ISBN 978-979-028-686-3
PENGGUNAAN STRATEGI Π-LOG BERBASIS HABITS OF MIND UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN GERAK BENDA Heni Rusnayati, Endah Nurhabibah, Iyon Suyana Departemen Pendidikan Fisika Fakutas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected],
[email protected]
ABSTRACT The purpose of the research is to increase secondary school student’s physics concept mastery on motion subject after experience a learning which use physics blog strategy based on habits of mind. The sample are 35 students that choosen by purposive sampling technique. The instrument is a physics concept mastery test in multiple choice form which consists of 25 number with four options. The methode of the research is quasi experiment with one group pretest-posttest design where the test is given before and after the use of physics blog strategy based on habits of mind is completed. The result shows that the enhancement of student’s physics concept mastery is on moderate level with 0,53 as the N-gain score. Thus, physics blog strategy based on habits of mind can increase student’s physics concept mastery on motion subject. Key Words: π-log, Habits of Mind, Physics Concept Mastery
PENDAHULUAN Pada kesempatan mengolah data hasil tiga periode TIMSS (Rustaman, 2008), ditemukan bahwa anak-anak Indonesia tidak terbiasa dengan soal-soal yang memberikan informasi berupa data, gambar, grafik, atau tabel untuk diolah lebih lanjut agar dapat menjawab soal-soal yang terkait dengan kurikulum negara peserta. Pencapaian anak-anak indonesia dalam tiga periode TIMSS (Trend of International Mathematics and Science Study) berturut-turut (1999, 2003, 2007) selalu berada di urutan bawah. Begitu pula perolehan anak-anak Indonesia pada scientific literacy dalam PISA (Performance for International Student Assesment) selama beberapa periode (2000, 2003, 2006, 2009). Fakta tersebut semakin memperkuat keyakinan para pemikir pendidikan sains bahwa pembelajaran sains perlu berada pada porsi seharusnya, yakni hakikat sains dan hakikat pendidikan sains. Fakta lapangan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di salah satu SMP Kota Cimahi, kebanyakan siswa menunjukkan penguasaan konsep yang kurang pada bidang fisika, terutama mekanika yang terdiri dari kinematika dan dinamika. Melalui wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa hampir 60% siswa mengalami kesulitan pada materi gerak benda (gerak lurus dan Hukum Newton) karena belum mampu membedakan besaran-besaran gerak satu sama lain, menentukan dan menggambarkan gaya-gaya yang bekerja pada benda, menggunakan persamaanpersamaan pada Hukum Newton, dan sebagainya. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui pendataan prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa penguasaan konsep pada materi gerak benda belum bisa
112
memenuhi standar ketuntasan minimum yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 80 dengan rata-rata ketuntasan belajar hanya mencapai 45% sehingga sebagian siswa melakukan remidial untuk memperbaiki nilai mereka. Seiring dengan keberadaan habits of mind, penguasaan konsep materi hanya merupakan dampak ikutan (nurturant effect) dari proses belajar yang dilaksanakan oleh guru (Zainul, 2008 dalam Race, 2011 dalam Muaddab, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan berpikir (habits of mind) dapat diperkenalkan, dibentuk, digali, dilatih, dikembangkan, dan diperkuat menjadi lebih baik melalui berbagai strategi. Karena pengembangan kemampuan siswa dalam bidang fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, maka peneliti memilih strategi pembelajaran yang memanfaatkan weblog atau blog sebagai salah satu teknologi informasi yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa pada pembelajaran gerak benda, yakni strategi π-log berbasis habits of mind. Mubaraq (2009) dalam Hermawanto dkk (2013) menyatakan pembelajaran berbasis web mampu menumbuhkan kemandirian siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan penguasaan konsep, peningkatan generik sains, dan tanggapan baik dari siswa. Adapun salah satu dari fasilitas dalam pembelajaran berbasis web yang sejalan dengan perkembangan teknologi informasi adalah blog yang tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi, melainkan juga sebagai strategi dalam
