PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-4 DI SMP PGRI 1 CIPUTAT. (Penelitian Kulitatif Deskriptif SMP PGRI 1 Ciputat di Kelas VIII-4)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan IPS
Oleh: Mayasari NIM : 1111015000020
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK Penelitian ini adalah mengenai penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa pada kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu penulis menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Dalam pengumpulan data, teknik yang peneliti gunakan wawancara dan dokumentasi. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat yang berjumlah 6 orang siswa dan 1 orang guru IPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Snowball Throwing mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena dengan menggunakan model Snowball Throwing siswa merasa lebih tertarik dan lebih termotivasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guru lebih mempersiapkan materi sehingga membuat siswa menjadi lebih memahami materi yang dibahas, dan guru lebih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah dari model pembelajaran Snowball Throwing agar siswa tidak merasa kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan berdiskusi menggunakan model Snowball Throwing siswa yang tidak aktif di kelas dapat menyesuaikan diri dengan siswa yang lebih aktif, dengan dibentuknya kelompok belajar siswa dapat saling menghargai pendapat orang lain, siswa dapat saling berdiskusi dan membuat siswa tidak tergantung pada guru. Kemudian dengan melempar bola yang berisi pertanyaan dari satu siswa ke siswa lain dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa merasa penasaran akan pertanyaan yang didapat, dengan memutar musik dalam pembelajaran Snowball Throwing membuat siswa merasa belajar lebih semangat dan menyenangkan, dan dengan memberikan penghargaan berupa hadiah kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan membuat siswa lebih termotivasi untuk dapat menjawab pertanyaan yang didapat dengan tepat dan benar. Kata kunci
: Model Snowball Throwing, Motivasi
i
ABSTRACT This research aims to know how Snowball Throwing learning model increases the students’ motivation in learning Social Science education the class of VIII-4 at SMP PGRI 1 Ciputat. The method used is descriptive qualitative, the writer explains the finding of the research using the words or sentences in logical structure, and explains the concepts in the relationship of one and another. Interview and document are the data collected for this research. The participants of this research is 6 students of class VIII-4 SMP PGRI 1 Ciputat and 1 Social Science Education teacher. The result of the research shows that Snowball Throwing learning model influences the students’ learning motivation because by using Snowball Throwing model, the students become more interested and motivated. By using Snowball Throwing learning model, the teacher can prepare the material better, therefore it makes the students understand the material taught easier. And the teacher explained the procedure using Snowball Throwing learning model first so that the students can follow the classroom activities easier. Besides that, the discussion that use Snowball Throwing learning model makes the students more active in the classroom, by forming learning groups, the students can respect the other students’ opinion, the students discuss the lesson and it makes the students do not depend on the teacher. Then by throwing a ball of question from to another, it can attract the students’ attention and make the students become curious about the question inside the ball. By playing music in Snowball Throwing learning model, it can make the students getting interested and motivated to learn full stop. Moreover by giving reward, it can make the students become more motivated to answer the questions correctly. Keywords
: Snowball Throwing Model, Motivation
ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang diridhai oleh Allah . Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari banyak pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materil. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada : 1.
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., Ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbyah dan eguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Moch.Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi saran dan nasihat yang berguna bagi penulis selama perkuliahan.
4.
Mayla Dinia Husni Rahiem, MA., dan Moch.Noviadi Nugroho, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas keikhlasan dan kesabaran dalam memberikan semangat dan bimbingan kepada penulis.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
iii
6.
Cartam, S.Pd. M.Pd., selaku Kepala SMP PGRI 1 Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi.
7.
Surati, M.Pd., selaku guru mata pelajaran IPS yang sudah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.
8.
Kepada Ayahanda Mursin dan Ibunda Rosmanah tercinta, yang senantiasa memberikan, dorongan, doa, biaya, dan dukungannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas cinta, kasih sayang, dan pengorbanan yang telah diberikan.
9.
Mulyadi, Neneng, Nurinah, Santi, Andi Sanusi, Novianti, dan Ahmad Sona S.Pd (Kakak) yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat pada penulis, terima kasih atas semua doa dan dukungannya.
10.
Yusran Masyhuri, sebagai motivator pribadi yang tanpa henti selalu memberikan doa, dukungan dan semangat. Nasihat dan saran yang ia berikan adalah hal yang mambuat saya untuk berusaha lebih baik.
11.
Teman-teman seperjuangan Witi Astuti, Risnawati Dewi Yulianti, Ida Mardiatul Laela, Evi Nurlaeli, Retno Utami, Desi Nopiyanti, Silpia Ulhaq yang telah menjadi penyemangat bagi penulis.
12.
Teman-teman PIPS Angkatan 2011 khususnya kelas C, terimakasih atas doa dan motivasinya.
13.
Teman-teman dan saudara-saudara di rumah Kak Melisa, Dewi, Orin, Ayu, Dita, Yuli Phaull, Amel, Rayta, Gian, Tri yang selalu membantu, mensupport serta memberikan semangat pada penulis, terima kasih atas semua doa dan dukungannya.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Atas segala doa, semangat, bantuan dorongan saya ucapkan terimakasih. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya serta membalas kebaikan semua pihak.
iv
Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, Mei 2016 Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................
i
ABSTRACK ..................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang ..............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................
5
C. Pembatasan Masalah .....................................................................
6
D. Perumusan Masalah.......................................................................
6
E. Tujuan Penelitian...........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................
8
A. Landasan Teori ..............................................................................
8
1.
Hakikat Model Pembelajaran ...................................................
8
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 8
2.
b. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif .............................
10
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ........................
10
d. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif ........................................
11
Hakikat Model Snowball Throwing..........................................
12
a. Pengertian Model Snowball Throwing ................................
12
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing 14
3.
c. Kelebihan Model Snowball Throwing .................................
15
d. Kelemahan atau Kekurangan Model Snowball Throwing ...
16
Hakikat Motivasi Belajar ..........................................................
18
vi
a. Motivasi ...............................................................................
18
b. Belajar ..................................................................................
21
c. Motivasi dalam Belajar ........................................................
24
Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ......................
34
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ...................................
34
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial .........................................
35
c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial ...............................
37
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................
38
C. Kerangka Konseptual ....................................................................
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
42
A. Metode Penelitian ..........................................................................
42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
42
C. Sampel sumber data penelitian ......................................................
44
D. Instrumen penelitian ......................................................................
45
E. Teknik pengumpulan data .............................................................
45
F. Teknik analisa data ........................................................................
47
G. Rencana penguji keabsahan data ...................................................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................
50
A. Pendahuluan ..................................................................................
50
B. Profil SMP PGRI 1 Ciputat ...........................................................
50
C. Informasi partisipan.......................................................................
54
D. Paparan data hasil penelitian .........................................................
57
4.
1. Pendapat Guru Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa ...................................
58
2. Pendapat Siswa Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing Memotivasi Mereka Untuk Belajar ..........................................
68
3. Penggunaan Model Snowball Throwing dan Hasil Belajar Siswa 87 E. Diskusi ..........................................................................................
vii
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
94
A. Kesimpulan ...................................................................................
94
B. Saran .............................................................................................
95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ......................................................
40
Tabel 4.1 Nilai Mata Pelajaran IPS ...............................................................
84
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual ...............................................................
x
38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Izin Penelitian
Lampiran 2
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 3
RPP (Rencana Perencanaan Pembelajaran)
Lampiran 4
Instrumen Wawancara Guru
Lampiran 5
Instrumen Wawancara Siswa
Lampiran 6
Transkrip Wawancara Pembuka Guru
Lampiran 7
Transkrip Wawancara Inti Guru
Lampiran 8
Transkrip Wawancara Pembuka Siswa
Lampiran 9
Transkrip Wawancara Inti Siswa
Lampiran 10
Reduksi Data
Lampiran 11
Foto
xi
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah sarana yang sangat penting bagi manusia,
dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan harkat dan martabatnya baik secara horisontal dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun secara vertikal dalam hubungannya kepada sang pencipta. Tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku yang diinginkan terjadi setelah siswa belajar. Di sekolah, guru adalah salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), yang memiliki posisi sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena melaksanakan,
fungsi
mengevaluasi
utama
guru
pembelajaran.
ialah merancang, Guru
bertugas
mengelola, memberikan
pengajaran di dalam sekolah (kelas), agar tercapainya pembelajaran yang baik guru perlu memahami sedalam-dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan teknik pengajaran yang digunakan dalam mengajar di dalam kelas. Tetapi selain itu hubungan guru dengan siswa juga sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena sebaikbaiknya bahan pelajaran yang digunakan, dan sesempurnanya metode yang digunakan jika hubungan guru dengan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan. 1 Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak komponen-komponen yang mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar yaitu cara mengorganisasikan materi, metode yang diterapkan, media yang digunakan dan lain-lain. Peranan guru sangat penting dalam penyampaian atau pengajaran materi pada peserta didik khususnya pada proses pembelajaran dikelas. Tak ada guru, tidak ada pendidikan, tidak ada pendidikan tidak ada proses pencerdasan, tanpa 1
Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h.147
1
2
proses pencerdasan yang bermakna, pedidikan tidak akan berkembang. Pernyataan ini bermakna bahwa proses pembelajaran akan lumpuh tanpa kehadiran
guru
dalam
mentransformasikan
proses
pembelajaran
anak
didik.2Keberhasilan peserta didik dalam belajar sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru dituntut untuk memahami komponen-komponen dasar dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk paham tentang filosofi dari pembelajaran itu sendiri. Mengajar tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga sejumlah perilaku yang menjadi kebiasaan siswa. Keberhasilan pendidikan bisa di lihat dari proses pembelajaran itu berlangsung, bagaimana guru mampu menggunakan model pembelajaran yang menarik agar proses pembelajaran berjalan efektif, dan dapat memotivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas. Baik buruknya suatu pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana seorang guru dapat menyampaikan atau mengajarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kehidupan yang mampu membawa peserta didik mewujudkan cita-citanya, baik untuk dirinya, keluarga, masyarakat dan bangsanya. Terkait dengan pentingnya peran seorang guru, maka setidaknya guru harus memiliki berbagai kemampuan, tidak hanya kemampuan akademik yang harus dimiliki oleh seorang guru, akan tetapi bagaimana seorang guru mempunyai kemampuan untuk memotivasi peserta didik, agar mau belajar yang nantinya akan meningkatkan hasil belajar serta citacita peserta didik. Oleh karena itu bahwa peran guru tidak hanya sebatas pada proses pembelajaran saja, akan tetapi peran guru berkaitan dengan kompetensi guru, bahwa guru mempunyai delapan peran lainnya yang tentu saja berkaitan dengan proses pembelajaran itu sendiri, antara lain peran guru adalah untuk melakukan diagnosis terhadap perilaku siswa, guru membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru melaksanakan proses pembelajaran, guru sebagai administrasi sekolah, guru sebagai komunikator, guru mampu mengembangkan 2
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas(Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal. 63.
3
keterampilan diri, guru dapat mengembangkan potensi anak (guru sebagai demonstrator dan guru sebagai pengelola kelas) dan guru sebagai pengembang kurikulum sekolah. Berdasarkan hasil observasi melalui pengamatan dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di SMP PGRI 1 Ciputat yang berlangsung bersamaan dengan peneliti melaksanakan Praktek Profesi keguruan (PPKT) selama 4 bulan dimulai dari bulan februari sampai dengan bulan mei 2015 maka diketahui proses belajar IPS membosankan bagi siswa, kurangnya keaktifan siswa saat proses pembelajaran, dan materi yang terlalu banyak sehingga membuat siswa malas untuk membaca, hal ini menyebabkan motivasi belajar peserta didik rendah. Selain faktor tersebut ada pula faktor lain yang berasal dari guru, yakni model pembelajaran masih bersifat konvensional dengan model ceramah saja. Dalam kegiatan pembelajaran, masih banyak guru yang nyatanya belum bisa menerapkan model pembelajaran yang bervariatif, hubungan intrerpersonal antara guru dengan siswa sangat kurang. Hanya sebagian kecil waktu pembelajaran yang digunakan untuk kegiatan siswa, itu pun hanya untuk mencatat dan melaksanakan evaluasi. Dan proses pembelajaran inilah yang menjadikan pembelajaran menjadi begitu membosankan. Maka dari itu sebagai guru mata pelajaran IPS harus berani menggunakan strategi pembelajaran yang bervariasi dengan model pembelajaran yang berkembang saat ini. Bagaimana pembelajaran diharapkan,
sedangkan
dalam
akan berhasil sesuai dengan tujuan yang kegiatan
pembelajaran
pun
belum
bisa
dikendalikan. Karena berdasarkan paparan diatas bahwasanya kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan menciptakan suasana pembelajaran dalam kelas yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Agar pelaksanaan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka seorang guru harus mempunyai persiapan, kreativitas, model dan media yang dapat mendukung proses pelaksanaan pembelajaran. Selain itu ada tiga tahapan yang harus dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu: perencanaan yang jelas, proses pembelajaran yang efektif, dan evaluasi.
4
Jika ke tiga tahapan itu dapat dilakukkan oleh seorang guru, maka tujuan pembelajaran akan memungkinkan dapat dicapai dengan maksimal. Hal ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran
dalam kegiatan belajar
mengajar sangatlah besar pengaruhnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa diperlukan model pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student centered) sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa. Peneliti memilih salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan yaitu dengan model Snowball Throwing. Pembelajaran Snowball Throwing ini salah satu model dari pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran Snowball Throwing merupakan model pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan. Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap siswa secara individual ternyata membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaaan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar, juga meningkatkan cara berfikir dan memotivasi siswa, mempengaruhi secara positif dalam pencapaian hasil belajar siswa, dan membuat siswa menjadi lebih percaya diri akan kemampuan dirinya dalam belajar.3 Menurut Bayor, “snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa”. Peran guru disini hanya pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya, penertiban terhadap jalannya pembelajaran.4 Hal ini dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Peneliti memilih model pembelajaran Snowball Throwing ini sebagai model pembelajaran dalam proses
3
Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI, 2006) Cet. 1, h. 70 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158 4
5
belajar mengajar yang diharapkan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran dan dapat memotivasi belajar siswa di kelas. Selain penggunaan model pembelajaran secara tepat guru juga dituntut mampu untuk menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan mengsinergikan semua potensi yang ada, baik dari potensi dan karakteristik guru sebagai pendidik itu sendiri, peserta didik yang mempunyai potensi dan karakteristik beragam, memanfaatkan media, sarana dan prasarana yang sudah tersedia maupun lingkungan yang mempengaruhi berhasilnya sebuah tujuan pendidikan. Guru juga diharapkan memiliki kemampuan dalam membangun interaksi dengan siswa saat mereka belajar di kelas atau di sekolah. Inilah problem yang masih sangat sulit dipecahkan di dunia pendidikan. Selama ini, guru hanya bertindak menyampaikan materi dengan metode ceramah saja. Hal ini disebabkan minimnya kemampuan dari sebagian para guru dalam membangun kegiatan pembelajaran yang baik. Mereka kurang memperhatikan model pembelajaran yang menarik. Kelas tidak seharusnya diisi dengan kegiatan pembelajaran saja, namun sebisa mungkin juga tercipta suasana pendidikan, pengarahan, pembinaan, pengayoman, penguatan mental, pelatihan dan lain sebagainya. Sehubungan dengan masalah tersebut dalam kesempatan ini penulis bermaksud mengkajinya dalam skripsi dengan judul: Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat. B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tidak terstruktur yang
dilakukan peneliti pada saat melaksanakan Praktek Profesi Keguruan (PPKT) selama 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015 di SMP PGRI 1 Ciputat, maka dapat diidentifikasi masalah diantaranya yaitu : 1.
Proses pembelajaran IPS di kelas yang membosankan.
6
2.
Masih adanya siswa yang kurang aktif dan tidak menyukai mata pelajaran IPS.
3.
Model yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS kurang bervariasi, yaitu masih menggunakan metode ceramah.
4. C.
Pembelajaran masih bersifat konvensional yang berpusat pada guru.
Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah tersebut serta mengingat luasnya permasalahan
yang ada, maka untuk mempermudah penulisan skripsi agar menjadi lebih terarah penulis membatasi masalah ini pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing pada mata pelajaran IPS siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan melihat motivasi belajar siswa setelah menggunakan model Snowball Throwing di kelas. D.
Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah penelitian ini
adalah “Bagaimana penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat?” E.
Tujuan Penelitian Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana proses belajar siswa melalui model Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. F.
Manfaat penelitian Adapun kegunaan penelitin ini adalah : 1.
Manfaat Teoritis a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pengembangan teori pembelajaran IPS, dan diharapkan dapat
7
memberikan manfaat kepada pengembangan ilmu pengetahuan pada dunia pendidikan khususnya di SMP PGRI 1 CIPUTAT. b.
Diharapkan dapat mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran aktif dan peningkatan profesionalisme guru dan praktek pembelajaran di kelas.
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini dapat membantu siswa dalam
memahami pelajaran IPS, mengoptimalkan kemampuan berpikir, tanggung jawab dan kemampuan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS. b.
Bagi Guru Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan untuk
guru dalam hal melaksanakan pembelajaran dan menjadi wacana tentang model pembelajaran yang efektif sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa. c.
Bagi sekolah Dapat dijadikan bahan acuan untuk mengoptimalkan sarana
dan prasarana dalam mendukung kegiatan belajar mengajar yang baik dan juga memberikan masukan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. d.
Bagi penulis Diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai
model pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar.
BAB II KAJIAN TEORI A.
Landasan Teori 1.
Hakikat Model Pembelajaran a.
Pengertian
Pembelajaran
Kooperatif
(Cooperative
Learning) Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Pembelajaran yang baik dan menarik akan menghasilkan hasil belajar yang baik sehingga dapat menarik perhatian dan memotivasi belajar siswa agar pada saat pembelajaran di kelas siswa tidak lagi merasa bosan ataupun jenuh ketika pembelajaran itu di mulai. Model
pembelajaran
merupakan
landasan
praktik
pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas.1 Adapun menurut Soekamto yang dikutip dalam Trianto, Model pembelajaran adalah gambaran yang melukiskan rencana pembelajaran yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk
mencapai
tujuan
belajar
tertentu,
dan
model
pembelajaran ini berfugsi sebagai pedoman bagi para perancang
1
Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014). Cet.1, h.153
8
9
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar dalam tujuan pembelajaran”2 Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic Skill),
sekaligus
keterampilan
sosial
(sosial
skill)
termasuk
interpersonal skill.3 Menurut Jumanta Hamdayama, “Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok kecil/tim kecil, yang berjumlah empat sampai dengan 6 orang yang masing-masing siswa memiliki latar belakang kemampuan, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda”.4 Slavin mengemukakan, “In cooperative learning methods, student work together in four member teams to master material initially presented by the teacher.” Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang secara acak sehingga dapat mendorong siswa untuk lebih bergairah dan bersemangat dalam belajar dengan tercapainya tujuan pembelajaran.5 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa
Pembelajaran
kooperatif
adalah
model
pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dengan berkelompok 2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana,2011). cet.4,h.22 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2009) cet.1, h. 271 4 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.64 5 Tukiran Taniredja dkk .Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. (Bandung: Alfabeta,2013) h.55
10
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
bersama.
Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugasnya. b.
Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Abdul Majid, ada tiga tujuan dalam pembelajaran
kooperatif yaitu pertama untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, kedua agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang, dan yang ketiga mengembangkan keterampilan sosial siswa; berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, dapat mengungkapkan ide atau pendapat, dan bekerja sama dalam kelompok.6 Dengan demikian tujuan dari pembelajaran kooperatif ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, melatih siswa untuk bekerja sama, siswa aktif dalam proses pembelajaran serta saling menghargai pendapat siswa satu sama lain dalam mengungkapkan pendapatnya masing-masing sehingga membuat siswa lebih percaya diri akan kemampuannya dalam belajar. c.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa di dalam kelompok untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam pembelajaran kooperatif ini terdapat lima langkah atau tahapan dalam menggunakan pembelajaran kooperatif yaitu langkah awal pembelajaran di mulai dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga memotivasi 6
175
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), cet. 1, h.
11
siswa untuk belajar, selanjutnya siswa di kelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang, lalu guru membimbing siswa pada saat kegiatan belajar siswa dalam menyelesaikan tugas bersama mereka, setelah itu guru mengevaluasi tentang apa yang telah mereka pelajari pada saat pembelajaran di kelas, kemudian yang terakhir guru memberikan penghargaan berupa hadiah terhadap usaha-usaha siswa dalam bekerja sama mapun individu.7 Langkah-langkah
model
pembelajaran
kooperatif
ini
mengajarkan siswa untuk bekerja sama, dimana adanya saling tukar pendapat antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam menyelesaikan tugas dan berkolaborasi pada saat pembelajaran di kelas. Hal ini membuat siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna. d.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif ini mencerminkan bahwa manusia
belajar dari pengalaman dan keikutsertaan dalam kelompok kecil untuk mengembangkan sikap kerja sama siswa dan cara berfikir siswa. Pembelajaran kooperatif mempunyai tujuh ciri-ciri atau karakteristik, diantaranya: pertama kelompok dibentuk dengan siswa kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, kedua didalam kelompoksiswa harus sama-sama berusaha untuk mendapatkan hasil yang baik, ketiga seluruh anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama yang ingin dicapai, keempat siswa saling membagi tugas dan tanggung jawab yang sama dengan teman sekelompoknya, kelima guru mengevaluasi semua kegiatan dalam pembelajaran, keenam antar siswa berbagi 7
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet,1, h.271
12
keterampilan yang kreatif untuk saling bekerja sama, dan yang ketujuh siswa diminta untuk mempertanggungjawabkan materi yang dipahami sesuai kemampuan masing-masing siswa.8 Dapat disimpulkan dari paparan diatas, ciri-ciri pembelajaran kooperatif ini agar siswa mempunyai rasa tanggung jawab, saling kerjasama antar siswa yang satu dengan siswa lainnya, saling menghargai pendapat orang lain, dan membuat siswa menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya. 2.
Hakikat Model Snowball Throwing a.
Pengertian Model Snowball Throwing Secara etimologi Snowball berarti bola salju, sedangkan
throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab. Menurut Bayor, “Snowball Throwing merupakan salah satu model
pembelajaran
aktif
(active
learning)
yang
dalam
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa”. Peran guru disini hanya pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya, penertiban terhadap jalannya pembelajaran.9 Menurut Arahman, Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang dimulai dengan pembentukan kelompok yang diwakili masing-masing dari ketua kelompok untuk mendapat 8
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet,1, h.270 9 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158
13
penjelasan materi dari guru, kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan sesuai materi yang dibahas dan dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain kemudian masingmasing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh secara bergantian.10 Pembelajaran Snowball Throwing ini merupakan salah satu model
dari
pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran
Snowball
Throwingini merupakan model pembelajaran yang membagi murid ke dalam beberapa kelompok, yang dimana masing-masing anggota kelompok membuat bola pertanyaan sesuai dengan materi yang dibahas. Model Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga dengan model pembelajaran gelundungan bola salju. Model pembelajaranini melatih siswa untuk lebih tanggap dan menghargai pendapat siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok. Pembelajaran
dengan
model
Snowball
Throwing,
menggunakan tiga penerapan pembelajaran antara lain: pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas
melalui
pengalaman
nyata
(constructivisme),
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri (inquiry), pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari “bertanya” (questioning); dari bertanya siswa dapat menggali
10
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.158
14
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.11 Penjelasan yang beragam diatas mengandung satu pengertian, yaitu Snowball Throwing adalah suatu model pembelajaran yang membagi murid dalam beberapa kelompok, yang nantinya masingmasing anggota kelompok membuat sebuah pertanyaan pada selembar kertas dan membentuknya seperti bola, kemudian bola tersebut dilempar ke murid yang lain selama durasi waktu yang ditentukan, yang selanjutnya masing-masing murid menjawab pertanyaan dari bola yang diperolehnya. Dalam model pembelajaran Snowball Throwing
lebih
mengutamakan
pendalaman
pengetahuan
dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan tersebut. b.
Langkah-Langkah Pembelajaran Model Snowball Throwing Model pembelajaran Snowball Throwing ini merupakan salah
satu tipe model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini menggali potensi siswa dalam bekerjasama dan juga melatih siswa untuk membuat serta menjawab pertanyaan melalui permainan dalam bentuk bola salju. Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan model
Snowball Throwing yaitu pertama guru
menyampaikan materi yang akan dibahas, kedua guru membentuk kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi, ketiga masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, lalu menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada teman kelompoknya, keempat masingmasing murid diberi satu lembar kertas untuk membuat pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, kelima 11
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.157
15
kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa
ke siswa lainnya selama kurang lebih 15 menit,
keenam setelah setiap siswa mendapat satu bola yang berisikan pertanyaan, diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian, dan yang ketujuh guru melakukan evaluasi dan penutup pada akhir pembelajaran.12 Adapun aturan atau cara bermain dalam model pembelajaran Snowball Throwing ini yaitu guru melemparkan bola secara acak kepada salah satu siswa, selanjutnya siswa yang mendapatkan bola melemparkannya ke siswa yang lain secara acak atau sengaja, lalu siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkan kembali atau mengoper ke siswa lainnya, setelah itu siswa yang terakhir berkewajiban untuk menjawab soal yang ada dalam bola kertas tersebut, kemudian guru mengulangi secara terus-menerus metode diatas sampai soal yang disediakan itu habis atau waktu habis. Ketentuan cara bermain dalam model pembelajaran ini agar ketika model Snowball Throwing ini diterapkan siswa tidak lagi bingung atau merasa kesulitan dalam belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing. c.
Kelebihan Model Snowball Throwing Model Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan
yang
semuanya
melibatkan
dan
keikutsertaan
siswa
dalam
pembelajaran. Kelebihan dari model Snowball Throwing yaitu pertama suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa belajar sambil bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa
12
Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014). Cet.1, h.173
16
lain, kedua siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa lain, ketiga membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya
seperti
apa,
keempat
siswa
terlibat
aktif
dalam
pembelajaran, kelima guru tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek, keenam pembelajaran menjadi lebih efektif, ketujuh dari model ini mempengaruhi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat tercapai.13 Penulis dapat menyimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing ini yaitu dapat menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat proses pembelajaran di kelas. Siswa akan menjadi lebih mudah dalam memahami konsep-konsep dasar dan juga ide-ide lebih banyak dan lebih baik dengan adanya saling bertukar pendapat satu sama lain. Model pembelajaran ini juga dapat mendorong
atau
memotivasi
siswa
untuk
belajar
sehingga
mempengaruhi hasil belajar siswa yang ingin dicapai dalam pembelajaran di kelas. d.
Kelemahan atau Kekurangan Model Snowball Throwing Selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran Snowball
Throwing juga mempunyai kekurangan. Kekurangan dari model ini adalahmodel pembelajaran ini sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit, lalu setiap ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi penghambat atau kendala bagi anggota lain dalam menjelaskan materi yang sudah disampaikan oleh guru sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk berdiskusi, 13
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161
17
kemudian didalam model pembelajaran Snowball Throwing tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerjasama namun tidak menutup kemungkinan bagi guru untuk memberikan penghargaan kelompok, dan yang terakhir murid yang nakal cenderung membuat keributan (onar) di kelas sehingga keadaan kelas menjadi gaduh pada saat pembelajaran.14 Akan tetapi kelemahan dalam penggunaan model ini dapat tertutupi dengan cara: pertama guru dapat menerangkan terlebih dahulu materi yang akan dijelaskan secara singkat, kedua guru memberikan batasan waktu dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan, ketiga guru ikut serta dalam pembagian kelompok
sehingga
kegaduhan
bisa
teratasi,
keempat
guru
membedakan anak yang sering membuat gaduh dalam kelompok, kelima namun, juga tidak menutup kemungkinan guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang bisa menjawab pertanyaan sebagai dorongan untuk memotivasi semangat siswa.15 Dengan adanya kekurangan dari model pembelajaran Snowball Throwing ini, akan menjadi tantangan atau pacuan bagi guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional pada saat pembelajaran di kelas. Dengan demikian kekurangan tersebut dapat diatasi sehingga motivasi belajar siswa meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.
14
Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161 15 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161-162
18
3.
Hakikat Motivasi Belajar a.
Motivasi 1)
Pengertian Motivasi Menurut Mc. Donald, “motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan di mulai dengan tanggapan terhadap adanya tujuan tersebut”.16 Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan atau untuk pencapaian tujuan. Menurut Koerswara, Siagian, Schein, Biggs, dan Telfer yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya “motivasi terkandung adanya keinginan untuk menggerakkan, mengubah, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar”. 17 Menurut pengertian beberapa ahli diatas, maka kita bisa mendefinisikan motivasi sebagaisuatu yang mendorong dan mengubah perilaku dalam diri seseorang kedalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan. 2)
Sifat-sifat Motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri
sendiri yang dikenal sebagai motivasi internal dan motivasi dari 16
Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidika, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h.73 17 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h.80
19
luar seseorang dikenal dengan motivasi eksternal. Motivasi instrinsik
ada
karena
orang
tersebut
memang
senang
melakukannya. Motivasi memang mendorong terus, dan memberi energi pada tingkah laku. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Seseorang berbuat sesuatu itu karena adanya dorongan dari luar misalnya dia yang menginginkan hadiah dan menghindari hukuman.18 Menurut Siagian, Monks, Knoers, Siti Rahayu, Biggs, Telfer dan Winkel, Motivasi ekstrinsik banyak dilakukan di sekolah dan di masyarakat. Hadiah dan hukuman sering digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar. Jika siswa belajar dngan hasil yang memuaskan maka ia akan memperoleh hadiah dari guru atau orang tua. Sebaliknya jika hasil belajar tidak baik, memperoleh nilai kurang, maka ia akan memperoleh “peringatan atau hukuman” dari guru atau orang tua. “peringatan” tersebut tidak menyenangkan siswa. Motivasi belajar meningkat, sebab siswa tidak senang memperoleh “peringatan” dari guru ataupun orang tua. Dalam hal ini, hukuman dan juga hadiah dapat merupakan motivasi ekstrinsik bagi siswa untuk belajar dengan bersemangat.19 Dalam kegiatan belajar siswa sangat membutuhkan motivasi yang mendorong siswa untuk lebih semangat lagi dalam belajar. Motivasi ini berupa dorongan dari dalam diri siswa dan juga dorongan dari luar yaitu keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar. Biasanya siswa merasa termotivasi karena ada tujuan tertentu yaitu ingin mendapat nilai bagus, ingin 18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h.90-91 19 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h.92
20
mendapat hadiah dari guru, dan ingin mendapat pujian dari guru dan temannya pada saat pembelajaran. 3)
Jenis-jenis Motivasi Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu
pertama motivasi intrinsik yaitu, motivasi yang ada dalam diri sendiri (internal) karena di dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga tidak perlu dorongan dari luar atau lingkungan sekitar, bentuk motivasi intrinsik ini aktivitas belajarnya itu berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan nilainilai yang terkait dalam pelajaran itu bukan untuk mendapat nilai tinggi ataupun ingin mendapat hadiah. Kedua motivasi ekstrinsik yaitu, motivasi yang adanya dorongan dari luar maka dari itu aktivitas belajarnya berdasarkan dorongan dari luar dengan tujuan hanya ingin mendapatkan penghargaan atau pujian, kesalahan dalam penggunaan motivasi ekstrinsik ini akan merugikan anak didik karena motivasi ekstrinsik ini bukan menjadikan pendorong tetapi akan membuat anak didik menjadi malas untuk belajar.20 Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang sangat mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita dengan menanamkan tekad, minat, dan selalu optimis akan tujuan yang ingin dicapai dengan belajar.
20
Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h.89-90
21
b.
Belajar 1)
Pengertian Belajar Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu-individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena
pertumbuhan
atau
perkembangan
karakteristik seseorang sejak lahir.
tubuhnya
atau
Manusia banyak belajar
sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan demi tercapainya tujuan.21 Lebih Luasnya, Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar, menguraikan beberapa pendapat para tokoh pendidikan, diantaranya : a)
b)
c)
21
Menurut James O. Whittaker, “belajar sebagai proses di mana tingkah laku dirubah melalui latihan atau pengalaman”. Menurut Cronbach dalam bukunya Psikologi Belajar “learning is shown by change in behavior as a result of experience”. Belajar sebagai suatu aktivitas yang merubah tingkah laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman belajar. Menurut Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010 ). Cet. 5,hal.2
22
dirubah ketika seseorang melakukan seperti, praktek atau latihan. 22
aktivitas
Menurut Gagne, “belajar merupakan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan tingkah laku dan perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yaitu adanya peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis aktivitas performance (kinerja)”.23 Menurut Winkel, “belajar adalah suatu aktivitas mental seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman,
keterampilan,
dan
nilai-sikap”.
Perubahan itu bersifat secara relative konstan dan berbekas.24 Dari berbagai definisi yang telah dijelaskan, maka dapat dinyatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang mencakup nilai kognitif, afektif, dan psikomotor. 2)
Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,
maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar. Yang pertama perubahan yang terjadi secara sadaryaitu individu akan belajar menyadari terjadinya 22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2011 ). Cet. 3, h.
13 23
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi, (Bandung : Refika Aditama, 2013). Cet. 3, h. 2 24 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta : Kencana, 2009) cet.1, h. 5
23
perubahan dan telah merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya, ciri yang kedua perubahan dalam belajar bersifat fungsional,
maksudnya
dalam
perubahan
diri
individu
berlangsung secara terus menerus dan tidak seimbang, ciri yang ketiga perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam perbuatan belajar perubahan itu selalu bertambah dan semakin banyak yang di dapat akan memperoleh suatu hasil yang lebih baik, ciri keempat perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, akan tetapi perubahan ini terjadi hanya sesaat pada saat proses belajar, ciri yang kelima perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti perubahan tingkah laku yang disadari terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai, dan yang terakhir perubahan mencangkup seluruh aspek tingkah laku, dimana perubahan individu setelah melalui suatu proses belajar ia akan merasakan perubahan tingkah laku secara menyeluruh yaitu dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.25 Dari ciri-ciri diatas bahwa perubahan itu terjadi akan kesadaran dari diri sendiri, perubahan terjadi karena adanya tujuan tertentu yang ingin di capai dalam belajar dan perubahan pada diri siswa itu terjadi secara terus-menerus sampai memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 3)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya seseorang dalam belajar banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai peserta didik. Secara global faktor25
16
Syaiful Bahri Djamarah, “Psikologi Belajar”,(Jakarta : Rineka Cipta,2011) cet.3, h.15-
24
faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu: Pertama faktor internal, maksudnya faktor yang ada dalam diri siswa yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa. Kedua faktor eksternal, maksudnya faktor yang ada dari luar siswa yaitu kondisi sekolah, lingkungan atau masyarakat yang ada di sekitar siswa. Ketiga faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajar siswa dengan menggunakan
strategi
dan
metode
pembelajaran
untuk
melakukan kegiatan belajar dalam memahami materi pelajaran. 26
Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan diri sendiri maka siswa dapat menentukan tujuan yang dapat dicapainya untuk mencapai tujuan belajar. Motivasi belajar memiliki peranan dalam mendorong kesuksesan belajar pada siswa. Motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dengan adanya dorongan dari dalam diri siswa dan juga dorongan dari luar lingkungan sekitar. c.
