ANALISIS KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I MAKASSAR Sulastiani1, Nurhayati, Aslim Universitas Negeri Makassar. Jl. Dg. Tata Raya Jurusan Fisika Kampus UNM Parang Tambung 1) email:
[email protected]
Abstract: Analysis of Process Skill of 8th Grade Students in SMP Negeri I Makassar through Experiment Methods within Physics Learning. This study is a pre-experimental study aimed to obtain the skills of the students of class VIII SMPN 1 Makassar after being taught using the experimental method within physics learning. The population in this study were all eighth grade students of SMP Negeri 1 Makassar. The sample was class VIII-5. The design used in this study is the design of One-Shot Case Study Design. Based on the analysis of datas it can be concluded that in general the process skills students of class VIII SMPN 1 Makassar are at high criteria after being taught through the experimental method. From the aspect of the skills process under study, the skills of students class VIII SMPN 1 Makassar in classifying are at very high criteria, communication skill and concluding skill are both at high criteria.
Abstrak: Analisis Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Fisika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri I Makassar. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran keterampilan proses siswa kelas VIII SMPN 1 Makassar setelah diajar dengan menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar. Sampel penelitian adalah kelas VIII-5. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One-Shot Case Study Design. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum keterampilan proses siswa kelas VIII SMPN 1 Makassar berada pada kriteria tinggi setelah diajar melalui metode eksperimen. Dari aspek keterampilan proses yang diteliti, keterampilan siswa kelas VIII SMPN 1 Makassar dalam mengklasifikasikan berada pada kriteria sangat tinggi, keterampilan mengkomunikasikan dan keterampilan menyimpulkan keduanya berada pada kriteria tinggi. Kata kunci: keterampilan proses, metode eksperimen.
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar, baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan matematika, serta dapat mengembangkan pengetahuan keterampilan, dan sikap percaya diri. Dengan demikian, dalam pembelajaran fisika diharapkan dapat melatih keterampilan yang ada pada diri siswa yaitu keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Dimyati, 2002). Tujuan melatih keterampilan siswa dalam pembelajaran adalah agar siswa dapat mengembangkan kemampuankemampuan yang dimiliki oleh siswa sehingga siswa memperoleh pengetahuan, prinsip, dan konsep fisika melalui keterampilan yang dimiliki. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi yang cepat menuntut kita untuk selalu mengembangkan pengetahuan sains. Oleh
karena itu lulusan dari suatu jenjang pendidikan hendaknya tidak hanya mempunyai kecakapan dalam menguasi konsep saja tetapi mempunyai skill agar mampu bersaing di era global seperti sekarang ini. Atas dasar inilah sehingga dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam rangka mencapai keunggulan masyarakat di bidang ilmu dan teknologi. Menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai dengan tuntutan zaman, menuntut perlunya penerapan pendekatan dan metode belajar mengajar yang berpusat pada siswa sehingga dapat mengarahkan siswa untuk dapat terlibat secara langsung dan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Makassar, pembelajaran fisika lebih banyak dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Materi fisika yang cenderung membutuhkan kegiatan praktikum atau eksperimen hanya diajarkan dengan menggunakan metode ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Padahal dalam pembelajaran, 257
258 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 8, Nomor 3, Desember 2012, hal 257 - 261
sebaiknya siswa diberikan kesempatan pengalaman secara langsung untuk mengembang-kan keterampilan yang mereka miliki sehingga cara atau tingkat berpikir siswa dapat meningkat.Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru di kelas dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa adalah metode eksperimen. Melalui kegiatan eksperimen, siswa dapat mempelajari sains dengan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala maupun proses-proses sains, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah baru melalui metode ilmiah dan lain sebagainya. Selain itu eksperimen dapat membantu pemahaman siswa terhadap pelajaran. Hasil penelitian yang relevan tentang penggunaan model pembelajaran berbasis eksperimen adalah penelitian Permasari Anna (2003) yang menemukan bahwa dengan kegiatan eksperimen, siswa dapat mengembangkan keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga afektifnya. Menggunakan model pembelajaran berbasis eksperimen ini, siswa dapat melakukan kegiatan mengamati, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, mengkomunikasikan hasil eksperimen dalam bentuk laporan hasil ekperimen. Berdasarkan hal di atas maka penulis melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran keterampilan proses siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar setelah diajar melalui metode eksperimen dalam pembelajaran fisika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran keterampilan proses siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar setelah diajar melalui metode eksperimen dalam pembelajaran fisika. Pendekatan keterampilan proses yang dilandasi oleh teori J. Bruner mengatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh dengan penemuan menyebabkan pengetahuan dapat bertahan lama, dapat diingat, dan lebih mudah diterapkan pada situasi baru. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuankemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa (Depdikbud, 1986 dalam Dimyati, 2002). Keterampilanketerampilan dasar dalam IPA disebut keterampilan proses sains. Di samping itu, Semiawan (1992) juga menyatakan bahwa keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta
menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Keterampilan proses terbagi menjadi dua, yaitu keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (intregated skills). Keterampilan dasar terdiri dari enam keterampilan, yakni: mengobservasi, mengklasi-fikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampil-an terintegrasi terdiri dari: mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen (Funk, 1985 dalam Dimyati, 2002). Metode eksperimen yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melatih melakukan suatu proses secara langsung sehingga anak didik sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta dalam mengumpulkan data, mengendalikan variabel dan me- mecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata. Para ahli berpendapat tentang definisi metode eksperimen antara lain: 1. Metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan siswa bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui (Ahmadi, 1997). 2. Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Djamarah, 2000). 3. Metode eksperimen adalah metode yang digunakan untuk mem-permudah suatu proses dalam pengambilan kesimpulan (Roestiyah, 1998). Metode eksperimen memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Keterampilan kognitif yang tinggi a) Melatih agar teori dapat dimengerti b) Segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan c) Teori dapat diterapkan pada keadaan problema yang nyata 2. Keterampilan afektif a) Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri b) Belajar bekerja sama c) Belajar mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya d) Belajar menghargai bidangnya
Sulastiani, dkk., Analisis Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen... 259
3.
