PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV MIN CALAU KECAMATAN BAYANG UTARA PESISIR SELATAN 1
Yuliarti1, Yusrizal1, Khairul1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] ABSTRACT
This research of background that many less student and subject merespon of PKN. This seen in course of learning to teach where most student behave passively, so also in following discussion for example, most student impress offish and less active participating. Only about/around (Its his active 25%), replying, answering to, or telling. Besides in workmanship of group duty, some of student always drape the solving of duty at other student. One of the way of able to be used to overcome the problem is with execution of research of class action by using method of Problem Solving. this Formula research internal issue is how make-up of class student participation of IV at study of PKN by using method of Problem Solving in class of MIN Calau Sub-Province Coastal area of South. While its target is class student participation untuk of IV at study of PKN by using method of Problem Solving in MIN Calau Sub-Province Coastal area of South. this Type Research is research of executed class action $ kolaboratif. Subjek of this research is class student of IV MIN Calau Sub-Province Coastal area of South, amounting to 11 people. research lnstrumen which is used in this research is activity observation sheet of student participation sheet, field note, tes result of learning documentation and student. Pursuant to result of participation observation sheet analysis learn student in telling opinion at cycle of I its percentage 45,5%, mounting at cycle of II become 77,3% natural of increase 3l,8%, partistpasi learn student in discusing at cycle of I its percentage 59,l%, mounting at cycle of II 81,8% natural of increase 22,7%, participation learn student in doing/conducting presentation at cycle of I its percentage 68,2%, mounting at cycle of II its percentage 81,8% natural of increase 13,6%, participation learn student in making ambit at cycle of I its percentage 59,1%, mounting at cycle of II its percentage 86,4% natural of increase 27,3 is%. Inferential, by using method of Problem Solving at study of PKN can be improved by student participation. Keyword: PKN, Problem Solving, Participation Student
sampai
PENDAHULUAN Dewasa ini pendidikan di sekolah diartikan
sebagai
pemberian
bekal
saat
ini,
keadaan
pengajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah masih kurang menggembirakan.
pengetahuan dan keterampilan kepada
Penelitian awal di kelas IV MIN
peserta didik yang dapat digunakan untuk
Calau
Kecamatan
Bayang
Utara
menghadapi hidup dan tantangan masa
Kabupaten Pesisir Selatan memberikan
depan. Tidak dapat dipungkiri bahwa
gambaran fakta bahwa pembelajaran PKn
masih mempunyai banyak kelemahan dan
ketersediaan sarana dan prasarana, serta
kendala
suasana siswa.
yang
pengamatan
dihadapi.
dan
Berdasarkan
wawancara
peneliti
Berdasarkan pengamatan peneliti
dengan guru PKn dan sebagian siswa,
selama mengajar di MIN Calau, banyak
teridentifikasi
siswa
masalah
yang
sangat
yang
kurang
menyukai
dan
problematik yang muncul dan memerlukan
merespon mata pelajaran PKn. Ini terlihat
pemecahan dengan segera. Ternyata mata
dalam proses belajar mengajar di mana
pelajaran PKn sampai saat ini masih
sebagian besar siswa bersikap pasif, begitu
dianggap sebagai mata pelajaran yang
juga dalam mengikuti diskusi misalnya,
tidak disukai dan membosankan oleh
sebagian besar siswa terkesan acuh dan
sebagian siswa.
kurang berpartisipasi aktif. Hanya sekitar
Ketidaksukaan dan kebosanan pada
(25%) yang aktif bertanya, menjawab,
mata pelajaran PKn disebabkan beberapa
menanggapi,
hal sebagai berikut: Pertama, pembelajaran
pendapatnya. Selain itu dalam pengerjaan
PKn yang dilakukan oleh guru di kelas
tugas kelompok, sebagian siswa selalu
lebih
metode
menggantungkan penyelesaian tugas pada
menyebabkan
siswa lain. Hasil wawancara dengan siswa
kurangnya minat siswa untuk mengikuti
dapat disimpulkan: Pertama, pembelajaran
pelajaran,
PKn membuat mereka bosan dan tidak
dominan
ceramah,
terkesan
menggunakan
sehingga
dan
proses
membosankan
pembelajaran
mengemukakan
kurang
tertarik karena materinya yang kebanyakan
menarik bahkan monoton. Kedua, dalam
teori dan metode yang digunakan guru
proses
lebih
kurang menarik bahkan monoton. Kedua,
mementingkan aspek pengetahuan saja
penempatan jadwal pelajaran di akhir juga
(knowledge) sedangkan aspek-aspek yang
menimbulkan kondisi fisik dan semangat
lainnya
Ini
siswa menurun, sehingga menimbulkan
hanya
situasi kelas tidak terkendali dan akhirnya
pembelajaran
tidak
menyebabkan
serta
atau
guru
diperhatikan.