Motivasi dalam Belajar 1)
Pengertian motivasi belajar Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang
bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuh gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat, akan mempunyai semangat untuk melakukan kegiatan belajar.27 Dalam proses
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2010) cet.15, h.132 27 Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h.73
25
pembelajaran motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang tidak akan mampu belajar apabila tidak ada motivasi dalam belajar dan seseorang yang tidak memiliki motivasi tidak aka nada aktivitas belajar. Oleh karena itu, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi
belajar
adalah
sesuatu
yang mendorong,
dan
mengarahkan siswa untuk menghasilkan semangat siswa dalam belajar. Motivasi belajar sangat erat sekali hubungannya dengan prilaku siswa disekolah, karena motivasi belajar dapat membangkitkan
dan
mengarahkan
peserta
didik
untuk
mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang telah dipelajari. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. 2)
Prinsip-prinsip Motivasi Belajar Motivasi merupakan gejala psikologis dalam bentuk
dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Terdapat enam prinsip-prinsip motivasi dalam belajar yaitu: Pertama motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar, maksudnya memberikan dorongan agar siswa lebih semangat lagi pada saat belajar. Kedua motivasi instrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar, maksudnya dorongan dari dalam diri sendiri lebih baik dibandingkan dorongan dari luar. Ketiga motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman, karena biasanya siswa lebih mengharapkan hadiah untuk mendorong semangat siswa dalam
26
belajar.Keempat motivasi sangat berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, siswa yang termotivasi akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Kelima motivasi dapat
memupuk
optimisme
dalam
belajar,yaitu
dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dalam belajar. Keenam motivasi juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar, karena siswa yang merasa termotivasi akan menghasilkan hasil yang baik.28 Kegiatan belajar tidak akan dilakukan tanpa adanya suatu dorongan yang kuat baik dari dalam maupun dari luar. Dalam pembelajaran di kelas siswa lebih mengharapkan mendapatkan pujian dan juga hadiah yang menjadi pacuan dalam belajar dibandingkan dengan memberikan hukuman kepada siswa. Karena biasanya hukuman itu membuat siswa menjadi takut dan malas untuk belajar sedangkan dengan memberikan hadiah siswa menjadi termotivasi lagi untuk belajar dengan bersungguh-sungguh sesuai tujuan yang ingin dicapai. 3)
Fungsi Motivasi dalam Belajar Motivasi merupakan hal yang penting untuk mencapai
hasil belajar yang baik. Adapun tiga fungsi motivasi yaitu pertama mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan yang berupa dorongan. Kedua menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang ingin dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Ketiga menyeleksi perbuatan, yaitu 28
h.152
menentukan
perbuatan-perbuatan
apa
yang
harus
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,
27
dikerjakan yang serasi untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.29 Motivasi belajar dianggap penting didalam proses belajar dan pembelajaran dilihat dari nilai atau manfaatnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mendorong timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi serta mengubah tingkah laku siswa. Jadi motivasi berfungsi untuk mendorong seseorang berbuat sesuatu yang lebih baik dan motivasi juga dapat menentukan kemampuan siswa dalam belajar. 4)
Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar Menurut Wasty Soemanto, “bahwa guru-guru sangat
menyadari pentingnya motivasi dalam bimbingan belajar murid”. Maka dari itu penting adanya bentuk-bentuk motivasi tersebut untuk mencapai tujuan karena motivasi belajar itu sangat berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Kesalahan
dalam
memberikan
motivasi
ekstrinsik
akan
berakibat merugikan prestasi belajar siswa dalam kondisi tertentu.Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik di kelas yaitu: Pertama memberi angka atau nilai kepada peserta didik, biasanya dengan nilai cukup memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan prestasi belajar mereka untuk yang akan datang. Kedua memberikan hadiah sebagai penghargaan kepada siswa yang berprestasi tinggi sebagai alat dalam memotivasi. Ketiga
29
Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h.85
28
kompetisi atau persaingan sebagai alat motivasi untuk mendorong siswa agar lebih semangat dalam belajar. Keempat ego-involment yaitu dengan menumbuhkan kesadaran rasa tanggung jawab pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga membuat siswa untuk bekerja keras, kelima memberikan ulangan biasanya siswa mempersiapkan diri dengan belajar dari jauh-jauh hari dalam menghadapi ulangan, keenam mengetahui hasil, dengan mengetahui hasil siswa menjadi lebih giat lagi dalam belajar dan sebagai pacuan untuk lebih baik. Ketujuh yaitu pujian dengan memberikan pujian kepada siswa akan membesarkan jiwa seseorang dan ia akan lebih bergairah lagi mengerjakan tugasnya.Kedelapan memberikan hukuman bagi siswa yang melanggar tat tertib sekolah sehingga dengan hukuman yang diberikan
itu
siswa
tidak
mengulangi
kesalahan
atau
pelanggaran lagi. Kesembilan hasrat untuk belajar, hal ini berarti pada diri anak didik yang memang ada motivasi untuk belajar maka tentu hasilnya akan lebih baik daripada anak didik yang tidak berhasrat untuk belajar. Kesepuluh minat, seseorang yang berminat
terhadap
sesuatu
aktivitas
maka
ia
akan
memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang. Dan yang terakhir yaitu tujuan yang diakui sebab dengan memahami tujuan yang ingin dicapai, dirasakan anak sangat berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.30 Bentuk-bentuk motivasi ini sebagai faktor pendorong siswa untuk lebih semangat belajar lagi dalam melakukan aktivitas belajar di dalam kelas dan juga sebagai cerminan agar 30
h.158
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,
29
siswa dapat menjadi siswa yang lebih baik lagi untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran dengan hasil belajar yang lebih baik. 5)
Indikator Motivasi Belajar Menurut Uno (2008), indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: a)
Adanya Hasrat dan Keinginan Berhasil Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari „‟dalam‟‟ diri manusia yang bersangkutan. Motif berprestasi adalah motif yang dapat dipelajari, sehingga
motif
itu
dapat
diperbaiki
dan
dikembangkan melalui proses belajar. Seseorang yang mempunyai motif berprestasi tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas,
tanpa
menunda-nunda
pekerjaanya.
Penyelesaian tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi. b)
Adanya Dorongan dan Kebutuhan Dalam Belajar Penyelesaian suatu tugas tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
30
Seorang anak didik mungkin tampak bekerja dengan tekun karena kalau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik maka dia akan mendapat malu dari dosennya, atau di olok-olok temannya, atau bahkan dihukum oleh orang tua. Dari keterangan diatas tampak bahwa „‟keberhasilan‟‟ anak didik tersebut disebabkan oleh dorongan atau rangsangan dari luar dirinya. c)
Adanya Harapan dan Cita-cita Masa Depan Harapan didasari pada keyakinan bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil tindakan mereka contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
d)
Adanya Penghargaan Dalam Belajar Pernyataan verbal atau penghargaan dalam bentuk lainnya terhadap prilaku yang baik atau hasil belajar anak didik yang baik merupakan cara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan seperti „‟bagus‟‟, „‟hebat‟‟ dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa, pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan didepan orang banyak.
31
e)
Adanya Kegiatan yang Menarik Dalam Belajar Baik simulasi maupun permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa. Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna. Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan sebagainya.
f)
Adanya Lingkungan Belajar yang Kondusif Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar.31 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu (1) dorongan internal: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, faktor fisiologis dan (2) dorongan eksternal: adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif.
31
Budi Wahyono, Indikator Motivasi Belajar, dalam www.pendidikanekonomi .com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html?m=1, di akses pada tanggal 27 Juni 2016.
32
6)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan perubahan dalam diri
seseorang yang mengalami perkembangan akan tercapainya pembelajaran.
Adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
motivasi belajar, antara lain: Pertama cita-cita atau aspirasi siswa yaitu motivasi belajar yang tampak pada kenginan anak sejak ia kecil, misalnya keinginan untuk bisa berdiri, berjalan, dan juga berlari. Cita-cita timbul ketika perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Cita-cita juga timbul dibarengi dengan perkembangan kepribadian. Kedua kemampuan Siswa, menurut Monks dan Singgih Gunarsa, “kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan”. Ketiga kondisi Siswa yaitu, kondisi siswa yang dimaksud disini meliputi kondisi jasmani dan rohani yang sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Keempat kondisi lingkungan siswa dimana keadaan lingkungan yang baik akan berpengaruh positif terhadap kondisi siswa, yang termasuk kedalam lingkungan siswa, yaitu keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kelima unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pmbelajaran yaitu pengalaman belajar
dan
keadaan
lingkungan
sekitar
siswa
sangat
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar seperti, perhatian, perasaan, kemauan, ingatan, dan juga pikiran yang ada pada siswa. Keenam upaya guru dalam membelajarkan siswa, guru merupakan seorang pendidik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Upaya pembelajaran guru itu meliputi:
33
pemahaman tentang diri siswa, penguatan materi, serta mendidik siswa dalam belajar.32 Dari pemaparan diatas bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa meliputi cita-cita siswa itu sendiri dan kemampuan, apabila siswa belajar sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, siswa akan berhasil dalam belajar karena tidak terdapat paksaan didalamnya. Kemudian, kondisi jasmani dan rohani siswa yang sehat membuat siswa semangat dalam belajar, dan yang terakhir adalah lingkungan sekitar siswa, baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Lingkungan sekitar yang baik akan memberikan dampak yang positif pula bagi perkembangan kepribadian siswa. 6)
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Menurut De Decce dan Grawford, terdapat empat
fungsi guru sebagai pendidik yang berhubungan dengan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan semangat anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan insetif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang untuk tercapainya tujuan pengajaran.33 Kegiatan belajar anak didik tidak terlepas oleh seorang guru bagaimana caranya guru itu menciptakan atau memberikan motivasi dorongan terhadap anak didiknya agar tercapainya tujuan pembelajaran. Motivasi belajar itu dihayati, dialami, dan merupakan kekuatan mental pembelajar dalam belajar. Maka
32
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h.97-100 33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, h.169
34
dari itu dalam pembelajaran perlu adanya motivasi yang berupa dorongan untuk mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran. 4.
Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial a.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang termuat dalam kurikulum pendidikan di Indonesia mulai dari tingkatan dasar, menengah, hingga tingkat perguruan tinggi. Secara garis besar materi-materi yang terdapat dalam Pendidikan IPS berkenaan dengan kehidupan sosial dalam masyarakat. Berikut ini akan penulis uraikan secara mendalam tentang pendidikan IPS. Ilmu pengetahuan sosial adalah perpaduan dari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, budaya dan sebagainya yang ditujukan sebagai pembelajaran pada tingkat persekolahan.34 Beberapa ahli pendidikan di Indonesia juga mengemukakan pengertian IPS, berikut pengertian IPS menurut beberapa ahli; 1)
2)
34
Sistrunk Masson mengemukakan IPS sebagai suatu pengajaran yang membimbing seseorang ke arah menjadi warga Negara yang cerdas, efektif, produktif dan berguna bagi bangsa dan negara. 35 Kosasih Djahiri, IPS merupakan ilmu pengetahuan yang menggambungkan cabang-cabang ilmu sosial dengan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan dan aturan untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan.36
Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 3. 35 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 6. 36 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h.7
35
3)
Muhammad Nu‟man Somantri, Pendidikan IPS adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi, Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat dasar dan menengah. Dari penjelasan tentang IPS diatas dapat dikemukakan bahwa
IPS merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial secara umum yang ditarik menjadi mata pelajaran yang lebih simpel dan nyata berdasarkan keterkaitan dalam hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan menjadi lebih konkrit dan tidak sebatas pada kajian-kajian teoritis sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. b.
Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan IPS yaitu untuk membantu peserta didik dalam
menguasai, memahami, dan mengembangkan kemampuan yang berkaitan permasalahan sosial. Melalui IPS tersebut diharapkan peserta didik dapat berfikir secara rasional dan kritis dalam menanggapi isu-isu sosial dan membuat keputusan berdasarkan pada pengolahan informasi. Dengan demikian peserta didik dapat berpartisipasi sebagai warga Negara sesuai kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu untuk membelajarkan materi IPS yang dapat membantu peserta didik mengembangkan kemampuan membuat keputusan publik yang baik, diperlukan tenaga pendidik (guru atau dosen)
yang
memiliki
kemampuan
mengorganisasikan materi-materi tersebut.
dan
penguasaan
dalam
37
Menurut Etin Solihatin, pada dasarnya tujuan dari IPS adalah “untuk mendidik dan memberikan bekal kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan 37
Heni Waluyo Siswanto, Studi Efektivitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Vol. 17, 2011, h.155
36
lingkungannya sesuai kemampuan yang ada dalam diri siswa sendiri, serta memberikan pengalaman kepada siswa agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”.38 Mengenai tujuan dari pendidikan IPS, banyak para ahli yang mengkaitkannya dari berbagai sudut pandang kepentingan dan penekanan tersendiri. Seperti yang dikatakan oleh Gross bahwa tujuan dari IPS adalah untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupannya dimasyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society”.39 Dalam Kosasih Djahiri mengemukakan 5 tujuan pokok pendidikan IPS sebagai berikut: pertama membina siswa agar mampu memahami pengertian atau pengetahuan ilmu sosial. Kedua membina siswa agar mampu memahami dan menerapkan keanekaragaman keterampilan dalam ilmu-ilmu sosial. Ketiga membina dan mendorong siswa
untuk
memahami,
menghargai,
menghayati
adanya
keanekaragaman antar sesama. Keempat mengarahkan siswa kearah yang mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta mengembangkan nilai-nilai yang ada pada dirinya. Kelima membina siswa untuk keikutsertaan dalam berpartisipasi kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara.40 Berdasarkan definisi beberapa pendapat para ahli tentang tujuan pendidikan IPS, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai 38
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 15. 39 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 14. 40 Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI PRESS, 2006), h. 13
37
dengan bakat dan mampu memecahkan berbagai persoalan atau masalah-masalah sosial dalam kehidupan bermasyarakat. c.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial Karakteristik pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu
lain yang bersifat monolitik. IPS merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan IPS berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner. Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain: pertamaIPS merupakan gabungan dari unsurunsur sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, kewarganegaraan, bahkan juga bidang humaniora. Kedua standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur keilmuan sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu. Ketiga standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial. Keempat standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat dan pengelolaan lingkungan seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.41 Jadi, mata pelajaran IPS ini merupakan gabungan dari ilmuilmu sosial yaitu Sosiologi, Geografi, Sejarah, Ekonomi, Politik, dan sebagainya. Ilmu sosial ini mempelajari tentang kehidupan sosial dalam masyarakat seperti: budaya, bumi, perekonomian masyarakat, dan juga kejadian di masa lampau.
41
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta : Bumi Askara,2010) cet.2, h.174-175
38
B.
Hasil Penelitian yang Relevan Adapun beberapa penelitian terlebih dahulu yang telah meneliti
mengenai model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran diantaranya: 1.
Kusumastuti, mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar di Universitas Muria Kudus dengan skripsi yang berjudul,” Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”. Tujuan penelitian mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing dan menemukan peningkatkan hasil belajar
IPS
materi
Koperasi
dengan
diterapkannya
model
pembelajaran Snowball Throwing untuk meningkatkan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Karangbener Kecamatan Bae Kabupaten Kudus. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing menunjukan bahwa hasil dari prasiklus 59,10%, dan siklus I sebesar 72,72% siklus II mencapai 95,45%. Aktivitas guru dan siswa juga mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran. Aktivitas guru pada siklus I memperoleh persentase 67,9% dan siklus II persentase 83,68% terjadi peningkatan sebesar 15,79%, dengan kategori sangat tinggi. Aktivitas belajar siswa siklus I memperoleh persentase 70,5% dan siklus II 84,5% dengan kriteria sangat baik, terjadi peningkatan sebesar 14% sehingga keduanya dikategorikan Sangat Tinggi. Kesimpulan
penelitian
ini
yaitu
setelah
mengunakan
model
pembelajaran Snowball Throwing hasil belajar siswa meningkat dan pencapaian nilai KKM berhasil dengan baik, ini berarti pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing dalam pembelajaran IPS memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan hasil
39
belajar dan pemahaman siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. 42 2.
Ardin Siallagan, Dosen Pendidikan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED dengan tesis yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“. Penelitian PTK ini dilaksanakan di Bintang Bayu pada Tahun akademik 2010. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar dengan melihat keaktifan pada siklus I sebesar 70% dan keaktifan pada siklus II sebesar 85% dan Ketuntasan Klasikal pada siklus I sebesar 86 % dan ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 94%. Penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model yang efektif digunakan karena antara materi pelajaran dan model pembelajaran signifikan untuk digunakan.43
3.
Ni Made Ninik Susantini, mahasiswi jurusan pendidikan sejarah dengan skripsi yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014. Dari hasil penelitian tindakan kelasyang dilaksanakan sebanyak 2 siklusdan analisis yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Peningkatan motivasi dari siklus I ke siklus II adalah 195dengan rata-rata peningkatan mencapai 7,8.(2) Hasil belajar yang siswa adalah 1782 dengan rata-rata 71,28% dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai 48% pada siklus I. Terjadi peningkatan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II yakni dengan jumlah 2231
42
Kusumastuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”, Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak dipublikasikan 43 Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“, Tesis pada UNIMED, Serdang 2010, tidak dipublikasikan.
40
dengan rata-rata 89,24% dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai 100%.
(3)
Hasil
respons
siswa
terhadap
penerapan
model
pembelajaran kooperatif Snowball Throwing terjadi pada siklus I, respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing yaitu 887 dengan pencapaian rata-rata 35,48. Terjadi peningkatan respons siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada siklus II yaitu 969 dengan pencapaian rata-rata 38,68. Jumlah peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar 82 dengan pencapaian rata-rata sebesar 3,28. Berdasarkan hasil penelitian, maka jawaban dari hipotesis tindakan yaitu (1) Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi. (2) Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisiensehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi.44 C.
Kerangka Konseptual Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan perpaduan dari ilmu-ilmu sosial
secara umum yang ditarik menjadi mata pelajaran yang lebih simpel dan nyata berdasarkan keterkaitan dalam hubungan antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat, dan menjadi lebih konkrit dan tidak sebatas pada kajian-kajian teoritis sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Pada proses pembelajaran IPS di sekolah guru masih bersifat konvensional yaitu guru hanya menggunakan metode ceramah saja kurang bervariasi tidak menggunakan model pembelajaran yang menarik, sehingga membuat siswa kurang aktif dan tidak menyukai mata pelajaran IPS dikarenakan pembelajaran IPS di kelas membosankan. 44
Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014”, dipublikasikan.
41
Oleh karena itu dalam pembelajaran IPS guru harus menciptakan model pembelajaran yang menarik. Salah satu model pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan model Cooperative Learnig dengan tujuanuntuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Model Cooperative Learnig ini menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berfikir kritis, meningkatkan motivasi siswa, membentuk hubungan persahabatan, menimba informasi, membuat siswa menjadi lebih bertanggung jawab serta membantu siswa dalam menghargai pendapat orang lain. Tipe dari model Cooperative Learnig salah satunya adalah tipe Snowball Throwing. Tipe pembelajaran Snowball Throwing merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa berkreatifitas, membuat soal IPS dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh temannya dengan sebaik-baiknya. . Penggunaan tipe Snowball Throwing ini dalam pembelajaran IPS melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik dan juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas. Sehingga hasil belajar siswa juga akan lebih baik. Secara grafis, peneliti menggambarkan kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut: Penggunaan Model
Peningkatan Motivasi
Cooperative Learning tipe Snowball Throwing
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Belajar IPS Siswa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. B.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di SMP PGRI 1 Ciputat,
yang beralamat di Jl. Pendidikan No.30 Kode Pos 15411. Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Kabupatan Tangerang. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tanggal 11 September 2015 sampai dengan Februari 2016, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.
1
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1
42
43
Table 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan
Feb Sep
1.
Okt
Nov
Des
Jan
Penyerahan proposal pada Dosen
√
Pembimbing 2.
Penulisan BAB I-III
3.
Penyusunan Instrumen
4.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pengumpulan data wawancara
√ √ √
dan observasi 5.
Membuat Transkip
√ √ √
Wawancara 6.
Konsultasi hasil transkip wawancara
√ √ √ √ √
dan analisis data Bab IV 7.
Penulisan Laporan Penelitian/ Bab IV-V
√ √ √ √ √ √ √
44
C.
Sampel sumber data penelitian 1.
Sumber Data Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder: Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari pengumpulan informasi-informasi yang dilakukan secara langsung melalui wawancara dengan pihak terkait yakni, guru IPS kelas VIII dan siswa kelas VIII-4 yang terdiri dari 4 orang siswa perempuan dan 2 orang siswa lakilaki. Pengumpulan data primer dengan teknik wawancara bertujuan guna memperoleh
informasi
mengenai
penggunaan
model
Snowball
Throwingsebagai model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa. Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa berkas atau dokumen sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-pihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. adapun data berkas atau dokumen dalam penelitian ini berupa hasil belajar siswa untuk membuktikan
bahwa
motivasi
belajar
siswa
meningkat
setelah
menggunakan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran. 2.
Sampel Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah individu yaitu guru
IPS kelas VIII dan siswa kelas VIII-4. Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.2Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti tanyakan kepada partisipan. Partisipan
penelitian
yang
menjadi
narasumber
penelitian
iniberjumlah 7 (tujuh) orang, yang terdiri dari 1 (satu) guru IPS dan 6 (enam) orang siswa kelas VIII-4 yaitu 4 orang siswa perempuan dan 2 orang 2
Sugiyono, op.cit.,h. 53-54.
45
siswa laki-laki. Keenam orang siswa tersebut dipilih dengan alasan karena siswa perempuan lebih aktif dibandingkan dengan siswa laki-laki. Selain itu mereka jugalebih mengetahui, mengamati dan merasakan langsung ketika model Snowball Throwing diterapkan pada saat pembelajaran IPS di dalam kelas, sehingga peneliti dapat mengumpulkan informasi lebih jelas dan mendalam. Hal ini dilihat dari motivasi belajar IPS siswa dengan menggunakan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran. D.
Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri.3Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan tehadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya. Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara. Peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan data, analisis data dan membuat kesimpulan. E.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan 3
Sugiyono, op.cit., h.59
46
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.
Wawancara Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan
dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data.4 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data.5 Wawancara pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 40-60 menit. Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh narasumber dalam bentuk transkip wawancara. Selanjutnya, tahap terakhir member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil wawancara yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan nara sumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya. Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah 7 (tujuh) orang yaitu, terdiri dari 1 (satu) guru IPS kelas VIII, dan 6 (enam) siswa kelas VIII-4 yang akan diambil adalah dari perwakilan 3 (tiga) siswa yang bernilai tinggi dan 3 (tiga) siswa yang bernilai rendah.
4 5
Ibid., h. 263 Sugiyono, op.cit., h.129.
47
2.
Dokumentasi Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang
diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil wawancara. 6 Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa foto-foto pada saat pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan model Snowball Throwing, transkip hasil wawancara, dan nilai siswa dari hasil belajar setelah menggunakan model Snowball Throwing untuk mengetahui perubahan motivasi belajar IPS pada siswa. F.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.7 Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1.
Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2.
Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data. dalam penlitian
kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik dan
sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
6 7
Ibid., h. 74 Ibid., h. 89
48
3.
Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.8 Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang ada sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional dengan perilaku altruisme pada mahasiswa.
G.
Rencana Penguji Keabsahan Data Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan pada uji
validitas dan reliabilitas.9 Pada penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi dan meningkatkan ketekunan.10Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.
Triangulasi Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber
data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sumber yang berbeda.11 Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan observasi, 8
Ibid., h. 92 Ibid., h. 117 10 Ibid., h. 117 11 Idid., h. 125 9
49
observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan. 2.
Meningkatkan ketekunan Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.12 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. 3.
Member Check Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan dengan
cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data,13 yaitu mendiskusikan kembali dengan guru IPS kelas VIII dan 6 orang siswa kelas VIII-4. Namun, jika data yang diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu mengadakan diskusi kembali, sehingga adanya kesepakatan antara peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka akan terwujud kepercayaan data penelitian.
12 13
Ibid., h. 124 Ibid., h. 129
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Pendahuluan Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara terstruktur,
sebagai bentuk pengumpulan data dan informasi-informasi dengan narasumber. Hasil penelitian berasal dari analisis data dari wawancara dan dokumentasi. Partisipan yang menjadi narasumber terdiri dari satu guru IPS kelas VIII dan enam siswa kelas VIII-4. Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana hasil penelitian penggunaan model Snowball Throwing untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat. B.
Profil Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat Pada profil sekolah peneliti akan membahas tentang sejarah singkat SMP
PGRI 1 Ciputat, visi dan misi SMP PGRI 1 Ciputat, guru dan karyawan SMP PGRI 1 Ciputat, siswa SMP PGRI 1 Ciputat, sarana dan prasarana SMP PGRI 1 Ciputat. Berikut adalah profil sekolah SMP PGRI 1 Ciputat:1 SMP PGRI 1 Ciputat yang beralamat di Jl. Pendidikan No.30, Ciputat. Pada awalnya lulusan Sekolah Dasar/sederajat yang berada di lingkungan Ciputat yang hendak melanjutkan ke SMP negeri/umum sebagian besar harus ke wilayah DKI Jakarta, terutama wilayah Jakarta Selatan. Sedangkan pada waktu itu di kecamatan Ciputat, SMP yang ada baru SMP swasta yaitu SMP Muhammadiyah 17, SMP Islamiyah dan Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta. Dengan didorong semangat yang luhur maka guru-guru SMP Negeri 87 Jakarta (Pondok Pinang) yang dipelopori oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara,
1
Profil SMP PGRI 1 Ciputat
50
51
Bapak A. Mursyidi, B.A. dan Bapak S. Danuwardoyo serta Bapak R.A. Sakri Gandadipura (Kepala Sekolah kelas pembangunan) yang berdiri tahun 1970 tetapi hingga akhir 1974 siswanya semakin berkurang hanya satu kelas kecil. Maka beliau berempat sepakat untuk mendirikan Sekolah Menengah Pertama Persiapan (SMPP) pada tahun 1975 yang selanjutnya berubah menjadi Sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) dengan Kepala Sekolah yang pertama yaitu Bapak R.A. Sakri Gandadipura. Pendirian Sekolah Menengah Pertama Persatuan Guru Republik Indonesia (SMP PGRI Ciputat) mendapat restu dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Ciputat (Bapak Djahera). Beliau ikut membantu pendirian Sekolah Menengah Pertama tersebut. Hari jadi SMP PGRI 1 Ciputat ditetapkan pada tanggal 1 Januari 1975. Pada periode pertama (1975), jumlah murid yang diterima di SMP PGRI 1 Ciputat berjumlah kurang lebih 25 orang dan pada pertengahan tahun bertambah 10 orang menjadi 35. Pada periode kedua (1976) siswa kelas VII berjumlah 58 orang, dan siswa kelas VIII berjumlah 39 orang. Pada periode ketiga (1977) siswa kelas VII berjumlah 107 orang dan siswa kelas VIII berjumlah 56 orang dan siswa kelas IX berjumlah 38 orang. Pada periode keempat (1978) SMP PGRI 1 Ciputat menerima pendaftaran sebayak 128 orang atas perintah dari Bapak R.A. Sakri Gandadipura.2 Pada periode kelima (1978) siswa kelas VII berjumlah 128 orang, siswa kelas VIII berjumlah 107 orang dan siswa kelas IX berjumlah sebanyak 51 orang, dan ujian akhir menggabung atau menginduk ke SMP Negeri Ciledug. Kemudian pada tahun 1979-1980 siswa kelas VII berjumlah 156 orang, siswa kelas VIII berjumlah 125 orang dan siswa kelas IX berjumlah 101 orang. Jumlah seluruh siswa sebanyak 382 orang dan ujian akhir kelas IX menggabung dengan SMP Negeri 1 Ciputat yang di kepalai oleh Bapak Drs.Wanhar S.
2
Profil SMP PGRI 1 Ciputat
52
Pada tahun 1992 status SMP PGRI 1 Ciputat berubah dari DIAKUI menjadi DISAMAKAN dengan nomor: 876/I.02/Kep/I/1982 dan diakreditasi ulang pada tahun 1999 dengan nomor: 16581a/I.02/Kep/1999, sampai sekarang. Pada saat didirikan SMP PGRI 1 Ciputat tersebut hanya mempunyai sarana gedung yang terdiri dari 3 lokal yang terletak diatas tanah seluas 0.25 hektar atas wakaf dari Bapak Brigjen Suhardjono. Kemudian pada tahun pelajaran 1979/1980 terjadi pergantian kepemimpinan yakni Kepala Sekolah yang baru dari Drs. Sukandi Kuswara. Adapun Bapak Gandadipura mendapat tugas baru menjadi Kepala Sekolah Dasar Negeri Jurang Mangu di Desa Sawah Lama Kecamatan Ciputat. Sejak kepemimpinan yang baru Bapak Drs. Sukandi Kuswara maka pembangunan lokal terus bertambah, minimal setiap tahun 1 lokal sesuai dengan perkembangan sekolah. Kemudian terjadi pergantian kepemimpinan setelah kurang lebih 20 tahun, dan diserahkan terimakan pada tanggal 14 Desember tahun 2000 oleh Bapak Drs. Sukandi Kuswara kepada Bapak Cartam, S.Pd., M.Pd. yang disahkan oleh ketua YPLP PGRI Propinsi Jawa Barat. Visi SMP PGRI 1 Ciputat adalah lembaga pendidikan yang berlandaskan Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang mampu membentuk peserta didik berakhlak mulia, kreatif, dan unggul dalam Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah yang menginginkan menjadi sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya. Keunggulan yang ingin dicapai dalam visi tersebut adalah sebagai berikut: unggul dalam pengembangan kurikulum, unggul dalam proses pembelajaran, unggul dalam model pembelajaran, unggul dalam kelulusan, unggul dalam sarana prasarana pendidikan, unggul dalam kelembagaan sekolah, unggul dalam manajemen sekolah, unggul dalam prestasi akademik maupun unggul dalam prestasi non-akademik dan unggul dalam IMTAQ. Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah dan tujuan yang jelas.3
3
www.smppgri1cpt.sch.id
53
Adapun misi tersebut merupakan jembatan dari tujuan SMP PGRI 1 Ciputat yakni: Pertama, menyiapkan generasi muda yang menguasai pengetahuan dan teknologi dengan landasan iman dan taqwa. Kedua, meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampilan dan berbudi luhur. Ketiga, menjadi lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.4 Guru di SMP PGRI 1 Ciputat pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 44 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, 20 orang guru tetap, dan 12 orang guru honorer. Adapun rinciannya sebagai berikut: 4 orang guru mengajar Bahasa Indonesia, 2 orang guru mengajar PKN, 2 orang guru mengajar IPA, 2 orang guru mengajar Fisika, 5 orang guru mengajar IPS, 3 orang mengajar Bahasa Inggris, 3 orang mengajar Matematika, 2 orang mengajar Pendidikan Agama Islam, 3 orang guru mengajar Seni Budaya, 2 orang guru mengajar Penjaskes, 1 orang guru mengajar TIK, 1 orang guru mengajar BTQ, 1 orang guru mengajar Tata Busana, dan 1 orang guru mengajar Bimbingan Konseling (BK). Karyawan SMP PGRI 1 Ciputat terdapat 9 orang karyawan yang terdiri ketua Tata Usaha, 4 orang staf Tata Usaha, 2 orang staf dapur dan 2 orang staf kebersihan. Siswa di SMP PGRI 1 Ciputat tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 1091 siswa. Adapun rinciannya yaitu siswa kelas VII berjumlah 360 orang, siswa kelas VIII berjumlah 360 orang, dan siswa kelas IX berjumlah 371. Keadaan sarana dan prasarana SMP PGRI 1 Ciputat terdiri dari: ruang belajar 25 lokal, ruang kepala sekolah, ruang Tata Usaha, ruang perpustakaan, ruang labotarium, ruang kesenian, labotarium komputer, WC siswa, WC guru, WC kepala sekolah dan musholah.
4
www.smppgri1cpt.sch.id
54
C.