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains” Surabaya, 20 Desember 2014 pembelajaran. Blog menyediakan sebuah jalan untuk berinteraksi antarsiswa dan berinteraksi dengan guru mereka di luar kelas. Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan weblog atau blog sebagai sebuah strategi guna meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa. Adapun strategi yang digunakan adalah π-log yang merupakan singkatan dari “Physics-Blog”. Strategi π-log merupakan salah satu jenis strategi Web-Based Learning (WBL) yang memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan strategi pembelajaran konvensional pada umumnya (Ellis, Wagner, & Longmire, 1999). Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain mengakomodasi kebutuhan belajar fisika siswa secara individual, menghubungkan siswa yang tersebar secara geografis, mempermudah dan mempercepat penilaian fisika secara individual, menyesuaikan dan memperbaharui isi pengetahuan fisika secara terus menerus, belajar tepat pada waktunya, mengimplementasikan program latihan, serta mengurangi biaya perjalanan, kehilangan jam kerja, dan muatan revisi (revision charge). Strategi π-log merupakan sebuah perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran guna menyampaikan pesan, merangsang pikiran maupun perasaan, serta mendorong siswa untuk dapat memperoleh hasil yang baik dalam proses belajar melalui pemanfaatan blog fisika (Physics Blog, π-log). Dengan π-log, informasi berupa materi fisika dapat diakses di mana pun dan kapan pun sehingga dapat dipelajari tanpa harus bertatap muka langsung dengan guru, melainkan melalui layar monitor. Melalui π-log, siswa dapat mengakses informasi, khususnya materi fisika, secara individu dan memperoleh informasi baru secara berkesinambungan. Beberapa aktifitas yang dapat dilakukan melalui penggunaan π-log, antara lain mencari informasi, distribusi materi edukasi, menyediakan kurikulum dan panduan belajar serta latihan dalam format yang diinginkan, membentuk aktifitas-aktifitas kolaborasi, tanya jawab, serta tutorial, praktik, dan simulasi. Kecerdasan manusia dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya, terutama dari cara bagaimana seorang individu bertindak (Costa, 2000). Memiliki habits of mind yang baik berarti memiliki watak berperilaku cerdas (to behave intelligently) ketika menghadapi masalah atau jawaban yang tidak segera diketahui (Costa, 2000). Costa dan Kallick (2000) serta Campbell (2006) menyatakan habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi dalam memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan, maupun hubungan sosial. Melalui Gambar 1, Marzano (1993) menjelaskan keterkaitan antardimensi belajar dimana kelima dimensi belajar tersebut saling bekerja sama, tidak bekerja secara terpisah. Dalam proses belajar, dimensi pertama dan kelima selalu menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan sehingga kedua dimensi ini menjadi latar belakang pada gambar di atas (Sriyati, 2011).
Gambar 1. Kedudukan Habits of Mind dalam Dimensions of Learning (Marzano, 1992; Marzano, et al., 1993) Habits of mind sebagai dimensi kelima dalam Dimensions of Learning yang dikembangkan oleh Marzano (1992) terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu self regulation thinking, critical thinking, dan creative thinking. Habits of mind dijabarkan sebagai berikut: (a) Value, memilih pola perilaku cerdas yang akan digunakan sebagai perilaku intelektual; (b) Inclination atau kecenderungan, perasaan, dan tendensi terhadap pola perilaku cerdas; (c) Sensitivity, tanggap terhadap kesempatan dan kelayakan menggunakan pola perilaku; (d) Capability, memiliki keterampilan dasar dan kapasitas untuk menerapkan pola perilaku; serta (e) Commitment, berusaha secara konstan untuk merefleksi dan meningkatkan kinerja pola perilaku cerdas (Costa & Kaliick, 2000).
