PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI DAN BENDA LANGIT Santy Dinar Permata1), Sutijan2), M. Ismail Sriyanto3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail:
[email protected] Abtract:The present research sought to enhance concept mastery of change in the appearance of Earth’s surface and celestial bodies through the implementation of ARIAS instructional design model to the grade IV students of Soropadan Government Primary School of Surakarta Academic Year 2015/2016.The research was classroom action research which was conducted in two cycles, each of which involved four stages including planning, acting, observing, and reflecting. The variables which were used covered the concept mastery of change in the appearance of Earth’s surface and celestial bodies, and the ARIAS instructional design model. The subject of the research was the grade IV students of Soropadan Government Primary School of Surakarta Academic Year 2015/2016. Data were collected through tests, interviews, observation, and content analysis. In order to validate the data, content validation was applied. The data were later analyzed by using interactive analysis, critical analysis, and descriptive and comparative analysis. The research findings denoted that the average score of the pretest was 56.93 with subject completion rate of 25.7%. In cycle I and II the score increased to 64.64 with subject completion rate of 45.7% and to 86.6 with subject completion rate of 100% respectively. Based on the aforementioned findings, clearly, the implementation of ARIAS enabled the grade IV students of Soropadan Government Primary School of Surakarta Academic Year 2015/2016 to enhance their concept mastery of change in the appearance of Earth’s surface and celestial bodies.
Abstrak:Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit melalui penerapan model pembelajaran ARIASpada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Variabel penelitian tindakan kelas ini adalah penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ARIAS. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Validitas data yang digunakan adalah validasi isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, analisis kritis dan deskriptif komparatif. Nilai rerata hasil tes pratindakan yaitu 58,03 dengan ketuntasan klasikal 25,7%. Pada siklus I nilai rerata kelas meningkat mencapai 65,9 dengan ketuntasan klasikal 45,7%. Pada siklus II nilai rerata kelas meningkat menjadi 86,5 dengan ketuntasan klasikal 94,2%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIASdapat meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. Kata kunci: model ARIAS, penguasaan konsep,perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya atau secara sederhana merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam (Sukardjo,dkk, 2005: 1). Pendapat tersebut menunjukkan IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang di-lakukan dengan keterampilan bereksperimen melalui metode ilmiah. Gejala alam yang ada dan
melalui suatu proses ilmiah menjelaskan bahwa IPA membahas tentang fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya melalui suatu rangkaian kegiatan dalam meto-de ilmiah sehingga bersifat empirik. Berperan sebagai ilmu pengetahuan yang mengungkap fenomena dan gejala alam beser-ta isinya membuat IPA mengalami pengem-bangan. Pengembangan yang terjadi membe-rikan pengaruh kepada kehidupan manusia, sebagai contoh yaitu adanya teknologi. IPA dikatakan sebagai dasar dari
1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), 4) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS 1
