1. Tinjauan tentang Belajar dan Pembelajaran ………………………….
7
2.2. Model Pembelajaran Portofolio
…………….……………………….
9
………………..……………….……….
9
DAFTAR LAMPIRAN BAB I
:
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.4. Manfaat Penelitian 1.5. Sistematika Penulisan BAB II :
LANDASAN TEORI
2.2.1. Pengertian Portofolio
2.2.2. Landasan Pemikiran Pembelajaran Portofolio
…………..…..
11
2.2.3. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio
……………..
13
2.2.4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Portofolio …………..
16
2.2.5. Penilaian Portofolio ………………….………………………..
20
2.2.6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Portofolio .....
21
2.3. Tinjauan tentang Daya Kritis Siswa
x
….………………..…….….…...
22
2.4. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ……. 2.4.1. Pendidikan Kewarganegaraan
……………………….……….
2.4.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
25 25
…..…..
27
2.4.3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ….
28
2.4.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ..
28
2.5. Hubungan antara Portofolio Sebagai Model Pembelajaran dengan Daya Kritis Siswa
….…………………………..…………..…….….…...
29
2.6. Tinjauan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ………………….
31
2.6.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
……….……….
31
………….…..
32
………..…..
32
2.6.2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2.6.3. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2.6.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
..……..
33
…………………..
33
….………………...……………..…….….…...
34
………………..….….…………..
37
….……………………………..…….….…...
37
3.2. Lokasi Penelitian
….…………….……………………..…….….…...
37
3.3. Objek Penelitian
….………….………………………..…….….…...
38
3.4. Fokus Penelitian
….………….………………………..…….….…...
38
….………………………………………….……...…....
39
3.6. Metode Pengumpulan Data …………………………………….……..
40
3.7. Prosedur Penelitian …………………………………………….……..
41
3.8. Tolok Ukur Keberhasilan
……………………..………….…………..
43
.…………..
44
………………….…………….
44
2.6.5. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2.7. Kerangka Pemikiran
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian
3.5. Sumber Data
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SMPN 3 Ungaran
4.2. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Portofolio
…………….…………
4.2.1. Persiapan Pembelajaran Model Portofolio
45
……………..……
45
4.2.2. Proses Pembelajaran Model Portofolio .………………………
46
4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio ….……
60
4.2.4. Hambatan-Hambatan Model Pembelajaran Portofolio ….……
68
4.3. Pembahasan
…………………………………………………….……. xi
69
………………..……………….....….…………..
76
5.1. Kesimpulan
….………………….……………………..…….….…...
76
5.2. Saran-Saran
….………………………………………….……...…....
78
……………………………………………………..
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………..
80
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 1.
Kerucut Pengalaman Belajar
……………………………..…..
19
Gambar 2.
Kerangka Berfikir …………………….…………………..…..
35
Gambar 3.
Kelompok siswa sedang mengidentifikasi masalah
47
Gambar 4.
Setiap kelompok memilih masalah yang menjadi kajian
….…
48
Gambar 5.
Kunjungan siswa ke Kantor DPD PKS Kab. Semarang
…..…
50
Gambar 6.
Diskusi saat kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang ……….
51
Gambar 7.
Kunjungan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) ….…..
52
Gambar 8.
Siswa antusias berdiskusi dengan KPU ……………..…………
53
Gambar 9.
Kelompok portofolio menyusun portofolio tayangan
……….
55
Gambar 10. Dewan juri dan siswa dalam acara gelar kasus portofolio ……
57
Gambar 11. Gelar kasus (show case) kelompok portofolio
…………….…
57
……………………….
58
Gambar 12. Pentas seni saat gelar kasus portofolio
Gambar 13. Guru merefleksi pengalaman belajar portofolio
xiii
………….
……………..
58
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Satu ……..……………………………………….……….
48
Tabel 2. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Dua
……………….....................................…….……….
49
Tabel 3. Hasil Ujian Formatif Mata Pelajaran Kewarganegaraan ……….
60
Tabel 4. Hasil Penilaian Model Pembelajaran Portiofolio
…….……..….
64
………………….……..….
65
Tabel 5. Hasil Observasi Daya Kritis Siswa
Tabel 6. Perbandingan Daya Kritis Siswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio
xiv
……….……..….
67
DAFTAR LAMPIRAN
Hal. Lampiran 1
Ijin Observasi ……..…………………………….….……….
80
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
84
Lampiran 3
Lembar Penilaian Portofolio Dokumentasi
……….………..
88
Lampiran 4
Lembar Penilaian Portofolio Tayangan ……………………..
92
Lampiran 5
Lembar Penilaian Portofolio Presentasi …………...………..
96
Lampiran 6
Rekapitulasi Penilaian Portofolio ………………….........…. 100
Lampiran 7
Rekapitulasi Penilaian Kelompok Portofolio ………………. 101
Lampiran 8
Hasil Refleksi Pengalaman Belajar ………………...........…. 102
Lampiran 9
Lembar Observasi Daya Kritis Siswa
DDD
xv
…………............…….
…………….........…. 103
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang yang memfokuskan pada pembentukan diri sebagai warganegara Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Kurikulum Berbasis Kompetensi 2001 menjelaskan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ciri khas yaitu pengetahuan, keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut adalah bekal untuk peserta didik untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warga-negara yang baik. Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk mendidik generasi bangsa untuk secara sukarela mengikatkan diri pada norma atau nilai-nilai moral. Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar-bidang) bukan monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu politik, ilmu hukum, ekonomi, pskikologi, sosiologi, administrasi negara, tata negara, sejarah, filsafat dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari nilai budi pekerti, hak-hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubungan antar warga-negara, hubungan antara warga dengan pemerintahan, serta hubungan antar negara.
1
2
Berdasarkan karakteristik dan tujuan mata pelajaran tersebut di atas, jelas bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bukan merupakan mata pelajaran hafalan, para siswa harus diajak untuk berwarganegara dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa sosial. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan perlu menggunakan model yang inovatif, yakni model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa sebagai subjek belajar, peristiwa dan masalah sosial sebagai sumber belajar, sedangkan guru bertindak sebagai director of learning, yakni pihak yang mengkondisikan dan memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu model pembelajaran yang mampu mengembangkan hal-hal tersebut adalah Model Pembelajaran Portofolio (Portfolio Based Learning). Model Pembelajaran Portofolio merupakan teori belajar konstruktivisme, yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa si belajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungan di sekitarnya (Kamii, dalam Fajar, 2004 : 43). Teori belajar konstruktivisme dititik-beratkan pada bagaimana proses belajar itu terjadi, tidak hanya hasil yang dicapai. Hal ini berarti bahwa dalam menerapkan pembelajaran portofolio, anak didik diajak untuk menggali informasi dan pengetahuan secara lebih leluasa tanpa harus dibatasi oleh materi yang monoton. Anak didik dapat menuangkan ide-ide atau gagasan mereka secara leluasa dan mengembangkan ide tersebut, sehingga anak didik memiliki daya kritis dalam menanggapi berbagai masalah sosial di sekitarnya sekaligus mempunyai keterampilan untuk memecahkan masalah sosial tersebut.
3
Penerapan konstruktivisme dalam pembelajaran berarti menempatkan siswa pada posisi sentral dalam keseluruhan program pembelajaran (Yager, dalam Fajar, 2004 : 16). Pembelajaran dengan menerapkan metode portofolio sangat memperhatikan dan melakukan suatu pemecahan masalah dengan cara isu atau masalah sosial yang muncul dalam lingkungan sekitar atau yang sedang menjadi sorotan digunakan sebagai dasar pembahasan, diskusi dan investigasi kegiatan di dalam atau di luar kelas. Melalui model pembelajaran portofolio, siswa dapat meningkatkan daya kritisnya yang hal ini terlihat dari seberapa dalam siswa mampu memecahkan masalah sosial yang dilakukan melalui analisis ilmiah terhadap isu-isu strategis yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti berlakunya norma hukum dan peraturan, sistem hukum dan peradilan nasional dan internasional kemudian hak dan kewajiban warga negara serta kekuasaan dan politik dalam pemerintahan yang terkait dengan penyelesaian masalah sosial budaya yang berkembang di masyarakat. Isu-isu masalah sosial yang berkembang di masyarakat tersebut perlu dianalisis dan hasil analisis ini merupakan alternatif tindakan dan atau kebijakan baru yang lebih baik. Siswa dalam proses ini ditempatkan dan diperlakukan sebagai subjek, yang harus secara aktif berperan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan menemukan kebermaknaan belajar. Kebermaknaan belajar akan diperoleh apabila siswa mencari, menemukan dan mengalami sendiri berbagai hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran.
4
Model Pembelajaran Portofolio merupakan alternatif Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dan Cara Mengajar Guru Aktif (CMGA), karena sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan, sehingga siswa akan mendapat banyak manfaat dan hasil. Ibu Endang Suciati, guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP N 3 Ungaran menyampaikan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII C dapat dikatakan memiliki daya kritis rendah dibanding dengan kelas lain. Saat guru menerangkan tidak ada umpan balik dari para siswa, mereka cenderung pasif, motifasi belajar rendah, saat diberi pertanyan hanya ada beberapa siswa saja yang menjawab. Hal ini menjadi sangat menarik untuk dilakukan Penelitian Tidakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, yang diharapkan dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan dan meningkatkan daya kritisnya yang sesuai dengan tuntutan peningkatan mutu pendidikan. Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis bermaksud mengangkat permasalahan ini dalam penelitian berjudul “Penggunaan Model Portofolio Sebagai Upaya Meningkatkan Daya Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII SMP Negeri 3 Ungaran”. 1.2. Perumusan Masalah Terinspirasi dari latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menjawab pertanyaan “Apakah penerapan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan adakah hambatannya”.
5
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mngetahui apakah model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Mengetahui hambatan-hambatan penerapan model portofolio pada proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 1.4. Manfaat Penelitian Seberapapun besar daya dorong yang dihasilkan, penelitian ini diharakan dapat bermanfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini secara teoritik akan memperkaya khasanah pengetahuan mengenai model pembelajaran portofolio yang inovatif. 2. Manfaat Praktis o Bagi peneliti, penelitian ini akan meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kongkrit dalam mengembangkan model pembelajaran portofolio yang inovatif. o Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengajar secara lebih profesional. o Sebagai masukan sekolah untuk mengadakan variasi model pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa. o Sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijakan-kebijakan baru dalam dunia pendidikan.
6
1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. a. Bagian awal : terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. b. Bagian isi : terdiri dari lima bab, yaitu : Bab Pertama. Pendahuluan, merupakan gambaran awal menyeluruh skripsi. Bab Kedua. Landasan Teori, berisi mengenai telaah pustaka dari sejumlah teori yang relevan dengan tema penelitian. Selain telaah pustaka juga terdapat kerangka berfikir berupa penjelasan yang berfungsi sebagai pedoman kerja. Bab Ketiga. Metode Penelitian, terdiri atas pendekatan penelitian, fokus penelitian, jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian serta tolo ukur keberhasilan. Bab Keempat. Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas melalui tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Bab Kelima. Penutup, berisi kesimpulan yang ditarik dari analisis data dan saran-saran yang dari peneliti untuk penelitian dimasa yang akan datang. c. Bagian akhir : dalam bagian ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
DDD
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan tentang Belajar dan Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun dari unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik, 1995 : 57). Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “intruction” yang berarti self instruction dan external instruction. Pembelajaran yang external datangnya dari guru yang disebut ‘teaching” atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat external prinsip-prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsipprinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa ketentuan dasar yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu itu akan efektif atau sebaliknya. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku guru yang efektif mendeskripsikan pembelajaran sebagai usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan kondusif agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar (behavioristik). Pembelajaran merupakan seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan berinteraksi berikutnya dengan lingkungan (Briggs, dalam Sugandi, 1992). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memberikan pengaruh bagi si belajar dan pendidik, serta usaha dan cara yang dilakukan pendidik untuk memberikan informasi.
7
8
Dalam pembelajaran perlu dirumuskan tujuan, baik tujuan Standar Kompetensi maupun tujuan Kompetensi Dasar. Tujuan Standar Kompetensi dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum, sedangkan tujuan Kompetensi Dasar dikembangkan oleh guru di sekolah. Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan guru harus mampu memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat terukur. Tujuan (goals) pembelajaran adalah rumusan yang luas mengenai hasilhasil pendidikan yang diinginkan. Di dalamnya mengandung tujuan yang menjadi target pembelajaran dan menyediakan pilar untuk menyediakan pengalaman belajar (Oemar Hamalik, 1995:76). Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan suatu strategi yang diyakini efektivitasnya. Penerapan strategi pembelajaran tidak asal memilih tetapi, seorang guru perlu memilih suatu model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang sesuai dengan teknik mengajar yang menunjang pelaksanaan model mengajar. Ada beberapa pembelajaran menurut beberapa aliran. Pembelajaran menurut aliran behavioristik, pembelajaran menurut aliran kognitif, humanistik serta kontemporer. Pembelajaran menurut aliran kontemporer yang dimaksud adalah pembelajaran berdasar teori belajar konstruktivisme. Model pembelajaran Portofolio merupakan teori belajar konstruktivisme yang pada prinsipnya menggambarkan bahwa si belajar membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungannya (Kamii, dalam Fajar, 2004: 43)
9
2.2. Model Pembelajaran Portofolio 2.2.1. Pengertian Portofolio Portofolio sebagai model pembelajaran diadaptasi dari model “We are the people……Project Citizen” yang dikembangkan oleh Center Civic Education (CCE) yang berkedudukan di Callabas Amerika Serikat. Sampai saat ini model ini telah diadaptasi oleh 50 negara termasuk Indonesia. Model ini bersifat generik-pedagogik dan materinya dapat disesuaikan dengan kondisi masingmasing negara. Portofolio berasal dari bahasa inggris “portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat dan dapat juga diartikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu. Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan yang ditentukan (Fajar, 2004 : 47). Panduan ini beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio ini merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih siswa dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji. Setiap portofolio harus memuat bahan-bahan yang menggambarkan usaha-usaha terbaik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya, serta mencakup pertimbangan terbaiknya tentang bahan mana yang paling penting untuk ditampilkan. Tampilan portofolio berupa tampilan visual dan audio yang disusun secara sistematis, melukiskan proses berpikir yang didukung oleh
10
seluruh data yang relevan. Secara utuh melukiskan “intergrated learning experience” atau pengalaman belajar yang terpadu dan dialami oleh siswa sebagai satu kesatuan. Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran adalah usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar, sehingga memiliki kemampuan mengorganisasi informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya atau tugas-tugasnya. Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini pada dasarnya bertolak dari strategi “inquiry learning, discovery learning, problem solving learning, research-oriented learning” yang dikemas dalam model “Project” oleh John Dewey. Dalam hal ini ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat. b. Memilih suatu masalah untuk dikaji di kelas. c. Mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji. d. Membuat portofolio kelas. e. Membuat portofolio dengar pendapat (show case). f. Melakukan refleksi pengalaman belajar.
