perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh: ZANI ROHFATKHUL JANNAH NIM X7107092
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh: ZANI ROHFATKHUL JANNAH NIM X7107092
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit2011 to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011” oleh:
Nama NIM
: Zani Rohfatkhul Jannah : X7107092
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada:
Hari Tanggal
: Rabu : 15 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Dra. Sularmi, M.Pd
commit to user NIP. 19540224 198203 2 001 iii
NIP. 19571101 198403 2 001
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN
MELALUI
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011” oleh: Nama
: Zani Rohfatkhul Jannah
NIM
: X7107092
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, pada: Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M. Pd
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M. Pd
Penguji I
: Dr. Peduk Rintayati, M.Pd
Penguji II
: Dra. Sularmi, M.Pd
……………….. ...……………… ……………….. .………………..
isahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Zani Rohfatkhul Jannah. X7107092. PENGGUNAAN MEDIA KANTONG NILAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I PRACIMANTORO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011. Bentuk metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki, 12 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan tersebut yaitu: pada keadaan awal adalah 58,29 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 73,25, dan pada siklus II meningkat menjadi 85,75. Sebelum dilaksanakan penelitian, siswa yang memperoleh nilai penjumlahan dan pengurangan yang mencapai KKM 70 sebanyak 7 siswa (21,17%), pada siklus I menjadi 16 siswa (66,67%), dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa (83,33%). Dengan demikian, media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011. commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Zani Rohfatkhul Jannah. X7107092. THE USE OF NUMBER BAG MEDIA TO IMPROVE MASTERING OF SUMMATION AND SUBTRACTION BY USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) AMONG 1ST GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 1 PRACIMANTORO OF WONOGIRI REGENCY OF 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Minithesis. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, June 2011. The purpose of the research is to improve mastering of summation and subtraction concept by using number bag media and cooperative learning model tipe think pair share (TPS) among 1st grade students of SD Negeri 1 Pracimantoro of Wonogiri Regency of 2010/2011 Academic Year. The research uses classroom action research method consisting of two cycles and four meetings. The research procedure comprises four stages, namely, planning, action implementation, observation and reflection. Subject of the research students of class 1 A of SD Negeri Pracimantoro of Wonogiri Regency of 2010/2011 Academic. The class 1 A had 24 students consisting 12 male students and 12 female students. Data is collected by using observation, test and documentation techniques. Data validity is tested by using data and method triangulations. The research uses an analysis-interactive model with three components, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification. Based on results of the research, it can be concluded that there was an increased mastering of summation and subtraction concept after classroom action had been implemented by using number bag media and cooperative learning model tipe think pair share (TPS). The enhancement of average score of mastering of summation and subtraction concept were: 58.29 in initial condition and then, it increased to 73.25 in cycle I, and 85.75 in cycle II. Before the research, students who had KKM 70 in summation and subtraction lesson were 7 students (21.17%). Then, it increased to 16 students (66.67%) in cycle I and 20 students (83.33%) in cycle II. Accordingly, number bag media and cooperative learning model tipe think pair share (TPS) can be use to improve mastering of summation and subtraction method among students of class 1A of SD Negeri I Pracimantoro of Wonogiri Regency of 2010/2011 academic year.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Tidak ada daya dan upaya selain hanya dari Allah SWT. Terimalah bagian yang telah diberikan Allah SWT kepadamu dengan senang hati, maka engkau akan menjadi orang yang paling kaya. (Dr.’Aidh al-Qarni) Tidakkah kau tahu, bahwa kesulitan itu selalu diiringi oleh kemudahan, seperti kesabaran yang selalu diiringi oleh kesenangan. “… sabar narimo najan pasa-pasan, kabeh tinakdir saking Pengeran…” (Gus Dur)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini ku persembahkan kepada: Ayah dan Ibuku tercinta, atas segala cinta, kasih sayang, pengorbanan yang luar biasa, dan doa yang tak terbatas yang telah diberikan dengan tulus kepadaku. Kakak-kakakku tercinta (Mas Git, Mbak Nenik, Mas Mamat, Mbak Pipit, Dek Intan), yang selalu memberikan dukungan, motivasi, perhatian, serta kasih sayang kekeluargaan yang begitu indah.
Bapak Suharto dan Ibu Sri Harjanti terimakasih atas segala kasih sayang, perhatian, dan pelukan kekeluargaan yang begitu hangat.
Teman-temanku Mahasiswa PGSD angkatan 2007, terimakasih atas semangat persahabatan kalian yang mewarnai hidupku.
FKIP Universitas Sebelas Maret, almamaterku tercinta yang telah memberikan ilmu dan berbagai pengalaman yang berguna bagi masa depanku yang cerah.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, karunia dan nikmat yang luar biasa kepada penulis. Tidak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penggunaan Media Kantong Nilai untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011” guna memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu serta mendukung penulisan proposal ini, terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin menyusun skripsi. 2. Drs. R. Indianto, M. Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan persetujuan skripsi. 3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan izin menyusun skripsi. 4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd, Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 5. Dr. Peduk Rintayati, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. 6. Dra. Sularmi, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancar.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Drs. Samino Sangaji, M.Pd selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 8. Sejarjo S. Pd, Kepala SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian tindakan kelas. 9. Dwiyanti, S. Pd, Guru Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri yang telah memberikan bantuan serta arahan kepada penulis selama melakukan penelitian tindakan kelas. 10. Orang tua tercinta, yang telah memberi dukungan moril maupun materiil. 11. Teman-teman PGSD angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan kerjasama selama ini. 12. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan peneliti di kemudian hari sangat peneliti butuhkan. Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, 14 Juni 2011
Zani Rohfatkhul Jannah
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …..…………………………………………………......
i
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………….……………....
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ………………………………………………
iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..
iv
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………..
v
HALAMAN ABSTRACT ……………………………………………………
vi
HALAMAN MOTTO ……………….……………………………………….
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
viii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..
ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………
xiii
DAFTAR GAMBAR ……………….…………………………………….......
xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………….…………………………………
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………..... 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………..... 5 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………... 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ………………………………………………………….
7
1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pembelajaran Matematika …………………….. 7 2. Tinjauan Tentang Media Kantong Nilai ……………………………. 14 3. Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) ..................................................................... 25 commit to user B. Penelitian yang Relevan ......................................................................... 34 xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 36 D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 38 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................................... 39 C. Sumber Data ........................................................................................... 39 D. Subjek Penelitian ................................................................................... 39 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 40 F. Validitas Data ........................................................................................ 41 G. Analisis Data .........................................................................................
42
H. Indikator Kinerja ...................................................................................
43
I. Prosedur Penelitian ...............................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………………………………………….....................
50
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………………
73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ……………………………………………………………...
79
B. Implikasi ……………………………………………………………...
79
C. Saran ………………………………………………………………….
80
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
83
LAMPIRAN …………………………………………………………………
86
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Media Kantong Nilai ………………………………………………………..
22
2. Contoh Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan …………………………...
23
3. Contoh Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam ………………………….....
24
4. Indikator Kinerja ………………………………………………………….....
44
5. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I ………………….……………………. 56 6. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I ……………………………………….
57
7. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I ……………………………………. 58 8. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I ………. 59 9. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal dan pada Siklus I …………………………………………………….... 60 10. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan PengurangaN dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ………………....................................
62
11. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………..... 68 12. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II ……………………….... 69 13. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan user Pengurangan Siswa Kelas I SDcommit Negeri to I Pracimantoro Pada Siklus II ……... 70 xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I dan pada Siklus II ……………………………………………………………….... 71 15. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I dan Siklus II ……..... 73 16. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ………………………………………… 75 17. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………... 77
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Media Kantong Nilai …………..…………………………………………….. 19 2. Peragaan Media Kantong Nilai (Penjumlahan) …………………………........ 20 3. Peragaan Media Kantong Nilai (Pengurangan) ……………………………… 21 4. Alur Kerangka Berpikir ……………………………………………………… 37 5. Model PTK Pengembangan ………………………………………………….. 39 6. Gambar Analisis Interaktif Milles dan Huberman ………………..……..…... 43 7. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I ……………..……………………… 59 8. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal dan pada Siklus I ……………………………………………… 61 9. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II…………..………………………… 70 10. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………………. 72 11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II …………………………………………. 76 12. Grafik Peningkatan Ketuntasan Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II …………………………………………………………………... 77 13. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Menggunakan Media Kantong Nilai ………………………………………………………………… 112 14. Siswa Melakukan Tahap Thinking (Berpikir) ……………………………….. 112 commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15. Siswa Melakukan Pairing (Berpasangan) dan Menghitung dengan Menggunakan Media Kantong Nilai ………………………………………… 112 16. Guru Membimbing Siswa yang Mengalami Kesulitan ……………………… 112 17. Siswa Melakukan Diskusi dan Menggunakan Media Kantong Nilai Dengan Baik …………………………………………………………………. 113 18. Siswa Melakukan Sharing (Berbagi) dengan Siswa Lain ……………………. 113 19. Siswa Terlihat Sungguh-sungguh dalam Mengerjakan Tes …………………. 113 20. Siswa Mengumpulkan Hasil Pekerjaannya ………………………………….. 113 21. Guru Menjelaskan Cara Menggunakan Media Kantong Nilai ………………. 136 22. Guru Membagikan Media Kantong Nilai dan Lembar Kerja ………………... 136 23. Siswa Antusias Menggunakan Media Kantong Nilai ……….……………….. 136 24. Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan Soal dengan Menggunakan Media Kantong Nilai ………………………………………………………… 137 25. Siswa Mengerjakan Tes dengan Sungguh-sungguh …………………………. 137 26. Guru Menutup Pelajaran …………………………………………………….. 137 27. Siswa Mendengarkan Pesan-pesan yang Disampaikan oleh Guru ………….. 137
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan …………………………………………
86
2. Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan ………………………
87
3. Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Tes Awal Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Kondisi Awal …………………………………………………………
88
4. Gambar Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro padaKondisi Awal …….……………..
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ………………………............
89
90
6. Soal Evaluasi Siklus I ……………………………………………………… 101 7. Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ……………………………………… 103 8. Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ………………………. 106 9. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ………………………………………. 107 10. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I ……………………… 110 11. Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I …………………………………………………. 111 12. Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I ……………. 112 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………………………………. 114 14. Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………………………… 126
15. Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan commit to user dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………… 127 16. Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II …………………….. 130 17. Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II ……………………………………… 131 18. Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II …………………….. 134 19. Daftar Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II ………………………... 135 20. Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II …………… 136 21. Materi Ajar Mata Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Kelas I ………………………………………………………… 138 22. Jurnal Internasional Cooperative Learning Methods ……………………….. 144 23. Hasil Pekerjaan Siswa pada Tes Evaluasi Akhir Siklus I dan Siklus II…….... 146
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang begitu pesat, telah berpengaruh pada dunia pendidikan kita saat ini. Setiap individu di era global dituntut mengembangkan kemampuannya secara optimal, kreatif dan mampu beradaptasi dengan situasi global yang sangat kompleks. Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial dan personal. Pendidikan harus menumbuhkan berbagai kompetensi peserta didik. Keterampilan intelektual, sosial dan personal dibangun tidak hanya berlandaskan rasio dan logika saja, tetapi juga inspirasi, kreativitas, moral, intuisi (emosi) dan spiritual. Sekolah sebagai institusi pendidikan perlu mengembangkan pembelajaran sesuai dengan tuntutan kebutuhan era global. (Agus Suprijono, 2009: vi). Pendidikan merupakan salah satu dasar bagi perkembangan intelektual seseorang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa.” Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik agar peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang matematika pada khususnya, menyukai mata pelajaran matematika dan mampu berkembang commit to user secara optimal sesuai dengan kemampuannya. 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan peserta didik dipengaruhi oleh cara guru dalam menyampaikan materi tersebut. Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik karena mereka biasa diajarkan dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan menggunakan metode ceramah saja. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yang dapat menjadi tempat untuk mengaktualisasikan seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki oleh peserta didik. Melalui kegiatan observasi dan tes awal yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan, peneliti memperoleh data bahwa masih banyak siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro yang nilai matematikanya (materi penjumlahan dan pengurangan) belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes awal (Lampiran 2 halaman 87) materi penjumlahan dan pengurangan yang diberikan peneliti pada siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro sebelum melaksanakan tindakan. Dari seluruh siswa kelas I A yang berjumlah 24, masih ada 17 siswa atau 70,83% siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang sudah ditentukan sekolah untuk mata pelajaran Matematika yaitu 70. Seiring dengan adanya upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan, maka guru harus berani memaksimalkan peran model, metode maupun media sebagai sarana untuk dapat mewujudkan peserta didik yang berkualitas. Untuk itu, diperlukan usaha yang gigih melalui berbagai cara untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Tetapi sering kali matematika menjadi mata pelajaran yang tidak disukai oleh banyak siswa. Matematika menjadi beban psikologis para siswa di setiap jenjang pendidikan karena mereka menganggap bahwa matematika itu adalah pelajaran yang dianggap sulit. Hal itu bisa saja dipengaruhi oleh commit to user gaya mengajar guru yang masih konvensional. Guru dalam mengajar hanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 menggunakan metode ceramah saja tanpa menggunakan media atau alat peraga yang dianggap guru lebih mudah dan praktis karena dilaksanakan tanpa
harus
menggunakan
persiapan.
Model
pembelajaran
yang
konvensional seperti ini sebenarnya akan membuat siswa menjadi kesulitan dalam memahami konsep pelajaran matematika. Selain itu siswa juga akan merasa
bosan
karena
tidak
melakukan
aktivitas
apa-apa
selain
mendengarkan ceramah dari guru dan mengerjakan tugas-tugas saja. Sehingga hal itu juga akan berpengaruh pada hasil belajarnya, terutama pada mata pelajaran matematika. Penjumlahan dan pengurangan adalah salah satu materi pokok dalam mata pelajaran matematika karena penjumlahan dan pengurangan merupakan dasar untuk mempelajari materi lainnya seperti perkalian dan pembagian. Maka siswa harus menguasai penjumlahan dan pengurangan dengan baik. Masih rendahnya kemampuan siswa kelas I di SD Negeri I Pracimantoro dalam menguasai materi penjumlahan dan pengurangan akan menghambat siswa dalam belajarnya kelak. Oleh sebab itulah guru harus berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi berhitung, terutama pada siswa yang berkesulitan belajar. Untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I Sekolah Dasar, perlu adanya suatu perubahan dalam gaya mengajar. Siswa Sekolah Dasar yang umurnya masih bekisar antara 7-13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam pembelajarannya guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan model dan media. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Untuk itulah, dalam kegiatan pembelajaran peneliti menerapkan model
pembelajaran
kooperatif
tipe
think-pair-share
(TPS)
dan
menggunakan media kantong nilai. Metode think-pair-share (TPS) berpikirberpasangan-berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sesuai dengan yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2007:61) Frank Lyman menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Sedangkan media yang digunakan adalah media kantong nilai. Media kantong nilai adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan yang berbentuk kantong. Alat peraga dibuat dari bahan kertas atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai tempat. (Murtinem, 2006: 35). Pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dan penggunaan media kantong nilai, merupakan salah satu upaya tepat karena dengan model dan media pembelajaran tersebut, siswa dapat berbagi dengan teman yang menjadi pasangan diskusinya dalam menyelesaikan soal yang diberikan
guru
mempermudah pengurangan.
