556 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAPEL IPS KELAS IV SD KARANGGONDANG
THE USE OF THE PROBLEM SOLVING METHOD TO IMPROVE HIGH ORDER THINKING SKILLS SOCIAL STUDIES SUBJECT FOR GRADE IV OF SD KARANGGONDANG Oleh: Sangkani Dewi Puspitasari, PGSD/PPSD,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas IV pada mata pelajaran IPS, tahun ajaran 2014/2015 dengan menerapkan metode Problem Solving. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemis dan Mc. Taggart, dengan subjek tindakan yaitu siswa - siswi kelas IV SD Karanggondang yang berjumlah 35 siswa dan objek dalam penelitian ini adalah ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPS menggunakan metode problem solving dapat meningkatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa kelas IV SD Karanggondang hal ini dapat dilihat baik dari proses pelaksanaan maupun hasil tes yang diberikan berikut presentase peningkatan pada prasiklus (40%), siklus I (60%) dan siklus II (77,15%) dengan peningkatan tersebut maka penelitian dihentikan karena telah mencapai indikator keberhasilan 75% Kata Kunci : metode problem solving, ketrampilan berpikir tingkat tinggi. Abstract This study aims to investigate the high order thinking skills in the Social Studies subject for grade IV students in the 2014/2015 academic year throught the use of the problem solving method. This was a classroom action research (CAR) study employing the model by Kemmis and MCTaggart involving research subjects who were Grade IV students of SD Karangggondang with total of 35 students and research object was the high order thinking skills. The results of the study were as follows. 1) The Implementation of social Studies learning throught the use of thee problem solving method was capable of improving the high order thinking skills of Grade IV students of SD Karanggondang. The application of Social Studies learning throught the use of the problem solving method was capable of improving students’ high order thinking skills, indicated by the results of the administered test. The improvement was 40% in the pre – cycle, 60% in Cycle I, and 77.15% in the Cycle II. With such improvements, the study was ended because the success indicator of 75% was achieved. Keyword : problem solving method, high order thinking
Penggunaan Metode Problem … ( Sangkani Dewi P) 557
Ketrampilan berpikir dalam pembelajaran
PENDAHULUAN Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi
yang
memberikan
suatu
aspek
dalam
manusia yang mengakibatkan penemuan yang
meningkatkan ketrampilan berpikir, dalam
terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga
ketrampilan berpikir ini ketrampilan berpikir
merupakan
tingkat tinggi merupakan salah satu jenis
suatu
kegiatan
mental
untuk
membangun dan memperoleh pengetahuan.
ketrampilan
Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan
kegiatan pembelajaran. Salah satu kemampuan
berpikir peserta didik dapat dikembangkan
berpikir yang termasuk ke dalam kemampuan
dengan
berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan
memperkaya
bermakna
melalui
pengalaman persoalan
yang
pemecahan
untuk memperoleh ketrampilan-ketrampilan dalam
pemecahan
masalah,
sehingga
kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan. Betapa pentingnya pengalaman ini agar peserta didik mempunyai struktur konsep yang dapat berguna
dalam
menganalisis
serta
mengevaluasi suatu permasalahan. Ketrampilan
berpikir
tinggi
dalam
proses
kegiatan pembelajaran, hal ini sejalan dengan mutu
pendidikan
melalui proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntunan atau hasil belajar. Oleh karena itu
pembelajaran
yang
menggunakan
ketrampilan berpikir merupakan suatu apek dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang
berorientasi
pada
pencapaian
hasil
belajar. Hal ini senada dengan Teori Vygotsky mengemukakan bahwa pendidik harus mampu dan berani mencoba untuk membantu peserta didik terlibat dalam pemikiran yang lebih tinggi melalui bantuan terstruktur.
membidik
pada
bagaimana
siswa
mampu berpikir secara kritis dalam proses berpikir kritis melibatkan operasi mental. Dalam proses kritis sering kali dihadapkan dengan
suatu
hal
berpikir
lebih
untuk
pemecahan suatu masalah. Oleh karena itu dalam
hal
ini
siswa
dituntut
untuk
mengontruksi pemahaman pada suatu masalah
menjadi salah satu tujuan pencapaian dalam
meningkatkan
dalam
Resnick (Arrend, 2007:44) berpikir tingkat
yang akan dihadapinya.
pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
wacana
dikembangkan
berpikir kritis.
masalah. Pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
yang
Bloom (Andreson & Krathwolh,2001) mengklasifikasikan ranah kognitif kedalam enam ranah tingkatan : (1) mengingat, (2) memahami, (3) menerapkan, (4) menganalisis, (5) mengevaluasi, dan (6) mencipta. Menurut Bloom ketrampilan berpikir tingkat tinggi merupakan ketrampilan berpikir secara abstrak dalam domain kognitif, yaitu (C4) analisis, (C5) evaluasi, dan (C6) mencipta. Dengan hal ini
maka
pembelajaran
yang
seharusnya
dilaksanakan setidaknya dalam meningkatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa harus memperhatikan
beberapa
hal
diatas.
Ketrampilan berpikir tingkat tinggi pada sekolah dasar yang akan ditingkatkan hanya
558 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
pada ranah tingkatan teratas C4 (menganalisis)
pengembangan
yang mana pada tahap ini siswa sekolah dasar
berpikir kritis, serta melatih ketrampilan dan
khusunsya siswa berusia 7-11 tahun khusunya
kebiasaan; (6) melatih siswa untuk mampu
kelas IV
memahami hal yang bersifat konkret, realistis
memiliki pemikiran operasional
konkrit yang melibatkan penggunaan konsep konsep operasi dalam memecahkan suatu
dan
kemampuan
dalam kehidupan. Rimmington
(2014:70)
mengemukakan
bahwa dalam guru melaksanakan kegiatan
masalah. Ilmu
berpikir
pengetahuan
sosial
merupakan
pembelajaran hendaknya strategi, metode yang
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial dan
digunakan
humaniora
masalah. Dalam hal ini proses pembelajaran
yaitu:
sosiologi,
antropologi,
berdasarkan
yang
Pelajaran IPS di sekolah dasar mengajarkan
kebutuhan
konsep-konsep
indtruction). Hal ini sejalan dengan pendapat
ilmu
sosial
untuk
membentuk menjadi warga negara yang baik. Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas
lebih
pemecahan
geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.
esensi
dilakukan
suatu
siswa
berpusat
kepada
(student-centered
Newman (2014:71) yang memperkenalkan konsepsi
higher-order
thingking
yang
dasar pendidikan IPS adalah suatu disiplin
diterapkan untuk siswa didalan kelas, yang
ilmu, dimana pendidikan IPS harus mengacu
mana ketrampilan berpikir siswa difokuskan
pada
yang
tujuan
pada ide dalam memecahkan permasalahan
membentuk
dan
berpikir yang sifatnya incidental yakni melalui
mengembangkan pribadi warga negara yang
analisis, interpretasi, dan manipulasi informasi.
baik (good citizensip). Oleh karena itu tujuan
Meningkatkan suatu kualitas proses belajar
pendidikan
utamanya
nasiolnal,
untuk
mengembangkan
mengajar pada kelas atau pembelajaran IPS
kemampuan peserta didik dalam menguasai
guru perlu membangun serta mengembangkan
disiplin ilmu social untuk mencapai tujuan
kemampuan berpikir yang dapat membantu
pendidikan yang lebih tinggi.
siswa untuk bagaimana belajar dan berpikir
pendidikan
IPS
adalah
Hal ini sejalan dengan pendapat Chapin
secara kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat
dan Messik (2014:10) mengemukakan bahwa
yang di kemukakan oleh Fraenklen (2014:71)
tujuan pembelajaran IPS sebagai berikut: (1)
salah satu tujuan utama IPS adalah membantu
memberikan pengalaman serta penngetahuan
para siswa belajar berpikir, untuk dapat
manusia dalam masa lalu, sekarang dan yang
membina siswa agar dapat mengembangkan
akan dating; (2) mengembangkan ketrampilan
kemampuan
dalam mencari sata serta informasi; (3)
sekolah dasar maka dapat menggunakan
mengembangkan nilai sikap demokratis; (4)
pendekatan pembelajaran dengan cara siswa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan serta pemecahan suatu masalah.