Informasi Partisipan Dalam penelitian ini jumlah partisipan sebanyak 7 orang yang terdiri
dari: 1 guru IPS kelas VIII, dan 6 siswa kelas VIII-4. Keenam siswa tersebut terdiri dari 4 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki. Informasi partisipan penelitian dijabarkan pada bab ini agar pembaca dan penguji dapat memahami situasi dan hasil penelitian. Pada penelitian kualitatif kesimpulan penelitian tidak bisa disamakan, oleh karena itu siapa yang diwawancarai dan kapan diwawancarai itu sangat penting karena kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda dari setiap orang yang diwawancarai maupun jika dilakukan dengan waktu yang berbeda dan mewawancarai orang yang berbeda. Informasi partisipan yang telah peneliti wawancarai adalah sebagai berikut: Partisipan SR adalah seorang guru IPS yang lahir di Jakarta pada 19 April 1975, selain menjadi guru IPS guru SR juga menjabat sebagai koordinator perpustakaan di SMP PGRI 1 Ciputat, beliau kurang lebih sudah 15 tahun mengajar mata pelajaran IPS di sekolah ini. Sebelum menjadi guru beliau sudah menyelesaikan pendidikan S1 di STKIP PGRI Jakarta pada tahun 2003 dengan mengambil jurusan Sejarah. Setelah itu beliau juga melanjutkan pendidikan S2 di Unindra Jakarta pada tahun 2012. Guru SR ini hobinya itu menyanyikan lagu-lagu pop maupun dangdut. Beliau mempunyai tiga orang anak dan dua orang cucu. Guru SR ini mengajar lima kelas yaitu kelas VIII-1 sampai dengan kelas VIII-5. Selain mengajar IPS di SMP PGRI 1 Ciputat guru SR ini juga mengajar di sekolah lain yaitu di Madrasah Aliyah Ciputat. Partisipan DK adalah siswi yang lahir di Pemalang, pada tanggal 22 Oktober 1999. Partisipan DK ini merupakan anak satu-satunya, dia tidak mempunyai kakak maupun adik. Partisipan DK ini mempunyai hobi bernyanyi dan juga baca novel. Partisipan DK adalah siswa yang pintar dan aktif, hal tersebut terlihat dari cara DK berbicara dan menjawab pertanyaan pada saat peneliti mewawancarainya. Dari keaktifan yang terlihat pada saat wawancara dia
55
pun memiliki motivasi belajar yang tinggi pada saat belajar di dalam kelas itu terbukti dari hasil belajarnya yang tinggi dan dia pun mendapatkan ranking di kelasnya. Tetapi DK ini tidak mengikuti kegiatan apapun di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah. Partisipan NH adalah siswi yang lahir di Pekanbaru pada tanggal 11 Desember 2001. Partisipan NH adalah anak kedua dari dua bersaudara. Partisipan NH ini tidak pernah telat ke sekolah, ia selalu datang ke sekolah tepat waktu. Partisipan NH mempunyai hobi berenang, selain kegiatan di sekolah NH juga mempunyai kegiatan di luar sekolah yaitu les Matematika setiap sabtu dan minggu. Partisipan NH adalah siswi yang sopan dan malu, saat dia menyapa peneliti sebelum diwawancara dengan mengucapkan salam, tetapi motivasi belajar dia tidak tinggi namun dia memiliki minat belajar yang bagus. Partisipan NH ini juga termasuk siswi yang mudah beradaptasi kepada orang yang baru dikenal, hal ini terlihat dari sikap partisipan yang tidak canggung saat wawancara berlangsung, hasil belajar IPSnya kurang baik dan nilainya masih di bawah KKM. Partisipan PR adalah siswi yang lahir di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2001. Partisipan PR ini adalah anak pertama dari dua bersaudara. Partisipan PR ini asalnya dari Padang dan Sulawesi. PR ini mempunyai hobi menyanyi. Dia biasanya suka menyanyikan lagu sedih. Partisipan PR mengaku sering di hukum karena telat datang ke sekolah. Partisipan PR ini siswi yang aktif dan memiliki motivasi belajar yang baik, hal ini dilihat dari cara berbicaranya saat diwawancara. Partisipan PR ini hasil belajarnya bagus terlihat dari nilai ulangan harian yang mencapai KKM dan dia pun selalu mendapatkan ranking di kelasnya. Selain itu dia juga memiliki kemampuan berorganisasi yang bagus dan di sekolah PR terlibat dalam OSIS jabatannya sebagai wakil bendahara OSIS. Partisipan OA adalah siswi yang lahir di Lampung pada tanggal 14 Oktober 2002. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Partisipan OA ini hobinya bermain basket. Partisipan OA adalah siswa yang pintar, aktif dan ceria, hal tersebut terlihat dari cara dia bertemu peneliti dengan tersenyum dan pada saat
56
menjawab pertanyaan wawancara dia mengeluarkan candaannya. OA adalah siswa yang aktif dalam berorganisasi. Jabatan OA di OSIS sebagai anggota Ketuhanan Yang Maha Esa, seperti: rohis dan kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan. Partisipan OA ini memiliki motivasi belajar yang tinggi dilihat dari hasil belajarnya yang mencapai KKM dan dia juga mendapatkan juara umum di kelasnya. Partisipan MR adalah siswa yang lahir di Pekalongan pada tanggal 19 Januari 2002. Partisipan MR adalah anak kedua dari dua bersaudara. Partisipan MR hobinya bermain futsal. Partisipan MR adalah siswa yang sopan, ramah, yang suka cari perhatian namun kurang percaya diri, hal tersebut terlihat pada saat dia menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu. Partisipan MR adalah termasuk siswa yang kurang memiliki motivasi belajar yang tinggi, hal tersebut terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dimana partisipan MR hanya diam saja saat guru mengajukan pertanyaan kepada partisipan. Namun MR memiliki aktivitas di luar sekolah yaitu bermain Hadroh. Dengan ini hadroh adalah alat kesenian yang berasal dari Arab yang bernuansa Islami. Partisipan MR sering tampil dengan teman-temannya ketika ada perlombaan dan acara apapun di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Partisipan FR adalah siswa lahir di Jakarta pada tanggal 13 Juni 2002, dia berasal dari Magelang. FR mempunyai hobi bermain futsal. Partisipan FR ini anak terakhir dari tiga bersaudara, dan FR ini ke sekolah selalu mengendarai motor. Partisipan FR adalah siswa yang malu dan sopan, hal ini terlihat pada saat FR bertemu dengan peneliti dengan memberikan salam. Partisipan FR adalah siswa yang memiliki motivasi belajar yang kurang baik hal itu dibuktikannya pada hasil belajar yang di bawah KKM. Dari data partisipan diatas, diketahui bahwa setiap partisipan itu memiliki karakter, tempat tanggal lahir, umur, asal, hobi, motivasi, dan hasil belajar yang berbeda. Adapun partisipan yang diwawancarai yaitu: 1 guru IPS kelas VIII yang diwawancarai yaitu guru SR, beliau mengajar 5 kelas yang berbeda. Selain itu
57
siswa yang diwawancarai sebanyak 6 siswa yang masing-masing memiliki motivasi belajar dan hasil belajar yang berbeda. Keenam siswa ini terdiri dari 3 siswa yang hasil belajarnya tinggi dan 3 siswa yang hasil belajarnya rendah. Maka alasan peneliti memilih siswa tersebut karena peneliti beranggapan bahwa siswa yang memiliki nilai tertinggi juga memiliki motivasi yang tinggi, dan siswa yang memiliki nilai rendah memiliki motivasi yang rendah. D.
Paparan Data Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian
terkait
dengan
permasalahan
yang
telah
dirumuskan,
yaitu
mendeskripsikan bagaimana penggunaan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas VIII-4 di SMP PGRI 1 Ciputat. Disini peneliti akan memaparkan bagaimana partisipan menjawab pertanyaan pada saat diwawancara. Pada wawancara dengan guru terdapat lima belas pertanyaan, dan pada wawancara dengan siswa terdapat lima belas pertanyaan. Hasil wawancara lalu peneliti buatkan transkrip kemudian transkip tersebut peneliti analisa dengan cara mereduksi data, menyajikan data atau menyimpulkan data. Data yang di reduksi adalah informasi yang tidak berhubungan dengan penelitian. Setelah itu peneliti baru bisa menyimpulkannya secara deskriptif dan juga penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian, dan bagaimana data tersebut menjawab penelitian. Untuk membuat paparan hasil lebih mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti membagi pembahasan menjadi tiga bagian, yaitu: pertama pendapat guru mengenai bagaimana model Snowball Throwing mempengaruhi motivasi belajar siswa, kemudian pendapat siswa mengenai hal yang sama, dan terakhir adalah data tambahan yang menunjukkan bagaimana pengaruh model pembelajaran ini pada hasil belajar siswa.
58
1.
Pendapat Guru Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Guru SR menjelaskan bagaimana model Snowball Throwing
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Beliau memulainya dengan menjelaskan bagaimana persiapan materi dan RPP pembelajaran membuat siswa belajar lebih mudah. Kemudian dia menjelaskan pengalamannya menggunakan model pembelajaran selama ini. Beliau memaparkan bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dihadapi ketika menggunakan model pembelajaran yang lama. Terakhir dia mendeskripsikan bagaimana pembelajaran menggunakan Snowball Throwing dapat membuat siswa menjadi lebih aktif di kelas dan membuat pengajaran dan pembelajaran menjadi lebih efektif. a.
Persiapan RPP dan Materi Membuat Siswa Belajar Lebih Mudah Guru SR mengatakan bahwa dia mempersiapkan RPP dan
materi pengajaran dan pembelajaran sebelum masuk ke kelas. Beliau menjelaskan agar proses pengajaran dan pembelajaran di kelas berjalan dengan baik, maka dia membuat persiapan terlebih dahulu. Materi dan RPP diharapkan dapat membantu berjalannya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat. Selain itu, guru juga mempersiapkan buku paket, LKS dan gambar-gambar. Semua ini dilakukan agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan dan siswa menjadi lebih semangat untuk belajar. Berikut adalah kutipan mengenai bagaimana dia mempersiapkan kelasnya: Sebelum pembelajaran berlangsung di kelas saya terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan saya ajarkan kepada murid-murid, perangkat pembelajaran seperti RPP dan tidak lupa beberapa sumber tambahan materi mengajar selain dari buku paket dan LKS tersebut. Nah kalau sekiranya perlu gambar-gambar untuk contoh, saya juga akan mempersiapkan gambar-gambar tersebut. Setelah semua sudah dipersiapkan barulah saya terlebih dahulu absen anak-anak, tidak lupa sebelum pembelajaran di mulai saya berikan apersepsi kepada siswa
59
tentang materi yang akan dibahas dengan mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa merasa termotivasi untuk belajar.5
Pada pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing, peneliti yang bertindak sebagai guru juga mempersiapkan materi dan RPP, adapun cara yang dilakukan peneliti sebagai berikut:
Mempersiapkan RPP dan menentukkan materi yang akan dibahas.
Mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk penerapan model Snowball Throwing.
Menjelaskan
langkah-langkah
dari
model
pembelajaran
Snowball Throwing kepada seluruh siswa.
Merencanakan
pembagian
siswa
dalam
kelompok
serta
menentukkan setiap ketua kelompoknya.
Perencanaan ini dilakukan oleh peneliti dengan tujuan agar siswa
tidak
merasa
bingung
dan
kesulitan
belajar
dengan
menggunakan model Snowball Throwing pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan seseuai dengan tujuannya. b.
Perubahan Model Pembelajaran Untuk Mempermudah Siswa Belajar Agar memperoleh gambaran yang mendalam mengenai
model pembelajaran di kelas sebelumnya, sehingga bisa dibandingkan dengan penggunaan model Snowball Throwing, maka peneliti meminta guru SR untuk menceritakan bagaimana model pembelajaran yang biasanya digunakan pada saat pembelajaran IPS di kelas. Beliau menceritakan bahwa model pembelajaran konvesional yang biasanya digunakan guru ketika mengajar IPS di kelas yaitu seperti ceramah
5
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
60
dengan menjelaskan materi di depan. Guru juga terkadang menggunakan media dengan memutar film-film sejarah, hal ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui kejadian yang terjadi dimasa lampau, dan membuat siswa mengenal dan mengingat para pahlawanpahlawan yang sangat berjasa, sehingga siswa menjadi lebih memahami dan mengerti materi yang sudah dijelaskan. Berikut adalah kutipan mengenai model pembelajaran yang biasa guru SR gunakan: Model pembelajaran yang sering saya terapkan di kelas ketika mengajar saya menggunakan model pembelajaran seperti guru-guru lainnya, yaitu presentasi, ceramah, kadang ya nonton film dengan menyesuaikan saja dengan materi pembahasan. Heemmm… menurut saya dengan metode tersebut cukup sederhana akan tetapi dalam pencapaian hasil belajar lebih baik, dan juga ketika menggunakan model tersebut saya lebih bisa tau mengenai perkembangan belajar murid saya dan juga tau bagaimanakah murid-murid saya termotivasi belajarnya dengan model tersebut. 6
Guru
SR
menjelaskan
mengenai
efektivitas
proses
pembelajaran IPS di kelas dengan model pembelajaran yang biasa digunakan. Beliau berkata bahwa model pembelajaran yang biasa guru SR gunakan di kelas masih belum begitu efektif, karena masih ada saja siswa yang sibuk mengobrol sendiri, siswa yang mengantuk, dan masih ada siswa yang tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. Hal ini membuktikan bahwa guru SR ini perlu adanya modelmodel pembelajaran yang lebih menarik dan lebih kreatif lagi sehingga tidak membuat siswa merasa mengantuk dan bosan ketika pembelajaran IPS berlangsung. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan guru SR, berikut kutipan hasil wawancara: Menurut saya proses pembelajaran di kelas masih kurang begitu maksimal (berpikir sambil memegang kertas). Karna pada saat pembelajaran di kelas masih saja terkadang ada anak yang sibuk ngobrol sendiri, ada yang tidak mendengarkan, ada juga yang tidur di kelas. Model pembelajaran yang saya gunakan pun belum terlalu efektif. Maka dari itu saya perlu adanya model-model pembelajaran lain yang bisa
6
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
61
membuat murid-murid tidak cepat merasa bosan dan memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.7
lebih
Guru SR menjelaskan tentang kesulitan yang dialami guru selama proses pembelajaran IPS di kelas. Kesulitan-kesulitannya antara lain yaitu masih ada siswa yang kurang aktif, siswa yang suka mengobrol dan minimnya minat siswa untuk belajar membaca buku. Selain itu kesulitan lainnya yaitu masih saja ada siswa yang tidak fokus dan bercanda dengan teman sebangkunya. Hal seperti ini yang terkadang membuat guru marah, karena ketika guru sedang menjelaskan materi masih saja ada siswa yang tidak memperhatikan dan masih ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan. Disinilah kesulitan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Berikut adalah pernyataan mengenai kesulitan yang dialami guru SR di kelas: Kesulitan yang saya alami sepertinya sama dengan yang guru-guru lain alami. Kesulitannya sih ketika mengajar di kelas seperti murid yang kurang aktif, lalu sukanya mengobrol dan kurangnya niat siswa dalam membaca sebelum belajar seperti malamnya membaca dahulu materi pelajaran besok paginya, kesulitan lain dalam teknis mengajar yaitu murid yang suka bercanda dengan temannya. Terkadang saya sudah menjelaskan capek-capek bahkan sampai berulang-ulang tapi pada saat ditanya murid masih saja tidak bisa menjawab. Disitu terkadang rasanya saya ingin marah, tapi anak-anak jaman sekarang sama sekali tidak bisa dimarahi, dihukum pun mereka tidak akan merasa jera (ekspresi wajah heran).8
Guru SR berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi ketika proses pengajaran dan pembelajaran berlangsung. Maka untuk mengatasi masalah siswa yang kurang aktif pada saat pembelajaran IPS berlangsung di kelas yaitu biasanya setelah guru menjelaskan materi di depan dia langsung memberikan pertanyaan ke siswa untuk melihat apakah siswa sudah memahami dan mengerti materi yang sudah disampaikan guru. Selain itu untuk mengatasi kesulitan lain seperti siswa yang suka mengobrol, dan siswa yang suka bercanda biasanya dengan memindahkan posisi tempat duduknya agar 7 8
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
62
siswa menjadi lebih fokus dan memperhatikan penjelasan guru. Guru SR terkadang juga memberi hukuman maupun penghargaan kepada siswa. Semua ini dilakukan agar siswa merasa terdorong untuk menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat. Cara-cara seperti itulah yang biasa guru SR lakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini ditunjukkan oleh pernyataan guru SR pada saat diwawancarai sebagai berikut: Heemmm (berpikir)... cara mengatasi masalah tersebut yah beberapa cara saya lakukan, diantaranya saya biasanya setelah menjelaskan suka langsung melemparkan pertanyaan kepada murid-murid, memindahkan posisi tempat duduk siswa, misalkan siswa yang suka mengobrol dibelakang saya pindahkan ke depan supaya dapat memperhatikan, misalkan siswa yang sukanya bercanda dipojok saya pindahkan ke tengah, dan buat yang sulit untuk diatur saya beri pertanyaan terus supaya dia dapat memperhatikan, jika tidak bisa maka saya kasih hukuman ringan, Setelah itu bagi murid yang bisa menjawab saya biasanya janjiin mereka untuk memberi hadiah. Hadiah yang sering saya berikan berupa nilai tapi kadang juga saya berikan hadiahnya berupa nilai, makanan atau berbentuk barang juga agar siswa merasa termotivasi untuk berlombalomba menjawab pertanyaan itu dengan mengharapkan hadiah yang akan saya berikan pada saat pembelajaran di kelas.9
c.
Model Snowball Throwing Membuat Interaksi Di Kelas Lebih Dinamis, Siswa Lebih Aktif Dan Pembelajaran Lebih Efektif Guru SR mengawalinya dengan menjelaskan tentang model
pembelajaran Snowball Throwing di kelas. Beliau mengatakan bahwa model pembelajaran seperti ini merupakan model pembelajaran yang menggunakan bola yang berisi pertanyaan dan bola tersebut dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya, kemudian siswa yang mendapatkan bola tersebut dialah yang harus menjawab pertanyaan yang ada di dalam bola tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR pada saat wawancara sebagai berikut: Yang kemarin kamu terapin itu yah kan, yang saya ketahui (menganggukangguk)... model pembelajaran Snowball Throwing ini. Heemmm 9
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
63
(berpikir)... merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran ini bersifat kerja kelompok dengan mendiskusikan dan membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas, lalu pertanyaan itu dibentuk seperti bola kemudian bola itu dilempar dari siswa satu ke siswa lainnya, kemudian murid atau kelompok yang terkena lemparan bola dialah yang harus menjawab pertanyaan yang berbentuk bola itu.10
Guru SR menceritakan pendapatnya ketika memperhatikan peneliti menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing. Beliau berpendapat bahwa model pembelajaran Snowball Throwing ini merupakan model pembelajaran yang sangat kreatif, dan inovatif. Model pembelajaran ini sangat menarik perhatian siswa sehingga membuat siswa menjadi lebih fokus, aktif, tidak membuat siswa bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini seperti yang dikatakan oleh guru SR pada saat diwawancarai sebagai berikut: Heemmm (berpikir)... sebelumnya saya belum pernah mempunyai pengalaman mengajar dengan menggunakan model Snowball Throwing ini ketika pembelajaran IPS berlangsung di kelas, tetapi pengalaman saya ketika membaca dari buku saja dan melihat anda menerapkan model pembelajaran ini sangat luar biasa dan cukup memuaskan (tersenyum). Menurut saya model Snowball Throwing tersebut cukup inovatif, kreatif dan juga cukup bisa membuat siswa jadi lebih aktif di kelas. Bahkan murid yang biasanya pada saat belajar IPS ngantuk itu mereka jadi serius mendengarkan materi dan memahaminya, lebih perhatian terhadap materi pelajaran, mereka diharuskan untuk dapat cepat memahami dan menyimak pelajaran tersebut. 11
Guru SR
menyampaikan opininya
tentang efektifitas
pembelajaran IPS dengan menggunakan model Snowball Throwing di kelas. Menurut beliau model pembelajaran Snowball Throwing ini sudah sangat efektif, hal ini dilihat dari antusias siswa pada saat model ini diterapkan dalam proses pembelajaran IPS di kelas. Ketika pembelajaran berlangsung siswa menjadi lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan benar. Model seperti ini memberikan cara-cara baru untuk guru IPS dalam mengajar di kelas.
10 11
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
64
Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR pada saat diwawancarai sebagai berikut: Menurut saya keefektifan model pembelajaran Snowball Throwing ini sudah sangat efektif (sambil memegang HP). Karena saya melihatnya siswa itu sangat antusias sekali ketika model ini digunakan dalam pembelajaran IPS, siswa juga jadi lebih aktif dalam bertanya dan siswa saling berupaya untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan secara benar dan juga tepat. Mereka juga lebih memperhatikan pada saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ketika melihat anda menerapkannya saya cukup dapat cara-cara baru lagi dalam menerapkan model tersebut, untuk pembelajaran IPS di kelas (mengangguk dan tersenyum).12
Guru SR mendeskripsikan tentang keadaan siswa di dalam kelas ketika proses pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing. Keadaan siswa di kelas pada saat model pembelajaran Snowball Throwing ini digunakan, siswa menjadi lebih aktif, lebih semangat, siswa menjadi mudah diatur, dan siswa menjadi lebih menyimak apa yang sudah dijelaskan guru sehingga siswa menanti pertanyaan yang akan didapat. Berikut adalah pernyataan mengenai keadaan siswa di kelas pada saat pembelajaran: Heemmm (berpikir)... keadaan siswa dalam kelas siswa di kelas jadi lebih aktif, dan siswa juga jadi lebih memperhatikan ketika guru menjelaskan materi di depan kelas. Karena dengan model ini siswa jadi lebih semangat dan seru, kalo kata anak-anak sih deg-degan nanti bakal dapet pertanyaan apa nantinya. Jadi mereka sebisa mungkin mengerti dan paham semua materi IPS yang sudah dipelajari (tersenyum sambil menggerakkan kaki).13
Guru
SR
memaparkan
tentang
manfaat
dari
model
pembelajaran Snowball Throwing. Adapun manfaatnya adalah model pembelajaran ini dapat menumbuhkan rasa kerjasama antar siswa dalam berdiskusi, membuat semangat siswa untuk rajin belajar, membuat siswa menjadi lebih aktif, membuat siswa menjadi lebih mudah memahami materi IPS dan membuat hasil belajar IPS siswa
12 13
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
65
meningkat. Berikut adalah pernyataan mengenai manfaat dari model pembelajaran Snowball Throwing: Seperti yang telah saya bicarakan, manfaatnya cukup banyak, siswa lebih aktif, jadi lebih rajin untuk belajar, lebih semangat dan lebih merasa kompak dengan teman sekelompoknya. Nilai-nilai mereka pun jadi lebih meningkat, mereka juga jadi lebih paham pada pelajaran IPS. 14
Guru SR menjelaskan tentang hubungan model pembelajaran Snowball Throwing dengan motivasi belajar IPS siswa di kelas. Menurut beliau bahwa motivasi belajar siswa lebih meningkat setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Hal ini terlihat dari rasa ingin tahu siswa yang tinggi, siswa menjadi lebih berani bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya, siswa juga sangat antusias hingga menantikan model Snowball Throwing diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas, dan hasil belajar IPS siswa yang meningkat. Berikut adalah pernyataan mengenai hubungan model Snowball Throwing dengan motivasi belajar IPS siswa: Heemmm (mata melirik ke kiri)... hubungan model pembelajaran Snowball Throwing ini dengan motivasi belajar siswa siswa sangat tinggi, sangat antusias sekali hingga siswa menanti kapan model Snowball Throwing ini digunakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung di dalam kelas. Karena dengan model pembalajaran ini siswa jadi lebih rajin untuk belajar dan rasa ingin tahunya jadi lebih tinggi, terlebih dengan melihat hasil pencapaian dari pembelajaran tersebut yang cukup mengesankan karena begitu signifikan kenaikan pencapaian dalam penguasaan materi pelajaran IPS tersebut.15
Guru SR memaparkan tentang perubahan siswa di kelas setelah digunakan model Snowball Throwing. Beliau mengatakan bahwa adanya perubahan positif ketika model Snowball Throwing ini digunakan pada saat pembelajaran IPS. Perubahan siswa di kelas yaitu siswa menjadi lebih fokus, siswa menjadi lebih rajin untuk mencatat, siswa menjadi lebih berani bertanya materi yang belum dipahaminya dan siswa menjadi lebih berani dalam mengungkapkan pendapatnya. 14 15
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
66
Berikut
adalah
kutipan
mengenai
perubahan
siswa
setelah
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing: Perubahan siswa yang paling terlihat yaitu siswa jadi lebih memperhatikan pada saat guru menjelaskan, mereka juga jadi lebih rajin untuk mencatat, siswa jadi lebih berani ketika bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, dan mereka pun berusaha untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Perubahan yang seperti ini terjadi ketika model Snowball Throwing diterapkan pada saat pembelajaran IPS berlangsung sangat menimbulkan perubahan yang positif untuk siswa (tersenyum).16
Guru SR menjelaskan tentang keaktifan dan respon siswa di kelas terhadap model pembelajaran Snowball Throwing. Berdasarkan hasil paparan beliau, bahwa respon siswa terlihat sangat bagus dalam menerima pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Dengan model pembelajaran ini siswa terlihat sangat antusias, siswa menjadi lebih aktif dan siswa menjadi lebih berusaha untuk dapat menjawab pertanyaan. Berikut adalah kutipan mengenai respon siswa setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing: Heemmm (berpikir)... respon siswa sangat bagus dilihat dari antusias mereka dalam menerima pelajaran IPS saat menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ini. Dilihat ketika siswa ditanya mereka berusaha untuk menjawab, murid-murid sangat aktif, mereka juga lebih berani untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya. Heemmm (berpikir lagi)... selain itu mereka juga membuat catatan penting untuk dapat mereka ingat inti-inti dari materi yang diajarkannya agar lebih mudah mereka pahami, yah walaupun nampak dimuka mereka sangat takut dan tegang, tetapi mereka cukup bisa menangkap apa yang sudah guru jelaskan.17
Guru SR memberikan pendapat agar model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih mengefektifkan pembelajaran IPS di kelas. Pendapat beliau agar model pembelajaran Snowball Throwing ini bisa lebih efektif pada saat pembelajaran di kelas yaitu diiringi lagu yang lebih disukai siswa, dan dalam pemberian penghargaan
16 17
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
67
hadiahnya lebih menarik dan lebih banyak agar siswa berlomba-lomba untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Berikut adalah kutipan mengenai pendapat guru SR agar model pembelajaran Snowball Throwing lebih efektif: Nah agar model ini lebih efektif lagi, bisa dengan cara melakukan pembelajaran ditempat yang bisa menggambarkan kondisi sebenarnya yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, mungkin juga akan lebih baik jika dalam penggunaan model pembelajaran ini diiringi musik-musik yang lebih disukai siswa, lebih menarik perhatian siswa dan juga pemberian hadiah lebih banyak lagi kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan (ekspresi wajah semangat dan senyum). 18
Guru SR memberikan saran terhadap model pembelajaran Snowball Throwing. Saran beliau adalah model pembelajaran Snowball Throwing dapat digunakan untuk mata pelajaran lainnya dan model Snowball Throwing juga tidak hanya digunakan di SMP tetapi dapat digunakan pada jenjang pendidikan yang lainnya seperti: SD atau SMA dengan menyesuaikan materi pelajaran yang akan dibahas. Hal ini seperti yang disampaikan oleh guru SR pada saat diwawancarai sebagai berikut: Model pembelajaran yang anda gunakan sangat bagus cukup kreatif. Sering-sering gunakan model pembelajaran ini pada saat mengajar di kelas. Kalo saran saya sih, kalo bisa heemmm (berpikir)... model ini bisa lebih dikembangkan lagi bisa dilakukan lagi di tempat yang lain dilevel kelas yang lain, dan juga pada mata pelajaran lain bukan hanya IPS saja tentu juga dengan waktu yang berbeda karena sudah jelas banyak hal positif yang bisa dilakukan dan didapatkan dari model pembelajaran Snowball Throwing ini yang bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas saja tetapi juga bisa dilakukan di luar kelas agar siswa bisa lagi melihat kondisi sekitar yang dapat dihubungkan dengan materi ajar agar dengan begitu siswa dengan lebih mudah menyerap pelajaran IPS. Heemmm (berpikir tangan diatas meja)... saya berharap dengan adanya model Snowball Throwing yang menarik ini diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran ini juga kalo bisa tidak hanya digunakan untuk jenjang SMP saja tetapi juga bisa digunakan pada jenjang SD, atau SMA yang disesuaikan dengan materi pelajaran.19
18 19
SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015 SR, Wawancara, guru, 15 Desember 2015
68
2.
Pendapat Siswa Mengenai Bagaimana Model Snowball Throwing Memotivasi Mereka Untuk Belajar Pada bagian ini, peneliti memaparkan bagaimana pendapat para
siswa mengenai model pembelajaran selama ini. Mereka mengatakan bahwa mereka kurang termotivasi dengan model pembelajaran konvensional pelajaran IPS. Siswa-siswi juga menjelaskan bagaimana pendapat mereka tentang cara guru mengajar dan media yang digunakan guru. a.
Siswa
Kurang
Termotivasi
dengan
Metode
Belajar
Konvesional Beberapa orang siswa yaitu DK, MR, OA, FR, NH, dan PR berpendapat bahwa pendidikan IPS selama ini menyenangkan, seru, asik, menarik, dan mudah dipelajari, tapi selain itu hampir semua siswa juga berpendapat bahwa pelajaran IPS itu terkadang sulit karena terlalu banyak materi dan IPS juga membosankan karena guru pada saat mengajar hanya menggunakan metode ceramah. Siswa DK mengatakan bahwa pelajaran IPS itu sangat menyenangkan karena dengan belajar IPS DK merasa lebih mengetahui sejarah yang ada di dunia dan juga dapat mengetahui gejala alam yang ada di bumi melalui pembahasan geografi. “Menurut aku pelajaran IPS itu menyenangkan banget kak karena pelajaran IPS itu bikin kita mengetahui sejarah-sejarah yang pernah terjadi di dunia dan juga berbagai macam geografi yang aku sukai. Tapi kadang IPS juga suka ngebosenin sih kak”. 20
Siswa NH mengatakan bahwa pelajaran IPS itu seru dan asik tetapi terkadang NH merasa bosan karena pelajaran IPS terlalu banyak materi dan menuntut siswa untuk banyak membaca sehingga siswa merasa mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung.
20
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015
69
Menurut aku pelajaran IPS itu seru, asik tapi kadang sulit dan membosankan juga kak, karena IPS itu mata pelajaran nya kebanyakan materi, dan aku harus banyak membaca, udah gitu suka bikin ngantuk kak, aku malas baca banyak-banyak, malah engga paham susah buat dimengerti kak (nyengir).21
Siswa PR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu asik dan seru karena dengan belajar IPS PR merasa lebih mengetahui segala yang terjadi di lingkungan dan juga dapat mengetahui kondisi sosial yang ada di masyarakat. Pelajaran IPS itu (berpikir mata melihat ke atas)… menurut aku sih asik, seru kak, serunya kalo belajar IPS itu kita bisa banyak tau segala yang terjadi disekitar kita, atau kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, kan namanya juga ilmu pengetahuan sosial, kalo engga membahas mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat ataupun di lingkungan yah bukan IPS namanya, tapi kadang belajar IPS ngebosenin juga sih kak (hehehe).22
Siswa OA mengatakan bahwa pelajaran IPS itu menarik karena guru memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari sehingga OA lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru. Menurut aku pelajaran IPS itu cukup menarik kak, tapi kadang-kadang ada yang sulit terus kalo IPS menariknya tuh suka di kasih contoh dalam kehidupan sehari-hari jadi aku sedikit mengerti kalo di kasih contoh seperti itu kak. (nyengir).23
Siswa MR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu mudah dipelajari karena terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan juga lingkungan masyarakat. Akan tetapi terkadang MR merasa bosan, karena guru terlalu banyak menjelaskan materi sehingga MR merasa mengantuk di kelas. Heemmm (berpikir)… kalo pelajaran IPS tuh enak di pelajarinnya, terus bisa bikin banyak pengetahuan juga tentang ilmu-ilmu perdagangan terus juga ilmu-ilmu jaman-jaman dulu gitu kak, tapi kadang aku juga suka bosen sih kak soalnya gurunya tuh kebanyakan ngejelasinnya (tertawa
21
NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 23 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 22
70
malu-malu). Jadi aku ngantuk dengerinnya kak, apalagi kalo bu gurunya lagi jutek dan sering ngasih tugas ke kita. 24
Siswa FR mengatakan bahwa pelajaran IPS itu sulit, karena pelajaran IPS membahas tentang sejarah yang cakupannya luas. Sedangkan FR sendiri tidak menguasai materi sejarah, sehingga dia merasa kesulitan dan merasa bosan. Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)... pelajaran IPS bagi aku pelajaran yang sulit kak, khusunya bagian sejarah, karena materi sejarah itu pembahasannya sangat luas apalagi kejadian di masa lampau gitu kak kan aku kurang paham soal sejarah kak. Udah gitu guru ngejelasinnya ngebosenin kak soalnya kadang guru ngajarnya cuma cerita doang, ngasih contoh-contoh materi juga cuma dengan ngejelasin doang kak (wajah bete).25
Siswa PR, OA, MR, NH, DK, dan FR mengatakan bahwa selama ini guru mengajar IPS di kelas asik, seru, dan menyenangkan. Tetapi terkadang guru SR mengajarnya membosankan, karena guru hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah. Siswa PR mengatakan bahwa guru IPS mengajarnya asik, semangat, tetapi terkadang membosankan, karena mengajarnya hanya menggunakan metode ceramah dan memberikan tugas yang ada pada buku paket maupun di LKS. Kalo guru IPS itu yah kalo menurut aku ngajarnya semangat, terus asik, gaul, tapi kadang ngebosenin juga kak cara ngajarnya itu soalnya ngajarnya selalu ceramah mulu kak yang digunain gitu-gitu aja sih kak di dalam kelas paling cuma jelasin materi yang dibahas terus ngasih tugas yang ada di buku paket dikumpulin deh tugas-tugasnya udah sih kak kaya gitu aja menurut penilaian aku.26
Siswa OA mengatakan bahwa guru IPS mengajarnya seperti guru lainnya yang hanya menjelaskan materi pembahasan dan terkadang juga guru memutar film-film yang berhubungan dengan sejarah. Tetapi OA ini tidak menyukai yang berhubungan dengan 24
MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 26 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 25
71
hafalan-hafalan apalagi dengan membuat catatan yang banyak baginya sangat membosankan. Selama ini guru IPS sih ngajarnya gitu-gitu aja kak kaya guru lainnya gitu, yah gitu kak (sambil memainkan HP). Kadang guru ngejelasin terus setelah itu ngasih tugas, kadang ya dateng-dateng langsung ngasih tugas langsung, kadang belajar di kelasnya secara selompok, kadang kita disuruh presentasi, kadang juga nonton film kak, terus yang paling aku engga suka itu disuruh ngafalin terus kak. Pokoknya setiap minggu ada aja yang harus dihafalin. Hafalan satu aja belom hafal udah ditambahin lagi. Pokoknya ngebosenin banget deh. Heemmm (berpikir)... terus nih ya kak, guru IPSnya sukanya nyuruh nyatet terus, mana banyak banget sampe berlembar-lembar lagi tuh nyatetnya, sampe keriting tangan kak kalo nyatet (tertawa).27
Siswa MR mengatakan bahwa cara guru SR mengajar santai dan tegas. Tetapi MR ini tidak menyukai guru SR karena terkadang guru SR ini kalau marah dengan satu siswa tetapi siswa lain juga terkena marah. Kalo bu guru ngajarnya sih santai kak, tapi kadang galak ngajarnya kak, yah gitu kak (berpikir)... galak aja kalo anak yang lain pada ga bisa dibilangin. Terus bu guru sering ngasih tugas kak ke kita, paling ngajar cuma sebentar abis itu ngasih tugas buat kita kerjain. Udah gitu tugasnya harus diselesaiin sekarang juga lagi, engga boleh buat PR di rumah. Tapi yang aku engga suka bu guru kadang kalo marah sama salah satu anak tapi yang kena marah semua anak kelas kak. Kan parah yah kak, kalo misalkan kesel sama salah satu anak mah ga usah marah ke semua anak kelas kak (raut wajah bete).28
Siswa FR mengatakan bahwa cara guru mengajar IPS itu cukup baik dalam menjelaskan materi. Namun terkadang FR merasa bosan karena guru SR ini mengajarnya terlalu serius dan tegas sehingga siswa merasa takut dan sulit dalam memahami materi yang dijelaskan guru. Selama ini sih guru mengajar IPS sih cukup baik kak, (sambil merapihkan rambutnya)… tetapi terlalu serius kak, yang akhirnya aku malah merasa bosan. Sehingga aku tidak terlalu bisa memahami materi yang disampaikan guru dengan baik dan suasana kelas cukup tegang
27 28
OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015
72
karena gurunya sedikit galak kak jadi ngerasa takut aja kak kalo lagi belajar IPS di kelas.29
Siswa NH mengatakan bahwa guru mengajar IPS dalam menerangkan materinya kurang jelas sehingga NH merasa belum mengerti materi yang dijelaskan karena guru SR lebih sering memberikan tugas dibuku LKS dibanding menjelaskan materi. Yah kaya gitu kak, gurunya menerangkan materi terus kadang siswa nya disuruh baca LKS atau buku paket sambil di kasih tugas deh kak. Terus gurunya juga kalo menerangkan materi di kelas itu kadang kurang jelas kak, jadi apa yang dijelasin guru di kelas ada yang belum aku ngerti kak. Terus pernah juga siswanya ditinggal pergi di kelas. Heemmm… udah gitu setiap belajar IPS juga engga semua materi dijelasin kak, jadi ada materi yang aku engga ngerti kak.30
Siswa DK mengatakan bahwa guru mengajar di kelas itu lebih sering menerangkan materi dan memberikan tugas LKS dibanding menerapkan model-model pembelajaran yang menarik seperti diskusi maupun kuis. Biasa aja kak (melirik ke atas)… mengajar IPSnya lebih sering menerangkan materi aja, jarang banget ada diskusi kelompok ataupun ada semacam kuis gitu kak paling cuma ngasih tugas LKS udah gitu aja sih kak.31
Seluruh siswa memaparkan bahwa model pembelajaran yang biasa guru gunakan pada saat pembelajaran IPS yaitu metode ceramah setelah itu memberikan tugas yang ada di LKS, dan sesekali guru mengadakan
diskusi
kelompok
serta
menonton
film
dengan
menyesuaikan materi yang akan dibahas. Siswa PR mengatakan bahwa model yang biasa guru gunakan dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah, kemudian guru memberikan tugas kelompok maupun individu.
