PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN EKSPOSISI PERTENTANGAN SISWA KELAS X IPA 3 SEMESTER II DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 JAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Astuti Nurasani 1110013000013
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu pembeda antara manusia dengan makhluk lainnya. Bahasa sebagai alat esklusif antar manusia ketika berinteraksi. Realitanya bahasa mempunyai peranan sebagai alat komunikasi manusia untuk mengungkapkan, mengetahui gagasan yang menjadi maksud dan tujuan penutur dan petutur. Bahasa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk berkomunikasi. Ada dua jenis bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan mudah dipahami dibandingkan bahasa tulis. Bahasa lisan dapat dipahami dari faktor mimik, gerak-gerik, ataupun intonasi kejelasaan pembicaraan. Adapun bahasa tulis, melalui serangkaian kalimat yang sempurna dan penggunaan kaidah tata bahasa agar tercapainya tujuan komunikasi. Tujuan tersebut, dapat dicapai melalui pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia mempelajari kaidah bahasa yang baik dan benar. Melalui pembelajaran inilah, peserta didik memiliki keterampilan
berbahasa
yaitu
keterampilan
menyimak,
berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Keterampilan berbahasa juga dapat diklasifikasikan ke dalam dua aspek yaitu aspek reseptif dan produktif. Keterampilan reseptif adalah keterampilan berbahasa yang bersifat menerima, sedangkan keterampilan produktif yaitu keterampilan berbahasa yang bersifat mengahasilkan. Keterampilan menyimak dan membaca termasuk keterampilan reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan menulis termasuk keterampilan produktif. Keterampilan menulis adalah satu dari keempat aspek keterampilan berbahasa, yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus
1
2
dimiliki siswa. Keterampilan menulis dapat dilatih dengan membuat karangan. Karangan adalah sebuah tulisan dari kesatuan pikiran tentang suatu topik. Karangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, karangan ekposisi. Karangan
eksposisi
adalah
karangan
berisikan
informasi,
menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Informasi yang dinyatakan dalam karangan eksposisi harus mampu menerangkan dan menguraikan ide atau gagasan agar dapat dipahami oleh pembaca. Ide atau gagasan yang dimiliki penulis dituangkan dalam bentuk kalimat, maka kalimat yang digunakan harus efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan benak pembicara atau penulisnya. Kriteria untuk membuat karangan eksposisi yang baik adalah menggunakan kalimat efektif. Syarat sebagai kalimat efektif, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis dan sesuai ciri-ciri kalimat efektif yaitu, kesepadaan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan. Karangan ekposisi tidak hanya menyampaikan gagasan, tetapi berusaha untuk menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan pembaca. Oleh karena itu, informasi yang penulis sampaikan harus menggunakan kalimat seefktif mungkin. Penggunaan kalimat efektif menjadi unsur pengungkap gagasan yang strategis. Kalimat efektif menjadi unsur yang berguna untuk menghindari kesalahan pemahaman pembaca. Kesalahan pemahaman mengakibatkan apa yang ingin disampaikan penulis berbeda dengan apa yang diterima pembaca. Berdasarkan hal tersebut, sangatlan penting penggunaan kalimat efektif dalam karangan atau tulisan.
3
Berdasarkan pengamatan penulis, penulisan karangan eksposisi di sekolah-sekolah masih lemah. Kelemahan terletak
pada penggunaan
bahasa antara lain berkaitan dengan penggunaan ejaan, adanya subjek ganda, pilihan kata yang tidak tepat, dan kalimat yang bertele-tele. Hal ini terjadi karena guru hanya menekankan keterampilan berbicara, membaca, dan kurang menekankan atau memperhatikan keterampilan menulis, khususnya menulis karangan ekposisi yang baik dan efektif. Akibatnya, siswa menjadi kurang terlatih untuk menulis karangan ekposisi dengan efektif. Saat pembelajaran mengarang, siswa-siswi tidak memperhatikan penggunaan tanda baca. Adanya tanda baca akan memudahkan penulis memahami isi tulisan. Sebaliknya, jika tidak ada tanda baca dalam kalimat, akan menyulitkan pembaca memahami isi tulisan secara tepat. Selain pengguna tanda baca, pilihan kata pun kurang diperhatikan. Selain itu, permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran yaitu siswa-siswi sulit menggunakan kalimat efektif dalam menulis karangan. Ketidakpahaman dalam membuat kalimat efektif adalah salah satu alasannya,
sehingga
ketidakefektifan kalimat
akan
ditemukan
dalam karangan.
kesalahan
kalimat
atau
Ketidakpahaman dalam
membuat kalimat efektif menjadi kendala dalam membuat karangan yang baik. Hal ini menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti penggunaan kalimat efektif, judul penelitian ini adalah “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Eksposisi Pertentangan Siswa Kelas X IPA 3 Semester II di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta Tahun Ajaran 2013/2014”
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang di atas, permasalahan dalam peneliti ini, meliputi: 1. Ketidaktepatan penggunaan tanda baca dalam karangan ekposisi siswa. 2. Ketidaktepatan penggunaan pilihan kata dalam karangan eksposisi siswa. 3. Penggunaan kalimat bertele-tele dalam karangan ekposisi siswa. 4. Rendahnya pengetahuan siswa tentang kalimat efektif. 5. Kurangnya perhatian guru terhadap keterampilan menulis. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penggunaan ciri-ciri kalimat efektif yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan yang terdapat dalam karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 Semester II di MAN 4 Jakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan eksposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 Semester II di MAN 4 Jakarta?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan ekposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 Semester II di MAN 4 Jakarta.
5
F. Manfaat Penelitian Ada dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini, dapat bermanfaat bagi dosen serta guru bahasa Indonesia dalam menerangkan materi tentang keefektifan kalimat dalam karangan eksposisi siswa dan membantu para guru dalam menjelaskan
kalimat efektif dan
karangan eksposisi b. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat bagi siswa yang sedang mempelajari sub bab kalimat efektif yang diaplikasikan dengan membuat karangan ekposisi yang baik dan benar. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dalam menganilisis keefektifan kalimat dalam karangan ekposisi. Selain itu, dapat membantu para penulis karangan-mengarang dalam memahami hakikat dan ciri kalimat efektif, supaya karangan ekposisi dapat termuat dalam surat kabar dan tulisan dapat dipahami oleh pembaca dengan baik. b. Penelitian ini, bermanfaat bagi penulis pemula atau siswa yang ingin membuat sebuah karangan eksposisi yang baik dan benar, sebaiknya memahami terlebih dahulu materi tentang kalimat efektif.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Hakikat Kalimat Efektif a. Pengertian Kalimat Berbicara tentang penggunaan kalimat efektif, sudah seharusnya membahas tentang pengertian kalimat terlebih dahulu. Kalimat dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Setiap orang sudah mampu membuat kalimat, namun pemahaman tentang makna kalimat itu sendiri belum tentu menjadi kalimat yang baik dan benar. Oleh karena itu, perlunya memahami arti dari sebuah kalimat. Abdul Chaer menyatakan, “Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai dengan intonasi final”.1 Ida Bagus Putrayasa menjelaskan kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun”.2 Dari kedua pendapat tersebut, kalimat adalah satuan satuan gramatikal yang diakhiri dengan intonasi final. Selain itu, Gorys Keraf menyatakan “Kalimat merupakan suatu bentuk bahasa yang mencoba menyusun dan menuangkan gagasangagasan seseorang secara terbuka untuk dikomunikasikan kepada orang lain”.3 Hasan Alwi mendefinisikan “Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh”.4 Penulis dapat menarik simpulan, kalimat adalah
1
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 44 Ida Bagus Putrayasa, Analisis Kalimat Fungsi, Kategori, dan Peran, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 20 3 Gorys Keraf, Komposisi, (Jakarta: Nusa Indah, 1979), h. 34 4 Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), h. 311 2
6
7
satuan
bahasa
terkecil
yang
menuangkan
gagasan
untuk
dikomunikasikan kepada orang lain. Dalam wujud lisan dan tulisan sebagaimana dikatakan Hasan Alwi, yaitu wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) atau tanda seru (!), sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda.5 Berdasarkan pendapat
para ahli mengenai
kalimat, dapat
disimpulkan kalimat adalah kesatuan gagasan atau pikiran utuh yang dituangkan dalam wujud lisan atau tulisan dan diakhiri intonasi final.
b. Pengertian Kalimat Efektif Setelah membahas pengertian kalimat, maka harus membahas pengertian kalimat efektif, supaya memahami pengertian kalimat efektif. Pengertian pertama kata „efektif‟ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya)6. Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif.7 Kunjana Rahardi menyatakan “Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pada diri pendengar atau pembaca, seperti apa yang ada dalam pikiran dan 5
Ibid. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Gramedia, 2008, cet. Ke VI), h. 352 7 Sabarti Akhadiah, dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1995), h. 116 6
8
benak pembicara atau penulisnya. Jadi dengan kalimat efektif, ide, gagasan penulis, atau pembicara itu akan dapat diterima secara utuh”.8 Dari kedua pendapat tersebut, kalimat efektif adalah suatu gagasan penulis yang bisa diterima secara utuh oleh pembaca. Dadan Suwarna menyatakan “Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki pola dan struktur yang sederhana serta pola informasi yang langsung, biasanya informasi yang disampaikannya bersifat tunggal”.9 Selain itu, Jos Daniel Parera mendefinisikan “Kalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik”.10 Keefektifan kalimat diukur dari sudut pandang banyak sedikitnya kalimat itu berhasil mencapai sasaran komunikasinya. Kalimat yang efektif dapat meyakinkan dan menarik perhatian pendengar atau pembaca.11 Dari
definisi
yang
dipaparkan
para
ahli,
penulis
dapat
menyimpulkan kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki pola dan struktur
sederhana, bentuk kalimatnya benar dan jelas, dapat
menimbulkan kembali gagasan atau pikiran pembicara maupun penulisnya serta memberikan efek komunikasi.