2 terciptanya tek-nologi. Teknologi sering disebut sebagai dasar atau fondasi dari sebuah pembangunan. Dapat dikatakan IPA merupakan dasar adanya pem-bangunan di peradaban manusia. Peran yang dimiliki oleh IPA sangatlah penting bagi kehi-dupan manusia sehingga perlulah untuk dipe-lajari sedari dini salah satunya pada tingkat sekolah dasar. IPA pada tingkat sekolah dasar menurut BSNP 2006 secara umum bertujuan agar siswa mampu menguasai konsep IPA dan keterkaitannya serta mampu mengembangkan sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan ciptaan-Nya. Pada silabus KTSP kelas IV semester genap salah satu materi yang dipelajari yaitu memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan ben-da langit. Materi tersebut bertujuan agar siswa mampu memahami pengaruh dan dampak yang terjadi akibat adanya perubahan kenam-pakan pada permukaan bumi dan benda langit. Selain dapat mengetahui dan mengungkap ba-gian dari bumi dan benda langit siswa akan mendapat wawasan dan pengetahuan yang le-bih luas. Diharapkan pula siswa akan lebih menyadari akan kebesaran dan kekuasaan Tu-han atas apa yang terjadi di bumi dan di langit. Menurut Dahar (2011: 62) belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep merupakan batu pembangun berpikir. Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang le-bih tinggi untuk merumuskan prinsip dan ge-neralisasi. Untuk memecahkan masalah, seo-rang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsepkonsep yang diperolehnya. Me-nurut Nugraha (2005: 37) pembelajaran IPA pada ranah pengembangan kognitif hendaklah lebih mengarahkan kepada dua dimensi yaitu menguasai isi pengetahuan dan dilakukan me-lalui proses atau aktivitas yang bermakna. Sis-wa diarahkan untuk menemukan dan juga dia-rahkan pada perkembangan kognitif yang be-nar, yaitu menguasai konsep yang sekaligus memahami cara mengaplikasikannya sehing-ga produk dan pengembangan IPA menjadi sesuatu yang lebih bermakna dan fungsional bagi
kehidupan anak. Berdasarkan BSNP (2006: 161) menyatakan penerapan IPA di tingkat SD diharapkan ditekankan pada pembelajaran Salingtemas yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka pembelajaran konsep IPA di SD sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang lebih bermakna, berhubungan dengan pengalaman kehidupan mereka agar siswa mampu mengu-asai dan menerapkan konsep dalam kehidupan sehari-harinya. Penguasaan konsep IPA yang kurang baik dapat terjadi dikarenakan siswa tidak mem-perhatikan dengan baik saat guru menjelaskan dalam proses pembelajaran, lingkungan bela-jar yang tidak mendukung ataupun guru sen-diri yang dalam menjelaskan, menanamkan konsep dasar IPA kurang bermakna sehingga konsep yang diberikan salah dan berpengaruh pada penguasaan konsep siswa tentang IPA. Iskandar (2001: 33) menyatakan bila konsep IPA yang diterima salah atau hanya sebagian maka informasi serta penerapan dari konsep IPA tersebut hanya sebagian dan mampu men-jadi suatu kesalahan sehingga akan terjadi miskonsepsi dalam IPA. Miskonsepsi yang terjadi akan berdampak pada penguasaan sis-wa tentang IPA. Pada siswa kelas IV SDN Soropadan dite-mukan adanya penguasaan konsep IPA yang kurang baik atau masih rendah. Pernyataan tersebut berdasarkan hasil wawancara dan pe-ngamatan pada guru serta siswa kelas IV yang dilaksanakan tanggal 15 Desember 2015 dipe-roleh data bahwa penguasaan konsep pembe-lajaran IPA masih rendah. Hasil wawancara dan pengamatan menunjukkan bahwa pelak-sanaan proses pembelajaran di kelas IV ini kurang baik meskipun guru sudah berusaha dengan semaksimal mungkin menggunakan model pembelajaran beragam yang dirasakan sesuai dan dapat diterapkan dengan baik di ke-las tersebut. Tetapi usaha yang dilakukan kurang mampu membuat siswa dapat menguasai konsep IPA dengan baik. Penerapan model pembelajaran yang pernah dilakukan oleh gu-ru kurang tepat dan kurang sesuai dengan ka-rakteristik siswa kelas IV
3 SDN Soropadan se-hingga berdampak pada penguasaan konsep siswa pada suatu mata pelajaran khususnya mata pelajaran IPA. Penyataan tersebut didu-kung dengan nilai uji pratindakan yang diper-oleh peneliti. Hasil uji pratindakan menunjuk-kan bahwa rerata nilai penguasaan siswa da-lam pembelajaran IPA rendah. Nilai rerata penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA ya-itu 58,03 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yang ditetapkan pada penelitian ini yaitu 70. Hal ini ditunjuk-kan dari 35 siswa, sebanyak 9 siswa (25,7%) memiliki nilai di atas batas tuntas. Data terse-but menunjukkan bahwa penguasaan konsep pada mata pelajaran IPA yang ditunjukkan masih rendah. Berkaitan dengan masih rendahnya peng-uasaan konsep IPA maka diperlukan suatu