PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Laurensius Cahya Satria 111124028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Laurensius Cahya Satria 111124028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ORA ET LABORA ~La vita é bella~ “Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-sekali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5) “jika kamu ingin melihat keajaiban, buatlah keajaiban itu menjadi nyata”
SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN Untuk Sang Pemilik Hidup Yang Senantiasa Memberi Jalan dari Setiap Keluh Kesah Untuk Kedua Orang Tuaku Yang Tiada Henti Mendo’akanku dan Menjadi Penyemangatku Untuk Pembimbingku Yang Tiada Lelah Memberi Waktu, Nasihat dan Bimbingan Untuk Teman-teman PAK angakatan 2011 Yang Berjuang Bersama dalam Susah dan Senang Untuk Almamater, Agama, Bangsa dan Negara Tercinta...
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Media Sosial Facebook dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Penulis memilih topik ini berdasarkan realita yang ada saat ini, yaitu bagaimana perkembangan jaman dan teknologi memengaruhi penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi khususnya anak muda. Penggunaan media sosial di kalangan anak muda bukanlah hal yang baru di zaman yang serba maju/modern ini dengan mudah mereka mengakses internet dengan gadget, smartphone yang dimilikinya. Penulis memiliki keprihatinan terhadap penggunaan gadget, smartphone. Kemajuan teknologi yang pesat penggunaan gadget, smartphone membuat anak muda sekarang justru menjadi anti sosial, mereka cenderung sibuk dengan gadget, smartphone masing-masing. Melihat keprihatinan tersebut penulis tergelitik, tergerak untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar dan pembelajaran. Dari keprihatinan tersebut penulis melihat peluang yang cukup bagus sehingga memanfaatkan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan pembelajaran yang nantinya dapat digunakan oleh anak muda terutama pelajar untuk mendapatkan informasi, materi-materi pembelajaran ataupun tugas-tugas yang diberikan oleh Guru di sekolah. Melihat peluang tersebut penulis mengaplikasikannya dalam bentuk program pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook. Melalui media sosial facebook materimateri pelajaran Agama Katolik dimasukkan beserta media pendukungnya seperti foto-foto, karikatur, video, berita dan cerita agar siswi tertarik untuk melihat dan membacanya. Ditambah lagi penggunaan gadget, smartphone semakin mempermudah siswi untuk mengakses materi-materi pembelajaran tersebut kapan saja dan dimana saja. Setelah program selesai dibuat dan direalisasikan, peneliti menggambil hasil penelitian dengan penyebaran angket pra penelitian dan penelitian terhadap responden di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan siswi terhadap program tersebut, manfaat, dan respon para siswi. Secara umum para siswi tertarik dan memiliki respon yang baik serta positif terhadap program tersebut. Para siswi merasa terbantu dan tertarik dengan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook. Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif media, sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Karena tanggapan responden terhadap program baik dan positif, peneliti akan melanjutkan program yang sudah ada dan melakukan perbaikan pada program (Penelitian PAK Satria), dengan harapan dapat memberikan sumbangan media atau sarana pembelajaran baru yang efektif dan menyenangkan bagi siswi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT The title of this research is “Social Media (Facebook) for Catholic Religious Education for Studens of Class X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta” The researcher chooses this topic based on the reality that exists in nowadays. The development technology of facebook affects especially for the using social media as a means of communication, especially for young people. The using of social media for young people is not something new in this era. They can easily access the Internet with gadgets, and smartphones. The researcher emphasizes on the use of gadgets, and smartphones, based on the development of technology that, the uses of gadgets, smartphones, make young people these days to be anti social, they tend to be busy with their gadgets, smartphones. Seeing this reality, the researcher try to take the advantages of social media as a means of in the learning and teaching process. It is a pretty good opportunity in terms of the using social media facebook as a means of learning and teaching which can be used by young people, especially students to get information, learning materials or assignments given by teachers at school. Seeing the opportunity, the researcher apply it in the form of learning subject of Catholic Religious Education by using social media facebook. Through social media facebook, materials in Catholic religion subject included the supporting media such as photographs, caricatures, videos, news and stories to get students interested to see and read it. The use of gadgets, smartphones can make the students easier to access learning materials anytime and anywhere. After the program finished, the researcher took the results of research with pre-study questionnaire and a study of the respondents in SMA Stella Duce 2 Yogyakarta to determine students who are interest on the program, the benefits, and the response of the students. In general, the students are interested and having a good and positive response to the program. The students feel helped and they are interested in Catholic Religious Education using facebook. The researcher hopes, that this research can be one of alternative media, a means of learning Catholic Religious Education. Because the response of respondents towards the program is good and positive, then the researcher continue the existing program and make the improvements to the program (Pendidikan Agama Katolik Satria), and hope this can contribute new media for learning an effective and interesting for the students.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas pertolongan, dan penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian laporan penelitian ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1.
Drs. F.X Heryatno W.W., SJ., M.Ed selaku Kepala Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma.
2.
Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, SJ., M.A selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi, masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3.
Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen pembimbing akademi sekaligus sebagai dosen pembimbing ke II yang sabar mendampingi dan membimbing penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi di kampus PAK Universitas Sanata Dharma.
4.
P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing III yang dengan tulus memberikan dukungan dengan menjadi dosen penguji, serta memberi motivasi kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Romo, Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis.
6.
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
7.
Orangtuaku tercinta Bapak Robertus Sunarno dan Ibu Natalia Sutarmi, serta kakak, adik dan keluarga besar atas doa, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma.
8.
Agnes Restuning Widi dan Alfonsus Putu Widya Aruna atas motivasi, dukungan, dan bantuan selama pengerjaan skripsi.
9.
Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik USD Khususnya teman-teman seperjuangan angkatan 2011 yang telah menjadi keluargaku di kampus. Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama kurang lebih empat setengah tahun.
10.
Rekan-rekan Mudika Stasi Bunda Maria Maguwo, mudika St. Mikael dan mudika St. Silvester yang selalu memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga selama berorganisasi, serta memberikan dukungan, motivasi kepada penulis.
11.
Segenap Staf Sekretarian dan Perpustakaan Prodi PAK, serta seluruh karyawan yang telah mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. ..........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..........................................vi ABSTRAK. .........................................................................................................vii ABSTRACT ........................................................................................................viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ix DAFTAR ISI. ......................................................................................................xii DAFTAR TABEL. ..............................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN. ......................................................................................xvi DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xvii BAB I PENDAHULUAN. ..................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah. ......................................................................1 B. Rumusan Masalah. ................................................................................4 C. Tujuan Penulisan. ..................................................................................4 D. Manfaat Penulisan. ................................................................................5 E. Metode Penulisan. .................................................................................6 F. Sistematika Penulisan ...........................................................................7 BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................9
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Media Sosial Facebook. ........................................................................9 1. Filosofi Media Sosial .......................................................................9 2. Pengertian Media Sosial Facebook . ....................................................15 3. Manfaat Media Sosial Facebook. ....................................................17 B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik. .........................................18 1. Visi Pendidikan Agama Katolik. ......................................................19 2. Konteks Pendidikan Agama Katolik. ...............................................19 3. Tujuan Pendidikan Agama Katolik. .................................................20 4. Hakikat Pendidikan Agama Katolik. ................................................21 5. Materi Pendidikan Agama Katolik. ..................................................21 C. Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran. ....................22 BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA ......................................24 A. Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. ....................................................................25 B. Metodologi Penelitian.. .........................................................................26 1. Rumusan Masalah. ...........................................................................26 2. Tujuan Penelitian..............................................................................26 3. Tempat dan Waktu Penelitian. .........................................................27 4. Metode Penelitian. ............................................................................27 5. Instrumen Pengumpulan Data. .........................................................27 6. Responden Penelitian. ......................................................................28 7. Pengolahan Data. ..............................................................................28
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Analisa Data. ....................................................................................29 9. Variabel Penelitian. ..........................................................................29 C. Hasil dan Pembahasan Penelitian. ........................................................31 1. Laporan pra-penelitian. ....................................................................31 2. Laporan hasil Kuesioner...................................................................33 D. Rangkuman Hasil Penelitian. ................................................................42 E. Refleksi terhadap Hasil Penelitian. .......................................................47 BAB IV PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARATA. ................................................52 A. Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. .........53 B. Usulan Program Penggunaan Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta... .........................................................................................56 C. Bentuk Program. ...................................................................................58 D. Cara Membuat Akun Facebook. ...........................................................58 E. Cara Membuat Grup di Facebook.........................................................63 F. Kelebihan Media Sosial Facebook dalam PAK....................................65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................67 A. Kesimpulan. ..........................................................................................67 B. Saran. ....................................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................74 LAMPIRAN. .......................................................................................................76
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR GRAFIK
Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia Per Januari 2015. ............................................................................................... Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014. .................
2 16
DAFTAR GAMBAR TABEL Tabel 1. Variabel Penelitian. ............................................................................
29
Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian............................................................
29
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Pra Penelitian. ................................................................ (1) Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ........................................................................ (2) Lampiran 3. Daftar Siswi ..................................................................................... (4) Lampiran 4. Surat Tugas Penelitian ..................................................................... (5) Lampiran 5. Surat Peryataan Penelitian dari Sekolah ........................................... (6) Lampiran 6. Pelajaran Agama Katolik 11 ............................................................. (7) Lampiran 7. Pelajaran Agama Katolik 12 ............................................................. (9) Lampiran 8. Pelajaran Agama Katolik 13 ...........................................................(12) Lampiran 9. Pelajaran Agama Katolik 14. ..........................................................(14) Lampiran 10. Materi PAK di facebook ...............................................................(17)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN A. Kitab Suci Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam Skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.
B. Singkatan Lain KWI-MNPKI
: Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis Nasional Pendidikan Katolik
Bppk.depkeu
: Badan Pendidkan dan Pelatihan Keuangan Kementrian Keuangan. Departemen Keuangan
Depdikbud
: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
Art.
: Artikel
Lamp.
: Lampiran.
Bdh
: Bisa dilihat
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan orang dalam sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com:2009). Fenomena sosial networking/jejaring social facebook begitu melekat dalam kehidupan kita, terutama bagi para pelajar. Tidak dipungkiri jejaring sosial facebook ini membawa dampak dalam kehidupan kita. Manusia adalah makhluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam teknologi informasi khususnya internet. Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktivitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi salah satu cara alternaif seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial. Menurut data yang penulis langsir dari statistika Kamis (29/1/15), pengguna situs jejaring sosial (social media) secara global terus meningkat. Pada tahun 2010, pengguna media sosial di seluruh dunia tercatat ada di angka 970 juta pengguna. Jumlah tersebut kemudian meningkat menjadi 1.22 Miliar pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
pada tahun 2011. Naik lagi menjadi 1.4 milyar pada tahun 2012. Tahun 2013 jumlah pengguna media sosial kembali mengalami kenaikkan menjadi 1.59 milyar pengguna. Tren kenaikan masih terus berlanjut. Pada akhir tahun 2014 jumlah pengguna tercatat naik menjadi 1.79 milyar dan pada tahun 2015 diprediksi akan kembali tumbuh hingga menyentuh level 1.96 milyar. (Bandung, Nandonurhadi) Selengkapnya, dapat disimak pada gambar grafik berikut: Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia (dalam milyar) Per Januari 2015
Fenomena penggunaan facebook tentu dalam tujuan pembuatan facebook itu sendiri ada manfaat yang bisa diambil, di antaranya adalah sebagai ajang pertemuan teman lama, bisa mencari teman yang baru dengan mudah, tempat jual beli, sarana belajar dan bahkan facebook sendiri bisa digunakan untuk mewartakan sabda Tuhan (Kabar Gembira) kepada banyak orang. Di samping itu pula facebook juga memiliki dampak yang negatif bila tidak digunakan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
bijak dan kritis, misalnya kecanduan dengan pengunaan facebook sehingga menjadikan orang tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya. Selain itu juga mengganggu kesehatan bila terlalu lama berada di depan komputer, laptop, atau menggunakan handphone. Mata Pelajaran Pendidikan Agama merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diselenggarakan di setiap sekolah. Bagi sekolah Katolik, mata pelajaran Agama yang diajarkan adalah Pendidikan Agama Katolik (PAK). PAK bertanggungjawab melalui proses penggumulan terhadap pengalaman konkrit siswa yang berlatar belakang pandangan Katolik mengenai wahyu dan iman. Dengan penggumulan itu Pendidikan Agama Katolik menyajikan mutu iman umat Katolik, karena mereka dilatih untuk menjadi murid beriman yang mendalam (Depdikbud 1984-dalam Dapiyanta 2008). Dengan adanya kemajuan teknologi dan budaya digital maka PAK dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan. Peneliti melihat peluang yang ditawarkan oleh budaya digital dan dengan adanya media sosial maka anak muda dapat dengan mudah berkomunikasi dengan banyak orang dimana saja dan kapan saja. Melihat peluang tersebut peneliti ingin mencoba membuat pengajaran PAK dengan cara yang lebih modern dan menarik bagi siswa serta dapat diakses dengan cepat. Media sosial facebook menjadi salah satu sarana yang akan digunakan oleh peneliti untuk membuat pengajaran PAK yang menyenangkan, mudah dan bisa diakses kapan saja karena hampir sebagai besar anak muda terutama pelajar memiliki facebook. Dengan media sosial itulah anak muda saling berbagi pengalaman dan berkomunikasi bahkan juga berdiskusi. Dari situlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
peneliti ingin mencoba menggunakan facebook sebagai sarana pengajaran PAK untuk siswi kelas X dan melihat apakah dengan sarana tersebut siswi semakin tertarik untuk belajar PAK dan semakin memahami materi yang diberikan. Dengan menggunakan facebook sebagai proses pembelajaran PAK siswi dapat dengan mudah dan cepat mengakses pelajaran PAK. Dengan begitu proses pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan dengan adanya peluang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Penggunaan Media Sosial Facebook Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. B.
Rumusan Masalah Beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.
Apa itu media sosial?
2.
Bagaimana penggunaan media sosial untuk pembelajaran PAK di sekolah?
3.
Bagaimana pengaruh penggunaan facebook untuk pembelajaran PAK bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta ?
4.
Bagaimana
bentuk
pembelajaran
PAK
dengan
menggunakan
facebook? C.
Tujuan Penulisan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1.
Untuk mengetahui apa itu media sosial.
2.
Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media sosial sebagai salah satu sarana pengajaran PAK di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan facebook untuk pembelajaran PAK bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
4.
Untuk menemukan bentuk pembelajaran PAK yang menyenangkan dengan menggunakan facebook.
D.
Manfaat Penulisan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru
dan generasi muda, khususnya siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bagi perkembangan pribadinya serta etika dalam pergaulan serta penggunaan media sosial. Manfaatnya dapat diuraikan sebagai berikut. 1.
Bagi siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta: a. Dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran PAK jarak jauh dan bisa dipelajari dimana saja dan kapan saja. b. Menjadikan media sosial sebagai sarana untuk belajar terutama pembelajaran PAK. c. Setelah melihat hasil dari penelitian ini, siswa dapat termotivasi untuk menggunakan dan memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran jarak jauh. d. Sebagai sarana bagi siswi untuk melihat seberapa jauh dan sering mereka menggunakan facebook dalam kesehariannya serta melihat seberapa jauh pengaruhnya terhadap cara belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2.
Bagi peneliti: a. Sebagai sumbangan untuk dunia pendidikan dengan mengembangkan pembelajaran yang menggunakan media sosial khususnya facebook agar pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah, dimana saja dan kapan saja. b. Sebagai bekal bagi peneliti yang nantinya akan menjadi guru PAK sehingga dapat memberikan inovasi dalam proses pembelajaran sekaligus menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama studi. c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memotivasi diri untuk menjadi seorang calon guru yang profesional dibidangnya.
E.
Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah
deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data-data yang valid, penulis terjun langsung ke sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakata dan membagikan pertanyaan atau angket untuk mendapat data. Menurut Notoatmodjo (2002:138) metode penulisan diskriptif bertujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106). Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah menyebar pertanyaan atau angket. Pertanyaan atau angket tersebut ditujukan bagi para siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan responden adalah subyek yang mengetahui dan merasakan proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).
F.
Sistematika Penulisan BAB I Dalam BAB I ini penulis menjabarkan gambaran umum mengenai
hal-hal yang melatarbelakanginya. Bagian ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sitematika penulisan. BAB II Pada bab II penulis menjabarkan teori-teori yang mendukung penulisan skripsi, di antaranya: pertama penulis menguraikan tentang filosifi media sosial dan sedikit pengertian serta fungsi dari facebook secara lebih jelas. Selain menguraikan pengertian tentang facebook penulis juga memaparkan pula beberapa hal antara lain meliputi visi dari PAK, tujuan dari PAK, konteks PAK, hakikat PAK dan materi dari PAK serta bagaimana penggunaan media sosial bagi proses pembelajaran PAK. BAB III Dalam bab III ini penulis melakkuan penelitian dan mengumpulkan data-data dengan membuat grup atau akun di facebook setelah itu menyebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
angket yang membantu penulisan skripsi dan di mana penulis akan melakukan penelitian sederhana dengan sasaran para responden adalah siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. BAB ini berisi uraian tentang segala perencanaan yang berkaitan dengan jenis penelitian yang akan digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, dan teknik menganalisis data hasil penelitian. Pada bab ini juga penulis akan menampilkan hasil analisis dari data responden yang telah penulis peroleh. BAB IV Pada bab ini penulis memberikan usulan program kepada responden atau instansi yang berkaitan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang penulis temukan. Usulan tersebut berupa program yang bisa dilaksanakan untuk meningkatkan proses Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. BAB V Bab ini berkaitan dengan kesimpulan dan usulan atau saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Penulisan Bab II berisi paparan mengenai filosofi media sosial, pengertian media sosial facebook secara umum serta manfaat dari media sosial facebook itu sendiri. Penulis juga akan memaparkan mata pelajaran Pedidikan Agama Katolik yang meliputi visi PAK, konteks PAK, tujuan PAK, dan materi PAK. Selain itu penulis akan memaparkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran di sekolah. A.
Media sosial Facebook
1.
Filosofi Media Sosial Apa itu media sosial? Media sosial adalah suatu wadah atau tempat dimana
orang dapat berkomunikasi sesama user (pengguna) secara tidak langsung dan dibutuhkan koneksi internet untuk dapat melakukan komunikasi ini. Di sini user atau pengguna dapat berbagi informasi berupa, kejadian, berbagi foto, dan dapat juga untuk menambah wawasan serta bisa juga sebagai ajang untuk mencari atau menambah teman. Internet merupakan salah satu aspek penting dalam berhubungan dalam aplikasi media sosial, internet telah merangkul dunia yang memegang peran manusia dalam kehidupan manusia. Internet juga bisa di katakan menjadi rekan manusia untuk berkomunikasi dalam media sosial, melalui internet manusia dapat berbagi informasi, melakukan kegiatan bisnis serta dapat menjalin hubungan sosial antar sesama manusia dengan menggunakan media sosial ini. Tergantungnya kebutuhan manusia terhadap media sosial telah banyak membuat perusahaan-perusahaan teknologi dan informasi membuat aplikasi aplikasi media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
sosial. Seperti facebook, twitter, myspace dan friendster, serta masih banyak lagi aplikasi media sosial yang ada di era perkembangan modern ini. Media sosial merujuk kepada sejenis seluran komunikasi dalam talian yang memperolehkan pengguna berinteraksi dengan mudah secara bebas, bekerjasama dan berdiskusi denggan menggunakan gabungan multimedia yang terdiri daripada teks, gambar, video, dan audio. Media sosial merupakan saluran komunikasi penting masa kini untuk memperoleh berbagai macam informasi, hiburan, berita dan lain sebagainya. “Sekarang ini kita hidup sebagai masyarakat jaringan (network society)”, kata Manuel Castells dalam salah satu triloginya tentang era informasi. Perkembangan teknologi pun turut memengaruhi pola dan gaya hidup orang – orang, apalagi dengan adanya alat-alat komunikasi yang semakin canggih orangorang akan dengan mudah mengakses apa pun dengan mudah dan cepat. “Jika waktu adalah uang, kecepatan adalah kekuasaan”, tulis Paulo Virilo. Dengan menyediakan bentuk-bentuk baru komunikasi, teknologi adi-cepat menyediakan landasan yang kokoh bagi ekonomi politik kontemporer dan mengubah secara dramatik cara orang memperoleh, memanipulasi, meneruskan serta menyimpan informasi.
Belum pernah sebelumnya ada zaman seperti sekarang, ketika
kecepatan menempati pusat kegiatan dan jati diri manusia baik secara individu maupun kolektif (Melkyor: 2014: 8). Sebagai pengguna media komunikasi atau media sosial, orang perlu memahami betul hal-hal tersebut, banyak dari kita hanya menjadi pengguna namun tidak mengetahui dan mengerti betul tentang apa itu media sosia atau media komunikasi, sehingga banyak dari pengguna terbawa arus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dan terpenggaruh dengan tehnologi komunikasi yang selalu berkembang. Berikut adalah sejarah perkembangan media sosial:
Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahu 1978 dari penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan kita untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971.
1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.
1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com
1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun. termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media sosial.
2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media Sosial makin berkembang.
2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang user friendly.
2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak.
2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu maupun kelompok.
2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di luncurkan secara umum (http://sugikshare.blogspot.co.id/2013). Perkembangan dan kemajuan teknologi terutama media sosial memang tidak dapat dibatasi, namun sebagai pengguna kita sendirilah yang perlu secara bijak menggunakan dan mengelola teknologi tersebut. Eksistensi permukaan media sosial bermula pada persoalan mendasar interaksi antar manusia. Bagaimana memperpendek jarak, mengefisienkan biaya, mengefektifkan waktu. Internet pun menjadi perantaranya sebelum media sosial populer. Internet menjadi cikal bakal lahirnya cyberspace sebagai tempat bernaungnya media sosial. Keberadaan media sosial berbarengan dengan keberadaan dan cara kerja komputer yang diintegrasikan dengan tiga cara bentuk bersosial melalui pengenalan, komunikasi, dan kerja sama sehingga membentuk sistem bermasyarakat. Media sosial mengintegrasikan sistem tersebut melalui jaringan internet/ ruang siber. Dalam ruang siber ada sebuah sistem hubungan antarpengguna yang bekerja berdasarkan teknologi komputer yang saling terhubung. Keterhubungan antar Spengguna itu sekaligus membentuk jaringan layaknya masyarakat di dunia konkrit lengkap dengan tatanan, nilai, struktur, sampai pada realitas sosial. Secara ontologis, sistem sosial di dalam jaringan ini seperti disebutkan oleh Fuch (2014) disebut sebagai Techno-social system, yaitu sebuah sistem sosial yang terjadi dan berkembang dengan perantara sekaligus keterlibatan perangkat teknologi. Media sosial sebagai tempat berinteraksinya masyarakat di era cyber memiliki ciri khas. Ciri inilah yang berdampak dan berpengaruh terhadap cara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
pola, dan bentuk interaksi serta manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Secara epistemologis, ragam manfaat ini bersumber dari internet yang menghubungkan antar titik jaringan sehingga membentuk jaringan sosial. Karena berada di dalam media jaringan, seorang pengguna internet bisa membuka atau menutup diri saat berinteraksi. Ia bisa memberikan identitas aslinya atau justru mewujud dalam identitas palsu. Simulasi ini belum disadari oleh sebagian besar pengguna media sosial, sehingga bisa dengan mudah memberikan kepercayaannya kepada pengguna lain. Pesatnya perkembangan teknologi sekarang membuat banyak aplikasi-aplikasi media sosial
baru yang bermunculan di dunia maya. Kini
dengan mengandalkan smartphone yang berhubungan dengan internet, kita sudah bisa mengakses beberapa situs media sosial seperti, facebook, twitter, line, we chat, kakao talk dan itu semua bisa kita akses dimana saja dan kapan saja asalkan terhubung dengan koneksi internet dan itu membuat arus informasi semakin besar dan pesat. Perkembangan media sosial yang pesat ini tidak hanya terjadi pada negara negara maju saja, di negara berkembang seperti tanah air kita ini Indonesia, banyak user atau pengguna media sosial dan perkembangan yang pesat ini bisa menjadi pengganti peran media massa konvensional dalam menyebarkan berita atau informasi. Indonesia menempati urutan ke-5 di dunia dalam penggunaan akun twitter. Selain untuk membagi informasi, media sosial maupun internet juga dapat dijadikan sebagai sutau kegiatan bisnis, seperti membuka toko online. Facebook dan twitter menurut saya merupakan media sosial yang banyak digunakan sebagai toko online, mereka membuat akun baru dan memberi nama akun tersebut menjadi kategori barang dagangan, yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
mereka dagangkan. Membuat komunitas bisa juga dilakukan melalu media sosial, komunitas komunitas seperti fans boyband, girlband, fans pecinta olahraga sepak bola, fans sebuah grup band dan masih banyak komunitas komunitas yang bisa kita buat. Di dunia yang serba mudah dan instan ini ada banyak hal bisa kita eksplor dan pelajari, termasuk dalam penggunaan media sosial dengan berbagai macam fitur serta fasilitas yang ditawarkan dan dapat digunakan untuk berbagai macam hal seperti berdagang, belajar, mencari informasi, sharing, dan berdiskusi. 2.
