perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 2 CANGKREPLOR PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : SURATMI WIJAYANTI NIM. X 1907010
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 2 CANGKREPLOR PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : SURATMI WIJAYANTI NIM. X 1907010
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2010
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Rabu
Tanggal
: 30 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Sukarno, M.Pd.
...................................
Sekretaris
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd.
...................................
Anggota I
: Dr. Riyadi, M.Si.
...................................
Anggota II
: Dra. Siti Istiyati, M.Pd.
...................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruun dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Juni 2010
Dosen Pembimbing,
Supervisor
Dr. Riyadi, M.Si. NIP. 196701161994021001
Saino, S.Pd. NIP. 195805081979111004
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Suratmi Wijayanti, PENGGUNAAN MEDIA BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG SIFATSIFAT KESEBANGUNAN DAN SIMETRI PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD N 2 CANGKREPLOR PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika yang diajarkan melalui media bangun datar pada siswa kelas V SD Negeri Cangkreplor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2009 / 2010. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah menyusun perencanaan, mengadakan tindakan-tindakan, melakukan pengamatan atau observasi, melakukan analisa dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti tidak melakukan seleksi. Sebagai subyek penelitian sebanyak 39 orang siswa. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung, dan tes. Analisa data yang dilakukan adalah analisa diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap-tiap siklus diakhiri dengan tes sehingga diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif berupa hasil tugas, prestasi belajar, observasi, dan wawancara. Dari hasil penelitian sebanyak 39 siswa, pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata 64,35 dan pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 74,87. Pada siklus pertama yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 14 siswa ( 35,89 % ). Pada siklus kedua siswa yang mendapat nilai rata-rata diatas 65 sebanyak 30 siswa ( 76,92 % ). Terlihat datanya peningkatan yang cukup berarti. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Cangkreplor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, tahun pelajaran 2009 / 2010.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Usulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini penelitian mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd., selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang sellau memberikan petunjuk dan arahan. 4. Dr. Riyadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah bekenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti menyusun usulan PTK. 5. Saino, S.Pd., selaku Kepala SDN 2 Cangkreplor Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 6. Rekan-rekan guru SDN 2 Cangkreplor yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian. 7. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasama kepada peneliti demi terselesaikannya usulan PTK ini.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan usulan PTK ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. semoga usulan PTK ini bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Surakarta,
Juni 2010
Peneliti
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI JUDUL ..................................................................................................................
i
PENGESAHAN ...................................................................................................
ii
PERSETUJUAN ...................................................................................................
iii
ABSTRAK ............................................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
v
DAFTAR ISI .........................................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya .............................................
2
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................
3
D. Manfaat Hasil Penelitian ..................................................................
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ......................................................................................
4
B. Temuan Hasil yang Relevan . ...........................................................
20
C. Kerangka Pikir .................................................................................
20
D. Hipotesis Tindakan ..........................................................................
21
BAB III PELAKSANAAN PENELIITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................
22
B. Subjek Penelitian ..............................................................................
22
C. Teknik Pengumpulan Data . .............................................................
22
D. Teknik Analisis Data .......................................................................
23
E. Prosedur Penelitian ..........................................................................
23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................................
26
B. Pembahasan. .....................................................................................
34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................
37
B. Saran. ................................................................................................
38
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
39
LAMPIRAN
commit to user
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Deskripsi Prosedur dan Hasil Penelitian perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Tindakan Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksankan selama 3 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran ( 2 X 35 menit ) yaitu dilaksankan pada tanggal 18 maret 2010, 20 maret 2010, dan 23 maret 2010. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti akan merencanakan pembelajaran Matematika dengan menggunkan bangun datar. Materi yang akan diajarkan adalah tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri yang meliputi simetri lipat dan simetri putar. Disamping itu peneliti juga membuka catatan penting tentang hasil belajar siswa dalm pembelajaran Matematika, maka peneliti mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah yang bertujuan akan mengadakan penelitian tentang peningkatan prestasi belajar Matematika dengan mengguanakan bangun datar. Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, maka langkah-langkah yang untuk merancang model pembelajaran Matematika, antara lain : 1) Membahas materi pembelajaran Untuk siklus I materi pembelajaran adalah sifat-sifat kesebangunan dan simetri.
Adapun
alasan
pemilihan
materi
pembelajaran
sifat-sifat
kesebangunan dan simetri adalah : a) Materi pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri lebih bermakna karena dapat mempermudah daya ingat bagi siswa untuk belajar selanjutnya. b) Materi pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri tersebut adalah sesuai dengan tingkat perkembangan siswa kelas 5.
26
commit to user
27
c) Materi pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri mampu mewadahi sebagian besar minat siswa. d) Materi pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri tersebut didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat terhadap hasil belajar siswa. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e) Materi pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri tersebut didasarkan pada pertimbangan mengenai ketersediaan sumber belajar dan media yang ada pada SD Negeri 2 Cangkreplor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. 2) Melakukan analisis kompetensi dasar dan hasil belajar 3) Memilih indikator yang sesuai dengan materi bangun datar 4) Menyusun rencana pembelajaran Matematika yang berdasarkan pada indikator. Rencana pembelajaran Matematika yang disusun peneliti memuat 3 indikator. Indikator itu adalah: (1) menjelaskan sifat-sifat kesebangunan antar bangun-bangun datar, (2) menentukan simetri lipat bagun datar, (3) menentukan simetri putar bangun datar. b. Pelaksanaan tindakan Siklus I Pada pelaksanaan pembalajaran siklus I ini, guna menyampaikan materi pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Sifat-Sifat Kesebangunan dan Simetri yang dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. 1) Pertemuan ke 1 Pada pertemuan ke 1 materi matematika yang diajarkan sebagai inti pembelajaran adalah sifat-sifat kesebangunan bangun datar. Sebagai kegiatan awal, guru mengajak siswa untuk mengukur besar sudut dan panjang sisi dari beberapa jenis bangun datar yang dibuatnya dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa dan mengarahkan minat pada materi yang akan dibahas. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab tentang beberapa bangun datar yang menunjukkan kesebangunan dan tidak kesebangunan. Kegiatan berikutnya guru mendemontrasikan berbagai bangun datar dan menyebutkan nama dari masing-masing bangun datar tersebut. Dari bangun-bangun datar yang ditunjukkan guru menjelaskan tentang ukuran yang
commit to user
28
harus dipenuhi untuk dapat dikatakan bahwa bangun datar tersebut sebangun. Begitu pula sebaliknya apabila ukuran dari bangun yang dibuat tidak memenuhi ketentuan, maka bangun datar tersebut tidak sebangun. Hak tersebut diulang-ulang dengan memberi kesempatan kepada murid untuk mencoba secara bergantian. Setelah murid melakukan kegiatan secara merata, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kemudian guru memberikan lembar kerja untuk diselesaikan secara berkelompok, guru memantau dan memberikan beberapa pertanyaan untuk merangsang anak berpikir secara kreatif. Selain mengamati guru juga secara langsung mengadakan penilaian proses sebagai tolok ukur keberhasilan siswa. Dari hasil kerja kelompok, murid diarahkan untuk menyampaikan hasil kepada kelompok lain. Pendapat dan hasil pekerjaan tiap kelompok, ditindaklanjuti dengan membahas secara klasikal untuk mendapatkan kesamaan persepsi tentang kesebangunan dan tidak kesebangunan pada bangun datar.