al-ternatif yang mampu memecahkan masalah dalam upaya meningkatkan penguasaan kon-sep siswa pada mata pelajaran IPA dan mam-pu pula meningkatkan hasil belajar serta menerapkan prinsip–prinsip pembelajaran di SD. Salah satu cara yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran. Model pembelajaran menurut Huda menyatakan bahwa, “Model pembelaja-ran harus dianggap sebagai kerangka kerja struktural yang juga dapat digunakan sebagai pemandu untuk mengembangkan lingkungan dan aktivitas belajar yang kondusif” (2014: 143). Pendapat ini menjelaskan bahwa model pembelajaran membantu guru untuk merenca-nakan dan menyusun langkah-langkah pem-belajaran dengan baik sehingga lingkungan dan kondisi belajar lebih kondusif. Model pembelajaran yang tepat digunakan untuk me-ningkatkan penguasaan konsep pada mata pel-ajaran IPA adalah dengan model pembelajar-an Assurance, Relevance, Interest, Assess-ment, Satisfaction (ARIAS). Model pembelajaran ARIAS merupakan modifikasi yang dilakukan oleh Djamaah Sopah dari model ARCS. Model ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh John M. Keller. Pengembangan model pembelajaran yang dilakukan ini merupakan cara merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi
berpresta-si dan hasil belajar. Model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen (Rahman dan Amri, 2014: 2) yaitu Assurance (percaya diri), Relevance (sesuai dengan kehidupan sis-wa), Interest (minat dan perhatian siswa), As-sessment (evaluasi), dan Satisfaction (pengua-tan). Kelima komponen model pembelajaran tersebut sekaligus merupakan langkah pelaksanaan dalam model pembelajaran ARIAS. Langkah pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran ARIAS bermaksud agar sis-wa memiliki rasa percaya diri akan dirinya ke-mudian pembelajaran akan diarahkan kepada sesuatu hal yang berhubungan langsung de-ngan kehidupan siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat dan perhatian siswa un-tuk belajar. Apabila siswa telah berminat dan memberikan perhatiannya kepada pelajaran maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Selain memperhatikan minat siswa, pengalaman siswa, penguatan dan percaya diri, model pembelajaran ARIAS memper-hatikan hasil akhir dari proses pembelajaran. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya fase assessment di akhir langkah kegiatan sehing-ga guru dan siswa mampu mengetahui materi yang sudah tersampaikan dan dipahami oleh siswa. Serta terdapat fase satisfaction yaitu penguatan yang bermaksud agar siswa terus termotivasi untuk belajar. Kelebihan dari model ARIAS menurut Umroh (2013: 16-17) yaitu (1) Memungkinkan dapat dipadukan dengan metode, strategi, media pembelajaran apapun sehingga tidak monoton dalam pelaksanaannya. Kolaborasi antara strategi, metode dan media pembelajar-an inilah yang mampu membuat penerapan pembelajaran ARIAS di kelas menjadi sebuah pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, me-nyenangkan, memuaskan sehingga menjadi pembelajaran yang bermakna; (2) Adanya re-levansi dengan kehidupan siswa sehari-hari; (3) Menanamkan rasa percaya diri kepada sis-wa sehingga siswa terpacu untuk berhasil; (4) Siswa tertantang untuk terus memperbaiki diri. Kelebihan yang dimiliki model ARIAS dirasa mampu untuk meningkatkan pengua-
4 saan konsep IPA pada siswa. Meningkatnya hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran ARIAS dapat dibuktikan dengan pe-nelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2015) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas IV SDN 118 Pinrang. Penelitian ini me-nyimpulkan bahwa hasil belajar menulis ka-rangan narasi meningkat dengan adanya pene-rapan model pembelajaran ARIAS. Berdasar-kan hasil penelitian diperoleh data hasil bela-jar menulis karangan narasi siswa meningkatdari 52% pada siklus I menjadi 80% pada si-klus II. Penelitian lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anjarsari (2015) dengan judul Pe-nerapan Model ARIAS (Assurance, Relevan-ce, Interest, Assessment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Sis-wa Pada Konsep Daur Air Pada Siswa Kelas V SDN Cihanjuang 4 Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya nilai angket mo-tivasi siswa dan nilai rerata hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Nilai angket motivasi siswa pada siklus 1 sebesar 1271, pada siklus 2 sebesar 1355, dan pada siklus 3 sebesar 1503. Sedangkan untuk nilai rerata hasil bela-jar siswa pada siklus 1 yaitu 68,6, pada siklus 2 yaitu 70,94 dan pada siklus 3 yaitu 81,01. Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada konsep daur air. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran IPA mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langitdengan penggunaan model ARIAS adapun judul yang di angkat dalam peneli-tian ini adalah Penerapan Model Pembelajar-an ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assesment, Satisfaction) Untuk Meningkat-kan Penguasaan Konsep Perubahan Kenam-pakan Permukaan Bumi dan Benda Langit Pa-da Kelas IV SD Negeri Soropadan No 108 Su-rakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dikemukakan rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: apakah melalui penggunaan model pembelajaran ARIAS dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016? Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep IPA siswa mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan ben-da langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDNSoropadan No 108 Surakarta, pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IVSDN Soropa-dan No 108 Surakarta 2015/2016. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus.Setiap siklus dilaksanakan dalam dua perte-muan. Masing-masing siklus terdiri dari em-pattahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Jenis data yang di-gunakan adalah data kuantitaif dan data kuali-tatif. Data kuantitatif yang digunakan terdiri dari nilai penguasaan konsep perubahan ke-nampakan permukaan bumi dan benda langit siswa, nilai aktivitas siswa dalam pembelajar-an IPA pada pratindakan, siklus I dan siklus II, nilai efektivitas proses pembelajaran IPA pada pratindakan, siklus I dan siklus II serta nilai kinerja guru pada pratindakan, siklus I dan siklus II. Data kualitatif yang digunakan terdiri dari hasil wawancara kepada guru dan siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran ARIAS pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Sumber data yang digunakan da-lam penelitian ini berasal dari siswa dan guru kelas IVSDN Soropadan No 108 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sumber data primer, yaitu hasil tes siswa berupa nilai penguasaan konsep IPA materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, hasil wa-wancara terhadap guru dan siswa kelas IV SDN Soropadan No 108
5 Surakarta serta hasil observasi berupa data pengamatan guru dan siswa.Sumber data sekunder, yaitu hasil kerja siswa dan dokumenberupa arsip pendukung seperti silabus dan RPP serta daftar siswa ke-las IV SDN Soropadan No 108 Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes dan dokumen.Teknik uji validitas data menggunakan validasi isi. Validasi isi menurut Arikunto (2012: 82)yaitu pengujian validasi yang digu-nakan untuk instrumen yang berbentuk tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, terdiri dari tahap pe-ngumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2010: 338-345), analisis kritis digunakan untuk me-ngungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan (Suwandi, 2009: 61) dan deskriptif komparatif yang digunakan untuk membandingkan hasil pembelajaran antar siklus (Suwandi, 2009: 61).Penelitian ini dikatakan berhasil dan me-ngalami peningkatan apabila ketuntasan kla-sikal penguasaan konsep IPA pada materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langitsiswa mencapai 85% atau 30 siswa dari 35 siswa mendapat nilai di atas nilaiketuntasan minimal yaitu ≥70. HASIL Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan uji pratindakan, diperoleh hasil bahwa pe-nguasaan konsep IPA mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda la-ngitpada siswa kelas SDN Soropadan No108 Surakartamasih rendah. Hasil tersebut ditun-jukkan dengan dari 35terdapat9 siswa atau 25,7% siswa yang mencapai KKM (70).Se-lain itu didapatkan hasil nilai rerata kinerja guru adalah 1,7 termasuk dalam kategori ku-rang, skor rerata efektivitas pembelajaran ada-lah 1,5 termasuk dalam kategori tidak efektif, selanjutnya untuk skor rerataaktivitas siswa adalah 1,54 termasuk dalam kategori kurang. Data hasil uji pratindakan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengu-asaan Konsep Pratindakan Interval Nilai 15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80 Jumlah