dengan siswa
menggunakan
dalam
Sehingga
melakukan
dapat
media
kantong
operasi
meningkatkan
nilai
yang
penjumlahan
penguasaan
dan
konsep
penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I semester II SD Negeri I Pracimantoro. Berdasarkan latar belakang tersebut maka akan diadakan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penggunaan Media Kantong Nilai untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan melalui committipe to user Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) pada Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Apakah dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri tahun ajaran 2010/2011?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri tahun ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah sebagai acuan bagi penulis lain dalam menyusun karya ilmiah mengenai penggunaan media kantong nilai dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Dapat meningkatkan keprofesionalan peneliti dalam mengajar. 2) Peneliti dapat berbagi media dalam mengajar, terutama media kantong nilai dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan. 3) Memudahkan peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran commit to user karena menggunakan media pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 b. Bagi Siswa 1) Dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan. 2) Dapat memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran penjumlahan dan pengurangan karena menggunakan media pembelajaran. 3) Dapat berinteraksi dengan pasangan diskusinya dan bekerja sama dengan baik. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya mata pelajaran matematika. 2) Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah. 3) Tumbuhnya pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pusataka 1. Tinjauan Tentang Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan dalam Pembelajaran Matematika a. Hakikat Penguasaan Konsep Penguasaan adalah proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan. Penguasaan juga diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian, dan sebagainya. (www.artikata.com/arti-369095-penguasaan.html di akses pada tanggal 14 Mei 2011) Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah (Faqih Samlawi&Bunyamin Maftuh, 2001: 10). Konsep menurut B. Othanel Smith dan Robert H. Ehnis (dalam Abdul Azis Wahab, 2007: 127) “The chief landmarks of the intellectual terrain are its concepts”. Yang dimaksud dengan konsep adalah kumpulan pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda, kejadian atau gagasan. Konsep bukan suatu verbalisme tetapi lebih bersifat pemahaman abstrak tentang atribut umum suatu kelas. Gagne berpendapat bahwa konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan benda-benda ke dalam contoh dan bukan contoh, seperti suatu segitiga dengan yang bukan segitiga, antara bilangan asli dan yang bukan bilangan asli, dan seterusnya. Sedangkan menurut Dienes “konsep adalah struktur matematika yang mencakup konsep murni, konsep notasi, dan konsep terapan.” (Karso, dkk, 2009: 1.18) Dari beberapa pendapat mengenai pengertian penguasaan dan pengertian konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penguasaan konsep adalah suatu proses, cara, perbuatan yang dilakukan commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 untuk menguasai sejumlah kumpulan pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol untuk kelas dari suatu benda, kejadian atau gagasan. b. Hakikat Penjumlahan Pengerjaan jumlah atau penjumlahan merupakan pengerjaan hitung yang pertama kali dikenal anak-anak. Bukan saja di sekolah tetapi juga di masyarakat sebelum anak mengenal sekolah. Penjumlahan adalah proses menjumlahkan. (Karso, dkk, 2009: 2.17). Penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih. “Tanda + dibaca tambah. Simbol + digunakan untuk menjumlahkan lambang bilangan. Hasil penjumlahan sama dengan banyak seluruh benda.” (Kismiantini&Dyan Indrawati, 2008: 36). Penambahan adalah bentuk paling sederhana dan menggabungkan dua angka, seperti 1 +1 = 2. (http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic diakses pada tanggal 2 Maret 2011). Dapat disimpulkan bahwa penjumlahan adalah suatu cara untuk menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih yang menggunakan tanda “+” sebagai simbol bahwa bilangan-bilangan tersebut ditambah atau dijumlahkan. Sifat-sifat operasi hitung penjumlahan, yaitu: a) Sifat pertukaran (komunitatif), jika a dan b bilangan cacah, maka berlaku a + b = b + a b) Sifat pengelompokan (assosiatif), jika a, b, dan c adalah bilangan cacah, maka (a + b) + c = a + (b + c) c) Sifat identitas pada bilangan 0, jika a adalah bilangan cacah, maka a+0=0+a=a d) Sifat ketertutupan penjumlahan, jika a dan b bilangan cacah, maka (a + b) adalah bilangan cacah. (Tatang Herman, Karlimah, dan Komariah, 2007: 150). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 c. Hakikat Pengurangan “Pada penjumlahan kita mencari jumlahnya, misal 4 + 3 = 7 (jumlah). Sedangkan pada pengurangan kita mencari selisihnya, misal 5 – 3 = 2 (selisih), kita harus mencari bilangan yang bila ditambah 3 hasilnya 5, yaitu 2.” (Karso, dkk, 2009: 2.26). “Simbol – dibaca dikurangi.” (Purnomosidi, dkk., 2008: 21). Dalam pengurangan, “simbol - digunakan saat mengurangkan lambang bilangan.” (Kismiantini&Dyan Indrawati, 2008: 48). Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan atau invers dari operasi hitung penjumlahan. Jika a dikurangi b sama dengan c (dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait adalah b + c = a. Operasi pengurangan tidak mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh operasi penjumlahan. Pengurangan adalah proses menemukan perbedaan antara dua nomor kuantitas, seperti 5 - 3 = 2. (http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic diakses pada tanggal 2 Maret 2011). Dapat disimpulkan bahwa pengurangan adalah suatu proses, cara mengurangi atau mengurangkan untuk menemukan perbedaan nomor kuantitas atau selisih. Tanda “-” dalam pengurangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut dikurangi.
d. Hakikat Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Penjumlahan dan pengurangan merupakan materi dasar dalam pembelajaran matematika yang harus dikuasai oleh peserta didik sebelum mempelajari materi-materi dalam pokok bahasan lainnya. Materi dalam pembelajaran matematika saling berkaitan dan berurutan, apabila siswa belum menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan, siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari materi lain yang lebih kompleks, misalnya seperti perkalian dan pembagian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangn adalah suatu proses, cara, perbuatan yang dilakukan untuk menguasai sekumpulan pengertian abstrak yang berkaitan dengan simbol matematika yang mencakup penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan adalah suatu cara untuk menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih. Sedangkan pengurangan adalah suatu proses perbuatan mengurangi atau mengurangkan untuk menemukan perbedaan nomor kuantitas atau selisih.
e. Hakikat Pembelajaran Matematika Matematika disebut ratunya ilmu,karena matematika adalah bahasa, ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang struktur yang terorganisasikan dengan baik dan merupakan alat serta pelayan ilmu lainnya. Jonson dan Rising mengemukakan bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefiniskan dengan cermat, jelas, akurat dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi, matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya, matematika adalah ilmu tentang seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisan. (Asep Jihad, 2008:152). Mathematics is the discipline that deals with concepts such us logical reasoning, from the shapes and motions of physical objects. Mathematicians explore such concepts, aiming to formulate new conjectures and establish their truth by rigorous deducation from appropriately chosen axioms and definition. Matematika adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan konsep nalar seperti alasan logis, mulai dari bentuk dan pergerakan dari benda-benda fisik. Matematikawan mengeksplorasi konsep tersebut, yang bertujuan untuk merumuskan dugaan baru dan menciptakan kebenaran mereka dengan dedikasi dari definisi yang sudah jelas kebenarannya. (www.Mathematic.transdigit.com mathematic diakses pada tanggal 4 Maret 2011). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Matematika adalah ilmu deduktif dan universal yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri yang kebenaran generalisasinya harus dibuktikan secara deduktif bukan berdasarkan pada observasi, eksperimen, coba-coba seperti ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan lainnya. Dalam pembahasannya matematika memiliki dua objek garapan yakni objek langsung yang terdiri dari: fakta, konsep, prinsip dan prosedur operasi. Sementara objek tidak langsung adalah implikasi dari proses pembelajaran matematika, yakni kebiasaan bekerja baik, sikap positif, kemampuan mengalihgunakan cara kerja (memanipulasi dalam arti positif), serta membangun konsep mental (akhlak) yang baik seperti kejujuran (Asep Jihad, 2008: 153). Mulyono Abdurrahman (2003: 252) menyatakan bahwa “bidang studi matematika yang diajarkan di SD mencakup tiga cabang yaitu aritmatika, aljabar, dan geometri”. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana belajar di dalam kelas mengenai konsepkonsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat dalam materi pelajaran matematika. 1) Karakteristik Matematika Dengan memperhatikan arti matematika, maka jelas sekali bahwa matematika berbeda dengan mata pelajaran lain dalam hal; (1) objek pembicaraannya abstrak, sekalipun dalam pengajaran disekolah anak diajarkan benda konkrit, siswa tetap didorong untuk melakukan abstraksi; (2) pembahasan mengandalkan tata nalar, artinya info awal berupa pengertian dibuat seefisien mungkin, pengertian lain harus dijelaskan kebenarannya dengan tata nalar yang logis; (3) pengertian/konsep atau pernyataan sangat jelas berjenjang sehingga terjaga konsistensinya; (4) melibatkan perhitungan (operasi); (5) dapat dipakai dalam ilmu yang lain serta dalam kehidupan sehari-hari (Asep Jihad, 2008: 152-153). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 2) Tujuan Bidang Studi Matematika Tujuan siswa mempelajari matematika yakni memiliki kemampuan dalam: (1) menggunakan alogaritma; (2) melakukan manipulasi secara matematika; (3) mengorganisasi data; (4) memanfaatkan simbol, tabel, diagram dan grafik; (5) mengenal dan menemukan pola; (6) menarik kesimpulan; (7) membuat kalimat atau model matematika; (8) membuat interprestasi bangun dalam bidang dan ruang; (9) memahami pengukuran dan satuan-satuannya; (10) menggunakan alat hitung dan alat bantu matematika (Asep Jihad, 2008: 153). 3) Kegunaan Matematika di Sekolah Menurut Ruseffendi (1992: 56-57) ada enam alasan mengapa matematika berguna untuk dipelajari di sekolah yaitu sebagai berikut: a) Dengan belajar matematika, manusia dapat menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat yaitu dalam berkomunikasi sehari-hari seperti dapat berhitung, dapat menghitung luas, isi dan berat; dapat mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data; dapat menyelesaikan persoalan bidang studi lain; dapat menggunakan kalkulator dan komputer; dapat berdagang dan berbelanja; berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan presentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka; dan lain-lain. b) Matematika diajarkan di sekolah karena matematika dapat membantu bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, statistika, dan sebagainya. c) Dengan mempelajari geometri ruang, siswa dapat meningkat kemampuan pemahaman ruang sehingga berpikir logik dan tepat di dimensi tiga. Dengan mempelajari aljabar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan sistematis dalam merumuskan asumsi, definisi, generalisasi, dan lain-lain. d) Matematika selain dapat dipergunakan untuk memperlihatkan fakta dan menjelaskan persoalan, juga dapat dipakai sebagai alat ramal/perkiraan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 seperti prakiraan cuaca, pertumbuhan penduduk, keberhasilan belajar dan lain-lan. e) Matematika berguna sebagai penunjang pemakaian alat-alat canggih seperti kalkulator dan komputer. f) Matematika diajarkan di sekolah seperti ilmu lainnya, yaitu untuk terpeliharanya matematika itu sendiri demi peningkatan kebudayaan. Dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu universal yang sangat penting untuk dipelajari, karena matematika adalah ilmu yang mendasari ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan memberikan manfaat dan keguanaan yang besar dalam kehidupan sehari-hari. 4) Teori Belajar Matematika Teori belajar matematika yang diungkapkan oleh Karso, dkk (2009: 1.12) dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Matematika 1, diantaranya adalah teori belajar Bruner. Jerome S. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya memberi hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. (Dahar dalam Trianto, 2007: 26). Bruner membagi proses belajar menjadi tiga tahapan, yaitu: a) Tahap enaktif atau tahap kegiatan (enactive) Tahap pertama anak belajar konsep adalah berhubungan dengan bendabenda real atau mengalami peristiwa di dunia sekitarnya. Pada tahap ini anak masih dalam gerak reflek dan coba-coba. b) Tahap Ikonik atau tahap gambar bayangan (iconic) Pada tahap ini, anak telah mengubah, menandai, dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. c) Tahap Simbolik (symbolic) Pada tahap ini, anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Pada tahap ini, anak sudah mampu commit to user memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Untuk mempermudah pemahaman dan keberhasilan anak pada pembelajaran matematika haruslah secara bertahap. Sebenarnya ketiga tahapan belajar dari Bruner ini sudah sejak lama kita terapkan pada pembelajaran matematika di SD, misalnya seperti berikut: Tahap 1. Setiap kita melakukan pembelajaran tentang konsep, fakta atau prosedur dalam matematika yang bersifat abstrak biasanya diawali dari persoalan sehari-hari yang sederhana (peristiwa di dunia sekitarnya), atau menggunakan benda-benda real/nyata/fisik. (kita mengenal sebagai model konkret). Tahap 2. Setelah memanipulasikan benda secara nyata melalui persoalan keseharian dari dunia sekitarnya, dilanjutkan dengan membentuk modelnya sebagai bayangan mental dari benda atau peristiwa keseharian tersebut. Model (model matematika) di sini berupa gambaran dari bayangan. (model semi konkret atau model semi abstrak). Tahap 3. Pada tahap ke-3 yang merupakan tahap akhir haruslah digunakan simbol-simbol (lambang-lambang) yang bersifat abstrak sebagai wujud dari bahasa matematika.(Karso, dkk, 2009: 1.12).
2. Tinjauan Tentang Media Kantong Nilai a. Hakikat Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. (Azhar Arsyad, 2004:3). Schramm, mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional. Sedangkan Y.Miarso, mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yangcommit dapat todigunakan untuk merangsang pikiran, user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 perasaan, perhatian dan kemajuan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajarnya. Maka secara umum media adalah “alat bantu” yang digunakan dalam proses pembelajaran. (Hujair AH. Sanaky, 2009:3-4). Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan pembelajaran. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology (AECT)) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (1970), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. National Education Association (NEA), mengatakan bahwa media adalah suatu bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. (Arief S. Sadiman, dkk, 2002: 6). Dari uraian mengenai pengertian media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran. Dalam pengertian yang lebih luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. (Hujair AH. Sanaky, 2009: 4). 1) Manfaat Media Pembelajaran Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyebutkan beberapa manfaat media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik. c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga. d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,dan lain-lain. (Hujair AH. Sanaky 2009: 5). 2) Kriteria Pemilihan Media Kriteria pemilihan media menurut Azhar Arsyad (2004: 75-76) antara lain: a) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus
dikerjakan/dipertunjukkan
oleh
siswa,
seperti
menghafal,
melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang melibatkan
pemahaman
konsep-konsep
atau
hubungan-hubungan
perubahan, dan mengejakan tugas-tugas yang melibatkan pemikiran pada tingkatan lebih tinggi. b) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,prinsip, atau generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk memahaminya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara efektif, commitdengan to userkebutuhan tugas pembelajaran dan media harus selaras dan sesuai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 kemampuan
mental
siswa.
Televisi
misalnya,
tepat
untuk
mempertunjukkan proses dan transformasi yang memerlukan manipulasi ruang dan waktu. c) Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah jaminan sebagai media yang terbaik. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan dibawa ke mana-mana. d) Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya. Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan film, komputer, dan peralatan canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan hasil belajar. e) Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan. f) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang. b. Hakikat Media Kantong Nilai Kantong adalah pundi-pundi, saku, atau tempat membawa sesuatu yang terbuat dari kain atau plastik. Sedangkan nilai adalah harga. Dari dua pengertian tersebut, dapat commit diartikan bahwa yang dimaksud kantong nilai to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 adalah saku tempat membawa sesuatu yang terbuat dari kain atau plastik yang mempunyai nilai tertentu. Kantong nilai termasuk dalam alat peraga operasi aritmetika. (
[email protected] di akses pada tanggal 6 Maret 2011). Media kantong nilai adalah sebuah alat pembelajaran yang memanfaatkan prinsip nilai tempat untuk mengajarkan materi penjumlahan yang berbentuk kantong. Alat peraga atau model dibuat dari bahan kertas atau kantong plastik transparan dan dibentuk sesuai dengan urutan nilai tempat (Murtinem, 2006: 35). Kantong nilai adalah sebuah alat peraga pembelajaran matematika yang berbentuk kantong-kantong yang menunjukkan nilai tempat suatu bilangan. Kantong nilai merupakan media pembelajaran yang digunakan untuk menjumlahkan dan mengurangkan suatu bilangan, baik dengan teknik menyimpan ataupun teknik meminjam. Dengan menggunakan kantong nilai sebagai media pembelajaran matematika dalam pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan akan mempermudah siswa dalam menguasai konsep penjumlahan
dan
pengurangan
serta
mempermudah
guru
dalam
menyampaikan materi. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam, bukanlah termasuk topik yang sulit diajarkan di Sekolah Dasar. Akan tetapi, dalam mengajarkan topik tersebut guru harus menggunakan media pembelajaran yang benar, agar siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiannya. Menurut Heruman (2007: 7) ada serangkaian kegiatan yang merupakan langkah-langkah pemberian konsep matematika yang benar, yang terdiri atas penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Pemberian konsep ini dilakukan melalui alat peraga yang sederhana, tetapi tepat pada sasaran sehingga konsep tersebut akan lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 1) Penanaman Konsep Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan Media yang diperlukan: a) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada selembar kain. b) Sedotan limun atau lidi. Untuk lebih jelasnya, gambar media kantong nilai dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut: Tempat menyimpan
Saku hasil
kain
Ratusan Satuan
Puluhan
Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan satu puluhan. Gambar 1. Media Gambar 1. Media Kantong NilaiKantong Nilai Kegiatan pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil penjumlahan 34 + 23 = .... commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Langkah-langkah peragaan: 1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya. Puluhan pada tempat puluhan, satuan pada tempat satuan. 2) Siswa kemudian membaca bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah sedotan. 3) Sebagai implementasi dari operasi penjumlahan, gabungkan sedotansedotan tersebut, satuan dengan satuan dan puluhan dengan puluhan. 4) Hitung jumlah sedotan pada saku hasil. 5) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada lembar jawaban. 6) Sebaiknya, kegiatan ini diulangi beberapa kali dengan bilangan yang berbeda, agar siswa benar-benar memahaminya. Ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru ataupun dicoba sendiri oleh siswa, baik secara berkelompok maupun perorangan. Teknik peragaan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan media kantong dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
3 4
2 3
5 7
commit to user Gambar 2. Peragaan Media Kantong Nilai (Penjumlahan) Ratusan Puluhan Satuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 2) Penanaman Konsep Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam Media yang diperlukan: a) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada selembar kain. b) Sedotan limun atau lidi. Kegiatan Pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil pengurangan 25 – 12 = …. Langkah-langkah peragaan a) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan pada tempat puluhan, satuan pada tempat satuan. b) Siswa kemudian menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah sedotan. c) Selanjutnya,
siswa
memindahkan
sedotan
sebanyak
bilangan
pengurang pada saku pengurang. d) Pindahkan sedotan yang tersisa pada saku hasil. e) Siswa kemudian menghitung sedotan yang tersisa pada saku hasil, dan menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban. 7) Ulangi peragaan tersebut beberapa kali hingga siswa benar-benar paham. Teknik peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunkan media kantong dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut: 5 satuan diambil 2 satuan
25 12
2 puluhan diambil 1 puluhan
13
Sisa: 3 satuan dan 1 puluhan
commit to user Gambar 3. Peragaan Media Kantong Nilai (Pengurangan)
Ratusan Satuan
Puluhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Selain
peragaan
penjumlahan
dan
pengurangan
dengan
menggunakan media kantong nilai yang telah diungkapkan oleh Heruman, Marsudi Raharjo juga menjelaskan peragaan penjumlahan dan pengurangn dengan kantong nilai. Marsudi (2004: 7) menjelaskan bahwa kantongkantong yang menunjukkan nilai tempat yang terdiri dari tiga pasang kantong puluhan dan satuan ditambah satu kantong puluhan untuk tempat menyimpan/meminjam. Sementara yang akan di isikan ke dalam kantongkantong itu adalah beberapa satuan sedotan (tanpa di ikat) yang memperlihatkan nilai satuan dan beberapa ikatan sedotan (tiap ikat berisi 10 buah sedotan) yang memperlihatkan nilai puluhan. Satuan ditempatkan di kantong satuan dan ikatan puluhan ditempatkan di kantong puluhan. Gambar media kantong nilai yang disertai keterangan oleh Marsudi Raharjo (2004: 7) dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Media Kantong Nilai
Bentuk Peragaan PULUHAN
Keterangan
SATUAN
Baris paling atas berupa sebuah kantong puluhan (dibuat lebih besar daripada kantong satuan) merupakan tempat untuk meminjam/menyimpan. Barisan pertama (yang posisinya tepat di bawahnya) adalah tempat untuk
memperagakan
bilangan
pertama. Barisan kedua adalah tempat untuk memperagakan bilangan kedua, dan Barisan ketiga adalah tempat untuk memperagakan operasinya. commit to user
bilangan
hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Pada Tabel 1 di atas, telah ditunjukkan gambar media kantong nilai yang dilengkapi dengan kantong sebagai tempat meminjam atau menyimpan. Tetapi, untuk materi penjumlahan dan pengurangan kelas I yang akan diteliti tidak menggunakan teknik menyimpan maupun meminjam. Sehingga, pembuatan media kantong nilai tidak ditambahkan kantong yang berfungsi sebagai
tempat
untuk
menyimpan
maupun
meminjam.
