JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 233
Penggunaan KIT Fisika Berbasis Bahan Lingkungan Dalam Pembelajaran Fisika Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 28 Makassar Herlinda1), M. Agus Martawijaya2), Abd. Haris3) Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar 1) Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar2),3) Jl. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
ABSTRAK Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan metode eksperimen untuk memperoleh informasi mengenai gambaran hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Negeri 28 Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh informasi mengenai gambaran hasil belajar Fisika siswa kelas VII SMP Negeri 28 Makassar setelah diajar dengan menggunakan KIT Fisika Berbasis Bahan Lingkungan, (2) memperoleh informasi mengenai hasil belajar Fisika siswa kelas VII SMP Negeri 28 Makassar telah mencapai KKM standar sekolah atau belum setelah diajar dengan menggunakan KIT Fisika Berbasis Bahan Lingkungan.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah one shoot case study design yang melibatkan dua variabel terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yaitu hasil belajar fisika dan variabel bebas yaitu dengan penggunaan KIT Fisika Berbasis bahan lingkungan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 28 Makassar yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah peserta didik sebanyak 51 orang. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar. Hasil analisis statistik deskriptif dalam ranah kognitif mengungkapkan bahwa skor rata-rata hasil belajar fisika siswa adalah 23,18 sedangkn dalam ranah afektif nilai rata-rata hasil belajar fisika peserta didik adalah 7,36. Hasil analisis statistik inferensial mengungkapkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas VII SMP Negeri 28 Makassar tahun ajaran 2013/2014 telah mencapai KKM yang telah ditentukan setelah diterapkan penggunaan KIT Fisika berbasis bahan lingkungan bervariasi pada taraf signifikasi ∝=0,05. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan KIT Fisika Berbasis bahan lingkungan dapat digunakan dalam pengajaran fisika peserta didik kelas VII SMP Negeri 28 Makassar. Kata kunci : Metode Eksperimen, KIT Fisika Berbasis bahan Lingkungan, hasil belajar fisika.
ABSTRACT The main problem in this research is how to apply the experimental method to obtain information about the physical description of the learning outcomes of students of class VII SMP 28 Makassar . This study aims to ( 1 ) obtain information regarding the description of learning outcomes Physics class VII SMP 28 Makassar after being taught by using KIT Environmental Physics -Based Materials , ( 2 ) obtain information about student learning outcomes Physics class VII SMP 28 Makassar had reached KKM standard school or not after being taught by using KIT -Based Materials Physics inviroment. Design used in this study is one shoot case study design involving two variables and the dependent variable consists of independent variables . Dependent variable is the result of studying physics and independent variables , namely the use of physics -based materials KIT environment. Population and samples in this study were all seventh grade students of SMP Makassar 28 consisting of 2 classes with the number of students by 51 people . The instrument used is the achievement test . The results of the descriptive statistical analysis in cognitive scores revealed that the average physics student learning outcomes is 23.18 sedangkn in the affective value of the average physics student learning outcomes is 7.36 . The results of inferential statistical analysis revealed that the learning outcomes of students of class VII SMP 28 Makassar school year 2013/2014 has reached a predetermined KKM after the applied use of KIT Physics-based environmental materials vary in significance level α = 0.05 . From the data analysis it can be concluded that the use of KIT Physics -based materials can be used in teaching environmental physics class VII studentof SMP 28 Makassar. Keywords: Experimental Methods , KIT Environmental Physics -based materials , physics learning outcomes
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 234
I.
yang sifatnya permanen yang ditempatkan
PENDAHULUAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari, diantaranya mempelajari bentuk-bentuk zat dan perubahannya. Fisika mengajak kita
pada suatu ruangan yang kita kenal dengan ruangan laboratorium fisika dan ada yang dikemas dalam satu kotak yang kita kenal dengan KIT fisika. Pendidik
untuk mengamati fenomena-fenomena alam disekitar kita, misalnya proses penguapan udara, terjadinya embun pagi hingga teka-teki pada daun-daun yang terapung. Beberapa fasilitas penunjang kehidupan manusia juga menerapkan proses fisik, diantaranya kulkas, pendingin ruangan, kapal laut, dan balon
Pada
tingkat
dipandang
penting
SMP/MTs, untuk
Fisika
fisika
mengupayakan
adanya
komponen-komponen
pengganti
alat-alat
yang tidak atau belum tersedia di dalam KIT. Misalnya, mencari alat yang sesuai dari persediaan peralatan yang telah dimiliki sekolah, atau membuatnya sendiri dengan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun yang akan terjun ke masyarakat sebagai tenaga kerja. Pentingnya
fisika
tersebut di atas, memberikan isyarat kepada pendidik agar mampu menciptakan situasi kondisi
bermakna.