ikut berperan dalam kehidupan sosial; (5) memberikan
pembekalan
pengetahuan,
berpikirnya
pada
tingkatan
Seorang guru hendaknya memperhatikan ketrampilan berpikir tingkat tinggi yang mana
Penggunaan Metode Problem … ( Sangkani Dewi P) 559
pada kenyataanya dalam kehidupan sehari-hari
dilaksanakan diarahkan untuk mencapai tujuan
siswa akan mengalami suatu masalah pada
tertentu dalam proses belajar mengajar.
lingkunganya siswa menyelesaikan
dituntut untuk mampu
masalah
kehidupan
yang
Pemberian pengetahuan dan kecakapan kepada siswa merupakan proses belajar-
mungkin memerlukan pemikiran lebih atau
mengajar
dimana
dilakukan
daya berpikir lebih tinggi. Jika guru dalam
disekolah dengan menggunakan cara-cara atau
melakukan proses pembelajaran menekankan
metode
bagaimana memberdayakan tingkat berpikir
dimaksudkan
siswa secara maksimal maka dapat membawa
disekolah. Sehubungan dengan ini Azwan Zain
dampak positif bagi kemajuan belajar siswa.
(Syaiful
tertentu sebagai
Bahri
oleh
demikianlah metode
guru
yang
pengajaran
Djamarah,1991:72)
kegiatan
mengemukakan bahwa metode adalah cara
gabungan-gabungan yang berkaitan dengan
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
unsur-unsur media pembelajaran, psikologi
yang telah diterapkan dalam kegiatan belajar
pembelajaran dan pendekatan atau model
mengajar.
Pembelajaran
merupakan
pembelajaran yang digunakan. Keberhasilan
Metode mempunyai andil yang cukup besar
belajar tersebut tergantung pada tiga aspek
dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan
tersebut.
sangat
yang diharapakan dapat dimiliki anak didik,
tidak
hanya
akan
melainkan
guru
penggunaan suatu metode yang tepat, sesuai
diharapkan dapat mengajak siswa lebih pada
dengan tujuan. Dengan tercapainya tujuan
proses
pembelajaran, maka dapat dikatakan guru telah
Disinilah
diperlukan
dimana
mentransferkan
berpikir.
peran guru
ilmu
Hal
ini
guru
yang
dapat
menyebabkan siswa lebih kreatif dan berpikir tinggi atau kritis dalam menghadapi masalah
di
tentukan
oleh
kerelevansian
berhasil dalam mengajar. Metode pembelajaran problem solving
dilingkungan masyarakat. Raths 1986:1 (Hilda
memberikan
siswa
tentang
bagaimana
Karli:57) menuangkan dalam “we want our
memecahkan suatu masalah dalam kehidupan.
students to be able to think for themselves, to
Siswa belajar berangkat dari masalah dan fakta
be self directing, considerate, and taughtful.
bukan sekedar konsep pengetahuan semata.
Hal ini sejalan dengan UU RI No 20 Tahun
Dengan metode pembelajaran problem solving
2003 tentang berpikir adalah salah satu cara
di terapkan dalam kegiatan pembelajaran
dimana siswa dapat memecahkan masalah
berarti memberi kesempatan kepada siswa
yang ada dilingkunganya .
untuk bekerja dengan suatu permasalahan,
Belajar mengajar merupakan suatu kegiatan
tidak sekedar mendengarkan dan menghafal.
yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
Disisi lain siswa dituntut untuk aktif dan bukan
interaksi yang terjadi antara guru dan peserta
pasif.
didik. Interaksi yang bernilai edukatif ini
Hal ini sejalan dengan pendapat Arends
dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang
(1997:90) mengemukakan bahwa “it is strange
560 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
that we expect student to learn yet seldom
menyimpulkan. Penggunaan metode dalam
teach then about learning, we expect student to
pembelajaran yang dapat digunakan dalam
solve problems yet teach then about problem
meningkatkan ketrampilan berpikir tingkat
solving” yang mana dalam pembelajaran guru
tinggi siswa disekolah dasar adalah dengan
menuntut siswa untuk dapat menyelesaikan
menggunakan metode pembelajaran problem
dan memecahkan masalah, tetapi jarang guru
solving. Sebagaiamana Syaiful Bahri Djamarah
mengajarkan
(2010:90)
siswa
untuk
memecahkan
mengemukakan
hakikatnaya
dengan masalah guru diharapkan mampu
merupakan metode pemecahan masalah yang
mengajarkan bagaimana siswa memecahkan
bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi
suatu masalah (problem solvilng).
