PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MENGENAL UANG BAGI SISWA KELAS III SEMESTER II SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: AHMAD HASAN AS ARI NIM 115 08 055
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
Rasimin, S.Pd.I,M.Pd. DOSEN IAIN SALATIGA
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Ahmad Hasan As Ari Kepada: Yth. Dekan FTIK Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: Ahmad Hasan As Ari
NIM
: 115 08 055
Fakultas/Jurusan
: FTIK / Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MENGENAL UANG BAGI SISWA KELAS III SEMESTER II SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 7 Maret 2015 Pembimbing
Rasimin, S.Pd.I,M.Pd. NIP.19750713 200901 1010
SKRIPSI
PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MENGENAL UANG BAGI SISWA KELAS III SEMESTER II SDN SIDOREJO LOR 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DISUSUN OLEH AHMAD HASAN AS ARI NIM : 115 08 055 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga pada tanggal 15 April 2015, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam. Susuanan Panitia Ujian Ketua Penguji
: Peni Susapti, M.Si.
__________________
Sekretaris Penguji
: Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.
__________________
Penguji I
: Dr. Mukti Ali, M.Hum.
__________________
Penguji II
: Muh. Hafidz, M.Ag.
__________________
Salatiga, 15 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd. NIP: 19670121 199903 1002
KEMENTRIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Ahmad Hasan As ari
NIM
: 115 08 055
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 07 April 2015 Penulis
Ahmad Hasan As Ari NIM: 115 08 055
MOTTO
َ ص ي َو َم َماتِي ِ َلِل ِ َر ِّب ُ التِي و ُو َ سكِي َو َم ْحيَا َ ُق ْل إن ا ْلعَا َل ِميْ َه Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(Q.S Al-An’am ayat 162) “LIFE CAN BE UNDERSTOOD BACKWARD BUT LIFE MUST BE STRAIGHT FORWARD”
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Bapak dan Ibu, Samhari dan Riati yang selalu memberikan do’a, dan bimbingan hidup. 2. Kakakku Ahmad Mahfudin dan Kasiyanto yang telah memberikan motivasi untukku. 3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Paduan Suara Mahasiswa Seni Music Club Salatiga mulai angkatan awareness, willpower, zealous, cambiosso, extender, fidelio, dan cakrawangsa, beserta para dewan alumni yang selalu membimbingku dalam berproses. 4. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku dalam berdakwah, Jamaah Dzikir Ajeg Seloso Kliwon yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepadaku. “Jowo digowo Arab digarab Barat diruwat” 5. Kepada Kaprogdi PGMI Ibu Peni Susapti M.Si., Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum., dan kepada Bapak Rasimin, S.Pd.I.,M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas arahan dan masukkannya. 6. Mas Yusuf Dan Bu Tatik Akademik yang telah menjawab pertanyaanpertanyaanku . 7. Semua dosen yang telah memberikan ilmu kepadaku. 8. Teman-teman senasib seperjuanganku : Zulfi, Ambon, Danang, Kliwon, yang berjuang bersama untuk memperoleh gelar sarjana.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Peni Susapti, M.Si. , selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga. 4. Rasimin, S.Pd.I., M.Pd., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 5. Ari Setiawan, S.Pd., M.M. selaku pembimbing akademik.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 07 April 2015 Penulis
Ahmad Hasan As Ari
ABSTRAK As Ari, Ahmad Hasan. 2015 Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Cooperative Learning, Tipe Two Stay Two Stray, dan Hasil Belajar IPS Penggunaan Model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray Materi Mengenal Uang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 merupakan salah satu solusi meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan KKM, terutama di dalam pembelajaran IPS materi uang dan wesel kelas III SDN Sidorejo Lor III Kota Salatiga. Dalam penelitian ini dirumuskan pertanyaan sebagai berikut; Apakah penggunaan model cooperative learning tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang mengenal nilai uang bagi siswa kelas III semester II SD N Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Metode penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas dengan pendekatan PTK. Teknik pengumpulan data adalah:sumber primer dalam bentuk buku dan pengamatan. Subyek penelitian adalah Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan Upaya perbaikan pembelajaran bagi siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang telah dilaksanakan oleh peneliti menggunakan model cooperative learning tipe two stay two stray dengan peraga benda konkrit yaitu uang. Melalui pengamatan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran. Belajar IPS tidak lagi menjadi sesuatu yang membosankan tetapi menjadi lebih menyenangkan. Model pembelajaran yang tepat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan dengan cara yang menyenangkan. Dari hasil evaluasi sebelum dilakukan perbaikan atau kegiatan pra siklus nilai rata-rata kelas adalah 61, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan guru yaitu 61 sebanyak 22 siswa atau 50%. Pada perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 30 siswa atau 71%, sedang pada perbaikan pembelajaran siklus II rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 84, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 38 siswa atau 93%. Melihat hasil yang diperoleh dari mulai pra siklus, siklus 1, dan siklus 2, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang meningkat. Dengan demikian penggunaan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga uang untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ................................................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ...............................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iv
DEKLARASI ...................................................................................................
v
MOTTO ...........................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
ABSTRAK .......................................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
6
D. Hipotesis.......................................................................................
6
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................
7
F. Definisi Operasional……………………………………………..
9
G. Metode Penelitian………………………………………………..
14
H. Sistematika Penulisan……………………………………………
21
BAB II KAJIAN TEORI A. Model Cooperative Learning .......................................................
23
1. Pengertian Model Cooperative Learning……………..
23
2. Konsep Dasar Cooperative Learning……………….....
24
4. Langkah - langkah Model Cooperative Learning .........
27
5. Hasil Penelitian Yang dilakukan Mengenai Cooperative Learning.........................................................................
29
B. Cooprative Learning Tipe Two Stay Two Stray.………………...
30
1. Pengertian Two Stay Two Stray.................................................
30
2. Cara belajar Dengan Two Stay Two Stray..................................
31
3. Cara Mengevaluasi Two Stay Two Stray....................................... 32 4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Two Stay Two Stray.. 33 C. Hasil Belajar IPS .........................................................................
35
1. Pengertian Hasil Belajar IPS.....................................................
35
2. Tujuan Pembelajaran................................................................
37
D. Media Pembelajaran……………………………………………
40
1. Pengertian Media ......................................................................
40
2. Fungsi Media................................................................................ 40 E. Materi Mengenal Uang....................................................................... 41 1. Pengertian Uang……………………………………………….
41
2. Jenis Uang…………………………………………………….
42
3. Ciri Uang …………………………………………………….
45
4. Nilai dan Kegunaan Uang……………………………………
46
F. Kerangka Berfikir...........................................................................
47
G. Hipotesis Tindakan...........................................................................
50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian………………………………………….….
51
1. Tempat Penelitian…………………………………………..
51
2. Waktu Penelitian………………………………………........
52
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I…………… ……………….…
55
1. Rencana ……………………………………………………..
56
2. Pelaksanaan …………………………………………...…....
57
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data…………………………....
57
4. Refleksi………………………………………………………
58
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………………………………..
58
1. Rencana ………...……………………………………………
58
2. Pelaksanaan …………………..……………………………..
59
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data……………………………..
60
4. Refleksi……………………………………………………….
60
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III………………………………..
61
1. Rencana ………...……………………………………………
61
2. Pelaksanaan …………………..……………………………..
62
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data……………………………..
63
4. Refleksi……………………………………………………….
63
E. Teknik Analisis Data………………………………………… …
64
1. Teknik Pengumpulan Data…………………………………….
64
2. Alat Pengumpulan Data……………………………….............
64
3. Validasi Data………………………………………………….
65
4. Analisis Data…………………………………………………… 65 5. Prosedur Penelitian……………………………………………... 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus………………………………………….…
68
1. Data Hasil Pengamatan……………………………………….
68
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I……………………………....
72
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………………….. .
79
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III……………………………..
86
5. Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II II……………………………………………………………... B. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………. …
97
1. Pra Siklus……………………………………………………..
97
2. Siklus I………………………………………………………..
98
3. Siklus II……………………………………………………….
99
4. Siklus III……………………………………………………. 5. Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, dan SIklus II…………… BAB V
94
100 100
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………………………………………………..…....
102
B. Saran-saran……………………………………………………...
103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006, tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: (1)Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. Kemudian, (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) Memiliki kemampuan
berkomunikasi,
bekerja
sama
dan
berkompetisi
dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Pembelajaran IPS hendaknya mengacu pada tujuan tersebut. Selama ini fokus guru hanya sebatas pada pengenalan konsep masyarakat dan sosial (tujuan pertama). Tujuan pembelajaran IPS antara lain, pengembangan kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, pengembangan komitmen dan
kesadaran nilai-nilai sosial, serta pengembangan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan sebegainya hanya sepintas lalu saja. Artinya, belum ada keseimbangan antara pengembangan sisi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan). Menurut Suwarno (2011: 65), Guru mengasah kemampuan berpikir siswa sebatas berpikir konsep IPS. Pada umumnya pembelajaran IPS di SD masih bersifat tradisional dilihat dari cara pembelajaran yang masih mengandalkan buku sumber dan penjelasan guru sehingga daya pikir anak tidak dikembangkan. Padahal daya pikir anak merupakan faktor penting dalam pembelajaran IPS SD. Selain itu pembelajaran masih bersifat konvensional artinya berpusat pada guru yang menggunakan metode ceramah sedangkan siswa hanya sebagai obyek. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai keberhasilan proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa, kurikulum, dan lingkungan sosial. Dari faktor tersebut guru dan siswalah yang menjadi faktor penting, dilihat dari pemahaman hakikat pembelajaran yaitu usaha sadar guru membantu belajar siswa berdasarkan minatnya. Dalam UUSPN No. 20 pasal 1 ayat 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
(Mendiknas, 2003:6)
yang menyatakan bahwa
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar agar peserta didik secara aktif membangun potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Dimana rentang usia tersebut dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitif tingkatan operasional kongkrit. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Waterwoorth (2007: 18) menyebut konsepkonsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD. Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Guru sebagai unsur pokok dalam proses pembelajaran hendaknya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan membuat perencaan dan mengelola kelas dengan baik, menerapkan model pembelajaran yang tepat, menggunakan media yang sesuai, serta memberikan evaluasi yang berkualitas.
Selayaknya meningkatkan kinerjanya, seorang guru yang salah satu tugasnya mengajar, dalam pembelajaran IPS dapat menerapkan metode yang bervariasi seperti menyajikan cooperative learning model, role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Dalam buku (Yusritawati, 2009: 44) menguraikan mengenai penerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS dengan menarik. Pembelajaran yang menarik dengan model pembelajaran yang tepat dan penggunaan alat peraga yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS. Pada pembelajaran IPS di kelas III semester II SD N Sidorejo Lor 03 khususnya materi mengenal uang siswa belum memahaminya dengan baik. Mereka masih sulit membedakan antara uang giral dan kartal, belum mampu menyebutkan dengan benar nilai uang dan kegunaan uang. Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi pada pembelajaran pra siklus, dari 14 siswa hanya 50 % yang mencapai batas ketuntasan sedangkan batas ketuntasan yang ditetapkan guru minimal 75%.
Melihat identifikasi masalah yang terjadi pada pembelajaran IPS kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga, salah satu faktor yang menyebabkan belum berhasilnya pembelajaran adalah dari guru yang belum menggunakan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran monoton, dan penggunaan alat peraga belum maksimal. Selain dari guru masalah itu muncul dari siswa, yaitu siswa malas membaca, malu bertanya, dan cenderung pasif dalam pembelajaran. Mengacu dari permendiknas no. 41 tahun 2008 tentang standar proses yang menitikberatkan proses pembelajaran karena proses pembelajaran yang baik akan membawa hasil yang baik pula maka guru harus mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa termotivasi belajar, tidak merasa bosan, dan aktif dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran IPS khususnya pada materi mengenal uang dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang optimal. Di dalam proses pembelajaran berkaitan dengan rencana pembelajaran yang dibuat guru, pemilihan alat peraga yang tepat, penggunaan model pembelajaran yang sesuai, pengorganisasian kelas, dan penilaian. Penggunaan model pembelajaran dan alat peraga yang tepat merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompokkelompok kecil (Saptono, 2003:32). Dengan bekerja secara kelompok memecahkan masalah bersama menggunakan bantuan alat peraga berupa
benda konkrit yaitu uang, diharapkan siswa lebih aktif dan pembelajaran menjadi bermakna sehingga hasil belajar siswa meningkat.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan: Apakah penggunaan model cooperative learning tipe two stay two stray dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015?