c. Ciri-ciri Kalimat Efektif Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Berbicara kalimat efektif tidak terlepas dari ciri-ciri yang terdapat di dalamnya. Agar kalimat yang ditulis dapat dipahami dan memberikan informasi kepada pembaca secara tepat dan jelas, maka perlu diperhatikan ciri-ciri kalimat efektif. 8
Kunjana Rahardi, Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 129 9 Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia, (Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012), h. 19 10 Jos Daniel Parera, Belajar Mengemukakan pendapat, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 42 11 Alek A. dan H. Achmad H.P., Bahasa Indoneasia untuk Perguruan tinggi. (Jakarta: Kencana, 2010), h. 248
9
Ciri-ciri kalimat efektif sangat beragam dari pendapat para ahli. Ciriciri tersebut ada yang mengklasifikasikan menjadi dua, empat, lima, dan tujuh, Dadan Suwarna mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi dua meliputi, kesederhanaan struktur dan keefektifan pesan. Berbeda
dengan
Mustakim
dan
Ida
Bagus
Putrayasa
yang
mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi empat yaitu kelengkapan, kesejajaran, kehematan, dan variatif. Jos Daniel Parera mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi lima meliputi kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, dan variasi. Kunjana Rahardi, Zaenal Arifin, dan Rasyid Sartuni mengklasifikasikan ciri-ciri kalimat efektif menjadi tujuh. Kunjana Rahardi menyatakan “Ciri-ciri kalimat efektif, meliputi 1) Kesepadanan struktur, 2) Keparalelan bentuk, 3) Ketegasan Makna 4) Kehematan kata, 5) Kecermatan Penalaran, 6) Kepaduan gagasan, 7) Kelogisan bahasa”.12 Dari pendapat para ahli mengenai penggolongan ciri-ciri kalimat efektif berbeda, namun prinsip tetap sejalan. Berdasarkan pendapat para ahli, penulis memilih ciri kalimat efektif yang dikemukan Kunjana Rahardi. Ciri-ciri kalimat efektif meliputi : 1. Kesepadanan Struktur Kalimat efektif harus mempunyai kesepadanan. Ciri pertama ini, para ahli ada yang menggunakan istilah kesepadanan struktur, kesatuan (unity), keutuhan, kelengkapan, kesederhanaan struktur dan ketatabahasan. Walaupun istilah berbeda, tetapi mempunyai maksud dan pengertian yang sama. Sabarti Akhadiah menjelaskan kesepadanan adalah “Kalimat itu harus memiliki unsur-unsur subjek, predikat, atau bisa ditambah dengan objek, keterangan, unsur-unsur subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap, melahirkan keterpaduan arti yang
12
Rahardi, loc. cit.
10
merupakan ciri keutuhan kalimat”.13 Jadi, dapat disimpulkan kesepadanan struktur adalah
kalimat yang terdiri dari subjek dan
predikat. Kesepadanan struktur mempunyai ciri sebagai berikut: a) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur predikat dan subjek.14 Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.15 Contoh kalimat salah: Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. Seharusnya: Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. b) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Alwi menyatakan “Konjungtor juga dinamakan
kata sambung
adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat yaitu, kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa”.16 Kata penghubung terbagi menjadi dua yaitu kata penghubung
intrakalimat
dan
antarkalimat.
Kata
penghubung
intrakalimat adalah ungkapan/kata dalam sebuah kalimat yang berfungsi menghubungkan unsur-unsur kalimat. Kata penghubung
13 14
Akhadiah. op. cit. , h. 118 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), cet. 3,
h. 23 15
Zaenal Arifin dan Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Akapress, 2009), h. 97 16 Hasan Alwi, dkk., op. cit., h. 296
11
antarkalimat berfungsi menghubungkan sebuah kalimat dengan kalimat lain.17 Hasan Alwi mengelompokkan konjungsi antarkalimat meliputi: biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya, bahwasannya, malah (an), bahkan, (akan) tetapi, namun, kecuali itu, dengan demikian, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan sebelum itu.18 Contoh konjungsi intrakalimat : Saya sedang menulis, sedangkan ibu sedang memasak. Kata sedangkan termasuk dalam konjungsi intrakalimat. Konjungsi intrakalimat dipakai untuk menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu penulisan kata sedangkan tidak menggunakan huruf kapital dan tidak dipakai dalam kalimat tunggal. Contoh konjungsi antarkalimat: Pak Budi terkena penyakit demam berdarah. Selain itu, dia juga mengidap tekanan darah tinggi. Kata selain itu termasuk konjungsi antarkalimat. Konjungsi antarkalimat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya. Oleh karena itu, penulisan kata selain itu menggunakan huruf kapital.
17
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia, 2008), jilid 2, h. 93-94 18 Hasan Alwi,dkk., op. cit. , h. 300-301
12
c) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Agar menjadi kalimat efektif, kata yang tidak boleh mendahului predikat. Contoh kalimat yang salah: bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. Seharusnya: bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.19 Kata yang dalam contoh tersebut menjadi pemborosan kata. Tanpa ada kata yang tidak mengurangi pemahaman pembaca. Menurut Kunjan Rahardi, kahadiran kata yang di depan predikat jika mengubah status kalimat sederhana menjadi frasa menjadi kalimat yang tidak efektif.20 Oleh karena itu, hilangkan saja kata yang di depan predikat. 2. Keparalelan Ciri kalimat efektif kedua yaitu keparalelan atau paralelisme. Gorys Keraf meyatakan, “Paralelisme atau kesejajaran bentuk membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama”.21 Selain itu, Widyamartaya menyatakan Paralelisme (kesejajaran) ialah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah pikiran dinyatakan dengan frase, maka pikiran-pikiran lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan frase. Jika satu gagasan dinyatakan dengan kata benda verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata verbal atau kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya.22
19
Arifin, op.cit., h. 97-99 Rahardi, op. cit. , h. 130 21 Keraf,op. cit. , h. 47 22 A. Widyamartaya, Seni Menggayakan Kalimat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 30 20
13
Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penting dan fungsinya ke dalam struktur kebahasaan yang sama. Kesesajaran memiliki tiga macam sebagaimana dikatakan Minto Rahayu sebagai berikut: 1) Kesejajaran Bentuk Bila salah satu gagasan ditempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya. Contoh kalimat yang salah: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. Seharusnya: Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. 2) Kesejajaran Makna Kesejajaran makna timbul oleh adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek). Contoh kalimat yang salah: Adik memetiki setangkai bunga. Kata memetiki tidak semakna dengan kata setangkai. Agar semakna dengan kata setangkai diubah menjadi memetik Seharusnya: Adik memetik setangkai bunga.
14
3) Kesejajaran Rincian Pilihan Rincian pilihan harus berurutan. Contoh kalimat yang salah Pemasangan telepon akan menyebabkan melancarkan tugas, untuk menambah wibawa, dan meningkatkan pengeluaran Seharusnya: Pemasangan telepon akan menyebabkan tugas lancar, wibawa bertambah, dan pengeluaran meningkat.23 Jadi, dapat disimpulkan keparalelan atau kesejajaran adalah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. 3. Ketegasan Makna Ciri ketiga kalimat efektif yaitu ketegasan makna atau penegasan serta istilah lain yaitu penekanan. Ida Bagus Putrayasa berpendapat yang dimaksud dengan “Penegasan dalam kalimat adalah upaya pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada salah satu unsur atau bagaian kalimat, agar unsur atau bagian kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari pendengar atau pembaca”24. Jadi, dapat disimpulkan ketegasan makna adalah upaya memberi penekanan pada kalimat dengan tujuan mementingkan ide pokok.
23
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 88-89 24 Ida Bagus Putrayasa, Kalimat Efektif Diksi, Struktur, dan Logika, (Bandung: Refika Aditama, 2009), cet. 2, h. 56
15
Setiap kalimat memiliki sebuah ide pokok. Inti pikiran ini biasanya ingin ditekankan atau ditonjolkan oleh penulis atau pembicara dengan memperlambat ucapan, meninggikan suara, dan sebaginya pada kalimat tadi.
Ada berbagai cara untuk memberi penekanan pada
kalimat,antara lain dengan cara: 1) Pemindahan letak frase Untuk memberi penekanan pada bagian kalimat itu pada bagian depan kalimat. Cara ini disebut juga pengutamakan kalimat.25 Contoh: a. Prof. Dr. Herman Yohanes berpendapat salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina adalah rasio yang masih timpang antar jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya. b. Salah satu indikator yang menunjukkan tidak efisiennya pertamina, menurut Prof. Dr. Herman Yohanes adalah rasio yang masih timpang antar jumlah pegawai pertamina dan produksi minyaknya. 2) Pengulangan Kata (Repetisi) Pengulangan
Kata
dalam
sebuah
kalimat
kadang-kadang
diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting.26 Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas, jika dihilangkan kalimat akan menjadi tidak jelas maknanya. Contoh: Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan setiap pejuang.