Nilai IPA
Nilai tengah (xi) 20 31 42 53 64 75
FrekuPersen ensi fi.xi -tase Ket. (fi) (%) 1 20 2,9 TT 1 31 2,9 TT 5 210 14,2 TT 11 583 31,4 TT 8 512 22,9 TT 9 675 25,7 T 35 2031 100 Nilai Rerata = 58,03 Ketuntasan Klasikal = 25,7 % Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 25
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa nilai rerata siswa kelas IV yaitu 58,03. Siswa yang mendapat nilai antara 15-25 sebanyak 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang menda-pat nilai antara 26-36 sebanyak 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang mendapat nilai antara 37-47 sebanyak 5 siswa atau 14,2%. Siswa yang mendapat nilai antara 48-58 sebanyak 11 sis-wa atau 31,4%. Siswa yang mendapat nilai an-tara 59-69 sebanyak 8 siswa atau 22,9%. Sis-wa yang mendapat nilai antara 70-80 seba-nyak 9 siswa atau 25,7%.Berdasarkan hasil penguasaan konsep IPAperubahan kenam-pakan bumi dan benda langitpada uji pratin-dakan, perlu diadakan perbaikan terhadap pe-nguasaan konsep IPA perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Penggunaan model pembelajaran ARIAS pada siklus I dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dibandingkan dengan hasil pratindakan.Hal tersebut terbukti adanya peningkatan kualitas proses pembel-ajaran meliputi nilai rerata kinerja guru me-ningkat yaitu 2,2 dalam kategori cukup, skor rerata efektivitas pembelajaran adalah 2,25 dalam kategori kurang efektif. Selanjutnya untuk skor rerataaktivitas siswa adalah 2,15 termasuk dalam kategori cukup baik dan un-tuk nilai rerata evaluasi di akhir pertemuan ya-itu 65,9. Hasil penguasaan konsep IPAsiswa pada siklus I ditunjukan pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pengu-asaan Konsep IPASiklus I
6 Interval Nilai
Nilai tengah (xi)
34-45 46-57 58-69 70-81 82-93 Jumlah
39,5 51,5 63,5 75,5 87,5
Freku -ensi (fi)
fi.xi
3 118,5 7 360,5 9 571,5 12 906 4 350 35 2306,5 Nilai Rerata = 65,9 Ketuntasan Klasikal = 45,7 % Nilai Tertinggi = 93 Nilai Terendah = 37
Persentase Ket. (%)
8,6 20 25,7 34,3 11,4 100
TT TT TT T T
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai rerata kelas menunjukkan sebesar 66,6. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai 34-45 sejumlah 3 siswa atau 8,6%. Siswa yang mendapat nilai 46-57 sejumlah 7 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 58-69 sejumlah 9 siswa atau 25,7%. Siswa yang mendapat nilai 70-81 sejumlah 12 siswa atau 34,3%. Siswa yang mendapat nilai 82-93 se-jumlah 4 siswa atau 11,4%. Sejumlah 16 siswa atau 45,7% dari 35 siswa telah mencapai nilai ketuntasan maksimal.Sejumlah19 siswa atau 54,3% berada dibawah batas kentuntasan penguasaan konsep IPA pada penelitian ini yakni ≥ 70. Nilai ter-tinggi pada siklus I yang diperoleh siswa ada-lah 93 dan nilai terendah adalah 37.Berdasar-kan hasil yang ditampilkan tersebut dapat di-ketahui bahwa ada peningkatan penguasaan konsep IPAdibandingkan ketika uji pratinda-kan. Tetapi, hasil tersebut belum memenuhi indikator kinerja penelitian yang telah ditetap-kan sebelumnya yaitu 85% atau 30 siswa me-nguasai konsep IPA dengan nilai ≥ 70sehing-ga penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Data hasil dari pelaksanaan siklus II jugamengalami peningkatan. Kualitas proses pem-belajaran pada skorrerata kinerja guru me-ningkat menjadi 3,22 kategori sangat baik.Skor rerata efektivitas pembelajaran adalah 3,58 kategori sangat efektif. Pada aspek akti-vitas siswa, skor rerata adalah 3,2dengan ka-tegori aktivitas siswa sangat baik. Peningkat-an penguasaan konsep IPAdapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pengu-asaan Konsep IPASiklus II Interval Nilai 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100keatas Jumlah