2) Pertemuan 2 Pada pertemuan ke 2 materi matematika yangdiajarkan sebagai inti pembelajaran adalah mencari simetri lipat dari macam-macam bangun datar. Murid diminta untuk menyiapkan kertas warna untuk dibuat menjadi berbagai jenis bangun datar yang telah diajarkan sebelumnya. Kegiatan berikutnya adalah murid secara perorangan melipat dengan menggunakan macam-macam bangun datar untuk mencari simetri lipat. Guru secara acak menunjuk beberapa murid maju ke depan kelas untuk mendemontrasikan hasil pekerjaan tentang simetri lipat. Kegiatan ini diakhiri dengan mengisi lembar tugas tentang jumlah simetri lipat yang dapat dibentuk oleh masing-masing bangun datar. Hasil pekerjaan dibahas bersama-sama dalam satu kelas dan guru memberikan tugas untuk mempelajari tentang simetri lipat dengan pekerjaan rumah.
commit to user
29
3) Pertemuan 3 Pada pertemuan ke tiga diawali dengan tanya jawab tentang bendabenda di dalam ruang kelas yang termasuk jenis bangun datar. Kemudian dengan contoh benda-benda yang telah disebutkan, murid diarahkan untuk dapat menentukan titik pusat pada masing-masing bangun datar tersebut. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pada kegiatan inti pembelajaran, dengan menggunakan jenis-jenis bangun datar yang telah dibuat sebelumnya, murid secara berkelompok mempraktekan simetri putar pada masing-masing bangun datar. Sebelum murid melakukan kegiatan, guru terlebih dahulu memberi contoh satu jenis bangun datar yang dapat diputar pada masing-masing bangun datar. Sebelum murid melakukan kegiatan, guru terlebih dahulu memberi contoh satu jenis bangun datar yang dapat diputar pada titik pusatnya dan dapat menempati pada titik semula dikatakan mempunyai simetri putar. Dengan bimbingan guru murid mencari simetri putar dari masing-masing bangun datar dan mengisi lembar kegiatan dalam bentuk tabel kelompok. Setelah kegiatan selesai diakhiri dengan pembahasan bersama untuk menyamakan hasil pekerjaan. Dari kegiatan yang telah dilakukan, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Seperti pada pembelajaran sebelumnya, pada pembelajaran kali ini peran serta siswa diamati sebagai penilaian dalam proses. Sedang penilaian hasil belajar dengan mengadakan evaluasi secara tertulis mengenai materi yang telah dipelajari dari pertemuan pertama hingga ketiga secara tertulis. c. Observasi Peneliti dengan cermat dan kontinu melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran Matematika pada tiap-tiap pertemuan. Observasi ini ditujukan untuk mengamati aktivitas dan keikutsertaan dalam setiap pembelajaran dan iklim kelas saat pembelajaran. Keeseluruhan data yang didapatkan dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan sebagai bahan atau
commit to user
30
masukan untuk menganalisis perkembangan prestasi belajar matematika siswa dalam diskusi umpan balik (follow up) Dalam tahap ini peneliti secara kolaboratif melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar evaluasi dan perekaman kamera. Observasi ini dilakukan perpustakaan.uns.ac.id untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaandigilib.uns.ac.id pembelajaran metematika dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dan untuk mengetahui seberapa besar aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I dan menunjuk pada foto 1, 2, 3, dan 4 siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru namun kurang inisiatif. Kemampuan siswa dalam memahami sifat-sifat kesebangunan dan simetri perubahan, tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. Siswa baru memperoleh rata-rata kelas 64,35 dan memperolah nilai diatas KKM yaitu 35,89%. Lihat tabel 1 pada Lampiran 6. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan media bangun datar yang dilakukan belum berhasil dan perlu dilanjutkan pada siklus II.
2. Tindakan siklus 2
Pada tahan siklus II pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 1 minggu, mulai tanggal 13 april, 15 April, dan 17 April 2010. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan media bangun datar belum berhasil (belum dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika seperti yang diharapkan). Oleh karena itu, peneliti kembali
commit to user
31
menyusun rencana pembelajaran Matematika dengan menggunakan media bangun datar. Sedangkan indikator dan materinya sama seperti pada siklus I. (1) Menentukan dua bangun datar yang sebangun dan tidak sebangun, (2) Menyebutkan banyaknya sumbu simetri pada bangun datar, (3).Menyebutkan banyaknya simetri lipat pada bangun datar, (4). Mengukur besar sudut simetri perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id putar bangun datar, (5).Menyebutkan banyaknya simetri putar pada bangun datar.
