PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SEKOLAH DASAR Erwin Putera Permana Email:
[email protected] PGSD - Universitas Nusantara PGRI Kediri
ABSTRACT: Based on the observations of researchers in learning social studies found that students were less active in the learning process IPS. Students are less interested in social studies because during social studies only considered as subjects only rote and less emphasis on affective and psychomotor aspects. Teacher-centered learning, teaching methods are less effective, do not use the lesson plan (RPP), do not use the medium of learning, students are less given the opportunity for creativity, students are not encouraged to find a concept but indicated concepts to keep in mind, students easily forget what who had previously remembered because learning is limited to reading a book or listening to an explanation. Consequently the results of social studies is very low, of 33 students, who thoroughly studied only 14 students of completeness criteria 65. Thus, researchers conducted a study to solve these problems. The purpose of this study were (1) Describe the application of the method of problem solving with the media image series in improving learning outcomes in teaching social studies for class IV SDN Turi 01 Town Blitar, and (2) Describe the improvement of learning outcomes in teaching social studies for class IV SDN Turi 01 Town Blitar. Data collected by observation, observation, document, and test. Results of the study are: (1) an increase in activity of student learning through the application of methods of problem solving, (2) an increase in student learning outcomes through the implementation of the application of problem solving methods, and (3) of 33 students only one of students who have not completed thereafter learning activities for two cycles because of relatively slow learning students.
Keywords: Problem Solving Methods, Media Image Series, Results Learning, Learning IPS
ABSTRAK: Berdasarkan observasi peneliti dalam pembelajaran IPS ditemukan bahwa siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar IPS. Siswa kurang tertarik dengan mata pelajaran IPS karena selama ini mata pelajaran IPS hanya dianggap sebagai mata pelajaran hafalan saja dan kurang menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Pembelajaran berpusat pada guru, metode mengajar kurang efektif, tidak menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tidak menggunakan media pembelajaran, siswa kurang diberi kesempatan untuk berkreatifitas, siswa tidak diajak untuk menemukan konsep tetapi ditunjukkan konsep yang harus selalu diingat, siswa mudah lupa dengan apa yang sudah diingat sebelumnya karena pembelajaran terbatas pada kegiatan membaca buku atau mendengar penjelasan. Akibatnya hasil belajar IPS sangat rendah yaitu dari 33 siswa, yang tuntas belajar hanya 14 siswa dari kriteria ketuntasan 65. Sehingga peneliti melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan penerapan metode problem solving dengan media gambar seri dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS bagi kelas IV SDN Turi 01 Kota Blitar, dan (2) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS bagi kelas IV SDN Turi 01 Kota Blitar. Data dikumpulkan dengan pengamatan, observasi, dokumen, dan tes. Hasil penelitian adalah: (1) terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa melalui penerapan metode problem solving, (2) terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
1
penerapan metode problem solving, dan (3) dari 33 siswa hanya satu siswa yang belum tuntas setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran selama dua siklus karena tergolong siswa lambat belajar. Kata kunci: Metode Problem solving, Media Gambar Seri, Hasil Belajar, Pembelajaran IPS,
dianggap lebih mudah dan tanpa
PENDAHULUAN Pendidikan sadar
dan
adalah
terencana
usaha
banyak biaya. Dengan menggunakan
untuk
metode
ceramah
tanpa
metode
mewujudkan suasana belajar dan
inovatif yang lain banyak sekali
proses
kelemahan-kelemahan
pembelajaran
agar
siswa
secara aktif mengembangkan potensi
siswa
dirinya untuk memiliki kekuatan
lain
bosan,
dapat
menimbulkan
verbalisme,
hanya
spiritual keagamaan, pengendalian
mengandalkan
hafalan,
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
yang disampaikan mudah usang,
mulia,
yang
siswa tidak bisa membentuk konsep
masyarakat,
dan kreatifitas sendiri, hanya mampu
bangsa dan negara (Sagala, 2010: 3).
berinteraksi satu arah saja yaitu
serta
diperlukan
keterampilan dirinya,
Berdasarkan
hal
menjadi
antara
informasi
tersebut
melalui guru kepada siswa sehingga
maka pendidikan harus berkualitas
siswa akan merasa dirugikan apabila
artinya dalam pembelajaran siswa
guru selalu menggunakan metode
harus
proses
ceramah tanpa adanya variasi dalam
pembelajaran secara efektif yang
pembelajaran. Hal ini yang terjadi di
bermakna serta menunjukkan adanya
SDN Turi 01.