11
Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil dengan fasilitasi dari guru dan menggunakan ragam sumber belajar di sekolah maupun di luar sekolah (masyarakat). Sumber belajar atau informasi dapat diperoleh dari : a. Manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat). b. Kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis. c. Bahan terekam. d. Bahan tersiar (TV, radio). e. Alam sekitar. f. Situs sejarah, artifak dan lain-lain ( Fajar, 2004:48).
2.2.2. Landasan Pemikiran Pembelajaran Portofolio Model pembelajaran berbasis portofolio dilandasi oleh beberapa landasan pemikiran sebagai berikut (Budimansyah, 2003 : 5-8) : 1. Empat Pilar Pendidikan Empat pilar pendidikan sebagai pendidikan landasan model pembelajaran berbasis portofolio adalah learning to do, learning to be, learning to know, learning to live together yang dicanangkan UNESCO (Budimansyah,2003:5) a. Learning to Do adalah peserta didik seharusnya diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya. Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru tetapi harus aktif mau dan mampu menambah pengatahuan untuk pribadinya dimana belajar dari pengalaman dalam kehidupannya.
12
b. Learning to Know Pengetahuan yang didapat peserta didik selain dari sekolah juga didapatkan dari dunia luar sekolah. Peserta didik dapat meningkatkan interaksinya dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya. c. Learning to Be Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan diri. Karena banyak peserta didik yang tidak mempunyai kepercayaan diri, mereka merasa bahwa tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan yang bisa dibanggakan, sehingga terjadi kemandegan belajar. d. Learning to Live Together Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi
akan
membentuk
kepribadiannya
untuk
memahami
kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup. 2. Pandangan Konstruktivisme Pandangan
konstruktivisme
sebagai
filosofi
pendidikan
mutakhir
menganggap semua peserta didik mulai dari usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan / pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa / gejala lingkungan di sekitarnya. Para ahli pendidikan berpendapat bahwa inti kegiatan pendidikan adalah memulai pelajaran dari “apa yang diketahui peserta didik”.
13
Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi konstruktivime antara lain: diskusi yang menyediakan kesempatan agar semua peserta didik mau mengungkapkan gagasan, pengujian dan hasil penelitian sederhana, demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya. 3. Democratic Teaching Democratic Teaching adalah suatu bentuk upaya menjadikan sekolah sebagai pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis. Secara singkat, democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung
keadilan,
menerapkan
persamaan
kesempatan,
dan
memperhatikan keragaman peserta didik (Budimansyah, 2003 : 5-7). 2.2.3. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Portofolio Prinsip dasar model pembelajaran portofolio sekurang-kurangnya ada lima prinsip yaitu prinsip belajar siswa aktif (student active learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar yang reaktif (reactive teaching), dan prinsip dasar belajar yang menyenangkan (joyfull learning) (Budimansyah, 2003 : 8-16). a. Prinsip Belajar Siswa Aktif Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan lapangan, dan pelaporan. Hal
14
ini tampak terlihat pada saat siswa mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan materi pelajaran, kemudian setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk memilih masalah untuk kajian kelas. Untuk menjawab permasalahan yang dikaji, maka siswa mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan cara wawancara, pengamatan serta mengambil foto atau membuat kliping. Setelah itu, aktivitas siswa terfokus pada pembuatan portofolio kelas. Segala bentuk data dan informasi disusun secara sistematis dan disimpan pada sebuah bundel. Data dan informasi yang penting dan menarik ditempel pada seksi penayangan, setelah portofolio selesai dibuat, dilakukanlah public hearing dalam kegiatan show case di hadapan dewan juri. b. Kelompok Belajar Kooperatif Proses pembelajaran yang berbasis kerja sama antar siswa dan komponen lain di sekolah, termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua siswa dan lembaga terkait. Kerjasama terlihat pada saat kelas sudah memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-orangnya ditentukan, siapa yang mengerjakan apa, merupakan bentuk kerja sama itu. Kerja sama dengan lembaga terkait diperlukan saat siswa merencanakan mengunjungi lembaga tertentu atau meninjau kawasan yang menjadi tanggung jawab lembaga tertentu. c. Pembelajaran Partisipatorik Model pembelajaran berbasis portofolio juga menganut prinsip dasr pembelajaran partisipatorik, sebab melalui model ini siswa belajar sambil
15
melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Siswa pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memilki makna bahwa siswa dapat menghargai pendapat yang didukung suara terbanyak dan pada saat diskusi siswa belajar mengemukakan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain. d. Reactive Teaching Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar motivasi belajar tinggi. Motivasi akan dapat tercipta kalau guru daapt meyakinkan siswa akan kegunaan materi pelajaran bagi kehidupan nyata. Oleh karena itu guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu menarik dan tidak membosankan. Caranya adalah memberikan penghargaan atau reward pada pendapat siswa bagaimana pun kualitasnya. Jika pendapat siswa dihargai, maka pada diri siswa akan muncul kepercayaan diri untuk tidak malu-malu lagi mengemukakan pendapat. e. Joyfull Learning Salah satu teori belajar menegaskan bahwa sesulit apapun materi pelajaran bila dipelajari dalam suasana yang menyenangkan, penuh daya tarik dan penuh motivasi pelajaran akan mudah dipahami, sebaliknya bila suasana belajar membosankan, maka pelajaran akan sulit dipahami. Dalam hal ini pembelajaran portofolio memberikan keleluasaan untuk memilih tema belajar yang menarik bagi dirinya.
16
2.2.4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Portofolio Model pembelajaran portofolio merupakan salah satu model pembelajaran yang menekankan belajar siswa untuk aktif dan kreatif. Dalam hal ini siswa harus peka terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat dan ikut serta berusaha untuk mencari dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dengan cara-cara positif. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio (Fajar, 2004 : 48) adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat Dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama siswa yaitu : mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui, tentang masalah-masalah di masyarakat dan memberi tugas pekerjaan rumah tentang masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat yang mereka anggap penting sesuai dengan kemampuan siswa. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah tersebut siswa diharapkan untuk mencari informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara : a) mewawancarai orang tua atau keluarga, teman, tetangga, dan orang lain yang dianggap menguasai masalah yang dikaji, b) melalui sumber-sumber cetak seperti majalah, koran dan tabloid, c) melalui media elektronik seperti radio, TV dan internet. Semua informasi yang diperoleh harus dicatat untuk didiskusikan di kelas.
17
b. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Sebelum memilih masalah yang akan dikaji hendaknya para siswa mengkaji terlebih dahulu pengetahuan yang telah mereka miliki tentang masalah di masyarakat, dengan langkah sebagai berikut : a. Mengkaji masalah yang telah dikumpulkan. b. Mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan mereka kaji dengan cara memilih salah satu masalah yang telah ditulis di papan tulis. c. Melakukan penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji dengan mengumpulkan informasi. c. Mengumpulkan Informasi masalah yang akan dikaji oleh Kelas Langkah-langkah dalam tahap ini adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi. b. Tinjau ulang untuk memperoleh dan mendokumentasikan informasi c. Pengumpulan informasi. d. Mengembangkan Portofolio Kelas Pada tahap ini, siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memulai membuat portofolio kelas, dengan langkah sebagai berikut : a. Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio. b. Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio.
18
c. Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim penelitian seringkali akan bermanfaat bagi lebih dari satu kelompok portofolio. d. Guru
menjelaskan
spesifikasi
portofolio
yakni
terdapat
bagian
penayangan dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok. e. Penyajian Portofolio (show case) Dalam menyelenggarakan gelar kasus (show case), guru sebagai pihak penyelenggara hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Persiapan show case b. Pembukaan show case c. Penyajian oleh kelompok yang telah dibentuk disertai tanya-jawab oleh dewan juri d. Selingan e. Tanggapan audiens f. Pengumuman dewan juri g. Kriteria dan format penilaian. Penyajian Portofolio (show case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan portofolio tampilan maupun portofolio dokumentasi. Pelaksanaan dapat dilakukan pada akhir semester satu atau akhir semester dua bersamaan dengan kenaikan kelas. Hal itu tergantung pada kondisi dan situasi sekolah. f. Merefleksi pada Pengalaman Belajar Dalam kegiatan refleksi ini siswa diajak melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan refleksi adalah untuk belajar menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan meningkatkan kinerja siswa.
19
Dengan merefleksi pengalaman belajar siswa maka sangat mendukung modus pengalaman belajar yang digambarkan melalui kerucut ini dengan dijelaskan sebagai berikut : Yang kita ingat
modus
10%
baca
20%
dengar
30%
lihat
40%
lihat dan dengar
70%
katakan
90%
katakan dan lakukan
verbal
visual
berbuat
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Belajar Sumber : Sheal, Peter (dalam Fajar, 2004 : 88) Kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan. Secara ringkas kegiatan pembelajaran berbasis portofolio mencakup halhal sebagai berikut : a. Apersepsi. b. Penyampaian materi.
20
c. Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat. d. Memilih masalah yang dikaji di kelas. e. Penugasan meliputi mengumpulkan informasi yang terkait dengan masalah yang dikaji dan pembuatan portofolio kelas. f. Menyajikan portofolio atau dengar pendapat. g. Melakukan refleksi atau pengalaman belajar. Dalam hal ini, kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi, kreativitas, kemandirian, kerjasama, kepemimpinan dan kecakapan peserta didik guna membentuk watak, serta meningkatkan peradaban dan martabat bangsa (Fajar, 2005 : 15) 2.2.5. Penilaian Portofolio Yang dimaksud dengan indikator adalah unsur-unsur pokok yang dapat menjelaskan kemampuan peserta didik setelah menyelesaikan satuan-satuan pendidikan tertentu. Banyak indikator yang dapat dipilih, tetapi dipandang paling sensitif adalah : a. Hasil ulangan harian dan ulangan umum yang biasanya dicatat dalam buku nilai siswa. b. Tugas-tugas terstruktur biasanya dikumpulkan dalam sebuah map atau loker khusus untuk tugas-tugas siswa. c. Catatan perilaku harian para siswa biasanya tersimpan dalam buku khusus yang disebut dengan catatan anekdot. d. Laporan kegiatan siswa di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar, biasanya dikumpulkan pada guru dan selanjutnya didokumentasikan.
21
Kesimpulannya adalah bahwa semua indikator proses dan hasil belajar siswa itu tercatat dan didokumentasikan dalam satu bundel (portofolio). Baru saat menentukan nilai raport, semua catatan dan dokumentasi tadi dianalisis untuk membuat kesimpulan nilai raport setiap siswa. Dengan demikian model penilaian berbasis portofolio adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajar. 2.2.6. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Portofolio Menurut Nuryani Rustama (dalam Depdiknas, 2004 : 40-41) kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut : a. Kelebihan : 1. Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik untuk membuat, menghasilkan berbagai tugas akademik. 2. Memungkinkan pendidik menilai ketrampilan / kecakapan peserta didik. 3. Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, antara peserta didik dengan peserta didik lainnya. 4. Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan dimana pendidik tersebut perlu membantu. b. Kelemahan : 1. Memerlukan waktu yang relatif lama. 2. Pendidik harus tekun, sabar dan terampil. 3. Tidak ada kriteria yang standar.
22
2.3. Tinjauan tentang Daya Kritis Siswa Daya adalah usaha yang sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan kritis adalah tajam dalam penganalisaan (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989 : 341). Jadi daya kritis adalah kemampuan berpikir secara tajam dalam penganalisaan terhadap suatu hal, mencermati dengan seksama, tidak lekas percaya akan hal itu, sehingga ada rasa ingin tahu yang besar dan tidak cepat puas atas jawaban yang telah ada. Pada dasarnya sejak kanak-kanak manusia sudah memiliki kemampuan berpikir kritis. Sebagai makhluk rasional dan pemberi makna, manusia selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal di sekelilingnya. Dengan kemampuan berpikir kritisnya diharapkan dapat menggali kemampuan siswa yakni kemampuan membedakan fakta dan non fakta, kemampuan membedakan antara kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, kemampuan menguji tingkat kepercayaan sumber-sumber informasi, kemampuan membuat keputusan, kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, kemampuan memecahkan masalah yang ada disekelilingnya, kemampuan mempertimbangkan wawasan lain (Radno Harsanto, 2005 : 62). Kemampuan siswa berpikir kritis tidak begitu saja muncul tetapi harus diasah sejak dini. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis, sebab berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis. Siswa cenderung hanya menerima materi yang diberikan oleh guru dan kurang kreatif dalam berpikir, mereka kurang bisa mengeksplorasi kemampuan berpikir kritis terhadap suatu hal.
23
Orang yang mempunyai daya kritis, pikirannya harus terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi alasan yang tepat atas argumentasinya. Ia harus dapat menjawab pertanyaan mengapa keputusan tersebut diambil. Dan diharapkan dengan adanya model pembelajaran yang inovatif dan kreatif dapat mengembangkan daya kritis siswa. Radno Harsanto (2005 : 45-62) mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis meliputi : a. Kemampuan membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat Pada saat kita membaca sebuah koran atau majalah, apakah setiap kalimat yang tertera di dalamnya merupakan suatu fakta yang terjadi atau hanya sebuah pendapat dari si penulis saja. Di sinilah kemampuan siswa akan dilatih bahwa suatu berita yang ada tidak langsung kita yakini kebenarannya tetapi siswa harus jeli dalam membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat seseorang, sehingga jika siswa mampu membedakannya maka siswa dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana sebuah pernyataan itu merupakan fakta atau pendapat. b. Kemampuan membedakan antara kesimpulan Definitif dan Sementara. Banyak orang langsung mengambil suatu kesimpulan ketika melihat atau menyaksikan atau membaca berita. Mereka tidak berpikir apakah sesuatu yang dibaca atau disaksikan itu merupakan hal yang dapat diyakini kebenaran dan keakuratan datanya. Dalam membahas suatu masalah, mampu membedakan antara kesimpulan definitive dan kesimpulan sementara adalah hal yang sangat penting, sebab bila salah memberikan kesimpulan, maka akan timbul satu masalah baru bukannya menyelesaikan masalah.