C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang melalui penggunaan model cooperative learning tipe two stay two stray siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015 .
D.
Hipotesis Penelitan Hipotesis
adalah
dugaan
sementara
sedangkan
menurut
Sugiyono “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk
kalimat pertanyaan”
(Sugiyono
2011:64).
Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2014 / 2015.”
E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini secara teoritis adalah untuk mendapatkan teori bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPS materi mengenal uang. Penggunaan model pembelajaran cooperative learning diterapkan dengan tepat dengan pengorganisasian siswa secara baik, diharapkan mampu mengatasi kesulitan siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar IPS mengenal materi uang bagi siswa kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi sebagai berikut :
a. Kontribusi bagi guru 1) Dapat berperan lengkap sebagai guru profesional 2) Mendapatkan referensi cara memperbaiki pembelajaran. 3) Meningkatkan kreatifitasnya dalam menyusun pembelajaran 4) Lebih percaya diri dalam pembelajaran 5) Berkembang pengetahuan dan keterampilannya.
b. Kontribusi bagi siswa 1) Lebih
semangat/tertarik
belajar
karena
mendapat
variasi
pembelajaran. 2) Dapat memahami materi mengenal uang 3) Hasil belajarnya meningkat. 4) Lebih aktif dalam pembelajaran
c. Kontribusi bagi sekolah 1) Kualitas pembelajaran meningkat. 2) Menciptakan lulusan (output) yang berkompeten. 3) Mutu sekolah meningkat sehingga dapat menciptakan prestasi yang memuaskan.
d. Kontribusi bagi dunia pendidikan 1) Meningkatkan mutu pendidikan dasar. 2) Mensukseskan program pemerintah yaitu wajar dikdas.
F. Definisi Operasional Untuk mencegah timbulnya kesalah pahaman dan kesalahan makna terhadap istilah yang terdapat didalam judul skripsi ini, kiranya penulis perlu menjelaskan segala sesuatu yang terdapat dalam judul “penggunaan model cooperative learning tipe two stay two stray untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015”. diantaranya sebagai berikut:
1. Penggunaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994: 748) dijelaskan bahwa penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu. Dalam sebuah penelitian, pasti menggunakan metode untuk meneliti sebuah masalah melalui proses dan cara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan subjek yang diteliti.
2. Cooperative Learning Cooprerative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif menggantikan sistem pembelajaran yang individual. Dimana guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan peserta didik hanya mendengarkan.
Menurut Entin Solihatin dan Raharja (2012 : 5) menyatakan bahwa Cooperative Learning mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan Cooperative Learning, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pengajaran
yang
memungkinkan
siswa
bekerjasama
untuk
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa model Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Dan dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok. a. Konsep Dasar Model Cooperative Learning Dalam menggunakan model belajar Cooperative Learning di kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Konsep tersebut meliputi : 1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas. 2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar. 3) Ketergantungan yang bersifat positif. 4) Interaktif yang bersifat terbuka. 5) Tanggung jawab individu.
6) Kelompok bersifat heterogen. 7)
Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif.
8) Tindak lanjut (follow up). 9) Kepuasan dalam belajar.
b. Langkah-langkah Model Cooperative Learning 1) Langkah pertama yang dilakukan guru adalah merancang rencana program pembelajaran. 2) Langkah kedua, dalam aplikasi pembelajaran di kelas, guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama dalam kelompok-kelompok kecil. 3) Langkah ketiga, dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dari segi memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 4) Langkah keempat, guru memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
3. Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Lie, dalam (Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur two stay two stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. Tipe ini sangat cocok di terapkan untuk mengidentifikasai benda/ makhluk hidup. Misalnya dalam pembelajaran IPA, model cooperative Learning tipe two stay two stray dapat di terapkan dalam mengidentifikasi tumbuh-tumbuhan. a. Cara Belajar Dengan Tipe Two Stay Two Stray Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan Lie (dalam Yusritawati, 2009 : 14) antara lain: 1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa. 2) Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung. 3) Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
4) Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir. 5) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Struktur tipe Two Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:
gambar 2.1 Struktur tipe Two Stay Two Stray 6) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 7) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 8) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 9) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
4. IPS ( Ilmu Pengetehuan Sosial) Menurut Drs. Suwarno (2011 : 117), ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang yang akan mengetahuinya. Sedangkan sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Somantri (Sapriya, 2008 : 9) menyatakan bahwa IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
5. IPS Materi Uang IPS materi uang adalah suatu materi yang terdapat pada mata pelajaran IPS kelas III semester II tentang mengenal uang yang bertujuan memberikan pemaahaman terhadap siswa tentang nilai dan bentuk uang beserta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian berjudul Penggunaan Model Cooperative learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi
Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015 ini mengunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dimaksud untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek studi, atau menjawab pertanyaan objek studi saat ini.
2. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Lokasi yang dipilih peneliti adalah SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga
yang terletak di jalan Imam Bonjol No 86
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Siswa di SD Sidorejo Lor 03 Salatiga dari kalangan menengah ke atas. Orang tua murid SD sidorejo lor 03 ratarata bekerja sebagai (PNS). Di SD tersebut terdapat sesuatu yang menurut
peneliti
menarik untuk
diteliti
yaitu
Penggunaan Model
Cooperative learning tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2014/2015. Waktu penelitian adalah waktu secara umum yang digunakan peneliti selama penelitian. Dalam kesempatan ini peneliti melaksanakan penelitian pada tahun ajaran 2014/2015.
3. Langkah - langkah Siklus di PTK terdiri dari atas rangkaian 4 kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Menurut Kemmis dan Mc Tanggar (1992 : 85), tahap-tahap dapat di gambarkan dalam model hubungan antara tahapan dalam siklus sebagai berikut : a. Menyusun rancangan tindakan Dalam hal ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dengan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedang yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang melakukan tindakan. Kolaborasi juga dapat dilakukan oleh 2 orang guru, yang dengan cara bergantian mengamati. Ketika sedang mengajar, dia adalah seorang guru, ketika sedang mengamati dia adalah sebagai peneliti. Dalam tahapan penyusunan rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamat untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Jika yang digunakan dalam penelitian ini bentuk terpisah
maka peneliti dan pelaksananya harus melakukan kesepakatan antara keduanya. Dikarenakan pelaksanaan guru peneliti adalah pihak yang berkepentingan untuk meningkatkan kinerja, maka pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan selera dan kepentingan guru peneliti, agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar, realistis dan dapat dikelola dengan mudah.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Yaitu melaksanakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan maksud semula. Dalam mengajukan laporan penelitian, peneliti tidak melaporkan tentang pelaksanaan berlangsung, tetapi melaporkan hasil pelaksanaan. Oleh karena itu laporan harus sudah lengkap untuk menggambarkan semua kegiatan, mulai dari persiapan sampai penyelesaian.
c. Pengamatan (Observing) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan
dengan
pelaksanaan
tindakan
karena
seharusnya
pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilakukan. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan peluang pada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentunya tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana
yang
berstatus
sebagai
pengamat
agar
melakukan
“pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting) Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection, yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia adalah pemantulan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Penelitian tindakan yaitu ketika guru pelaku tindakan siap mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagian mana yang belum. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir peneliti menyampaikan rencana yang dirasakan kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan lain. Menurut Suharsimi (2000: 16), Catatan-catatan penting yang dibuat sebaiknya rinci, sehingga siapapun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.
4. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar
yang
mencatat/menyalin
meliputi:
Mendengarkan
pelajaran,
bertanya,
penjelasan
peneliti,
menjawab/menanggapi
pertanyaan, meminta bimbingan kepada peneliti, mengumpulkan tugas dan mempresentasikan tugasnya. b. Tes hasil belajar dalam bentuk essay.
5. Pengumpulan Data a. Interview (wawancara) Menurut (I Made Wirartha, 2005:37) menyatakan bahwa wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden). Metode ini digunakan sebagai penunjang dan untuk mendukung validitas angket, serta digunakan untuk mengetahui hal-hal lain yang diperlukan dalam penelitian ini.
b. Observasi Menurut (Ahmad Tanzeh, 2009: 58) menyatakan bahwa metode ini
digunakan
sebagai
pengumpulan data
pelengkap.
Observasi
adalah
alat
yang digunakan untuk mengukur tingkah laku
ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mengamati fenomena-fenomena yang terjadi dan berkaitan dengan tujuan penelitian di SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga.
c. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari dokumen – dokumen yang terkait dengan Penggunaan Model Cooperative learning
tipe Two stay two stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/1015. Dokumen tersebut diantaranya RPP, Silabus, Buku nilai siswa, dan dokumen-dokumen lain yang dianggap relevan dengan pokok permasalahan.
d. Praktek Metode praktek merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas dimana seorang peneliti melaksanakan praktek mengajar pada kelas yang akan di teliti, agar dapat memperolah data yang diinginkan. Dengan menmggunakan metode ini, seorang peneliti akan mengetahui realitas yang terjadi di kelas tersebut sehingga data yang diperoleh benar-benar valid. Saya memberikan soal evaluasi kepada siswa berupa soal essay untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/ 2015.
H. Sistematika Penulisan Dari uraian diatas dapatlah kami gambarkan penelitian yang akan dilakukan dalam sistematika berikut ini: Bab I Pendahuluan, berisikan tentang latar rumusan
masalah,
tujuan penelitian, hipotesis
belakang masalah, penelitian,
operasional, teknik penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
definisi
Bab II Kajian Pustaka, meliputi pembahasan tentang pengertian, macam, karakteristik,
tujuan, metode. Disamping itu juga akan dibahas
mengenai pengertian, macam, fungsi Uang dan metode mengajar IPS secara efektif. Bab III Hasil Penelitian, berisi
tentang
gambaran
dari
obyek
penelitian yang meliputi Tempat penelitian, Profil sekolah, kondisi sekolah SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga serta penyajian data penelitian. Bab IV Analisis Data, dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan juga analisis dari hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang diajukan melalui tahapan analisis pendahuluan dan analisis lanjut. Bab V Penutup, bab ini adalah akhir penulisan dari uraian dalam penulisan skripsi. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Cooperative Learning 1. Pengertian Model Cooperative Learning Menurut Entin Solihatin dan Raharja (2012 : 5) menyatakan bahwa Cooperative Learning mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan Cooperative Learning, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa model Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai 6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Dan dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut Ibid (2012 : 5) menyatakan bahwa Cooperative Learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model Cooperative Learning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi-interaksi terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interpendensi yang diantara anggota kelompok. Adapun aplikasinya di dalam pembelajaran di kelas, model ini mengetengahkan realita kehidupan masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kesehariannya, dengan bentuk yang sederhana dalam kehidupan kelas. Model pembelajaran ini memandang bahwa keberhasilan dalam belajar bukan semata-mata harus diperoleh saya, melainkan bisa juga dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran itu yaitu teman sebayanya. Keberhasilan belajar menurut model belajar ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individual secara utuh, melainkan perolehan belajar ini akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya di bawah bimbingan saya, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari.
2. Konsep Dasar Model Cooperative Learning Dalam menggunakan model belajar Cooperative Learning di kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh saya. Konsep tersebut meliputi : 10)
Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas. Sebelum menggunakan strategi pembelajaran, saya hendaknya
memulai dengan merumuskan tujuan pembelajaran dengan jelas dan spesifik. Perumusan tujuan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran.