mengalami
tingkat penguasaan terhadap tugas-
Berdasarkan hasil observasi
tugas belajar sesuai dengan sasaran
peneliti, siswa kurang aktif dalam
dan tujuan pendidikan. Namun untuk
proses belajar mengajar IPS. Siswa
memperoleh pendidikan berkualitas
kurang
yang mampu meningkatkan hasil
pelajaran IPS karena selama ini mata
belajar sulit ditemukan.
pelajaran
tertarik
IPS
dengan
hanya
mata
dianggap
Pembelajaran yang selama ini
sebagai mata pelajaran hafalan saja
dilakukan di sekolah oleh guru
dan kurang menekankan pada aspek
cenderung
afektif
menggunakan
pembelajaran konvensional. Karena
2
dan
psikomotor.
Pembelajaran berpusat pada guru,
metode mengajar kurang efektif, tidak
menggunakan
pelaksanaan tidak
rencana
pembelajaran
menggunakan
Pembelajarn dapat efektif dan kreatif
maka
guru
harus
bisa
(RPP),
menentukan suatu metode, kerena
media
metode
adalah
suatu
prosedur
kesempatan
mencapai tujuan tertentu. Metode
berkreatifitas,
dipakai
atau
pembelajaran, siswa kurang diberi untuk
yang
cara
siswa tidak diajak untuk menemukan
pembelajaran
konsep tetapi ditunjukkan konsep
menyajikan bahan pelajaran kepada
yang harus selalu diingat, siswa
siswa untuk tercapainya tujuan yang
mudah lupa dengan apa yang sudah
telah
diingat
2009: 55). Dengan demikian, salah
sebelumnya
karena
adalah
untuk
ditetapkan
cara-cara
(Fathurrohman,
pembelajaran terbatas pada kegiatan
satu
membaca
mendengar
memegang peranan penting dalam
penjelasan. Akibatnya hasil belajar
pembelajaran adalah keterampilan
IPS sangat rendah yaitu dari 33
memilih metode. Pemilihan metode
siswa, yang tuntas belajar hanya 14
berkaitan langsung dengan usaha-
siswa dari kriteria ketuntasan 65.
usaha
buku
Guru menciptakan
atau
keterampilan
guru
guru
dalam
yang
menampilkan
seharusnya
dapat
pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran
yang
situasi
dan
kondisi
mampu menarik minat siswa agar
pencapaian
memiliki
konstruktif,
diperoleh secara optimal. Semakin
kebebasan
tepat metode yang digunakan oleh
untuk menemukan konsep sendiri
guru dalam mengajar, diharapkan
sehingga konsep yang dimiliki siswa
semakin efektif pula pencapaian
akan mudah diingat. Selain itu guru
tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu,
juga
fungsi metode pembelajaran tidak
kreatif
pola dan
harus
pikir
memiliki
dapat
mengadakan
pembelajaran yang berpusat pada
dapat
siswa
pembelajaran
(student
centred)
karena
tujuan
sehingga
diabaikan
pembelajaran
karena
metode
tersebut
ikut
semakin seringnya keterlibatan siswa
menentukan berhasil tidaknya suatu
dalam kegiatan, maka makin besar
pembelajaran.
baginya untuk mengalami proses belajar.
3
Ada berbagai macam metode pembelajaran yang cocok diterapkan
pada
pembelajaran
satunya
adalah
IPS,
metode
salah problem
peneliti dalam penelitian ini sebagai perencana
kegiatan,
pelaksana
solving dengan media gambar seri
kegiatan,
pengumpul
karena metode ini memiliki beberapa
menganalisis data, dan menyusun
keunggulan antara lain: mengarahkan
hasil laporan. Secara umum, pada
siswa dalam berpikir ilmiah, kritis
siklus PTK terdiri atas: planning
dan analitis serta siswa akan mampu
(perencanaan),
bertindak aktif dan mandiri dalam
observing
menghadapi dunia nyata. Selain itu
reflekting (perefleksian). Indikator
dukungan media dalam pembelajaran
keberhasilan
sangatlah penting salah satunya yaitu
kelas dapat dilihat dari peningkatan
media gambar seri. Media gambar
hasil belajar siswa sebagai akibat
seri memiliki kelebihan antara lain:
penerapan metode problem solving
memperjelas penyajian pesan agar
dengan media gambar seri.
acting
data,
(tindakan),
(pengobservasian),
penelitian
dan
tindakan
tidak terlalu verbalisme, mampu mengatasi keterbatasan ruang, waktu
Lokasi dan Waktu Penelitian
dan daya indra, mampu mengatasi
Lokasi
sifat pasif siswa sehingga anak akan
tempat
lebih
melakukan
aktif
dan
memungkinkan
yang
penelitian
adalah
digunakan
dalam
penelitian
untuk
terjadinya interaksi antara siswa dan
memperoleh data yang diinginkan.
lingkungan belajar.