aktivitas
siswa
sebatas penalaran sedangkan nilai-nilai dan
sebagian
makna yang terkandung di dalam materi
pelajaran yang disampaikan guru.
tidak didapatkan siswa. Ketiga, skenario
siswa
tidak
memperhatikan
Dari sekian banyak permasalahan,
pembelajaran yang telah disusun dan
peneliti
direncanakan
tidak
pengentasan masalah kurangnya partisipasi
diterapkan sebagaimana mestinya, karena
siswa dalam pembelajaran PKn, karena
rencana dan sekenario pembelajaran sering
partisipasi itu sangatlah penting dalam
tidak
proses
sesuai
kadang-kadang
dengan
kondisi
kelas,
lebih
memfokuskan
pembelajaran.
pada
Kemampuan
berpartisipasi itu adalah salah satu ciri dari
Partisipasi yang efektif dan bertanggung
warga
jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut
negara
yang
participation).
baik
Seperti
(civic
dikemukakan
melalui
pengembangan
disposisi
atau
sebelumnya, mata pelajaran PKn adalah
watak-watak tertentu yang meningkatkan
program pendidikan yang memiliki tujuan
kemampuan individu berperan serta dalam
untuk membentuk peserta didik agar
proses
memiliki kemampuan berpartisipasi secara
berfungsinya sistem politik yang sehat
aktif, bermutu dan bertanggung jawab,
serta perbaikan masyarakat.
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
Menimbang
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Agar
warga
tujuan
Pkn
dan
mendukung
dasar
di
pikiran
atas,
dan
selayaknya
dapat
pembelajaran PKn dapat membekali siswa
berpartisipasi secara efektif, diperlukan
dengan pengetahuan dan keterampilan
bekal
intelektual
yang
pengalaman
praktis
kompetensi
dan
pengetahuan
pengalaman tentang
negara
politik
dan
praktis,
pentingnya
keterampilan,
dan
pemahaman
partisipasi
warga
memadai agar
serta memiliki
efektivitas
dalam
negara. Mempersiapkan warga negara yang
berpartisipasi. Oleh karena itu, ada dua hal
memiliki kualitas seperti tersebut di atas
yang perlu mendapat perhatian guru dalam
merupakan tugas pokok kependidikan, baik
mempersiapkan
pendidikan sekolah maupun pendidikan
kelas, yakni materi pembelajaran dan
luar sekolah. PKn memegang peranan yang
metode atau pendekatan pembelajaran. Hal
sangat strategis dalam mempersiapkan dan
ini merupakan titik yang masih lemah
membina warga negara yang berkualitas
untuk mengantarkan para peserta didik
seperti
menjadi warga negara yang demokratis.
ditemukan
diatas
(Rahmat,
2008:21).
Metode
Tujuan PKn adalah partisipasi yang
pembelajaran
Problem
PKn
Solving
di
atau
pemecahan masalah adalah suatu metode
penuh nalar dan tanggung jawab dalam
yang
kehidupan politik dari warga negara yang
berpikir, menganalisis suatu persoalan
taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
sehingga
dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Metode pemecahan masalah atau Problem
Partisipasi warga negara yang efektif dan
Solving merupakan suatu cara mengajar
penuh
yang
tanggung
jawab
memerlukan
merangsang
murid
menemukan
merangsang
mau
pemecahannya.
seseorang
menganalisis
dan
dalam situasi di mana masalah itu berada.
keterampilan
untuk
intelektual
serta
berperan
serta.
melakukan
untuk
penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan keterampilan
dan
untuk
sintesis
Metode
Problem
Solving
umumnya
guru
jarang
(Pemecahan Masalah) dikembangkan oleh
metode
John Dewey. Maksud utama metode ini
pastisipasi
adalah memberikan latihan kepada murid
pembelajaran
dalam
menyentuh hati siswa tentang betapa
berpikir.