Pengertian media sosial facebook Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan rekan kerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com: 2009). Facebook diciptakan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Situs jejaring sosial facebook terus menanjak popularitasnya. Jumlah pemakainya pun semakin banyak setiap tahunnya. Banyak pengguna facebook adalah anak muda dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan. Data ini diambil dari langsung dari Facebook Insight tahun 2014, dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014
Dari gambar grafik tersebut, anak muda khususnya pelajar perlu secara lebih bijak menggunakan media sosial. Menurut Melkyor Pando, seorang frater Jesuit, dalam bukunya yang berjudul: Hiruk Pikuk Jejaring Sosial Terhubung (2014:151), jika kehadiran teknologi itu tidak disertai upaya untuk membangun kemampuan berfikir yang kritis dan mendalam, pertanyaan retorik ini memperlihatkan keraguan akan kesanggupan media sosial terhubung yang ada sekarang dalam menopang upaya mewujudkan kebaikan bersama. Media sosial yang ada sekarang ini ibarat pedang bermata dua. Apabila dipergunakan dengan lebih bijak dan kritis, akan memberikan manfaat bagi pengguna media sosial seperti bertambahnya informasi dan ilmu pengetahuan yang berguna bagi perkembangan hidup manusia. Sebaliknya, orang-orang menjadi semakin terisolasi dalam suatu dunia yang berisikan rangsanganrangsangan yang bersifat egois dan mementingkan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Dalam dunia pendidikan media merupakan alat yang penting dalam banyak konteks, dari sekolahan hingga tempat kerja, serta pada banyak tahapan hidup manusia. Mulai dari anak-anak pra-sekolah, kaum muda dan orang tua bisa memanfaatkan
media
sebagai
sarana
pembelajaran,
sehingga
mereka
mendapatkan sumber-sumber pendidikan, informasi yang lengkap, kaya dan selalu berkembang. Media juga merupakan alat pengajaran yang baku dalam banyak sekolahan. Media juga dapat memberikan kesempatan yang luas untuk belajar bagi para penduduk desa yang tingggal di daerah-daerah yang sangat terpencil, ataupun mereka yang tinggal di pertapaan religius, dll (Dokumen Gerejawi N. 58: 2007: 41). 3.
Manfaat media sosial facebook Media sosial facebook memiliki banyak fungsi dan manfaat yang beragam.
Kita bisa berhubungan sama orang lain dengan cepat, aman, dan murah. Beberapa media sosial menawarkan fasilitas yang sangat memuaskan, seperti fasilitas chatting yang dapat digunakan untuk berbincang dengan orang yang telah memiliki account social tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa, media sosial membantu orang berhubungan dengan orang lain dari belahan dunia manapun menjadi lebih mudah. Media sosial juga bisa menjadi sarana jual beli online. Saat ini dengan bantuan internet kegiatan jual beli tidak perlu mempertemukan penjual dan pembelinya, yaitu cukup pasang iklan di media sosial maka barang akan dilihat pembeli sehingga barang yang dijual pun laku. Media sosial juga bermanfaat dalam dunia pendidikan. Jika kita menggunakan media sosial dengan bijak dan kegiatan-kegiatan positif, penggunaan media sosial itu sendiri dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
dioptimalkan manfaatnya. Dari segi pendidikan social network juga dapat mempercepat atau membantu proses belajar (Sumber: wikipedia dan detik.com). Kemajuan dan perkembangan teknologi sekarang ini membuat media pembelajaran menjadi semakin bervariatif. Salah satunya adalah proses pembelajaran melalui media sosial facebook. Misalnya, seorang guru bisa membuat grup tertutup untuk kelas-kelas yang diajarnya untuk menyampaikan materi-materi belajar. Dalam grup tersebut guru bisa membuat status yang berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti tugas-tugas, pekerjaan rumah (PR), pembahasan materi, acara kelas, dan semacamnya (Sumber: bppk.depkeu). Pemanfaatan facebook sebagai sarana pembelajaran tentu bisa membantu dan memaksimalkan proses pembelajaran di kelas sehingga ketika murid mengalami kesulitan, mereka bisa menggunakan sarana media sosial facebook tersebut untuk bertanya kepada teman atau pun guru mata pelajaran yang bersangkutan.
B.
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik (PAK) di sekolah dipahami sebagai proses
pendidikan dalam iman atau proses pendidikan agar para siswa semakin beriman (Heryatno, 2003). Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik merupakan bentuk katekese Gereja yang dilaksanakan dalam sekolah. Tujuan dari katekese adalah kematangan: rohani, liturgis, sakramental dan kerasulan. Sedangkan tujuan sekolah ialah pengetahuan. Dengan demikian tujuan katekese tersebut dimasukkan dalam lingkup pendidikan formal yang dilembagakan, dan dijalankan berdasarkan sistem yang sudah dibakukan. Satu hal penting dari pelajaran agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
adalah perkembangan nilai-nilai religius dan motivasi religius. (KWI-MNPKI, 1991:127) 1.
Visi Pendidikan Agama Katolik PAK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun
hidup yang semakin beriman. Membangun hidup yang semakin beriman berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki tujuan tunggal yaitu Kerajaan Allah. PAK di sekolah mempunyai visi membangun hidup yang semakin beriman kepada siswa juga menanamkan pendidikan moral, menciptakan lingkungan hidup yang dijiwai semangat Injil, kebebasan dan cinta kasih sehingga siswa terbantu untuk mengembangkan pribadinya. (Heryatno, 2003) 2.
Konteks Pendidikan Agama Katolik Konteks PAK perlu dipahami dalam kaitannya yang erat dengan pendekatan
PAK yang bersifat kontekstual (Groome:2010:157). Keadaan konkret lingkungan sosial memengaruhi (membentuk) perkembangan pribadi dan penghayatan hidup beriman siswa. Lima komunitas penyelenggara pendidikan: keluarga, sekolah, Gereja, masyarakat, media massa. Ada dua pendekatan konteks PAK di sekolah: sosialisasi dan edukasi. Sosialisasi berarti proses siswa menjadi diri sendiri melalui interaksi dengan komunitas, cara hidup, dan tata nilai yang telah ada serta internalisasi dengannya. Edukasi berarti proses yang dilakukan secara sengaja dan terencana untuk mendidik diri agar senantiasa berkembang sampai pada kepenuhan hidup. Menurut Richard Shaull yang dikutip oleh Thomas H. Groome dalam buku Cristian Religious Education (2010:187), pendidikan berfungsi sebagai alat yang dipakai untuk menyatukan generasi muda ke dalam logika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
sistem masa kini dan menyebabkan konformitas dengan logika masa kini, atau pendidikan menjadi “praktik pembebasan”. Cara yang melaluinya laki-laki dan perempuan menghadapi realitas dengan kritis dan kreatif, sehingga dapat menemukan cara berpartisipasi dalam mengubah dunia mereka. Dengan kata lain pendidikan menghubungkan mereka dengan lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kesadaran kritis dalam diri gererasi muda. Oleh karena itu, untuk menjadi Kristen bukan hanya bertolak dari masalah pendidikan atau sosial saja, melainkan keduanya berjalan dalam proses secara bersama-sama membangun generasi yang kritis dan mampu bersosialisasi di tengah kemajuan jaman. 3.
Tujuan Pendidikan Agama Katolik Menurut Thomas Groome, tujuan PAK adalah untuk memampukan orang-
orang hidup Kristen, yakni hidup sesuai iman Kristiani (Groome:2010:48). PAK membantu naradidik menjadi lebih bijaksana. Tujuan umum (metapurpose) PAK adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Sedangkan tujuan jangka panjang PAK adalah perkembangan dan kedewasaan iman. PAK di sekolah diharapkan membantu siswa supaya semakin peka pada rahmat Tuhan yang dilimpahkan kepada
dirinya
dan
tekun
menanggapinya
sehingga
makin
beriman.
Perkembangan iman merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu pendidikan dimaksudkan untuk mensponsori orang-orang ke arah iman Kristiani, tujuan utama yang demikian dari pendidikan adalah Kerajaan Allah di dalam Yesus Kristus (Groome:2010:69). Pendidikan Kristiani diharapkan dapat membawa naradidik untuk mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nilai-nilai tersebut dapat dirasakan oleh banyak orang dan mengembangkan hidup Kristianinya.
4.
Hakikat Pendidikan Agama Katolik PAK bervisi spiritual, maksudnya PAK secara konsisten mengembangkan
kedalaman hidup, jati diri atau inti hidup siswa. Visi ini sesuai dengan ciri dasar manusia sebagai spiritual. PAK secara sadar memperkembangkan rasa, kepekaan hati, imaginasi dan dimensi hidup naradidik. PAK tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga memberi ilham kepada siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi panggilan hidupnya. Menurut Groome (2010:37), PAK merupakan kegiatan politis bersama peziarah dalam waktu yang secara sengaja mereka memberi perhatian kepada kegiatan Allah di masa kini, pada kisah komunitas iman Katolik, dan visi Kerajaan Allah, benih-benih yang telah hadir di antara kita.
5.
Materi Pendidikan Agama Katolik Dapiyanta (2008:34) menulis, ruang lingkup materi PAK ialah hidup siswa,
masyarakat dan Tradisi Kristiani. Materi tidak melulu objek, melainkan juga cara pandang mengenai hidup, cara menjalani hidup dalam perspektif iman Kristen. Ini berarti juga menyangkut relasi dengan Tuhan dan sesama serta alam. Kompetensi PAK jenjang sekolah menengah meliputi segenap materi yang diajarkan yaitu, pertama: memahami diri sebagai pria dan wanita yang sebagai citra Allah memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab; kedua: memahami pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Yesus Kristus seperti yang ditawarkan oleh Kitab Suci dan diajarkan oleh Gereja dan meneladaninya dalam hidup sehari-hari; ketiga: memahami makna Gereja, fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia dan menghayatinya dalam hidup menggereja; dan
keempat: memahami fungsi Gereja yakni
melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah. C.
Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pembelajaran Belum semua orang memahami dan menyadari betul bahwa media sosial
juga mempuyai peranan dalam bidang pengajaran seperti yang dikatakan oleh Dehlstrom, deBoor, Grunwald, & Vockley (2010), bahwa penggunaan media sosial khususnya bagi para pelajar selalu meningkat pada setiap tahunnya. Dari situ muncul pertanyaan, bagaimana media sosial ini dapat digunakan sebagai salah satu cara pembelajaran jarak jauh, yang nantinya dapat memudahkan siswa untuk mengakses pelajaran-pelajaran, tugas, dll, dengan mudah dan cepat. Penelitan yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan cara belajar siswa (Churchill, 2009; Top, Yukselturk & Inan, 2010). Para pelajar juga merasakan dampak yang positif dari penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran. Adanya media sosial tersebut pelajar dengan mudah dapat menyimpan dan mencari informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran, serta pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tidak terbatas jarak dan waktu. Dari apa yang sudah dipaparkan di atas dapat dikatakan bahwa penggunaan media sosial sebagai sarana pengajaran sudah pernah dilakukan di beberapa universitas. Penggunaan media sosial ternyata sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
membantu dan mempermudah mereka dalam pembelajaran, karena mereka dengan mudah dapat mengakses materi dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam pembelajaran (Hamm dkk, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA
Pada bab III ini penulis memaparkan
penggunaan media sosial dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Untuk mengetahui proses penggunaan media dalam pembelajaran Agama Katolik tersebut, bab III ini akan dijabarkan dalam lima hal. Pertama, adalah penggunaan dan pemanfaatan media sosial oleh siswi kelas X di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang mencakup penggunaan dan pemanfaatan media sosial dalam proses pembelajaran di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Kedua, metodologi
penulisan
tentang
penggunaan
media
sosial
dalam
proses
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, yang mencakup rumusan permasalahan, tujuan penulisan, dan metodologi penulisan yang terdiri dari jenis penulisan, tempat dan waktu penulisan, responden penulisan, instrumen, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data dan variabel penulisan. Ketiga, laporan hasil penulisan yang terdiri dari identitas responden, laporan hasil kuisioner terbuka, laporan hasil observasi, dan hasil dari uji coba program sederhana.
Hal
keempat,
pembahasan
hasil
penulisan yang terdiri dari seberapa sering siswi menggunakan media sosial untuk bersosialisi, penggunaan media sosial sebagai sarana mencari informasi dan komunikasi, manfaat Pelajaran Agama Katolik bagi siswi kelas X, tujuan, hakikat dari pendidikan Agama Katolik, dan juga manfaat penggunaan media sosial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
proses pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Selanjutnya bab III ditutup dengan kesimpulan yang dibuat penulis sebagai rangkuman atas penulisan terhadap program penggunaan facebook sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. A.
Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil penyebaran kuesioner pra-
penelitian yang penulis lakukan bulan Desember tahun 2015 pada siswi kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis memaparkan hasil yang sudah diperoleh. Dari hasil tersebut diketahui bahwa para siswi sebagian besar memiliki dan menggunakan media sosial facebook sebagai sarana berkomunikasi dan hampir semua siswi memiliki gadget atau smartphone yang mendukung penggunaan facebook. Dalam kesehariannya para siswi pun selalu membawa gadget atau smartphone yang selalu terhubung dengan jaringan internet, sehingga di mana saja dan kapan saja mereka dapat mengakses media sosial. Dari data yang penulis dapatkan, ternyata beberapa siswi menggunakan media sosial sebagai sarana untuk belajar dan mencari informasi yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Banyak orang di media sosial facebook mengeshare berbagai macam hal mulai dari blog-blog yang bermanfaaat, video motivasi yang menginspirasi dan bisa membantu dalam proses belajar. Dari situ penulis ingin melakukan uji coba dengan membuat program sederhana, program pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan media sosial facebook sebagai salah satu sarana atau metode pembelajaran baru yang dapat diakses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
dengan mudah, cepat sekaligus menyenangkan dan dari kuesioner tersebut siswi tertarik dengan hal tersebut dan menyambut program sederhana itu dengan baik. B.
Metodologi Penelitan Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan melalui kuesioner, penulis melaksanakan program sederhana yang dibuat untuk mengetahui secara lebih jelas penggunaan dan manfaat media sosial facebook. Dalam rangka penulisan tersebut, berikut diuraikan permasalahan, tujuan dan metodologi. 1.
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana bentuk penggunaan media sosial dalam proses pengajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?
b.
Seberapa besar ketertarikan siswi terhadap pembelajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang menggunakan media sosial facebook?
c.
Apa bentuk pembelajran PAK yang efektif dan menyenangkan untuk Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?
2.
Tujuan Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media sosial sebagai salah satu sarana pengajaran PAK di sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
b.
Untuk
menunjukkan
seberapa
besar
ketertarikan
siswi
terhadap
pembelajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang menggunakan media sosial facebook.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
c.
Untuk
menemukan
bentuk
pembelajaran
PAK
yang
efektif
dan
menyenangkan dengan menggunakan facebook serta dapat diakses dengan mudah kapan saja dan dimana saja. 3.
Tempat dan Waktu Penelitian Penulisan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2016. Tempat
pelaksanaan penulisan adalah di SMA Stella Duce II Yogyakarta. 4.
Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif dalam pelaksanaan
penelitian. Metode penulisan deskriptif menurut Notoatmodjo (2002: 138) adalah suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penulisan deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Penulisan deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106). Dalam pembahasan penulisan penulis mengacu pada buku Riduwan (2011: 89) yang menyatakan bahwa jumlah peryataan responden dibagi seluruh jumlah responden dikalikan 100%.
5.
Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah kuesioner langsung.
Diawali dengan membuat program sederhana, pembelajaran Agama Katolik dengan menggunakan facebook yang akan digunakan sebagai sarana penulisan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
selanjutnya penulis merealisasikan program tersebut (facebook dengan akun “Pendidikan Agama Katolik Satria” bdh. Lamp. 6, 7, 8, dan 9) kepada responden yang sudah ditentukan. Setelah responden melihat program pembelajaran dengan facebook tersebut, penulis memberikan kuesioner kepada para responden guna mendapatkan data untuk diolah. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 178), kuesioner langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat atau keyakinannya. 6.
Responden Penelitian Responden penulisan yang digunakan oleh penulis adalah siswi kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam penentuan jumlah responden penulis mengambil semua responden kelas X E dengan jumlah responden yaitu 30 siswi karena ada ketentuan yang diikuti dari pihak sekolah berkaitan dengan penggunaan facebook sebagai sarana penelitian, maka sekolah membatasi jumlah responden. Penulis mengambil teori dari Suharsimi (2002: 112), sebagai dasar bahwa jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penulisannya merupakan penulisan populasi. 7.
Pengolahan Data Teknik pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian
kegiatan penulisan setelah pengumpulan data. Setelah pengumpulan data, proses selanjutnya adalah pengolahan data dimana data yang masih mentah perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang dikemukakan di dalam penulisan dan tujuan penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
8.
Analisa Data Setelah selesai melakukan pengolahan data, selanjutnya adalah menganalisis
data. Data mentah yang sudah didapatkan kemudian dianalisis. Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penulisan, karena dengan analisis data, data yang telah diperoleh mempunyai arti atau makna yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah penulisan. 9.
Variabel Penelitian Adapun variabel penulisan yang ditujukan kepada pendamping adalah
sebagai berikut: Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Facebook
Aspek yang Diuji Pemahaman dan penggunaan facebook Manfaat media sosial facebook
Jumlah
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik
Jumlah Jumlah total
Visi Pendidikan Agama Katolik Konteks Pendidikan Agama Katolik Tujuan Pendidikan Agama Katolik Hakikat Pendidikan Agama Katolik Materi Pendidikan Agama Katolik Penggunaan media sosial sebagai pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
Jumlah Item 2 1 3 1 1 1 1 1 12 17 20
Dari variabel yang telah ditentukan dengan aspek dan jumlah item yang akan diteliti, maka dapat diuraikan indikator item soal penulisan sebagai berikut:
No
Variabel
1
Facebook
Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian Aspek yang No. Indikator diuji Soal Menunjukkan bahwa facebook Pemahaman 1 merupakan sarana untuk bersosialisasi dan penggunaan Menunjukkan seberapa sering mereka 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
facebook
Manfaat media sosial facebook
2
Visi Pendidikan Agama Katolik Konteks Pendidikan Agama Katolik Tujuan Pendidikan Agama Katolik Hakikat Pendidikan Agama Katolik
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik
Materi Pendidikan Agama Katolik
Penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran
menggunakan media sosial facebook Menunjukkan bahwa media sosial facebook membantu siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk bersosialisasi dan mendapatkan informasi berkaitan dengan pembelajaran di sekolah Menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Katolik membantu anak untuk mengembangkan pribadinya Menunjukkan jika dalam Pendidikan Agama Katolik membantu para siswi untuk berfikir kritis dalam menghadapi kemajuan jaman Menunjukkan bahwa dengan proses pendidikan Agama Katolik siswi semakin mengenal iman Katolik Menunjukkan bahwa dengan proses pendidikan Agama Katolik sekolah menyiapkan siswi untuk mampu menghadapi tantangan di masa depan Menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari siswa memiliki relasi yang baik dengan Tuhan dan mampu menghargai sesama dan alam sekitar Menunjukkan bahwa media sosial facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik Menunjukkan bahwa media sosial facebook dapat meningkatkan cara belajar siswi Menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan Menunjukkan bahwa media sosial bisa menjadi sarana pembelajaran PAK yang efektif Menunjukkan bahwa facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang kreatif Menunjukkan bahwa dengan menggunakan media sosial siswi semakin memahami pelajaran PAK yang sudah diberikan di sekolah
3
4
5
6
7
8
9-10
11
12
13
1415 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Menunjukkan bahwa isi dari konten facebook tersebut menarik dan bermanfaat Menunjukkan bahwa facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik
C.
1719 20
Hasil dan Pembahasan Penelitian Pada bagian ini penulis menjabarkan hasil penulisan berdasarkan pada
penelitian yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2016 untuk 30 responden siswi kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Bagian ini mencakup laporan hasil penulisan yang terdiri dari laporan pra penulisan dan laporan hasil kuesioner, kesimpulan dan refleksi hasil penulisan. Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pra penelitian dengan menyebar kuesioner sederhana untuk mengatahui sejauh mana ketertarikan siswi kelas X terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook dan selanjutnya penulis membuat program sederhana yang kemudian diperlihatkan kepada siswi kelas X yang nantinya akan dinilai oleh siswi dengan mengisi lembar kuesioner yang sudah disiapkan. 1.
Laporan pra-penelitian Sebelum melakukan penulisan dan membuat produk, penulis sebelumnya
memberikan kuesioner pra penulisan guna mengetahui sejauh mana ketertarikan siswi terhadap penulisan dan produk yang akan buat dan diteliti. Dari angket yang disebar kepada 30 siswi, penulis mendapatkan data sebagai berikut: Pertanyaan 1 Apakah anda memiliki facebook?
YA 26 siswi (87%)
TIDAK 4 siswi (13%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
Pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 26 (87%) siswi memiliki media sosial facebook, sedangkan 4 (13%) siswi tidak memiliki facebook. Pertanyaan 2 Apakah anda memiliki smartphone, gadget yang mendukung anda untuk mengakses media sosial?
YA 29 siswi (97%)
TIDAK 1 siswi (3%)
Pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 29 (97%) siswi memiliki smartphone, gadget yang mendukung untuk mengakses internet, media sosial, sedangkan 1 (3%) siswi tidak memiliki smartphone, gadget yang mendukung guna mengakses internet, media sosial. Pertanyaan 3 Apakah anda membawa smartphone, gadget kemanapun anda pergi?
YA 19 siswi (63%)
TIDAK 11 siswi (37%)
Pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 19 (63%) siswi menjawab mereka selalu membawa smartphone, gadget kemanapun mereka pergi. Sedangkan 11 (37%) siswi jarang membawa smartphone, gadget saat berpergian. Pertanyaan 4 Apakah anda pernah menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar?