Gambar 2. Pola Habits of Mind (Costa, 2000)habits of mind merupakan Strategi π-log berbasis serangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran fisika yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan blog fisika guna merangsang kebiasaan berpikir cerdas agar tujuan pembelajaran fisika dapat dicapai secara efektif dan efisien. Di dalam π-log, terdapat pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang diajarkan sehingga dapat merangsang kebiasaan berpikir cerdas. Salah satu pertanyaan dalam π-log yang memicu creative thinking siswa adalah mengenai contoh-contoh dari gaya gesek yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang berpikir kreatif tentu akan memberikan jawaban berbeda dari jawaban-jawaban yang biasa disampaikan oleh siswa lain. Selain gaya gesek, materi lainnya dalam π-log adalah gerak lurus berubah beraturan dengan tampilan yang ditunjukkan oleh Gambar 3. Berdasarkan gambar dan pertanyaan yang diberikan, siswa diharapkan dapat melakukan pengamatan mengenai fenomena GLBB
113
ISBN 978-979-028-686-3
yang ditunjukkan dan dapat menjawab pertanyaan melalui komentar dalam π-log di bawah materi tersebut.
Gambar 3. GLBB dalam π-log Ketika mengalami kesulitan dan memerlukan informasi tambahan, siswa dapat bertanya melalui komentar serta mencari informasi melalui link atau tautan yang disediakan dalam π-log menuju sumber lainnya. Salah satu tautan tersebut adalah link menuju eksperimen virtual mengenai gaya. Dengan demikian, siswa dapat membiasakan self regulated thinking selama menyelesaikan tugas dan pekerjaanya. Kegiatan menghitung adalah salah satu kemampuan pada ranah kognitif yang perlu dimiliki siswa dalam menguasai suatu konsep. Aktifitas ini akan merangsang critical thinking siswa sebagai salah satu habits of mind. Di dalam π-log, kegiatan tersebut difasilitasi dengan gambar-gambar dan video-video mengenai gerak benda. Salah satunya adalah materi mengenai gaya berat dan besaran-besaran yang terkait dengannya. Siswa diminta untuk menghitung percepatan gravitasi bumi dan bulan menggunakan data yang terdapat pada gambar. Selain itu, siswa juga diminta untuk mendeskripsikan kembali video yang terdapat pada π-log, salah satunya adalah video mengenai Hukum III Newton (Gambar 4).
Gambar 4. Video Hukum III Newton dalam π-log Telah disebutkan sebelumnya bahwa strategi πlog berbasis habits of mind digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa pada pembelajaran gerak benda. Penguasaan konsep tidak sekedar memahami secara sederhana melainkan juga dapat dijabarkan sebagai kemampuan mengerti, memahami, mengaplikasikan, mengklasifikasikan, menggeneralisasikan, mensintesis, dan menyimpulkan objek-objek (Hermawanto dkk, 2013). Dengan penguasaan konsep, seorang siswa mampu mengenali
114
prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar serta menyatakan dan menafsirkan gagasan guna memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana, baik secara lisan, tertulis, maupun mendemonstrasikan (Depdiknas, 2004). Ketika memposting tulisan dan komentar di πlog, siswa harus menjelajahi sejumlah informasi yang luas dari web atau referensi lainnya. Aktivitas ini tidak hanya membawa mereka pada serangkaian topik di luar kelas, tetapi juga mendorong untuk mengevaluasi validitas dan nilai dari sumber yang bervariasi. Mediamedia yang menarik dalam π-log akan meningkatkan ketertarikan siswa untuk belajar dan memiliki atau menjalani prosesnya. π-log menyediakan forum diskusi bagi siswa yang mungkin belum bisa berpartisipasi di kelas. π-log juga mendorong terjadinya diskusi di luar kelas dengan variasi sudut pandang yang luas. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, strategi π-log berbasis habits of mind diharapkan mampu meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa, khususnya pada materi gerak benda. METODE Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri selama kurang lebih tiga minggu, yaitu pada akhir Bulan Agustus hingga awal Bulan September. Sampel penelitian terdiri dari 35 orang siswa kelas VIII yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Metode yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitiannya adalah one group pretestposttest design. Tes penguasaan konsep berupa pretest dan posttest diberikan pada siswa guna menguji kemampuan kognitif pada materi gerak benda sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind diberikan. Hasil dari kedua tes ini dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif kemudian digunakan untuk melihat dampak dari penggunaan strategi π-log berbasis habits of mind terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa. Instrumen tes yang digunakan berupa tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dengan empat alternatif jawaban. Tes ini mengukur ranah kognitif siswa sesuai dengan Taksonomi Bloom (1956), yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) pada materi gerak benda (gerak lurus dan Hukum Newton). Validitas dan reliabilitas soal tes penguasaan konsep dilakukan guna memperoleh soal yang memadai dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Karena instrumen tes penguasaan konsep fisika yang digunakan memiliki jumlah butir pertanyaan ganjil, maka pengujian reliabilitas yang digunakan adalah K – R20. Berdasarkan pengolahan data uji coba menggunakan rumus K – R20, diperoleh nilai r11 sebesar 0,83. Dengan demikian, instrumen tes penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut sangat reliabel
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains” Surabaya, 20 Desember 2014 sehingga dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian. Perlakuan (treatment) diberikan selama kurang dari dua minggu, yaitu sebanyak tiga kali pertemuan. Siswa memperoleh materi gerak benda melalui kegiatan demonstrasi dan eksperimen virtual mengenai resultan gaya, gerak lurus, dan Hukum Newton. Perangkat pembelajaran dilengkapi dengan LKS yang membimbing siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Siswa juga dianjurkan untuk mengakses π-log di dalam maupun di luar KBM guna menambah wawasan, mencari informasi, dan berdiskusi mengenai materi gerak benda. Data yang diperoleh berupa nilai penguasaan konsep pada pretest (tes awal) maupun posttest (tes akhir). Instrumen tes yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda ini memiliki skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan skor 0 untuk setiap jawaban yang salah. Jumlah skor yang diperoleh kemudian dikonversikan pada skala 1-100 sebagai nilai penguasaan konsep siswa. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep fisika siswa pada materi gerak benda melalui penggunaan strategi π-log berbasis habits of mind, dilakukan analisis skor gain ternormalisasi yang disesuaikan dengan kriteria Hake (1998). HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata nilai pretest yang diperoleh adalah 17,71 dengan perolehan skor berkisar antara 0-9 dari skor total 25. Hasil tes sebelum perlakuan ini sangatlah rendah, bahkan ada seorang siswa yang tidak memperoleh skor karena semua jawabannya salah. Setelah perlakuan (treatment) selesai diberikan, siswa kembali mengerjakan instrumen tes yang sama seperti pretest. Rata-rata nilai posttest yang diperoleh adalah 61,37 dengan perolehan skor berkisar antara 8-23 dari skor total 25. Melalui hasil pretest dan posttest ini, peningkatan penguasaan konsep fisika siswa pada materi gerak benda dapat diketahui. Tabel 1 dan Gambar 3 menunjukkan rata-rata nilai pretest dan rata-rata nilai posttest guna memperoleh harga N-gain untuk menginterpretasikan peningkatan penguasaaan konsep fisika siswa pada materi gerak benda. Tabel 1. Rata-rata Nilai Pretest dan Posttest serta Harga N-gain Rata-rata N-gain Kate-gori PrePost-test test Ni17,71 61,37 0,53 lai Se-dang % 17,71% 61,37% 53,06%
Rerata Pretest, Posttest, dan N-gain 80.00%
61.37%
60.00%
53.06%
40.00% 20.00%
17.71%
0.00% Pretest
Posttest