Nilai tengah (xi) 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 104,5
Frekuensi (fi) 1 1 5 12 15 1
fi.xi 54,5 64,5 372,5 1014 1417,5 104,5
Persen -tase (%) 2,9 2,9 14,2 34,2 42,9 2,9
Ket TT TT T T T T
35 3027,5 100 Nilai Rerata = 86,5 Ketuntasan Klasikal = 94,2 % Nilai Tertinggi = 100 Nilai Terendah = 53
Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa nilai rerata siswa pada siklus II adalah 86,5. Siswa yang memiliki nilai antara 50-59 sejumlah 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang memiliki nilai antara 60-69 sejumlah 1 siswa atau 2,9%. Siswa yang memiliki nilai antara 70-79 sejumlah 5 siswa atau 14,2%. Siswa yang me-miliki nilai antara 80-89 sejumlah 12 siswa atau 34,2%. Siswa yang memiliki nilai antara 90-99 sejumlah 15 siswa atau 42,9%. Siswa yang memiliki nilai antara 100-keatas sejum-lah 1 siswa atau 2,9%.Pada hasil siklus II jumlah siswa yang menguasai konsep IPA yakni 33 siswa atau 94,2%.Nilai tertinggi pa-da siklus II yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 53. Berdasarkan ha-sil yang ditampilkan diketahui bahwa ada pe-ningkatan penguasaan konsep IPA pada sis-wa. PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARIAS (Assurance,Relevance, Interest,Assessment,Satisfaction) dapat meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakarta. Dalam penelitian ini, nilai penguasaan konsep peru-bahan kenampakan permukaan bumi dan ben-da langit serta kualitas proses pembelajaran siswa kelas IV SDN Soropadan sudah menga-lami peningkatan. Kualitas proses pembelaja-ran yang dimaksudkan
7 dalam penelitian ini yaitu meliputi kinerja guru, aktivitas siswa, efektivitas proses pembelajaran, nilai sikap dan keterampilan siswa. Meningkatnya kuali-tas proses pembelajaran berdampak mening-katnya penguasaan konsep IPA siswa. Hal ter-sebut dibuktikan dengan adanya perkembang-an nilai rerata dan ketuntasan klasikal siswa yang dicapai pada saat pratindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pratindakan dapat dilihat bahwa nilai terendah adalah 25, nilai tertinggi mencapai nilai 80, nilai rerata kelasnya hanya mencapai 58,03, sedangkan untuk ketuntasan klasikalnya sebesar 25,7% atau sebanyak 9 siswa mencapai KKM yang digunakan dalam pene-litian ini (≥70). Dengan kata lain, terdapat 74,3% atau sebanyak 26 siswa yang tidak tun-tas dalam mengikuti pembelajaran dan memi-liki nilai dibawah KKM. Sedangkan hasil kua-litas proses pembelajaran pada saat pratindak-an masih menunjukkan hasil yang kurang ba-ik. Kemudian pada siklus I mulai ada peningkatan untuk nilai terendahnya, nilai teren-dah siswa dari 25 pada pratindakan menjadi 37 pada siklus I, nilai tertinggi naik dari 80 pa-da pratindakan menjadi 93 pada siklus I, nilai rerata kelas naik dari 58,03 pada pratindakan menjadi 65,9 pada siklus I, dan ketuntasan klasikalnya mencapai 45,7% atau sejumlah 16 siswa sudah mencapai nilai KKM yang digu-nakan dalam penelitian (≥70). Dengan kata lain terdapat 54,3% atau sejumlah 19 siswa yang belum tuntas dalam mengikuti pembela-jaran. Selanjutnya peningkatan juga terjadi pada kualitas proses pembelajaran. Nilai rera-ta kinerja guru meningkat dengan kategori cu-kup. Nilai rerata aktivitas siswa juga mening-kat dengan kategori cukup. Nilai rerata efekti-vitas proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan pratindakan meskipun masih berada dalam kategori kategori kurang efektif. Pelaksanaan pada siklus I menggunakan model pembelajaran ARIAS sudah berjalan cukup baik. Tetapi nilai siswa dalam mengua-sai konsep IPA belum mencapai indikator ki-nerja yang telah ditetapkan pada penelitian ini. Hambatan yang terjadi pada siklus I yaitu guru belum menguasai betul