YA 11siswi (37%)
TIDAK 19 siswi (63%)
Pada pertanyaan nomor 4 sebanyak 11 (37%) siswi pernah menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar. Sedangkan 19 (63%) siswi tidak pernah, jarang menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar.
Pertanyaan 5 Tertarikkah anda bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik?
YA 19 siswi (63%)
TIDAK 11 siswi (37%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 19 (63%) siswi tertarik bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Sedangkan 11 (37%) siswi tidak tertarik bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Dari data yang diperoleh tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian dan program pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook yang akan dibuat dapat dilaksanakan karena lebih dari 60% siswi merasa tertarik terhap model pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook. 2.
Laporan hasil Kuesioner Kuesioner yang dibuat merupakan bagian dari evaluasi sekaligus penelitian
bagi program sederhana yang telah dibuat oleh penulis. Kuesioner yang digunakan bersifat campuran sehingga responden bisa menjawab bebas sesuai dengan pengalamannya. Ada pula kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tidak tepat sasaran atau keluar dari pokok pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut karena sifat kuesioner campuran yang tidak memiliki batas pilihan jawaban. Berikut ini laporan hasil kuesioner tersebut. Pertanyaan 1 Apakah anda sering menggunakan media sosial facebook?
YA 17 siswi (57%)
TIDAK 13 siswi (43%)
Total 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 1 dan 2 mengenai seberapa sering siswi kelas XE SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menggunakan media sosial facebook sebanyak 17 (57%), siswi menjawab tidak sering menggunakan facebook. Sedangkan 13 (43%) sisanya sering menggunakan facebook. Pertanyaan 2
Sering Kadang-
Tidak
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
Seberapa sering anda mengunakannya? (setiap hari/ seminggu sekali/sebulan sekali/ jawaban lainnya) Pada pertanyaan nomor 2,
4 siswi (13%)
kadang
pernah
23 siswi (77%)
3 siswi (10%)
30 siswi
sebanyak 4 (13%) hampir setiap hari
menggunakan dan membuka facebook, dan 23 (77%) siswa mengatakan mereka menggunakan facebook hanya kalau ada kepentingan atau sedang ingin membuka facebook, rata-rata mereka membuka facebook antara seminggu sekali sampai sebulan sekali. Sisanya 3 (10%) siswi menjawab tidak pernah membuka atau menggunakan facebook karena tidak memiliki dan tidak tertarik dengan media sosial. Pertanyaan 3 Apakah anda sering berkomunikasi dengan teman, kerabat anda melalui facebook?
YA 15 siswi (50%)
TIDAK 15 siswi (50%)
Total 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 3 mengenai seberapa sering siswi berkomunikasi dengan teman dan kerabat sebanyak 15 (50%) sisiwi menjawab “Tidak” artinya mereka jarang berkomunikasi saat membuka, menggunakan facebook. Sedangkan 15 (50%) siswi lainnya menjawab “Ya” yang menunjukkan bahwa mereka sering berkomunikasi saat membuka dan menggunakan facebook. Pertanyaan 4 Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat pribadi anda semakin berkembang?
YA 27 siswi (90%)
TIDAK Total 3 siswi 30 (10%) siswi
Pada pertanyaan nomor 4 mengenai pengaruh pendidikan Agama Katolik terhadap perkembangan pribadi siswi, sebanyak 27 (90%) siswi menjawab “Ya” karena merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik membuat dirinya berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Sedangkan 3 (10%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik tidak membuat pribadinya semakin berkembang. Pertanyaan 5 Apakah Pendidikan Agama Katolik mengajarkan anda untuk berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan jaman?
YA 27 siswi (90%)
TIDAK Total 3 siswi (10%)
30 siswi
Pada pertanyaan nomor 5 mengenai pendidikan Agama Katolik yang mengajarkan kepada sisiwi untuk berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan zaman, sebanyak 27 (90%) siswi menjawab “Ya” karena mereka merasa dengan Pelajaran Agama Katolik mereka diajarkan untuk berfikir kritis. Sedangkan 3 (10%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa Pelajaran Agama Katolik tidak mengajarkan atau membuat mereka kritis dalam menghadapi kemajuan jaman. Pertanyaan 6
YA
Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat anda semakin mengenal iman katolik? Pada pertanyaan nomor 6 mengenai
29 siswi (97%)
TIDA K 1 siswi (3%)
Total 30 siswi
pendidikan Agama Katolik yang
membuat siswi semakin mengenal iman katolik, sebanyak 29 (97%) siswi menjawab “Ya” karena mereka merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik membuat mereka mengenal Iman Katolik. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak merasa Pelajaran Agama Katolik tidak membuat mereka semakin mengenal Iman Katolik. Pertanyaan 7 YA Apakah Pendidikan Agama Katolik membantu 28 siswi anda dalam menghadapi tantangan di masa depan? (93%)
TIDAK Total 2 siswi 30 (7%) siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Pada pertanyaan nomor 7 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang mengajar mereka tentang cara menghadapi tantangan di masa depan, sebanyak 28 (93%) siswi menjawab “Ya” karena dengan Pelajaran Agama Katolik mereka merasa dibantu untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sedangkan 2 (7%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik tidak membantu mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan. Pertanyaan 8 Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat anda semakin mencintai Tuhan , orang lain dan alam sekitar?
YA 29 siswi (97%)
TIDAK
Total
1 siswi (3%)
30 siswi
Pada pertanyaan nomor 8 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang mengajar mereka untuk mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar, sebanyak 29 (97%) siswi mejawab “Ya” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik mengajarkan dan membuat mereka semakin mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik tidak membuatnya semakin mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar. Pertanyaan 9 Menurut anda apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan media facebook menarik?
YA 23 siswi (70%)
TIDAK 7 siswi (30%)
Total 30 siswi (100%)
Pada pertanyaan nomor 9 mengenai seberapa menarik Pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook, sebanyak 23 (70%) siswi
menjawab “Ya”
mereka menyatakan bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan media facebook menarik. Sedangkan 7 (30%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik dengan media facebook kurang, tidak menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Pertanyaan 10 Apa yang membuat anda tertarik? Simple Praktis Modern Biasa saja
Jumlah Siswi
Dalam Persen
7 8 8 7
23% 27% 27% 23%
Pada pertanyaan nomor 10 mengenai alasan siswi tetarik terhadap Pembelajaran Agama Katolik dengan media sosial facebook, sebanyak 23 siswi menjawab “Ya” memberikan alasan yang bervariasi ada yang mengatakan bahwa Pelajaran
Agama
Katolik
menggunakan
media
sosial
facebook
lebih
menyenangkan karena simple dan praktis, alasan lain karena pembelajarannya menjadi lebih modern bisa diakses melalui smartphone. Mereka merasa pembelajaran menggunakan facebook adalah sebuah hal yang baru dan berbeda. Sedangkan 7 siswi yang menjawab “Tidak” memberi alasan yang berbeda-beda pula, ada yang memberi alasan bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan media facebook biasa saja, karena beberapa di antaranya tidak menggunakan facebook, maka mereka tidak memberikan alasan. Pertanyaan 11 Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook semakin membuat tertarik untuk belajar Pendidikan Agama Katolik?
YA 22 siswi (73%)
TIDAK
Total
8 siswi (26%)
30 siswi
Pada pertanyaan nomor 11 mengenai pembelajaran Agama
Katolik
menggunakan facebook yang membuat siswi tertarik untuk belajar Pedidikan Agama Katolik di sekolah, sebanyak 22 (73%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook membuat mereka semakin tertarik mengikuti Pelajaran Agama Katolik di sekolah. Sedangkan sisanya 8 (26%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook
tidak membuat
mereka semakin tertarik mengikuti Pelajaran Agama Katolik di sekolah. Pertanyaan 12 Menurut anda apakah sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan facebook menyenangkan?
YA 26 siswi (87%)
TIDAK 4 siswi (13%)
Total 30 siswi
Pada pertanyaan 12 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook menyenangkan, sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa Pembelajaran Agama Katolik menggunakan
media facebook
menyenangkan. Sedangkan 4 (13%) siswi mejawab “Tidak” karena mereka merasa pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak, kurang menyenangkan. Pertanyaan 13 YA TIDAK Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik 21siswi 9 siswi menggunakan facebook efektif dan membantu (70%) (30%) anda dalam memahami materi pelajaran?
Total 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 13 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook efektif dan membantu siswi dalam memahami materi pembelajaran Agama Katolik di sekolah, sebanyak 21 (70%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa pembelajaran dengan media facebook cukup efektif dan membantu mereka dalam memahami materi Pelajaran Agama Katolik di sekolah. Sedangkan
9 (30%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa
pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak efektif dan membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran Agama Katolik di sekolah. Pertanyaan 14 Menurut anda apakah facebook bisa menjadi sarana pembelajaran yang menarik dan kreatif?
YA 23 siswi (77%)
TIDAK
Total
7 siswi (23%)
30 siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Pada pertanyaan nomor 14 mengenai apakah facebook bisa menjadi pembelajaran yang menarik dan kreatif, sebanyak 23 (77%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa facebook bisa menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang menarik dan kreatif. Sedangkan 7 (23%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa facebook tidak menarik dan kreatif bila dijadikan sarana pembelajaran. Pertanyaan 15 Jumlah Siswi Bagian facebook mana yang menurut anda menarik? Status 6 Foto dan Video 10 Pesan dan profil 8 Teman 1 Tidak Tertarik 5
Dalam Persen 20% 33% 27% 3% 17%
Pada pertanyaan nomor 15 mengenai bagian dari facebook mana yang menarik bagi siswi, jawaban mereka bervariasi karena pertanyaan ini mereka secara bebas memberikan pendapat dan jawaban. Menurut para siswi, ada beberapa bagian facebook yang menarik bagi mereka dan jawabannya pun bervariasi ada yang menjawab status dari teman, fanpage yang berisi foto-foto, video, dan chatting karena bisa berkomunikasi dengan teman sekaligus saling memberi komentar. Pertanyaan 16 Dengan menggunakan metode pembelajaran tersebut apakah anda semakin memahami pelajaran Pendidikan Agama Katolik?
YA 22 siswi (73%)
TIDAK 8 siswi (24%)
Total 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 16 mengenai apakah dengan metode pembelajaran menggunakan media facebook semakin membantu siswi dalam memahami Pelajaran Agama Katolik, sebanyak 22 (73%) siswi menjawab “Ya” mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
merasa pelajaran menggunakan media sosial facebook membantu mereka dalam memahami Pelajaran Agama Katolik. Sedangkan 8 (24%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa pembelajaran dengan media facebook tidak membantu mereka untuk memahami Pelajaran Agama Katolik. Pertanyaan 17 Apakah foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran?
YA 26 siswi (87%)
TIDAK 4 siswi (13%)
Total 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 17 mengenai apakah foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran, sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa foto-foto dan video yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran. Sedangkan 4 (13%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa foto-foto dan video yang ada di facebook pelajaran Agama kurang menarik dan sesuai dengan tema pelajaran. Pertanyaan 18 Jumlah Siswi Pelajaran mana yang menurut anda menarik? Pelajaran 11 13 Pelajaran 12 5 Pelajaran 13 4 Pelajaran 14 4 Tidak tahu/tidak menjawab 4
Dalam Persen 44% 17% 13% 13% 13%
Pada pertanyaan nomor 18 mengenai pelajaran mana, berapa yang menurut responden menarik, sebanyak 13 (44%) siswi memilih pelajaran 11, 5 (17%) siswi memilih pelajaran 12, 4 (13%) siswi memilih pelajaran 13, 4 (13%) siswi memilih pelajaran 14, dan 4 (13%) siswi tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Pertanyaan 19 Apa yang membuat anda tertarik? Mudah dipelajari/ pahami Tidak membosankan/ modern Membahas mengenai Gereja dan dunia Kreatif Tidak tahu/ tidak meberi jawaban
Jumlah Siswi
Dalam Persen
5 4 9 7 5
17% 13% 30% 23% 17%
Pada pertanyaan nomor 19 mengenai apa yang membuat siswi tertarik pada pelajaran-pelajaran tersebut. Ada banyak jawaban yang diberikan oleh responden dan masing-masing dari responden memiliki jawaban yang bervariasi. Sebanyak 5 (17%) siswi menjawab karena mudah dipelajari atau dipahami, 4 (13%) siswi menjawab karena tidak membosankan dan lebih modern sesuai dengan perkembangan jaman, 9 (30%) siswi menjawab karena membahas mengenai Gereja dan dunia, 7 (23%) siswi menjawab karena model pembelajarannya kreatif dan beda dari yang lainnya, dan 5 (17%) siswi tidak memberi jawaban atau menjawab tidak tahu. Dari jawaban-jawaban responden menunjukkan bahwa ada ketertarikan atau hal yang menarik dari facebook tersebut sehingga sebagian besar responden memberikan tanggapan yang positif
pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook. Pertanyaan 20 Jumlah Siswi Dalam Persen Apa pendapat anda tentang Pelajaran Agama Katolik menggunakan faceboook? (fb: Pendidikan Agama Katolik Satria) Bagus / menarik 6 20% Lebih mudah dipahami 3 10% Inovatif / kreatif 10 33% Mudah diakses, tidak harus membawa 5 17% buku Biasa saja 6 20% Pada pertanyaan nomor 20 mengenai pendapat mereka terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook, sebanyak 6 (20%) siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
menjawab menarik dan bagus, 3 (10%) siswi menjawab lebih mudah dipahami, 10 (33%) siswi menjawab pembelajaran menggunakan media facebook merupakan inovasi baru yang kreatif, 5 (17%) siswi mengatakan pembelajaran menggunakan media facebook mudah diakses sehingga tidak harus membawa buku kemanamana, dan 6 (20%) siswi mengatakan pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook biasa saja. Hampir sebagian besar pendapat mereka tentang penggunaan media sosial facebook sebagai media pembelajaran Agama Katolik merupakan pendapat yang positif dan mendukung. D.
Rangkuman Hasil Penelitian Rangkuman hasil penulisan dari pra penelitian pada item soal nomor 1, 2, 3
menunjukkan bahwa para siswi kelas XE SMA Sella Duce 2 Yogyakarata memiliki gadget/smartphone yang mendukung dalam penggunaan media sosial atapun internet. Melalui hasil tersebut dapat diketahui bahwa penulisan dan program yang akan dibuat, dilaksanakan dapat dilakukan karena mereka memiliki gadget/smartphone yang mendukung dan setiap harinya gadget/smartphone mereka bawa kemana pun mereka pergi, sehingga mereka dapat mengakses sosial media kapan saja dan dimana saja. Ketertarikan siswi terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook dinyatakan oleh responden pada item soal nomor 4 dan 5. Responden menyatakan bahwa responden tertarik bila media sosial facebook digunakan sebagai pembelajaran Agama Katolik. Sebagaian besar dari responden juga menyatakan bahwa pernah menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran, hal itu menunjukkan bahwa facebook bisa juga digunakan sebagai sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
pembelajaran bukan sekedar sebagai sarana komunikasi, sharing, chatting, melainkan juga ada manfaat dan segi pembelajaran. Selanjutnya adalah pembahasan pada hasil kuesioner setelah program direalisasikan kepada siswi kelas XE SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Data yang didapatkan merupakan hasil evaluasi dari program. Hasil penulisan pada item soal nomor 1, 2, dan 3 mendiskripsikan pemanfaatan dan penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa para siswi sering menggunakan media sosial facebook, karena facebook sendiri merupakan sarana komunikasi, sharing, dan berinteraksi. Pengguna media sosial bukan hanya anak muda, siapa pun boleh mendaftar dan menggunakan media sosial facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan beriteraksi dengan teman dan kerabat yang dikenal dan dipercaya. Karena akses yang mudah dan cepat membuat media sosial facebook menjadi sarana komunikasi yang banyak diminati. Selain untuk berkomunikasi, facebook juga bisa digunakan sebagai sarana untuk belajar karena banyak hal berbau edukasi yang bisa disharingkan dan dibagikan melalui media sosial facebook. Berkaitan dengan pendidikan Agama Katolik pada item soal nomor 4, 5, 6, 7, dan 8 responden menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik banyak membantu siswi dalam mengembangkan pribadinya seperti halnya visi dari pendidikan Agama Katolik yang menanamkan pendidikan moral, menciptakan lingkungan hidup yang dijiwai semangat Injil, kebebasan dan cinta kasih sehingga siswa terbantu untuk mengembangkan pribadinya. Hampir sebagian besar responden juga setuju bahwa pendidikan Agama katolik menghubungkan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
dengan lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kesadaran kritis dan mampu bersosialisasi di tengah kemajuan jaman dalam diri gererasi muda. Selain itu pendidikan Agama Katolik memiliki tujan yaitu terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga siswi semakin mengenal iman Katolik secara lebih mendalam.
Responden juga merasa bahwa pendidikan
Agama Katolik tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga memberi ilham kepada siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi panggilan hidupnya. Materi Pendidikan Agama Katolik tidak melulu objek, melainkan juga cara pandang mengenai hidup, cara menjalani hidup dalam perspektif iman Kristen. Ini berarti juga menyangkut relasi dengan Tuhan dan sesama serta alam oleh karena itu siswi juga diajarkan untuk dapat menghargai dan mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Tidak semata-mata hanya mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah semata namun juga harus menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menghargai dan mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Responden merasa bahwa hal tersebut didapatkan dalam Pelajaran Agama Katolik. Dari hasil penulisan pada item soal nomor 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20 responden menyatakan jika pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook itu menarik, karena hal tersebut merupakan hal yang baru bagi responden dan menurut mereka itu hal yang cukup menarik. Memang baru pertama kali ini responden melihat ada model pembelajaran menggunakan media sosial facebook. Oleh karena itu mereka merasa tertarik dengan pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook. Ada banyak hal yang menarik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
penggunaan media sosial facebook sebagai sarana pembelajaran karena dalam facebook sendiri menawarkan banyak fasilitas mulai dari chatting, posting foto, video, dan informasi, sehingga dengan mudah kita bisa sharing dan berbagi berbagai macam hal dengan banyak orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas yang ditawarkan tersebut penulis mencoba membuat eksperimen dengan menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran yang berbeda dan mudah diakses dengan cepat, kapan saja dan dimana saja, sehingga pembelajaran tidak hanya terjadi di sekolah atau di kelas, melainkan responden dapat belajar dan mengakses pelajaran Agama Katolik melalui media sosial facebook. Responden juga merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan sarana media sosial facebook membuat responden menjadi semangat dan tertarik untuk untuk belajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah maupun di rumah. Pembelajaran yang dikemas menarik dan kreatif tentu akan membangkitkan minat dan semangat belajar siswi, dengan begitu siswi akan dengan mudah menangkap dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan menyenangi pelajaran tersebut maka siswi akan lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran tersebut. Hal serupa juga dinyatakan oleh sebagian besar
responden bahwa
Pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook juga dirasa menyenangkan karena dikemas secara lebih menarik dan kreatif sesuai dengan kemajuan teknologi serta perkembangan jaman, sehingga sebagian besar responden merasa senang dan terbantu dengan sarana pembelajaran tersebut. Selain menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan, pelajaran menggunakan sarana media sosial facebook juga dapat membantu siswi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
memahami materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah dengan memasukkan materi-materi yang diajarkan, sehingga responden dapat mengakses materi-materi tersebut dengan cepat dan mudah. Fasilitas yang ditawarkan oleh media sosial facebook membuat pelajaran menjadi lebih menarik. Dengan menambahkan fotofoto, video, cerita, dan berita yang berkaitan dengan materi yang ada membuat pelajaran tersebut semakin menarik dan kreatif. Foto-foto, video, berita, dan cerita yang dibagikan melalui facebook tentu dapat membantu responden dalam mamahami materi pembelajaran Agama Katolik karena dengan adanya media foto, video, cerita, dan berita responden juga semakin tertarik untuk membaca, memahami materi pembelajaran tersebut. Kesesuaian antara materi dan juga foto-foto, video, berita, dan cerita tentu salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan, sebab dengan adanya foto, video, cerita, dan berita tersebut mejadi bagian pendukung materi agar materi yang diposting menjadi lebih menarik dan memvisualisasikan materi, sehingga akan dengan mudah dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu sebagian besar responden merasa antara foto-foto, video, cerita, dan berita yang diposting menarik dan sesuai dengan tema dari masing-masing materi pelajaran Pendidikan Agama Katolik. (Foto, video, cerita dan berita bdh. Lamp 6, 7, 8, 9) Dari materi-materi yang telah diposting melalui facebook sebagian besar responden menyatakan bahwa hampir semua materi yang ada menarik. Dari materi pelajaran 11, 12, 13, dan 14 responden lebih banyak menyukai pelajaraan 11 karena berkaitan dan membahas Gereja dan Dunia. Ketika responden ditanyai mengenai pendapat mereka terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
media sosial facebook, sebagian besar responden memberikan respon dan pendapat yang positif. Ada yang berpendapat biasa saja, ada yang merasa bahwa itu hal yang menarik, lebih mudah dipahami, mudah diakses, dan banyak responden mengatakan bahwa Pelajaran Agama Katolik menggunakan facebook merupakan sebuah inovasi baru yang kreatif.
E.