pembelajaran Kebermaknaan
fisika
secara
pembelajaran
fisika dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: pengetahuan, sikap dan keterampilan motorik. Ketiga aspek inilah yang harus menjadi indikator dan tujuan pembelajaran fisika, khusunya pada tingkat satuan pendidikan
Beberapa
hasil
penelitian
telah
menunjukkan manfaat dari pembelajaran KIT Fisika merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam
pembelajaran
fisika
yang
dapat
mengaktifkan peserta didik, mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan sikap positif terhadap fisika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Pramana
Putra
(Unismuh,
2012)
yang
mengatakan hasil belajar fisika peserta didik yang
menggunakan
KIT
Fisika
dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dapat dilihat bahwa skor tertinggi 26 dari skor maksimum yang mungkin dicapai adalah
SMP. Berdasarkan penegasan tersebut di atas, maka pendidik mata pelajaran fisika pada satuan
diperoleh di lingkungan sekitar.
dipelajari oleh
peserta didik, baik yang akan melanjutkan
pendidikan
SMP
harus
mampu
memanfaatkan alat-alat laboratorium pada setiap
dapat
pelajaran
memanfaatkan bahan-bahan yang mudah
udara.
dan
diharapkan
mata
pelaksanaan
proses
pembelajaran
fisika. Alat-alat laboratorium tersebut ada
30, sedangkan skor terendah 18 dari skor minimum yang mungkin adalah nol dan skor rata-rata hasil belajar peserta didik adalah 23,18 dengan standar deviasi sebesar 2,90 hal ini menunjukkan bahwa skor hasil belajar peserta didik berada di kisaran nilai rata-rata
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 235
tersebut. Semakin kecil nilai standar deviasi
Hasil belajar peserta didik SMP Negeri
maka sebaran data akan semakin mendekati
28 Makassar tahun pelajaran 2011/2012 yang
nilai rata-rata.
kami peroleh dari Guru Mata Pelajaran Fisika
Dikaitkan
dengan
pengertian
fisika
di SMP Negeri 28 Makassar pada semester
sebagai bagian dari IPA, penggunaan KIT
ganjil, terlihat bahwa rata-rata perolehan nilai
Fisika Berbasis Bahan Lingkungan ini cocok
akhir (rapor) peserta didik adalah 67,3 dari
untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika.
25 orang peserta didik dengan Kriteria
Hal ini karena KIT Fisika lebih menekankan
Ketuntasan Minimal 70% .
pada keaktifan peserta didik dalam belajar,
Dengan bertolak dari uraian di atas,
peserta didik terlebih dahulu diberikan buku
maka penelitian tentang penggunaan KIT
bacaan untuk menentukan materi yang akan
Fisika Berbasis Bahan Lingkungan terhadap
dibagikan kemudian diberikan LKFPD serta
hasil belajar fisika perlu diungkap melalui
alat dan bahan yang digunakan setelah itu
sebuah
melaksanakan kegiatan pembelakaran sesuai
diimplementasikan
petunjuk diLKFPD, dan mengaplikasikan
eksperimen.
pemahaman peserta didik tentang materi
penelitian
yang
dirancang
dan
suatu
studi
belakang
yang
dalam
Berdasarkan
latar
tersebut dengan membuat soal-soal yang
dikemukakan
berkaitan dengan materi yang diberikan oleh
termotivasi
guru. Hal itu akan lebih membuat belajar
dengan judul: “Penggunaan KIT Fisika
fisika menjadi menyenangkan dan lebih
Berbasis
berkesan,
Pembelajaran Fisika Pada Peserta Didik Kelas
karena
peserta
didik
terlibat
langsung dalam proses pembelajaran. Fisika
di
atas,
untuk
maka
penulis
melakukan
Bahan
penelitian
Lingkungan
Dalam
VII SMP NEGERI 28 Makassar”
merupakan generalisasi dari gejala alam yang tidak perlu dihapal tetapi perlu dimengerti, dipahami dan diterapkan.
II. LANDASAN TEORI 1.
Pembelajaran Fisika Di SMP
Jika dilihat dari kenyataan yang ada di
Seperti halnya pada pembelajaran untuk
lapangan, bahwa sistem pembelajaran yang
berbagai mata pelajaran disetiap satuan
diterapkan di SMP Negeri 28 Makassar, lebih
pendidikan
didominasi oleh pendidik. Peserta didik
pelaksanaan
cenderung
satuanpendidikansekolah
pasif
karena
mereka
hanya
yang
ada
di
pembelajaran
fisika
pada
menengahpertama
menerima materi dan latihan soal dari guru,
senantiasa
hal itu tidak cukup mendukung penguasaan
pembelajaran yang digariskan di dalam
terhadap konsep fisika menjadi lebih baik.