25 26
Ibid. Minto Rahayu, op. cit. , h. 86
16
3) Pertentangan Pertentangan dapat dipergunakan untuk menekan suatu gagasan. Contoh : Anak itu rajin dan jujur. Ia menghendaki perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu. Kedua kalimat tersebut mempunyai penekanan gagasan dari kalimat yang bertentangan. 4) Partikel Partikel diartikan sebagai pementing kata yang mendahuluinya. Partikel yang demikian adalah pun, kah, lah, dan per.27 Contoh: Setelah sampai di sisni, saya pun tidak melihat sesuatu yang aneh. Renungkanlah saran kami. Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu. 5) Urutan yang logis Sebuah kalimat biasanya memberi suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian atau peristiwa yang berurutan hendaknya diperhatikan agar urutannya tergambar dengan logis. Urutan yang logis dapat disusun secara kronologis, dengan penataan urutan yang makin lama makin penting atau dengan menggambarkan suatu proses.28 Contoh: Telekomunikasi cepat-vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas, pembangunan, dan persatuan. 27
Rasyid Sartuni, Aplikasi Bahasa Indonesia di Peguruan Tinggi, (Bogor: Maharini Press, 1996), h. 81-82 28 Sabarti Akhadiah, dkk., op.cit. , h. 125
17
Kehidupan anak muda itu sulit dan tragis. 4. Kehematan Kata Ciri kalimat efektif keempat
yaitu kehematan, ahli lain
mengistilahkan kehematan menjadi ekonomi. Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah mengemukakan “Kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu.”29 Menurut Mustakim, “Kehematan merupakan salah satu ciri kalimat yang efektif. Dalam penyusunan kalimat, kehematan dapat diperoleh dengan menghilangkan bagianbagian tertentu yang tidak diperlukan atau yang mubazir”.30 Dari kedua pendapat tersebut, kehematan adalah penggunaan kata atau frase yang mubazir. Selan itu, Ida Bagus Putrayasa berpendapat, “Kehematan adalah hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu.31 Dari beberapa pendapat ahli, dapat disimpulkan kehematan adalah menghilangkan kata atau frase yang tidak perlu dan jika bagian tersebut dihilangkan tidak mengubah arti pada kalimat. Kalimat yang berciri hemat dan efektif sebagaimana dikatakan Kunjana Rahardi sebagai berikut: 1) Penghilangan pengulangan subjek Penulis kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu kalimat. Abdul Razak berpendapat “Subjek adalah unsur yang diperkatakan dalam sebuah kalimat”.32 Kridalaksana dalam Abdul Chaer menjelaskan subjek adalah bagian klausa yang menandai apa
29
Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, Disiplin Berbahasa Indoensia, (Jakarta: FITK Press, 2010), h. 70 30 Musatakim, Membina Kemampuan Berbahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), cet. 1, h. 105 31 Ida Bagus Putrayasa, op. cit. , h. 55 32 Abdul Razak, Kalimat Efektif Struktur, Gaya, dan Variasi, (Jakarta: PT Gramedia, 1985), h. 11
18
yang dinyatakan oleh pembicara.33 Dari dua pendapat tersebut, penulis dapat menyimpulkan subjek adalah unsur yang menandai apa yang dinyatakan pembicara. Pengulanagn ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas. Karena itu, pengulangan bagian kalimat yang demikian tidak diperlukan. Mustakim menyatakan, “Kalimat majemuk bertingkat yang anak kalimat dan induk kalimatnya memiliki subjek yang sama dapat dihilangkan salah satunya. Subjek yang dihilangkan adalah yang terletak pada anak kalimatnya”.34 Contoh: 1.Sebelum surat ini dikirimkan, surat ini harus ditandatangani lebih dahulu. 2. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang. Seharusnya: 1. Sebelum dikirimkan, surat ini harus ditandatangani lebih dahulu. 2. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang. 2) Penghilangan superordinat Bentuk superordinat itu lazimnya muncul kalau bentuk kebahasaan yang dianggap sebagai superordinat itu memiliki sejumlah perincian. Bentuk „bunga‟ memiliki subordinat „mawar‟, „melati‟, „kenanga‟ dan seterusnya. Demikian pula bentuk „bunga mawar‟ atau „bunga melati‟ atau „bunga kenanga‟ adalah bentuk kebahasaan yang sangat tidak efektif karena di dalam bentuk kebahasan itu serta merta terdapat superordinat dan subordinat sekaligus.
33 34
Chaer, op. cit. , h. 21 Mustakim., loc.cit.
19
3) Penghindaran kesinoniman Hindari dua kata yang bersinonim dipakai dalam sebuah kalimat. Bentuk „sekarang‟ dan „sedang‟, „kini‟ dan „sedang‟, „sekarang‟ dan „tengah‟, atau „seperti‟ dan „contoh‟. Contoh: Seperti contoh itu pernah dikemukakan. Seharusnya: Contoh itu pernah dikemukakan. 4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata yang berbentuk jamak.35 Misalnya: Para tamu-tamu
sebaiknya
para tamu
Beberapa orang-orang
sebaiknya
beberapa orang
Para hadirin
sebaiknya
hadirin
5. Kecermatan dan Kesantunan Soedjito dan Djoko Saryono mendefinisikan, “Kalimat cermat adalah kalimat yang stukturnya teratur dan sesuai dengan kaidah alatalat kalimat, yakni (1) urutan, (2) bentuk kata, (3) kata tugas, dan (4) intonasi”.36 Ninik M. Kuntarto berpendapat, “Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi”.37 Dari dua pendapat tersebut, kecermatan adalah kalimat yang tepat menggunakan pilihan kata. Gorys Keraf menjelaskan, “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang 35
Arifin. op.cit., h. 102 Soedjito dan Djoko Saryono, Tata Kalimat Bahasa Indonesia, (Malang: Aditya Media Publishing, 2012), h. 170 37 Ninik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa teliti dalam Berpikir, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h. 176 36
20
dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara”.38 Pemilihan kata, pembentukan kata, atau pembuatan kalimat yang tidak cermat mengakibatkan nalar yang terkandung dalam kalimat terganggu. Hal itu seharusnya dihindari oleh penyusun kalimat yang ingin menyampaikan informasi secara tepat.39 Kunjana Rahardi menegaskan, baik buruknya bahasa seseorang, santun atau tidaknya bentuk kebahasaan yang digunakan seseorang, akan sangat ditentukan oleh pilihan kata yang digunakan oleh orang yang bersangkutan. Bahasa yang cermat pertimbangan dimensi-dimensi konteksnya, biasanya bahasa yang cenderung bersifat santun. Dengan bahasa yang benar-benar cermat dan santun, hubungan yang harmonis dan relasi yang cenderung bersifat positif akan dapat terjadi dengan baik.40 Jadi, dapat disimpulkan kecermatan adalah ketepatan memilih kata dalam sebuah kalimat dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Berikut ini contoh kalimat yang tidak cermat dan tidak santun. Bentuk salah: (1) Yang diceritakan buku itu menceritakan para putri raja (2) Wajahmu norak persis seperti hantu kesiangan Seharusnya: (1) Buku itu menceritakan para putri raja. (2) Wajahmu kurang menarik
38
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), cet. 19, h. 87 39
Dendy Sugono (peny), Buku Praktis Bahasa Indonesia, jilid 1, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2007), cet. 4, h. 93 40 Kunjana Rahardi, op.cit., h. 134
21
6. Kepaduan Makna Kalimat efektif dalam bahasa Indonesia harus memiliki ciri kepaduan makna. Kunjana Rahardi menyatakan yang dimaksud „padu‟ adalah „bersatu‟. Bentuk kebahasaan yang „padu‟ adalah bentuk kebahasaan yang „tidak terpecah-pecah‟, atau bentuk kebahasaan yang „bersatu‟.41 Soedjito dan Djoko Saryono menjelaskan kalimat padu adalah “Kalimat yang fungsi unsur-unsurnya bertautan secara utuh dan jelas”.42 Dari kedua pendapat tersebut, kepaduan adalah kalimat antar unsurnya tidak terpecah-pecah atau padu. Selain itu, Rasyid Sartuni menyatakan “Keterpaduan adalah keterkaitan antar unsur yang berupa subjek, predikat, objek, dan keterangan”.43 Dari beberapa pendapat tentang kepaduan makna, penulis dapat menyimpulkan kepaduan makna adalah kalimat yang utuh dan tidak bertele-tele. Berikut ini contoh kalimat yang tidak padu. Bentuk salah: (1) Merokok, menurut dokter Darmawan, dapat menyebabkan serangan jantung dan kanker. (2) Kita harus memperhatikan dari pada kehendak rakyat. Seharusnya: (1) Menurut dokter Darmawan, merokok dapat menyebabkan serangan jantung dan kanker. (2) Kita harus memperhatikan kehendak rakyat.
41
Kunjana Rahardi, loc. cit. Soedjito dan Djoko Saryono, op.cit., h. 162 43 Rasyid Sartuni, op., cit. h. 80 42
22
7. Kelogisan Makna Ciri terakhir kalimat efektif adalah kelogisan makna. Lamuddin Finoza menyatakan “Kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal sehat”.44 Logis atau tidaknya suatu kalimat ditentukan oleh hubungan antara makna gramatikal dengan makna leksikal kata-kata yang membentuknya.45 Kelogisan makna sangat berkaitan dengan nalar, maka kalimat yang logis disebut juga kalimat yang bernalar. Dari pendapat para pakar, penulis dapat menarik kesimpulan, kelogisan makna adalah kalimat yang logis atau masuk akal. Contoh: Bentuk Salah: (1) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. Seharusnya: (1) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini. 2. Hakikat Karangan a. Pengertian Mengarang Mengarang dalam materi bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. Mengarang merupakan suatu kegiatan keterampilan menulis. A. Widyamartaya menyatakan “Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri, dalam tulisan”.46 Selain itu, Lamuddin Finoza mengatakan, “Mengarang 44
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2001), cet. 7, h. 141 45 Kusno Budi Santoso, Problematika Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), cet. 1, h. 148 46 A. Widyamartaya, Kreatif Mengarang, (Yogyakarta: Kanisius, 1978), h. 9
23
adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan”.47 Dari dua pendapat tersebut,
mengarang
adalah
mengungkapkan
gagasan
dengan
merangkai kata-kata menjadi kalimat dan menjadi karangan. Mengarang atau menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut.48 Dari beberapa pendapat, penulis dapat menyimpulkan mengarang adalah proses pengungkapan gagasan atau ide yang dirangkai melalui kata-kata menjadi kalimat dan paragraf. Kegiatan mengarang merupakan wujud kegiatan menulis yang dilakukan secara sadar dan berarah. Hasil dari kegiatan mengarang disebut karangan. Sudarno dan Eman A. Rahman menyatakan “Karangan artinya rangkaian, susunan, atau komposisi. Yang dirangkai adalah beberapa kesatuan pikiran yang diwujudkan dalam bentuk kalimat-kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah komposisi”.49 Karangan adalah sebuah tulisan dari kesatuan pikiran tentang suatu topik. b. Jenis Karangan Berdasarkan tujuannya, karangan-karangan yang utuh dapat dibedakan menjadi lima jenis karangan yaitu: 1) Eksposisi Eksposisi adalah tulisan yang tujuan utamanya mengklarifikasi, menjelaskan, mendidik, mengevaluasi sebuah persoalan. Penulis berniat memberi informasi atau memberi petunjuk kepada para 47
Lamuddin Finoza, op.cit., h. 189 Henry Guntur Tarigan, Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angakasa, 2008), h. 22 49 Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Hikmat Syahid Indah, 2001), h. 116 48
24
pembaca.50
Menurut
Ismail
Marahimin,
“Ekposisi
adalah
menyingkap. Dalam wacana eksposisi, yang disingkap itu adalah buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya untuk diketahui orang lain”.51 Dari dua pendapat tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan eksposisi adalah sebuah karangan yang menjelaskan atau memaparkan suatu hal dengan maksud memberi informasi kepada para pembaca. 2) Argumentasi Rosihan Anwar menyatakan “Argumentasi adalah karangan ini membincangkan atau membahas suatu persoalan atau perkara”.52 Kemudian, menurut Minto Rahayu “Menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan sekedar mana suka atau pendekatan emosional”.53 Jadi, dapat disimpulkan argumentasi adalah sebuah tulisan mengungkapkan suatu masalah dengan adanya bukti-bukti untuk mengungkapkan suatu kebenaran sedangkan dari pihak pembaca ingin mendapat suatu kebenaran. 3) Persuasi Persuasif berarti membujuk atau menyakinkan.54 Karangan persuasi bertolok ukur pada pedoman bahwa pikiran manusia dapat diubah. Dengan persuasi pikiran manusia dapat dipengaruhi untuk berubah. Dengan demikian, karangan persuasi adalah bentuk penyajian karangan yang berusaha untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis pada waktu 50
A.Chaedar Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah, Pokoknya Menulis, (Bandung: Kiblat Buku Utama,2007), cet. 2, h. 111 51 Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1999), cet. 2, h. 194 52 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, (Yogyakarta: Media Abadi, 2004), cet. 4, h. 113 53 54
Minto Rahayu, op.cit., h., 168 Sudarno dan Eman A. Rahman, op.cit., h. 174
25
sekarang atau pada waktu yang akan datang.55 Dari dua pendapat para ahli dapat disimpulkan, persuasi adalah karangan yang bersifat membujuk atau mempengaruhi pembaca. 4) Deskripsi Adjat Sakri menyebut karangan deskripsi yaitu pemerian. Menurutnya, “Pemerian membangkitkan gambaran tentang suatu peristiwa, hal, atau adegan kepada pembaca dengan lengkap dan jelas”. Kemudian, Rosihan Anwar menyatakan, “Deskripsi adalah karangan ini melukiskan keadaan, lahir, atau batin, sesuatu benda atau
perkara”.56
Jadi,
deskripsi
adalah
karangan
yang
menggambarkan atau melukiskan sesuatu dengan jelas sehingga para pembaca dapat membayangkan apa yang dimaksud penulis. 5) Narasi Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut.57 Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita.58 Jadi, dapat disimpulkan narasi adalah karangan yang menceritakan kejadian atau peristiwa dengan runtutan waktu yang jelas.