Metode
ini
dapat
pembelajaran
menggunakan
siswa PKn
yang
membuat
meningkat masih
belum
menghindarkan dari membuat kesimpulan
pentingnya
tergesa-gesa,
menimbang-
diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
kemungkinan
Dengan implementasi metode Problem
nimbang
tapi
harus
berbagai
pemecahan,
dan
menangguhkan
solving,
mempelajari
dan
diharapkan
PKn
siswa
untuk
memiliki
pengambilan keputusan sampai terdapat
pengalaman baru dalam belajar, yakni
bukti-bukti yang cukup.
pengalaman belajar di luar kelas, di dalam
Motode
problem
solving
kelas, maupun di masyarakat. Di samping
merupakan suatu metode berpikir, dan
itu metode ini merupakan metode yang
metode
dapat
paling penting untuk diimplementasikan,
menggunakan metode-metode lain yang
karena siswa diajak untuk berpikir secara
dimulai dengan mencari data sampai
individu.
problem
kepada
menarik
solving
kesimpulan.
Metode
Dengan melihat hal inilah, peneliti
problem solving juga dapat menggunakan
bermaksud untuk mengadakan penelitian
metode diskusi yang pada dasarnya ialah
dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas
tukar-menukar informasi, pendapat, dan
(PTK) dengan judul ā€¯Penggunaan Metode
unsur-unsur pengalaman secara teratur
Problem Solving untuk Meningkatkan
dengan maksud untuk mendapat pengertian
Partisipasi
bersama yang lebih jelas dan lebih teliti
Pembelajaran PKn Kelas IV di MIN Calau
tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan
Kecamatan Bayang Utara Pesisir Selatan.
dan menyelesaikan keputusan bersama. Berangkat
dari
pentingnya
Belajar
Siswa
dalam
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
perubahan pendekatan pembelajaran, demi
penelitian ini adalah:
peningkatan
maka
a. Untuk mendeskripsikan peningkatan
penelitian tentang implementasi metode
partisipasi siswa dalam bertanya pada
Problem
pembelajaran PKn melalui metode
partisipasi
partisipasi
Solving belajar
untuk siswa
siswa,
meningkatkan pada
mata
pelajaran PKn kelas IV di MIN Calau Kecamatan Bayang Utara perlu dilakukan. Berdasarkan realita yang terjadi pada
problem solving di kelas V MIN Calau Kecamatan Bayang b. Untuk mendeskripsikan peningkatan partisipasi
siswa
dalam
menjawab
pertanyaan pada pembelajaran PKn
penulisan
melalui metode Problem Solving di
sedangkan pelaksanaan tindakan dimulai
kelas V MIN Calau Kecamatan Bayang
September s.d. Oktober 2014.
Utara.
laporan
Prosedur sebagaimana
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan
hasil
penelitian,
penelitian
yang
mengikuti
ditawarkan
Zainal
(2009:30). Prosedur pelaksanaan PTK ini
penelitian
didahului dengan kegiatan observasi untuk
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sengaja
memperoleh gambaran dan informasi awal
digunakan karena penelitian ini bertujuan
tentang pelaksanaan pembelajaran PKn.
untuk
pengaruh
Informasi mengenai pembelajaran PKn
penggunaan pendekatan Problem Solving
dapat diperoleh langsung dari guru dan
terhadap peningkatan partisipasi belajar
siswa.
mendeskripsikan
siswa dalam pembelajaran PKn kelas IV
Indikator
keberhasilan
MIN Calau, Kabupaten Pesisir Selatan,
proses
Pengaruh tersebut bisa diukur dengan
menggunakan persentase partisipasi siswa.
menggunakan rumus dan angka statistik,
Penelitian ini dikatakan berhasil bila (1)
sehingga dapat diketahui persentasenya.
partisipasi siswa dalam bertanya pada
Namun demikian, dalam interpretasi data
pembelajaran PKn di kelas IV MIN Calau
tidak terlepas dari penjelasan kualitatif
Kecamatan Bayang Utara Pesisir Selatan
secara naratif.
meningkat dari 25% menjadi 75%, dan (2)
Penelitian dilakukan di Kelas IV
pembelajaran
partisipasi
siswa
diukur
dalam
dalam
dengan
menjawab
MIN Calau Kecamatan Bayang Utara
pertanyaan pada pembelajaran PKn di
Kabupaten Pesisir Selatan atas dasar hasil
kelas IV MIN Calau Kecamatan Bayang
observasi
yang
dilakukan
Utara Pesisir Selatan meningkat dari 25%
penelitian
ini
dilaksanakan
sebelum karena
menjadi 75%.