juga metode berpikir sebab dimulai dengan
mengemukakan bahwa mencari pemecahan
mencari
data
problem
pada
masalah. Dengan pembelajaran yang berkaitan
Menurut Brunner (dalam Dahar 1998:125),
metode
bahwa
sampai
kepada
solving
menarik
kesimpulan.
masalah serta pengetahuan yang menyertainya
Namun pada kenyataanya disekolah dasar
dengan cara mandiri atau berusaha sendiri
siswa dalam mengerjakan suatu materi pada
menjadikan pengetahuan yang didapatkan akan
mata pelajaran IPS yang dituntut untuk berpikir
lebih
mencari
lebih tinggi masih kurang . Hal ini dapat dilihat
pemecahan suatu masalah secara mandiri atau
dari hasil observasi peneliti serta wawancara
berusaha sendiri akan memberikan suatu
pada tanggal 9 Desember 2014 bersama guru
pengalaman
pengalaman
kelas IV SD Karanggondang Sewon Bantul
tersebut memberikan makna tersendiri bagi
disekolah tersebut. Dari hasil observasi peneliti
peserta didik.
mendapat data berupa nilai dan fortofolio siswa
bermakna,
karena
konkret,
dengan
dengan
Dalam kegiatan pembelajaran guru perlu
berupa tugas berbentuk studi kasus maupun
merancang dan melaksanakan suatu kegiatan
soal uraian dimana dalam mengerjakan suatu
pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
materi pada mata pelajaran IPS siswa diminta
mengkontruksi
untuk
untuk menyelesaikan dengan menggunakan
menemukan cara penyelesaian masalah atau
pemikiran lebih tinggi masih kurang. Dari hasil
mencari solusi apa yang sedang dipelajari.
wawancara guru kelas IV guru memberikan
Untuk dapat menerapkan metode pembelajaran
keterangan
problem solving ini guru perlu memperhatikan
pembelajaran khususnya siswa dituntut untuk
karateristik siswa dan karateristik pada setiap
berpikir lebih tinggi memang masih kurang.
materi pembelajaran.
Guru memberikan keterangan hal itu bisa
pemikiranya
sendiri
bahwa
dalam
pelaksanaan
untuk
terjadi dikarenakan metode yang digunakan
ketranpilan dasar yang dikembangkan yakni
guru pada saat pembelajaran kurang bervariasi
mengidentifikasi, mengeksplorasi, membuat
yang mana metode yang dikuasai guru kurang
hipotesis,
bervariatif, dalam pembelajaran metode yang
Pada
jenjang
sekolah
menemukan
dasar
solusi
serta
Penggunaan Metode Problem … ( Sangkani Dewi P) 561
digunakan guru saat ini lebih cenderung pada
penelitian. Metode pengumpulan data dalam
metode yang bersifat klasikal selain itu guru
penelitian ini menggunakan metode observasi, tes,
juga memberikan keterangan dimana siswa
wawancara, serta dokumentasi. .
belum terbiasa dengan pembelajaran yang
Instrumen Penelitian
sekarang
Instrument
yang
digunakan
untuk
dituntut
untuk
menggunakan
2013
dengan
menggunakan
mengumpulkan data ini terdiri dari instrumen
pendekatan secara ilmiah, dari keterangan yang
utama yaitu soal atau tes evaluasi tindakan, lembar
didapatkan peneliti saat melakukan observasi
observasi yang berguna untuk memperoleh data
dan wawancara guru menyatakan bahwa dari
tentang aktivitas dalam proses pembelajaran.
siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa
Selain instrument utama, digunakan juga beberapa
tersebut hanya 40% yang dapat memenuhi
instrument pendukung yaitu wawancara, serta
kriteria ketuntasan minimal dilihat dari hasil
dokumentasi.
kurikulum
Tes yang digunakan dalam penelitian ini
fortofolio siswa dalam mengerjakan soal
berdasarakan
berbentuk uraian.