3. Hakikat Karangan Eksposisi a. Pengertian Karangan Eksposisi Kata eksposisi yang diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata bahasa Latin yang berarti membuka atau memulai.59 Karangan ekposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama pemberitahuan atau informasi. Karangan ekposisi bersifat 55
Niknik M. Kuntarto, op.cit., h. 238-239 Rosihan Anwar, loc.cit. 57 Ramlan A. Gani dan Mahmudah Fitriyah, op. cit., h. 93 58 E. zainal Arifin dan S. Amran Tasai, op.cit., h. 132 59 Lamuddin Finoza, op.cit., h. 196
56
26
memaparkan sesuatu, ekposisi juga dapat disebut dengan karangan paparan. Ekposisi atau paparan ialah salah satu jenis karangan yang berusaha untuk menerangkan atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan orang yang membaca uraian tersebut.60 Selan itu, Gorys Keraf menyatakan “Eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca”.61 Wacana ini digunakan untuk menjelaskan wujud hakekat suatu objek, misalnya menjelaskan pengertian
kebudayaan,
komunikasi,
perkembangan
teknologi,
pertumbuhan ekonomi kepada pembaca. Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa eksposisi adalah suatu bentuk tulisan yang bertujuan untuk menerangkan, menguraikan, dan menjelaskan suatu gagasan atau pokok pikiran kepada para pembaca.
b. Syarat Menulis Ekposisi Pada hakekatnya eksposisi bertujuan untuk memperluas pandangan dan
pengetahuan pembaca. Oleh sebab itu, dalam usaha untuk
mencapai tujuan tersebut, seorang pengarang yang ingin menulis sebuah eksposisi harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini: (1) Penulis mengetahui serba sedikit tentang subjeknya, dengan demikian
penulis
dapat
mengembangkan
pengetahuannya
mengenai subjeknya untuk kemudian ditampilkan dalam tulisan; (2) Penulis harus mampu menganalisis persoalan yang ada dengan jelas dan konkret.62
60
Bistok dkk., Pedoman Karangan-Mengarang, (Jakarta: Pemendikbud, 1985), h. 15 61 Gorys Keraf, Komposisi Lanjutan II, (Jakarta: Grasindo, 1995), h. 7 62 Gorys Keraf, Ekposisi dan Deskripsi, (Ende Flores: Nusa Indah, 1982), cet. 2, h. 6
27
c. Teknik Penulisan Karangan Eksposisi Untuk menulis sebuah karangan, pastinya mempunyai cara atau tekniknya masing-maisng. Misalnya saja karangan narasi mempunyai tekniknya sendiri yaitu terdapat tokoh dan urutan waktu. Begitu juga dengan karangan eksposisi yang mempunyai teknik penulisan untuk mencapai karangan eksposisi yang maksimal. Randall E. Decker berpendapat, “As in most patterns of writing, the use of expository narration is most likely to be successful if the writer constantly keeps his purpose and his audience in mind, remembering that the only reason for using the method in the first place-for doing any writing-is to communicate ideas. soundness, clarity, and interest are the best means of attaining this goal”. “Seperti dalam kebanyakan pola penulisan, penggunaan narasi ekspositoris yang paling mungkin berhasil jika penulis selalu membuat tujuan dan pendengarnya dalam pikiran, mengingat bahwa satu satunya alasan untuk menggunakan metode di tempat pertama untuk menulis apapun adalah untuk menyampaikan gagasan-gagasan. Keadaan baik, kejelasan, dan minat adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan”63. Karangan eksposisi mengandung tiga bagian utama, sebagaimana dikatakan Gorys Keraf yaitu: (1) Pendahuluan Bagian pendahuluan menyajikan latar belakang, alasan memilih
topik,
luas
lingkup,
batasan
pengertian
topik,
permasalahan dan tujuan penulisan, kerangka acuan yang digunakan.
Pada tulisan populer, pendahuluan tidak perlu
menyajikan semua unsur yang dikemukaan sebelumnya, cukup dipilih
beberapa
saja
dari
semua
segi
di
atas
mengembangkan tulisan eksposisi.
63
Randall E. Decker,Pattern of Exposition,(Little, Brown and Company: Boston, 1966), cet. 6, h. 237
untuk
28
(2) Tubuh Ekposisi Penulis harus mengembangkan sebuah organisasi atau kerangka karangan terlebih dahulu. Berdasarkan organisasi, penulis kemudian menyajikan uraiannya mengenai tiap bagian secara terperinci, sehingga konsep atau gagasan-gagasan yang ingin diinformasikan pada para pembaca tampak jelas. Eksposisi
dapat
mempergunakan
bermacam
metode
penyajian untuk memaparkan suatu objek, mengajukan fakta-fakta untuk mengkonkretkan informasi kaitan antara fakta-fakta harus kelihatan logis dan masuk akal. Pendapat dan gagasan yang disampaikan biasanya dijalin dalam alinea yang padu dan kompak. (3) Kesimpulan Penulis pada akhirnya menyajikan kesimpulan mengenai apa yang disajikan dalam isi atau tubuh eksposisi. Karangan eksposisi tidak mengarah pada usaha untuk mempengaruhi pembaca. Kesimpulan yang diberikan hanya bersifat pendapat atau kesimpulan yang diterima atau ditolak pembaca. Hal terpenting dalam menulis eksposisi, penulis mampu menyajikan informasi untuk memperluas wawasan atau pengetahuan pembaca.64
d. Metode Menulis Karangan Eksposisi Penulisan karangan eksposisi dapat digunakan dengan beberapa metode. Metode-metode yang bisa digunakan untuk menyampaikan informasi dari karangan eksposisi sebagaimana dikatakan Gorys Keraf yaitu: (1) Metode Identifikasi Identifikasi merupakan suatu metode untuk menggarap sebuah eksposisi sebagai jawaban atas pertanyaan: Apa itu? dan Siapa itu? Berdasarkan hubungan ini, maka pengertian identifikasi adalah 64
Gorys Keraf, op.cit., h. 8-10
29
proses penyebutan unsur-unsur yang membentuk suatu hal sehingga ia dikenal sebagai hal tersebut, dengan kata lain metode identifikasi merupakan sebuah metode yang berusaha menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur pengenal suatu objek tersebut. (2) Metode Perbandingan atau Pertentangan Perbandingan adalah suatu cara untuk menunjukkan kesamaankesamaan dan perbedaan-perbedaan antara dua objek atau lebih menggunakan dasar-dasar tertentu. Tujuan perbandingan adalah membicarakan sesuatu yang dianggap belum diketahui oleh pembaca atau pendengar. Beberapa tujuan dalam menyampaikan suatu uraian dengan menggunakan metode perbandingan yaitu, menyampaikan suatu informasi tentang suatu hal, dengan menghubungkan
hal
lain
yang
telah
dikenal
pembaca,
menyampaikan dua pokok persoalan (atau lebih) sekaligus menghubungkannya dengan prinsip-prinsip umum bersama, dan membandingkan dua pokok yang dikenal untuk menyampaikan suatu prinsip umum atau suatu gagasan umum. (3) Metode Ilustrasi atau Eksemplifikasi Ilustrasi adalah suatu metode untuk mengadakan gambar atau penjelasan yang khusus dan konkret atau suatu prinsip umum atau sebuah gagasan umum. Metode ilustrasi atau eksemplifikasi pengarang ingin menjelaskan suatu prinsip umum atau suatu kaidah yang lebih luas lingkupnya dengan mengutip atau menunjukkan suatu pokok khusus yang tercakup dalam prinsip umum atau kaidah yang lebih luas cakupannya. (4) Metode Klasifikasi Klasifikasi merupakan suatu proses yang bersifat alamiah untuk
menampilkan
pengelompokan-pengelompokan
sesuai
dengan pengalaman manusia. Klasifikasi merupakan metode untuk menempatkan barang-barang dalam suatu sistem kelas. Klasifikasi juga merupakan metode yang sering dipakai dalam menyusun
30
kaidah-kaidah ilmiah, khususnya untuk sampai pada suatu pengalaman baru. (5) Metode Definisi Definisi merupakan suatu proses yang berusaha meletakkan batas-batas penggunaan sebuah kata, sepeti tampak dalam makna dari unsur-unsur kata itu sendiri. Definisi juga dapat digunakan sebagai
metode
penulisan
eksposisi,
definisi
memberikan
pengetahuan kepada kita “kebenaran suatu barang”. (6) Metode Analisa Analisis adalah suatu cara membagi-bagi subjek ke dalam komponen-komponennya.