N-gain
Gambar 3. Rerata Nilai Pretest, Posttest, dan N-gain Tidak semua siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep fisika pada kategori sedang berdasarkan harga N-gain yang diperolehnya. Beberapa siswa berada pada kategori rendah dan tinggi. Adapun sebaran siswa berdasarkan kategori N-gain yang dimilikinya ditunjukkan oleh Tabel 2 dan Gambar 4. Tabel 2. Sebaran Siswa berdasarkan Kategori N-gain yang Diperoleh N-gain Rendah Sedang Tinggi 5 22 8 Jumlah Siswa 14,29 62,86 22,86 Persentase (%) Persentase Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori Ngain
Gambar 4. Persentase Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori N-gain Berdasarkan Gambar 4, tampak bahwa jumlah siswa dengan peningkatan penguasaan konsep fisika pada kategori tinggi lebih banyak dibandingkan dengan kategori rendah. Sesuai dengan rata-rata N-gain yang diperoleh, mayoritas siswa mengalami peningkatan penguasaan konsep fisika pada kategori sedang. Hasil ini serupa dengan penelitian mengenai penggunaan strategi π-log untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa yang dilakukan oleh Novita (2013), Suherman (2013), dan Anggana (2014). Semua penelitian tersebut memberikan hasil yang sama, yaitu peningkatan penguasaan konsep fisika siswa berada pada kategori sedang. Peningkatan penguasaan konsep fisika pada materi gerak benda yang meliputi gerak lurus dan Hukum Newton melalui penerapan strategi π-log berbasis habits of mind ini juga didukung oleh Demirci
115
ISBN 978-979-028-686-3
(2007) yang menyatakan pembelajaran berbantuan web dapat membantu memperbaiki miskonsepsi siswa tentang gaya dan gerak. Jumlah butir soal untuk setiap ranah kognitif yang diukur tidaklah sama. Persentase setiap ranah kognitif dalam instrumen penguasaan konsep yang digunakan sebagai pretest maupun posttest ditunjukkan oleh Gambar 5. Persentase Ranah Kognitif dalam Instrumen
Gambar 5. Persentase Ranah Kognitif dalam Instrumen Tampak bahwa instrumen penguasaan konsep yang digunakan didominasi oleh butir soal yang mengukur ranah C2 (memahami) dan C3 (menerapkan). Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan Kompetensi Dasar yang diteliti, yakni memahami gerak lurus dan pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum Newton, serta penerapannya pada gerak makhluk hidup dan gerak benda dalam kehidupan sehari-hari. Grafik pada Gambar 6 menunjukkan persentase perolehan skor ranah kognitif siswa pada tes penguasaan konsep fisika setelah pembelajaran menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind selesai diberikan. Berdasarkan Gambar 6, ranah C1 (mengingat, mengetahui) adalah ranah kognitif tertinggi yang dicapai siswa dengan persentase jawaban benar sebesar 77,14%. Media-media dalam π-log terkait gerak benda tentu membekas dalam ingatan para siswa, terutama adanya simulasi menarik yang membuat siswa belajar sambil bermain. Hal ini memudahkan siswa untuk mengingat materi yang dipelajari tanpa perlu melakukan kegiatan menghapal. Persentase Perolehan Skor Ranah Kognitif 100.00% 80.00%
77.14% 60.57%
60.00%
53.47%
56.19%
C3
C4
40.00% 20.00% 0.00% C1
C2
Gambar 6. Persentase Perolehan Skor Ranah Kognitif Meskipun mengingat adalah ranah kognitif terendah di antara ranah lainnya, bukan berarti soal
116
yang mengukur kemampuan ini selalu lebih mudah dibandingkan soal yang mengukur ranah lain. Misalnya, butir nomor 7 dan 17 yang berdasarkan hasil uji coba termasuk ke dalam kategori sukar. Lebih dari 70% siswa berhasil menjawab kedua butir soal tersebut dengan benar. Dengan demikian, kemampuan mengingat siswa sangat terbantu melalui pembelajaran menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind. Ranah C2 (memahami) adalah ranah kognitif tertinggi kedua yang dicapai siswa dengan persentase jawaban benar sebesar 60,57 %. Hal ini sesuai dengan hasil uji coba yang menunjukkan bahwa sebagian butir soal pada ranah tersebut berada pada kategori mudah. Jumlah jawaban benar terkecil