PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAMPAK REKOLEKSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP SECARA SPIRITUAL BAGI SISWI KELAS X DAN XI ASRAMA PUTRI SMA STELLA DUCE II YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Martauli Nadeak NIM: 121124065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada semua orang, terutama para saudariku para suster KSFL, keluarga, seluruh Dosen PAK USD, Pendamping dan para Siswi Asrama Putri Stella Duce II dan teman-teman angkatan 2012/2013 yang dengan sepenuh hati membantu dan mendukung saya selama penulisan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”
(Mat 6:33-34) “ Lakukanlah kebiasaan yang baik maka itu akan menjadi milikmu” (Penulis)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Skripsi ini berjudul DAMPAK REKOLEKSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP SECARA SPIRITUAL BAGI SISWI KELAS X DAN XI ASRAMA PUTRI SMA STELLA DUCE II YOGYAKARTA. Judul ini dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan sumbangan rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual dalam hidup bersama di asrama, merupakan landasan kehidupan bagi para remaja untuk menghadapi tantangan arus zaman masa kini dalam situasi hidup yang serba diatur oleh aturan yang berlaku di asrama. Rekoleksi merupakan waktu dan kesempatan yang sangat berharga untuk menggali dan menguatkan hidup batiniah dan rohaniah, dengan mengintensifkan waktu untuk berdoa melihat pengalaman hidup. Kemampuan memaknai hidup secara spiritual kecakapan untuk menghubungkan setiap pengalamannya dengan Tuhan melalui terang iman sehingga mendapatkan nilai-nilai rohani yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan hidup. Permasalahan hidup yang dimaksud adalah permasalahan kejujuran, relasi dengan sesama, penderitaan serta memperjuangkannya untuk hidup yang lebih bermakna. Berdasarkan pemikiran diatas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, H0 : Rekoleksi tidak memiliki dampak terhadap bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Ha : rekoleksi memiliki dampak terhadap terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif uji beda. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI Asrama putri SMA Stella Duce II Yogyakarta sebanyak 65 responden. Semua populasi dipakai dengan menggunakan teknik sampel jenuh. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket terbuka dan skala perbedaan semantik. Jumlah instrumen 50 soal yang dikembangkan dengan 10 pernyataan mengenai kejujuran, 20 pernyataan relasi dengan sesama, dan 20 pernyataan mengenai penderitaan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pretest sebelum rekoleksi dan posttest sesudah rekoleksi Dari hasil uji validitas dengan taraf signifikansi 5%, N 60 responden dengan nilai kritis terdapat 37 item yang valid, sedangkan dari hasil uji reliabilitas diperoleh Conbrach Alpha sebesar 0,851 yang berarti reliabilitas instrumen cukup tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai Mean meningkat dari sebelum perlakuan 330,86 dan setelah perlakuan sebesar 423,29. Mean tersebut memberikan gambaran ada perbedaan nilai yang cukup signifikan antara memaknai hidup secara spiritual sebelum perlakuan dan memaknai hidup secara spiritual setelah perlakuan. Nilai signifikansi 0,000 artinya Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti rekoleksi berdampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Maka disarankan perlunya mengadakan kegiatan rekoleksi bagi siswi Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This graduated thesis entitles “THE IMPACT OF RECOLLECTION TO THE ABILITY TO SPIRITUALLY INTERPRET LIFE AMONG X AND XI GRADERS OF DAUGTHER DORMITORY STELLA DUCE II SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA”. This title was chosen based on the writer’s curiosity about the contribution of recollection to the ability to spiritually interpret life when living together in the dormitory. It is the bases of youth’s life to face challenges on the present days in life situations completely governed by the prevailing rules in the dormitory. Recollections is a time and a valuable opportunity to explore and strengthen the inner and spiritual life, by intensifying the time to pray and reflect life. To spiritually life to the ability to connect any experience with God through the light of faith in order to gain spiritual values that can overcome the problems of life. Based on the statement above, a research hypothesis was formulated. The hypothesis (H0) predicted that there was not impact of recollections to the ability to spiritually interpret life among X and XI graders daugther dormitory Stella Duce II Senior High School Yogyakarta. The hypothesis (Ha) predicted that there was any impact of recollections to the ability to spiritually interpret life among X and XI graders of daugther dormitory Stella Duce II Senior High School Yogyakarta. This research used a quantitative research with different test methods. The population of this research was student class X and XI of Daugther Dormitory Stella Duce II High School Yogyakarta. There were 65 respondents. The study used saturated sampling techniques. The instrument this research were behavior scale and semantic differences. There were number 50 questions as instruments which were developed into 10 question about honesty, 20 question about of relationships with others, and 20 question about suffering. The research was conducted by doing pretest and posttest before and after recollection. From the result of validity test on 5% significance level and N 60 respondents with the critical value 0,05 there were 37 valid items. On the other hand the results of the reliability test showed Conbrach Alpha of 0.851 which implied that the reliability of the instrument was quite high. The results of the research showed that the mean value increased from 330.86 (before treatment) to 423.29 (after treatment). The mean gave a significant difference in spiritually interpreting life before and after treatments. The significant value of 0.000 meant that Ha was accepted and Ho was rejected. The result implied that recollections affected the ability to spiritually life among X and XI graders of Stella Duce II High School Yogyakarta. So, it is proposed organize activities recollection for grader X and XI of daugther dormitory High School Stella Duce II Yogyakarta.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: DAMPAK REKOLEKSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP SECARA SPIRITUAL BAGI SISWI KELAS X DAN XI ASRAMA PUTRI SMA STELLA DUCE II YOGYAKARTA.
Penulis menyadari bahwa
proses penulisan skripsi
dapat
diselesaikan, berkat bantuan dan keterlibatan dari banyak pihak baik langsung maupun secara tidak langsung membantu proses penyelesaian skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis dengan hati penuh syukur mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. B. Agus Rukiyanto S.J. selaku dosen pembimbing utama yang selalu memberikan
perhatian,
meluangkan
waktu
untuk
mendampingi
dan
membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. selaku dosen penguji II yang telah mendampingi dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, serta memberi masukanmasukan dan motivasi dalam penulisan dan mempertanggungjawabkan skripsi ini. 3. P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si. selaku dosen penguji III yang telah bersedia membaca, memberikan semangat dalam mempertanggungjawabkan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Drs. F. X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed. selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan penelitian dari awal hingga akhirnya selesainya skripsi ini. 5. Kongregasi Carolus Borromeus, khususnya Sr. Renata CB pendamping Asrama Putri Stella Duce II, yang telah menerima saya dengan baik dan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengadakan penelitian dan menggunakan sarana dan prasarana di Asrama selama proses penelitian sehingga proses penelitian berjalan dengan baik dan lancar. 6. Seluruh staf dosen Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah mendidik, dan memberikan ilmu pengetahuan serta membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma dengan baik. 7. Seluruh staf karyawan PAK khususnya bagian sekretarian dan perpustakaan yang melayani dengan untuk hal administrasi dan peminjaman buku. 8. Para siswi Asrama Putri Stella Duce II khususnya kelas X dan XI yang rela meluangkan waktunya untuk saya dalam mengikuti proses penelitian skripsi ini. 9. Sr. Kresensia Sipayung, KSFL, selaku Dewan Pemimpin Umum Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia yang telah mempercayakan tugas dan tanggungjawab saya dalam menjalankan perutusan studi hingga selesainya penulisan skripsi ini. 10. Teman-teman yang terlibat dalam kegiatan penelitian dan proses penyusunan skripsi, yang telah memberikan tenaga dan waktu, sehingga proses penelitian berjalan dengan baik dan lancar. xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Para suster di komunitas Papringan, Sr. Adelina, KSFL, Sr. Ignatia, Sr. Maria Kristin, KSFL, Sr. Mariana, KSFL, Sr. Agnes, KSFL, Sr. Stella, KSFL, Sr. Dionysia, KSFL, Sr. Maria Riska, KSFL, khususnya Sr. Huberta, KSFL dan Sr. Imelda, KSFL selaku ibu komuntas, yang telah mendukung dan menyemangati serta mendoakan saya dalam penulisan skripsi ini. 12. Seluruh anggota keluarga besar Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia, Pematang Siantar. 13. Orang tua, kakak, adik dan semua keluarga yang selalu memberi semangat, dukungan moral, motivasi dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini. 14. Seluruh staf perpustakaan Kolese St. Ignatius Kotabaru dan Perpustakaan Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang begitu bermurah hati untuk meminjamkan buku-buku yang penulis perlukan baik selama kuliah maupun selama penulisan skripsi ini sampai selesai. 15. Teman-teman angkatan 2012 yang selalu memberi semangat, motivasi, dorongan dan bantuan bagi penulis selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini. 16. Seluruh warga kampus Program Studi Pendidikan Agama Katolik yang telah menemani, memberi semangat serta dukungan doa hingga dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini. 17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang dengan tulus ikhlas memberi masukan dan dorongan hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PENYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................
vi
PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................................................
vii
ABSTRAK ......................................................................................................
viii
ABSTRACT ......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................
xx
DAFTAR TABEL. .......................................................................................... xxii BAB I.
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. Latar Belakang .................................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................
7
C. Batasan Masalah ............................................................................
7
D. Rumusan Masalah. ...........................................................................
8
E. Tujuan Penelitian .............................................................................
8
F. Manfaat Penelitian ...........................................................................
9
G. Metode Penulisan .............................................................................
10
H. Sistematika Penulisan ......................................................................
10
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ..........................................
12
A. Rekoleksi.........................................................................................
12
1. Pengertian Rekoleksi .................................................................
12
2. Tujuan Rekoleksi .......................................................................
14
3. Manfaat Rekoleksi .....................................................................
16
4. Langkah-Langkah Rekoleksi .....................................................
17
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tahap Awal ..........................................................................
17
b. Tahap Inti .............................................................................
17
c. Tahap Akhir .........................................................................
17
5. Bahan / Materi Rekoleksi...........................................................
18
6. Tempat Rekoleksi .....................................................................
18
7. Model-Model Rekoleksi. ...........................................................
19
a. Model Pengalaman Hidup.....................................................
19
b. Model Biblis..........................................................................
20
c. Model Campuran. .................................................................
21
8. Metode Pendampingan rekoleksi. ..............................................
21
9. Pendamping Rekoleksi...............................................................
22
10. Evalusai Rekoleksi. ....................................................................
23
11. Hubungan Rekoleksi dengan Memaknai Hidup secara Spiritual
24
B. Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual .............................
24
1. Makna Hidup ............................................................................
23
2. Relasi-Relasi Yang Turut Menentukan Makna Hidup Manusia
25
a. Relasi dengan Sesama ...........................................................
25
b. Relasi dengan Dunia dan Lingkungan. .................................
26
c. Relasi dengan Diri Sendiri. ...................................................
28
d. Relasi dengan Tuhan. ............................................................
28
3. Memaknai Hidup secara Spiritual ..............................................
29
4. Permasalahan Hidup : Kejujuran, Relasi dan Penderitaan.........
31
a. Permasalahan Kejujuran ......................................................
32
b. Permasalahan Relasi dengan Sesama...................................
32
c. Permasalahan Penderitaan. ..................................................
34
1) Kisah Ayub ....................................................................
34
2) Yususf di jual oleh saudara-saudaranya .........................
35
d. Pandangan Hidup secara Spiritual .......................................
36
C. Tahap-Tahap Perkembangan Iman. ....................................................
37
1. Remaja .........................................................................................
37
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja.....................................
39
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Perkembangan Fisik. ...............................................................
39
b. Perkembangan Intelektual. ......................................................
40
c. Perkembangan Emosi. .............................................................
41
d. Kehidupan Sosial. ...................................................................
41
3. Pengertian Iman. ...........................................................................
42
a. Iman adalah Anugerah. ...........................................................
43
b. Iman adalah Keputusan. ..........................................................
43
c. Iman adalah Keterlibatan. .......................................................
43
4. Tahap-tahap Perkembangan Iman Remaja. ..................................
44
a. Tahap 1 : Kepercayaan Awal. .................................................
44
b. Tahap 2 : Kepercayaan Intuitif- Proyektif. .............................
45
c. Tahap 3: Kepercayaan Mistis atau Harafiah ...........................
45
d. Tahap 4 : Kepercayaan Sintetis-Konvensional. .....................
45
e. Tahap 5 : Kepercayaan Individuatif-Reflektif ........................
47
f. Tahap 6 : Kepercayaan Konjugtif. .........................................
47
g. Tahap 7 : Kepercayaan yang mengacu pada universalitas.....
47
D. Profil Asrama SMA Stella Duce II Yogyakarta. ................................
48
1. Profil Asrama. ...............................................................................
48
2. Visi dan Misi Asrama ...................................................................
49
a.Visi Asrama. ...............................................................................
49
b. Misi Asrama. .............................................................................
49
3. Tata Tertib Kehidupan Asrama. ......................................................
49
4. Kegiatan Asrama. ............................................................................
50
5. Tata Tertib Asrama. ........................................................................
50
E. Penelitan Yang Relevan. .....................................................................
50
F. Kerangka Pikir dan Hipotesis. ............................................................
52
1. Kerangka Pikir. .............................................................................
52
2. Hipotesis. ......................................................................................
53
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
54
A. Jenis Penelitian ....................................................................................
54
B. Desain Penelitian. ................................................................................
54
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tempat dan Waktu Penelitian. ............................................................
55
1. Tempat Penelitian ..........................................................................
55
2. Waktu Penelitian ..........................................................................
56
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................
56
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data. .........................................
56
1. Variabel Penelitian .........................................................................
56
a. Identifikasi Variabel ..................................................................
56
b. Defenisi Konseptual...................................................................
57
2. Defenisi Operasional Variabel .......................................................
57
a. Rekoleksi (Variabel X). .............................................................
57
b. Kemampuan memaknai hidup secara spiritual variabel Y. .......
57
3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
58
4. Instrumen Penelitian .......................................................................
58
5. Kisi-kisi Penelitian .........................................................................
59
6. Pengembangan Instrumen. .............................................................
61
a. Uji Coba Terpakai......................................................................
61
b. Uji Coba Validitas ....................................................................
61
c. Uji Coba Reliabilitas..................................................................
65
F. Teknik Analisis Data. ...........................................................................
67
1. Uji Persyaratan Analisis Data........................................................
69
a. Uji Normalitas Data. ...............................................................
69
b. Uji Hipotesis . .........................................................................
69
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . ............................
71
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
71
1. Uji Persyaratan ..............................................................................
71
2. Uji Normalitas untuk melihat hasil perbedaan nilai Pretest- Posttest pada sampel sebanyak 65 orang......................... 3. Uji Hipotesis dengan Uji-t ............................................................
72 73
B. Pembahasan Penelitian . ......................................................................
75
C. Refleksi Kateketis. ..............................................................................
76
a. Aspek Kateketis Rekoleksi. .......................................................... xvii
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Aspek Kateketis Memaknai Hidup Secara Spiritual. ....................
78
D. Refleksi Hasil Penelitian. ...................................................................
78
E. Kerterbatasan Penelitian. ....................................................................
81
F. Usulan Program Rekoleksi Meningkatkan Kemampuan Memaknai Relasi dengan Sesama secara Spiritual di Asrama Putri Stella Duce II Yogyakarta. ......................................................... 1. Latar Belakang Program Rekoleksi. .............................................
82 82
2. Tujuan Program Rekoleksi............................................................
83
G. Program Kegiatan Rekoleksi untuk Meningkatkan Kemampuan Memaknai Relasi dengan Sesama secara Spiritual di Asrama di Asrama Putri Stella Duce II. ........................................................... a. Pemikiran Dasar. .....................................................................
84 84
b. Tema ”Memaknai Relasi dengan Sesama secara Spiritual di Asrama Putri Stella Duce II Yogyakarta”...........................
86
c. Tujuan Rekoleksi. ...................................................................
86
d. Peserta Rekoleksi ....................................................................
86
e. Tempat dan Waktu ..................................................................
87
f. Model Rekoleksi. ....................................................................
87
g. Metode Rekoleksi. ..................................................................
87
h. Materi dan Sumber Bahan. .....................................................
87
i. Sarana dan Prasarana. .............................................................
87
j. Tim Pendamping. ....................................................................
88
k. Susunan Acara. .......................................................................
88
H. Contoh Salah Satu Persiapan Sesi I Usulan Program Rekoleksi .......
96
BAB V. Kesimpulan dan Saran ..................................................................... 101 A. Kesimpulan ......................................................................................... 101 B. Saran .................................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103 LAMPIRAN .................................................................................................... 105 Lampiran 1 : Surat Penelitian ..................................................................
(1)
Lampiran 2 : Materi dan Kegiatan Rekoleksi sesi I dan Sesi II..............
(2)
Lampiran 3 : Contoh Instrumen. .............................................................. (24) xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 : Tabel Total Hasil pretest. ................................................... (32) Lampiran 5 : Tabel Total Hasil posttest................................................... (36)
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikut Alkitab Deuterokanonika © LAI 1976. (Alkitab yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam terjemahan baru, yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia, ditambah dengan Kitab-kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga Biblika Indonesia. Terjemahan diterima dan diakui oleh Konferensi Wali Gereja Indonesia). Jakarta: LAI, 2001, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja DV
: Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.
C. Singkatan Lain CB
: Carolus Borromeus (Nama Kongregasi)
Dev
: Deviasi
Ha
: Hipotesis Alternatif
Ho
: Hipotesis Nol
KSFL : Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (Nama Kongregasi) Sign
: Signifikansi
SMA : Sekolah Menengah Atas xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SPSS : Statistical Package And Servis Solutions SQ
: Spiritual Quotience
Std
: Standard Deviation
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Desain Pretest-Posttest 2. Tabel 3.2. Data Populasi Siswa Kelas X dan XI 3. Tabel 3.3 Defenisi Operasional : Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual 4. Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual 5. Tabel 3.5. Validitas Y1 6. Tabel 3.6. Reliabilitas Y1 7. Tabel 3.7. Reliabilitas Statistik Y1 8. Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Pada Sampel sebanyak 65 Orang 9. Tabel 4.2. Paired Samples 10. Tabel 4.3. Jadwal Acara Usulan Program Rekoleksi
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Perkembangan zaman dari tahun ke tahun membawa perubahan dalam
kehidupan manusia baik dalam berkomunikasi, mendengarkan, cara berpikir, cara belajar, berelasi dengan orang lain, cara bekerja maupun dalam berelasi dengan Tuhan. Perkembangan zaman, juga memberi dampak dalam menghadapi realitas persoalan hidup manusia yang semakin kompleks (Suparno, 2015: 29). Dalam kehidupan ini seringkali tawaran-tawaran dunia membuat manusia melakukan halhal yang kurang baik dan menjerat manusia untuk jatuh pada kehancuran dan penderitaan. Manusia yang tidak mampu mengendalikan dirinya dari kenikmatan semu yang ditawarkan oleh dunia akan mengalami banyak permasalahan hidup yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Permasalahan-permasalahan
hidup
beraneka
ragam
antara
lain,
permasalahan ekonomi, permasalahan politik, permasalahan budaya, permasalahan agama, permasalahan relasi dengan sesama, permasalahan kejujuran dan banyak permasalahan lainnya. Semua permasalahan yang dialami manusia menjadi bagian dari kehidupan dan merupakan pengalaman yang mewarnai hidup manusia. Manusia hendaknya mampu memaknai pengalaman hidupnya secara spiritual. Manusia perlu mengolah pengalaman hidup dan memaknainya secara spiritual, agar mampu menemukan hal-hal yang baik dan positif yang mengarahkan hidup yang lebih baik. Semua pengalaman hidup akan memberi makna apabila manusia sampai pada tahap penyerahan diri kepada Yang Maha Tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Manusia yang kurang mampu memaknai hidup secara spiritual seringkali mengeluh dan menganggap bahwa Tuhan tidak campur tangan dalam kehidupannya. Manusia menjadi sulit untuk menemukan hal positif dan larut dalam suasana penderitaan hidupnya, sehingga membuat hidup tertekan serta mengalami kesulitan untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Pengalaman pahit membuat manusia cenderung jatuh pada perbuatan yang sia-sia seperti, bersikap tidak jujur, memelihara sikap mendendam atau membenci orang lain dan menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang dialaminya. Manusia akan merasakan bahwa dunia ini sempit dan penuh dengan keluhan dan penderitaan. Pada saat sekarang ini, kita sering mendengarkan berita tentang pembunuhan atau bunuh diri akibat kesalahpahaman yang terjadi dalam relasi dengan sesama. Dalam kalangan remaja sering terjadi tindakan yang kurang memaknai hidup antara lain, tidak peduli dengan sesama yang menderita, bersikap tidak jujur, bunuh diri karena cemburu. Ada juga orang yang tega membunuh pacarnya karena memiliki selingkuhan lewat dunia maya. Banyak contoh lainnya yang bisa kita lihat tentang problem kehidupan dalam kalangan remaja. Permasalahan kehidupan akan menghampiri semua kalangan, dan tidak terbatas pada usia, anak kecil, remaja, orang dewasa/orang tua, yang berpendidikan dan tidak berpendidikan, orang yang tinggal bersama dengan keluarganya, dan orang yang tinggal di kost atau di asrama. Hidup manusia mudah terombang ambing oleh arus zaman dan menjadi tantangan besar bagi semua orang, sehingga memberi dampak dalam kualitas hidup, khususnya kaum remaja. Kaum remaja adalah harapan, generasi, ahli waris dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
masa depan Gereja dan bangsa. Kaum remaja mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadian (mental, emosional, sosial, moral dan religius) dengan segala permasalahannya. Masa remaja adalah masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Mereka menghadapi gejala-gejala pertumbuhan fisik-biologis, yang sering gelisah dan mencari identitas diri, sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan (Tangdilintin, 1984: 8). Para remaja perlu mendapat perhatian khusus dan membantu mereka untuk mampu memaknai hidupnya secara spiritual. Memaknai hidup secara spiritual tidak melulu tentang menghadapi permasalahan hidup dan penderitaan. Memaknai hidup secara spiritual ada dalam segala gerak-gerik hidup manusia saat membuka mata melihat alam semesta dengan segala mahluk yang menghuni jagat raya. Remaja merupakan masa yang rentan dengan pergulatan hidup karena mengalami masa transisi. Remaja perlu belajar dari orang lain dan mengembangkan dirinya agar lebih dewasa
dalam menanggapi
permasalahan hidupnya, serta mampu memaknai hidup baik pengalaman suka maupun duka. Mereka perlu disadarkan bahwa hidup itu berharga, indah, dan penuh misteri. Hidup manusia tidak pernah lepas dari penderitaan dan pengalaman yang kurang menyenangkan. Oleh karena itu para remaja diharapkan mampu untuk memaknai segala pengalaman hidupnya secara spiritual. Memaknai hidup secara spiritual dengan menempatkan setiap pengalaman hidup bersama Tuhan. Para remaja yang sudah mendapat perhatian untuk dapat memaknai hidup secara spiritual ialah Asrama Putri SMA Stella Duce II. Berawal dari keprihatinan dan kepedulian terhadap remaja, Kongregasi Corolus Borromeus menyelenggarakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pelayanan asrama dan menyediakan fasilitas serta program-program pembinaan yang memadai. Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta adalah Asrama Putri yang ditangani Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus yang bertujuan untuk membantu warga asrama untuk hidup saling berdampingan dan menjadi manusia yang cerdas secara spiritual. Pembinaan di asrama membantu mereka untuk dewasa secara spiritual sehingga mampu memaknai hidupnya dengan mempertimbangkan perkembangan iman mereka. Asrama mengadakan kegiatan yang diharapakan membantu untuk berkembang, sehingga mereka memiliki kepribadian sebagai berikut: a.
Warga asrama mampu bersyukur dan memaknai pengalaman- pengalaman hidupnya, atas kebaikan dan dukungan orangtua, orang-orang disekitarnya atas kesempatan-kesempatan yang dialami dengan kepercayaan kepada Tuhan.
b.
Dengan kesadaran sendiri tanpa dipaksa, mendalami dan mengembangkan iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
c.