Peragaan
penjumlahan suatu bilangan tanpa teknik menyimpan dengan menggunakan media kantong nilai dapat ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Contoh Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan Penjumlahan yang
Bentuk Peragaan
Proses Peragaan
Diperagakan Langkah I: Peragakan bilangan I = 24 dengan menempatkan 2 ikat puluhan dan 4 satuan yang tak diikat di tempat yang sesuai (pada baris pertama). Peragakan bilangan II = 13 dengan menempatkan 1 ikat puluhan dan 3 satuan yang tak diikat di tempat yang sesuai (pada baris kedua).
24 13 ……..
commit to user
Langkah II: Tanyakan pada siswa bagaimana menjumlahkannya. Jawaban yang diharapkan adalah satuan digabung satuan kemudian diletakkan di kantong hasil. Demikian pula untuk yang puluhan dengan puluhan. Hasilnya = 37. Itu berarti 24 13 + 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Contoh peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media kantong nilai dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Contoh Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam Pengurangan yang
Bentuk Peragaan
Proses Peragaan
Diperagakan Langkah I : Peragakan bilangan I = 37. Pada baris I, masukkan 3 ikat sedotan (yang menunjukkan puluhan) ke dalam kantong puluhan. Kemudian 7 buah sedotan (yang menunjukkan satuan) ke dalam kantong satuan.
37 12 …….
Langkah II: Kurangkan dari peragaan di baris I = 37 dengan mengambil 1 ikat puluhan dan 2 satuan untuk ditempatkan/dimasukkan di baris II (merupakan peragaan untuk pengurangan sebanyak 12). Sisa satuan sebanyak 5 dan sisa puluhan sebanyak 2 dimasukkan ke dalam kantong hasil (baris III). Tampak bahwa sisanya 25, itu berarti 37 12 _ 25
37 12 25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 3. Tinjauan tentang Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) a. Hakikat Model Menurut Ana Retnoningsih dan Suharso (2005: 324), model merupakan contoh, pola, acuan, ragam, macam, dan sebagainya; barang yang kecil dan tepat seperti yang ditiru. Mill berpendapat bahwa model adalah
bentuk
representasi
akurat
sebagai
proses
aktual
yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. (Agus Suprijono 2009: 45). Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. (Meyer, W.J. dalam Trianto 2010: 21). Dari pendapat tersebut, dapat diperoleh pengertian model adalah suatu pola sebagai acuan yang akurat yang memungkinkan seseorang bertindak sesuai dengan model itu. b. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi, subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti halnya pengajaran. (Agus Suprijono, 2009:13). Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar seperti yang tercantum dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 20. Pembelajaran pada dasarnya merupakan commit to userupaya pendidik untuk membantu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan ppeserta didik. (Isjoni, 2010: 11). Gagne dalam Isjoni (2010: 50) berpendapat “An active process and suggests that teaching involves facilitating active mental process by students”, bahwa dalam proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.” (Oemar Hamalik, 2010: 57). Sedangkan menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Udin S. Winataputra, dkk (2007: 1.19), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning is facilitated. Dari uraian mengenai pengertian pembelajaran di atas dapat di simpulkan, pembelajaran adalah proses interaksi antara guru, siswa dan sumber belajar yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. c. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Menurut Arends (dalam Agus Suprijono, 2009: 46), model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan
pengelolaan
kelas.
Model
pembelajaran
dapat
didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 Menurut Joyce (dalam Trianto, 2007: 5) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran juga mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Joice dalam Isjoni (2010:50) memaparkan model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Sedangkan Soekamto berpendapat bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar. (Trianto, 2007: 5). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu pola atau bentuk perencanaan pembelajaran yang digunakan guru (pendidik) sebagai pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 d. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim. (Isjoni, 2010: 15). “Pembelajaraan
kooperatif
(Cooperative
learning)
adalah
pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mancapai tujuan belajar.” (Sugiyanto, 2009: 37). Menurut Abdurahman dan Bintoro (dalam Poppy Kamalia Devi, 2009: 26) pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait yakni saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individu dan keterampilan untuk menjamin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan. Johnson (dalam Isjoni, 2010: 15) mengemukakan “Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members. Cooperative learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each other as learning.” Berdasarkan uraian tersebut, cooperative learning mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Cooperative learning adalah suatu strategi belajar-mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Dalam pendekatan ini, siswa merupakan bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai hasil yang optimal dalamto user belajar. Keberhasilan belajar dalam commit pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 secara utuh, melainkan perolehan itu akan lebih baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. (Poppy Kamalia Devi, 2009:27). Dari uraian-uraian pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang berlandaskan gotong royong atau kerja sama antar individu di dalam suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Cooperative learning dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisien, dalam mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang maksimal. Keberhasilan belajar dalam pendekatan ini bukan hanya ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan itu akan lebih baik bila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok kecil yang terstruktur dengan baik. 1) Tujuan Pembelajaran Kooperatif Menurut Poppy Kamalia Devi (2009: 30), ada tiga tujuan pembelajaran kooperatif diantaranya, (1) membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Dengan strategi kooperatif diharapkan terjadi interaksi antar siswa untuk saling memberi pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang disajikan guru sehingga semua siswa akan lebih mudah memahami berbagai konsep. (2) Membuat suasana penerimaan terhadap sesama siswa yang berbeda latar belakang misalnya suku, sosial, budaya, dan kemampuan. Hal ini memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa terlepas dari latar belakang serta menciptakan kondisi untuk bekerja sama dan saling ketergantungan yang positif satu sama lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. (3) Mengajarkan keterampilan bekerja sama atau kolaborasi dalam memecahkan permasalahan. Keterampilan ini sangat penting bagi siswa sebagai bekal untuk hidup bermasyarakat. Selain itu, para siswa belajar untuk saling menghargai satu sama lain. Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. (Isjoni, 2010: 21). Dari beberapa pendapat mengenai tujuan pembelajaran kooperatif diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran
kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. 2) Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212) ada lima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut: a) Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam
penyelesaian tugas
tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. b) Tanggung
jawab
perseorangan
(individual
accountability),
yaitu
kebersamaan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 d) Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. e) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. 3) Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (2010: 249-251) menyebutkan beberapa keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya: a) Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif (1) Melalui
strategi
pembelajaran
kooperatif
siswa
tidak
terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. (2) Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. (3) Strategi pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. (4) Strategi pembelajaran dapat membantu memperdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. (5) Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial,
termasuk
mengembangkan
rasa
harga
diri,
hubungan
interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. (6) Melalui strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan commit to useride dan pemahamannya sendiri, kemampuan siswa untuk menguji
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya. (7) Strategi pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil). (8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. b) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif (1) Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan memahami filsafat cooperative leraning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. (2) Ciri utama dari strategi pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai siswa. (3) Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. (4) Keberhasilan
strategi
pembelajaran
kooperatif
dalam
upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 (5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui strategi pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu dalam strategi pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah. e. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Think Pair Share (Berpikir-Berpasangan-Berbagi) merupakan metode sederhana tetapi sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari University of Maryland. (Robert E. Slavin, 2009:257). Metode think-pair-share (TPS) berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Sesuai dengan yang dikutip Arends (dalam Trianto, 2007:61) Frank Lyman menyatakan bahwa think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. ( Lie dalam Isjoni, 2010: 78). Langkah-langkah (fase) think-pair-share adalah sebagai berikut: 1) Langkah 1: Berpikir (Thinking) Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 berpikir sendiri jawaban atau masalah. Siswa membutuhkan penjelasan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian berpikir. 2) Langkah 2: Berpasangan (Pairing) Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. 3) Langkah 3: Berbagi (Sharing) Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan (Arends dalam Triono, 2007:61-62). Dapat disimpulkan bahwa ketika guru menyampaikan pelajaran di dalam kelas, para siswa duduk berpasangan dengan timnya masing-masing. Guru memberikan pertanyaan kepada seluruh kelas. Siswa diminta untuk memikirkan sebuah jawaban dari mereka sendiri, lalu berpasangan dengan pasangannya untuk mencapai sebuah kesepakatan terhadap jawaban. Akhirnya, guru meminta para siswa untuk berbagi jawaban yang telah mereka sepakati kepada semua siswa di kelas.
B. Penelitian yang Relevan Ada beberapa penelitian yang dipandang relevan dengan penelitian ini diantaranya yaitu: Fitroh Amalia Solechah (2009) mengadakan penelitian tentang peningkatan kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan melalui permainan dengan alat peraga kantong nilai pada siswa kelas I SD Negeri II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Dari hasil commitbahwa to userpembelajaran dengan menerapkan penelitian yang dilakukan terbukti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 permainan dengan alat peraga kantong nilai berhasil dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata siswa yang melebihi 65 dan prosentase siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan KKM lebih dari 80%. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama mengkaji pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pada iswa kelas I dan menggunakan alat peraga kantong nilai. Perbedaannya terletak pada model pembelajaran yang dipakai. Lita Melati Sari (2010) mahasiswa FKIP PGSD UNS dalam skripsinya yang berjudul: “Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share pada siswa kelas V SD Negeri Pajang I No. 93 Laweyan Surakarta.” Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD Negeri Pajang I No. 93 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar (KKM > 65) sebanyak 15 siswa atau 30% pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan menjadi 36 siswa atau 72% pada siklus I, dan 44 siswa atau 88% pada siklus II. Nilai rata-rata siswa tiap siklusnya juga mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 60,32 menjadi 69,70 pada siklus I, dan 79,08 pada siklus II. Dengan demikian penggunaaan model kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditemukan. Perbedaannya terletak pada bentuk permasalahan yang dihadapi. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan diatas dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi penulis untuk melakukan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 C. Kerangka Berpikir Matematika merupakan mata pelajaran dasar yang harus dikuasai oleh siswa terutama materi penjumlahan dan pengurangan untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. Siswa masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh panca indera. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bukanlah termasuk topik yang terlalu sulit diajarkan di Sekolah Dasar. Akan tetapi, dalam mengajarkan materi tersebut guru harus menggunakan media pembelajaran yang benar dan model pembelajaran yang dapat merangsang keaktifan siswa. Sehingga siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiaanya. Melalui penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS) dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD. Karena siswa dapat melihat, meraba, memegang dan mengoperasikan kantong nilai serta menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan secara berpasangan. Dengan media kantong nilai, selain mempermudah penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan, juga menumbuhkan rasa sosial, saling menghargai, dan saling berinteraksi dengan individu lain melalui model kooperatif tipe think-pair-share yang diterapkan guru. Pada kondisi akhir setelah menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dalam pelaksanaan
pembelajaran
dapat
meningkatkan
penguasaan
konsep
penjumlahan dan pengurangan. Untuk mengetahui rencana jalannya penelitian, perlu digambarkan sebuah alur kerangka berpikir. Dalam penelitian ini, alur kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Guru belum menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe (TPS)
KONDISI AWAL
Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa dalam pembelajaran matematika masih rendah
SIKLUS I
Penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
SIKLUS II
Penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
KONDISI AKHIR
Penggunaan media kantong nilai dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
TINDAKAN
Gambar 4. Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah di uraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas. Jika dalam pembelajaran menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think-pair-share (TPS), penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 akan meningkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di ruang kelas I A SD Negeri I Pracimantoro yang beralamatkan di desa Ngulu Wetan, Kelurahan Pracimantoro, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini terdiri dari 12 kelas mulai dari kelas I sampai kelas VI yang masing-masing kelas terdiri dari dua lokal (A dan B) dengan jumlah siswa tiap kelas berkisar antara 22 sampai 35 siswa. SD Negeri I Pracimantoro terletak di daerah kota kecamatan sehingga sarana transportasi cukup mudah dan lancar. Sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran antara lain blackboard, alat peraga, perpustakaan, ruang seni karawitan, dan laboratorium komputer. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011, selama 6 bulan, mulai dari Januari 2011 sampai dengan Juni 2011. Tahap perencanaan dan persiapan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2011. Pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dilaksanakan pada bulan April 2011 dengan perincian siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan selama satu minggu pada minggu kedua. Siklus II juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan selama satu minggu yaitu pada minggu ketiga. Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran Matematika di kelas I A.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah yang akan diteliti, mengenai perbaikan proses yang dilakukan di dalam kelas maka bentuk penelitian yang tepat untuk commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Sarwiji Suwandi, 2008: 15). 2. Strategi Penelitian Sarwiji Suwandi (2008: 34) mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut : Plan Reflect
Siklus 1
dst
Plan Act
Reflect
Observe
Siklus 1
Act
Observe
Gambar 5. Langkah-Langkah Pelaksanaan PTK
C. Sumber Data Sumber data yang dapat digali untuk mendapatkan sejumlah (Sarwiji Suwardi, yaitu 2008: pertama 35) informasi guna memperlancar penelitian, dari informan, yaitu
guru kelas I A SD Negeri I Pracimantoro yaitu ibu Dwiyanti, S. Pd. Kedua, proses pembelajaran penjumlahan dan pengurangan di dalam kelas. Kemudian sumber yang terakhir yaitu data dan dokumen yang berupa daftar nilai hasil belajar penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal, siklus I dan siklus II, lembar observasi guru dan siswa, dokumentasi kegiatan belajar mengajar penjumlahan dan pengurangan di kelas.
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I A SD Negeri I commit to user Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 berjumlah 24 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang mempunyai kelemahan dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain yaitu: 1. Observasi Menurut Iskandar (2009: 181) observasi adalah pengamatan terhadap objek-objek yang dapat dijadikan sebagai sumber pengamatan. Observasi dilakukan untuk mengamati perkembangan proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang dilakukan oleh siswa kelas I, sebelum pelaksanaan tindakan, saat tindakan, dan sampai akhir tindakan. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan guru kelas I sebagai pengamat melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung pada kegiatan pembelajaran siswa, kemudian mencatat kegiatan siswa dan peristiwa yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Hasil observasi didiskusikan bersama guru pengampu untuk kemudian di analisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan untuk kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara peneliti dan guru pengampu dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi terhadap guru difokuskan pada perilaku guru saat mengajar, obsevasi ini difokuskan pada perilaku para siswa sebelum tindakan dan ketika tindakan berlangsung berkaitan dengan peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan. 2. Tes Menurut Arikunto (2006: 150) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Jihad dan Haris (2008: 67) tes merupakan himpunan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites. Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai pelajaran yang disampaikan terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang dimiliki siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro dalam pembelajaran matematika khususnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan. Dengan diketahuinya hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu, tes juga digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan. 3. Dokumentasi Iskandar
(2009:
181)
menjelaskan
dokumentasi
adalah
pengumpulan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas yang sedang dilaksanakan. Pengambilan dan pengamatan dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang ada di sekolah dilakukan untuk memperoleh data yang berupa nama siswa kelas I, daftar nilai matematika siswa kelas I, silabus kelas I, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, serta foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung.