Keterampilan Psikomotor a) Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan dengan baik b) Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Pembelajaran Fisika Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses sehingga mendapatkan pengalaman dan penge- tahuan baru. Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk kreatif. Kreatif yang dimaksud yaitu agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa. Di sisi lain guru juga dituntut untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Menyenangkan yang di-maksud yaitu guru bisa membuat siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. Tujuan pembelajaran fisika yang dicanangkan Depdiknas adalah agar siswa menguasai konsep dan prinsip fisika untuk mengembangkan penge-tahuan, keterampilan dan sikap percaya diri sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran fisika merupakan inti dari pola belajar. Hal ini tercermin jika para siswa aktif membaca sendiri, mengaitkan konsep-konsep baru dengan berdiskusi dan menggunakan istilah, konsep dan prinsip yang baru mereka pelajari diantara mereka. Guru hanya berperan sebagai narasumber yang bijak dan berpengetahuan serta berfungsi sebagai sutradara yang mengendalikan proses pembelajaran dan siap membantu siswa apabila ada kemacetan dalam proses pembelajaran atau melantur tanpa arah. Laboratorium (lab) sebagai salah satu sarana sumber belajar yang merupakan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran fisika dengan basis lab yang dapat menerjemahkan konsep-konsep abstrak ke dalam bentuk konkrit, mengapresiasikan permasalahan seharihari dalam masyarakat, teknologi dan lingkungan sekitar serta memecahkannya secara berpikir sistematis, analitis dan alternatif. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan menggunakan desain one-shot case study design yang dapat digambarkan sebagai berikut:
X
O
Keterangan: X = perlakuan diberikan kepada siswa yaitu diajar melalui metode eksperimen. O = tes diberikan setelah diberikan perlakuan yaitu tes keterampilan proses dalam bentuk esai. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini tidak dibuat perlakuan atau manipulasi variabel, tetapi hanya terdapat satu variabel yang ingin dianalisis, dimana variabel tersebut adalah keterampilan proses. Variabel yang diselidiki dalam penelitian ini, dibatasi secara operasional sebagai berikut: a. Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. b. Keterampilan proses adalah keterampilanketerampilan fisik dan mental untuk menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep sains serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. c. Keterampilan mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifatsifat khususnya, sehingga didapatkan golongan/kelompok sejenis dari peristiwa yang dimaksud. d. Keterampilan mengkomunikasikan merupa-kan keterampilan untuk menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dapat berupa penyusunan laporan, pembuatan paper, penyusunan laporan pembuatan gambar, tabel, diagram, dan grafik. e. Keterampilan menyimpulkan sebagai suatu keterampilan untuk me- mutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa brdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang dikehendaki. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar pada tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari sembilan kelas. Sedangkan metode pengambilan sampel diasumsikan bahwa penempatan siswa dalam kelas tidak berdasarkan pada prestasi belajarnya artinya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar bersifat homogen (sama). Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan penelitian ini terdiri atas tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, dimana di tahap persiapan meliputi observasi pada lokasi penelitian untuk mendapatkan sampel penelitian, mengurus persuratan di SMP Negeri 1 Makassar, konsultasi dengan guru bidang
260 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 8, Nomor 3, Desember 2012, hal 257 - 261
studi dan kepala sekolah SMP Negeri 1 Makassar mengenai metode eksperimen dalam proses belajar mengajar yang akan dilaksanakan, membuat RPP, membuat bahan ajar, dan instrumen penelitian. Setelah tahap persiapan adalah tahap pelaksanaan. Tahap ini merupakan pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan kegiatan belajar disesuaikan dengan jadwal kelas yang terpilih sebagai sampel, sehingga tidak mengganggu mata pelajaran yang lain. Pelaksanaan penelitian diadakan 7 kali pertemuan, dimana dalam proses belajar mengajar menggunakan metode eksperimen. Teknik pengumpulan data mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini digunakan lembar tes keterampilan proses dalam bentuk esai yang sebelumnya dilakukan validasi soal-soal (instrument) penelitian yang akan digunakan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini semuanya diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik yaitu statistik deskriptif. HASIL DAN DISKUSI Berdasarkan hasil análisis data dari tes keterampilan proses pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar dapat dilihat pada tabel 1 yang meng-gambarkan secara umum untuk seluruh keterampilan proses yang diteliti. Tabel 1. Skor Rata-rata Secara Umum dan Kriteria Tingkat Penguasaan Tes Keterampilan Proses Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar No. Keterampilan Rata- Persen- Kriteria Proses rata tase Tingkat Skor (%) Penguasaan 1