Mampu menerima, bersyukur atas kelebihan dan kekurangan dirinya (Buku Saku Asrama Putri Stella Duce II). Para siswi yang tinggal di asrama berasal dari latar belakang dan budaya
yang berbeda serta dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, geografis dan lingkungan sekolah. Asrama memiliki peraturan dan para siswi dilibatkan
dalam
berbagai
kegiatan
untuk
membantu
mengembangkan
kepribadiannya. Setiap pribadi harus mampu mengembangkan kedewasaan spiritualnya melalui berbagai kegiatan yang diadakan di asrama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Peraturan dan kegiatan di asrama, bertujuan untuk meningkatkan kedewasaan para siswi. Akan tetapi peraturan asrama seringkali menjadi hal yang hal yang membebani bagi siswi. Pada awal tahun pelajaran, khususnya anak kelas X memiliki kesulitan antara lain, sulit beradaptasi, minder/kurang percaya diri, shock culture (kaget dengan hal baru) boros, takut pada kakak unit dan pendamping, ikutikutan, mudah terpengaruh, merasa tidak bebas dan dikekang, stres dengan tuntutan sekolah, jadwal kegiatan asrama atau peraturan asrama. Pendamping asrama melihat beberapa point permasalahan perlu ditangani secara serius demi perkembangan dan kedewasaan spiritual siswi dalam memaknai hidup. Para siswi di asrama datang dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda dan membawa sejuta pengalaman dan pergumulan hidup yang berbeda-beda juga. Pendamping asrama mengadakan berbagai kegiatan untuk membantu warga asrama memaknai hidup secara spiritual dan mencintai alam. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan untuk membantu siswi memaknai hidup secara spiritual adalah rekoleksi dan retret. Melalui rekoleksi diharapkan para siswi mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam setiap permasalahan hidup dan setiap detik kehidupannya. Dalam rekoleksi pengalaman hidup digunakan sebagai bahan untuk pemeriksaaan batin. Pemeriksaan batin merupakan usaha untuk mengembangkan hidup iman atau hidup rohani. Pemeriksaan batin mengajak peserta untuk meninjau karya Allah, cara Allah berkarya dan membimbing serta kita melihat jawaban peserta atas karya, cara kerja Allah dan bimbingannNya dimasa yang sudah lampau (Mangunhardjana, 1984: 18-19).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Rekoleksi juga merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin tahu kearah yang lebih baik. Kegiatan rekoleksi membantu manusia untuk memaknai hidup dan meningkatkan kepekaan religius. Menghayati makna hidup sangat tergantung pada cara manusia memandang hidup meskipun masalah dalam hidup tidak pernah terpecahkan dengan tuntas. Arti dan bentuk sebuah masalah tidak terletak pada pemecahannya, tetapi cara manusia menghadapinya terus menerus. Hidup yang semakin bermakna dan sejati ialah dapat mengatasi rasa sakit, derita, dan maut sekalipun (Lalu, 2007: 83). Dalam hidup sehari-hari manusia menemukan dan mengalami banyak peristiwa yang sering berlalu begitu saja. Sementara manusia mengimani bahwa Tuhan hadir dalam peristiwa-peristiwa hidup, peristiwa pengalaman yang sederhana sekalipun. Rekoleksi merupakan waktu yang sangat tepat untuk memperdalam dan menguatkan hidup batiniah dan rohaniah seseorang dengan mengintensifkan waktu untuk berdoa. Dalam kegiatan rekoleksi peserta diajak berhenti sejenak dari aktivitas rutin dan merefleksikan hidup kita untuk menemukan kehendak Tuhan. Rekoleksi bukan sekedar mendengarkan ceramah, tetapi peserta diajak untuk menelusuri dan memaknai hidup dan pengalaman tersebut menjadi bahan dasar yang diolah selama rekoleksi (Subiyanto, 2003: 6-7) Dengan membaca isi buku saku asrama yang memuat tujuan didirikannya asrama putri SMA Stella Duce II Yogyakarta, maka saya tergerak untuk mengadakan penelitian di asrama tersebut dengan tujuan untuk mengetahui dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Maka judul penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
adalah Dampak Rekoleksi Terhadap Kemampuan Memaknai Hidup Secara Spiritual Bagi Siswi Kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
B.
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka identifikasi
masalah penulisan sebagai berikut: 1.
Perkembangan zaman membawa perubahan dalam kehidupan manusia yang menantang setiap manusia untuk bersikap positif dan negatif dalam menghadapi tawaran-tawaran dunia arus global.
2.
Remaja adalah usia yang rentan dengan permasalahan hidup karena mengalami masa transisi dan memerlukan pendampingan untuk dapat berkembang dan mampu memaknai hidupnya.
3.
Asrama merupakan wadah untuk pembinaan kaum remaja, melalui peraturan dan kegiatan asrama menjadikan mereka mampu untuk menerima perbedaan latar belakang keluarga dan perbedan status sosial.
4.
Manusia yang tidak mampu memaknai hidup secara spiritual akan selalu jatuh pada perbuatan yang sia-sia, tidak jujur, sikap mendendam atau membenci orang lain dan menyalahkan Tuhan dalam penderitaan yang dialaminya yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
5.
Rekoleksi merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani, meningkatkan kepekaan religius, dan menumbuhkan rasa ingin tahu kearah yang lebih baik sehingga mampu memaknai hidup secara spiritual.
C.
Batasan Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi dan keterbatasan penulis dari segi waktu dan kemampuan, penulis memilih satu aspek yang akan diteliti yakni aspek mengenai dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual. Aspek yang akan diteliti yaitu aspek kemampuan memaknai hidup secara spiritual merupakan aspek yang luas, maka peneliti membatasi aspek kemampuan memaknai hidup secara spiritual dalam lingkup memaknai hidup dalam permasalahan kejujuran, relasi dengan sesama dan penderitaan yang dialami oleh siswi di asrama. Hal ini bertujuan agar penulis fokus untuk meneliti dan mengkaji aspek tersebut. Maka judul penulisan ini dibatasi pada Dampak Rekoleksi Terhadap Kemampuan Memaknai Hidup Secara Spiritual Bagi Siswi Kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
D.
Rumusan Masalah Dari uraian diatas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut
sehingga pada akhirnya menjadi titik awal penulisan ini. Masalah yang ingin dirumuskan adalah sebagai berikut: 1.
Apakah yang dimaksud dengan rekoleksi dan tujuan rekoleksi?
2.
Apakah yang dimaksud memaknai hidup secara spiritual?
3.
Apakah rekoleksi memberi dampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta ?
E.
Tujuan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Memahami pengertian rekoleksi dan tujuan rekoleksi
2.
Memahami pengertian memaknai hidup secara spiritual
3.
Mengetahui dampak dari rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta ?
F.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1.
Siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Memberikan wawasan bagi mereka dengan memahami pengertian tentang rekoleksi, tujuan manfaat rekoleksi, dan dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual.
2.
Asrama dan Siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Memberikan data yang pasti sejauh mana dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
3.
Bagi pendamping Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk pendampingan rekoleksi di Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta yang memberikan dampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual. 4.
Bagi Kongregasi KSFL Memberikan sumbangan untuk para pendamping Asrama, Novis, Postulan dan guru agama di sekolah yang ditangani oleh KSFL, tentang rekoleksi yang memberi dampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual.
5.
Bagi peneliti lain Sebagai sumber inspirasi bagi peneliti yang lain untuk pendampingan rekoleksi.
G.
Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
Deskriptif Analistis. Penulis menggambarkan bagaimana pemahaman siswi X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta tentang rekoleksi dan memaknai hidup secara spiritual. Tulisan ini dikembangkan melalui penelitian kuantitatif dilapangan dengan mengumpulkan, memaparkan dan menganalisis data dari permasalahan yang ada dan menarik kesimpulan.
H.
Sitematika Penulisan Judul dari skripsi ini adalah “Dampak Rekoleksi Terhadap Kemampuan
Memaknai Hidup Secara Spiritual Bagi Siswi Kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta” yang dipaparkan dalam lima bab berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistermatika penulisan. BAB II menguraikan tentang menjelaskan, pengertian rekoleksi, tujuan rekoleksi, manfaat rekoleksi, bahan rekoleksi, sarana rekoleksi, tempat rekoleksi, model-model rekoleksi metode dalam kegiatan rekoleksi, pendamping rekoleksi, dan evaluasi rekoleksi, arti dan makna hidup, pilihan makna hidup, relasi-relasi yang turut menentukan makna hidup, permasalahan hidup, pandangan hidup secara spiritual, tahap-tahap perkembangan remaja dan iman remaja, dan profil Asrama Putri Stella Duce II sebagai subjek. BAB III Metodologi penelitian dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data dan uji hipotesis. BAB IV Uraian tentang hasil analisis dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta berdasarkan analisis pada bab III, usulan program rekoleksi. BAB V Kesimpulan dan Saran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Pada bagian ini, penulis mendalami tentang konsep dan teori rekoleksi dan kemampuan memaknai hidup secara spiritual dan perkembangan remaja. Melalui aspek kegiatan rekoleksi dan proses kegiatan yang diadakan dalam kegiatan rekoleksi, maka dapat diandaikan rekoleksi memberikan dampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual. Sesuai dengan judul skripsi, dalam bab ini juga membahas tentang remaja dan tahap-tahap perkembangan iman remaja sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan remaja memaknai hidup secara spiritual bagi siswi di Asrama Putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta yang memasuki masa remaja.
A. Rekoleksi 1.
Pengertian Rekoleksi Rekoleksi berasal dari dua kata “re” artinya kembali dan “koleksi” berarti
mengumpulkan atau sebuah usaha untuk mengumpulkan kembali. Rekoleksi mau mengumpulkan kembali pengalaman-pengalaman akan kasih Allah. Pengalamanpengalaman kasih akan Allah dihadirkan kembali, direnungkan, dimaknai dan diolah agar sungguh berguna bagi hidup selanjutnya. Dengan kata lain juga rekoleksi merupakan suatu latihan rohani yang dapat membantu orang untuk memperteguh imannya akan Kristus (Suparno, 2008: 12).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13 Rekoleksi dalam bahasa Inggris ”recollect” yang artinya mengingat kembali atau mengumpulkan kembali. Rekoleksi merupakan kesempatan penyatuan dan pengendapan pengalaman hidup dalam terang hidup rohani yaitu hidup yang dipenuhi dengan cinta. Rekoleksi juga merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani dan memperteguh iman Kristiani (Killa, 1996: 5). Dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa-peristiwa yang dilalui dan sering berlalu begitu saja, tanpa mengambil waktu untuk merefleksikan atau memaknai setiap peristiwa. Sementara manusia mengimani bahwa Tuhan hadir dalam peristiwa-peristiwa hidup, peristiwa pengalaman hidup yang sederhana sekalipun. Semua pengalaman, penting untuk merefleksikan dan menyadari keterlibatan Allah dalam hidup sehari-hari. Rekoleksi merupakan waktu dan kesempatan yang sangat berharga untuk menggali dan menguatkan hidup batiniah dan rohaniah, dengan mengintensifkan waktu untuk berdoa melihat pengalaman hidup (Subiyanto, 2003: 6-7). Dalam kegiatan rekoleksi mengajak peserta berhenti sejenak dari aktivitas/rutinitas hariannya dan merefleksikan hidup untuk menemukan kehendak Tuhan. Rekoleksi bukan sekedar mendengarkan ceramah, tetapi mengajak peserta untuk menelusuri pengalaman hidup dan mengolah pengalaman tersebut menjadi bahan dasar untuk mengembangkan kegiatan dalam rekoleksi. Dalam kegaitan rekoleksi pengalaman hidup digunakan sebagai bahan pemeriksaaan batin untuk mengembangkan hidup iman atau hidup rohani. Melakukan pemeriksaan batin, menjadi kesempatan bagi peserta untuk meninjau karya Allah, cara Allah berkarya serta bimbingan-Nya dalam hidupnya dan melihat jawaban peserta terhadap karya, cara kerja Allah dan bimbingan-Nya dimasa-masa yang sudah lampau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Rekoleksi juga ibarat mendulang emas, di sungai emas hidup yang mengalir dengan membawa berbagai muatan dan mengendap didasarnya. Maka seorang pendulang akan mengambil endapan, kemudian mengentaskannya serta mengirik dan menampinya. Setelah terpisah antara pasir yang tak berguna, tinggallah beberapa endapan yang barangkali mengandung logam mulia. Ketika ditetesi air keras barulah bijih-bijih emas terkumpul. Demikian juga halnya para peserta rekoleksi dalam rekoleksi mencoba menampi endapan-endapan peristiwa yang hanyut oleh aliran hidup, dengan demikian akan menemukan makna hidup yang kemilau setelah ditetesi sabda Allah (Subiyanto, 2003: 8).
2.
Tujuan Rekoleksi Seorang pembimbing rekoleksi dapat menentukan tujuan rekoleksi dilihat
dari kebutuhan dan minat peserta yang dipertimbangkan secara bersama-sama. Dalam menentukan tujuan rekoleksi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu bertumpu pada jumlah dan macam peserta, sehingga rumusan tujuan rekoleksi dapat menjadi jelas dan realistis baik secara umum maupun secara keseluruhan sejak “kata pembukaan sampai kata penutup”. Dilihat dari pertimbangan, perlu dilakukan oleh seorang pembimbing rekoleksi untuk menentukan tujuan rekoleksi, maka tujuan rekoleksi dibagi menjadi dua tujuan umum dan tujuan khusus.
a) Tujuan umum Tujuan umum rekoleksi merupakan titik yang dituju dari seluruh rangkaian rekoleksi yang diadakan. Tekanan tujuan umum dari rekoleksi diletakkan pada segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
operasional. Tujuan umum yang sifatnya dari segi operasional yaitu untuk meningkatkan cara, metode, teknik kecakapan, keterampilan peserta rekoleksi dalam bidang pengembangan hidup pribadi, hidup bersama orang lain dan dalam pelaksanaan tugas pekerjaan pribadi maupun bersama orang lain. Agar peserta dapat menemukan cara yang efektif dalam memperkembangkan diri dan kecakapan kerja sama untuk saling memperkembangkan diri (Mangunhardjana, 1984: 29). Tujuan rekoleksi yang bersifat formatif sering disebut edukasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
para peserta secara pribadi maupun
kelompok. Hal yang dimaksudkan dalam kualitas ialah spiritualitas, sikap, pandangan, perasaan, pengetahuan, motivasi, cita-cita, panggilan hidup, gaya hidup. Rekoleksi dengan kata lain, segala yang berkaitan dengan unsur-unsur jiwa, hati dan visi manusia serta gaya bertindak dalam hidup sehari-hari. Rumusan tujuan umum formatif dapat dirumuskan sebagai berikut ”peserta mempunyai pengertian yang benar tentang pengembangan diri dan arahnya dan berani mengambil sikap dan langkah yang sesuai”. Kedua macam tujuan yang sudah dirumuskan dapat digabungkan sehingga tujuan rekoleksi menjadi operasional sekaligus formatif secara seimbang. Pendamping dapat menggabungkan menjadi satu dengan memberi tekanan pada salah satu tujuan antara operasional dan formatif. Dalam merumuskan tujuan umum rekoleksi, pembimbing perlu memikirkan arah atau orientasinya, misalnya mengarah kedalam Gereja atau keluar Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Tujuan Khusus Tujuan khusus rekoleksi diperoleh dari hasil rincian lanjut rumusan tujuan umum rekoleksi, dalam tujuan khusus rekoleksi menyangkut tiap-tiap acara yang akan dilaksanakan selama rekoleksi. Acara dalam rekoleksi, terutama acara-acara pokoknya dengan caranya sendiri membawa para peserta menuju ke suatu tujuan tertentu. Tujuan ini merupakan salah satu segi dari segi tujuan umum yang akan dicapai lewat seluruh rekoleksi. Tujuan khusus merupakan titik-titik yang harus dicapai oleh setiap acara rekoleksi dan melalui titik itulah tujuan umum rekoleksi tercapai. Maka yang perlu diperhatikan adalah proses acara, tujuannya terarah dan cara pencapaian tujuan. Tujuan khusus lebih terbatas dan konkret (Mangunhardjana, 1984: 30). Rumusan tujuan khusus dari setiap kegiatan rekoleksi, amat berguna untuk menentukan teknik yang akan dipergunakan untuk mengolah acara itu. Karena rumusan setiap acara pokok yang jelas dan konkrit sudah mengisyaratkan dan mendorong pembimbing untuk mengambil teknik pengembangan tertentu yang sangat mendukung kegiatan (Mangunhardjana, 1984: 31-32). Rekoleksi dapat menjadi moment untuk evaluasi dan penyegaran dengan merenungkan kembali perjalanan hidup secara berkala. Rekoleksi bertujuan untuk menimba cahaya, kekuatan serta semangat baru untuk melanjutkan perjalanan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
3.
Manfaat Rekoleksi Tema rekoleksi merupakan hal pokok untuk dijadikan pusat perhatian
selama rekoleksi. Dari berbagai segi dan dengan berbagai cara, tema itu disoroti dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
diolah sampai keseluruhannya ditangkap, dimengerti dan dipahami. Dari tema, tujuan dan makna rekoleksi memberi manfaat rekoleksi yang nyata dalam hidup manusia seutuhnya khususnya hidup kaum beriman. Dari kegiatan rekoleksi diharapkan buah-buah hasil rekoleksi baik bagi diri sendiri, maupun bagi “hidup di dunia nyata ”(NN, 1998: 6). Setelah mengikuti langkah dan proses rekoleksi yang disusun sedemikian rupa, rekoleksi akan bermanfaat mengarahkan peserta rekoleksi mampu menghayati dan melaksanakan rumusan tujuan kegiatan rekoleksi.
4.
Langkah-langkah Rekoleksi Sebelum mengadakan rekoleksi terlebih dahulu menyusun acara atau
program kegiatan rekoleksi: menentukan kegiatan yang akan dilakukan saat rekoleksi, tahap-tahapnya, garis besar isi dalam setiap tahap, dan perlengkapan yang dibutuhkan saat rekoleksi. Program rekoleksi terdiri dari:
a)
Tahap Awal Salam dan kata pembuka, doa pembukaan, bernyanyi/ menari untuk
menghangatkan suasana, pengarahan rekoleksi akan tujuan dan tema utamanya.
b)
Tahap inti Tahap inti rekoleksi terdiri dari: pengolahan sub tema dalam acara pokok,
game/selingan dan penyimpulan seluruh acara rekoleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c)
Tahap akhir Tahap akhir rekoleksi terdiri dari :
1)
Pengumuman-pengumuman,
2)
Evaluasi kegiatan rekoleksi yang sudah berlangsung
3)
Kata penutup dan doa penutup.
5.
Bahan/Materi Rekoleksi Bahan rekoleksi ditentukan berasarkan jumlah dan macam para peserta,
kebutuhan dan minat mereka, tujuan serta tema rekoleksi. Bahan rekoleksi tidak hanya akan sesuai dengan harapan peserta, melainkan juga mampu mereka tangkap dan diolah. Bahan rekoleksi dapat berupa uraian saja, uraian dan pertanyaanpertanyaan untuk refleksi pribadi atau kelompok, serta penyadaran diri (Mangunhardjana, 1984: 32). Bahan rekoleksi juga dapat dibuat berdasarkan kebutuhan dan diadaptasikan dengan bacaan-bacaan atau dari bahan jadi yang sudah siap dipakai. Bahan rekoleksi disajikan berdasarkan hal-hal yang akan digali berdasarkan pengalaman hidup para peserta, dengan harapan menemukan pengalaman yang baru dan memaknai setiap pengalaman mereka.
6.
Tempat Rekoleksi Tempat rekoleksi dapat berupa gedung gereja, gedung paroki, aula sekolah
atau di alam terbuka. Tempat rekoleksi mempengaruhi suasana, sikap dan keterlibatan peserta selama rekoleksi berlangsung. Pendamping rekoleksi harus betul-betul mengetahui tempat penyelenggaraan rekoleksi dan situasi tempat. Unsur-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
unsur yang perlu diperhatikan sehubungan dengan tempat mengadakan rekoleksi, yaitu alam sekitar dan segala sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan rekoleksi (Mangunhardjana, 1984: 34).
7.
Model-model Rekoleksi Rekoleksi merupakan bentuk pembinaan iman. Dalam penyusunan kegiatan
rekoleksi dibutuhkan suatu model yang sesuai dengan peserta rekoleksi. Model rekoleksi ini mengacu pada model katekese. Model katekese ini untuk mengemas rangkaian rekoleksi dengan penyampaian materi, dengan terlebih dahulu menentukan tujuan dari rekoleksi yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan rekoleksi diperlukan metode yang sesuai dengan metode rekoleksi. Menggunakan metode merupakan suatu pendekatan bagi peserta rekoleksi, jika peserta rekoleksi adalah remaja maka hendaknya rekoleksi dikemas sesuai dengan kehidupan mereka. Dalam katekese umat ada beberapa model katekese yang membantu umat untuk mengungkapkan dan mewujudkan imanya dalam hidup sehari-hari antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Model Pengalaman Hidup Model ini bertitik tolak dari pengalam hidup yang biasa dilakukan dengan
tehnik SCP (Shared Christian Praxis). Model ini bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta yang direfleksikan secara kritis dan dikonfrontasikan dengan pengalaman iman dan visi kristiani sehingga sampai pada sikap dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru (Sumarno Ds, 2012: 32-41).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Langkah Awal : Pemusatan aktivitas 2) Langkah I (pertama) : Pengungkapan pengalaman hidup peserta 3) Langkah II (Kedua) : Mendalami pengalaman hidup peserta 4) Langkah III (Ke tiga) : Menggali pengalaman iman kristiani 5) Langkah IV (keempat) : Menerapkan iman kristiani dalam situasi konkret 6) Langkah V ( Kelima) : Mengusahakan suatu aksi konkrit
b.
Model Biblis Model ini bertitik tolak dari pengalaman Kitab Suci atau Tradisi Kristiani
dan dipadukan dengan pengalaman konkrit ( Sumarno Ds, 2012: 32-41). Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Introduksi : doa dan lagu pembuka 2) Pembacaan Kitab Suci sesuai dengan tema 3) Pendalaman teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja : dapat diawali dengan kelompok kecil atau mengungkapkan apa yang direnungkan secara pribadi dari jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan teks Kitab Suci. 4) Pendalaman pengalaman hidup : dapat memungkinkan peserta untuk mengungkapkan pesan inti teks Kitab Suci, dengan pengalaman hidup yang sesuai dengan tema baik pengalamn masa lalu, atau masa sekarang yang dialami dalam hidup bermasyarakat, menggereja, bekerluarga, dan bekerja. 5) Penerapan dalam hidup peserta 6) Mengajak dan merangsang peserta untuk merefleksikan serta memikirkan apa yang sebaiknya dapat dilaksanakan dalam kehidupan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
7) Penutup : doa penutup dan lagu penutup.
c.
Model Campuran Model ini campuran biblis dan pengalaman hidup yang bertolak pada
hubungan antara Kitab Suci atau Tradisi dengan hidup konkrit peserta (Sumarno, Ds, 2012 : 31-42). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Intruksi : doa dan lagu pembukaan 2) Pembacaan Kitab Suci atau Tradisi Gereja sesuai dengan tema 3) Penyajian pengalaman hidup : melalui saran-sarana yang dipersiapkan oleh pendamping rekoleksi. 4) Pendalaman pengalaman hidup dan dengan teks Kitab Suci atau Tradisi Gereja, merefleksikan
dan
menganalisa
pesan
dari
pengalaman
hidup
dan
dikonfrontasikan dengan Kitab Suci atau Tradisi Gereja yang dibacakan. Penerapan meditatif : pendamping mengajak peserta untuk mengambil pesanpesan pengalaman hidup dari dari teks Kitab Suci untuk menarik pelajaranpelajaran nyata dari pengalaman hidup bermasyarakat dan menggereja. 5) Evaluasi singkat atas jalannya katekese, isi, tema, dan langkah-langkah katekese serta proses komunikasi iman yang berlangsung. 6) Penutup : doa dan lagu penutup bisa dilanjutkan dengan doa-doa umat spontan.
8.
Metode Pendampingan Rekoleksi Metode rekoleksi bisa berbeda-beda, yang terpenting adalah pengalaman
para peserta dan kesadaran akan nilai-nilai yang tergali dalam rekoleksi. Metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
rekoleksi berperan untuk menciptakan hubungan antara peserta dengan pendamping untuk menciptakan suasana rekoleksi yang mampu menghantar peserta mendalami kegiatan rekoleksi (Darmawijaya, 1898: 14). Pemandu hendaknya memilih metode penyampaian yang sesuai dengan kondisi pendengar dan materi rekoleksi. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan peserta demi tercapainya tujuan rekoleksi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain, presentasi, diskusi kelompok, kegiatan-kegiatan latihan, simulasi, dan latihan keterampilan. Metode rekoleksi juga bisa dilakukan diawal konferensi, kemudian disusul renungan pribadi dan wawan rasa dengan teman (Mangunhardjana,1984: 31-39). Metode rekoleksi dapat dikembangkan melalui berbagai hal misalnya berinteraksi dengan alam, menyaksikan video singkat, bermain drama, tarian atau gerakan. Dari metode yang digunakan diharapkan dapat membantu peserta untuk mengolah rasa dan menggali pengalaman, serta memaknai pengalaman peserta bersama dengan Allah.