Refleksi terhadap Hasil Penelitian Kemajuan zaman tentu membuat perkembangan teknologi dan komunikasi
juga semakin maju dan berkembang. Ada banyak aplikasi-aplikasi yang ditawarkan salah satunya adalah facebook, media sosial tersebut memiliki banyak pengguna terutama di Indonesia. Banyaknya fasilitas yang ditawarkan oleh media sosial facebook membuat penggunanya merasa bahwa facebook tidak hanya sekedar menjadi sarana komunikasi, namun juga dapat digunakan sebagai saran pembelajaran, mencari dan mendapatkan informasi, bahkan dapat juga digunakan sebagai sarana sharing dengan membuat grup di dalamnya. Tentu dalam penggunaannya media sosial facebook memiliki 2 sisi, sisi positif dan sisi negatif. Kedua sisi tersebut tentu memiliki dampak dan pengaruhnya bagi penggunanya, namun pada hal ini penulis ingin mencoba memanfaatkan hal positif dan fasilitas dari facebook kemudian mencoba untuk menggunakannya sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik untuk siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis juga mencoba menuliskan alternatif baru, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media sosial facebook. Penulis merasa model pembelajaran menggunakan media sosial facebook belum pernah dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
sekolah-sekolah. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mempelajari dan melakukan uji coba sederhana dengan membuat program pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook untuk
siswi kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta. Penelitian yang telah terlaksana menunjukkan bahwa sebagian besar responden menanggapi dan menilai positif program pembelajaran Agama Katolik menggunakan faceboo,. walaupun ada sebagian responden yang tidak tertarik terhadap program tersebut. Meskipun begitu bisa dikatakan bahwa program tersebut dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Dengan begitu facebook bukan hanya sekedar sarana komunikasi semata namun sarana untuk pembelajaran dan Pewartaan Iman. Di dalamnya juga diwartakan Kabar Gembira melalui dokumen-dokumen Gereja, Kitab Suci, Ajaran Sosial Gereja, sehingga melalui facebook tersebut terjadilah komunikasi iman, walaupun tidak bertatap muka atau bertemu langsung. Dalam katekese ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu isi dan suasana. Untuk membangun isi dan suasana katekese yang lebih menyapa orang dewasa ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu; 1) proses katekese harus mempertimbangkan segi himbauan pesan
yang bersifat himbauan emosional,
melalui berbagai media yang tepat dan mampu menyentuh cita rasa; 2) proses katekese harus menjadi proses yang komunikatif, dimana berbagai metode pendekatan komunikasi digunakan. Katekese tidak hanya bersifat intruksional saja, tetapi juga mempergunakan prinsip symbolic way; 3) dimana pengertianpengertian didapat dari proses yang bersifat simbolis, baik dari gambar, film,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
cerita, dan lain sebagainya. Dengan Pendidikan Agama siswi diajak untuk mengalami kehadiran Tuhan yang selalu hadir dalam setiap pengalaman hidupnya. Pengalaman tersebut tentu mereka alami dalam kehidupan sehari hari. Pendidikan Agama Katolik berperan dalam memberikan bekal dan mengolah pengalaman tersebut menjadi pengalaman iman yang semakin menguatkan dan mendekatkan mereka dengan Allah. Untuk mendukung itu semua maka diperlukan juga sarana yang menarik dan salah satu media yang dapat digunakan adalah facebook. Media sosial tersebut membantu siswi dalam berkomunikasi tanpa harus bertatap muka, fitur yang ditawarkan juga bervariasi, sehingga dapat digunakan simbol-simbol seperti foto, video, cerita, gambar, dan lain sebagainya yang mendukung dan menyentuh siswi untuk mau membaca dan mendalaminya. Oleh karena itu media sosial facebook bisa juga digunakan sebagai sarana untuk mewartakan Kerajaan Allah karena kita bisa mensharingkan banyak hal didalamnya seperti bacaan Kitab Suci, ajaran Gereja, dokumen-dukumen Gereja dan masih banyak lagi. Internet atau media sosial tidak bisa menggantikan komunitas antar pribadi secara real, realitas inkarnasi dari sakramen-sakramen dan liturgi, atau pewartaan langsung Injil, namun internet dapat melengkapinya , menarik orang pada pengalaman iman yang hidup, dan memperkaya kehidupan religius penggunanya. Dari segi pastoral, Internet dan media sosial sudah seharusnya digunakan sebagai sarana pelayanan. Dengan menggunakan layanan tersebut Gereja bisa menyapa banyak orang di luar sana yang memiliki latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Pastoral di dunia komunikasi digital justru mengantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
kita untuk berkontak dengan penganut agama lain, dengan orang-orang tak beriman dan orang-orang dari berbagai budaya, menuntut kepekaan terhadap orang yang tidak percaya, putus asa dan orang yang memiliki kerinduan mendalam dan tak terungkapkan akan kebenaran abadi dan mutlak. Program pembelajaran Agama Katolik dengan menggunakan media sosial facebook diharapkan bisa membantu Gereja dalam segi pewartaan karena dengan media tersebut dapat membantu para siswi semakin mengenali iman Katolik dan melihat realita yang ada serta mengajak mereka untuk membuat aksi nyata sebagai wujud ungkapan iman mereka. Ada banyak informasi tentang Gereja yang bisa siswi dapatkan dan pelajari, sehingga secara tidak langsung Pelajaran Agama Katolik menggunakan facebook membantu Gereja untuk menyapa dan menjawab keriduan para siswi maupun orang-orang di luar sana akan kehadiran, cinta kasih Yesus Kristus dalam diri mereka. Dilihat dari segi biblis, sebagai pengikut Yesus Kristus sudah sewajarnya kita mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang dan dimana pun kita berada agar banyak orang bisa merasakan kehadiran Yesus Kristus dalam dirinya. Kita perlu membantu mereka yang dalam kebingungan serta keputusasaan menemukan Yesus Kristus, sehingga mereka bisa bangkit dan merasakan cinta kasih Allah dalam diri mereka. Sebagaimana Kristus juga menuntun domba dari kandang lain agar mereka juga dijadikan satu kawanan dan satu gembala (Yoh 10:16), maka pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook hendaknya juga dapat menjangkau semua orang yang berkehendak baik, yang dalam kebingungannya mencari Sang kebenaran, agar mereka juga menemukan padang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
berumput hijau merasakan betul kehadiran Allah. Pedidikan Agama Katolik dengan facebook tidak hanya sebagai sarana pembelajaran bagi siswi, namun juga sarana pewartaan untuk membantu banyak orang menemukan dan merasakan kehadiran Allah dan memperkenalkan orang-orang zaman sekarang teristimewa mereka yang mengalami ketidakpastian dan kebingungan, bahwa Allah itu dekat, bahwa di dalam Kristus kita semua saling memiliki. Konsili Vatikan II menerbitkan dokumen Inter Mirifica yang mengajak kita memanfaatkan sarana komunikasi modern untuk karya pewartaan dan penggembalaan Gereja. Sementara dalam ensiklik Communio et Progressio , art. 128, Paus Paulus VI menegaskan bahwa media modern menawarkan cara-cara baru untuk menghadapkan manusia dengan pesan Injil. Lebih lanjut dalam ensiklik Evangelii Nuntiandi, art. 45 beliau juga menegaskan, "Gereja akan merasa bersalah di hadapan Kristus bila gagal menggunakan media untuk evangelisasi." Paus Yohanes Paulus juga mendukung pemanfaatan media massa untuk katekese dan dalam ensiklik Redemptoris Missio, art. 37 beliau menyebut media sebagai aeropogus pertama di zaman modern. "Gereja belumlah cukup untuk menggunakan media sekedar untuk menyebarkan pesan Injil dan ajaran otentik Gereja. Namun juga perlu mengintegrasikan pesan Injil ke dalam kebudayaan baru yang diciptakan oleh komunikasi modern. Oleh karena itu media sosial bukan sekedar sarana komunikasi dan eksistensi diri namun media sosial dapat juga digunakan sebagai sarana pendidikan, pewartaan iman bila kita bisa menggunakannya secara bijak dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES PEMBELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X SMA STELLADUCE 2 YOGYAKARATA Bab IV ini berisi pengolahan dan perbaikan program sederhana yang sudah dibuat dan diujicobakan pada siswi kelas XE dan XD SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Tujuan dari program tersebut adalah untuk memberikan model pembelajaran alternatif bagi para Guru agar pembelajaran semakin menarik dan tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja namun juga dapat diakses oleh para siswa siswi dimana pun mereka berada. Selain itu juga sebagai salah satu pemanfaatan media sosial facebook sebagai sarana pembelajaran sehingga media sosial dapat digunakan secara positif. Perkembangan media sosial begitu cepat dan pesat. Oleh karena itu sudah selayaknya kita memanfaatkan perkembangan tersebut secara lebih bijak sehingga media sosial memiliki manfaat yang positif terlebih bagi dunia pendidikan. Pada bab III peneliti sudah melakukan penelitian terhadap penggunaan facebook sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Peneliti juga sudah membuat program sederhana yang gunakan sebagai sarana penelitian, untuk itu sebagai tindak lanjut dari bab III peneliti akan melanjutkan dan memperbaiki program yang sudah dibuat karena dari hasil penelitian dan data yang didapat, facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang cukup menarik dan efektif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perbaikan dan pengolahan program yang sudah dibuat sebelumnya. Salah satunya adalah bagian pertama adalah isi, yaitu materi-materi serta foto atau video yang mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Bagian yang kedua adalah tampilan dari facebook itu sendiri baik dari profil, nama dari akun facebook itu sendiri. Semua perbaikan itu dilakukan agar siswi semakin tertarik mengunakan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan juga dapat merasakan dampak positif dari penggunaan facebook. A.
Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan orang dalam sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com:2009). Untuk itu dalam perkembangannya media sosial facebook tidak hanya digunakan sebagai sarana berkomunikasi, sharing, mencari informasi, namun dapat
dikembangkan
sebagai
sarana
pembelajaran
yang
menarik
dan
menyenangkan serta memberikan suasana yang berbeda karena dapat diakses kapan pun dan dimana pun. Untuk mengetahui lebih dalam pengunaan facebook dalam proses pembelejaran Pendidikan Agama Katolik, maka akan diuraikan sebagai berikut: 1.
Manfaat dan Peranan Media Sosial Facebook dalam Pendidikan Dalam proses pembelajaran biasanya pembelajaran disampaikan secara
verbal. Hal tersebut dapat menimbulkan verbalisme dan kurangnya gairah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Oleh karena itu peranan media sosial
sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru bisa
menggunakan berbagai macam media seperti film, gambar, televisi, atau internet untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkrit. Memperhatikan penjelasan di atas maka secara khusus media pembelajaran bermanfaat untuk : a)
Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu. Peristiwa-peristiwa penting atau obyek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video, audio, kemudian peristiwa tersebut dapat disimpan dan dapat digunakan ketika diperlukan.
b)
Memanipulasi keadaan, peristiwa atau obyek tertentu. Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak mejadi konkrit sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.
c)
Menambah gairah dan motivasi belajar siswa. Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat (Wina Sanjaya, 2012:70-72).
2.
Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran Online Dalam perkembangannya jenis-jenis dan model pembelajaran semakin
berkembang. Begitu juga media yang dipergunakan, dan salah satunya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
jenis pembelajaran online dan E-learning. Pembelajaran online adalah pembelajaran yang mengandalkan sumber-sumber informasi yang tersedia pada jaringan internet. Dari konsep ini jelas pembelajaran online erat kaitannya dengan pemanfaatan internet, sebagai sumber belajar (Wina Sanjaya, 2012: 205). Peranan guru juga sedikit berubah. Guru tidak lagi menempatkan diri sebagai sumber belajar, akan tetapi guru dalam pembelajaran tersebut menempatkan diri sebagai orang yang mengarahkan dan memberi petunjuk. Dalam pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet (online), salah satu media sosial
yang bisa gunakan adalah facebook, karena media sosial
tersebut merupakan sarana komunikasi yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran. Melalui facebook setiap orang dapat share berbagai macam hal seperti foto, video, film, serta artikel dari berbagai macam blog yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Orang juga bisa berkomunikasi dengan menggunakan chating yang sudah tersedia. Selain itu juga orang lain dapat menuliskan komentarnya pada foto, video, film, atau artikel yang dishare, sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran dan pendapat. Namun dalam penggunaannya tentu memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu diperhatikan oleh guru agar dalam penggunaannya nanti guru dapat meminimalisir apa yang menjadi kekurangan tersebut, dan guru perlu juga mempelajari dan memahami betul media sosial facebook tersebut sehingga dapat menggunakan konten-konten yang tersedia dengan maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
B.
Usulan Program Penggunaan Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Usulan program ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian dan uji
coba program sederhana yang telah penulis lakukan terhadap siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Pemanfaat media sosial facebook membuat penulis ingin mendalami dan mencoba untuk memperbaiki program yang pernah dijalankan sebelumnya sebagai usulan program, yang nantinya dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh sekolah sebagai salah satu alternatif sarana pembelajaran Agama Katolik siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. 1.
Latar Belakang Dalam sebuah proses belajaran mengajar pada umumnya guru menjadi
sumber informasi, menyampaikan informasi atau pembelajran secara verbal. Penyampaian bahan yang bersifat verbal terkadang membuat siswa menjadi bingung dan kurang jelas. Oleh karena itu dibutuhkan media untuk menyajikan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit, sehingga mempermudah siswa untuk memahami pelajaran dan menghilangkan verbalisme. Tentu banyak media yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pembelajarannya, bisa menggunakan film, foto, gambar, internet. Dengan majunya perkembangan teknologi tentu membuat pembelajaran semakin bervariasi, kreatif dan inovatif. Manusia adalah makhluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam teknologi informasi khususnya internet. Seiring dengan perkembangan waktu dan modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktivitas tetap manusia sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi salah satu cara alternaif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu diciptakanlah media sosial dan salah satunya adalah facebook. Dalam tujuan pembuatan facebook itu sendiri ada manfaat yang bisa diambil, di antaranya adalah sebagai ajang pertemuan teman lama, bisa mencari teman yang baru dengan mudah, tempat jual beli, sarana belajar dan bahkan facebook sendiri bisa digunakan untuk mewartakan sabda Tuhan (Kabar Gembira) kepada banyak orang. Di samping itu juga facebook juga memiliki dampak negatif pula, dan tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memiliki dampak juga bagi kehidupan manusia. Dengan adanya kemajuan teknologi dan budaya digital pembelajaran bisa dilakukan juga dengan menggunakaan media sosial dan PAK dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan. Peneliti melihat peluang yang ditawarkan oleh budaya digital dan dengan adanya media sosial anak muda dapat dengan mudah berkomunikasi dengan banyak orang dimana saja dan kapan saja. Melihat peluang tersebut peneliti ingin mencoba membuat pengajaran PAK dengan cara yang lebih modern dan menarik bagi siswa serta dapat diakses dengan cepat. Media sosial facebook menjadi salah satu sarana yang akan digunakan oleh peneliti untuk membuat pengajaran PAK yang menyenangkan, mudah dan bisa diakses kapan saja karena hampir sebagai besar anak muda terutama pelajar memiliki facebook.
2.
Tujuan Program Adapun tujuan dari usulan program tersebut adalah:
a.
Membuat sarana pembelajran Agama Katolik yang menarik dan mudah diakses dengan media sosial facebook.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
b.
Memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan.
c.
Responden dapat terbantu dalam belajar dengan adanya pembelajaran Agama Katolik dengan menggunakan media sosial facebook.
C.
Bentuk Program Bentuk program yang diusulkan oleh penulis adalah Pembelajaran Agama
Katolik dengan menggunakan media sosial facebook bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Pembelajaran tersebut bertujuan untuk membantu para siswi dalam belajar Agama Katolik, sehingga pembelajaran tidak hanya berlangsung di sekolah saja namun juga dapat dipelajari, diakses di rumah atau pun tempat lain. Dengan menggunakan facebook siswi tidak hanya dapat mendownload materi-materi yang ada, namun juga dapat berkomunikasi dengan teman-teman dengan aplikasi chatting yang telah tersedia. Pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook diharapkan dapat membantu siswi dalam belajar dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
D.
Cara Membuat Akun Facebook Bentuk program yaang diusulkan oleh penulis adalah pembuatan media
pembelajaran dengan menggunakan media sosial facebook. Bentuk program ini melanjutkan program sebelumnya yang sudah dibuat dengan beberapa perbaikan agar lebih tertata dan menarik. Dengan menggunakan akun yang sudah tersedia (Pendidikan Agama Katolik Satria) penulis akan menambahkan grup di facebook agar siswi lebih leluasa untuk sharring, chatting dan berdiskusi tanpa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
terlihat oleh orang lain diluar grup tersebut. Berikut adalah beberapa cara membuat akun facebook: 1.
Untuk mendaftar facebook pastikan sudah mempunyai alamat email terlebih dahulu, karena untuk login atau masuk ke facebook memerlukan sebuah alamat email. Jika belum mempunyai alamat Email bisa membaca tutorialnya pada: Cara membuat Email Yahoo dan Gmail Baru. Jika sudah memiliki email kemudian masuk ke "www.facebook.com" dan kemudian akan diarahkan pada halaman seperti gambar 2 berikut : Gambar 2. Langkah-langkah membuat akun facebook
2.
Langkah kedua cara membuat facebook adalah memasukan data diri pada kolom yang sudah di sediakan dan tampilannya seperti gambar 3 di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Gambar 3. Langkah-langkah membuat akun facebook
Keterangan :
3.
Nama depan: masukan nama depan anda Nama belakang: isikan dengan nama belakang anda Email: tuliskan alamat email anda yang masih aktif Konfirmasi Email: konfirmasi alamat email anda kembali Kata sandi: buat kata sandi anda, usahakan membuat kata sandi yang rumit namun pastikan anda menghapalnya, karena kata sandi ini nantinya akan anda gunakan untuk login ke facebook. Tanggal lahir: anda di sini disuruh memasukkan tanggal, bulan dan tahun kelahiran anda.
Langkah ketiga cara mendaftar Facebook yaitu, setelah melengkapi semua identitas seperti gambar no 3 dengan benar, anda akan diarahkan pada tampilan halaman seperti gambar 4 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Gambar 4. Langkah-langkah membuat akun facebook
4.
Jika muncul tampilan seperti di atas, klik lewati langkah ini kemudian diarahkan lagi pada halaman seperti di bawah ini dan akan diminta untuk mengisi formulir mengenai SMA, Perguruan tinggi, kota sekarang dan kota asal setelah selesai mengisi formulir tersebut klick simpan dan lanjutkan. Akan terlihat seperti gambar 5 berikut: Gambar 5. Langkah-langkah membuat akun facebook
5.
Cara Membuat facebook pada tahap ini pengguna akan diminta memasukkan foto profil yang bisa diunggah dari komputer namun jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
belum mempunyai foto di komputer bisa dikosongkan saja dan menambahkannya pada kemudian hari. Akan terlihat seperti gambar 6 berikut: Gambar 6. Langkah-langkah membuat akun facebook
6.
Cara pengguna mendaftar facebook pada tahapan ini sudah hampir selesai, selanjutnya akan diminta untuk membuka email yang telah dikirim ke kotak masuk email oleh tim facebook dan diminta untuk membuka pesan yang telah dikirimkan. Seperti terlihat pada gambar 7 berikut: Gambar 7. Langkah-langkah membuat akun facebook
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
7.
Jika muncul tampilan seperti di bawah ini, berarti telah sukses membuat akun facebook baru, dan facebook anda sudah bisa anda gunakan. Anda tinggal mencari teman-teman anda di facebook. Akan terlihat seperti gambar 8 di bawah ini: Gambar 8. Langkah-langkah membuat akun facebook
E.
Cara Membuat Grup di Facebook Media sosial facebook memiliki fasilitas untuk berkumpul dalam sebuah
grup. Fasilitas grup ini berguna untuk mengumpulkan teman-teman yang memiliki kesamaan tujuan, atau kesamaan tempat tinggal, sekolah, hobi, aktivitas dan lainlain. Dengan membuat grup kita dapat membuat sebuah komunitas yang dapat berbagi informasi dan berdiskusi. Penulis menguraikan cara membuat grup dalam media sosial facebook seperti yang ditulis berikut: 1.
Pada halaman facebook sebelah kiri pilih ‘buat grup’, kemudian akan muncul kotak bertuliskan ‘buat grup baru’ dan akan dituntun untuk mengisi informasi-informasi yang diperlukan berkaitan dengan tujuan pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
grup. Dalam tahap ini juga dapat diatur siapa saja yang dapat melihat grup tersebut. Seperti gambar dibawah ini:
2.
Setelah mengisi informasi yang diperlukan, pilih ‘buat’ dan akan dialihkan ke kotak berikutnya lalu muncul ‘pilih ikon’ dan pilih ‘lanjutkan’.
3.
Grup facebook sudah jadi dan dapat digunakan untuk berbagi informasi dan sebagai tempat menyampaikan pendapat-pendapat dari orang-orang yang sudah masuk dalam grup tersebut. Pembuatan grup di facebook dimaksudkan untuk membuat privasi agar
mereka yang masuk dalam grup menjadi lebih leluasa dan bebas untuk sharing dan berbagi informasi satu sama lain. Grup juga dibuat agar saat berbagi informasi, sharing sesuai dengan apa yang ada dan dibicarakan dalam grup sehingga apa yang disharingkan dan diinformasikan tidak keluar dari topik atau tema. Usulan program diatas bisa dilihat diakun facebook ”Pendidikan Agama Katolik Satria” dan untuk materi yang diberikan juga bisa dilihat di akun tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
sesuai dengan buku paket “Perutusan Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK” hanya sarana yang digunakan adalah facebook. (bdh. Lamp. 6, 7, 8, dan 9 ). F.
Kelebihan Media Sosial Facebook dalam PAK Adapun kelebihan media sosial facebook dalam Pembelajaran Agama
Katolik adalah sebagai berikut : b.
Adanya fasilitas mengunggah dan menandai foto. Ketika guru mengunggah dan menandai siswi sebuah foto motivasi siswi dapat melihat maksud dari foto tersebut. Karena dalam foto tersebut dengan disertai cerita dan informasi yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Katolik.
c.
Tersedianya fasilitas obrolan (chat). Fasilitas obrolan tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswi atau antara siswi dengan siswi lain, untuk berdiskusi tentang tugas atau materi Pendidikan Agama Katolik secara online tanpa bertatap muka.
d.
Adanya fasilitas mengunggah dan menandai video. Jadi ketika guru mengunggah dan menandai siswi sebuah video motivasi yang temanya berkaitan dengan Pendidikan Agama Katolik, siswi dapat melihat maksud dari video pendek tersebut. Dari video tersebut guru dapat membuat pertanyaan yang bisa dijawab langsung oleh siswa melalui kolom komentar.
e.
Mempunyai aplikasi yang jumlahnya lumayan banyak sehingga bisa digunakan sebagai saran pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
posting blog, share video youtube, artikel, berita dari berbagai macam sumber. f.
Tersedianya fasilitas untuk membagikan blog dan artikel ataupun informasi yang berkaitan dengan pelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan Agama Katolik.
g.
Media sosial facebook seperti fungsi utamanya adalah untuk berhubungan sosial. Jadi facebook berguna untuk menghubungkan orang yang jauh menjadi dekat, dengan berkomunikasi satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian penutup penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran berkaitan
dengan
“Penggunaan
Media
Sosial
Facebook
dalam
Proses
Pembelajaran PAK Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Bagian kesimpulan berisikan gagasan-gagasan pokok dari keseluruhan isi penulisan skripsi ini dan bagian saran berisi usaha-usaha yang dapat dilakukan guna memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai sarana pendidikan, terutama bagi pendidikan Agama Katolik, sehingga perkembangan dan kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan secara positif sebagai sarana edukasi yang dapat membantu sekolah, guru dalam proses pembelajaran. Saran ditujukan bagi Guru dan siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, serta bagi perkembangan mata kuliah di program studi IPPAK. A.