Penelitian ini bertempat di SDN Turi 01 Kota Blitar. Waktu
METODE Pendekatan yang digunakan
waktu
penelitian
berlangsungnya
penelitian
adalah penelitian kualitatif dengan
atau
desain Penelitian Tindakan Kelas
dilangsungkan.
(PTK). Dalam penelitian kualitatif,
dimulai dari perencanaan penelitian,
peneliti bertindak sebagai instrumen
pengidentifikasian
sekaligus pengumpul data. Instrumen
penelitian,
yang digunanakan dalam penelitian
penelitian,
ini antara lain tes, lembar observasi,
penelitian, pelaksanaan penelitian,
angket
pengumpulan
4
dan
dokumentasi.
Peran
saat
adalah
penelitian Waktu
penelitian
permasalahan
pembuatan pembuatan
data
ini
instrument proposal
penelitian,
pengolahan dan analisis data, dan
Kelas
penulisan laporan penelitian. Sejak
merupakan proses berdaur (siklus)
perencanaan
penelitian
hingga
yang terdiri dari 4 tahap yaitu
selesainnya
penulisan
laporan
perencanaan
penelitian
ini,
diperkirakan
pelaksanaan
tindakan
memerlukan
waktu
pengamatan
(observation),
selama
tiga
(PTK).
Pelaksanaan
tindakan
bulan, terhitung sejak bulan Februari
refleksi
(reflektion).
sampai dengan bulan April 2014.
adalah
model
spiral
PTK
(planning), (action),
Berikut
dan ini
penelitian
tindakan kelas dari Arikunto (2007: 16).
Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan
Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto, 2007: 16)
pengamatan, dan refleksi. Berikut ini
Tahap-tahap Penelitian Pada tahap pelaksanaan ini
tahap-tahap kegiatan yang dilakukan
dilakukan sesuai PTK yang mengacu
pada setiap siklus penelitian.
model spiral penelitian tindakan
Siklus I
kelas atau yang biasa disebut siklus.
Penjelasan bagan sebagai berikut.
Kegiatan setiap siklus yaitu rencana tindakan,
5
pelaksanaan
tindakan,
1) Tahap perencanaan/rancangan
Dalam
penelitian
ini,
peneliti mengidentifikasi masalah pembelajaran. Peneliti melakukan observasi
dan
mengungkapkan
pemahaman
materi. 3) Tahap pengamatan
melakukan
Pengamatan dilakukan pada
wawancara kepada guru kelas,
waktu
kemudian
diskusi
berlangsung sehingga pengamatan
untuk dapat menemukan masalah
dan tindakan berlangsung pada
pembelajaran
mencari
waktu yang sama. Pada tahap ini,
pemecahan masalah melalui PTK.
observer dan guru melakukan
Setelah
pengamatan dan mencatat semua
melakukan
untuk
permasalahan
pembelajaran peneliti untuk
teridentifikasi,
menyusun
rancangan
menentukan
langkah
nyata
dilakukan
langkah-
yang
dalam
Perencanaan
hal
tindakan
yang
terjadi
sedang
selama
pelaksanaan tindakan berlangsung 4) Tahap refleksi
akan
Tahap ini untuk mengkaji
tindakan.
secara menyeluruh tindakan yang
meliputi
telah dilakukan berdasarkan data
tersebut
penyusunan RPP dan membuat
yang
instrumen
untuk
dilakukan evaluasi yang berguna
membantu merekam fakta yang
untuk menyempurnakan tindakan
terjadi
berikutnya. Demikian seterusnya
pengamatan
selama
tindakan
berlangsung.
Pada tahap ini, rancangan dan
kemudian
sampai masalah yang diteliti dapat
2) Tahap pelaksanaan
metode
terkumpul
secara
optimal.