Undang-Undang
Masih
terhadap
pengertian pembelajaran yang dimaksudkan
fisika
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
rendahnya
penguasaan
konsep fisika ditandai oleh nilai peserta didik yang masih rendah.
merujuk
Indonesia,
No
pada
20
pengertian
Tahun
2003.
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 236
antara peserta didik dengan pendidik dan
cara mencari tahu tentang alam secara
sumber belajar pada suatu lingkugan belajar.
sistematis,
Proses pembelajaran Fisika di SMP
sehingga
IPA
bukan
hanya
penguasaan sekumpulan pengetahuan yang
menekankan pada pemberian pengalaman
berupa
secara
mengembangkan
prinsip-prinsip, Tetapi juga merupakan suatu
agar mereka
proses penemuan. Pembelajaran fisika di
mampu menjelajahi dan memahami alam
SMP diharapkan dapat menjadi wahana bagi
sekitar secara ilmiah. Oleh karena itu
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
Pembelajaran Fisika di SMP hendaknya
dan alam sekitar serta prospek pengembangan
diarahkan kepada perwujudan situasi dan
lebih lanjut dalam menerapkannya dalam
kondisi
kehidupan sehari-hari.
langsung
untuk
kompetensi peserta didik
lingkungan
fakta-fakta,
konsep-konsep,
atau
belajar
yang
didik
dapat
Proses pembelajaran Fisika di SMP
menemukan sendiri apa yang semestinya
menekankan pada pemberian pengalaman
harus dipelajari sesuai dengan penggarisan
secara
Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang
kompetensi peserta didik
Standar Isi tentang pembelajaran Fisika di
mampu menjelajahi dan memahami alam
SMP.
sekitar secara ilmiah. Oleh karena itu
2.
KIT dalam Pembelajaran Fisika SMP
Pembelajaran Fisika di SMP hendaknya
Seperti halnya pada pembelajaran untuk
diarahkan kepada perwujudan situasi dan
memungkinkan
peserta
langsung
berbagai mata pelajaran disetiap satuan
kondisi
pendidikan
memungkinkan
yang
ada
di
Indonesia,
untuk
lingkungan peserta
mengembangkan agar mereka
belajar
yang
didik
dapat
pelaksanaan pembelajaran fisika pada satuan
menemukan sendiri apa yang semestinya
pendidikan
sekolah
harus dipelajari
senantiasa
merujuk
menengah pada
pertama pengertian
pembelajaran yang digariskan di dalam Undang-Undang
Tahun
Mata pelajaran fisika adalah bahagian dari mata pelajatanm IPA yang wajib
pengertian pembelajaran yang dimaksudkan
dipelajari oleh peserta didik pada satuan
bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
pendidikan
antara peserta didik dengan pendidik dan
pelajaran IPA, termasuk fisika meliputi segala
sumber belajar pada suatu lingkugan belajar.
fenomena alam yang terjadi atau terdapat
Pada pengertian ini terdapat beberapa kata
disekiling kita. Dengan demikian, fisika
kunci
yang harus dimaknai oleh pendidik
bukanlah sesuatu yang asing bagi peserta
yaitu interaksi, sumber belajar dan lingkungan
didik melainkan suatu pelajaran yang menarik
belajar.
untuk dipelajari. IPA dikatakan cukup rumit sebagai
20
Pengertian KIT
2003.
Fisika
No
a.
bagian
dari
SMP.
Ruang
lingkup
mata
Ilmu
untuk diajarkan karena IPA sangat luas dan
pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan
kompleks, sebab yang ada di alam sekitarnya,
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 237
sehingga untuk menerangkan kepada peserta
sekolah belum tentu menjamin kualitas
didik perlu suatu ssarana atau media yang
pendidikan
berfungsi untuk menjembatani pemahaman
pengelolaan yang cermat oleh pendidik. Bila
peserta didik untuk sampai pada konsep yang
penggunaannya
sebenarnya,
merupakan sarana yang dapat membantu para
misalnya
konsep
terjadinya
guntur dan sebagainya.
tanpa
diimbangi
tepat
guna,
dengan
maka
akan
peserta didik dalam penguasaan pengetahuan,
Oleh karena itu, pembelajaran fisika
peningkatan keterampilan, dan pembinaan
sebenarnya tidak dapat diajarkan hanya
sikap ilmiah (hadiat dan Rosman dalam
dengan metode ceramah saja, melainkan
Salmiah Sari, 1997: 18).