Kesimpulan Media sosial adalah satu bentuk dari perkembangan dan kemajuan
teknologi, melalui media sosial orang dapat berkomunikasi dengan mudah, tidak hanya berkomunikasi namun juga mencari dan mendapatkan informasi. Media sosial yang cukup digemari dan sering digunakan oleh anak-anak muda adalah facebook karena media ini banyak menawarkan fitur-fitur yang menarik. Media sosial tersebut dimanfaatkan oleh peneliti sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan menemukan sarana pembelajaran yang menarik sekaligus membantu guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
memberikan materi pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah. Dengan sarana media sosial tersebut (facebook: Penelitian IPPAK Satria), diharapkan dapat menarik minat siswi untuk belajar di luar jam sekolah. Materi-materi pelajaran juga dapat diakses, download dengan mudah sehingga tidak harus membawa buku-buku pelajaran saat berpergian. Kemajuan teknologi membuat anak-anak muda sekarang tidak bisa jauh dengan gadget. Kemana pun mereka pergi, mereka selalu membawa gadget mereka. Dengan adanya sarana pembelajaran menggunakan media sosial facebook tersebut siswi dapat mengakses mata pelajaran Agama Katolik dengan mudah, dimana saja, dan kapan saja. Tidak hanya mengakses dengan mudah dan cepat, namun siswi dapat chatting dengan teman-teman sehingga ada komunikasi walaupun tidak bertatap muka. Fitur-fitur yang tersedia juga menjadi salah satu faktor pendukung pembelajaran menggunakan media sosial facebook. Dengan fitur tersebut kita bisa memposting berbagai macam foto, video, artikel, berita, dan cerita sehingga itu bisa menjadi salah satu daya tarik yang mendukung pembelajaran menggunakan media sosial facebook. Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook pada dasarnya digunakan sebagai sarana pembelajaran di luar jam sekolah. Dengan melihat kemajuan zaman dan teknologi yang ada maka pembelajaran menggunakan media sosial diharapkan dapat menjadi salah satu saran pembelajaran yang menarik dan bisa membangkitkan semangat belajar siswi. Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook tidak hanya menawarkan akses yang cepat, dan mudah, namun juga ada komunikasi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
siswi sehingga mereka dapat saling sharing, bertukar pendapat, dan berdiskusi. Selain sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik secara tidak langsung juga menjadi sarana pewartaan iman. Gereja sendiri juga mengambil manfaat perkembangan teknik demi mewartakan injil dan kesaksian. Sekaligus Gereja ingin membimbing orang supaya bersikap kritis dan dewasa terhadap pengaruh dan kuasa media. Pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik juga membantu Gereja untuk mewartakan injil dan kesaksian kepada kaum muda. Media sosial membuat pembelajaran menjadi semakin menarik dan menyenangkan begitu juga pewartaan iman menjadi lebih menarik bagi anak-anak muda karena sesuai dengan zaman dan budaya mereka saat ini yaitu budaya digital. Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook menjadi hal yang menarik bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Bagi mereka pembelajaran dengan facebook merupakan hal yang baru dan kreatif. Siswi juga merasa terbantu
dengan adanya pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook. Mereka merasa pembelajaran Agama Katolik menjadi lebih mudah diakses, dan praktis karena bisa langsung dilihat di media sosial tanpa harus membawa buku pelajaran ke mana-mana. Sekarang media sosial facebook tidak hanya membantu mereka dalam berkomunikasi, namun juga membantu siswi untuk semakin mengenal Iman Katolik dan Injil. Chatting bukan hanya sebatas sarana untuk berkomunikasi atau menggosip, melainkan menjadi sarana sharing pengalaman iman dimana mereka dapat saling menguatkan dan berbagi pengalamannya satu sama lain. Memang sudah seharusnya kita dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Gereja mengikuti perkembangan zaman dan. Gereja mengajak semua orang ikut berjaga supaya alat-alat komunikasi jangan menyelewengkan pandangan masyarakat dari kebenaran dan prinsip-prinsip moral. Sebaliknya hendaknya melalui alat-alat komunikasi kebenaran dari Allah semakin diketahui oleh banyak orang dan menjadi pegangan hidup dalam pembangunan masyarakat (Iman Katolik, 2011: 392). B.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
sebagai hasil refleksi selama ini, dengan harapan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta terutama bagi Guru dan siswi. Saran juga ditujukan bagi kampus Ilmu Pendidikan Kehususan Pendidikan Agama Katolik atau PAK Sanata Dharma baik bagi dosen maupun mahasiswa agar ke depanya bisa semakin cerdas dan bijak dalam menggunakan sarana media sosial. 1.
Bagi Guru dan siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta: Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berkaitan dengan sarana pembelajaran melalui media sosial facebook, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
a.
Sebaiknya Guru dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang kini berkembang serta menggunakannya sebagai sarana pembelajaran. Tidak hanya media sosial namun juga masih ada aplikasi-aplikasi lain seperti moodle yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
b.
Para Guru sebaiknya tetap membimbing dan mengawasi siswi yang menggunakan media sosial dalam pergaulannya, sehingga siswi tetap bijak dalam menggunakan media sosial khususnya facebook. Agar siswi tetap dapat bersosialisasi, serta diharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
c.
Para siswi perlu menggunakan media sosial dengan lebih bijaksana lagi. Gunakan media sosial sebagai sarana pembelajran dan mewartakan Injil. Ada banyak blog, artikel positif yang bisa di posting, upload di media sosial sehingga media sosial bisa digunakan sebagai sarana edukasi dan memiliki nilai positif.
d.
Guru dan siswi sebaiknya menghindari penggunaan sosial untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan merugikan, dan diharapkan tumbuh kesadaran dari dalam diri sendiri selain mengandalkan upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak. Kiranya kesadaran yang tumbuh akan mampu menuntun para pengguna untuk menggunakan teknologi dengan bijak.
e.
Sekolah, juga perlu mendukung penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran dengan memberikan fasilitas internet yang langsung terhubung dengan lab komputer pada jam tertentu sehingga siswi yang tidak memilik fasilitas gadget tetap bisa mengikuti perkembangan materi di media sosial.
2.
Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
a.
Kampus IPPAK perlu mengembangkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran dan penyampaian informasi, memberikan sosialisasi kepada mahasiwa IPPAK untuk menggunakan media sosial sebagai sarana pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran online yang sudah kampus sediakan.
b.
Kampus perlu mengimbau para mahasiswa untuk menggunakan fasilitas yang sudah disediakan seperti komputer di perpustakaan dan juga wifi untuk mendukung media pembelajaran yang sudah kampus sediakan.
c.
Kampus juga perlu memperbaiki jaringan wifi di kampus agar lebih lancar dan cepat sehingga mahasiwa dapat mengakses fasilitas dan media pembelajaran yang sudah kampus sediakan. Selain itu dengan adanya fasilitas wifi yang cepat akan membuat mahasiswa lebih rajin ke kampus untuk mengerjakan tugas yang memerlukan akses internet.
d.
Para dosen yang memiliki media sosial bisa juga memanfaatkan media sosial tersebut sebagai sarana pembelajaran. Bisa juga menggunakan facebook, dengan membuat grup-grup sesuai mata kuliah yang diampu sehingga materi-materi kuliah bisa diakses dan di download oleh para mahasiswa. Dengan begitu proses pembelajaran pun akan menjadi lebih efektif dan efisien.
e.
Para dosen yang sudah memiliki media sosial khususnya facebook, agar dapat memanfatkannya untuk membantu mahasiswanya yang sedang proses mengerjakan skripsi. Dengan demikian proses pengerjaan skripsi mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
dapat lebih cepat terselesaikan, karena pengoreksian revisi bisa dilakukan tanpa bertatap muka. f.
Mahasiswa, gunakanlah fasilitas yang sudah kampus sediakan dengan maksimal dan sebaik mungkin untuk menunjang pembelajaran di kampus Pendidikan Agama Katolik, serta untuk mencari dan mendapatkan informasi-informsi penting dari kampus USD agar mahasiswa PAK tidak ketinggalan informasi dari kampus pusat.
g.
Mahasiswa yang memiliki beberpa media sosial tetaplah menjadi pengguna media sosial yang bijak, agar penggunaan media sosial tidak disalahgunakan pada hal-hal negatif yang akhirnya hanya akan merugikan orang lain dan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
DAFTAR PUSTAKA 1.
Buku Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arnold, N. & Paulus, T. (2010). Using a Social Networking Site for Experiential Learning: Appropriating, Lurking, Modeling and Community Building. The Internet and Higher Education, 13, 188196. Churchill, D. (2009). Educational Application of Web 2.0: Using Blogs to Support Teaching and Learning. British Journal of Education Technology, 40, 179-183 Dapiyanta, FX. Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Pendidikan. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. Dehlstrom, E., deBoor, T., Grunwald, P. & Vockley, M. (2011). The ECARE National Study of Undergraduate Students and Information Technology, CO: EDUCAUSE Center for Applied Research. Available fromhttp://www.educause.edu/ecare Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1970). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Groome, Thomas. (2010). Christian Religious Education: Sharing Our Story and Vision. San Fransisco: Harper and Ron Publisher. Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi research jilit 3. Yogyakarta: Andi Hamm, S., Saltsman, G., Jones, B., Baldridge, S. & Perkins, S. (2013). A Mobile Pedagogy Approach for Transforming Learners and Faculty. Zane Berge & Lin Muilenburg (Eds.), Handbook of Mobile Education, New York, NY: Routledge. Heryatno, Wono Wulung. (2003). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK Sekolah. Yogyakarta: IPPAK. Iswarahadi. (2013). Media dan Pewartaan Iman.Yogyakarta: Kanisius Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik : Buku Informasi dan Refrensi. Yogyakarta: Kanisius Kountur, Ronny. D.M.S.,Ph.D. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: PPM. Melkyor Pando, B. (2014). Hiruk Pikuk Jejaring Sosial Terhubung. Yogyakarta: Kanisius M.B.A, Ridwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Serial Dokumen Gerejani No.58 A. (2007). Surat Kepada Para Artis (Seniman-Seniwati). Jakarta: DOKPEN KWI. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Top, E. (2012). Blogging as a Social Medium in Undergraduate Courses: Sense of Community Best Predictor of Perceived Learning. Internet and Higher Education, 15, 24-28. Top, E., Yukselturk, F. & Inan, F.A. (2010). Reconsidering Usage of Blogging in Preservice Teacher Education Courses. Internet and Higher Education, 13, 214-217. Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
2.
Internet Nandonurhadi. (2015). Data statistik Pengguna Facebook di Indonesia. http://www . Penguna facebook 2015. com. Dirilis Januari 2015, diakses 14 Februari 2105 pukul 23. 14 WIB. http://sugikshare.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-sosial-media-dan perkembangan.html. Diakses 3 Agustus 2016 pukul 14.45 WIB. Vincent. http://www. Wikimedia.com. Diakses 25 Januari 2015 pukul 13.00 WIB. ____________(2011). Data Statistik Penguna Facebook. http://www. emarketer.com. Diakses 25 Januari 2015 pukul 13.20 WIB. ____________(2013). Pengertian Facebook. http://www. Facebook. com. Diakses 14 Februari 2015 pukul 22.14 WIB. ____________(2012). Data Pengguna Facebook di Indonesia Tahun 20142015.http://www. Kompassiana.com. Dirilis kamis 10 Oktober 2012, diakses 14 Februari 2015 pukul 22.30 WIB. ___________(2012). Data Pengguna Facebook di Indonesia. http://www. Tempo.com. Diakses 14 Februari 2015 pukul 23.02 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelajaran 11
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelajaran 12
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelajaran 13
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelajaran 14
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tampilan Profile facebook
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAJARAN 11 Senin, 19 Desember 2011 GEREJA DAN DUNIA MATERI : Ada zaman di mana Gereja berpandangan sangat negative tentang dunia. Akan tetapi saat ini Gereja sudah berpandangan yang lebih positif terhadap dunia. Gereja mengakui otonomi dunia dan ingin berdialog dengan dunia. Dialog ini dapat memperkaya dan memberdayakan Gereja dalam usahanya menyelamatkan umat manusia. Mendalami cerita tentang Keterbukaan Gereja. Membuka Jendela-Jendela Vatikan Ketika Roncalli dipilih menjadi Paus, salah satu tindakan pertama yang bernada simbolik adalah menyuruh supaya jendela-jendela Vatikan dibuka selebar-lebarnya. Kemudian, ia menjelaskan arti symbol membuka jendelajendela Vatikan selebar-lebarnya itu, katanya : “Supaya udara yang bau busuk dapat keluar dan udara segar dapat masuk. Selain itu, supaya pandangan tidak terhalang, ia dapat melihat jauh keluar tembok-tembok Vatikan, yakni dapat melihat ke seluruh penjuru dunia”. Roncalli yang memilih nama Yohanes XXIII, kemudian mengumumkan diadakannya Konsili Vatikan II. Dengan Konsili itu, Gereja sungguh-sungguh membuka dirinya bagi dunia. Dunia dilihat jauh lebih positif dibandingkan dengan masa-masa yang lampau. Paus Yohanes XXIII dengan motto “aggiornamento” sungguh-sungguh telah membaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Konsili Vatikan II menjadi tonggak sejarah baru Gereja. (Dari : Kumpulan Cerita Kateketis) Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut : 1. Apa komentarmu atas cerita di atas ? 2. Apa pesan cerita di atas bagi Gereja kita ? 3. Konsili Vatikan II membawa banyak pembaharuan. Bagaimana pandangan Konsili tentang dunia ? 4. Bagaimana hubugan Gereja dengan dunia ? A. HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi lebih baik ini disebabkan karena Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Ada baiknya kita melihat pandangan-pandangan baru tentang dunia dan manusia, kemudian (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya. 1. Pandangan Baru Tentang Dunia dan Manusia. a. Dunia Pada masa lampau dunia seringkali dipandang negative sebagai dunia berdosa, sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatannya. Pandangan demikian mungkin didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misalnya : 1) “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata, serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2: 15 – 16). 2) “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yoh 5 : 19). 3) “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12 : 2). Dalam Injil ataupun dalam surat-surat, juga ditekankan bahwa dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Yesus (bdk. Yoh 16 : 33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletak di dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus : “Karena salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan akupun disalibkan bagi dunia” (Gal 6: 14). Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif. Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan mencapai kesempurnaan (G.S. 2) b. Manusia Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat manusia dan karya manusia. 1) Martabat Manusia. Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan bahwa manusia mempunyai martabat yang luhur, karena manusia diciptakan menurut citra Allah dan dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan diri menyerupai Kristus, di mana citra Allah tampak secara utuh.
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas dan hati nurani. Ketiga-tiganya ini menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah, walaupun dpt disalahgunakan sehingga jatuh ke dalam dosa. Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia. 2) Masyarakat Manusia. Pribadi manusia dan masyarakat memang saling bergantungan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan rencana Tuhan karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (G.S. 24). Kristus sendiri berdoa agar “Semua menjadi satu seperti kita pun satu adanya” (Yak 17: 21-22). 3) Usaha dan Karya Manusia. Perkembangan dunia di segala bidang memang dikehendaki Tuhan dan manusia dipilih untuk menjadi “rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan perkembangan dunia. Kebenaran ini perlu disadari pada masa kemajuan Ilmiah dan tehknik ini, supaya manusia tidak salah langkah. Usaha dan karya manusia apapun bentuknya mempunyai nilai yang luhur, karena dengan itu manusia menjadi partner Tuhan dalam menyempurnakan dan menyelamatkan dunia ini. Selanjutnya, dengan berkarya manusia bukan saja menyempurnakan bumi ini tetapi juga menyempurnakan dirinya sendiri. 2. Hubungan Antara Gereja dan Dunia Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal berikut ini : a. Gereja Postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau ladang, di mana Gereja berbhakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan. b. Dunia dijadikan mitra Dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai Injili dan dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia. c. Gereja tetap menghadapi otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi kerajaan Allah. Sebenarnya, Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara tentang dunia manusia. Bagi seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berarti berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah di dunia ini. Mendalami Misi Gereja Terhadap Dunia Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut: Sesudah melihat hubungan Gereja dan dunia, apa kiranya tugas Gereja terhadap: 1. Martabat manusia ? 2. Masyarakat? 3. Usaha dan karya manusia ? 4. Hal-hal mendesak lainnya yang perlu menjadi perhatian Gereja ? B. MISI DAN TUGAS GEREJA DALAM DUNIA Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara sempurna pada akhir zaman, tetapi kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari dunia ini. Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama bukan “Penyebaran Agama”, melainkan kabar gembira (Kerajaan ALlah) yang relevan dan mengena pada situasi konkrit manusia dalam dunia yang majemuk ini. Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan dsb. Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa kabar gembira ke segenap lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam lubuk hati manusia dan membaharui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku memperbaharui seluruh ciptaan” (EN 18). Berikut disebutkan beberapa hal pokok seperti yang disarankan olehGaudium et Spes, yang harus menjadi perhatian Gereja masa kini, yakni : 1. Martabat Manusia Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperanan, antara lain : a. Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham, misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya. b. Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat dan pribadi manusia. c. Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud penciptanya.
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Peran Gereja dalam Masyarakat Dalam kehidupan bermasyarakat, Gereja dapat berperan antara lain sebagai berikut : a. Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang miskin, seperti karya-karya amal, dsb. b. Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi dan persekutuan yang sehat di bidang kewargaan dan ekonomi. c. Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara masyarakat dan Negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik. 3. Usaha dan Karya Manusia a. Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia bahwa semua usaha manusia, betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan rencana Tuhan. b. Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia. c. Akhirnya Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan social ekonomi dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa. Mendalami Masalah-Masalah Pokok Bangsa Indonesia Yang Membutuhkan Perhatian Dan Penanganan Dari Gereja Indonesia Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut : 1. Bangsa kita lemah lama hidup dalam krisis multi dimensi. Apa saja yang kamu ketahui tentang : a. Keadaan lingkungan hidup di negeri kita? b. Situasi politik dan hukum di negeri kita? c. Situasi ekonomi masyarakat kita? d. Situasi budayaa dan pendidikan kita ? 2. Menurut pendapatmu apa kiranya akar dari semua krisis Negara kita ini ? 3. Apa yang dapat dibuat oleh Gereja Indonesia untuk menangani masalahmasalah itu ?
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. MASALAH BANGSA DAN SUMBANGAN GEREJA INDONESIA DALAM PENANGANAN KRISIS MULTI DIMENSI 1. Situasi Negara Kita Negara kita sudah sejak lama mengalami krisis multy dimensi, antara lain : a. Krisis Lingkungan Hidup Alam negeri kita sering dirusak dan dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab oleh tangan-tangan yang kotor dan bernafsu serakah. Kebakaran hutan yang menimbulkan bencana asap, penebangan hutan besar-besaran dan pencemaran lingkungan oleh pabrik-pabrik merupakan contoh-contoh yang menunjukkan bahwa alam kita sedang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kemajuan kita sering terarah pada “menguasai alam”. b. Krisis Ekonomi Telah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan diIndonesia. Namun, pembangunan yang kita gencarkan menimbulkan pula kesenjangan social yang sangat besar. Segelintir orang semakin kaya, semakin berkuasa dan semakin sewenang-wenang, sedangkan sebagian besar rakyat kita tetap miskin, bahkan semakin miskin. Timbul berbagai bentuk monopoli, kolosi, korupsi dan sebagainya. Kehidupan ekonomi kita masih kurang kokoh. Sekarang kita masih menghadapi krisis moneter, harga berbagai kebutuhan hidup dan jasa meningkat. Yang paling menderita selalu rakyat kecil. c. Krisis Politik Harus kita akui bahwa ada kemajuan di bidang politik, yakni masyarakat kita telah banyak belajar berdemokrasi dan bersikap otonom. Ada suasana kebebasan. Namun, lembaga-lembaga yang menjamin kedaulatan rakyat tidak senantiasa berfungsi dengan baik. Hukum dan lembaga-lembaga hukum kadangkala tidak tidak jalan. Kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif dan partai-partai digunakan untuk menjamin kepentingan diri sendiri atau golongannya/ kelompoknya sendiri. Korupsi dan kesewenang-wenangan terasa semakin subur. d. Krisis Budaya dan Pendidikan Cukup lama pembangunan negeri kita memalaikan pendekatan budaya. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ekonomi dan politik. Mutu pendidikan kita terus merosot. 2. Akar dari Semua Masalah Menurut banyak pakar dikatakan bahwa sumber dari semua krisis itu adalah krisis moral. Bangsa kita seperti kehilangan hati nurani. Hal buruk secara moral yang paling terasa adalah : a. Ketidakadilan : yang kaya dan berkuasa semakin Berjaya, sedangkan yang miskin (rakyat kecil) semakin terpuruk. Kesewenang-wenangan masih cukup banyak terjadi.
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Ketidakjujuran : melahirkan korupsi dan nepotisme. Kemunafikan dan formalism masih cukup terasa. c. Tidak adanya kesetiakawanan : keserakahan demi kepentingan diri sendiri dan golongan semakin merebak. 3. Peranan dan sumbangan Gereja Dalam melaksanakan tugas kenabiannya, Gereja harus selalu berjuang dengan berbagai cara supaya keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan ditegakkan. Gereja hendaklnya berjalan paling depan dalam gerakan menegakkan keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan. Jika kita sungguh-sungguh menghayati keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan, maka krisis ekonomi, politik, budaya dsb akan dapat teratasi. EVALUASI 1. APAKAH Gereja Indoesia cukup punya andil dalam pembangunan negeri ini ? Jelaskan! 2. Bagaimana supaya Gereja Indonesia lebih memiliki daya pikat di negeri ini ?
D. GEREJA DAN DUNIA Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya dengan dunia. Hubungan yang menjadi baik ini disebabkan karena Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Mungkin ada baiknya kita melihat pandangan-pandanganbaru tentang dunia dan gereja, kemudian kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara kuduanya. 1. Pandangan Baru tentang Dunia dan Manusia a. Dunia Pada masa lalu dunia sering kali dipandang negative sebagai dunia berdosa sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatan. Pandangan demikian mungkin didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misal: “janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada didalam orang itu. sebab semua yang ada didalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2 : 15-16). “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah, dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” ( 1 Yoh 5 : 19) “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12 : 2). Dalam Injil ataupun surat-surat juga ditekankan bahwa dunia berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allahtelah dikalahkan oleh Kristus ( Yoh
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 :33). Berkat Salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru. Dunia yang terletakdalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus seperti dikatakan Paulus:” Karena Salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan akupun disalibkan bagi dunia “ (Gal 6 : 14). Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif, Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala yang ada di sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia ditandai dengan usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali dengan rencana Allah dan dapat mencapai kesempurnaan. b. Manusia Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat manusia dan karya manusia. Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan bahwa manusia mempunyai martabat yang luhur, karena manusia diciptakan menurut citra Allah dan dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan diri menyerupai Kristus, dimana citra Allah tampak secara utuh. Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati nurani. Ketiga-tiganya in menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah, walaupun dapat disalah gunakan sehingga jatuh kedalam dosa. Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia. Pribadi manusia dan masyarakat memang saling bergantungan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan rencana Tuhan karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar semua manusia membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (G.S 24). Kristus sendiri berdoa agar “ semua menjadi satu …………seperti kita pun satu adanya” (Ya 17 : 21 – 22). c. Usaha dan Karya Manusia Perkembangan dunia disegala bidang memang dikehendaki Tuhan dan manusia dipilih untuk menjadi “ rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan perkembangan dunia. Kebenaran ini perlu disadari pada masa kemajuan ilmiah dan teknik ini, supaya manusia tidak salah langkah. Usaha dan karya manusia menjadi apa pun bentuknya mempunyai nilai yang luhur karena dengan itu manusia menjadi partner Tuhan dalam penyempurnaan dan menyelamatkan dunia
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini. Selanjutnya, dengan berkarya manusia bukan saja menyempurnakan bumi ini tetapi juga menyempurnakan dirinya sendiri. 2. Hubungan atau Karya Manusia Menyangkut hubungan antara gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal berikut ini : a. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai “ Sakramen Keselamatan” bagi dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi tempat atau lading. Dimana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi, tetapi didatangi dan ditawari keselamatan. b. Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adapt istiadat, alam pikiran, ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan misinya di dunia. c. Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatya yang sekuler, karena didalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan membangun sendi-sendi Kerajaan Allah. Sebenarnya, Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara tentang dunia manusia. Bagi seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah didunia ini.
E. PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT PAUS YOHANES XXIII Nama lahir : Angelo Giuseppe Roncalli Mulai menjabat : 28 Oktober 1958 Sampai 3 Juni 1963 Pendahulu : Pius XII Pengganti : Paulus VI Lahir : 25 November 1881 Sotto il Monte, Italia Wafat : 3 Juni 1963 (umur 81) Istana Apostolik, Vatikan Catatan Kaki, Paus Santo Yohanes XXIII, nama lahir Angelo Giuseppe Roncalli (lahir di Sotto il Monte, Italia, 25 November 1881 – meninggal di Istana Apostolik, Vatikan, 3 Juni 1963 pada umur 81 tahun) adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak 28 Oktober 1958 hingga 3 Juni 1963. Ia sering disebut "Paus Yohanes Yang Baik" dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasanya untuk
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyatukan gereja yang pecah. Ketika diangkat sebagai Paus, Roncalli telah berumur 77 tahun dan sama sekali tidak diunggulkan selama konklaf. Dengan umurnya yang sudah lanjut, Roncalli dianggap hanya akan memerintah dalam waktu yang singkat, oleh karenanya pada masa itu sering dianggap hanya sekedar paus antara saja. Namun, kepemimpinan Paus Yohanes XXIII ternyata banyak mengejutkan Gereja Katolik dan dunia pada umumnya. Di antaranya adalah dihimpunkannya Konsili Vatikan II yang menghasilkan reformasi atas doktrindoktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsiliasi antar umat beragama, suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan muncul dari kekuasaan tertinggi Tahta Suci. Walaupun masa pemerintahannya hanya singkat saja (sekitar 5 tahun lamanya), Paus Yohanes XXIII dianggap sebagai salah satu Paus terbesar yang pernah ada dalam sejarah Gereja Katolik
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAJARAN 12 MEMBAKAR MATAHARI Oleh Purwanto, Siang ini sungguh sangat terik di kawasan industri Jatake. Jalanan beton yang dilapisi aspal dipanggang matahari sampai timbulkan kubangan air fatamorgana. Pepohonan mahoni muda yang berjejer di sisi jalan menampakan kepayahan hingga daunnya berubah warna menjadi kecoklatan, mengering terombangambing mengikut arah angin hempasan truk kontainer yang lewat. Palem-palem sepanjang jalan daun-daunnya menggelepar terbakar menyisakan lidi-lidi meranggas. Meskipun kemarau, langit di kawasan tidak pernah berwarna biru. Awan putih yang menggayut itu adalah kabut polusi dengan kadar polutan yang tinggi. Segala isi yang ada di kawasan bagai kue-kue yang dikukus di panci, panas dan nglekep. Aku usapkan selampai kumal berwarna coklat kusam ke kening yang dibanjiri keringat. Bertambahlah warna selampai menjadi lebih kelam kusam dan terasa anyep di tangan. Edan pisan panase kyeh! Entah kepada siapa aku mengumpat, ya tidak lain ke matahari itu yang membuat semua sebab ini. Kurasakan langkah kakiku mulai goyah menanggung beban tubuh yang sebenarnya lebih ringan ketimbang tadi pagi karena perut mulai mengosong. Aku semakin dalam menembus memasuki jalan-jalan kawasan. Aku harus kuat sampai kutemukan alamat K6 No. 13A, sebuah pabrik onderdil otomotif milik teman sekampungku. Tujuan ini yang membuatku bertahan menantang sampai di mana kekuatan si maha raja api. Kutahan tahan kerongkongan yang lama telah kering dengan mengalirkan ludah untuk membasahinya sehingga rasa haus terkurangi. Tetapi usahaku itu tidak berhasil, kerongkongan ini menginginkan es campur soup aneka macam buah khas cirebonan di seberang jalan yang tampak bagai lambaian tangan bidadari yang mengajak. Bidadari? Lintasan imaji yang menyejukkan. Tetapi aku tahu benar uang di kantong celanaku hanya ada tiga ribu. Ya segitugitunya. Tentu kurang dua ribu rupiah untuk dapat mereguk bidadari itu. Belum lagi uang untuk sekedar membeli makanan pengganjal perut, yang kini tengah asyik berdendang-dendang keroncongan. Dan untuk ongkos angkot pulang ke kontrakan keponakanku di Jatiuwung bukan terlupa dihitung, memang uang yang ada di kantong itu jatahnya supir angkot. Kulewati saja lambaian bidadari itu dengan menelan ludah yang sudah mengering di pangkal kerongkongan. “Ojek pak,” entah sudah berapa kali tukang ojek menawariku untuk menjadi penumpangnya yang lalu kujawab dengan gelengan kepala. Tentu akan lebih mudah mencari alamat dengan menumpang ojek tetapi kalau tukang ojek itu mau menjadi malaikat utusan Gusti Allah untuk menolong dengan gratisan. Panas sang maha raja api semakin menggila terasa sekali di ubun-ubun.
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aku pura-pura mengherankan diri atau lebih tepatnya ingin memprotes keadaan ini tetapi tidak tahu kepada siapa. Semacam katarsis yaitu dengan pertanyaan mengapa panas terik selau berkawan karib dengan debu-debu itu. Ada panas ada debu. Kenapa juga ada bus-bus reot tanpa uji emisi tumpangan karyawan meraung-raung menghamburkan asap hitam pekat ke udara. Mengapa keringat di sekujur mukaku ini senang sekali menangkapi debu-debu sehingga mukaku menjadi hitam yang setahuku memang sudah hitam dari sananya. Ya, tidak ketinggalan hidung ini selalu menghirupi racun timbal setiap sepenggalan napas. Dan kulit ini semakin mengirut saja karena tidak sanggup lagi berlindung dari sengatan amarah srengenge yang membakar tanpa ampun. Mengapa semua ini mesti ada? Duh Gusti Pangeran! Suara-suara hati di sisi yang lain tergoda untuk bicara mengomentari situasi, ini kenyataan yang kini ada di depanmu, kenapa musti heran pak tua. Kenyataannya, memang kamu cuma seorang pencari kerja yang telah ditelan umur, yang tidak mudah perusahaan mempercayakan pekerjaannya kepadamu. Seharusnya umurmu telah mengajarkan banyak hal dan kamu harus menyadari seorang pencari kerja harus bersahabat dengan matahari, debu, asap pekat dan keringat. Ditambah lagi kamu harus kuat kakinya untuk menelusuri kawasan industri yang ribuan hektar luasnya. Kamu harus kuat mentalnya menghadapi penolakan-penolakan. Kamu harus tahan haus dan kelaparan lantaran keuangan dijamin kurang dari pas-pasan sebagaimana umumnya seorang penganggur. Tidak perlu heran, kamu hanya cukup memahami dan menjalani kenyataan apa adanya, paham pak tua. Jalani saja. Telan semua yang menyerangmu. Kalau tidak demikian kamu akan menjadi kentir sendiri. Matahari memang kejam dan debu yang berteman dengan asap hitam pekat itu memang betul-betul menjengkelkan. Semua orang tahu, jadi jangan banyak mengeluh. Jangan cengeng kamu. Bahkan kalau bisa, kamu harus membujuk matahari dan debu-debu itu untuk mencarikan jalan keluar agar kamu bisa diterima kerja di perusahaan temanmu itu. Biarlah untuk sementara kamu turuti saja si maha raja api dan debudebu bercampur asap hitam pekat itu. Bahkan jikalau kamu diminta menyembahnya kamu harus berpura-pura bersedia. Demi tujuan yang baik mencari nafkah untuk istri dan anak-anakmu, Tuhan akan memaafkanmu. Ingat cerita rasul kita, beliau membolehkan umatnya berbohong untuk menjadi kafir ketika situasinya begitu mengancam jiwa si umat itu. Bukankah anak istrimu di Purbalingga sana, juga terancam jiwanya karena kelaparan kalau kamu terusterusan menganggur begini! Bagaimana aku bisa merayu apalagi nyembah mereka semua, nanti aku dibilang murtad, dibilang munafik, dibilang kafir waduh! Lalu apa setelah semua itu kulakukan mereka akan memberi jalan agar aku bisa dipakai sebagai pekerja di
(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan teman sepermainanku dulu itu. Gatot, si raja tega yang kini jadi orang terkaya di kampung berkat usaha buka pabrik onderdil apa bisa berubah menjadi orang yang welas asih dan kemudian menerimaku jadi karyawannya. Apa mereka juga bisa merubah Gatot yang kini menjadi jumawa, tengil sekaligus dihormati karena kekayaannya itu menjadi penuh solidaritas melihat temannya berada di ujung tanduk kepunahan. Apa juga setelah nyembah mereka lalu matahari tidak menjadi panas lagi dan debu-debu itu menjadi tunduk tidak menampakkan kebengisannya. Tidak, aku tidak bisa melakukan penyembahan itu. Aku masih waras dan bisa bertahan dengan kekuatanku, aku yakin itu. Bahkan aku akan membalas sang maha raja api itu. Sebab aku telah dibuatnya terbakar. Sebab, aku telah dibuatnya diambang kekafiran. Akan aku kumpulkan segenap kekuatanku untuk membalasnya. Ya akan aku bakar dia, si matahari keparat! Kubakar semua yang menantangku! Setelah berjalan sekian lama, kulirik map berisi lamaran kerja di tanganku. Aku harus segera menemukan alamat pabrik ini dan segera menyerahkan kepada satpam atau, ya langsung saja ketemu dengan Gatot. Kalau hanya dititipkan di pos satpam seperti yang sering kulakukan itu sebelumnya kurang sebanding dengan perjuangan melawan si maha raja api, debu, asap hitam pekat yang telah bersengkongkol melawan aku ini. Lagi pula ini pabrik kepunyaan teman sepermainanku dulu. Aku yakin setelah bertemu lantas bercerita tentang masa-masa kenakalan dulu akan membuat suasana akrab dan lantas menjadi sentimentil terhadap nostalgia masa bocah. Gatot pasti akan mengingat ketika dulu pada suatu malam bersama teman bocah lainnya mengendap-endap mencuri jagung di Lemah Lanang, atau mencuri sekarung rambutan di alas Banyakrante. Malahan aku berpikir mestinya tidak perlu memakai surat lamaran pun, aku pasti diterima. Meski tentu Gatot kini lain dengan Gatot dulu. Tetapi nampaknya langkahku semakin berat dan kedua kakiku mulai terseret sementara pandangan mata mulai tidak fokus. Kunang-kunang mulai berterbangan di seputar kepala. Selampai kumal itu sudah kubebatkan di kepala untuk sekedar menahan agar tidak terlalu mumet dan melindungi dari sang terik. Keringat dingin telah membanjiri dahi dan sebentar saja langsung mengering. Si maha raja api kian menunjukkan kuasa amuknya sementara badanku merasa dingin menggigil. Mataku sesekali berusaha mengamati nomer-nomer blok yang tertera di pintu gerbang pabrik yang sekilas nampak serupa bangunannya antara satu dengan yang lainnya. Perasaan menjadi kecewa ketika nomer yang tertera tidak cocok dengan yang dicari. Aku terduduk di pembatas jalan di bawah palem, mengatur nafas yang terasa tersumbat di dada. Samar-samar muncul halusinasi di kelopak cakrawala. Istri dan anak-anak melambai-lambai memanggil di depan pintu rumah. Aku sangat kepayahan mencoba membalas lambaiannya, tanganku bagai mati rasa. Sepenggal kesadaran muncul ke permukaan tatkala bunyi klakson truk (29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontainer lewat memekakkan telinga. Oh aku harus kuat, dendamku terhadap matahari belum terbalaskan. Berdiri juga akhirnya meskipun dengan berpegangan dengan batang palem. Aku mencoba mengukur-ukur kekuatan dengan melihat jalan yang akan dilalui. Terlihat kubangan fatamorgana masih membias-bias di atas jalanan menandakan matahari masih membakar kawasan. Kutelan lagi ludah untuk membangkitkan semangat keberanian. Map berisi lamaran tampak lepek terbasahi oleh keringat karena kini kuselipkan di balik baju. Aku beranggapan lamaran tidak perlu lagi mengingat si empunya perusahaan adalah sahabat masa kecilku. Setelah kutanyakan tentang alamat perusahaan yang kucari kepada seorang satpam yang sedang mengatur kendaraan yang akan keluar dari sebuah pabrik, aku merasakan kelegaan. Perempatan itu belok ke kanan dan blok yang kutanyakan ada di sana sekitar lima ratus meteran, katanya. Tidak jauh lagi. Kekuatanku sedikit pulih karena sedikit kelegaan itu. Aku mulai merapikan rambut seadanya. Sepatu lusuhku aku usap-usap menghalau debu yang menempel. Bebat selampai di kepala sudah kulepaskan dan kugunakan untuk mengelap muka yang penuh cucuran keringat bercampur debu-debu. Otakku mulai merangkairangkai kalimat apa yang akan aku ucapkan sebagai salam perjumpaan. Perjumpaan dua orang sahabat kecil yang kini dipisahkan oleh perbedaan nasib dan perbedaan segalanya. Aku memang berbeda; aku hanya seorang pengharapan kosong bagi anak isteri yang tidak kuketahui sedang apa mereka hari ini, apakah ada yang dimasak atau tidak di dapurnya; aku hanya seorang pencari kerja yang termakan usia dan kini tengah meregang peruntungan dengan mengandalkan kemurahan Gusti Allah melalui tangan Gatot. Dan aku berharap situasi yang menyejukan hati akan segera datang setelah apa yang telah dilakukan oleh si maha raja api terhadapku. Dengan ini maka aku akan menjadi seseorang yang sewajarnya yaitu orang yang sanggup bertanggung jawab kepada anak isteri dengan menafkahi dan melindunginya. Harapan yang sederhana, tetapi kurasakan berat untuk menggapainya. Dengan langkah yang kepayahan tibalah di perempatan yang dimaksud. Belok ke kanan. Nampak beberapa kendaraan berjalan pelan dan sesekali terdengar bunyi klakson bersahutan. Suasana jalan terlihat padat pertanda ada sesuatu yang menyumbat di ujung sana. Seorang supir mobil boks menanyakan apa yang terjadi di depan kepada seorang pengendara motor yang datang dari arah yang berlawanan. “Ada demo di depan, pak!” jawab pengendara motor. “Sialan, terlambat lagi nyampai di rumah!” gerutu sopir boks seraya menggaruk-garuk kepala. “Panas-panas begini, demo lagi...demo lagi, apa kagak bosen tuh !” tambahnya. Aku terus melangkah dengan kekuatan yang terakhir. Di kejauhan memang nampak kerumunan dan sayup-sayup terdengar teriakan-teriakan. Di sela-sela kerumunan tampak beberapa spanduk, bendera dan tulisan-tulisan tuntutan di atas guntingan kardus. Suasana menjadi hiruk pikuk
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdengar di telinga ketika aku melangkah semakin mendekat. Aku mulai mengurut alamat pabrik yang kucari dengan melihat deretan nomor yang tertera di setiap pintu gerbang. Jantungku mulai berdegup tidak beraturan ketika melihat kenyataan yang dapat dipastikan bahwa alamat yang dicari itu adalah sebuah pabrik yang di depan gerbangnya berjejer manusia tegap berseragam polisi dengan peralatan helmet, perisai transparan dan pentungan di tangan kanan. Ya alamatnya sesuai dengan yang tertulis di kertas lusuh di tanganku. Tidak jauh dari pintu gerbang sebelah kanan nampak kendaraan Dalmas anti huru-hara berwarna gelap berjejer. Di depan kendaraan itu berdiri beberapa polisi berpakaian preman dengan handy talky di tangan. Mata-mata mereka awas memperhatikan setiap gerak-gerik kerumunan kaum buruh di depannya. Sementara secara berhadaphadapan ratusan orang yang pasti adalah buruh gegap gempita menyuarakan tuntutan dengan suara lantang melalui pengeras suara. Mereka semua terlihat bersemangat dan kompak bersuara bagai sebuah paduan suara. “Gaji naik adalah harga mati! Kami hanya menutut gaji disesuaikan dengan Upah Minimum tidak lebih! Kami karyawan bukan sapi perahan! Penuhi hak normatif kami! Hidup buruh! Hidup buruh!” Aku berusaha menyeruak kerumunan untuk maju ke depan sementara kaum buruh berikat kepala kain putih bertuliskan ‘siap mati’ semakin bersemangat dan kalap secara membabi buta maju ke depan juga. Jarak ke pagar betis aparat kepolisian tinggal sedepa. “ Maju terus! Hidup buruh! Maju terus!” Teriakan buruh semakin kalap bagai kerasukan. Suasana terik semakin memanas. Amukan buruh dan amukan matahari semakin padu menjadi kekuatan yang mematikan. Tubuhku bagai tercebur ke dalam sebuah samudera berbadai. Berbaur dan terasa terombang-ambing di tengah ombak suara lantang tuntutan. Segenap dayaku mencair mengikuti alunan gelombang semangat untuk memperbaiki nasib kaum yang selalu tertindas oleh kekuatan tirani keserakahan, kebebalan dan matinya hati nurani. A. AJARAN SOSIAL GEREJA Sejak perkembangan industri modern, massa buruh berjubel ke kota-kota besar tanpa jaminan masa depan. Maka timbullah berbagai masalah sosial baru yang berat anatara lain upah yang adil, kepastian tempat kerja, hak mogok, yang pada dasarnya mempertanyakan juga adil tidaknya struktur masyarakat itu sendiri. Supaya tidak tertinggal dari gerakan komunisme yang memperjuangkan nasibkaum buruh, ada imam-imam yang mulai melibatkan diri dalam pastoral kaum seperti imam muda dalam kisah di atas. Kemudian, para Paus pun mulai mengeluarkan ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran sosial Gereja. 1. Arti dan Makna Ajaran Sosial Gereja
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ajaran sosial gereja adalah gereja mengenai hak dan kewajiban berbagai anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama dalam lingkup nasional maupun internasional. Ajaran sosial Gereja merupakan tanggapan Gereja terhadap fenomena atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk himbauan, kritik dan dukungan. Ajaran sosial Gereja bersifat lunak, bila dibandingkan dengan ajaran Gereja dalam arti ketat, yaitu dogma. Dengan kata lain, ajaran sosial Gereja merupakan bentuk keprihatinan Gereja terhadapa dunia dan umat manusia dalam wujud dokumen yang perlu disosialisasikan. Karena masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia beragama bervariasi, dan ini dipengaruhi oleh semangat dan kebutuhan zaman, maka tanggapan Gereja juga bervariasi sesuai dengan isu sosial yang muncul. 2. Ensiklik-Ensiklik dan Dokumen Konsili Vatikan II Memuat Ajaran Sosial Gereja Sepanjang Masa a. Ajaran Sosial gereja dari Rerum Novarum sampai dengan Konsili Vatikan II Ajaran sosial Gereja dalam dunia modern berawal dari tahun 1981, ketika Paus Leo XIII mengeluarkan ensiklik Rerum Novarum. Dalam ensiklik itu Paus dengan tegas menentang kondisi-kondisi yang tidak manusiawi yang menjadi situasi buruk bagi kaum buruh dalam masyarakat industri. Paus mengatakan 3 faktor kunci yang mendasari kehidupan ekonomi, yaitu buruh, modal, dan Negara. Paus juga menunjukkan bahwa saling hubungan yang wajar dan adil antara tiga hal itu menjadi masalah pokok ajaran sosial Gereja. Pada tahun 1931, pada peringatan Ke-40 tahun Rerum Novarum, Paus Pius XI menulis ensiklik Quadragesimo Anno. Dalam ensiklik itu, Paus Pius XI masalah-masalah ketidakadilan sosial dan mengajak semua pihak untuk mengatur kembali tatanan sosial berdasarkan apa yang telah ditunjukkan oleh Paus Leo XIII dalam Rerum Novarum. Paus Pius XI menegaskan kembali hak dan kewajiban Gereja dalam menanggapi masalah-masalah sosial, mengamcam kapitalisme dan persaingan bebas serta komunisme yang menganjurkan pertentangan kelas dan pendewaan kepemimpinan kediktatoran kelas buruh. Paus menegaskan perlunya tanggungjawab sosial dari milik pribadi dan hak-hak kaum buruh atas kerja, upah yang adil, serta berserikat guna melindungi hak-hak mereka. Tiga puluh tahun kemudian, Paus Yohanes XXVIII menulis dua ensiklik untuk menanggapi masalah-masalah pokok zamannya, yaitu Mater et Magistra (1961) dan Pacem in Terris (1963). Dalam dua ensiklik ini, Paus Yohanes XXVIII menyampaikan sejumlah petunjuk bagi umat Kristiani dan para pengambil kebijakan dalam menanggapi kesenjangan di antara bangsa-bangsa yang kaya dan miskin, dan ancaman terhadap perdamaian dunia. Paus mengajak orang-orang Kristiani dan “semua orang yang berkehendak baik” bekerja sama menciptakan (32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lembaga-lemabaga sosial (local, nasional, ataupun internasional), sekaligus menghargai martabat manusia dan menegakkan keadilan serta perdamaian. b. Ajaran sosial Gereja sesudah Konsili Vatikan II Ketika Paus Yohanes XXVIII mengadakan Konsili Vatikan II dalam bulan oktober 1962, dia membuka jendela Gereja agar masuk udara segar dunia modern. Konsili ekumenis yang ke-21 inilah yang pertama kali merefleksikan Gereja yang sungguh-sungguh mendunia. Selama tiga tahun, para cardinal dan para uskup dari berbagai penjuru dunia dan hampir semua bangsa berkumpul untuk mendiskusikan hakikat Gereja dalam dunia modern ini termuat dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan). Dalam Gaudium et spes ini, para bapa konsili meneguhkan bahwa perutusan khas religius Gereja memberinya tugas, terang dan kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan pemantapan masyarakat manusia menurut hukum Ilahi. Keadaan, waktu, dan tempat menuntut agar Gereja dan bahkan memulai kegiatan sosial demi semua orang. Sejak Konsili Vatikan II, pernyataan-pernyataan Paus Paulus VI dan Yohanes Paulus II, sinode para uskup dan konperensi-konperensi para uskup regional maupun nasional semakin mempertajam perenan Gereja dalam tanggung jawab terhadap dunia yang sedang berubah dengan pesat ini. Kedua Paus dan para uskup itu sepenuhnya sadar bahwa mencari kehendak Allah dalam arus sejarah dunia bukanlah tugas yang sederhana. Mereka juga menyadari bahwa Gereja tidak mempunyai pemecahan yang langsung dan secara universal dapat memecahkan masalah-masalah masyarakat yang kompleks dan semakin mendesak. Ada tiga dokumen yang secara khusus memberi sumbangan Gereja mengenai tanggung jawab itu : Dalam Dokumen Populorum Progresssio (1967), Paus Paulus VI menanggapi jeritan kemiskinan dan kelaparan dunia, menunjukkan adanya ketidakadilan structural. Ia menghimbau Negara-negara kaya maupun miskin agar bekerja sama dalam semangat solidaritas untuk membangun “tata keadilan dan membaharui tata dunia”. Dokumen kedua berupa surat apostolic Octogesima Adveniens yang ditulis oleh Paus Paulus VI tahun 1971 untuk merayakan 80 tahun dokumen Rerum Novarum. Dalam surat ini ditengahkan bahwa kesulitan menciptakan tatanan baru melekat dalam proses pembangunan tatanan itu sendiri. Paus Paulus VI sekaligus menegaskan peranan jemaat-jemaat Kristiani dalam mengemban tanggung jawab baru ini. Pada tahun itu juga, para uskup dari seluruh dunia berkumpul dalam sinode dan menyiapkan pernyataan keadilan didalam dunia. Dalam dokumen ketiga yang membeberkan pengaruh Gereja yang mendunia, para uskup mengidentifikasikan dinamika Injil dengan harapan-harapan manusia akan dunia yang lebih baik. Para uskup mendesak agar keadilan diusahakan di berbagai
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lapisan masyarakat, terutama di antara bangsa-bangsa kaya dan kuat, serta bangsabangsa yang miskin dan lemah. Dalam tahun 1981, Paus Yohanes Paulus II, mengeluarkan ensiklik yang berjudul Laborem Excercens. Ensiklik ini membahas makna kerja manusia. Manusia dengan bekerja mengembangkan karya Allah dan memberi sumbangan bagi terwujudnya rencana penyelamatan Allah dalam sejarah. Tenaga kerja harus lebih diutamakan daripada modal dan teknologi. Dalam ensiklik Sollicitudo Rei Socialis (1987), Paus Yohanes Paulus II mengangkat kembali tentang pembangunan yang mengeksploitasi orang-orang kecil. Beliau berbicara tentang struktur-struktur dosa yang membelenggu masyarakat. Dalam ensiklik Centesimus Annus (1991), Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan bahwa Gereja hendaknya terus belajar untuk bergumul dengan soal-soal sosial. B. AJARAN SOSIAL GEREJA DI INDONESIA Keprihatinan Gereja-Gereja terhadap orang-orang miskin di Indonesia, rasanya belum terlalu kuat. Khusus untuk umat katolik, mungkin saja ajaranajaran sosial Gereja belum terlalu dipahami dan diamalkan. Mengapa?