Tujuannya
adalah
untuk
diterapkan.
menemukan perbaikan-perbaikan
Rancangan tindakan menjelaskan
yang perlu dilakukan pada proses
langkah demi langkah kegiatan
pembelajaran
yang harus dilakukan guru dan
berikutnya. Dalam hal ini adalah
siswa
yang
hasil belajar siswa pada mata
direncanakan. Pada tahap ini guru
pelajaran IPS. Tahap-tahap ini
memberikan
berlaku juga untuk siklus 1 dan
sesuai
RPP
terpecahkan
dengan
stimulus-stimulus
berupa pertanyaan agar siswa
pada
siklus 2. Instrumen Penelitian
6
siklus
Instrumen penelitian ini pada
sikap diperoleh dari penilaian
dasarnya adalah peneliti itu sendiri.
aspek aspek kerjasama, aspek
Peneliti menjadi instrumen penelitian
ide, aspek keaktifan dan aspek
karena dalam proses pengumpulan
komunikatif yang diisi selama
data itulah peneliti akan melakukan
proses pembelajaran.
adaptasi secara aktif sesuai dengan keadaan
yang
peneliti
ini adalah siswa kelas IV SDN Turi
ketika berhadapan dengan subjek
01 Kecamatan Gandusari Kabupaten
penelitian. Sejalan dengan itu Akbar
Blitar. Peneliti bertindak sebagai
(2008:
bahwa
pelaksana tindakan, sedangkan mitra
meskipun peneliti berperan sebagai
peneliti yaitu guru kelas sebagai
instrumen penelitian yang dapat
pengamat (Observer) tindakan, dan
melakukan adaptasi aktif terhadap
teman sejawat sebagai pengambil
keadaan
dokumentasi.
96)
penelitian
dihadapi
Sumber data dalam penelitian
menyatakan
subjek maka
yang
menjadi
peneliti
juga
menggunakan instrumen penelitian
HASIL
Data yang diperoleh pada
yang berupa pedoman observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Data yang diperlukan dalam
penilitian
ini
pelaksanaan
merupakan
hasil
pembelajaran
yang
penelitian ini meliputi data hasil
dilakukan selama dua siklus. Setiap
Hasil Belajar siswa dan data aktivitas
siklus terdiri dari tiga kali pertemuan
siswa. Secara terperinci, perolehan
dengan
data dijelaskan sebagai berikut:
pertemuan adalah 2 x 35 menit.
1.
Data penilaian Hasil Belajar
Uraian pada setiap siklus adalah
diperoleh dari skor tes pada
sebagai berikut.
akhir
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
setiap
siklus
yang
direncanakan. 2.
alokasi
pada
setiap
I
Data aktivitas belajar siswa yang berupa keterampilan proses dan Tabel 1. Rekapitulasi Data Data penilaian hasil pada Siklus I dalam Menggunakan Metode Problem Solving dengan Media Gambar Seri
Penilaian Hasil
7
Penilaian aktivitas siswa Pert 1 Pert 2 Pert 3
Penilaian kerja kelompok Pert 1 Pert 2 Pert 3
Nilai Hasil
Rata-rata Persentase
57
Pada
63
terlihat
64
66
69
69 64
jelas
diperoleh nilai rata-rata 69 atau 64%
peningkatan aktivitas siswa dan kerja
siswa tuntas dari jumlah seluruh
kelompok
metode
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
media
hasil belajar pemahaman konsep
gambar seri. Dari penilaian aktivitas
ekonomi lebih meningkat dari pra
siswa,
pertama
siklus yang hanya memperoleh nilai
memperoleh nilai rata-rata klasikal
rata-rata 61,42 atau 42% siswa
57, pertemuan kedua memperoleh
tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai
dan
rata-rata klasikal yang didapat siswa
pertemuan ketiga memperoleh nilai
belum memenuhi KKM yang telah
rata-rata klasikal 63. Dari penilaian
direncanakan oleh peneliti
kerja kelompok, pada pertemuan
sebesar 75%. Dan untuk mencapai
pertama memperoleh nilai rata-rata
KKM tersebut perlu adanya tindak
klasikal
lanjut
problem
tabel
63
menggunakan solving
pada
dengan
pertemuan
rata-rata
64,
klasikal
63
pertemuan
kedua
terhadap
yaitu
kegiatan
memperoleh nilai rata-rata klasikal
pembelajaran pada siklus II.
66
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus
dan
pertemuan
ketiga
memperoleh nilai rata-rata klasikal 69.
Nilai
hasil
individu
II
yang
Tabel 2. Rekapitulasi Data penilaian hasil pada Siklus II dalam Menggunakan Metode Problem Solving dengan Media Gambar Seri Penilaian Hasil Rata-rata Persentase
Penilaian aktivitas siswa Pert 1 Pert 2 Pert 3 68 69 78
Pada tabel
Penilaian kerja kelompok Pert 1 Pert 2 Pert 3 74 79 87
Nilai Hasil 89 97
terlihat jelas
pertemuan ketiga memperoleh nilai
peningkatan aktivitas siswa dan kerja
rata-rata klasikal 78. Dari penilaian
kelompok
metode
kerja kelompok, pada pertemuan
Media
pertama memperoleh nilai rata-rata
problem
menggunakan solving
dengan
Gambar Seri. Dari penilaian aktivitas
klasikal
siswa,
memperoleh nilai rata-rata klasikal
pada
pertemuan
pertama
pertemuan
79
68, pertemuan kedua memperoleh
memperoleh nilai rata-rata klasikal
nilai
87.