11)
Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar. Menurut Ibid (2012 : 7) menyatakan bahwa peneliti hendaknya
mampu mengondisikan kelas agar siswa menerima tujuan pembelajaran dari sudut kepentingan diri dan kepentingan kelas. Oleh karena itu siswa dikondisikan untuk mengetahui dan menerima kenyataan bahwa setiap orang dalam kelompoknya menerima dirinya untuk bekerjasama dalam mempelajari seperangkat pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan untuk dipelajari.
12)
Ketergantungan yang bersifat positif. Saya harus merancang struktur kelompok dan tugas-tugas
kelompok yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dan mengevaluasi dirinya dan teman kelompoknya dalam penguasaan diri
dan kemampuan memahami materi pelajaran. Kondisi belajar ini memungkinkan siswa untuk merasa tergantung secara positif pada anggota kelompok lainnya dalam mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan saya.
13)
Interaktif yang bersifat terbuka. Dalam kelompok belajar, interaksi yang terjadi bersifat langsung
dan terbuka dalam mendiskusikan materi dan tugas-tugas yang diberikan oleh saya. Suasana belajar seperti ini akan membantu menumbuhkan sikap ketergantungan yang positif dan keterbukaan di kalangan siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajarnya.
14)
Tanggung jawab individu. Adalah salah satu dasar penggunaan Cooperative Learning
dalam pembelajaran. Keberhasilan belajar akan lebih mungkin dicapai secara lebih baik apabila dilakukan secara bersama-sama. Oleh karena itu keberhasilan belajar dalam model belajar strategi ini dipengaruhi oleh kemampuan individu siswa dalam menerima dan memberi apa yang telah dipelajarinya. Sehingga secara individual siswa mempunyai tanggung jawab yaitu mengerjakan dan memahami materi atau tugas demi keberhasilan dirinya dan anggota kelompoknya.
15)
Kelompok bersifat heterogen.
Dalam pembentukan kelompok belajar, keanggotaan kelompok harus bersifat heterogen sehingga interaksi-interaksi kerjasama yang terjadi merupakan akumulasi dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda. Dalam suasana seperti ini akan tumbuh dan berkembang nilai, sikap, moral dan perilaku siswa.
16)
Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif. Dalam mengerjakan tugas kelompok, siswa bekerja bersama-
sama dalam kelompok. Dalam suatu interaksi bersama, siswa tidak begitu saja menerapkan dan memaksakan sikap dan pendiriannya pada anggota lainnya.
17)
Tindak lanjut (follow up). Setelah masing-masing belajar menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya selanjutnya menganalisa bagaimana penampilan dan hasil kerja siswa dalam kelompok belajarnya.
18)
Kepuasan dalam belajar Setiap siswa dan kelompok harus memperoleh waktu yang
cukup untuk belajar mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilannya.
Apabila
hal
tersebut
tidak
terpenuhi,
maka
keuntungan akademis dari penggunaan Cooperative Learning akan sangat terbatas. Perolehan belajar siswa pun terbatas sehingga saya
hendaknya mampu merancang dan mengalokasikan waktu yang memadai dalam menggunakan model ini dalam pembelajaran.
3. Langkah-langkah Model Cooperative Learning Langkah yang saya lakukan adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini saya mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Saya juga menetapkan sikap dan ketrampilan sosial. Saya harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa yang mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Untuk memulai pembelajaran, saya harus menjelaskan tujuan dan sikap serta ketrampilan sosial yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak harus saya, karena dengan demikian siswa bisa mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam aplikasi pembelajaran di kelas, saya merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar
secara
bersama
dalam
kelompok-kelompok
kecil.
Saya
menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan agar siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah menggali pengetahuan dan pemahaman siswa tentang materi pelajaran berdasarkan apa yang telah dipelajari. Berikutnya saya membimbing siswa untuk membuat kelompok pemahaman dan konsepsi saya terhadap siswa secara individual untuk
menemukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk. Kegiatan ini dilaksanakan sambil menjelaskan tugas yang harus dilakukan siswa dalam kelompoknya masing-masing. Dan pada saat siswa belajar secara kelompok, maka saya mulai melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, saya mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individual maupun kelompok dari segi memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pemberian pilihan dan kritik membangun dari saya kepada siswa merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh saya pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya. Di samping itu, pada saat kegiatan kelompok berlangsung ketika siswa terlibat dalam diskusi dalam kelompoknya masing-masing, saya secara periodik memberikan layanan kepada siswa baik secara individual maupun secara klasikal. Saya memberikan kesempatan kepada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, saya bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya.
4. Hasil Penelitian Yang Dilakukan Mengenai Model Cooperative Learning Menurut Van sickle (1983 : 89) dalam penelitiannya mengenai model Cooperative Learning dan implikasinya terhadap perolehan belajar siswa dan pengembangan kurikulum social studies, menemukan bahwa sistem belajar kelompok dan debriefing secara individual dan kelompok dalam model Cooperative Learning mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum. Menurut Stahl (1992 : 20) dalam
penelitiannya di beberapa
sekolah dasar di Amerika menemukan bahwa penggunaan model Cooperative Learning mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan dan keterbukaan diantara siswa. Penelitian ini juga menemukan bahwa model tersebut mendorong ketercapaian tujuan dan nilai-nilai sosial dalam pendidikan social studies. Penelitian Drs. Hj. Etin Solihatin, M. Peserta didik., dkk (2001) yang dibiayai proyek PGSM, dilakukan pada mahasiswa penyertaan D-3 tahap II untuk mata kuliah Pendidikan IPS di Universitas Negeri Jakarta, menemukan bahwa penggunaan model Cooperative Learning sangat mendorong peningkatan prestasi mahasiswa 20% dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri.
Mengkaji beberapa temuan penelitian terdahulu, tampaknya model Cooperative Learning menunjukkan efektifitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari segi pengembangan dan pelatihan sikap serta ketrampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray 1. Pengertian Two Stay Two Stray Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) dikembangkan oleh Spencer Kagan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling
bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Metode ini juga melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik. Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur Two Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”.
2. Cara Belajar Dengan Tipe Two Stay Two Stray Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang diungkapkan Lie (dalam Yusritawati, 2009 : 14) antara lain: 10)
Saya membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap
kelompoknya terdiri dari empat siswa. 11)
Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok heterogen
seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling mendukung. 12)
Saya memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok
untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masingmasing. 13)
Siswa bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir. 14)
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain. Struktur tipe Two Stay Two Stray yang dimaksud tampak seperti pada gambar berikut ini:
gambar 2.1 Struktur tipe Two Stay Two Stray 15)
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka. 16)
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 17)
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
18)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
3. Cara Mengevaluasi tipe Two Stay Two Stray Ada beberapa cara mengevaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran tipe Two Stay Two Stray , yaitu: a. Setiap anggota kelompok mendapatkan nilai yang sama dengan nilai kelompok. b. Setiap siswa diberi tugas atau tes perorangan setelah kegiatan belajar kooperatif berakhir.
c. Seorang siswa atas nama kelompoknya bisa dipilih secara acak untuk menjelaskan pemecahan materi tugas. d. Nilai setiap anggota kelompok ditulis dan dibagi untuk mendapatkan nilai rata-rata kelompok. e. Selain itu, cara mengevaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode ini dapat pula dilakukan dengan cara memberikan quiz berupa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dapat mengetahui serta mengukur pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajari. http://fisikamangraho.blogspot.com : Tipe Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stray a. Kelebihan Tipe Two Stay Two Stray 1) Model pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua Tamu) memiliki kelebihan antara lain: 2) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan. 3) Belajar siswa lebih bermakna. 4) Lebih berorientasi pada keaktifan berpikir siswa, dan 5) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 6) Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah 7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya
8) Membiasakan siswa untuk bersikap terbuka terhadap teman 9) Meningkatkan motivasi belajar siswa. ( Yusritawati, 2009: 56)
b. Kelemahan Tipe Two Stay Two Stray 1) Membutuhkan waktu yang lama 2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok, terutama yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan sulit untuk bekerjasama. 3) Bagi saya, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga) 4) Seperti kelompok biasa, siswa yang pandai menguasai jalannya diskusi, sehingga siswa yang kurang pandai memiliki kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya. 5) Saya cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas. Untuk mengatasi kekurangan dalam model pembelajaran TS-TS ini, maka sebelum pembelajaran saya terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin dan kemampuan akademis. Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain. ( Yusritawati, 2009: 60).
C. Hasil Belajar IPS 1.
Pengertian Hasil Belajar IPS Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan). Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahantingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Sedangkan pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengelaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta merta akibat reflek atau perilaku yang bersifat naluriah. Menurut Dimyati dan Mudjiono Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil belajar. Dan Mwnurut Nana Sudjana hasil belajar adalah berubahan tingkahlaku sebagai hasil belajardalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Drs. Suwarno (2011 : 117), ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang yang akan
mengatahuinya. Sedangkan sosial adalah sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Pengertian IPS adalah suatu kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep keterampilan sejarah, geografi, ekonomi, politik, sosiologi, antropologi dan psikologi. Somantri (Sapriya, 2008 : 9) menyatakan bahwa IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan. Ada dua unsur yang menjadi fokus materi pembelajaran IPS yang penting untuk jenjang SD/MI, yakni fakta (peristiwa, kasus aktual) dan konsep baik yang konkrit maupun abstrak Ada dua bahan kajian IPS, yaitu bahan kajian pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi, ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini. Dengan demikian pembelajaran IPS Sekolah Dasar adalah proses interaksi pendidik (saya) dengan peserta didik (siswa) sekolah
dasar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial manusia untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui proses belajar. 2.
Tujuan pembelajaran IPS Secara umum tujuan pembelajaran IPS adalah : a. Pengetahuan Kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah informasi dan ide-ide. Tujuan ini membantu siswa untuk belajar lebih banyak tentang dirinya, fisiknya, dan sosialnya. Misalnya siswa dikenalkan dengan konsep apa yang disebut dengan lingkungan alam, lingkungan buatan, keluarga, tetangga, dan lain-lain.
b. Keterampilan 1) Keterampilan mendefinisikan,
berpikir
:
Kemampuan
mengklasifikasikan,
mendeskripsikan,
membuat
hipotesis,
generalisasi prediksi, membandingkan, dan melahirkan ide-ide baru. 2) Keterampilan akademik : Kemampuan membaca, menelaah, menulis, berbicara, membaca, dan menginteprestasikan peta, membuat garis besar, dan membuat catatan. 3) Keterampilan meneliti : Mendefinisikan masalah, merumuskan sesuatu hipotesis, menemukan, dan mengambil data yang berhubungan dengan masalah, menganalisis data, menarik
kesimpulan,
menerima
atau
menolak
dan
memodifikasi
hipotesis. 4) Keterampilan social : Kemampuan bekerjasama, memberikan kontribusi dalam tugas dan diskusi kelompok, mengerti tanda tanda non verbal yang disampaikan orang lain, merespon dalam cara-cara menolong masalah, dan lain-lain.
c. Sikap dan Nilai 1) Sikap: Kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinankeyakinan, interes, pandangan-pandangan, dan kecendrungan tertentu. 2)
Nilai:
Kemahiran
memegang sejumlah
komitmen
yang
mendalam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang tepat. Waterwroth (2007: 5) menyebutkan, bahwa tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Tujuan IPS khususnya pada jenjang sekolah dasar sebagimana tecantum dalam Kurikulum IPS-SD Tahun 2006 adalah agar peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupannya sehari-hari (Depdiknas, 2006). Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya, yaitu lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dan dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pada dasarnya tujuan dari pembelajaran IPS pada jenjang sekolah dasar, adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
d. Kurikulum IPS Kurikulum adalah perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan UU no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Kurikulum IPS SD tahun 2006 lebih menekankan pada pencapaian kompetensi dasar, dari standar kompetensi yang dipersyaratkan pada setiap kelas. Matapelajaran IPS pendidikan dasar berfungsi sebagai ilmu pengetahuan untuk mengembangkan
kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa kini. Sumber bahan IPS berasal dari geografis, sejarah, ekonomi, antropologi, politik, dan sosiologi. D. Media dalam pembelajaran 1. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
2. Fungsi Media a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : 1) Obyek terlalu besar; 2) Obyek terlalu kecil; 3) Obyek yang bergerak terlalu lambat; 4) Obyek yang bergerak terlalu cepat; 5) Obyek yang terlalu kompleks; 6) Obyek yang bunyinya terlalu halus; 7) Obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. 1) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. 2) Media menghasilkan keseragaman pengamatan 3) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. 4) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. 5) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. 6) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.