langkah-langkah penerapan model pembelajaran ARIAS, pe-nyampaian materi yang meluas dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta terlalu tergesa-gesanya guru dalam menyampaikan materi pembelajaran ke siswa. Selain itu dite-mukan siswa yang masih kurang perhatian ke-pada guru pada saat pembelajaran. Masih ditemukan siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran dan kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat maupun bertanya kepa-da guru. Hambatan-hambatan tersebut dilaku-kan perbaikan dengan memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang meliputi kinerja gu-ru, aktivitas siswa dan efektivitas proses pem-belajaran dengan menggunakan model pem-belajaran ARIAS. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal yang dicapai pada siklus I belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sehingga peneliti melakukan tindak lanjut ke siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I dan memaksimalkan penggunaan model pembelajaran ARIAS pada siklus II. Perbaikan yang dila-kukan dengan cara mengoptimalkan penggu-naan model pembelajaran ARIAS pada pem-belajaran IPA dan lebih memotivasi siswa agar siswa memiliki rasa percaya diri dan le-bih aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II terjadi peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Nilai terendah siswa naik dari 37 pada siklus I men-jadi 53 pada siklus II, nilai tertinggi naik dari 93 pada siklus I menjadi 100 pada siklus II, ni-lai rerata kelas naik dari 65,9 pada siklus I menjadi 86,5 pada siklus II, dan ketuntasan klasikalnya mencapai 94,2% atau sejumlah 33 siswa mencapai nilai KKM (≥70). Dengan ka-ta lain terdapat 2 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang telah ditentukan. Hal ini di-karenakan siswa yang kurang konsentrasi saat proses pembelajaran dan memiliki kesulitan dalam menerima pembelajaran dengan baik. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemam-puan yang dilakukan dalam penelitian maka untuk mengatasi permasalahan tersebut, pene-liti melakukan diskusi dengan guru agar guru melakukan pendekatan, perhatian dan pendalaman materi konsep perubahan kenampakan
8 permukaan bumi dan benda langit serta mengadakan remedial di luar kegiatan penelitian kepada siswa tersebut. Dengan hasil ketuntas-an yang diperoleh mencapai 94,2% dapat di-simpulkan bahwa ketuntasan belajar yang di-capai oleh siswa kelas IV SDN Soropadan su-dah mencapai indikator kinerja yang ditetap-kan. Peningkatan hasil belajar pada penguasa-an konsep IPA juga terjadi pada kualitas pro-ses pembelajaran yang juga meningkat. Kualitas proses pembelajaran telah meningkat dengan baik pada siklus II. Nilai rerata kinerja guru meningkat dengan kategori sangat baik. Nilai rerata aktivitas siswa meningkat dengan kategori sangat baik dan nilai rerata efektivitas proses pembelajaran meningkat dengan kategori pembelajaran sangat efektif. Keberhasilan yang didapatkan di siklus II merupakan hasil dari perbaikan atas kekurangan yang terjadi pada siklus I. Penerapan model pembelajaran ARIAS terbukti mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan penguasaan konsep IPA sis-wa khususnya pada materi perubahan kenam-pakan permukaan bumi dan benda langit. Mo-del ARIAS membangkitkan rasa percaya diri dalam diri siswa serta mampu menarik perha-tian dan antusiasme siswa dalam belajar se-hingga membantu bagi siswa untuk memaha-mi materi yang diajarkan. Penggunaan model ARIAS membuat partisipasi siswa menjadi le-bih aktif sehingga pembelajaran dapat berja-lan secara efektif dan tepat sasaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat yang disampaikan oleh penelitian yang dilakukan Hidayat (2013: 73) bahwa model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan motivasi belajar pada siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang juga mengalami peningkatan. Menimbulkan moti-vasi belajar siswa dilakukan dengan menim-bulkanrasa percaya diri dalam diri siswa dan membuat siswa tertarik dengan pembelajaran sehingga akan muncul motivasi belajar yang baik. Penerapan model pembelajaran ARIAS yang dilaksanakan dengan baik mampu mem-buat suatu kegiatan pembelajaran bersifat ber-makna dan dapat terkenang