24
c. Kemampuan Menguji Tingkat Kepercayaan Sumber Informasi Pada saat kita membaca berita di surat kabar, hal pertama yang perlu dipertanyakan atas berita tersebut adalah sejauh mana berita itu dapat dipercaya atau sejauh mana si penulis artikel dapat dipercaya . Pada dasarnya kita membutuhkan bukti atau kejelasan tertentu sebelum klaim seseorang diakui kebenarannya. Siswa yang kritis mampu mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat menguji kebenarannya sehingga didapatkan kebenaran yang jelas dari sumber yang jelas pula. d. Kemampuan Membuat Keputusan Membuat keputusan adalah bagaimana menggunakan kriteria yang relevan untuk memilih berbagai alternatif kemungkinan. Pertama, kita harus jelas tentang apa keputusan tersebut. Kedua, kita harus mengidentifikasi pilihanpilihan dan memberikan penilaian baik buruknya masing-masing pilihan, mengidentifikasi kriteria yang relevan untuk mengambil keputusan dari pilihan-pilihan yang ada. Yang terakhir memeriksa kembali pilihan-pilihan tersebut jika dibandingkan dengan ukuran yamg ada. e. Kemampuan Mengidentifikasi Sebab dan Akibat Seorang pemikir kritis mencoba umtuk mengklarifikasi setiap informasi yang didapatnya. Siswa yang kritis apabila mandapatkan suatu masalah maka ia akan mencari sebab dari masalah yang timbul serta mencari apa akibat dari masalah tersebut. Dan tidak langsung menerima informasi tersebut tanpa diidentifikasi terlebih dahulu.
25
f. Kemampuan Mempertimbangkan Wawasan Lain Realitas yang ada sebagian orang ketika akan mengambil keputusan hanya mempertimbangkan alasan yang ia miliki. Jarang sekali mereka mau mandengar dan mempertimbangkan pendapat orang lain dan mengapa orang lain berpendapat seperti itu. Seorang siswa yang berpikir kritis sangat memberi ruang untuk pertimbangan-pertimbangan di luar dirinya dan selalu terbuka untuk mendengarkan pendapat orang lain. Terkadang permusuhan yang terjadi disebabkan tidak mau mendengarkan dan menyimak pendapat masing-masing orang. g. Kemampuan Memecahkan Masalah Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kemampuan siswa menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada, siswa dapat menentukan prioritas masalah, siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang akan diselesaikan, siswa cakap mengumpulkan data dan memilahnya, siswa cakap memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan. 2.4. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Pendidikan Kewaganegaraan 2.4.1. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam praktek belajar kewarganegaraan, Mata pelajaran ini berfokus pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama sosio kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter.
26
Realitas sosial mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan memang sangat penting untuk mendidik generasi bangsa Indonesia yang notabene mereka diajari nilai-nilai kerukunan dan persaudaraan, namun realitas yang ia saksikan menunjukkan gejala sebaliknya, antar anggota masyarakat akhir-akhir ini gampang berselisih dan bertikai gara-gara masalah sepele. Dilihat dari esensinya, seperti yang terlihat dari kurikulum pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan moral, tampaknya pendidikan kewarganegaraan lebih mengajarkan pada konsep atau materi saja. Sementara akhlak atau kandungan nilai-nilai kebaikan belum sepenuhnya disampaikan. Dilihat dari metode pendidikan yang disampaikan dikonsentrasikan atau terpusat pada pendekatan otak kiri atau kognitif, yakin hanya mewajibkan siswa didik untuk mengetahui dan menghafal (memorization) konsep dan kebenaran tanpa menyentuh perasaan emosi dan nuraninya. Tetapi di sisi lain, Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai mata pelajaran yang “urgen” bagi anak didik yang disini berfungsi membimbing generasi muda untuk secara sukarela mengikatkan diri pada norma atau nilai-nilai moral. Peserta didik diharapkan dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan memiliki moral felling. Hal tersebut diperlukan peserta didik untuk menjadi manusia berkarakter yaitu : kesadaran (conscience), kepercayaan diri (self-estem), merasakan penderitan orang lain (empaty), cinta kebaikan (loving the good), kontrol diri (self-control), kerendahan hati (humility) (Zubaedi, 2005 : 7). Pendidikan kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan civic education. Sebagai bidang studi ilmiah, pendidikan kewarganegaraan bersifat interdisipliner
27
(antar bidang) bukan monodisipliner karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu upaya pembahasan dan pengembangannya memerlukan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi ilmu politik, ilmu hukum, sosiologi, administrasi negara, ilmu ekonomi, sejarah dan filsafat. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. 2.4.2. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan SMP dan MTs adalah utuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut : a. Berpikir secara kritis, rasional, dan krearif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secar langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi (Fajar, 2004:143).
28
2.4.3. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2001 dijelaskan bahwa mata pelajaran pendiikan kewarganegaraan memiliki ciri khas, yaitu pengetahuan, keterampilan dan karakter kewarganegaraan. Ketiga hal tersebut adalah bekal untuk peserta didk untuk meningkatkan kecerdasan multidimensional yang memadai untuk menjadi warganegara yang baik. Isi pengetahuan dari mata pelajaran ini diorganisasikan secara interdisipliner dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, hukum, psikologi, tatanegara, dan berbagai bahan kajian lainnya yang berasal dari nilai budi pekerti, dan hak-hak asasi manusia dengan penekanan kepada hubumgan antar warganegara, dengan pemerintahan, serta dengan warganegara asing. 2.4.4. Ruang Lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP dan MTs (http//: www.puskur.net/inc/si/smp/kewarganegaraan.pdf 2006 ) meliputi : a. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap NKRI, Keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma dalam kehidupan berbagsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan internasional dan nasional. c. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
29
d. Kebutuhan warga negara meliputi : hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai
keputusan
bersama,
prestasi
diri,
persamaan
kedudukan warga negara. e. Konstitusi negara meliputi : proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi. f. Kekuasaan dan politik meliputi : pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan ekonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi. g. Pancasila meliputi : kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideology negara, proses perumusan Pancasila sebagai pengamalan-pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. h. Globalisasi meliputi : politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, globalisasi di lingkungannya, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi. …….………… 2.5. Hubungan Antara Portofolio Sebagai Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dengan Daya Kritis Siswa Pada dasarnya model portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan oleh guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok (Fajar, 2004 : 47).
30
Pembelajaran portofolio dirasa sangat cocok bila diterapkan pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan, karena mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan berfungsi sebagai wahana untuk membentuk warga yang cerdas, terampil dan berkarakter yang setia pada bangsa dan negara Indonesai dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 45. Berdasarkan fungsi tersebut, mata pelajaran Kewarganegaraan harus dinamis dan mampu menarik perhatian peserta didik, yaitu dengan cara sekolah membantu peserta didik mengembangkan pemahaman baik materi maupun keterampilan, intelektual dan partisipatori dalam kegiatan sekolah yang berupa intra, kokurikuler dan ekstra kurikuler. Dengan pembelajaran yang bermakna, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan menerapkan intelektual dan partisipatori yang menghasilkan pemahaman tentang pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Di samping itu juga mendapat keuntungan dan kesemapatan dari pembelajaran yang bermakna dalam berpartisipasi dlm pengambilan keputusan dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada tingkat kelas dan sekolah mereka sendiri, berpartisipasi dalam simulasi kegiatan ke parlemen, mengamati cara kerja di instansi pemerintahan, belajar bagaimana anggota pemerintahan dan organisasi non pemerintahan berusaha mempengaruhi kebijakan umum dan atau negara. Metode Pembelajaran Portofolio dianggap dapat meningkatkan daya kritis siswa yang dalam hal ini terlihat dari keterampilan intelektual siswa dalam berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan seperti keterampilan dalam memecahkan masalah sosial. Indikator bahwa seorang siswa mempunyai keterampilan memecahkan masalah sosial antara lain :
31
a. Siswa dapat menangkap atau menentukan kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. b. Siswa dapat menentukan prioritas masalah. c. Siswa dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. d. Siswa mampu untuk mengumpulkan dan mengolah data e. Siwa mampu menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. f. Siswa mampu memilih alternatit penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya (Sanjaya, 2006:216-218). 2.6. Tinjauan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 2.6.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Balai Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah, Depdikbud, Dirjen Dikti, Jakarta 1999 : 6, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diartikan sebagai bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran (Zainal Aqib, 2006 : 127).
32
2.6.2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ditinjau dari karakteristiknya, PTK mempunyai karakteristik antara lain : a. Didasarkan masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. c. Peneliti sekaligus praktisi yang melakukan refleksi. d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional. e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 2.6.3. Prinsip-Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Menurut Hopkins, ada 6 prinsip dalam PTK (dalam Zainal, 2006 : 17) : a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar. b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. c. Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi
serta
merumuskan
hipotesis
secara
meyakinkan,
mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serts memperoleh data yang dapat digunaka untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya. d. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.
33
f. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan clasroom prespective, dalam arti permasalahan tidak terlihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan prespektif misi sekolah secara keseluruhan. 2.6.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas program sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambunganm. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam penuaian misi profesional kependidikannya. Manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain : a. Inovasi pembelajaran b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas, dan c. Peningkatan profesionalisme guru. 2.6.5. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menggambarkan empat tahapan ; 1. Penyusunan rancangan tindakan (perencanaan), yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan.
34
2. Pelaksanaan tindakan, yaitu implmentasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 3. Pengamatan, pelaksanan pengamatan oleh pengamat. 4. Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi. 2.7. Kerangka Berfikir Proses pembelajaran dalam pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan penerapan konsep diri. Keberhasilan proses pembelajaran dapat tercermin dari peningkatan mutu lulusan yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diadakan peran aktif seluruh komponen pendidikan terutama siswa yang berfungsi sebagai input sekaligus calon output dan juga guru sebagai fasilitator. Guru mempunyai peran dalam menciptakan suasana yang efektif dan menumbuhkan semangat belajar siswa. Guru harus mempunyai suatu model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Melalui model pembelajaran portofolio siswa dibawa pada proses belajar yang aktif (active learning) dan proses belajar yang menyenangkan (joyfull learning). Model ini akan membawa siswa pada proses belajar aktif, sebab siswa belajar dengan melakukan sesuatu (learning to do). Siswa dibawa pada proses belajar yang menyenangkan dikarenakan siswa belajar dengan penuh variasi, tidak monoton dan menjadikan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar. Dua aspek inilah yang merupakan kekuatan model pembelajaran portofolio, yakni siswa belajar secara aktif dalam suasana yang menyenangkan.
35
Model pembelajaran portofolio merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori melalui pengalaman belajar praktik empirik, tidak terkecuali implikasi pengalaman belajar dalam masyarakat. Langkah-langkah pembelajaran portofolio meliputi : a). mengidentifikasi masalah, b). memilih masalah, c). mengumpulkan informasi, d). membuat portofolio, e). menyajikan portofolio, dan f). melakukan refleksi. Dengan demikian model pembelajaran portofolio diharapkan mampu meningkatkan daya kritis siswa. Peningkatan daya kritis ini dapat dilihat dari : siswa mampu membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, siswa mampu membedakan antara kesimpulan definitif dan kesimpulan sementara, siswa mampu menguji tingkat kepercayaan sumber informasi, siswa mampu membuat keputusan, siswa mampu memecahkan masalah, siswa mampu mengidentifikasi sebab dan akibat, siswa mampu mempertimbangkan wawasan lain. Melalui kerangka berfikir tersebut, dalam penelitian ini pembelajaran portofolio (variabel terikat) dikaitkan dengan daya kritis siswa (variabel bebas). Dalam penelitian ini kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Metode Portofolio
Proses Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
Siswa
Masukan Instrumental
Materi / Kurikulum
Guru
Sarana / Media
Peningkatan Daya Kritis Siswa
Masukan Lingkungan
Lingkungan Manusia
Gambar 2. Kerangka Berfikir
Lingkungan Bukan Manusia
36
Hipotesis Tindakan :
Jika proses pembelajaran mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran portofolio, maka daya kritis siswa akan meningkat.
DDD
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam sebuah penelitian kualitatif, penelitian tidak bertujuan untuk melakukan pengukuran atau tidak menggunakan prosedur-prosedur statistik dalam menjelaskan hasil penelitian, akan tetapi lebih mementingkan penjelasan mengenai hubungan antar gejala yang diteliti (Joyomartono, 1995 : 18). Sasaran penelitian kualitatif adalah prinsip-prinsip atau pola-pola yang secara umum dan mendasar, berlaku dan mencolok berdasarkan atas perwujudan gejala-gejala yang dikaji yang analisanya terpusat pada maknanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang menggunakan data pengamatan langsung terhadap jalannya proses pembelajaran di kelas. Dari data itu kemudian dianalisis melalui tahapan-tahapan dalam siklus tindakan (Suyitno, 2005 : 1). 3.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Ungaran JL. Pattimura 1-A Ungaran Telp. (024) 6921405. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif, bersifat praktis berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII-C semester II, dengan alasan berdasarkan survey pendahuluan kekritisan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih kurang terutama dalam hal memahami praktek berwarganegara di masyarakat.
37
38
3.3. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-C semester II tahun pelajaran 2006-2007 SMP N 3 Ungaran dengan jumlah 42 siswa yang terdiri dari 19 siswa dan 23 siswi. Peneliti bertugas sebagai pengajar di kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran. Mengajar dengan jumlah siswa yang rata-rata lebih dari 30 orang diperlukan koordinasi yang baik antara sesama guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Apalagi kalau melihat kondisi siswa yang heterogen, datang dari lingkungan yang berbeda-beda. 3.4. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penerapan model pembelajaran portofolio dalam meningkatkan daya kritis siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi : 1. Penerapan model pembelajaran portofolio : a. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio. b. Tugas-tugas terstruktur : 1) Melakukan pengamatan dilapangan. 2) Melakukan wawancara dilapangan. 3) Menyusun laporan pengamatan/wawancara di lapangan. 4) Penilaian portofolio tayangan, portofolio dokumentasi, dan portofolio presentasi. 5) Penilaian aktivitas individual.