Jadi,
analisis
berarti
melepaskan,
menanggalkan, atau menguraikan sesutau yang terikat. Analisis sama sekali tidak menciptakan komponen-komponen. Bagianbagian itu ditemukan oleh penulis bukan diciptakan oleh penulis, dengan menemukan bagian-bagian tersebut, penulis meminta pembaca untuk memperhatikan bagian-bagian tersebut. a) Analisa bagian adalah suatu teknik untuk membagi-bagi sebuah objek
ke
dalam
unit-unit
yang
lebih
kecil,
yang
memperlihatkan hubungan-hubungan tertentu. Analisa bagian berusaha menjawab pertanyaan: Apakah objek garapan itu terdiri dari bagin-bagian tertentu? Inilah yang disebut analisa. Suatu objek yang utuh dibagi-bagi menjadi komponenkomponen yang saling berhubungan. b) Analisa fungsional merupakan proses lanjutan dari analisa bagian, penulis harus mengaitkan bagian itu dengan fungsi yang diemban tiap bagian itu, baik terhadap kesatuannya maupun terhadap bagian lainnya. c) Analisa proses adalah suatu metode yang berusaha menjawab pertanyaan: Bagaimana sesuatu bekerja? Bagaimana sesuatu terjadi? Analisa proses sebenarnya merupakan analisa lebih lanjut dari analisa bagian dan fungsi harus dilanjutkan dan
31
berakhir dengan analisa proses. Analisa proses menjelaskan tahap-tahap yang membentuk suatu peristiwa atau hal. d) Analisa kausal adalah analisa yang berusaha menemukan sebab-akibat dari suatu hal atau peristiwa. Analisa ini dianggap sebagai suatu kesadaran manusia yang paling tinggi mengenai alam dan dunia sekitarnya. Analisa ini juga dianggap sebagai awal dari perkembangan ilmu dan teknologi.65
B. Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang berkaitan dengan skripsi ini yaitu: 1. Skripsi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta berjudul Analisis Kemampuan Membandingkan Kalimat Efektif dengan Kalimat Tidak Efektif Siswa Kelas II STM Di Jakarta Pusat pada tahun 1994, yang ditulis oleh Analis meneliti tentang kalimat efektif dan kalimat tidak efektif pada hasil tes materi kalimat efektif siswa kelas II STM di Jakarta Pusat.
Tujuan penelitiannya yaitu untuk mendeskripsikan
perbedaan terhadap kemampuan siswa tentang pemahaman kalimat efektif dan kalimat tidak efektif. Persamaan skripsi penulis dengan skripsi Analis yaitu sama-sama membahas kalimat efektif dan tidak efektif. Perbedaan penelitian Analis dengan skripsi penulis terletak pada permasalahannya. Analis menganalisis hasil tes siswa tentang materi kalimat efektif. Cara Analis mengambil sebuah data dengan membuat soal pilihan ganda dan para siswa menjawab. Hasilnya untuk mengukur kemampuan siswa memahami kalimat efektif dan tidak efektif. Berbeda dengan skripsi penulis, permasalahan yang diteliti oleh penulis adalah mendeskripsikan ketepatan dan kesalahan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan eksposisi pertentatangan. Cara penulis mengambil data dari karangan ekposisi yang dibuat oleh para siswa. 65
Gorys Keraf, op.cit., h. 43-45
32
2. Skripsi
mahasiswa
Universitas
Islam
Negeri
Jakarta
Syarif
Hidayatullah berjudul Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi Pada Siswa Kelas X-PI SMK CYBER MEDIA Tahun Pelajaran 2010/2011 yang ditulis oleh Dewi Astuti membahas tentang tingkat kemampuan menggunakan kalimat efektif dalam karangan argumentasi dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan kalimat efektif dalam karangan argumentasi. Penelitiannya menggunakan metode deskripif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan kemampuan menggunakan kalimat efektif dan mendeskripsikan
faktor-faktor
yang
menyebabkan
kesalahan
penggunaan kalimat efektif. Karangan siswa yang digunakannya yaitu karangan argumentasi. Persamaan dengan skripsi penulis yaitu samasama membahas tentang kalimat efektif. Namun, terdapat perbedaan skripsi penulis hanya mendeskripsikan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif serta tidak mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan penggunaan kalimat efektif. Selain itu, pada skripsi penulis menggunakan
jenis
karangan
eksposisi
pertentangan
atau
perbandinagan sedangkan skripsi Dewi Astuti menggunakan jenis karangan argumentasi. 3. Skripsi
mahasiswa
Universitas
Islam
Negeri
Jakarta
Syarif
Hidayatullah berjudul Analisis Penggunaan Kalimat Efektif dalam Teks Pidato Siswa Kelas X SMA Islam Terpadu Alqur’aniyyah Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Banten yang ditulis oleh Fatmasari membahas kemampuan siswa menggunakan kalimat efektif dalam teks pidato. Persamaan skripsi penulis dengan skripsi Fatmasari yaitu samasama membahas penggunaan kalimat efektif. Penelitian yang digunakan
menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif
yaitu
mendeskripsikan kemampuan siswa dalam membuat teks pidato, apakah sudah memenuhi kriteria kalimat efektif atau belum. Terdapat perbedaan
skripsi
penulis
dengan
Fatmasari
yaitu
penulis
mendeskripsikan kalimat yang sudah efektif dan belum atau masih
33
terdapat kesalahan ciri-ciri kalimat efektif. Selain itu, Fatmasari mengambil data menggunakan teks pidato siswa, sedangkan skripsi penulis menggunakan karangan eksposisi pertentangan. Dari ketiga penelitian relevan yang membahas kalimat efektif, hasil dari ketiga skripsi tersebut tingkat kemampuan pemahaman kalimat efektif masih rendah. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang kalimat efektif yang menggunakan jenis karangan eksposisi. Judul skripsi ini adalah Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Ekposisi Pertentangan Siswa Kelas X IPA 3 Semester II Di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jalan Ciputat Raya Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada Februari – Agustus 2014.
B. Sumber Data dan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan eksposisi pertentangan siswa-siswi kelas X IPA 3 semester II Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
2. Data Data adalah segala bahan keterangan atau fakta yang sudah dicatat dan dapat diobservasi.1 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 karangan eksposisi pertentangan siswa.
C. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Zainal Arifin menyatakan “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel”.2 Kirk dan Maller dalam Nuraida dan Halid Alkaf menyatakan, “Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada 1
Abdul Halim Hanafi, Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi, (Jakarta; Diadit Media, 2011), h. 123 2 Zainal Arifin, Model Penelitian dan Pengembangan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 54
34
35
pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya
sendiri
dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristiwanya”.3
Salah
satu
kegunaan
menghasilkan deskripsi dan analisis
penelitian
kualitatif
adalah
tentang kegiatan, proses atau
peristiwa-peristiwa penting.4 Jadi, dapat disimpulkan penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang mendeskripsikan suatu fenomena sosial berdasarkan pengamatan manusia. Format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi, atau fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena objek penelitian adalah karangan eksposisi siswa. Metode ini, sangat tepat untuk menganalisis
data
berupa
karangan,
kemudian
disajikan
dengan
mendeskripsikan data tersebut ke dalam tabel analisis data.
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X IPA 3 semester II di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah tahap-tahap yang ditempuh untuk mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga tahap sebagai berikut: 1. Observasi Poerwandari dalam Imam Gunawan mendefinisikan, “Observasi merupakan metode yang paling dasar dan paling tua, karena dengan cara-cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati”.5 3
Nuraida dan Halid Alkaf, Metodo Penelitian Pendidikan, (Tanggerang: Islamic Research Publising, 2009), h. 35 4 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 9, h. 100 5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif:Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143
36
Dalam penelitian ini, peneliti mendampingi guru kelas mengajar dan membantu menyampaikan materi. Kemudian guru kelas menugaskan siswa kelas X IPA 3 membuat karangan ekposisi dengan menggunakan metode pertentangan atau perbandingan.
2. Dokumen Studi documenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumendokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik6. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dokumen pribadi. Dokumen Pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan.7 Penelitian ini menggunakan dokumen pribadi berupa karangan ekposisi pertentangan siswa kelas X IPA 3 di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta.
F. Instrumen Penelitian Muhammad menjelaskan “Instrument dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri”.8 Instrumen penelitian ini adalah diri penulis sendiri, penulis menganalisis karangan ekposisi pertentangan siswa dengan ketujuh ciri-ciri kalimat efektif. Adapun, tabel analisis yang digunakan sebagai berikut: Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan No.
Nama Siswa
6
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 221 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), cet. 4, h. 122 8 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 7
h.32.