1. Penampilan Gereja di Indonesia lebih merupakan penampilan Ibadat daripada penampilan gerakan sosial. Seandainya ada penampilan sosial, hal itu tidak merupakan penampilan utama. Penampilan sosial yang ada sampai sekarang merupakan penampilan sosial karitatif, seperti membantu orang miskin, mencari pekerjaan bagi pengangguran, dan sebagainya. Demikain juga, mereka yang datang kegereja adalaha orang-orang yang telah menjadi puas bila dipenuhi kebutuhan pribadinya dengan kegiatan ibadat atau sedah cukup senang dengan memberi dana sejumlah uang bagi mereka yang sengsara. Namun, mencari sebab-sebab mengapa sebagai hal yang berhubungan dengan iman. Padahal, kita tahu ajaran sosial Gereja lebih mengundang kita untuk tidak merasa kasihan kepada para korban, tetapi mencari sebab-sebab mengapa terjadi korban dan mencari siapa penyebabnya. Mungkin saja bahwa penyebabnya adalah orang-orang yang mengaku beriman katolik itu sendiri. (34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Warga Gereja Katolik yang hidup kecukupan tidak termasuk di dalam kelompok orang-orang yang benar-benar menderita. Kalupun ada orang katolik yang begitu prihatin pada korban, mereka tetap berada sebagai orang lain daripada yang menjadi korban itu sendiri. Mereka merasa tidak terlibat. 3. Ada orang-orang katolik yang begitu sadar akan “kekecilannya”, mereka sering berucap :”Kami hanya minoritas ….” Kesadaran minoritas itu lebih banyak digunakan untuk tidak berbuat. Itu berarti bahwa kesadaran tersebut banyak digunakan untuk mencari alasan untuk tidak mengadakan perubahan, memaksa diri puas dengan apa yang telah dicapai. Karena merasa kecil, maka kita tergoda untuk mencari aman pada yang kuat. Dengan demikian, jelas betapa sulitnya untuk melaksanakan ajaran sosial Gereja bila yang dianggap kuat itu justru menjadi penyebab munculnya korban-korban tata sosial yang ada. 4. karena perkara sosial dijadikan ajaran, maka perkara-perkara sosial tersebut menjadi bahan tertulis yang dapat dipelajari, diketaui, dipahami, dipuji, dijadikan bahan seminar, atau dicita-citakan, padahal, perkara-perkara sosial itu baru memiliki arti jika sudah pada tahap pelaksanaan. Sekilas tentang Ajaran Sosial Gereja: http://francekatolik.blogspot.com/2012/02/ajaran-sosial-gereja-atauasg.html?spref=fb)
(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAJARAN 13 Materi: Keterlibatan Gereja Dalam Pembangunan Dunia Yang Damai Dan Sejahtera Negeri Antah Berantah Alkisah disebuah zaman berdiri sebuah negeri yang sangat makmur. Tanahnya luas, sawah menghampar, sungai-sungai besar melintasi tanah-tanah tersebut. Dibawah tanahnya bercokol kekayaan tak terkira, minyak, gas, batubara,emas, dan semua barang tambang lainnya. Kata orang, tak ada barang tambang yang tak ada ditanah tersebut. Laut birunya menghampar diantara pulau-pulau yang berjejer rapi dan indah. Tanah kaya dibarengi oleh raja yang dermawan. Semua kekayaan milik negerinya diikhlaskan untuk dinikmati juga oleh negeri-negeri lainnya. Banyak pabrik-pabrik negeri lain bercokol dinegeri tersebut. Jauh lebih banyak dari pabrik milik negeri itu sendiri. Karena bagi sang raja, “kekayaan alam ini adalah karunia Tuhan, maka harus dinikmati secara bersama-sama..” Saat hasil pabrik dalam negeri tidak mampu penuhi kebutuhan negeri sendiri, sang raja berkata, “kita punya negeri sahabat. Tak mungkin mereka biarkan kita kekurangan. Kita bisa beli dari mereka. Pasti mereka bantu. Kita butuh dana untuk pembangunan saja mereka pinjamkan…” Sembari tersenyum lebar…:D Saat sang raja dermawan, rakyatnya jadi tekun, cerdas, serta sabar. Hampir semua pabrik di negeri seberang memiliki pekerja dari negeri itu. Mereka sangat dibutuhkan, dan permintaan tidak ada habis-habisnya. Itu semua karena ketekunan dan kecerdasan mereka. Saat mereka ditanya mengapa mereka bekerja diluar negeri, mereka akan menjawab, ”mau kerja apa dikampung??? Bersawah??? Tanahku akan lebih penting dan berguna untuk dijadikan pabrik atau kebun tebu, sawit,dan karet. Itu lebih dibutuhkan Negara untuk bisa dieksport lantas akan menambah penghasilan Negara. Jadi, saya telah memberi kontribusi besar buat Negara dari gajiku disini, serta hasil tanah yang ku sumbangkan dengan sukarela” Benar-benar negeri yang makmur dan adil. Pejabat negerinya bisa hidup dalam kecukupan. Dan itu karena kerja keras dan keuletannya. Hampir setiap hari mereka harus study banding lalu rapat. Semua demi kepentingan rakyat.jadi wajar saja kalau dia sejahtera. Sementara mereka yang miskin itu karena mereka malas berusaha. Kerjanya hanya memungut-mungut sampah dimana-mana atau meminta-minta. Apa yang bisa diharap dari kerja yang demikian?? Jika banyak
(36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang bertanya apa yang membuat negeri itu menjadi demikian besar. Maka dengan bangga sang raja akan berkata, “ini karena system pendidikan yang telah kami revolusi menjadi pendidikan yang berkualitas dan berkarakter” System pendidikan negeri ini memang berbeda dari negeri lainnya. Seleksi masuk universitas sangat ketat. Sebab memang, universitas hanya bagi orangorang pilihan. Jika dinegeri lain mengajarkan tentang cara berfikir yang bebas. Dinegeri ini, universitas sangat menekankan kepatuhan dan kedisiplinan. Mereka yang suka protes dan melawan adalah cerminan ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan yang harus dibasmi dengan sanksi dan tindak tegas. Para pelajar harus taat pada aturan, sebab itu yang akan menjamin masa depan.semua harus sesuai aturan. Maka wajar jika biaya pendidikan mahal, sebab memang kualitasnya menjanjikan. System pendidikan inilah yang kemudian mengilhami negeri tersebut. Kedisiplinan dan kepatuhan atas aturan menjadi kewajiban. Barang siapa tidak patuh dan disiplin pada aturan, pasti mendapat ganjaran. Kalau perlu ditembak mati, biar jadi pembelajaran bagi yang lain Begitulah negeri ini, negeri diantah berantah. Saat semua sendi kehidupan ditata dengan begitu baik sehingga rakyat hidup makmur dan sejahtera. (Sumber: http://koridorhitam.blogspot.com/2014/11/negeri-antah berantah.html?spref=fb)
Keterlibatan Gereja Dalam Membangun Dunia yang Damai dan Sejahtera diposting pada: October 13, 2015 Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi transportasi dan komunikasi, hubungan saling mempengaruhi sudah semakin tidak terbendung lagi dibumi kita ini. Kita sudah memasuki budaya mondial, budaya globalisasi. Pengaruh globalisasi sangat terasa dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya, dan sosial bangsa kita dewasa ini. Yang paling berpengaruh dan berkuasa di dunia pada saat ini sebenarnya bukan politik, tetapi ekonomi. Bukan pemerintahan-pemerintahan dari Negara adikuasa yang dapat mendikte Negaranegara lain, tetapi perusahaan-perusahaan ,multi nasional yang memiliki capital yang besar dan teknologi yang canggih. Kapital dan uanglah yang sangat menguasai dunia pada saat ini. Uang sekarang bukan saja menjadi alat tukar, tetapi sudah menjadi komoditas. Uang sekarang menjadi berhala baru bagi manusia modern dewasa ini. Perusahaan-perusahaan seperti Bank Dunia, IMF, Sumintomo, dsb. Adalah perusahaan yang sangat berkuasa, yang dapat mendikte siapa saja, termasuk pemerintahan-pemerintahan Negara berkembang atau miskin. Secara ekonomis, negeri kita praktis dikuasai orang kaya raya, yang memiliki perusahaan-
(37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perusahaan multi nasional dengan modal dan kekayaan yang sangat besar. Celakanya lagi, sejak zaman Orde Baru, para konglomerat kaya raya ini merupakan kroni dan sahabat akrab dari banyak pengusaha. Kolusi, korupsi, dan monopoli tumbuh subur. Terjadilah penguasa dibidang ekonomi dan politik semakin kaya dan serakah, sementara itu mayoritas rakyat semakin miskin. Dalam situasi seperti itu, berbagai ketidakadilan dapat terjadi, misalnya penggusuran rakyat kecil, tidak adanya perlindungan hukum bagi kaum lemah, korupsi, kolusi, nepotisme, dsb. Setiap proyek pembangunan hanya akan dinikmati oleh kaum kaya dan penguasa. Dengan demikian, masyarakat yang damai sejahtera semakin sulit tercapai. Memang, para penguasa dan kaum kaya selalu mengatakan bahwa kemiskinan rakyat kecil itu disebabkan oleh factor kebudayaan, yaitu karena kemalasan, kebodohan, dan pemborosan yang dilakukan oleh rakyat kecil itu sendiri. Namun, para sosiolog mengatakan bahwa kemiskinan rakyat kebanyakan disebabkan oleh struktur dan sistem kemasyarakatan yang tidak adil. Memperjuangkan Masyarakat Yang Adil, Damai, Dan Sejahtera 1. Arti dan Makna Adil, Damai dan Sejahtera Adil berarti tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar atau berpegang pada kebenaran. Orang mengakui hak sesamanya tanpa pilih kasih. Leadilan tidak hanya mengatur kehidupan perorangan, melainkan dan terutama kehidupan bersama antara manusia. Keadilan adalah satu prinsip menata dan membangun masyarakat manusiawi yang damai sejahtera. Damai tidak hanya berarti tidak perang, dan tidak hanya berarti sekedar adanya keseimbangan antara-antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan serasa yang menjamin ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia. Damai merupakan kesejahteraan tertinggi, yang sangat diperlukan untuk perkembangan manusia dan lembagalemabaga kemanusiaan. Sejahtera adalah keseluruhan kondisis hidup masyarakat yang memungkinkan, baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. Setiap kelompok lain yang wajar, bahkan kesejahteraan umum segenap keluarga manusia. Maka, sudah seharusnya setiap orang memperoleh sesuatu yang dibutuhkan untuk hidup secara manusiawi. Misalnya, memperoleh nafkah, pakaian, perumahan, hak untuk memilih status hidup dengan bebas. Hak untuk membentuk keluarga, hak untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, nama baik, kehormatan, informasi yang semestinya, hak untuk bertindak menurut hati nuraninya yang benar, hak atas perlindungan hidup, dan hak atas kebebasan yang
(38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
wajar, juga dalam hal agama (Gaudium et Spes, Art. 26). Singkatnya, hak untuk memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia. Adil, damai, dan sejahtera menyangkut martabat manusia yang merupakan anugerah dari sang Pencipta. Oleh karena itu, kita harus memperjuangkan kondisi dan situasi masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera. 2. Inspirasi dan visi dari Injil dan Ajaran Gereja Untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan Sejahtera Bagaimana sikap kita (Gereja) dalam situasi seperti yang dilukiskan di atas? Dalam setiap situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran iman kita. Pada saat Juruslamat dilahirkan, para malaikat berkata kepada para gembala dipadang Efrata:” Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh Bangsa. Hari ini telah labir bagimu Juruselamat …..” (Luk 2 : 10 -12). Sang Juruselamat adalah pembawa damai sejahtera bagi dunia seperti yang dinyanyikan para malaikat itu:”Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggidan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenankepadaNya” (Luk 2:14). Apabila para malaikat memuji Dia yang datang adalah “ Pembawa damai sejahtera”, karena memang “Dialah Sang Raja Damai, yang memerintah dengan keadilan dan kebenaran sampai selamalamanya” (Yes 9 : 5-6). Lukisan tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah sama seperti yang dinubuatkan Nabi Yesaya dalam kitab suci Perjanjian Lama:”serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing ….anakyang menyusu akan bermain dekat liang ular tedung …….. tidak ada yang akan berbuat jahat atau berlaku busuk di seluruh gunungku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya” (Yes 11: 1-10). Kedatangan Tuhan ke dalam dunia menjamin adanya pembebasan dan pendamaian yang benar, baik dalam keluarga, komunitas Gereja, maupun masyarakat dunia. Tuhan yang telah mendamaikan kita dengan diriNya menghendaki agar menusia hidup dalam damai sejahtera dengan sesamanya. Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun KerajaanNya di bumi ini, dimana manusia akan mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk berperan serta secara aktif dalam membangun Kerajaaan Allah di dunia, supaya dunia lebih manusiawi dan layak untuk dihuni. Yesus yang memulai membangun Kerajaan Allah di bumi ini telah mengamanatkan kepada kita para pengikutNya agar menjadi garam dan terang dunia (mat 5:13-16) serta ragi bagi masyarakat . jadi, kita (Gereja) harus terlibat dalam suka duka dunia ini. Konstitusi Pastoral Ganudium et Spes arti. 1 mengatakan bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum
(39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
miskin dan menderita, merupakan keprihatinan Gereja. Gereja mengalami dirinya sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya. Gereja yang hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja melaksanakan dan mewujudkan amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah dunia untuk membawa damai sejahtera. 3. Hal-Hal yang Harus diperhatikan Untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera Ketidakadilan structural adalah penyebab yang terdalam mengapa masyarakat kita tidak damai sejahtera. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini kiranya perlu diusahakan : a. Masyarakat perlu disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami. Banyak anggota masyarakat yang tidak menyadarinya, acuh tak acuh atau bersikap pasrah saja terhadap situasi buruk yang mereka alami. Kita perlu menyadari masalah hak-hak dasar manusia, agar kit dapat menentukan mana yang harus disingkirkan. Keadilan harus diperjuangkan demi kesejahteraan untuk menghadapi situasi dunia yang semakin yang makin tidak menentu, dimana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak dasar manusia sering terjadi. Tidak seorang pun yang boleh merampas hak orang lain. Ini harus disadari sungguh oleh masyarakat. b. Keadilan demi kesejahteraan hanya dapat diperjuangkan dengan memberdayakan mereka yang menjadi kurban ketikadilan. Tidak cukup hanya dengan karya belas kasih ( karya karitatif) melulu. Para korban ketidakadilan harus disadarkan tentang situasi yang menimpa dirinya, kemudian diajak untuk bangkit bersama-sama melalui berbagai usaha kooperatif untuk memperbaiki nasibnya. Dengan cara demikian, struktur dan sistem sosial yang tidak adil dapat diubah. Tanpa gerkan dan tindakan yang sungguh kooperatif sebuah struktur dan sistem tidak akan goyah. c. Cara bertindak yang tepat adalah dengan memberikan hidup melalui keterlibatan untuk menciptakan keadilan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu. Kita hendaknya mulai dengan diri dan lingkungan kita, misalnya dalam lingkungan Jemaat Kristiani sendiri. d. Usaha memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan bersama dengan mereka yang diperlakukan tidak adil tidak boleh dilakukan dengan kekerasan. Keunggulan cinta kasih di dalam sejarah menarik banyak orang untuk memilih dan bertindak tanpa kekerasan melawan ketidakadilan. Bekerja sama perlu pula diusahakan. 4. Kendala-Kendala a. Untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera memerlukan perubahan struktur dan sistem yang tidak adil dalam masyarakat. Namun,
(40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengubah struktur dan sistem masyarakat yang sudah baku dan dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa dibidang politik dan ekonomi tidaklah gampang. Untuk itu dibutuhkan suatu gerakan kooperatif dan sungguh-sungguh berasal dari masyarakat luas. b. Menghadapi situasi yang tidak adil seperti yang dilukiskan diatas, banyak anggota masyarakat yang bersikap acu tak acuh dan pasrah kepada kesadaran dan aksi memerlukan ketabahan dan keuletan. c. Ada kelemahan-kelemahan manusiawi yang dapat menyulitkan kita dalam memperjuangkan keadilan, misalnya pamrih pribadi atau golongan, ketidakjujuran, keserakahan, dsb. d. Untuk perjuangan yang besar dan makan waktu ini, tentu saja membutuhkan dana dan sarana lain yang tidak sedikit. Perjuangan menuju masyarakat yang adil dan sejahtera ini sering kandas, karena mungkin tidak tersedianya dana yang mencukupi.