39
2. Aktivitas guru yang akan diteliti : a. Persiapan guru meliputi : 1) Membuat perencanaan pengajaran. 2) Mempersiapkan bahan yang akan diajarkan. 3) Memilih metode pembelajaran yang akan digunakan. b. Proses dalam pembelajaran meliputi : 1) Cara guru mengajar. 2) Cara guru menyampaikan materi. 3. Aktifitas siswa yang akan diteliti : a. Antusias siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. b. Keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat. c. Keaktifan siswa mengikuti mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. d. Kekritisan siswa mengkaji masalah-masalah sosial di masyarakat. 4. Hambatan-hambatan dalam pengembangan metode pembelajaran portofolio : a. Waktu. b. Biaya. c. Tenaga. 3.5. Sumber Data Data-data yang digunakan atau diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data berikut : 1. Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan atau diperoleh langsung dari lapangan. Informan lapangan meliputi :
40
a. Guru mata pelajaran Pendidkan Kewarganegaraan. b. Siswa yang diajar dengan metode pembelajaran portofolio c. Rekan sejawat sebagai observer. 2. Data Sekunder Data sekunder meliputi data tentang penerapan pembelajaran portofolio yang diperoleh secara tidak langsung dalam penelitian ini, seperti buku-buku, makalah-makalah penelitian, arsip, dokumen dan sumber lain yang relevan. 3.6. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah Pengamatan : 1. Pengamatan Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap fenomena yang akan diteliti.. Peneliti mengamati langsung penerapan metode pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pedidikan Kewarganegaraan kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran, baik proses pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. Fokus observasi penelitian ini adalah : a. Langkah-langkah model pembelajaran portofolio. c. Aktifitas dan daya kritis siswa dalam pembelajaran portofolio. b. Penilaian guru dan cara guru mengajar dalam pembelajaran portofolio. d. Penugasan yang diberikan oleh guru e. Metode yang diterapkan oleh guru.
41
2. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, surat legger, agenda dan lain sebagainya. Dalam metode ini alat pengumpul data tentang penerapan metode portofolio pada mata pelajaran kewarganegaraan adalah laporan kegiatan siswa yang ditugaskan guru yang berupa bundel (portofolio) dan sumber lain yang relevan, seperti lembar pengamatan dari teman sejawat sebagai kolaborasi dalam penelitian. 3.7. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus, melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan a. Menyusun rencana pembelajaran dengan menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio. b. Membuat skenario pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model pembelajaran portofolio. c. Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung implementasi tindakan. d. Menyusun lembar pengamatan untuk menilai kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung. e. Menyusun pedoman wawancara untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa tentang penerapan model pembelajaran portofolio. f. Menyusun rancangan evaluasi untuk melihat hasil belajar siswa.
42
2. Tindakan a. Presensi kehadiran siswa. b. Guru menjelaskan materi pelajaran. c. Guru memberikan beberapa bahan permasalahan berupa artikel koran berkenaan dengan materi secara berkelompok. d. Kelompok portofolio memilih satu materi untuk dikaji lebih lanjut. e. Kelompok portofolio mencari dan mengumpulkan informasi. f. Diskusi mengenai materi yang dikaji sampai mendapatkan penyelesaian dari masalah yang dikaji. g. Mempresentasikan hasil diskusi dan analisanya. h. Memberikan tes formatif siswa. 3. Pengamatan a. Kehadiran siswa. b. Keaktifan siswa bertanya dan mengemukakan pendapat. c. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan. d. Kerjasama siswa dalam diskusi. e. Kemampuan siswa membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat. f. Kemampuan siswa membedakan kesimpulan definitf dan sementara. g. Kemampuan siswa menguji tingkat kepercayaan sumber informasi. h. Kemampuan siswa mengidentifikasi sebab dan akibat. i. Kemampuan siswa membuat keputusan. j. Kemampuan mempertimbangkan wawasan lain. k. Kemampuan memecahkan masalah. l. Alat peraga dan gambar yang menunjang proses pembelajaran.
43
4. Refleksi Refleksi merupakan langkah untuk menganalisis hasil kerja siswa. Analisis dilakukan untuk mengukur baik kelebihan maupun kekurangan yang terdapat pada hasil kerja siswa untuk mendapatkan kesimpulan apakah hipotesis tindakan tercapai atau tidak. 3.8. Tolok Ukur Keberhasilan Yang menjadi tolok ukur dalam penelitian ini adalah apabila daya kritis siswa meningkat, yaitu indikator daya kritis tercapai, nilai yang dihasilkan sudah mencapai ketuntasan belajar kelas yakni 75 dan ketuntasan individu siswa 70.
DDD
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum SMPN 3 Ungaran Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Ungaran berdiri berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0557/0/1984 tanggal 11 November 1984. SMP N 3 terletak di Jl. Patimura 1-A Telp. (024) 6921405 Kelurahan Bandarjo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang kode pos 50517. Kepala Sekolah saat ini dipegang oleh Drs. Talkhis lulusan bidang studi PPKn. Dalam menjalankan proses belajar mengajar beliau dibantu 48 guru / pengajar. SMP N 3 Ungaran mempunyai visi "Berakhlak Mulia Dalam Prestasi Prima" dan misi "Mengembangkan Logika, Etika, Estetika, dan Praktika Anak Didik Ke arah Terbentuknya Manusia Berkualitas". Tujuan sekolah ini adalah "Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta penuh tanggung jawab". SMP N 3 Ungaran memiliki 20 ruang kelas. Kelas VII memiliki 6 ruang kelas, kelas VIII memiliki 7 ruang kelas, dan kelas IX memiliki 7 ruang kelas. Ruang penunjang lainnya terdiri dari : ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha (TU), ruang Bimbingan Konseling (BK), ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), ruang praktek komputer, ruang perpustakaan, masjid, ruang OSIS, koperasi, ruang keterampilan, ruang bermain musik, laboratorium, ruang tamu, kantin, kamar kecil, gudang, lapangan olah raga dan ruang keamanan.
44
45
Jumlah siswa yang aktif belajar di SMP N 3 Ungaran pada tahun pelajaran 2006-2007 sebanyak 840 siswa. Kelas VII memiliki 280 siswa, kelas VIII memiliki 291 siswa, kelas IX memiliki 269 siswa. Kondisi orang tua siswa sangat beragam dari berbagai status sosial dan pekerjaan, seperti pegawai negari sipil, TNI/POLRI, petani, wiraswasta, buruh dan sebagainya. Kondisi lingkungan sekolah sangat kondusif dan strategis untuk proses kegiatan belajar mengajar, dikarenakan letaknya yang sejuk, nyaman dan jauh dari pusat keramain. Jalur transportasi berada tepat di depan SMP N 3 Ungaran, angkutan umum mudah didapat, dan ini memudahkan siswa, guru, karyawan maupun masyarakat umum menuju ke SMP N 3 Ungaran. SMP N 3 Ungaran termasuk salah satu Sekolah Standar Nasional. Dipilih menjadi Sekolah Standar Nasional dikarenakan prestasi siswa baik akademik maupun non akademik yang dicapai tiap tahunnya semakin meningkat, serta sarana prasarana yang tersedia cukup memadai untuk proses kegiatan pembelajaran. Pada tahun pelajaran 2006/2007 ini hampir 90% siswa lulus ujian, hanya 2 orang siswa yang tidak lulus ujian. 4.2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Portofolio di SMPN 3 Ungaran 4.2.1. Persiapan Pembelajaran Model Portofolio Ibu Endang Suciati, SPd. guru mata pelajaran PPKn, SMP N 3 Ungaran menyampaikan bahwa pembelajaran yang baik dan diharapkan akan memberikan hasil maksimal adalah pembelajaran yang secara administratif sudah terencana sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
46
Pada awal pertemuan dengan siswa, peneliti memberikan penjelasan tentang apa dan bagaimana pembelajaran portofolio dan apa yang harus dipersiapkan oleh siswa. Persiapan guru secara administratif sebelum mengajar adalah membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal itu diperlukan agar materi yang akan diajarkan dapat runtut dan terarah serta mudah dipahami oleh siswa. 4.2.2.
Proses Pembelajaran Model Portofolio Pelaksanaan kegiatan pembelajaran portofolio dibagi dua, intrakurikuler
dan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan intrakurikuler guru menerangkan pokok bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" di dalam kelas seperti biasanya. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan adalah siswa mengembangkan portofolio di luar kelas (kehidupan bermasyarakat). Pada proses pembelajaran portofolio harus memperhatikan pedoman pelaksanaan pembelajaran portofolio yang telah ditentukan. Dalam pembelajaran portofolio, siswa diberikan kebebasan mengungkapkan pendapatnya, tidak hanya berkaitan dengan materi pelajaran, tetapi juga praktek dalam kehidupan bermasyarakat. Langkah-langkah dalam pembelajaran portofolio yang dilakukan siswa kelas VIII C SMP N 3 Ungaran sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Tahap awal guru menerangkan materi berkaitan dengan pokok bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" mencakup nilai-nilai dan fakta-fakta yang terjadi saat ini, serta memberikan contoh pelaksanaan kedaulatan rakyat di Indonesia.
47
Guru membantu, membimbing dan memotivasi siswa mengemukakan pendapat, isu-isu dan permasalahan yang sedang berkembang di masyarakat yang berkaitan dengan kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Untuk mengidentifikasi masalah, diawali dengan cara seluruh siswa membaca dan mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan di masyarakat. Guru memperlihatkan koran yang berisi artikel atau print out internet yang ada kaitannya dengan konsep yang dibahas. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok kecil terdiri 4-6 siswa yang bertugas meyakinkan bahwa masalah yang ditentukan adalah masalah yang penting, menyangkut banyak orang dan perlu penanganan. Siswa menguji permasalahan yang dipilih dengan pertanyaan-pertanyaan : a. Apakah permasalahan itu dianggap penting oleh siswa dan masyarakat. b. Apakah masalah itu mendesak untuk ditangani dan siapa yang menangani. c. Siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah, apakah masyarakat atau pemerintah. Apabila tanggung jawab pemerintah sudah adakah kebijakan untuk menyelesaikannya. Jika ada, apakah kebijakan tersebut ada hasilnya. d. Apakah keuntungan dan kerugiannya. e. Adakah silang pendapat di antara masyarakat mengenai kebijakan tersebut.
Gambar 3 : Kelompok siswa sedang mengidentifikasi masalah.
48
2. Memilih Masalah Untuk Kajian Kelas Dalam langkah pemilihan masalah guru berperan memotivasi para siswa untuk melakukan pemungutan suara (voting). Agar masalah yang dipilih siswa benar-benar berkualitas, maka proses pemilihan dapat dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama, setiap siswa menentukan dua pilihan secara terbuka pada masing-masing masalah. Daftar masalah yang akan menjadi kajian kelas dan hasil pemungutan suara siswa tampak pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Satu No.
Masalah untuk Kajian Kelas
Jumlah
1
Kinerja legislatif dinilai masih buruk
18
2
45 mantan anggota DPRD Jateng dijadikan tersangka
7
3
Persyaratan untuk hasilkan wakil rakyat berkualitas
21
4
PP No. 37/2006 diminta dicabut
10
5
Laptop DPR dibatalkan
19
6
Paket 4 RUU bidang politik baru tahap awal
9
Jumlah
84
Catatan : Pemilih 42 siswa (sumber : data olahan)
Gambar 4 : Setiap kelompok memilih masalah yang akan menjadi kajian.
49
Hasil pemilihan tahap pertama dipilih tiga masalah yang akan dikaji. Masalah yang paling banyak dipilih siswa, yaitu (1) Persyaratan untuk hasilkan wakil rakyat berkualitas, (2) Laptop DPR dibatalkan, (3) Kinerja legislatif dinilai masih buruk. Tahap kedua, siswa menentukan satu masalah. Untuk itu diadakan pemungutan suara lagi secara terbuka. Hasil pemilihan tahap kedua terlihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Daftar Masalah dan Pemungutan suara untuk Kajian Kelas Tahap Dua. No.
Masalah untuk kajian kelas
Jumlah
1.
Persyaratan hasilkan wakil rakyat berkualitas
16
2.
Laptop DPR dibatalkan
12
3.
Kinerja Legislatif dinilai masih buruk
14
Jumlah
42
Catatan : Pemilih 42 siswa (sumber : data olahan) Dari pemilihan tahap kedua, masalah yang paling banyak dipilih siswa adalah Persyaratan hasilkan wakil rakyat yang berkualitas dan secara otomatis masalah ini menjadi kajian kelas. Dari proses pemungutan suara dapat diambil satu nilai moral yaitu kehidupan demokratis dalam kelas, sebab suara siswa yang tidak terpilih harus menghargai dan menghormati pilihan suara terbanyak. 3. Mengumpulkan Informasi Masalah Yang Dikaji di Kelas Langkah selanjutnya setelah siswa melakukan pemilihan masalah adalah membagi kelompok atau tim. Kelas dibagi ke dalam 4 (empat) tim. Setiap tim mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri untuk mengumpulkan informasi sebanyak dan seakurat mungkin dari sumber yang berbeda.
50
Kegiatan pengumpulan informasi ini dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran karena dilakukan setelah pulang sekolah, sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Siswa mencari data tentang syarat untuk menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas dengan cara mendatangi berbagai sumber informasi, diantaranya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan DPRD Kabupaten Semarang. Lokasi pertama yang dikunjungi siswa dalam rangka memperoleh informasi berkenaan dengan masalah yang dikaji kelas adalah DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang yang dilaksanakan pada hari Sabtu 5 Mei 2007. Kedatangan siswa di kantor Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan Nakula Mapagan disambut baik oleh Ibu Kustantina Ketua Bidang Kewanitaan DPD PKS Kabupaten Semarang.
Gambar 5 : Kunjungan siswa ke Kantor DPD PKS Kab. Semarang. Dalam kunjungan ini siswa mendapatkan banyak informasi, antara lain tentang awal berdirinya PKS sampai aktivitas PKS, syarat wakil rakyat yang berkualitas, serta langkah antisipasi untuk mengatasi kecurangan dalam pemilu. Pada kesempatan ini siswa juga menanyakan "Bagaimana jika anggota DPR yang terpilih ternyata terbukti menggunakan ijasah palsu".