37
Ketepatan Penggunaan Ciri Keparalelan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Ketepatan Penggunaan Ciri Ketegasan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Ketepatan Penggunaan Ciri Kehematan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Ketepatan Penggunaan Ciri Kecermatan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Ketepatan Penggunaan Ciri Kepaduan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
Ketepatan Penggunaan Ciri Kelogisan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
38
Kesalahan Penggunaan Ciri Kesepadanan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
Kesalahan Penggunaan Ciri Keparelelan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
Kesalahan Penggunaan Ciri Ketegasan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
Kesalahan Penggunaan Ciri Kehematan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
Kesalahan Penggunaan Ciri Kecermatan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
39
Kesalahan Penggunaan Ciri Kepaduan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
Kesalahan Penggunaan Ciri Kelogisan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
G. Teknik Analisis Data Menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, “Analisis data ialah kegiatan analisis mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menaksirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkan kepada orang lain yang berminat”.9 Analisis data pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Teknik Pengkodean Teknik Pengkodean dilakukan dengan cara membuat singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikaiskan serangkaian kata, kalimat, dan alinea dari hasil catatan lapangan.10 Teknik pengkodean ini digunakan untuk mengkodekan nama siswa dan ciri-ciri kalimat efektif. Teknik Pengkodean Nama siswa sebagai berikut: 1. Aan Farhana disingkat AF
2. Addiena Eka R.M disingkat AE
3. Adib Ramadani disingkat AR
4. Amrinadhif Akbar disingkat AA
9
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 84 10 Wiriatmadja Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Roda Karya, 2005), h. 140
40
5. Anisa Putri disingkat AP
6. Annisa Rheinata disingkat AN
7. Arsiwidianti R disingkat AS
8.Ayesya Ainun Nabila disingkat AY
9. Azza Nabiila disingkat AZ
10. Ghaly R.P. I disingkat GR
11. Ghazy Rabbani disingkat GH
12. Haula Z.Z disingkat HZ
13. Ismail Adi disingkat IA
14. Litteu Nur El L. disingkat LN
15. Lucyana Devie disingkat LD
16.Muhammad Adil disingkat MA
17. M. Farhan disingkat MF
18. Muh. Fikri Haikal disingkat MH
19. M. Ilham A. disingkat MI
20. M. Yaqzhan disingkat MY
21. Nadya Huwaida disingkat NH
22. Nahdlah Nurul disingkat NN
23. Naufal Farhan disingkat NF
24. Nurul Amanah disingkat NA
25. Radhwa Aulia A.disingkat RA
26. Rima Talitha Y. disingkat RT
27.Rumaisha Aidinadisingkat RU
28. Sarahmadhani B. disingkat SB
29. Satria Ajie W disingkat SA
30. Siti Fatima disingkat SF
31. Wafa Rahima disingkat WR
2. Mengklasifikasikan Data Selanjutnya
setelah
dilakukan
teknik
pengkodean
yaitu
mengklasifikasikan data atau mengelompokkan data sesuai dengan ciri-ciri kalimat efektif.
3. Menganalisis Data Setelah digolongkan, data dianalisis dengan memberikan nomor pada kalimat dan menganalisis kalimat berdasarkan ciri-ciri kalimat efektif. Kemudian menyalinnya kedalam tabel.
4. Menyimpulkan Data Menyimpulkan data yang telah dianalisis sehingga dapat diketahui bentuk kesalahan dan tingkat keterpahaman siswa pada kalimat efektif.
41
H. Triangulasi Data Triangulasi data dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti sendiri yang menguji keabsahan data. Ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti dalam mengecek kredibilitas data, sebagai berikut: 1. Peneliti mengkonfirmasi teknik penulisan terhadap dosen pembimbing. 2. Peneliti mengecek kembali data karangan yang dianalisis dengan teori. 3. Peneliti mengecek kembali dengan melakukan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia kelas X IPA 3 yaitu Neneng Amalia, M.A.
BAB IV PEMBAHASAN A. PROFIL SEKOLAH 1. Sejarah Singkat MAN 4 Jakarta Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta RMBI adalah lembaga pendidikan tingkat SLTA yang berwawasan global dengan ciri khas keislaman. MAN 4 Jakarta RMBI mengacu pada kebutuhan nasional akan sumber daya manusia yang unggul dalam penguasaan IPTEK dan dibekali dengan iman dan takwa. Madrasah Aliyah ini didirikan 1992 hasil alih fungsi dari PGAN 28 sesuai keputusan Menteri Agama RI nomor 64 thn 1992 tanggal 29 April 1992. Tahun 1998 MAN 4 Jakarta atas berbagai prestasi yang diraih sehingga ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta oleh Menteri Agama RI sesuai surat keputusan Dirjen Binbaga Islam tanggal 20 Februari 1998. Tahun 2008 MAN 4 Jakarta menjadi Madrasah Standar Nasional. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan dan UU Sistem Pendidikan Nasional, maka pada tahun 2010 MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai Rintasan Madrasah Bertaraf Internasional sesuai surat keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Prov. DKI Jakarta. Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta atau lebih dikenal dengan sebutan MAN 4 Pondok Pinang didirikan 29 April 1992 sebagai hasil alih fungsi PGAN 28. Hingga kini, madrasah ini telah berusia lebih dari 19 tahun, sebuah usia yang tidak terbilang muda. Tahun 1998, MAN 4 Jakarta ditetapkan sebagai MAN Model untuk DKI Jakarta, lalu tahun 2008 menjadi Madrasah Standar Nasional kemudian tahun 2010 menjadi Rintisan Madrasah Bertaraf Internasional. Kini, MAN 4 Pondok Pinang telah tersertifikasi ISO 9001:2008 yang merupakan renual dari sertifikasi sebelumnya yaitu ISO 9001:2000. Sertifikasi ISO dari Sucofindo ini, merupakan upaya pihak madrasah untuk terus
42
43
meningkatkan mutu madrasah sebagai bentuk jaminan mutu (quality assurance) terhadap stakeholdersnya.
2.
Profil MAN 4 Jakarta a. Nama Sekolah
: MAN 4 Jakarta
b. Nomer Pokok Sekolah Nasional
: 20109253
c. Jenjang
: Sekolah Menengah Atas
d. Nomer Statistik Sekolah
: 31131170001
e. Akreditasi
: Akreditasi A MA.004506
f. Sertifikasi ISO
: ISO 9001:2008
g. Jenis Sekolah
: Keagamaan
h. Status
: Negeri
i. Waktu Belajar
: Sekolah pagi s/d sore
j. Tahun Berdiri
: 29 April 1992
k. Standar Sekolah
: Sekolah Standar Nasional
l. Alamat Sekolah
: Ciputat Raya RT.005/08 Pondok Pinang – Kebayoran Lama Kota Jakarta Selatan DKI Jakarta 12310
3.
m. Telpon
: 021-7690283
n. Faxmile
: 021- 7697795
o. Website
:
[email protected]
p. Status Tanah
:Milik Kementrian Agama RI
q. Luas Tanah
: 21.980
r. Luas Bangunan
: 7.317
Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi MAN 4 Jakarta Pengembang pendidikan islami unggul dalam prestasi
44
b. Misi MAN 4 Jakarta 1) Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan madrasah 2) Pengembangan PBM bernuansa islam 3) Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan modal kerja madrasah 4) Menjalin kerjasama dengan masyarakat dan instansi yang peduli pendidikan 5) Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat 6) Menempatkan tugas guru secara cermat dan akurat 7) Menambah dan mengembangkan saran pendukung pembelajaran 8) Mendorong semangat siswa, guru dan seluruh komponen madrasah lainnya untuk belajar dan kerja keras 9) Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan potensi siswa.
4. Guru dan Tenaga Kependidikan Tabel 4.1 Daftar Nama Guru MAN 4 Jakarta N0
NAMA
L
P
JML
S2
1
1
1
S1
1
DRA.HJ.ISNADIAR DEKOK,MM
2
DRA.HJ.SUFHELY
3
DRA.HJ.WUSAH SURALAGA
4
DRA.UUM MARHUMAH
0
PENSIUN
Sep-12
5
DRA.IYAH HILYATI
0
PENSIUN
03/10/2013
6
DRA.HJ.SRI ASWATI
0
PENSIUN
7
DRS.FAHRUL HILAL,M.Pd
8
DRA.HJ.ALIFAH
9
DRS.HM.NASIR H.DJAMANI
10
HJ.KHOLIYAH THOHIR,S.Ag,MA
11
DRS.H.ZAINUL ANWAR,M.Pd
12
DRA.HJ.TUTI ARWATI
1
1
1
13
DRA.IDA CANDRAENI
1
1
1
0
SMA
SMP
PENSIUN AGUST 12 PENSIUN 10-11-2013
1
1 1
1
1
1
0 1 1
PENSIUN
1
1
1
1
45
14
DRA.HJ.ROSMANIAR
1
1
1
15