F. Validitas Data Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan, dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi
data
mengarahkan
peneliti
agar
di
dalam
mengumpulkan data, menggunakan sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Melalui teknik triangulasi data dapat to user memberikan informasi yangcommit tepat sesuai dengan keadaan siswa kelas I A SD
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Negeri I Pracimantoro. Pada saat menggali dan mengumpulkan data di SD Negeri I Pracimantoro, dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan langsung dari penelti dengan isi dokumen yang terkait (arsiparsip yang berupa daftar nilai, absensi, RRP, dan lainnya). Dalam triangulasi data, data yang dikumpulkan sama tetapi diperoleh dari sumber data yang berbeda. Sumber dari penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Triangulasi metode bisa dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Penggunaan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. (St. Y. Slamet dan Suwarto, 2007: 54). Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan hasil observasi yang dilakukan oleh observer dan hasil observasi yang dilakukan peneliti yang bertindak sebagai guru. Peneliti menggunakan teknik observasi, dari hasil observasi tersebut diuji dengan menggunakan teknik dokumentasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti memperoleh hasil yang sama, tetapi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda yaitu melalui tes dan observasi. G. Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Analisis ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan (verifikasi) dan refleksi. 1) Reduksi Data Menurut H.B. Sutopo (2002: 91) reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Dalam reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi yang ditulis dalam bentuk data, dikumpulkan, dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 lebih tajam hasil pengamatan dalam penelitian ini, juga mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila diperlukan. 2) Penyajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data. 3) Penarikan Simpulan (Verifikasi) dan Refleksi Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan. Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada akhir siklus I dan siklus II. Simpulan yang pertama sampai dengan yang terakhir harus saling terkait. Setelah hasil simpulan terkumpul semua barulah dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Pengumpulan Data
Reduksi Data
Sajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 6. Model Analisis Interaktif Milles dan Huberman
H. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Tabel 4. Indikator Kinerja
Aspek yang Diukur
Pencapaian Siklus Cara Mengukur Terakhir Penguasaan konsep 80 % dari 24 siswa Dihitung dari jumlah penjumlahan dan (19 siswa) siswa yang mendapat pengurangan yang diukur nilai ketuntasan belajar melalui tes. Tes ini atau mencapai Kriteria meliputi: Ketuntasan Minimal 1) Dapat menjumlahkan (KKM) sesuai dengan dua bilangan tanpa yang ditetapkan teknik menyimpan. sekolah yaitu 70 2) Dapat mengurangkan dua bilangan tanpa teknik meminjam. 3) Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan. I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu: a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri. Dalam tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terlebih dahulu pada siswa dan guru berkaitan dengan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. b. Menganalisis masalah secara mendalam yang berkaitan dengan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yang berpedoman pada teori yang relevan. c. Menyusun bentuk tindakan yaitu penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam upaya commit user meningkatkan penguasaan konseptopenjumlahan dan pengurangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 d. Menyusun lembar observasi guru dan siswa serta tes penjumlahan dan pengurangan. 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan pertama. b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). c. Penyusunan evaluasi berupa lembar observasi guru dan siswa serta tes kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan. 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Dalam penelitian ini rencana tindakan disusun dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Peneliti melakukan hipotesis tindakan yaitu untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dengan media kantong nilai melalui model pembelajaran kooperatif (TPS). Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. a. Siklus I 1) Merencanakan tindakan yang dilaksakan pada siklus I Skenario pembelajarannya meliputi: Pertemuan I a. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi: guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan nilai tempat. 3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit commit to user informasi mengenai materi yang akan dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 1. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai media kantong nilai dan cara penggunaannya. 2. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi
penjumlahan
bilangan dua angka
tanpa teknik
menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa. 3. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi
pengurangan
bilangan
dua angka
tanpa teknik
meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 5. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan media kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal (penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). 6. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dengan sungguh-sungguh. 7. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap meja dan meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan. - Elaborasi 8. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan kantong nilai. - Konfirmasi 9. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. to user 3. Guru melakukancommit refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Pertemuan II a. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi: guru mengaitkan pembelajaran dengan materi pertemuan kemarin. 3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “satu ditambah satu”. b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 1. Guru melakukan tanya jawab seputar penjumlahan dan pengurangan dengan kantong nilai. Kemudian guru menulis satu soal dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). 2. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya. 3. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap kelompok. Dan menyuruh siswa mengerjakan soal dengan pasangannya. - Elaborasi 4. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. - Konfirmasi 5. Guru memilih secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. 6. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan dengan serius. 7. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. to user 3. Guru melakukancommit refleksi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 2) Melaksanakan perencanaan siklus I Guru
menerapkan
skenario
pembelajaran
yang
telah
direncanakan pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Pada tahap ini juga dilaksanakan kegiatan observasi terhadap dampak tindakan yang telah dilakukan. 3) Melakukan
observasi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran
penjumlahan dan pengurangan pada siklus I. Guru dan peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) sesuai dengan skenario pembelajaran yang diterapkan untuk memperoleh data mengenai kekurangan dan kelebihan skenario yang diterapkan. 4) Membuat refleksi pada siklus I Dilakukan analis dan refleksi oleh peneliti dari hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan maka perlu dilakukan perbaikan dan apabila terdapat tujuan yang sudah tercapai maka diperlukan adanya peningkatan lagi. b. Siklus II Pada siklus II dilaksanakan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasilhasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi). Sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II. 5. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II. Peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa pada saat proses pembelajaran pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 6. Tahap Penyusunan Laporan Setelah semua kegiatan penelitian selesai, tahap terakhir yang dilakukan peneliti adalah menyusun laporan. Laporan tersebut merupakan uraian tentang semua kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri I Pracimantoro berdiri pada tahun 1916. Sejak awal berdiri, status SD Negeri I Pracimantoro adalah Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NIS) 101031201001. Kepala Sekolah yang menjabat saat ini adalah Sejarjo, S. Pd yang menjabat sejak tahun 2004. SD Negeri I Pracimantoro ini merupakan salah satu SD favorit di Kecamatan Pracimantoro yang mempunyai 339 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki 176 dan perempuan 163 siswa. Secara geografis, SD Negeri I Pracimantoro ini beralamat di Jalan Pawonsari,
Ngulu
Wetan,
Kelurahan
Pracimantoro,
Kecamatan
Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri. SD Negeri I Pracimantoro terletak di kota kecamatan yang tidak jauh dari pusat kota kecamatan, sehingga transportasinya cukup mudah. SD Negeri I Pracimantoro Tahun Ajaran 2010/2011 memiliki 11 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 5 Guru Tidak Tetap (GTT), 1 penjaga perpustakaan yang masih Wiyata Bakti, dan 1 penjaga sekolah yang sudah pegawai negeri. Jumlah seluruh siswa di SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011 adalah 339 siswa yang terdiri dari 176 siswa laki-laki dan 163 siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 12 kelas yakni kelas I sebanyak 72 siswa, kelas II sebanyak 44, kelas III sebanyak 38 siswa, kelas IV sebanyak 60 siswa, kelas V sebanyak 69 siswa, dan kelas VI sebanyak 56 siswa. Siswa berasal dari latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua mereka bekerja sebagai wiraswasta. Ruangan yang ada di SD Negeri I Pracimantoro secara keseluruhan sudah cukup memadai untuk berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar user (KBM). Ruangan yang ada commit meliputito12 ruang kelas, ruang Kepala Sekolah,
50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 ruang guru, perpustakaan, ruang karawitan, laboratorium komputer, mushola, kantin sekolah, dan 6 kamar mandi. SD Negeri I Pracimantoro mempunyai halaman yang sangat luas yang digunakan untuk upacara, olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan sekolah serta tempat untuk bermain bagi para siswa ketika jam istirahat. Fasilitas pendidikan yang ada di SD Negeri I Pracimantoro ini cukup memadai. Beberapa media/alat peraga pembelajaran tersedia, ada yang diletakakan di dalam kelas, ada pula yang diletakkan di ruang guru maupun perpustakan dan laboratorium komputer. Selain alat peraga, bukubuku penunjang proses pembelajaran juga tersedia di perpustakaan. Hal ini merupakan salah satu usaha sekolah untuk meningkatkan pengetahuan serta informasi bagi para siswa melalui kegiatan membaca.
2. Deskripsi Awal Tindakan Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan survei awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses pembelajaran Matematika khususnya kelas I. Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan guru kelas I dan mengamati keadaan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui bahwa pembelajaran penjumlahan dan pengurangan masih dirasa sulit oleh siswa karena penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa yang masih rendah. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan masih rendah. Hasil tes awal (dapat dilihat pada Lampiran 2 halaman 87) yang dilakukan peneliti sebelum melakukan tindakan diperoleh data bahwa dari seluruh siswa kelas I yang berjumlah 24, masih ada 17 siswa atau sekitar 70,83% yang nilainya masih dibawah KKM yang sudah ditentukan sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 70. Rendahnya penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi commit to user siswa dalam berhitung.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan dengan mengadakan penelitian di kelas I A SD Negeri I Pracimantoro dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dalam materi penjumlahan dan pengurangan. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan yang masih rendah, agar lebih meningkat sehingga hasil pembelajarannya juga lebih memuaskan. 3. Deskripsi Tindakan Penelitian a. Tindakan Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus I dilaksanakan selama satu minggu pada tanggal 8 April 2011 dan 9 April 2011. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran di dalam kelas yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, serta penggunaan metode, model, dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Peneliti juga mencatat nilai hasil belajar yang diperoleh masing-masing siswa khususnya materi penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran serta hasil belajar tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil tersebut menunjukan bahwa dari 24 siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro, hanya 7 siswa atau 29,17 % yang mencapai Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM) 70. Sedangkan sebanyak 17 siswa atau 70,83 % masih dibawah KKM 70. Urutan tindakan yang direncanakan akan dilakukan dalam siklus I adalah sebagai berikut: (1)commit menentukan to userKompetensi Dasar serta indikator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 yang sesuai dengan materi penjumlahan dan pengurangan kelas I semester 2, (2) menyiapkan Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) untuk siklus I, (3) menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang diperlukan, termasuk membuat media kantong nilai, (4) membuat lembar observasi siswa dan guru pada siklus I, untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas I A yang meliputi kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), (5) membuat instrumen penjumlahan dan pengurangan, (6) membuat soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan setelah guru menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dalam materi penjumlahan dan pengurangan dalam siklus I. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Jumat, 8 April 2011 dan Sabtu, 9 April 2011 di ruang kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri. Pertemuan pertama dan kedua masing-masing selama 2 x 35 menit. Pada tahap ini, peneliti bertindak
sebagai praktikan dan guru kelas sebagai
observer. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 8 April 2011 pada jam ketiga dan keempat yaitu pukul 08.4009.50 WIB. Pada pertemuan siklus I ini, materi yang diajarkan adalah materi penjumlahan (melakukan operasi penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan). Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru commit tointi, userdan kegiatan akhir. Pada kegiatan meliputi kegiatan awal, kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan nilai tempat. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melakukan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan media kantong nilai dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan benar. Guru memulai kegiaan inti dengan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai media kantong nilai dan cara penggunaannya. Kemudian guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa. Setelah materi penjumlahan, guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan media kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal (penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap meja dan meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Siswa terlihat sangat antusias dan tertarik menggunakan media kantong nilai, karena sebelumnya memang tidak pernah menggunakannya. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan kantong nilai. Pada awalnya siswa masih kebingungan dengan cara menggunakannya, hal ini membuat beberapa siswa gaduh. Tetapi guru dapat mengatasi kegaduhan itu, dan dengan bimbingan guru siswa dapat mengerjakan soal menggunakan media kantong nilai. Setelah kegiatan diskusi selesai, guru meminta tiap pasangan melakukan sharing commit toDan userteman yang lain memperhatikan. (berbagi) dengan teman yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pesan supaya rajin belajar. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2011 pada jam kedua dan ketiga yaitu pada pukul 08.05-09.15 WIB. Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan materi dan indikator yang sama. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan kedua yaitu kegiatan awal yang dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas. Guru melakukan apersepsi tentang materi kemarin dengan tanya jawab seputar penggunaan media kantong nilai. Guru memberi motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi lagu “Satu ditambah satu”. Guru memulai kegiatan inti dengan melakukan tanya jawab seputar penjumlahan dan pengurangan dengan kantong nilai. Guru menuliskan contoh soal dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking). Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya. Sebelum melakukan diskusi, guru membagikan media dan lembar kerja kepada setiap kelompok dan menyuruh siswa mengerjakan lembar kerja tersebut dengan pasangannya. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Setelah diskusi selesai, guru memilih secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain dan teman yang lain memperhatikan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi individu dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara individu, untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa. Siswa commit to user mengerjakan dengan serius.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut dengan mengingatkan siswa supaya rajin berlatih dan menghafalkan penjumlahan dan pengurangan. 3) Tahap Observasi Observasi
dilakukan
saat
pembelajaran
penjumlahan
dan
pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) berlangsung. Dalam tahap observasi ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru, serta pengambilan dokumentasi selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. Hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siklus I dapat dilihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Variabel Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemampuan siswa melakukan diskusi Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Kemampuan siswa mengerjakan soal
Kriteria Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup
Berdasarkan Tabel 5 diatas, menunjukkan hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I secara keseluruhan sudah baik. Tetapi, untuk keaktifan siswa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 kemampuan siswa melakukan diskusi, dan kemampuan siswa mengerjakan soal masih dalam kriteria cukup, sehingga perlu ditingkatkan. Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Variabel Persiapan guru memulai pelajaran Kemampuan guru dalam mengelola kelas Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Perhatian guru terhadap siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Kriteria Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik
Berdasarkan Tabel 6 diatas, menunjukkan hasil observasi guru pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I sudah baik, tetapi kemampuan guru dalam mengelola kelas, membimbing diskusi, serta perhatian guru terhadap siswa masih dalam kriteria cukup, sehingga perlu ditingkatkan lagi. 4) Tahap Refleksi Hasil pengamatan dan penilaian yang diperoleh dari tindakan siklus I kemudian dianalisis. Dari hasil analisis ini, nantinya digunakan sebagai langkah yang akan dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes materi penjumlahan dan pengurangan, dapat dilihat penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum tindakan. Nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro commit to 7user pada siklus I dapat dilihat pada Tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Tabel 7. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Nama Diky Istana Ade Yahya Abdillah Akbar Firmansyah Al Fuston Ferdy Pamungkas Alfa Vegananda Amanda Enggal Agesti Amanda Putri Yuda Ardiatama Ashari Dwi Astuti Aulia Ranum Putri Natali Azahra Aura Shifa Salsabila Bagas Yuwana Beladriyani Beni Syahriar Brilian Vectore Dafa Putra Ramadhan Danik Astika Dewi Dera Fridea Sari Desta Mahendramukti Diki Setiyawan Esa Putri Diartha Febi Radika Febriana Tri Astuti Lutvia Novita Sari Nabilla Felicia Az zahra
Nilai 70 60 90 70 60 90 90 70 60 40 80 70 70 60 70 40 70 70 60 80 70 70 40 100
Keterangan Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM
Dari Tabel 7 di atas, dapat dilihat daftar nilai hasil tes penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal sebelum tindakan. Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi penilaiaan hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan yang dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I
No
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
Fi(xi)
Prosentase (%)
Keterangan
1.
40-49
3
44,5
133,5
12,5
Di bawah KKM
2.
50-59
0
54,5
0
0
Di bawah KKM
3.
60-69
5
64,5
322,5
20,83
4.
70-79
10
74,5
745
41,67
Di bawah KKM Di atas KKM
5.
80-89
2
84,5
169
8,33
Di atas KKM
6.
90-99
3
94,5
283,5
12,5
Di atas KKM
7.