harus didukung dengan media pembelajaran
Terkait dengan itu ada anggapan, bahwa
yang sesuai agar kuaitas proses belajar
semakin sering KIT fisika digunakan maka
mengajar lebih berbobot.
semakin pengting alat itu diadakan dan
Untuk tidak menimbulkan keraguan
frekuensi penggunaannya
terletak ditangan
perlu kiranya dirumuskan apa yang dimaksud
pendidik itu sendiri. Untuk itu diharapkan
dengan KIT IPA. “KIT” berarti kotak
pendidik yang mengajar, khusunya pendidik
sehingga Kit Ipa berarti kotak yang berisi
fisika harus memahami dan terampil dalam
seperangkat alat-alat IPA (Nepia dalam
penggunaan KIT fisika itu sendiri. Pendidik
Salmiah Sari, 1997 :15). Dalam kamus
tidak cukup hanya menguasai materi fisika
Webster’s
Dictionary
yang akan diajarkan saja, tetapi dibutuhkan
dijelaskan, bahwa : KIT is box, bag in which
keterampilan untuk merakit, mengoprasikan
such a kit is carried (Meriam-Webster dalam
serta merawat alat tersebut
salmiah sari, 1997: 16)
Perawatan secara rutin perlu dilakukan,
New
Collegiate
Berdasarkan pendapat di atas, maka
dengan baik.
seperti pembersihan pengemasan, pengadaan
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
alat/komponen
dengan KIT fisika adalah kotak yang berisi
penggunaannya pada masa yang akan datang
seperangkat alat-alat fisika yang mudah
tidak mengalami kesulitan.
dikenal dan dapat dibawa ke dalam kelas saat mengadakan
percobaan
atau
kegiatan
yang
rusak,
sehingga
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan, bahwa efektif tidaknya KIT itu
pembelajaran. KIT fisika yang ada sekarang
digunakan
di
pembelajaran, khusunya pembelajaran fisika
sekolah,
oleh
karena
situiasi
dan
dalam
kondisinya sehingga pendidik mata pelajaran
sangat
fisika harus memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan
mengatasinya.
pengajaran.
KIT fisika merupakan salah satu sarana yang dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Kelengkapan KIT fisika di
bergantung
Untuk
menunjang
pada
pendidik
pendidikan pendidik
proses
yang dan sangat
diharapkan senantiasa menggunakan KIT dalam pembelajaran fisika.
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 238
b.
Penggunaan KIT IPA dalam Metode
dan mutu bahan percobaan yang di
Eksperimen
gunakan harus baik dan bersih.
Karena kemajuan tekhnologi dan ilmu pengetahuan;
maka
segala
3. Kemudian dalam eksperimen peserta
sesuatu
didik perlu teliti dan konsentrasi dalam
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga
mengamati proses percobaan, maka perlu
dalam cara pendidik mengajar di kelas di
adanya
gunakan teknik eksperimen. Yang di maksud
sehingga
adalah salah satu cara mengajar, di mana
pembuktian kebenaran dari teori yang di
peserta didik melakukan suatu percobaan
pelajari itu
tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta
menuliskan
yang
mereka
cukup
lama,
menemukan
4. Peserta didik dalam eksperimen adalah
percobaannya,
sedang belajar dan berlatih; maka perlu
kemudian hasil pengamatan itu di sampaikan
di beri petunjuk yang jelas, sebab mereka
ke kelas dan di evaluasi oleh pendidik.
di samping memperoleh pengetahuan,
Penggunaan
hasil
waktu
teknik
mempunyai
pengalaman serta keterampilan, juga
tujuan agar peserta didik mampu mencari dan
kematangan jiwa, dan sikap perlu di
menemukan sendiri berbagai jawaban atas
perhitungkan
persoalan–persoalan
memilih obyek eksperimen itu.
yang
ini
di
hadapinya
oleh
pendidik
dalam
dengan mengadakan percobaan sendiri. juga
5. Perlu di mengerti juga bahwa tidak
peserta didik dapat berlatih dalam cara
semua masalah bisa di eksperimenkan
berpikir yang ilmiah (scientific thinking).
seperti masalah mengenai kejiwaan,
Dengan eksperimen peserta didik menemukan
beberapa segi kehidupan sosial dan
bukti kebenaran dari teori sesuatu yang
keyakinan manusia. Kemungkinan lain
sedang dipelajarinya.
karna sangat terbatasnya suatu alat,
Agar penggunaan teknik eksperimen itu
sehingga masalah itu tidak bisa di adakan
efisien dan efektif, perlu pelaksanaan dengan memperhatikan hal–hal sebagai berikut:
percobaan karna alatnya belum ada. c.