29
FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 31 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 30
73
Biasanya sihh kalo di kelas. Heemmm (berpikir)... cuma ceramah aja kak yang di terapin guru IPS, cuma jelasin materi terus ngasih tugas, tapi kadang juga ada kerja kelompok sih kak diskusi gitu di kelas terus tugasnya nantinya dibahas atau dipresentasiin di depan kelas perkelompok deh kak.32
Siswa OA mengatakan bahwa pada saat mengajar guru menggunakan metode ceramah, memberi tugas, dan sesekali juga guru mengajak menonton film yang berkaitan dengan materi. Heemmm (berpikir)... guru IPS biasanya ngajarnya itu kalo engga ceramah ya ngasih tugas secara kelompok buat di kerjain di kelas terus abis itu kita disuruh presentasi perkelompok, tapi kadang juga kita diajak nonton film terus disuruh ngerangkum deh kak. 33
Siswa DK mengatakan bahwa guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah, dan terkadang guru juga melakukan tanya jawab kepada siswa. Biasanya hanya ceramah aja kak, jadi guru hanya menerangkan materi terus abis itu kita dikasih soal latihan. Terus ya biasanya tanya jawab, tapi itu jarang sekali. Kerja kelompok atau diskusi itu juga jarang banget kak.34
Siswa NH mengatakan bahwa guru metode mengajarnya monoton.
Guru
hanya
menggunakan
metode
ceramah
dan
memberikan tugas kelompok maupun tugas individu kepada siswa. Hemmm (berpikir)… modelnya cuma gitu-gitu aja sih kak, gurunya cuma jelasin aja habis itu nanya-nanya, ngasih soal atau tugas, terus kita disuruh nulis dikertas selembar deh buat dikumpulin kak, tapi kadang juga guru bagi tugas kelompok terus nanti hasil kerja kelompoknya dipresentasiin deh kak di depan kelas, udah sih kak gitu aja (sambil memainkan pulpen).35
Dari seluruh siswa yaitu PR, MR, OA, NH, DK, dan FR mengomentari bahwa media yang biasa guru IPS gunakan, adalah buku paket, LKS, dan terkadang menggunakan power point, pada beberapa kesempatan lainnya guru juga memutarkan film-film sejarah, 32
PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 34 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 35 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 33
74
mengajak siswa belajar ke LAB dan pepustakaan. Berikut adalah pernyataan dari siswa OA, NH, PR, MR, DK, dan FR : “Medianya pake buku, power point, kadang nonton film tentang sejarah gitu kak. Heemmm (sambil berpikir)… udah si itu doang kak selebihnya gurunya cuma ngejelasin doang kak”. 36 “Kalo media heemmm (sambil berpikir)… kadang-kadang sih kak pakenya power point kalo engga yah gambar-gambar yang ada di dalam buku paket IPS kak”.37 “Media yang biasa digunakan guru yah palingan buku paket sama LKS saja sih kak, tapi kadang belajar di LAB juga sih kak pake power point gitu”.38 “Heemmm (berpikir)… bu guru kalo ngajar paling cuma ditulis di papan tulis kak, abis itu kita suruh merhatiin buku pelajaran. Nah abis itu kita suruh maju ke depan buat ngerjain soal yang di bikin sama bu guru di papan tulis”.39 “Engga banyak si kak, biasanya guru hanya menggunakan papan tulis yang ada saja, terus biasanya guru hanya menerangkan dari buku pelajaran menggunakan power point, video-video, selebihnya dari buku aja kak”.40 Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja ngejelasin liat buku, kadang pake power point, sama tampilin gambar-gambar mengenai materi IPS yang dibahas itu juga yang sering melakukan guru PPKT kak jarang banget guru kelas (tangan diatas meja).41
b.
Cara Guru Mengajar Mempengaruhi Motivasi Belajar Siswa Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa cara guru mengajar
selama ini asik, seru, menyenangkan tetapi terkadang guru mengajarnya juga membosankan karena metode yang digunakan guru SR hanya metode ceramah tanpa menerapkan model pembelajaran yang menarik. Berdasarkan wawancara siswa guru yang mengajar efektif itu guru yang kreatif, guru yang menjelaskan materi dengan 36
OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 38 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 39 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 40 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 41 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 37
75
baik, guru yang bisa mengatur kelas dengan baik sehingga belajar menjadi nyaman dan menyenangkan. Berikut adalah pernyataan dari siswa OA, DK, dan FR: Oh, guru yang mengajar efektif itu heemmm (berpikir)… menurut aku yang bisa menjelaskan mata pelajaran dengan baik kak dan juga kalo pada saat proses pembelajaran ada murid-murid tidak tertib guru bisa menertibkannya kak biar kita belajarnya bisa lebih fokus dan nyaman kak.42 Heemmm (berpikir mata melirik ke atas)... menurut aku guru yang mengajar efektif itu, apabila dalam proses pembelajaran guru selalu menjelaskan materi dengan baik, bisa mengatur kelas dengan baik, mengajarnya juga engga terlalu bikin tegang kak, terus juga menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi kak agar siswanya juga tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung kak (tersenyum malu).43 Heemmm (berpikir mata melirik)… guru yang mengajar efektif itu ya guru yang bisa bikin muridnya ngerti kak, guru yang ngejelasin materi pealajaran dengan bahasa sendiri yang gampang dimengerti kak. Terus guru itu harus baik, banyak senyum, engga banyak ngasih tugas, engga suka nyuruh hafalan, baik ngasih nilainya, dan cara ngajarnya itu ga ngebosenin. Wah kalo ada guru yang kaya gitu pasti seneng banget aku kak, bisa-bisa IPS jadi pelajaran favorit aku malah kak (tertawa).44
Lalu NH dan PR berpendapat bahwa, guru yang efektif adalah guru yang mengajarnya kreatif, santai, lucu, asik, gaul dan guru yang dekat dengan siswanya. Sehingga siswa tidak merasa takut, mengantuk, dan bosan pada saat belajar IPS di kelas. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH dan FR: Oh gitu kak, heemmm (berpikir)… kalo menurut aku sih guru yang mengajar efektif itu guru yang kreatif kak yang biasanya menggunakan games atau permainan-permainan kaya kuis gitu kak, kan jadinya aku juga merasa seru belajarnya, jadi engga bikin ngantuk kak pas belajar, terus belajar juga jadi engga berasa tiba-tiba waktunya habis aja kak udah bel istirahat aja (hehehe).45 Ohh… (sambil menganggukkan kepalanya), yakalo menurut aku sih guru yang mengajar efektif itu yah yang ngajarnya asik, gaul, gampang nyambung sama kita, deket sama kitanya, terus yang suka ngelucu juga kak biar engga bikin ngantuk di kelas. Soalnya kalo guru IPS yang 42
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 44 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 45 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 43
76
orangnya terlalu serius terlalu fokus yah bakalan bikin bosen kak belajar IPSnya, sama satu lagi kalo guru IPS itu harus kreatif kak, supaya kita makin mudah mengerti pelajaran IPS karena guru IPSnya bisa membuat siswanya lebih nyaman dan lebih ngerti kak. (senyum).46
Selain itu siswa MR mengatakan bahwa guru yang efektif adalah guru yang mengajarnya santai tidak terlalu serius, guru yang tidak memberikan tugas yang banyak, guru yang tidak suka memberikan hukuman sehingga siswa tidak merasa sungkan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Berikut adalah pernyataan dari siswa MR: Aku suka guru yang ngajarnya santai kak, tapi pelajaranya bisa masuk ke otak aku. Terus bu guru ga usah sering ngasih tugas atau PR ke anak murid kak, kan kita kalo pulang sekolah mau maen juga kak. Kan kalo banyak tugas tar kita engga bisa maen bareng-bareng. Soalnya kalo kita engga kerjain tugasnya nanti kita dapet hukuman kalo engga nanti tugasnya ditambah kak. Heemmm (berpikir)... aku sih maunya bu guru engga setiap hari ngasih tugas ke kita. Ya pokonya bu guru engga apa-apa ngasih tugas tapi jangan setiap hari juga kak. Terus bu guru jangan jutek juga kak sama kita kalo lagi ngajar, kalo ada yang engga tahu sama jawabannya jangan dikasih hukuman dan jangan di marahin kak (nyengir).47
c.
Penerapan Model Snowball Throwing Membuat Siswa Menjadi Aktif Bertanya, Semangat Belajar, Tidak Bosan, dan Belajar Menjadi Seru dan Menyenangkan Siswa PR, MR, OA, NH, DK, dan FR menjelaskan
bagaimana pengalaman belajar mereka menggunakan model Snowball Throwing. Sebelumnya siswa belum pernah mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing karena guru IPSnya belum pernah mengajar di kelas menggunakan model Snowball Throwing seperti yang sudah peneliti terapkan di kelas pada saat pembelajaran IPS berlangsung.
Menurut PR, MR, OA, NH dan DK model
pembelajaran Snowball Throwing ini menyenangkan, membuat mereka lebih aktif, semangat belajar, mereka juga saling menghargai 46 47
PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015
77
pendapat orang lain dan lebih termotivasi untuk belajar sehingga mereka tidak merasa bosan dan mengantuk pada saat pembelajaran berlangsung. Berikut adalah pernyataan dari siswa DK, NH, PR, OA dan MR: Heemmm (sambil berpikir)… menurut aku sih model Snowball Throwing cukup menyenangkan bila diterapkan saat pelajaran IPS kak. Aku jadi termotivasi kak untuk belajar IPS selain itu juga suasana belajar di kelas tidak lagi membosankan dan engga bikin ngantuk kak (tersenyum). 48 Setelah kakak terapin di kelas menurut aku model Snowball Throwing ini bikin aku aktif di kelas, banyak berinteraksi dengan temen-temen yang lain jadi tambah akrab, tambah kompak juga pokonya serulah kak.49 Sebelumnya sih belum pernah belajar dengan model seperti ini kak. Tapi (berpikir)… setelah diajarin kakak dengan menggunakan model Snowball Throwing ini aku jadi punya pengalaman sih kak (hehehe). Jadi model Snowball Throwing itu yah belajarnya sih jadi lebih seru dan lebih semangat karena disini kita tuh belajar tapi sambil bermain kak jadi engga mudah bosen atau ngantuk, dan model Snowball Throwing ini buat kita belajar untuk memahami materi jadi lebih mudah, dan juga lebih buat kita untuk terus aktif memahami dan memperhatikan apapun materi yang diajarkan kak.50 Pernah kak waktu yang belajar diajarin sama kakak itu kan kak. Heemmm (sambil memainkan pulpen)… seneng kak, jadinya kan aku engga cepet bosen pas belajar di kelas, seru juga sih pastinya. Tapi ya deg-degan juga, takut pas kena lemparan pertanyaan terus engga bisa jawab kan malu kak. Tapi dengan adanya model pembelajaran ini pas di kelas aku jadi lebih serius dalam belajarnya sih kak, ya supaya kalo kena lemparan pertanyaan bisa jawab gitu biar engga malu. Terus jadi bener-bener inget sama materi yang udah dipelajarin guru.51 “Menurut aku sih model ini sangat menarik minat belajar siswa di kelas kak karena model Snowball Throwing itu tidak membosankan dan engga bikin ngantuk juga, udah gitu ada sedikit rasa deg-degan kak takut dapet bola pertanyaan itu”.52
Namun satu siswa FR mengatakan bahwa dia kurang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing, karena FR tidak menyukai belajar sambil bermain. Menurut FR model ini membuat dia merasa tegang dan takut sehingga model 48
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 50 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 51 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 52 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 49
78
pembelajaran ini kurang memotivasi belajarnya. Berikut adalah pernyataan dari siswa FR: Heemmm (melirik ke kanan)... setelah diajarin kakak pake model ini, menurut aku model ini merupakan model pembelajaran yang seru tapi aku juga ngerasa bosen juga kak, karena dalam proses pembelajaran ini bikin tegang, udah gitu belajarnya sambil bermain gitu kan kak, terus model ini emang membuat siswa aktif tapi juga buat aku takut kak karena harus menjawab pertanyaan dari kakak (ekspresi datar).53
Siswa PR, MR, OA, NH, DK, dan FR memberikan pendapatnya bagaimana model Snowball Throwing ini dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran di kelas. Mereka berpendapat bahwa meraka dapat memahami materi IPS pada saat pembelajaran di kelas dengan menggunakan model Snowball Throwing yaitu pada saat guru menjelaskan materi dengan jelas di kelas dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa sehingga siswa lebih mudah mengerti materi yang sudah dijelaskan. Selain itu siswa juga merasa dengan adanya diskusi antar kelompok itu membuat siswa lebih mudah dalam mengungkapkan pendapatnya. Dengan model ini juga siswa menjadi berlomba-lomba untuk mendapatkan pertanyaan yang berbentuk bola itu sehingga siswa menjadi lebih mudah mengingat dan memahami materi IPS. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: Kan yang dapat bola itu dia yang harus jawab pertanyaannya, jadi kita tuh harus ngerti dan bisa jawab soalnya aku takut kan kalo engga bisa jawab pertanyaan nanti dihukum kak disuruh maju ke depan nyanyi depan temen-temen yang lain kak kan aku malu. Jadi aku bisa memahami materinya kak (tersenyum).54 Heemmm (berpikir)... model pembelajaran ini membuat aku lebih memahami materi pelajaran IPS kak, karena aku merasa termotivasi untuk belajar IPS. Jadi saat aku kebagian bola dan kakak memberikan pertanyaan aku bisa menjawab pertanyaan yang kakak berikan, kan secara tidak langsung aku jadi paham materi yang diajarkan kak.55 Nah jadi pake model ini kita heemmm (berpikir)… jadi lebih serius belajar dan memahami segala materi yang dijelasin guru kak, karena 53
FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 55 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 54
79
setelah dijelaskan guru dan berdiskusi materi yang dibahas, kita itu diberikan pertanyaan kak, nah disini kita harus segera menjawab pertanyaan tersebut kak setelah menjawab kita bola itu di oper ke temanteman yang lain secara acak kak, jadi kalo ada yang tidak bisa menjawab ataupun bola itu berenti disitulah dia yang mendapatkan hukuman kak. Jadi pas aku dapet pertanyaan itu kan aku jadi merasa paham dan ngerti materi yang sudah dijelaskan guru kak.56 Karna model pembelajaran ini aku jadi lebih gampang ngerti kak dan bisa ngejawab pas dapet pertanyaan, jadi pas guru ngejelasin aku bener-bener dengerin. Terus jadinya ya aku jadi lebih mudah mahaminnya kak. Belajarnya itu seru, tapi bikin ngerti juga, aku jadi lebih paham kak. 57 Ya kalo pakai cara belajar kayak gini sih aku bisa pahamnya karena sebelum kita mulai, kita harus baca lalu berdiskusi dan memahami dulu kak materi yang mau dibahas sebelum model Snowball Throwing ini dimulai kak.58 Dengan model pembelajaran ini aku jadi lebih paham dan sedikit menyimak apa yang disampaikan oleh guru dengan baik kak, sehingga aku cukup memahami materi yang di sudah dijelaskan oleh guru di depan kelas kak.59
Beberapa siswa, PR, MR, OA, NH dan DK mengatakan bahwa motivasi belajar mereka meningkat ketika menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Mereka merasa lebih semangat belajar, lebih aktif di kelas, lebih termotivasi untuk belajar karena belajar dengan model pembelajaran Snowball Throwing ini belajarnya sambil bermain sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, dan MR: “Model Snowball Throwing ini bikin aku tambah semangat belajar IPS kak soalnya model ini seru kak belajar sambil bermain, yang tadinya belajar IPS ngantuk jadi berasa engga ngantuk kak”. 60 “Aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak, seperti yang sudah aku jawab dari pertanyaan sebelumnya model Snowball Throwing ini seru, menyenangkan dan aku jadi mudah memahami materi yang dijelaskan guru kak”.61
56
PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 58 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 59 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 60 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 61 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 57
80
Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan dan ke kiri)… aku sih merasa dengan adanya model Snowball Throwing ini aku lebih termotivasi untuk belajar, dan aku juga jadi lebih aktif bertanya pada saat pembelajaran tentang apa yang belum aku mengerti kak. Selain itu model Snowball Throwing ini itu belajarnya tidak membosankan kak, dan belajar dengan model ini lebih seru dan menyenangkan kak jadi belajarnya lebih semangat banget buat aku merasa terdorong untuk belajar kak. 62 Karna adanya model Snowball Throwing aku jadi lebih rajin belajar kak. Aku juga jadi lebih ngerti. Soalnya aku termotivasi biar bisa jawab pertanyaan, karna aku engga mau malu di kelas (tertawa). Makanya itu kalo guru ngejelasin aku jadinya bener-bener ngedengerin, terus aku catet yang penting-penting. Kalo dirumah juga suka aku baca-baca lagi kak.63 Ya kalo pakai model Snowball Throwing itu aku lebih suka kak soalnya seru kak tapi kita juga harus belajar juga. Jadi secara mau tidak mau ya kita harus belajar dan pahamin sebelum permainan di mulai kak, nah jadi kan aku merasa terdorong buat belajar kak, dan aku juga merasa lebih termotivasi untuk belajar kak (tersenyum). 64
Namun siswa FR mengatakan bahwa dia kurang menyukai pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing karena baginya model pembelajaran ini kurang memotivasi belajarnya. Menurut FR model pembelajaran ini membuat dia merasa takut akan pertanyaan yang didapat. FR lebih menyukai belajar dengan membaca dan memperhatikan penjelasan guru dengan fokus dibanding belajar sambil bermain. Berikut adalah pernyataan dari siswa FR: Sebenernya cukup bagus sih kak buat menambah motivasi belajar, tapi itu buat aku biasa-biasa aja sih engga terlalu membantu aku untuk lebih termotivasi dalam belajar soalnya sebenernya aku engga suka belajar seperi itu bikin deg-degan takut kalo disuruh jawab pertanyaannya terus kalo engga bisa nanti kena hukuman kak (sambil menggerakkan kakinya).65
Seluruh siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK menambahkan bahwa hasil belajar hasil belajar siswa setelah menggunakan model Snowball Throwing nilainya menjadi lebih meningkat dari hasil belajar sebelumnya sehingga nilai IPS siswa mencapai diatas nilai
62
PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 64 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 65 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 63
81
KKMnya. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: “Alhamdulillah banget sih kak, nilai IPS aku meningkat, ulangan harian juga meningkat kak yang tadinya nilai ulangan aku belum sesuai KKM, tapi sekarang alhamdulillah sekarang nilai IPS aku ada peningkatan kak”.66 “Hasil belajar aku jadi meningkat kak, yah walaupun tidak secara drastis, tetapi ada peningkatanlah (tertawa)”. 67 Kalo untuk hasil belajar aku sih lebih meningkat kak dari pada nilai sebelumnya soalnya aku lebih mengerti materi yang diajarkan dan juga bikin aku cepat paham. Selain itu hasil nilai aku juga lebih membaik setelah menggunakan model Snowball Throwing ini kak.68 “Dengan adanya model pembelajaran Snowball Throwing ini hasil belajar aku alhamdulillah jadi lebih meningkat lagi kak dari sebelumnya (tersenyum)”.69 “Setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing nilai aku menjadi lebih baik sih kak (tertawa malu-malu)”.70 “Hasil belajar aku jadi sedikit meningkat sih kak (tertawa). Walaupun engga tinggi-tinggi banget sih nilainya yang pasti nilai IPS aku sudah mencapai KKM lah kak (nyengir)”.71
Seluruh siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK mengatakan bahwa pembelajaran model Snowball Throwing bisa lebih efektif, menarik
dan memotivasi
belajar siswa dengan cara
model
pembelajaran ini lebih sering diterapkan pada saat pembelajaran, lebih divariasikan,
lebih
kreatif,
lebih
disesuaikan
dengan
materi
pembahasan, dan bahasa yang digunakan guru juga harus lebih mudah dan jelas agar siswa mudah mengerti apa yang sudah dijelaskan. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: “Lebih sering lagi diterapkan di kelas kak biar pada saat pembelajaran IPS itu seru dan menyenangkan kak, udah gitu kalo bisa sih di sesuaiin
66
NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 68 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 69 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 70 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 71 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 67
82
sama materi yang akan dibahas kak dan kalo buat pertanyaan jangan yang susah-susah kak”.72 Kalo menurut aku sih kak biar tambah efektif lagi belajarnya itu pake musiknya yang seru kak, apalagi kalo musiknya lagu-lagu yang lagi tekenal sekarang kak biar lebih seru, terus buat pertanyaannya yang banyak kak soalnya kalo belajar pake model Snowball Throwing ini engga berasa banget kak waktunya tau-tau udah habis aja.73 Heemmm (berpikir sambil megang HP)… menurut aku banyak cara sih kak supaya model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik dan mendorong motivasi belajar, misalnya dengan memberikan pertanyaan yang berantai sesuai materinya, selain itu buat pertanyaannya juga jangan yang susah-susah kak yang gampang di jawab gitu kak, jadi buat aku lebih fokus lagi saat belajar IPS dan menimbulkan rasa penasaran ingin tahu sehingga aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak.74 Heemmm (berpikir)… harusnya guru sering-sering pake model pembelajaran kaya kaka gini nih. Pasti deh banyak yang nilainya jadi makin baik lagi. Bakal lebih seru lagi kalo di model pembelajaran ini ada hadiahnya buat yang bisa jawab pertanyaan kak, jadi kita lebih rajin lagi belajarnya, dan lebih termotivasi lagi kak belajar IPSnya karna pengen dapet hadiahnya (nyengir).75 Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)… kalo biar menarik sih kalo menurut aku lebih sering kak bu guru pakai model kayak gini. Ya kalo perlu setiap belajar pakai model belajar begini aja kak. Ya emang sih berisik kak, tapi seru kak engga ngebosenin. Udah gitu kak buat hadiah dan pertanyaannya itu yang banyak kan biar lebih lama dan seru gitu kak (tertawa).76 Heemmm (berpikir)… menurut aku biar lebih menarik, dalam proses pembelajaran setiap kelompok engga hanya membuat satu pertanyaan, terus buat pertanyaannya juga jangan yang susah-susah kak (nyengir). Terus dalam proses menjawab pertanyaan diberikan waktu untuk mikir kak jadi engga keburu-buru jawabnya, lalu buat siswa yang engga bisa jawab jangan dikasih hukuman nyanyi kak kan malu sama temen-temen, udah gitu belajarnya jangan lebih banyak bermainnya kak dibanding seriusnya gitu kan jadi kurang fokus. 77
Agar pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa PR, MR, OA, NH,
FR
dan
DK
menyarankan
model
pembelajaran
dapat
dikembangkan dengan lebih baik lagi, lebih kreatif, lebih variatif saat digunakan dalam pembelajaran dan seluruh siswa juga berharap model 72
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 74 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 75 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 76 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 77 FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 73
83
pembelajaran ini tidak hanya diterapkan pada mata pelajaran IPS saja tetapi juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: Kalo bisa lebih di banyakin variasinya yah kak jangan cuma pelajaran IPS aja, kalo bisa pelajaran yang lain juga dipakein model kaya gini kak soalnya tuh lebih seru engga ribet harus ngedengerin guru ngejelasin di depan kelas, kan jadi kitanya lebih gampang mengerti juga materinya (hehehe).78 Seru, seneng banget deh pokonya kak. Aku berharapnya sih kakak bisa lebih kreatif lagi dengan model pembelajaran yang lebih aktif, biar kita di kelasnya engga cepet bosen, terus juga kita biar punya rasa penasaran dan serius dalam belajarnya kak.79 Aku sih berharap kakak lebih bisa menciptakan model-model pembelajaran yang lebih kreatif lagi selain model Snowball Throwing ini kak. Heemmm (berpikir)… ohh iya kak selain itu lebih bisa memberikan pertanyaan yang mudah dimengerti siswa kak dengan menggunakan bahasa yang mudah di pahami, jangan susah-susah gitu kak ngasih pertanyaannya dan pertanyaannya itu juga harus sesuai dengan materi yang dibahas pada saat itu kak terus juga kakak harus lebih dekat lagi sama siswanya.80 Heemmm (berpikir)... menurut aku kasih pertanyaanya itu jangan susahsusah kak terus juga bahasanya yang mudah dimengerti kak, oh iya kak terus kalo bisa hukuman yang buat engga bisa jawab pertanyaan jangan disuruh nyanyi kak kan malu (nyengir). Kalo bisa sih hukumannya dikasih pertanyaan lagi kak tentang materi yang udah dibahas atau engga hukumannya terserah sama yang engga bisa jawab kak.81 Heemmm (berpikir sambil melihat HP)... kritik aku kalo pakai model Snowball Throwing, kalo yang engga bisa jawab engga usah dikasih hukuman kak. Terus kalo bisa dikasih hadiah semuanya kak biar adil dan rata gitu, jangan cuma yang bisa jawab pertanyaanya aja kak. Soalnya kemarin waktu pakai model pembelajaran itu aku engga bisa jawab kak, aku engga dapat hadiah kak sedih banget tahu kak, udah gitu dihukum terus diketawain sama anak sekelas lagi, kan malu kak (ekspresi malu).82 Heemmm... menurut aku model pembelajarannya harus lebih baik dan kreatif lagi supaya tidak terlalu banyak bermainnya kalaupun mau bermain sambil belajar pun mungkin materinya lebih banyak lagi gitu kak (hehehe). Biar kitanya juga engga bosen kak, kan pasti ada model pembelajaran yang lain yang lebih menarik dan menyenangkan selain model Snowball Throwing ini kak, oh iya kalo bisa model ini engga cuma
78
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 80 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 81 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 82 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 79
84
diterapin di mata pelajaran IPS aja kak tapi juga mata pelajaran yang lain juga gitu kak.83
d.
Siswa Berpendapat Belajar Lebih Menyenangkan dengan Menggunakan Model Snowball Throwing dibanding Metode yang Diterapkan Sebelumnya Diakhir wawancara, seluruh siswa PR, MR, OA, NH, DK,
dan FR memberikan pendapat mereka tentang proses belajar mengajar menggunakan model Snowball Throwing, mereka membandingkannya dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas dan mana yang lebih cepat paham. Menurut seluruh siswa model pembelajaran IPS selama ini sangat membosankan dan kurang menarik, karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Sedangkan
perbedaan
belajar
menggunakan
model
Snowball
Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru IPS gunakan itu bahwa belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing sangat menyenangkan dan lebih menarik perhatian siswa. Selain
itu
mereka
juga
mengatakan
bahwa
belajar
dengan
menggunakan model Snowball Throwing ini lebih cepat paham dibandingkan model yang biasa guru gunakan, karena dari model Snowball Throwing mereka dapat belajar IPS lebih jelas dan motivasi belajarnya menjadi lebih meningkat. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: Pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing lebih menyenangkan kak dibanding yang sering guru gunakan di kelas (tertawa). Kalo yang lebih cepat paham sih yah model Snowball Throwing ini kak, soalnya aku semakin semangat untuk belajar selain itu juga aku jadi cepat paham dengan materi yang diajarkan kak dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas karena engga membosankan kalau kita hanya duduk mendengarkan guru yang sedang menerangkan kak. 84
83
FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015
84
DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015
85
“Kalo menurut aku sih kak model yang seperti model Snowball Throwing ini yang cukup membuat aku lebih memahami materi yang di ajarkan oleh guru dibandingkan dengan model yang biasa guru gunakan selama ini di kelas kak”.85 Kalo mana yang lebih cepat paham sih kalo menurut aku pakai model pembelajaran Snowball Throwing kak. Soalnya kalo belajar pakai model yang Snowball Throwing belajar jadi engga bosen kak, jadi seru aja. Nah kalo kitanya engga bosen kan pelajaran jadi bisa masuk cepat ke otak kita kak. Kalo belajarnya serius terus kan bisa bikin kita bosen juga kak.86 Hemmm (berpikir)… kalo model pembelajaran Snowball Throwing lebih seru kak dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Soalnya kalo model pembelajaran lain kan kalopun kelompok juga paling kalau ada yang nanya itu pertanyaannya engga dilempar-lempar gitu kak, jadi kan bisa dijawab siapa aja gitu, kalo model pembelajaran Snowball Throwing kan yang kena bola pertanyaannya ya harus ngejawab kak. 87 Heemmm (sambil memainkan HP)… kalo menurut aku sih kak model Snowball Throwing, soalnya lebih menarik, semangat dan lebih membuat belajar mudah dimengerti dan mudah dipahami juga, soalnya kita jadi lebih aktif, dan berani mengungkapkan pendapat kak dan juga lebih cepat memahami materi yang dibahas kak.88 Heemmm (berpikir )… kalo menurut aku sih kak, aku lebih paham belajar dengan model ini kak, soalnya kan kita disuruh baca sambil dijelasin,udah gitu buat pertanyaan juga terus nantinya disuruh jawab pertanyaan yang udah dibuat sama temen-temen kita kak, jadi aku merasa termotivasi buat belajar makanya aku bisa dan cepat paham apa yang udah dijelasin sama guru.89
Siswa PR, MR, OA, NH, FR dan DK mendeskripsikan seperti apa model pembelajaran yang lebih memotivasi belajar siswa. Model pembelajaran yang lebih memotivasi belajar mereka seperti model Snowball Throwing ini, karena siswa merasa belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing ini belajarnya itu sambil bermain. Karena bagi mereka model pembelajaran ini sangat seru, sangat menyenangkan, sehingga siswa merasa lebih fokus, lebih semangat untuk belajar dan lebih merasa termotivasi untuk belajar. Model pembelajaran Snowball Throwing ini juga membuat siswa 85
FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 87 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 88 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 89 NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 86
86
menjadi lebih percaya diri dan lebih menghargai pendapat orang lain pada saat berdiskusi antar kelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa lebih menyukai belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model yang biasa guru IPS gunakan di kelas, karena siswa merasa model yang biasa digunakan guru itu sangat membosankan. Sedangkan menurut seluruh siswa model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih menyenangkan dan tidak membuat
siswa
merasa
mengantuk
pada
saat
pembelajaran
berlangsung. Berikut adalah pernyataan dari siswa NH, DK, PR, OA, MR, dan FR: Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang kreatif kaya model Snowball Throwing ini kak soalnya seru kak belajarnya itu sambil bermain jadi engga ngebosenin, engga bikin ngantuk dan juga lebih memotivasi belajar IPS aku kak soalnya model Snowball Throwing ini menurut aku bikin cepet paham dan ngerti belajar IPS kak. 90 Kalau disuruh memilih sih kak (berpikir)… aku lebih memilih model pembelajaran Snowball Throwing ini dibanding cuma ceramah gitu-gitu aja kak, karena model Snowball Throwing ini lebih memotivasi aku untuk belajar kak, selain itu model ini seru dan juga bikin greget ketika belajarnya model ini juga melatih kecepatan dalam memahami pembelajaran, melatih kerja sama satu sama lainnya kak dan juga melatih keakraban sama temen-temen lebih baik lagi kak pada saat kerja kelompok.91 Heemmm… aku lebih milih model pembelajaran Snowball Throwing kak, karena seru kak belajarnya sambil bermain jadi aku merasa lebih semangat dan termotivasi untuk belajar kak, udah gitu belajarnya kan jadi engga ngebosenin kak.92 Ya jelas lah kak kalo suruh milih aku lebih milih model pembelajaran yang Snowball Throwing kak. Pertama, lebih asik. Kedua, engga ngebosenin. Ketiga, kita juga harus membaca dan pelajarin dulu pelajaran yang mau dibuat bahan permainan. Pokoknya aku lebih suka bu guru sering pakai model pembelajaran yang seperti Snowball Throwing ini kak.93
90
NH, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 PR, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 92 OA, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015 93 MR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 91
87
Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang seperti ini kak soalnya model ini seru dan cukup mendorong untuk belajar kak, dan engga bikin ngantuk sih kak (senyum). 94 Ya kalau disuruh memilih, Heemmm (berpikir)… aku lebih memilih untuk belajar menggunakan model Snowball Throwing seperti ini kak, karena lebih menyenangkan, materi jadi mudah paham, dan aku semakin termotivasi untuk belajar IPS kak.95
3.
Penggunaan Model Snowball Throwing dan Hasil Belajar Siswa Data pendapat guru dan siswa yang diperoleh dari hasil wawancara
mendalam dengan partisipan, menjadi data utama penelitian ini. Namun selain itu, Peneliti juga mengumpulkan data hasil belajar siswa yang bertujuan untuk memperoleh gambaran bagaimana penggunaan model Snowball Throwing mempengaruhi hasil belajar siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum siswa lebih termotivasi belajar IPS setelah menggunakan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning model Snowball Throwing, hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa yang mengalami peningkatan secara signifikan pada saat sebelum diterapkan pembelajaran Snowball Throwing dan setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing. Berikut ini adalah data-data nilai siswa sebelum dan setelah guru menerapkan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran pembelajaran IPS: Table 4.1 Nilai Mata Pelajaran IPS NO
Nama Siswa
1
AO
Nilai Sebelum Menggunakan Model Snowball Throwing 80
2
AF
66
86
3
AW
66
80
4
AA
73
86
5
AN
80
93
94 95
FR, Wawancara, siswa, 10 Desember 2015 DK, Wawancara, siswa, 8 Desember 2015
Nilai Setelah Menggunakan Model Snowball Throwing 93
88
6
AD
66
86
7
AM
66
80
8
DM
80
93
9
DA
73
80
10
DY
60
80
11
DN
73
80
12
DK
80
93
13
DA
66
86
14
DF
80
93
15
FZ
60
80
16
FS
73
86
17
FR
70
80
18
GO
66
80
19
MA
60
80
20
MS
73
80
21
MD
66
80
22
MR
60
80
23
MA
66
80
24
MF
80
93
25
MC
80
93
26
MD
80
86
27
MZ
66
80
28
NH
66
80
29
OA
80
93
30
PA
73
86
31
PR
80
93
32
PI
73
93
33
RV
66
80
34
RY
73
86
35
RA
66
86
36
RB
66
80
Jumlah
2552
3064
Rata-rata
70,89
85,11
70.89%
85.11%
Presentase Rata-rata Presentase Selisih Nilai
14,22%
Dari data nilai siswa diatas dapat dilihat bahwa adanya sebuah peningkatan hasil belajar siswa sebelum diterapkannya model pembelajaran Snowball Throwing dan setelah diterapkannya model pembelajaran
89
Snowball Throwing, hal ini terlihat dari perbandingan rata-rata kenaikan hasil belajar IPS sebelum diterapkan model Snowball Throwing dan setelah diterapkan model Snowball Throwing pada membelajaran IPS. Nilai ratarata hasil belajar sebelum menggunakan model Snowball Throwing yaitu 70,89 dan nilai rata-rata hasil belajar setelah menggunakan model Snowball Throwing yaitu 85,11. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa, yang terlihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Jadi dari data diatas dapat terlihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing terjadi peningkatan yang selisihnya mencapai 14,22%. E.