51
Mengenai ijazah palsu Ibu Kustantina menjawab "Hal itu sepenuhnya bukan kesalahan anggota dewan, tetapi peran masyarakat juga mempengaruhi, sebab masyarakat sebelum memilih calon pemimpin harus tahu riwayat hidup dan perannya di masyarakat, jadi masyarakat juga ikut bersalah". Sejauh ini PKS mengikuti pemilu dengan jujur sesuai aturan bahkan ada kegiatan dakwah dengan masyarakat. Banyak masyarakat yang belum paham betul politik, sehingga kegiatan dakwah yang dilakukan sering disalah-artikan.
Gambar 6 : Diskusi saat kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang. Kunjungan ke DPD PKS Kab. Semarang ini memberikan pengalaman berharga bagi siswa. Mereka menjadi lebih paham tentang apa itu partai, dan peran partai dalam pesta demokrasi Indonesia. Siswa secara nyata mendapat materi bukan hanya lewat teori yang disampaikan oleh guru, namun juga dari praktek dalam kehidupan bernegara. Selain berkunjung langsung ke Kantor DPD PKS Kabupaten Semarang, siswa juga berkunjung ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang di Jalan Ahmad Yani No. 6 Ungaran (Telp. (024) 6922447 Fax. (024) 6922540) pada tanggal 10 Mei 2007.
52
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang yang terdiri 5 (lima) orang yaitu Ir. Budy Satriyo sebagai ketua KPU, Soeprapto, SH. sebagai sekretaris KPU, Drs. Abdullah Fakih, MPd, Siti Mahmudah L S.Si dan Dra. Siti Rohani sebagai anggota KPU. Selain menyelenggarakan pemilu, tugas KPU adalah menyiapkan program kerja koordinasi dengan lembaga lain yaitu kantor kependudukan, catatan sipil, sosialisasi kepada masyarakat luas yang membutuhkan keterangan, dan menyiapkan pemilu berikutnya dengan menyusun segala persiapannya minimal 6 (enam) bulan sebelum pelaksanaan.
Gambar 7 : Kunjungan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Dalam kunjungan ini, para siswa berdialog langsung dengan pihak yang berkompeten dalam masalah yang dikaji. Sebagai contoh terlihat dari jawaban yang disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang Ir. Budy Satriyo dari pertanyaan siswa "Bagaimana cara KPU mengatasi masalah ijasah palsu ?". Ir. Budy Satriyo menjawab "Untuk mengatasi kemungkinan penggunaan ijazah palsu oleh calon wakil rakyat antara lain dengan cara meneliti persyaratan administrasi dan melakukan klarifikasi faktual ke sekolah-sekolah asal dengan cara mendatangi langsung sekolah tersebut dan melihat buku induk, serta bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
53
Untuk menghasilkan wakil rakyat yang berkualitas Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus bekerja cepat dan cermat dalam melakukan penyeleksian dan penelitian calon wakil rakyat.
Gambar 8
: Siswa antusias berdiskusi dengan KPU
Dalam kunjugan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) para siswa mendapatkan pengalaman yang sangat berarti. Mereka dapat secara langsung mengetahui cara kerja KPU serta mereka dengan leluasa melontarkan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Mereka dapat mengetahui langsung bentuk surat suara, syarat sah suara dan syarat pemilih dan yang dipilih. Ini merupakan pengalaman berharga bagi mereka. Data-data yang diperoleh siswa cukup banyak dan dapat dipertanggung jawabkan karena langsung diperoleh dari sumber yang berkompeten di lapangan. Selanjutnya para siswa secara berkelompok membuat laporan untuk portofolio tayangan dan dokumentasi. Kegiatan kunjungan ke lokasi sumber informasi merupakan salah satu sarana melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa untuk mengemukakan pendapatnya di muka umum, tanpa malu melakukan wawancara, padahal mereka masih tergolong anak kecil. Dengan demikian secara tidak langsung siswa belajar sambil bermain.
54
Hal yang perlu ditekankan dari serangkaian kunjungan tersebut adalah siswa dapat memahami bahwa segala sesuatu memiliki keterkaitan dan perlu kerjasama antar kelompok. Sebagai contoh untuk menyelesaikan masalah guna menghasilkan wakil rakyat berkualitas, banyak pihak yang terlibat, tidak hanya para pemimpin yang sudah menduduki jabatan saja tetapi rakyat juga memiliki peran untuk menentukan apakah calon pemimpin mereka bertanggung jawab. Selain itu, yang harus dipahami siswa bahwa sebagai warga negara yang baik harus benar-benar taat hukum dan mau memaknai kedaulatan rakyat secara bijak. Kegiatan kunjungan tersebut juga menyadarkan siswa bahwa apa yang mereka pelajari di sekolah sangat bermanfaat dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat pada masa mendatang setelah mereka terjun langsung. 4. Mengembangkan Portofolio Kelas Berbekal informasi yang telah diperoleh langsung dari lapangan para siswa secara berkelompok memulai untuk mengembangkan portofolio kelas. a. Kelompok Portofolio I : Menjelaskan masalah. Kelompok ini bertanggung jawab menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas dan menjelaskan mengapa masalah tersebut penting dan mengapa masalah harus terpecahkan. b. Kelompok Portofolio II : Mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah. Kelompok ini bertanggung jawab untuk menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk memecahkan masalah. c. Kelompok Portofolio III : Mengusulkan kebijakan publik untuk mengatasi masalah. Kelompok ini bertanggung jawab mengusulkan dan menjustifikasi kebijakan publik yang disepakati untuk memecahkan masalah.
55
d. Kelompok Portofolio IV : Membuat rencana tindakan. Kelompok ini bertanggung jawab untuk membuat rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana warga negara dapat mempengaruhi pemerintah untuk menerima kebijakan yang didukung oleh banyak pihak. Kelompok yang telah terbentuk mempunyai tanggung jawab masingmasing yang harus dijalankan, dimana kelompok ini beranggotakan tim peneliti yang mencari data di lapangan seperti Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Semarang dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang. Mereka sudah mempunyai informasi yang cukup untuk mengembangkan portofolio tayangan dan portofolio dokumentasi. Portofolio seksi penayangan adalah portofolio yang ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat gelar kasus (show case). Portofolio penayangan terdiri empat lembar poster/papan busa (stereofom) ukuran 75 cm X 90 cm. Seksi dokumentasi adalah portofolio yang disimpan pada sebuah binder yang berisi data-data dan informasi setiap kelompok. Portofolio dokumentasi ini merupakan kumpulan bahan-bahan terbaik siswa sebagai dokumen atau bukti penelitian berupa berita, artikel, hasil wawancara dan foto. Bahan-bahan tersebut dipisahkan sesuai dengan kelompok yang mempunyai tugas masing-masing.
Gambar 9 :
Kelompok portofolio menyusun portofolio tayangan.
56
5. Gelar Kasus (show case) Langkah selanjutnya setelah portofolio kelas dan penyusunan portofolio tayangan selesai dibuat, setiap kelompok menyajikannya dalam kegiatan gelar kasus (show case) di hadapan dewan juri (judges). Setiap kelompok portofolio harus mengetahui tujuan gelar kasus. Tujuan diadakan gelar kasus (show case) adalah : a. Untuk menginformasikan kepada forum tentang pentingnya masalah yang diidentifikasi di masayarakat. b. Untuk menjelaskan dan mengevaluasi kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah sehingga forum dapat memahami keuntungan dan kerugian dari setiap kebijakan tersebut. c. Untuk mendiskusikan kebijakan yang dipilih oleh kelas sebagai kebijakan terbaik untuk mengatasi masalah. d. Untuk membuktikan bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan dalam masyarakat, lembaga legislatif dan eksekutif yang terkait dengan penyusunan kebijakan publik. Hal-hal yang perlu disiapkan untuk acara gelar kasus adalah portofolio itu sendiri, penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri dan moderator. Sebelum gelar kasus kelima komponen tersebut harus benar-benar disiapkan. Jika salah satu komponen tersebut belum siap, gelar kasus tidak dapat dilaksanakan. Gelar kasus (show case) dilaksanakan pada hari Senin 28 Mei 2007 dari pukul 11.00-13.00 WIB yang merupakan jam pelajaran PKn. sehingga tidak mengganggu jam pelajaran lain.
57
Gambar 10 : Dewan juri dan siswa dalam acara gelar kasus portofolio. Dalam gelar kasus (show case) tiap kelompok portofolio satu persatu mempresentasikan hasil karya portofolio tayangan secara lisan di hadapan dewan juri dan siswa lain. Mereka betul-betul menguasai materi kelompoknya dan menjawab dengan baik setiap pertanyaan baik dari dewan juri, siswa maupun dari kelompok lain.
Gambar 11 : Gelar kasus (show case) masing-masing kelompok portofolio.
58
Acara gelar kasus tidak menjenuhkan, karena dalam acara tersebut diselingi dengan pentas seni siswa yaitu paduan suara. Pada saat acara selingan tersebut, dewan juri menyelesaikan penilaian kelompok portofolio.
Gambar 12
: Pentas seni saat gelar kasus portofolio
6. Refleksi Pengalaman Belajar Setelah gelar kasus (show case) selesai, siswa melakukan kegiatan refkesi pengalaman belajar, bercermin pengalaman yang baru saja diperoleh baik secara individual maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini guru mengajak siswa untuk mengevaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar.
Gambar 13 : Guru merefleksi pengalaman belajar portofolio.
59
Dalam refleksi pengalaman belajar, guru menanyakan beberapa hal kepada siswa antara lain : (1)
Apakah yang siswa (individu/kelompok) pelajari dan siswa peroleh dari belajar diluar kelas, seperti di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Semarang.
(2)
Apa yang telah siswa (individu/kelompok) pelajari tentang bagaimana cara membuat kebijakan untuk mengatasi masalah yang dikaji di kelas.
(3)
Keterampilan apa yang telah siswa peroleh melalui kegiatan belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran portofolio.
(4)
Apakah keuntungan dan kerugian belajar secara berkelompok.
(5)
Bagaimana apresiasi siswa terhadap penggunaan model pembelajaran portofolio pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
(6)
Apa yang akan dilakukan kelas pada portofolio di masa mendatang. Setelah refleksi pengalaman belajar dilaksanakan, siswa dan guru
memperoleh kesimpulan bahwa betapa pentingnya siswa mengembangkan keterampilan-keterampilan mempengaruhi pembuatan kebijakan publik dan memecahkan masalah. Dengan adanya keterampilan tersebut, siswa secara tidak langsung memiliki daya kritis yang cukup baik. Kemampuan yang dimiliki dan dapatkan akan dapat bermanfaat di masa yang akan datang pada saat siswa menjadi dewasa dan berperan sebagai warga negara yang baik. Setiap saat masalah-masalah baru akan terus bermunculan dan berkembang sangat cepat, oleh karena itu diperlukan pemecahan masalah dan kebijakan publik yang baru, dan itu merupakan tanggung jawab warga negara dalam masyarakat yang demokratis.
60
4.2.3. Evaluasi Pelaksanaan Model Pembelajaran Portofolio Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran portofolio dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa khususnya kelas VIII-C. Dalam kegiatan intrakurikuler guru menerangkan pokok bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" di dalam kelas seperti biasanya. Setelah selesai dilakukanlah tes formatif untuk mengetahui apakah siswa sudah paham dengan materi yang diajarkan. Hasil tes formatif yang dicapai rata-rata kelas adalah nilai 76,45 yang terlihat pada tabel 3 di bawah ini : Tabel 3. Hasil Ujian Formatif Mata Pelajaran Kewarganegaraan Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran No.
Nama Siswa
Nilai
No.
Nama Siswa
Nilai
1
Eko Aries
8
17
Ali Tri Atmaja
7
2
Yusuf
7
18
Amin Faizal
6
3
Siti Nur Aini
9
19
Erma Mega
8
4
Pandu
7
20
Atika Yuniarti
7
5
Ade Ayu
8
21
Ayu Indri
7
6
Nugraheni
7
22
Eka Wahyu
9
7
Rina
7
23
Isyana Shali
8
8
Elly Lutfi
8
24
Khusnul Fajarrini
8
9
Nur Faizah
8
25
M. Syaiful Hadi
9
10
Triyanti
7
26
M. Ardianto
7
11
Ahdiyat Ismail
8
27
Restu Ayu
8
12
Amanda Irmayuanita
7
28
Novelina
9
13
Ardhina Maya
8
29
Widodo
8
14
Edy Santosa.
7
30
Tiara Indah
9
15
Hanung Wicaksono
7
31
Annisa Sekar
8
16
Indiati Restu
8
32
Ulin Nuha
7
61
33
Marchelina Putri
9
38
Ridlo Rizki
6
34
Rahayu Puspitasari
7
39
Nur Hasan
7
35
Retno Tri Handayani
9
40
Ibrahim Isnan
9
36
Ryan Sandi setyawan
7
41
Edo Ersanda
6
37
Surya Akbar
7
42
Ari Cahyanto
8
Rata-rata
7,62
Rata-rata
7,67
Sumber : Data olahan Meskipun sudah mencapai tolok ukur ketuntasan individu yaitu 70, hasil pembelajaran masih belum bisa dikatakan maksimal, dikarenakan masih ada beberapa siswa yang kurang menguasai materi, siswa kurang antusias terhadap materi pelajaran, saat kegiatan diskusi kelompok masih ada yang bercanda sendiri dan tidak fokus pada materi. Pada pelaksanaan pembelajaran portofolio, kelas dikelompokkan dalam beberapa kelompok kecil. Secara berkelompok siswa melaksanakan langkahlangkah pembelajaran portofolio dengan sistematis. Langkah-langkah itu berupa : (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Memilih masalah untuk kajian kelas, (3) Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji kelas, (4) Mengembangkan portofolio kelas, (5) Penyajian portofolio (show case), (6) Merefleksi pengalaman belajar. Model pembelajaran portofolio selain menyenangkan juga dapat meningkatkan daya kritis siswa. Penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio meliputi penilaian portofolio tampilan/tayangan, penilaian portofolio dokumentasi baik secara kelompok/keseluruhan maupun aktivitas individual, serta penilaian portofolio presentasi.