KIT Fisika Buatan Pendidik
1. Dalam eksperimen setiap peserta didik
Pada bagian sebelumnya dikemukakan
harus mengadakan percobaan, maka
bahwa pendidik mata pelajaran fisika harus
jumlah alat dan bahan atau materi
memiliki kemampuan dalam membuat alat-
percobaan harus cukup bagi tiap peserta
alat untuk melekngkapi KIT fisika yang ada,
didik.
khususnya di SMP sehingga pembelajaran
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan
terhindar
dari
faktor-faktor
penghambat
peserta didik menemukan bukti yang
penggunaan KIT. Berikut ini dikemukakan
meyakinkan, atau mungkin hasilnya
alat-alat penunjang KIT fisika, khususnya di
tidak membahayakan, maka kondisi alat
SMP Negeri 28 Makassar.
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 239
Neraca Sederhana
Hasil belajar yang dimaksudkan meliputi
Neraca sederhana sangat beralasan untuk
ranah kognitif, afaktif, dan psikomotor.
dibuat guna melengkapi KIT yang ada.
Proses pembelajaran yang didukung oleh alat-
Neraca sederhana yang dibuat menggunakan
alat pelengkap KIT fisika yang ada di sekolah
bahan kawat besi dan benang. Keberadaan
memungkinkan berorientasi kepada kegiatan
neraca
penyelidikan atau eksperimen.
a.
sederhana
mendukung
ini
bertujuan
pelaksanaan
belajaran
untuk fisik
d.
dengan topik: mengukur besaran massa.
Hasil Belajar Fisika Sasaran dari kegiatan mengajar adalah
Sedangkan pada tugas di luar sekolah, peserta
hasil
didik menggunakan neraca analog (neraca
informasi
kue) yang terdapat di rumah peserta didik.
sejauh mana tingkat penguasaan materi yang
b.
Gelas Ukur sederhana
telah diajarkan kepada peserta didik setelah
Gelas ukur sederhana sangat beralasan
proses belajar mengajar yang dapat diperoleh
untuk dibuat guna melengkapi KIT yang ada. Gelas
ukur
sederhana
yang
belajar.
Hasil
kuantitatif
belajar yang
merupakan menunjukkan
melalui tes hasil belajar.
dibuat
Ditinjau dari segi bahasa, hasil belajar
menggunakan bahan dari botol air aqua yang
diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang
terbuat dari plastik dilengkapi dengan kertas
yang ditunjukkan oleh apa yang telah
grafik. Keberadaan gelas ukur sederhana ini
digunakan sebagai alat ukur untuk melihat
bertujuan untuk mendukung pelaksanaan
tingkat keberhasilan setelah melakukan usaha
belajaran fisika dengan topik: mengukur
tertentu.
volume, Sedangkan pada tugas di luar
Menurut Sudjana, hasil belajar adalah
sekolah, peserta didik tetap menggunakan
kemampuan-kemampuan
gelas ukur sederhana tersebut.
peserta didik setelah ia menerima pengalaman
Pada dasarnya, masih banyak alat-alat
yang
dimiliki
belajarnya
yang dapat digunakan untuk medukung
Menurut Bloom (Suprijono, 2009:6),
pelaksanaan pembelajaran fisika di SMP.
hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
Dapat dikatakan setiap materi pembelajaran
afektif dan psikomotor. Selain itu menurut
fisika yang semestinya dilaksanakan dengan
Lindgren
menggunakan KIT dapat dibuatkan alat-
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,
alatnya meskipun sederhana, tetapi tetap
pengertian dan sikap.
memfasilitasi keaktifan peserta dalam proses pembelajaran.
Dengan
(Suprijono,
demikian
2009:7),
penulis
hasil
dapat
mengambil suatu kesimpulan bahwa hasil
Keberadaan alat-alat buatan pendidik
belajar fisika adalah hasil yang dicapai oleh
sebagai penunjang KIP fisika dan digunakan
seorang peserta didik setelah mengikuti
dalam proses pembelajaran, memungkinkan
proses belajar fisika dalam kurun waktu
hasil pembelajaran fisika akan meningkat.
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 240
tertentu yang diperoleh dari hasil pengukuran
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar fisika
lewat suatu alat ukur yaitu tes.
peserta didik.
III. METODE PENELITIAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian
A. Hasil Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-
1.
Eksperimen (pre Eksperimental Design). B.