adalah pada nomor 4 tentang keuntungan dan kerugian gaya gesek. Hal ini dapat disebabkan oleh daya pembeda yang cukup baik dengan kesukaran pada tingkat sedang. Selain itu, keuntungan dan kerugian gaya gesek dalam π-log memang tidak disampaikan secara gamblang. π-log hanya menyuguhkan gambar-gambar dari contoh gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari dan diharapkan siswa dapat mengelompokkan sendiri mana gaya gesek yang menguntungkan dan merugikan. Jumlah jawaban benar terkecil kedua pada ranah C2 adalah nomor 13 tentang Hukum II Newton. Padahal, butir soal ini termasuk ke dalam kategori mudah dengan daya pembeda yang jelek berdasarkan hasil uji coba. Dalam π-log, media yang digunakan terkait Hukum II Newton adalah sebuah video berbahasa inggris sehingga siswa mengalami kesulitan untuk memahaminya. Selain itu, percobaan mengenai Hukum II Newton selama pembelajaran berlangsung di kelas dilakukan secara kualitatif. Hal ini juga dapat menjadi penyebab rendahnya jumlah jawaban benar pada butir nomor 13. Meski demikian, persentase jumlah jawaban benar pada ranah C2 melebihi 50% sehingga dapat dikatakan strategi π-log berbasis habits of mind berperan dengan baik dalam meningkatkan pemahaman siswa. Ranah C3 (menerapkan) adalah ranah kognitif dengan penguasaan konsep terendah. Hal ini tidak sesuai dengan hasil uji coba yang menunjukkan bahwa butir soal pada ranah tersebut lebih banyak berada pada kategori mudah. Jumlah jawaban benar pada butir soal dengan kategori mudah berkisar antara 22 hingga 32 kecuali nomor 12 yang hanya dijawab benar oleh 7 orang. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya siswa yang tidak teliti dalam menggunakan data pada soal. Sejumlah data pada butir soal menjadi pengecoh yang sangat baik. Butir nomor 11 memperoleh jumlah jawaban benar paling sedikit tidak hanya pada ranah C3, melainkan dari seluruh butir instrumen. Hal ini sesuai dengan hasil uji coba yang menunjukkan bahwa butir tersebut termasuk dalam kategori sukar dengan daya pembeda yang baik. Butir tersebut menanyakan tentang cara memperoleh jarak tempuh benda melalui data pada grafik. Dapat dikatakan bahwa siswa belum bisa menerapkan hubungan antarbesaran pada grafik. Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains” Surabaya, 20 Desember 2014 matematis sehingga media dan materi dalam π-log perlu dilengkapi dengan contoh-contoh soal fisika yang memerlukan perhitungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan matematis siswa. Meski menitikberatkan pada konsep, pembelajaran di kelas juga perlu memperhatikan kemampuan matematis yang tidak bisa dipisahkan dari fisika. Akan tetapi, persentase jumlah jawaban benar pada ranah C3 melebihi 50% sehingga dapat dikatakan strategi π-log berbasis habits of mind berperan dengan baik dalam meningkatkan kemampuan menerapkan pada siswa. Ranah C4 (menganalisis) adalah ranah kognitif terendah kedua yang dicapai siswa dengan persentase jawaban benar sebesar 56,19 %. Hal ini dapat disebabkan oleh kesukaran soal-soal pada ranah C3 yang berada pada tingkat sedang dan sukar. Meski demikian, persentase jawaban benar pada ranah ini lebih tinggi dibandingkan ranah C3. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind lebih membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan analisisnya daripada kemampuan menerapkan. Di dalam π-log sendiri, siswa disuguhkan dengan video-video dan gambar-gambar yang menuntut kemampuan analisis guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia. Di kelas, siswa pun dibiasakan untuk menganalisis hasil percobaan dan menyampaikannya melalui LKS. Pada uraian sebelumnya, telah disebutkan nilai gain yang diperoleh penelitian ini, yaitu 0,53. Dengan demikian, peningkatan penguasaan konsep fisika siswa setelah mengalami pembelajaran menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind berada pada tingkat sedang. Hasil ini sesuai dengan penelitian Husni dkk (2010) yang menyatakan bahwa