E. Materi Mengenal Uang 1.
Pengertian Uang Menurut ensiklopedi
Indonesia (2002 : 41) uang adalah
segala sesuatu yang biasanya digunakan dan diterima umum sebagai alat penukar atau standar pengukuran nilai. Berdasarkan syarat uang dan pengertian menurut ensiklopedi Indonesia, dapat disimpulkan bahwa uang adalah suatu benda yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat mempermudah pertukaran dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah. Pengertian sah di sini adalah bahwa keberadaan uang tersebut dijamin oleh pemerintah dan dilindungi oleh undang-undang negara.
2.
Jenis Uang a. Uang kartal Uang kartal adalah uang yang beredar sehari-hari sebagai alat pembayaran yang syah dan wajib diterima oleh semua masyarakat. Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas. Uang logam terbuat dari logam seperti emas atau perak. Sedangkan uang kertas Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan
lainnya (yang menyerupai kertas). Pada uang kertas terdapat cap dan gambar tertentu. Uang kartal yang beredar di Indonesia dicetak oleh PERUM PERURI (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2006. Kemudian yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan uang adalah bank central atau Bank Indonesia. Hak untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang ini, disebut dengan hak oktroi. Hak oktroi atau hak istimewa adalah hak tunggal, artinya satu-satunya bank yang boleh mengeluarkan dan mengedarkan uang. Uang kertas dan uang logam yang berlaku di Indonesia : Uang Logam
Uang Kertas
b. Uang giral Uang giral adalah uang yang berbentuk saldo rekening di bank milik nasabah,
yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran. Cara pembayaran dapat menggunakan cek, giro, telegraphic transfer, travel chek (cek dengan perjanjian), dalam melakuakn pembayaran dengan uang giral ini seseorang boleh menolak. Syarat utama uang giral adalah seseorang harus
mempunyai tabungan/simpanan di bank. Contoh uang giral sebagai berikut : 1 .
Cek 2
Bilyet giro 3
Wesel pos Gambar 2.3 contoh uang giral
3. Ciri Uang a. Ciri-ciri uang kertas adalah sebagai berikut: 1)
Berbentuk persegi panjang,
2)
Bertuliskan besarnya nilai uang,
3)
Di sudut ada gambar lambang negara Garuda Pancasila,
4)
Di bagian atas tertulis Bank Indonesia, dan
5)
Ada tanda tangan Gubernur Bank Indonesia.
b. Ciri-ciri uang logam adalah sebagai berikut:
4.
1)
Berbentuk bundar,
2)
Sisi lingkaran timbul,
3)
Bertuliskan besarnya nilai uang,
4)
Bertuliskan tahun pembuatan, dan
5)
Bertuliskan Bank Indonesia.
Nilai dan Kegunaan Uang
a. Nilai uang dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : 1) Nilai nominal Nilai nominal yaitu nilai uang menurut angka yang tertera pada uang. Contohnya selembar uang kertas tertulis angka 50.000. 2) Nilai intrinsik Nilai intrinsik yaitu nilai bahan yang digunakan untuk membuat mata uang tersebut.
3) Nilai tukar Nilai tukar yaitu kemampuan uang untuk ditukar dengan barang dan jasa. Contohnya nilai tukar uang Rp 10.000,00 sama dengan sebungkus roti. Contoh lain uang sebagai alat tukar jasa adalah uang Rp 5.000,00 untuk membayar ongkos becak.
b. Sedangkan kegunaan uang adalah : 1)
Sebagai alat tukar Uang dapat ditukar dengan barang atau jasa.
2)
Sebagai alat pembayaran yang sah Uang digunakan untuk alat pembayaran yang sah, contohnya uang digunakan untuk membayar tagihan listrik.
3) Sebagai alat penyimpan kekayaan Contoh kegunaan uang sebagai penyimpan kekayaan adalah uang yang ditabung di bank merupakan kekayaan bagi kita.
F. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori dapat diambil kerangka berpikir bahwa pembelajaran IPS di SD menggunakan model Cooperative Learning Two Stay Two Stray dan penggunaan benda konkret yaitu uang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS tentang materi mengenal uang. Selain itu harapan yang ingin dicapai yaitu memotivasi
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka berpikir, kegiatan perbaikan pembelajaran IPS materi mengenal uang diawali dengan kegiatan pra siklus. Kegiatan pra siklus
berguna
untuk
mengetahui
kondisi
awal
siswa.
Dalam
pembelajarannya saya belum menggunakan alat peraga, pembelajaran masih bersifat konvensional. Sehingga hasil belajar IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah. Setelah melihat kondisi awal saya melakukan tindakan perbaikan siklus I. Dalam perbaikan pembelajaran siklus I, digunakan model pembelajaran yaitu Cooperative Learning dengan alat peraga berupa uang. Saat pembelajaran siswa belajar secara kelompok. Tetapi karena penggunaan model Cooperative Learning belum maksimal, hasil belajar siswa juga belum maksimal sesuai harapan.
G. Hipotesis Penelitian Melihat hasil perbaikan pembelajaran siklus I yang belum maksimal, maka perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada tahap II atau perbaikan pembelajaran siklus II. Berbagai kelemahan pada siklus I diperbaiki dengan menyempurnakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. Siswa tetap belajar secara kelompok, dengan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray setiap anggota kelompok mendapat tugas. Dengan
begitu setiap anak menjadi aktif. Model ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri
Sidorejo
Lor
03
Salatiga
tahun
pelajaran
2014/2015.
Kondisi Awal
Guru : Belum menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray
Siswa : Hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III SD N Sidorejo Lor 03 semester II tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah
Guru :
Tindakan
Kondisi Akhir
Menggunakan model cooperative learning (siswa berkelompok) dengan peraga uang
Diduga melalui model cooperative learning dan penggunaan uang sebagai alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 tahun pelajaran 2014/2015
Bagan 2.1 kerangka berpikir
Siklus I Menggunakan model cooperative learning (siswa berkelompok) dengan peraga uang
Siklus II Menggunakan model cooperative learning (siswa berkelompok) dan bermain peran tipe two stay two stray dengan peraga uang
G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, penulis mengajukan hipotesis tindakan sebagi berikut “Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Mengenal Uang Bagi Siswa Kelas III Semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2014 / 2015.”
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini saya mengambil subjek semua siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015. Dengan jumlah keseluruhan siswa 43 anak, siswa laki-laki 21 anak dan jumlah siswa perempuan 22 anak. Seluruh siswa berasal dari masyarakat lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah, yang orang tuanya rata - rata bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), militer, dan wiraswasta. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, orang tua siswa sangat memperhatikan untuk membimbing putra-putrinya di rumah dalam hal belajar. Bahkan sebagian besar orang tua siswa mengarahkan anaknya untuk mengikuti bimbingan belajar yang ada di luar jam sekolah. Dengan kondisi semacam itu, anak akan merasa jenuh untuk mengikuti pembelajaran di sekolah. Karena terlalu banyaknya kegiatan pembelajaran di sekolah maupun diluar sekolah. Dengan masalah seperti itu, seorang saya harus mempunyai strategi pembelajaran yang pas untuk peserta didiknya.
1. Tempat Penelitian Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SD Negeri Sidorejo Lor
03 yang beralamat di Jalan Imam Bonjol nomer 86
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada siswa kelas III semester II mata
pelajaran IPS materi mengenal uang. Kawasan ini sangat strategis karena berada di jalan penghubung antara Kabupaten Semarang dengan Kota Salatiga. Rata – rata siswa berasal dari Kabupaten Semarang karena minat bersekolah di Kota Salatiga sangat tinggi. Selain itu SD Negeri Sidorejo Lor 03 merupakan salah satu sekolah favorit bagi masyarakat umum.
2. Waktu Penelitian Kegiatan Penelitian dimulai hari Senin, 26 Januari 2015, yaitu dengan kegiatan pra siklus yang berguna untuk identifikasi masalah, dilanjutkan dengan penyusunan RPP perbaikan siklus I. Pada hari Senin, 2 Februari 2015 sebelum RPP dipergunakan untuk pelaksanakan perbaikan saya konsultasi dengan supervisor 2
tentang RPP perbaikan siklus I
beserta dengan instrumennya yang saya susun. Supervisor memberi beberapa masukan dan saya merevisi RPP perbaikan siklus I tersebut. Pada hari Selasa, 3 Februari 2015 pelaksanaan siklus I. Pembelajaran ditunggu oleh supervisor 2 sebagai penilai 1 dan teman sejawat sebagai penilai 2 yang mengamati jalannya pembelajaran dan memberikan
penilaian
kondisi
siswa
saat
proses
pembelajaran
berlangsung. Pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2015 dilakukan tindak lanjut dari hasil pengamatan penilai 1 dan penilai 2 berupa diskusi dengan saya tentang jalannya perbaikan pembelajaran siklus I kemudian direfleksi. Dari hasil refleksi siklus I dan masukkan dari supervisor 2 maka saya kembali menyusun RPP perbaikan pembelajaran untuk siklus II.