Untuk hasil analisis deskriptif terhadap
Desain Penelitian
hasil belajar fisika peserta didik pada aspek
Desain penelitian yang digunakan adalah
kognitif dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah
One-Shoot Case Study Design : R
X
ini:
O
Keterangan: R
= Menyatakan pengacakan (Random)
X
= Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen
O
= Tes hasil belajar fisika
C. Populasi dan Sampel a.
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1. Deskripsi Hasil Belajar Fisika Pada Aspek Kognitif Statistik Nilai statistik Skor rata-rata 23,18 Nilai rata-rata 76,88 Standar deviasi 2,90 Nilai maksimum 86 Nilai minimum 60 Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui
Populasi penelitian
bahwa pada aspek kognitif menunjukkan skor
Populasi adalah keseluruhan peserta
rata-rata hasil belajar peserta didik adalah
didik kelas VII SMP 28 MAKASSAR tahun
23.18 dengan standar deviasi sebesar 2,90 hal
2013/2014. Yang terdiri dari 2 kelas dengan
ini menunjukkan bahwa skor hasil belajar
jumlah peserta didik 51 orang.
peserta didik berada dikisaran skor rata-rata
b.
Sampel penelitian
tersebut. Semakin kecil skor standar deviasi
Dalam penelitian ini digunakan sampel
maka sebaran data akan semakin mendekati
yang dianggap dapat mewakili populasi dengan
menggunakan
tehnik
penarikan
sampel secara random (acak).
skor rata-rata. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal, maka banyaknya peserta didik yang mencapai
Setelah dilakukan pengacakan maka
ketuntasan belajar yaitu 22 orang dengan
Kelas VII.2 yang di tetapkan menjadi sampel
persentase 88,00%, seperti yang ditunjukkan
penelitian. Dengan ukuran sampel sebanyak
pada tabel 2 dibawah ini.
25 orang peserta didik.
Tabel 2. Persentase Ketuntasan Belajar Aspek Kognitif Persentase Kategori Frekuensi (%) Tuntas 22 88,00 Tidak Tuntas 3 12,00 25 100,00 Jumlah
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian terdiri atas dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. a. Variabel bebas: penggunaan KIT Fisika Berbasisi Bahan Lingkungan.
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 241
Berdasarkan Tabel 2 di atas diperoleh
Ha = persentase peserta didik yang mencapai
bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang
KKM individual telah mencapai KKM
diajar dengan Penggunaan KIT
secara klasikal standar sekolah.
Fisika
Berbasis Bahan Lingkungan pada peserta Untuk menghitung uji z digunakan
didik kelas VII SMP Negeri 28 Makassar
rumus sebagai berikut :
telah mencapa KKM. 2.
a. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk
normal
atau
tidak.
𝜋0 = persentase standar KKM
Untuk
n = jumlah sampel Pengujian hipotesis ini menggunakan uji
kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut: 𝑥2 = i=1
z-tes satu pihak, yaitu uji pihak kanan dengan (Oi – Ei )² Ei
pasangan hipotesis. H0 :𝜋 ≤ 𝜋0
dengan: 𝑥2 =
𝑛
𝑥= peserta didik yang tuntas
pengujian tersebut digunakan rumus Chik
𝜋0 1 − 𝜋0
keterangan:
mengetahui apakah data yang digunakan berdistribusi
𝑥 𝑛 − 𝜋0
𝑧=
Analisis Statistik Inferensial
Ha :𝜋 > 𝜋0 Nilai Chi-kuadrat hitung
Kriteria pengujian didapat dari daftar
Oi = frekuensi hasil pengamatan
distribusi student z dengan dk = (n-1) dan
Ei = frekuensi harapan
peluang (1-α). Jadi kita tolak H0 jika z > z1-α
= banyak kelas Data
berdistribusi
dan terima H0 dalam hal lainnya. normal
bila
B.
2 2 2 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 diperoleh dari
Pembahasan Berdasarkan
hasil
analisis
statistik
daftar 𝑥 2 dengan dk =(k-1) pada taraf
deskriptif pada PESERTA DIDIK KELAS
signifikan 𝛼 = 0,05.