9.
Pendamping Rekoleksi Seorang pendamping rekoleksi ialah sebagai pengarah proses rekoleksi
yang dijalani oleh peserta. Pendamping rekoleksi harus mengusahakan agar rekoleksi berhasil dan berjalan dengan baik, dengan memperlakukan peserta rekoleksi sebagai subjek yang unik bukan menjadikannya sebagai objek eksperimen untuk memuaskan kehebatan metode atau ambisi pendamping. Pendamping mengusahakan agar peserta berperan aktif. Seorang pendamping selayaknya memiliki spiritualitas yang berkisar pada sikap dasar iman (Subiyanto, 2003: 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Sikap dasar iman yang harus dimiliki oleh seorang pendamping ialah menghayati peran sebagai tokoh panutan yang menyakinkan, berwibawa, menghargai dan memperlakukan orang yang didampingi sebagai subjek/martabat pribadi dan hak-haknya. Pendamping mengembangkan komitmen penuh dedikasi tanpa pamrih bagi kepentingan orang yang didampingi, dan tidak memanfaatkan keterbatasan atau kelemahan peserta rekoleksi untuk tujuan lain selain kepentingan rekoleksi. Dalam rekoleksi Allah sendiri berkarya dan pemandu hanyalah alat yang digunakan oleh-Nya. Pendamping atau pemandu rekoleksi hendaknya berdoa dan menyerahkan semuanya kepada penyelenggaraan Ilahi, menyediakan diri yang penuh keterbatasan agar Tuhan berkenan menggunakannya sebagai saluran cinta kasih-Nya bagi orang yang dilayani.
10.
Evaluasi Rekoleksi Evaluasi sesudah rekoleksi, bukan hanya sekedar menilai bagus tidaknya
proses rekoleksi. Tujuan evaluasi adalah untuk menemukan kelebihan dan kekurangan, segi baik dan buruk, keberhasilan dan kegagalan dari rekoleksi. Sebagai seorang pendamping rekoleksi perlu untuk mengetahui tujuan evaluasi, bahan yang dievaluasi, cara membuat evaluasi, ukuran untuk mengevaluasi, bentuk evaluasi (lisan atau tertulis) dan manfaat yang ditarik dari hasil evaluasi. Pendamping rekoleksi seharusnya menyediakan bahan evaluasi yang memuat evaluasi tentang : isi bahan yang disajikan, tehnik penyampaian bahan dan teknik mengolah bahan secara pribadi atau kelompok, susunan acara rekoleksi, keterlibatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
para peserta, sikap dan kecakapan pembimbing, ruang/tempat rekoleksi, sarana dan prasarana, manfaat rekoleksi serta usul dan saran.
11.
Hubungan Rekoleksi dengan Kemampuan Memaknai Pengalaman Hidup secara Spiritual Rekoleksi bukanlah lokakarya atau studi bersama melainkan adalah doa.
Doa membutuhkan pemahaman, keheningan, kemandirian, kemerdekaan untuk menemukan diri sendiri dengan kekuatan dan kelemahananya (Darmawijaya, 198: 15). Rekoleksi merupakan kesempatan untuk merenungkan kembali perjalanan hidup secara berkala, bertujuan untuk menimba cahaya, kekuatan serta semangat baru untuk melanjutkan perjalanan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Rekoleksi juga merupakan salah satu upaya untuk melatih hidup rohani dan menumbuhkan rasa ingin tahu kearah yang lebih baik. Dilihat dari pengertian rekoleksi, dapat dikatakan bahwa rekoleksi memiliki hubungan yang dekat dengan kemampuan memaknai pengalaman hidup secara spiritual. Rekoleksi membantu manusia mengingat kembali pengalaman hidupnya, kemudian mengolah dan memaknai untuk merubah hidup kearah yang lebih baik. Melalui latihan rohani dalam rekoleksi membantu peserta mampu memaknai pengalaman hidup dan membangun diri secara utuh.
B.
Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual
1.
Makna Hidup Manusia adalah mahluk hidup yang berakal budi, berkehendak bebas dan
berhati nurani. Manusia juga adalah makhluk yang bermartabat yang memiliki nilai-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
nilai dasar dan hak asasi. Manusia yang memiliki segala kemampuan dan kekayaan senantiasa berusaha untuk memberi arti dan makna hidupnya. Oleh karena itu manusia harus memahami arti dan makna hidup serta cara memperjuangkannya sehingga hidup manusia itu menjadi sungguh bermakna. Arti hidup berkaitan dengan arti dunia, karena manusia bersatu dengan alam semesta. Manusia bukan hanya penghuni dunia dan alam semesta, tetapi penanggungjawab agar dunia senantiasa semakin sesuai dengan tujuan hidup manusia. Hidup adalah suatu misteri, semakin kita bertanya tentang kehidupan semakin kita tidak menemukan jawaban yang pasti. Hidup mempunyai arti bagi orang yang menghayati hidupnya sendiri. Makna hidup ditemukan bila manusia mulai sangsi atas kemampuan dirinya untuk menghayati hidupnya sendiri, misalnya bila jatuh sakit, bila mengalami bencana, dan sebagainya. Pada saat itu orang akan berpikir tentang makna hidup dan bergulat untuk mencoba terus menjalani hidupnya (Yosef Lalu, 2010: 93).
2.
Relasi-relasi Yang Turut Menentukan Makna Hidup Manusia Manusia tidak bebas dalam segala hal untuk menentukan makna hidupnya.
Ada banyak ikatan hubungan yang turut menentukan makna hidupnya (Yosef Lalu, 2010: 93). Ada empat relasi penting yang sangat menentukan makna hidup yaitu :
a.
Relasi dengan sesama Sejak dilahirkan, manusia membutuhkan orang lain yaitu ayah dan ibu.
Manusia tidak bisa hidup tanpa saudara, teman, guru dan sebagainya. Kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
membutuhkan perawatan, pendidikan, dukungan, perhatian, kasih sayang, dan sejuta hal lain untuk hidup sebagai manusia. Manusia tidak dapat menutup diri terhadap orang lain. Manusia harus menjalin solidaritas dan kesetiakawanan dengan sesama. Manusia disebut sebagai mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian. Oleh karena itu manusia perlu saling tolong menolong dan saling memperhatikan satu dengan yang lain. Kehadiran kita dalam hidup bersama dengan orang lain yang menggerakkan sesama untuk dapat menikmati hidup yang saling mendukung adalah suatu cara yang memberikan makna hidup dalam relasi dengan sesama. Dari pengalaman hidup manusia sungguh tidak dapat hidup tanpa bantuan, uluran, dan campur tangan orang lain. Mutu hidup manusia amat ditentukan oleh mutu kestiakawanan, perhatian, dan kasih sayang manusia terhadap satu sama lain. Relasi dengan sesama membantu manusia bertumbuh dan berkembang serta menjadi pribadi yang sempurna (Suparno, 2015: 52). Adanya sikap saling menolong, mendukung, memperkembnagkan satu sama lain sehingga manusia merasa hidupnya lebih bermakna dengan kehadirannya dan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Manusia yang hidup sendiri dan tidak memperhitungkan kehadiran orang lain bagina dan kehadirannya bagi orang lain tidak menemukan adanya makna hidup dibalik relasi yang dibina.
b. Relasi dengan Dunia dan Lingkungan Sejak kecil manusia bertemu dan bertanya tentang alam lingkungan. Manusia menyadari bahwa benda-benda dan mahluk hidup memainkan peranan penting dalam hidupnya. Manusia mempunyai daya cipta untuk membuat bendabenda sehingga semua alam lingkungannya berarti dan menjadi lebih berarti bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dirinya. Tuhan menugaskan kepada manusia untuk menguasai alam lingkungan. Menguasai alam tidak berarti menggunakan dan mengekploitasinya secara sewenang-wenang, tetapi melestarikannya sehingga lebih bermanfaat bagi manusia dan bagi alam itu sendiri. Manusia hendaknya mengolah dan memelihara alam lingkungan secara bertanggung jawab, dengan demikian manusia dapat menjamin serta memberi makna kepada hidupnya sendiri. Oleh karena itu, orang-orang yang berjasa untuk lingkungan, sepantasnya mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya. Memberi kehidupan pada orang lain karena memiliki rasa tanggung jawab terhadap pemeliharaan alam semesta. Sikap tanggung jawab yang ditunjukkan oleh manusia terhadap dunia dan lingkungan merupakan suatu cara yang memberikan makna dalam hidup manusia. Manusia menemukan arti kehadirannya dalam dunia sekitarnya dan merasakan arti kehadiran dunia dalam bagi hidupnya. Sikap memelihara kehidupan di dunia menjadi faktor pendukung dalam kebahagiaan orang lain dan alam sekitar. Relasi yang dijalin oleh manusia dengan dunia dan lingkungan menunjukkan kesejatian dirinya yang memberi makna dalam membangun kehidupan di dunia ini. Kegiatan dan rutinitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang bersentuhan dengan segala sesutau yang ada di lingkungan dan dunia secara luas membantu manusia untuk menemukan makna dalam hidupnya dan manusia juga dapat belajar dari lingkungan dan alam sekitar (dunia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
c.
Relasi dengan Dirinya Sendiri Apabila manusia mengamati dinamika hidupnya, manusia tidak hanya
dipengaruhi dan ditentukan oleh sesama dan lingkungannya. Manusia bebas menentukan sikapnya terhadap sesama, terhadap dunia, terhadap peristiwa-peristiwa dan nilai-nilai, terhadap hal-hal duniawi dan sebagainya. Semuanya itu membentuk karakter manusia sehingga manusia membutuhkan pendampingan, pendidikan, termasuk pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama. Maka manusia harus berusaha untuk membangun diri dan pribadi supaya semakin menjadi baik dan bermutu dan dalam usaha itu manusia dapat semakin menemukan makna hidup. Setiap pribadi akan menemukan makna hidupnya dalam setiap aktivitas yang dilakukannya dalam hidup sehari-hari. Manusia yang bekerja, memfungsikan seluruh bakat yang dimiliki untuk kesejahteraan hidupnya akan menemukan makna hidupnya. Dia tidak bergantung pada hasil kerja keras orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki demi perkembangan dirinya dalam hidup bersama dengan orang lain. Pemaknaan hidup dengan diri sendiri dapat ditemukan dengan segala upaya dalam dirinya melalui pekerjaan, cara ia berelasi dengan orang lain, dan menempatkan pribadinya sebagai orang yang berguna untuk dirinya, orang lain dan alam semesta.
d. Relasi dengan Tuhan Orang yang beragama menyadari bahwa manusia itu adalah ciptaan Tuhan dan setiap manusia yang diciptakan Tuhan adalah bernilai. Sebagai ciptaan Tuhan, manusia diharapkan berkembang, mengarah semakin dekat dengan Tuhan, dan menjalin relasi yang akrab dengan Tuhan. Dalam relasi yang akrab dengan Tuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menjadikan pribadi manusia itu sendiri semakin disempurnakan. Manusia membangun relasi yang penuh dengan semangat iman, kasih, dan harapan kepadaNya. Dalam relasi yang akrab antara manusia dengan Tuhan, manusia akan menemukan arti dan makna hidup yang sedalam-dalamnya (Suparno, 2015: 50). Manusia mengalami dirinya terbatas, karena dalam hidup manusia terdapat banyak pengalaman yang menunjukkan kecenderungan manusia untuk mengatasi dirinya untuk menggapai yang adikodrati. Menyadari bahwa hidup terkait dengan Sang Pemberi Hidup yang kita sapa dengan nama Allah. Ia adalah asal dan sekaligus arah gerak hidup manusia. Manusia mewujudkan hubungan dengan Tuhan melalui agama agar dapat lebih menghayati keberadaan-Nya, memahami-Nya dan berbakti kepada-Nya dalam perilaku, tindakan dan ibadat. Hubungan antara keempat relasi, terkait satu sama lain dan saling menunjang. Manusia dapat membangun dan mengembangkan diri dalam kesatuan dengan sesama dan lingkungan hidup, serta keterbukaan terhadap Sang Pencipta. Manusia membangun diri dan memberi makna pada hidup dengan mengembangkan diri, masyarakat, melestarikan alam lingkungan, serta keterbukaan terhadap Allah.
3.
Memaknai Hidup secara Spiritual Spiritual adalah hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal kejiwaan :
rohani, batin, moral dan mental. Spiritual juga merupakan energi hidup atau roh yang memberikan pengetahuan yang jelas dan sempurna kedalam keberadaan manusia, hubungan manusia dengan Sang Pencipta, sesama, dan alam semesta. Pengalaman spiritual diartikan sebagai pengalaman yang berkaitan dengan Sang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pencipta dan menghantar manusia untuk sampai pada yang Yang Maha Tinggi. Hidup rohani atau spiritualitas merupakan cara untuk menetapkan, memupuk dan mengembangkan hubungan dengan Tuhan. Dengan hidup rohani hubungan dengan Tuhan itu dihayati dan diwujudkan dalam hidup sehari-hari (Hardjana, 1993: 74). Makna hidup tidak tergantung pada kenyamanan, keberuntungan atau keberhasilan. Juga tidak tergantung pada keberhasilan meraih cita-cita atau mendapat kesuksesan besar dalam usaha atau pendidikan. Apabila manusia berpikir demikian, maka kegagalan dan penderitaan akan kehilangan makna hidup. Hidup yang semakin bermakna dan sejati dapat mengatasi rasa sakit, derita dan maut sekalipun (Yosef Lalu, 2010 : 90). Memaknai hidup secara spiritual mendorong manusia untuk memecahkan dan menghadapi persoalan hidup dengan menggali makna dan nilai dari permasalahan hidup melalui terang Ilahi. Pemaknaan hidup menempatkan individu mampu melihat makna dalam konteks yang lebih luas dan kaya setelah menghubungkan pengalamannya dengan terang iman (Sabda Allah). Selain itu juga, memaknai hidup secara spiritual memampukan manusia untuk memahami dirinya, makna, dan manfaat segala sesuatu yang ada disekitarnya sebagai pemberian dari yang Allah (Zohar & Marshal, 2000: 4-13). Seseorang tidak lagi hanya memikirkan kepentingan pribadinya, namun ia akan lebih memikirkan kepentingan diri dalam konteks umum. Ia akan mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk menghadapi persoalan hidup. Ia tidak lari dari permasalahan hidup namun menghadapinya dengan sikap dewasa dan matang. Dimensi spiritual adalah inti, pusat hidup manusia pada sistem nilai dan merupakan hal yang sangat pribadi dan sangat penting. Manusia menggunakan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
roh melalui kontemplasi, meditasi, visualisasi dan lain-lain, untuk mengungkapkan makna yang tertinggi. Banyak hal dalam kehidupan manusia di dunia ini yang tidak mampu dipikirkan manusia dan hanya dirasakan semata. Melalui pemaknaan hidup secara spiritual, manusia mampu menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keberadaan atau eksintensi manusia seperti arah tujuan hidup, untuk apa manusia hidup, makna penderitaan dan makna pengorbanan. Memaknai
hidup
secara
spiritual
membuat
manusia
mempunyai
pemahaman tentang siapa dirinya, apa makna segala sesuatu baginya, dan bagaimana semua itu memberikan suatu tempat didalam diri kepada orang lain dengan bantuan Roh kebatinan (Nggermanto, 2015:147). Manusia juga akan memandang bahwa ujian penderitaan dan kesulitan bermakna membuat sesutau yang layak menerima karunia yang lebih tinggi. Pengalaman spiritual yaitu pengalaman yang berkaitan dengan Sang Pencipta, menghantar manusia untuk sampai pada yang Yang Maha Tinggi. Manusia menggunakan mata rohaninya, untuk mengungkapkan makna terutama makna tertinggi. Segala sesuatu di alam semesta melekat makna yang hanya bisa dilihat dengan
mata
rohani
(Lusi,
2014:
134).
Dengan
spiritualitas
manusia
mengkontemplasikan pengetahuan, apa yang dialami, apa yang dipelajari, diamati dan sebagainya sehingga berasosiasi dengan nilai-nilai dan moralitas.
4. Permasalahan Hidup : Kejujuran, Relasi dan Penderitaan Manusia yang SQnya tinggi memiliki ciri-ciri antara lain, memiliki prinsip dan visi yang kuat, mampu melihat kesatuan dalam keberagaman, mampu memaknai setiap sisi kehidupan dan mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
penderitaan. Manusia tidak lekang dari penderitaan, karena penderitaan dan kesulitan mempunyai pengaruh yang menyempurnakan, mengganti dan mengubah (Nggermanto, 2015: 123) Permasalahan hidup yang dialami oleh manusia beraneka ragam: permasalahan ekonomi, permasalahan politik, permasalahan budaya, permasalahan agama,
permasalahan
relasi
dengan
orang
lain, permasalahan
kejujuran,
permasalahan penderitaan dan banyak permasalahan lainnya. Permasalahan yang sering melanda kaum remaja dilingkup pendidikan dan asrama beraneka ragam antara lain:
a.
Permasalahan Kejujuran Kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan. Manusia yang
jujur adalah manusia yang mampu menghargai diri sendiri, orang lain dan takut akan Tuhan. Bersikap jujur sering menjadi tantangan bagi setiap orang, khususnya dikalangan para pelajar. Para pelajar seringkali mengejar nilai yang tinggi dengan mengabaikan kejujuran yaitu dengan menyontek saat ujian, berbohong untuk bolos dari sekolah dan lain-lain. Tindakan orang yang tidak jujur merupakan tindakan yang kurang mampu memaknai hidup. Dalam ajaran Gereja Katolik dalam sepuluh perintah Allah meminta manusia untuk bersikap jujur yaitu jangan bersaksi dusta. Tindakan tidak jujur adalah sikap menentang Tuhan, merugikan diri sendiri dan sesama. Kejujuran merupakan karakter dari manusia yang perlu untuk diperjuangkan dan dipertahankan misalkan kejujuran dalam berbicara dan bertindak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Permasalahan Relasi dengan Sesama Manusia adalah mahluk sosial dan tergantung satu sama lain. Manusia perlu membangun relasi yang baik dengan siapapun tanpa membeda-bedakan suku, budaya, bahasa dan latar belakang keluarga. Kesadaran akan pentingnya relasi yang baik dengan sesama sering diabaikan oleh manusia karena banyak hal. Karena masalah sepele manusia bisa bersikap tidak saling mengenal, mendendam dan bahkan membunuh. Para pelajar, khususnya mereka yang tinggal di asrama perlu ditanamkan sikap yang mampu mengatasi permasalahan relasi dengan sesama. Para remaja perlu dibina untuk mampu menjalin relasi yang baik dengan temannya atau siapapun yang ditemui dalam hidup sehari-hari, meskipun berbeda latar belakang dan budaya. Permasalahan relasi yang kurang baik dengan sesama akan membawa dampak kurang baik bagi perkembangan remaja dan juga melawan hukum cinta kasih. Ajaran Gereja meminta umatnya untuk saling mengasihi satu sama lain seperti mengasihi Yesus Kristus. Menjalin relasi yang baik dengan sesama ditandai dengan adanya sikap menghargai, memaafkan dan menerima perbedaan. Dalam berelasi dengan sesama perlu membina persahabatan yang ditandai dengan 3 unsur keterbukaan, kejujuran, dan kepercayaan. Persahabatan biasanya menggembirakan
dan
membahagiakan,
karena
dapat
mendorong
orang
mengembangkan diri, belajar mencintai orang lain, menghormati, dan menerima orang lain apa adanya. Dalam membangun persahabatan manusia harus mempunyai spontanitas, kepekaan dan ketulusan (Hartana dan Tim, 2008: 121).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c.
Permasalahan Penderitaan Hidup manusia tidak lepas dari permasalahan penderitaan. Penderitaan
manusia diartikan bermacam-macam menurut permasalahan hidup yang dihadapi dan cara memaknai seitap permasalahan. Kalangan remaja paling rentan mengalami goncangan iman saat menghadapi penderitaan. Untuk itu para remaja perlu didampingi agar mampu mengolah dan menerima serta memaknai permasalahan penderitaan agar terlepas dari belenggu penderitaan/permasalahan hidup, diperlukan sikap memaknai hidup secara spiritual. Orang yang mampu memaknai hidup secara spiritual akan rela mati dan berani mengorbankan segalanya, misalnya : uang, perasaan, kedudukan, kebebasan, dan sebagainya. Ia juga akan bertakwa pada Tuhan, memiliki komitmen, dedikasi, dan iman yang kuat sehingga dapat melakukan perintah Tuhan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Bila kita kaji dalam Kitab Suci atau sejarah orang-orang besar disana, kita menemukan orang-orang besar selalu mendapat kesulitan tetapi berpeganga pada Tuhan. Mereka tergolong sebagai orang yang mampu memaknai hidup secara spiritual yaitu:
1)
Ayub (1:1-20:22) Dalam kitab Ayub, dikisahkan Ayub itu adalah orang yang saleh yang
ditimpa oleh kemalangan atau penderitaan. Ayub mengalami penderitaan yang begitu menyedihkan, kehilangan semua ternaknya, anak dan menantunya meninggal, dan ia ditimpa penyakit barah di sekujur tubuhnya. Sebagai orang saleh Ayub menanggapi penderitaannya dengan cara, menerima kemalangan yang menimpanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan menyerahkannya kepada Tuhan. Ayub tidak menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang menimpanya melainkan mengakui kebebasan dan kedaulatan Allah sehingga Allah berhak memberi dan mengambil apa saja yang dimiliki manusia seturut kehendak-Nya (Weiden, 1995: 101-103). Ayub mengakui bahwa manusia harus menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah, baik yang buruk maupun baik. Manusia tidak boleh menolak apapun yang telah terjadi didalam hidupnya. “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang aku akan kembali ke dalamnya, Yahwe yang memberi, Yahwe yang mengambil, terpujilah nama Yahwe”. Ungkapan ini menandakan bahwa Ayub sungguh memaknai hidupNya secara Spiritual. Ayub telah menggembalikan semuanya kepada Sang Pencipta dan tidak mengutuki Tuhan.
2)
Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya ke Mesir (Kej : 37-45 : 1-5) Yusuf dibenci oleh saudara-saudaranya karena Yusuf anak yang paling
disayang oleh ayahnya. Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya untuk dijadikan budak. Selama beberapa tahun Yusuf dijadikan kerja paksa dan budak di Istana kerajaan Mesir. Sampai akhirnya dia mendapatkan kedudukan memangku jabatan kedua setelah Raja Firaun. Pada saat itu terjadi bencana kelaparan yang hebat di daerah saudara-saudara Yusuf. Situasi itu memaksa saudara-saudaranya untuk pergi ke Mesir untuk mencari makanan agar mereka tidak kelaparan. Melihat saudarasaudaranya datang ke istana, Yusuf tidak membalas dendam melainkan merasa kasihan dan merasakan kehadiran saudaranya sebagai pelepas rindunya setelah sekian lama berpisah. Dia juga sangat ingin bertemu dengan adik dan ayahnya Yakub. Yusuf tidak menyimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dendam justru ia memaknai semua peritiwa yang terjadi padanya sebagai rencana dari Allah sendiri yang diutus untuk mendahului saudara-saudaranya ke Mesir. Hal ini dapat dilihat dari ungkapannya pada Kej 45: 1-8 “akulah Yusuf saudaramu yang kamu jual ke Mesir. Tetapi sekarang janganlah bersusah hati dan menyesali diri karena kamu menjual aku kesini. Allah menyuruh aku mendahului kamu”. Dari ungkapan Yusuf tersebut dapat kita cermati bahwa Yusuf telah memaknai seluruh pengalamannya secara spiritual. Dia menghubungkan semuanya kepada kehendak Allah. Yusuf melihat sisi positifnya dan menunjukkan rasa cinta-Nya pada Tuhan dan sesama (Bergant dan Robert, J, 2002: 72-79).
5.
Pandangan Hidup secara Spiritual Menghayati makna hidup, sangat tergantung pada cara memandang hidup
ini. Orang yang memandang hidup ini secara realistis tanpa menghilangkan idealisme, tidak hanya melihat kekurangan, kegagalan dan kepahitan dalam hidup, tetapi juga melihat hal-hal yang indah dan menggembirakan. Dengan semangat kreativitas akan selalu berjuang untuk membangun hidup yang lebih bermakna sehingga merasa bahwa hidupnya dipanggil untuk terus menerus memberi arti dan makna sejati. Sikap ini mendorong dirinya untuk mempunyai daya cipta dan kreativitas, menyambut semua peluang yang dapat menciptakan hidup yang semakin bermakna. Menempatkan Tuhan dalam setiap pengalaman hidupnya. Memaknai hidup secara spiritual, menghadapi permasalahan dengan mata rohani, diluar batas kemampuan pikiran dan perasaan manusia. Manusia yang menggunakan spiritualnya akan mampu menyesuaikan diri dengan orang dan situasi, bersifat fleksibel, serta memiliki integritas pribadi, kesatuan keinginan, pikiran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
ucapan dan perbuatan (Riyanto dan Handoko, 2008: 60). Sikap ketakwaan memiliki komitmen dan sikap iman yang kuat, melaksanakan kehendak Tuhan sebagai kehendak pribadi seperti sikap adil, iklhas, memaafkan, kasih, selalu ingat kepada Tuhan.
C.
Tahap-tahap Perkembangan Iman Remaja Iman berkembang tahap demi tahap. Pada masa remaja tahap iman
mengarah pada tahap konvensional bersifat menyesuaikan diri. Tahap ini dapat berlangsung lama sampai usia dewasa. Remaja ingin merespon dengan setia pengharapan-pengharapan dan keputusan-keputusan orang lain. Pada umumnya remaja belum mampu menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Remaja menunjukkan ketertarikan dan kesadaran akan peran agama. Dengan demikian, perlu untuk mengetahui membahas perkembangan iman dan tahap-tahap perkembangan iman sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan remaja memaknai hidup secara spiritual bagi siswi di Asrama Putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta yang memasuki masa remaja.
1.
Remaja Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence yang berasal dari bahasa
Latin, artinya tumbuh untuk mencapai kematangan. Remaja memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional dan fisik (Hurlock,1991). Secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
masyarakat dewasa, sehingga mereka sejajar dengan orang-orang yang lebih tua (Ali & Asrori, 2004:9). Masa remaja disebut juga dengan masa peralihan yaitu dari masa kanakkanak menuju kemasa dewasa atau perpanjangan dari masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Usia masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun bagi wanita dan usia 13-22 tahun bagi pria. Remaja berada diantara anak dan dewasa yang sering mencari jati diri, mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual (Sukanto,1989 :13). Remaja adalah orang yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang tak tergantikan, kualitas, bakat, dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai pola pikir,, tata nilai, perasaan yang sensitif, dan pengalaman tertentu, serta permasalah yang timbul akibat dari perkembangan yang mereka alami dan kebutuhan yang perlu dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung jawab dan peran tersendiri yang perlu diberi tempat. Remaja memiliki potensi untuk dikembangkan dalam proses pembinaan agar dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan Gereja. Remaja perlu diberi kesempatan kepercayaan dan tanggung jawab sebagai subjek dan pelaku utama proses bina diri. Masa remaja merupakan masa sedang menjadi dan bertumbuh, perhitungan akan perkembangan ini akan membantu remaja menghargai pengalaman hidup masa kini dalam konteks pertumbuhan spiritual dimasa depan sesuai dengan panggilannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2.
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan berpengaruh pada
setiap orang karena dimasa remaja terjadi berbagai macam perubahan dalam diri seseorang. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan dewasa. Remaja dikenal dengan fase mencari jati diri yang masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. Masa remaja, masa mengalami perkembangan yang meliputi fisik, sosial, intelektual dan emosional. Menurut Sekanto (Soekanto, 1989: 16) remaja yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan ditandai dengan ciri sebagai berikut:
a)
Perkembangan/ Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat
progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu. Pertumbuhan remaja bersifat internal dan eksternal. Perubahan internal antara lain, perubahan ukuran alat pencernaan makanan, bertambahnya besar dan berat jantung dan paru-paru, serta sistem kelenjar endoktrin/kelamin dan berbagai
jaringan tubuh. Perkembangan
eksternal pada remaja ialah bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkaran tubuh dan ukuran organ seks. Pertumbuhan fisik pada remaja sering menimbulkan kejutan pada diri sendiri. Pada remaja putri ada perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan akan buah dadanya yang membesar. Perkembangan hormon pada remaja putri menyebabkan mengalami mensturasi dan seringkali pada awal mengalaminya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
menimbulkan kegelisahan. Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja itu menjadi parau dan perkembangan hormon mengakibatkan mimpi basah.
b)
Perkembangan Intelektual Perkembangan intelek sering disebut dengan perkembangan kognitif.
Perekmbangan kognitif manusia menurut Jean Peaget ialah merupakan proses psikologis
yang
didalamnya
melibatkan
proses
memperoleh
menyusun,
mengggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental seperti berpikir, mengevaluasi, menganalisis,
menimbang,
mengamati
dan
memecahkan
persoalan
yang
berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Pada usia remaja perkembangan kognitif disebut juga dengan tahap operasi formasio yaitu masa remaja memasuki tahap kematangan intelek. Pada usia ini mereka mulai mampu berpikir jauh melebihi dunia nyata dan keyakinannya sendiri yaitu memasuki dunia ide-ide. Mereka dapat memakai pendekatan sitsematis untuk memecahkan masalah dan tidak lagi sebatas meniru orang lain. Mereka juga mulai berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, dan mempertanyakan hal-hal yang bersifat etis. Adanya perkembangan taraf intelektual ialah untuk mendapatkan identitas diri. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara sosial, ekonomis, politis dengan mengutamakan kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang tua atau sekolah. Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, faktor lingkungan, keluarga, sekolah dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
c)
Perkembangan Emosi Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan
perubahan suatu fisiologis disertai perasaan yang kuat. Menurut Daniel Golmen emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan psikologis dan biologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Pada masa peralihan status remaja agak kabur, baik bagi dirinya sendiri, baik keluarga maupun bagi lingkungannya. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, namun pengenalan diri belum sempurna. Remaja sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian. Perkembangan emosi seseorang tampak dari perubahan tingkah lakunya. Perubahan fisik yang mereka alami menyebabkan mereka cenderung untuk menyendiri dan merasa terasing. Masa remaja semakin menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh, apabila melihat kontradiksi yang bertentangan dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui maka secara emosional menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan dan keinginannya, yang tidak selalu sama dengan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang dewasa.
d)
Kehidupan Sosial Masa rermaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang masa
remaja hubungan sosial semakin tampak jelas dan sangat dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan remaja berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan orang lain atau berusaha mencari pergaulan. Keinginan yang kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
untuk mengadakan interaksi sosial dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang lebih matang pribadinya. Mengharapkan bahwa interaksi sosial itu mengakibatkan masyarakat menganggap remaja sudah dewasa. Keinginan yang kuat untuk mendapatkan kepercayaan dari kalangan dewasa walaupun mengenai masalah tanggung jawab secara relatif belum matang. Remaja lebih nyaman bergaul dengan teman sebayanya dan memberikan pengaruh yang kuat kadang kala melebihi pengaruh keluarga. Penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Dalam hubungan sosial remaja menjadi lebih perhatian kepada lawan jenis. Keinginan membangun hubungan sosial dengan jenis kelamin lain dapat dipandang sebagai suatu yang berpangkal pada kesadaran dan kesunyian.
3.
Pengertian Iman Dalam agama iman berarti kepercayaan dan mengandalkan diri pada
Tuhan. Iman tidak hanya sekedar adanya Tuhan namun memiliki dampak dalam tingkah laku sehari-hari (Hardjana, 1993: 57). Tuhan adalah Maha Tinggi dan tak terjangkau oleh manusia. Oleh karena itu, dengan iman sebagai anugerah Tuhan manusia memberikan tanggapan terhadap Tuhan yang memperkenalkan sabda, kehendak, perintah dan dirinya. Iman berdasarkan pemahaman yaitu memahami Tuhan sebagai yang dapat diandalkan untuk mendatangkan kebaikan dalam diri manusia. Dalam Dokumen Gereja iman diartikan sebagai berikut: “Iman adalah kebebasan manusia menyerahkan diri kepada Allah dengan mempersembahkan diri dengan kepatuhan dan kehendak kepada Allah dengan secara suka rela. Beriman membutuhkan rahmat Allah yang menggerakkan hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
untuk berbalik kepada Allah yang mampu membuka mata dan hati sehingga orang lain juga akan menyetujui dan mempercayai kebenaran pewahyuan iman” (Dukumen Gereja KV II ( DV bab 1)).
a)
Iman adalah Anugerah Tuhan yang diimani jauh mengatasi yang mengimaninya. Tuhan adalah
Maha Tinggi dan tak terjangkau olah manusia. Dengan kekuatan sendiri tak mungkin mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Manusia beriman, mengenal dan berhubungan dengan Tuhan, terjadi karena kebaikan Tuhan semata-mata. Demi melengkapi
kekurangan
dan
demi
kebaikan
manusia,
Tuhan
berkenan
memperkenalkan sabda-Nya kehendak-Nya, perintah-Nya dan diri-Nya. Melalui sabda, perintah, kehendak, pribadi Tuhan dipahami oleh manusia. Iman merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan yang memperkenalkan sabda, kehendak, perintah, dan diri-Nya. b)
Iman adalah Keputusan Dalam iman manusia menyadari keadaan dirinya dan melalui iman manusia
memahami Tuhan sebagai yang paling dapat diandalkan dan diharapkan untuk kebahagiaannya. Iman membantu manusia untuk memilih dan mengambil keputusan untuk menyerahkan diri kepada-Nya Iman berarti memilih sehingga iman tidak secara otomatis secara otomatis terjadi.
c)
Iman adalah Keterlibatan Iman berasal dari inisiatif Tuhan dan merupakan anugerah-Nya, sebagai
jawaban mnusia yang diambil dalam keputusan bebas. Iman membawa akibat pada hidup orang yang beriman. Manusia tidak cukup hanya memahami Tuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mengerti kehendak-Nya. Iman harus diwujudnyatakan dengan tindakan. Manusia yang beriman mengikuti dan melaksanakan perintah dan kehendak Tuhan, demi kepenuhan hidup dimasa depan. Manusia melaksanakan kehendak Tuhan dengan ketaatan dalam segala hal dan sepanjang hidup manusia. Iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia: cipta rasa, karsa, dan karya. Fowler mengatakan bahwa iman sebagai poros kehidupan yang memuat visi dan nilai hidup yang menggerakkan seseorang menanggapi realita sang transsenden. Dengan beriman seseorang menyerahkan diri kepada-Nya melalui pertobatan hati yang jujur dan berusaha semakin mengenal Dia yang menjadi tumpuan kepercayaan-Nya.
4.
Tahap - Tahap Perkembangan Iman Remaja Perkembangan imana manusia memiliki bebrapa tahap dan dari tahapan ini,
dapat dijadikan sebagai ukuran atau untuk mnegetahui kedalaman tahapan yang dilalui oleh remaja tersebut. Dengan menguraikan perkembnagan iman dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyusun intrument bagi para remaja. Fowler dalam bukunya mengindikasikan tujuh tahap perkembangan iman manusia (Fowler, 1995: 96-319) yang diuraikan sebagai berikut:
a)
Tahap 1 : Kepercayaan Awal dan Elementer (usia 0-2 tahun) Tahap kepercayaan awal yang elementer ditandai oleh cita rasa yang
bersifat praverbal terhadap kondisi-kondisi eksitensi yaitu rasa percaya dan setia yang mendasar pada semua orang dan lingkungan yang mengasuh sang bayi. Sumber daya kepercayaan dasar sang bayi dihasilkan dari pengalaman saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
berhubungan yang terjalin oleh cinta dan perhatian dari keluarga serta oleh rasa setia dari si anak.
b)
Tahap 2 : Kepercayaan Intuitif- Proyektif (usia 2-6 tahun) Fowler menyebutkan bahwa pada tahap ini anak mulai berbicara dan
menyebutkan kata demi kata, bersifat egosentri dan cepat berubah-ubah, dan Allah digambarkan ada dimana-mana dan mempengaruhi dunia fisik.
c)
Tahap 3 : Kepercayaan Mistis atau Harafiah Pada tahap ini anak mulai berpikir dan memasuki pengalaman dunia
sekolah sehingga pemikirannya semakin berkembang dan mulai membandingkan dengan
pengalaman-pengalaman
sebelumnya.
Anak
dapat
menyusun
dan
mengartikan pengalamannya melalui medium cerita dan kecenderungan kognitifnya secara spontan menciptakan makna dan arti melalui cerita. Allah dipandang sematamata sebagai seorang pribadi, orang tua atau seorang penguasa yang bertindak dengan sikap memperhatikan secara konsekuen, tegas dan jika perlu keras.
d)
Tahap 4 : Kepercayaan Sintetis-Konvensional (Masa Remaja-Masa Dewasa) Pasa masa ini remaja dapat menyusun gambaran diri yang baru, yang
dibangun dalam ketergantungannya dengan orang lain yang berarti baginya. Banyak pribadi lain yang membuat remaja menimbulkan pertanyaan dan berhadapan dengan bayangan diri. Dalam situasi ini fungsi kepercayaan adalah mensintetiskan dan mengintegrasikan bayangan diri serta menjadikannya satu kesatuan yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
berfungsi baik. Fowler menyebut kepercayaan ini dengan istilah sintetis yang artinya belum dikaji secara kritis dan belum dipertanyakan apakah keanekaragaman cocok satu sama lain sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang menyeluruh dan selaras. Pola kepercayaan pada masa remaja juga disebut konvensional sebab secara kognitif, afektif, dan sosial seorang remaja menyesuaikan diri dengan orang lain. Saat mengalami ketegangan kognitif-sosial atau hal yang mendua arti, remaja akan mencoba mengatasi dengan kesepakatan mayoritas. Para remaja belum dapat mengandalkan perasaan dan pendapatnya. Semua ini mempunyai peranan pergeseran yang terjadi pada gambarannya mengenai Allah. Allah dipandang sebagai “kepribadian” dan sifat pribadi yaitu sebagi Pribadi Lain yang penuh misteri dan daya pesona. Pribadi Lain yang ilahi ini terasa amat penting bagi remaja karena Dialah yang menopang seluruh daya upaya hidup remaja. Remaja mengandalkan Allah sebagai sahabat karib, penyelamat dari segala kesesatan hidup, jangkar kuat yang menahan perahunya diatas gelombang hidup yang mencemaskan. Pengalaman batin remaja yang sering bertentangan dengan penglaman umum dan kolektif biasanya terjelma dalam gambaran Allah konvensional. Hal ini menjadi ancaman terhadap identitas diri awal yang kuat. Ketika orang yang dipercayai tidak melakukan hal yang sejalan dengan yang ia yakini sebelumnya, maka akan menimbulkan perasan dihina atau merasakan penghianatan. Pengalaman ini akan menimbulkan penolakan keras terhadap Allah dan membuatnya terperosok pada rasa putus asa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
e)
Tahap 5 : Kepercayaan Individuatif - Reflektif (Dewasa Awal dan seterusnya) Pada tahap ini ditandai dengan kesadaran yang tajam dan mulai memeriksa
iman mereka dengan kritis dan memikirkan ulang kepercayaan mereka. Ego dijadikan intansi terakhir yang menentukan pandangan dan keyakinan yang sungguh bernilai bagi pribadinya. Pada tahap ini masalah anak muda terkait dengan pasangan hidup, sehingga perpindahan ke tahap ini bisa dipicu oleh perceraian, kematian seorang teman dan peristiwa lainnya yang berdampak pada stress.
f)
Tahap 6 : Kepercayaan Konjugtif (Usia 35/40 tahun) Pada usia paruh baya, batas-batas diri kepribadian, dan pandangan hidup
yang sebelumnya telah ditetapkan dengan jelas kini telah menjadi kabur dan seakanakan kosong. Mereka menyadari adanya paradoks dan kontradiksi dalam hidup dan sering mengalami konflik antara memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Pada tahap kepercayaan konjugtif, iman untuk pertama kali secara pribadi dan kritis dirasakan sebagai kekuatan ekstensial yang paling besar dan paling penting, jauh melampaui segala daya manusia yang tak terbatas.
g)
Tahap 7 : Kepercayaan yang Mengacu Pada Universalitas (Usia Pertengahan dan selanjutnya) Iman universal jarang terjadi dan jika terjadi biasanya pada usia 30 tahun.
Tahap kepercayaan ini dialami dan muncul pada tokoh-tokoh besar agama. Perubahan kognitif, afektif dan sosial tampak dalam bentuk orientasi diri pribadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Mereka mengalami Allah sebagai daya kesatuan yang menjadi inspirasi utama, pusat tunggal dan satu-satunya prespektif baginya.
D.
Profil Asrama SMA Stella Duce II, Yogyakarta Responden yang digunakan dalam penelitian ini tinggal di asrama dan
mengikuti berbagai peraturan di asrama. Perkembangan mereka juga dipengaruhi oleh lingkup asrama dan berbagai kegiatan yang diikuti di asrama.
1.
Pofil Asrama Asrama Stella Duce II didirikan berawal dari keprihatinan dan kepedulian
Kongregasi CB terhadap kaum muda dengan mewujudkannya dalam pendampingan kaum muda dengan menyelenggarakan pelayanan asrama dan menyediakan fasilitas serta program-program pembinaan yang memadai. Dalam pembinaan ditanamkan dan ditumbuhkan nilai-nilai kehidupan yang didasari oleh semangat Bunda Elisabeth Gruyters Pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Carolus Borromeus (CB). Spiritualitas Bunda Elisabeth menjadi Roh dan pemberi daya kekuatan dalam melaksankan pelayanan kepada warga asrama yang memiliki motivasi kuat untuk belajar. Maka pelayanan di asrama memiliki visi dan misi yang memperjelas arah dan tujuan pelayanan asrama putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Pembinaan di asrama berupaya mendidik anak asrama menjadi seorang pribadi yang mandiri, dewasa secara intelektual, secara sosial, secara spiritual, secara emosi, serta mampu menjadi pemimipin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
2.
Visi dan Misi Asrama
a)
Visi Asrama Mendampingi para warga asrama untuk mencapai kepribadian yang utuh,
mampu menghayati iman, harap dan kasih kristiani, menghargai kehidupan dan martabat manusia, mandiri, tangguh, tanggap dan memiliki sikap bela rasa serta ikut memelihara lingkungan hidup dan sekitarnya.
b)
Misi Asrama
a)
Pembinaan dan pengembangan kepribadian yang utuh warga asrama
b)
Menciptakan suasana, belajar yang kondusif, untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap warga asrama.
c)
Meningkatkan dan kerjasama antara tim pendamping, orangtua, instansi lain, pengurus dan warga asrama.
d)
Memberikan pendidikan khusus terhadap pendidikan nilai, khusunya nilainilai kristiani dan spiritualitas CB.
e)
Membentuk watak baik, jujur, adil, belarasa, mencintai lingkungan hidup, berbudi pekerti luhur.
f)
Menyediakan tempat yang layak dan meningkatkan kualitas pelayanan.
3.
Tata Tertib Kehidupan Asrama
a)
Saling menyapa, menghormati, menghargai, dan bekerja sama dengan seluruh warga asrama sebagai saudara.
b)
Tidak egois dan tidak memaksakan kehendak.
c)
Solider dengan warga asrama demi kepentingan bersama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d)
Berupaya menciptakan dan mengembangkan suasana persaudaraan, dan kekeluargaan.
e)
Wajib mengikuti kegiatan program-program kegiatan yang diadakan di asrama.
4.
Kegiatan Asrama Berbagai kegiatan yang dilakukan di asrama dalam mendidik dan
mengembangkan warga asrama antara lain : kerja bakti, Misa asrama setiap hari Selasa dan Jumat, senam pagi Sunday morning, pergantian dan rapat pengurus, latihan kepemimpinan, kegiatan Natal dan Tahun Baru, Paskah, perpisahan kelas XII, acara 17 Agustus, Minggu keakraban, pertemuan pendamping asrama, permbinaan terpadu, masa orientasi asrama, pengenalan spiritualitas CB, hari temu unit, rekoleksi dan retret panggilan, Carolus day, rekreasi tahunan.
5.
Tata Tertib Asrama Kehidupan warga asrama diatur sedemikan rupa dengan berbagai susunan
tata tertib antara lain: tata tertib belajar, tata tertib bepergian, tata tertib menginap, tata tertib di Kapel dan berdoa, tata tertib makan, tata tertib penggunaan sarana dan prasarana, tata tertib tidur, tata tertib bertamu dan lain sebagainya.
E.
Penelitian yang Relevan Berikut ini penelitian yang berhubungan dengan kemampuan memaknai
hidup secara spiritual yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma. Pada tahun 2013 Sartipa mengadakan penelitian tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Kecerdasan
Spiritual.
Skripsinya
berjudul
“Peranan
Hidup
Doa
Dalam
Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Para Suster Yunior Kongregasi Suster- Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta”. Masalah yang dikemukakan dalam penelitian adalah bagaimana peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster Yunior CB wilayah DIY. Hasil penelitian menyatakan bahwa hidup doa menjadi daya yang membawa perubahan dalam hidupnya, secara khusus dalam meningkatkan kecerdasan spiritualnya. Dari 10 responden yang diwawancarai mengungkapkan bahwa melalui ketekunan dalam hidup doa para suster, memampukan mereka untuk memaknai segala pengalaman baik itu pengalaman yang menyenangkan maupun pengalaman yang menyakitkan. Para suster menjadi peka dengan keprihatinan yang ada disekitarnya, menjadi lebih sabar dan berani untuk memaafkan, memiliki sikap kerendahan hati yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya (Sartipa, 2013: 15). Pada tahun 2008, Hermawaty mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Rekoleksi Terhadap Kedewasaan Kristiani Siswi Asrama Putri Santa Theresia Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara”. Dalam penelitiannya ingin mengetahui seberapa besar pengaruh rekoleksi terhadap kedewasaan kristiani siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa rekoleksi dengan proses yang medukung memberi pengaruh tehadap kedewasaan kristiani bagi siswi asrama putri St. Theresia Kabanjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara. Para siswi mampu bersikap sopan dan tenang saat mengikuti perayaan Ekaristi dan mampu memupuk relasi doa dengan Tuhan, dan membangun relasi yang baik dengan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
F.
Kerangka Pikir dan Hipotesis
1.
Kerangka Pikir Rekoleksi merupakan salah satu upaya untuk melatih kepekaan rohani dan
membantu manusia menghadirkan kembali pengalaman-pengalaman kasih akan Allah, dengan merenungkan, memaknai dan mengolah agar sungguh berguna bagi hidup selanjutnya serta menumbuhkan rasa ingin tahu dan hidup kearah yang lebih baik. Melalui rekoleksi manusia mengadakan latihan kepekaan hati, dan pemeriksaan batin dengan demikian berkat rekoleksi membantu manusia mengenal situasi diri, hidupnya sebagai hasil karya Allah dan tanggapannya terhadap karya Allah. Rekoleksi bertujuan untuk menimba cahaya, kekuatan serta semangat baru untuk melanjutkan perjalanan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Memaknai hidup secara spiritual ialah menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya dengan menghubungkan pengalaman hidup dengan Tuhan melalui kepekaan hati dan terang iman. Setiap pengalaman hidup dihubungkan dengan hal kerohanian yang dapat menilai, bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna. Manusia mengalami banyak permasalahan hidup di dunia ini yang tidak bisa dimengerti dan dipecahkan dengan kepintaran otak, misalnya mengenai kematian, penderitaan, pengorbanan, mengenai makna dan tujuan hidup, nilai-nilai kehidupan dan tentang panggilan hidup. Mengikuti rekoleksi membantu manusia untuk memaknai seluruh peristiwa hidup yang dialami melalui kegiatan yang mengasah kepekaan batin sehingga mampu mencapai kepenuhan hidupnya. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
demikian rekoleksi memberikan dampak terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual.
2.
Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir tersebut, maka dapat
diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: H0
: Rekoleksi tidak memiliki dampak terhadap terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama SMA Stella Duce II Yogyakarta.
Ha
: Ada dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswi kelas X dan XI Asrama SMA Stella Duce II Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif uji beda. Penelitian kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Untuk melihat dampak dari penelitian, penelitian ini menggunakan dua yaitu variabel X (Rekoleksi) terhadap variabel Y (Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual) siswi kelas X dan XI Asrama Putri SMA Stela Duce II Yogyakarta Tahun ajaran 2016/2017.
B.
Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan desain Pre- Eksperimen Designs yang
artinya belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. PreEksperimen Designs terdiri dari beberapa jenis dan penulis fukos pada one group pretest-posttest design, yaitu pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan dan posttest sesudah perlakukan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1. Desain Pretest-Posttest Pretest
Variabel Bebas
Y1
Posttest
X
Y2
Dalam desain ini peneliti memberi test pada awal kegiatan yang akan diteliti,
dan
pada
akhir
kegiatan
diberikan
test
yang
sama,
kemudian
membandingkan skor keduanya. Adapun variabel yang diukur pada penelitian ini adalah Y sedangkan variabel X adalah treatment/perlakuan yang diberikan. Ket: X
: Rekoleksi
Y1
: Nilai Pre-test (sebelum kegiatan rekoleksi) Kemampuan Memaknai Hidup Secara Spiritual
Y2
: Nilai Post-test (sesudah kegiatan rekoleksi) Kemampuan Memaknai Hidup Secara Spiritual
C.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Asrama Putri SMA
Stella Duce II
Yogyakarta, yang beralamat di Jl. Dr. Sutomo N0. 22B Trenggono, Yogyakarta. Asrama Putri SMA Stella Duce II Yogyakarta dipilih menjadi tempat penelitian karena kadang kadang asrama mengadakan kegiatan rekoleksi dan kegiatan rohani lainnya yang mengupayakan anak untuk cerdas secara spiritual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2.
Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2016. Penelitian
ini menggunakan waktu yang telah disepakati antara pendamping asrama, anak asrama dan peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian diadakan pada hari Sabtu yang berlangsung selama 3 jam dimulai dari 8.00 WIB -11.00 WIB sebanyak 4 kali.
D.
Populasi dan Sampel Penelitian bersifat populatif artinya seluruh siswi kelas X dan XI Asrama
Putri SMA Stela Duce II Yogyakarta, menjadi populasi yang berjumlah 120 orang. Jumlah ini masih dapat dijangkau oleh peneliti sekaligus menjadi sampel penelitian. Tabel 3.2. Data Populasi Siswi Kelas X dan XI Kelas X
Kelas XI
A
30
A
30
B
30
B
30
E.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.
Variabel Penelitian
a.
Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel yang akan diukur adalah kemampuan memaknai hidup secara spiritual (Y). Variabel Y dapat diukur melalui instrumen dan hasil data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
diperoleh dari variabel tersebut dianalisis untuk menguji hipotesis melalui bantuan program SPSS 2.1 for windows.
b.
Defenisi Konseptual
1)
Rekoleksi: defenisi konseptual untuk rekoleksi (x) adalah kesempatan penyatuan dan pengendapan pengalaman hidup dengan merefleksikan atau memaknai setiap peristiwa yang kita alami melalui terang hidup rohani dalam menemukan kehendak Tuhan.
2)
Kemampuan memaknai hidup secara spiritual: kecakapan memaknai hidup yang mendorong manusia mampu memecahkan dan menghadapi persoalan hidup yaitu persoalan makna dan nilai melalui kepekaan hati sehingga mengalami Allah dalam segala peristiwa hidup.
2.
Defenisi Operasional Variabel
a.
Rekoleksi (variabel X) Kegiatan rekoleksi yang dimaksud adalah rangkaian kegiatan
melatih
kepekaan hati untuk merefleksikan pengalaman hidup melalui penyajian dan pengolahan materi dengan berbagai metode yang disampaikan oleh pendamping rekoleksi kepada peserta.
b.
Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual (Variabel Y) Adalah kecakapan untuk menghubungkan setiap pengalamannya dengan
Tuhan melalui terang iman sehingga mendapatkan nilai-nilai rohani yang mampu mengatasi permasalahan-permasalahan hidup, permasalahan hidup yang dimaksud
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
adalah kejujuran, relasi dengan sesama, penderitaan serta memperjuangkannya untuk hidup yang lebih bermakna. Tabel 3.3 Defenisi operasional : Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual No Defensi Operasional : Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual
3.
1.
Menghubungkan pengalaman dengan Tuhan
2.
Menemukan nilai-nilai hidup
3.
Perjuangan untuk hidup yang lebih bermakna
Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengukuran.
Skala pengukuran yang dibagikan bersifat langsug karena diisi tepat saat dibagikan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan rekoleksi sebanyak 4 kali bersama responden dengan menyebarkan kuisioner langsung kepada responden sebelum rekoleksi dan memberikan kuisioner setelah selesai rekoleksi.
4.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode angket dalam bentuk angket terbuka dan skala perbedaan semantik. Angket terbuka adalah angket yang jawabannya diisi oleh responden secara bebas, sehingga responden dapat memberikan jawaban atau isian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sesuai dengan sikap perasaan, minat, kehendak dan keadaanya. Skala berisikan serangkaian karakteristik untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau kelompok tentang suatu kejadian atau keadaan atau gejala (Ridwuan, 2011: 87). Jawaban untuk setiap item instrumen yang perbedaan semantik mempunyai gradiasi dari positif sampai sangat negatif sebagai berikut : Setuju
…5..!..4.!.3.!2..!..1..! tidak setuju
Pernah
…5..!..4.!.3.!2..!..1..! tidak pernah
Menyenangkan
…5..!..4.!.3.!2..!..1..! Tidak menyenangkan
Mudah
…5..!..4.!.3.!2..!..1..! Sulit Untuk jawaban essay dan isian jika memenuhi kriteria, menyadari ciptaan
dan diamati, mengingat penciptanya, menemukan manfaat ciptaan di bumi dalam hidup peserta,
mampu menemukan niat serta menghantar peserta kepada rasa
syukur atas pengalaman hidup, akan mendapat jumlah skor sejumlah nilai skor pada perbedaan semantik.
5.
Kisi-kisi penelitian Tabel 3.4. kisi-kisi (Pretest-Posttest) Instrumen Kemampuan Memaknai Hidup secara Spiritual Sub variabel
No
(1)
Indikator
(2)
Item
Nomor
soal
item
(3)
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Menghubungkan
- Memaknai pengalaman
pengalaman dengan
yang dihubungkan
Tuhan
dengan Tuhan
17
1-17
Menemukan nilai dari permasalahan hidup : a.
Kejujuran
-
bersikap sikap jujur
5
18-22
5
23-27
4
28-31
4
32-35
4
36-39
dalam hidup seharihari -
Menyatakan pendapat untuk bersikap jujur
b.
Relasi dengan
-
sesama
Menerima perbedaan latar belakang dan budaya
-
menghargai pendapat orang lain
-
Menunjukkan sikap relasi yang baik dengan teman, pendamping asrama, dan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c.
Penderitaan
-
Hidup
Menunjukkan sikap
3
40-42
8
43-50
menerima pengalaman hidup
-
Perjuangan
-
Menunjukkan sikap
hidup yang
berusaha hidup lebih
lebih bermakna
baik
Jumlah Total
6.
Pengembangan Instrumen
a.
Uji Coba Terpakai
50
Uji coba yang dipakai dalam pengembangan instrumen ini adalah uji coba terpakai yang artinya penelitian hanya satu kali dilakukan atau tanpa melakukan uji coba sebelum penelitian dilakukan, instrumennya langsung dipakai untuk menganalisis instrumen penelitian. Butir instrumen yang telah diisi oleh responden diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang memiliki validitas dan reliabilitas rendah tidak layak dipakai dalam analisis data. Instrumen yang memenuhi syarat dalam uji validitas dan reliabilitas, akan digunakan dalam analisa data dan uji hipotesis.
b.
Uji Coba Validitas Validitas kemampuan alat ukur secara tepat keadaan yang diukurnya
(Purwanto, 2008: 197). Validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
keandalan atau kesasihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 97). Uji validitas yang digunakan peneliti adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari perhitungan korelasi didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Uji validitas dalam penelitian dibantu oleh program SSPS 21 for windows. Untuk mencapai syarat validitas dengan taraf signifikan 0,05. Jika signifikansi > 0,05 maka item valid, namun bila signifikansi < 0,05 maka item tidak valid. Untuk menganalisis hasil pengujian instrument digunakan rumus Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan: Xy
: Koefisien korelasi
N
: Jumlah siswa (responden)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
X
: Jumlah skor item
Y
: Jumlah skor total (seluruh item)
Tabel 3.5. Validitas Y1 Item
R.hitung
R.Tabel
Keterangan
1
1
0.05
valid
2
0.585
0.05
valid
3
0.226
0.05
valid
4
0.104
0.05
valid
5
0.2
0.05
valid
6
0
0.05
tidak valid
7
0.145
0.05
valid
8
0.319
0.05
valid
9
0.211
0.05
valid
10
0.323
0.05
valid
11
0.11
0.05
valid
12
0.301
0.05
valid
13
0.161
0.05
valid
14
0.291
0.05
valid
15
0.288
0.05
valid
16
0.061
0.05
valid
17
0.026
0.05
tidak valid
18
0.052
0.05
valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
19
0.197
0.05
valid
20
0.98
0.05
valid
21
0.037
0.05
tidak valid
22
0.059
0.05
valid
23
0.08
0.05
valid
24
0.14
0.05
valid
25
0,008
0.05
valid
26
0.054
0.05
valid
27
0.13
0.05
valid
28
0.045
0.05
tidak valid
29
0.03
0.05
tidak valid
30
0.085
0.05
valid
31
0.063
0.05
valid
32
0.061
0.05
valid
33
0.083
0.05
valid
34
0.046
0.05
tidak valid
35
0.045
0.05
tidak valid
36
0.123
0.05
valid
37
0.127
0.05
valid
38
0.059
0.05
valid
39
0.22
0.05
valid
40
0.044
0.05
tidak valid
41
0.214
0.05
valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
42
0.044
0.05
tidak valid
43
0.04
0.05
tidak valid
44
0.028
0.05
tidak valid
45
0.066
0.05
valid
46
0.061
0.05
valid
47
0.045
0.05
tidak valid
48
0.1
0.05
valid
49
0.038
0.05
tidak valid
50
0.175
0.05
valid
Pada tabel validitas terdapat Item soal yang tidak valid sebanyak 13 item dari 50 item karena signifikannya < 0,05 yaitu item 6, 17, 21, 28, 29, 34, 35, 40, 42, 43, 44, 47 dan 49. Item yang tidak valid tidak dipakai untuk menganalisis data.
c.
Uji coba Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran yang
relatif tetap (Purwanto, 2008:196). Suatu instrument penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Metode yang dapat digunakan untuk reliabilitas tes adalah konsitensi internal yaitu berhubungan dengan masing-masing pertanyaan pada satu test dalam hal mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
tehnik fomula Alpha Cronbach menggunakan program 21. Jika nilai Alpha kurang dari 0,60 maka reliabilitasnya adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik. karena nilainya diatas 0,8 maka hasilnya baik (reliabel). Model reliabilitas yang digunakan untuk mencari reliabel data dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: : Koefisien reliabilitas alpha K
: Jumlah Item j
: varians responden untuk item : Jumlah varians skor total
Tabel 3.6. Reliabilitas Y1 Case Processing Summary N
%
Valid
65
100.0
Exclude
0
.0
65
100.0
Cases da Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Diketahui bahwa data atau case yang valid jumlahnya 65 dengan persentase 100% dan tidak ada yang dikeluarkan (excluded).
Tabel 3.7. Reliabilitas Statistik Y1 Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.851
37
Diketahui nilai Cronbach Alpha 0,851. Jika nilai Alpa kurang dari 0,60 maka reliabilitasnya adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik. karena nilainya diatas 0,8 maka hasilnya baik (reliable). Sedangkan jumlah item (N) adalah 37 maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitasnya Y adalah sangat baik.
F.
Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis uji - t (sampel
berpasangan) untuk menguji perbandingan dua rata-rata sampel berpasangan. Uji - t biasa dilakukan pada subjek sebelum diberi perlakuan dan sesudah pada sustu proses (Priyatno, 2011:41). Dalam penelitian ini subyek yang digunakan kemampuan memaknai hidup secara spiritual sebelum rekoleksi dan sesudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
rekoleksi. Maka kriteria yang dipakai adalah jika signifikansi < 0,05 maka terjadi perbedaan, sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi perbedaan. Untuk melakukan uji-t diperlukan data yang berskala interval atau ratio yang dalam SPSS disebut scale. Skala yang digunakan dalam penelitian adalah perbedaan semantik dan angket terbuka. Rumus manual uji-t : t hitung
√ √
√
Keterangan: t
: Nilai Korelasi X1 dengan X2
n
: Jumlah sampel
X1
: Rata-rata sampel ke -1
X2
: Rata-rata sampel ke -2
s1
: Standar deviasi sampel ke -1
s2
: Standar deviasi sampel ke -2
S1
: Varian sampel ke 1
S2
: Varian sampel ke 2
Jika - t tabel < t hitung < maka Ha diterima
Jika – t hitung < - t tabel atau hitung > - t tabel, Ho maka ditolak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1.
Uji Persyaratan Analisis Data
a.
Uji Normalitas Data Uji Normalis data bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal
atau tidak. Penggunaan statistik mengisyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2012 : 172). Untuk mendeteksi normalitas data dapat menggunakan uji kolmogorof-smirnov dengan taraf bersignikansi 0,05 untuk menentukan jenis analisis yang akan digunakan. Kriteria yang akan digunakan untuk data berdistribusi normal atau tidak normal sebagai berikut: 1.
Jika harga signifikansi (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika data berdistribusi normal maka teknik statsitik yang digunakan adalah statistic parametric uji - t (independen - samples t-test dan paired samples t-test) dengan tingkat kepercayaan 95%.
2.
Jika harga signifikansi (2-tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi secara normal, maka teknik statistik yang digunakan yaitu statistic nonparametric (two related samples test atau uji dua sampel
berpasangan) yaitu Man Whitney atau Wilcoxon dengan tingkat
kepercayaan 95%.
b.
Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji beda atau uji
perbedaan pretest dan posttets
pada
responden sebanyak 65 orang untuk
mengetahui apakah ada perbedaan nilai hasil pretest dan posttes yang signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan bantuan program SPSS versi 2.1 for windows. a.
Jika nilai signifikansi ≤ 5% (0,05) maka terjadi perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest.
b.
Apabila nilai signifikansi > 5%, maka tidak terjadi perbedaan signifikan antara nilai pretest dan posttest. Ho : Tidak ada perbedaan signifikan antara Y1 dengan Y2 Ha : Ada perbedaan signifikan antara Y1 dengan Y2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan memaparkan, uji persyaratan analisis, deskripsi data pengujian hipotesis, pembahasan penelitian, refleksi katekeketis, keterbatasan penelitiandan usulan program rekoleksi. Hasil penelitian akan dianalisis berdasarkan SPSS 21 untuk instrumen pretest dan posttest yang telah dibuat dan digunakan untuk mengetahui dampak rekoleksi terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswa kelas X Dan XI asrama putri SMA Stella Duce II Yogyakarta. Pretest dan posttest yang disebarkan sejumlah 65 bendel sejumlah populasi yang mengikuti rekoleksi hari I, dan Rekoleksi hari ke II selama 3 jam. Populasi dipakai semua sebagai sampel penelitian. Jumlah populasi sebelumnya diperkirakan berjumlah 100 orang, tetapi karena ada kegiatan lain yang sudah diprogramkan oleh pihak asrama sebelum surat penelitian saya sampai ke Yayasan Syantikara sebagai yayasan asrama. Rekoleksi yang saya rencanakan sebelumnya sebanyak 4 kali, berkurang menjadi 2 kali karena siswa asrama putri akan berkonsentrasi mengikuti ujian UAS maka saya mendapat kesempatan untuk memberikan rekoleksi sebanyak 2 kali.
A.
Hasil Penelitian
1.
Uji Persyaratan Hasil uji normalitas merupakan prasyarat dari kebanyakan statistika uji
diferential. Beberapa cara untuk mengekplorasi asumsi normalitas yaitu kolmogorof-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
smirnov
dan Shapiro-Wilk
dengan membaca nilai signifikansi. Apabila nilai
Signifilansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan tes of normality yang diuraikan diatas data yang berditribusi normal dan data yang tidak berdistribusi normal akan diuji berdasarkan ketentuan dari uji normlaitas data. Dari ketentuan tersebut maka uji hipotesis dapat dianalisis menggunakan cara parametric dan non parametric. Apabila data berdistribusi normal maka akan diuji dengan parametric, demikian sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal akan diuji dengan non parametric seperti yang sudah diuraikan dalam bab 3. Penelitian ini melakukan pengujian terhadap perbedaan pretest dan posttest pada sampel jenuh (semua populasi) sebanyak 65 orang.
2.
Uji Normalitas Untuk Melihat Selisih Hasil Pretest Dan Postest Pada Tabel Hasil Uji Normalitas Sampel Sebanyak 65 Orang. Dalam
uji
normalitas
keseluruhan
ini
data
yang
dianalisi
adalah
keseluruhan sampel sebanyak 65 orang. Berdasarkan analisis total pretest dan posttest (Y1-Y2), menggunakan SPSS 21 diperoleh data pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas pada sampel sebanyak 65 orang. Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a
pretest
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.085
65
.200*
.973
65
.159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
posttest
.084
.200*
65
.980
65
.388
a. sampel sebannyak 65 orang *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Ouput test
of
normality
menunjukkan nilai signifikansi untuk total
keseluruhan variabel Y1 (pretest) sebesar 0.200.dan variabel Y2 (posttest) sebesar 0.200. Jadi kesimpulannya adalah data Y1 dan Y2 berdistribusi normal karena > 0,05. Karena
data berdistribusi normal maka alat analisis yang digunakan adalah
statsitik parametric uji-t.
3.
Uji Hipotesis dengan Uji-t Berdasarkan tes of normality diatas, pada sampel sebanyak 65 orang,
menunjukkan data berdistribusi normal. Analisis yang digunakan adalah analisis statistic parametric. Tabel 4.2 Paired Samples Test Paired Samples Statistics Mean
N
Std.
Std. Error Mean
Deviation Pair
330.861 pretest
1
5
65
36.94332
4.58225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
423.292
65
21.65404
2.68585
postest 3
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
pretest & posttest
Sig.
65
.655
.000
Paired Samples Test Paired Differences
t
df
Sig. (2-
Mean
Std.
Std.
95% Confidence tailed)
Deviatio Error n
Interval of the
Mean
Difference Lower
-
28.0434 3.47837
-
Upper -85.48194 -26.573 64 .000
Pair pretest 92.4307 1
8
99.37960
posttest 7
Pada tabel Paired Samples Test menunjukkan perbedaan rata-rata (mean) antara memaknai hidup secara spiritual sebelum rekoleksi (Y1) sebesar
330.86,
kasus yang dianalisis sebanyak 50 std.deviation (simpangan baku = 36.943) dan rata-rata (mean) memaknai hidup secara spiritual sesudah rekoleksi (Y2) = 423.29,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kasus yang dianalisis sebanyak 50 dan std. deviation (simpangan baku = 21.654). Pada tabel paired sampel corelation menunjukkan besarnya korelasi antara Y1 dengan Y2 sebesar 0.655 dengan taraf signifikansi 0.000. Pengajuan hipotesis : a)
Ha diterima : < 0,05 terdapat peningkatan/dampak memaknai hidup secara spiritual setelah rekoleksi.
b)
Ho ditolak : > 0,05 tidak ada peningkatan/dampak memaknai hidup secara spiritual setelah rekoleksi Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi (2-tailed adalah 0,000. Karena
signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara nilai tes sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.
B.
Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan semua populasi atau
sampel jenuh sebanyak 65 orang siswi. Sampel sebanyak 65 orang tersebut dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, dengan tujuan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak normal dari hasil tes of normality menghasilkan
bahwa data berdistribusi normal. Data yang berdistribusi normal diuji
dengan uji-t paired samples t-test. Dari pengujian hipotesis pada siswi asrama putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II diperoleh data sebagai berikut, pada tabel Paired samples t-test .menunjukkan perbedaan rata-rata (mean) antara memaknai hidup secara spiritual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sebelum rekoleksi (Y1) sebesar 330.86, kasus yang dianalisis sebanyak 50 std deviation (simpangan baku = 36.943) dan rata-rata (mean) memaknai hidup secara spiritual sesudah rekoleksi (Y2) = 423.29, kasus yang dianalisis sebanyak 50 dan std. deviation (simpangan baku = 21.654). Pada tabel Paired samples corelation menunjukkan besarnya korelasi antara Y1 dengan Y2 sebesar 0.655 dengan taraf signifikansi 0.000. Pada tabel Paired samples t-test menjelaskan bahwa ada perbedaan nilairata-rata yang cukup baik karena terjadi peningkatan yang tinggi setelah diberikan perlakuan mengadakan rekoleksi. dari hasil uji hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi 0.000 < 0,05, maka terdapat peningkatan atau ada perbedaan signifikan antara Y1 dengan Y2. Oleh karena itu Ha diterima yang artinya terdapat peningkatan setelah diadakan rekoleksi.
C.
Refleksi Kateketis
1.
Aspek Kateketis Rekoleksi Rekoleksi pada masa sekarang ini merupakan hal yang lazim di lingkungan
Gereja Katolik, semua lapisan dalam Gereja hampir pernah mengikuti kegiatan rekoleksi. Rekoleksi sudah dijalankan oleh semua anggota Gereja, umat, biarawanbiarawati para imam diosesan dan religius. Rekoleksi tidak lain adalah untuk mengembangkan kehidupan iman atau rohani
melalui berbagai rangkaian kegiatan
yang dilakukan saat rekoleksi. Rekoleksi diharapkan mampu membawa perubahan hidup peserta berkat dorongan Roh Kudus sebagai buah dari doa-doa yang dilambungkan saat rekoleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Rekoleksi biasanya diadakan oleh sekelompok umat, maka dalam kegiatan rekoleksi biasanya dikemas sedemikan rupa. Dari rangkaian kegiatan tersebut membangun interaksi, kerja sama, diskusi kelompok, sehingga para peserta semakin mengenal satu sama lain dan menjalin komunikasi yang baik dengan sesama peserta. Melalui diskusi kelompok dan sharing pengalaman mengajak siswi untuk mengenal orang di sekitarnya dan membangun sikap menghargai dan mendengarkan orang lain. Materi yang disajikan dalam rekoleksi juga tidak terlepas dari konteks peran Allah dalam hidup manusia dan mengajak manusia menanggapi Allah lewat tindakan hidup yang nyata. Peserta diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sehingga rekoleksi bisa disebut sebagai waktu yang tepat untuk melewati waktu untuk Tuhan dan bersama Tuhan. Dari uraian diatas jelas menggambarkan adanya aspek kateketis yang menjadi bagian penting dalam hidup menggereja untuk memberikan katekese kepada peserta yang mengikuti rekoleksi. Peserta diajak untuk lebih dewasa dalam iman yaitu semakin mengerti dan memahami sabda Allah sehingga mereka mampu bersaksi dalam kehidupan sehari-hari yang menempatkan Tuhan sebagai pusat hidup.
Dengan demikian para peserta/siswi semakin mencintai sesama,
dan
lingkungannya, karena kesadaran akan cinta pada Tuhan berarti mencintai ciptaanNya. Berusaha memelihara dan merawat hidup yang dimulai dari sendiri dan berdampak bagi orang disekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2.
Aspek Kateketis Memaknai Hidup secara Spiritual Tuhan menyapa manusia lewat pengalaman hidup sehari-hari, pengalaman
manusiawi menjadi pengalaman akan Tuhan yang menyapa dan berkarya dalam diri manusia.
Oleh karena itu perlu menyadari pengalaman hidup yang konkrit
seharusnya dimaknai dalam terang iman, agar dapat bersaksi atau menjalani hidup dengan tentram tanpa menyalahkan orang lain dan Tuhan atas pengalamannya. Pengalaman hidup diolah dengan merefleksikannya dan menemukan makna dibalik semua pengalaman itu. Pengalaman
manusia
yang
perlu
dimaknai itu
tidak
dibatasi pada
pengalaman yang mencekam, menakutkan atau menyedihkan melainkan dari semua lapisan perasaan harus diolah dengan terang iman dan hati yang jernih sehingga hidup ini sungguh disyukuri. bertindak
Setelah mengolah pengalaman hidup, manusia akan
sebagai orang yang menghadirkan Tuhan sesama dan lingkungan
sekitarnya. Memaknai hidup secara spiritual akan menunjukkan kepekaan hati terhadap kebutuhan kelompok dan tidak bersikap ingin menang sendiri melainkan memberikan kehidupan bagi orang lain dan lingkungan sekitarnya. Tindakan manusia inilah yang menjadi aspek kateketis yang menunjukkan aspek kateketis bagi setiap orang dan lingkungan hidupnya.
D.
Refleksi Hasil Penelitian Manusia tumbuh dan berkembang dari bayi hingga dewasa, yang dalam
perkembangannya mempengaruhi pola pikir dan cara bertindak. Dalam proses perkembangan tersebut manusia mengalami banyak hal dalam hidupnya yang perlu untuk diolah dan dimaknai. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
lebih mandiri dan dewasa secara iman, agar tidak mudah berputus asa dan mengabaikan peran Tuhan dalam hidunya. Manusia mengalami banyak konflik dalam batin yang disebabkan oleh berbagai banyak hal dalam mengatasi persoalanpersoalan atau permasalahan dalam kehidupan. Manusia yang berdinamika dengan alam, lingkungan hidup dan sesamanya menuntut relasi yang harmonis dengan semua mahluk di bumi ini. Keharmonisan hubungan dengan alam dan sesama, memerlukan penyadaran diri akan kehadirannya ditempat dimana ia berada. Menyadari keberadaan dirinya dan peran serta lingkungan, akan menghantar manusia pada refleksi yang mendalam pada Sang Pencipta sehingga menimbulkan sikap kekaguman kepada Sang Pencipta. Manusia harus mampu menyikapi persoalan hidup atau permasalahan hidup, agar senantiasa dapat bersyukur atas segala pengalaman hidupnya baik pengalaman suka dan duka. Orang mampu bersyukur dalam setiap pengalaman hidupnya, dianalogikan sebagai pribadi yang memiliki kepekaan rohani yang mendalam yang mengarahkan seluruh hati dan tindakannya kepada Sang Pemberi Hidup. Oleh karena itu remaja perlu dibimbing agar menemukan makna dari setiap pengalaman hidupnya sehingga mampu
memaknai
hidup
secara
spiritual.
Dengan
memiliki
pemahaman,
pengetahuan dan wawasan yang baik tentang memaknai hidup secara spiritual, membantu remaja mengasah kepekaan hatinya terhadap kehadiran Tuhan dalam setiap perjumpaannya dengan alam sekitar dan sesama. Dalam
bab
sebelumnya
telah
diuraikan
bagaimana
manusia
dapat
meningkatkan kepekaan hatinya agar dewasa secara spiritual harus dibina secara terus menerus, melalui pendidikan formal, penghayatan sabda Tuhan, ketekunan doa, kegiatan hidup menggereja, memohon tutunan Roh Kudus. Maka rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diadakan sebagai salah satu upaya untuk membantu manusia semakin dekat dengan Tuhan dan mampu melihat semua pengalaman dengan terang rohani. Rekoleksi menjadi salah satu kegiatan yang bisa mengembangkan hidup rohani seseorang. Dalam kegiatan rekoleksi mengajak meninggalkan
segala
kesibukan-kesibukan
manusia untuk berhenti sejenak hariannya
dengan
tujuan
dapat
mengembangkan diri serta membantu mengasah kepekaan hati dalam terang iman. Rekoleksi memiliki kaitan dalam meningkatkan kemampuan memaknai hidup secara spiritual, karena dalam rekoleksi orang diajak untuk berdoa, mengheningkan batin, meninjau pengalaman, merefleksikan setiap detik perjalanan hidup, dan menemukan Tuhan dalam doa. Dari rangkaian kegiatan doa dan keheningan batin membantu manusia lebih dekat dengan Tuhan dan menjalin komunikasi yang intim dengan yang Ilahi. Rekoleksi yang mengajak manusia berinteraksi dengan alam dan melihat kebesaran Allah yang terpancar dari setiap benda yang diamati, hal ini membawa manusia pada rasa syukur kepada Sang Pencipta. Roh kudus yang berkarya dalam keheningan hati, para siswi menyadari kebesaran Allah lewat alam, dan menyadari manfaat alam, sehingga hatinya terketuk untuk bersyukur kepada Tuhan. Suasana rekoleksi mengajak para siswi untuk melihat kembali pengalaman suka dan duka, pengalaman hidup bersama dengan orang yang berbeda latar belakang dan budaya. Para siswi juga mau melihat pengalaman tentang kejujuran ketika ujian, saat berada di asrama serta menggali pengalaman saat bertemu dengan orang yang cacat fisik yang menggugah hati mereka untuk tetap bersyukur atas semuanya itu. Menggali pengalaman suka mengajak siswa menyadari sumber suka cita dan mengembalikan rasa suka cita kepada pemberi suka cita. Maka rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
mengajak siswa melihat, merefleksikan, menemukan makna serta menuntun mereka untuk mampu bersyukur dengan semua yang diperoleh dalam hidupnya dan membangun niat yang baru kedepannya sebagai orang yang beriman secara dewasa. Rekoleksi mengajak manusia belajar dari pengalaman dan berbuat sesuatu , sehingga pengalaman memberikan makna yang selalu mengantar siswi kepada rasa syukur yang mendalam karena mata hati dan rohaninya dibangunkan. Mereka diajak mencintai pengalaman,
memandang
permasalahan
hidup
dengan
sudut
iman,
sehingga gerak-gerik hidupnya pun senantiasa berusaha melihat Tuhan di setiap detik nafas hidupnya. Melalui rekoleksi diharapkan juga pertobatan peserta untuk selalu menunjukkan sikap yang jujur, mau memaafkan rela berkorban serta peduli terhadap penderitaan sesama dan menerima orang lain tanpa membeda-bedakan budaya dan latar belakang.
E.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memberi kesimpulan bahwa rekoleksi memberi dampak
positif terhadap kemampuan memaknai hidup secara spiritual bagi siswa di asrama dan di sekolah. Penelitian ini juga meimliki keterbatasan yang dilihat oleh penulis dari hasil penelitian, antara lain: 1)
Data yang diperoleh dari penelitan ini diasumsikan bahwa
responden
menjawab sesuai dengan keadaaan dan pengalaman yang sebenarnya sehingga kebenaran dapat diukur dengan baik. 2)
Peneliti memiliki keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga pretestposttest yang diberikan kepada respon den bersikap uji coba terpakai. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
membuat peneliti tidak sempat melakukan perbaikan item pertanyaan yang tidak valid untuk kemudian didistribusikan lagi kepada responden. 3)
Peneliti menyadari memiliki keterbatasan dan kemampuan dalam menyusun instrument, untuk mengungkapkan secara jelas maksud dari variabel instrumen penelitian.
4)
Perubahan jumlah responden dan jumlah pertemuan rekoleksi, sehingga tidak memungkinkan menyampaikan materi sepenuhnya dengan waktu yang cukup dalam penelitian.
F.
Usulan Program Rekoleksi Untuk Meningkatkan Kemampuan Memaknai Relasi dengan Seasama secara Spiritual dalam Membangun persaudaraan di Asrama Putri Stella Duce II Penulis mengusulkan kegiatan program rekoleksi yang kiranya dapat
membantu para siswi dalam meningkatkan kemampuan memaknai hidup secara spiritual. Penulis menguraikan beberapa gagasan pokok dalam program yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan para siswi Asrama Putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta. 1.
Latar Belakang Program Rekoleksi Rekoleksi memberikan harapan dan perubahan yang baru bagi para peserta,
secara khusus mereka dikuatkan dan diteguhkan imannya. Rekoleksi disebut berhasil apabila mencapai tujuan yang sesuai dengan yang direncanakan serta memberikan dampak positif dalam hidup peserta. Maka penulis memaparkan bentuk rekoleksi yang dapat meningkatkan kemampuan siswi untuk memaknai hidup secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
spiritual, bagi para siswi di Asrama Putri
kelas X dan XI SMA Stella Duce II
Yogyakarta. Rekoleksi yang diadakan diadakan di Asrama Putri Stella Duce II sudah terencana dan terprogram dengan baik dan biasanya dilaksanakan saat kelas X dan juga reret untuk
aksi panggilan.
Rekoleksi yang mereka laksanakan untuk
mengembangkan iman dan hidup rohani warga asrama. Dalam kegiatan rekoleksi tersebut mereka dibekali untuk dapat mewujudkan visi dan misi asrama dan sekolah yaitu menjadi pribadi yang utuh, mandiri dan menghidupi nilai-nilai kristiani dan spiritualitas CB. Para siswi asrama perlu dibina dan agar bertumbuh dan berkembang, maka penulis memilih salah satu program untuk diusulkan ke pihak asrama adalah program rekoleksi dalam meningkatkan kemampuan memaknai hidup
secara
spiritual. Rekoleksi dijadikan sebagai salah satu upaya bagi warga asrama untuk mampu meningkatkan kedewasaan mereka secara spiritual sesuai dengan harapan didirikannya
asrama.
Seorang
pendamping
rekoleksi baiknya secara matang
mempersiapkan dan memperhatikan tema, metode, fasilitas, sarana dan prasarana, materi, waktu pelaksanaan, tempat serta team yang mendampingi, agar mencapai tujuan
2.
Tujuan Pemilihan
Program Rekoleksi program rekoleksi ini sesuai dengan
kebutuhan,
situasi dan
perkembangan peserta. Program rekoleksi disusun bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang meningkatkan kemampuan memaknai relasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
seasama secara spiritual dalam membangun persaudaraan di Asrama Putri Stella Duce II.
3.
Program Kegiatan Rekoleksi Meningkatkan kemampuan memaknai Relasi dengan Sesama secara Spiritual dalam
Membangun
Persaudaraan di Asrama Putri Stella Duce II a)
Pemikiran Dasar Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di asrama,
memberikan dampak yang mampu menanggapi permasalahan remaja putri
siswi asrama
Stella Duce II Yogyakarta. Penulis mencoba mengusulkan program kegiatan
rohani berupa rekoleksi bagi para siswi di asrama putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta. Pada kenyataannya sebagian para siswi asrama putri kelas X dan XI SMA Stella Duce II Yogyakarta telah berkembang dan mampu memaknai hidup secara spiritual dengan batasan masalah yang dituliskan oleh penulis.. Mereka masih memerlukan waktu dan kesempatan yang lebih untuk dapat menenangkan hati dan pikiran mereka, agar dapat melihat bahwa pertauran yang dilaksanakan di asrama bukan sekedar melaksanakan peraturan karena kesadaran yang tinggi taat pada aturan. Selain itu juga masih terdapat pengelompokan antar warga asrama antara suku dan bahasa yang berbeda. Rekoleksi menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk membantu mereka melatih kepekaan rohani agar mampu meningkatkan kemampuan memaknai hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
secara spiritual khusunya dalam menerima perbedaan suku budaya dan latar belakang.
Dalam
rekoleksi
ini
mereka
membangun pesaudaraan secara spiritual
diajak
untuk
berefleksi bagaimana
dilingkup asrama melalui doa dan
merenungkan sabda Tuhan. Mereka perlu dilatih untuk melihat dan menggali pengalaman-pengalaman
hidup dalam berelasi antara satu dengan yang lain dan
saling memberi kekuatan dan semangat. Rekoleksi merupakan kegiatan untuk melakukan latihan rohani dengan rangkaian kegiatan yang disusun sedemikan rupa dan dipersiapkan dengan baik.
Peserta melakukan pemeriksaan batin agar melihat
karya Allah dalam hidupnya, dan merenungkan cara ia menanggapi karya Allah tersebut dalan hidupnya setiap hari (Mangunhardjana, 1985: 10). Rangkaian kegiatan rekoleksi tentunya membantu peserta mengalami dan merasakan perjumpaan dengan Allah serta berkomunikasi dengan Allah. Dalam keheningan
hati
dan
melalui
permainan
yang
melibatkan
mereka
sehingga
menggugah hati dan pikiran. Doa yang tenang membuat peserta rekoleksi mampu mengheningkan hati dan memohon rahmat Allah agar dapat meningkatkan kepekaan hati mereka. Hati yang terbuka kepada sabda Allah dan selalu melihat makna dibalik pengalaman hidup bersama untuk mengantarkan perserta kepada kedewasaan rohani. Nilai-nilai dalam kebersamaan akan menjadi hal yang indah dan penuh dengan kegembiraan yang membangun kehidupan bersama, sehingga mampu menerima orang lain sebagai saudara. Jalinan doa kita membuktikan bahwa Allah ingin menjalin hubungan penuh kasih dengan kita. Allah meminta kita untuk datang kehadirat-Nya memasuki petualangan yang menghanyutkan kita didalam petulangan kasih Allah. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
manusia
melihat
keseluruhan
proses
dari berbagai lika-liku kehidupan saat
mengalami ketakutan dan kecemasan mengenai akbat dan dampak terhadap kehidupan.
Latihan-latihan
doa
akan
membantu
manusia
bertumbuh
dan
berkembang dalam relasi yang mendalam dengan Tuhan (Fonseca, 2005: 58).
b)
Tema “ Meningkatkan Kemamapuan Memkanai Relasi dengan Sesama
secara Spiritual” ” Program rekoleksi mengangkat tema tentang “Membangun Persaudaraan Secara Spiritual”, tema ini dipilih agar membina peserta menjalin relasi yang baik dengan sesama warga asrama.
c)
Tujuan
1)
Memahami arti dan persaudaraan secara spiritual
2)
Mampu menjalin persaudaraan yang baik, memupuk dan mengembangkan persaudaran di asrama.
3)
Bersama
memelihara
persaudaraan
secara
spiritual
dan
untuk
saling
mengembangkan diri dan menyumbangkan jasa kepada sesama.
d)
Peserta Peserta rekoleksi adalah para siswi/ remaja berusia 15-18 tahun kelas X
dan XI di Asrama Putri SMA Stella Duce II, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
e)
Tempat dan Waktu
Tempat : Rumah Retret Syantikara Waktu : Juni 2017
f)
Model Rekoleksi Model rekoleksi disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta. Mengingat
peserta adalah remaja (para siswi asrama) maka rekoleksi yang akan dilakasanakan adalah rekoleksi model campuran. Rekoleksi model ini bertujuan agar peserta mengenal lebih dekat satu sama lain yang dikemas dalam permainan, gerak dan lagu, doa, renungan dan perayan Ekaristi.
g)
Metode Rekoleksi Metode yang digunakan
dalam rekoleksi ini yaitu metode informasi,
sharing kelompok, dinamika kelompok, diskusi, refleksi, tanya jawab, dan games.
h)
Materi dan Sumber Bahan Video, Roma 12:1-21, Kitab Suci, pengalaman peserta, Lalu 2010.
Memaknai Hidup Dalam Terang Iman Katolik.
i)
Sarana dan Prasarana Peralatan multimedia: laptop, LCD, wireless, screen, kabel roll, peralatan
musik, keyboard, gitar, buku teks misa, madah bakti, teks lagu, buku doa, ballpoint, spidol, lilin, peralatan games (outbond).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
j)
Tim Pendamping Rekoleksi bagi para siswi akan di dpandu oleh tim pendamping PAK
Universitas Sanata Dharma yang berkerjasama dengan guru, dan pendamping asrama yang bertanggung jawab di asrama.
k) Susunan Acara Tabel 10. Jadwal Acara Rekoleksi Tgl Hari
Waktu
Acara
Petugas
14.00-14.15 Persiapan dan Pengarahan Kepala
I
dari
suster
pendamping Asrama
Asrama. 14.15-14.35
Berangkat menuju lokasi
14.35-15.30 Chek in serta pengarahan Pendamping dari
pendamping
mengenai
tata
Jadwal informasi
asrama asrama tertib. rekoleksi, ruang,
pembagian kamar dan halhal praktis yang berkaitan dengan lokasi dan kegiatan selama rekoleksi
Catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
15.30-16.30
Keperluan pribadi (mandi Peserta dll).
16.30-17.00 Snack + minum
Peserta dan tim
SESI I Mengolah pengalaman ”Memandang orang lain sebagai cahaya” 17.00-17.20 Doa
pembukaan,
pengantar dan perkenalan 17.20-17.30 Gerak dan Lagu ” Salam Semua Jumpa”
peserta
17.30-17.45 Menonton video singkat ” Tim PAK arti sebuah
persahabatan
dan harapan“ 17.45-18.00 Sharing pengalaman dalam Peserta kelompok 18.00-18.15 Penjelasan persaudaraan membangun
tentang Tim PAK dan
cara
persaudaraan
secara spiritual 18.15-18.30 Permainan
mengirim Peserta
mengirim lilin bernyala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
18.30.18.50
Fungsi permainan dalam
Tim PAK
persahabatan 18.50-19.00 Tarian “ Chiken Dance”
Peserta dan Tim PAK
19.00-19.45 Makan malam
Semua
Sesi II Memaknai perbedaan suku dan budaya secara spiritual 19.45-20.20 Mendalami teks KS “ (Roma 12: 1-21) 20.20-20.45 Gerak dan lagu” Semua
Tim PAK
karena Cinta” 20.45.21.00
Video singkat perbedaan
Tim PAK
yang membangun persaudaraan” 20.00-21.20 Refleksi
Peserta
21.20-22.00 Ibadat
Tim PAK
22.00-…
Tidur
05.00-06.00 Bangun pagi dan mandi
Tim PAK
06.00-06.30 Doa pagi
Tim PAK
06.30-07.00 Sarapan Pagi
Semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sesi III “Membina Relasi dengan terang Kitab Suci” Hari
07.00-07.30 Cara membina
2
Tim PAK
persahabatan yang membangun “ Pengendalian diri dari sikap kesombongan” 07.30-09.00
Sharing kelompok
Peserta
09.00-09.15 Permainan “Mencari Ball Point dengan tutup mata” 09.15-10.00 Tanya jawab makna permainan dalam persahabatan 10.00-10.30 Sanck + minum
SESI IV Menuju persahabatan Kristiani yang dewasa” 10.30-11.00
Menonton Idiot”
Film”
Tree
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
11.00-11.15
Menuliskan yang
buah-buah Peserta
diperoleh
mengikuti
selama kegiatan
rekoleksi dan hal-hal yang mau dikembangkan dalam membangun
persahabatan
yang sejati. 11.15-11.30
Persiapan Misa Penutupan Semua Rekoleksi
11.30-12.30
Misa Penutup
Semua
12.30-14.00
Makan siang
Semua
14.00-14.30
Beres-beres barang pribadi
Semua
14.30 -….
Sayonara
Semua
G.
Contoh salah satu persiapan sesi I
1.
Pemikiran Dasar Manusia dikatakan bersifat rohani dan jasmani dan bagi kebanyakan orang
beragama, manusia disadari sebagai ciptaan Tuhan. Sifat rohaninya manusia ialah dapat berelasi dengan Allah, berpikir, dapat bermeditasi mendalam dan kontak dengan yang Ilahi. Roh yang ada dalam diri manusia yang menggerakkan manusia untuk melihat masa depan dengan harapan, dan bertindak seakan-akan tidak dibatasi oleh kodrat jasmaninya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki ketergantungan dengan orang lain, sehingga manusia perlu menjalin relasi atau persahabatan dengan orang-orang di sekitarnya (Suparno, 2015: 51). Sebagai mahluk sosial, manusia membangun persaudaraan atau persekutuan dengan orang-orang lain. Manusia perlu menyadari bahwa persahabatan itu tidak boleh dibatasi oleh adanya kesamaan hobi, warna kulit dan bahasa, melainkan memandang pribadi itu sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang sama dengan diri kita sendiri. Para siswi yang tinggal dalam komunitas yang sama dan
memiliki rutinitas
harian yang sama,
perlu untuk
memperhatikan cara
membangun hidup komunitas yang berdasarkan hidup seorang kristiani. Para remaja yang dalam perkembangannya menuju kedewasaan masih cenderung membentuk kelompok berdasarkan kriteria kesamaan suku dan budaya. Mereka dengan mudah mengasingkan orang lain yang dipandang berbeda dengan dirinya sendiri, sehingga membentuk geng yang sulit untuk dimasuki oleh orang lain. Kadang kala menjadikan perbedaan suku atau budaya, menjadi suatu kesalahan yang diatasi dengan membentuk kelompok. Padahal semua manusia hidup dari Roh yang sama yaitu Roh kasih Allah, seharusnya tidak ada alasan untuk menolak orang lain dalam kelompok sendiri. Remaja Katollik perlu disadarkan bahwa pentingnya membina persahabatan yang baik
dengan semua orang melalui pergaulan yang membangun dalam
komunitas sendiri. Persahabatan yang selalu diwarnai dengan saling memberi perhatian,
saling berbagi dan saling menyemangati satu sama lain sehingga
persahabatan menjadi relasi yang saling mengembangkan satu sama lain. Seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
halnya persahabatan Daud dan Samuel, Ruth dan Naomi, Maria dan Elisabeth, atau Paulus dan Timotius (Shelton SJ, 1988: 99). Remaja Katolik yang menjadi penerus Gereja, memiliki peranan penting dalam memperkembangkan Gereja di masa yang akan datang. Sebagai pewaris iman dan harta Gerejani, mereka perlu dididik, didampingi, dan diarahkan oleh pihak Gereja bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat. Mereka pantas menerima suatu bekal yang membuat mereka kuat dalam prinsip dan berbuah dalam tindakan dalam hidup sehari-hari dimanapun berada. Rekoleksi khusus untuk kaum remaja merupakan satu kegiatan yang mengusahakan bergeraknya Gereja dalam menanggapi permasalahan yang ada dalam remaja masa kini.
Melalui rangkaian kegiatan rekoleksi antara lain,
mengheningkan batin, melakukan pemeriksaan batin, merefleksikan pengalaman, renungan bersama dan pribadi, adalah kesempatan untuk mengolah diri pribadi dan berkomunikasi dengan Tuhan.
Pada kesempatan tersebut diharapkan peserta
mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mendengarkan suara Tuhan melalui mata batin sehingga kepekaan hati mereka pun semakin dipertajam. Rekoleski mempunyai tujan dan agar tujuan tesebut dapat tercapai maka perlu merumuskan tujuan, baik tujuan secara umum maupun tujuan khusus. Tujuan rekoleksi yang jelas, akan membantu lancarnya suatu kegiatan rekoleksi dan mencapai harapan yang direncankan sebelumnya. Tujuan rekoleksi akan tercapai jika para pendamping atau team pemandu mempersiapkan dengan matang, serta menjalin kerja sama yang baik dengan pendamping asrama dan guru di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gagasan pemikiran dasar ini sungguh menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan dalam rekoleksi yang akan diadakan pada para siswi di asrama kelas X dan XI SMA Stella Duce II yang nota bene hidup dari berbagai latar belakang dan budaya yang memiliki rutinitas harian yang sama dan membutuhkan kerja sama yang baik diantara mereka yang masih penuh dengan rasa ke “akuan”nya sebagai remaja.
2.
Tujuan pertemuan Sesi I Mengajak perserta untuk mengungkapkan pengalaman yang menyentuh hal
yang sama dengan video tesebut.
3.
Materi Video ”Arti Sebuah Pesahabatan Dan Harapan” pengalaman peserta,
pengertian spiritual, ciri-ciri membangun persaudaraan secara spiritual. Roma 12 : 121.
4.
Sumber bahan Video singkat” Arti sebuah pesahabatan dan harapan, Iman Katolik,
Shelton, 1988. Moralitas Kaum Muda Bagaimana Menanamkan Tanggung jawab Kristiani Kitab Suci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
5.
Langkah-langkah dalam sesi I
a)
Pembukaan
1)
Doa Pembukaan Selamat sore Tuhan, Pujian kami haturkan kepadamu karena rahmat-Mu
yang senantiasa menyertai kami semua sehingga kami dalam keadaan sehat dan penuh suka cita tiba ditempat ini. Kami senantiasa ingin lebih merasakan segala cinta yang selalu Engkau curahkan dalam hidup kami maka kami mohon hadirlah dalam rekoleksi yang kami laksanakan agar seluruh rangkaian kegiatan yang sudah kami susun dapat tercapai. Kami berharap menemukan makna yang membawa kami pada perjumpaan yang indah bersama-Mu memberikan perubahan dalam diri kami sebagai putri-putri yang Kau kasihi.
2)
Perkenalan Peserta dan pendamping berkenalan menggunakan gaya “menari”kan huruf
dari setiap nama masing- masing.
3)
Pengantar Teman-teman yang terkasih, kita patut bersyukur karena pada malam ini
kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini. Teman-teman semuanya tentunya sudah mengetahui alasan kita hadir ditempat ini yang sengaja mengasingkan diri dari tempat kita melakukan rutinitas harian. Kita masuk pada suasana keheningan ditempat ini dan meninggalkan semua tugas-tugas kita di asrama dan memasuki suasana yang berbeda dari kesehariannya misalnya, belajar. Malam ini kita akan mengadakan rekoleksi dengan tema “Membangun pesaudaran secara spiritual di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97 asrama” dan tema untuk sesi I adalah “Memandang Orang Lain sebagai Cahaya” dengan tujuan agar teman-teman dapat mengasah kepekaan hati dan melihat dalam diri orang lain ada Tuhan yang selalu menggugah hati untuk mencintai dan menerima dia sebagai sahabat.
4)
Gerak dan Lagu “ Salam Jumpa” Salam jumpa untuk semua Mari kita bersuka ria Dalam acara rekoleksi ini Acara untuk kita semua (2x) Kita disini, tuk berbagi kasih Membagi cinta tuk semua Kita disini tuk berbagi kasih 1,2,3 kita semuao ok.
5)
Sesi mengolah pengalaman: “Memandang orang lain sebagai cahaya” Pendamping mengajak peserta menonton flim “Arti Sebuah Persahabatan
Dan Harapan”, kemudian membagi peserta kedala 8 kelompok untuk mendiskusikan isi dan inti dari video singkat tersebut, kemudian dilanjutkan dengan sharing pengalaman. Sharing pengalaman dalam kelompok mengungkapkan pengalaman sehubungan dengan cara mereka berelasi selama ini dan menuliskan untung dari bersahabat dan rugi dari jika tidak bersahabat. Sharing pengalaman dibantu dengan pertanyaan: a)
Apakah makna kehadiran orang lain dalam video tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
b)
Apakah anda pernah mengalami hal yang mirip dengan cerita dalam video tesebut?
c)
Tuliskanlah untung dan rugi jika kamu bersahabat dan tidak bersahabat dengan orang di sekitarmu!
6)
Materi “MenjalinPersudaraan secara spiritual” (power point). Spiritual adalah hal-hal yang berhubungan dengan hal-hal kejiwaan; rohani,
batin, moral dan mental. Spiritual adalah energi hidup atau roh yang memberikan pengetahuan yang jelas dan sempurna kedalam keberadaan manusia, hubungannya dengan Sang Pencipta, sesama, dan alam semesta. Memaknai hidup secara spiritual mendorong manusia untuk memecahkan dan menghadapi persoalan hidup dengan menggali makna dan nilai dari permasalahan hidup melalui terang Ilahi. Seseorang tidak lagi hanya memikirkan kepentingan pribadinya, namun ia akan
lebih
memikirkan kepentingan diri dalam konteks umum.
Ia mampu
mengendalikan pikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk menghadapi persoalan hidup. Ia tidak lari dari permasalahan hidup namun menghadapinya dengan sikap dewasa dan matang. Ada beberapa hal yang menentukan hidup manusia menjadi lebih bermakna yaitu: 1)
Relasi dengan sesama
2)
Relasi dengan lingkungan
3)
Relasi dengan diri sendiri
4)
Relasi dengan Tuhan
5)
Memaknai hidup melalui relasi/persahabatan (power point).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kita semua menyadari bahwa kita semua adalah mahluk sosial dan kita seharusnya menjalin relasi yang baik dengan sesama. Kita perlu menyadari bahwa kita diciptakan oleh Tuhan dan semua manusia adalah secitra dengan Allah. Oleh karena itu kita perlu memandang orang lain bahwa didalam dirinya tergambar wajah Tuhan sendiri. Tidak ada alasan bahwa perbedaan suku, latar belakang dan budaya menjadi penghalang bagi kita untuk bersahabat dengannya. Apabia kita mampu melihat orang lain sebagai teman seperjuangan maka kita akan berusaha saling membantu, saling menguatkan dan saling mengukir cerita yang indah dalam setiap suasana. Kita akan berusaha saling menerima apa adanya, saling memperkembangkan, dan saling menyempurnakan, saling percaya, saling setia, dan mau memaafkan. 7)
Permainan” Mengantar Lilin” untuk keakraban
a)
Pendamping menyediakan lilin yang bernyala
b)
Kemudian berdiri membentuk lingkaran Aturan permainan: peserta dari urutan pertama membawa lilin ke dibantu
oleh teman yang didepannya sambil menari (musik diputar) sementara yang disamping kiri kanannya berusaha melindungi lilin supaya tidak mati. Jika lilin mati maka akan diulangi. Sebelum permainan dimulai peserta mendengarkan instruksi dari pendamping, jika peserta tidak taat memilih teman lain untuk menari bersama dengan cara merayu temannya terlebih dahulu.
8)
Tanya Jawab Peserta diberi kesempatan untuk bertanya sehubungan dengan materi yang
disampaikan apabila ada yang kurang dipahami atau ingin ditanyakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
9)
Menari “Chiken Dance”
10)
Makan malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
KESIMPULAN Berdasarkan bab I mengenai pemaparan latar belakang permasalahan,
kajian pustaka, penelitian dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan jawaban atas pokok permasalahan dalam skripsi ini, yaitu bahwa hasil analisis dari sampel sebanyak 65 orang diperoleh nilai mean sebelum diberikan perlakuan (pretest) sebesar 330.86, dan setelah diberikan perlakukan (posttest) sebesar 423.29. Perolehan mean tersebut berarti ada kenaikan mean pada sampel sebanyak 65 orsang. Sedangkan pengujian hipotesis diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 (signifikansi > 0,05) yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variable bebas yaitu rekoleksi terhadap variabel terikat yaitu kemampuan memaknai hidup secara spiritual. Dari data mean dan nilai signifikan pada sampel sebnayak 65 orang maka ada kenaikan mean pada taraf signifikan 5%.
B.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran yang
diharapkan berguna dalam meningkatkan kemampuan memaknai hidup secara spiritual melalui rekoleksi di Asrama Putri kelas Yogyakarta:
dan XI SMA Stela Duce II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
1.
Bagi Pihak Asrama agar meningkatkan pengadaan
kegiatan rekoleksi di
Asrama minimal sekali sebulan supaya anak terbiasa untuk mengikuti rangkaian kegiatan dalam rekoleksi untuk menumbuhkan kepekaan rohani mereka. 2.
Pihak Program Studi PAK Sanatha Darma perlu membekali mahasiswa agar memiliki keahlian dalam mendampingi rekoleksi untuk meningkatkan kemampuan mereka saat mengadakan kegiatan rekoleksi di sekolah.
3.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kegiatan rekoleksi sudah diterima baik oleh siswa di asrama sehingga mampu meningkatkan kemampuan memaknai hidup secara spiritual. Namun penulis menyarankan perlu mengadakan kegiatan rekoleksi secara rutin minimal sekali dalam 3 bulan bagi para siswi di Asrama Putri Stella Duce II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
DAFTAR PUSTAKA
Agus Nggermanto, (2015). Melejitkan IQ, EQ, dan SQ Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa Cendekia. Ali dan Asrori (2004). Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Bumi Aksara. Bergant dan Robert, J (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta : Kanisius. Danah Zohar dan Ian Marshall (2000). SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik Dan Holistic Untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan. Darmawijaya, St (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Fowler, James W (1995). Tahap-Tahap Perkembangan Kepercayaan (Agus Cremes, Penerjemah) Yogyakarta: Kanisius. ( Buku asli diterbitkan tahun 1980). Hartana, Alb dan Tim (2008). 11 Langkah Menuju Pribadi Unik, Cerdas, Solider Dan Beriman. Yogyakarta: Kanisius Institut Karmel Indonesia dan Keuskupan Malang, (1990). Pedoman Retret Dan Rekoleksi Remaja. Malang: Dioma. Killa, Pius SVD (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja. Yogyakarta: Kanisius Konsili Vatikan II (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta : Obor ( Dokumen Asli diterbitkan tahun 1996). Lalu, Yosef (2010). Makna hidup dalam Terang iman. Yogyakarta: Kanisius Lusi, Samuel S (2014).STIP Inteligence Spiritual Emosional Intellectual & Physique. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, AM (1984). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta : Kanisius. _______ (1993). Penghayatan Agama Yang Otentik Dan Tidak Otentik. Yogyakarta: Kanisius. NN, (2012). Buku Saku Asrama Putri Stella Duce 2 : Cinta Dan Bela Rasa Yang Menyatukan. Yogyakarta : Kanisius Purwanto (2008). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar Powell, Jhon (1997). Visi Kristiani, Kebenaran Yang Memerdekakan Kita. Yogyakarta: Kanisius. Riduwan (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Shelton, Charles M (1988) Moralitas Kaum Muda : Bagaimana Menanamkan Tanggung Jawab Kristiani. Yogyakarta: Kanisius. Subiyanto, Paul (2003). Rekoleksi Mendulang Makna. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nuansa. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Alfabeta Suparno, Paul (2004). Teori Inteligensi Ganda Dan Aplikasinya Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. _______ (2015). Pendidikan Karakter Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Riyanto, Theo (2015). Membangun Kesehatan Spiritual. Yogyakarta : Kanisius. Riyanto Theo dan Martin Handoko (2008). Membangun Hidup Religius Yang Damai Dan Sejahtera. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Sumarno, Ds.M (2012). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki, Ilmu Pendidikan Kekhususan Agama Katolik. Tangdilintin, Philip (1984). Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan. Jakarta : Obor. Trihendradi, C (2013). Langkah Mudah Menguasai SPSS 21. Yogyakarta: Andi Offset. Van Der Weiden, Wim (1995). Seni Hidup Sastra Kebijaksanaan, Perjanjian Lama.Yogyakarta: Kansisius. Wisnubrata, Lieke J (2002). Kecerdasan Spiritual Yang Memerdekakan Dan Masyarakat Sejahtera. Jakarta: Yayasan Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1: Surat Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 : Materi Rekoleksi REKOLEKSI 12 NOVEMBER DAN 19 NOVEMBER BAGI SISWI ASRAMA PUTRI KELAS X DAN XI SMA STELLA DUCE II YOGYAKARTA
1.
Tema Umum
: Menemukan Makna Hidup Dari Pengalaman
Berinteraksi Dengan Lingkungan & Alam Sekitar Secara Spiritual. 2.
Tujuan Rekoleksi
: Membantu peserta untuk :
a)
Bersyukur atas ciptaan Allah yang ada di Bumi ini.
b)
Bersyukur kepada Tuhan atas semua yang dimilikinya
c)
Memaknai hidup melalui pengalaman sehari-hari dengan menempatkan Tuhan dalam setiap pengalaman.
3.
Metode
:
Bercerita, Menonton, Menyanyi, Games, Diskusi
Kelompok, Sharing, Refleksi, Meditasi, Informasi, dan Tanya jawab. 4.
Sarana dan Prasarana: Keyborad, Gitar, LCD, Speaker, Kabel Roll, Laptop, Power Point,
Ballpoint, Instrument Penelitian, Kertas Manila, Spidol, Selayar/
Saputangan (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Sumber Bahan
: Pengalaman peserta dan pendamping, Kitab Suci,
Video singkat, Buku : Psikologi remaja perkembangan peserta didik, Mohammad Ali dan Muhammad Asrori, Membangun kesehatan spiritual dengan kekuatan maaf. Theo Riyanto. SEIP Intelligence. Lusi Samuel, 2014. 6.
Materi
:
Video : keindahan alam, anak yang buta, anak
jalanan, persahabatan dan cinta, kejujuran, relasi dengan sesama, penderitaan hidup, Ayub 1:1-20. 7.
Peserta
: Siswa SMA Kelas X dan XI Asrama Stella Duce II
8.
Tempat
: Kapel dan Aula Asrama Stella Duce II
9.
Hari Tanggal
: Sabtu 12 November dan 19 November 2016
10.
Waktu
: 08 - 10.30 WIB
11.
Jadwal Acara Rekoleksi
Tabel 1. Jadwal Acara Rekoleksi
Tgl
Waktu
Acara Sesi I “Bersyukur Atas Kebaikan Allah Yang Hadir Dalam (3)
Petugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diri Sesama, Lingkungan & Alam Sekitar”
Hari
08.00-08.10
Registrasi
Peserta
I 08.10-08.15 08.15-08.20
Pembuka dan Pengantar rekoleksi Ice Breaking “tarian animasi”
Team Pendamping Peserta dan team pendamping
08.20-08.25
Perkenalan pendamping, pengantar Team pendamping dan doa pembuka
08.25-08.55
Pembagian dan mengisi kuisioner
Peserta dan team
(Pretest semua soal)
pendamping
Mengumpulkan hasil pretest 08.55-09.00 09.00-09.10
Pengantar untuk materi Dinamika:
berinteraksi dengan
Team pendamping Peserta
alam 09.10-09.20
Refleksi
Peserta
09.20-09.35
Tanya jawab dan sharing
Team pendamping
09.35-09.40
Ice breaking menyanyi “Semua Team pendamping bunga ikut bernyayi”
09.40-10.05
Menonton video alam yang indah, Team pendamping kisah anak yang buta, kisah anak jalanan.
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10.05-10.25
Sesi tanya jawab dan sharing Peserta pengalaman
10.25-10.35
Pendalaman Materi
Team pendamping
10.35-10.45
Postest ( 17 soal)
Peserta
10.45-10.50
Ucapan terimakasih
Team pendamping
Pengumuman dan Doa Penutup 10.50-10.55
Bernyanyi “ Yesus Pokok dan Kita Semua Carangnya” Sayonara pembagian snack
Hari
Sesi II
II
Menanggapi permasalahan hidup dengan iman 08.00-08.10
Pengantar Rekoleksi, doa pembuka
Team pendamping
08.10.08.15
Bernyanyi dan menari “ Making
Peserta
Melodi” 08.15-08.20
Materi: Permasalahan kejujuran
08.20-08.30
Permainan
menggambar
Team pendamping
wajah Team pendamping
dengan menutup mata 08.30.-08.40
Refleksi
08.40.08.55
Tanya
Peserta jawab
dan
sharing Team pendamping
pengalaman 08.55-09.05
Permasalahan relasi dengan sesama
(5)
Team pendamping
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
08.05-09.10
Menonton video “ Persahabatan Team pendamping dan Cinta”
09.10-09.25
Sharing pengalaman
Peserta
09.25-10.00
“Permasalahan penderitaan hidup
Team pendamping
Membaca Kisah Ayub :1:1-20” 10.00-10.15
Tanya jawab
Team pendamping
10.35-10.40
- Bernyanyi
Peserta
10.40-10.50
Ucapan terimakasih
Team pendamping
Pengumuman dan Doa Penutup 10.50….
12.
Sayonara pembagian Snack
Semua
Pemikiran Dasar Dalam kehidupan sekarang ini, para remaja kurang mampu menemukan
makna dari setiap pengalamannya dalam hidup sehari-hari. Hari-harinya berlalu begitu saja dan kurang melihat campur tangan Allah didalam hidupnya. Mereka tidak mengasah kepekaan hati atau rohaninya, untuk dapat melihat dan menemukan Allah dalam setiap pengalaman baik dalam sesama, maupun dalam lingkungan dan alam sekitarnya. Kebiasaan untuk melatih diri dengan mengkaitkan pengalamannya dengan Allah atau mencoba menghadirkan Allah dalam setiap hal dan situasi dijumpainya akan membantu mereka untuk mampu meningkatkan spiritualnya. Pengalaman Spiritual yaitu pengalaman yang berkaitan dengan Sang Pencipta dan menghantar manusia untuk sampai pada yang Yang Maha Tinggi. (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Manusia menggunakan mata rohaninya untuk mengungkapkan makna terutama makna tertinggi. Segala sesuatu di semesta melekat makna yang hanya bisa dilihat dengan
mata
rohani
(Lusi,
2014:
134).
Dengan
spiriTualitas
manusia
mengkontemplasikan pengetahuan, apa yang dialami, apa yang dialami, apa yang dipelajari, diamati dan sebagainya sehingga berasosiasi dengan nilai-nilai dan moralitas. Diusia remaja sangat rentan untuk sangat
mudah dipengaruhi
untuk
melakukan hal-hal yang kurang terpuji. Mereka cepat terpancing untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Situasi perkembangan pisikologi remaja menuntut banyak hal dan karena itu para remaja perlu didampingi untuk mampu menemukan nilai-nilai yang menggambarkan pribadi yang memiliki kepekaan rohani. Kepekaan rohani yang mampu bersyukur atas semua yang ada dalam hidupnya, bersyukur atas alas semesta, bersyukur atas kehidupan yang dijalani serta bersyukur atas pengalaman-pengalaman hidupnya dimasa lampau. Mereka diajak untuk berinteraksi langsung dengan alam dan membantu mereka menemukan manfaat alam dalam hidupnya agar mereka juga mampu bersyukur kepada Allah (Ali & Asrori 2004: 9). Remaja yang di tinggal asrama hidup berdampingan dengan orang-orang yang berbeda suku bahasa dan latar belakang keluarga, seharusnya mampu menemukan nilai-nilai dalam mengatasi permasalahan hidup. Sikap yang menunjukkan pribadi yang mampu memaknai hidup secara spiritual akan memegang teguh sikap jujur dan menjalin relasi yang baik dengan semua orang. Mereka perlu untuk membangun sikap yang didasari oleh semangat dari nasihat Injili yaitu cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri dan menghidupi perintah Allah yang ke 8 (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jangan bersaksi dusta tentang sesamamu. Nilai-nilai kejujuran dan relasi yang baik dengan sesama yang sungguh berdasarkan atas pemaknaan hidup yang menghadirkan Allah dalam diri sesama merupakan ciri orang yang mampu memaknai hidupnya secara spiritual. Rekoleksi
bagi remaja merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebagai
salah satu usaha untuk menjawab permasalahan yang ada pada remaja. Dengan mengikuti rangkaian kegiatan rekoleksi seperti berdiam diri, menenangkan pikiran, dan mengadakan refleksi perserta diharapkan mampu menghadirkan Tuhan diri secara pribadi dan berkomunikasi dengan Tuhan. Melalui proses rekoleski secara tidak langsung akan membantu peserta untuk meningkatkan kepekaaan rohaninya dan mampu memaknai hidup secara spiritual. Sehingga mereka dapat menerapkan rasa syukur atas peristiwa kehilangan atau penderitaan hidupnya. Salah satu tokoh yang terkenal dengan hidup rohaninya ialah Ayub. Ayub adalah seorang saleh yang takut akan Allah dan selalu berpegang pada kehendak Tuhan. Dalam hidupnya ia mengalami banyak penderitaan, kehilangan anggota keluarga dan harta bendanya. Namun Ayub, tidak pernah menyalahkan Tuhan. Dia mampu menanggapi penderitannya dengan iman. Ayub menyerahkan segala perkara hidupnya pada Tuhan. salah satu ungkapannya yang mengesankan dan sebagai ungkapan iman yang menguatkan yang pantas untuk diteladani ialah “dengan telanjang aku lahir kepangkuan ibuku, dengan telanjang juga aku kembali kepangkuannya. Tuhan yang memberi Tuhan yang mengambil”. Program rekoleksi ini sangat penting untuk dirumuskan secara umum dan secara khusus. Tujuan-tujuan dari rekoleksi tertuang dalam sub tema pertemuan. (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan adanya tujuan yang jelas maka rekoleksi akan terarah dan mengetahui apa yang akan dicapai. Program ini juga memudahkan para pendamping untuk memandu setiap kegiatan selama proses rekoleksi dan supaya proses jalannya lancar, teratur dan terarah. A.
Rekoleksi Sesi I
“Bersyukur Atas Kebaikan Allah Yang Hadir Dalam Diri Sesama, Lingkungan & Alam Sekitar” 1) Tujuan Pertemuan
: Peserta mampu bersyukur atas ciptaan Allah yang ada di Bumi dan bersukur atas pemberian Allah yang ada dalam dirinya.
2) Materi
: Menonton video singkat “Alam nan indah, orang buta, anak jalanan.
3) Sumber Bahan
: Video singkat, pengalaman peserta, Riyanto (2010). “Membangun Kesehatan Spiritual. Yogyakarta, Kanisius.Suparno. (2015). Penididkan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Kanisisus
4) Metode
: Informasi, diskusi kelompok, sharing, Tanya jawab
5) Model
: Model Campuran
6) Sarana
: Power Point, Speaker, Laptop, LCD, Kusioner, Ballpoint, Keyboard.
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7) Langkah-langkah sesi I: A.
Pembukaan
1.
Pembuka dan Pengantar Rekoleksi Teman-teman yang terkasih, kita patut bersyukur karena pada pagi hari ini
kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini. Teman-teman pasti sudah mengetahui, alasan mengapa kita berkumpul ditempat ini. Kita yang hadir disini diajak untuk melihat pengalaman hidup kita dan melihat lingkungan sekitar. Dengan mengamati lingkungan atau alam sekitar asrama ini, kita mencoba untuk memaknai kehadiran Allah didalamnya sehingga mampu bersyukur atas kebaikan Allah melalui sesama, lingkungan dan alam sekitar. Melalui pengalaman hidup sehari-hari lewat alam sekitar dan perjumpaan kita dengan setiap orang (sesama) membantu kita menyadari kebaikan Allah dalam hidup ini. Dalam kesempatan ini kita diajak untuk menggunakan hati dan berusaha berkomunikasi dengan Tuhan agar kita dapat melihat keindahan alam sekitar kita ini. Maka tema rekoleksi kita hari ini adalah “Bersyukur Atas Kebaikan Allah Yang Hadir Dalam Diri Sesama, Lingkungan & Alam Sekitar”. Semoga teman-teman sekalian dapat memaknai hidup dari setiap pengalaman hidup sehari-hari.
2.
Ice Breaking (Tarian animasi)
3.
Perkenalan pendamping
4.
Doa Pembukaan Allah Bapa yang Maha Baik Pujian dan syukur kami haturkan pada-Mu
atas rahmat yang Engkau anugerahkan bagi kami semua, sehingga kami dapat (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkumpul ditempat ini dalam keadaan sehat. Bapa yang baik berkatilah kami yang sebentar lagi akan memulai rekoleksi ini agar seluruh rangkaian kegiatan yang sudah kami rencanakan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kami sungguh berharap agar kegiatan rekoleksi ini, sungguh memberikan semangat dan motivasi kami semua untuk mampu mencintai dan memaknai hidup, melalui materi-materi rekoleksi yang akan kami dalami bersama. Bantulah kami untuk dapat membuka hati kami untuk dapat memahami dan menemukan makna dari setiap pengalaman hidup kami sehari-hari, sehingga kami benar-benar melihat Engkau sebagai pribadi yang berkarya dalam hidup kami. Doa ini kami haturkan dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. B.
Kegiatan Inti
1.
Peserta Mengisi Kuisioner (pretest)
2.
Mendalami materi “Bersyukur atas kebaikan Allah melalui lingkungan & alam sekitar “. Teman-teman yang terkasih, kita patut bersyukur karena pada pagi hari ini,
karena kita dapat berkumpul bersama di ruangan ini. Teman-teman semuanya tentunya sudah mengetahui alasan kita berada ditempat ini mengikuti kegiatan rekoleksi. Rekoleksi berasal dari dua kata “re” artinya kembali dan “koleksi” berarti mengumpulkan atau sebuah usaha untuk mengumpulkan kembali. Rekoleksi mau mengumpulkan kembali pengalaman-pengalaman akan kasih Allah. Pengalamanpengalaman kasih akan Allah akan kita hadirkan kembali, kita renungkan, maknai dan mengolahnya olah agar sungguh berguna bagi hidup kita. Dengan kata lain juga rekoleksi merupakan suatu latihan rohani yang dapat membantu kita untuk
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperteguh iman akan Kristus (Suparno, 2008: 12). Kita masuk pada suasana keheningan ditempat ini dan meninggalkan semua tugas-tugas kita di asrama dan memasuki suasana yang berbeda dari keseharian kita misalnya belajar Teman-teman banyak hal yang patut kita syukuri dalam hidup ini, Misalnya : Saat kita bangun tadi pagi, kita bangkit dari tempat tidur dan berjalan melakukan aktivitas pagi, maka kita pantas bersyukur atas perlindungan Tuhan sepanjang malam yang telah berlalu dan atas nafas kehidupan. Tuhan itu selalu ada dalam kehidupan kita. Jika kita memandang bunga yang indah ditaman kita mencoba mengarahkan hati kepada pencipta bunga tersebut. Maka secara spontan kita akan merasa beryukur pada Tuhan atas keindahan bunga yang telah diciptkannya dan kita diperkenankan untuk boleh menikmati keindahannya. Dalam kesempatan ini juga, teman- teman diajak untuk mengamati lingkungan & alam sekitar asrama dan menemukan 2 manfaat dari apa yang dilihat/diamati dan menghubungkannya dengan Sang Pencipta sehingga kita bersyukur atas apa yang diberika Tuhan dalam hidup kita melalui sesama, lingkungan dan alam sekitar. Kita bebas mau mengamati apa saja, asal membawa kita pada ungkapan syukur pada Tuhan. a.
Kemudian :Peserta dipersilahkan mengamati lingkungan & alam sekitar asrama (10 menit) untuk menemukan 2 manfaat dari apa yang dilihat/diamati dan menghubungkannya dengan Sang Pencipta.
b.
Setelah 10 menit, peserta dihimbau untuk masuk kedalam ruangan dan sharing dalam kelompok besar 3-7 orang peserta yang dipandu dengan pertanyaan berikut:
1)
Sebutkan yang kamu amati atau lihat di sekitar asrama ini
2)
Sebutkan minimal 2 manfaat yang kamu amati dalam hidupmu (12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3)
Apakah kamu merasa bersyukur dengan adanya benda yang kamu amati?
4)
Ungkapkan rasa rasa syukurmu atau terimakasihmu pada Tuhan dalm bentuk doa atau puisi
c.
sharing dalam kelompok kecil
d.
Pleno
e.
Ice breaking : menyanyikan lagu “ Semua bunga ikut bernyayi”
Semua bunga ikut bernyanyi,Gembira hatiku Segala rumput pun riang ria, Tuhan sumber gembiraku
Semua jalan di dunia menuntunmu ke surga Desiran angin nan mesra mengayunmu ke surga---Reff
Semua pematang swah menanti telapakmu Derita ria bersama meringankan langkahmu---Reff
Semua roda hidupmu mendambakan imanmu Di perjamuan abadi Bapa sudah menanti---Reff
3.
Menonton video singkat tentang alam yang indah, kisah anak yang buta, kisah anak jalanan.
1)
Refleksi
2)
Sesi tanya jawab untuk mendalami video dengan panduan :
a)
Bagaimana perasaanmu setelah melihat video tersebut? (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b)
Apa yang membuatmu terpesona dengan alam tersebut?
c)
Apa saja yang kamu syukuri dalam hidupmu jika kamu membandingkan
video tersebut dengan kehidupanmu
4. Peneguhan : Menjelaskan tentang “Bersyukur Atas Kebaikan Allah melalui Lingkungan & Alam Sekitar”. Teman-teman yang terkasih, pengalaman Spiritual yaitu pengalaman yang berkaitan dengan Sang Pencipta dan menghantar manusia untuk sampai pada yang Yang Maha Tinggi. Manusia menggunakan mata rohani untuk mengungkapkan makna terutama makna tertinggi. Segala sesuatu di alam semesta melekat makna yang hanya bisa dilihat dengan mata rohani (Lusi, 2014: 134). Dengan spiritualitas, manusia mengkontemplasikan apa yang dialami, apa yang dialami, dipelajari, diamati dan sebagainya sehingga berasosiasi dengan nilai-nilai dan moralitas. Dalam setiap detik yang kita lalui atau segala sesuatu yang kita jumpai dalam kehidupan kita ini perlu kita sadari bahwa semuanya itu adalah anugerah dari Tuhan. Apapun itu yang kita lihat jika kita mencoba melihatnya dengan kepekaan hati, akan mampu menghantar kita untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita alami/terima dalam hidup ini. Bersyukur adalah menemukan yang baik dalam segala hal, dan menyadari hal itu pemberian Tuhan. Saat kita pergi ke pantai kita melihat keindahan laut dan membuat kita merasakan fresh dan mengamgumi Sang Pencipta karena terpesona oleh keindahan dan gemuruh ombak. Saat kita mencuci tangan dengan air, saat merasakan udara segar dipagi hari, semua yang kita temui dalam hidup kita sepantasnya kita syukuri. (14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Manusia seringkali kita kurang peka atau kurang peduli dengan apapun yang dilihat dan ditemukan dalam hidup sehari-hari. Hal kecil saja misalkan ketika sedang menikmati sarapan pagi: mungkin kita tidak pernah memikirkan orang yang mengusahakan agar sarapan itu terhidang dimeja makan, mungkin kita tidak mengingat karyawan disini, atau para petani yang bekerja dibawah terik matahari, yang mengusahakan agar panenannya melimpah. Kita juga tidak teringat dengan ayah-ibu yang bekerja untuk membayar uang asrama dan makanan kita disini. Jika orangtua kita sakit dan tidak bisa/mampu lagi membayar uang sekolah kita mungkin kita tidak tinggal disini lagi. Oleh karena itu jika menghubungkan ini semua dengan Tuhan maka kita akan mampu bersyukur dan berterimakasih, atas apa? atas kemurahan Tuhan dalam hidup kita. Bersyukur karena masih ada petani di bumi ini, bersyukur karena ada karyawan memasaknya, bersyukur karena Tuhan memberikan kesehatan kepada orang tua kita. Kesempatan untuk melihat atau mengamati lingkungan di sekitar asrama ini. Tujuannya adalah agar kita tidak hanya sekedar melihat dan tau, tetapi mencoba melihat maknanya dan menumbuhkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Ada banyak hal yang kita syukuri dari pengalaman melihat lingkungan sekitar kita atau pengalaman perjumpaan kita dengan orang lain diluar sana. Misalkan saat bertemu dengan orang yang cacat (lumpuh, bisu, tuli, buta), anak jalanan, pengemis, orang yang terbaring karena sakit , anak panti asuhan. Kita mungkin akan merasa kasihan atau terharu,
namun lebih itu apa bila melihat diri kita yang mungkin lebih
sempurna dari mereka dari sisi kesehatan fisik, pengetahuan, ekonomi dan dicinta oleh keluarga (orang tua).
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kita sepantasnya
bersyukur
dengan apa yang kita miliki, kaki yang
sempurna, mata yang sempurna, dan keluarga yang mapan. Teman-teman, besyukur memang tidak harus saat mengalami hal yang membahagiakan. Dalam hal pengalaman pahit atau penderitaan sekalipun kita dapat bersyukur. Mampu bersyukur dalam penderitaan itu memang tidak mudah, kita harus benar-benar mampu mengarahkan keseluruhan hati dan pikiran kita kepada Tuhan, sehingga mengasah kepekaan hati kita untuk mampu bersyukur. Dekat dengan Tuhan bukanlah hal yang datang dengan sendirinya tetapi dengan latihan dan kebiasaan. Latihan yang dapat kita lakukan adalah dengan doa. Berdoa dengan hati yang hening akan membantu kita untuk mengasah kepekaan hati sehingga kita mampu menghubungkan setiap pengalaman hidup kita dengan Tuhan.
5.
Pembagian kuisioner (Post test) Peserta diminta untuk mengisi kuisioner sesuai dengan materi yang didalami (diiringi musik)
6.
Pengumpulan Kuisioner Setelah peserta selesai mengisi kuisioner, pendamping mengumpulkan kuisioner.
C)
Penutup
1)
Ucapan terimakasih
2)
Pengumuman dan Doa Penutup
3)
Bernyanyi “ Yesus Pokok dan Kita Carangnya”
4)
Sayonara pembagian Snack (16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.
Langkah-langkah sesi II:
“Menanggapi permasalahan hidup dengan iman” 1.
Tujuan pertemuan
: Peserta mampu menemukan nilai dari permasalahan hidup dengan menempatkan Tuhan dalam setiap pengalaman hidupnya.
2.
Materi
: Kitab Suci, Kejujuran, Relasi, Penderitaan
3.
Sumber Bahan
: Pengalaman pesertadan Pendamping, Kitab Suci.
4.
Metode
: Informasi, Diskusi kelompok, Sharing, Tanya jawab,
5.
Sarana
: Power Point, Speaker, Laptop, LCD, Kusioner, Pena, Keyboard.
A.
Pembukaan
1.
Pengantar Rekoleksi Teman-teman yang terkasih, pada pertemuan rekoleksi kita pada minggu
yang lalu. Kita mencoba melihat Allah dalam sesama dan lingkungan sekitar, sehingga kita mampu bersyukur atas ciptaaan yang ada dibumi dan atas pemberian Allah untuk semua yang kita miliki. Mampu bersyukur merupakan ciri manusia yang mampu menanggapi permasalahan hidup dengan terang rohani. Melalui kepekaan hati (terang rohani) seseorang tidak lagi hanya memikirkan kepentingan pribadinya, namun kita akan lebih memikirkan kepentingan diri dalam konteks umum. Kita mampu mengendalikan pikiran, perasaan, dan kehendaknya untuk menghadapi persoalan hidup. Kita tidak lari dari permasalahan hidup namun menghadapinya dengan sikap dewasa dan matang. (17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Banyak hal dalam kehidupan manusia di dunia ini yang tidak mampu dipikirkan
manusia. Melalui pemaknaan hidup dengan terang rohani, manusia
mampu menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan keberadaan atau eksintensi manusia seperti arah tujuan hidup (untuk apa manusia hidup), makna penderitaan dan makna pengorbanan. Permasalahan hidup yang dialami oleh manusia
beraneka
ragam:
permasalahan
ekonomi,
permasalahan
politik,
permasalahan budaya, permasalahan agama, permasalahan relasi dengan orang lain, permasalahan ketidakjujuran, permasalahan penderitaan dan banyak permasalahan lainnya.
Dalam kesempatan ini kita akan melihat 3 permasahan hidup yaitu :
permasalahan dalam hal kejujuran, relasi dengan sesama, dan penderitaan. Maka tema rekoleksi kita hari ini adalah “Menanggapi permasalahan hidup dengan iman”.
2.
Doa Pembukaan Bapa kami bersyukur karena kami masih boleh menikmati segarnya udara
pada pagi hari ini. Kami sungguh merasakan penyertaanmu dalam hidup kami sehingga kami boleh berkumpul kembali untuk mengikuti kegiatan rekoleksi ini. Kami memohonkan berkatmu untuk seluruh rangkaian kegiatan kami ini, agar dapat berjalan lancar dan memberi kami inspirasi hidup. Kami persembahkan seluruh waktu dan kesempatan berharga ini kedalam tangan pengasihanMu. Amin 3.
Menyanyi dan menari (Making Melodi)
B. Kegiatan Inti 1.
Mendalami materi:
Permasalahan kejujuran, permasalahan
sesama, permasalahan penderitaan hidup (18)
relasi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a.
Permasalahan Kejujuran
1)
Dinamika pendalaman materi
a)
Menggambar wajah
b)
Sarana: Kertas, Spidol, Syal/selayar penutup mata
c)
Tehnik permainan :
peserta dibagi dalam 4 kelompok
pendamping memberikan intruksi permainan antara lain:
masing-masing kelompok akan membuat gambar wajahsesuai dengan kesepakatan kelompok.
peserta menentukan ketua koordinator kelompok
peserta dalam keadaan mata tertutup, peserta maju satu-satu untuk melengkapi gambar
d)
Refleksi dan Tanya Jawab
panduan pertanyaan 1)
Perasaan: apa yang kamu rasakan ketika matamu ditutup
2)
Bagaimana perasaanmu keika kamu menggambar salah satu wajah
3)
Apa komentarmu melihat hasil dari kelompok
2.
Pendalaman Materi
a.
Kejujuran Kejujuran adalah kunci untuk membangun kepercayaan. Manusia yang
jujur adalah manusia yang mampu menghargai diri sendiri, orang lain dan takut akan Tuhan. Bersikap jujur sering menjadi tantangan bagi setiap orang, manusia cenderung untuk mudah tergoda untuk melakukan hal yang tidak jujur untuk memperoleh kepuasan diri sendiri. Orang (19)
bisa mengabaikan sikap jujur demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengejar nilai yang tinggi dan mendapatkan rasa aman, misalnya menyontek saat ujian, berbohong agar bisa bolos dari sekolah dan lain-lain. Berbohong merupakan tindakan yang kurang mampu memaknai hidup. Dalam ajaran Gereja Katolik dalam sepuluh perintah Allah meminta manusia untuk bersikap jujur yaitu jangan bersaksi dusta. Tindakan yang tidak jujur adalah sikap menentang Tuhan, merugikan diri sendiri dan sesama. Kita harus menyadari bahwa berbohong pada siapapun sama artinya berbohong pada Tuhan. Kita mau jujur kepada semua orang, karena menyadari bahwa Tuhan mengetahui dan melihat semua yang kita lakukan.
b.
Permasalahan relasi dengan sesama Manusia adalah mahluk sosial dan tergantung satu sama lain. Manusia perlu
membangun relasi yang baik dengan siapapun tanpa membeda-bedakan suku, budaya, bahasa dan latar belakang keluarga. Kesadaran akan pentingnya relasi yang baik dengan sesama sering diabaikan oleh manusia karena banyak hal. Masalah sepele dengan teman, terkadang mendorong kita bersikap tidak saling mengenal satu dengan yang lain, mendendam dan bahkan membunuh. Para remaja perlu membina diri untuk mampu menjalin relasi yang baik dengan siapapun yang ditemui dalam hidup sehari-hari, meskipun berbeda latar belakang dan budaya. Permasalahan relasi yang kurang baik dengan sesama akan membawa dampak kurang baik bagi perkembangan kita dan juga melawan hukum cinta kasih. Yesus yang kita imani mengajarkan pada kita untuk saling mengasihi satu sama lain seperti mengasihi Yesus Kristus. (Mark 12:30-31 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap (20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri). Menjalin relasi yang baik dengan sesama ditandai dengan adanya sikap mengahargai, memaafkan dan menerima perbedaan Dalam membagun relasi yang baik dengan sesama salah beberapa sikap yang perlu ditanamkan antara lain sikap memaafkan dan mau memaafkan orang lain. Seringkali orang memandang permintaan maaf sebagai kekalahan dan kesalahan didepan orang lain. Dalam spiritualitas meminta maaf dan memaafkan orang akan memiliki kekuatan sebagai pribadi. Berani meminta maaf akan semakin mengenal dirinya dan orang lain serta mampu meningkatkan kemmapuan mengerti, menghargai dan belarasa terhadap perasaan yang dialami oleh orang lain (Riyanto, 2015: 30). 1)
Menonton video “ Persahabatan dan Cinta”.
2)
Sharing pengalaman dalam kelompok
a)
Bagaimana perasaanmu menyaksikan video tersebut?
b)
Bagaimana pengalamanmu selama ini dalam membangun persahabatan atau relasi dengan sesamamu?
c.
Permasalahan penderitaan Hidup manusia tidak lepas dari permasalahan penderitaan. Penderitaan
manusia diartikan bermacam-macam menurut permasalahan hidup yang dihadapi dan cara memaknai seitap permasalahan. Manusia merasa menderita ketika kehilangan (meninggal) orang yang dicintai, karena berpisah dengan orang yang dikasihi, saat dilanda bencana alam.
Seringkali pengalaman kehilangan atau
berpisah dari orang yang dikasihi membuat manusia merasa jauh dari Tuhan dan (21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyalahkan Tuhan dalam peristiwa hidup yang menyedihkan. Kalangan remaja paling rentan mengalami goncangan iman saat menghadapi penderitaan. Dalam situasi ini kita diharapkan mampu
menerima dan memaknai permasalahan
penderitaan. Untuk terlepas dari belenggu penderitaan diperlukan sikap memaknai hidup dengan terang rohani. Orang yang mampu memaknai hidup dengan terang rohani akan rela mati dan berani mengorbankan segalanya, misalnya : uang, perasaan, kedudukan, kebebasan, dan sebagainya. Ia juga akan bertakwa pada Tuhan, memiliki komitmen, dedikasi, dan iman yang kuat sehingga dapat melakukan perintah Tuhan dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Dalam Kitab Suci dapat kita temukan orang yang mampu memaknai hidup dengan terang rohani yaitu: Ayub. 1)
Ayub (1:1-20:22) Dalam kitab Ayub, dikisahkan Ayub itu adalah orang yang saleh yang
ditimpa oleh kemalangan atau penderitaan.
Ayub mengalami penderitaan yang
begitu menyedihkan, kehilangan semua ternaknya, anak dan menantunya meninggal, dan ia ditimpa penyakit barah di sekujur tubuhnya. Sebagai orang saleh Ayub menanggapi penderitaannya dengan cara Ayub menerima kemalangan yang menimpanya dan menyerahkannya kepada Tuhan. Ayub tidak menyalahkan Tuhan atas penderitaan yang menimpanya melainkan mengakui kebebasan dan kedaulatan Allah sehingga Allah berhak memberi dan mengambil apa saja yang dimiliki manusia seturut kehendak-Nya. Ayub mengakui bahwa manusia harus menerima dengan ikhlas segala sesuatu yang diberikan oleh Allah, baik yang buruk maupun baik. Manusia tidak boleh menolak apapun yang telah terjadi didalam hidupnya. “Dengan telanjang aku (22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang aku akan kembali ke dalamnya, Yahwe yang memberi, Yahwe yang mengambil, terpujilah nama Yahwe!”. Ungkapan ini menandakan bahwa Ayub sungguh memaknai hidupNya dengan terang iman. Ayub telah mempersembahkan semuanya kepada Sang Pencipta dan tidak mengutuki Tuhan. 1.
Tanya jawab dengan panduan pertanyaan
a)
Apa tanggapanmu dengan isi dari bacaan Kitab Suci tadi?
b)
Pernahkah kamu mengalami penderitaan yang disebabkan oleh rasa kehilangan atau bencana alam?
c)
Apa yang kamu pikirkan ketika kamu menderita?
2.
Pembagian kuisioner (Post test) sambil diiringi musik
3.
Pengumpulan Kuisioner
C.
Penutup
1.
Menyanyikan lagu ” Bukan Dengan Barang Fana”
2.
Ucapan terimakasih
3.
Pengumuman dan Doa Penutup
4.
Sayonara pembagian Snack
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 : Instrumen Penelitian
INSTRUMEN PENELITIAN DAMPAK REKOLEKSI TERHADAP KEMAMPUAN MEMAKNAI HIDUP SECARA SPIRITUAL BAGI SISWA KELAS X DAN XI ASRAMA PUTRI STELLA DUCE II YOGYAKARTA A. Identitas Responden Nama Kelas
B. Petunjuk pengisian 1) Sebelum pengisian pahamilah dahaulu pernyataan dan pertanyaan 2) Berilah tanda(√ ) pada kolom yang disediakan sesuai 3) Pada soal isian dan uraian tuliskan jawabanmu langsung pada isian titiktitik di kertas C. Contoh cara menjawab 1.
Saya akan selalu jujur terhadap orangtuaku Setuju
…..!…..!…√..!…..!…..! Tidak Setuju
Selalu …√..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah Menyenangkan…√..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan 2.
Ketika saya sakit saya akan………………….meminum obat supaya cepat sembuh
3.
Ketika anda dimarahi oleh Guru karena salah, apa yang anda lakukan?.... Saya akan meminta maaf pada guru
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Menghubungkan pengalaman dengan Tuhan 1.
Ketika
melihat
lautan
luas,
saya
merasa………………………………………………........................................... .............................................................................................................................. ............................................................................................................................. 2.
Ketika mencuci piring, apa yang kamu pikirkan dan rasakan? ………………………………………………………………………………… ……….……………………………………………………………..............
3.
Ketika mendapat kesuksesan dalam hidup, apa yang saya buat?
………………………………………………………………………………………… ............ ............................................................................................... 4.
Ketika mengalami peristiwa pengalaman pahit saya apa yang anda lakukan?………………………………................................................................ .................................................................................................................
5.
Ketika merasakan udara segar dipagi hari, membuatku merasakan ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………..................................................................................................
6.
Pengalaman
ditolak
oleh
orang
lain,
mengajariku
untuk………………………………..................................................................... .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. 7.
Ketika saya menatap langit dimalam hari, apa yang kamu rasakan dan pikirkan? ………………………………………………………………………………… ……..................................................................................................................... ………………………………………………………………………………… 8. Apa yang kamu pikirkan ketika mengunjungi orang yang sakit? ………………………….................................................................................
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
……………………………………………………………………………… …………….................................................................................................... 9.
Ketika saya membaringkan tubuh di kasur dan teringat anak jalanan, saya merasa………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………..............................................................................................
10.
Saat bertemu dengan orang yang cacat fisik( buta, lumpuh), apa yang anda pikrkan
?
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………......................................................................................... 11.
Ketika berjumpa dengan anak –anak yang tinggal di panti asuhan, saya merasa………………………………………………………………………… ………………...................................................................................................... ..
12.
Ketika
bertemu
dengan
orang
yang
bisu
dan
tuli,
saya
merasa……………………………………………………………………… ………………….. 13.
Ketika menghadapi situasi yang sulit ( kehilangan orang yang dicintai) dalam hidup,
apa
yang
anda
lakukan?……………………………………………………………………… ………………………………………………………… 14.
Saat
merasakan
teriknya
matahari,
saya
mampu
melihat
dan
merasakan……………………………………………………………………… …………….......................................................................................................... .........................................................................................................................
15.
Ketika
melihat
pengemis
diperempatan
jalan,
apa
yang
kamu
pikirkan?……………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16.
Ketika
saya
mengalami
penderitaan,
saya
akan…………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
17.
Saya
tinggal
di
asrama
dan
mematuhi
peraturan
karena………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………
B. Menemukan Nilai hidup
Kejujuran
18.
Berpura-pura sakit supaya memiliki kesempatan menonton film kesukaan di Kamar. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
19.
Tidak mencontek saat ujian untuk mendapatkan nilai yang bagus Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
20.
Merasa puas dengan nilai yang kudapatkan, karena belajar yang tekun Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
21.
Tidak mencari-cari alasan,
ketika pendamping asrama menegur karena
terlambat ke asarama. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu 22.
…..!…..!…..!…..!…..! Jarang
Tidak membuang makanan ketempat sampah, jika tidak suka dengan masakan di asrama. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
23.
Saya berusaha untuk tidak menyimpan Hp di kamar saat belajar (27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Setuju 24.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Setuju
Tidak menyediakan contekan saat ujian walaupun ujian tidak diawasi oleh guru Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
25.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Mau mengakui kesalahan tanpa paksaan orang lain Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
26.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Mengerjakan tugas sendiri dan meniru jawaban orang lain Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
27.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Sembunyi-sembunyi keluar dari kompleks asrama untuk membeli jajan Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
…..!…..!…..!…..!…..! Jarang
Relasi yang baik dengan sesama
28.
Saya berteman baik dengan semua anak asrama Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
29.
Tidak mengejek bahasa /cara bicara teman yang berbeda suku dengan saya Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
30.
Merasa bangga memiliki banyak teman yang berbeda latar belakang dan budaya Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
31.
Senang berteman dengan orang yang berbeda suku dengan saya Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
32.
Tidak memotong pembicaraan teman yang memberikan pendapatnya (28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu 33.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Mendengarkan pendapat orang lain saat kerja kelompok dan presentasi di kelas Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
34.
Mau meminta maaf pada teman, ketika melakukan kesalahan Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
35.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Menyapa pendamping asrama dengan ramah ketika berpapasan di asrama maupun di luar asrama. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu…..!…..!…..!…..!…. Tidak pernah
36.
Saya memaafkan dan berusaha menyapa orang yang pernah menyakiti saya Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
37.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak pernah
Mencintai dan menghormati orang lain dalam situasi apapun. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
38.
Menjaga keheningan ketika belajar di perpustakaan Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
39.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Tidak lekas marah kepada orang yang pernah menegur kesalahan saya Selalu
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit
Penderitaan Hidup
40.
Bersikap sabar ketika menghadapi permasalahan hidup Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
41.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Berpasrah pada Tuhan setelah melewati masa-masa sulit
(29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
42.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Apa yang anda lakukan apabila kehilangan orang yang anda cintai? ………………………………………………………………………………… ………….............................................................................................................
C. Perjuangan hidup yang lebih bermakna 43.
Jika dulu saat mengalami masa sulit saya cepat putus asa dan menyalahkan orang lain, maka kedepannya
saya berusaha untuk bersikap sabar dan
tenang dalam menghadapi permasalahan hidup Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan 44.
Jika selama ini saya suka mendendam pada orang yang menyakiti aku, maka dihari hari yang akan datang saya akan berusaha berdamai dengannya Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Setuju
45.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Setuju
Jika sebelumnya saya tidak pernah memaknai pengalaman hidupku, maka dihari yang akan datang saya akan berusaha menemukan makna positif dari setiap pengalaman suka dan duka Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Setuju
46.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Setuju
Jika selama ini terkadang saya mau berbohong kepada orang lain, untuk selanjutnya saya akan berusaha untuk tidak berbohong kepada siapapun Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
47.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Jika selama ini saya kadang-kadang kurang taat pada peraturan asrama, maka dihari yang akan datang saya akan berusaha untuk lebih disiplin dan taat mengikuti peraturan asrama Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan (30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48.
Jika sebelumnya saya pernah bersikap tidak jujur pada orangtuaku, maka dihari selanjutnya saya akan bersikap jujur dan
merasa bersalah ketika
melawan, berbohong pada orangtua. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan 49.
Jika selama ini saya kurang menghargai dan menjaga keindahan alam maka dihari selanjutnya saya akan mempberi perhatian pada lingkungan sekitar saya. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Selalu
50.
…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Pernah
Jika sebelumnya saya malas belajar dan menyalahkan orang lain karena mendapat nilai yang rendah, maka selanjutnya saya akan rajin belajar dan mau belajar dari oranglain. Mudah …..!…..!…..!…..!…..! Sulit Menyenangkan…..!…..!…..!…..!…..! Tidak Menyenangkan
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)