HJ.ROSLAINI,S.Pd
0
0
0
16
DRS.MUSAHIR,M.Pd
17
DRA,HERLIN SUSWATI,M.Pd
18
DRS.H.SOFYAN
1
1
1
19
DRS.SOLAHUDDIN
1
1
1
20
DRA.ERMA MUNAWWAROH,M.Pd
1
1
21
DRA.YUSNELLY
1
1
1
22
DRS.SAIPUL IMAN
1
1
23
DRA.HJ.TITI SUMANTI
1
1
24
DRS.A.KODIR
1
1
25
YUNARNI SIREGAR,M.Pd
26
DAMILUS CHANIAGO
27
DRA.ERIDAWATI
1
1
1
28
DRA.YULISNAINI
1
1
1
29
DRA.NINANINGSIH
1
1
1
30
DRS.M.BELYA
1
1
1
31
ABD.GHOZI,S.Ag
1
1
1
32
MUTINGATUN FATIMAH,M.Pd
33
SUHARTO,M.Pd
34
AISAH,S.Pd
1
1
1
35
DRA.ELIDA SYARIFAH
1
1
1
36
DRS.MISBAHUDDIN
1
1
37
DEWI PUTRI IRMAWATI,S.Pd
1
1
1
38
DRA.WIHARTI LESNANI
1
1
1
39
TEGUH MARTONO,BA
40
HJ.NINING YUNINGSIH,S.Pd
41
LUTFI EFFENDI,S.Ag
42
ROSMAWATI,S.Ag
43
0 1
1 1 1 1
1
1
pensiun sept 13 MUTASI KE MAN 10
1
1
1
0
1 1
1
1
PENSIUN
1
1
1
1
1 1
1
1
1
1
1
1
1
1
DRA.KHODIJAH
1
1
1
44
SRIMAYATI S.Pd,M.P.Kim
1
1
1
45
H.NAWAWI,MA
1
1
46
SRI YUNANDARI,S.Pd
1
1
1
47
DRA.NIA KURNIASIH
1
1
1
48
DRS.H.ELANG CHARTA,AS
1
1
1
49
EMRONI,S.Sos,M.Pd
1
1
50
AGUS MUDHOFAR,S.Pd
1
1
1
51
ENDAH UMAYANAH,S.Ag
1
1
52
ISMAIL NUR,Lc,MA
0
0
53
DRA.SRI MULYATI
1
1
1
1
1
1
1
46
54
KHAIRUNNISA,S.Ag
55
KHAIRUNNAS,S.Pd
56
DRA.ANDRIANI
57
1
1
1
1
1
1
1
HJ.MA'LUFAH,Lc
1
1
1
58
RITA WIDIARTI,SE
1
1
1
59
LISNUR AZIZAH,S.Pd
1
1
1
60
INDRAYANTI,
1
1
61
ENENG HERNAWATI,S.Pd
1
1
1
62
SUPARMO,S.Ag
1
1
63
NOVIANTI MULYANA,S.Pd
1
1
1
64
HALIMATUS SA'DIYAH,S.Pd.I
1
1
1
65
MUKHLIS AMANUDDIN,S.Ag
1
1
66
RA'YAL AIN,S.Psi
1
1
1
67
RALIYANTI,S.Sos
1
1
1
68
FITRI SULASTRI,S.Pd
1
1
1
69
EVA ZAHROWATI,S.Pd
1
1
1
70
IIK ZAKKI MUBAROK
1
1
71
ELLIS ERMAWATI,S.Kom
1
1
72
ABDULLAH,S.Pd
1
1
1
73
AHMAD FITROH,S.HI
1
1
1
74
HILMAWATI,S.Hum
1
1
75
ABD.GHAFUR,S.Pd
1
1
76
WIDA FERY ASTINI,S.Kom
1
1
77
HASANUDDIN,S.Pd
1
1
78
SAHMIATI SIREGAR,S.Pd
1
1
1
79
FITRIA SILVI
1
1
1
80
INDRIA SUKMAWATI,S.Pd,MM
1
1
1
81
NENENG AMALIA,MA
1
1
1
82
ZUHROTUN NISA,S.Ag,MA
1
1
1
48
72
16
TOTAL
1 1
1
1
1 1
1 1 1 1
24
1
55
47
Tabel 4.2 Data Siswa Kelas X MAN 4 Jakarta BULAN
APRIL 2014
KELAS
L
P
J
L
P
J
L
P
J
1
X BAHASA
12
27
39
12
27
39
12
27
39
2
X AGAMA
13
17
30
13
17
30
13
17
30
3
X IPA.1
12
18
30
12
18
30
12
18
30
4
X IPA.2
12
18
30
12
18
30
12
18
30
5
X IPA.3
12
19
31
12
19
31
12
19
31
6
X IPA.4
12
20
32
12
20
32
12
20
32
7
X IPA.5
18
15
33
18
15
33
18
15
33
8
X IPS.1
11
21
32
11
21
32
11
21
32
9
X IPS.2
15
18
33
15
18
33
15
18
33
117
173
290
117
173
290
117
173
290
NO
JML
MEI 2014
JUNI 2014
Tabel 4.3 Data Siswa Kelas XI MAN 4 Jakarta BULAN
APRIL 2014
MEI 2014
KELAS
L
P
J
L
P
J
L
P
J
1
XI BAHASA
11
20
31
11
20
31
11
20
31
2
XI AGAMA
10
21
31
10
21
31
10
21
31
3
XI IPA.1
6
25
31
6
25
31
6
25
31
4
XI IPA.2
13
16
29
13
16
29
13
16
29
5
XI IPA.3
12
17
29
12
17
29
12
17
29
6
XI IPA.4
14
16
30
14
16
30
14
16
30
7
XI IPA.5
12
20
32
12
20
32
12
20
32
8
XI IPS.1
7
23
30
7
23
30
7
23
30
9
XI IPS.2
13
17
30
13
17
30
13
17
30
98
175
273
98
175
273
98
175
273
NO
JML
JUNI 2014
48
Tabel 4.4 Daftar Nama Siswa Kelas X IPA 3 NO
NAMA SISWA
Jenis Kelamin L
P
1
AAN FARHANA
√
2
ADDIENNA EKA RIZKI MULYAWATI
√
3
ADIB RAMADANI
√
4
AMRI NADHIF AKBAR ROSYADA
√
5
ANISA PUTRI
√
6
ANNISA RHEINATA SUHARTONO
√
7
ARSIWIDIANTI RAHMAH
√
8
AYESYA AINUN NABILA
√
9
AZZA NABIILA
√
10
GHALY RABBANI PANJI INDRA
11
GHAZY RABBANI PANJI INDRA
12
HAULA ZHILLA ZHALILA
13
ISMAIL ADI SANTOSO
14
LITTEU NUR EL LAILATIE
√
15
LUCYANA DEVIE
√
16
MUHAMMAD ADIL MAFTUH
√
17
MUHAMMAD FARHAN
√
18
MUHAMMAD FIKRI HAIKAL
√
19
MUHAMMAD ILHAM ABDURRAUF
√
20
MUHAMMAD YAQZHAN
√
21
NADYA HUWAIDA
22
NAHDLAH NURUL MURHUM
23
NAUFAL FARHAN NEFAWAN
24
NURUL AMANAH
√
25
RADHWA AULIA AZZAHRA
√
26
RIMA TALITHA YULIANTI
√
27
RUMAISHA AIDINA
√
28
SARAH MADHANI BAIQUNI SH
√
29
SATRIA AJIE WIRADIKUSUMA
30
SITI FATIMA
31
WAFA RAHIMA TARIGAN
JUMLAH SISWA
√ √ √
√ √ √
√ √ √ 13
18
49
B. PEMBAHASAN Penulis menjabarkan tentang ketepatan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dan kesalahan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dalam karangan eksposisi pertentangan siswa kelas
X IPA 3 semester II di
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta berjumlah 31 siswa. Data diklasifikasikan ke dalam tabel kemudian dianalisis.
Tabel 4.5 Ketepatan Penggunaan Ciri Kesepadanan No.
1.
Nama Siswa
AF
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.5 Penulis novel dan pembuat film
Subjek dan
saling bekerjasama, sedangkan pengemar
predikat sudah
novel fantasi sangat menunggu film yang
jelas.
disukai diangkat kelayar lebar.
2.
AE
K.1 Orang yang gemar mengadakan
Subjek dan
camping di alam terbuka, umumnya orang
predikat sudah
yang menyukai keindahan alam.
jelas.
K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah
Penggunaan kata
berkemah di alam terbuka, mereka
penghubung
memilih menginap di villa ataupun di
antarkalimat yang
hotel.
benar. Penggunaan kata
3.
AR
K.3 Sebaliknya, kereta api dianggap
penghubung
sebagai transportasi merakyat.
antarkalimat yang benar.
4.
AA
K.4 Musik dapat mengubah perasaan
Subjek dan
ataupun mood kita.
predikat jelas.
50
K.9 Namun, terkadang ada jenis musik
Penggunaan kata
yang dapat menghipnotis pendengar untuk penghubung
5.
AP
berbuat negatif seperti berbuat kejahatan
antarkalimat yang
sampai bunuh diri.
benar
K.1 Orang yang bersyukur dapat
Subjek dan
memaknai hidup lebih bahagia, karena
predikat jelas.
orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT.
6.
AN
K.4 Dia akan merasa tidak tenang ketika
Subjek dan
kewajibannya belum terlaksana.
predikat jelas.
K.3 Pemerintah Kota Daerah Jakarta
Subjek dan
mengatasi masalah kemacetan dengan
predikat jelas.
mengoperasikan Bus Transjakarta. 7.
AS
K.5 Walaupun begitu, tidak sama warga
Penggunaan kata
Jakarta beralih pilihan.
penghubung antarkalimat yang benar.
8.
AY
K.1 Orang rajin menabung mempunyai
Subjek dan
kebiasaan untuk hidup hemat, hemat
predikat jelas.
bukan berarti pelit, tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan.
9.
AZ
K.3 Akan tetapi, kekayaan tersebut,
Penggunaan kata
cenderung tidak dikelola langsung oleh
penghubung
Sumber Daya Manusia (SDM).
antarkalimat yang
51
benar.
10.
GR
K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi
Penggunaan kata
yang harganya lebih murah dibandingkan
penghubung
mobil.
antarkalimat yang benar
11.
GH
K.3 Sebaliknya, mereka yang
Penggunaan kata
berpendidikan tinggi umumnya rela
penghubung
menjelek-jelekkan nama Bangsa dan
antarkalimat yang
menjual harga diri Bangsa rasa gengsi
benar.
maupun demi kepentingan dirinya sendiri.
12.
HZ
K.4 Sebaliknya, orang tertutup memiliki
Subjek dan
rasa percaya diri yang kurang dan
predikat jelas.
cenderung pemalu
13.
IA
K.2 Indonesia memiliki sumber daya yang
Predikat kalimat
memadai yaitu: minyak, gas alam, emas,
tidak didahului
batubara, tembaga, dan lain sebagainya
„yang‟.
yang semestinya dapat dikelola sendiri. 14.
15.
LN
LD
K.1 Setiap manusia mempunyai golongan
Subjek dan
darah berbeda.
predikat jelas.
K.9 Mereka pun jarang sekali memanggil
Subjek dan
nama orang yang lebih tua dengan awalan
predikat jelas
“Bapak” atau “Ibu”. Penggunaan kata
16.
MA
K.5 Sebaliknya, orang yang tidak gemar
penghubung
bermain video game cenderung stress
antarkalimat yang
karena tidak ada hiburan.
benar dan subjek serta predikat jelas.
52
17.
18.
19.
MF
MY
NH
K.3 Cinta dapat membuat seseorang lebih
Subjek dan
semangat dan berjuang untuk sesuatu.
predikat jelas.
K.4 Sebaliknya, pengguna IOS cenderung
Penggunaan kata
lebih boros disebabkan aplikasinya
penghubung
berbayar, misalnya untuk mendownload
antarkalimat yang
lagupun harus bayar.
benar.
K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan
Subjek dan
keterampilan berbeda-beda.
predikat jelas. Penggunaan kata
20.
NN
K.7 Seseorang menjadi malas dan
penghubung
melakukan hal yang tidak berguna.
intrakalimat yang benar. Penggunaan kata
21.
NF
K.3 Sebaliknya, sekarang banyak barang
penghubung
palsu.
antarkalimat yang benar.
22.
NA
K.2 Orang-orang yang gemar membaca
Subjek dan
akan berwawasan luas dan dapat
predikat jelas.
menuangkan wawasannya.
23.