8
klasikal
69
dan
Nilai
pertemuan
kedua
memperoleh nilai rata-rata klasikal
rata-rata
dan
74,
hasil
individu
ketiga
yang
diperoleh nilai rata-rata 89 atau 97%
64%
siswa tuntas dari jumlah seluruh
pembelajaran pada siklus II telah
siswa. Data di atas menunjukkan
memenuhi
bahwa nilai individu pemahaman
direncanakan oleh peneliti
konsep
sebesar 75. Dan penelitian berhenti
aktivitas
ekonomi
lebih
meningkat dari siklus I yang hanya
siswa
tuntas.
KKM
yang
Hasil
telah yaitu
pada siklus ini
memperoleh nilai rata-rata 69 atau Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Individu Siswa Siklus I dan Siklus II Nilai No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nama Siswa Adi Tri Wahyudi Dwi Zulfa Nurisma Zudha Eko P Zepri Kharisma Intan P Ventcent Rico Anifatus Sholimah Asad Abiyyi Alandika Putra M Alfredo Rizky S Apin Surahmi Ciptian Rico P Devi ira Bayu Oktara Dina Mukti P Faris Sidik P Fauzizah K Fika Tri Wijayanto Jefri Bayu P Muhammad Z Muhammad L Nurhaq F Riris S Riska Febri L Rizanita Putri Defi Ratna Sari Sugeng Hariono Yakhsi Fandana Yuni Mualimatun Zidan Hadi I Ardianto Febian Leosis S Fredi Agus P Dimas Bayu P Jumlah Rata-rata Persentase
Peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN Turi 01 Kota Blitar pada siklus I dan siklus II 9
Pra Tindakan 49 41 48 43 46 41 63 68 81 65 60 76 86 73 79 53 60 56 77 74 68 43 58 70 45 51 77 70 68 63 60 61 58 2027 61 42%
Siklus I
Siklus II
65 45 65 55 65 60 60 70 80 65 70 85 90 70 90 75 75 65 90 75 60 65 55 75 75 50 50 80 60 90 60 60 80 2275 69 64%
90 65 95 90 100 85 85 90 100 75 90 95 100 90 100 90 90 85 100 100 75 85 75 100 100 75 75 100 85 100 80 80 100 2945 89 97%
Keterangan Tidak Tuntas Tuntas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 32 1
dalam tabel di atas diperjelas dalam bentuk diagram batang berikut.
100 90 80 70 60 Presentase50 40 30 20 10 0 aktivitas siswa
nilai akhir Aspek Penilaian
pra tindakan
siklus 1
siklus 2
Diagram 1. Peningkatan Hasil Belajar Individu Diagram
atas
membaca peta karena siswa kurang
menginformasikan bahwa persentase
memahami penggunaan peta. Siswa
nilai
pemahaman
belum bisa menemukan masalah dan
konsep siswa dari siklus I menuju
hanya bisa membaca permasalahan
siklus II mengalami peningkatan
yang diberikan guru pada LKK.
sebesar 33%. Dengan demikian dapat
Siswa
disimpulkan bahwa hasil penelitian
hipotesis
pemecahan
karena
menunjukkan
pemahaman
siswa
materi
hasil
problem
di
belajar
penerapan
solving
dengan
metode Media
Gambar Seri dapat meningkatkan
belum
bisa
menyusun
pada
sangat kurang. b. Temuan Penelitian Siklus 2
hasil belajar aktivitas ekonomi pada
Penerapan metode problem
siswa kelas IV di SDN Turi 01.
solving dengan media gambar seri
Temuan Penelitian
siswa sudah mulai mampu bekerja
a. Temuan Penelitian Siklus 1
kelompok,
Penerapan metode problem
sudah
menidentifikasi
mulai
mampu
permasalahan
solving dengan media gambar seri
sehingga menemukan masalah, siswa
belum
sudah mampu memperoleh data,
tahapnya.
berjalan
sesuai
tahap-
Siswa
belum
mampu
siswa
mulai
mampu
menyusun
bekerja kelompok secara maksimal
hipotesis pemecahan walau belum
karena siswa jarang dibentuk kerja
sempurna, dan siswa mulai mampu
kelompok oleh guru, siswa belum
mengaplikasikan konsep.
mampu
10
mengidentifikasi
dan
oleh (Suharjo, 2006). Pembelajaran
PEMBAHASAN Problem
merupakan sesuatu yang kompleks.