DISKUSI Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun
hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil penelitian yang digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Teori, namun beberapa lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan teori pada penelitian kualitatif. Guru SR mengatakan bahwa penting sekali untuk mempersiapkan RPP dan materi pembelajaran sebelum masuk ke kelas. Hal ini berguna untuk membantu berjalannya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat. Peneliti yang menjadi guru IPS menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing pada penelitian ini, juga berpikir bahwa sebagai guru sangat penting sekali untuk mempersiapkan RPP, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bingung dan kesulitan belajar pada saat pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing sehingga pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik dan seseuai dengan tujuannya. Pendapat guru SR dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mengenai pentingnya persiapan RPP dan materi pembelajaran yaitu:
90
“Rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan”.96
mengefektifkan
proses
Guru SR mengatakan bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan model konvensional belum begitu efektif, karena masih ada saja siswa yang sibuk mengobrol sendiri, siswa yang mengantuk, dan masih ada siswa yang tidak menyimak dan memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. Guru SR membandingkannya dengan model Snowball Throwing yang bisa membuat interaksi di kelas lebih dinamis, siswa lebih aktif, dan pembelajaran lebih efektif. Jumanta Hamdayama dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter mengatakan bahwa: “Dengan menggunakan model Snowball Throwing siswa menjadi lebih aktif dan pembelajaran menjadi lebih efektif”.97
Beberapa orang siswa menggambarkan bagaimana mereka memiliki motivasi yang rendah ketika pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran sebelumnya. Motivasi siswa dipengaruhi oleh model pengajaran dan pembelajaran yang digunakan di kelas. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru mengatakan bahwa: “Strategi dan metode pembelajaran saat kegiatan belajar berguna dalam memahami materi pelajaran”.98
Beberapa siswa mengatakan bahwa guru mengajar IPS dengan cara yang asik, seru, menyenangkan tetapi mengajarnya juga membosankan. Cara mengajar seorang guru akan mempengaruhi motivasi belajar siswa, sebagaimana yang disebutkan oleh Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran sebagai berikut: “Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar meliputi upaya guru dalam membelajarkan siswa. Upaya pembelajaran guru itu meliputi: pemahaman tentang diri siswa, penguatan materi serta mendidik siswa dalam belajar”.99
96
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 5, hal. 218 97 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161 98 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosddakarya, 2010), Cet. 15, hal. 132
91
Siswa juga mengomentari bahwa media yang biasa guru IPS gunakan, adalah kurang beragam dan bervariasi. Padahal media pembelajaran ini penting sekali untuk suksesnya pembelajaran. Sebagaimana yang dikatakan oleh Azhar Arsyad dalam bukunya yang berjudul Media Pembelajaran yaitu: “Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi”.100
Para siswa mengatakan bahwa model Snowball Throwing membuat siswa menjadi aktif bertanya, semangat belajar dan tidak bosan. Para siswa juga berpendapat bahwa proses belajar mengajar menggunakan model Snowball Throwing menjadi seru dan lebih menyenangkan dibandingkan dengan model yang digunakan sebelumnya. Pendapat yang sama seperti diuraikan oleh Jumanta Hamdayama dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter sebagai berikut: “Kelebihan dari model pembelajaran Snowball Throwing membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa belajar sambil bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.” 101
Penelitian ini berusaha melihat bagaimana sebuah model pembelajaran mempengaruhi motivasi belajar siswa. Memahami motivasi belajar adalah penting, karena motivasi belajar diyakini mempengaruhi hasil belajar siswa, sebagaimana hasil belajar pada siswa kelas VIII-4 yang mengalami peningkatan hingga 14,22% setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing. Syaiful Bahri Djamarah dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar menjelaskan bagaimana hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Menurutnya siswa yang termotivasi akan menghasilkan hasil belajar yang baik. Dia berkata: 99
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, hal. 97-100 100 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008), hal. 21 101 Jumanta Hamdayama, Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan Berkarakter, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014). Cet. 1, h.161
92
“Dimana pada prinsip-prinsip motivasi dalam belajar pada point keempat menyatakan motivasi sangat berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, siswa yang termotivasi akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik. Dan point keenam motivasi juga dapat meningkatkan prestasi dalam belajar, karena siswa yang merasa termotivasi akan menghasilkan hasil yang baik”.102
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran Snowball Throwing yang mempengaruhi hasil belajar sebesar 14,22%. Hal ini juga sejalan dengan beberapa penelitian yang sudah diterapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian Kusuma Astuti dengan judul "Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”. Hasil penelitian pengunaan model pembelajaran Snowball Throwing menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat mencapai 59,10%.103 Selain itu juga penelitian Ardin Siallagan, yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Snowball Throwing merupakan model yang efektif digunakan karena antara materi pelajaran dan model pembelajaran signifikan untuk digunakan.104 Dan diperkuat lagi dengan hasil penelitian Ni Made Ninik Susantini, yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif dan efisien sehingga motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi. (2) Model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing dapat berjalan dengan efektif
102
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2,
h.152 103
Kusuma astuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”, Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak dipublikasikan 104 Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai“, Tesis pada UNIMED, Serdang 2010, tidak dipublikasikan.
93
dan efisien sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meningkat tinggi.105
105
Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014”, dipublikasikan.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Pada bab I peneliti telah menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana proses belajar siswa melalui model Snowball Throwing dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori tentang Snowball Throwing yang dikemukakan oleh Jumanta Hamdayama dalam bukunya yang berjudul Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Teori tersebut menyebutkan bahwa belajar dengan menggunakan model Snowball Throwing dapat membuat belajar lebih menyenangkan dan membuat siswa menjadi lebih aktif. Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui lebih jauh bagaimana model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa, karena peneliti berasumsi bahwa pembelajaran yang menyenangkan dapat memotivasi siswa. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan katakata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsepkonsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai. Dari data yang telah dianalisa, maka peneliti menyimpulkan bahwa model Snowball Throwing meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan menggunakan model Snowball Throwing siswa merasa lebih tertarik dan lebih termotivasi. Dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing guru lebih mempersiapkan materi sehingga membuat siswa menjadi lebih memahami materi yang dibahas, dan guru lebih menjelaskan terlebih dahulu langkah-langkah 94
95
dari model pembelajaran Snowball Throwing agar siswa tidak merasa kesulitan ketika pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan berdiskusi menggunakan model Snowball Throwing siswa yang tidak aktif di kelas dapat menyesuaikan diri dengan siswa yang lebih aktif, dengan dibentuknya kelompok belajar siswa dapat saling menghargai pendapat orang lain, siswa dapat saling berdiskusi dan membuat siswa tidak tergantung pada guru. Kemudian dengan melempar bola yang berisi pertanyaan dari satu siswa ke siswa lain dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa merasa penasaran akan pertanyaan yang didapat, dengan memutar musik dalam pembelajaran Snowball Throwing membuat siswa merasa belajar lebih semangat dan menyenangkan, dan dengan memberikan penghargaan berupa hadiah kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan membuat siswa lebih termotivasi untuk dapat menjawab pertanyaan yang didapat dengan tepat dan benar. B.
Saran Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut: a.
Bagi Sekolah Diharapkan dalam proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Snowball Throwing dapat lebih dikembangkan agar siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran yang cenderung monoton sehingga menjadi lebih menarik minat, perhatian dan motivasi siswa dalam belajar. b.
Bagi Guru Guru dalam menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing
diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu guru juga harus memperhatikan penggunaan model
96
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar proses belajar mengajar lebih menarik dan beragam siswa tidak merasa bosan pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di kelas. c.
Bagi Penelitian Selanjutnya Peneliti juga mengharapkan ada peneliti selanjutnya dari pihak lain
mengenai keprofesionalan guru IPS dalam mengembangkan terhadap penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dan peningkatan motivasi belajar siswa. d.
Bagi Siswa Siswa harus lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing agar dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih optimal dan bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Ali Hamzah dan Muhlisrarini. Perencanaan Dan Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014. Ardin Siallagan, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar siswa Di SMAN 1 Bintang Bayu Kabupaten Serdang
Bedagai“,
Tesis
pada
UNIMED,
Serdang
2010,
tidak
dipublikasikan. Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2008. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2006. Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisi Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008 Heni Waluyo Siswanto, Studi Efektivitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. Vol. 17, 2011. Jumanta Hamdayama,
Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan
Berkarakter.Bogor : Ghalia Indonesia, 2014. Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep Dan Aplikasi. Bandung : Refika Aditama, 2013. Kusuma Astuti, “Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Koperasi siswa kelas IV SD 3 Karang Bener Kudus”, Tesis pada Universitas Muria Kudus, 2013, tidak dipublikasikan. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya,2010. Ni Made Ninik Susantini, “Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa Kelas X Akuntansi SMK PGRI 1 Singaraja terhadap mata pelajaran IPS melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif Snowball Throwing pada semester Genap tahun ajaran 2013/2014”, dipublikasikan. Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS, 2006. Sapriya dkk, Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI, 2006. Sardirman A.M, Motivasi dalam Pendidika. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada, 2012. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta, 2010. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas. Bandung: Pustaka Setia, 2010. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: ALFABETA, cv. 2012. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2011. Tukiran Taniredja dkk .Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta, 2013. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Bumi Askara,2010. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana,2011. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Guru Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang efektif yang Berkualitas. Jakarta: Kencana, 2009 Wahyono Budi. Indikator Motivasi Belajar. dalam www.pendidikanekonomi .com/2014/10/indikator-motivasi-belajar.html?m=1, di akses pada tanggal 27 Juni 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Satuan Pendidikan
: SMP PGRI 1 Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: VIII-4 / 1 (Satu)
Standar Kompetensi
:1.
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Kompetensi Dasar
: 1.3
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)
A. Indikator 1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup 2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) 3. Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan 4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat : 1.
Menjelaskan pengertian lingkungan hidup
2.
Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya)
3.
Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan
4.
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya.
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin (Disipline) Kreatif Rasa hormat dan perhatian (respect) Tekun (diligence) Tanggung jawab (responsibility) Ketelitian (carefulness) Rasa ingin tahu Mandiri
C. Materi Pembelajaran 1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup 2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) 3. Menjelaskan arti peting lingkungan bagi kehidupan 4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya. D. Model Pembelajaran Media pembelajaran yang dipergunakan dengan model Snowball Throwing, dengan metode ceramah, bermain, diskusi dan penugasan.
E. Strategi Pembelajaran Pertemuan 1 Materi : 1. Menjelaskan pengertian lingkungan hidup Pengertian lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang tempat manusia atau makhluk hidup berada dan dapat mempengaruhi hidupnya.Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia
meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya. 2. Mengidentifikasikan unsur-unsur lingkungan(unsur abiotik, unsur biotik, sosial budaya) Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1. Unsur Abiotik Abiotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup (benda-benda mati). Komponen abiotik merupakan komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan keadaan fisik dan kimia di sekitar organisme yang menjadi medium dan substrat untuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.Beberapa contoh komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi ,dan iklim, Awan Termasuk Unsur Abiotik 2. Unsur Biotik Biotik adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Pada pokoknya makhluk hidup dapat digolngkan berdasarkan jenis-jenis tertentu, misalnya golongan manusia, hewan dan tumbuhan. Makhluk hidup berdasarkan
ukurannya
digolongkan
menjadi
mikroorganisme
dan
makroorganisme. Manusia merupakan faktor biotik yang mempunyai pengaruh terkuat di bumi ini, baik dalam pengaruh memusnahkan dan melipatkan,
atau
mempercepat
penyebaran
hewan
dan
tumbuhan.
Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a.
Produsen adalah makhluk hidup yang mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik (organisme autotrof). Proses tersebut hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang berklorofil dengan cara fotosintesis. Contoh produsen adalah alga, lumut dan tumbuhan hijau.
b.
Konsumer adalah organisme heterotrof yang tidak bisa membuat makanannya sendiri dan tergantung kepada organisme lain, baik yang
bersifat heterotrof maupun yang autotrof. Konsumer biasanya merupakan hewan. Hewan yang memakan tumbuhan secara langsung (herbivora) dinamakan konsumer primer. Hewan yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer II dan seterusnya sehingga terbentuk suatu rantai makanan. Konsumer terakhir disebut konsumer puncak. Contoh konsumer puncak adalah manusia. c.
Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme detritivor atau pemakan bangkai. Contoh organisme dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur Setiap makhluk hidup hanya dapat hidup dan berkembang biak pada
lingkungan yang cocok,yang disebut habitat.Didalam ekosistem,setiap organisme mempunya fungsi dan tugas tertentu .Hal ini dikenal dengan nisia.Oleh karena itu, komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan nisia tadi.Secara garis besar ada empat nisia, Hutan termasuk unsur biotik 3. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia dan merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam berperilaku sebagai makhluk sosial. Unsur ini berperan dalam perubahan lingkungan demi memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Karakter
Waktu 1.
PENDAHULUAN 1) Guru mengucapkan salam
5 Menit
1. Rasa hormat dan perhatian
2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a sebelum pembelajaran di mulai 3) Guru
memeriksa
2. Religius 3. Disiplin
kehadiran
siswa,
kerapihan serta kebersihan. 4) Apersepsi 5) Pre-test (memberikan soal pretest kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi Lingkungan hidup). 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.
KEGIATAN INTI
1. Kreatif
a. Eksplorasi
2. Pengetahuan
1) Guru menjelaskan materi secara singkat
3. Mandiri.
sebagai pengantar 2) Guru
meminta
membentuk kelompok
4. Rasa salah
satu
kelompok dan
siswa 35 Menit
menjadi
masing-masing
7
ketua
kelompok dipanggil untuk memberikan informasi tentang materi 3) Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya
masing-masing,
kemudian menjelaskan yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian masing-masing siswa diberi satu lembar kertas kerja yang untuk menuliskan
satu
mendeskripsikan
pertanyaan tentang
yang
lingkungan
hidup. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari siswa ke siswa
ingin
tahu. 5. Berani bertanya.
lainnya selama 15 menit, dan kegiatan dilakukan dengan melempar bola pada setiap siswa (antar kelompok) sambil bernyanyi “Halo-halo bandung” apabila guru
memberikan
instruksi
berhenti
bernyanyi maka siswa yang mendapat bola pada waktu itu mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. 6) Kelompok
lain
memberi
tanggapan
sekaligus memberi penilaian. 7) Guru memberi penguatan. 3.
KEGIATAN PENUTUP
1. Kreatif
a. Kesimpulan
2. Melatih
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi 5 Menit yang telah dipelajari
3. Mengingatka disiplin.
b. Evaluasi 1) Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar yang dialami dan sekaligus harapan untuk pembelajaran berikutnya. 2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan
cara
memberikan
soal
yang
dikerjakan secara individu. 3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa jauh
kemampuan.
pemahaman
dari
seluruh
siswa
terhadap pembelajaran yang telah di sampaikan. c. Refleksi 1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi terkait yang di pelajari pada saat itu, agar lebih menguatkan ingatan siswa tentang
pemahamannya terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 2) Guru
menyampaikan
rencana
pembelajaran untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Pertemuan 2 Materi : 3. Menjelaskan arti penting lingkungan bagi kehidupan
Alam menyediakan segala bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi alam juga mempunyai keterbatasan. Pada saat manusia belum berkembang sebanyak
sekarang,
keseimbangan
antara
kebutuhan
manusia
dan
keterbatasan boleh dikatakan tidak ada masalah. Namun, pada saat terjadi ledakan penduduk, masalah bentuk kebutuhan manusia. Beberapa jenis kebutuhan manusia memeng mengalami pembaharuan melalui proses daur ulangnya. Namun, akibat pengaruh manusia proses tersebut mengalami gangguan keseimbangan. Manusia dalam hidup selalu berhubungan dengan lingkungan alam. Lingkungan alan terdiri atas lingkungan fisik, seperti air, tanah, udara dan fauna. Lingkungan nonfisik teridiri atas lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Artinya, jika salah satu komponen rusak maka akan mengganggu yang lain karena dalam suatu lingkungan hidup ada yang disebut dengan kaidah satu untuk yang lain. Pada dasarnya, tiap komponen di dalam lingkungan hidup dapat dikatakan satu untuk yang lain. Jiak satu unsur mengalami kepunahan, akan terjadi ketidakseimbangan lingkungan (bencana). Lingkungan hidup sangat dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Hubungan antara interaksi antarunsur dalam lingkungan hidup. Interaksi bukan hanya menyangkut komponen biofisik, melainkan menyangkut pula hubungan sosial dalam hal unsur-unsur lingkungan yang terdiri atas benda hidup dan dinamis. b. Kelakuan atau kondisi unsur lingkungan hidup. c. Faktor-faktor nonmaterial, misalnya kondisi suhu, cahanya, dan kebisingan. d. Jenis dan jumlah unsur lingkungan hidup. Lingkungan hidup memiliki arti penting bagi kehidupan menusia dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup dapat dimanfaatkan sebagai berikut. a. Taman nasional bagi kelangsungan makhluk hidup yang saling memengaruhi dengan lingkungan. b. Sumber tenaga untuk prasarana transportasi. c. Media ekosistem bagi kelangsungan makhluk hidup yang saling memengaruhi dengan lingkungan. d. Sumber barang tambang dan mineral. e. Penghasil bahan baku atau bahan mentah. f. Areal permukiman atau tempat tinggal yang berfungsi untuk interaksi antarmanusia. g. Pengahasil bahan pangan bagi makhluk hidup. Lingkungan hidup yang benar-benar dapat memberikan kemudahan hidup pada hakikatnya sangat terbatas luasnya. Keterbatasan itu menjadi lebih terbatas lagi dengan adanya kerusakan-kerusakan lingkungan oleh manusia sendiri. Dengan makin bertambahnya penduduk maka kerusakan lingkungan akan semakin cepat. Bertambahnya jumlah menusia berarti bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti tempat tinggal,makanan dan pekerjaan. Dengan adanya keterkaitan yang erat antara kebutuhan manusia dan ketersediaan alam,
masalah kelestarian alam merupakan masalah pokok yang harus dijaga dan dipelihara oleh manusia.
4. Mengidentifikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup dan faktor penyebabnya. Faktor-faktor kerusakan lingkungan hidup. 1. Kerusakan akibat peristiwa alam a. Kerusakan akibat letusan gunung berapi. Letusan gunung berapi merupakan salah satu aktivitas vulkanisme. Letusan gunung berapi merupakan gejala alam. Manusia tidak mampu membendung atau mencegahnya. Akibat dari letusan gunung berapi dapat merusak lingkungan hidup. .b. Kerusakan akibat gempa bumi. Gempa bumi merupakan hentakan lapisan bumi yang bersumber dari lapisan di sebelah dalam merambat ke permukaan bumi. Kerusakan akibat gempa bumi menimbulkan gejala langsung maupun tidak langsung :
1. Banjir atau tanggul rusak. 2. Gempa di dasar laut menyebabkan tsunami. 3. Tanah di permukaan menjadi merekah. 4. Tanah longsor. 5. Bangunan roboh. 6. Kebakaran yang terjadi akibat dampak lanjutan gempa. c. Kerusakan akibat Cyclon (angin topan). Siklon adalah tekanan udara rendah berupa angin-angin topan atau badai. Kerusakan yang ditimbulkannya tergantung dengan kuat arusnya. d. Kerusakan yang disebabkan oleh angin topan adalah sebagai berikut: 1. Rumah-rumah yang kurang kuat terbawa sampai beberapa kilometer. 2. Bangunan rumah tembok dan gedung–gedung rusak atapnya bahkan ada yang roboh.
3. Merusak areal hutan, perkebunan, dan pertanian. d. Musim Kemarau Beberapa kerusakan akibat musim kemarau,adalah sebagai berikut : 1. Tumbuh-tumbuhan banyak yang mati sehingga dapat mengancam kehidupan makhluk hidup lainya. 2. Sungai-sungai, danau-danau dan air tanah menjadi kering sehingga dapat merugikan daerah pertanian. 3. Sumur-sumur dan sumber air kering. 2. Kerusakan akibat ulah manusia. a. Pertanian Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang-alang. Akibat lebih jauh, saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif. Hal ini bisa menyebabkan banjir, sementara itu saat musim kemarau tempat seperti itu akan mengalami kekurangan air. b. Perikanan Cara penangkapan ikan yang salah, seperti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis-jenis ikan tertentu di daerah perairan. Apalagi bila menggunakan bahan peledak, tidak saja ikan besar yang mati, tetapi larva dan ikan-ikan kecil lainnya juga ikut mati. c. Teknologi dan Industri Penggunaan traktor dalam membajak sawah sebagai alat bantu, traktor memang mempermudah dan mempercepat dalam membajak sawah. Namun, kadang ada hal lain yang terbawa seperti, sisa bahan bakar, buangan oli, dan sebagainya. Hal tersebut bisa merusak lingkungan. Pencemaran Pencemaran (polusi) adalah peristiwa berubahnya keadaan alam (udara, air, dan tanah) karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur tertentu. Macam-macam pencemaran adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara Hasil limbah industri, limbah pertambangan, dan asap kendaraan bermotor dapat mencemari udara. Asap-asap hasil pembuangan tersebut terdiri atas karbon monoksida, karbon dioksida, dan belerang dioksida. Karbon dioksida mengakibatkan hawa pengap dan naiknya suhu permukaan bumi. Karbon monoksida dapat meracuni dan mematikan makhluk hidup sedangkan belerang dioksida menyebabkan udara bersifat korosif yang menimbulkan proses perkaratan pada logam. 2. Pencemaran suara Pencemaran suara dapat timbul dari bising-bising suara mobil, kereta api, pesawat udara, dan jet. Di pusat-pusat hiburan dapat pula terjadi pencemaran suara yang bersumber dari tape recorder yang diputar keras-keras. Adanya pencemaran suara dapat mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit dan gangguan pada manusia dan hewan ternak, seperti gangguan jantung, pernafasan dan gangguan saraf. 3. Pencemaran air Pembuangan
sisa-sisa
industri
secara
sembarangan
bisa
mencemarkan sungai dan laut. Jika sungai dan laut tercemar, akibatnya banyak ikan dan mikrobiologi yang hidup di dalamnya tak mampu hidup lagi. Selain itu air sungai dan laut yang tercemar itu juga mengakibatkan sumber air tercemar sehingga manusia sulit mendapat air minum yang sehat dan bersih. 4. Pencemaran tanah Pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, penyebabnya antara lain : a. Bangunan barang-barang atau zat-zat yang tidak larut dalam air yang berasal dari pabrik-pabrik. b. Pembuangan ampas kimia dan kertas plastik bekas pembungkus botol bekas. Banjir Faktor-faktor lingkungan yang menyebabkan banjir, antara lain :
a. Penggundulan hutan secara tak terencana b. Pembuangan sampah di sembarang tempat c. Sulit meresapnya air hujan di tanah perkotaan karena tanah perkotaan banyak tertutup semen beton dan aspal. d. Rusaknya tanggul-tanggul sungai dan banyaknya sungai yang dangkal dengan sungai yang berkelok-kelok. Faktor Alami Banjir Bandang adalah banjir pada daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus -menerus dan muncul tiba-tiba. Banjir bandang terjadi akibat penjenuhan air terhadap tanah atau wilayah tersebut
berlangsung
dengan
cepat
hingga
tidak
dapat
diserap lagi.Air yang tergenang lalu terkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah Tanah longsor terjadi pada lahan dengan tingkat kemiringan lereng yang curam. kondisi tanah yang labil dengan vegetasi yang sedikit menyebabakan tanah menjadi mudah longsor.Curah hujan yang tinggi memicu terjadinnya tanah longsor. Gunung meletus adalah gunung yang mengeluarkan letusan lahar panas ,awan panas,debu panas dan material panas lainnya di sekitar wilayah itu. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
No
Alokasi
Karakter
Waktu 1.
PENDAHULUAN
1. Rasa hormat
1) Guru mengucapkan salam
dan perhatian
2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a
3) Guru
memeriksa
kehadiran
kerapihan serta kebersihan.
2. Religius 5 Menit
sebelum pembelajaran di mulai siswa,
3. Disiplin
4) Apersepsi 5) Motivasi -
Siwa diminta untuk mengumpulkan tugas rumah
-
Penjajakan dengan
kesiapan
belajar
memberikan
siswa
pertanyaan
tentang materi yang akan dibahas. 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.
KEGIATAN INTI
1. Kreatif
1) Siswa diminta kembali dalam formasi 35 Menit
2. Pengetahuan
kelompok.
3. Mandiri.
2) Guru menjelaskan materi secara singkat sebagai pengantar
memberikan
informasi
tentang
materi yang dibahas dan ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian
masing-masing
kelompok
diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan
satu
mendeskripsikan lingkungan
bagi
ingin
tahu.
3) masing-masing ketua kelompok dipanggil untuk
4. Rasa
pertanyaan tentang
yang
arti
peting
kehidupan
serta
kerusakan lingkungan hidup. 5) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari kelompok lain ke kelompok lainnya selama 15 menit, dan kegiatan dilakukan dengan melempar bola
5. Berani bertanya.
pada setiap siswa (antar kelompok) sambil mendengarkan musik atau lagu apabila guru memberikan instruksi musik berhenti maka siswa yang mendapat bola pada waktu
itu
mendapat
giliran
untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. 6) Kelompok
lain
memberi
tanggapan
sekaligus memberi penilaian. 7) Guru
memberi
penguatan
dan
memberikan hadiah untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. 8) Setelah itu Post Test (memberikan soal post test kepada siswa yang bertujuan untuk
mengetahui
peningkatan
kemampuan siswa tentang materi Arti penting Lingkungan hidup). 3.
KEGIATAN PENUTUP
1. Kreatif
a. Kesimpulan
2. Melatih
1) Siswa
bersama
guru
menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
kemampuan. 3. Mengingatka disiplin.
b. Evaluasi 1) Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar
5 Menit
yang
dialami
dan
sekaligus
harapan untuk pembelajaran berikutnya. 2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan cara memberikan soal
yang
dikerjakan secara individu. 3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa jauh pemahaman dari seluruh siswa terhadap pembelajaran yang telah di
sampaikan. c. Refleksi 1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi terkait yang di pelajari pada saat itu, agar lebih menguatkan ingatan siswa tentang pemahamannya terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 2) Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pembelajaran
pada
pertemuan
selanjutnya dan siswa diberi tugas untuk menyebutkan
apa
saja
arti
penting
lingkungan bagi kehidupan.
F.
Alat dan Sumber Belajar a.
Sumber Buku Galeri Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII
b.
Alat /Media pembelajaran : a. Snowball Throwing b.
Papan Tulis
c.
Spidol
d.
Kertas HVS
e.
Balon atau bola
f.
Musik
G. Penilaian Hasil Belajar Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test) dengan memberikan pertanyaan pilihan ganda untuk mengetahui pengetahuan awal atau penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selama pembelajaran, dilakukan saat siswa beraktifitas dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan tes Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test).
Dalam penilaian dipergunakan : a. Tes : Tes tertulis dengan soal terlampir b. Non Tes i. Penilaian sikap ii. Penilaian diri
Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Snowball Throwing Aspek Kegiatan Nama
Partisipasi
Keterangan
Keaktifan
Kerjasama
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pedoman Penskroran:
Aspek Penilaian Partisipasi
Deskripsi
Keterlibatan
Nilai siswa
dalam 60-100
berdiskusi mencari informasi untuk dijadikan solusi.
Keaktifan
Keaktifan
dalam 60-100
mempresentasikan solusi dari hasil diskusi. Kerjasama
Mengetahui
Membantu teman
Tenggang rasa dengan teman
60-100
Ciputat, Agustus 2015
Guru bidang studi,
Suratih, M.Pd
Mayasari
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2
Satuan Pendidikan
: SMP PGRI 1 Ciputat
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester
: VIII-4 / 1 (Satu)
Standar Kompetensi
: 1.
Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk
Kompetensi Dasar
: 1.3
Mendeskripsikan permasalahan lingkungan hidup dan upaya penanggulangannya dalam pembangunan berkelanjutan.
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit ( 2 x Pertemuan)
A. Indikator 5. Memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup 6. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan 7. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan 8. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan B. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat :
5.
Memberikan contoh usaha pelestarian lingkungan hidup
6.
Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan
7.
Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan
8.
Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin (Disipline) Kreatif Rasa hormat dan perhatian (respect) Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility) Ketelitian (carefulness) Rasa ingin tahu Mandiri C. Materi Pembelajaran 1. Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup 2. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan 3. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan 4. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan D. Model Pembelajaran Media pembelajaran yang dipergunakan dengan model Snowball Throwing, dengan metode ceramah, bermain, diskusi dan penugasan. E. Strategi Pembelajaran Pertemuan 1 Materi : F. Memberi contoh usaha pelestarian lingkungan hidup Alam menyediakan segala bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi alam juga mempunyai keterbatasan. Pada saat manusia belum berkembang sebanyak
sekarang,
keseimbangan
antara
kebutuhan
manusia
dan
keterbatasan boleh dikatakan tidak ada masalah. Namun, pada saat terjadi ledakan penduduk, masalah bentuk kebutuhan manusia. Beberapa jenis kebutuhan manusia memeng mengalami pembaharuan melalui proses daur ulangnya. Namun, akibat pengaruh manusia proses tersebut mengalami gangguan keseimbangan. Manusia dalam hidup selalu berhubungan dengan lingkungan alam. Lingkungan alam terdiri atas lingkungan fisik, seperti air, tanah, udara dan fauna. Lingkungan nonfisik teridiri atas lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya. Usaha-usaha pelestarian lingkungan
hidup
merupakan tanggung
jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini. a.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang KetentuanKetentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
b.
Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri.
c.
Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
d.
Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Selain itu, usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan
dengan cara-cara berikut ini. a.
Melakukan pengolahan tanah sesuai kondisi dan kemampuan lahan, serta mengatur sistem irigasi atau drainase sehingga aliran air tidak tergenang.
b.
Memberikan perlakuan khusus kepada limbah, seperti diolah/dipisah terlebih dahulu sebelum dibuang, agar tidak mencemari lingkungan.
c.
Melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang kritis, tandus dan gundul, serta melakukan sistem tebang pilih atau tebang tanam agar kelestarian hutan, sumber air kawasan pesisir/pantai
d.
Menciptakan dan menggunakan barang-barang hasil industri yang ramah lingkungan.
e.
Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap perilaku para pemegang Hak Peng- usahaan Hutan (HPH) agar tidak mengeksploitasi hutan secara besar-besaran. Sementara itu, sebagai seorang pelajar apa
Beberapa hal yang dapat dilakukan siswa sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan hidup, antara lain :
1.
menghemat penggunaan kertas dan pensil,
2.
membuang sampah pada tempatnya,
3.
memanfaatkan barang-barang hasil daur ulang,
4.
menghemat penggunaan listrik, air, dan BBM, serta
5.
menanam dan merawat pohon di sekitar lingkungan rumah tinggal.
G. Menafsirkan hakekat pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan erat kaitannya dengan pembangunan berwawasan lingkungan. Apakah yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan itu? Pembangunan berwawasan lingkungan pada hakikatnya merupakan pembangunan lestari. Pembangunan lestari yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa datang. Dari segi lingkungan, pembangunan berwawasan lingkungan dapat diartikan sebagai gabungan antara pembangunan dan kemajuan dengan usaha untuk memelihara lingkungan agar sumber-sumber daya alam di sekitar kita, seperti sumber air, hutan, tanah, udara, energi, mineral, dan lain-lain yang telah digunakan tidak hilang dan musnah sehingga dapat digunakan kembali. Dalam
proses
pembangunan
yang
penggunaan sumber- sumber daya alam
berwawasan
lingkungan,
yang tersedia senantiasa
mempertimbangkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya alam itu sendiri. Penggunaan sumber daya alam secara semena-- mena dan rakus oleh manusia, suatu ketika akan menimbulkan kesulitan besar bagi manusia, terutama generasi yang akan datang. Orang-orang tertentu yang hanya memikirkan keuntungan pribadi semata, dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada orang lain dan generasi di kemudian hari.
Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan merupakan proses pembangunan yang senantiasa memadukan proses pembangunan dengan potensi lingkungan. Pembangunan tidak akan dapat tercapai dan berkembang apabila kemampuan lingkungan terus mengalami kemerosotan. Demikian pula halnya lingkungan tidak akan dapat dilindungi dan dipelihara apabila pembangunan di suatu negara itu rendah kualitasnya sehingga tidak mempunyai cukup dana dan teknologi untuk menjaga, dan memelihara lingkungan.
Antara
pembangunan
dengan
pemeliharaan
lingkungan
merupakan dua hal yang harus berjalan seiring.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Karakter
Waktu 1.
5 Menit
PENDAHULUAN 1) Guru mengucapkan salam
dan perhatian
2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a
5. Religius
sebelum pembelajaran di mulai 3) Guru
memeriksa
kehadiran
4. Rasa hormat
6. Disiplin siswa,
kerapihan serta kebersihan. 4) Apersepsi 5) Pre-test (memberikan soal pre test kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang materi Pelestarian lingkungan hidup). 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.
KEGIATAN INTI
35 Menit
6. Kreatif
b. Eksplorasi
7. Pengetahuan
1) Siswa diminta kembali dalam formasi
8. Mandiri.
kelompok
9. Rasa
ingin
2) Guru menjelaskan materi secara singkat
tahu.
sebagai pengantar 3) ketua
10.
kelompok
memberikan
dipanggil
informasi
untuk
Berani
bertanya.
tentang materi
pelestarian lingkungan hidup. 4) Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya
masing-masing,
kemudian menjelaskan yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 5) Kemudian
masing-masing
mempresentasikan
kelompok
hasil
karya
kelompoknya,. 6) Kelompok
lain
memberi
tanggapan
sekaligus memberi penilaian. 7) Guru memberi penguatan dan klarifikasi terhadap hasil karya kelompok. 3.
5 Menit
KEGIATAN PENUTUP
5. Melatih
d. Kesimpulan 2) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
disiplin.
1) Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman belajar yang dialami dan sekaligus harapan untuk pembelajaran berikutnya. 2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa cara
memberikan
soal
yang
dikerjakan secara individu. 3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa jauh
kemampuan. 6. Mengingatka
e. Evaluasi
dengan
4. Kreatif
pemahaman
dari
seluruh
siswa
terhadap pembelajaran yang telah di
sampaikan. f. Refleksi 3) Guru menjelaskan kembali seluruh materi terkait yang di pelajari pada saat itu, agar lebih menguatkan ingatan siswa tentang pemahamannya terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 4) Guru
menyampaikan
rencana
pembelajaran untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan masing-masing siswa diberikan tugas yaitu sebutkan contoh-contoh
usaha
pelestarian
lingkungan hidup .
Pertemuan 2 Materi : H. Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan berkelanjutan Hakikat
Pembangunan
berkelanjutan
:
Pembangunan
adalah
seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan hidup manusia. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas
secara
bertahap
dengan
memperhatikan
factor
lingkungan.
Pembangunan berwawasan Lingkungan dikenal dengan pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi
kebutuhan
masa
kini
tanpa
pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan :
mengorbankan
kemampuan
a.
Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam sehingga berkelanjutan.
b.
Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan ekosistem agar tercipta keseimbangan lingkungan.
c.
Menggunakan pendekatan intergratif sehingga terjadi keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan untuk masa kini dan mendatang
d.
Menggunakan padangan jangka panjang untuk merencanakan rancangan
pengelolaan
dan
pemanfaatan
sumber
daya
yang
mendukung pembangunan. e.
Meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
f.
Memenuhi
kebutuhan
masa
sekarang
tanpa
membahayakan
pemenuhan kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan
ekonomi
harus
seimbang
dengan
konservasi
lingkungan.
I. Mengidentifikasi penerapan pembangunan berkelanjutan Penerapan Pembangunan Berkelanjutan : Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada tiga pilar yaitu ekonomi, lingkungan hidup, dan social. Beberapa cara dapat diterapkan dalam pembanguna berkelanjutan antara lain : a. Pembanguna suatu irigasi atau PLTA, diimbangi dengan usaha pelestarian hutan didaerah aliran sungai (DAS) sebagai sumber irigasi atau PLTA. b. Penggalian barang tambang seperti batu bara, timah,nikel dan sebagainya di daerah hutan, supaya bekas-bekas galian tambang ditimbun kembali dan ditanami pohon-pohon.
c. Melibatkan
masyarakat,
pembangunan
terutama
sehingga
masyarakat
kehidupan
pedesaan
semakin
baik.
dalam Dengan
meningkatnya kehidupan mereka maka akan berkurangnya perusakan lingkungan. Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Pembangunan suatu bangsa berkaitan erat dengan permasalahan kependudukannya. Suatu pembangunan dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai. Upaya-upaya
Pemecahan
Permasalahan
Kuantitas
Penduduk
Indonesia : Upaya pemerintah mengatasi permasalahan kuantitas penduduk antara lain, dengan pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk serta pemerataan persebaran penduduk. a. Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk : Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan. b. Pemerataan Persebaran Penduduk : Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah
migrasi
penduduk
dari
desa
kekota,
pemerintah
mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan. 1. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia a. Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk. b. Tingkat pendidikan : Merupakan modal pembangunan yang penting disamping kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan tingkat melek huruf penduduk.
Dampak
Permasalahan
Penduduk
Terhadap
Pembangunan
:
Permasalahan kependudukan membawa dampak bagi pembangunan di Indonesia. Dampak-dampak tersebut dapat dilihat dibawah ini : a.
Ketidakmerataan
penduduk
menyebabkan
tidak
meratanya
pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama daerahdaerah pedalaman yang jauh dari pusat kota. b.
Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
c.
Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
d.
Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)
e.
Timbulnya
berbagai
masalah
kerusakan
lingkungan
akibat
pertambahan penduduk manusia. f.
Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Karakter
Waktu 1.
PENDAHULUAN 1) Guru mengucapkan salam 2) Guru dan seluruh siswa membaca do’a
5 Menit
1. Rasa hormat dan perhatian 2. Religius
sebelum pembelajaran di mulai 3) Guru
memeriksa
3. Disiplin
kehadiran
siswa,
kerapihan serta kebersihan. 4) Apersepsi 5) Motivasi - Siwa diminta untuk mengumpulkan tugas rumah - Penjajakan kesiapan belajar siswa dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang akan dibahas. 6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2.
KEGIATAN INTI
1. Kreatif
1) Siswa diminta kembali dalam formasi
2. Pengetahuan
kelompok.
35 Menit
2) Guru menjelaskan materi secara singkat sebagai pengantar
memberikan
informasi
tentang
materi yang dibahas dan ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4) Kemudian
masing-masing
kelompok
diberi satu lembar kertas kerja untuk menuliskan
satu
pertanyaan
yang
mendeskripsikan tentang ciri-ciri serta penerapan
4. Rasa
ingin
tahu.
3) masing-masing ketua kelompok dipanggil untuk
3. Mandiri.
pembangunan berkelanjutan,
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari kelompok lain ke kelompok lainnya selama 15 menit, dan
5. Berani bertanya.
kegiatan dilakukan dengan melempar bola pada setiap siswa (antar kelompok) sambil mendengarkan bernyanyi
musik
apabila
atau
guru
sambil
memberikan
instruksi musik berhenti maka siswa yang mendapat bola pada waktu itu mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. 5) Kelompok
lain
memberi
tanggapan
sekaligus memberi penilaian. 6) Guru
memberi
penguatan
dan
memberikan hadiah untuk siswa yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. 7) Setelah itu Post Test (memberikan soal post test kepada siswa yang bertujuan untuk
mengetahui
peningkatan
kemampuan siswa tentang materi ciri-ciri serta
penerapan
pembangunan
berkelanjutan. 3.
5 Menit
KEGIATAN PENUTUP
2. Melatih
a. Kesimpulan 1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
disiplin.
1) Guru meminta salah satu siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengalaman yang
dialami
dan
sekaligus
harapan untuk pembelajaran berikutnya. 2) Guru memberikan evaluasi kepada siswa dengan
kemampuan. 3. Mengingatka
b. Evaluasi
belajar
1. Kreatif
cara memberikan soal
dikerjakan secara individu.
yang
3) Guru pun dapat menyimpulkan seberapa jauh pemahaman dari seluruh siswa terhadap pembelajaran yang telah di sampaikan. c. Refleksi 1) Guru menjelaskan kembali seluruh materi terkait yang di pelajari pada saat itu, agar lebih menguatkan ingatan siswa tentang pemahamannya terhadap materi pelajaran yang dipelajari. 2) Guru
menyampaikan
rencana
pembelajaran untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
H.
Alat dan Sumber Belajar a.
Sumber Buku Galeri Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII
b.
Alat /Media pembelajaran : a. Snowball Throwing b.
Papan Tulis
c.
Spidol
d.
Kertas HVS
e.
Balon atau bola
f.
Musik
I. Penilaian Hasil Belajar Penilaian dilakukan sebelum, selama dan sesudah proses pembelajaran. Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test) dengan memberikan pertanyaan pilihan ganda untuk mengetahui pengetahuan awal
atau penguasaan siswa terhadap materi yang akan dipelajari. Selama pembelajaran, dilakukan saat siswa beraktifitas dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan tes Sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test). Dalam penilaian dipergunakan : a. Tes : Tes tertulis dengan soal terlampir b.
Non Tes 1.Penilaian sikap 2.Penilaian diri
Rubrik Penilaian Model Pembelajaran Snowball Throwing Aspek Kegiatan Nama
Partisipasi
Keaktifan
Keterangan Kerjasama
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pedoman Penskroran:
Aspek Penilaian Partisipasi
Deskripsi
Keterlibatan
Nilai siswa
dalam 60-100
berdiskusi mencari informasi untuk dijadikan solusi.
Keaktifan
Keaktifan
dalam 60-100
mempresentasikan solusi dari hasil diskusi. Kerjasama
Mengetahui
Membantu teman
Tenggang rasa dengan teman
60-100
Ciputat, Agustus 2015
Guru bidang studi,
Suratih, M.Pd
Mayasari NIM. 1111015000020
Instrumen Wawancara Guru
1. Apa saja yang ibu persiapkan dalam pembelajaran sebelum masuk kelas ? 2. Model pembelajaran yang seperti apa yang sering ibu gunakan pada saat pembelajaran di kelas ? 3. Menurut ibu bagaiman proses pembelajaran di kelas ? seberapa efektifkah model pembelajaran yang ibu gunakan ? 4. Kesulitan apa saja yang ibu alami selama proses pembelajaran IPS di kelas? 5. Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut ? 6. Apakah yang ibu ketahui tentang model pembelajaran Snowball Throwing? 7. Bagaimana pengalaman ibu menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ? 8. Bagaimana efektifitas pembelajaran Snowball Throwing ini ketika digunakan pada saat pembelajaran IPS? Mungkin ibu bisa lihat yang sudah saya terapkan ? 9. Bagaimanakah keadaan siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran IPS menggunakan model Snowball Throwing ? 10. Menurut ibu apa manfaat dari model pembelajaran Snowball Throwing ini? 11. Bagaimana model pembelajaran ini berhubungan dengan motivasi belajar siswa di kelas ? 12. Bagaimana perubahan siswa di kelas setelah digunakan model Snowball Throwing ini ? 13. Bagaimana keaktifan dan respon siswa di kelas terhadap model pembelajaran Snowball Throwing ? seperti apa cara mereka merespon model pembelajaran ini ? 14. Bagaimana caranya agar model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih mengefektifkan pembelajaran IPS di kelas ? 15. Apa saran ibu atas pembelajaran yang lalu yang saya lakukan ?
Instrumen Wawancara Siswa 1. Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ? 2. Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ? 3. Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ? 4. Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ? 5. Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ? 6. Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ? 7. Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ? apakah model Snowball Throwing itu ? 8. Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ? bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ? 9. Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ? 10. Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ? mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ? 11. Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ? 12. Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ? 13. Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ? 14. Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ? 15. Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA GURU
Partisipan
: SR
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat
: Ruang Guru SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 14 Desember 2015
Waktu
: 10:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum selamat pagi bu ..
Partisipan
: Iya pagi, Wa’alaikumsalam. (tersenyum)
Pewawancara
: Apa kabar bu ?
Partisipan
: Alhamdulillah baik, sehat (tersenyum)
Pewawancara
: Saya Mayasari mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dulu PPKT disini bu
Partisipan
: Oh iya, ada apa ya kamu menemui saya ? (Sambil mempersilahkan duduk).
Pewawancara
: Jadi begini bu, saya menemui ibu karena saya ingin mewawancarai ibu.
Partisipan
: Oh, wawancara apa ya ?
Pewawancara
: Wawancara tentang model pembelajaran yang waktu itu saya terapkan ketika PPKT disini bu.
Partisipan
: Memang untuk keperluan apa kalo boleh saya tau ?
Pewawancara
: Jadi begini bu saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya bu (tersenyum malu).
Partisipan
: Oh iya iya (menganggukan kepala).
Pewawancara
: Oh iya bu sebelumnya, ibu harus mengisi surat persetujuan
menjadi
partisipan
menunjukkan surat persetujuan). Partisipan
: Oh ada surat persetujuan juga ?
Pewawancara
: Iya bu. (tersenyum).
dulu
bu
(sambil
Partisipan
: Surat persetujuan ini untuk apa memang?
Pewawancara
: Surat persetujuan ini berisi kalau ibu bersedia menjadi partisipan saya bu dan surat persetujuan ini untuk merahasiakan data pribadi ibu selama menjadi partisipan penelitian saya.
Partisipan
: Oh begitu, ini isi nama lengkap sama tanda tangan saya ?
Pewawancara
: Iya bu, di isi nama lengkap ibu dan juga tanda tangan ibu.
Partisipan
: Baik ini sudah (mengembalikan suratnya).
Pewawancara
: Iya bu terimakasih bu. Sekarang saya boleh tanya tentang profil ibu gapapa bu?
Partisipan
: Iya engga apa-apa.. (mengangguk).. Mau tanya apa emang ?
Pewawancara
: Siapa nama lengkap ibu ?
Partisipan
: Sxxxxxx.
Pewawancara
: Tempat tanggal lahir ibu dimana?
Partisipan
: Di Jakarta.
Pewawancara
: Tanggal lahir ibu berapa?
Partisipan
: 19 April 1975.
Pewawancara
: Alamat rumah ibu dimana?
Partisipan
: Rumah saya di cxxxxxx.
Pewawancara
: Ibu sudah mempunyai berapa anak bu ?
Partisipan
: Saya punya 3 orang anak (tertawa malu).
Pewawancara
: Oh tiga, anak ibu udah pada kerja atau masih sekolah ?
Partisipan
: Anak saya 2 sudah bekerja dan yang 1 masih kuliah.
Pewawancara
: Anak ibu sudah menikah atau belum ?
Partisipan
: Iya yang 2 sudah menikah (tersenyum).
Pewawancara
: Pendidikan terakhir ibu dimana ?
Partisipan
: Saya S1 di STKIP PGRI Jakarta tahun 2003 lalu S2 saya di UNINDRA Jakarta tahun 2012.
Pewawancara
: Program studi yang ibu ambil apa bu ?
Partisipan
: Saya ambil jurusan IPS Sejarah (tersenyum)
Pewawancara
: Ibu sudah berapa lama menjadi guru di SMP PGRI ?
Partisipan
: Kurang lebih 15 tahun saya mengajar disini (tertawa malu).
Pewawancara
: Oh gitu, Ibu mengajar mata pelajaran apa disini?
Partisipan
: Sekarang IPS Terpadu kalau dulu Sejarah.
Pewawancara
: Ibu mengajar berapa kelas disini ?
Partisipan
: Saya mengajar 5 kelas VIII disini.
Pewawancara
: Oh ibu hanya mengajar 5 kelas disini
Partisipan
: Iya (mengangguk dan tersenyum).
Pewawancara
: Ibu mengajar disini sebagai wali kelas atau hanya guru mata pelajaran saja?
Partisipan
: Wali kelas dan guru IPS juga.
Pewawancara
: Memang ibu wali kelas kelas berapa ?
Partisipan`
: Kelas VIII-4 .
Pewawancara
: Keunggulan dari sekolah ini apa aja ya bu ?
Partisipan
: Biasanya sih keunggulan non akademiknya itu, juara II voli se provinsi.
Pewawancara
: Oh iya bu selain disekolah ini ibu mengajar di sekolah lain juga ?
Partisipan
: Iya, selain mengajar disini saya juga mengajar di MA di Ixxxxxxxx. (islamiyah)
Pewawancara
: Oh iya bu, bagaimana dengan motivasi belajar siswa disini ?
Partisipan
: Hemmmm (berfikir sambil memegang HP).. motivasi siswa disini biasa saja tapi saya selalu memotivasi siswa dengan mengingatkan untuk terus membaca dan membaca di perpustakaan, dirumah maupun dimana saja agar siswa juga dapat mengingat dan mengetahui pengetahuan apa saja.
Pewawancara
: Lalu bagaimana cara ibu ngajar di kelas supaya siswa itu aktif di kelas pada saat pembelajaran ?
Partisipan
: Biasa saja si seperti guru-guru lain nya (sambil berpikir)… biasanya saya menjelaskan materi lalu nanti saya bertanya ke siswa agar siswa itu menyimak apa yang saya sampaikan dan paham materi yang sudah saya jelaskan, selain itu juga kadang belajar IPS nya tidak hanya di dalam kelas saja tetapi juga di perpustakaan tujuannya agar siswa tidak merasa bosan belajar di dalam kelas terus. Heemm .. Jadi siswa juga merasakan suasana baru, selain itu juga biasanya ada tugas kelompok dengan berdiskusi ini untuk melatih siswa bekerja sama antara siswa satu dengan siswa lainnya dan siswa saling bertukar pendapat dengan mengungkapkan pendapatnya masing-masing, itu saja yang biasa saya lakukan agar siswa aktif ketika pembelajaran berlangsung. (tersenyum).
Pewawancara
: Terus bagaimana dengan Hasil belajar siswa disini bu ?
Partisipan
: Alhamdulillah berkat kerja sama dan dorongan dari guruguru disini sebagian besar hasil belajar siswa itu di atas KKM. (tersenyum)
Pewawancara
: Memang KKM nilai IPS berapa bu ?
Partisipan
: KKM IPS disini 75.
Pewawancara
: Baik bu udah cukup untuk wawancara hari ini. Oh iya kira-kira kapan saya bisa ketemu ibu untuk wawancara selanjutnya ?
Partisipan
: Hemmm, Kapan ya ? (berpikir)
Pewawancara
: Saya terserah ibu saja kapan bisa saya wawancarai lagi.
Partisipan
: Gimana kalau besok pagi di ruang ini lagi ?
Pewawancara
: Oke baik bu, jam berapa kira-kira bu ?
Partisipan
: Heeemmm (berpikir sambil liat ke jam dinding). Kira-kira jam 10:00 an deh.
Pewawancara
: Oke baik bu, besok pagi saya ke sekolah.
Partisipan
: Iya . (tersenyum)
Pewawancara
: Kalo begitu terima kasih atas waktunya bu.
Partisipan
: Iya sama-sama (menganggukan kepalanya dan senyum).
Pewawancara
: Assalamu’alaikum bu (tersenyum sambil bersalaman).
Partisipan
: wa’alaikumsalam (bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan Inisial Partisipan
: SR (Guru)
Tanggal wawancara
: 15 Desember 2015
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 10:30 WIB
Keterangan P
: Peneliti
SR
: Partisipan
Sebelum melakukan wawancara peneliti sudah meminta kesedian beliau sebagai informan, beliau bersedia dan sudah menandatangani surat persetujuan. Sebelum diwawancarai, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan wawancara.
P
: Assalamualaikum bu maaf saya ganggu waktu ibu lagi nih .. (senyum malu sambil bersalaman).
SR
: Wa’alaikumsalam wr.wb (bersalaman)… iya enggak apa-apa saya gak keberatan kok, lagi pula kan saya yang kemarin sudah memberikan janji untuk ketemu hari ini dan kebetulan juga saya lagi gak ada jam ngajar sekarang..
P
: Iya bu, terimakasih atas waktunya ..
SR
: Iya sama-sama.. Memangnya apa yang mau ditanyakan lagi ?
P
: Ini seperti yang kemarin sudah saya jelaskan bu, saya ingin mewawancarai ibu tentang model pembelajaran yang saya terapkan di kelas waktu saya PPKT disini ..
SR
: Oh iya silahkan, mau kita mulai sekarang apa mau ngobrol-ngobrol dulu ?
P
: Heemmm… langsung aja kali ya bu, saya takut ganggu waktu ibu kalo saya ngajak ibu ngobrol-ngobrol dulu (senyum).
SR
: Iya iya boleh (menganggukan kepala). Ayo silahkan pertanyaan apa yang mau ditanyakan ke saya ?
P
: Saya ingin mewawancarai ibu mengenai penggunaan model Snowball Throwing sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Saya jamin kerahasiaan data ibu di dalam wawancara ini. Sebelumnya saya sudah meminta kesediaan Ibu untuk menandatangani surat persetujuan bahwa ibu sudah bersedia untuk saya wawancara.
SR
: Iya kemarin saya sudah bersedia untuk di wawancarai dan saya juga sudah menandatangani surat persetujuannya (tersenyum).
P
: Baik bu, Terima kasih sebelumnya sudah meluangkan waktu untuk saya wawancarai. Langsung aja pertanyaan pertama, Apa saja yang ibu persiapkan dalam pembelajaran sebelum masuk kelas?
SR
: Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)… Sebelum pembelajaran dikelas berlangsung di kelas saya terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan saya ajarkan kepada murid-murid, perangkat pembelajaran seperti RPP dan tidak lupa beberapa sumber tambahan materi mengajar selain dari buku paket dan LKS tersebut, Nah kalau sekiranya perlu gambar-gambar untuk contoh, saya juga akan
mempersiapkan
gambar-gambar
tersebut.
Setelah
semua
sudah
dipersiapkan barulah saya terlebih dahulu absen anak-anak, tidak lupa sebelum pembelajaran di mulai saya berikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan di bahas dengan mengkaitkan dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa merasa termotivasi untuk belajar. P
: Model pembelajaran yang seperti apa yang sering ibu gunakan pada saat pembelajaran di kelas?
SR
: Heemmm (berpikir sambil mengangkat tangan ke atas meja)… Model pembelajaran yang sering saya terapkan di kelas ketika mengajar saya menggunakan model pembelajaran seperti guru-guru lainnya, yaitu presentasi, ceramah, kadang ya nonton film dengan menyesuaikan saja dengan materi pembahasan. Heemmm… Menurut saya dengan metode tersebut cukup sederhana akan tetapi dalam pencapaian hasil belajar lebih baik, dan juga ketika menggunakan model tersebut saya lebih bisa tau mengenai perkembangan belajar murid saya dan juga tau bagaimanakah murid-murid saya termotivasi belajarnya dengan model tersebut.
P
: Menurut ibu bagaimana proses pembelajaran di kelas? seberapa efektifkah model pembelajaran yang ibu gunakan?
SR
: Menurut saya proses pembelajaran dikelas masih kurang begitu maksimal (berpikir sambil memegang kertas)... Karna pada saat pembelajaran dikelas masih saja terkadang ada anak yang sibuk ngobrol sendiri, ada yang tidak mendengarkan, ada juga yang tidur dikelas. Model pembelajaran yang saya gunakan pun belum terlalu efektif. Maka dari itu saya Perlu adanya model-model pembelajaran lain yang bisa membuat murid-murid tidak cepat merasa bosan dan lebih memperhatikan saat proses pembelajaran berlangsung di kelas.
P
: Kesulitan apa saja yang ibu alami selama proses pembelajaran IPS di kelas ?
SR
: Heemmm (berpikir mata melihat keluar)... Kesulitan yang saya alami sepertinya sama dengan yang guru-guru lain alami. Kesulitannya sih ketika mengajar dikelas seperti murid yang kurang aktif, lalu sukanya mengobrol dan kurangnya niat siswa dalam membaca sebelum belajar seperti malamnya membaca dahulu materi pelajaran besok paginya, kesulitan lain dalam teknis mengajar yaitu murid yang suka bercanda dengan temannya. Terkadang saya sudah menjelaskan capek-capek bahkan sampai berulang-ulang tapi pada saat ditanya murid masih saja tidak bisa menjawab. Disitu terkadang rasanya saya ingin marah, tapi anak-anak jaman sekarang sama sekali tidak bisa dimarahi, dihukum pun mereka tidak akan merasa jera. (ekspresi wajah heran).
P
: Bagaimana cara ibu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut?
SR
: Heemmm (berpikir)... Cara mengatasi masalah tersebut yah beberapa cara saya lakukan, diantaranya saya biasanya setelah menjelaskan suka langsung melemparkan pertanyaan kepada murid-murid, memindahkan posisi tempat duduk siswa, misalkan siswa yang suka mengobrol di belakang saya pindahkan ke depan supaya dapat memperhatikan, misalkan siswa yang sukanya bercanda dipojok saya pindahkan ke tengah, dan buat yang sulit untuk diatur saya beri pertanyaan terus supaya dia dapat memperhatikan, jika tidak bisa maka saya kasih hukuman ringan, Setelah itu bagi murid yang bisa menjawab saya biasanya janjiin mereka untuk memberi hadiah. Hadiah yang sering saya berikan berupa nilai tapi kadang juga saya berikan hadiahnya berupa nilai, makanan atau berbentuk barang juga agar siswa merasa termotivasi untuk berlomba-lomba menjawab pertanyaan itu dengan mengharapkan hadiah yang akan saya berikan pada saat pembelajaran di kelas.
P
: Apakah yang ibu ketahui tentang model pembelajaran Snowball Throwing?
SR
: Yang kemarin kamu terapin itu yah kan,,, yang saya ketahui (mengangguk-angguk).. model pembelajaran Snowball Throwing ini, Heemmm (berpikir)… merupakan salah satu dari model pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran ini bersifat kerja kelompok dengan mendiskusikan dan membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas, lalu pertanyaan itu dibentuk seperti bola kemudian bola itu dilempar dari siswa satu ke siswa lainnya, kemudian murid atau kelompok yang terkena lemparan bola dialah yang harus menjawab pertanyaan yang berbentuk bola itu.
P
: Bagaimana pengalaman ibu menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
SR
: Heemmm (berpikir)… Sebelumnya saya belum pernah mempunyai pengalaman mengajar dengan menggunakan model Snowball Throwing ini ketika pembelajaran IPS berlangsung di kelas, tetapi pengalaman saya ketika membaca dari buku saja dan melihat anda menerapkan model pembelajaran ini sangat luar biasa dan cukup memuaskan. (tersenyum).. Menurut saya model Snowball Throwing tersebut cukup inovatif, kreatif dan juga cukup bisa membuat siswa jadi lebih aktif dikelas. Bahkan murid yang biasanya pada saat belajar IPS ngantuk itu mereka jadi serius mendengarkan materi dan memahaminya, lebih perhatian terhadap materi pelajaran, mereka diharuskan untuk dapat cepat memahami dan menyimak pelajaran tersebut.
P
: Bagaimana efektifitas pembelajaran Snowball Throwing ini ketika digunakan pada saat pembelajaran IPS? Mungkin ibu bisa lihat yang sudah saya terapkan?
SR
: Menurut saya keefektifan model pembelajaran Snowball Throwing ini sudah sangat efektif, (sambil memegang HP)… karena saya melihatnya siswa itu sangat antusias sekali ketika model ini digunakan dalam pembelajaran IPS, siswa juga jadi lebih aktif dalam bertanya dan siswa saling berupaya untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan secara benar dan juga tepat. Mereka juga lebih memperhatikan pada saat guru sedang menjelaskan materi di depan kelas. Ketika melihat anda menerapkannya saya cukup dapat cara-cara baru lagi dalam menerapkan model tersebut, untuk pembelajaran IPS di kelas. (mengangguk dan tersenyum).
P
: Bagaimanakah keadaan siswa di dalam kelas pada saat pembelajaran IPS menggunakan model Snowball Throwing ?
SR
: Heemmm (berpikir)… Keadaan siswa dalam kelas siswa dikelas jadi lebih aktif,
dan siswa juga jadi lebih memperhatikan ketika guru
menjelaskan materi di depan kelas. Karena dengan model ini siswa jadi lebih semangat dan seru, kalo kata anak-anak sih deg-degan nanti bakal dapet pertanyaan apa nantinya, jadi mereka sebisa mungkin mengerti dan paham semua materi IPS yang sudah dipelajari, (tersenyum sambil menggerakkan kaki). P
: Menurut ibu apa manfaat dari model pembelajaran Snowball Throwing ini?
SR
: Seperti yang telah saya bicarakan, Manfaatnya cukup banyak, siswa lebih aktif, jadi lebih rajin untuk belajar, lebih semangat dan lebih merasa kompak dengan teman kelasnya. Nilai-nilai mereka pun jadi lebih meningkat, mereka juga jadi lebih paham pada pelajaran IPS.
P
: Bagaimana model pembelajaran ini berhubungan dengan motivasi belajar siswa di kelas ?
SR
: Heemmm (mata melirik ke kiri)… Hubungan model pembelajaran Snowball Throwing ini dengan motivasi belajar siswa siswa sangat tinggi, sangat antusias sekali hingga siswa menanti kapan model Snowball Throwing ini digunakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung di dalam kelas. Karena dengan model pembalajaran ini siswa jadi lebih rajin untuk belajar dan rasa ingin tahunya jadi lebih tinggi, terlebih dengan melihat hasil pencapaian dari pembelajaran tersebut yang cukup mengesankan karena begitu signifikan kenaikan pencapaian dalam penguasaan materi pelajaran IPS tersebut.
P
: Bagaimana perubahan siswa di kelas setelah digunakan model Snowball Throwing ini ?
SR
: Heemmm (berpikir sambil membuka HP)… Perubahan siswa yang paling terlihat yaitu siswa jadi lebih memperhatikan pada saat guru menjelaskan, mereka juga jadi lebih rajin untuk mencatat, siswa jadi lebih berani ketika bertanya dan mengungkapkan pendapatnya, dan mereka pun berusaha untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Perubahan yang seperti ini terjadi ketika model Snowball Throwing diterapkan pada saat pembelajaran IPS berlangsung sangat menimbulkan perubahan yang positif untuk siswa, (tersenyum).
P
: Bagaimana keaktifan dan respon siswa di kelas terhadap model pembelajaran Snowball Throwing? Seperti apa cara mereka merespon model pembelajaran ini?
SR
: Heemmm (berpikir)... Respon siswa sangat bagus dilihat dari antusias mereka dalam menerima pelajaran IPS saat menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ini, dilihat ketika siswa ditanya mereka berusaha untuk menjawab, murid-murid sangat aktif, mereka juga lebih berani untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya, heemmm (berpikir lagi)… selain itu mereka juga membuat catatan
penting untuk dapat mereka ingat inti-inti dari materi yang diajarkannya agar lebih mudah mereka pahami, yah walaupun nampak dimuka mereka sangat takut dan tegang, tetapi mereka cukup bisa menangkap apa yang sudah guru jelaskan. P
: Bagaimana caranya agar model pembelajaran Snowball Throwing ini lebih mengefektifkan pembelajaran IPS di kelas ?
SR
: Nah agar model ini lebih efektif lagi, bisa dengan cara melakukan pembelajaran di tempat yang bisa menggambarkan kondisi sebenarnya yang berkaitan dengan materi yang diajarkan, Mungkin juga akan lebih baik jika dalam penggunaan model pembelajaran ini diiringi musikmusik yang lebih disukai siswa, lebih menarik perhatian siswa dan juga pemberian hadiah lebih banyak lagi kepada siswa yang bisa menjawab pertanyaan, (ekspresi wajah semangat dan senyum).
P
: Apa saran ibu atas pembelajaran yang lalu yang saya lakukan ?
SR
: Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen dan kertas)… Model pembelajaran yang anda gunakan sangat bagus cukup kreatif. Seringsering gunakan model pembelajaran ini pada saat mengajar dikelas.. Kalo saran saya sih, kalo bisa, heemmm (berpikir)… Model ini bisa lebih dikembangkan lagi bisa dilakukan lagi di tempat yang lain di level kelas yang lain, dan juga pada mata pelajaran lain bukan hanya IPS saja tentu juga dengan waktu yang berbeda karena sudah jelas banyak hal positif yang bisa dilakukan dan didapatkan dari model pembelajaran Snowball Throwing ini yang bisa dilakukan tidak hanya di dalam kelas saja tetapi juga bisa dilakukan di luar kelas agar siswa bisa lagi melihat kondisi sekitar yang dapat dihubungkan dengan materi ajar agar dengan begitu siswa dengan lebih mudah menyerap pelajaran IPS. Heemmm (berpikir)… Saya berharap dengan adanya model Snowball Throwing yang menarik ini diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar
siswa. Model pembelajaran ini juga kalo bisa tidak hanya digunakan untuk jenjang SMP saja tetapi juga bisa digunakan pada jenjang SD, atau SMA yang disesuaikan dengan materi pelajaran. P
: Baik bu saya rasa sudah cukup wawancaranya, terimakasih sudah bersedia meluangkan waktunya untuk saya wawancarai untuk penelitian skripsi saya.
SR
: Iya-iya, (menganggukan kepalanya)… saya juga terimakasih dengan anda PPKT disini dan menerapkan model pembelajaran seperti ini saya lebih punya wawasan lagi tentang model-model pembelajaran yang lebih kreatif dan menyenangkan, (tersenyum).
P
: Iya baik bu, Assalamualaikum.wr.wb (sambil bersalaman).
SR
: Iya wa’alaikumsalam.wr.wb (bersalaman dan tersenyum).
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: DK
Jenis Kelamat
: Perempuan
Tempat
: Ruang Kelas SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 07 Desember 2015
Waktu
: 09:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat pagi de (senyum).
Partisipan
: Iya, wa’alaikumsalam kak (senyum).
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkakn nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakakrta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Oh dari UIN kak..
Pewawancara
: Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disni de ?
Partisipan
: Iya inget ko kak ( kepala mengangguk sambil tersenyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkaktkakn Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kakmu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oh gitu, boleh deh aku mau kak di wawancara.
Pewawancara
: Oke, kaklo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Surat persetujuan apa kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Oh gitu. Mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini (menyerahkakn kertas persetujuan). Silahkakn di isi ya de suratnya.
Partisipan
: Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?
Pewawancara
: Isi dengan nama lengkap kamu ya de.
Partisipan
: Iya kak, ini tanda tangan juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de,
Partisipan
: Terus ini nomor identitas apa kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Tau sih kak tapi aku lupa berapa ..hehe (ketawa)
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..
Partisipan
: Oke, ini udah kak. (menyerahkakn surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Oh boleh ko kak. (senyum sambil mengangguk)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: DK
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan).
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 22 Oktober 1999
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Di Pemalang kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 16 kak
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Di Jl. Madrasah kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Pemalang kak..
Pewawancara
: Oh pemalang itu jawa kan ya ?
Partisipan
: Iyah kak..
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Baca novel aja kak (ketawa)
Pewawancara
: Oh baca novel
Partisipan
: Iyah kak
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Pernah sih kak hehe
Pewawancara
: Ranking berapa kamu ?
Partisipan
: Aku rangking 4 kak
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Satu bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak pertama dan terakhir kak hehe (tertawa)
Pewawancara
: Oh, kamu anak satu-satunya dong yah?.
Partisipan
: Iya kak ..hehehe
Pewawancara
: Kamu kaklo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Angkot kak.
Pewawancara
: Terus kamu kaklo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 6 kak
Pewawancara
: Emang kamu kaklo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Jam setengah 5 kak
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Pernah sih kalo hari senin kak bawaannya telat aja .. hehe
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Heemmm (berpikir)… ada ko kak.
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Banyak kak, ada basket, voli, pramuka, pmr, padus, sama paskibra.
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Aku engga ikut apa-apa kak
Pewawancara
: Kenapa kamu engga ikut eskul de?
Partisipan
: Gapapa kak males aja hehehe (ketawa)
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Eeehhmmm, kegiatan diluar aku juga engga ikut apa-apa kak
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya. (senyum).
Partisipan
: Iya kak. Sama-sama. (bersalaman)
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: NH
Jenis Kelamat
: Perempuan
Tempat
: Ruang Kelas VII-6 SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 07 Desember 2015
Waktu
: 10:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat pagi de (senyum)
Partisipan
: Iya wa’alaikum salam kak (bersalaman)
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Oh iya kak..
Pewawancara
: Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disini de ?
Partisipan
: Oh iya-iya inget kak (mengangguk dan tersenyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oke kak aku bersedia kakak wawancara.
Pewawancara
: Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Surat persetujuan apa kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de suratnya.
Partisipan
: Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?
Pewawancara
: Isi dengan nama lengkap kamu ya de.
Partisipan
: Tanda tangan juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de,
Partisipan
: Terus ini nomor identitas apa kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Iya kak aku tau kok
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu kamu isi nomor induk kamu de
Partisipan
: Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Boleh kak. (senyum)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: NH
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan).
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 11 Desember 2001
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Pekan baru kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 14 tahun kak
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Di Jl. Hidup Baru Serua Indah kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Aku asli pekan baru sama sumatera utara kak..
Pewawancara
: Oh kamu sering mudik dong yah ?
Partisipan
: Iyah kak..hehehe
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Aku suka berenang kak
Pewawancara
: Oh gitu ..