diindikasikan hasil belajar PKn masih
Data dalam penelitian ini berupa
rendah. Subyek dalam penelitian ini adalah
data kualitatif yang diperoleh dari proses
siswa kelas IV MIN Calau Kecamatan
pembelajaran. Jenis data dalam penelitian
Bayang Utara dengan jumlah keseluruhan
ini adalah data primer yaitu data yang
adalah 11 orang siswa dengan jumlah 6
diperoleh langsung dari siswa mengenai
orang
perempuan.
partisipasi
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
dilakukan.
laki-laki
dan
5
siswa
setelah
penelitian
semester I Tahun Ajaran 2014/2015,
Sumber data penelitian ini adalah
terhitung dari waktu perencanaan sampai
proses kegiatan belajar PKn yang meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, perilaku
evaluasi
guru
dan
pembelajaran, siswa
sewaktu
pembelajaran berlangsung. Untuk
Digunakan untuk mendapatkan informasi
apakah
dengan
menggunakan model pembelajaran tipe Number Head Together ini dapat
memperoleh
hasil
dan
ditingkatkan
aktivitas
berdiskusi,
kesimpulan penelitian, maka diperlukan
menjawab dan menyimpulkan.
alat pengumpulan data. Teknik yang
2. Observasi kegiatan pengajaran guru
digunakan
untuk
mengumpulkan
data
Dilakukan untuk mengamati
terkait dengan penelitian yang dilakukan
berlangsungnya proses pembelajaran
diperoleh dari:
PKn dengan model pembelajaran tipe
1. Observasi (Pengamatan)
Number Head Together.
Observasi yang dimaksudkan
3. Tes hasil belajar siswa
dalam penelitian ini adalah melakukan
Tes hasil belajar digunakan
pengamatan terhadap segenap proses
untuk mendapatkan data hasil belajar
belajar mengajar guru dan siswa kelas
pada setiap siklus.
IV MIN Calau, dengan menggunakan
4. Catatan lapangan
metode Problem Solving.
Catatan lapangan merupakan
2. Tes Hasil Belajar Siswa
lembaran pengamatan yang dilakukan
Penilaian hasil belajar siswa kelas V MIN Calau diperoleh dari hasil pelaksanaan
pre
di
observer
terhadap
guru.Pembahasan
awal
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
pelaksanaan tindakan, dan post test di
ini terdiri dari dua siklus yang setiap
akhir
dalam
siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan
setiap siklus kegiatan pembelajaran,
dan satu kali tes hasil belajar pada akhir
sehingga pengaruh penggunaan metode
siklus. Pelaksanaan pembelajaran yang
Problem Solving pada mata pelajaran
dilaksanakan
dengan
PKn
Strategi
Konsep.
pelaksanaan
test
oleh
tindakan
dapat dihitung rata-rata dan
persentasenya. Dalam
Penelitian
ini
menggunakan instrumen penelitian berupa peneliti
lembar observasi aktivitas guru, lembar
menggunakan beberapa instrumen untuk
observasi aktivitas siswa, lembar tes hasil
mengumpulkan data, yaitu:
belajar siswa pada setiap akhir siklus,
1. Lembar observasi aktivitas dan hasil
catatan lapangan dan dokumentasi.
belajar siswa
penelitian
Peta
menggunakan
ini,
Pembelajaran menggunakan
Strategi
dengan Peta
Konsep
merupakan hal baru bagi siswa, sehingga dalam pelaksanaannya siswa masih merasa bingung. Untuk mengatasi hal ini, peneliti melakukan
tahap
perencanaan
dan
I II Rata-rata Persentase Target
pelaksanaan pembelajaran melalui Strategi Peta Konsep. Akan tetapi, penggunaan Strategi
Peta
menyebabkan
Konsep perubahan
ini cara
juga belajar
siswa. Biasanya siswa mendengar guru menjelaskan pelajaran dan mencatat materi di
buku
pelajaran,
namun
dengan
menggunakan Strategi Peta Konsep, guru lebih memfokuskan siswa pada aktivitas lisan berupa mengemukakan pendapat mengenai
materi
yang
dipelajarinya,
berdiskusi dengan teman kelompoknya, dan aktivitas mental lain berupa presentasi hasil diskusi kelompok ke depan kelas, serta aktivitas tulisan berupa kegiatan siswa membuat rangkuman pelajaran. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
siswa
pengelolaan
pelaksanaan
pembelajaran pada persentase aktivitas guru. Dalam hal ini terlihat peningkatan pengelolaan
pelaksanaan
pembelajaran
melalui Strategi Peta Konsep pada Tabel 33 di bawah ini:
disimpulkan
bahwa
pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Strategi Peta Konsep pada siklus I belum dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas guru yaitu 63,34%. Pada
siklus
I,
memanfaatkan
guru
waktu
Sementara
pada
persentase
aktivitas
kurang dengan
siklus guru
II,
bisa baik.