Solving dengan Media Gambar
Pembelajaran tidak hanya sekedar
Seri dalam Meningkatan Hasil
menyampaikan pesan kepada peserta
Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN
didik,
Turi 01 Kota Blitar.
aktivitas profesional yang menuntut
Penerapan
Metode
Berdasarkan pada paparan
guru
akan
tetapi
untuk
dapat
merupakan
menggunakan
data, dapat disimpulkan bahwa IPS
keterampilan dasar mengajar secara
di kelas IV SDN Turi 01 Kota Blitar
terpadu, serta menciptakan sistem
menunjukkan
lingkungan
bahwa
dalam
yang
memungkinkan
pembelajaran di kelas siswa terlihat
peserta didik dapat belajar secara
bosan dan tidak bersemangat. Hal ini
efektif
disebabkan beberapa alasan yaitu
mendapatkan hasil yang maksimal.
penggunaan metode ceramah oleh
Hal ini nampak pada hasil belajar
guru
individu
kelas,
guru
hanya
dan
pra
efisien
untuk
tindakan
dengan
mengandalkan buku paket dan LKS
perolehan nilai rata-rata 61, 42
dalam
tidak
dengan persentase ketuntasan belajar
memanfaatkan media pembelajaran
14 atau 42% dari 33 siswa dalam
dan hanya dipasang untuk pajangan,
kelas.
pembelajaran,
guru
guru tidak mengkondisikan siswa
Sehingga perlu adanya suatu
dalam kegiatan kelompok, siswa
pembenahan dalam pembelajaran.
tidak
Pembelajaran
diberi
kesempatan
dalam
yang
dirasa
bisa
menemukan konsep tetapi diberi
membuat siswa lebih bersemangat
konsep untuk dihafal oleh siswa dan
dalam
siswa cenderung hanya duduk, diam,
penggunaan metode problem solving
mendengarkan, mencatat dan tidak
dengan media gambar seri. Sesuai
ada
dapat
tingkat
dalam
operasional
pertanyaan
menstimulus
yang siswa
pembelajaran
kebutuhan
adalah
siswa
kongkrit
yaitu adalah
mengajukan pendapat sehingga siswa
kebutukan menemukan pengetahuan
merasa bosan dalam pembelajaran.
baru
Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
11
melalui
media
sebenarya.
Pemahaman kognitif dapat diperoleh siswa
melalui
pengalaman
melakukan
kegiatan
atau
sering
dikenal dengan learning by doing
lebih
mengarahkan
melakukan
siswa
pembelajaran
memunculkan
ide
hipotesa dan kritik.
yaitu belajar dengan melakukan. Untuk
banyak
Menurut pemecahan
peneliti
masalah
metode (problem
dengan
solving method) yaitu metode yang
melakukan, salah satu caranya yaitu
dipakai oleh guru dalam kegiatan
guru
materi
belajar mengajar untuk melatih siswa
bersifat
menghadapi berbagai masalah nyata,
problematik yang menuntut siswa
melalui proses dengan mencari data
untuk memecahan masalah.
sampai kepada menarik kesimpulan.
memberikan
pembelajaran
suatu
yang
Penerapan metode problem solving dengan media gambar seri memungkinkan
siswa
mengidentifikasi memperoleh hipotesis
data, dan
Sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
dalam
Berdasarkan paparan data,
masalah,
diperoleh data penerapan metode
menyusun
problem
solving
dengan
media
mengaplikasikan
gambar seri dalam meningkatkan
konsep. Peningkatan dapat dilihat
hasil belajar siswa. Untuk mengukur
dari perolehan skor aktivitas siswa
peningkatan
secara klasikal dan secara individu.
dilakukan penilaian siklus I yaitu
Hal ini sesuai dengan teori metode
dari penilaian aktivitas siswa, pada
problem solving menurut Oemar,
pertemuan 1 memperoleh nilai rata-
(1980: 34) adalah suatu jenis cara
rata
belajar discovery dalam hal ini siswa,
memperoleh nilai rata-rata klasikal
baik
maupun
63 dan pertemuan 3 memperoleh
memecahkan
nilai rata-rata klasikal 63. Dari
secara
kelompok
individu
berusaha
masalah/problem
yang
hasil
klasikal
kerja
57,
belajar
maka
pertemuan
kelompok,
2
nyata.