2) Pelaksanaan Tindakan Untuk pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: Sesuai dengan jumlah mata pelajaran Matematika dalam 1 minggu ada 3 kali pertemuan, maka untuk pelaksanaan tindakan pembelajaran Matematika ada 3 pertemuan yang telah disusun. Pertemuan ke-1 Guru mengwali pembelajaran dengan melakukan kegiatan tanya jawab mengenai berbagai jenis bangun datar kepada siswa. Siswa diarahkan agar mempunyai gambaran dan dapat menyebutkan nama bangun dalam sesuai yang diharapkan. Pada kegiatan inti guru mengarahkan murid untuk mencari perbandingan besar sudut dan panjang sisi dari dua bangun datar yang sejenis. Dengan bimbingan guru, siswa diharapkan dapat menentukan bahwa dua bangun datar ayng diperbandingkakn sebangun atau tak sebangun. Untuk lebih memantapkan pemahaman murid terhadap konsep sebangun dan taik sebangun, maka kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja siswa secara berkelompok. Guru bersama murid membahas hasil diskusi dan menyimpulkan. Pembelajaran diakhiri dengan memberi tugas rumah untuk membuat bangun datar yang sebangun. Pertemuan ke-2
commit to user
32
Pada kegiatan awal guru mengajak siswa untuk menunjukkan hasil tugas rumahnya tentang bangun datar yang sebangun. Setelah itu masingmasing siswa menyebutkan nama bangun datar ayng dibuatnya. Dalam pembelajaran inti siswa melakukan kegiatan melipat bangun datar yang telah dibuatnya. Dari berbagai hasil liptan siswa membuat garis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id putus-putus pada bagian lipatan yang sisi-sisinya dapat berhimpit secara tepat. Siswa menghitung jumlah sumbu simetri yang dapat dihasilkan dari kegiatan melipat. Kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja secara kelompok. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi dilanjutkan pembahasan dan mengambil kesimpulan. Pada akhir pertemuan dua dilakukan kegiatan evaluasi secara lesan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi. Pertemuan ke-3 Sebagai kegiatan pembuka dan untuk mengaktifkan siswa guru menunjukkan bingkai foto kemudian siswa menunjukkan titik sudutnya. Pada kegiatan inti siswa menyiapkan bingkai persegi kemudian memutar bingkai tersebut secara jarum jam melalui titik pusatnya sehingga tepat menempati bingkainya. Siswa melaukan pengukuran sudut setiap putara dengan menggunakan busur derajat. Kegiatan berikutnya siswa mengisi lembar kerja secara kelompok dilanjutkan pembahasan dan mengambil kesimpulan. Akhir pembelajaran guru mengadakan evaluasi tentang materi yang telah diajarkan sebagai tolak ukur keberhasilan.
3) Observasi Peneliti dengan cermat dan kontinu melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran Matematika pada tiap-tiap pertemuan. Observasi ini ditujukan untuk mengamati aktivitas dan keikutsertaan dalam setiap pembelajaran dan iklim kelas saat pembelajaran. Keeseluruhan data yang didapatkan dalam kegiatan ini termasuk pencatatan hasil tes akan digunakan
commit to user
33
sebagai bahan atau masukan untuk menganalisis perkembangan prestasi belajar matematika siswa dalam diskusi umpan balik (follow up). 4) Refleksi Hasil analisis data dan diskusi umpan bali siswa terhadap pembelajaran matematika melaui media bangun datar pada siklus II, secara perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id umum sudah memperlihatkan perubahan yang signifikan. Persentase aktifitas dan peran serta siswa dalam pembelajaran meningkat. Siswa lebih banyak memperhatikan dan menjawab pertanyaan guru, lebih berinisiatif dan inovatif. Kemampuan dan keterampilan berhitungnya pun meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal tentang sebangun dan tak sebangun, simetri lipat, dan simetri putar, hal ini menunjuk pada foto kegiatan pembelajaran. Dengan peran serta siswa dalam pembelajaran yang semakin meningkat, maka suasana kelas menjadi lebih hidup. Dari analisis hasil tes siswa pada siklus II ini diketahui bahwa rata-rata kelas mencapai 74,87 dari 39 siswa. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 sebanyak 9 siswa atau 23,08% dan yang mendapat nilai di atas 65 sebanyak 30 siswa atau 76,92%. Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan berhasil apabila peran serta siswa dalam pembelajaran meningkat. Selain itu hasil yang dicapai siswa melalui tes pada akhir pembealjaran mencapai nilai rata-rata kelas di atas 65 seperti yang telah ditetapkan oleh peneliti dan prestasi siwa yang memperoleh nilai di atas 65 mencapai lebih dari 7%. Atas dasar ketentuan tersebut dan melihat hasil yang diperoleh siswa pada akhir pembelajaran, maka pembelajaran matematika melalui media bangun datar yang dilaksanakan pada siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Tetapi guru perlu tetap melaksanakan bimbingan belajar untuk perbaikan prestasi belajar siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelas sebagai tindak lanjut. a) Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran untuk siklus II adalah :
commit to user
34
-
Dengan jumlah siswa yang cukup banyak, masih menemui kendala untuk dapat menuntaskan atau mencapai KKM secara keseluruhan.
-
Masih dijumpai dalam satu kelas, (siswa) yang mempunyai kemampuan rendah terutama dalam penguasaan konsep.
b) Rancangan strategi penyelesaian masalah dan paparkan langkah-langlah perpustakaan.uns.ac.id implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus II.digilib.uns.ac.id -
Peneliti merencanakan pembelajaran remidi secara berkelanjutan, bagi siswa yang belum mencapai batas KKM di luar jam pelajaran.
-
Peneliti melakukan pendekatan secara individu (face to face) untuk mengungkap permasalahan yang sedang dihadapi, sehinga siswa tersebut dapat lebih berkonsentrasi pada materi yang sedang dipelajari
Langkah-langkah implementasi strategi penyelesaian masalah: -
Siswa yang belum mencapai KKM dikelompokkan dan diberi penjelasan tentang materi yang belum dikuasai.
-
Siswa diberi soal yang sejenis untuk dikerjakan sesuai waktu yang ditentukan.