100-109
1
104,5
104,5
4,17
Di atas KKM
1758
100
Jumlah
24
Nilai rata-rata = 1758 : 24 = 73,25 Ketuntasan klasikal = 16 : 24 x 100% = 66,67% Dari Tabel 8 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 7 sebagai berikut:
12
F r e k u e n s i
10
10 8 5
6 4
3
3 2
2
1 0
0 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100-109
Interval Nilai Gambar 7. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 100, dan nilai terendah adalah 40, sedangkan nilai rata-rata kelas yang ditunjukkan pada Tabel 8 adalah 73,25. Apabila dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum tindakan (dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 88), nilai rata-rata kelas yang semula 58,29 meningkat menjadi 73,25. Jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai KKM 70 juga mengalami peningkatan yaitu dari 7 siswa atau 29,17% meningkat menjadi 16 atau 66,67% itu berarti mengalami peningkatan sebesar 37,5%. Peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A ini akan tampak jelas pada tabel perbandingan nilai penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada kondisi awal dan siklus I yang dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini: Tabel 9. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal dan pada Siklus I
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Interval Nilai 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100-109 Jumlah Rata-rata
Frekuensi Kondisi Awal Siklus I 2 0 3 3 6 0 6 5 5 10 1 2 1 3 0 1 24 24 58,29 73,25
Keterangan Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Berdasarkan Tabel 9 di atas, dapat dilihat dengan jelas perbandingan nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal dan siklus I. Pencapaian nilai siswa mengalami peningkatan, rata-rata nilai yang semula (sebelum dilaksanakan tindakan) adalah 58,29 meningkat menjadi 73,25 (setelah dilaksanakan siklus I). Nilai to user siswa yang masih di bawah commit KKM juga mengalami penurunan, dari 17 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 menjadi 8 siswa. Peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro akan tampak lebih jelas apabila digambarkan dalam bentuk grafik. Berikut ini adalah grafik perbandingan nilai penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan yang dapat dilihat dalam Gambar 8 sebagai berikut:
12
F r e k u e n s i
10
Kondisi Awal Siklus I
10 8 6
6 5
6 3
4
5
3
3
2
2 1
2
0
0
1
1 0
0
30-39 40-49
50-59
60-69
70-79
80-89 90-99 99-109
Interval Nilai
Gambar 8. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal dan pada Siklus I.
Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 7 di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa dari kondisi awal ke siklus I. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan siklus I, maka dapat dikatakan proses pembelajaran telah menunjukkan perubahan, baik pada kegiatan siswa maupun pada pencapaian hasil belajar penjumlahan dan pengurangan yang mengalami peningkatan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Meskipun
terjadi
peningkatan
dalam
menguasai
konsep
penjumlahan dan pengurangan, tetapi masih ada beberapa siswa yang nilainya belum mencapai KKM 70. Hal tersebut antara lain dikarenakan (1) siswa masih belum paham betul cara menggunakan kantong nilai dalam operasi pengurangan, sehingga dalam mengerjakan soal yang berkaitan dengan pengurangan masih banyak yang salah, (2) keseriusan siswa dalam mengerjakan soal masih kurang, karena masih ada siswa yang ramai sendiri (3) siswa kurang teliti dalam menghitung maupun menuliskan jawaban. Berdasarkan analisis diatas, maka refleksi dari kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu: (1) guru menjelaskan kembali mengenai cara menggunakan media kantong nilai khususnya dalam operasi pengurangan tanpa teknik meminjam, (2) guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membuat gaduh dan berusaha mengendalikan kelas agar pembelajarannya lebih kondusif (3) guru memberi bimbingan kepada setiap siswa dan mengecek bagaimana cara mereka menghitung dengan media kantong nilai dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil, karena sudah ada peningkatan nilai rata-rata kelas. Namun, hasil yang diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal karena masih kurang dari indikator ketercapaian yang ditentukan pada siklus terakhir yaitu 19 siswa atau 80 % siswa yang nilainya mencapai KKM 70. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dalam proses pembelajaran siklus I.
b. Tindakan Siklus II Pada siklus I, hasil pembelajaran penjumlahan dan pengurangan belum maksimal. Oleh karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan harapan pada siklus II dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran siklus I, sehingga tujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 pengurangan
dengan media kantong nilai dan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat terwujud. Kegiatan penelitian pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan atau empat jam pelajaran. Setiap pertemuan masing-masing dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit. Siklus II dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada hari Jumat, 15 April 2011 dan Sabtu, 16 April 2011. Kegiatan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan Tindakan Tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini rencananya akan dilakukan beberapa langkah perbaikan pada siklus I, yaitu: (1) guru menjelaskan kembali mengenai cara menggunakan media kantong nilai khususnya dalam operasi pengurangan tanpa teknik meminjam, (2) guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang membuat gaduh dan berusaha mengendalikan kelas agar pembelajarannya lebih kondusif (3) guru memberi bimbingan kepada setiap siswa dan mengecek bagaimana cara mereka menghitung dengan media kantong nilai dan menuliskan jawabannya dalam lembar kerja siswa. Urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) menentukan Kompetensi Dasar dan indikator, (2) menyiapkan rencana pembelajaran dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) untuk siklus II dengan langkah perbaikan, (3) menyiapkan alat dan bahan pelajaran yang diperlukan, (4) membuat lembar observasi siswa dan guru pada siklus I, untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas I A yang meliputi kegiatan guru dan siswa pada saat proses pembelajaran menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS), (5) membuat instrumen penjumlahan dan pengurangan, (6) membuat soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan setelah guru menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 think pair share (TPS) dalam materi penjumlahan dan pengurangan pada siklus II. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti mengulang materi penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. a) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 15 April 2011 pada jam pada jam ketiga dan keempat yaitu pukul 08.40-09.50 WIB. Pada pertemuan ini yang diajarkan adalah penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan kemarin. Kegiatan dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu melakukan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan media kantong nilai dan memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan
tanpa
teknik
menyimpan
dengan
benar.
Untuk
menumbuhkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, guru mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “di sini senang di sana senang”. Pada kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab tentang penggunaan media kantong nilai dalam operasi penjumlahan dan pengurangan. Kemudian guru menjelaskan cara menghitung dengan kantong nilai dalam operasi penjumlahan bilangan dua angka tanpa teknik menyimpan dan pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa. Dengan contoh soal commit to user yang lebih banyak, diharapkan siswa akan lebih memahami dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan. Guru menuliskan beberapa contoh soal di papan tulis dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking). Kemudian guru meminta siswa (secara acak) untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan kantong nilai
di
depan
kelas
(mempraktekkannya).
Siswa
yang
lain
memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Karena siswa sudah mengerti, guru kemudian membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja. Selanjutnya guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan. Selama proses diskusi berlangsung, guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. Guru mengecek pekerjaan siswa, apakah penulisan jawaban sudah benar atau belum. Kemudian guru meminta tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memberi tanggapan. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan melakukan refleksi. Sebagai tindak lanjut, guru memberikan pesan supaya rajin belajar. b) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 April 2011 pada jam kedua dan ketiga yaitu pada pukul 08.05-09.15 WIB. Pada pertemuan ini guru memberikan pembelajaran dengan materi yang sama, tetapi dengan indikator berbeda. Pada pertemuan kedua ini indikatornya adalah memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan tanpa teknik meminjam dan penjumlahan tanpa teknik menyimpan. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru sama dengan pertemuan pertama yaitu meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
dengan
guru mengingatkan kembali tentang materi commit to useryang sudah di bahas kemarin. penjumlahan dengan kantong nilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Selanjutnya guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan melakukan gerakan sederhana. Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab seputar teknik pengurangan dengan kantong nilai. Karena hasil pekerjaan siswa yang berkaitan dengan materi pengurangan masih menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Kemudian guru menuliskan beberapa contoh soal pengurangan di papan tulis dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan media kantong nilai di depan kelas. Setelah siswa mengerti tentang materi yang telah disampaikan guru, kemudian guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya dan mengerjakan soal
yang sudah dibagikan.
Guru
membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. Setelah kegiatan sharing selesai, guru membagikan soal evaluasi individu dan meminta
siswa untuk mengerjakannya secara
individu. Siswa mengerjakan dengan serius. Setelah waktu habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Pada kegiatan akhir, guru melakukan refleksi dan memberikan tindak lanjut agar siswa rajin belajar dan menghafal penjumlahan dan pengurangan. Guru menutup pelajaran dengan salam. 3) Tahap Observasi Observasi
dilakukan
saat
pembelajaran
penjumlahan
dan
pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) berlangsung. Yaitu pada hari Jumat, 15 April 2011 pada jam pada jam ketiga dan keempat (pukul 08.40-09.50 WIB) dan hari Sabtu, 16 April 2011 pada jam kedua dan ketiga (pukul 08.05-09.15 WIB). Observasi yang dilakukan meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan menggunakan media kantong commit to usertipe think pair share (TPS). Pada nilai dan model pembelajaran kooperatif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 siklus II, guru berusaha melaksanakan langkah perbaikan yang telah direncanakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. Hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siklus II dapat dilihat pada Tabel10 sebagai berikut: Tabel 10. Hasil Observasi Siswa dalam Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Variabel Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemampuan siswa melakukan diskusi Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Kemampuan siswa mengerjakan soal
Kriteria Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan hasil observasi siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) pada siklus II yang menunjukkan peningkatan pada keaktifan siswa dalam pembelajaran,
kemampuan
siswa
dalam
melakukan
diskusi,
serta
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal sudah dalam kriteria baik. Bahkan untuk kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai, kemampuan siswa mengerjakan soal sudah dalam kriteria sangat baik. Ini berarti pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dapat dikatakan berhasil. Berikut ini tabel hasil observasi guru pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus II yang commit to user dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Tabel 11. Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Variabel Persiapan guru memulai pelajaran Kemampuan guru dalam mengelola kelas Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Perhatian guru terhadap siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
Kriteria Sanagat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan adanya peningkatan pada kegiatan guru, kemampuan guru mengelola waktu, kemampuan guru dalam membimbing diskusi, serta perhatian guru terhadap siswa meningkat dari kriteria cukup menjadi baik. 4) Tahap Refleksi Tindakan siklus II sudah dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksaan Pembelajaran yang sebelumnya sudah disusun. Begitu juga dengan kegiatan observasi yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan observasi, peneliti yang bertindak sebagai guru dibantu oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer yang mengamati dan memberi penilaian sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan peneliti. Dalam akhir pertemuan siklus II, peneliti memberikan soal sebagai evaluasi sebagai tes akhir siklus II. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II, diperoleh nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri pada siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Tabel 12. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Nama Diky Istana Ade Yahya Abdillah Akbar Firmansyah Al Fuston Ferdy Pamungkas Alfa Vegananda Amanda Enggal Agesti Amanda Putri Yuda Ardiatama Ashari Dwi Astuti Aulia Ranum Putri Natali Azahra Aura Shifa Salsabila Bagas Yuwana Beladriyani Beni Syahriar Brilian Vectore Dafa Putra Ramadhan Danik Astika Dewi Dera Fridea Sari Desta Mahendramukti Diki Setiyawan Esa Putri Diartha Febi Radika Febriana Tri Astuti Lutvia Novita Sari Nabilla Felicia Az zahra
Nilai 80 80 100 90 60 100 100 80 70 60 90 70 90 80 90 60 90 70 70 90 80 90 60 100
Keterangan Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM
Dari Tabel 12 diatas, terlihat bahwa nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100, sedangkan nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 40. Siswa yang nilainya belum mencapai KKM 70 ada 4 siswa, sedangkan 20 siswa lainnya sudah mendapatkan nilai sama dengan KKM bahkan lebih dari KKM yang sudah ditentukan yaitu 70. Untuk lebih jelasnya, akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi penilaian pada Siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus II
No
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
Fi(xi)
Prosentase (%)
Keterangan
1.
60-69
4
64,5
258
16,67
Di bawah KKM
2.
70-79
4
74,5
298
16,67
Di atas KKM
3.
80-89
5
84,5
422,5
20,83
Di atas KKM
4.
90-99
7
94,5
661,5
29,16
Di atas KKM
5.
100-109
4
104,5
418
16,67
Di atas KKM
2058
100
Jumlah
24
Nilai rata-rata = 2058 : 24 = 85,75 Ketuntasan klasikal = 20 : 24 x 100% = 83,33% Dari Tabel 13 di atas, terlihat adanya peningkatan perolehan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro. Dari Tabel 13 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut:
12
F r e k u e n s i
10 7
8 5
6
4
4
4
4 2 0
60-69 70-79 80-89 90-99 100-109 Interval Nilai
Gambar 9. Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Pada Tabel 12 terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 100, dan nilai terendah adalah 60, sedangkan nilai rata-rata yang ditunjukkan pada Tabel 13 adalah 85,75. Apabila dibandingkan dengan nilai pada siklus I, nilai ratarata kelas meningkat dari 73,25 menjadi 85,75. Jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai KKM 70 juga mengalami peningkatan yaitu dari 16 siswa atau 66,67% pada siklus I meningkat menjadi 20 siswa atau 83,33% pada siklus II. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 16,66%. Peningkatan penguasaan konsep penjumlahan dan penngurangan siswa kelas I A ini akan tampak jelas pada tabel perbandingan nilai penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai berikut: Tabel 14. Tabel Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan pada Siklus II
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Interval Nilai 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100-109 Jumlah Rata-rata
Frekuensi Kondisi Awal 2 3 6 6 5 1 1 0 24 58,29
Siklus I
Siklus II
0 3 0 5 10 2 3 1 24 73,25
0 0 0 4 4 5 7 4 24 85,75
Keterangan Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro mengalami peningkatan. Dari Tabel 14 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik perbandingan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Negeri I Pracimantoro Wonogiri pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada Gambar 10 sebagai berikut: Kondisi Awal Siklus I Siklus II
12
F 10 r e 8 k u 6 e n 4 s 2 i
10
6
7
6 5
5 4
5 4
5 4
4
3 3
3
2
2
1 0 0
0
1
1 0
0 0
0
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
80-89
90-99
90-99
Interval Nilai Gambar 10. Grafik Perbandingan Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.
Berdasarkan Tabel 14 dan Gambar 10, dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan nilai penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Hal ini juga berpengaruh terhadap penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa. Jumlah siswa yang nilainya sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 70 adalah 20 siswa atau 83,33%. Jumlah tersebut sudah berada di atas indikator ketercapaian yang ingin dicapai peneliti yaitu 19 siswa atau 80%. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti sudah berhasil. Penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri mengalami peningkatan. Hal ini bisa commitpenjumlahan to user dilihat dari tercapainya indikator dan pengurangan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 ditetapkan pada awal tindakan yaitu: (1) kemampuan melakukan penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan, (2) kemampuan melakukan pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam, (3) memecahkan
persoalan
yang
berkaitan
dengan
penjumlahan
dan
pengurangan. Selain itu, kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II. Pencapaian nilai tes penjumlahan dan pengurangan yang diperoleh siswa pada siklus II sudah sesuai dengan indikator ketercapaian yang dirumuskan sebelum tindakan, maka penelitian ini diakhiri. Berikut ini rekapitulasi ketercapaian indikator penelitian siklus I dan siklus II yang dapat dilihat dalam Tabel 15 sebagai berikut: Tabel 15. Rekapitulasi Ketercapaian Indikator Penelitian Siklus I dan Siklus II
No
Indikator
1.
Dapat menjumlahkan dua bilangan tanpa teknik menyimpan.
2.
Dapat mengurangkan dua bilangan tanpa teknik meminjam.
3.
Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan
Prosentase yang Dicapai Siklus I Siklus II 66,67% 83,33%
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat
adanya
peningkatan
penguasaan
konsep
penjumlahan
dan
pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 1. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A pada Kondisi Awal sebelum Tindakan Dari daftar nilai yang sudah ada, dapat diketahui nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal sebelum tindakan (pada Lampiran 3 halaman 88) yaitu siswa yang mendapat nilai antara 30-39 ada 2 siswa, 40-49 ada 3 siswa, 50-59 ada 6 siswa, 60-69 ada 6 siswa, 70-79 ada 5 siswa, 80-89 ada 1 siswa, 90-99 ada 1 siswa, dan yang mendapatkan nilai antara 100-109 belum ada. Dengan demikian nilai rata-rata siswa pada kondisi awal adalah 58,29. Siswa yang mendapat nilai < KKM 70 sebanyak 17 siswa atau 70,83% dan siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 ada 7 siswa atau 29,17%. 2. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A pada Siklus I Berdasarkan hasil tes akhir penjumlahan dan pengurangan pada siklus I dapat diketahui hasilnya, nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 40, sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Rinciannya yaitu sebagai berikut: yang mendapat nilai antara 40-49 ada 3 siswa, yang mendapat nilai 50-59 tidak ada, yang mendapat nilai 60-69 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 70-79 ada 10 siswa, yang mendapat nilai 80-89 ada 2 siswa, yang mendapat nilai 90-99 ada 3 siswa, sedangkan yang mendapat nilai antara 100-109 ada 1 siswa. Nilai rata-rata pada siklus I yaitu sebesar 73,25. Siswa yang mendapat nilai < KKM 70 sebanyak 8 siswa atau 33,33% dan siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 ada 16 siswa atau sebanyak 66,67%. 3. Data Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A pada Siklus II Berdasarkan hasil tes penjumlahan dan pengurangan yang diberikan pada akhir pertemuan siklus II, dapat diketahui hasil yang diperoleh siswa kelas I A. Nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60 dan nilai tertingginya adalah 100. Pada siklus II, sudah tidak ada siswa user yang mendapatkan nilai commit dibawahto60. Rincian nilai yang diperoleh siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 kelas I A pada siklus II yaitu sebagai berikut: yang mendapat nilai antara 60-69 ada 4 siswa, yang mendapat nilai 70-79 juga ada 4 siswa, yang mendapat nilai 80-89 ada 5 siswa, yang mendapat nilai 90-99 ada 7 siswa, sedangkan yang mendapat nilai antara 100-109 ada 4 siswa. Nilai ratarata pada siklus II yaitu sebesar 85,75. Siswa yang mendapat nilai < KKM 70 sebanyak 4 siswa atau 16,67% dan siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70 ada 20 siswa atau sebanyak 83,33%. Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan proses pembelajaran matematika dalam materi penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I setelah penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum tindakan dilakukan dan setelah dilakukan tindakan siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Nilai rata-rata hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut: Tabel 16. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No. 1.
Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Nilai Rata-rata
Sebelum Tindakan 58,29
Setelah Dilaksanakan Tindakan Siklus I
Siklus II
73,25
85,75
Berdasarkan Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 58,29, kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 73,25. Sedangkan pada akhir siklus II, nilai rata-rata penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan meningkat menjadi commit to user 85,75. Adanya peningkatan tersebut membuktikan bahwa penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat digunakan untuk membantu meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) yang dilaksanakan oleh peneliti dinyatakan berhasil. Peningkatan rata-rata nilai hasil penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat diliahat pada Gambar 11 sebagai berikut:
85,75
90 73,25
80 70
N 60 i l 50 a 40 i
58,29
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
30 20 10 0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan Gambar 11. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar materi penjumlahan dan pengurangan pada kondisi awal sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut: Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
No
Kondisi Awal
Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Tuntas
7
29,17
16
66,67
20
83,33
2.
Tidak Tuntas
17
70,83
8
33,33
4
16,67
Berdasarkan Tabel 17, terlihat adanya peningkatan pada ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yaitu pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas hanya 7 siswa atau 29,17%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau 66,67%, dan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa atau 83,33%. Data dari Tabel 17 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar 12 sebagai berikut: 24
J u m 20 l a 16 h
20 10
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
12
S i 8 s w 4 a
7
0
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan Tindakan to user Gambar 12. Grafik Peningkatancommit Ketuntasan Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 Dengan demikian maka dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri yaitu dengan menggunakan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan menggunakan media kantong nilai mempermudah siswa untuk memahami dan menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) siswa dapat berinteraksi dan bekerja sama dengan siswa yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar atau KKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu 70. Pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 7 siswa atau 21,17% meningkat menjadi 16 siswa atau 66,67% pada siklus I, itu berarti ada peningkatan sebesar 37,5%. Dan 20 siswa atau 83,33% pada siklus II itu berarti apabila dibandingkan dengan siklus I mengalami peningkatan sebesar 16,67%. Nilai rata-rata siswa tiap siklusnya juga mengalami peningkatan, yaitu pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 58,29 menjadi 73,25 pada siklus I, dan 85,75 pada siklus II. Dengan demikian, penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui bahwa penggunaan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif (TPS) dapat meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Wonogiri Tahun Ajaran 2010/2011. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu commit to user perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berkaitan
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 dengan hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut: 1. Memberikan informasi bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) serta memanfaatkan media kantong nilai dalam pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan untuk meningkatkan penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan siswa. 2. Mendorong guru untuk menggunakan berbagai media dan model pembelajaran, salah satunya media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dapat menumbuhkan partisipasi siswa serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga membuat siswa merasa senang selama mengikuti proses pembelajaran. 3. Memotivasi siswa untuk memiliki kemauan bekerja sama dengan kelompok, kemampuan berinteraksi dengan guru maupun dengan siswa lain, keterampilan menggunakan media kantong nilai, serta aktif dalam kegiatan pembelajaran. 4. Menumbuhkan kesadaran guru tentang pentingnya mengenali berbagai kendala yang timbul dalam pembelajaran sedini mungkin serta mencari berbagai alternatif dalam usaha mengatasi masalah yang ada dalam proses pembelajaran.
C. SARAN Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah a. Hendaknya sekolah dapat memberi motivasi pada guru untuk melakukan pembelajaran yang aktif, menarik dan kondusif. Bisa melalui pengguanaan media kantong nilai yang mempermudah siswa untuk menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan serta to user yang bervariasi seperti model penggunaan model commit pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) yang dapat menumbuhkan rasa sosial, interaksi dan kerjasama dengan orang lain. b. Hendaknya sekolah memenuhi sarana dan prasarana yang dapat mendukung berlangsungnya proses pembelajaran
siswa, seperti
penyediaan media pembelajaran yang lengkap, sehingga tujuan pembelajaran yang dirumuskan dapat tercapai. 2. Bagi Guru a. Hendaknya guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media kantong nilai serta dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif
tipe
think
pair
share
(TPS)
pada
pembelajaran penjumlahan dan pengurangan. b. Hendaknya memotivasi siswa serta menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan, bisa dengan penggunaan media yang bervariasi dan menarik
serta
menumbuhkan
penggunaan semangat
model siswa
pembelajaran untuk
yang
mengikuti
dapat
kegiatan
pembelajaran. c. Hendaknya lebih mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai dan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). 3. Bagi Siswa a. Diharapkan dapat lebih banyak berlatih dan menghafal penjumlahan dan pengurangan sehingga dapat menguasai konsep penjumlahan dan pengurangan dengan baik. b. Hendaknya dapat lebih aktif dalam pembelajaran sehingga mudah menyerap ilmu pengetahuan serta informasi yang disampaikan guru dalam pembelajaran. c. Hendaknya selalu rajin dalam belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 4. Bagi Peneliti yang Akan Datang a. Hendaknya dapat mengembangkan pemilihan media maupun model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan khususnya kelas I SD. b. Hendaknya dapat lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran matematika khususnya dalam materi penjumlahan dan pengurangan. c. Hendaknya dapat menggunakan model atau metode pembelajaran yang belum pernah dipakai dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sehingga akan muncul metode dan model pembelajaran yang inovatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
DAFTAR PUSTAKA . 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: BP. Cipta Jaya. Abdul Azis Wahab. 2009. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta. Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Apikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arief S. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Asep Jihad. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo. Asep Jihad, Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: Maulana. Fitroh Amalia Solechah. 2009. Peningkatan Kemampuan Berhitung Penjumlahan dan Pengurangan melalui Permainan dengan Alat Peraga Kantong Nilai Pada Siswa Kelas I SD Negeri II Pracimantoro Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surakarta: UNS. H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Rosdakarya. Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press. Isjoni. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada. Karso, dkk. 2009. Pendidikan Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 Kismiantini, Dyan Indrawati. 2008. Dunia Matematika: untuk Kelas I SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Lita Melati Sari. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share pada Kelas V SD Negeri Pajang No. 93 Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sripsi Tidak Dipublikasikan. Surakarta: UNS. Marsudi Raharjo. 2004. Bilangan Asli. Cacah dan Bulat. Yogyakarta: Pusat Pengembangan Penstaran Guru (PPPG) Matematika. Miles dan Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi, Jakarta : UI Press. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Murtinem. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SDN Kertasinduyasa 03 Brebes dalam Pokok Bahasan Penjumlahan Dengan Teknik Menyimpan melalui Alat Peraga Kantong Nilai Plastik Transparan. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Semarang. UNNES. Oemar Hamalik. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Oemar Hamalik. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Poppy Kamalia Devi. 2009. Model Pembelajaran Langsung dan Kooperatif: untuk Guru SMP. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA). Purnomosidi, Wiyanto, Endang Supadminingsih. 2008.Matematika I untuk SD/ MI kelas I. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Russeffendi. 1992. Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. St. Y. Slamet dan Suwarto. 2007. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Suharsimi Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasandan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Udin S. Winataputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Arithmetic (di akses pada tanggal 2 Maret 2011) www.Mathematic.transdigit.com mathematic (di akses pada tanggal 4 Maret 2011) (
[email protected]) (di akses pada tanggal 6 Maret 2011) (www.artikata.com/arti-369095-penguasaan.html) (di akses pada tanggal 14 Mei 2011)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 Lampiran 1 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan No. 1.
2.
3. 4.
5.
Kegiatan Persiapan penelitian a. Persiapan survei awal b. Penyusunan proposal c. Mengurus perizinan d. Koordinasi dengan Guru e. Mendiskusikan masalah teknik pelaksanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan a. Mempersiapkan media pembelajaran b. Pelaksanaan siklus I&II c. Penganalisisan data Penyusunan laporan Ujian skripsi Revisi, penggandaan, penjilidan, dan pengiriman laporan
Januari Februari Maret April Mei Juni X X X
X
commit to user
X X X
X
X X X X
X X
X X
X
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Lampiran 2 Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
NAMA Diky Istana Ade Yahya Abdillah Akbar Firmansyah Al Fuston Ferdy Pamungkas Alfa Vegananda Amanda Enggal Agesti Amanda Putri Yuda Ardiatama Ashari Dwi Astuti Aulia Ranum Putri Natali Azahra Aura Shifa Salsabila Bagas Yuwana Beladriyani Beni Syahriar Brilian Vectore Dafa Putra Ramadhan Danik Astika Dewi Dera Fridea Sari Desta Mahendramukti Diki Setiyawan Esa Putri Diartha Febi Radika Febriana Tri Astuti Lutvia Novita Sari Nabilla Felicia Az zahra
NILAI 60 50 70 60 40 70 80 60 50 50 70 40 60 50 50 30 60 40 60 70 70 50 30 90
KETERANGAN Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM
Keterangan: Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 7 siswa Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 17 siswa Wonogiri, 2 April 2011 Guru Kelas I A
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah commit to user NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 Lampiran 3 Tabel Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Tes Awal Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Kondisi Awal
No
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
Fi(xi)
Prosentase (%)
Keterangan
1.
30-39
2
34,5
69
8,33
Di bawah KKM
2.
40-49
3
44,5
133,5
12,5
Di bawah KKM
3.
50-59
6
54,5
327
25
4.
60-69
6
64,5
387
25
Di bawah KKM Di atas KKM
5.
70-79
5
74,5
372,5
20,83
Di atas KKM
6.
80-89
1
84,5
84,5
4,17
Di atas KKM
7.
90-99
1
94,5
94,5
4,17
Di atas KKM
1399
100
Jumlah
24
Nilai rata-rata = 1399 : 24 = 58,29 Ketuntasan klasikal = 7 : 24 x 100% = 21,17%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 Lampiran 4 Gambar Grafik Distribusi Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Kondisi Awal.
12
F r e k u e n s i
10 8
6
6 5
6 3
4
2 1
2 0
30-39
40-49 50-59 60-69 70-79
Interval Nilai
commit to user
1
80-89 90-99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Nama Sekolah : SD Negeri 1 Pracimantoro Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : I/2 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
I. Standar Kompetensi 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar 4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
III. Indikator 1. Melakukan penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan dengan media kantong nilai. 2. Melakukan pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam dengan media kantong nilai.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat melakukan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan media kantong nilai secara tepat. 2. Melalui penjelasan guru, siswa dapat melakukan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media kantong nilai dengan tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
V. Dampak Pengiring Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pelajaran 1. Penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan Perhatikan contoh berikut: 25 + 12 = …. a. Pengerjaan dengan kantong nilai Masukkan 2 ikat sedotan (1 ikat = 10 sedotan) yang bernilai puluhan ke dalam kantong puluhan, 5 sedotan yang bernilai satuan ke dalam kantong satuan (kantong paling atas/baris I). Kemudian masukkan 1 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan dan 2 sedotan ke dalam kantong satuan (kantong tengah/baris II). Setelah itu, jumlahkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan dengan puluhan, satuan dengan satuan. Sehingga akan diperoleh hasil, 3 ikat sedotan dalam kantong puluhan dan 7 buah sedotan dalam kantong satuan, hasilnya 3 puluhan dan 7 satuan = 37 (25 + 12 = 37). PULUHAN
SATUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
b. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan cara bersusun pendek. 25 12 37 Satuan ditambah dengan satuan Puluhan ditambah dengan puluhan 2. Pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam. Perhatikan contoh berikut: 35 - 14 = …. a. Pengerjaan dengan kantong nilai Masukkan 3 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan, 5 sedotan kedalam kantong satuan (pada baris I). Dan 1 ikat sedotan kedalam kantong puluhan, 4 sedotan kedalam kantong satuan (pada baris II). Kemudian kurangkanlah masing-masing bilangan sesuai dengan nilai tempatnya (satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan), hasilnya masukkan ke dalam kantong hasil (baris III). Yaitu, masukkan 1 sedotan ke dalam kantong satuan dan 2 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan (35 – 14 = 21). PULUHAN
SATUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 b. Pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan cara bersusun pendek. 35 14 21 Satuan dikurangkan dengan satuan Puluhan dikurangkan dengan puluhan
VII. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model : kooperatif tipe think pair sahare (TPS) 2. Metode : ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi.
VIII. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I a. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi: guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan nilai tempat. 3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan sedikit informasi mengenai materi yang akan dipelajari. b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 4. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai media kantong nilai dan cara penggunaannya. 5. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi
penjumlahan
bilangan dua angka
tanpa teknik
menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa. 6. Guru menjelaskan cara menggunakan kantong nilai dalam operasi
pengurangan
bilangan dua angka
tanpa teknik
menyimpan, serta memberikan contoh kepada siswa. commit to user kepada siswa untuk bertanya. 7. Guru memberikan kesempatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 8. Guru melakukan tanya jawab seputar cara penggunaan media kantong nilai. Kemudian guru menulis dua contoh soal (penjumlahan dan pengurangan) dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). 9. Guru meminta salah satu siswa untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan kantong nilai di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dengan sungguh-sungguh. 10. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap meja dan meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya untuk mengerjakan soal yang sudah dibagikan. - Elaborasi 11. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dengan kantong nilai. - Konfirmasi 12. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 3. Guru melakukan refleksi. Pertemuan II a. Kegiatan Awal (10 menit) 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi: guru mengaitkan pembelajaran dengan materi pertemuan kemarin. 3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “satu ditambah satu”. b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 1. Guru melakukan tanya jawab seputar penjumlahan dan commit to usernilai. pengurangan dengan kantong
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 2. Guru menuliskan contoh soal dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking). Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan contoh soal tersebut di depan kelas. 3. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya. 4. Guru membagikan media dan lembar soal kepada setiap kelompok. Dan menyuruh siswa mengerjakan soal dengan pasangannya. -
Elaborasi
5. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. - Konfirmasi 6. Guru memilih secara acak dari beberapa pasangan diskusi untuk melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. 7. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan dengan serius. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 3. Guru melakukan refleksi.
IX. Media dan Sumber Belajar 1. Media : kantong nilai 2. Sumber belajar : a. Silabus KTSP kelas 1 b. Buku Dunia Matematika untuk kelas 1 SD/MI, BSE, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 137-176. c. Buku Matematika untuk SD/MI kelas 1, BSE, commit to user Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 121-142.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
X. Penilaian 1. Prosedur Tes : Tes proses dan tes akhir 2. Jenis Tes
: Tes Tertulis
3. Bentuk
: Uraian
4. Instrumen
: Soal tes, kunci jawaban dan kriteria penilaian
Wonogiri, 8 April 2011 Guru Kelas I A
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
Mengetahui, Kepala SD Negeri I Pracimantoro
Sejarjo, S. Pd NIP. 19540403 1975512 1 010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Lampiran Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)
Nama :
Nama :
No. absen :
No. absen :
Kelas :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu ! 1. 12 + 17 = ….
5. 45 + 32 = ….
9. 32 – 12 =….
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2. 33 + 34 = ….
6. 24 – 12 = ….
10. 35 – 12
… … ... =
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3. 35 + 41 = ….
7. 22 – 11 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
4. 37 + 42 = ….
8. 27 – 20 = ….
…
...
…
…
…
commit to user …
…
…
…
…
…
...
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 Kunci Jawaban: 1. 29
6. 12
2. 67
7. 11
3. 76
8. 7
4. 79
9. 20
5. 77
10. 23
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Lembar Kerja Siswa (pertemuan II)
Nama :
Nama :
No. absen :
No. absen :
Kelas :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu ! 1. 14 + 15 = ….
5. 45 + 42 = ….
9. 49 – 36 = ….
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2. 25 + 33 = ….
6. 38 – 15 = ….
10. 57 – 35
=… …. ...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3. 35 + 34 = ….
7. 46 – 15 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
4. 32 + 42 = ….
8. 54 – 22 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
Kunci Jawaban: 1. 29
6. 23
2. 58
7. 31
3. 69
8. 32
4. 74
9. 13
5. 87
10. 22
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus I
Nama : No. absen : Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1. 17 + 12 = ….
5. 46 + 53 = ….
9. 67 – 34 = ….
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2. 26 + 31 = ….
6. 33 – 12 = ….
10. 64 – 21 =
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3. 28 + 30 = ….
7. 45 – 14 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
4. 35 + 42 = ….