62
Aspek-aspek yang dinilai pada portofolio tampilan/tayangan secara kelompok meliputi kelengkapan, kejelasan, informasi, hal-hal yang mendukung, grafis dan bagian dokumen. a. Kelengkapan, mencakup (1) keluasan/penyebaran masalah dalam masyarakat, negara dan bangsa; (2) pihak yang bertanggung jawab untuk menangani masalah; (3) upaya untuk mengatasi masalah tersebut; (4) ketidaksepakatan dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) tentang masalah tersebut; (5) individu/kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil. b. Kejelasan, mencakup (1) terorganisasi dengan baik; (2) tertulis dengan baik; (3) mudah dipahami. c. Informasi, mencakup (1) akurat; (2) cukup; (3) penting. d. Hal-hal yang mendukung, mencakup (1) contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-hal utama; (2) cukup beralasan untuk dikemukakan. e. Grafis, mencakup (1) berkaitan dengan isi bagian; (2) pemberian judul yang tepat; (3) memberikan informasi; (4) meningkatkan pemahaman. f. Bagian dokumentasi, (1) cukup; (2) dapat dipercaya; (3) berkaitan dengan tayangan; (4) selektif. Aspek-aspek penilaian portofolio dokumentasi meliputi : kelengkapan, kejelasan, informasi, hal-hal yang mendukung, grafis dan bagian dokumen. a. Kelengkapan, mencakup (1) catatan lapangan; (2) copy sumber asli; (3) data dari lapangan. b. Kejelasan, mencakup (1) terorganisasi dengan baik; (2) tertulis dengan baik; (3) mudah dipahami.
63
c. Informasi, mencakup (1) akurat; (2) cukup; (3) penting. d. Hal-hal yang mendukung, mencakup (1) contoh-contoh yang berkaitan dengan hal-hal utama; (2) cukup beralasan untuk dikemukakan. e. Grafis mencakup (1) berkaitan dengan isi bagian; (2) pemberian judul yang tepat; (3) memberi informasi; (4) meningkatkan pemahaman. f. Bagian dokumentasi mencakup (1) cukup; (2) dapat dipercaya; (3)berkaitan dengan tayangan; (4) selektif. Penilaian portofolio presentasi secara kelompok meliput : signifikansi, pemahaman, argumentas, responsif dan kerjasama kelompok. a. Signifikansi, mencakup seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolio yang akan disajikan. b. Pemahaman, mencakup seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah. c. Argumentasi, mencakup seberapa bail alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan. d. Responsif, mencakup seberapa besar tingkat kesesuain jawaban dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri. e. Kerjasama kelompok, mencakup (1) seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian; (2) adakah bukti tanggung jawab bersama; (3) apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain. Hasil penilaian pembelajaran portofolio tayangan/tampilan, dokumentasi dan presentasi setiap kelompok berbeda-beda sebagaimana terlihat dalam tabel 4 di bawah ini :
64
Tabel 4. Hasil Penilaian Model Pembelajaran Portofolio Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran Kriteria dan uraian (nilai) Tayangan
Dokumentasi
Presentasi
Nila Rata-rata
I
93
88
87
89,33
II
88
88
86
87,33
III
84
88
86
86,00
IV
84
85
87
85,33
Rata-rata
87,25
87,25
86,50
87
Kelompok
Sumber : Data yang diolah Pelaksanaan model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran diterapkan sebagai upaya meningkatkan daya kritis siswa. Untuk mengevaluasi apakah siswa telah berpikir secara kritis sangatlah sulit, karena berpikir merupakan fenomena yang abstrak. Kekritisan siswa tidak dapat dinilai hanya dengan melihat sepintas lalu, tetapi harus ada kriteria daya kritis siswa. Penilaiannya melalui lembar pengamatan daya kritis siswa. Unsur/indikator daya kritis siswa meliputi : 1) Kemampuan membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, 2) Kemampuan membedakan antara kesimpulan definitif dan sementara, 3. Kemampuan menguji tingkat kepercayaan, 4) Kemampuan memecahkan masalah, 5) Kemampuan membuat keputusan, 6) Kemampuan mengidentifikasi sebab dan akibat, serta 7) Kemampuan mempertimbangkan wawasan lain. Hasil observasi daya kritis siswa kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran terlihat pada tabel 5 di bawah ini :
65
Tabel 5. Hasil Observasi Daya Kritis Siswa Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Eko Aries Yusuf Pandu Ade Ayu Nugraheni Siti Nur Rina Eli Lutfi Nurfaizah Triyanti Akhdiyat Ismail Amanda Irmayunita Ardhina Maya Edi Santosa Hanung Wicaksono Indiati Restu Marselin Putri Rahayu Puspitasari RetnoTri Ryan Sandi Restu Ayu Novelina Wahyu Setyo Tiara Indah Annisa Sekar Ulin Nuha Ridlo Rizki Nur Hasan Ibrahim Isnan Edo Ersanda Ari Cahyanto Amin Faisal Atika Yuniarti Ayu Indri Eka Wahyu
Aspek yang diamati 1 v v v v v v
2 v v v v
v v v
v v v v
v v v
4 v v v v
v v v
v v v v v v v
6
7
v v
v
v v
v v v
v v
S
T
v v v v
v
v v v v v
v
v v
v v v v v
v
v v v
v
v v
v v
v v
v v
v v
v
v v v v
v v v v v
v v v v v v
v v
v v v
v v v
v
v v v v
v
v v
v v
v v v v
R
v
v
v v v
5
v v v v
v v v v
v
v v v v v v
3
Kriteria
v v v
v
v v
v v v v
v v v v v
v
v v
v v v
v v v v v
66
36 37 38 39 40 41 42
Erma Mega Isyana Shali Khusnul Fajarini M.Syaiful Hadi M. Ardianto Ali Triatmaja Surya Akbar
v v v v v
v v
v
v v v v v v
v v v v v v v
v v v
v v
v v v
v v
v
v
v
v v
v
v
v
v
Sumber : Data olahan Keterangan : Aspek yang diamati 1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara 3. Menguji tingkat kepercayaan 4. Memecahkan masalah 5. Membuat keputusan 6. Mengidentifikasi sebab dan akibat 7. Mempertimbangkan wawasan lain. Kriteria 1. Aspek Rendah (R) : 0-1 2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7 Ketujuh unsur daya kritis siswa tidak semuanya dimiliki oleh siswa kelas VIII C SMP N 3 Ungaran. Ini bukan berarti siswa tidak mempunyai daya kritis, sebab kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda. Lembar pengamatan daya kritis siswa sangat bermanfaat bagi guru untuk mengetahui siswa mana yang memiliki daya kritis rendah dan siswa yang memiliki daya kritis tinggi, sehingga guru dapat memotifasi siswa yang memiliki daya kritis rendah untuk dapat ditingkatkan.
67
Berdasarkan informasi dari Ibu Endang Suciati bahwa sumber daya siswa kelas VIII C rendah. Saat guru menerangkan tidak ada umpan balik dari para siswa, mereka cenderung pasif, motifasi belajar rendah, saat diberi pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang menjawab. Setelah diterapkannya model pembelajaran portofolio daya kritis siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Perbandingan daya kritis siwa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran portofolio dapat dilihat dalam tabel 5 di bawah ini : Tabel 5. Perbandingan Daya Kritis Siwa Kelas VIII-C SMP N 3 Ungaran Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model Pembelajaran Portofolio No.
Daya Kritis Siswa
Sebelum
Sesudah
1
Kriteria Daya Kritis Rendah
18 siswa
3 siswa
2
Kriteria Daya Kritis Sedang
15 siswa
17 siswa
3
Kriteria Dya Kritis Tinggi
9 siswa
22 siswa
42 siswa
42 siswa
Jumlah Siswa Sumber : Data olahan
Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Dan yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7%. Ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa.
68
4.2.4. Hambatan-Hambatan Model Pembelajaran Portofolio a. Waktu Pelaksanaan pembelajaran portofolio di kelas VIII C SMP N 3 Ungaran dimulai pada 16 April 2007 sampai 28 Mei 2007 (8 kali pertemuan), ini merupakan waktu yang sangat singkat bagi pelaksanaan pembelajaran portofolio yang sempurna. Djamarah dan Zain (2002 : 39) mengatakan, waktu merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan materi-materi apa yang akan diajarkan dan digunakan kasus model pembelajaran portofolio. Pembelajaran portofolio dilaksanakan pada siang hari setelah pulang sekolah yang disebut kegiatan ekstrakurikuler. Karena diadakan setelah pulang sekolah, maka ada banyak kendala seperti siswa ada yang sudah lelah dan ingin cepat pulang, sehingga waktu menjadi kendala yang sangat berarti dalam pembelajaran portofolio. Berdasarkan angket yang disebarkan pada siswa, siswa membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan portofolio. Oleh karena itu siwa harus kerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. b. Biaya Faktor yang sangat penting selain waktu adalah biaya, sebab biaya salah satu penentu terlaksananya pembelajaran portofolio. Biaya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran portofolio dari mulai identifikasi sampai pelaksanaan gelar kasus para siswa mengadakan iuran sendiri, dari pihak sekolah belum ada anggaran dana. Biaya untuk mengadakan pembelajaran ini cukup banyak sebab siswa tidak hanya melaksanakan kegiatan di dalam sekolah, tetapi juga ada di luar sekolah untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi.
69
c. Tenaga Tenaga pengajar juga menjadi salah satu faktor penentu suksesnya pelaksanaan model pembelajaran portofolio. Dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio dibutuhkan tenaga ekstra, terlebih lagi siswa masih tergolong anak kecil yang masih senang bermain. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler membutuhkan banyak tenaga. Apabila kondisi siswa sudah capek dan konsentrasi sudah buyar, maka kegiatan ekstra tidak bisa diadakan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal siswa dan guru harus mempunyai tenaga ekstra. Guru sangat berperan dalam memberi motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran. 4.3. Pembahasan Fajar (2004 : 16-18) mengatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran portofolio meliputi : (1) Mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, (2) Memilih masalah untuk kajian kelas, (3) Mengumpulkan informasi masalah yang akan dikaji kelas, (4) Mengembangkan portofolio kelas, (5) Penyajian portofolio (show case), (6) Merefleksi pengalaman belajar. Ibu Endang Suciati menyampaikan bahwa daya kritis siswa kelas VIII C sebelum penerapan model pembelajaran portofolio dapat dikatakan rendah bila dibandingkan dengan kelas lain. Saat guru menerangkan tidak ada umpan balik, siswa cenderung pasif, motifasi belajar rendah. Saat diberi pertanyaan hanya ada beberapa siswa saja yang menjawab, tidak ada kerja sama kelompok yang baik, hanya siswa tertentu yang aktif, siswa kurang berani mengemukakan pendapat, lambat dalam menganalisa masalah dan membuat keputusan.
70
Model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran ini dilakukan baru pertama kalinya, dan dilaksanakan pada semester genap sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa khususnya kelas VIII-C dengan harapan hasil Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lebih maksimal. Pada pertemuan pertama guru menerangkan secara klasikal pokok bahasan "Makna Kedaulatan Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia" dan sub pokok bahasan "Pengertian Kedaulatan Rakyat, Sifat Dasar Kedaulatan, Jenis Teori Kedaulatan, Sistem Pemerintahan dan Ketatanegaraan Indonesia". Pada pertemuan kedua siswa melaksanakan identifikasi masalah dan menggali masalah yang ada di masyarakat, dipilihlah Persyaratan hasilkan wakil rakyat yang berkualitas sebagai kajian kelas. Dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi dan mencari nara sumber, dipilihlah Kantor Komisi Pemilihan Umun dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai objek survey dan nara sumber informasi. Pada pertemuan ke-4 siswa mengembangkan portofolio kelas dan menyusun dan menyelesaikan portofolio tayangan dan dokumentasi (pertemuan ke 5&6). Dan puncaknya adalah acara gelar kasus dan refleksi pengalaman belajar pada hari Senin 28 Mei 2007. Pelaksanaan pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran kelas VIII-C berjalan dengan lancar karena didukung oleh semua pihak, sekolah, guru, siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Suasana belajar yang menyenangkan, tercipta selama pelaksanaan pembelajaran portofolio baik saat di dalam kelas (saat memilih tema, mengembangkan portofolio kelas dan saat menyusun dan membuat portofolio) maupun di luar kelas (saat kunjungan ke Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Kantor PKS Kabupaten Semarang.
71
Pembelajaran portofolio juga merupakan upaya mendekatkan siswa kepada obyek yang dibahas, juga merupakan pengajaran yang menjadikan materi yang dibahas langsung dihadapkan kepada siswa atau siswa secara langsung mencari informasi tentang hal yang dibahas di lingkungan/masyarakat sekitarnya. Pembelajaran portofolio sangat membantu siswa belajar karena merupakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga meningkatkan daya kritis siswa. Dengan model pembelajaran portofolio peserta didik diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajar (learning to do), juga dapat meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (learning to know). Dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan di sekolah, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan melalui pemaparan atau ceramah guru saja, namun mereka terjun langsung ke lingkungan sekitar untuk mencari informasi. Dengan adanya interaksi dengan lingkungannya siswa dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan diri (learning to be). Melalui pemberdayaan interaksi dengan berbagai individu atau kelompok yang beragam akan dapat membentuk kepribadian siswa memahami kemajemukan dan melahirkan sikapsikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup (learning to live together). Model pembelajaran portofolio berdasar hasil wawancara, observasi dan dokumentasi pembelajaran merupakan :
72
1. Proses Pembelajaran Menyenangkan dan Menarik Berdasarkan wawancara dengan Ibu Endang Suciati dan angket dari siswa bahwa pembelajaran portofolio pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan menarik. Selain mendapat teori mata pelajaran juga dapat belajar sambil bermain. Siswa tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang hanya di kelas tetapi juga ikut turun langsung ke lapangan mencari data dan informasi, siswa dapat leluasa menuangkan ide dan pendapat sehingga siswa terdorong untuk aktif, kreatif dan kritis terhadap masalah yang dikaji. Siswa mendapatkan ruang yang cukup luas untuk berapresiasi dan berkreasi, dengan demikian kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran portofolio memberi tantangan tersendiri bagi siswa karena siswa terlibat, mencari, mengalami, bahkan menemukan kebermaknaan belajar dan mendapatkan pengalaman berharga yang tidak didapatkan dalam kelas. 2. Kebermaknaan Belajar Suatu pembelajaran yang hanya berpusat pada guru tanpa melibatkan siswa aktif di dalamnya mengakibatkan siswa kurang memiliki kebermaknaan belajar. Dengan pembelajaran satu arah saja, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang sangat terbatas, karena hanya mendengar materi dari guru. Sheal, Peter (dalam Fajar, 2004: 88 ) mengatakan bahwa siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan.