rata-rata mengalami
kenaikan menjadi 83,34%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran melalui Strategi Peta Konsep sudah dikatakan baik dan
sudah
mengalami
mencapai
target
serta
peningkatan
dari
siklus
sebelumnya.
yang diamati pada penelitian tindakan kelas ini. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat Aktivitas siswa untuk indikator mengemukakan pendapat pada siklus I memiliki persentase 44,55%. Hal itu
Tabel 1: Persentase Aktivitas Guru pada Siklus I dan Siklus II Siklus
Berdasarkan Tabel di atas, dapat
Ada empat jenis aktivitas siswa dalam
pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari
80%
2. Aktivitas Siswa
1. Kegiatan Pembelajaran Guru Keberhasilan
63,34% 83,34% 73,34%
Rata-rata per Siklus
belum mencapai persentasenya yaitu 70%. Pada siklus II guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dengan cara meminta siswa
agar lebih fokus dalam mencari informasi
kelompoknya, sehingga pada pertemuan
atau
berikutnya
membaca
diberikan, berikutnya
bahan
sehingga
bacaan
pada
diharapkan
yang
pertemuan
siswa
dapat
diharapkan
siswa
dapat
melakukan kegiatan presentase dengan baik.
Hal
ini
dapat
mengemukakan pendapat dengan tepat.
persentase
Hal ini dapat meningkatkan persentase
presentase pada siklus II yaitu 76,93%.
aktivitas siswa dalam mengemukakan
d. Aktivitas
pendapat pada siklus II yaitu 76,93%.
aktivitas
meningkatkan
siswa
siswa
dalam
dalam
membuat
rangkuman Aktivitas siswa untuk indikator membuat
b. Aktivitas siswa dalam berdiskusi
pada
siklus
persentase
52,24%.
I
pada
siklus
I
memiliki persentase 52,57%. Hal itu
Aktivitas siswa untuk indikator berdiskusi
rangkuman
belum mencapai persentasenya yaitu 75%.
memiliki
Pada siklus II guru berusaha meningkatkan
belum
aktivitas siswa dengan cara memberi
mencapai persentasenya yaitu 75%. Pada
semangat terus menerus pada siswa, agar
siklus II guru berusaha meningkatkan
siswa
aktivitas siswa dengan cara meminta siswa
rangkuman. Hal ini dapat meningkatkan
agar lebih mau bekerjasama dengan teman
persentase aktivitas siswa dalam membuat
sekelompoknya
rangkuman pada siklus II yaitu 84,62%.
Hal
dalam
itu
membuat
peta
konsep yang diberikan guru, sehingga pada
lebih
aktif
Aktivitas
dalam
siswa
membuat
dalam
proses
pertemuan berikutnya diharapkan siswa
pembelajaran merupakan proses interaksi
dapat berdiskusi dengan baik. Hal ini dapat
antara guru dan siswa maupun antara siswa
meningkatkan persentase aktivitas siswa
dengan siswa itu sendiri sehingga suasana
dalam berdiskusi pada siklus II yaitu
belajar
80,77%.
dimana
c. Aktivitas siswa dalam presentasi
melibatkan kemampuannya semaksimal
Aktivitas siswa untuk indikator presentasi
pada
siklus
persentase
64,43%.