-
Bagi siswa yang masih belum dapat mencapai batas KKM, diberi soal lagi dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil pemantauan analisis data yang ada dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran serta perkembangan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 2 Cangkreplor. Peningkatan siswa dalam pembelajaran antara lain: 1. Siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru 2. Siswa kreatif dan lebih memahami tentang sifat kesebangunan dan simetri 3. Siswa lebih aktif dalam menjawab bertanyaan guru 4. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat 5. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas yang dikerjakan guru. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dengan kategori istimewa tidak ada, siswa yang memperoleh nilai kategori baik sekali
commit to user
35
sebanyak 3 siswa atau 7,69%, siswa yang memperoleh nila kategori baik 7 siswa atau 17,95%, siswa yang memperoleh nilai lebih dari cukup 4 siswa atau 10,26%, siswa yang memperoleh nilai cukup sebanyak 18 siswa atau 46,15%, siswa yang memperoleh nilai hampir cukup 4 siswa atau 10,26% dan siswa yang memperoleh nilai kurang 3 siswa atau 7,69%. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari data siklus I diperoleh nilai lebih dari 65 sebanyak 14 siswa dan dibawah nilai 65 sebanyak 25 siswa. rata-rata nilai tes hasil belajar di atas KKM yaitu 64,35 sedangkan perolehan nilai di atas KKM yaitu 35,89%. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum menunjukkan hasil adanya suatu peningkatan. Padahal menurut teori belajar tuntas setiap proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila setiap kelas menguasai materi pembelajaran matematika antara 70% sampai 75% (J. Block dalam Lukman, 2000: 29). Dengan demikian oleh peneliti dilanjutkan lagi pada siklus II karena pembelajaran dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kelas sudah mencapai lebih dari 65 dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM minimal sebanyak 70% Dari kenyataan di atas bahwa pembelajaran matematika tentang sifat kesebangunan dan simetri belum sesuai yang diharapkan oleh peneliti dan perlu diadakan peningkatan prestasi agar penguasaan materi lebih bermakna. Agar lebih jelasnya untuk data hasil penilai prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor siklus II dapat dijelaskan yaitu siswa yang memperoleh nilai dengan kategori istimewa sebanyak 5 siswa atau 12,82%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sekali sebanyak 9 siswa atau 23,08%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sebanyak 8 siswa atau 20,51%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori lebih dari cukup sebanyak 8 siswa atau 20,51%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sebanyak 1 siswa atau 2,56%, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori hampir cukup sebanyak 3 siswa atau 7,69% dan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sebanyak 5 siswa atau 12,82%. Dari peroleh data di atas pada siklus II diperoleh hasil rata-rata kelas 74,87 sedangkan yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 76,92%.
commit to user
36
Setelah dilaksanakan tindakan nilai pembelajaran matematika dengan menggunakan media bangun datar pada siklus II terlihat adanya perkembangan prestasi bilangan matematika dari siklus I Berdasarkan uraian di atas merefleksikan bahwa pembelajaran materi menggunakan media bangun datar pada siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor secara klasikal telah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar. Dari keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran materi melalui media bangun datar. Hal ini nampak jelas degnan adanya peningkatan-peningkatan nilai diperoleh siswa baik perorangan maupun klasikal pada setiap putaran atau siklus. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan media bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor Purworejo tahun pelajaran 2009/2010
commit to user
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan, dapat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun datar yang dilaksanakan
secara
optimal,
dapat
meningkatkan
pemahaman
konsep
kesebangunan dan simetri pada siswa kelas V SD Negeri 2 Cangkreplor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo. 2. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun datar yang dilaksanakan secara optimal, dapat menumbuhkan kreatifitas dan motivasi siswa dalam belajar. 3. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan media bangun datar yang dilaksanakan secara optimal dapat meningkatkan prestasi belajar dan mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran Matematika.
Pada pertemuan terakhir seluruh aktivitas guru dan murid dalam proses pembelajaran terlihat komunikatif. Guru dalam membimbing siswa menggunakan media bangun datar terutama kepada siswa yang kurang jelas sudah menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini terbukti dari hasil tes pada Siklus II dengan memperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 74,87. Dan persentasi siswa yang memperoleh nilai di atas 65 mencapai 76,92 persen. Selama penelitian dilaksanakan tidak ditemukan hambatan yang berarti, peneliti hanya menemukan hambatan kecil pada Siklus I. Hambatan tersebut berupa siswa masih mengalami kesulitan pada materi kesebangunan tentang perbandingan panjang sisi antara dua bangun datar. Kesulitan tersebut dikarenakan siswa belum menguasai operasi perkalian dan pembagian secara optimal. Berdasarkan
hambatan-hambatan
yang
ditemukan
peneliti
berusaha
mengatasi hal tersebut dengan mengulang operasi perkalian dan pembagian melalui pengenalan konsep yang benar. Kemudian konsep tersebut diterapkan dengan
37
commit to user
38
melakukan penghitungan panjang sisi dari dua bangun datar untuk menentukan kesebangunan. Pada Siklus II peneliti tidak menemukan suatu hambatan, hal ini terjadi karena motivasi siswa sudah meningkatkan dan siswa telah memahami semua konsep yang telah dipelajari selama proses pembelajaran siklus sebelumnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan guru-guru SD Negeri 2 Cangkreplor dalam proses pembelajaran Matematika selalu mempersiapkan secara cermat dan tepat perangkat pendukung dan fasilitas belajar khususnya bangun datar. Karena media bangun datar sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Hendaknya dalam menggunakan media bangun datar diupayakan secara optimal supaya dapat budaya guna dan berhasil guna. 3. Usahakan alat peraga bangun datar yang digunakan tidak hanya diusahakan oleh guru, tetapi juga siswa sehingga siswa ikut aktif terlibat dalam pembelajaran. 4. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai refleksi bagi guru, kepala sekolah, orang tua murid, dan pemerhati pendidikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembanagan teknologi modern, juga mampunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembanagan pesat di bidang tekologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan,aljabar, analisis, dan teori peluang. Untuk menguasaida menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pelajaran Matematika bertujuan untuk melatih berpikir secara logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetetif. Adapun fungsi dan tujuan pembelajarn Matematika di Sekolah Dasar sebagaimana diamantkan oleh kurikulam KTSP pada intinya adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, serta melatih cara berfikir yang sistematis, logis, kritis, kreatif, dan
konsisten.