materi
yang
dilanjutkan
pada
kegiatan pembelajaran ips sebelumnya, mana METODE PENELITIAN
peneliti
Jenis Penelitian
pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratit. Model penelitian yang digunakan yaitu mengacu pada model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart, Kurt Lewin, yang dimulai dengan perencanaan (planning), aksi/tindakan (action),
melanjutkan
observasi
(observing),
dan
refleksi
(reflecting)
Lembar
materi
pada
observasi
kegiatan merupakan
lembar yang digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam melakukan pengamatan kegiatan siswa dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
menggunakan metode problem solving serta guru sebagai pemberi arahan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Jenis dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa tes,
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian
tindakan
RPP serta foto kegiatan pembelajaran yang kelas
ini
akan
direncakan pada semester genap tahun ajaran
dilakukan.
2015/2016 pada bulan Maret. Untuk pelaksanaan
Tehnik Analisis Data Penelitian yang digunakan pada penelitian
penelitian, peneliti menyesuaikan dengan pihak
ini tergolong dalam penelitian deskriptif kualitatif
sekolah.
dan kuantitatif.
Teknik Pengumpulan Data Metode
Analisis
pengumpulan
data
yang
menggambarkan
deskripitif bahwa
digunakan
untuk
tindakan
yang
dimaksudkan dalam peneiltian ini adalah cara-cara
dilaksanakan
yang dipergunakan untuk dapat mengumpulkan
perbaikan peningkatan dan perubahan yang lebih
informasi-informasi
baik setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran
yang
diperlukan
dalam
dapat
menimbulkan
adanya
562 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
dengan menggunakan metode problem solving
berupa uraian siswa masih sangat terlihat kurang
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
mampu untuk menyelesaikanya.
Untuk mengetahui kemampuan aktivitas siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini
dapat
menggunakan
kategori
menurut
Suharsimi Arikunto (2007:272) menggunakan teknis analsisis deskriptif kualitatif kuantitatif yang merupakan
suatu
metode
penelitian
bersifat
menggambarkan sebuah kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil aktivitas siswa selama proses pembelajaran selama berlangsung. Analisis tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar pada tiap siklusnya, dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes tertulis ada akhir siklus.
wawancara peneliti juga melihat hasil skor siswa dalam mengerjakan soal uraian dan analisis yang membutuhkan tingkatan berpikir tinggi
masih
sangat rendah dapat dipresentasikan dari 35 siswa sekitar 40% yang mampu menyelesaikan soal uraian tersebut dengan benar, sehingga perlu adanya berpikir tingkat tinggi, jika permasalahan tersebut tidak diselesaikan maka akan berdampak bagi kehidupan siswa dalam bidang sosial yang akan
dihadapinya
yang
mana
seperti
yang
dijelaskan tujuan dari pembelajaran IPS yaitu: (1) membekali
siswa
dalam
bidang
sosial,
(2)
mempersiapakan siswa untuk mampu menganalisis
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan
Berdasarkan observasi pembelajaran, serta
hasil
penelitian
tindakan ini adalah apabila 75% siswa
dalam
berpikir tingkat tinggi dilihat dari hasil tes baik setelah menggunakan metode problem solving
serta memberi solusi/ memecahkan permasalahan yang akan terjadi dilingkungan masyarakat, (3) membekali siswa untuk mampu berkomunikasi dengan
masyarakat
lingkungan
sekitar,
(4)
memberikan kesadaran sikap mental yang positif
HASIL PENELITIAN
dan kertampilan pemanfaatan lingkungan hidup,
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD
(5) membangun serta
Karanggondang
desa
pengetahuan sosial (Mutaqin 2014:31), sehingga
kabupaten
untuk mengatasi permasalaha tersebut sehingga
Bantul, Jawa Tengah. Setting penelitian ini
pembelajaran IPS bertujuan untuk meningkatkan
dilaksanakan di kelas. Kelas yang dipilih sebagai
ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
Pendowoharjo,
yang
beralamatkan
kecamatan
Sewon,
di
subyek penelitian ini adalah kelas IV SD Karanggondang pada tahun pelajaran 2014/2015.
mengembangan ilmu
Pembelajaran berdasarkan masalah sangat penting bagi peserta didik dimana pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini bermula dari peneliti
berdasarkan
saat melakukan kegiatan magang, pada saat proses
pembelajaran disekolah dan pembelajaran yang
pembelajaran peneliti mengamati dimana siswa
ada
dalam
mengalami
kegiatan
pembelajaran
metode
yang
digunakan guru masih klasikal, serta saat peneliti melihat hasil siswa mengerjakan soal atau tes
masalah
dimasyarakat
menjembatani
antara
yang
mana
siswa
permasalahan
dalam
kehidupanya
(Resnick, 2009:95)
akan
Penggunaan Metode Problem … ( Sangkani Dewi P) 563 8
dengan
siswa diminta untuk memberikan solusi bagaimana
menggunakan metode problem solving pada mata
cara mengurangi angka kecelakaan dikarenakan
pelajaran IPS materi yang digunakan dalam
menggunakan telefon genggam saat mengendarai
penelitian ini yaitu Perkembanbangan Teknologi
kendaraan bermotor jika mereka menjadi seorang
Produksi, Komunikasi dan transportasi serta
kapolda metro jaya atau mentri komunikasi. Hal
Permasalah Sosial disekitar merupakan kegiatan
ini dapat dilihat dari siswa berinisial SA memberi
pembelajaran yang membiasakan siswa untuk
solusi jika menjadi seorang menteri komunikasi
dapat berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi,
maupun kapolda metro jaya hal yang akan
dimana siswa terlibat langsung dalam penyelesaian
dilakukan untuk mengurangi tingkat kecelakaan
permasalahan
tersebut dengan cara jika ada masyarakat yang
Kegiatan
belajar
yang
mengajar
dihadapkan
untuk
dapat
diselesaikan dengan melakukan tahapan-tahapan
diketahui
problem solving.
menggunakan
Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan metode problem solving dapat
mata
pelajaran
IPS
kelas
IV
SD
akan
diminta utuk menganalisis permasalahan sosial
pelaksanaanya
tahapan
menerima
maka
Pada tahapan tindakan siklus II siswa
secara
siswa
genggam
dengan
merah diberi camera cc tv.
Karanggondang, hal ini dapat dilihat dari proses dimana
telefon
kendaraan
dikenakan denda serta pada tiap jalan atau lampu
menigkatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi pada
mengendarai
individu
maupun
menganalisis
berkelompok. permasalahan
Pada secara
permasalahan yang dibagikan kepada kelompok
kelompok dilakukan dalam proses pelaksanaan
masing-masing, serta siswa memilih permasalahan
pembelajaran pada kelompok 5 membahas tentang
yang akan dipecahkan dalam pelaksanaan tindakan
permasalahan kemiskinan.
siklus I siswa diminta untuk menganalisis serta memberi solusi mengenai permasalah pada materi teknologi transportasi dan komunikasi sedangkan pada pelaksanaan tindakan siklus II siswa diminta untuk menganalisis permasalahan sosial yang ada dilingkungan kepadatan
sekitar
seperti
penduduk,
pengangguran,
permasalahan
banjir,
perampokan,
kemisikinan,
korupsi
dalam
pelaksanaanya. Pada menganalisis
permasalahan
siswa
menggunkan
memecahkan metode
problem
solving secara individu sebagai tindakan evaluasi siklus II dalam pelaksanaanya siswa diminta untuk memilih permasalah sosial yang ada pada artikel koran maupun internet dalam pelaksanaanya siswa mampu memecahkan permasalahan tersebut secara individu. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving pada siklus
siklus
I
siswa
mengenai
diminta
kecelakaan
utuk
I belum berjalan dengan maksimal dikarenakan
saat
ada beberapa kendala.