penilaian
pada
pertemuan 1 memperoleh nilai rata-
Pemecahan
masalah
secara
kelompok
dipandang
lebih
rata
dapat
memperoleh nilai rata-rata klasikal
memperoleh latar belakang yang
66 dan pertemuan 3 memperoleh
lebih luas, dan dengan demikian
nilai rata-rata klasikal 69. Nilai hasil
menguntungkan
karena
klasikal
64,
pertemuan
2
individu yang diperoleh nilai rata-
12
rata 69 atau 64% siswa tuntas dari 33
diperoleh di sekolah, rumah, dan
siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat sekitar. Hasil belajar
hasil belajar siswa meningkat dari
yang dibentuk diharapkan menjadi
pra
perubahan tingkah laku kearah yang
tindakan
yang
hanya
memperoleh nilai rata-rata 61,42 atau
lebih
baik.
Dengan
demikian
42% siswa tuntas. Karena hasil
membuktikan
belajar belum mencapai ketuntasan
peningkatan hasil belajar siswa yang
yang direncanakan peneliti yaitu 75,
ditandai dengan meningkatnya hasil
maka dilanjutkan pada siklus II.
belajar secara klasikal.
bahwa
terjadi
Meningkatnya hasil belajar
Peningkatan Hasil Belajar IPS
dapat ditandai dengan perubahan
Melalui Metode Problem Solving
tingkah laku dan kemampuan pada
dengan Media Gambar Seri Pada
siswa. Peningkatan tingkah laku
Siswa Kelas IV SDN Turi 01 Kota
dialami oleh siswa dengan adanya
Blitar.
perubahan mulai dari pra tindakan
Berdasarkan hasil penelitian
yang tidak pernah melakukan kerja
yang
kelompok,
diketahui
siklus
I
peneliti
telah
dilaksanakan bahwa
dapat terdapat
membiasakan siswa dalam kerja
peningkatan hasil belajar siswa. Hal
kelompok dan memanfaatkan media.
tersebut
Pada siklus II siswa sudah mampu
pendapat
melakukan kerja kelompok dengan
menjelaskan bahwa pendidikan IPS
memanfaatkan media.
di tingkat sekolah pada dasarnya
diatas
sesuai
Sapriya
dengan
(2009:
12)
Perubahan kemampuan siswa
bertujuan untuk mempersiapkan para
ditandai dengan peningkatan hasil
peserta didik sebagai warga negara
belajar seperti yang telah dibahas di
yang
paragraf sebelumnya. Hal ini sesuai
(knowlwdge), keterampilan (skill),
dengan pendapat Sudjana (1989: 22)
sikap dan nilai (attitudes and values)
menjelaskan bahwa hasil belajar
yang
adalah
kemampuan
yang
kemampuan-kemampuan dimiliki
siswa
setelah
ia
menguasai
dapat
pengetahuan
digunakan untuk
sebagai
memecahkan
masalah pribadi atau masalah sosial
menerima pengalaman belajarnya.
serta
Pengalaman belajar tersebut dapat
keputusan dan berpartisipasi dalam
13
kemampuan
mengambil
berbagai kegiatan masyarakat agar
meningkatkan hasil belajar siswa
menjadi warga negara yang baik.
kelas IV SDN Turi 01. Hal ini
Sehingga jika hasil belajar siswa
meningkat,
maka
dapat
ditandai dengan perubahan aktivitas dan kemampuan siswa dalam bekerja
disimpulkan metode pembelajaran
sama
yang dilakukan sudah baik. Hal ini
permasalahan.
telah sesuai dengan hasil kerja
untuk
memecahkan
Berdasarkan
suatu
pembahasan
kelompok, nilai aktivitas siswa pada
hasil belajar diatas sesuai dengan
setiap pertemuan dan tes evaluasi
pendapat
pada setiap siklus. Hasil belajar pada
menjelaskan bahwa hasil belajar
pra tindakan dari 33 siswa yaitu 14
adalah kemampuan yang dimiliki
siswa (42%) siswa tuntas belajar.
siswa
Pada siklus I yaitu 21 siswa (64%)
pengalaman belajarnya. Pengalaman
dinyatakan tuntas belajar dan 12
belajar tersebut dapat diperoleh di
siswa (36%) belum tuntas belajar.