Kemampuan
ini
membutuhkan
pemikiran
yang
dapat
dikembangkan melalui pembelajaran matematika dengan mengguanakan media yang sesuai. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan mengajukkan masalah yang baru berkembang, siswa dapat secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep Matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
guru diharapkan menggunakan teknologi dan informasi seprti penggunaan media bangun datar. Kenyataan di lapangan bahwa tujuan matematika seperti yang dirumuskan dalam KTSP tersebut belum dapat dicapai secara optimal. Hal ini disebabkan karena pengajaran Matematika kurang mrnggunakan media yang sesuai sehingga siswa hanya menghapal saja. Dari aspek bangun datar diharapkan siswa kan meningkatkan prestasinya Dari kenyataan tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan bahwa rendahnya prestasi belajar matematika adalah kurang optimalnya penggunaan media bangn datar. Dari latar belakang masalah di atas bahwa rendahnya prestasi belajar matematika pada akhir pembelajaran tidak terlepas dari kualitas guru
dalam
mengguanakn media bangun datar. Disamping itu juga minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika sangat kurang, sehingga pembelajaran kurang bermakna. Agar pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman yang lebih bermakna dan utuh serta mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai dengaan tujuan yang diharapkan, maka guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi, karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan untuk membangkitkan rangsangan indera penglihatan, indera pendengaran, indera perabaan, indera pengecapan, dan indera penciuman. Bertolak dari sejumlah permasalhan yang ada di lapangan dan keinginan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika, maka peneliti berusaha melakukan penilitian tentang Penggunaan
Media
Bangun
Datar
Untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Tentang Sifat-Sifat Kesebangunan Dan Simetri Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN 2 Cangkreplor Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam Penelitian commit to user Tindakan Kelas ini adala sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
“Apakah penggunaan media bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor Purworejo tahun pelajaran 2009/2010?”
2. Pemecahan Masalah Berdasarkan teori belajar dan media pembelajaran, permasalahan yang terjadi kelas V SDN 2 Cangkreplor Purworejo tahun pelajaran 2009/2010 perlu diselesaikan melalui tindakan guru berupa penggunaan media bangun datar dalam pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada mata pelajaran matematika.
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media bangun datar tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkrep Lor Purworejo tahun pelajaran 2009/2010.
D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: a. Siswa Meningkatnya hasil belajar matematika khususnya pemahaman sifat-sifat kesebangunan dan simetri. b. Guru Menumbuhkan semangat dalam proses belajar mengajar menarik dan terampil menggunakan media pembelajaran matematika khususnya pada peningkatan hasil belajar sisfat-sifat kesebangunan dan simetri. c. Sekolah Meningkatnya profesionalisme guru khususnya dalam pembelajaran matematika. commit to user
BAB III Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian dilakukan SDN 2 Cangkreplor, Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo dengan alasan: a. SDN 2 Cangkreplor Purworejo yang berada di Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo belum pernah dijadikan tempat penelitian khususnya kelas V. b. Pada tahun pelajaran 2008/2009 dalam pembelajaran guru belum menggunakan media bangun datar sehingga hasil belajar tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri masih rendah. 2. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2010.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yaitu siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010 Semester I dengan jumlah siswa 39 anak. Obyek penelitian yaitu penggunaan media bangun datar pada pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk sumber data yang dimanfaatkan dalam Penelitian Tindakan Kelas, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
22
commit to user
23
1. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran dengan media bangun datar. 2. Observasi Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kinerja guru selama proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi. 3. Tes Tertulis Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah isian sebanyak 10 butir soal setiap siklus.
D. Teknik Analisis Data 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. datayang dianalisis berupa rata-rata dan prosentase hasil belajar siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. 5. Indikator Kinerja Untuk mengetahui keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini, penulis menetapkan indikator mkinerja: 1. Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri di atas nilai KKM, yaitu 65. 2. Siswa yang mendapat nilai di atas KKM minimal sebanyak 70%
E. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Penelitian Prosedur atau langkah-langkah penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan kyang dicapai seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidkiki. Prosedur pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini setiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
commit to user
24
a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan a) Guru
membuat
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
yang
menggunakan media bangun datar. b) Menyediakan media bangun datar perpustakaan.uns.ac.id c) Membuat instrumen observasi
digilib.uns.ac.id
d) Membuat lembar evaluasi pembelajaran 2) Pelaksanaan Tindakan a) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media bangun datar pada konsep sifat-sifat kesebangunan dan simetri. b) Siswa belajar matematika pada pada konsep sifat-sifat kesebangunan dan simetri. 3) Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh guru kelas V (peneliti) bersama supervisor. Tugas supervisor adalah mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 4) Refleksi Guru (peneliti) mengadakan evaluasi dan refleksi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor Penelitian. Hasil evaluasi dan refleksi siklus I digunakan sebagai acuan dalam penyusunan pada siklus II.
b. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, guru (peneliti) mengadakan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terutama pada penggunaan media bangun datar.
2) Pelaksanaan Tindakan a) Guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan media bangun datar pada konsep kesebangunan dan smimetri.
commit to user
25
b) Siswa belajar Matematika pada konsep kesebangunan dan simetri bangun datar. 3) Observasi Pelaksanaan observasi hampir sama dengan siklus I, yaitu guru kelas V (peneliti) bersama supervisor mengamati kegiatan guru dan siswa selama perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id proses pembelajaran berlangsung. 4) Evaluasi dan Refleksi Mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dikolaborasikan dengan Supervisor Penelitian. Jika hasil evaluasi dan refleksi siklus II belum memenuhi indikator kinerja jika sudah memuhi indikator kinerja penelitian maka dapat diakhiri pada siklus II. Berdasarkan prosedur penelitian tersebut diatas, penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti dibawah ini: Refleksi
Observasi
Siklus I
Perencanaan
Tindakan Refleksi
Observasi
Perencanaan
Siklus II
Tindakan Rekomendasi Gambar 2. Siklus I dan II
commit to user
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kajian teori, temuan hasil penelitian dan kerangka pikir. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id A. Kajian Teori
Dalam kajian teori akan di bahas enam hal yaitu hakikat belajar, pengertian pembelajaran matematika, pengertian prestasi belajar, pengerian media pembeljaran, hakikat matematika, dan pmebelajaran matemetika dengan menggunakan media pembelajaran bangun datar.
1. Hakikat Belajar Dalam hakikat belajar ini akan dibahas dua hal, yaitu pengertian belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil (M. Djauhar Siddiq, 2008: 3).
B.F Skinner dalam nabisi Lapono (2008: 5) bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku yang dapat diamati, sedang perilaku dan belajar diubah oleh kondisi lingkungan.