mengendarai sepeda motor yang disebabkan karena
Sedangkan
menggunakan
alat
komunikasi
saat
mengendarai. Pada tahap tindakan siklus I ini
Setelah itu guru , peneliti dan observer melakukan refleksi siklus I yang
564 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 7 Tahun ke-5 2016
telah dilakukan tersebut, guru bersama peneliti dan observer mengatur perencaan tindakan siklus II yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Guru bersama peneliti memperbaiki kekurangan yang ada mulai dari aktivitas guru dan siswa dalam
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Tuntas BTS
pelaksanaan pembelajaran, RPP, LKS,
Siklus I Siklus II
media, serta lembar evaluasi. Kekurangan pada aktivitas guru yang akan dilaksanakan
Gambar 1. Diagram Hasil Tes
pada tindakan siklus II dimana guru menyiapkan
permasalahan
yang
akan
diselesaikan siswa mengenai permasalah
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
sosial dilingkungan sekitar serta guru perlu
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang
membimbing siswa dalam mengidentifikasi
telah dilaksanakan dan diuraikan pada bab
masalah, sedangkan dari aktivitas siswa
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:
yaitu siswa diminta untuk lebih aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Penggunaan metode problem solving pada
dengan mencari sumber data yang relevan
mata pelajaran IPS kelas IVdapat meningkatkan
baik dari surat kabar. Internet atau ,media
kertampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada
sosial
menyelesaikan
materi yang disamapikan pada tindakan siklus I
permasalah sosial yang akan diselesaikan.
maupun tindakan siklus II dapat dilihat hasil tes
Tes evaluasi yang akan dilaksanakan pada
evaluasi tindakan yang diberikan pada siklus I skor
siklus II ini berupa soal analisis, sehingga
rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 70,15 dan
untuk jenis soal pilihan ganda, serta isian
siswa yang mendapatkan skor ≥ 75 sebanyak 21
tidak diberikan lagi karena dari hasil tes
siswa jika dipresentasikan menjadi 60% siswa
siklus I skor siswa dalam menyelesaikan
yang berhasil mengerjakan tes evaluasi siklus I,
soal pilihan ganda dan isian sudah cukup
sedangkan pada evaluasi tindakan siklus II dapat
baik.
dilihat bahwa mengalami perubahan yang sangat
lainya
Secara
untuk
keseluruhan
pelaksanaan
sifnifikan skor rata-rata yang diperoleh siswa
mampu
75,42 dengan uraian siswa yang mendapatkan skor
mengatasi kendala serta kekurangan yang
≥ 75 sebanyak 27 siswa dari 35 jumlah siswa, jika
terjadi pada siklus I, sehingga proses
dipresentasikan menjadi 77,15% maka perubahan
pembelajaran mengalami kemajuan baik
signifikan dari pelaksanaan siklus I sampai pada
dari aktivitas guru, siswa serta hasil tes
siklus II sebesar 17,15% sehingga pelaksanaan
evaluasi yang diberikan pada tindakan
pembelajaran IPS menggunakan metode problem
siklus II.
solving ini dikatakan berhasil meningkatkan
tindakan
siklus
II
ini
telah
Penggunaan Metode Problem … ( Sangkani Dewi P) 665
ketrampilan berpikir tingkat tinggi siswa sesuai dengan kriteria yang diharapkan. B. Saran 1. Bagi Guru 1) Menerapkan metode problem solving, untuk meningkatkan ketrampilan
berpikir
tingkat
tinggi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran secara optimal. 2) Menerapkan metode problem solving
dalam
pelaskanaan
pembelajaran yang lain atau pada
materi
pelajaran meningkatkan
maupun
mata
lain
guna ketrampilan
berpikir tingkat tinggi siswa 3) Meningkatkan kretivitas guru dalam mengembangkan media maupun perangkat pembelajaran sesuai dengan materi 2. Bagi Kepala Sekolah Pihak
sekolah
dukungan
agar
melaksanakan
perlu
memberi
guru
pembelajaran
dapat dengan
menggunakan metode problem solving untuk
meningkatkan
ketrampilan
berpikir tingkat tinggi pada siswa. DAFTAR PUSTAKA Arrend Richard. (2008). Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar . (2009). Learning To Teach Night Edition. New York : Sridevi Palani Deporte Fachrurazi. (2007). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Komunikasi Matematika Sekolah Dasar. Diakses dari http://suaraguru.wordpress.com. Pada tanggal 2 Januari 2015 pukul 22:30 Wib Santrock.W. John (2008). Psioklogi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanika (2014). Psikologi Pendidikan Edisi 5. Jakarta: Salemba Humanika Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantutatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikunto, Suhardjono, & Supardi. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Tin Rustini. (2008). Penerapan Model Problem Solving untuk Meningkatkan Potensi Berpikir Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Diakses dari http://blog.jurnal.com. Pada 12 Januari 2015 pukul 17:30 Wib. Trianto (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: kencana