Partisipan
: Iyah kak
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Engga pernah kak (senyum malu)
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Dua bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak kedua kak
Pewawancara
: Oh kakak kamu cewe atau cowo ?
Partisipan
: Cewe kak hehehe
Pewawancara
: Kamu kalo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Naik Angkot kak.
Pewawancara
: Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 6 kak
Pewawancara
: Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 5 kak
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Engga pernah kak.. hehe
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Ada kak ..(mengangguk).
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Banyak kak, ada basket, voli, pramuka, pmr, sama padus juga kak
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Pernah ikut voli tapi sekarang udah engga soalnya waktunya udah engga cukup kak ..
Pewawancara
: Oh waktunya udah engga cukup yah
Partisipan
: Iya kak
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Ada kak
Pewawancara
: Kegiatan diluar kamu apa emang de ?
Partisipan
: Les matematika kak di deket rumah ..
Pewawancara
: Itu kamu lesnya setiap hari apa de ?
Partisipan
: Hari sabtu sama minggu pagi kak..
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya. (tersenyum).
Partisipan
: Sama-sama kak . (bersalaman dan senyum)
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: PR
Jenis Kelamat
: Perempuan
Tempat
: Ruang Kelas SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 07 Desember 2015
Waktu
: 11:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)
Partisipan
: Iya siang kak (senyum sambil bersalaman)
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Oh iya kak..
Pewawancara
: Masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disini de ?
Partisipan
: Inget ko kak (mengangguk sambil tersenyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara tentang apa emangnya kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oh boleh.. (menganggukkan kepalanya).. aku mau kak di wawancara.
Pewawancara
: Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Pake surat persetujuan kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Oh gitu. Mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de suratnya.
Partisipan
: Ini nama lengkap aku kak?
Pewawancara
: Isi dengan nama lengkap kamu ya de.
Partisipan
: Pake tanda tangan juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de,
Partisipan
: Terus ini nomor identitasnya kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Aku lupa berapa kak ..hehe (ketawa)
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..
Partisipan
: Oke deh ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Boleh kak. (senyum)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: PR
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan).
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 2 Desember 2001
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Di Jakarta kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 14 tahun kak
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Di Jl. Cimandiri 5 samping tip top kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Orang tua aku padang sama sulawesi kak..
Pewawancara
: Oh berarti kamu campuran padang sama Sulawesi..
Partisipan
: Iyah kak..
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Hobi aku nyanyi kak.. (nyengir)
Pewawancara
: Oh biasanya kamu nyanyi lagu apa de ?
Partisipan
: Lagu-lagu galau kak hehehe (ketawa)
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Pernah kak..
Pewawancara
: Ranking berapa kamu ?
Partisipan
: Aku terakhir rangking 7 (nyengir).
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Dua bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak pertama kak
Pewawancara
: Adik kamu cewe atau cowo ?.
Partisipan
: Cowo kak..
Pewawancara
: Oh cowo . Adik kamu masih kecil atau udah besar ?
Partisipan
: Eeeehhmm .. Masih kecil kak.
Pewawancara
: Umur berapa emang adik kamu ?
Partisipan
: 7 tahun kak
Pewawancara
: Oh gitu.. Kamu kalo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Naik angkot kak.
Pewawancara
: Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 6 kak
Pewawancara
: Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Ehhhmmmm.. Jam 5 kak
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Pernah sih kak .. hehe
Pewawancara
: Terus kamu pernah di hukum engga ?
Partisipan
: Pernah kak hehe (malu-malu)
Pewawancara
: Biasanya disuruh ngapain de hukumannya ?
Partisipan
: Disuruh skot jam kak sama gurunya ..(ekspresi muka bete)
Pewawancara
: Oh, hukuman nya skot jam..
Partisipan
: Iya kak
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Ada kak banyak.
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Ada basket, voli, pramuka, pmr, padus, paskibra, ada futsal juga kak..
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Aku ikut pramuka, sama OSIS kak
Pewawancara
: Kenapa kamu pilih eskul Pramuka de?
Partisipan
: Bakat aku kayanya lebih di pramuka kak hehehe (ketawa)
Pewawancara
: Oh gitu.. terus di OSIS jabatan kamu sebagai apa de ?
Partisipan
: Aku wakil bendahara kak..
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Engga ada sih kak cuma di sekolah aja
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya. (tersenyum)
Partisipan
: Iya sama-sama kak,, assalamualaikum.wr.wb (bersalaman dan tersenyum).
Pewawancara
: Iya wa’alaikumsalam (senyum).
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: OA
Jenis Kelamat
: Perempuan
Tempat
: Depan Ruang Kelas VIII-5
Tanggal
: 07 Desember 2015
Waktu
: 12:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)
Partisipan
: Wa’alaikumsalam kak (senyum)
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Iya kak..
Pewawancara
: Kamu masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disini de ?
Partisipan
: Inget kok kak (tersenyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oh gitu, iya kak aku bersedia di wawancara.
Pewawancara
: Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Surat apa kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de suratnya.
Partisipan
: Ini tulis nama lengkap atau panggilan kak?
Pewawancara
: Isi nama lengkap kamu ya de.
Partisipan
: Iya kak, ini tanda tangan juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de,
Partisipan
: Terus ini nomor identitas apa kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Iya kak tau kok
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu kamu isi sesuai nomor induk kamu de..
Partisipan
: Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Iya boleh kak. (senyum sambil mengangguk)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: OA
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan).
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 14 Oktober 2002
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Di Lampung kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 13 kak
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Aku tinggal di Komplek kejaksaan kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Lampung sama Betawi kak.. (senyum)
Pewawancara
: Oh gitu ..
Partisipan
: Iyah kak..
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Main basket dong kak (ketawa)
Pewawancara
: Oh hobi kamu basket de
Partisipan
: Iyah kak (menganggukkan kepalanya)
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Pernah kak
Pewawancara
: Ranking berapa kamu ?
Partisipan
: Rangking 1 umum kak
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Tiga bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak kedua kak
Pewawancara
: Kakak kamu masih sekolah atau udah kerja ?
Partisipan
: Heemmm... Masih sekolah kelas 3 SMA kak.
Pewawancara
: Oh, terus kalo adik kamu kelas berapa ?
Partisipan
: Adik aku kelas 1 SD kak ..
Pewawancara
: Kamu kalo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Dianter orang tua tapi kadang naik angkot kak. hehehe
Pewawancara
: Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 05:40 kak
Pewawancara
: Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 5 kak
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Engga sih kak .. hehe
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Iya ada ko kak.
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Banyak kak, ada basket, tekwondo, paskibra, voli, pramuka, pmr, padus kak.
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Aku ikut pramuka sama OSIS juga kak
Pewawancara
: Kenapa kamu pilih eskul pramuka de?
Partisipan
: Aku suka aja kak sama pramuka hehehe (ketawa)
Pewawancara
: Jabatan kamu di OSIS sebagai apa de ?
Partisipan
: Aku sebagai seksi bidang ketuhanan Yang Maha Esa kak
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Kalo kegiatan diluar aku sih engga ada kak
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya.
Partisipan
: Oke kak. (bersalaman dan nyengir).
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: MR
Jenis Kelamat
: Laki-laki
Tempat
: Ruang Perpustakaan SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 09 Desember 2015
Waktu
: 08:40 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat pagi de ..(senyum).
Partisipan
: Iya, wa’alaikumsalam kak ..(senyum).
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Oh dari UIN kak..
Pewawancara
: Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disni de ?
Partisipan
: Iya inget ko kak (mengangguk sambil tersenyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara skripsi tentang apa emangnya kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oh gitu, boleh deh aku mau kak di wawancara.
Pewawancara
: Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kaka wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Surat persetujuan apa kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Oh mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini (menyerahkan kertas persetujuan). Silahkan di isi ya de suratnya.
Partisipan
: Ini tulis nama lengkap aku kak ?
Pewawancara
: Iya de isi nama lengkap kamu.
Partisipan
: Iya kak, ini tanda tangan juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de.
Partisipan
: Terus ini nomor identitas apa kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Tau sih kak tapi aku lupa berapa ..hehe (senyum malumalu)
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu nanti aja kamu isi nomor induknya de..
Partisipan
: Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Oh boleh kok kak. (senyum sambil mengangguk)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: MR
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan).
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 19 Januari 2002
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Di Pekalongan kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 13 kak.
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Di Jl. Perintis Bawah I Rt. 08 Rw. 12 No. 6 kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Pekalongan Brebes kak..
Pewawancara
: Oh kamu asli jawa ..
Partisipan
: Iyah ka..
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Main Futsal kak (ketawa)
Pewawancara
: Oh futsal de
Partisipan
: Iyah ka
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Engga kak ..
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Dua bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak kedua kak
Pewawancara
: Kakak kamu cewe atau cowo ?.
Partisipan
: Cowo kak..
Pewawancara
: Oh cowo . Kakak kamu masih sekolah atau udah kerja ?
Partisipan
: Heemmm... Masih kuliah semester 6 kak.
Pewawancara
: Oh, masih kuliah.
Partisipan
: Iya kak.
Pewawancara
: Kamu kalo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Dianter kakak naik motor kak.
Pewawancara
: Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 6 kak.
Pewawancara
: Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 5 kak.
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Engga pernah sih kak .. hehe
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Eeeehhmmm (berpikir) ada ko kak.
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Ada padus, basket, futsal, voli, pmr, sama pramuka
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Basket kak.
Pewawancara
: Kenapa kamu pilih eskul basket de?
Partisipan
: Yah emang udah bakat aku disitu sih ka hehehe (ketawa)
Pewawancara
: Oh bakat kamu di basket..
Partisipan
: Iya kak (tersenyum)
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Eeehhmmm, kalo kegiatan diluar aku sih ikut les matematika sama hadroh kak.
Pewawancara
: Kamu les dirumah atau dimana?
Partisipan
: Disekolah ka sehabis pulang sekolah.
Pewawancara
: Oh iya tadi kamu bilang kegiatan diluar kamu Hadroh, itu kamu sering tampil dimana aja de?
Partisipan
: Dimana aja kak kalo ada acara-acara
Pewawancara
: Terus itu kamu setiap tampil dibayar atau engga de ?
Partisipan
: Heemmm (sambil melirik ke atas)… kadang ada yang di bayar kadang juga engga sih kak ..hehehe
Pewawancara
: Oh gitu, terus biasanya kalo tampil itu berapa orang 1 kelompok de ?
Partisipan
: 8 orangan deh kak
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya.
Partisipan
: Oke, kak. Sama-sama. (bersalaman dan tersenyum)
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA SISWA
Partisipan
: FR
Jenis Kelamat
: Laki-laki
Tempat
: Ruang Perepustakaan SMP PGRI 1 Ciputat
Tanggal
: 09 Desember 2015
Waktu
: 11:00 WIB
Pewawancara
: Assalamu’alaikum, selamat siang de (senyum)
Partisipan
: Iya, wa’alaikumsalam kak (senyum)
Pewawancara
: Oh iya, perkenalkan nama kakak mayasari, kakak dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. (sambil mengajak bersalaman).
Partisipan
: Oh iya kak..
Pewawancara
: Iya, masih inget engga sama kakak waktu kakak PPKT ngajar disini de ?
Partisipan
: Inget ko kak (senyum). Ada apa kak?
Pewawancara
: Kakak mau wawancara kamu nih untuk penelitian skripsi kakak de.
Partisipan
: Wawancara tentang apa kak?
Pewawancara
: Skripsi kakak tentang Penggunaan Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. Kamu mau engga kakak wawancara de?
Partisipan
: Oh gitu, iya aku bersedia di wawancara kak.
Pewawancara
: Oke, kalo begitu, berhubung kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara, ini kamu isi dulu surat persetujuannya de.
Partisipan
: Surat apa kak ?
Pewawancara
: Iya surat persetujuannya ini berisi kalau kamu itu bersedia kakak wawancara dan surat ini untuk merahasiakan data pribadi kamu selama kamu menjadi partisipan penelitian kakak.
Partisipan
: Yaudah mana suratnya kak?
Pewawancara
: Ini silahkan di isi ya de suratnya. (menyerahkan kertas persetujuan).
Partisipan
: Ini tulis nama lengkap aku kak?
Pewawancara
: Isi dengan nama lengkap kamu ya de.
Partisipan
: Iya kak, di tanda tanganin juga kak?
Pewawancara
: Iya tanda tangan kamu juga de,
Partisipan
: Terus ini nomor identitas apa kak ?
Pewawancara
: Itu maksudnya nomor induk siswa de, kamu tau kan nomor induk kamu ?
Partisipan
: Iya, aku tau kok kak .
Pewawancara
: Yaudah kalo gitu di isi sesuai nomor induk kamu de ..
Partisipan
: Oke, ini udah kak. (menyerahkan surat yang sudah di isi)
Pewawancara
: Oh iya, sekarang kakak mau tanya-tanya tentang profil kamu dulu boleh de?
Partisipan
: Boleh kak. (senyum)
Pewawancara
: Nama lengkap kamu siapa ?
Partisipan
: FR
Pewawancara
: Kamu kelas berapa de ?
Partisipan
: Kelas VIII (Delapan) kak.
Pewawancara
: Tanggal lahir kamu berapa de?
Partisipan
: 13 Juni 2002
Pewawancara
: Tempat lahir kamu dimana ?
Partisipan
: Jakarta kak.
Pewawancara
: Umur kamu berapa de?
Partisipan
: 13 tahun kak
Pewawancara
: Tempat tinggal kamu dimana sekarang de?
Partisipan
: Di Jl. Asia afrika 2 kak.
Pewawancara
: Oh iya, kamu asalnya dari mana emang de ?
Partisipan
: Magelang kak..
Pewawancara
: Oh kamu asli jawa ..
Partisipan
: Iyah ka..
Pewawancara
: Hobi kamu apa de ?
Partisipan
: Main Futsal kak (nyengir)
Pewawancara
: Oh futsal de
Partisipan
: Iya ka
Pewawancara
: Kamu pernah dapet ranking engga de ?
Partisipan
: Engga pernah kak (ekspresi malu)
Pewawancara
: Oh iya, kamu berapa bersaudara?
Partisipan
: Tiga bersaudara kak.
Pewawancara
: Kamu anak yang ke berapa de ?
Partisipan
: Aku anak ketiga kak
Pewawancara
: Kakak kamu cewe atau cowo ?.
Partisipan
: Cewe cowo kak..
Pewawancara
: Kamu kalo ke sekolah naik apa de?
Partisipan
: Bawa motor kak ke sekolahnya.
Pewawancara
: Emang boleh bawa motor ke sekolah ?
Partisipan
: Boleh kak, parker di depan sekolahan (tertawa)
Pewawancara
: Terus kamu kalo berangkat sekolah dari rumah jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 6 kak
Pewawancara
: Emang kamu kalo bangun tidur jam berapa de ?
Partisipan
: Jam 5 pagi
Pewawancara
: Oh gitu, terus kamu pernah telat engga kalo sampe sekolah ?
Partisipan
: Engga pernah .. hehe
Pewawancara
: Di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler engga de?
Partisipan
: Ada kak.
Pewawancara
: Ada eskul apa aja de?
Partisipan
: Ada padus, paskibra, futsal basket, voli, pramuka, pmr juga kak.
Pewawancara
: Terus diantara eskul itu kamu ikut ekstrakulikuler apa?
Partisipan
: Aku ikut futsal kak
Pewawancara
: Oh iya, kalo di luar sekolah kamu ada kegiatan lain engga?
Partisipan
: Engga ada sih kak (senyum)
Pewawancara
: Oke de udah cukup wawancara hari ini. Terima kasih ya atas waktunya, kita ketemu lagi untuk wawancara selanjutnya. (tersenyum).
Partisipan
: Oke, kak. Sama-sama. (bersalaman dan tersenyum).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: DK (Siswa)
Tanggal wawancara
: 08 Desember 2015
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 09:00 WIB
Keterangan P
: Pewawancara
DK
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara. “
DK
: “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku tandatangani surat persetujuan nya kak“ (tersenyum).
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.
DK
: Iya kak sama-sama (senyum).
P
: Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
DK
: Menurut aku pelajaran IPS itu menyenangkan banget kak karena pelajaran IPS itu bikin kita mengetahui sejarah-sejarah yang pernah terjadi di dunia dan juga berbagai macam geografi yang aku sukai. Tapi kadang IPS juga suka ngebosenin sih kak ..
P
: Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?
DK
: Heemmm (mata melirik ke atas)… Soalnya guru ngajarnya ngebosenin cuma cerita doang, ngasih contoh-contoh materi juga cuma dengan ngejelasin doang, jadi bikin ngantuk engga ada games permainan gitu kak. Hehehe (tertawa)… tapi kadang sekali-sekali suka pake power point.
P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?
DK
: Guru mengajar IPS di kelas ya biasa aja sih kak..
P
: Biasa aja gimana de ?
DK
: Biasa aja kak, (melirik ke atas)… mengajar IPS nya lebih sering menerangkan materi aja, jarang banget ada diskusi kelompok ataupun ada semacam kuis gitu kak paling cuma ngasih tugas LKS udah gitu aja sih kak.
P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
DK
: Oh, guru yang mengajar efektif itu, heemmm (berpikir)… menurut aku yang bisa menjelaskan mata pelajaran dengan baik kak dan juga kalo pada saat proses pembelajaran ada murid-murid tidak tertib guru bisa menertibkannya kak. biar kita belajarnya bisa lebih fokus dan nyaman kak.
P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
DK
: Biasanya hanya ceramah aja kak, jadi guru hanya menerangkan materi terus abis itu kita dikasih soal latihan. Terus ya biasanya tanya jawab, tapi itu jarang sekali. Kerja kelompok atau diskusi itu juga jarang banget kak.
P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
DK
: Engga banyak si kak, biasanya guru hanya menggunakan papan tulis yang ada saja, terus biasanya guru hanya menerangkan dari buku pelajaran menggunakan power point, video-video, selebihnya dari buku aja kak.
P
: Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih kamu suka de ?
DK
: Kalo aku sih lebih suka belajar dengan menggunakan power point kak
P
: Kenapa kamu lebih suka media power point de ?
DK
: Kalo belajar pake power point itu belajarnya lebih cepet paham dan lebih jelas kak kalo guru nya lagi menyampaikan materi di depan kak, apalagi kalo ada contoh gambar-gambar yang menarik jadi enak belajarnya kak (tertawa)…
P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
DK
: Heemmm (mata melihat ke atas)… Aku biasanya mengulang kembali materi yang sudah diajarkan di sekolah dengan membaca buku catatan saat di rumah kak. Terus juga biasanya aku mengerjakan soal-soal latihan yang kaitannya dengan materi yang tadi di pelajari disekolah kak.
P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
DK
: Aku belum pernah mengenal model Snowball Throwing sebelumnya. Jadi aku engga tau apa itu model Snowball Throwing. Tetapi setelah kakak menerapkan model Snowball Throwing di kelas baru deh aku tahu dan mengerti apa itu model Snowball Throwing. Hehehe (senyum malumalu).
P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
DK
: Jadi menurut aku sih model Snowball Throwing itu (berpikir sambil mengingat)… bola yang berisi pertanyaan kak terus bola itu di oper-oper ke temen-temen pake musik kak terus yang dapet bolanya dia yang jawab pertanyaan yang berbentuk bola itu kan kak ?
P
: Iya de seperti itu (senyum).
DK
: Iya kak.. hehehe.
P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
DK
: Iya, aku punya pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing setelah kakak ngajar di kelas kan kak
P
: Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
DK
: Heemmm (sambil berpikir )… Menurut aku sih model Snowball Throwing cukup menyenangkan bila diterapkan saat pelajaran IPS kak. Aku jadi termotivasi kak untuk belajar IPS selain itu juga suasana belajar dikelas tidak lagi membosankan dan engga bikin ngantuk kak. (tersenyum).
P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
DK
: Heemmm (berpikir)… Model pembelajaran ini membuat aku lebih memahami materi pelajaran IPS kak, karena aku merasa termotivasi untuk belajar IPS. Jadi saat aku kebagian bola dan kakak memberikan pertanyaan aku bisa menjawab pertanyaan yang kakak berikan, kan secara tidak langsung aku jadi paham materi yang diajarkan kak, (sambil memainkan jari nya di atas meja).
P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
DK
: Pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Throwing lebih menyenangkan kak dibanding yang sering guru gunakan di kelas. Hehehe
P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
DK
: Heemmm (berpikir sambil mengumpal-gumpalkan kertas)… Kalo yang lebih cepat paham sih yah model Snowball Throwing ini kak, soalnya aku semakin semangat untuk belajar selain itu juga aku jadi cepat paham dengan materi yang diajarkan kak dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa guru gunakan dikelas karena aengga membosankan kalau kita hanya duduk mendengarkan guru yang sedang menerangkan kak.
P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
DK
: Aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak, seperti yang sudah aku jawab dari pertanyaan sebelumnya model Snowball Throwing ini seru, menyenangkan dan aku jadi mudah memahami materi yang dijelaskan guru kak.
P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
DK
: Hasil belajar aku jadi meningkat kak, yah walaupun tidak secara drastis, tetapi ada peningkatanlah… hehehe (tertawa)
P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini ?
DK
: Biasa aja sih kak 78… hehehe
P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
DK
: 75 kalo engga salah kak… hehehe
P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
DK
: Remedial kak.
P
: Oh ada remedial juga.
DK
: Iya kak (menganggukan kepalanya).
P
: Biasanya remedial nya disuruh ngapain sama guru ?
DK
: Biasanya sih kak di kasih tugas nyari-nyari di internet tentang sejarah kak..
P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
DK
: Lebih sering lagi diterapkan di kelas kak biar pada saat pembelajaran IPS itu seru dan menyenangkan kak, udah gitu kalo bisa sih di sesuaiin sama materi yang akan di bahas kak dan kalo buat pertanyaan jang yang susahsusah kak. Hehe (ketawa sambil mengayunkan kedua kaki nya)
P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
DK
: Kalo bisa lebih di banyakin variasinya yah kak jangan cuma pelajaran IPS aja kalo bisa pelajaran yang lain juga di pakein model kaya gini kak.. hehehe (ketawa)… soalnya tuh lebih seru ga ribet harus ngedengerin guru ngejelasin di depan kelas , kan jadi kitanya lebih gampang mengerti juga materinya, hehehe…
P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
DK
: Ya kalau disuruh memilih, Heemmm (berpikir)... aku lebih memilih untuk belajar menggunakan model Snowball Throwing seperti ini kak (senyum)… karena lebih menyenangkan, materi jadi mudah paham, dan aku semakin termotivasi untuk belajar IPS kak.
P
: Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.
DK
: Iya, sama-sama kak, (senyum).
P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).
DK
: Makasih ya kak.
P
: Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.
DK
: waalaikumsalam kak, (Sambil bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: NH (Siswa)
Tanggal wawancara
: 08 Desember 2015
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 10:00 WIB
Keterangan P
: Peneliti
NH
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu bersedia untuk kakak wawancara. “
NH
: “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku tandatangani surat persetujuan nya kak“
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.
NH
: Sama-sama kak (tersenyum).
P
: Langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
NH
: Menurut aku pelajaran IPS itu seru, asik tapi membosankan juga kak..
P
: Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?
NH
: Karena IPS itu mata pelajaran nya kebanyakan materi, dan aku harus banyak membaca, udah gitu suka bikin ngantuk kak, aku malas baca banyak-banyak, malah engga paham susah buat dimengerti kak (nyengir).
P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?
NH
: Gurunya sih biasa-biasa aja kak ngajarnya, hehehe
P
: Ngajarnya biasa-biasa aja maksudnya gimana de ?
NH
: Yah kaya gitu kak, gurunya menerangkan materi terus kadang siswa nya disuruh baca LKS atau buku paket sambil di kasih tugas deh kak. Terus gurunya juga kalo menerangkan materi di kelas itu kadang kurang jelas kak, jadi apa yang di jelasin guru di kelas ada yang belum aku ngerti kak. Terus pernah juga siswanya ditinggal pergi di kelas. Heemmm… Udah gitu setiap belajar IPS juga engga semua materi dijelasin kak, jadi ada materi yang aku engga ngerti kak.
P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
NH
: Efektif itu maksudnya gimana kak ?
P
: Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami .
NH : Oh gitu kak, Heemmm (berpikir)… Kalo menurut aku sih guru yang mengajar efektif itu guru yang kreatif kak yang biasanya menggunakan games atau permainan-permainan kaya kuis gitu kak, kan jadinya aku juga merasa seru belajarnya, jadi engga bikin ngantuk kak pas belajar,
terus belajar juga jadi engga berasa tiba-tiba waktunya habis aja kak udah bel istirahat aja.. Hehehe P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
NH : Heemmm(berpikir)... Modelnya cuma gitu-gitu aja sih kak, gurunya cuma jelasin aja habis itu nanya-nanya, ngasih soal atau tugas, terus kita disuruh nulis dikertas selembar deh buat dikumpulin kak, tapi kadang juga guru bagi tugas kelompok terus nanti hasil kerja kelompoknya dipresentasiin deh kak di depan kelas, udah sih kak gitu aja ...hehe (sambil memainkan pulpen). P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
NH : Kalo media, heemmm (sambil berpikir)… kadang-kadang sih kak pakenya power point kalo engga yah gambar-gambar yang ada di dalam buku paket IPS kak . P
: Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih kamu suka de ?
NH : Kalo aku sih lebih suka pake power point kak (nyengir) P
: Kenapa kamu lebih suka media power point de ?
NH : Soalnya kalo pake power point itu lebih jelas, terus tampilannya biasanya menarik kak (senyum)… aku jadi engga bosen dengerin penjelasan guru dan juga engga bikin aku ngantuk kak, P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
NH : Memahami pelajaran IPS buat aku sih susah banget ka, tapi kadang aku baca-baca lagi kak setelah gurunya jelasin baru deh aku bisa ngerti kak,
(mengepalkan kedua tangannya)... apalagi kalo suasana kelasnya ribut banget ganggu kosentrasi aku kak, udah gitu kadang gurunya suruh baca doang jarang-jarang di jelasin semuanya sama gurunya kak. P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
NH : Sebelumnya sih aku engga tau kak, (tertawa),,. tapi pas kakak terapin di kelas aku sekarang jadi tau deh kak tentang model pembelajaran itu. P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
NH : Heemmm (sambil mengingat)… Kalo yang aku lihat pahamin sih model Snowball Throwing itu, kita kerja kelompok kak, habis itu masingmasing setiap kelompoknya itu disuruh bikin pertanyaan kak tentang materi yang dijelasin, udah gitu pertanyaan nya itu dibentuk kayak bola gitu kak terus di lempar-lempar gitu ke temen-temen nah yang dapet bola itu dia yang disuruh jawab pertanyaan nya kak, pokonya seru deh kak bikin aku semangat belajarnya. Hehehe (nyengir). P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
NH :
Belum sih kak.. hehehe,, aku sebelumnya belum pernah belajar dengan model Snowball Throwing ini kak.
P
: Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
NH : Setelah kakak terapin di kelas menurut aku model Snowball Throwing ini bikin aku aktif di kelas, banyak berinteraksi dengan temen-temen yang lain jadi tambah akrab, tambah kompak juga pokonya serulah kak. P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
NH : Kan yang dapat bola itu dia yang harus jawab pertanyaannya, jadi kita tuh harus ngerti dan bisa jawab soalnya aku takut kan kalo engga bisa jawab pertanyaan nanti di hukum kak disuruh maju ke depan nyanyi depan temen-temen yang lain kak kan aku malu. Jadi aku bisa memahami materi nya kak, (tersenyum). P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
NH : Menurut aku model Snowball Throwing ini lebih seru kak, belajarnya engga bikin ngantuk dibandingkan model pembelajaran yang guru selama ini gunakan di kelas. Hehehe (sambil memegang buku). P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
NH : Heemmm (berpikir )… Kalo menurut aku sih kak, aku lebih paham belajar dengan model ini kak, soalnya kan kita disuruh baca sambil dijelasin,udah gitu buat pertanyaan juga terus nantinya disuruh jawab pertanyaan yang udah dibuat sama temen-temen kita kak, jadi aku merasa termotivasi buat belajar makanya aku bisa dan cepat paham apa yang udah di jelasin sama guru. P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
NH : Model Snowball Throwing ini bikin aku tambah semangat belajar IPS kak soalnya model ini seru kak belajar sambil bermain, yang tadinya belajar IPS ngantuk jadi berasa engga ngantuk kak. P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
NH : Alhamdulillah banget sih kak (tersenyum)… nilai IPS aku meningkat , ulangan harian juga meningkat kak yang tadinya nilai ulangan aku belum sesuai KKM, tapi sekarang Alhamdulillah sekarang nilai IPS aku ada peningkatan kak. P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini ?
NH : Kadang 60 kadang 70 kak .. hehehe P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
NH : 75 kak. P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
NH : Ada remedial kak .. P
: Bagus dong yah ada remedial.
NH : Iya kak (menganggukan kepalanya). P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
NH : Kalo menurut aku sih kak biar tambah efektif lagi belajarnya itu pake musiknya yang seru kak, apalagi kalo musiknya lagu-lagu yang lagi tekenal sekarang kak biar lebih seru, terus buat pertanyaan nya yang banyak kak soalnya kalo belajar pake model Snowball Throwing ini engga berasa banget kak waktunya tau-tau udah habis aja . P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
NH : Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)… Menurut aku kasih pertanyaanya itu jangan susah-susah kak terus juga bahasanya yang mudah dimengerti kak, oh iya kak terus kalo bisa hukuman yang buat engga bisa jawab pertanyaan jangan disuruh nyanyi kak kan malu (nyengir), kalo bisa sih hukumannya dikasih pertanyaan lagi kak tentang materi yang udah dibahas atau engga hukumannya terserah sama yang engga bisa jawab kak.. hehehe P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
NH : Heemmm… Kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang kreatif kaya model Snowball Throwing ini kak soalnya seru kak belajar nya itu sambil bermain jadi engga ngebosenin, engga bikin ngantuk dan juga lebih memotivasi belajar IPS aku kak soalnya model Snowball Throwing ini menurut aku bikin cepet paham dan ngerti belajar IPS kak. P
: Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.
NH : Iya, sama-sama kak, (senyum) P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kaka wawancara (sambil memberi pulpen).
NH : Makasih kak, (tertawa). P
: Sama-sama de, assalamualaikum. Wr.wb.
NH : waalaikumsalam kak.. (tersenyum sambil bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: PR (Siswa)
Tanggal wawancara
: 08 Desember 2015
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 11:00 WIB
Keterangan P
: Peneliti
PR
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara. “
PR
: “Wa’alaikumsalam, iya kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku tandatangani surat persetujuan nya kak“
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.
PR
: Iya kak.. (tersenyum)
P
: Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
PR
: Pelajaran IPS itu (Berpikir mata melihat ke atas)… menurut aku sih asik, seru kak, serunya kalo belajar IPS itu kita bisa banyak tau segala yang terjadi disekitar kita, atau kondisi sosial yang terjadi di masyarakat, kan namanya juga ilmu pengetahuan sosial, kalo engga membahas mengenai sesuatu yang terjadi di masyarakat ataupun di lingkungan yah bukan IPS namanya, tapi kadang belajar IPS ngebosenin juga sih kak ..hehehe
P
: Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?
PR
: Kalo ngebosenin yah gitu kak (sambil bergerak engga bisa diam)... ketika belajar IPS materi di dalamnya kan ada materi sejarahnya nah disitu kadang aku merasa sedih kak karena aku kurang paham dengan sejarah, soalnya belajar nya cuma ceramah gitu kak dan aku ngerasa seperti lagi di dongengin sama guru di kelas kak, nah disitu aku merasa bosan terhadap pelajaran IPS kak..
P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?
PR
: Kalo guru IPS itu yah kalo menurut aku ngajarnya semangat, terus asik, gaul, tapi kadang ngebosenin juga kak cara ngajarnya itu..
P
: Ngajarnya ngebosenin gimana de ?
PR
: Gitu kak, hehehe (tertawa).. soalnya ngajarnya selalu ceramah mulu kak yang digunain gitu-gitu aja sih kak di dalam kelas paling cuma jelasin materi yang dibahas terus ngasih tugas yang ada di buku paket dikumpulin deh tugas-tugasnya udah sih kak kaya gitu aja menurut penilaian aku.
P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
PR
: Efektif itu maksudnya apa kak ? (bingung).
P
: Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami de
PR
: Ohh (sambil menganggukkan kepalanya)… Yakalo menurut aku sih guru yang mengajar efektif itu yah yang ngajarnya asik, gaul, gampang nyambung sama kita, deket sama kitanya, terus yang suka ngelucu juga kak biar engga bikin ngantuk di kelas, soalnya kalo guru IPS yang orangnya terlalu serius terlalu fokus yah bakalan bikin bosen kak belajar IPSnya, sama satu lagi kalo guru IPS itu harus kreatif kak, supaya kita makin mudah mengerti pelajaran IPS karena guru IPSya bisa membuat siswa nya lebih nyaman dan lebih ngerti kak, (Senyum)..
P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
PR
: Biasanya sihh kalo di kelas, heemmm (berpikir)… cuma ceramah aja kak yang di terapin guru IPS, cuma jelasin materi terus ngasih tugas, tapi kadang juga ada kerja kelompok sih kak diskusi gitu di kelas terus tugasnya
nantinya dibahas atau dipresentasiin di depan kelas
perkelompok deh kak. P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
PR
: Media yang biasa digunakan guru yah palingan buku paket sama lks saja sih kak, tapi kadang belajar di LAB juga sih kak pake power point gitu..
P
: Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih kamu suka de ?
PR
: Kalo aku sih lebih suka belajar di LAB kak soalnya pake power point gitu kak .. hehehe
P
: Kenapa kamu lebih suka media power point de ?
PR
: Soalnya kalo belajar di LAB jadi ada suasana baru gitu kak, hehehe (nyengir)… belajaranya engga di kelas mulu, udah gitu di power pointnya
ada
gambar-gambar
yang
bikin
kita
menarik
dan
memperhatikan guru di depan kak. P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
PR
: Aku dapat memahami materi yah dengan aku memperhatikan dengan serius saat gurunya sedang menjelaskan materi yang akan dibahas selama proses pembelajaran di dalam kelas kak, Heemmm (berpikir)… terus selain itu aku juga sering baca-baca buku paket kak yang nantinya buat aku paham dan ngerti akan materi IPS yang dibahas kak, itu aja sih kak menurut aku mah. (kedua tangan di atas meja).
P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
PR
: Kalau sebelumnya sih aku belum pernah tahu model ini kak tapi setelah kakak terapin pada saat pembelajaran IPS di kelas aku jadi tahu model Snowball Throwing ini kak (tersenyum) hehehe…
P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
PR
: Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)… kalo menurut yang aku lihat dan yang aku paham sih model Snowball Throwing itu modelnya kaya kita lagi main oper-operan bola gitu kak, nah bedannya kalo model Snowball Throwing itu kita oper-operan bola yang isinya pertanyaan kak terus nanti yang dapet bola itu dia yang disuruh jawab pertanyaan yang ada di dalam bola tersebut kak. Kaya gitu bukan sih kak ? hehehe (raguragu).
P
: Iya de bener kok kaya gitu (senyum)
PR
: Iya kan kak hehe..
P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
PR
: Sebelumnya sih belum pernah belajar dengan model seperti ini kak.
P
: Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
PR
: Tapi (sambil berpikir)… setelah diajarin kakak dengan menggunakan model Snowball Throwing ini aku jadi punya pengalaman sih kak. hehehe.. jadi model Snowball Throwing itu yah belajarnya sih jadi lebih seru dan lebih semangat karena disini kita tuh belajar tapi sambil bermain kak jadi engga mudah bosen atau ngantuk, dan model Snowball Throwing ini buat kita belajar untuk memahami materi jadi lebih mudah, dan juga lebih buat kita untuk terus aktif memahami dan memperhatikan apapun materi yang diajarkan kak.
P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
PR
: Nah jadi pake model ini kita, heemmm (berpikir sambil tangan di dagu)… jadi lebih serius belajar dan memahami segala materi yang dijelasin guru kak, karena setelah di jelaskan guru dan berdiskusi materi yang dibahas, kita itu diberikan pertanyaan kak, nah disini kita harus segera menjawab pertanyaan tersebut kak setelah menjawab kita bola itu di oper ke teman-teman yang lain secara acak kak, jadi kalo ada yang tidak bisa menjawab ataupun bola itu berenti disitulah dia yang mendapatkan hukuman kak. Jadi pas aku dapet pertanyaan itu kan aku jadi merasa paham dan ngerti materi yang sudah di jelaskan guru kak, (senyum).
P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
PR
: Belajar pake model Snowball Throwing ini lebih seru ka soalnya belajarnya engga bikin ngantuk... Hoooaaammm (sambil menguap).
P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
PR
: Heemmm (sambil memainkan HP)… Kalo menurut aku sih kak model Snowball Throwing, soalnya lebih menarik, semangat dan lebih membuat belajar mudah dimengerti dan mudah dipahami juga, soalnya kita jadi lebih aktif, dan berani mengungkapkan pendapat kak dan juga lebih cepat memahami materi yang dibahas kak.
P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
PR
: Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan dan ke kiri)... Aku sih merasa dengan adanya model Snowball Throwing ini aku lebih termotivasi untuk belajar, dan aku juga jadi lebih aktif bertanya pada saat pembelajaran tentang apa yang belum aku mengerti kak, selain itu model Snowball Throwing ini itu belajarnya tidak membosankan kak, dan belajar dengan model ini lebih seru dan menyenangkan kak jadi belajarnya lebih semangat banget buat aku merasa terdorong untuk belajar kak. (nyengir)..
P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
PR
: Kalo untuk hasil belajar aku sih lebih meningkat kak dari pada nilai sebelumnya soalnya aku lebih mengerti materi yang diajarkan dan juga bikin aku cepat paham. selain itu hasil nilai aku juga lebih membaik setelah menggunakan model Snowball Throwing ini kak. (sambil memainkan kuku jari nya).
P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini ?
PR
: Biasa aja sih kak 80.. hehehe
P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
PR
: 75 kak
P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
PR
: Ada perbaikan nilai kok kak, (senyum).
P
: Bagus dong yah ada perbaikan nilai juga.
PR
: Iya kak (menganggukan kepalanya).
P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
PR
: Heemmm (berpikir sambil megang HP)… Menurut aku banyak cara sih kak supaya model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik dan mendorong motivasi belajar, misalnya dengan memberikan pertanyaan yang berantai sesuai materinya, selain itu buat pertanyaan nya juga jangan yang susah-susah kak yang gampang di jawab gitu kak, hehehe… jadi buat aku lebih fokus lagi saat belajar IPS dan menimbulkan rasa penasaran ingin tahu sehingga aku jadi merasa termotivasi untuk belajar IPS kak. Hehehe..
P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
PR
: Aku sih berharap kakak lebih bisa menciptakan model-model pembelajaran yang lebih kreatif lagi selain model Snowball Throwing ini kak, Heemmm (berpikir sambil nyengir)... ohh iya kak selain itu lebih bisa memberikan pertanyaan yang mudah di mengerti siswa ka dengan menggunakan bahasa yang mudah di pahami, jangan susah-susah gitu
kak ngasih pertanyaan nya, hehehe… dan pertanyaan nya itu juga harus sesuai dengan materi yang dibahas pada saat itu kak terus juga kakak harus lebih dekat lagi sama siswanya pada saat model Snowball Throwing ini diterapin dalam pembelajaran IPS kak. P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
PR
: Kalau disuruh memilih sih kak (berpikir sambil buka-buka buku )… aku lebih memilih model pembelajaran Snowball Throwing ini dibanding cuma ceramah gitu-gitu aja kak, karena model Snowball Throwing ini lebih memotivasi aku untuk belajar kak, selain itu model ini seru dan juga bikin greget ketika belajarnya model ini juga melatih kecepatan dalam memahami pembelajaran, melatih kerja sama satu sama lainnya kak dan juga melatih keakraban sama temen-temen lebih baik lagi kak pada saat kerja kelompok, hehehe
P
: Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.
PR
: Oke sama-sama kak.. (senyum).
P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).
PR
: Iya, makasih ya kak (tersenyum).
P
: Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.
PR
: wa’alaikumsalam (Sambil bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: OA (Siswa)
Tanggal wawancara
: 08 Desember 2015
Jenis kelamin
: Perempuan
Jam wawancara
: 12:00 WIB
Keterangan P
: Peneliti
OA
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara. “
OA
: “Wa’alaikumsalam kak, iya sudah aku tandatangani surat persetujuan nya kak dan aku bersedia untuk diwawancarai“ (tersenyum).
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.
OA
: Sama-sama kak. (sambil merapihkan kerudung).
P
: Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
OA
: Menurut aku pelajaran IPS itu cukup menarik kak, tapi kadang-kadang ada yang sulit terus kalo IPS menariknya tuh suka di kasih contoh dalam kehidupan sehari-hari jadi aku sedikit mengerti kalo di kasih contoh seperti itu kak. (nyengir)
P
: Kenapa kamu bilang belajar IPS itu sulit?
OA
: Heemmm (berpikir)… Kan belajar IPS itu ada sejarahnya kak, jadinya banyak hafalannya, banyak tanggal-tanggal, tahun, dan nama pahlawan yang harus dihafalin, banyak tugas juga. Susah banget buat diingetnya kak. Kan bete kak kalo setiap belajar sejarah disuruh hafalan hafalan dan hafalan terus, (ekspresi bete).
P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?
OA
: Selama ini guru IPS sih ngajarnya gitu-gitu aja kak kaya guru lainnya gitu.
P
: Ngajarnya gitu-gitu aja gimana maksudnya de ?
OA
: Yah gitu kak, (sambil memainkan HP)... kadang guru ngejelasin terus setelah itu ngasih tugas, kadang ya dateng-dateng langsung ngasih tugas langsung, kadang belajar di kelas nya secara selompok, kadang kita disuruh presentasi, kadang juga nonton film kak, terus yang paling aku engga suka itu disuruh ngafalin terus kak. Pokoknya setiap minggu ada aja yang harus dihafalin. Hafalan satu aja belom hafal uda ditambahin lagi. Pokoknya ngebosenin banget deh. Heemmm (sambil berpikir)... Terus nih ya kak, guru IPS nya sukanya nyuruh nyatet terus, mana banyak banget sampe berlembar-lembar lagi tuh nyatet nya. Sampe keriting tangan kak kalo nyatet. Hehehe (tertawa)..
P
: Terus biasanya kalo nyatet gitu yang tulis di papan tulis siapa de ?
OA
: Biasanya sih sekretaris kelas kak yang bagian nulis di depan bukan bu guru yang tulis di papan tulis kak.
P
: Oh kirain bu guru de..
OA
: Bukan kak tapi temen aku yang nulis ..
P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
OA
: Heemmm (berpikir sambil mata melirik)... Guru yang mengajar efektif itu ya guru yang bisa bikin muridnya ngerti kak, guru yang ngejelasin materi pealajaran dengan bahasa sendiri yang gampang dimengerti kak. Terus guru itu harus baik, banyak senyum, engga banyak ngasih tugas, ngga suka nyuruh hafalan, baik ngasih nilainya, dan cara ngajarnya itu ga ngebosenin. Wah kalo ada guru yang kaya gitu pasti seneng banget aku kak, bisa-bisa IPS jadi pelajaran favorit aku malah kak,
Hehehe
(tertawa). P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
OA
: Heemmm (berpikir sambil mengingat)... Guru IPS biasanya nya ngajarnya itu kalo engga ceramah ya ngasih tugas secara kelompok buat di kerjain dikelas terus abis itu kita disuruh presentasi perkelompok, tapi kadang juga kita diajak nonton film terus disuruh ngerangkum deh kak.
P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
OA
: Medianya pake buku, power point, kadang nonton film tentang sejarah gitu kak, heemmm (sambil berpikir)… udah si itu doang kak selebihnya gurunya cuma ngejelasin doang kak...
P
: Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih kamu suka de ?
OA
: Heemmm (berpikir)... Aku sih lebih suka media power point terus nonton film tentang sejarah gitu kak..
P
: Kenapa kamu lebih suka media power point de ?
OA
: Soalnya kalo pake power point itu lebih jelas kak udah gitu kadang nonton film sejarah gitu kan bikin kita tau cerita sejarah-sejarah gitu kan kak, engga cuma di ceritain guru aja di kelas kak, (senyum).
P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
OA
: Aku bisa paham pelajaran IPS kalo gurunya enak ngejelasinnya kak. Nyetet nya dikit-dikit aja gitu intinya aja, terus ngasih contoh-cotoh yang ada dikehidupan sehari-hari gitu, biar gampang diingetnya kak. (nyengir)
P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
OA
: Engga kak, tapi pas diajarin kakak kemarin pake model Snowball Throwing ini aku jadi tau model pembelajaran ini kak.
P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
OA
: Heemmm (berpikir mata melirik ke atas)… Menurut aku model Snowball Throwing itu model yang melatih kerja sama kak antar kelompok dengan berdiskusi dimana setiap kelompok membuat satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibahas terus nanti dibentuk bola deh, setelah itu bola nya di lempar ke temen-temen kak nah siapa yang dapet bola itu dia lah yang wajib menjawab pertanyaan itu, kaya gitu sih kak menurut pemahaman aku (tersenyum).
P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
OA
: Pernah kak waktu yang belajar diajarin sama kakak itu kan kak. hehehe
P
: Iya, terus bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
OA
: Heemmm (sambil memainkan pulpen)… Seneng kak, jadinya kan aku engga cepet bosen pas belajar dikelas, seru juga sih pastinya. Tapi ya deg-degan juga, takut pas kena lemparan pertanyaan terus engga bisa jawab kan malu kak. Tapi dengan adanya model pembelajaran ini pas di kelas aku jadi lebih serius dalam belajarnya sih kak, ya supaya kalo kena lemparan pertanyaan bisa jawab gitu biar engga malu. Terus jadi benerbener inget sama materi yang udah dipelajarin guru.
P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
OA
: Karna model pembelajaran ini aku jadi lebih gampang ngerti kak dan bisa ngejawab pas dapet pertanyaan, jadi pas guru ngejelasin aku benerbener dengerin. Terus jadinya ya aku jadi lebih mudah mahaminnya kak. Belajar nya itu seru, tapi bikin ngerti juga, aku jadi lebih paham kak. (nyengir)
P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
OA
: Heemmm (berpikir mengepalkan kedua tangannya)… Kalo model pembelajaran Snowball Throwing lebih seru kak dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Soalnya kalo model pembelajaran lain kan kalopun kelompok juga paling kalau ada yang nanya itu pertanyaannya engga dilempar-lempar gitu kak, jadi kan bisa di jawab siapa aja gitu, kalo model pembelajaran Snowball Throwing kan yang kena bola pertanyaannya ya harus ngejawab kak. (sambil mengayunkan kedua kaki nya).
P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
OA
: Heemmm (berpikir mata melirik ke kanan)... Kalo aku sih lebih bisa cepet paham kalo pake model pembelajaran Snowball Throwing ini kak. Soalnya model ini belajarnya ngelempar-ngelempar kertas yang isinya pertanyaan itu kak, lebih seru juga sih pastinya, bikin greget gitu. Kita belajar dikelas jadi engga cepet bosen kak, yang tadinya ngantuk juga jadi melek banget dah mata. Ada deg-degan nya tapi tetep seru deh kak ..hehehe
P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
OA
: Karna adanya model Snowball Throwing aku jadi lebih rajin belajar kak. Aku juga jadi lebih ngerti. Soalnya aku termotivasi biar bisa jawab pertanyaan, karna aku ga mau malu dikelas.
Hehehe (tertawa)…
Makanya itu kalo guru ngejelasin aku jadinya bener-bener ngedengerin, terus aku catet yang penting-penting. Kalo dirumah juga suka aku bacabaca lagi kak. P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
OA
: Dengan adanya model pembelajaran Snowball Throwing ini hasil belajar aku alhamdulillah jadi lebih meningkat lagi kak dari sebelumnya. (tersenyum)
P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini
OA
: Biasa aja sih kak 78 kadang 80.. hehehe
P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
OA
: 75 kak.. (sambil memainkan HP)
P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
OA
: Yah ada perbaikan kak remedial gitu ..
P
: Bagus dong yah bisa perbaikan nilai juga
OA
: Iya kak.. (menganggukan kepalanya sambil tersenyum)
P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
OA
: Heemmm (berpikir dengan tangan diatas dagunya)… Harusnya guru sering-sering pake model pembelajaran kaya kaka gini nih. Pasti deh banyak yang nilainya jadi makin baik lagi. Bakal lebih seru lagi kalo di model pembelajaran ini ada hadiahnya buat yang bisa jawab pertanyaan kak, jadi kita lebih rajin lagi belajarnya, dan lebih termotivasi lagi kak belajar IPS nya karna pengen dapet hadiahnya. Hehehe (nyengir).
P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
OA
: Seru, seneng banget deh pokonya kak.. (ekspresi senang sambil tertawa).. aku berharapnya sih kakak bisa lebih kreatif lagi dengan model pembelajaran yang lebih aktif, biar kita dikelasnya engga cepet bosen, terus juga kita biar punya rasa penasaran dan serius dalam belajarnya kak.
P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
OA
: Heemmm... Aku lebih milih model pembelajaran Snowball Throwing kak, karena seru kak belajarnya sambil bermain jadi aku merasa lebih semangat dan termotivasi untuk belajar kak, uadah gitu belajarnya kan jadi engga ngebosenin kak.
P
: Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.
OA
: Iya kak.. (mengangguk dan senyum).
P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kaka wawancara ( sambil memberikan pulpen)
OA
: Oh makasih kak.. (malu-malu).
P
: Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.
OA
: waalaikumsalam (Sambil bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: MR (Siswa)
Tanggal wawancara
: 10 Desember 2015
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jam wawancara
: 08:00 WIB
Keterangan P
: Peneliti
MR
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara. “
MR
: “ Iya, Wa’alaikumsalam, sudah aku tandatangani surat nya kak “
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kakak wawancara.
MR
: Iya sama-sama kak (tersenyum)
P
: Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
MR
: Heemmm (berpikir)… Kalo pelajaran IPS tuh enak di pelajarinnya, terus bisa bikin banyak pengetahuan juga tentang ilmu-ilmu perdagangan terus juga ilmu-ilmu jaman-jaman dulu gitu kak, tapi kadang aku juga suka bosen sih kak ..
P
: Kenapa kamu bilang IPS membosankan ?
MR
: Bosen kak soalnya gurunya tuh kebanyakan ngejelasin nya (tertawa malu-malu)… jadi aku ngantuk
dengerinnya kak, apalagi kalo bu
gurunya lagi jutek dan sering ngasih tugas ke kita. Terus kalo pelajaran IPS itu jarang ada yang berminat, kebanyakan pada semangatnya belajar yang lain kak. Kita kayak engga ada semangatnya gitu belajar IPS, yang dipelajarin itu-itu aja kak. P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar ips di kelas ?
MR
: Kalo bu guru ngajarnya sih santai kak, tapi kadang galak ngajarnya kak ..
P
: Ngajarnya galak kenapa emang de ?
MR
: Yah gitu kak (berpikir)… galak aja kalo anak yang lain pada ga bisa dibilangin. Terus bu guru sering ngasih tugas kak ke kita, paling ngajar cuma sebentar abis itu ngasih tugas buat kita kerjain. Udah gitu tugasnya harus diselesaiin sekarang juga lagi, engga boleh buat PR di rumah. Tapi yang aku engga suka bu guru kadang kalo marah sama salah satu anak tapi yang kena marah semua anak kelas kak. Kan parah yah kak, kalo misalkan kesel sama salah satu anak mah ga usah marah ke semua anak kelas ka. (raut wajah yang kesal dan bete).
P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
MR
: Efektif itu apa kak ? (ekspresi bingung).
P
: Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami de.
MR
: Heemmm (mata melirik ke kanan)… Aku suka guru yang ngajarnya santai kak, tapi pelajaranya bisa masuk ke otak aku. Terus bu guru ga usah sering ngasih tugas atau pr ke anak murid kak, kan kita kalo pulang sekolah mau maen juga kak. Kan kalo banyak tugas tar kita engga bisa maen bareng-bareng. Soalnya kalo kita engga kerjain tugasnya nanti kita dapet hukuman kalo engga nanti tugasnya ditambah kak. Heemmm (berpikir)… Aku sih maunya bu guru engga setiap hari ngasih tugas ke kita. Ya pokonya bu guru engga apa-apa ngasih tugas tapi jangan setiap hari juga kak. Terus bu guru jangan jutek juga kak sama kita kalo lagi ngajar, kalo ada yang engga tahu sama jawabannya jangan dikasih hukuman dan jangan di marahin kak. (nyengir).
P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
MR
: Heemmm... Bu guru kalo di kelas sih biasanya cuma ngejelasin materi doang kak, abis itu ngasih tugas ke kita kak. Nah tugasnya itu nanti dinilai sama bu guru kak, katanya sih buat nilai ulangan harian. Kadang bu guru juga masuk kelas cuma ngasih tugas doang abis itu ditinggal engga ngejelasin kak (ekspresi bete).
P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
MR
: Heemmm (berpikir)… Bu guru kalo ngajar paling cuma ditulis di papan tulis kak, abis itu kita suruh merhatiin buku pelajaran. Nah abis itu kita suruh maju ke depan buat ngerjain soal yang di bikin sama bu guru di papan tulis.
P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
MR
: Heemmm (berpikirr sambil memegang pulpen)... Aku kadang ga bisa langsung paham sama materi IPS kak, kalo IPS kan banyak hafalan kak. Jadi kalo di kelas itu kan berisik kak, aku susah hafalin materi pelajaran IPS kalo di kelas kak, jadi kadang aku belajar di rumah kak. Kalo kata bu guru sih biar kita paham sama materi pelajaran IPS itu kita harus banyak membaca kak, harus banyak menghafal. Kan males ya kak kalo aku harus membaca terus menerus, di kelas sudah disuruh membaca terus dirumah juga suruh baca buku lagi. Hehehe (tertawa).
P
: Biasanya kamu kalo belajar di rumah sama siapa de ?
MR
: Aku biasanya belajar sendiri sih kak (tersenyum).
P
: Oh sendiri engga sama mama atau kakak kamu de ?
MR
: Kalo sama kakak kalo lagi ada yang sulit aja kak.. (nyengir).
P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
MR
: Aku engga tahu kak, itu model belajar apaan kak, (ekspresi bingung).. tapi setelah kakak ngajar pake model itu aku jadi sedikit tahu sih kak (nyengir).hehe
P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
MR
: Menurut aku, Heemmm (berpikir menggerakkan kaki)… model Snowball Throwing itu belajar pakai cara lempar kertas yang di bulatkan itu yang berisi pertanyaan kan kak, yang pakai musik sama kertas yang di bentuk jadi bulat kak. Terus kita harus melempar kertas dan pas musiknya berhenti, kita harus menjawab pertanyaan itu kak.
P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
MR
: Sudah pengalaman dari kakak kan pas waktu ngajar di kelas. Hehehe
P
: Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
MR
: Menurut aku sih model ini sangat menarik minat belajar siswa di kelas kak karena model Snowball Throwing itu tidak membosankan dan engga bikin ngantuk juga, udah gitu ada sedikit rasa deg-deg an kak takut dapet bola pertanyaan itu, (ekspresi wajah semangat).
P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
MR
: Ya kalo pakai cara belajar kayak gini sih aku bisa pahamnya karena sebelum kita mulai, kita harus baca lalu berdiskusi dan memahami dulu kak materi yang mau dibahas sebelum model Snowball Throwing ini di mulai kak. (tersenyum)
P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
MR
: Menyenangkan banget kak (ekspresi senang)… di banding yang biasa guru gunakan dikelas.. hehehe
P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
MR
: (Berpikir mata melirik ke atas)… Kalo mana yang lebih cepat paham sih kalo menurut aku pakai model pembelajaran Snowball Throwing kak. Soalnya kalo belajar pakai model yang Snowball Throwing belajar jadi ga bosen kak, jadi seru aja. Nah kalo kitanya ga bosen kan pelajaran jadi bisa masuk cepat ke otak kita kak. Kalo belajarnya serius terus kan bisa bikin kita bosen juga kak..
P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
MR
: Ya kalo pakai model Snowball Throwing itu aku lebih suka kak soalnya seru kak tapi kita juga harus belajar juga. Jadi secara mau tidak mau ya kita harus belajar dan pahamin sebelum permainan di mulai kak, nah jadi kan aku merasa terdorong buat belajar ka, dan aku juga merasa lebih termotivasi untuk belajar kak, (tersenyum).
P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
MR
: Setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing nilai aku menjadi lebih baik sih kak. (tertawa malu-malu).
P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini ?
MR
: Biasa sih kak 60 kak (tersenyum malu).
P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
MR
: 75 kak
P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
MR
: Kan ada perbaikan remedial kak..
P
: Oh, ada perbaikan nilai juga
MR
: Iya kak (mengangguk).
P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
MR
: Heemmm (berpikir sambil memainkan pulpen)... Kalo biar menarik sih kalo menurut aku lebih sering kak bu guru pakai model kayak gini. Ya kalo perlu setiap belajar pakai model belajar begini aja kak. Ya emang sih berisik kak, tapi seru kak ga ngebosenin. Udah gitu kak buat hadiah dan pertanyaan nya itu yang banyak kan biar lebih lama dan seru gitu kak. (tertawa).
P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
MR
: Heemmm (berpikir sambil melihat HP)... Kritik aku kalo pakai model Snowball Throwing, kalo yang engga bisa jawab engga usah dikasih hukuman kak. Terus kalo bisa dikasih hadiah semuanya kak biar adil dan rata gitu, jangan cuma yang bisa jawab pertanyaanya aja kak (ketawa). Soalnya kemarin waktu pakai model pembelajaran itu aku engga bisa jawab kak, aku engga dapat hadiah kak. Sedih banget tahu kak, udah gitu dihukum terus di ketawain sama anak sekelas lagi, Kan malu kak, (ekspresi malu).
P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
MR
: Ya jelas lah kak kalo suruh milih aku lebih milih model pembelajaran yang Snowball Throwing kak. Pertama, lebih asyik, kedua, engga ngebosenin, ketiga, kita juga harus membaca dan pelajarin dulu pelajaran yang mau dibuat bahan permainan. Pokoknya aku lebih suka bu guru sering pakai model pembelajaran yang seperti Snowball Throwing ini kak .
P
: Oke, terimakasih ya udah mau kaka wawancara de.
MR
: Iya oke kak, (senyum).
P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kakak wawancara ( sambil memberikan pulpen).
MR
: Makasih kakak (Tersenyum)
P
: Iya sama-sama de, assalamualaikum. Wr.wb
MR
: wa’alaikumsalam kak (Sambil bersalaman).
TRANSKIP HASIL WAWANCARA INTI
Identitas Informan
Inisial Partisipan
: FR (Siswa)
Tanggal wawancara
: 10 Desember 2015
Jenis kelamin
: Laki-laki
Jam wawancara
: 09:30 WIB
Keterangan P
: Peneliti
F.R
: Partisipan
P
: “Assalamualaikum kakak ingin wawancarai kamu dan kakak jamin kerahasiaan data kamu di dalam wawancara ini. sebelumnya kakak udah minta kamu untuk menandatangani surat persetujuan ini bahwa kamu sudah bersedia untuk kakak wawancara. “
F.R
: “Wa’alaikumsalam kak aku bersedia di wawancarai dan udah aku tandatangani surat persetujuan nya kak“
P
: Baik, Terima kasih sebelumnya sudah mau kaka wawancara.
F.R
: Iya kak sama-sama (mengangguk sambil tersenyum).
P
: Oke de langsung aja pertanyaan pertama, Bagaimana pendapatmu terhadap pelajaran IPS selama ini ?
F.R
: Heemmm (berpikir sambil memegang pulpen)... Pelajaran IPS bagi aku pelajaran yang aengga sulit kak, khusunya bagian sejarah, karena materi sejarah itu pembahasannya sangat luas apalagi kejadian di masa lampau gitu kak kan aku kurang paham soal sejarah kak. Udah gitu guru ngejelasinnya engga ngebosenin kak.
P
: Kenapa kamu bilang IPS itu membosankan ?
F.R
: Soalnya kadang guru ngajarnya ngebosenin kak cuma cerita doang, ngasih contoh-contoh materi juga cuma dengan ngejelasin doang kak.. (wajah bete).
P
: Menurut pendapat kamu seperti apa guru mengajar IPS di kelas ?
F.R
: Selama ini sih guru mengajar IPS sih cukup baik
kak, (sambil
merapihkan rambutnya)… tetapi terlalu serius ka, yang akhirnya aku malah merasa bosan, sehingga aku tidak terlalu bisa memahami materi yang disampaikan guru dengan baik dan suasana kelas cukup tegang karena gurunya sedikit galak kak jadi ngerasa takut aja kak kalo lagi belajar IPS di kelas. P
: Menurut kamu guru yang mengajar efektif itu seperti apa ?
F.R
: Efektif itu maksudnya apa kak ?
P
: Efektif itu maksudnya, materi yang di jelaskan guru mudah kamu pahami de.
F.R
: Hememmm (berpikir mata melirik ke atas)... Menurut aku guru yang mengajar efektif itu, apabila dalam proses pembelajaran guru selalu menjelaskan materi dengan baik, bisa mengatur kelas dengan baik, mengajarnya juga engga terlalu bikin tegang kak, terus juga menggunakan metode pembelajaran secara bervariasi kak agar siswanya
juga tidak merasa bosan ketika proses pembelajaran di kelas berlangsung kak. (tersenyum malu). P
: Model pembelajaran apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS di kelas ?
F.R
: Heemmm (berpikir)... Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja ngejelasin ceramah diskusi aja sih kak engga ada yang buat aku tertarik cuma itu-itu aja jelasin terus ngasih tugas deh kak, kan aku jadi ngerasa ngantuk dan bosen kak soalnya IPS itu kan banyak materinya kak.
P
: Media apa yang biasanya digunakan guru pada saat pembelajaran IPS ?
F.R
: Engga ada sih kak, ngajarnya ya biasa aja ngejelasin liat buku, kadang pake power point, sama tampilin gambar-gambar mengenai materi IPS yang dibahas itu juga yang sering melakukan guru PPKT kak jarang banget guru kelas. (sambil menggerakkan tangan ke atas meja).
P
: Terus diantara media-media yang digunakan guru itu, mana yang lebih kamu suka de ?
F.R
: Kalo aku sih lebih suka belajar dengan baca buku aja sih kak (tersenyum).
P
: Kenapa kamu lebih suka baca buku de ?
F.R
: Aku lebih paham aja kalo dengan membaca kak soalnya bisa lebih kosentrasi aja gitu kak ..(tertawa malu).
P
: Bagaimana kamu dapat memahami materi IPS di kelas ?
F.R
: Heemmm (mata melirik ke atas)... Kalo aku sih selain dengan membaca biasanya dengan cara memperhatikan guru ketika menjelaskan materi yang dibahas, nah yang kaya gitu yang biasa aku lakukan kak biar aku
mudah memahami pelajaran itu dan aku juga jadi mudah ngerti materinya kak. P
: Apakah sebelumnya kamu sudah mengenal model Snowball Throwing ?
F.R
: Sebelumnya sih belum kak tapi setelah kakak ngajar disini dengan model ini aku jadi tau sih kak, hehehe (tertawa).
P
: Apakah model Snowball Throwing itu ?
F.R
: Heemmm (mata melirik ke atas)... Kalo menurut pemahaman aku sih kak model Snowball Throwing itu model pembelajaran belajar secara berkelompok, kemudian setiap kelompok itu membuat pertanyaan dan pertanyaan tersebut di gulung membentuk seperti bola lalu di lemparkan kepada kelompok lain, dan siswa yang terkena lemparan bola tersebut bertanggungjawab untuk menjawab pertanyaan itu kak.
P
: Apakah kamu mempunyai pengalaman belajar dengan model Snowball Throwing ?
F.R
: Heemmm (berpikir)… belom sih kak.
P
: Bagaimana menurut kamu model Snowball Throwing ini ?
F.R
: Heemmm (melirik ke kanan)... Setelah diajarin kaka pake model ini, menurut aku model ini merupakan model pembelajaran yang seru tapi aku juga ngerasa bosen juga kak, karena dalam proses pembelajaran ini bikin tegang, udah gitu belajarnya sambil bermain gitu kan kak, terus model ini emang membuat siswa aktif tapi juga buat aku takut kak karena harus menjawab pertanyaan dari kakak, (ekspresi datar).
P
: Bagaimana model pembelajaran ini membuat kamu memahami materi pembelajaran IPS di kelas ?
F.R
: Dengan model pembelajaran ini aku jadi lebih paham dan sedikit menyimak apa yang disampaikan oleh guru dengan baik kak, sehingga aku cukup memahami materi yang di sudah dijelaskan oleh guru di depan kelas kak. (mengepalkan kedua tangan nya).
P
: Bagaimana pendapatmu pembelajaran menggunakan model Snowball Throwing dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas ?
F.R
: Aku bingung kak hehehe... soalnya sebelumnya guru tuh engga pake model apa-apa untuk ngajar IPS, ngejelasinnya biasa aja gitu kak hanya ceramah aja.. soalnya baru kakak aja yang nerapin model pembelajaran kaya Snowball Throwing ini di kelas. (tersenyum).
P
: Terus mana yang lebih membuat kamu lebih cepat paham ?
F.R
: Heemmm (berpikir sambil memegang HP)… Kalo menurut aku sih kak model yang seperti model Snowball Throwing ini yang cukup membuat aku lebih memahami materi yang di ajarkan oleh guru dibandingkan dengan model yang biasa guru gunakan selama ini di kelas kak.
P
: Bagaimana pembelajaran Snowball Throwing di kelas berhubungan dengan motivasi belajar kamu ?
F.R
: Sebenernya cukup bagus sih kak buat menambah motivasi belajar, tapi itu buat aku biasa-biasa aja sih engga terlalu membantu aku untuk lebih termotivasi dalam belajar soalnya sebenernya aku engga suka belajar seperi itu bikin deg-deg an takut kalo disuruh jawab pertanyaan nya terus kalo engga bisa nanti kena hukuman kak (sambil menggerakkan kaki nya).
P
: Bagaimana hasil belajar IPS kamu setelah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing ?
F.R
: Hasil belajar aku jadi sedikit meningkat sih kak (tertawa)… walaupun engga tinggi-tinggi banget sih nilainya yang pasti nilai IPS aku sudah mencapai KKM lah kak. (nyengir).
P
: Emang biasanya nilai IPS kamu berapa sebelum menggunakan model Snowball Throwing ini ?
F.R
: Biasa aja sih kak 70an.. hehehe
P
: Disini nilai KKM IPS berapa emang de ?
F.R
: 75 kak
P
: Oh iya de, disini kalo nilainya dibawah KKM gimana ?
F.R
: Di remedial kak .
P
: Oh remedial.
F.R
: Iya kak (menganggukan kepalanya).
P
: Biasanya remedial nya ngapain ?
F.R
: Buat tugas nyari di internet gitu kak.
P
: Bagaimana pendapatmu agar pembelajaran model Snowball Throwing ini lebih efektif, menarik, dan memotivasi belajar ?
F.R
: Heemmm (berpikir)... Menurut aku biar lebih menarik, dalam proses pembelajaran setiap kelompok engga hanya membuat satu pertanyaan, terus buat pertanyaan nya juga jangan yang susah-susah kak, hehehe (nyengir)... terus dalam proses menjawab pertanyaan diberikan waktu untuk mikir kak jadi engga keburu-buru jawabnya, lalu buat siswa yang engga bisa jawab jangan dikasih hukuman nyanyi kak kan malu sama
temen-temen, udah gitu belajarnya jangan lebih banyak bermain nya kak di banding seriusnya gitu kan jadi kurang fokus, (tertawa malu). P
: Bagaimana kritik dan saranmu kepada guru yang menggunakan model Snowball Throwing ini ?
F.R
: Heemmm... Menurut aku model pembelajaran nya harus lebih baik dan kreatif lagi supaya tidak terlalu banyak bermainnya kalaupun mau bermain sambil belajar pun mungkin materinya lebih banyak lagi gitu kak (hehehee)… biar kitanya juga engga bosen kak, kan pasti ada model pembelajaran yang lain yang lebih menarik dan menyenangkan selain model Snowball Throwing ini kak, oh iya kalo bisa model ini engga cuma di terapin di mata pelajaran IPS aja kak tapi juga mata pelajaran yang lain juga gitu kak. (senyum).
P
: Kalau disuruh memilih, model pembelajaran apa yang lebih memotivasi kamu belajar ?
F.R
: Heemmm… kalo aku sih lebih memilih model pembelajaran yang seperti ini kak soalnya model ini seru dan cukup mendorong untuk belajar kak, dan engga bikin ngantuk sih kak. (senyum).
P
: Oke, terimakasih ya udah mau kakak wawancara de.
F.R
: Iya sama-sama kak.. (senyum)
P
: Oh iya de, ini kakak ada souvenir buat kamu karena sudah bersedia kakak wawancara (sambil memberikan pulpen).
F.R
: Makasih kak. (nyengir).
P
: Iya de, assalamualaikum. Wr.wb.
F.R
: Wa’alaikumsalam kak (Senyum sambil bersalaman).
Foto Kegiatan Belajar Mengajar
Foto Wawancara dengan Siswa
Foto Wawancara dengan Guru
BIOGRAFI PENULIS
MAYASARI, lahir di Tangerang 25 Mei 1993 dari pasangan Sholeh Mursin dan Rosmanah, putri bungsu dari 8 bersaudara yang beralamatkan di Jalan Wr. Supratman No.32 Rt.02 Rw.04 Kp.utan Cempaka Putih Ciputat Timur Tangerang Selatan. Penulis memulai Pendidikan di SDN KP.UTAN II pada tahun 1999 dan selesai tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 3 lulus pada tahun 2008, selanjutnya melanjutkan ke SMK Lebak Bulus dan lulus pada tahun 2011. Tamat dari SMK penulis mendaftarkan diri untuk melanjutkan ke perguruan tinggi pada tahun 2011 melalui jalur Mandiri penulis lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.