8. 55 – 22 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 Kunci jawaban: 1. 29
6. 21
2. 57
7. 31
3. 58
8. 33
4. 77
9. 33
5. 99
10. 43
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Lampiran 7 Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I Nama Praktikan
: Zani Rohfatkhul Jannah
Kriteria
: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
NO. 1.
2.
3.
VARIABEL Kedisiplinan siswa
INDIKATOR 1. Siswa tepat waktu masuk kelas sebelum pelajaran di mulai 2. Siswa memberikan salam pada guru sebelum pelajaran dimulai 3. Siswa berdoa sebelum pelajaran di mulai 4. Siswa bersikap sopan selama proses pembelajaran berlangsung Kesiapan siswa 1. Siswa menyiapkan buku dalam menerima tulis pelajaran 2. Siswa menyiapkan alat-alat tulis 3. Siswa menyiapkan buku pelajaran 4. Siswa menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk diskusi bersama teman sebangku Keaktifan siswa 1. Siswa mengikuti proses dalam pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir dengan baik 2.commit Siswato user berani
KRITERIA K C B SB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
4.
Kemampuan siswa melakukan diskusi
5.
Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai
6.
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
mengemukakan pendapatnya 3. Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan 4. Siswa berinteraksi aktif dengan pasangan diskusinya 1. Siswa melakukan diskusi sesuai dengan langkahlangkah yang ada 2. Siswa melakukan diskusi dengan urut 3. Siswa melakukan diskusi dengan baik 4. Siswa melakukan diskusi sesuai waktu yang disediakan 1. Siswa tertarik menggunakan media kantong nilai 2. Siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran karena menggunakan media kantong nilai 3. Siswa mampu mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai 4. Siswa terampil dalam berhitung dengan menggunakan media kantong nilai 1. siswa antusias dalam mengikuti pelajaran 2. siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran 3. siswa cepat menerima materi dalam pembelajaran 4. siswa mampu mengikuti commit to user pelajaran dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 7.
Kemampuan siswa mengerjakan soal
1. siswa mampu mengerjakan soal post test secara individu 2. siswa mampu mengerjakan soal post test dengan serius 3. siswa mampu mengerjakan soal post test sesuai dengan waktu yang disediakan 4. siswa mengumpulkan soal post test tepat waktu
Wonogiri, 7 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 Lampiran 8 Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
VARIABEL Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemampuan siswa melakukan diskusi Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Kemampuan siswa mengerjakan soal
KRITERIA Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup
Kriteria: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
Wonogiri, 9 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 Lampiran 9 Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I Nama Praktikan
: Zani Rohfatkhul Jannah
Kriteria
: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
NO. 1.
2.
3.
VARIABEL INDIKATOR Persiapan guru 1. Guru menyiapkan rencana memulai pelajaran pembelajaran 2. Guru menyampaikan garis besar materi pelajaran 3. Guru menyampaikan ruang lingkup materi 4. Guru menyampaikan waktu pembelajaran Kemampuan guru 1. Guru mengelompokkan dalam mengelola siswa dalam melakukan kelas diskusi 2. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 3. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media kantong nilai 4. Guru mengawasi siswa selama diskusi berlangsung Kemampuan guru 1. Guru memulai pelajaran dalam mengelola tepat waktu waktu 2. Guru memberikan batas waktu dalam melakukan diskusi commit to user 3. Guru menggunakan waktu
KRITERIA K C B SB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
4.
4.
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
1. 2.
3.
4. 5.
Kemampuan guru dalam membimbing diskusi
1.
2. 3. 4.
6.
Perhatian guru terhadap siswa
1. 2. 3.
4. 7.
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
1. 2. 3.
secara efisien Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan Guru menjelaskan materi pelajaran Guru menjelaskan cara mengoperasikan kantong nilai Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi Guru menyampaikan materi dengan jelas Guru memusatkan perhatian siswa untuk diskusi Guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan Guru membagi kelompok diskusi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi Guru memusatkan perhatian siswa secara menyeluruh Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan Guru menumbuhkan motivasi siswa untuk bekerja sama dalam diskusi Guru memberikan penjelasan Guru bersama siswa membuat kesimpulan Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar Guru memberikan tindak commit user lanjut toberupa pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 rumah 4. Guru berpesan kepada siswa untuk mengulang materi yang telah disampaikan di rumah
Wonogiri, 9 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 Lampiran 10 Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus I NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
VARIABEL Persiapan guru memulai pelajaran Kemampuan guru dalam mengelola kelas Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Perhatian guru terhadap siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
KRITERIA Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik
Kriteria: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
Wonogiri, 9 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd
Zani Rohfatkhul Jannah
NIP. 19590219 197701 2 003
NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 Lampiran 11 Daftar Nilai Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I SD Negeri I Pracimantoro Pada Siklus I NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
NAMA Diky Istana Ade Yahya Abdillah Akbar Firmansyah Al Fuston Ferdy Pamungkas Alfa Vegananda Amanda Enggal Agesti Amanda Putri Yuda Ardiatama Ashari Dwi Astuti Aulia Ranum Putri Natali Azahra Aura Shifa Salsabila Bagas Yuwana Beladriyani Beni Syahriar Brilian Vectore Dafa Putra Ramadhan Danik Astika Dewi Dera Fridea Sari Desta Mahendramukti Diki Setiyawan Esa Putri Diartha Febi Radika Febriana Tri Astuti Lutvia Novita Sari Nabilla Felicia Az zahra
NILAI 70 60 90 70 60 90 90 70 60 40 80 70 70 60 70 40 70 70 60 80 70 70 40 100
KETERANGAN Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM
Keterangan: Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 16 siswa Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 8 siswa
Wonogiri, 9 April 2011 Guru Kelas I A
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd Zani Rohfatkhul Jannah commit to user NIP. 19590219 197701 2 003 NIM. X7107092
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112 Lampiran 12 Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I
Gambar 11. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran dengan Menggunakan Media Kantong Nilai
Gambar 12. Siswa Melakukan Tahap Thinking (Berpikir)
Gambar 13. Siswa Melakukan Pairing Gambar 14. Guru Membimbing Siswa yang (Berpasangan) dan Menghitung dengan Mengalami Kesulitan commit to user Menggunakan Kantong Nilai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Gambar 15. Siswa Melakukan Diskusi dan Menggunakan Media Kantong Nilai dengan Baik
Gambar 17. Siswa Terlihat Sungguh-sungguh dalam Mengerjakan Tes
Lampiran 18
Gambar 16. Siswa Melakukan Sharing (Berbagi) dengan Siswa Lain
Gambar 18. Siswa Mengumpulkan Hasil Pekerjaannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114 Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Nama Sekolah
: SD Negeri 1 Pracimantoro
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: I/2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit (2 x pertemuan)
I. Standar Kompetensi 4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar 4.4. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan dua angka.
III. Indikator 1. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan media kantong nilai. 2. Memecahkan persoalan yang berkaitan dengan penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan media kantong nilai.
IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa
dapat
memecahkan
persoalan
yang
berkaitan
dengan
pengurangan tanpa teknik meminjam dengan benar. 2. Siswa
dapat
memecahkan
persoalan
yang
berkaitan
penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan benar. commit to user
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
V. Dampak Pengiring Setelah kegiatan pembelajaran selesai, siswa diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pelajaran 1. Penjumlahan dua bilangan tanpa teknik menyimpan Perhatikan contoh berikut: 22 + 12 = …. a. Pengerjaan dengan kantong nilai Masukkan 2 ikat sedotan (1 ikat = 10 sedotan) yang bernilai puluhan ke dalam kantong puluhan, 2 buah sedotan yang bernilai satuan ke dalam kantong satuan (kantong paling atas/baris I). Kemudian masukkan 1 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan dan 2 sedotan ke dalam kantong satuan (kantong tengah/baris II). Setelah itu, jumlahkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan dengan puluhan, satuan dengan satuan. Sehingga akan diperoleh hasil, 3 ikat sedotan dalam kantong puluhan dan 4 buah sedotan dalam kantong satuan, hasilnya 3 puluhan dan 4 satuan = 34 (22 + 12 = 34). PULUHAN
SATUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116 b. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan menggunkan cara bersusun pendek. 22 12 34 Satuan ditambah dengan satuan Puluhan ditambah dengan puluhan 2. Pengurangan dua bilangan tanpa teknik meminjam. Perhatikan contoh berikut: i. - 11 = …. a. Pengerjaan dengan kantong nilai Masukkan 3 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan, 2 sedotan kedalam kantong satuan (pada baris I). Dan 1 ikat sedotan kedalam kantong puluhan, 1 biji sedotan kedalam kantong satuan (pada baris II). Kemudian kurangkanlah masing-masing bilangan sesuai dengan nilai tempatnya (satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan), hasilnya masukkan ke dalam kantong hasil (baris III). Yaitu, masukkan 1 sedotan ke dalam kantong satuan dan 2 ikat sedotan ke dalam kantong puluhan (32 – 11 = 21).
PULUHAN
SATUAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117 b. Pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan cara bersusun pendek. 32 11 21 Satuan dikurangkan dengan satuan Puluhan dikurangkan dengan puluhan
VII. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model : kooperatif tipe think pair sahare (TPS) 2. Metode: ceramah, tanya jawab, penugasan, demonstrasi.
VIII. Langkah-Langkah Perbaikan Setelah siklus I dilaksanakan, ternyata masih ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menghitung menggunakan kantong nilai. Kebanyakan siswa kurang teliti dalam menghitung dan menulis hasilnya. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Pertemuan Pertama Langkah Perbaikan 1. Guru menjelaskan kembali tentang materi penjumlahan tanpa teknik menyimpan dan pengurangan tanpa teknik meminjam menggunakan media kantong nilai. 2. Guru melakukan tanya jawab mengenai materi tersebut. 3. Guru memberikan contoh soal lebih banyak (dibandingkan siklus I) agar siswa lebih memahaminya. Pertemuan Kedua Langkah Perbaikan 1. Guru menjelaskan kembali tentang materi pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunakan kantong nilai. user 2. Guru memberikancommit contohtosoal pengurangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 IX. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I a. Kegiatan Awal 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi: guru mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi yang sudah dipelajari siswa pada pertemuan kemarin. 3. Motivasi: guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajak siswa untuk bernyanyi lagu “di sini senang di sana senang”. b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 1. Guru melakukan tanya jawab tentang menghitung menggunakan kantong nilai. 2. Guru menjelaskan cara menghitung dengan kantong nilai dalam operasi
penjumlahan
bilangan dua angka
tanpa teknik
menyimpan dan pengurangan bilangan dua angka tanpa teknik meminjam, serta memberikan contoh kepada siswa. 3. Guru menuliskan beberapa contoh soal di papan tulis dan meminta siswa untuk memikirkan jawabannya (thinking). 4. Guru meminta siswa (secara acak) untuk mengerjakan contoh soal
tersebut
dengan
(mempraktekkannya).
kantong
Siswa
lain
nilai
di
depan
memperhatikan
kelas dengan
sungguh-sungguh. 5. Guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja. Guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan. - Elaborasi 6. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan lembar kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119 - Konfirmasi 7. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memberi tanggapan. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 3. Guru melakukan refleksi. Pertemuan II a. Kegiatan Awal 1. Guru mengkondisikan kelas. 2. Apersepsi:
guru
mengingatkan
kembali
tentang
materi
penjumlahan dengan kantong nilai yang sudah di bahas kemarin. 3. Motivasi: guru mengajak siswa untuk bernyanyi dan melakukan gerakan sederhana. b. Kegiatan Inti - Eksplorasi 1. Guru melakukan tanya jawab seputar teknik pengurangan dengan kantong nilai. Kemudian guru menuliskan beberapa contoh soal pengurangan di papan tulis dan meminta siswa untuk melakukan thinking (berpikir). 2. Guru menunjuk siswa secara acak untuk mengerjakan contoh soal tersebut dengan media kantong nilai di depan kelas. 3. Guru membagikan media dan lembar soal untuk setiap meja. Kemudian guru meminta siswa untuk pairing (berpasangan) dengan temannya dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan. - Elaborasi 4. Guru membimbing siswa yang mengalami kesulitan. - Konfirmasi 5. Tiap pasangan melakukan sharing (berbagi) dengan teman yang lain. Teman yang lain memperhatikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 6. Guru membagikan soal evaluasi individu. Siswa mengerjakan dengan serius. 7. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. c. Kegiatan Akhir 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. 2. Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 3. Guru melakukan refleksi.
X. Media dan Sumber Belajar 1. Media: kantong nilai 2. Sumber belajar : a. Silabus KTSP kelas 1 b. Buku Dunia Matematika untuk kelas 1 SD/MI, BSE, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 137-176. c. Buku Matematika untuk SD/MI kelas 1, BSE, Pusat Perbukuan Depdiknas, halaman 121-142.
XI.
Penilaian 1. Prosedur Tes
: Tes proses dan Tes akhir
2. Jenis Tes
: Tes Tertulis
3. Bentuk
: Uraian
4. Instrumen
: Soal tes, kunci jawaban dan kriteria penilaian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 Wonogiri, 15 April 2011
Guru Kelas I A
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092 Mengetahui,
Kepala SD Negeri I Pracimantoro
Sejarjo, S. Pd NIP. 19540403 1975512 1 010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
Lampiran Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)
Nama :
Nama :
No. absen :
No. absen :
Kelas :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu ! 1. 27 + 21 = ….
5. 24 + 24 = ….
9. 44 - 23 = ….
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2. 11 + 15 = ….
6. 27 - 12 = ….
10. 56 - 32 = …
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3. 13 + 20 = ….
7. 26 - 14 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
4. 22 + 25 = ….
8. 34 - 22 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123 Kunci jawaban: 1. 49
6. 15
2. 26
7. 12
3. 33
8. 12
4. 47
9. 21
5. 48
10. 24
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan II)
Nama :
Nama :
No. absen :
No. absen :
Kelas :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan kelompokmu ! 1. 36 + 21 = ….
5. 52 + 42 = ….
9. 64 – 33 = ….
…
...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
2. 31 + 27 = ….
6. 46 – 24 = ….
10. 67 – 42
=……. ...
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
3. 46 + 30 = ….
7. 57 – 22 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
4. 58 + 41 = ….
8. 54 – 13 = ….
…
...
…
...
…
…
…
…
…
…
…
…
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 Kunci jawaban: 1. 57
6. 22
2. 58
7. 35
3. 76
8. 41
4. 99
9. 31
5. 94
10. 45
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126 Lampiran 14 Soal Evaluasi Siklus II
Nama : No. absen : Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan benar! 1. 36 + 50 = …. 2. 42 + 54 = …. 3. 57 + 42 = …. 4. 64 + 35 = …. 5. 52 + 44 = … 6. 76 – 24 = …. 7. 57 – 26 = …. 8. 48 – 13 = …. 9. 86 – 33 = …. 10. 86 – 42 = ….
Kunci jawaban: 1. 86
6. 52
2. 96
7. 31
3. 99
8. 35
4. 99
9. 53
5.
10. 44
96
Kriteria Penilaian = Jawaban benar X 10 = 100
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127 Lampiran 15 Lembar Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II Nama Praktikan
: Zani Rohfatkhul Jannah
Kriteria
: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
NO. 1.
VARIABEL Kedisiplinan siswa
1.
2.
3. 4.
2.
Kesiapan siswa 1. dalam menerima pelajaran 2. 3. 4.
3.
Keaktifan siswa 1. dalam pembelajaran 2.
INDIKATOR Siswa tepat waktu masuk kelas sebelum pelajaran di mulai Siswa memberikan salam pada guru sebelum pelajaran dimulai Siswa berdoa sebelum pelajaran di mulai Siswa bersikap sopan selama proses pembelajaran berlangsung Siswa menyiapkan buku tulis Siswa menyiapkan alat-alat tulis Siswa menyiapkan buku pelajaran Siswa menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk diskusi bersama teman sebangku Siswa mengikuti proses pembelajaran dari awal sampai akhir dengan baik Siswa berani commit to user
KRITERIA K C B SB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
3. 4.
4.
Kemampuan siswa 1. melakukan diskusi 2. 3. 4.
5.
Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai
1.
2.
3.
4.
6.
Keadaan siswa dengan lingkungan belajar
1. 2. 3. 4.
mengemukakan pendapatnya Siswa berani bertanya bila mengalami kesulitan Siswa berinteraksi aktif dengan pasangan diskusinya Siswa melakukan diskusi sesuai dengan langkahlangkah yang ada Siswa melakukan diskusi dengan urut Siswa melakukan diskusi dengan baik Siswa melakukan diskusi sesuai waktu yang disediakan Siswa tertarik menggunakan media kantong nilai Siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran karena menggunakan media kantong nilai Siswa mampu mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan dengan media kantong nilai Siswa terampil dalam berhitung dengan menggunakan media kantong nilai Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran Siswa merasa senang dalam mengikuti pelajaran Siswa cepat menerima materi dalam pembelajaran Siswa mampu mengikuti commit to user pelajaran dengan baik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129 7.