Nana Sudjana (1987: 28) Belajar bukan menghafat dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap
4
commit to user
5
dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Berdasarkan teori belajar tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja oleh individu yang membawa perubahan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tingkah laku, pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang karena berinteraksi dengan lingkungan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Menurut Slameto (1995: 54-72), faktor yang mempelajari belajar dibedakan menjadi dua yaitu faktor interen dan eksteren.: 1) Faktor-faktor Interen, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor ini meliputi faktor jasmani, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. a) Faktor jasmani, yaitu faktor yang berasal dari anggota badan individu itu sendiri. Faktor Jasmani terdiri dari dua macam, yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh (1) Faktor kesehatan adalah kondisi kesehatan pada seseorang terbebas dari penyakit. (2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan. b) Faktor psikologis yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan setiap individu. Faktor psikologis terdiri dari inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. (1) Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsepkonsep
yang
abstrak
secara
efektif,
mengetahui
relasi
dan
mempelajarinya dengan cepat. (2) Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun sematamata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek.
commit to user
6
(3) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. (4) Bakat adalah kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir untuk belajar. (5) Motif itu erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. perpustakaan.uns.ac.id (6) Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan digilib.uns.ac.id seseorang yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. (7) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau reaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya fisiknya menurun. Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. (1) Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. (2) Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. 2) Faktor Eksteren, yaitu faktor yang ada di luar individu siswa yang sedang belajar, meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga, yaitu siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga yang berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, susunan rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga, orang tua yang memahami perkembangan anak, latar belakang kebudayaan. (1) Cara Orang Tua Mendidik Bimbingan dan penyuluhan memegang peranan penting, anak/siswa yang mengalami kesukaran belajar dapat ditolong dengan memberikan bimbingan belajar sebaik-baiknya. (2) Relasi antar anggota keluarga adalah relasi orang tua dengan anaknya. Hubungan yang pengertian dan kasih sayang, disertai dengan
commit to user
7
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri. (3) Suasana Rumah Suasana rumah yang dimaksudkan sebagai situasi atau kejadiankejadian yang serting terjadi di dalam keluarga di mana anak berada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam belajar. (4) Keadaan Ekonomi Keluarga Anak yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya. (5) Orang Tua yang Memahami Perkembangan Anak Anak yang sedang belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. (6) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. b) Faktor Sekolah Faktor sekolah, yaitu faktor yang terdapat dalam lingkungan sekolah sehingga mempengaruhi belajar siswa. Faktor ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa dan relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung sekolah, metode belajar, dan tugas rumah. (1) Metode Mengajar Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Jadi setiap guru mengajar metode yang digunakan harus sesuai materi. (2) Kurikulum Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Jadi semua kegiatan belajar siswa sudah diatur dalam kurikulum. Kurikulum harus sesuai dengan perkembangan siswa dan juga mengikuti perkembangan jaman.
commit to user
8
(3) Relasi Guru dengan Siswa Yaitu proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Sedang relasi siswa dengan siswa yaitu proses belajar antara siswa dengan siswa dan saling bertukar pendapat. Kegiatan ini berjalan baik jika komunikasinya berjalan baik. perpustakaan.uns.ac.id (4) Disiplin Sekolah
digilib.uns.ac.id
Yaitu kedisiplinan yang erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. (5) Alat Pelajaran Yaitu menguasahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap sangat perlu agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta dapat belajar dengan baik pula. (6) Waktu Sekolah Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/ malam hari. (7) Keadaan Gedung Keadaan gedung yang baik harus sesuai dengan jumlah siswa dan ada ventilasi yang menunjang sehingga siswa betah belajar. (8) Metode Belajar Metode belajar adalah cara yang paling baik untuk belajar sehingga hasilnya memuaskan. (9) Tugas Rumah Tugas rumah adalah tugas yang harus dikerjakan di rumah sehingga siswa rajin belajar dan mengurangi bermainnya. c) Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Yang termasuk faktor masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
commit to user
9
(1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat Sebagai anggota masyarakat siswa harus bergaul dan tanpa masyarakat siswa tidak dapat belajar. (2) Mass Media Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dan juga terhadap belajarnya. (3) Teman Bergaul Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari yang kita duga. (4) Bentuk Kehidupan Masyarakat Kehidupan masyarakat berpengaruh kuat terhadap belajar siswa.
2. Hakikat Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu Prestasi dan Belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Menurut Poerwadarminto (2002: 895), prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991: 19), prestasi adalah hasil kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedang menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam Syaiful Bahri Djamarah (1991: 20), prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan kerja. Dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang yang telah dipelajari. Sedang belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991: 21) adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu
commit to user
10
aktivitas, sedangkan belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991: 23), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sedangkan menurut Suhartinah Tirtonegoro (1988: 43), prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut dengan prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat dalam rangka pada diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Menurut peneliti dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh masing-masing siswa dalam periode tertentu sebagai hasil dalam belajarnya yang biasanya berupa simbol, angka, huruf maupun kalimat sebagai perwujudan dari prestasi belajar siswa.
3. Hakikat Pembelajaran Matematika a. Pengertian Pembelajaran Menurut Yudhi Munadmi (2008: 4) pembelajaran adalah usaha-usaha terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa. Menurut M. Djauhar Siddiq (2008: 9) pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang diberikan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk itu. Berdasarkan teori pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan usaha-usaha agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
commit to user
11
b. Pembelajaran Matematika Sutawijaya dalam Siti Hawa (2008: 1) Matematika mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran deduktif. Menurut Hudoyo dalam Siti Hawa (2008: 1) Matematika berkenan dengan perpustakaan.uns.ac.id ide (gagasan-gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yangdigilib.uns.ac.id diatur secara logis sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Sebagai guru Matematika dalam menanamkan pemahaman pengetahuan konsep-konsep dan pengetahuan prosedural. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan keoada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan dengan kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan untuk hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Untuk menguasai dan mencipta teknologi dan kemmpuan berpikir logis, analitis, kritis dan kratif di masa depan, maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat siswa belajar dan menjadi bermakna (Siti Hawa, dkk, 2008: 3). Berdasarkan teori pembelajaran matematika di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh guru untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logism, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
4. Hakikat Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran bagaimanapun akan membantu kelancaran, efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan. Bukankah bahan pelajaran yang dimanipulasikan dalam bentuk media pengajaran yang menjadikan anak-anak seolah-olah bermain, asyik dan bekerja dengan suatu
commit to user
12
media itu akan lebih menyenangkan mereka; dan sudah barang tentu pengajaran akan menjadi benar-benar bermakna. Media merupakan salah satu komponcn yang tidak bisa diabaikan dalam pengembangan sistem pengajaran yang sukses. Seorang guru Sekolah Dasar tentu saja harus dapat menetapkan media apa yang paling tepat dan sesuai dengan tujuan tertentu, suatu kondisi belajar peserta perpustakaan.uns.ac.id didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yangdigilib.uns.ac.id memang telah dipilih. Berbagai jenis media pengajaran adalah penting diketahui guru, dan tentu saja akan lebih baik lagi bila guru mampu membuat sendiri media pengajaran yang dibutuhkan dalam pembelajaran. B. Suryo Subroto dalam Mulyani Sumantri (1999:176) mengatakan bahwa media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk Jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media (medium) yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan menyalurkan pesan. Pengajaran merupakan proses komunikasi. Sebagai proses komunikasi maka ada sumber pesan (guru), penerima pesan (murid) dan pesan yaitu materi pelajaran yang diambilkan dari kurikulum. Sumber pesan harus melakukan encoding yaitu : menerjemahkan gagasan, pikiran, perasaan atau pesannya ke dalam bentuk himbang tertentu. Lambang itu dapat berupa bahasa, tanda-tanda atau gambar. Dalam melakukan encoding guru harus memperhatikan latar belakang pengalaman penerima pesan, agar pesan tersebut mudah diterima. Sedangkan penerima pesan harus melakukan decoding yaitu menafsirkan lambang-lambang yang mengandung pesan. Kalau pesan atau pengertian yang diterima oleh penerima pesan (siswa) sama atau mendekati sama dengan atau pengertian yang dimaksud oleh sumber pssan, maka komunikasi dinyatakan efektif. Media dapat membantu guru dalam menyalurkan pesan. Semakin baik medianya semakin kecil distorsi atau gangguannya dan makin baik pesan itu diterima siswa. Media dapat digunakan dalam pengajaran dengan dua cara, yaitu sebagai alat bantu (dependent media) dan digunakan sendiri oleh siswa {independent media}. Pertimbangan dalam memilih media : (a) tujuan pengajaran
commit to user
13
yang akan dicapai; (b) karakteristik siswa; (c) karakteristik media; (d) alokasi waktu; (e) ketersidaan; (f) kompatibelitas (sesuai dengan norma); (g) biaya; (h) mutu teknis dan (i) artistik. Klasifikasi media pengajaran : (j) media audio; (k) media visual; (1) media audio; (m) media serbaaneka. Media serbaaneka yaitu : (1) papan tulis dan papan pajang; (2) media tiga dimensi; (3) media teknik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dramatis; (4) sumber belajar dalam masyarakat; (5) belajar terprogram; (6) komputer. Edgar Dale dalam Tim Pengembang PGSD (1998:16) dengan kerucut pengalamannya mencoba menunjukkan rentang derajat kekonkretan dan keabstrakan dari berbagai pengalaman : (a) simbol verbal; (b) simbol visual; (c) rekaman, radio, gambar diam; (d) gambar gerak, (e) televisi; (f) sajian atau pameran; (g) karya wisata; (h) demonstrasi; (i) pengalaman yang diperankan; (j) pengalaman terbatas; (k) pengalaman langsung. Menurut Briggs dalam Mulyani Sumantri (1999:179) media adalah segala alat fisik dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Selanjutnya
Dinje
Rumumpuk
dalam
Mulyani
Sumantri
(1999:177)
mendefinisikan media pengajaran sebagai alat, baik hardware maupun software yang digunakan guru sebaga,i media komunikasi dan yang tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar-mengajar. Menurut sumber yang lain, Martin dan Briggs dalam I Nyoman Sudana Degeng (1993:12), mengemukakan bahwa media intruksional rnencakup semua sumber yang diperlukan untuk belajar berupa perangkat keras, seperti televisi, komputer, proyektor dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras itu. Sedangkan Heinich dkk dalam Ngadino (2003:9) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengatur informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, gambar yang diproyeksikan, bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut sebagai media pengajaran. Sehingga ada yang memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh
commit to user
14
manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan. atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dari berbagai defmisi media pengajaran di atas, dapat, diambil kesimpulan bahwa pengertian media dalam penelitian ini adalah alat pengajaran yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan pelajaran sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
b. Tujuan dan Fungsi Media
.
Mulyani Sumantri (1999:179) menyatakan, “....... tujuan dari penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyiapkan pesan-pesan secara lebih mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan tersebut secara cepat dan cermat. Dalam kerangka proses belajar-mengajar yang dilakukan yaitu, penggunaan media dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terliindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti yang dimaksud di dalamnya. Secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu 2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat peserta didik 3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi 4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dilupakan peserta didik Media pengajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan. pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik itu dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan. Secara umum media benungsi sebagai: 1) Alat bantu untuk mevvujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif 2) Bagian internal dari keseluruhan situasi mengajar 3) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dan konsep yang asbtrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme
commit to user
15
4) Membangkitkan motivasi belajar peserta didik 5) Mempertinggi mutu belajar-mengajar Fungsi penggunaan media menurut Derek Rowntrie dalam Mulyani Sumantri (1999:179) menyebutkan sebagai berikut: 1) Engage the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar) 2) Recall earlier leraning (mengulang apa yang telah dipelajari) digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3) Provide new a learning stimuli (menyediakan stimulus belajar) 4) Activate the student’s response (mengaktifkan respon peserta didik) . 5) Give speedy feed back (memberikan balikan dengan cepat) 6) Encaourage appropriate practice (menggalakkan latihan yang serasi) Dari uraian di atas dapat disimpulkan fungsi media yaitu : 1) Penyampaian bahan pembelajaran menjadi lebih jelas 2) Proses pembelajaran menjadi lebih efektif 3) Lebih efisien waktu dan tenaga 4) Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa 5) Dapat menumbuhkan kualitas hasil belajar siswa 6) Merubah guru ke arah yang lebih posihf dan produktif 7) Dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit 8) Informasi yang disajikan dengan menggunakan media memberikan kesan yang lebih mendalam 9) Dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar
c. Media Pembelajaran Matematika Dalam penelitian ini media pembelajaran Matematika adalah alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran Matematika. Media tersebut berupa : bangun-bangun datar, bangun-bangun ruang, dan kerangka bangun ruang. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemahaman siswa terhadap pokok masalah yang dipelajari.