Keterampilan 32,20 Mengklasifi kasikan
2
Keterampilan 28,68 71,70 Mengkomuni kasikan
Tinggi
3
Keterampilan 25,93 Menyim pulkan
64,83
Tinggi
Rata-rata
72,35
Tinggi
28,94
80,51
Sangat Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa keterampilan proses yang paling tinggi tingkat penguasaannya yaitu keterampilan mengklasifikasikan, dimana skor rata-ratanya yaitu 32,20 (80,51%) sehingga tingkat
penguasaannya termasuk pada kriteria sangat tinggi sedangkan yang paling rendah yaitu keterampilan menyimpulkan, dimana skor rataratanya yaitu 25,93 (64,83%) termasuk dalam kriteria tinggi. Data tabel di atas menunjukkan skor ratarata keterampilan proses yang diteliti, dimana skor rata-rata secara keseluruhan diperoleh 28,94 (72,35%) sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan untuk keterampilan proses yang diteliti termasuk pada kriteria tinggi. Rata-rata penguasaan siswa pada masingmasing jenis keterampilan proses termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa keterampilan mengklasifi-kasikan merupakan keterampilan proses yang memiliki persentase tertinggi yaitu (80,51%) dari ketiga keterampilan yang diteliti. Keterampilan mengkomunikasikan memiliki persentase sebesar (71,70%) sedangkan keterampilan yang memiliki persentase terendah adalah keterampilan menyimpulkan (64,83%). Keterampilan proses yang paling tinggi tingkat penguasaannya yaitu keterampilan mengklasifikasikan, dimana skor rata-ratanya yaitu 32,20 (80,51%) sehingga tingkat penguasa-annya termasuk pada kriteria sangat tinggi sedangkan yang paling rendah yaitu keteram-pilan menyimpulkan, dimana skor rataratanya yaitu 25,93 (64,83%) termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan hasil tes keterampilan mengklasifikasikan dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa dapat mengklasifikasikan dengan tepat peristiwa/objek ke dalam kelompok-kelompok sesuai dengan karakter-karakter yang ditentukan dalam tes keterampilan mengklasifikasikan. Sedangkan untuk tes keterampilan mengkomunikasikan siswa mampu menggunakan gambar dan grafik untuk menyajikan informasi yang diberikan dan siswa juga mampu membaca/ menjelaskan dan menafsirkan suatu gambar dan grafik dengan tepat. Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa keterampilan menyimpulkan memiliki skor rata-rata terendah diantara keterampilan yang diteliti. Dalam menyimpulkan siswa kurang tepat dalam mengaitkan pengetahuan mereka dengan data-data yang disajikan. Mereka juga kurang mampu menarik kesimpulan dari datadata yang diberi-kan, siswa hanya mendeskripsikan apa yang mereka amati tanpa memberikan kesimpulan dari hasil pengamatan mereka.
Sulastiani, dkk., Analisis Keterampilan Proses Melalui Metode Eksperimen... 261
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran secara umum untuk keterampilan proses siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar setelah diajar melalui metode eksperimen berada pada kriteria tinggi. Sedangkan jika dilihat dari tiap aspek keterampilan proses yang diteliti, yaitu: 1. Keterampilan mengklasifikasikan siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar berada pada kriteria sangat tinggi. 2. Keterampilan mengkomunikasikan siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar berada pada kriteria tinggi. 3. Keterampilan menyimpulkan siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Makassar berada pada kriteria tinggi. Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah: 1. Diharapkan kepada pendidik agar dalam memilih metode mengajar, menggunakan metode yang dapat melatih keterampilan proses siswa agar keterampilan yang ada pada siswa dapat berkembang. 2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar menindak lanjuti penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran perkembangan keterampilan proses siswa yang diajar dengan menggunkan metode eksperimen. DAFTAR RUJUKAN Amien, M. 1987. Mengajarkan Ilmu pengetahuan (IPA) dengan Menggunakan Metode ”Discovery dan Inkuiri”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Azhar, L.M., 1993. Proses Belajar Mengajar Pola CBSA. Surabaya: Usaha Nasional. Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Anna Permasari. 2003 Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Berbasis Eksperimen Pada bahan Kajian Larutan untuk meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains siswa SMU, Laporan Penelitian DUE-like, FPMIPA-UPI. Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik (dalam Interaksi Edukatif). Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Depdikbud. Haling, Abdul. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM.
Muchith, Saekhan. 2008. Pembelajaran Konstektual. Semarang: Rasail Media Group. Nasution, Noehi, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Roestiyah, N.K., 1998. Didaktik Metodik. Jakarta: Rineka Cipta. Semiawan, Conny. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Grasindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Usman, M.U., 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.