Hal
I
memiliki itu
belum
menjadi
segar
masing-masing
dan
kondusif,
siswa
dapat
mungkin. Gambaran persentase aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi,
presentase
dan
membuat
mencapai persentasenya yaitu 75%. Pada
rangkuman yang dicapai siswa dari siklus I
siklus II guru berusaha meningkatkan
ke siklus II dapat dilihat pada Tabel di
aktivitas siswa dengan cara meminta siswa
bawah ini:
agar lebih berani ke depan kelas dalam mempresentasekan
hasil
diskusi
Tabel 2: Persentase Rata-rata Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Persentase Siklus I Siklus II (%) (%) 44,55% 76,93%
Indikator Aktivitas Belajar Siswa
Siswa mengemukakan Pendapat Siswa 52,24% berdiskusi Siswa presentasi
64,43%
Siswa membuat 52,57% rangkuman
80,77%
76,93%
84,62%
pada Keterangan Mengalami kenaikan (32,38%) Mengalami kenaikan (28,53%) Mengalami kenaikan (12,50%) Mengalami kenaikan (32,05%)
setiap
indikatornya
dan
dapat
dikategorikan sangat baik. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, dapat dibuat kesimpulan bahwa melalui metode Problem solving dapat ditingkatkan partisipasi belajar siswa dalarn panbelajaran PKn di kelas IV MIN Calau Kecamatan Bayang utara Kabupaten Pesisir selatan. Hal ini terlihat pada:
Berdasarkan Tabel di atas, dapat
1. Partisipasi
belajar
siswa
dalam
disimpulkan bahwa Strategi Peta Konsep
mengemukakan pendapat pada siklus I
pada
persentasenya 45,5%, meningkat pada
pembelajaran
PKn
dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal
siklus
ini terbukti dari kenaikan persentase untuk
mengalami kenaikan 3l,8%.
masing-masing indikator. Aktivitas siswa untuk indikator mengemukakan pendapat pada siklus I ke siklus II meningkat dari
II
2. Partisipasi
menjadi
belajar
siswa
jadi
dalam
berdiskusi pada siklus I persentasenya 3. 59,l%,
meningkat
44,55% menjadi 76,93%. Peningkatan
menjadi
aktivitas siswa pada indikator berdiskusi
kenaikan 22,7%.
pada siklus I ke siklus II meningkat dari
77,3%
4. Partisipasi
81,8%
pada yang
belajar
siklus
II
mengalami
siswa
dalam
52,24% menjadi 80,77%. Peningkatan
melakukan presentasi pada siklus I
aktivitas siswa pada indikator presentasi
persentasenya 68,2%, meningkat pada
pada siklus I ke siklus II meningkat dari
siklus II persentasenya 81,8% yang
64,43% menjadi 76,93%. Peningkatan
mengalami kenaikan 13,6%.
aktivitas siswa pada indikator membuat
5. Partisipasi
belajar
siswa
dalam
rangkuman pada siklus I ke siklus II
membuat rangkuman pada siklus I
meningkat dari 52,57% menjadi 84,62%.
persentasenya 59,1% meningkat pada
Dapat dikatakan bahwa pada siklus II,
siklus II persentas enya 86,4% yang
indikator siswa mengemukakan pendapat,
mengalami kenaikan 27,3%.
berdiskusi,
presentasi
dan
membuat
rangkuman sudah mengalami peningkatan
karena lebih menilai partisipasi
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:
siswa. 4. Kepada kepala sekolah dan pejabat terkait
1. Pembelajaran
PKn
dengan
menggunakan metode Problem Solving
agar
dapat
memberikan
perhatian kepada guru terutama dalam meningkatkan partisipasi siswa.
layak dipertimbangkan oleh guru untuk
DAFTAR PUSTAKA
menjadi pembelajaran alternatif.
Ahmad Kosasih Djahiri.(1992). Dasardasar Metodologi Pengajaran. Bandung : Lab. PPMP IKIP Bandung
2. Bagi peneliti yang ingin menerapkan strategi
pembelajaran
ini,
maka
terapkanlah pada pembelajaran yang memiliki cakupan materi yang banyak. 3. Bagi guru yang ingin menerapkan metode Problem Solving, dismankan memperhatikan
hal-hal
sebagai
berikut: a. Agar lebih membimbing siswa, sehingga
siswa
mengerti
dalam
lebih
cepat
menyelesaikan
permasalahannya. b. Agar
lebih
terampil
dalam
memotivasi siswa pada saat siswa mengemukakan
pendapat
tidak
hanya secam verbal tetapi juga secara non verbal. c. Agar
pelaksanaan
pembelajaran
metode Problem Solving lebih efektif pembelajaran
bisa
diterapkan
secara
individu
maupun secara kelompok. d. Sebaiknya
instrumen
yang
digunakan pada lembar observasi siswa menggunakan model tally, hal ini akan lebih adil bagi siswa
Ali, Muhammad. 2008. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Amin, Zainul Ittihad. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Ayu
Aryani Sekar. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD
J. Moleong Lexy. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Garsindo. Mulyani Sumantri, dan Johar Permana. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana. Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. dan Rivai, A. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Penerbit Sinar Baru Wahab, Abdul Aziz. 2002. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.