Kemampuan siswa mengerjakan soal
1. Siswa mampu mengerjakan soal post test secara individu 2. Siswa mampu mengerjakan soal post test dengan serius 3. Siswa mampu mengerjakan soal post test sesuai dengan waktu yang disediakan 4. Siswa mengumpulkan soal post test tepat waktu
Wonogiri, 16 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130 Lampiran 16 Lembar Hasil Observasi Siswa pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
VARIABEL Kedisiplinan siswa Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran Keaktifan siswa dalam pembelajaran Kemampuan siswa melakukan diskusi Kemampuan siswa menggunakan media kantong nilai Keadaan siswa dengan lingkungan belajar Kemampuan siswa mengerjakan soal
KRITERIA Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
Kriteria: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
Wonogiri, 16 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131 Lampiran 17 Lembar Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II Nama Praktikan
: Zani Rohfatkhul Jannah
Kriteria
: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
NO. 1.
2.
3.
VARIABEL INDIKATOR Persiapan guru 1. Guru menyiapkan rencana memulai pelajaran pembelajaran 2. Guru menyampaikan garis besar materi pelajaran 3. Guru menyampaikan ruang lingkup materi 4. Guru menyampaikan waktu pembelajaran Kemampuan guru 1. Guru mengelompokkan dalam mengelola siswa dalam melakukan kelas diskusi 2. Guru membimbing siswa dalam berdiskusi 3. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan media kantong nilai 4. Guru mengawasi siswa selama diskusi berlangsung Kemampuan guru 1. Guru memulai pelajaran dalam mengelola tepat waktu waktu 2. Guru memberikan batas waktu dalam melakukan diskusi 3. commit Guru menggunakan waktu to user
KRITERIA K C B SB
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
4.
4.
Kemampuan guru dalam menyampaikan materi
1. 2.
3.
4. 5.
Kemampuan guru dalam membimbing diskusi
1. 2. 3. 4.
6.
Perhatian guru terhadap siswa
1. 2. 3.
4. 7.
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
1. 2. 3.
4.
secara efisien Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu yang direncanakan Guru menjelaskan materi pelajaran Guru menjelaskan cara mengoperasikan kantong nilai Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi Guru menyampaikan materi dengan jelas Guru memusatkan perhatian siswa untuk diskusi Guru menjelaskan materi yang akan didiskusikan Guru membagi kelompok diskusi Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi Guru memusatkan perhatian siswa secara menyeluruh Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan Guru menumbuhkan motivasi siswa untuk bekerja sama dalam diskusi Guru memberikan penjelasan Guru bersama siswa membuat kesimpulan Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar Guru memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah commit user Guru toberpesan kepada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133 siswa untuk mengulang materi yang telah disampaikan di rumah
Wonogiri, 16 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134 Lampiran 18 Lembar Hasil Observasi Guru pada Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan dengan Media Kantong Nilai dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada Siklus II NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
VARIABEL Persiapan guru memulai pelajaran Kemampuan guru dalam mengelola kelas Kemampuan guru dalam mengelola waktu Kemampuan guru dalam menyampaikan materi Kemampuan guru dalam membimbing diskusi Perhatian guru terhadap siswa Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
KRITERIA Sanagat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
Kriteria: Kurang (K) bila hanya 1 indikator yang tampak Cukup (C) bila 2 indikator tampak Baik (B) bila 3 indikator tampak Sangat Baik (SB) bila semua indikator tampak
Wonogiri, 16 April 2011 Mengetahui Observer
Peneliti
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Zani Rohfatkhul Jannah NIM. X7107092
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135
Lampiran 19 Daftar Nilai Penguasaan Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Siswa Kelas I A SD Negeri I Pracimantoro pada Siklus II NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
NAMA Diky Istana Ade Yahya Abdillah Akbar Firmansyah Al Fuston Ferdy Pamungkas Alfa Vegananda Amanda Enggal Agesti Amanda Putri Yuda Ardiatama Ashari Dwi Astuti Aulia Ranum Putri Natali Azahra Aura Shifa Salsabila Bagas Yuwana Beladriyani Beni Syahriar Brilian Vectore Dafa Putra Ramadhan Danik Astika Dewi Dera Fridea Sari Desta Mahendramukti Diki Setiyawan Esa Putri Diartha Febi Radika Febriana Tri Astuti Lutvia Novita Sari Nabilla Felicia Az zahra
NILAI 80 80 100 90 60 100 100 80 70 60 90 70 90 80 90 60 90 70 70 90 80 90 60 100
KETERANGAN Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di bawah KKM Di atas KKM
Keterangan: Jumlah siswa yang nilainya di atas KKM sebanyak 20 siswa Jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 4 siswa
Guru Kelas I A
Dwiyanti, S. Pd NIP. 19590219 197701 2 003
Wonogiri, 16 April 2011 Peneliti
Zani Rohfatkhul Jannah commit to user NIM. X7107092
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136 Lampiran 20 Gambar Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II
Gambar 19. Guru Menjelaskan Cara Menggunakan Media Kantong Nilai
Gambar 20. Guru Membagikan Media Kantong Nilai dan Lembar Kerja
Gambar 21. Siswa Antusias Menggunakan Media Kantong Nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137
Gambar 22. Guru Membimbing Siswa dalam Mengerjakan Soal dengan Menggunakan Media Kantong Nilai
Gambar 23. Siswa Mengerjakan Tes dengan Sungguh-sungguh
Gambar 24. Guru Menutup Pelajaran
Gambar 25. Siswa Mendengarkan Pesanpesan yang disampikan oleh Guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138 Lampiran 21 MATERI AJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN KELAS I
A. Nilai Tempat Puluhan dan Satuan Penulisan bilangan dua angka dapat ditentukan nilai puluhan dan satuannya. Penulisan jumlah puluhan dan satuannya Perhatikan bilangan berikut ini: 1
2
9
10
13 14 15 16 17 18 19
20
21 22 23 24 25 26 27 28 29
30
31 32 33 34 35 36 37 38 39
40
41 42 43 44 45 46 47 48 49
50
51 52 53 54 55 56 57 58 59
60
61 62 63 64 65 66 67 68 69
70
71 72 73 74 75 76 77 78 79
80
81 82 83 84 85 86 87 88 89
90
11 12
3
4
5
6
7
8
91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 amati bilangan 10 sampai 30 ada berapa angka pada bilangan 18 18 = 10 + 8 = 1 puluhan + 8 satuan Ada berapa angka pada bilangan 28 28 = 20 + 8 = 2 puluhan + 8 satuan Ada berapa angka pada bilangan 12 1 2 = 10 + 2 = 12 = 1 puluhan + 2 satuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139 B. Operasi Bilangan dengan Media Kantong Nilai 1. Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan a. Penanaman Konsep Media yang diperlukan: 1) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada selembar kain. 2) Sedotan limun atau lidi. Untuk lebih jelasnya, gambar media kantong nilai dapat dilihat pada di bawah ini:
Saku hasil
kain
Ratusan Satuan
Puluhan
Tiap 10 biji sedotan diikat untuk menyatakan satu puluhan. Gambar 1. Media Kantong Nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140 Kegiatan pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil penjumlahan 34 + 23 = .... Langkah-langkah peragaan: 1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya. Puluhan pada tempat puluhan, satuan pada tempat satuan. 2) Siswa kemudian membaca bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah sedotan. 3) Sebagai implementasi dari operasi penjumlahan, gabungkan sedotan-sedotan tersebut, satuan dengan satuan dan puluhan dengan puluhan. 4) Hitung jumlah sedotan pada saku hasil. 5) Siswa kemudian menuliskan hasil yang diperoleh pada lembar jawaban. 6) Sebaiknya, kegiatan ini diulangi beberapa kali dengan bilangan yang berbeda, agar siswa benar-benar memahaminya. Ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru ataupun dicoba sendiri oleh siswa, baik secara berkelompok maupun perorangan. Teknik peragaan
penjumlahan
tanpa
teknik
menyimpan
dengan
menggunakan media kantong dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
3 4
2 3
5 7
commit to user
Ratusan Satuan
Puluhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141 b. Pemahaman Konsep Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah siswa benar-benar memahami penjumlahan tersebut atau tidak. Untuk mengetahui hal itu, dapat disajikan beberapa contoh dengan jawaban yang benar dan salah sebagai berikut: Benarkah hasil penjumlahan di bawah ini? Jika benar beri tanda ( √ ), jika salah tuliskan jawaban yang benar! 26 22
+
48 Pemberian mengetahui
14
37
45 +
41
49
78
soal
apakah
dengan siswa
52 +
47
45 +
98 jawaban
benar-benar
salah
44
+
89 berguna
memahami
untuk konsep
penjumlahan ini atau tidak. Pada umumnya, setelah menjelaskan suatu topik matematika guru langsung memberikan latihan-latihan, tanpa memberikan kegiatan pada siswa untuk , mengetahui pemahaman siswa tentang topik yang telah disajikan. Siswa yang paham akan mengatakan “salah” pada contoh soal dengan jawaban salah, dan selanjutnya ia diharapkan dapat memperbaiki jawaban yang salah tersebut. b. Pembinaan Keterampilan Setelah siswa memahami topik penjumlahan, barulah mereka diberikan latihan-latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman siswa. Pada awalnya, latihan soal disajikan secara tertulis, agar siswa memiliki waktu untuk berpikir. Selanjutnya, latihan soal dapat dilakukan dengan cara mencongak. 2. Pengurangan Tanpa Teknik Meminjam a. Penanaman Konsep Media yang diperlukan: 1) Beberapa kantong plastik transparan sebagai saku penyimpan yang diletakkan pada selembar kain. commit to user 2) Sedotan limun atau lidi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142 Kegiatan Pembelajaran: Andaikan akan dicari hasil pengurangan 25 – 12 = …. c) Langkah-langkah peragaan 1) Masukkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, puluhan pada tempat puluhan, satuan pada tempat satuan. 2) Siswa kemudian menyebutkan bilangan yang ditunjukkan oleh jumlah sedotan. 3) Selanjutnya,
siswa
memindahkan
sedotan
sebanyak
bilangan
pengurang pada saku pengurang. 4) Pindahkan sedotan yang tersisa pada saku hasil. 5) Siswa kemudian menghitung sedotan yang tersisa pada saku hasil, dan menuliskan hasil yang diperoleh pada jawaban. 6) Ulangi peragaan tersebut beberapa kali hingga siswa benar-benar paham. Teknik peragaan pengurangan tanpa teknik meminjam dengan menggunkan media kantong dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut: 5 satuan diambil 2 satuan
25 12
2 puluhan diambil 1 puluhan
Sisa: 3 satuan dan 1 puluhan
Ratusan Satuan
Puluhan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143 b. Pemahaman Konsep Setelah peragaan tadi, tentunya kita ingin mengetahui apakah siswa benar-benar memahami konsep pengurangan tanpa teknik meminjam ini. Caranya, siswa dapat memberikan contoh soal dengan jawaban yang benar dan salah. Apabila siswa mengatakan “salah” pada soal dengan jawaban salah, serta dapat mengoreksi jawaban salah tersebut, berarti siswa telah memahaminya. Beberapa contoh berikut dapat digunakan untuk menguji pemahaman siswa. Benarkan hasil pengurangan di bawah ini? Jika benar beri tanda ( √ ), jika salah tuliskan jawaban yang benar! 48
67
89
79
58
26 -
32 -
33 -
44 -
45 -
22
36
56
36
93
c. Pembinaan Keterampilan Setelah siswa memahami topik penjumlahan, barulah mereka diberikan latihan-latihan soal untuk lebih memantapkan pemahaman siswa. Pada awalnya, latihan soal disajikan secara tertulis, agar siswa memiliki waktu untuk berpikir. Selanjutnya, latihan soal dapat dilakukan dengan cara mencongak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144 Lampiran 22 Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis Cooperative learning is one of the most remarkable and fertile areas of theory, research, and practice in education. Cooperative learning exists when students work together to accomplish shared learning goals (Johnson & Johnson, 1999). Each student can then achieve his or her learning goal if and only if the other group members achieve theirs (Deutsch, 1962). In the past three decades, modern cooperative learning has become a widely used instructional procedure in preschool through graduate school levels, in all subject areas, in all aspects of instruction and learning, in nontraditional as well as traditional learning situations, and even in after-school and non-school educational programs. There is broad dissemination of cooperative learning through teacher preparation programs, inservice professional development, and practitioner publications. The use of cooperative learning so pervades education that it is difficult to find textbooks on instructional methods, teachers' journals, or instructional materials that do not mention and utilize it. While a variety of different ways of operationalizing cooperative learning have been implemented in schools and colleges, there has been no comprehensive review of the research evidence validating the cooperative learning methods. The purpose of this review, therefore, is to examine the empirical support validating the effectiveness of the different methods of cooperative learning. In order to do so, it is first helpful to discuss why cooperative learning is so widely used. The widespread use of cooperative learning is due to multiple factors. Three of the most important are that cooperative learning is clearly based on theory, validated by research, and operationalized into clear procedures educators can use. First, cooperative learning is based solidly on a variety of theories in anthropology (Mead, 1936) , sociology (Coleman, 1961), economics (Von Mises, 1949), political science (Smith, 1759), psychology, and other social sciences. In psychology, where cooperation has received the most intense study, cooperative learning has its roots in social interdependence (Deutsch, 1949, 1962; Johnson & Johnson, 1989), cognitive-developmental (Johnson & Johnson, 1979; Piaget, 1950; Vygotsky, 1978), and behavioral learning theories (Bandura, 1977; Skinner, 1968). It is rare that an instructional procedure is central to such a wide range of social science theories. Second, the amount, generalizability, breath, and applicability of the research on cooperative, competitive, and individualistic efforts provides considerable validation of the use of cooperative learning, perhaps more than most other instructional methods (Cohen, 1994a; Johnson, 1970; Johnson & Johnson, 1974, 1978, 1989, 1999a; Kohn, 1992; Sharan, 1980; Slavin, 1977, 1991). There are over 900 research studies validating the effectiveness of cooperative over competitive and individualistic efforts. This body of research has considerable generalizability since the research has been conducted by many different researchers with markedly different orientations commit to user working in different settings and countries and in eleven different decades, since research participants have varied
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145 widely as to cultural background, economic class, age, and gender, and since a wide variety of research tasks and measures of the dependent variables have been used. The research on cooperative efforts, furthermore, has unusual breath, that is, it has focused on a wide variety of diverse outcomes. Over the past 100 years researchers have focused on such diverse outcomes as achievement, higher-level reasoning, retention, time on task, transfer of learning, achievement motivation, intrinsic motivation, continuing motivation, social and cognitive development, moral reasoning, perspective-taking, interpersonal attraction, social support, friendships, reduction of stereotypes and prejudice, valuing differences, psychological health, self-esteem, social competencies, internalization of values, the quality of the learning environment, and many other outcomes. There may be no other instructional strategy that simultaneously achieves such diverse outcomes. The diverse and positive outcomes that simultaneously result from cooperative efforts have sparked numerous research studies on cooperative learning focused on preventing and treating a wide variety of social problems such as diversity (racism, sexism, inclusion of handicapped), antisocial behavior (delinquency, drug abuse, bullying, violence, incivility), lack of prosocial values and egocentrism, alienation and loneliness, psychological pathology, low self-esteem, and many more (see reviews by Cohen, 1994a; Johnson & Johnson, 1974, 1989, 1999a; Johnson, Johnson, & Maruyama, 1983; Kohn, 1992; Sharan, 1980; Slavin, 1991). For preventing and alleviating many of the social problems related to children, adolescents, and young adults, cooperative learning is the instructional method of choice. The third factor contributing to the widespread use of cooperative learning is the variety of cooperative learning methods available for teacher use, ranging from very concrete and prescribed to very conceptual and flexible. Cooperative learning is actually a generic term that refers to numerous methods for organizing and conducting classroom instruction. Almost any teacher can find a way to use cooperative learning that is congruent with his or her philosophies and practices. So many teachers use cooperative learning in so many different ways that the operationalizations cannot all be listed here. In assessing the effectiveness of specific cooperative learning methods, however, there are a number of "researcherdevelopers" who have developed cooperative learning procedures, conducted programs of research and evaluation of their method, and then involved themselves in teacher-training programs that are commonly credited as the creators of modern-day cooperative learning. The following ten have received the most attention (see Table 1): Complex Instruction (CI) (Cohen, 1994b), Constructive Controversy (CC) (Johnson & Johnson, 1979), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Stevens, Madden, Slavin, & Farnish, 1987), Cooperative Structures (CS) (Kagan, 1985), Group Investigation (GI) (Sharan & Sharan, 1976, 1992), Jigsaw (Aronson, et al., 1978), Learning Together (LT) (Johnson & Johnson, 1975/1999), Student Teams Achievement Divisions (STAD) (Slavin, 1978), Teams-Games-Tournaments (TGT) (DeVries & Edwards, 1974), and Team Assisted Individualization (TAI) (Slavin, Leavey, & Madden, 1982). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146 (Johnson, David W., Roger T. Johnson, and Mary Beth Stanne. 2000. Cooperative Learning Methods: A Meta-Analysis diunduh dari http://www.cooperation.org/pages/cl-methods.html diakses tanggal 14 Juni 2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150
commit to user