VII.2
dengan
penggunaan
KIT
Fisika
Berbasis Bahan Lingkungan telah mencapai
b. Uji Hipotesis Uji hipotesis statistik dilaksanakan untuk
criteria ketuntasan minimal (KKM) yang
menjawab hipotesis penelitian. Sebelum uji
telah ditentukan dengan memperhatikan tiga
hipotesis statistik maka terlebih dahulu
aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
dirumuskan hipotesis statistiknya. Hipotesis
dan semuanya itu telah memenuhi KKM. KIT fisika adalah kotak yang berisi
yang diajukan: H0 = persentase peserta didik yang mencapai KKM
individual
belum
mencapai
KKM secara klasikal standar sekolah.
seperangkat alat-alat fisika yang mudah dikenal dan dapat dibawa ke dalam kelas saat mengadakan
percobaan
atau
kegiatan
pembelajaran. KIT fisika yang ada sekarang di
sekolah,
oleh
karena
situiasi
dan
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 242
kondisinya sehingga pendidik mata pelajaran
Banyaknya peserta didik yang tuntas, ada
fisika harus memiliki kemampuan untuk
kecenderungan disebabkan karena peserta
mengatasinya.
didik belajar berdasarkan kemampuannya
Beberapa fungsi dari alat peraga dalam
sendiri. Peserta didik dikelompokkan menjadi
pengajaran IPA dapat dikemukakan seperti
5 kelompok masing-masing terdiri 5 orang
berikut:
peserta
didik
yang
memiliki
tingkat
a. Dengan adanya alat peraga, murid akan
kemampuan yang berbeda. Dimana dengan
lebih banyak mengikuti pelajaran dengan
dengan Menggunakan KIT Fisika, peserta
gembira,
didik diberikan LKFPD yang merupakan
sehingga
minatnya
untuk
mempelajari IPA semakin besar.
perangkat pembelajaran yang telah dibuat
b. Dengan penyajian konsep abstrak ke
sebelumnya
oleh oleh
pendidik peserta
yang didik
harus
dalam bentuk yang kongkret dalam IPA,
dikerjakan
secara
maka peserta didik, maka peserta didik
individual. Hal ini dilakukan agar peserta
akan lebih mudah mengerti.
didik bisa berusaha sendiri terlebih dahulu
c. Anak akan menyadari adanya hubungan
kemudian mereka mendiskusikan bersama
antara pelajaran dengan benda-benda
dengan teman kelompoknya. Selama proses
yang ada disekitarnya.
pembelajaran, peserta didik terlihat aktif
d. Konsep yang abstrak dan disajikan
dalam kelas. Mereka mempelajari materi yang
dalam bentuik kongkret dapat dijadikan
diberikan, menyelesaikan tugas dan diskusi
menjadi obyekk penelitian dapat pula
dengan
dijadikan sebagai alat penelitian tentang
berusaha menjadi yang terbaik karena dalam
ide-ide baru dan relasi-relasi baru.
pembelajaran dengan Menggunakan KIT
Jika dilihat dari hasil belajar yang
Fisika kelompok yang memiliki nilai tertinggi
dicapai
peserta
didik
melalui
dengan
teman
kelompoknya.
Mereka
akan diberi penghargaan.
Menggunakan KIT Fisika membuat peserta
Pada penggunaan KIT Fisika, walaupun
didik termotivasi dalam mengikuti materi
peserta didik belajar dalam bentuk kelompok,
pembelajaran karena peserta didik saling
tetap menekankan pada penilaian individual.
membantu
Peserta didik tetap belajar sesuai dengan
dalam
belajar
dengan
menyelesaikan tugas yang diberikan. Metode
kecepatan
eksperimen merupakan metode pengajaran
masing meskipun prosesnya dalam bentuk
yang
kepada
kelompok dan inilah keunggulan penggunaan
peserta didik untuk bekerja sama dalam
KIT Fisika dibanding pembelajaran biasa
mengerjakan tugas secara terstruktur
yang lain.
memberikan
kesempatan
jadi
dan
kemampuannya
masing-
bukan hanya satu atau dua orang yang aktif
Penggunaan KIT Fisika pada peserta
tetapi peserta didik secara keseluruhan ikut
didik kelas VII SMP Negeri 28 Makassar juga
aktif dalam proses pembelajaran.
meningkatkan aktivitas sosial peserta didik,
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 243
sehingga di dalam belajar tidak mengenal
KIT Fisika telah mencapai ketuntasan belajar
adanya kompetisi antar individu karena
Fisika seacara optimal.
menekankan kerjasama atau gotong royong
Hasil
sesama peserta didik dalam mempelajari
digunakan
untuk
materi pelajaran, maupun mengerjakan tugas
penelitian
yang
kelompok.