penggunaan komputer dalam pengajaran dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa serta kemampuan individu mendapatkan informasi dari masyarakat. Selain itu, hasil ini juga diperkuat oleh Mubaraq (2009) dalam Hermawanto dkk (2013) yang menyatakan pembelajaran berbasis web seperti strategi π-log dalam penelitian ini mampu menumbuhkan kemandirian siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya yang ditunjukkan oleh adanya peningkatan penguasaan konsep, peningkatan generik sains, dan tanggapan baik dari siswa. Begitu pula dengan penelitian Munawar (2011) bahwa blended learning yang menggabungkan pembelajaran tatap muka di kelas dengan pembelajaran berbasis web sebagaimana diterapkannya strategi π-log berbasis habits of mind terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMA dalam mata pelajaran fisika. KESIMPULAN Peningkatan penguasaan konsep fisika yang diraih siswa pada pembelajaran gerak benda menggunakan strategi π-log berbasis habits of mind secara umum berada pada kategori sedang dengan harga N-gain sebesar 0,53. Mayoritas siswa juga mengalami peningkatan penguasaan konsep fisika pada kategori sedang dengan persentase sebesar 62,86%. Jumlah
siswa yang mengalami peningkatan penguasaan konsep fisika pada kategori tinggi lebih besar dibandingkan kategori rendah dengan persentase 22,86% (tinggi) dan 14,29% (rendah). Dengan demikian, strategi π-log berbasis habits of mind mampu meningkatkan penguasaan konsep fisika siswa hingga lebih dari 50%, khususnya pada materi gerak benda. DAFTAR PUSTAKA Anggana, N. (2014). Penggunaan Blog Fisika Berwawasan Karakter untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Energi dan Daya Listrik serta Mengetahui Profil Karakter Jujur, Mandiri, dan Bertanggungjawab. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan. Bloom, Benjamin S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives, Handbook I: Cognitive Domain. New York: David McKay Co Inc. Costa dan Kallick. (2000). Habits of Mind: A Developmental Series. [Online] Tersedia: www.ccsnh.edu Costa dan Kallick. (2000). Assessing and Reporting on Habits of Mind. Alexandria: Association for Supervising and Currculum Development (ASCD). Demirci, N. (2007). A Study about Student’s Misconceptions in Force and Motion Concepts by Incorporating a Web-Assisted Physics Program. The Turkish Online Journal of Educational Technology. Ferdig, R. dan K. Trammell. (2004). Content delivery in the blogosphere. THE Journal. [Online] Tersedia: www.thejournal.com Hake, R. (1998). Analyzing Change/Gain Score. USA. Department of Physics, Indiana University. Hermawanto dkk. (2013). Pengaruh Blended Learning terhadap Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas X. Universitas Negeri Malang, Indonesia. Marzano, R. J. (1992). Different Kind of Classroom. Teaching with Dimensions of Learning. Alexandria: ACD (Association for Supervision and Curriculum Development. Marzano et al. (1993). Dimensions of Learning (Trainer’s Manual). [Online] Tersedia: www.ascd.org Muaddab (2013). Pendidikan Ekonomi, Habits of Mind, dan Dominasi Pendidikan Sains. [Online] Tersedia: www.netsains.net Munawar, D. H. (2011). Efektivitas Model Blended Learning dengan Moodle dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika. Tesis Jurusan Pengembangan Kurikulum. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.
117
ISBN 978-979-028-686-3
Rustaman, N. Y. (2008). Habits of Mind in Learning Science and Its Assessment. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Rustaman, N. Y. (2008). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Makalah. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak diterbitkan.
118
Suherman, M. (2013). Penggunaan Strategi Pembelajaran “π-log” untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Perubahan Fisika dan Membangun Sikap Jujur, Komunikatif, serta Kerjasama Siswa SMP. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Tidak Diterbitkan.