73
Dalam pembelajaran portofolio siswa merupakan sentral pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. Dengan pembelajaran portofolio siswa memperoleh banyak pengalaman belajar yang sangat bermakna. Pengalaman tersebut antara lain pengalaman sosial dalam kerja kelompok (cooperation learning), pengalaman akademik melalui pemecahan masalah (problem solving), menyusun portofolio dokumen sebagai publikasi yang menarik serta mempresentasikannya dengan membuat portofolio tayangan. Selain itu siswa mendapatkan wawasan substansial seperti pemahaman tentang kebijakan publik, belajar tentang masalah-masalah yang ada di masyarakat, memahami bagaimana sistem pemerintahan, menyadari kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki perhatian terhadap masalah publik. Semua itu menjadikan belajar benar-benar bermakna. 3. Meningkatkan Daya Kritis Model pembelajaran portofolio mampu mengajak siswa untuk praktek sebagai warga negara yang cerdas, terampil dan kritis dalam menangggapi masalah yang ada di masyarakat sekitar. Mereka belajar untuk memecahkan masalah yang ada di masyarakat bahkan mereka mencari, mengumpulkan informasi atau data langsung dari sumbernya. Pembelajaran portofolio melatih siswa untuk berani tampil di muka umum menyampaikan pendapat dan bertanya pada sumber dengan pertanyaan yang kritis tanpa diajari guru. Selain itu, pada saat diskusi siswa mampu membuat kebijakan-kebijakan alternatif yang dapat dijadikan masukan kepada pemerintah. Dengan lembar pengamatan, guru dapat mengetahui siswa yang memiliki tingkat kritis yang tinggi dan yang rendah sehingga dapat memotivasi siswa.
74
Pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran khususnya kelas VIII C berjalan cukup sukses dan berhasil meningkatkan daya kritis siswa. Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja. Dalam pelaksanaan model pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran ini ditemukan hambatan-hambatan seperti : keterbatasan waktu, minimnya biaya dan keterbatasan tenaga. Waktu merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan materi-materi apa yang akan diajarkan pada siswa, faktor waktu tidak bisa diabaikan karena dengan kecukupan waktu tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan tepat. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan model pembelajaran portofolio yang dilaksanakan secara ekstrakurikuler pada siang hari setelah pulang sekolah, meskipun sudah terlaksana dengan lancar dan memberikan hasil yang cukup baik, namun apabila model pembelajaran portofolio merupakan program pengajaran dan dilaksanakan pada jam sekolah, tentunya akan memberikan hasil yang lebih optimal dari tujuan pembelajaran. Biaya salah satu penentu terlaksananya pembelajaran portofolio. Biaya untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran portofolio mulai identifikasi sampai pelaksanaan gelar kasus, para siswa mengadakan iuran sendiri, dari pihak sekolah belum ada anggaran dana. Biaya untuk melaksanakan pembelajaran ini cukup banyak, sebab siswa tidak hanya melaksanakan kegiatan di dalam sekolah, tetapi juga ada di luar sekolah untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi.
75
Mengingat pembelajaran portofolio belum pernah diterapkan di SMP N 3 Ungaran, maka untuk kedepannya sebaiknya pihak sekolah memberi dukungan materiil untuk terselenggaranya penerapan model pembelajaran portofolio. Pembiayaan dapat dianggarkan melalui swadaya baik dari pihak sekolah maupun dana pendidikan dari pemerintah. Tenaga pengajar juga menjadi salah satu faktor penentu suksesnya pelaksanaan model pembelajaran portofolio. Dalam pelaksanaan pembelajaran portofolio dibutuhkan tenaga ekstra, terlebih lagi siswa masih tergolong anak kecil yang masih senang bermain. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas membutuhkan banyak tenaga. Untuk mendapatkan hasil yang optimal siswa dan guru harus mempunyai tenaga ekstra. Guru sangat berperan dalam memberi motivasi kepada siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran. Apabila model pembelajaran portofolio dilaksanakan pada jam sekolah tentunya tidak memberatkan siswa dan guru dan pelaksanaan model pembelajaran portofolio akan memberikan hasil yang lebih optimal. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga tidak mengurangi/mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran berupa kemampuan siswa untuk : memahami dan menjelaskan makna kedaulatan rakyat, mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, serta menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif, lebih dekat serta lebih paham dan mengerti dengan objek yang dipelajari. DDD
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Model pembelajaran portofolio belum pernah dilaksanakan di SMPN 3 Ungaran. Penelitian ini merupakan pertama kalinya model pembelajaran portofolio dilaksanakan di SMPN 3 sebagai upaya untuk meningkatkan daya kritis siswa. Langkah-langkah pembelajaran portofolio berupa identifikasi masalah; memilih masalah untuk dikaji di kelas; mengumpulkan informasi (data); mengembangkan portofolio kelas; menyajikan portofolio dalam diskusi kelas dan penyajian tayangan dan dokumentasi; serta merefleksikan pengalaman belajar telah dilaksanakan secara terencana dan sistematis. 2. Pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik karena siswa mendapatkan pengalaman belajar yang sangat bermakna, tidak hanya dari guru saja tetapi juga didapat dari nara sumber langsung di lapangan, lingkungan, masyarakat, dan media lain. 3. Dengan diterapkannya pembelajaran portofolio di SMP N 3 Ungaran, siswa menjadi lebih kreatif dan kritis, ini terlihat dari kemampuan siswa memahami fenomena peristiwa di masyarakat, menanggapi masalah yang ada kemudian memecahkan masalah tersebut dengan penuh tanggung jawab. Selain itu juga siswa lebih berani menyampaikan gagasan, siswa mampu menggali dan menganalisa informasi untuk dipakai membuat keputusan.
76
77
4. Untuk mengevaluasi apakah siswa telah berpikir secara kritis sangatlah sulit, karena berpikir merupakan fenomena yang abstrak. Kekritisan siswa tidak dapat dinilai hanya dengan melihat sepintas lalu, tetapi harus ada kriteria daya kritis siswa. Penilaiannya dapat melalui lembar pengamatan daya kritis siswa dengan mengamati unsur atau indikator daya kritis siswa meliputi : 1) Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat, 2) Membedakan antara kesimpulan definitif dan sementara, 3) Menguji tingkat kepercayaan, 4) Memecahkan masalah 5) Membuat keputusan 6) Mengidentifikasi sebab dan akibat, dan 7) Mempertimbangkan wawasan lain. 5. Peningkatan daya kritis siswa tidak hanya dilihat dari meningkatnya daya kritis siswa secara individu, tetapi juga dari meningkatnya prosentase siswa yang memiliki daya kritis tinggi. Sebelum penggunaan model pembelajaran portofolio siswa yang memiliki daya kritis tinggi hanya 21%, namun setelah penggunaan model pembelajaran portofolio menjadi 52%. Siswa yang memiliki daya kritis sedang yang semula 35% bertambah menjadi 40%. Siswa yang memiliki daya kritis rendah semula 42% setelah penggunaan model pembelajaran portofolio tinggal 7% saja. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan daya kritis siswa. 6. Model pembelajaran portofolio dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran. Kendala dan hambatan yang cukup mempengaruhi hasil pembelajaran model portofolio antara lain keterbatasan waktu, minimnya biaya serta keterbatasan tenaga pengajar dan siswa. Persiapan yang matang dan koordinasi yang baik akan memberikan hasil yang optimal sesuai tujuan pembelajaran.
78
5.2. Saran Ilmu pengetahuan merupakan salah satu pedoman dalam pengembangan berbagai teknologi dan sistem sosial. Kunci pengembangan ilmu pengetahuan adalah penelitian. Sumbang saran yang dapat peneliti sampaikan : 1. Model pembelajaran portofolio merupakan model pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan dapat meningkatkan daya kritis siswa. Para guru dan sekolah hendaknya menerapkan model pembelajaran portofolio dengan memperhatikan dan menyesuaikan kondisi, sarana prasarana dan fasilifas yang ada, terlebih lagi bagi yang kesulitan dalam meningkatkan antusiasme belajar siswa. 2. Bagi para siswa dalam kegiatan belajar mengajar senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar berjalan dengan kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran. Masalah dan tantangan dalam kehidupan bermasyarakat akan lebih banyak dan lebih berat dibanding dengan masalah di kelas. 3. Keterbatasan waktu, keterbatasan tenaga dan minimnya biaya menjadikan penelitian ini belum bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal diharapkan agar pihak sekolah memberi dukungan, sarana prasarana yang memadai dan bantuan biaya serta menjalin kerjasama dengan pihak lain.
DDD
79
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio. Bandung : PT Genesindo ----------, 2003. Model Pembelajaran Ekonomi Berbasis Portofolio. Bandung : PT Genesindo Darsono, Max. 2002. Belajar dan Pembelajaran. IKIP Semarang : UNNES Press Depdiknas, 2004. Praktek Belajar Pengetahuan Sosial Berbasis Portofolio. Bandung : CV. Mini Jaya Abadi Dirjen Pendidikan Tinggi. Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Tim Pelatih Proyek PGSM Dirjen Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PKn SMP. Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Fajar, Arnie. 2004. Portofolio. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Hamalik, Oemar. 1995. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung : Bumi Aksara Harsanto, Radno. 2005. Melatih Anak Berpikir Analitis,Kritis, dan Kreatif. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia Joyomartono, Mulyono. 1995. Mengenal Penelitian Kualitatif. Dalam Penataran Penelitian Pemula Dosen-Dosen IKIP Semarang (26-28 Januari 1995) Izhab, Zaleha. 2005. Mengasah Pikiran Kreatif dan Kritis. Bandung : Nuansa. Kusumo, Kunaryo Hadi. 1996. Pengantar Pendidikan. IKIP Semarang Press Muhammad, Ali. 1987. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung, Angkasa. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 : Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta : Gramedia Purwanto, Ngalim. 1990, Psikologi Pendidikan. Jakarta, PT. Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Sugandi, Ahmad. 2003. Teori Belajar. Semarang : UPT Press Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas Untuk Penyusunan Skripsi. Semarang Zubaedi, 2005. Pendidikan Berbasis Masyarakat. Jogjakarta, Pustaka Pelajar. DDD
84
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama sekolah Mata Pelajaran Kelas/semester Standar Kompetensi
: : : :
SMP N 3 Ungaran PKn VIII/ 2 Memahami kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia
Kompetensi Dasar
:
- Menjelaskan makna kedaulatan rakyat - Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat - Menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia
Indikator
:
-
Alokasi Waktu
:
14 x 40 menit ( 7 x pertemuan )
Mampu menjelaskan makna kedaulatan rakyat Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia Menguraikan peran lembaga negara Menunjukkan peran lembaga negara di Indonesia Menunjukkan peran rakyat terhadap kedaulatan dan sistem pemerintahan Indonesia - Menjelaskan hakekat pemilu
A. Tujuan Pembelajaran Setelah Proses pembelajaran siswa dapat : 1. Menjelaskan makna kedaulatan rakyat 2. Mendiskripsikan sistem pemerintahan Indonesia 3. Menguraikan peran lembaga negara di Indonesia 4. Menunjukkan peran rakyat terhadap kedaulatan dan sistem pemerintahan 5. Menjelaskan hakekat pemilu B. Materi Pokok 1. Pengertian kedaulatan rakyat 2. Sifat dasar kedaulatan 3. Macam/ jenis teori kedaulatan 4. Sistem pemerintahan dan ketatanegaraan Indonesia C. Tema Makna kedaulatan rakyat dan Sistem pemerintahan Indonesia D. Kontektualisasi Materi ( Topik ) 1. Persyaratan untuk hasilkan wakil rakyat berkualitas 2. 45 mantan anggota DPRD bisa dijadikan tersangka 3. PP 37/ 2006 diminta dicabut 4. Kinerja legislatif dinilai masih buruk 5. Laptop DPR dibatalkan 6. Paket 4 RUU bidang politik baru tahap awal
85
E. Skenario Pembelajaran Pertemuan
Waktu
Kegiatan Pembelajaran
Apersepsi
10
Guru menjelaskan tentang materi berkenaan dengan pokok bahasan makna kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan, serta memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata
Inisiasi/Invitasi/ Eksplorasi
70
Guru membimbing dan memotivasi siswa untuk mengemukakan isu-isu/masalah yang berkaitan dengan makna kedaulatan dan sistem pemerintahan yang terjadi di Indonesia saat ini
2
Identifikasi & memilih masalah
80
Tes formatif Guru memperlihatkan koran yang berisi artikel berkaitan dengan konsep yang dibahas, menjelaskan portofolio dan langkah-langkahnya Siswa dibagi menjadi 4-8 kelompok, masing-masing diberi sumber bacaan sebagai wacana/sumber dalam menjawab/ mencari solusi sementara terhadap isu/ masalah yang telah dikemukakan siswa Guru menutup pelajaran
3
Mengumpulkan informasi
80
Guru melanjutkan materi berikutnya Guru membimbing siswa untuk membagi tugas dalam pencarian informasi atau data di luar kelas sebagai tugas kokurikuler yang brkenaan dengan masalah yang dikaji
4
Mengembangkan Portofolio Kelas
80
Guru menanyakan tugas yang diberikan minggu lalu Siswa dibagi 4 kelompok, masingmasing diberikan tugas sebagai berikut: - Kelompok I Penjelasan masalah - Kelompok II Kebijakan Alternatif untuk mengatasi masalah - Kelompok III Usulan kebijakan untuk mengatasi masalah - Kelompok IV Rencana Tindakan Guru bersama siswa berdiskusi tentang tugas-tugas yang harus dilakukan di luar kelas antara lain:
1
Tahap-tahap
86
- Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dengan narasumber yang berkaitan - Mengumpulkan data/informasi dari koran, internet, lembaga pemerintah, swasta, masyarakat - Menyusun laporan dokumentasi/makalah Guru menutup pelajaran 5&6
Penyusunan & pembuatan portofolio
160
Guru menanyakan tugas minggu lalu Guru memancing siswa untuk aktif dalam diskusi dan kerja kelompok Guru membimbing siswa untuk memilah, mengkaji dan merumuskan data/informasi yang didapat Guru membimbing siswa dalam penyusunan atau pembuatan portofolio tayangan dan dokumentasi Guru dan siswa berdiskusi merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Show Case Guru menutup pelajaran
7
Gelar kasus (Show case) & Refleksi pengalaman belajar Catatan Show case dilaksanakan setelah siswa menyelesaikan tugasnya dalam membuat/ menyusun portofolio tayangan dan dokumentasi. Waktu : menyesuaikan kesiapan siswa
80
Guru menanyakan kesiapan siswa Guru memberi penjelasan pada juri tentang tugas-tugasnya Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain) untuk mengamati portofolio baik tayangan maupun dokumentasi Guru mempersilahkan kelompok I untuk menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih 5 menit dan dilanjutkan sesi tanya jawab dengan dewan juri kurang lebih 10 menit. Demikian selanjutnya sampai kelompok IV Setelah seluruh peserta menyajikan secara lisan portofolionya, guru mempersilahkan siswa untuk istirahat Pengumuman pemenang oleh dewan juri dan pemberian hadiah/penghargaan Guru menutup acara Show case Guru memberi pertanyaan sesuai dengan pedoman pertanyaan dalam langkah model pembelajaran portofolio Guru dan siswa menyimpulkan
87
F. Sumber Alat / Bahan o Budimansyah, Dasim (a). 2002. Model Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung: PT. Genesindo o Fajar, Arnie. 2004. Portofolio: Dalam Pembelajaran IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya o Izhab, Zaleha. 2007. Kreatif & Kritis. Bandung : Penerbit NUANSA o Suciati, Endang. 2006. Diktat Pendidikan Kewarganegaraan untuk kls 8 : SMP N 3 Ungaran o Tijan, dkk. 2005. The Improvement of Process.....and Learning Product of civic Education Subject Trough portfolio Learning Process. Unnes G. Penilaian
Penilaian Proses ( selama proses pembelajaran )
Penilaian Produk ( portofolio tampilan, presentasi, dokumentasi )
Ungaran,
Mei 2007
Mengetahui, Guru Pengampu
Guru Praktikan
Endang Suciati NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM. 3401403012
88
Lampiran 3 LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
2
3
4
5
6
Kriteria
Skor
Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
Nilai
4 4 3
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
JUMLAH
69
88
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
89
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI Kelompok Portofolio II : Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
2
3
4
5
6
Kriteria
Skor
Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
Nilai
4 4 3
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
JUMLAH
68
88
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
90
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI Kelompok Portofolio III : Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
2
3
4
5
6
Kriteria
Skor
Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
Nilai
4 4 3
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3
JUMLAH
69
88
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
91
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO DOKUMENTASI Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
2
3
4
5
6
Kriteria
Skor
Kelengkapan Catatan lapangan Copy sumber asli Data dari lapangan
Nilai
5 4 4
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif
5 5 4 3 3 3 3 4 4 5 3 3 4 4 3 3
JUMLAH
75
85
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
92
Lampiran 4 LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No.