dalam long term memory (memori jangka panjang) siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sopah (2001: 458) bahwa dengan model pembelajar-an ARIAS maka dalam kegiatan pembelajar-an akan ditanamkan rasa yakin/percaya diri pada siswa. Kegiatan pembelajaran akan me-narik, memelihara minat dan perhatian siswa dengan merelevansikan materi pembelajaran dengan pengalaman yang dimiliki siswa da-lam kehidupan sehari-hari. Kemudian diada-kan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan. Komponen-komponen yang ada dalam model pembelajaran ARIAS dimaksudkan agar pem-belajaran memiliki arti kebermaknaan pada diri siswa sehingga siswa mampu mengingat pembelajaran tersebut dengan baik dalam me-mori pikirannya. Penerapan model pembelajaran ARIAS yang dilakukan sejak awal perencanaan mam-pu meningkatkan kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Hal tersebut sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hasnah (2015: 183) bah-wa penerapan model pembelajaran ARIAS mampu meningkatkan keterampilan siswa da-lam menulis karangan narasi dan juga me-ningkatkan hasil belajar menulis karangan na-rasi pada siswa. Hasil tersebut menyatakan bahwa dengan menggunakan model pembela-jaran ARIAS mampu mengembangkan ke-mampuan secara menyeluruh yaitu pada ra-nah kognitif,afektif dan psikomotorik. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta dikaitkan dengan teori mengenai mo-del pembelajaran ARIAS maka dapat membe-rikan bukti bahwa penerapan model pembela-jaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dapat meningkatkan penguasaan konsep IPA perubahan kenampa-kan permukaan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Sura-karta tahun ajaran 2016/2017. Penelitian tin-dakan kelas ini telah berhasil dan diakhiri pa-da siklus II. Berikut ini disajikan perbandingan nilai penguasaan konsep IPA perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dari pratindakan, siklus I dan siklus II pada Tabel 4:
9 Tabel 4.
Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep IPA Pratindakan, Siklus I, Siklus II
Keterangan Nilai Terendah Nilai tertinggi Nilai Rerata Jumlah Siswa Belajar Tuntas Ketercapaian
SIMPULAN
Pratind akan 25 80 58,03
37 93 65,9
Siklus II 53 100 86,5
9
16
33
25,7%
45,7
94,2%
Siklus I
Pada pratindakan belum mencapai KKM dan kemudian terjadi peningkatan pada siklus I dan siklus II. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksa-nakan dalam duasiklus, disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ARIAS(Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) dapat meningkatkan penguasaan konsep perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit pada siswa kelas IV SDN Soropadan No 108 Surakartadengan ha-sil yang memuaskan.
10 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara. Anjarsari, G. (2015). Penerapan Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisafaction) Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Konsep Daur Air. Antologi Juni 2015, 1-10. BSNP. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP. Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga. Hasnah. (2015). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas IV SDN 118 Pinrang. Jurnal Publikasi Pendidikan Volume V Nomor 3 September 2015, 177-183. Hidayat, M. A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS Terintegrasi Pada Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika (PTK di Kelas XI IPA 1 Semester II SMA Muhammadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2012/2013). Surakarta: Skripsi Tidak Dipublikasikan. Huda, M. (2014). Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandar, S. M. (2001). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: CV. Maulana. Nugraha, A. (2005). Pengembangan Pembelajaran SAINS Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Rahman, M., & Amri, S. (2014). Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif . Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Sopah, D. (2001). Pengembangan dan Penggunaan Model Pembelajaran ARIAS. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No 031, 455-458. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo, JS. (2005). Ilmu Alamiah Dasar. Surakarta: UNS Press Suwandi, S. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Umroh, S. M. (2013). Efektivitas Model ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment dan Satisfaction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Berprestasi Peserta Didik Kelas X MA Miftahussalam Demak Tahun Ajaran 2012/2013 Materi Pokok Stoikiometri. Semarang: Skripsi TIdak Dipublikasikan.