commit to user
16
5. Hakikat Matematika a. Pengertian Matematika Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika itu timbul karena pikiran-piiran manusia yang berhubungan dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ide, proses, dan penalaran. Sedangkan menurut Johnson dan Myklebus dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999: 252), Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
untuk
mengekspresikan
hubungan-hubungan
kuantitatif
dan
keruangan, sedangkan fungsi teorinya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedang Lenner juga berpendapat dalam Mulyono Abdurrahman (1999: 252), Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif. Sementara menurut Paling dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999: 252) mengatakan bahwa: Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut disimpulkan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisir pembuktian yang logis, menggunakan bahasa yang cermat, jelas, dan akurat serta representasinya dengan simbol. Matematika juga merupakan pengetahuan struktur yang terorganisasikan sifatsifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan kebenarannya, disamping itu Matematika juga merupakan seni karena keindahannya terdapat pada keterututan dan keharmonisannya. Di dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan manusia berpikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
17
b. Ruang Lingkup Matematika SD Dalam KTSP pada mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. Bilangan 2. Geometri dan Pengukuran perpustakaan.uns.ac.id 3. Pengolahan Data
digilib.uns.ac.id
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Bilangan 2. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
5.1.Mengubah pecahan ke bentuk persen dan desimal serta sebaliknya 5.2.Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 5.3.Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan 5.4.Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
Geometri 6.
Memahami sifat-sifat
6.1.Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar
bangun dan hubungan
6.2.Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
antar bangun.
6.3.Menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana 6.4.Menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetri 6.5.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.
commit to user
18
6. Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media Pembelajaran Bangun Datar Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran satu media pembelajaran bahwa dalam pembelajaran terutama untuk anak sekolah dasar guru perlu menggunakan media pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti perpustakaan.uns.ac.id membuat desain pembelajaran dengan menggunakan bangundigilib.uns.ac.id datar untuk pembelajaran sifat-sifat kesebangunan dan simetri. Dalam pembelajaran siswa akan lebih mudah belajar dengan mempraktikkan langsung benda dua dimensi (bangun ruang) daripada hanya membayang saja. Bangun datar yang digunakan sebagai media pembelajaran yaitu segitiga, persegi panjang, trapesium, jajar genjang, lingkaran, belah ketupat dan layang-layang. Contoh : BANGUN DATAR 1. Pengertian bangun datar merupakan bangun dua dimensi. Maksudnya adalah tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang datar saja. 2. Macam-macam bangun datar Jenis bangun datar bermacam-macam antara lain persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, segi lima, layang-layang, belah ketupat, trapezium dan lingkaran.
Kesebangunan bangun datar apabila sudut sama besar dan perbandingan panjang sisi sama. Contoh :
commit to user
19
Simetri lipat dan simetri Putar A. Simetri Lipat Simetri lipat adalah jumlah lipatan yang dapat dibentuk oleh suatu bidang datar menjadi 2 bagian yang sama besar. Untuk mencari simetri lipat dari suatu bangun datar maka dapat dilakukan dengan membuat percobaan dengan membuat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id potongan kertas yang ukurannya mirip dengan yang akan diujicoba. Lipat-lipat kerta tersebut untuk menjadi dua bagian sama besar. Berikut ini adalah banyak simetri lipat dari bangun datar umum. Contoh.
-
persegi panjang memiliki 2 simetri lipat
B. Simetri Putar Simetri putar adalah jumlah putaran yang dapat dilakukan terhadap suatu bangun datar dimana hasil putarannya akan membentuk pola yang sama sebelum diputar. Bangun datar dikatakan memiliki simteri putar apabila bangun datar tersebut diputar melalui pusatnya dapat tepat menempati tempat semula. Contoh:
Persegi: ·
Jika diputar pada titik P terjadi 4 kali kedudukan yang sama, yaitu titik A pindah ke B, ke titik C, ke titik D, dan ketitik A lagi.
·
Persegi mempunyai 4 simetri putar.
commit to user
20
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Bangun Ruang untuk Pemahaman Konsep Luas dan Volume dalam Pembelajaran Matemtika Siswa Kelas V SD Negeri Walen I Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2006/2007 yang menunjukkan bahwa penggunaan media bangun ruang dapat meningkatkan pemahaman konsep sehingga dapat memacu prestasi belajar. Dari hasil penelitian ini memberikan inspirasi bagi peneliti untuk melakukan upaya-upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas pada SD Negeri 2 Cangkreplor Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo.
C. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar siswa kelas V SDN Cangkreplor Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009 pada sifat-sifat kesebangunan dan simetri pada mata pelajaran Matematika masih dibawah Kriteria Ketentuan Minimal (KKM). Hal ini terjadi karena pada pembelajaran guru tidak menggunakan media bangun datar dan menggunakan metode ceramah sehingga siswa dalam memahami konsep sifat-sifat kesebangunan dan simetri rendah, siswa cepat bosan dan pembelajaran tidak menyenangkan. Berdasarkan teori belajar dan pembelajaran maka dengan optimalisasi penggunaan media bengun datar individual yang dibuat secara menarik diharapkan dapat memperkuat ingatan siswa. Hal ini akan terlihat jika terus menerus melihat dan memegang suatu benda, maka siswa hafal dengan sendirinya walaupun suatu ketika tidak melihat. Penggunaan media individual mendorong siswa untuk melihat dan menghayati dengan seksama sehingga siswa dapat memegang. Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran bangun datar diharapkan dapat meningkat hasil belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri, siswa tidak bosan belajar di kelas, dan pembelajaran menyenangkan.
commit to user
21
Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal perpustakaan.uns.ac.id
Tindakan
Kondisi Akhir
Dalam pembelajaran Matematika guru belum menggunakan media bangun datar: a. Hasil Belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan masih rendah b. Siswa tidak tertarik digilib.uns.ac.id c. Pembelajaran membosankan dan tidak menyenangkan
Dalam pembelajaran guru dengan menggunakan media pembelajaran bangun datar secara individiual
Dalam pembelajaran Matematika guru menggunakan media bangun datar: a. Hasil Belajar siswa tentang sifat-sifat kesebangunan meningkat b. Siswa tertarik c. Pembelajaran tidak membosankan dan menyenangkan
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir maka penggunaan media bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar tentang sifat-sifat kesebangunan dan simetri mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN 2 Cangkreplor Purworejo Tahun Pelajaran 2009/2010.
commit to user