Kriteria
1.
Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
2
3
4
5
6
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif JUMLAH
Skor
Nilai
4 4 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 73
93
93
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN Kelompok Portofolio II : Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No.
Kriteria
1.
Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
2
3
4
5
6
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif JUMLAH
Skor
Nilai
4 3 3 2 2
4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 68
88
94
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN Kelompok Portofolio III : Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No.
Kriteria
1.
Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
2
3
4
5
6
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif JUMLAH
Skor
Nilai
4 3 3 3 3
3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 64
84
95
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO TAYANGAN Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No.
Kriteria
1.
Kelengkapan Keluasan atau penyebaran masalah dalam masyarakat, negara, dan bangsa. Pihak yang bertanggung jawab untuk menangani masalah. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Ketidaksepakatan dalam masyarakat yang ditemukan (jika ada) Individu atau kelompok mayoritas yang berpihak pada masalah tersebut dan analisis langkah-langkah yang mereka ambil.
2
3
4
5
6
Kejelasan Terorganisasi dengan baik Tertulis dengan baik Mudah dipahami Informasi Akurat Cukup Penting Hal-hal yang mendukung Contoh-contoh yang berkaitan dengan halhal utama Cukup beralasan untuk dikemukakan Grafis Berkaitan dengan isi bagian Pemberian judul yang tepat Memberikan informasi Meningkatkan pemahaman Bagian dokumentasi Cukup Dapat dipercaya Berkaitan dengan tayangan Selektif JUMLAH
Skor
Nilai
3 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 64
84
96
Lampiran 5 LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
Kriteria
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
RESPONSIF •
5
3
ARGUMENTASI •
4
Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
PEMAHAMAN •
3
Catatan
SIGNIFIKANSI •
2
Skor
Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
KERJASAMA KELOMPOK • • •
Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian? Adakah bukti tangggung jawab bersama? Apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain? JUMLAH
4 3 4 23
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
97
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI Kelompok Portofolio II : Mengkaji Kebijakan-Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
Kriteria
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
RESPONSIF •
5
3
ARGUMENTASI •
4
Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
PEMAHAMAN •
3
Catatan
SIGNIFIKANSI •
2
Skor
Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
KERJASAMA KELOMPOK • • •
Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian? Adakah bukti tangggung jawab bersama? Apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain? JUMLAH
3 3 4 22
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
98
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI Kelompok Portofolio III : Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
Kriteria
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
3
RESPONSIF •
5
3
ARGUMENTASI •
4
Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
PEMAHAMAN •
3
Catatan
SIGNIFIKANSI •
2
Skor
Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
3
KERJASAMA KELOMPOK • • •
Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian? Adakah bukti tangggung jawab bersama? Apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain? JUMLAH
3 3 4 22
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
99
LEMBAR PENILAIAN PORTOFOLIO PRESENTASI Kelompok Portofolio IV : Membuat Rencana Tindakan
Untuk setiap kriteria, berilah skor dengan skala 1-5 Skor 5 adalah skor tertinggi dan Skor 1 adalah skor terendah. 1 = rendah, 2 = cukup, 3 = rata-rata, 4 = di atas rata-rata, 5 = istimewa No. 1.
Kriteria
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap hakikat dan ruang lingkup masalah?
3
Seberapa baik alasan yang diberikan siswa bahwa masalah yang dipilihnya signifikan?
4
RESPONSIF •
5
3
ARGUMENTASI •
4
Seberapa besar tingkat kebermaknaan informasi yang dipilih siswa berkaitan dengan bagian portofolionya yang akan disajikan?
PEMAHAMAN •
3
Catatan
SIGNIFIKANSI •
2
Skor
Seberapa besar tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan pertanyaan yang diajukan oleh juri?
4
KERJASAMA KELOMPOK • • •
Seberapa besar kontribusi para anggota kelompok terhadap penyajian? Adakah bukti tangggung jawab bersama? Apakah penyaji menghargai pendapat para siswa lain? JUMLAH
2 3 4 23
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM 3401403012
100
Lampiran 6 REKAPITULASI PENILAIAN PORTOFOLIO (TAYANGAN, DOKUMENTASI, DAN PRESENTASI)
Nama Sekolah Kelas
: :
SMP Negeri 3 Ungaran VIII C Kriteria dan uraian (nilai) Tayangan
Dokumentasi
Presentasi
Nila Rata-rata
I
93
88
87
89,33
II
88
88
86
87,33
III
84
88
86
86,00
IV
84
85
87
85,33
Rata-rata
87,25
87,25
86,50
87
Kelompok
Guru Pengampu
Peneliti,
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM. 3401403012
101
Lampiran 7 REKAPITULASI PENILAIAN KELOMPOK PORTOFOLIO
Nama Sekolah Kelas
: :
Kelompok I Eko Aries Yusuf Pandu Ade Ayu Nugraheni Siti Nur Rina Elly Lutfi Nur Faizah. Triyanti Kelompok II Ali Tri Atmaja Amin Faizal Atika Yuniarti Ayu Indri Eka Wahyu Erma Mega Isyana Shali Khusnul Fajarrini M. Syaiful Hadi Surya Akbar M. Ardianto
SMP Negeri 3 Ungaran VIII C Nilai
89
Nilai
86
Kelompok II Ahdiyat Ismail Amanda Irmayuanita Ardhina Maya Edy Santosa Hanung Wicaksono Indiati Restu Marchelina Putri Rahayu Puspitasari Retno Tri Handayani Ryan Sandi Setyawan Kelompok IV Restu Ayu Novelina Widodo Tiara Indah Annisa Sekar Ulin Nuha Ridlo Rizki Nur Hasan Ibrahim Isnan Edo Ersanda Wahyu Setyo Ari Cahyanto
Nilai
87
Nilai
85
Guru Pengampu
Peneliti,
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM. 3401403012
102
Lampiran 8 HASIL REFLEKSI PENGALAMAN BELAJAR No.
Pertanyaan
Pengalaman Belajar
1.
Apa yang kalian pelajari dan peroleh dari belajar diluar kelas ?
Tugas dan tanggungjawab instansi pemerintah ( Komisi Pemilihan Umum / KPU ) Tugas dan tanggungjawab partai politik (Partai Keadilan Sejahtera) Bagaimana memilih wakil rakyat yang berkualitas Tanggungjawab bersihnya wakil rakyat merupakan tanggungjawab bersama.
2
Apa yang kalian pelajari tentang kebijakan publik ?
Memahami cara membentuk keijakan publik Masalah publik merupakan masalah bersama Pengetahuan tentang kebijakan publik bertambah Banyak kebijakan publik yang harus diperbaiki Memahami kebijakan publik scara lebih baik
3
Keterampilan apa yang siswa peroleh dari pembelajaran portofolio ?
Keterampilan memecahkan masalah Keterampilan mengumpulkan informasi Keterampilan berkomunikasi, berdiskusi Keterampilan bekerjasama, bermusyawarah Keterampilan mempengaruhi orang lain Keterampilan berbicara di depan umum Keterampilan membuat keputusan
4
Apa keuntungan belajar secara berkelompok ?
Banyak memperoleh masukan dalam menyelesaikan masalah Saling bantu membantu, tugas cepat selesai Melatih bekerjasama dan demokratis dalam menyelesaikan masalah
5
Apa kerugian belajar secara berkelompok ?
Tidak semua siswa aktif, ada yang menggantungan tugas dan tanggungjawab kepada orang lain. Jika terlalu banyak pendapat akan kesulitan mencapai kesepakatan.
6
Apa yang akan dilakukan kelas dgn portofolio lain dikemudian hari ?
Mengerjakan sebaik mungkin Meningkatkan upaya dalam mencari informasi Melakukan persiapan yang lebih matang Membuat portofolio yang lebih menarik Memilih masalah kajian kelas yang aktual
Guru Pengampu
Peneliti
Endang Suciati S.Pd NIP. 131253798
Enrica Yulia Nugrahaeni NIM. 3401403012
103
Lampiran 9 LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini Kelompok Portofolio I : Menjelaskan Masalah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Eko Aries Yusuf Pandu Ade Ayu Nugraheni Siti Nur Rina Eli Lutfi Nurfaizah Triyanti
Aspek yang diamati 1 v v v v v v
2 v v v v
v v v
3 v v v v
4 v v v v
6
7
v
v v v
v
v v v v v
v
v v
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
5. Membuat keputusan 6. Mengidentifikasi sebab dan akibat 7. Mempertimbangkan wawasan lain. Kriteria 1. Aspek Rendah (R) : 0-1 2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
T v v v
v
Aspek yang diamati
4. Memecahkan masalah
S v
Keterangan :
3. Menguji tingkat kepercayaan
R
v v v v
v v
5
Kriteria
v v v v v
104
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini Kelompok Portofolio II Mengkaji Kebijakan Alternatif Untuk Mengatasi Masalah No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Akhdiyat Ismail Amanda Irma Ardhina Maya Edi Santosa Hanung Indiati Restu Marselin Putri Rahayu Puspita RetnoTri Ryan Sandi
Aspek yang diamati 1
2
v
v v v v v v
v v v
3
4
v v
v
v v v
v v v v v
5
6
Kriteria 7 v
v v
v v
v v v
v v
v
v v
v v
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara 3. Menguji tingkat kepercayaan 4. Memecahkan masalah 5. Membuat keputusan 6. Mengidentifikasi sebab dan akibat 7. Mempertimbangkan wawasan lain.
2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
T
v v
v
Aspek yang diamati
1. Aspek Rendah (R) : 0-1
S
v
Keterangan :
Kriteria
R
v
105
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini Kelompok Portofolio III Mengusulkan Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Masalah No.
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Amin Faisal Atika Yuniarti Ayu Indri Eka Wahyu Erma Mega Isyana Shali Husnul Fajarini M. Syaiful Hadi M. Ardianto Ali Triatmaja Surya Akbar
Aspek yang diamati 1
2
3
v v v v v v v v
v v
v
v v v v v v v
4
5
v v v
v v v v v v v
v v v v v v v
6
v v v v
Kriteria 7 v v
v
v
7. Mempertimbangkan wawasan lain. Kriteria 1. Aspek Rendah (R) : 0-1 2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7
v v v v v v v
v
v
v
2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara
6. Mengidentifikasi sebab dan akibat
v v
v
1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat
5. Membuat keputusan
T
v
Aspek yang diamati
4. Memecahkan masalah
S
v
Keterangan :
3. Menguji tingkat kepercayaan
R
v
106
LEMBAR OBSERVASI DAYA KRITIS SISWA Kelas VIII C SMP N 3 Ungaran Observer : Enrica Yulia Nugrahaeni, Ika Lolita, Dyah Setiyarini Kelompok Portofolio IV : Rencana Tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Restu Ayu Novelina Wahyu Setyo Tiara Indah Annisa Sekar Ulin Nuha Ridlo Rizki Nur Hasan Ibrahim Isnan Edo Ersanda Ari Cahyanto
Aspek yang diamati 1
2
3
4
5
6
v v v
Kriteria 7 v v
v v
v v v v
v
v v v
v v v
T
v v v
v
v v v
v v v
v v v
S
v v
v v
R
v v v
v
v v
v
v
v
v
Keterangan : Aspek yang diamati 1. Membedakan antara fakta, non fakta dan pendapat 2. Membedakan antara kesimpulan definitive dan sementara 3. Menguji tingkat kepercayaan 4. Memecahkan masalah 5. Membuat keputusan 6. Mengidentifikasi sebab dan akibat 7. Mempertimbangkan wawasan lain. Kriteria 1. Aspek Rendah (R) : 0-1 2. Aspek Sedang (S) : 2-3 3. Aspek Tinggi (T) : 4-7 DDD
v