Kriteria
Berdasarkan
inferensial,
membuktikan telah
pengujian
hipotesis
diajukan
didapat
dari
dimana daftar
distribusi student z dengan dk = (n-1) dan
dilakukan dapat dikemukakan bahwa dengan
peluang (1-α). Jadi kita tolak H0 jika z > z1-α
Menggunakan KIT Fisika merupakan salah
dan terima H0 dalam hal lainnya.. Sehingga
satu model pembelajaran Fisika yang dapat
“Hasil Belajar Peserta Didik telah memenuhi
digunakan dalam mencapai KKM Standar
criteria ketuntasan minimal (KKM) dengan
sekolah pada peserta didik kelas VII SMP
menerapkan penggunaan KIT Fisika Berbasis
Negeri 28 Makassar, dilihat dari banyaknya
Bahan Lingkungan” pada siswa kelas VII
peserta
dalam
SMP Negeri 28 Makassar. Hal tersebut
mengikuti pelajaran, saling membantu dalam
menunjukkan bahwa hipotesis yang telah
belajar, dan peserta didik merasa lebih dekat
disusun sebelumnya terbukti kebenarannya di
dengan
timbulnya
tempat penelitian. Dengan demikian salah
suasana yang tidak kaku dalam pembelajaran
satu upaya yang dapat dilakukan untuk
karena
meningkatkan hasil belajar fisika peserta
yang
bersemangat
teman-temannya
peserta
mengerjakan
didik
LKFPD
analisis
statistik
yang
didik
hasil
analisis
serta
terlebih sebagai
dahulu panduan
didik
adalah
dengan
memberikan
eksperimen kemudian mendiskusikan dengan
pembelajaran disertai dengan penggunaan
teman
model
KIT Fisika Berbasis Bahan Lingkungan,
pembelajaran ini merupakan salah satu faktor
khususnya pada siswa kelas VII SMP Negeri
yang menentukan keberhasilan dalam prestasi
28 Makassar.
kelompoknya.
Sehingga
belajar Fisika, hal ini tercermin dari hasil belajar Fisika yang dicapai. Ini sesuai pernyataan
Ummul
Mukminin
V. PENUTUP
bahwa
A. Kesimpulan
seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pada dirinya sendiri ada keinginan untuk
pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
belajar. Sebab tanpa motivasi (tidak mengerti
1. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas
apa yang akan dipelajari dan tidak memahami
VII.2 SMP Negeri 28 Makassar ditinjau
mengapa hal itu perlu dipelajari) kegiatan
dari aspek kognitif setelah diajar dengan
belajar mengajar sulit untuk berhasil.
menggunakan KIT IPA memperoleh
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian
nilai rata-rata sebesar 76,66
pembahasan di atas, diperoleh informasi
2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas
bahwa penggunaan dengan Menggunakan
VII.2 SMP Negeri 28 Makassar ditinjau
JPF | Volume 2 | Nomor 3 | ISSN: 2302-8939 | 244
dari aspek afektif setelah diajar dengan menggunakan KIT IPA memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,88 3. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas VII.2 SMP Negeri 28 Makassar ditinjau dari aspek psikomotorik setelah diajar dengan
menggunakan
KIT
4. Hasil belajar fisika peserta didik kelas VII.2 SMP Negeri 28 Makassar ditinjau dari aspek kognitif dan psikomotorik telah memenuhi standar KKM setelah diajar dengan menggunakan KIT IPA berbasis bahan lingkungan. Saran Berdasarkan dikemukakan,
kesimpulan maka
Jasmawati. 2007. Penerapan pendekatan sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat (SALINGTEMAS) dalam pembelajaran ipa fisika peserta didik kelas VIIIB SMP Unismuh Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi tidak Diterbitkan.
IPA
memperoleh nilai rata-rata sebesar 73,6
B.
PUSTAKA
yang
telah
untuk
lebih
meningkatkan hasil belajar fisika
siswa
Muflih. 2012. Pengaruh penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas VII SMPN 28 Makassar. Universitas Negeri Makassar. Skripsi tidak Diterbitkan. Putra, Dian Pramana. 2007. Penggunaan KIT IPA (Fisika) sebagai alat pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik kelas X Madrasah Aliyah Muallimin Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi Tidak Diterbitkan. Rahim, Rahman. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
disarankan sebagai berikut: 1. Untuk
para
peneliti/pendidik
agar
menggunakan pembelajaran ini untuk mencapai standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. 2. Peneliti selanjutnya yang akan meneliti yang relevan agar lebih memperhatikan alokasi waktu penelitian.
Sebaiknya
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. raja grafindo persada. Jakarta. Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
frekuensi pertemuan diperbanyak agar bisa memberikan hasil yang lebih baik. 3. Kepada
peneliti
lain
yang
berniat
melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan KIT IPA berbasis bahan lingkungan dapat menjadikan hasil penelitian perbandingan.
ini
sebagai
bahan
Suryabrata, Sumadi. 2012. Penelitian. Jakarta : Grafindo Persada.
Metodologi Pt. Raja
Sutikno, Sabry. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Lombok : Holistica. Yamin, Martinis. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta : Gaung Persada Press.