sekolah, rumah, dan masyarakat
Dari pra tindakan ke siklus I telah
sekitar. Hasil belajar yang dibentuk
terjadi
diharapkan
peningkatan
ketuntasan
belajar sebesar 22%. Pada
Sudjana
setelah
(1989:
ia
22)
menerima
menjadi
perubahan
tingkah laku kearah yang lebih baik. pelaksanaan
pembelajaran siklus II guru telah
KESIMPULAN DAN SARAN
melakukan beberapa perbaikan untuk
Kesimpulan
mengatasi
kelemahan-kelemahan
Berdasarkan hasil penelitian
yang nampak pada siklus I. Hasil
tindakan
belajar pada siklus II adalah 32 siswa
dilaksanakan,
(97%) yang tuntas belajar dan 1
disimpulkan bahwa:
siswa (3%)
1. Penerapan
yang belum
tuntas
kelas
yang
telah
maka
dapat
metode
problem
belajar, dari siklus I ke siklus II telah
solving dengan media gambar
terjadi
ketuntasan
seri dapat meningkatkan aktivitas
belajar sebesar 33%. Berdasarkan
belajar siswa. Aktifitas siswa dari
hasil
pertemuan
peningkatan
penelitian
menggunakan
1
siklus
I
ke
metode problem solving dengan
pertemuan 2 siklus I meningkat
media
dari 57 menjadi 62,8, Hal ini
gambar
seri
dapat
terjadi peningkatan sebesar 5,87. 14
Dari pertemuan 2 siklus I ke
belajar. Dengan keadaan seperti
pertemuan 3 siklus I meningkat
ini nilai siswa menjadi rendah.
dari 62,8 menjadi 62,9. Hal ini
Pada hasil belajar dari siklus I ke
terjadi peningkatan sebesar 0,1.
siklus II meningkat dari 64%
Dari pertemuan 3 siklus I ke
menjadi
pertemuan 1 Siklus II meningkat
menunjukkan peningkatan hasil
dari
62,9 menjadi 68. Hal ini
belajar secara klasikal sebesar
terjadi peningkatan sebesar 5,1.
33%. Dengan demikian metode
Dari pertemuan 1 siklus II ke
pembelajaran problem solving
pertemuan 2 siklus II meningkat
mampu
dari 68 menjadi 69. Hal ini
belajar aktivitas ekonomi pada
terjadi peningkatan sebesar 1.
siswa kelas IV SDN Turi 01 Kota
Dari pertemuan 2 siklus II ke
Blitar.
97%,
hal
meningkatkan
ini
hasil
pertemuan 3 siklus II meningkat dari 69 menjadi 78. Hal ini
Saran
meningkat sebesar 9. Hal ini
Berdasarkan
uraian
dan
menunjukkan terjadi peningkatan
simpulan tentang hasil penelitian
aktivitas belajar secara kontinyu.
melalui metode problem solving,
2. Peningkatan hasil belajar siswa
maka
diajukan
SDN Turi 01 Kota Blitar pada
sebagai berikut.
materi aktivitas ekonomi pada
1. Dalam
beberapa
saran
melaksanakan
tahap pra tindakan masih sangat
pembelajaran hendaknya
rendah
menggunakan
dan
belum
mencapai
guru media
ketuntasan hasil belajar. Karena
pembelajaran untuk membantu
hanya 42% siswa yang mampu
siswa memahami materi yang
mencapai batas standar KKM,
dipelajari.
yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh
pembelajaran
cara mengajar guru kelas yang
dengan efektif dan bermakna
bersifat
bagi siswa.
klasikal
dan
menggunakan pembelajaran,
sehingga
tidak
dapat
berjalan
media
2. Dalam pembelajaran hendaknya
siswa
guru menggunakan metode dan
merasa bosan dan malas untuk
15
Sehingga
media
pembelajaran
inovatif
sehingga
pembelajaran
bervariasai
dan
siswa
lebih akan
merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. 3. Berdasarkan
hasil
penelitian,
hendaknya siswa lebih berani mengungkapkan ide, pendapat dan solusi pemecahan masalah tanpa
takut
salah
dengan
siswa
dapat
persepsinya. 4. Hendaknya
bekerjasama dalam kelompok, sehingga pekerjaan lebih merata. DAFTAR RUJUKAN Akbar, Sa’dun, dkk. 2009. Prosedur Penyusunan Laporan dan Artikel. Yogyakarta: Cipta Media Aksara
16
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Fathurrohman, Pupuh dan Sutikno, Sobry. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama. Oemar, Moh. 1980. Enquiry Discovery Problem Solving Dalam Pengajaran IPS. Jakarta: Depdiknas Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV alfabeta Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda karya Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas