perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2 KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009
Skripsi Oleh YULI ANA SITIO NIM X7106048
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2 KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009
Oleh YULI ANA SITIO NIM X7106048
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009”
Oleh : NAMA
: YULI ANA SITIO
NIM
: X 7106048
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Riyadi, M.Si NIP 19670116 199402 1 001
Drs. Tri Budiharto, M.Pd. NIP 19591221 198803 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul : Penggunaan Media Bangun Ruang Untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun 2008/2009
Oleh : NAMA
: YULI ANA SITIO
NIM
: X 7106048
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: .....................................
Tanggal
: .....................................
Tim Penguji Skripsi : Nama Terang
Tanda tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd.
...........................................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
...........................................
Anggota I
: Drs. Riyadi, M.Si.
...........................................
Anggota II
: Drs. Tri Budiharto, M.Pd.
...........................................
Disahkan oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 19600727 198702 1 001
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Yuli Ana Sitio, PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI TENGGAK 2 KECAMATAN SIDOHARJO SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2008/2009 . Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Nopember 2009. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah : 1. untuk meningkatkan minat pembelajaran matematika pada siswa Kelas IV SDN Tenggak 2 Sragen Tahun Pelajaran 2008/2009; 2. Meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas IV SDN Tenggak 2 Sidoharjo Tahun Pelajaran 2008/2009. Bentuk penelitian dalam skripsi ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model siklus terdiri dari dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan jumlah 18 siswa. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Dalam pengumpulan data, metode yang dipergunakan yaitu metode pokok yang meliputi metode wawancara langsung, observasi langsung, dokumentasi dan tes. Metode wawancara langsung digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang, metode observasi langsung digunakan untuk untuk mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala yang akan diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta kondisi sekolah yang menjadi subjek penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Metode tes digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Dalam proses analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah : 1) data reduksi; 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam dapat diketahui bahwa. 1. Nilai rata prestasi belajar Matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 68, pada siklus II sebesar 83 dan pada siklus III sebesar 88 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III. 2. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 77,78 % ( 14 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa), pada siklus II sebesar 82,78 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa)dan pada siklus III sebesar 100 % ( 18 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II selanjuntnya ke siklus III.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Skor rata – rata minat belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 33,61; pada siklus II sebesar 48,55; dan pada siklus III sebesar 64,05 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III. 4. Skor minat belajar siswa siklus II yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 5 anak atau 27,77; %, baik sebanyak 6 anak atau 33,33 %; cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 % ; kurang sebanyak 5 anak atau 27,77 % 5. Skor minat belajar siswa siklus III yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 11 anak atau 61,11; %, baik sebanyak 4 anak atau 22,22 %; cukup sebanyak 3 anak atau 16,67 % ; kurang sebanyak 0 anak atau 0 % Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Dengan penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008/2009.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Yuli Ana Sitio, THE USE OF SPATIAL STRUCTURE MEDIUM FOR IMPROVING ENTHUSIASM AND THE MATH LEARNING ACHIEVEMENT OF THE FOURTH GRADERS OF SD NEGERI TENGGAK 2 SUB DISTRICT SIDOHARJO SRAGEN IN THE SCHOOL YEAR OF 2008/2009. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. November 2009. The objectives of research were: 1. to find out the math learning interest of the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 Sragen in the School Year of 2008/2009; 2. to improve the learning achievement of the fourth graders of SDN Tenggak 2 Sidoharjo in the School Year of 2008/2009. This study employed a classroom action research (PTK). Meanwhile cycle consist of from plan, action, observation, and refleksi. The object of research was the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 in the School Year of 2008/2009 as many as 18 students. The research consisted of 3 cycles: cycles I, II and III. The methods of collecting data employed were direct interview, direct observation, documentation and test. Direct interview method was used for finding out deeply the student condition before the learning using visual aid and after the learning with learning media of spatial structure; direct observation was used for examining the phenomena to be studied without using the tools particularly in the implementation of learning using the spatial structure visual aid as well as the school condition becoming the subject of research. Documentation method was used for collecting data of respondent name, the history of development of SD Negeri Tenggak 2 Sidoharjo Regency Sragen. The test method employed was to measure to what extent the students’ understanding level about the material taught. In the analysis process, there is three components the writer should be aware of. They are: 1) reduction data; 2) data display, 3) conclusion drawing or verification. Based on the result of research, it can be found out that: 1. The mean of math learning achievement of the fourth grade in cycle I is 68, cycle II is 83 and cycle III is 88 so that there is the mean value increase from the cycle I to cycle II and then to cycle III. 2. The learning graduation percentage of students in the cycle I is 77.78% (14 of 18 students passed successfully their learning), in cycle II is 82.78% (17 of 18 students passed successfully their learning) and in cycle III is 100% (18 of 18 students passed successfully their learning). This, there is an increase in the students learning graduation from cycle I to cycle II and then to cycle III. 3. The mean scores of math learning interest of the fourth graders in cycle I, II and III are 33.61, 48.55 and 64.05, respectively so that there is an increase in the mean value from cycle I to cycle II and then to cycle III. 4. From the score of students learning interest in cycle II, 5 students or 27.77% have very good learning interest, 6 students or 33.33% have good learning
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
interest, 2 students or11.11% have fair learning interest, and 5 students or 27.77% have poor learning interest. 5. From the score of students learning interest in cycle III, 11 students or 61.11% have very good learning interest, 4 students or 22.22% have good learning interest, 3 students or16.67% have fair learning interest, and 0 student or 0% have poor learning interest. Based on the information above, it can be concluded that: The use of spatial structure media can increase the math learning achievement of the fourth graders of SD Negeri Tenggak 2 Sidoharjo Regency Sragen in the school year of 2008/2009.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
¾
Kebaikan itu memberi cahaya dalam hati, dan melahirkan kekuatan bagi tubuh. Adapun keburukan akan menggelapkan hati, melemahkan tubuh dan mempengaruhi rezeki. (Hasan Al Bashri)
¾
Hidup adalah suatu ujian, Maka jadikanlah ujian itu suatu anugerah yang dapat menjadikan kita manusia yang tangguh.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada : Suamiku Gentur Windiatmoko tercinta, Putri Kecilku Khalishah tersayang Ibunda dan Almarhum Ayahanda tersayang, Adik - adikku terkasih, dan Almamater.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Penyusunan
skripsi
ini
untuk
memenuhi
sebagian
persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sebelas Maret Surakarta Sebagai manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan kemampuan, penulis mengalami hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun berkat bimbingan, petunjuk dan saran berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. DR. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi ijin untuk menyusun skripsi. 2. Bapak Drs.KRT. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memperlancar ijin untuk menyusun skripsi. 3. Bapak Drs.Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surakarta (UNS). 4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surakarta (UNS). 5. Bapak Drs.Riyadi, M.Si selaku Pembimbing I yang telah dengan tekun dan sabar memberi bimbingan dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak Drs. Tri Budiharto M.Pd selaku Pembimbing II yang telah dengan tekun dan sabar memberi bimbingan dalam penyusunan skripsi.
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi PGSD pada FKIP UNS yang telah memberi pengetahuan kepada penulis untuk bekal penyusunan skripsi 8. Bapak Kepala beserta guru SDN Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripi ini
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka saran dan kritik yang membangun akan kami terima dengan senang hati. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik khususnya para siswa di SD.
Surakarta, Nopember 2009
Penulis
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………………...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………...
iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
iv
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………
v
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….
x
KATA PENGANTAR ………………………………………………………
xi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
xvii
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………
xviii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
xix
BAB
BAB
I
II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ………………………………
1
B.
Identifikasi Masalah …………………………………..
5
C.
Pembatasan Masalah ………………………………….
5
D.
Perumusan Masalah …………………………………...
5
E.
Tujuan Penelitian ……………………………………...
6
F.
Manfaat Penelitian …………………………………….
6
LANDASAN TEORI A.
Kajian Teori ……………………………………...........
8
1.
Tinjauan Tentang Minat..........................................
8
a.
Pengertian Minat..............................................
8
b.
Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar...
9
c.
Indikator-Indikator Minat................................. 16
d.
Peranan Minat Belajar......................................
2.
17
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar........................... 17 a.
Pengertian Prestasi Belajar...............................
commit to user xiii
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. 3.
Cara Mengukur Prestasi Belajar Siswa
18
Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Bangun Ruang....................................................................... 20
BAB
III
a.
Pengertian Media Belajar.................................
b.
Jenis-Jenis Media Pembelajaran....................... 22
c.
Media Pembelajaran Bangun Ruang................
23
B.
Kerangka Berfikir...........................................................
30
C.
Pengajuan Hipotesis ………………………………....... 32
METODOLOGI A.
B.
BAB
IV
20
Tempat dan Waktu Penelitian ………………………...
33
1.
Tempat Penelitian ………………………………... 33
2.
Waktu Penelitian …………………………………
33
Bentuk dan Strategi Penelitian.......................................
34
1.
Bentuk Penelitian....................................................
34
2.
Strategi Penelitian.................................................... 34
C.
Sumber Data...................................................................
36
D.
Teknik Pengumpulan Data ……………………………
36
1.
Wawancara Langsung.............................................
36
2.
Observasi Langsung................................................
38
3.
Dokumentasi............................................................ 39
4.
Tes...........................................................................
41
E.
Validitas Data.................................................................
43
F.
Teknik Analisis Data......................................................
44
G.
Prosedur Penelitian.........................................................
45
1.
Persiapan.................................................................
45
2.
Pelaksanaan.............................................................
45
3.
Siklus dalam PTK.................................................... 47
4.
Tahap Rekomendasi................................................
47
HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Lokasi Penelitian ……………………….......
48
1.
48
Tinjauan Historis SD N Tenggak 2 ........................
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2.
Letak Geografis SD N Tenggak 2 ..........................
48
3.
Keadaan Personil SD N Tenggak 2 ........................
49
4.
Keadaan Siswa SD N Tenggak 2 ...........................
50
5. Sarana dan Prasarana SD N Tenggak 2…………... 50 B.
Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian ……………...
50
A. Deskripsi Per Siklus.... ..........................................
50
B. Pembahasan Setiap Siklus .....................................
56
C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................. 62 BAB
V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.
Kesimpulan ………………………………...................
65
B.
Implikasi ……………………………...........................
66
C.
Saran................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………….
71
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1
Alur Kerangka Berfikir Dalam Penelitian.............................
31
Gambar 2
Spiral Penelitian Tindakan Kelas..................................................
35
Gambar 3
Model Analisis Jalinan (mengalir) (H.B Sutopo, 2003 : 95).......
45
Gambar 4
Struktur Organisasi SDN Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008 / 2009...............................................................................................
commit to user xvi
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1
Tabel Jadwal Penelitian................................................................
33
Tabel 2
Tabel Format Mencari Sisi, Rusuk dan Sudut..............................
52
Tabel 3
Tabel Perbandingan Prestasi Matematika Siswa Kelas IV antara Siklus I, II dan III .............................................................
Tabel 4
61
Tabel Perbandingan Minat Belajar Siswa Kelas IV antara Siklus I, II dan III ....................................................................................
commit to user xvii
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1
Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I........
57
Grafik 2
Grafik Histogram Minat Belajar Matematika Siklus I ..................
57
Grafik 3
Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus II .....
58
Grafik 4
Grafik Histogran Minat Belajar Matematika Siklus II
59
Grafik 5
Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus III ....
60
Grafik 6
Grafik Histogram Minat Belajar Matematika Siklus III
60
Grafik 7
Grafik Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I, II dan III ..................................................................
Grafik 8
61
Grafik Histogram Perbandingan Minat Belajar Matematika pada Siklus I, II dan III .........................................................................
commit to user xviii
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 .................
71
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...............
74
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...............
77
Lampiran 4
Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus I................
80
Lampiran 5
Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus II...............
81
Lampiran 6
Kisi-Kisi Penulisan Soal Matematika Siklus III.............
82
Lampiran 7
Kisi_Kisi Minat Belajar Matematika Siswa ..................
83
Lampiran 8
Lembar Kegiatan Tes Siklus I.........................................
85
Lampiran 9
Lembar Kegiatan Tes Siklus II........................................
86
Lampiran 10
Lembar Kegiatan Tes Siklus III………………………..
88
Lampiran 11
Lembar Observasi Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran...................................................................
89
Lampiran 12
Lembar Pengamatan Guru...............................................
90
Lampiran 13
Perbandingan Prestasi Matematika Siswa Kelas IV Antara Siklus I, II, III......................................................
Lampiran 14
Hasil Minat Belajar Siswa Kelas IV Antara Siklus I, II dan III..............................................................................
Lampiran 15
91
92
Gambar Pembelajaran Dengan Media Bangun Ruang di SD N Tenggak 2..............................................................
commit to user xix
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan eksistensinya di sekolah, tugas utama seorang guru adalah mengajar sehingga setiap akan mengajar seseorang guru harus mempersiapkan berbagai cara bagaimana mengajar agar yang diajarkan kepada siswa itu dapat diterima serta dapat dipahami dengan mudah. Selanjutnya dalam proses belajar mengajar peran guru dalam memilih media yang akan digunakan sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena tugas utama guru adalah menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dengan harapan siswa dapat menerima dan memahami bahan pelajaran dengan mudah. Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran yang dilaksanakan tanpa menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Selain itu dari berbagai sumber dijelaskan bahwa cara pembelajaran dengan menggunakan media dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga diharapkan prestasi belajar dapat memuaskan. Berbagai macam media pembelajaran sekarang ini telah tersedia, tinggal bagaimana guru mampu mengoptimalkan media yang ada di sekolah demi kemajuan peserta didik Matematika sebagai salah satu mata pelajaran utama di SD bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung menggunakan bilangan sebagai alat memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kasus menghitung jumlah barang-barang yang ada di rumah siswa. Tentunya
permasalahan
tersebut
harus
dijelaskan
menggunakan
bahasa
matematika. Pelajaran matematika di SD juga ditujukan untuk memberi bekal belajar lebih lanjut di sekolah lanjutan tingkat pertama guna membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. Matematika adalah ilmu pengetahuan tentang bilangan-bilangan yang berhubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian bilangan (Poerwadraminta, 1995). Matematika bagi anak-anak pada
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
umumnya merupakan pelajaran yang tidak disenangi dan pelajaran yang paling dibenci. Oleh karena itu dalam interaksi belajar mengajar matematika seorang guru perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Kurangnya respon siswa atau kurang aktifnya siswa dalam interaksi tanya jawab antar guru dan siswa merupakan salah satu faktor penghambat dari terjalinnya hubungan yang baik antar siswa dan guru. Keadaan ini merupakan indikasi bahwa siswa kurang merespon pelajaran ini. Siswa merasa enggan atau jenuh dengan susana atau lingkungan yang ada didalam kelas. Kondisi ini jika berlangsung terus menerus maka secara tidak langsung akan menurunkan tingkat apresiasi siswa terhadap mata pelajaran matematika yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap menurunnya prestasi siswa. Hal tersebut diatas perlu disikapi lebih lanjut, perlu adanya pemahaman bahwa suasana yang kondusif di dalam kelas merupakan modal utama bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik terutama bagi pelajaran matematika yang memerlukan konsentrasi penuh. Hubungan siswa dan guru yang dekat, membuat siswa merasa dalam belajar tidak ada tekanan sehingga pikiran dari siswa tersebut bisa konsentrasi dengan baik dan menyenangi pelajaran tersebut. Setelah melihat kenyataan di dalam proses pembelajaran di SD, saya merasa banyak kekurangan dan kelemahan karena banyak diantara guru-guru SD di dalam proses pembelajarannya yang tidak menggunakan alat peraga, meskipun sebenarnya alat peraga itu ada. Melihat kenyataan inilah yang membuat saya tertarik dengan masalah ini, setelah saya mengikuti kuliah di S1 PGSD. Kemudian timbul niat baru untuk memperbaiki diri dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda-benda kongkret, kata-kata yang mudah dipahami siswa
serta
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
bertanya
atau
mengemukakan pendapat. Salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran dengan media pembelajaran berupa media bangun ruang. Guru sebagai penyaji materi pembelajaran wajib dan harus memperhatikan aspek-aspek individual siswa sebagai subjek yang menerima materi pembelajaran. Guru harus mampu memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
kemampuan siswa di dalam kelas. Sudah barang tentu teknik yang dipakai harus berorientasi pada tingkat kemampuan rata-rata siswa. Dampak pemakaian teknik ini tentu saja ada yaitu bagi siswa yang tergolong kurang cepat dalam hal kemampuan memahami suatu materi, kemungkinan akan mengalami kesulitan dalam menyerap materi dari guru atau dapat pula dikatakan siswa tersebut mengalami kesulitan sewaktu menerima pelajaran. Lain halnya dengan siswa yang tergolong memiliki kemampuan pemahaman yang baik, ia akan merasa mudah dalam mengikuti proses pembelajaran dari guru. Pemberdayaaan media pembelajaran di samping lebih meningkatkan pemahaman siswa, juga diharapkan anak dapat berprestasi di sekolah. Hal ini terjadi karena media belajar dalam arti luas adalah sarana yang memuat bahanbahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang telah ditetapkan. Anak yang memiliki media belajar yang lengkap memiliki kecenderungan berprestasi lebih baik dibandingkan dengan anak yang memiliki media belajar yang kurang atau tidak lengkap Selain itu bagi siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, penggunaan media pembelajaran matematika yang berupa media bangun ruang sangat tepat digunakan karena dengan menggunakan media ini materi pelajaran yang disampaikan oleh guru lebih konkrit dan nyata sehingga materi pelajaran tersebut akan lebih mudah diterima dan dipahami oleh anak. Hal ini terjadi karena anak melihat secara langsung tanpa harus membayangkan materi yang diajarkan guru. Selain itu dengan menggunakan media bangun ruang guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa karena guru dalam mempraktekkan secara langsung, sehingga siswa akan lebih fokus dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru dan berdampak pada kemudahan siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka menjadi kewajiban bagi para pendidik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya dengan bersedia memanfaatkan berbagai media pendidikan yang ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
Bertolak dari pemikiran tersebut, maka menjadi kewajiban bagi para pendidik untuk senantiasa berusaha meningkatkan kinerjanya dengan bersedia memanfaatkan berbagai media pendidikan yang ada . Pemberdayaan media belajar tersebut di samping lebih meningkatkan pemahaman siswa juga diharapkan anak dapat berprestasi di sekolah. Hal ini terjadi karena fasilitas belajar dalam arti luas menurut Program Akta Mengajar V B (Depdikbud, 1998 : 1), adalah sarana yang memuat bahan-bahan belajar dan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola materi pelajaran, sehingga kegiatan belajar mengajar mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang telah ditetapkan. Alasan penggunaan media bangun ruang adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan media bangun ruang membuat siswa akan lebih terfokus pada materi yang diajarkan karena siswa dapat melihat dan mempraktekkan secara langsung media pembelajaran yang kongkret sesuai dengan tingkat berpikir anak. 2. Penggunaan media bangun ruang membuat guru lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran karena guru menggunakan media pembelajaran yang lebih kongkret yang dapat melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran. 3. Membuat peserta didik aktif karena siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Alasan peneliti memilih judul penggunaan media bangun ruang untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2008 / 2009 adalah sebagai berikut: 1. Banyak siswa di SD Negeri Tenggak 2, khususnya siswa kelas IV banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya masih rendah. 2. Masih rendahnya tingkat kesadaran guru untuk menggunakan media pembelajaran dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika. 3. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi bangun ruang. 4. Terbatasnya ketersediaan media pembelajaran di sekolah pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka perlu mengadakan penelitian dengan judul : “Penggunaan Media Bangun Ruang untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo
Kabupaten Sragen
Tahun
Pelajaran 2008 / 2009 .”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bahwasanya di SD Negeri Tenggak 2 khususnya kelas IV banyak siswa yang masih merasakan bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit, sehingga mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa. 2. Masih dirasakan perlu adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi secara individual mapun kelompok untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. 3. Media belajar
yang bervariasi dan lengkap dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. 4. Pelajaran matematika memerlukan alat peraga atau media pembelajaran yang memadai agar tercipta kepahaman anak pada materi yang diperlajarinya.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
uraian
latar belakang dan
identifikasi
masalah maka
pembatasan masalah sebagai berikut : 1. penelitian
ini
terbatas
pada
prestasi
belajar
matemaika
dengan
menggunakan media bangun ruang balok dan kubus 2. Penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2
D. Perumusan Masalah Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
1.
Apakah pembelajaran dengan media bangun ruang dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas IV SD ?
2.
Apakah pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang, dapat meningkatkan minat pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD.
2.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang, dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas IV SD.
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bukti dalam bidang pengajaran, bahwa media pembelajaran dengan bangun ruang yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dapat mempengaruhi hasil belajar yang dihasilkan oleh anak. Dengan demikian dapat memberikan sumbangan, pandangan dan masukan untuk mengemukakan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengajaran matematika.
2.
Secara Praktis
a. Bagi Guru Memberikan masukan bagi guru bahwa media pembelajaran dengan bangun ruang sangat membantu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi Peserta Didik Para peserta didik dapat merasakan betapa besar pengaruh media pembelajaran dengan bangun ruang dalam upaya peningkatan prestasi belajarnya. Sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
mereka merasa membutuhkan dan tertarik untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru. c. Bagi Sekolah 1. Memberikan masukan kepada sekolah agar dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah harus mau dan mampu dalam memperhatikan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar termasuk faktor yang berasal dari luar diri siswa. 2. Memberikan masukan untuk Kepala Sekolah atau Penilik Sekolah dalam rangka pembinaan terhadap guru-guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori Suatu penelitian berlandaskan teori adalah sangat penting, sebab hasil dari penelitiannya dapat dipertanggungjawakan keilmiahannya. Landasan teori dapat diartikan pula sebagai konsep dari ilmu yang dijadikan dasar dalam melaksanakan penelitian, teori-teori konsep dan generalisasi yang dapat memberikan kerangka penelitian yang sistematis, sehingga semua langkah dalam aktivitas penelitian yang ditempuh akan sistematis pula. Dalam penelitian ini sebagai teori akan dibahas antara lain sebagai berikut :
1. Tinjauan Tentang Minat a. Pengertian Minat Menurut Slameto dalam (TomiDarmawan,2007) yang menyatakan “bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar minatnya”. Suyanto (1969:9) memandang minat sebagai pemusatan perhatian yang tidak sengaja yag terlahir dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungan. Winkel (1987:105) menyatakan “bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap.Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso,1995 : 68).
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144). Kesimpulan dari beberapa definisi di atas tentang minat, bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. b. Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu seperti faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga, sekolah, masyarakat. Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar tersebut. a. Faktor-faktor Intern : 1) Faktor Biologis a) Faktor Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian halnya jika kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kuarang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
b) Cacat Tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bias mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu. c) Faktor Psikologis
:
Ada banyak faktor psikologis, tapi disini penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi ini, faktor-faktor tersebut adalah : (1)
Perhatian Untuk mencapai hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat belajarpun rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah belajar, dan bias jadi siswa tidak lagi suka belajar. Agar siswa berminat dalam belajar, usahakanlah bahan atau materi pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya usaha tersebut adalah dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan tepat dengan materi pelajaran.
(2) Kesiapan Kesiapan menurut James Drever adalah, Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, seperti halnya jika kita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu memahami atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran tersebut. Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil jika tarif pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atai rohaninya telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik dari pada anak yang belum ada kesiapan. (3) Bakat atau Intelegensi Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi. Bakat bisa mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi,
umumnya
mudah
belajar
dan
hasilnyapun
cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami kesukaran dalam belajar. Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap minat belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan orang yang memiliki “IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang, agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
b. Faktor-faktor eksternal : Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut akan membahas ketiga faktor tersebut. 1) Faktor Keluarga Minat belajar siswa bias dipengaruhi oleh keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut : (a) Cara orang tua mendidik Cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya (acuh tak acuh terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias jadi anaknya tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya pun tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya. Mendidik anak tidak baik jika terlalu dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan orang tua, yang sangat berperan penting akan keberhasilan bimbingan tersebut. (b) Suasana rumah Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga, dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana
rumah
yang
tegang,
commit to user
ribut,
sering
cekcok,
bisa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam belajarnya. Dan akibatnya anak tidak semangat dan bosan belajar, karena terganggu oleh hal-hal tersebut. Untuk memberikan motivasi yang mendalam pada anak-anak perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh kasih sayang supaya anak tersebut betah dirumah dan bias berkonsentrasi dalam belajarnya. (c) Keadaan Ekonomi Keluarga Dalam kegiatan belajar, seorang anak kadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar seperti buku, alatalat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang, jika fasilitas tersebut tidak dapat dijangkau oleh keluarga. Ini bias menjadi faktor penghambat dalam belajar tapi sianak hendaknya diberi pengertian tentang hal itu. Agar anak bias mengerti dan tidak sampai mengganggu belajarnya. Tapi jika memungkinkan untuk mencukupi fasilitas tersebut, maka penuhilah fasilitas tersebut, agar anak bersemangat senang belajar. 2) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah. (a) Metode mengajar Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang menguasai materi-materi kurang persiapan, guru tidak menggunakan variasi dalam menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak berhasil dalam menguasai materi pelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru hendaknya menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
metode mengajar yang tepat, efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan materi. (b) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat bahwa system intruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan baik, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhankebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. (c) Pekerjaan rumah Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah. Merupakan momok penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan adalah belajar siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan yang lain. Untuk menghindari kebosanan tersebut guru janganlah terlalu banyak memberi tugas rumah (PR), berilah kesempatan siswa unuk melakukan kegiatan yang lain, agar siswa tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar. 3) Faktor masyarakat Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, berikut ini penulis
membahas
beberapa
faktor
mempengaruhi minat belajar siswa, yakni :
commit to user
masyarakat
yang
bisa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
1) Kegiatan dalam masyarakat Disamping belajar, anak juga mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah terlanjur senang dalam organisasi atau kegiatan dimasyarakat, dan perlu diingatkan tidak semua kegiatan dimasyarakat berdampak baik bagi anak. Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya, supaya jangan atau tidak hanyut dalam kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang belajar anak. Jadi orang tua hendaknya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan orang tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang mendukung semangat belajarnya seperti kursus bahasa Inggris, dan komputer. 2) Teman bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Jika teman bergaulnya jelek pasti mempengaruhi sifat yang jelek pada diri siswa. Seyogyanya orang tua memperhatikan pergaulan anak-anaknya, jangan sampai anaknya berteman dengan anak yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan, usahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik yang bisa memberikan semangat belajar yang baik. Tugas orang tua hanya mengontrol dari belakang jangan terlalu dan jangan terlalu dibebaskan yang bijaksana saja, agar siswa tidak terganggu dan terhambat belajarnya. Masih banyak pengaruh-pengaruh eksternal minat belajar siswa lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi, untuk itu usahakan lingkungan disekitar kita itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap siswa/anak, sehingga anak terdorong atau bersemangat belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
c. Indikator-indikator Minat Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com ada beberapa indikatorindikator minat belajar siswa sebagai berikut : 1) Pengalaman belajar Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran tersebut baik seperti prestasi belajar. 2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik. 3) Pokok pembicaraan Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan berprestasi. 4) Buku bacaan (buku yang dibaca) Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya. 5) Pertanyaan Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar terhadap pelajaran tersebut. Dengan adanya indikator-indikator di atas, seorang guru bisa mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak berminat untuk belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi ataumembangkitkan
minat
siswa
tersebut,
menggunakan variasi gaya mengajar.
commit to user
diantaranya
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
d. Peranan Minat Belajar Menurut artikel di http://zanikhan.multiply.com ada beberapa peranan minat dalam belajar antara lain : a) Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar b) Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar c) Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru d) Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif e) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi /pelajaran
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar a. Pengertian Pretasi Belajar Prestasi belajar adalah suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor. (Winkel, 2005 : 532) Menurut Muhibbin Syah (2004: 118), “prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai atau yang telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu kecakapan dan kepandaian “ (Lukman Ali, dkk, 1995: 768). Menurut Oemar Hamalik ( 2007: 159) disebutkan bahwa prestasi belajar menunjuk pada adanya derajad perubahan tingkah laku siswa. Sedangkan Marsun dan Martaniah dalam Sia Tjundjing (2000:71) berpendapat bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik. Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Menurut Bukhori (1997: 85) menyatakan bahwa "prestasi belajar adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil balajar berupa angka, huruf serta tindakan hasil belajar yang dicapai". Menurut Zaenal Arifin (1998: 3) menyatakan bahwa "prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal". Berdasarkan pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah segala hasil usaha dari segala macam kegiatan belajar yang dapat menghasilkan perubahan pengetahuan sikap dan tingkah laku yang berupa nilai. Adapun tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang tidaklah sama. Ada siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi adapula yang memiliki prestasi belajar yang rendah, tergantung bagaimanakah siswa itu dalam belajarnya. Siswa yang sungguh-sunggguh dalam belajarnya akan mendapat prestasi yang baik dan memuaskan, dan siswa tersebut akan lebih baik dan giat dalam belajarnya. Berbeda dengan siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam belajarnya akan mendapatkan prestasi belajar yang buruk sehingga tidak memuaskan hatinya. b. Cara Mengukur Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar seorang siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru dalam pelaksanaan penilaiannya dapat melalui ulangan harian, pemberian tugas, dan ulangan umum. (Suharsimi Arikunto, 2002 :29). Agar lebih jelas terhadap alat evaluasi tersebut maka dijelaskan sebagai berikut : 1) Teknik Tes Teknik tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemam-puan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002 : 29). Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
a) Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan
siswa
sehingga
berdasarkan
kelema-han-kelemahan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. b) Tes Formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. c) Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum setiap akhir catur wulan (Suharsimi Arikunto, 2002: 36) 2) Teknik Non Tes Teknik non tes adalah sekumpulan pertanyaan yang jawabannya tidak memiliki nilai benar atau salah sehingga semua jawaban responden bisa diterima dan mendapatkan skor. a) Skala bertingkat (rating scale) Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. b) Kuesioner (questionair) Kuesioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden untuk mengetahui keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap, atau pendapatnya. c) Daftar cocok (Check list) Merupakan deretan pertanyaan (yang biasanya singkat) dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (9) di tempat yang telah disediakan. d) Wawancara Merupakan
suatu
metode
atau
cara
yang
digunakan
untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
e) Pengamatan Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. f) Riwayat Hidup Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya (Suharsimi Arikunto, 2002: 27).
3. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran Bangun ruang
a. Pengertian Media Belajar Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium" yang secara harafiah mempunyai arti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Djamarah
(2008 : 120) memberi batasan media dengan
sangat luas sehingga mencakup semua alat komunikasi. Media adalah semua saluran pesan yang dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dari seseorang ke orang lain yang tidak ada di hadapannya. Selanjutnya Djamarah (2008: 121) menjelaskan media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Astleitner dkk (2004) dalam penelitian yang berjudul An Integrated Model of Multimedia Learning and Motivation, dengan masalah penelitian faktor apasajakah yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan pelajaran berbasis media?. Hasil kesimpulan dalam penelitian bahwa faktor utama yang harus dipertimbangkan saat mengembangkan pelajaran berbasis multimedia adalah adanya rancangan penggunaaan media dan adanya catatan kinerja yang harus disiapkan oleh pengajar. Mbarika dkk (2003) dalam penelitian yang berjudul Using a multimedia case study approach to communicate information technology concepts at the graduate level--the impact of learning driven constructs. Adapun permasalahan dalam penelitian guna menyelidiki pengaruh buku
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
panduan pembelajaran multi media pada keberhasilan studi. Hasil kesimpulan dalam penelitian bahwa semua material panduan yang digunakan untuk pembelajaran multimedia menjadi sangat menolong dalam pemahaman isu teknis pembelajaran berbasis multimedia. MC. Kenzie (2007) dalam penelitian yang berjudul The Use of Learning Media Assessments with Students Who Are Deaf, digunakan untuk menyelediki pengambilan proses keputusan yang digunakan para siswa yang lemah penglihatannya dengan media deaf-blind. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa penggunaan penilaian media pelajaran yang sangat mengembirakan terhadap prestasi yang dihasilkan oleh siswa. Gibson (2004) dalam artikel yang berjudul implications for research in distributed learning media menyatakan bahwa riset dan pengembangan itu dalam bidang ini akan bermanfaat bagi dari studi yang terperinci pemanfaat model alternatif yang berkaitan dengan media pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu perantara atau alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa. Dalam mengajar guru dituntut agar mampu menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan baik. Selain itu guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode dan media pembelajaran dengan tepat. Banyak cara yang dapat dipergunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Salah satu cara yang dapat dipergunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan media belajar. Pembelajaran dengan media belajar, maksudnya adalah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari pembelajaran dengan alat bantu adalah memudahkan guru dan siswa dalam mempelajari dan memahami materi pelajaran yang akan diajarkan. Media belajar akan sangat mudah sekali penggunaanya apabila dipersiapkan, dirancang dan dipergunakan sebagai alat bantu sendiri. Dalam pembuatan alat peraga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
untuk memilih, mempersiapkan bahan, pengayaan atau penjelasan. Pergunakan kesempatan yang baik dalam menggunakan alat peraga sehingga ada respon yang positif dari siswa, sehingga dapat melatih daya pikir dan perkembangan siswa.
b. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran meliputi segala yang berupa sarana, prasarana, dan fasilitas yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pelajaran kepada subyek didik untuk memperjelas, memperlancar, dan lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam proses pembelajaran digunakan media pengajaran. Penggunaan media dalam proses pembelajaran perlu persiapan yang cukup. Kesalahan yang sering terjadi ialah timbulnya anggapan bahwa dengan media pembelajaran, guru tidak perlu membuat persiapan mengajar lebih dahulu. Justru sebaliknya dalam hal ini guru dituntut untuk melakukan persiapan dengan cermat dengan mempelajari bahan dalam buku sendiri, mempersiapkan bahan, pengayaan dan penjelasan. Media pembelajaran hendaknya tidak sekedar menjadi selingan, hiburan, atau pengisi waktu, tetapi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan klasifikasinya, maka jenis-jenis media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: (1) Media Grafis, (2) Media Gambar dan Ilustrasi Fotografi, (3) Media Bendanya, (4) Media Proyeksi, dan (5) Media Audio. (The Liang Gie, 2004 : 95) Mengingat beraneka ragamnya media pembelajaran yang masingmasing mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, maka kita harus berusaha memilih dengan cermat agar dapat digunakan secara tepat. Dengan kata lain tidak ada suatu media yang lain untuk mencapai segala macam hasil yng diharapkan dan untuk segala jenis pelajaran. Dari berbagai penelitian di bidang media dan desain sistem intruksional, yang dapat dirumuskan hanyalah pedoman umum atau pedoman pokok untuk melakukan berdasarkan berbagai macam variabel yang terdapat dalam suatu sistem intruksional.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
c. Media Pembelajaran Bangun Ruang Menurut sumber internet di www.gufroners.blogspot.com bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV adalah kubus dan balok. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas VI dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan bangun ruang, seperti : kubus, balok dan tabung. Menurut sumber internet www.makalahkumakalahmu.wordpress.com. geometri mempunyai harfiah yaitu pengukuran bumi; geometri merupakan perhitungan luas dan volume. Geometri digunakan untuk membangun piramida, geometri digunakan untuk astronomi dan perhitungan kalender. Geometri akan dipelajari secara informasi dan intuisi. Geometri adalah bagian dari matematika yang membahas mengenai titik, bidang dan ruang. Sudut adalah besarnya rotasi antara dua buah garis lurus; ruang adalah himpunan titik- titik yang dapat membentuk bangun- bangun geometri; garis adalah himpunan bagian dari ruang yang merupkan himpupnan titik- titik yang mempunyai sifat khusus; bidang adalah himpunan- himpunan titik- titik yang terletak pada permukaan datar, misalnya permukaan meja (Negoro,2003:1) . Daryanto (1997: 232) mengemukakan bahwa Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari tentang ilmu ukur. Geometri ruang mempelajari tentang bentuk, letak dan sifat- sifat berbagai bangun geometri. Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume geometri yang tidak terletak pada satu bidang datar. Titik, garis dan bidang merupakan unsur pembangun geometri ruang berdimensi tiga. Menurut artikel di internet di http://id.wikipedia.org/wiki/Bangun ruang" Bangun ruang adalah bangun matematika yang mempunyai isi ataupun volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Pembelajaran geometri merupakan hal yang sangat penting karena pembelajaran geometri sangat mendukung banyak topik lain, seperti vektor, dan kalkulus, dan mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Kennedy & Tipps (1994:387) menyatakan bahwa dengan pembelajaran geometri mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan mendukung banyak topik lain dalam matematika. Macam – macam bangun ruang : 1.
Kubus
• Rusuk adalah ruas garis yang terdapat pada bangun ruang. Contoh : KL,LM,MN,NK,KO,LP,MQ,NR,OP,PQ,QR,RO • Sisi adalah permukaan dari bangun ruang Contoh : KLMN,OPQR,KNRO,LMQP,KLPO,NMQR • Titik sudut adalah titik yang merupakan pertemuan beberapa rusuk Contoh : K,L,M,N,O,P,Q,R Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang kongruen dan tiap – tiap sisi berbentuk persegi. Sifat – sifat kubus antara lain : a. Memiliki 12 rusuk, 6 sisi, dan 8 titik sudut b. Keenam sisinya sama besar Sisi KLMN = OPQR = KNRO = LMQP = KLPO = NMQR c. Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( // ) artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan,yaitu : Sisi bawah KLMN // Sisi atas OPQR Sisi kiri KNRO // Sisi kanan LMQP Sisi depan KLPO // Sisi belakang NMQR d. Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar ( // ) artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan ,yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Rusuk KL // rusuk MN // rusuk RQ // rusuk OP Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR e. Kedua belas rusuknya sama panjang,yaitu : Rusuk KL = LM = MN = NK = KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = QR = RO Jaring-jaring kubus adalah kubus yang sebagian rusuk-rusuknya di gunting dan sebagian sisinya direbahkan sehingga menjadi suatu bangun datar. Kubus mempunyai beberapa macam jaring-jaring tergantung rusuk yang digunting. Contoh :
2.
Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh tiga pasang sisi yang sepasang – sepasang kongruen. • Rusuk adalah ruas garis yang terdapat pada bangun ruang. Contoh : AB,BC,CD,DA,AE,BF,CG,DH,EF,FG,GH,HE • Sisi adalah permukaan dari bangun ruang Contoh : ABCD,EFGH,ADHE,BCGF,ABFE,DCGH • Titik sudut adalah titik yang merupakan pertemuan beberapa rusuk Contoh : A,B,C,D,E,F,G,H Sifat – sifat balok antara lain : a. Memiliki 12 rusuk,6 sisi dan 8 titik sudut b. Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya,yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Sisi bawah ABCD = Sisi atas EFGH Sisi kiri ADHE = Sisi kanan BCGF Sisi depan ABFE = Sisi belakang DCGH c. Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( // ),yaitu : Sisi bawah ABCD // Sisi atas EFGH Sisi kiri ADHE // Sisis kanan BCGF Sisi depan ABFE // Sisi belakang DCGH d. Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH e. Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk HG Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH Rusuk AD // rusuk BC // rusuk FG // rusuk EH Jaring-jaring balok adalah balok yang sebagian rusuk-rusuknya digunting dan sebagian sisinya direbahkan sehingga menjadi suatu bangun datar. Balok mempunyai beberapa macam jarring-jaring, tergantung rusuk yang digunting.
Contoh :
Arnis Kamar (2002:18) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
“ (a) Dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minat dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkret, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) Media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) Siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e) Konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian. Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika. Namun
dalam
menggunakan
media
pelaksanaan yang
guru
cocok
hendaknya
untuk
memilih
menyampaikan
dan materi
pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik, mental dan sosial, dalam pembelajaran. Sejalan dengan pendapat para ahli diatas penulis, penulis akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.:
a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka. b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun ruang berongga untuk menunjukkan sisi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk. d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut. Beberapa contoh alat peraga yang digunakan dalam alat peraga bangun ruang. 1.
Model Balok Masif Model Balok Masif digunakan untuk menanamkan pengertian “balok”. Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang berbentuk persegi panjang. Yaitu dengan mewujudkan sisi- sisi balok yang berupa persegi panjang, kemudian siswa dapat diajak menemukan bahwa balok mempunyai enam sisi.
2. Model Balok Berongga Model Balok Berongga dapat digunakan untuk menanamkan pengertian “balok adalah ruang yang terdiri dari enam daerah persegi panjang dengan susunan tertentu”. Model Balok Berongga juga dapat digunakan untuk memperlihatkan titik sudut yang ada pada balok.
3. Model Balok Kerangka Model Balok Kerangka digunakan untuk memperlihatkan rusuk-rusuk balok, untuk menunjukkan dengan peragaan kepada siswa rusuk- rusuk yang saling sejajar dan rusuk- rusuk yang saling berhadapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
4. Model Kubus Masif Model Kubus Masif digunakan untuk menanamkan pengertian “kubus”. Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh enam sisi yang berbentuk persegi. Yaitu dengan mewujudkan sisi- sisi kubus yang berupa persegi, kemudian siswa dapat diajak menemukan bahwa kubus mempunyai enam sisi yang sama.
5. Model Kubus Berongga Model Kubus Berongga dapat digunakan untuk menanamkan pengertian “kubus adalah ruang yang terdiri dari enam daerah persegi dengan susunan tertentu”. Model Kubus Berongga juga dapat digunakan untuk memperlihatkan titik sudut yang ada pada kubus.
6. Model Kubus Kerangka Model Kubus Kerangka digunakan untuk memperlihatkan rusuk-rusuk kubus, untuk menunjukkan dengan peragaan kepada siswa rusuk- rusuk yang saling sejajar dan rusuk- rusuk yang saling berhadapan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian adalah alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan,yang dimulai dari benda – benda konkrit lalu ke benda semi konkrit sehingga pada akhirnya siswa memiliki pengetahuan tentang bangun ruang yang sudah bersifat abstrak yang di dalam pikiran tiap–tiap siswa sebagai contohnya antara lain : 1. Pengenalan Balok yang meliputi pengertian dan sifat – sifat balok, menggunakan media tempat batang korek api dan gambar balok. 2. Pengenalan Kubus yang meliputi pengertian dan sifat – sifat kubus, menggunakan media tempat kapur dan gambar kubus. 3. Pengenalan tabung, menggunakan kaleng minuman dan gambar tabung.
B. Kerangka Berpikir
Minat belajar matematika siswa SD Kelas IV SD Negeri Tenggak 2 rendah sehingga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa terhadap pelajaran tersebut. Menurunnya minat dan prestasi belajar siswa disebabkan karena selama ini dalam proses pembelajaran guru sangat jarang sekali menggunakan media pembelajaran untuk menyampaikan materi yang diajarkan terhadap pelajaran tersebut. Selain itu menurunnya minat dan prestasi belajar siswa disebabkan karena guru hanya menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah. Kurangnya minat anak terhadap pelajaran matematika dan rendahnya prestasi belajar perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru secara cepat dan tepat. Minat belajar anak perlu kita tingkatkan, karena minat belajar mempunyai peranan penting antara lain : a) Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar b) Menimbulkan
kegembiraan
atau
perasaan
senang
dalam
belajar
c) Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan guru d) Melahirkan
sikap
belajar
yang
positif
dan
kontruktif
e) Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi / pelajaran Banyak pendekatan yang dapat dikembangkan oleh guru agar mampu membantu kesulitan belajar matematika yang dialami oleh anak. Salah satu model
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
pembelajaran
yang
dapat
dikembangkan
adalah
pembelajaran
dengan
menggunakan media bangun ruang. Dengan pembelajaran menggunakan media bangun ruang dapat mengkonkretkan cara berpikir anak, sehingga anak dapat melihat dan memegang media tersebut secara langsung sehingga akhirnya anak tertarik dan mampu memahami materi pelajaran matematika yang diajarkan oleh guru. Media Bangun ruang yang digunakan adalah media bangun ruang balok dan kubus masif, balok dan kubus berongga, balok dan kubus kerangka. Balok dan kubus masif untuk mengajarkan sisi – sisi balok dan kubus. Balok dan kubus berongga untuk mengajarkan titik sudut, Balok dan kubus kerangka untuk mengajarkan rusuk.Berdasarkan uraian di atas maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 1 berikut:
Guru menggunakan
Kondisi awal
Pembelajaran konvensional dan mendominasi kelas
Siswa : Minat dan Prestasi belajar matematika rendah Siklus I menggunakan media gambar
Tindakan
Dalam pembelajaran guru menggunakan media bangun ruang
Siklus II guru menggunakan media balok dan kubus masif
Melalui penggunaan media bangun ruang Kondisi akhir
dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
Siklus III guru menggunakan media balok dan kubus massif, berongga dan kerangka
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Dalam Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
C. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka rumusan hipotesis sebagai berikut : 1. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun ruang dapat meningkatkan minat belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009. 2. Penggunaan media pembelajaran bangun ruang dapat meningkatan prestasi belajar matematika pada pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Desa Ngagel , Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen. Alasan memilih tempat penelitian adalah sebagai berikut : a. Peneliti ingin meningkatkan pemahaman konsep bangun ruang dalam belajar Matematika, siswa kelas IV melalui penggunaan media. b.
Di SD Negeri Tenggak 2 mata pelajaran Matematika dalam setiap tes semester pencapaian nilainya sangat kurang.
c.
Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan penelitian.
d.
Sekolah bersedia memberikan data yang peneliti perlukan
e.
Kondisi sekolah dan kelas beserta materi pelajaran telah dipahami dan diketahui peneliti sebelumnya. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Februari 2009 sampai
dengan bulan Juni 2009. Secara rinci dapat dipaparkan pada tabel 1 : Tabel 1. Jadwal Penelitian N o
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan Pebruari
Maret
1 Pembuatan Proposal 2 Perencanaan 3 Persiapan 4 Monitoring 5 Pelaksanaan PTK 6 Perbaikan 7 Seminar Hasil 8 Penyusunan Laporan
commit to user 33
April
Mei
Juni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1.
Bentuk Penelitian
Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan dilapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 2.
Strategi Penelitian
Pada strategi penelitian ini langkah-langkah yang diambil adalah strategi tindakan kelas model siklus karena objek penelitian yang diteliti hanya satu kelas. Karena data yang akan diperoleh/dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan jenis penelitianya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun alasan mengadakan penelitian tindakan kelas adalah : 1) PTK mengkaji masalah pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru, 2) PTK dilaksanakan sendiri oleh guru sehingga akan dapat meningkatkan pemahaman diri siswa untuk membuat perubahan yang lebih baik, 3) memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru kelas IV. Adapun rancangan penelitiannya sebagai berikut : a. Perencanaan b. Tindakan c. Pengamatan / observasi d. Refleksi Dari rancangan penelitian tersebut dapat dibuat diagram siklus pada gambar 2 berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/ Observasi Perbaikan Rencana Refleksi
Tindakan/ Observasi
Perbaikan Rencana
Refleksi
Tindakan/ Observasi Dan seterusnya Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, 2006: 105)
Tahap-tahapan di atas digambarkan sebagai siklus, yang dapat dilanjutkan siklus berikutnya secara ulang sampai permasalahan yang dihadapai dapat teratasi/terpecahkan. Pada tahap perencanaan berisi rencana pembelajaran yang disiapkan sebelum pelaksanaan tindakan. Kemudian dilakukan tindakan sebagai implementasi perencanaan. Tahap observasi, guru melakukan pengamatan terhadap perilaku/aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pada tahap refleksi, guru mengadakan evaluasi dan analisa terhadap hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan dan kekurangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru (peneliti) sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas siklus berikutnya yaitu tiga siklus. Teknik analisa yang digunakan untuk menganalisis data-data yang dikumpulkan adalah analisis kritis, yakni mulai mengungkapkan kelemahan dan kelebihan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil analisis dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada.
C. Sumber Data Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain : 1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas IV serta wali kelas IV. 2. Arsip nilai ulangan harian. 3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang 4. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.
D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data yang dipergunakan : 1. Wawancara Langsung Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang. Interview adalah metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan jalan melakukan tanya jawab langsung dengan subyek penelitian. Sugiyono (2002: 75) mengatakan bahwa : “Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Sedangkan Nasution, (2003: 113) dalam salah satu bukunya menyatakan bahwa : "Interview adalah merupakan metode yang bersifat langsung dan merupakan suatu bentuk komunikasi verbal, semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi." Adapun pengertian interview menurut Marzuki (2002: 62) merupakan cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berdasarkan kepada tujuan penelitian. Dalam setiap interview selalu ada dua pihak, yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan yakni : a. Interviewer sebagai pengejar informasi (information hunter) yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan, meminta penjelasan dan menggali keterangan– keterangan yang lebih mendalam. b. Interview sebagai pemberi informasi (Information Supplyer respondent). Melalui wawancara atau interview dapat diperoleh berbagai keterangan dan data yang diperlukan dalam suasana penelitian. Dalam penelitian ini metode wawancara, digunakan khususnya pada kepala sekolah, Wali Kelas IV, mengenai pembelajaran dan sejarah SD Negeri Tenggak 2 serta hal-hal lain yang terkait dengan penelitian ini. Jenis interview atau wawancara menurut keperluan pengumpulan data yang digunakan ada 3 yaitu : a. Interview
terpimpin
yaitu
suatu
interview
yang
dilakukan
dengan
menggunakan pedoman yang memimpin jalannya tanya jawab ke satu arah yang telah ditetapkan dengan tegas. b. Interview tak terpimpin yaitu suatu interview yang dilakukan tanpa adanya kesengajaan dari interview untuk mengarahkan tanya jawab pada pokokpokok persoalan yang menjadi inti penyelidikan. c. Interview bebas terpimpin yaitu interview yang dilakukan secara bebas dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan lebih dahulu. Sehingga susunan menjadi lebih wajar dan dapat memperoleh data yang mendalam. Cara ini dipandang lebih obyektif dan wajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Teknik ini dipergunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang kondisi anak sebelum pembelajaran dengan alat peraga maupun setelah pembelajaran dengan media pembelajaran dengan bangun ruang. 2. Observasi Langsung Digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala yang akan diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta kondisi sekolah yang menjadi subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi adalah teknik perolehan data dengan menggunakan mata secara langsung tanpa ada pertolongan alat standart untuk keperluan tersebut (Marzuki, 2002: 58). Sedang menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 220) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Agar observasi ini dapat dipergunakan secara efektif maka harus mempunyai kriteria sebagai berikut: a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. b. Pengamatan
harus
berkaitan
dengan
tujuan
penelitian
yang
telah
direncanakan. c. Pengamatan tersebut dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya. Pengumpulan data dengan observasi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain : a. Data yang diperoleh langsung dari perilaku yang tipikal dari objek, dapat dicatat segera dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. b. Data yang diperoleh dapat dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal maupun yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
c. Pencatatan dapat dilakukan pada waktu terjadinya peristiwa atau terlihatnya gejala tertentu d. Tidak tergantung pada jawaban responden, sehingga lebih objektif dan lebih teliti. Selain keunggulan tersebut di atas metode observasi juga memiliki kelemahan antara lain : a. Memerlukan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan pengamatan langsung terhadap suatu kejadian. b. Pangamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung. c. Ada kegiatan yang tidak mungkin diperoleh dengan pengamatan. Observasi langsung digunakan untuk mengadakan penelitian terhadap gejala-gejala yang akan diselidiki tanpa menggunakan alat terutama pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun ruang serta kondisi sekolah yang menjadi subjek penelitian. 3. Dokumentasi Digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen . Dokumentasi berasal dari kata dokument (Bahasa Inggris) yang artinya dokumen sedang “dokumen yang berasal dari kata documentun (Bahasa Latin) berarti tertulis atau tercetak yang dapat dipakai sebagai bukti keterangan” studi dokumentasi merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan menggunakan dokumen – dokumen sebagai sumber data (Dewa Ketut Sukardi, 2004 : 165) Dengan melihat dan mengetahui asal dan arti kata documentasi maka penulis ingin menjelaskan arti daripada
documentasi. Documentasi adalah
membuat catatan atau membuat keterangan – keterangan tertulis ataupun tercetak yang dijadikan dokumen. Dalam pengumpulan data yang menggunakan metode documentasi berarti suatu cara mengumpulkan data dengan mengambil data dari sumber-sumber dokumen. Document yang dimaksud adalah suatu catatan atau keterangan –
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
keterangan baik tertulis atau tercetak, yang menunjukkan tentang peristiwa atau kejadian – kejadian masa yang lampau sehingga dapat memberikan berbagai macam keterangan. Bahan yang dianggap atau dijadikan sebagia dokumen, misalnya bukubuku, foto-foto catatan dan sebagainya, maka dalam penelitian ini, penulis mengadakan penyelidikan terhadap catatan – catatan mengenai keadaan murid, hasil prestasi belajar murid dan waktu tertentu. Dengan melalui metode dokumentasi inilah didapatkan keterangan – keterangan dan dapat mengumpulkan data mengenai keadaan murid, masalahmasalah yang penulis perlukan lewat dokumen yang tersimpan. Di dalam penyelidikan ini data diperoleh melalui daftar induk siswa yang tersimpan di kantor guru SD Negeri Tenggak 2 tahun pelajaran 2008/2009. Pengambilan data dengan metode dokumen memiliki kebaikan dan kekurangan antara lain : a. Kebaikan Metode Dokumentasi : 1) Lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya karena data yang diperlukan sudah tersedia dan sudah tertulis rapi. 2) Dengan dokumentasi dapat diketahui hasil prestasi belajar anak pada masa yang lalu. 3) Dokumentasi dapat dijadikan bukti administratif yang nyata. 4) Dengan dokumentasi dapat mengetahui peristiwa-peristiwa pada masa yang telah lalu. b. Kekurangan Metode Dokumentasi : 1) Data yang bersifat dokumen, mungkin kurang obyektif. 2) Pada umumnya observer tidak dapat mengamati obyeknya secara langsung. 3) Nilai yang dibuat atau yang diperoleh dari dokumen kurang dapat dipercaya, karena nilainya dapat berubah. Usaha – usaha untuk mengatasi kekurangan – kekurangan metode dokumentasi. a. Mengadakan observasi secara langsung terhadap proses belajar dan mengajar. b. Mengadakan interview dengan guru dan murid.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
c. Mengadakan tes untuk membuktikan kemungkinan – kemungkinan yang tidak obyektif tadi. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa nama responden penelitian, sejarah perkembangan SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. 4. Tes Tes adalah suatu seri pertanyaan atau soal yang harus dijawab
atau
dipecahkan yang dapat digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Winkel, 2005 : 548). Adapun wujud tes dapat berupa tiga macam yaitu : a. Tes diagnosis yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. b. Tes Formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran. c. Tes Sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian, dan sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum setiap akhir catur wulan (Winkel, 2005 : 541 - 543). Selain wujud tes di atas berdasarkan bentuknya tes dapat dibedakan menjadi : a. Tes subyektif b. Tes obyektif c. Tes menjodohkan d. Tes isian (Winkel, 2005 : 548) Agar lebih jelas terhadap permasalahan tersebut maka dijelaskan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
a. Tes Subyektif Tes subyektif, yang pada umumnya berbentuk essay. Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Adapun ciri-ciri pertanyaan dalam bentuk tes essay adalah selalu didahului dengan kata-kata sebagai berikut : uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan. b. Tes obyektif Tes obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif. Tes objektif disusun dengan maksud untuk mengatasi kelemahankelemahan dari tes bentuk essay. Ciri dari bentuk tes objektif adalah jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes essay. Adapun macammacam tes obyektif bisa berupa : 1) Tes benar-salah (true-false) 2) Tes pilihan ganda (multiple choise test). c. Menjodohkan (matching test) Matching
test
dapat
kita
ganti
dengan
istilah
mempertandingkan,
mencocokkan, memuaskan atau menjodohkan. Matching test terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan
jwaban-jawaban
sehingga
sesuai
atau
cocok
dengan
pertanyaannya. d. Tes Isian (completion test) Complein test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yanmg dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid. Dalam penelitian ini bentuk tes yang digunakan adalah tes isian (completion test) dengan jumlah item soal sebanyak 10, serta tiap item soal memliki bobot nilai 10, sehingga skor total berjumlah 100. Sedangkan sistem penilaiannya adalah jumlah skor yang diperoleh merupakan nilai siswa, sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
bila seorang siswa mampu mengerjakan ke-10 item soal tersebut dengan benar maka nilai anak tersebut adalah 100. Metode tes ini dipergunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar Matematika siswa kelas IV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara langsung, observasi langsung, dokumentasi dan tes. Metode wawancara langsung digunakan untuk mengetahui secara mendalam tentang keadaan siswa dan sekolah. Metode observasi digunakan untuk mengamati secara langsung keadaan siswa dan sekolahan dan untuk mengetahui minat siswa terhadap media bangun ruang selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data – data yang mendukung penelitian seperti data murid, nilai murid, foto dan rekaman. Metode tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes formatif dalam bentuk isian. Metode tes digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan.
E. Validitas Data Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau di teliti. Dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan triangulasi data, dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksudkan dengan kedua hal tersebut adalah : 1.
Triangulasi data artinya data dan informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan di uji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda.
2.
Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan wawancara yang mendalam pada informan yang sama dan hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh lewat beberapa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
teknik penggumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data Menurut H.B. Sutopo (2003: 18) “Dalam proses analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut adalah : 1) data reduksi; 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi”. Dengan demikian maka dalam tahapan ini ada tiga komponen pokok yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Reduksi
data
yaitu
proses
menyeleksi
data
awal,
memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi adalah sesuatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan akhir penelitian selesai ditulis. 2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan tabel. 3. Penarikan kesimpulan, dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang akurat, maka peneliti tidak segan – segan untuk melakukan penyimpulan ulang. Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka, namun demikian semakin lama meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Dalam penelitian ini digunakan model induktif interaktif. Model analisis ini memiliki tiga komponen pokok analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
bergerak di antara empat komponen (termasuk proses pengumpuan data) selama proses pengumpulan data berlangsung. Kemudian setelah pengumpulan data peneliti bergerak diantara tiga komponen pokok yaitu, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini : Pengumpulan Data
Reduksi data
Sajian data
Penarikan kesimpulan Gambar 3. Model Analisis Jalinan (mengalir) (H.B Sutopo, 2003 : 95).
G. Prosedur Penelitian 1. Persiapan Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah mendata seberapa banyak anak yang kesulitan belajar matetika. 2. Pelaksanaan a. Tahap Perencanaan Tindakan Anak – anak yang akan ditingkatkan prestasi belajar matematika dengan menggunakan media pembelajaran bangun ruang Adapun langkah yang dilakukan pada tahapan ini antara lain : 1) Pengumpulan data diri anak yang prestasi belajar matematikanya rendah. 2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya. 3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni Pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan 1) Guru menerapkan motode pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang. 2) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang. 3) Memantau perkembangan prestasi belajar yang terjadi pada anak. c. Tahapan Observasi Tindakan guru memonitor dan membantu siswa jika menemui kesulitan selama pengajaran matematika dengan media pembelajaran bangun ruang. d. Tahapan Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan a, b, c Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang meliputi : 1) Tahap Perencanaan Tindakan 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan 3) Tahap Observasi 4) Tahap Refleksi. Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan 1, 2 , 3 Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus II dibuat siklus IIIyang meliputi : 1) Tahap Perencanaan Tindakan 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan 3) Tahap Observasi 4) Tahap Refleksi. Siklus selanjutnya dilakukan dengan langkah-langkah yang sama sehingga minat dan prestasi belajar tercapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. e. Tahapan Rekomendasi Tahap ini dilakukan dengan merumuskan tindakan pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
3. Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan a. Rencana : Melakukan identifikasi anak yang memiliki kekurangan prestasi belajar matematika dengan melihat kemampuan awal anak. b.Tindakan : Melaksanakan pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang guna meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak kelas IV. c. Observasi
: Melakukan pemantauan proses pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang tentang perhatian anak dan kemampuan anak setelah proses berlangsung.
d. Refleksi : Pada kegiatan ini guru menganalisis prestasi belajar matematika anak sebagai dasar menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.
4. Tahap Rekomendasi a. Pada kegiatan ini dirumuskan dapat tidaknya pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak kelas IV. b. Pada kegiatan ini dirumuskan program dengan media pembelajaran bangun ruang meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak kelas IV pada anak. c. Dirumuskan kendala apa yang terjadi dalam melaksanakan pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang meningkatkan prestasi belajar matematika pada anak kelas IV.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1.Tinjauan Historis SD Negeri Tenggak 2 Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen memiliki Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031411022. Nomor Identitas Sekolah (NIS) 100220, dan Nomor Sekolah 800. Saat ini Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 merupakan salah satu SD di Gugus III yang ada di wilayah Kecamatan Sidoharjo Sragen. Semenjak tahun 1989 hingga tahun 2009 sekarang ini Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 telah mengalami 6 (enam ) kali pergantian kepala sekolah. Yang pertama dijabat oleh Marjono tahun 1989 hingga tahun 1993, kedua oleh Marsudi sampai tahun 1996, yang ketiga dijabat oleh Suyono sampai tahun 2000, keempat dijabat oleh Sumarno sampai tahun 2002, dan yang kelima dari bulan tahun 2002 sampai sekarang dijabat oleh Suparmin,S.Pd. Sistem pergantian kepala Sekolah Dasar Tenggak 2 ini melalui mekanisme mutasi dan pensiun. Kepala Sekolah ditunjuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen atas usul dari pihak Kepala UPT Dinas Kecamatan Sidoharjo.
2. Letak Goegrafis SD Negeri Tenggak 2 Secara geografis Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 berada di wilayah Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen tepatnya terletak
di desa Ngagel
Kelurahan Tenggak Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen. Letak Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 dengan batas-batas: 1.
Sebelah Utara
: Desa Semen
2.
Sebelah Timur
: Sawah
3.
Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
4.
Sebelah Barat
: Sungai Bengawan Solo
Jarak Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen dengan Kantor UPT Dinas P dan K Kecamatan Sidoharjo + 10 km dengan arah
commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
ke selatan. Dengan Pusat Kota + 7,5 km. Letaknya di tepi jalan kelurahan, maka mudah dijangkau transportasi baik dengan kendaraan bermotor (sepeda motor, mobil, angkudes).
3. Keadaan Personil SD Negeri Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008/2009 Sekolah Dasar Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan memiliki 13 (tiga belas) guru yang terdiri dari 9 (sembilan) guru PNS,3 (tiga) guru honorer (WB) dan 1 (satu) penjaga WB. Kesebelas orang guru tersebut masing-masing sebanyak 1 (satu) orang sebagai Kepala Sekolah,guru kelas I sampai kelas VI sebanyak 6 (enam) orang, 1 (satu) guru agama Islam (PAI),
1 (satu) guru
Pendidikan Jasmani (Penjaskes) 1 (satu ) guru WB Komputer , 1 (satu) guru kesenian dan 1 (satu) guru WB Bahasa Inggris serta 1 (satu ) orang sebagai Penjaga Sekolah WB. Lebih jelasnya tentang keadaan dan susunan personil di Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 kecamatan Sidoharjo Kota Sragen dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini : Kepala SD SUPARMIN, S,Pd Komite Sekolah SUTEJO
Penjaga Sekolah Suhartono
Guru Kls.I Beja
Guru Kls.II Simin
Guru KTK Dewi
Guru Kls.III Surati
Guru PAI Sukaini
Guru Kls.IV Yuli Ana
Guru Penjas Widodo
Guru Kls.V Surono
Guru Bahasa Inggris Rusmiyati
Guru Kls.VI Tutik W
Guru Komputer Christiana
Gambar 4. Struktur Organisasi SDN Tenggak 2 Tahun Pelajaran 2008 / 2009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
4. Keadaan Siswa SD Negeri Tenggak 2 Pada Tahun pelajaran 2008/2009 jumlah siswa yang bersekolah di Sekolah SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen dari kelas I–VI berjumlah 112 siswa, terdiri dari kelas I sebanyak 19 siswa, kelas II sebanyak 17 siswa, kelas III sebanyak 20 siswa, kelas IV sebanyak 18 siswa, kelas V sebanyak 17 siswa, dan kelas VI sebanyak 21 siswa. Jumlah siswa yang besar merupakan aset yang berharga bagi sekolah sepanjang dapat memunculkan semua potensi yang ada. Usaha itu pun tak sia-sia, terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diukir dalam sejarah perjalanan Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Dari tahun 2004 sampai tahun 2008, siswa SD Negeri Tenggak 2 telah 4 kali menjadi juara tari tingkat Kecamatan, salah satunya masuk tingkat Kabupaten untuk wakil dari Kecamatan. Pada tahun 2007 ada siswa yang berhasil menjadi juara I Lomba Volli putra tingkat kecamatan dan maju ke tingkat kabupaten.
5. Sarana dan Prasarana SD Negeri Tenggak 2 Sekolah Dasar Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kota Sragen berdiri di atas tanah seluas 1970 m2 dengan luas bangunan 812 m2 terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru (kantor) dan untuk perpustakaan, UKS, ruang komputer, dan 1 ruang untuk Kepala Sekolah, untuk ruang tamu, dan untuk almari alat peraga. Selain bangunan pokok tersebut juga ada rumah penjaga dan bangunan untuk MCK guru dan siswa. SD Tenggak mempunyai halaman yang luas sehingga pada waktu istirahat banyak anak-anak yang menghabiskan waktu istirahat untukbermain di halaman sekolah.
B. Diskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian
A. Deskripsi Per Siklus Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus – siklus, tiap siklus terdiri atas 4 tahapan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
1. Siklus I a. Perencanaan Guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas mempersiapkan KTSP, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan alat peraga bangun ruang, lembar observasi dan Lembar Tugas b. Implementasi Rencana Tindakan Pada tahap ini guru menerapkan fokus penelitian penelitian yaitu usaha peningkatan prestasi belajar mata pelajaran Matematika melalui pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang berupa bangun ruang Guru menentukan proses pembelajaran dengan membagi siswa kelas IV menjadi 4 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 orang dengan setiap kelompok belum menggunakan alat peraga sendiri akan tetapi menggunakan alat peraga yang berupa gambar yang digambarkan di papan tulis, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas kepada anak. Dalam proses pemberian tugas ini diharapkan para siswa dapat memahami materi yang dipelajari. Materi pada pertemuan ini adalah tentang sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang dengan indikator menetukan jumlah sisi, rusuk, dan sudut masingmasing bangun ruang (kubus, balok). Kegiatan ini diawali dengan berdoa bersama, mengabsen siswa, dan apersepsi menyanyikan lagu dengan judul "Hari Ulang Tahun" sambil tepuk tangan. Kegiatan awal dalam pembelajaran, bahwa bernyanyi tadi kita telah sedikit mengetahui tentang bangun ruang khususnya kubus dan balok. Dengan cara tanya jawab guru bertanya kepada siswa apakah ada yang pernah merayakan hari ulang tahun, sebagian besar anak menjawab pernah, tidak menutup kemungkinan banyak hadiah-hadiah yang dibungkus kado dengan bentuk yang bermacam-macam, ada yang berbentuk kubus, balok, dan tabung. Guru menanyakan secara acak pada tiap-tiap anak, apakah sudah tahu bentuk kubus, dan balok. Guru menunjukkan gambar beberapa bangun ruang, antara lain kubus masif, kubus berongga dan kubus kerangka. Sedangkan model balok, ada balok masif, balok berongga dan balok kerangka. Selain itu guru juga menunjukkan jaring-jaring balok dan kubus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Kegiatan inti guru menyuruh siswa maju satu persatu dengan menunjukkan gambar di papan tulis yang berupa gambar balok dan kubus masif untuk menunjukkan, sisi bangun ruang. Balok dan kubus berongga untuk menunjukkan sudut bangun ruang. Sedangkan balok dan kubus kerangka untuk menunjukkan rusuk. Untuk mengetahui rusuk, sudut sisi bangun ruang dapat dibantu dengan format sebagai berikut : Tabel 2. Format Mencari Sisi, Rusuk, dan Sudut. .No Nama Bangun
Jumlah Rusuk
Jumlah Sisi
Jumlah Sudut
1
Kubus
12
6
8
2
Balok
12
6
8
Kesimpulan : 1. Kubus mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut 2. Balok mempunyai 6 sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut Kegiatan dilanjutkan dengan menggambar jaring-jaring bangun ruang (kubus dan balok). Dalam kegiatan ini siswa terlihat aktif dalam menggambar jaring-jaring bangun ruang, tetapi ada sebagian siswa yang masih belum dapat menggambar jaring-jaring bangun ruang. Dengan bimbingan dan bantuan guru akhirnya semua siswa dapat menggambar jaring-jaring bangun ruang (kubus dan balok). Kegiatan dilanjutkan dengan tugas kelompok. Kelas dibagi menjadi 4 (empat) kelompok. Setelah semuanya selesai membentuk kelompok, guru membagi lembar kerja kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan secara kelompok. Kemudian setiap perwakilan dari kelompok maju ke depan untuk membacakan hasil diskusi kelompok. c. Observasi dan Interpretasi Berdasarkan hasil observasi pelaksanan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang belum berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan skor minat belajar siswa yang relatif rendah. Data menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
orang dari jumlah 18 siswa atau 77,78 % sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 4 orang dari jumlah 18 siswa atau 22,22 %. Sedangkan minat belajar siswa menunjukkan kriteria kurang dengan jumlah 20-35 ada 8 siswa atau 44,44 %, skor 36-50 dengan kriteria cukup ada 8 anak atau 44,44 %, skor 5165 dengan kriteria baik ada 2 anak atau 11,11 %, 66-80 dengan kriteria baik sekali ada 0 anak atau 0 %. d. Analisis dan Refleksi Pada siklus ini pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang belum berjalan efektif karena baru pada taraf pengenalan. Guru hanya menggunakan alat peraga yang berupa gambar yang digambar guru di papan tulis, hal ini menyebabkan ank tidak tertarik terhadap materi pelajaran yang disampaikan sehingga konsentrasi anak kurang terfokus dan bersifat abstrak. Selain itu pada siklus I kurang berjalan efektif karena jumlah kelompok yang terlalu banyak dan jumlah 1 kelompok beranggotakan 5 orang sehingga anak cenderung kurang memperhatikan pelajaran sebab asyik bermain dengan teman anggota
kelompoknya.
Untuk
memperbaiki
keadaan
tersebut
perlu
diadakannya tindakan pada siklus II yang akan menggunakan media pembelajaran bangun ruang yang berbeda yaitu media bangun ruang masif. 2.
Siklus II
a. Perencanaan Guru terlebih dahulu perlu mengumpulkan informasi dan mempersiapkan referensi yang sesuai untuk mengembangkan proses pembelajaran. Pencarian informasi
dapat dilakukan dengan malakukan analisa data pada tindakan
siklus I. Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, maka peneliti membuat tahap perencanaan sebagai berikut : 1. Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Menggunakan media pembelajaran bangun ruang yang lebih konkrit agar konsentrasi siswa lebih terfokus terhadap materi pelajaran yang diajarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
3. Lebih mengoptimalkan penggunaan media bangun ruang secara individual dalam tugas-tugas, sehingga anak-anak lebih aktif dalam pembelajaran. 4. Memperkecil jumlah anggota kelompok belajar menjadi 4 anak tiap kelompok agar diskusi lebih berjalan dengan efektif b. Implementasi Rencana Tindakan 1)
Memahami keseluruhan konteks pembelajaran
2)
Menentukan rencana pembelajaran dengan baik.
3)
Menentukan alat peraga/media pembelajaran berupa bangun ruang.
4)
Menentukan metode pembelajaran
5)
Menentukan alat evaluasi
6)
Menentukan program perbaikan
c. Observasi dan Interpretasi Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi pelaksanan tindakan pada siklus II diketahui bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang belum berhasil dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai siswa yang
belum
memenuhi
kriteria
ketuntasan
minimal
(KKM).
Data
menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar (dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 18 siswa atau 94,44 % sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 18 siswa atau 5,56 %. Sedangkan minat belajar siswa menunjukkan skor 20-35 dengan kriteria kurang ada 5 siswa atau 27,77 %, skor 36-50 dengan kriteria cukup ada 2 anak atau 11,11 %, skor 51-65 dengan kriteria baik ada 6 anak atau 33,33 %, skor 66-80 dengan kriteria baik sekali ada 5 anak atau 27,77 %. d. Analisis dan Refleksi Pada siklus II pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang belum berjalan efektif. Pembelajaran dengan menggunakan media bangun ruang belum berjalan efektif disebabkan oleh beberapa hal antara lain guru hanya menggunakan satu macam alat peraga saja yaitu balok dan kubus masif. hal ini menyebabkan konsentrasi anak kurang terfokus dan sulit membedakan antara sisi, rusuk dan sisi. Selain itu pada siklus II kurang berjalan efektif karena jumlah kelompok yang terlalu banyak dimana 1 kelompok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
beranggotakan 4 orang sedangkan jumlah media pembelajaran terbatas, hal ini menyebabkan anggota kelompok sering terjadi berebut bangun ruang sehingga anak cenderung kurang memperhatikan pelajaran sebab asyik bermain dan berebut dengan teman anggota kelompoknya, sehingga perlu diadakannya tindakan pada siklus III untuk peningkatan pembelajaran. Untuk peningkatan minat dan prestasi belajar siswa perlu adanya perbaikan dalam menggunakan media pembelajaran yaitu media bangun ruang masif, berongga dan kerangka.
3.
Siklus III
a. Perencanaan Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus II, maka peneliti membuat tahap perencanaan sebagai berikut : 1. Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. Menggunakan media pembelajaran bangun ruang yang lebih konkrit dan lebih lengkap jenisnya agar konsentrasi siswa lebih terfokus terhadap materi pelajaran yang diajarkan 3. Lebih mengoptimalkan penggunaan media bangun ruang secara individual dalam tugas-tugas yaitu setiap siswa memegang bangun ruang sendiri sendiri, sehingga anak-anak lebih aktif dalam pembelajaran. 4. Memperkecil jumlah anggota kelompok belajar menjadi 2 anak tiap kelompok yaitu diskusi dengan teman sebangku agar diskusi lebih berjalan dengan efektif b. Implementasi Rencana Tindakan Guru menyiapkan alat peraga bangun ruang dan membentuk kelompok diskusi serta memberikan penjelasan materi pokok dan penggunaan bangun ruang secara tepat dan cepat. Kemudian guru mempersiapkan siswa untuk mengerjakan lembar kerja bersama teman sebangkunya. Guru membagikan lembar soal sekaligus lembar jawabannya. Siswa diberikan kesempatan untuk memahami soal dan diberi kesempatan untuk menanyakan kalau ada yang belum jelas. Siswa diberi alokasi waktu 20 menit untuk mengerjakan lembar kerja
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
c. Observasi dan Interprestasi Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa begitu asyik dan larut dalam pengerjaan lembar soal / tugas dengan teman sebangkunya. Pada akhirnya kegiatan siswa diajak membahas pekerjaannya yang telah diskusikan dengan teman sebangkunya. d. Analisis dan Refleksi Terbukti keberhasilan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui PTK dengan menggunakan alat peraga bangun ruang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mata pelajaran matematika. Sehingga siklus dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan lagi.
B. Pembahasan Setiap Siklus Dalam pengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Data Nilai dan minat siswa setelah perlakuan pengajaran siklus I A. Data Nilai Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa : a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 30 ada 1 orang; nilai 40 ada 1 siswa; nilai 50 ada 2 siswa; nilai 60 ada 2 siswa; nilai 70 ada 5 siswa dan nilai 80 ada 3 siswa, nilai 90 ada 4 siswa; sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90 dan nilai terendah 30 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 68. b. Siswa yang mendapatkan nilai 80 ke atas sebanyak 7 orang c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 70 sebanyak 7 orang d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 4 orang e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 14 orang dari jumlah 18 siswa atau 77,78 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 4 orang dari jumlah 18 siswa atau 22,22 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut: SIKLUS I 6 70 5 90 SISWA
4 80 3 50
60
2 30
40
1 0 NILAI
Grafik 1. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I B. Data Minat Siswa Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 0 anak atau 0 % b.Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 2 anak atau 11,11 % c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 8 anak atau 44,44 % d.Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 8 anak atau 44,44%
S is w a
Grafik Siklus 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
8
8
2 0 20-35
36-50
51-65
66-80
Interval
Grafik 2. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus I
2. Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus II A. Data Nilai Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 50 ada 1 siswa; nilai 60 ada 2 siswa; nilai 70 ada 2 siswa; nilai 80 ada 4 siswa; nilai 90 ada 4 siswa, nilai 100 ada 5 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah 50 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 83. b. Siswa yang mendapatkan nilai 80 ke atas sebanyak 13 orang c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 70 sebanyak 4 orang d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 1 orang e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 17 orang dari jumlah 18 siswa atau 94,44 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 1 orang dari jumlah 18 siswa atau 5,56 %. Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut: SIKLUS II 6
100
SISWA
5
80
90
4 3 2
60
70
50
1 0 NILAI
Grafik 3. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus II
B. Data Minat Siswa Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 5 anak atau 27,77 % b. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 6 anak atau 33,33 % c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 %
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
d. Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 5 anak atau 27,77 %.
Grafik Siklus 2 7
6
6
5
5
S is w a
5 4 3
2
2 1 0 20-35
36-50
51-65
66-80 Interval
Grafik 4. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus II
3. Data Nilai siswa Setelah Perlakuan Pengajaran Siklus III A. Data Nilai Dari tabel daftar nilai yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa : a. Jumlah Siswa yang mendapatkan nilai 60 ada 1 siswa; nilai 70 ada 2 siswa; nilai 80 ada 4 siswa; nilai 90 ada 4 siswa; nilai 100 ada 7 siswa, sehingga nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai terendah 60 dengan demikian rata – rata yang diperoleh siswa sebesar 76. b. Siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebanyak 12 orang c. Siswa yang mendapatkan nilai antara 60 sampai 74 sebanyak 10 orang d. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 60 sebanyak 0 orang e. Siswa yang telah dinyatakan memiliki ketuntasan belajar ( dengan nilai 60 ke atas) sebanyak 18 orang dari jumlah 18 siswa atau 100 %, sedangkan anak yang belum tuntas sebanyak 0 orang dari jumlah 18 siswa atau 0 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Dari data di atas apabila dibuat dalam bentuk diagram sebagai berikut:
SIKLUS III 8
100
7
SISWA
6 5
80
90
4 3
70
2
60
1 0 NILAI
Grafik 5. Histogram Prestasi Belajar Matematika pada Siklus III
B. Data Minat Siswa Dari data minat siswa yang ada di lampiran dapat diketahui bahwa : a. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 11 anak atau 61,11 % b. Siswa yang mempunyai minat belajar baik sebanyak 4 anak atau 22,22 % c. Siswa yang mempunyai minat belajar cukup sebanyak 3 anak atau 16,67% d. Siswa yang mempunyai minat belajar kurang sebanyak 0 anak atau 0 % Grafik Siklus 3 11
12 10 N ila i
8 6 3
4 2
4
0
0 20-35
36-50
51-65
66-80 Interval
Grafik 6. Histogram Minat Belajar Matematika Siklus III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Dari pembahasan diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara Siklus I, Siklus II dan Siklus III pada tabel 2 berikut.
Tabel 3. Perbandingan Prestasi MATEMATIKA Siswa Kelas IV antara Siklus I, II dan III PRE TEST
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
JUMLAH
830
1240
1490
1580
NILAI RATA-RATA
46.11
68.89
82.78
87.78
JUMLAH SISWA TUNTAS
14
17
18
PROSENTASE SISWA TUNTAS (%)
77.78
94.44
100.00
JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS
4
1
0
PROSENTASE SISWA TIDAK TUNTAS (%)
22.22
5.56
0.00
Dari tabel 2 di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Perbandingan Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Per Siklus
82.78
100 68.89
80 60
87.78 Pre Test
46.11
Siklus 1
40
Siklus 2
20
Siklus 3
0 Nilai Rata-Rata Per Siklus
Grafik 7. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Matematika pada Siklus I; II, dan III
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Tabel 4. Perbandingan Minat Belajar Siswa Kelas IV antara Siklus I, II dan III SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
Keterangan JML
%
JML
%
JML
%
Jumlah
605
756.25
874
1092.5
1153
1441.25
Nilai Rata-Rata
33.6
42.01
48.55
60.69
64.05
80.07
Perbandingan Nilai Rata-Rata Minat Belajar 64.05 70 60 50 40 30
48.55
Siklus 1
33.6
Siklus 2
Siklus 3
20 10 0 Perbandingan Nilai Rata-Rata Minat Belajar
Grafik 8. Histogram Perbandingan Minat Belajar Matematika Pada Siklus I, II dan III
C. Pembahasan Hasil Penelitian Dengan melihat hasil di atas maka dapat dijelaskan: Dari perhitungan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh anak setelah mendapatkan pengajaran dengan media belajar bangun ruang dan pemberian tugas kelompok secara intensif, baik siklus pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan bahwa selalu ada peningkatan yang cukup baik hal ini menunjukkan bahwa siswa semakin menguasai materi pelajarannya jika dalam penyampaiannya dilakukan dengan melibatkan anak dalam proses belajar secara bersama-sama (bekerja kelompok) karena dengan diskusi kelompok maka dalam kelompok tersebut saling
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
melengkapi anggota kelompok yang satu dengan anggota kelompok yang lain dan di dalam kelompok akan terjadi komunikasi yang efektif antara anggota kelompok sehingga akan tercipta suasana belajar yang menyenangkan sehingga ia akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Jadi salah satu usaha untuk meningkatkan prestasi belajar matematika di sekolah adalah dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran dengan media pembelajaran bangun ruang dan pemberian tugas kelompok secara intensif. Hal ini terjadi karena dengan pengajaran menggunakan media pembelajaran bangun ruang dan kerja kelompok siswa dapat terlibat lebih banyak dalam proses belajar mengajar jika dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan media bangun ruang. Hal ini terjadi karena dengan pembelajaran menggunakan media bangun ruang akan mampu mengoptimalkan pola pikir anak. Terdapat hubungan yang positif antara minat belajar siswa dengan Prestasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2008/2009. Dengan memperhatikan hasil ini maka Minat Belajar Siswa sangat berpengaruh terhadap Prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2. Ini berarti bahwa seorang guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa guru harus memiliki kemampuan untuk dapat memahami dan mengerti hubungan tugas dan kewajiban, jalinan komunikasi, kesadaran akan kekurangan dirinya dan kesan pribadi yang melibatkan faktor emosional, yang saling terbuka dan saling membutuhkan guna peningkatan proses belajar mengajar. Upaya-upaya yang telah dijelaskan di atas harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa semakin positif/meningkat minat belajar siswa semakin meningkat/efektif pula pengajaran yang dilakukan guru, sehingga prestasi belajar yang merupakan hasil dari kinerja guru dapat meningkat menjadi lebih baik lagi. Secara umum, Minat Belajar Siswa memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar. Ini berarti makin tinggi minat belajar siswa, makin baik pula Prestasi belajar siswa. Atau sebaliknya, Minat Belajar Siswa yang kurang akan berakibat rendahnya prestasi belajar siswa, sehingga akan merugikan siswa dalam prestasi belajarnya. Terdapat hubungan positif antara minat belajar siswa dengan prestasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
belajar. Untuk itu upaya-upaya dalam meningkatkan Prestasi belajar dapat dilakukan melalui peningkatan minat siswa dalam belajar, hal ini dapat terjadi karena minat adalah perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan, minat berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai tujuan, penggerak minat belajar didasarkan atas prinsip-prinsip memberikan pujian lebih efektif dibandingkan dengan hubungan, pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis, minat yang dipaksakan dari luar, penguasaan atas jawaban atau perbuatan yag sesuai dengan keinginan, minat mudah menjalar kepada orang lain, tugas-tugas yang menimbulkan dari dalam individu akan menimbulkan minat yang lebih besar, minat terkait dengan kreatifitas, kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar, kecemasan dan frustasi dapat membantu siswa berbuat lebih baik, tugas yang terlalu sukar dapat menimbulkan frustasi, tiap siswa mempunyai tingkat frustasi dan toleransi yang berbeda, prestasi belajar bayak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dari dalam diri siswa, faktor dari luar misalnya dorongan dari orang tua dan masyarakat, adanya fasilitas dan sarana untuk belajar dan lain-lain, sedangkan faktor dari dalam diri misalnya kesiapan untuk belajar, minat dan minat belajar, dengan adanya minat belajar yang baik dari pada siswa maka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang memuaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam bab IV dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan penggunaan media pembelajaran bangun ruang dapat meningkatan prestasi belajar dan minat belajar matematika pada pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009. a)
Nilai rata - rata prestasi belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 68, pada siklus II sebesar 83 dan pada siklus III sebesar 88 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III.
b)
Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 77,78 % ( 14 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa), pada siklus II sebesar 82,78 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa) dan pada siklus III sebesar 100 % ( 18 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 18 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II selanjuntnya ke siklus III.
2. Dengan Penggunaan media pembelajaran media bangun ruang dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Tenggak 2 Kecamatan Sidoharjo Sragen tahun pelajaran 2008 / 2009. a)
Skor rata – rata minat belajar matematika siswa kelas IV pada siklus I sebesar 33,61; pada siklus II sebesar 48,55; dan pada siklus III sebesar 64,05 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari siklus I ke siklus II selanjutnya ke siklus III.
b)
Skor Minat belajar siswa siklus I yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 0 anak atau 0 %; baik sebanyak 2 anak atau 11,11%; cukup sebanyak 8 anak atau 44,44 %; kurang sebanyak 8 anak atau 44,44%.
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
c)
Skor minat belajar siswa siklus II yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 5 anak atau 27,77; %, baik sebanyak 6 anak atau 33,33 %; cukup sebanyak 2 anak atau 11,11 % ; kurang sebanyak 5 anak atau 27,77 %.
d)
Skor minat belajar siswa siklus III yang mempunyai minat belajar baik sekali sebanyak 11 anak atau 61,11; %, baik sebanyak 4 anak atau 22,22 %; cukup sebanyak 3 anak atau 16,67 % ; kurang sebanyak 0 anak atau 0 %.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dan data-data temuan hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan yang tepat dalam menentukan media pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. 2. Dengan menggunakan media bangun ruang dapat membangkitkan minat belajar siswa pada pembelajaran matematika sehingga meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. 3. Dengan
menggunakan
media
bangun
ruang
menyebabkan
proses
pembelajaran menjadi menyenagkan dan membuat siswa antusias terhadap pelajaran tersebut sehingga minat dan prestasi belajar siswa meningkat. 4. Dengan menggunakan media bangun ruang memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran matematika sehingga meningkatkan prestasi belajar matematika. 5. Media bangun ruang meningkatkan daya serap materi pembelajaran matematika sehingga prestasibelajar siswa dalam kelas meningkat. 6. Media bangun ruang meningkatkan minat dan prestasi belajar metematika siswa sehingga perlu digunakan pada pembelajaran matematika.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
C. Saran – saran Dalam akhir pembahasan ini peneliti mencoba memberanikan diri untuk menyampaikan saran-saran yang mungkin membawa manfaat yang besar dalam usaha kita meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran ini peneliti tujukan kepada : 1. Kepada Anak Didik a. Jangan segan takut dan malu bertanya kepada siapapun disetiap kali kamu menjumpai kesulitan b. Jadikanlah kegiatan belajar sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan, sebab secara tidak kamu sadari akan dapat dijadikan pendorong dalam mencapai prestasi yang lebih baik. c. Teruskan dan tingkatkanlah belajarmu dengan cara berkelompok sebab dalam belajar
kelompok
memungkinkan
terjadinya
tukar
pendapat
serta
mengembangkan sikap kegotongroyongan. d. Dalam belajar, janganlah hanya menghafalkan tetapi cobalah untuk memahami maksudnya serta cara pengerjaan suatu hal. Lain daripada itu tingkatkan latihanmu dengan jalan mencoba dan mencoba lagi. e. Jangan takut terhadap mata pelajaran matematika, tingkatkan terus prestasi belajar matematikamu.
2. Kepada Guru a. Dalam kegiatan proses belajar mengajar guru hendaknya memilih dan menggunakan media belajar yang tepat. Disamping itu guru sebaiknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi murid sehingga murid senang dikelas b. Dalam menyajikan bahan usahakan mengajarkan konsep pengerjaannya, sehingga diharapkan agar mampu menerapkan rumus maupun cara pengerjadalam setiap penyelesaian soal c. Dalam memberikan tugas ukurlah bahwa tugas yang dibebankan anak dapat diselesaikan dengan pertimbangan waktu yang tersedia. Agar anak memperoleh gambaran secara global, tentang cara pengerjaan tugas, maka
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
hendaklah diberi penjelasan tentang maksud dan teknik penyelesaiannya dalam setiap memberikan tugas d. Usahakanlah untuk menjalin hubungan dengan orang tua, lebih-lebih bagi yang anaknya mengalami hambatan dalam belajarnya serta anak yang bertingkah laku yang tidak sebagaimana mestinya
3. Kepada Sekolah a. Sekolah hendaknya bekerjasama dengan komite sekolah dan pihak lain untuk mengupayakan pengadaan media pembelajaran matematika, Sehingga dapat menunjang penanaman konsep-konsep matematika dari abstrak menjadi nyata. Hal ini untuk memudahkan pemahaman dan peningkatan aktivitas belajar siswa dan memberdayakan media bangun ruang. b. Sekolah hendaknya senantiasa menyiapkan sarana pembelajaran yang lengkap pada mata pelajaran matematika sehingga anak dapat mengalami proses belajar dengan praktek bukan hanya sekedar teori. c. Sekolah senantiasa menyarankan kepada guru untuk menggunakan berbagai macam media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
commit to user