(41)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PELAJARAN 14 Materi: HAM DAN UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS A. HAM Pengertian dan Definisi HAM : HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia. Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia : a. Hak asasi pribadi / personal Right 1) Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat 2) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat 3) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan 4) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing b. Hak asasi politik / Political Right 1) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan 2) hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan 3) Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya 4) Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi c. Hak azasi hukum / Legal Equality Right 1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan 2) Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns 3) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum (42)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths 1) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli 2) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak 3) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll 4) Hak kebebasan untuk memiliki susuatu 5) Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak e. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights 1) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan 2) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum. f. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right 1) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan 2) Hak mendapatkan pengajaran 3) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat. B. UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS Tidak banyak masyarakat kita tahu. Bahwa enam puluh dua tahun yang lalu, tepatnya 10 Desember 1948. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB/UN) memproklamasikan THE UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS. Sebuah deklarasi Hak Asasi Manusia dunia yang seharus diketahui dan dipahami oleh setiap warga negara yang menghimpun diri dalam organisasi PBB/UN. Meskipun dianjurkan disebarluaskan dan dipelajari pada sekolah maupun lembaga pendidikan. Dalam prakteknya teks deklarasi ini tidak pernah sampai ketangan saya, baik saat masih menjadi siswa maupun mahasiswa. Saya tidak tahu apakah karena saya sekolah saat dibawah rezim otoritarianisme?, ataukah para pendidik saya merasa bahwa deklarasi ini tidak penting untuk diketahui?. Tetapi demi mengoreksi kesalahan sejarah, maka saya coba sampaikan saja deklarasi dalam Indonesia melalui blog sederhana ini. DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan dan perdamaian di dunia, Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa
(43)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemarahan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan beragama serta kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita tertinggi dari rakyat biasa, Menimbang bahwa hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha terakhir guna menentang kelaliman dan penindasan, Menimbang bahwa pembangunan hubungan persahabatan antara negara-negara perlu digalakkan, Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sekali lagi telah menyatakan di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa kepercayaan mereka akan hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang manusia dan akan hak-hak yang sama dari pria maupun wanita, dan telah bertekad untuk menggalakkan kemajuan sosial dan taraf hidup yang lebih baik di dalam kemerdekaan yang lebih luas, Menimbang bahwa Negara-Negara Anggota telah berjanji untuk mencapai kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan asasi, dengan bekerjasama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Menimbang bahwa pengertian umum tentang hak-hak dan kebebasankebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang sungguh-sungguh dari janji ini, Maka Majelis Umum dengan ini memproklamasikan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia sebagai satu standar umum keberhasilan untuk semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat dengan senantiasa mengingat Pernyataan ini, akan berusaha dengan jalan mengajar dan mendidik untuk menggalakkan penghargaan terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakantindakan progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin pengakuan dan penghormatannya secara universal dan efektif, baik oleh bangsabangsa dari Negara-Negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan hukum mereka. Pasal 1 Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Pasal 2 Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis
(44)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu, tidak diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayahwilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain. Pasal 3 Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu. Pasal 4 Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perbudakan dan perdagangan budak dalam bentuk apapun mesti dilarang. Pasal 5 Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya. Pasal 6 Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia berada. Pasal 7 Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam itu. Pasal 8 Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar atau hukum. Pasal 9 Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenangwenang. Pasal 10 Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas pengadilan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak dan kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya. (45)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasal 11 1. Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran hukum dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua jaminan yang diperlukan untuk pembelaannya. 2. Tidak seorang pun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran hukum karena perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran hukum menurut undang-undang nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman lebih berat daripada hukuman yang seharusnya dikenakan ketika pelanggaran hukum itu dilakukan. Pasal 12 Tidak seorang pun dapat diganggu dengan sewenang-wenang urusan pribadinya, keluarganya, rumah-tangganya atau hubungan surat-menyuratnya, juga tak diperkenankan pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak endapat perlindungan hukum terhadap gangguan atau pelanggaran seperti itu. Pasal 13 1. Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap negara. 2. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan berhak kembali ke negerinya. Pasal 14 1. Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk melindungi diri dari pengejaran. 2. Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena kejahatan-kejahatan yang tak berhubungan dengan politik, atau karena perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 15 1. Setiap orang berhak atas sesuatu kewarga-negaraan. 2. Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarga-negaraannya atau ditolak haknya untuk mengganti kewarga-negaraan. Pasal 16
(46)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan, kewarga-negaraan atau agama, berhak untuk nikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan pada saat perceraian. 2. Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh kedua mempelai. 3. Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari masyarakat dan berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan Negara. Pasal 17 1. Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. 2. Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena. Pasal 18 Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya, mempraktekkannya, melaksanakan ibadahnya dan mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri. Pasal 19 Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas (wilayah). Pasal 20 1. Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai. 2. Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan. Pasal 21 1. Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya, secara langsung atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas. 2. Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintahan negerinya. 3. Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih yang bersifat umum dan yang tidak
(47)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membeda-bedakan, dan dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun menurut cara-cara lain yang menjamin kebebasan memberikan suara. Pasal 22 Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama internasional, dan sesuai dengan organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap Negara, hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya. Pasal 23 1. Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik, dan berhak atas perlindungan dari pengangguran. 2. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama. 3. Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang pantas untuk manusia yang bermartabat, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya. 4. Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi kepentingannya. Pasal 24 Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasanpembatasan jam kerja yang layak dan hari libur berkala, dengan menerima upah. Pasal 25 1. Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya. 2. Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial yang sama. Pasal 26 1. Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidaktidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus (48)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbuka bagi semua orang, dan pengajaran tinggi harus secara adil dapat diakses oleh semua orang, berdasarkan kepantasan. 2. Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan asasi. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian. 3. Orang-tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan kepada anak-anak mereka. Pasal 27 1. Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan manfaatnya. 2. Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas kepentingankepentingan moril dan material yang diperoleh sebagai hasil dari sesuatu produksi ilmiah, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakannya. Pasal 28 Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosia l dan internasional di mana hakhak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat dilaksanakan sepenuhnya. Pasal 29 1. Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di mana ia memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pribadinya dengan penuh dan leluasa. 2. Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undangundang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis. 3. Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini dengan jalan bagaimana pun sekali-kali tidak boleh dilaksanakan bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 30 Tidak satu pun di dalam Pernyataan ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu Negara, kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa (49)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pun atau melakukan perbuatan yang bertujuan untuk merusak hak-hak dan kebebasan-kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Pernyataan ini
C. HAK-HAK ASASI MANUSIA 1. Hidup dan Pandangan Hidup Gereja, Hak Asasi, Katolik/Kristen, dan Manusia Nilai-nilai dasar martabat manusia berkaitan erat dengan perjuangan hak-hak asasi manusia. Perjuangan hak-hak asasi muncul dari pengalaman umat manusia atas sejarah penderitaan kurban-kurban manusia yang tak terbilang jumlahnya. Dari sana timbul hasrat kuat bersama untuk menghentikan segala pemerkosaan martabat manusia. Hasrat itu menyatakan dengan tegas: orang harus menjamin dan membela hak-hak asasi manusia, dan jangan merampasnya. 2. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia Ajaran sosial Gereja menegaskan: “karena semua manusia mempunyai jiwa berbudi dan diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal yang sama, serta – karena penebusan Kristus – mempunyai panggilan dan tujuan ilahi yang sama, maka kesamaan asasi antara manusia harus senantiasa diakui” (GS 29). Dari ajaran di atas tampak pandangan Gereja tentang hak asasi, yakni hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan, ciptaan Allah. Hak ini tidak diberikan kepada seseorang karena kedudukan, pangkat, atau situasi; hak ini dimiliki setiap orang sejak lahir, karena dia seorang manusia. Hak ini bersifat asasi bagi manusia, karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup sebagai manusia lagi. Oleh karena itu, hak asasi manusia merupakan tolok ukur dan pedoman yang tidak dapat diganggu-gugat dan harus ditempatkan di atas segala aturan hukum. Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “setiap bentuk diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau kebudayaan, entah yang didasarkan pada jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa ataupun agama … karena berlawanan dengan maksud dan kehendak Allah” (GS 29). 3. Perumusan Hak Asasi Manusia Hak-hak asasi merupakan hak yang universal, artinya hak-hak itu menyangkut semua orang, berlaku dan harus diberlakukan di mana-mana. Memang benar bahwa perumusan hak-hak asasi tidak pernah lepas dari konteks kultural tertentu. Hak-hak asasi manusia untuk pertama kalinya dirumuskan di Barat, di dalam suasana liberal abad ke-18. Bahasa liberal itu masih sering terasa dalam perumusan-perumusan itu. Rumus pernyataan oleh Majelis Umum PBB pada 10 Desember 1948 (Universal Declaration of Human Rights) pada umumnya dilihat sebagai titik
(50)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tolak untuk semua pemikiran dan rumus lebih lanjut. Pernyataan PBB itu pada tahun 1966 dilengkapi dengan dua pernyataan khusus supaya hak-hak asasi mendapat kekuatan yang mengikat: Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya serta Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik. Hak-hak asasi dirumuskan lagi secara khusus dalam Persetujuan Helsinki (1975); Piagam Afrika mengenai Hak-hah Manusia dan Bangsa-bangsa (1981); Deklarasi Kairo mengenai Hak-hak Manusia dalam Islam (1990). Semua pernyataan ini memang merupakan ikatan moral-politik namun belum dapat dipandang sebagai hukum bangsa-bangsa dalam arti ketat, Setiap negara harus merumuskan hak-hak asasi ini secara konkret dalam undang-undangnya sendiri. Di Indonesia masalah hak asasi manusia dibahas dalam forum umum menjelang perumusan tiga UUD (1945, 1949, 1950), pada sidang Konstituante pada tahun 1956-1959 dan pada masa penegakan Orde Baru (1968). Dalam UUD 45 hak-hak asasi tercatat terutama dalam pasal 27-31. Sejauh mana suatu instansi internasional mempunyai hak mengawasi pelaksanaan hak-hak itu, tidak jelas (berhubung dengan kedaulatan setiap negara, yang juga merupakan hak asasi), Untuk itu didirikan oleh PBB Panitia Hak-Hak Manusia. Dari pihak Gereja, ensiklik Yohanes XXIII Mater et Magistra (15 Mei 1961) dan terutama Pacem in Terris (11 April 1963) untuk pertama kali merumuskan hak-hak asasi. Kemudian Konsili Vatikan II (1962-1965) berulang kali berbicara mengenai hak-hak asasi manusia, terutama di dalam konstitusi. Gaudium et Spes dan deklarasi Dignitatis Humanae (mengenai kebebasan beragama). Paulus VI dalam ensikliknya Populorum Progressio (26 Maret 1967) meneruskan pandangan Paus Yohanes. Pada 10 Desember 1974 panitia kepausan “Justitia et Pax” menerbitkan sebuah kertas-kerja “Gereja dan Hak-hak Asasi Manusia” sebagai pedoman untuk komisi-komisi nasional. Komisi Teologis Internasional juga mengeluarkan sejumlah “Tesis mengenai Martabat serta Hak-hak Pribadi Manusia” (6 Oktober 1984). Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Sollicitudo Rei Socialis, menjelaskan usaha perkembangan pertama-tama sebagai penegakan hakhak asasi, dan Centesimus Annusmenyebutnya sebagai dasar demokrasi. Keterbatasan perumusan hak-hak asasi manusia dalam konteks kebudayaan tertentu tidak berarti menolak sifat universalnya. Bahwasanya rumus dan pengertian hak asasi ditentukan oleh lingkup kebudayaan, seharusnya membuat orang makin peka, agar jangan sampai ada penderitaan sesama yang tidak diperhatikan dan jangan sampai ada hak seseorang yang dilanggar. Menolak sifat universal hak-hak asasi manusia berarti menyangkal unsur manusiawi yang terdapat dalam setiap kebudayaan, dan yang dapat dijembatani melalui komunikasi lintas budaya. Jeritan penderitaan dari sekelompok orang atau dari bangsa tertentu adalah jeritan universal kepada semua orang. Orang yang peduli akan hak asasi, akan merasa wajib menyuarakan jeritan orang-orang yang tidak
(51)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berdaya itu. Dalam arti itu, hak-hak asasi manusia merupakan tuntutan universal. Hanya orang atau bangsa yang, karena kepentingan politis ataupun ekonomis, tidak segan-segan mengurbankan orang atau bangsa lain, akan berpandangan bahwa jeritan hak asasi tidak bersifat universal. Apa yang termasuk hak -hak asasi dapat digolongkan dalam dua kelompok: (1) hak-hak sipil dan politik dan (2) hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak-hak sipil dan politik lebih menyangkut hubungan warga negara dan pemerintahan, serta menjamin agar setiap warga memperoleh kemerdekaan. Hak-hak ini meliputi: hak atas hidup, hak kebebasan berpikir dan hak kebebasan menyatakan pendapat, hak kebebasan hati-nurani dan agama, serta hak kebebasan berkumpul atau berserikat; hak atas kebebasan dan keamanan dirinya; hak atas kesamaan di depan hukum dan hak atas perlindungan hukum di hadapan pengadilan (dalam hal penangkapan, penggeledahan, penahanan, penganiayaan, dan sebagainya); hak atas partisipasi dalam pemerintahan (berpolitik), dan lain-lain. Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya lebih menyangkut hidup kemasyarakatan dalam arti luas dan menjamin agar orang dapat mempertahankan kemerdekaan. Hak-hak itu meliputi: hak mendirikan keluarga serta hak atas kerja, hak atas pendidikan, hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya sendiri dan keluarga, dan hak atas jaminan waktu sakit dan di hari tua, Ada pula hak atas lingkungan hidup yang sehat serta hak para bangsa atas perdamaian dan perkembangan. D. HAK ASASI MANUSIA DALAM TERANG INJIL Injil menerangi manusia, agar manusia dapat meraih tujuan hidupnya dan mengenal jalan yang membawanya kepada tujuan itu. Dilihat dari terang Injil, manusia terpanggil dan wajib mengusahakan apa yang sedang bergerak di dunia sebagai gerakan hak-hak asasi manusia. Dalam terang Injil dilihat bahwa manusia, yang diakui dan dipanggil Tuhan sebagai sahabat-Nya, hanya dapat menjawab panggilan Tuhan itu dalam solidaritas. Sebab “tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, tetapi semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal 3:28). Salah satu pengalaman umat Allah Perjanjian Lama yang sangat menentukan sejarah selanjutnya adalah pengalaman pembebasan ketika martabat manusia mereka yang diinjak-injak ditegakkan kembali, ketika hak-hak asasi yang dirampas dikembalikan lagi. “Bapa kami pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat, dan banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami, Lalu Tuhan mendengar suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami, Lalu Tuhan
(52)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mukjizatmukjizat, Ia membawa kami ke tempat ini (tanah Kanaan) dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu.” (Ul 26:5-9) Sejak itu sejarah keselamatan adalah sejarah pembebasan, di dalamnya terlihat perhatian khusus Tuhan akan kaum miskin dan yang tertindas. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Musa terulang dalam seluruh sejarah keselamatan: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku, dan Aku telah mendengar seruan mereka, ya Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka” (Kel 3:7-8). Memang, “Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya dalam tahanan” (Mzm 69:34). Orang miskin dan yang tak berdaya mendapat perhatian khusus dari Tuhan. Maka perlu diingat: hak-hak asasi pertama-tama harus diperjuangkan untuk orang yang lemah, yang tidak berdaya dalam masyarakat. Dasar perjuangan itu adalah tindakan Tuhan sendiri yang melindungi orang yang tidak mempunyai hak dan kekuatan, Maka “hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36). Dalam Yes 10:1-2 dibaca ancaman ini: “Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk menghalang-halangi orang lemah mendapat keadilan, dan untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umat-Ku, supaya dapat merampas milik jandajanda dan dapat menjarah anak-anak yatim”. Kitab Suci mengajarkan bahwa “Allah membuat manusia menurut citra-Nya sendiri” (Kej 9:6). Maksudnya, “kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri, agar manusia merajai binatang dan unggas” (Sir 17:3-4). Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang berdaulat, dan semua hak manusia adalah hak mengembangkan diri sebagai citra Allah. Hak manusia dilindungi Tuhan, terutama bila ia sendiri tidak mampu membela diri. Bahkan di tempat manusia kehilangan haknya, karena kesalahan dan dosanya sendiri, di sana Tuhan tetap membela dan melindunginya: “ … apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat; dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah; bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada orang yang memegahkan diri di hadapan Allah” (1Kor 1:27-29). Kasih Tuhan senantiasa menjadi dasar terdalam hak asasi manusia. Memang hak-hak asasi dirumuskan pertama-tama dalam alam pikir filsafat mengenai martabat luhur manusia. Selanjutnya hak-hak asasi itu diperjuangkan dalam pembelaan kaum tertindas dan oleh bangsa-bangsa yang mencari kemerdekaan. Semua perjuangan itu merupakan langkah-langkah dalam
(53)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sejarah Allah bersama manusia yang malang dan miskin. Oleh karenanya, orang beriman tidak boleh absen dari perjuangan itu. 1. Perjuangan Menegakkan Hak Asasi Manusia Adalah “tugas-kewajiban semua orang beriman melibatkan diri dalam pembelaan hak-hak asasi manusia” (Sinode Para Uskup, 1987), khususnya dalam pelaksanaannya yang konkret. “Gereja menerima dari Kristus tugas-perutusan untuk mewartakan amanat Injil. Itulah sebabnya mengapa Gereja mempunyai hak, bahkan kewajiban, untuk memaklumkan keadilan pada tingkat lokal, nasional, dan internasional, serta mencela ketidakadilan, apabila itu dituntut oleh hak-hak asasi manusia serta pelestariannya. Sebagai persekutuan keagamaan yang hierarkis, Gereja memang tidak mempunyai tugas menyumbangkan pemecahan konkret dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik untuk keadilan di dunia. Tetapi Gereja tetap bertugas membela dan memajukan martabat dan hak-hak asasi pribadi manusia” (Sinode Para Uskup, 1971; lih. KHK kan, 747 § 2). Dan itu berarti bahwa Gereja berhak “memberi pertimbangan moral, juga dalam hal-hal yang menyangkut bidang politik, apabila hal itu dituntut oleh hak-hak asasi manusia atau keselamatan jiwa-jiwa” (GS 76). Untuk itu perlu refleksi atas situasi kehidupan yang konkret berdasarkan pedoman-pedoman yang diberikan oleh Gereja. Di sana terjadi perjumpaan iman dan rasio, Perjumpaan itu merupakan upaya menciptakan situasi hidup, yang memungkinkan pribadi manusia berkembang sesuai dengan panggilannya tanpa pemaksaan pendapat Gereja terhadapnya. Tugas ini dilaksanakan oleh Gereja dengan aneka cara. Pertama-tama, Gereja hendaknya mawas diri dan mencoba menegakkan hak-hak asasi manusia di kalangannya sendiri. Kalau tidak ada keadilan di lingkungan Gereja sendiri, maka Gereja – baik imam maupun awam – tidak berhak berbicara mengenai keadilan. Selanjutnya Gereja juga tidak berhak berbicara, kalau orang Katolik sendiri tidak sungguh terlibat dalam perjuangan bangsa di segala bidang pembangunan. Tidak ada keadilan tanpa perjuangan. Dalam usaha memperjuangkan keadilan, kaum beriman dapat memperoleh pedoman dan dukungan dari ajaran sosial Gereja. Tetapi pengarahan umum itu belum menjamin, sejauh belum ada kaidah tindakan menanggapi situasi yang konkret. Untuk membentuk kaidah-kaidah itu, perlu ada pengamatan cermat atas kehidupan sosial di lingkungan konkret (analisis sosial). Jadi, guna membela hak-hak asasi manusia, masih harus dicari cara-cara rasional, perumusan yang tepat, dan perencanaan bagi tindakan yang efektif. Dalam hal ini Gereja seluruhnya harus berjuang, tetapi semua anggota, imam dan awam, mengambil bagian menurut tempat dan panggilannya masing-masing. Di dalam semua kegiatan konkret itu, perhatian Gereja seharusnya menjadi “tanda dan pelindung martabat luhur pribadi manusia” (GS 76). Hak-hak asasi dan
(54)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
semua tata hukum lainnya hanya akan terlaksana, kalau dalam masyarakat ada kesadaran etis yang mengikat. Maka tidak cukup bila Gereja hanya menyumbangkan kritik dan celaan. Gereja masih harus berusaha membangun keterpaduan antar-warga-masyarakat dalam semangat cinta-kasih dan perdamaian. Menegakkan keterpaduan dalam masyarakat merupakan sumbangan khas kelompok-kelompok agama. Bersama dengan orang beragama lain, umat Kristen harus memperjuangkan keadilan dalam persaudaraan dengan semua orang. (sumber: http://pendalamanimankatolik.com/hak-hak-asasi-manusia/). 2. Hak Asasi Manusia Pada bagian kelima tentang Gereja, kita telah mendalami hubungan Gereja dan dunia. Pada bagian keenam ini, kita akan mendalami tentang Hak Asasi Manusia, yang merupakan salah satu keprihatinan dunia dan Gereja dewasa ini. Hak Asasi Manusia adalah salah satu isu penting umat manusia dewasa ini, sehingga ada baiknya kita mempelajari dan mendalaminya secara khusus. Menyangkut Hak Asasi Manusia akan diangkat topic-topik berikut ini : 1. Hakikat Hak Asasi Manusia 2. Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia 3. Melawan Kekerasan dengan Budaya Kasih Dengan pelajaran-pelajaran ini, kita diharapkan dapat memahami hakikat Hak Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak Asasi Manusia itu. 3. HAM Dalam Terang Kitab Suci Sejarah penderitaan manusia, anatara lain seperti terungkap dalam cerita diatas, rupanya rupanya sudah tak terbilang banyaknya. Dari sana timbul hasrat kuat bersama untuk menghentikan segala bentuk perkosaan terhadap martabat manusia. Sejak saat itu timbullah kesadaran dan perjuangan untuk membela Hak Asasi Mannusia. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat dalam diri manusia, yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau Negara, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Hak-hak itu dimiliki manusia karena ia manusia. Sejak seseorang mulai berada dalam rahim ibunya, ia memiliki hak-hak asasi itu. Dalam paham Hak Asasi Manusia termasuk bahwa hak-hak itu tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan oleh masyarakat atau Negara. Manusia tidak menerimanya dari Negara, maka Negara juga tidak dapat meniadakannya. Walaupun Negara tidak mengakuinya, namun hak-hak itu tetap dimiliki mannusia
(55)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan seharusnya diakui. Pelanggaran terhadap HAM tetap merupakan pelanggaran, walaupun hak asasi secara resmi belum diakui. Hak-hak asasi merupakan hak yang universal. Artinya, hak-hak itu menyangkut semua orang, berlaku dan harus diberlakukan dimana-mana. Misalnya hak untuk hidup layak, hak untuk mendapat pendidikan dan pekerjaan, hak untuk menikah dsb. Memang, perumusan hak-hak asasi tidak pernah lepas dari konteks cultural tertentu. Keterbatasan perumusan hak-hak asasi manusia dalam konteks budaya tertentu tidak berarti menolak sifat universalnya. Bahwasannya rumus dan pengertian hak asasi ditentukan oleh lingkup kebudayaannya, seharusnya membuat orang makin peka, agar jangan sampai ada hak seseorang yang dilanggar. Menolak sifat universal hak-hak asasi manusia berarti manyangkal unsur manusiawi yang terdapat dalam setiap kebudayaan. Sejarah penderitaan manusia tidak terbilang banyaknya. Hal ini mendorong hasrat kuat untuk menghentikan segala bentuk perkosaan terhadap martabat manusia. Maka PBB terdorong untuk mendeklarasikan piagam hak asasi manusia pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris. Apa yang termasuk Hak Asasi Manusia dalam piagam itu dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu : (a) hak-hak sipil dan politik; (b) hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. a) Hak-Hak Sipil dan Politik Hak-hak sipil dan politik lebih manyangkut hubungan warga Negara dan pemerintahan, serta menjamin agar setiap waraga memperoleh kemerdekaan. Hak-hak ini meliputi : hak atas hidup, hak kebebasan berfikir dan hak kebebasan menyatakan pendapat, hak kebebasan hati nurani dan agama, serta hak kebebasan berkumpul atau berserikat; hak atas kebebasan dan kemampuan dirinya; hak atas kesamaan di depan hukum dan hak atas perlundungan hukum dihadapan pengadilan (dalam hal penangkapan, penggeledahan, penahanan, penganiayaan, dan sebagainya); hak atas partisipasi dalam pemerintahan (berpolitik), dan lain-lain. b) Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lebih menyangkut hidup kemasyarakatan dalam arti luas dan menjamin agar orang dapat mempertahankan kemerdekaan. Hak-hak itu meliputi : hak mendirikan keluarga serta hak atas kerja, hak atas pendidikan, hak atas tingkat kehidupan yang layakbagi dirinya sendiridan keluarga, dan hak atas jaminan waktu sakit dan dihari tua. Adapun hak atas lingkungan hidup yang sehat serta hak para bangsa atas perdamaian dan perkemabangan.
(56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hak Asasi dalam Terang Kitab Suci Dari Kitab Suci Perjanjian Lama, kita dapat mengetahui bahwa salah satu pengalaman umat Israel yang sangat menentukan sejarah selanjutnya adalah pengalaman pembebasan ketika martabat mereka diinjak-injak oleh bangsa Mesir ditegakkan kembali, ketika hak-hak asasi yang dirampas dikembalikan lagi. Sejak saat itu, sejarah keselamatan, yakni sejarah pembebasan, menjadi perhatian khusus Tuhan bagi kaum miskin yang tertindas. Apa yang dikatakan Tuhan kepada Musa terulang dalam seluruh sejarah keselamatan:” Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu, dan Aku telah mendengar seruan mereka, ya Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu, Aku telah turun untuk melepaskan mereka” (Kel 3: 7-8). Memang.”Tuhan mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina orang-orang Nya dalam tahanan” (Mzm 69: 34). Orang miskin dan yang tak berdaya mendapat perhatian khusus dari Tuhan. Maka, hak-hak asasi pertama-tama harus diperjuangkan untuk orang yang lemah dan tak berdaya dalam masyarakat. Dasar perjuangan itu adalah tindakan Tuhan sendiri yang melindungi orang yang tidak mempunyai hak dan kekuatan. Dalam Yes 10 : 1-2 dibaca ancaman ini:”Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umatKu, supaya dapat merampas milik janda-janda dan dapat menjarah anak-anak yatim”. Kitab Suci mengajarkan bahwa”Allah membuat manusia menurut citraNya sendiri” (Kej 9: 6). Maksudnya, “ kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri, agar manusia merajai binatang dan unggas” (Sir 17: 3-4). Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang berdaulat, dan semua hak manusia adalah hak mengembangkan diri sebagai citra Allah. 2. Hak Asasi Manusia dalam Terang Ajaran Gereja Ajaran sosial gereja menegaskan :”Karena semua manusia mempunyai jiwa berbudi dan diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal yang sama, serta karena penebusan Kristus, mempunyai panggilan dan tujuan ilahi yang sama, maka kesamaan asasi antara manusia harus senantiasa siakui “ (Gaudium et Spes, Art. 29). Dari ajaran ini tampak pandangan Gereja tentang hak asasi, yakni hak yang melekat pada diri manusia sebagi insane, ciptaan Allah. Hak ini tidak diberikan kepada seseorang karena kedudukan, pangkat, atau situasi; hak ini dimiliki setiap orang sejak lahir, karena dia seorang manusia. Hak ini bersifat asasi bagi manusia, karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup sebagai manusia lagi. Oleh karena itu, hak asasi manusia merupakan tolok ukur dan pedoman yang tidak dapat diganggu gugat dan harus ditempatkan di atas segala aturan hukum. Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “ setiap bentuk
(57)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau budaya, entah yang didasarkan pada jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa, ataupun agama, karenaberlawanan dengan maksud dan kehendak Allah” (Gaudium et Spes, art.29). 3. Sejarah Perjuangan dan Kerja sama menegakkan Hak Asasi Manusia Perjuangan PBB a) Pada tanggal 10 Desember 1948 : PBB mengumumkan “Universal Declaration of Human Right”. Pada umumnya, deklarasi ini dilihat sebagai titik tolak untuk semua pemikiran dan rumusan lebih lanjut berhubungan dengan hak asasi manusia. b) Tahun 1966, deklarasi tersebut dilengkapi dengan dua pernyataan khusus supaya hak hak asasi mendapat kekuatan yang mengikat. Pernyataan khusus itu ialah : c) Perjanjian Internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. d) Perjanjian Internasional tentang hak-hak sipil dan pilitik e) Tahun 1975 hak-hak asasi dirumuskan lagi secara khusus dalam persetujuan Helsinki. f) Tahun 1981 diumumkan piagam Afrika mengenai hak-hak manusia dan bangsa-bangsa. Pada saat ini PBB memiliki Panitia hak-hak manusia yang bertugas mengawasi hak-hak manusia itu. 4. Perjanjian Gereja a) Ensiklik Master et Magistra (1961) dan Pacem in Terris (1963) mulai berbicara tentang hak asasi manusia. b) Konsili Vatikan II (1962 – 1965) berulang kali berbicara mengenai hak asasi manusia, terutama dalam konstitusi Gaudium et Spes dan Dignitatis Humanae. c) Tahun 1974 panitia kepausan “ Yustita Pax” menerbitkan sebuah kertas gereja “Gereja dan hak-hak asasi manusia”. d) Komisi Teologi Internasional mengeluarkan sejumlah tesis mengenai martabat dan hak-hak manusia. e) Dengan modal gagasan-gagasan di atas, kita terpanggil untuk bekerja sama menegakkan hak-hak asasi manusia. (sumber:http://trinitasonline.blogspot.com/2013/04/hak-asasimanusia.html?spref=fb)
(58)