Pada hari Sabtu, 14 Februari 2015 saya menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran untuk siklus II
beserta instrumennya. Sehari sebelum
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu pada hari Senin tanggal 16 Februari 2015 saya mengkonsultasikan RPP perbaikan siklus II beserta instrumennya kepada supervisor 2. Beliau memberikan beberapa masukan untuk menyempurnakan RPP perbaikan siklus II dan mengingatkan kembali pelaksanaan siklus I supaya kesalahan-kesalahan pada siklus I tidak terulang kembali. Setelah konsultasi, saya segera menyempurnakan RPP beserta instrumennya. Pada hari Selasa, 17 Februari 2015 dilaksanakan pembelajaran siklus II dengan pengamatan dari supervisor penilai 1 dan penilai 2. Penilai 1 dan 2 mengamati jalannya pembelajaran sekaligus mencatat seluruh aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran. Setelah selesai pelaksanaan siklus II, dilakukan penilaian dan refleksi yang hasilnya ternyata lebih baik dari siklus I atau dapat mencapai ketuntasan yaitu 75%. Sehingga diperlukan adanya perbaikan pembelajaran siklus III . Pada hari kamis, 16 April 2015 dilaksanakan pembelajaran siklus III menggunakan RPP yang sama dengan siklus II dengan pengamatan dari supervisor penilai 1 dan penilai 2. Penilai 1 dan 2 mengamati jalannya pembelajaran sekaligus mencatat seluruh aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran Kemudian saya melakukan analisa data, pembahasan serta penyusunan laporan hasil penelitian. Lebih jelasnya mengenai pelaksanaan perbaikan pembelajaran disajikan tabel Alokasi Waktu Perbaikan dan Pembelajaran sebagai berikut :
Tabel 3.1. Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajaran Waktu No
Kegiatan
Januari 1
1
Pra Siklus Pelaksanaan Siklus Refleksi
2
Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi
3
Siklus II Perencanaan
Pra
2
3
Februari 4
1
2
3
Maret 4
1
2
3
4
Tindakan Observasi Refleksi Analisis Data Pelaporan 3
Siklus III Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Analisis Data Pelaporan
Penelitian Pra Siklus dilaksanakan mulai hari Senin tanggal 26 Januari 2015 kemudian dilanjutkan dengan refleksi. Kemudian pada hari selasa tanggal 03 Maret 2015 saya melaksanakan Siklus I dengan melalui proses perencanaan, tindakan observasi, kemudian refleksi. Hari selasa tanggal 17 februari 2015 saya melaksanakan Siklus II dengan melalui proses
perencanaan, tindakan, observasi,refleksi, analisis data. Kemudian pada tanggal 23 Februari 2015 saya membuat laporan hasil yang telah saya teliti. Karena hasil yang diteli belum mencapai target yang saya inginkan yaitu 100%, maka saya tanggal 16 April 2015 melaksanakan Siklus III dengan melalui proses perencanaan, tindakan, observasi,refleksi, analisis data. Kemudian pada tanggal 18 April 2015 saya membuat laporan hasil yang telah saya teliti.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Penelitian ini dimulai dengan kegiatan pra siklus yaitu kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kondisi awal sebagai dasar untuk pelaksanaan perbaikan. Pada pembelajaran pra siklus saya menggunakan model pembelajaran konvensional tanpa memakai alat peraga. Setelah dilaksanakan kegaiatan pra siklus saya mengadakan refleksi untuk mengetahui ketidakberhasilan pembelajaran IPS tentang mengenal uang. Kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari penyelesaian supaya pembelajaran IPS tentang mengenal uang dapat meningkat. Dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran IPS materi mengenal uang di kelas III, saya melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui 2 siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Dalam desain prosedur perbaikan pembelajaran akan saya uraikan tentang langkah-langkah setiap siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
1. Rencana Dalam merencanakan tindakan perbaikan hasil belajar IPS kelas III dengan materi mengenal uang, penulis dibantu oleh supervisor 2, yang saya lakukan adalah : a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah. b. Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning. c. Mempersiapkan alat peraga benda konkret yang sudah dikenal siswa yaitu uang. d. Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa. e. Membuat lembar pengamatan aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran. f. Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian
2. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan yang saya lakukan adalah: a. Penulis melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai rencana perbaikan yang telah dibuat. b. Apersepsi, saya menyampaikan tujuan pembelajaran, menyanyikan lagu yang berkaitan dengan
materi mengenal uang “ayo menabung”,
penjelasan melalui tanya jawab yang berkaitan dengan materi mengenal uang. c. Dalam kegiatan inti, saya menjelaskan kembali mengenai materi mengenal uang kemudian membentuk kelompok dimana masingmasing kelompok mengerjakan lembar kerja dengan bantuan peraga uang, kemudian dilakukan diskusi hasil kerja setiap kelompok. Dari hasil diskusi, dengan bimbingan saya, siswa menarik kesimpulan. d. Siswa mengerjakan soal evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian dan menganalisis hasil evaluasi kemudian menutup pelajaran.
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data Pada
saat
melakukan
pembelajaran
menggunakan
model
Cooperative Learning dengan peraga benda konkrit yaitu uang, penilai 1 dan 2 melakukan pengamatan tentang segala aktifitas yang terjadi baik aktifitas saya maupun aktifitas siswa, serta mencatat setiap kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dengan mengisi tabel observasi. Saya mencatat nilai, merekapitulasi nilai, dan membuat rata-ratanya. Berdasarkan data nilai rata-rata, hambatan dan kekurangan pada siklus I, saya melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran untuk siklus berikutnya.
4. Refleksi Setelah pembelajaran IPS berakhir, saya bersama supervisor 2 melakukan diskusi untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan
yang diperoleh. Data yang digunakan adalah lembar observasi, hasil analisa evaluasi, dan catatan kegiatan. Kegiatan refleksi digunakan saya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada siklus I, kemudian dari hasil refleksi tersebut digunakan untuk merencanakan tindakan perbaikan siklus berikutnya yaitu siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tidakan siklus I maka saya merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan selama siklus I akan diperbaiki dalam pelasanaan perbaikan siklus II, sehingga diharapkan pada tindakan siklus II ini hasil belajar IPS siswa kelas III meningkat yaitu mencapai KKM (61) minimal sebanyak 75%.
Pada tahap ini saya melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. b. Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. c. Mempersiapkan alat peraga uang. d. Membuat lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi e. Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa.
f. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dan saya selama pembelajaran. g. Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
2. Pelaksanaan Langkah-langkah dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut : a. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana perbaikan yang telah dibuat. b. Apersepsi, saya menyampaikan tujuan pembelajaran, menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi mengenal uang “ayo menabung”, penjelasan melalui tanya jawab yang berkaitan dengan materi mengenal uang. c. Dalam kegiatan inti, saya membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 anak dimana setiap kelompok mengerjakan lembar kerja dan setiap anggota kelompok mendapatkan tugas yaitu 2 anak tinggal di tempatnya siap menerima tamu dari kelompok lain, sedang 2 anak yang lain bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi dengan bantuan peraga uang. 2 anak yang bertamu kembali ke kelompoknya, menyampaikan informasi yang diperoleh kepada kelompoknya. Hasil kerja kelompok didiskusikan bersama, diberi penguatan oleh saya kemudian siswa menarik kesimpulan.
d. Siswa mengerjakan soal evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian dan menganalisis hasil evaluasi kemudian menutup pelajaran.
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data Pada
saat
melakukan
pembelajaran
menggunakan
model
Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga uang, penilai 1 dan penilai 2 melakukan pengamatan tentang segala aktifitas yang terjadi baik aktifitas saya maupun aktifitas siswa, serta mencatat setiap kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan tabel observasi. Saya mencatat nilai, merekapitulasi nilai, dan membuat rata-ratanya. Berdasarkan data nilai rata-rata , hambatan dan kekurangan pada siklus II, dipergunakan untuk menarik kesimpulan.
4. Refleksi Setelah pembelajaran IPS berakhir, saya bersama supervisor 2 melakukan diskusi untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang diperoleh. Data yang digunakan adalah lembar observasi, hasil analisa evaluasi, dan catatan kegiatan. Dari hasil refleksi digunakan saya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada siklus II, kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan seberapa jauh peningkatan hasil belajar IPS menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga benda konkrit yaitu uang pada pembelajaran IPS
materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tidakan siklus II maka saya merencanakan tindakan siklus III. Kelemahan-kelemahan selama siklus II akan diperbaiki dalam pelasanaan perbaikan siklus III, sehingga diharapkan pada tindakan siklus III ini hasil belajar IPS siswa kelas III meningkat yaitu mencapai KKM (61) sebanyak 100%. Pada tahap ini saya melakukan hal-hal sebagai berikut : h. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. i. Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. j. Mempersiapkan alat peraga uang. k. Membuat lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi l. Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa. m. Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dan saya selama pembelajaran. n. Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
2. Pelaksanaan Langkah-langkah dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut : e. Saya melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai rencana perbaikan yang telah dibuat. f. Apersepsi, saya menyampaikan tujuan pembelajaran, menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi mengenal uang “ayo menabung”, penjelasan melalui tanya jawab yang berkaitan dengan materi mengenal uang. g. Dalam kegiatan inti, saya membentuk kelompok setiap kelompok terdiri dari 4 anak dimana setiap kelompok mengerjakan lembar kerja dan setiap anggota kelompok mendapatkan tugas yaitu 2 anak tinggal di tempatnya siap menerima tamu dari kelompok lain, sedang 2 anak yang lain bertamu ke kelompok lain untuk mendapatkan informasi dengan bantuan peraga uang. 2 anak yang bertamu kembali ke kelompoknya, menyampaikan informasi yang diperoleh kepada kelompoknya. Hasil kerja kelompok didiskusikan bersama, diberi penguatan oleh saya kemudian siswa menarik kesimpulan. h. Siswa mengerjakan soal evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian dan menganalisis hasil evaluasi kemudian menutup pelajaran.
3. Pengamatan/ Pengumpulan Data Pada
saat
melakukan
pembelajaran
menggunakan
model
Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga uang, penilai 1 dan penilai 2 melakukan pengamatan tentang segala aktifitas yang terjadi baik aktifitas saya maupun aktifitas siswa, serta mencatat setiap kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan tabel observasi. Saya mencatat nilai, merekapitulasi nilai, dan membuat rata-ratanya. Berdasarkan data nilai rata-rata , hambatan dan kekurangan pada siklus III, dipergunakan untuk menarik kesimpulan.
4. Refleksi Setelah pembelajaran IPS berakhir, saya bersama supervisor 2 melakukan diskusi untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan yang diperoleh. Data yang digunakan adalah lembar observasi, hasil analisa evaluasi, dan catatan kegiatan. Dari hasil refleksi digunakan saya untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada siklus III, kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan seberapa jauh peningkatan hasil belajar IPS menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga benda konkrit yaitu uang pada pembelajaran IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
D.
Teknik Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data hasil belajar dilakukan pada kondisi awal, teknik pengamatan dilakukan pada pembelajaran siklus I, siklus II dan Siklus III. Teknik tes dilakukan secara unjuk kerja dan tes tertulis. Untuk pengumpulan data dalam saya mempersiapkan instrumeninstrument yang diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data yang saya lakukan yaitu : a. Teknik dokumentasi untuk mendapatkan data kondisi awal yang diperoleh dari kegiatan pra siklus, tentang hasil siswa dalam pembelajaran IPS diperoleh dari buku daftar nilai. b. Teknik tes tertulis untuk mencari data tentang hasil belajar baik dalam Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, maupun Siklus III. Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa isian maupun uraian.
2. Alat Pengumpul Data Untuk memperoleh data diperlukan alat pengumpul data. Alat pengumpul data itu antara lain : a. Dokumen yang berupa daftar nilai untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada kondisi awal. b. Butir soal atau soal tes untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa pada Siklus I, Siklus II dan siklus III.
3. Validasi Data Validasi data hasil belajar diperoleh dari pengamatan pada Siklus I, Siklus II, dan Siklus III. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa menggunakan tes tertulis. Agar butir soal yang dibuat benar-benar valid maka perlu dibuat kisi-kisi soal. Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus dan diawali dengan pra siklus, tiap siklus diakhiri dengan tes, maka disediakan tiga lembar soal tes. Masing-masing soal tes dibuat sesuai dengan kisi-kisi.
4. Analisis Data Analisis yang digunakan sesuai dengan model dan jenis data yang dikumpulkan. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif/refleksi. Dalam menganalisis hasil belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai tes yang diperoleh siswa pada kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, Siklus II, dan siklus II. Dengan cara ini akan kelihatan perubahan yang terjadi pada siswa dan beberapa perubahan itu dari nilai-nilai tes yang ditunjukkan dengan angka-angka. Kemudian dilanjutkan dengan refleksi yaitu untuk menarik kesimpulan berdasarkan deskripsi komparatif, membuat ulasan berdasarkan simpulan, dan menentukan action plan atau tindak lanjut.
5. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah; a. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
b. Tindakan Tindakan yang dilakukan ada 3 siklus, diawali dengan pra siklus dimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan cara konvensional yaitu pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga dan tanpa menggunakan pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif dengan kata lain pembelajaran hanya perpusat pada saya. siklus I yaitu melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model Cooperative Learning dengan peraga benda konkrit yaitu uang. Dengan cara berkelompok siswa dapat bekerja sama dan ada tutor sebaya karena pembagian
kelompok
secara
heterogen.
Harapannya
adalah
memperoleh hasil maksimal, namun ternyata hasil untuk tiap individu kurang maksimal karena belum ada pembagian tugas. Tugas hanya dikerjakan oleh siswa yang pandai saja sedang siswa yang kemampuannya kurang cenderung pasif bahkan bermain-main sendiri. Sehingga pemahaman terhadap permasalahan dan pemecahan kurang.
Pada siklus II saya menggunakan model yang lebih bervariasi yaitu cooperatif learning tipe Two Stay Two Stray yaitu dalam pembelajaran siswa berkelompok. Masing-masing anggota kelompok memiliki tugas, 2 orang tinggal di kelompoknya siap menerima tamu dari kelompok lain dan memberikan informasi sedang 2 orang lain bertamu ke kelompok lain untuk mencari informasi. Setelah mendapatkan informasi 2 orang yang bertamu kembali ke dalam kelompoknya untuk menyampaikan informasi yang diperoleh dari kelompok lain. Dengan pembagian tugas yang merata untuk setiap anggota kelompok, seluruh siswa menjadi aktif dan antusias mengikuti pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif dan hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang dengan media benda konkrit yaitu uang lebih meningkat dari siklus I yaitu dari 71 % menjadi 93 % dengan kata lain target keberhasilan belajar 75% telah tercapai.
Tetapi target yang saya
inginkan adalah keberhasilan belajar 100% dapat tercapai. Pada siklus III saya menggunakan model yang sama dengan Siklus II yaitu cooperatif learning tipe Two Stay Two Stray untuk menambah intensitas mengenal materi uang bagi siswa kelas III semester II SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu 100%.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Data Hasil Pengamatan Kegiatan pra siklus pembelajaran IPS tentang mengenal uang pada siswa kelas III semester II tahun pelajaran 2014/2015 SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Januari 2015 pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada pembelajaran pra siklus saya masih menggunakan cara konvensional atau pembelajaran berpusat pada saya. Siswa cenderung pasif hanya sebagai pendengar. Di akhir pembelajaran dilakukan evaluasi, diperoleh hasil seperti tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPS Mengenal Uang Pada Pembelajaran Pra Siklus No
Rentang Nilai
Jumlah
1
0 - 10
0
2
11 – 20
0
3
21 – 30
6
4
31 – 40
0
5
41 – 50
6
6
51 – 60
10
7
61 – 70
15
8
71 – 80
7
9
81 – 90
0
10
91 – 100
0
Jumlah
44
Pada tabel 4.1 dapat dilihat hasil evaluasi, bahwa dari 44 siswa yang mendapat nilai 0 – 10 sebanyak 0 siswa, 11 - 20 sebanyak 0 siswa, nilai 21 – 30 sebanyak 6 siswa yaitu (Adyana, Ahsan, Davin, Elissya, Rafi, Yanuar) nilai 31 – 40 sebanyak 0 siswa, nilai 41 – 50 sebanyak 6 siswa yaitu (Bagas, Ilham, Sakti, Ahnaf,Tito, Wisnu) 51 – 60 sebanyak 10 siswa Yaitu (Adiba, Nurush, Akbar, Artika, Auliya, Dinda, Azril, Najwa, Revan, Safira) nilai 61 – 70 sebanyak 15 siswa yaitu (Adinda, Aditya, Amelia, Angel, Grace, Fahmi, Putra, Ridani, Natasya, Puta, Reffa, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi) nilai 71 – 80 sebanyak 7 siswa yaitu (Azahra, Chasna, Daristi, Elisabet, Felizhia, Intan, Jezzica) nilai 81 – 90 sebanyak 0 siswa dan nilai 91 – 100 sebanyak 0 siswa. Apabila hasil evaluasi pelajaran IPS tentang mengenal uang pada kegiatan pra siklus disajikan dalam gambar grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.1 Grafik Hasil Evaluasi IPS Pra Siklus Dalam pembelajaran IPS tentang mengenal uang telah ditentukan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 61. Siswa dapat dinyatakan tuntas belajar jika mendapatkan nilai sama atau di atas 61, jika siswa belum mencapai nilai 61 dinyatakan belum tuntas dalam belajar. Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai IPS materi mengenal uang berdasarkan nilai KKM. Tabel 4.2 Distribusi Ketuntasan Belajar IPS Pra Siklus Standar Ketuntasan
Jumlah
No
1
Prosentase Angka
Ketuntasan
Siswa
< 61
Tidak Tuntas
22
50 %
2
> 61
Tuntas
22
Jumlah
44
Nilai tertinggi
80
Nilai terendah
30
Nilai rata-rata kelas
61
50 %
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran IPS materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 14 siswa memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 50% atau 7 siswa belum tuntas belajar dan yang mencapai nilai ketuntasan 50% atau 7 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut :
Gambar 4.2 Diagram Hasil Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus
Dari data di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa materi mengenal uang kelas III masih rendah. Hal ini karena siswa kelas III masih belum memahami materi mengenal uang. Dengan kondisi seperti ini saya melakukan penelitian tindakan kelas sesuai rencana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan rancangan model Cooperative Learning dan penggunaan benda konkret yang akan diterapkan dalam dua siklus.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Dalam merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran IPS tentang mengenal uang, saya dibantu supervisor 2. Tindakan yang saya lakukan adalah : 1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah 2) Merancang Rencana Perbaikan pembelajaran (RPP) dengan model Cooperative Learning. 3) Mempersiapkan alat peraga benda konkret yaitu uang. 4) Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa. 5) Membuat lembar pengamatan aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran 6) Menyusun perencaan teknis analisis data dan menyimpulkan hasil penelitian
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal Kegiatan siklus I berlangsung pada hari Selasa, 3 Februari 2015 pukul 07.00 – 08.45 WIB. Di awal pembelajaran saya mengucapkan salam, mengkodisikan siswa untuk belajar, mengabsen siswa, dan melakukan apersepsi dengan menyanyikan lagu “ayo menabung”. Dari lagu tersebut saya mengadakan tanya jawab untuk mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan awal tidak lupa saya menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat mempelajari materi mengenal uang dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti Kegiatan ini meliputi beberapa kegiatan yaitu menjelaskan materi mengenal uang, siswa memperhatikan saya. kemudian siswa dibagi kelompok. Masing-masing kelompok mengerjakan lembar kerja kelompok yang disediakan saya. Saya memperhatikan dan memberi bimbingan pada kelompok saat mengerjakan. Siswa diberi kesempatan menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Siswa juga diberi kesempatan bertanya dan menyampaikan pendapat, saya memberikan jawaban dan penguatan serta membimbing siswa menyimpulkan materi.
3) Kegiatan Akhir Pada kegiatan akhir saya bersama siswa menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Saya memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dari materi yang telah dipelajari. Saya mengadakan evaluasi pembelajaran tentang mengenal uang, dilanjutkan dengan penilaian dan menganalisa hasil evaluasi kemudian menutup pelajaran dengan pesan jangan putus asa jika belum mendapatkan hasil yang diharapkan.
c. Hasil Observasi dan Tindakan 1) Hasil Observasi Hasil observasi pada siklus I, dalam kerja kelompok masih terlihat siswa cenderung pasif bahkan bermain sendiri. Lembar kerja hanya dikerjakan oleh anak tertentu atau anak yang memiliki kemampuan lebih. Hal ini terjadi karena saya tidak memberikan tugas pada masing-masing anggota kelompok. Saya hanya memberikan pengarahan bahwa lembar kerja dikerjakan dengan bekerjasama kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya. Meskipun saya berkeliling ke tiap-tiap kelompok untuk membimbing mengerjakan tetapi masih saja ada anak yang bermain sendiri ketika lepas dari perhatian saya.
2) Hasil Tindakan Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil data secara kuantitatif melalui penilaian hasil belajar IPS materi mengenal uang diperoleh hasil evaluasi yang disajikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.3. Hasil Evaluasi IPS Siklus I No
Rentang Nilai
Jumlah
1
0 - 10
0
2
11 - 20
0
3
21 – 30
0
4
31 – 40
0
5
41 – 50
4
6
51 – 60
10
7
61 – 70
10
8
71 – 80
12
9
81 - 90
8
10
91 - 100
0
Jumlah
44
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi pelajaran IPS materi mengenal uang di kelas III semester II SD Negeri
Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada akhir perbaikan pembelajaran Siklus I dari 44 siswa yang mendapatkan nilai 0 - 40 sebanyak 0 siswa, nilai 41 – 50 sebanyak 4 siswa yaitu (Ahsan, Davin, Yanuar, Rafi) nilai 51 – 60 sebanyak 10 siswa yaitu (Bagas, Ilham, Sakti, Ahnaf, Tito, Wisnu, Artika, Auliya, Azril, Dinda)
nilai 61 – 70 sebanyak 10 siswa yaitu (Adiba, Nurush,
Akbar, Najwa, Revan, Safira, Adinda, Aditya, Amelia, Angel) nilai 71 – 80 sebanyak 12 siswa yaitu ( Grace, Fahmi, Putra, Ridani, Natasya, Puta, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi, Azzahra, Chasna) nilai 81 – 90 sebanyak 8 siswa yaitu (Daristi, Elisabet, Felizhia, Intan, Jezzica, Adyana, Elissya, Reffa) nilai 91 – 100 sebanyak 0 siswa. Apabila hasil evaluasi IPS pada Siklus I disajikan dalam bentuk grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut ini :
Gambar 4.3. Grafik Hasil Evaluasi Siklus I
Nilai ketuntasan belajar IPS materi mengenal uang telah ditentukan KKM nya yaitu 61, maka hasil evaluasi IPS pada siklus I berdasarkan nilai ketuntasan adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar IPS pada Siklus I Standar Ketuntasan
Jumlah
No
Prosentase Angka
Ketuntasan
Siswa
1
< 61
Tidak Tuntas
14
29 %
2
> 61
Tuntas
30
71 %
Jumlah
44
100 %
Nilai tertinggi
90
Nilai terendah
50
Nilai rata-rata
73
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran IPS materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 44 siswa memperoleh hasil yang lebih meningkat dibandingkan pada evaluasi di pra siklus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 36% atau 14 siswa belum tuntas belajar, dan yang mencapai nilai ketuntasan meningkat dari 50% menjadi 71 % atau 30 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut :
Gambar 4.4. Diagram Nilai Ketuntasn Belajar pada Siklus I
d. Refleksi Refleksi dan analisa hasil evaluasi pada siklus I terdapat 30 siswa yang tuntas dan 14 siswa belum tuntas belajar. Meskipun hasil siklus 1 meningkat dari pra siklus yaitu dari 50% menjadi 71%, tetapi peningkatan tersebut belum sesuai dengan harapan saya yaitu dalam kelas tersebut minimal yang mencapai ketuntasan adalah 75%. Karena target yang ditetapkan saya belum tercapai maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran selajutnya atau perbaikan pembelajaran siklus II. Selain hasil evaluasi, diketahui pula dari hasil pengamatan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I diketahui masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan cenderung mencari kesibukan sendiri dari pada memperhatikan saya dan bekerja
kelompok, sehingga ada sebagian siswa yang belum memahami materi mengenal uang. .
Hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada Siklus II antara lain dengan cara: 1) Memperbanyak alat peraga, sehingga semua siswa dapat mencoba memanfaatkan alat peraga untuk membantu memahami materi mengenal uang. 2) Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk menghindari siswa pasif. 3) Saya meningkatkan perhatian saat kerja kelompok. 4) Membimbing khusus siswa yang berkemampuan kurang. 5) Menambah latihan-latihan, sehingga siswa betul-betul memahami materi mengenal uang.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tidakan siklus I maka saya merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II. Kelemahankelemahan selama Siklus I akan diperbaiki dalam pelasanaan siklus II, sehingga diharapkan pada tindakan Siklus II ini hasil belajar IPS siswa kelas III materi mengenal uang lebih meningkat dan mencapai target yang telah ditetapkan saya. Pada tahap ini saya melakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. 2) Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. 3) Mempersiapkan alat peraga berupa uang. 4) Membuat lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran. 5) Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa. 6) Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Februari 2015 pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada kegiatan awal ini saya mengadakan apersepsi dengan menyanyikan lagu yang berkaitan dengan uang bertujuan untuk mengarahkan pada materi yang akan dipelajari yaitu mengenal uang sekaligus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Saya mengadakan tanya jawab dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi mengenal uang kemudian saya menyampikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan manfaat dari mempelajari materi mengenal uang dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti Saya menjelaskan kembali materi mengenal uang dengan menunjukkan gambar uang. Di sela-sela menjelaskan diselingi dengan tanya jawab, sehingga siswa memperhatikan dan siap menerima pertanyaan dari saya. Kemudian saya membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah 4 anak. Saya memberikan penjelasan cara kerja kelompok yaitu 2 anak tinggal di kelompoknya siap menerima tamu dari kelompok lain dan memberikan informasi kepada tamu tersebut. Sedang 2 anak yang lain bertamu ke kelompok lain untuk mendapat informasi. Setelah itu setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya, diskusi bersama, saya memberikan penguatan.
3) Kegiatan Akhir Dengan bimbingan saya siswa menyimpulkan pembelajaran, Siswa mengerjakan evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian hasil evaluasi, menganalisis hasil kemudian, dan menutup pelajaran dengan pesan untuk rajin membaca karena membaca adalah jendela dunia.
c. Hasil Observasi dan Tindakan 1) Hasil Observasi Hasil
observasi
kriteria
saya
pada siklus II sangat
baik (keterangan lengkap lihat lampiran), hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II juga sangat baik (keterangan lengkap lihat lampiran).
Pada
saat
perbaikan
pembelajaran
siklus
II
dilaksanakan, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti pembelajaran IPS karena setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Siswa merasa senang bekerjasama dengan teman dan ada tutor sebaya sehingga siswa yang cukup memahami materi mengenal uang mendapat penghargaan untuk membantu teman yang belum paham, sebaliknya teman yang belum paham merasa mendapat perhatian lebih dan mendapatkan bantuan untuk dapat memahami materi mengenal uang.
2) Hasil Tindakan Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus II, maka hasil evaluasi pada akhir siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I maupun pra siklus. Hasil yang diperoleh pada siklus I belum bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan minimal 75 %. Saya berupaya keras meningkatkan hasil belajar pada siklus II. Hasil yang diperoleh pun cukup baik dan dapat meningkat. Peningkatan tersebut karena saya telah memaksimalkan
model pembelajaran yang digunakan yaitu Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. Adapun hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi IPS Siklus II No
Rentang Nilai
Jumlah
1
0 - 10
0
2
11 – 20
0
3
21 – 30
0
4
31 – 40
0
5
41 – 50
0
6
51 – 60
6
7
61 – 70
3
8
71 – 80
10
9
81 – 90
11
10
91 – 100
14
Jumlah
44
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada Siklus II dari 44 siswa yang mendapatkan nilai 0 –
50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 – 60 sebanyak 6 siswa yaitu (Ahsan, Rafi, Yanuar, Artika, Auliya, Bagas), nilai 61 – 70 sebanyak 3 siswa yaitu (Davin, Dinda, Ilham) nilai 71 – 80 sebanyak 10 siswa yaitu (Sakti, Azril, Ahnaf, Wisnu, Tito, Adiba, Adinda, Aditya, Nurush, Akbar), nilai 81 – 90 sebanyak 11 siswa yaitu (Amelia, Angel, Najwa, Revan, Safira, Azahra, Chasna, Grace, Fahmi, Putra, Ridani), dan nilai 91 – 100 sebanyak 14 siswa yaitu (Natasya, Puta, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi, Adyana, Daristi, Elisabet, Elissya, Felizhia, Intan, Jezzica, Reffa). Apabila hasil evaluasi pada kegiatan Siklus II tersebut disajikan dalam grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Gambar 4.5. Grafik Hasil Evaluasi IPS Siklus II
Nilai ketuntasan belajar IPS tentang mengenal uang telah ditentukan KKM nya yaitu 61, maka hasil evaluasi IPS pada siklus II berdasarkan nilai ketuntasan adalah sebagai berikut : Tabel 4.6. Distribusi Ketuntasan Belajar pada Siklus II Standar Ketuntasan
Jumlah
No
Prosentase Angka
Ketuntasan
Siswa
1
< 61
Tidak Tuntas
6
7%
2
> 61
Tuntas
38
93 %
Jumlah
44
100 %
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
60
Nilai rata-rata
84
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran metematika materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 44 siswa memperoleh hasil yang lebih memuaskan dibandingkan pada evaluasi pada Siklus I maupun Pra Siklus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 7% atau 6 siswa belum tuntas belajar, dan yang mencapai nilai ketuntasan 93% atau 38 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar 4.6. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus II Gambar di atas mendiskripsikan prosentase hasil belajar IPS mengenal uang menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan pemakaian alat peraga benda konkret pada Siklus II yaitu uang dan uang mainan. Dari 44 siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM 61 sebanyak 38 siswa (93%), sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 61 sebanyak 6 siswa ( 7 %).
d. Refleksi Berdasarkan refleksi dan analisis hasil evaluasi pada Siklus II terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I 71% meningkat menjadi 93% dan siswa yang tidak tuntas berkurang dari siklus I 29 % menjadi 7%. Meningkatnya
ketuntasan yang dicapai siswa yaitu 93% berarti target yang ditetapkan saya telah tercapai yaitu minimal siswa yang tuntas ada 75%. Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus II diketahui bahwa terdapat peningkatan pembelajaran IPS, hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang.
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tidakan siklus II maka saya merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus III. Kelemahankelemahan selama Siklus II akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus III, sehingga diharapkan pada tindakan Siklus III ini hasil belajar IPS siswa kelas III materi mengenal uang lebih meningkat dan mencapai target yang telah saya tetapkan yaitu 100%. Pada tahap ini saya melakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah. 2) Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray. 3) Mempersiapkan alat peraga berupa uang. 4) Membuat lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi dan lembar observasi aktivitas saya dan siswa selama pembelajaran.
5) Menyusun perangkat soal tes, kisi-kisi butir soal, kriteria penilaian, blangko rekapitulasi hasil tes setiap siswa. 6) Menyusun perencanaan teknis analisis data dan penyimpulan hasil penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan 1) Kegiatan Awal Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2015 pukul 07.00 – 08.45 WIB. Pada kegiatan awal ini saya mengadakan apersepsi dengan menyanyikan lagu yang berkaitan dengan uang bertujuan untuk mengarahkan pada materi yang akan dipelajari yaitu mengenal uang sekaligus memberikan motivasi belajar kepada siswa. Saya mengadakan tanya jawab dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang materi mengenal uang kemudian saya menyampikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan manfaat dari mempelajari materi mengenal uang dalam kehidupan sehari-hari.
2) Kegiatan Inti Saya menjelaskan kembali materi mengenal uang dengan menunjukkan gambar uang. Di sela-sela menjelaskan diselingi dengan tanya jawab, sehingga siswa memperhatikan dan siap menerima pertanyaan dari saya. Kemudian saya membagi siswa dalam kelompok, setiap kelompok berjumlah 4 anak. Saya
memberikan penjelasan cara kerja kelompok yaitu 2 anak tinggal di kelompoknya siap menerima tamu dari kelompok lain dan memberikan informasi kepada tamu tersebut. Sedang 2 anak yang lain bertamu ke kelompok lain untuk mendapat informasi. Setelah itu setiap kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya, diskusi bersama, saya memberikan penguatan.
3) Kegiatan Akhir Dengan bimbingan saya siswa menyimpulkan pembelajaran, Siswa mengerjakan evaluasi, dilanjutkan dengan penilaian hasil evaluasi, menganalisis hasil kemudian, dan menutup pelajaran dengan pesan untuk rajin membaca karena membaca adalah jendela dunia.
c. Hasil Observasi dan Tindakan 3) Hasil Observasi Hasil observasi kriteria saya pada siklus III sangat baik (keterangan lengkap lihat lampiran), hasil observasi aktifitas siswa pada siklus III juga sangat baik (keterangan lengkap lihat lampiran).
Pada
saat
perbaikan
pembelajaran
siklus
III
dilaksanakan, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti pembelajaran IPS karena setiap siswa memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Siswa merasa senang bekerjasama dengan
teman dan ada tutor sebaya sehingga siswa yang cukup memahami materi mengenal uang mendapat penghargaan untuk membantu teman yang belum paham, sebaliknya teman yang belum paham merasa mendapat perhatian lebih dan mendapatkan bantuan untuk dapat memahami materi mengenal uang.
4) Hasil Tindakan Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus III, maka hasil evaluasi pada akhir siklus III mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I, Siklus II maupun pra siklus. Hasil yang diperoleh pada siklus II belum bisa mencapai ketuntasan yang diharapkan minimal 100%. Saya berupaya keras meningkatkan hasil belajar pada siklus III. Hasil yang diperoleh pun cukup baik dan dapat meningkat. Peningkatan tersebut karena saya telah memaksimalkan model pembelajaran yang digunakan yaitu Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan menambahkan intensitas agar mencapai target yang saya inginkan yaitu 100%. Adapun hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5. Hasil Evaluasi IPS Siklus III No
Rentang Nilai
Jumlah
1
0 - 10
0
2
11 – 20
0
3
21 – 30
0
4
31 – 40
0
5
41 – 50
0
6
51 – 60
0
7
61 – 70
9
8
71 – 80
10
9
81 – 90
11
10
91 – 100
14
Jumlah
44
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi pembelajaran IPS materi mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015 pada Siklus III dari 44 siswa yang mendapatkan nilai 0 – 50 sebanyak 0 siswa, nilai 51 – 60 sebanyak 0 siswa, nilai 61 – 70 sebanyak 9 siswa yaitu ( Ahsan, Artika, Auliya, Bagas, Davin, Dinda, Ilham, Rafi, Yanuar), nilai 71 – 80 sebanyak 10 siswa yaitu (Adiba, Adinda, Nurush, Akbar, Sakti, Azril, Ahnaf, Tito, Wisnu, Chasna), nilai 81 – 90 sebanyak 11 siswa yaitu (Grace, Fahmi, Putra, Ridani, Najwa, Safira, Aditya, Revan, Adyana, Amelia, Angel) dan nilai 91 – 100 sebanyak 14 siswa yaitu (Daristi,
Elisabet, Elissya, Felizhia, Intan, Jezzica, Reffa, Natasya, Puta, Tazkira, Wildan, Aneira, Lufi, Azzahra). Apabila hasil evaluasi pada kegiatan Siklus III tersebut disajikan dalam grafik, maka akan terlihat seperti gambar berikut:
Gambar 4.5. Grafik Hasil Evaluasi IPS Siklus II Nilai ketuntasan belajar IPS tentang mengenal uang telah ditentukan KKM nya yaitu 61, maka hasil evaluasi IPS pada siklus II berdasarkan nilai ketuntasan adalah sebagai berikut : Tabel 4.6. Distribusi Ketuntasan Belajar pada Siklus II Standar Ketuntasan
Jumlah
No
Prosentase Angka
Ketuntasan
Siswa
1
< 61
Tidak Tuntas
0
0%
2
> 61
Tuntas
44
100 %
Jumlah
44
Nilai tertinggi
100
Nilai terendah
61
Nilai rata-rata
84
100 %
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa pembelajaran metematika materi mengenal uang siswa kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga yang berjumlah 44 siswa memperoleh hasil yang lebih memuaskan dibandingkan pada evaluasi pada Siklus I maupun Pra Siklus. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil evaluasi siswa materi mengenal uang yaitu 0% atau 0 siswa belum tuntas belajar, dan yang mencapai nilai ketuntasan 100% atau 44 siswa. Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut:
Gambar 4.6. Diagram Ketuntasan Belajar Siklus III
Gambar di atas mendiskripsikan prosentase hasil belajar IPS mengenal uang menggunakan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan pemakaian alat peraga benda konkret pada Siklus II yaitu uang dan uang mainan. Dari 44 siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM 61 sebanyak 44 siswa (100%), sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 61 sebanyak 0 siswa ( 0 %).
d. Refleksi Berdasarkan refleksi dan analisis hasil evaluasi pada Siklus III terdapat peningkatan hasil belajar siswayang tuntas pada siklus I 71%. Pada Siklus II meningkat menjadi 93% dan dan pada Siklus III meningkat lagi menjadi 100%. Siswa yang tidak tuntas berkurang dari siklus I 29 % menjadi 7% dan menjadi 0%. Meningkatnya ketuntasan yang dicapai siswa yaitu 100% berarti target yang ditetapkan saya telah tercapai yaitu minimal siswa yang tuntas ada 100%. Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran siklus III diketahui bahwa terdapat peningkatan pembelajaran IPS, hal ini ditunjukkan dengan keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang.
4. Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus,Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Pra Siklus
Nilai No
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Ketuntasan (x)
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
22
50
14
29
6
7
0
0
22
50
30
71
38
93
44
100
Jumlah
44
100
44
100
44
100
44
44
Nilai Terendah
30
50
60
61
Nilai Tertinggi
80
90
100
100
Nilai Rata-Rata
61
73
84
89
Belum 1
< 61 Tuntas
2
> 61
Tuntas
Berdasarkan Tabel di atas perbandingan hasil pembelajaran IPS materi mengenal uang dapat di jelaskan bahwa pada kondisi awal (pra siklus) separo dari jumlah siswa yaitu 22 siswa (50%) yang belum tuntas karena mendapat nilai di bawah KKM (61), sedangkan 22 siswa (50%) tuntas karena mendapatkan nilai sama dengan atau lebih dari KKM (61). Nilai tertinggi yang dicapai hanya 80, dan nilai terendah 30. Nilai rata-rata kelas 61. Karena terdapat 50% siswa yang belum tuntas maka diadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan metode
Cooperative Learning dan pemakaian alat peraga benda konkret yaitu uang. Pada evaluasi siklus I terlihat peningkatan hasil belajar dengan hasil yang cukup baik dibanding dengan hasil evaluasi pada kondisi awal, dari 44 siswa ada 14 siswa (29%) belum tuntas dan 30 siswa (71%) mencapai nilai ketuntasan belajar. Nilai tertinggi 90 yang dicapai oleh 8 siswa dan nilai terendah 50 diperoleh 4 siswa, nilai rata-rata kelas 73. Perbaikan dilanjutkan pada siklus II agar pembelajaran IPS materi mengenal uang, siswa bisa mencapai ketuntasan minimal 75%. Perbaikan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan Siklus II. Dalam siklus II nilai terendah yang diperoleh siswa 50 dan nilai tertinggi 100, dengan nilai siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar 93% dan yang belum tuntas 7%. Perbaikan pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan Siklus III. Dalam siklus III nilai terendah yang diperoleh siswa 61 dan nilai tertinggi 100, dengan nilai siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar 100% dan yang belum tuntas 0%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pembelajaran IPS materi mengenal uang bagi kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Pembelajaran IPS materi mengenal uang, siswa yang mendapat nilai di atas KKM
harus dicapai sesuai dengan harapan
penulis adalah minimal 80 % dari jumlah siswa keseluruhan. Hasil belajar IPS secara umum sudah berhasil walaupun belum mencapai
100% dari jumlah siswa keseluruhan. Kenyataan hasil evaluasi pada Siklus II siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 61 yaitu 44 siswa dari jumlah keselurahan 44 siswa atau 100%. Sedangkan yang belum mecapai nilai KKM 61 hanya 0 siswa atau 0%. Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar siswa materi mengenal uang setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan menggunaan alat peraga benda konkrit berdasarkan ulangan harian (kondisi awal), evaluasi dari Siklus I, Siklus II, dan siklus III selalu mengalami kenaikan. Bila dituangkan dalam bentuk grafik maka akan tampak perbandingan pembelajaran IPS materi mengenal uang sebagai berikut .
Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Nilai Ketuntasan IPS
B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Pembelajaran IPS materi mengenal uang pada kegiatan Pra Siklus dapat dikatakan belum berhasil dengan dibuktikan hasil evaluasi siswa pada kegiatan Pra Siklus, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM hanya 22 siswa ( 50%) dan yang mendapat nilai di bawah nilai KKM sebanyak 22 siswa (50%) dengan rata-rata nilai 61, sedangkan KKM yang telah ditentukan adalah 61 dan saya memiliki target dalam kelas tersebut siswa yang mencapai ketuntasan 75%. Hal ini dikarenakan saya dalam pembelajarannya memakai cara mengajar konvensional, saya hanya
ceramah
siswa
mendengarkan,
walaupun
sesekali
mendemonstrasikan namun siswa kurang dilibatkan secara maksimal dalam pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk diam, mendengarkan, mencatat, dan menghafalkan.
2. Siklus I Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada kegiatan pra siklus, saya mengadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dengan harapan hasil pembelajaran akan lebih meningkat. Pada Siklus I saya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa belajar secara kelompok. Tetapi sayang pemanfaatan model Cooperative Learning belum optimal karena tidak ada pembagian tugas
untuk setiap anggota kelompok sehingga sebagian anak cenderung pasif bahkan asik sendiri dengan bermain. Pada kegiatan Siklus I terjadi peningkatan hasil belajar siswa tentang mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015. Dari 44 siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM (61) sebesar 71 % atau 30 siswa, sedangkan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 29 % atau 14 siswa. Nilai tertinggi 90 dan terendah 50, dengan rata-rata kelas 73. Walaupun persentase ketuntasan sudah cukup namun belum memenuhi ketuntasan yang ingin dicapai minimal 75 % dari seluruh siswa, sehingga perlu dilakukan tindakan Siklus II.
3. Siklus II Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran saya, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dalam kegiatan pada siklus II penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus I. Kemudian saya menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu Cooperative Learning Two Stay Two Stray. Dengan model itu selama proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif karena ada pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan dari siklus 1. Siswa yang tuntas meningkat dari 71% menjadi 93 % atau dari 30 anak
meningkat menjadi 38 anak, siswa yang tidak tuntas turun dari siklus 1 dari 29% menjadi 7%, nilai rata-rata 84 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Pada Siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 93%, meskipun belum 100 % namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi target ketuntasan belajar yang ditetapkan saya minimal 75 %. Sampai pada perbaikan hasil belajar siklus II, masih ditemukan 1 siswa (7%) dalam satu kelas yang belum berhasil mencapai nilai KKM. Hal ini bukan karena kemampuan siswa yang kurang dalam pembelajaran, namun karena mereka kurang aktif dalam pembelajaran dibanding dengan siswa yang lain sehingga memprngaruhi hasil belajar mereka.
4. Siklus III Perbaikan hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik peran saya, prosentase pembelajaran maupun prosentase ketuntasan belajar. Namun demikian hasil belajar siswa belum maksimal. Dalam kegiatan pada siklus III penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada kekurangan di siklus II. Kemudian saya menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yaitu Cooperative Learning Two Stay Two Stray. Dengan model itu selama proses pembelajaran siswa menjadi lebih aktif karena ada pembagian tugas untuk setiap anggota kelompok. Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan dari siklus II. Siswa yang tuntas meningkat dari 93% menjadi 100 % atau dari 38 anak
meningkat menjadi 44 anak, siswa yang tidak tuntas turun dari siklus II dari 7% menjadi 0%, nilai rata-rata 89 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 61. Pada Siklus III ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% dan dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar karena telah memenuhi target ketuntasan belajar yang saya tetapkan minimal 75 %.
5. Perbandingan Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III Pada kondisi awal (Pra Siklus) sebelum diadakan penelitian tindakan di kelas III SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga nilai rata-rata 61 dan setelah diadakan tindakan penelitian pada siklus I nilai rata-rata menjadi 73 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dengan tingkat keberhasilan 71% dari jumlah siswa sebanyak 44 siswa, tetapi masih ada 29 % siswa yang belum tuntas sehingga perlu diadakan pelaksanaan tindakan siklus II. Pada Siklus II ketuntasan siswa meningkat menjadi 93% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 84 dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 60. Meskipun belum dapat mencapai 100%, namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebab telah memenuhi standar ketuntasan minimal 75%. Setelah dilanjutkan pelaksanaan Siklus III, ketuntasan siswa meningkat menjadi 100% dan nilai rata-rata meningkat menjadi 89 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 61. Ini adalah hasil yang saya targetkan untuk mencapai 100%.
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini terbukti bahwa melalui model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan penggunaan media benda konkret yaitu uang dapat meningkatkan hasil belajar IPS tentang mengenal uang pada siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Upaya perbaikan pembelajaran bagi siswa kelas III pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang telah dilaksanakan oleh saya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga benda konkrit yaitu uang. Melalui pengamatan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, siswa terlihat antusias, semangat, dan aktif mengikuti setiap kegiatan dalam pembelajaran. Belajar IPS tidak lagi menjadi sesuatu yang membosankan tetapi menjadi lebih menyenangkan. Model pembelajaran yang tepat dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan dengan cara yang menyenangkan. Dari hasil evaluasi sebelum dilakukan perbaikan atau kegiatan pra siklus nilai rata-rata kelas adalah 61, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan saya yaitu 61 sebanyak 22 siswa atau 50%. Pada perbaikan pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 73, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 30 siswa atau 71%, sedang pada perbaikan pembelajaran siklus II rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 84, siswa yang mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 38 siswa atau 93% dan pada perbaikan pembelajaran siklus III rata-rata kelas meningkat lagi menjadi 89, siswa yang
mencapai nilai sama dengan atau lebih dari KKM sebanyak 44 siswa atau 100%. Melihat hasil yang diperoleh dari mulai pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III, hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi mengenal uang meningkat. Dengan demikian penggunaan model Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dengan peraga uang untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi mengenal uang bagi siswa kelas III semester II SD Negeri Sidorejo Lor 03 Salatiga tahun pelajaran 2014/2015.
B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Saya a) Dalam pembelajaran IPS hendaknya menggunakan model pembelajaran yang tepat supaya belajar IPS menjadi lebih bermakna sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. b) Menggunakan alat peraga benda konkrit agar pengetahuan siswa tidak bersifat abstrak dan siswa tidak hanya menghafal namun benar-benar memahami materi. 2. Bagi Sekolah a) Sering mengadakan diskusi mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran untuk menemukan solusi yang tepat. b) Sekolah menyediakan sarana dan prasarana alat peraga pembelajaran khususnya untuk pembelajaran IPS di kelas rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Entin Solihatin dan Raharja. 2012. Cooperative Learning. Jakarta : Bumi Aksara. Gagne. 1977. The Conditions of Learning. Washington: SRM Production. http://fisikamangraho.blogspot.com : Model Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu. Ibid. 2012. Model Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Kokosih,
Etin
Solihatin.
2007.
Cooperative
Learning
Analisis
Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar. Ruslan, Rosdy. 2005. Konsep Media Pembelajaran. Jakarta: Madani karya cipta. Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sapriya. 2008. Definisi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek. Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Semarang; UNNES. Sickle, Van. 1983. Cooperative Learning The A Guide to Cooperative Learning. SRM Production. Somantri. 2008. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah. Bandung: IKIP Bandung Stahl.1992. Cooperative Learning Social Studies. Washington: SRM Production.
Sugiyono 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suhadjano. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsini. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta. Suwarno. 2011. Pendidikan IPS untuk menghadapi era globalisasi. Jogjakarta : UGM Jogjakarta. Tanzeh, Ahmad. 2009. Metode Pengumpulan Data Observasi. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional . 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. Waterwroth. 2007. Social Studiesand Project. Washington : National Commission on Social Studies in the Schools. Wirartha, I Made. 2005. Metode Pengumpulan Data. Jakarta: Rineke Cipta. Yusritawati. 2009. Active Learning dan Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Lisan.