RA
K.11 Namun, kembali kepada pribadi
Penggunaan kata
masing-masing, seperti kata pepatah,
penghubung
“Buku adalah jendela Dunia”.
antarkalimat yang benar.
K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh Penggunaan kata 24.
RU
di masa lalu memiliki pola hidup yang
penghubung
lebih sehat.
antarkalimat yang benar.
25.
SB
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
Subjek dan
termahal karena keunikannya dan
predikat jelas.
53
kelangkaannya „tidak berbulu‟.
26.
SA
K.4 Basket adalah olahraga menggunakan
Predikat kalimat
bola sebagai alatnya.
tidak didahului „yang‟. Penggunaan kata
27.
SF
K.8 Sebaliknya, orang yang tidak gemar
penghubung
berolahraga memiliki badan yang kurang
antarkalimat yang
sehat dan gemuk.
benar dan subjek serta predikat jelas
28.
WR
K.1 Umumnya orang yang gemar bersih-
Subjek dan
bersih akan membuat lingkungan
predikat jelas.
disekitarnya tampak lebih bersih dan nyaman.
Penggunaan ciri kesepadanan yang sudah sesuai
kriterianya,
sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: Penulis novel dan pembuat film saling bekerjasama, sedangkan pengemar novel fantasi sangat menunggu film yang disukai diangkat kelayar lebar. Kalimat kelima memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Penulis novel dan pembuat film berfungsi sebagai subjek, sedangkan saling bekerjasama berfungsi sebagai predikat. Siswa AE menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 dan K.2 (Kalimat satu dan dua) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang menyukai keindahan alam. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Orang yang gemar berfungsi sebagai subjek sedangkan mengadakan berfungsi sebagai predikat. Selanjutnya,
54
kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah berkemah di alam terbuka, mereka memilih menginap di villa ataupun di hotel. Kalimat kedua memiliki ciri kesepadanan kedua, yaitu kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa AR menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: Sebaliknya, kereta api dianggap sebagai transportasi merakyat. Kalimat ketiga memiliki ciri kesepadan, karena penggunaan kata penghubung antarkalimat yang benar. Siswa AA menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 dan K.9 (Kalimat empat dan sembilan) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Musik dapat mengubah perasaan ataupun mood kita. Kalimat keempat memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Musik berfungsi sebagai subjek sedangkan dapat mengubah berfungsi sebagai predikat. Selanjutnya, kalimat siswa: K.9 Namun, terkadang ada jenis musik yang dapat menghipnotis pendengar untuk berbuat negatif seperti berbuat kejahatan sampai bunuh diri. Penggunaan kata penghubung „Namun‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa AP menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang bersyukur dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan pertama, yaitu adanya subjek dan predikat jelas. Orang yang bersyukur berfungsi sebagai subjek sedangkan dapat memaknai berfungsi sebagai predikat. Siswa AN menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Dia akan merasa tidak tenang ketika kewajibannya belum terlaksana. Kalimat keempat memiliki ciri
55
kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Dia berfungsi sebagai subjek sedangkan akan merasa berfungsi sebagai predikat. Siswa AS menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 dan K.5 (Kalimat ketiga dan kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Pemerintah Kota
Daerah
Jakarta
mengatasi
masalah
kemacetan
dengan
mengoperasikan Bus Transjakarta. Kalimat ketiga memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Pemerintah Kota Daerah Jakarta berfungsi sebagai subjek, sedangkan mengatasi berfungsi sebagai predikat. Kemudian, kalimat siswa: K.5 Walaupun begitu, tidak sama warga Jakarta beralih pilihan. Penggunaan kata penghubung „Walaupun begitu‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa AY menggunakan ciri kesepadanan pada K.1
(Kalimat
pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang rajin menabung mempunyai kebiasaan untuk hidup hemat, hemat bukan berarti pelit, tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Orang rajin menabung berfungsi sebagai subjek, sedangkan mempunyai berfungsi sebagai predikat. Siswa AZ menggunakan ciri kesepadanan pada K.3
(Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Akan tetapi, kekayaan tersebut cenderung tidak dikelola langsung oleh Sumber Daya Manusia (SDM). Penggunaan kata penghubung „Akan tetapi‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa GR menggunakan ciri kesepadanan pada K.2
(Kalimat
kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi yang harganya lebih murah dibandingkan mobil. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat.
56
Siswa GH menggunakan ciri kesepadanan pada K.3
(Kalimat
ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sebaliknya, mereka yang berpendidikan tinggi umumnya rela menjelek-jelekkan nama Bangsa dan menjual harga diri Bangsa rasa gengsi maupun demi kepentingan dirinya sendiri. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa HZ menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, orang tertutup memiliki rasa percaya diri yang kurang dan cenderung pemalu. Kalimat keempat memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Orang tertutup berfungsi sebagai subjek, sedangkan memiliki berfungsi sebagai predikat. Siswa IA menggunakan ciri kesepadanan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Indonesia memiliki sumber daya yang memadai yaitu: minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya yang semestinya dapat dikelola sendiri. Kalimat kedua memiliki ciri kesepadanan ketiga, yaitu predikat tidak didahului „yang‟. „Memiliki‟ berfungsi sebagai predikat dan tidak didahului „yang‟ di depannya , sehingga subjek dan predikat jelas. Siswa LN menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap manusia mempunyai golongan darah berbeda. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Setiap
manusia berfungsi sebagai
subjek, sedangkan mempunyai berfungsi sebagai predikat. Siswa LD menggunakan ciri kesepadanan pada K.9 (Kalimat kesembilan) dengan benar. Kalimat siswa: K.9 Mereka pun jarang sekali memanggil nama orang yang lebih tua dengan awalan “Bapak” atau “Ibu”. Kalimat kesembilan memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Mereka berfungsi sebagai subjek, sedangkan memanggil berfungsi sebagai predikat.
57
Siswa MA menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Sebaliknya, orang yang tidak gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada hiburan. Kalimat kelima memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas serta penggunaan kata penghubung antarkalimat pada kalimat tunggal. Sebaliknya, merupakan kata penghubung antarkalimat dan diletakkan di awal kalimat. Selain itu, orang yang tidak gemar berfungsi sebagai subjek, sedangkan bermain berfungsi sebagai predikat. Siswa MF menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Cinta dapat membuat seseorang lebih semangat dan berjuang untuk sesuatu. Kalimat ketiga memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Cinta berfungsi sebagai subjek, sedangkan dapat membuat berfungsi sebagai predikat. Siswa MY menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya berbayar, misalnya untuk mendowload lagupun harus bayar. Kalimat keempat memiliki ciri kesepadanan kedua, yaitu kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa NH menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Setiap orang berfungsi sebagai subjek, sedangkan memiliki berfungsi sebagai predikat. Siswa NN menggunakan ciri kesepadanan pada K.7 (Kalimat ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Seseorang menjadi malas dan melakukan hal yang tidak berguna. Kalimat ketujuh memiliki ciri kesepadanan, karena penggunaan kata penghubung intrakalimat dalam
58
kalimat majemuk. „Dan‟ merupakan kata penghubung intrakalimat penanda hubungan penambahan antar dua unsur. Siswa NF menggunakan ciri kesepadanan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sebaliknya, sekarang banyak barang palsu. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa NA menggunakan ciri kesepadanan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa:
K.2 Orang-orang yang gemar
membaca akan berwawasan luas dan dapat menuangkan wawasannya. Kalimat kedua memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Orang-orang yang gemar berfungsi sebagai subjek, sedangkan akan berwawasan berfungsi sebagai predikat. Siswa RA menggunakan ciri kesepadanan pada K.11 (Kalimat kesebelas) dengan benar. Kalimat siswa: K.11 Namun, kembali kepada pribadi masing-masing, seperti kata pepatah, “Buku adalah jendela Dunia”. Penggunaan kata penghubung „Namun‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa SB menggunakan ciri kesepadanan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kalimat kelima memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Kucing Sphynix berfungsi sebagai subjek, sedangkan menjadi berfungsi sebagai predikat. Siswa SA menggunakan ciri kesepadanan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa:
K.4 Basket adalah olahraga
menggunakan bola sebagai alatnya. Kalimat
keempat memiliki ciri
kesepadanan ketiga, yaitu predikat tidak didahului „yang‟. Kata „menggunakan‟ berfungsi sebagai predikat dan tidak didahului „yang‟ di depannya , sehingga subjek dan predikat jelas.
59
Siswa SF menggunakan ciri kesepadanan pada K.8 (Kalimat kedelapan) dengan benar. Kalimat siswa: K.8 Sebaliknya, orang yang tidak gemar berolahraga memiliki badan yang kurang sehat dan gemuk. Kalimat tersebut memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. Orang yang tidak gemar berolahraga berfungsi sebagai subjek, sedangkan memiliki berfungsi sebagai predikat. Penggunaan kata penghubung „Sebaliknya‟ sudah sepadan, karena kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan diletakkan di awal kalimat. Siswa WR menggunakan ciri kesepadanan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang yang gemar bersih-bersih akan membuat lingkungan disekitarnya tampak lebih bersih dan nyaman. Kalimat tersebut memiliki ciri kesepadanan, karena subjek dan predikat jelas. orang yang gemar bersih-bersih berfungsi sebagai subjek, sedangkan akan membuat berfungsi sebagai predikat. Tabel 4.6 Ketepatan Penggunaan Ciri Keparalelan No.
1.
Nama Siswa
AF
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.3 Selain itu, orang yang suka membaca
Adanya kesejajaran
novel fantasi suka dengan sesuatu yang
bentuk.
menantang, karena novel fantasi terdapat beberapa cerita menegangkan dan membuat pembaca penasaran. K.3 Sekarang, musik mempunyai berbagai Adanya kesejajaran jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap,
2.
AA
elektronik musik sampai dangdut dapat meningkatkan orang gemar mendengarkan
bentuk.
60
musik sesuai selera masing-masing.
3.
AY
K.3 Selain itu, orang yang rajin menabung
Adanya kesejajaran
mempunyai banyak kelebihan, salah
bentuk.
satunya dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak memberi barang.
4.
GR
K.3 Tetapi, motor tingkat kenyamanan
Adanya kesejajaran
dan keamanannya lebih rendah
bentuk.
dibandingkan mobil. 5.
HZ
6.
NH
7.
NN
K.6 Banyak faktor yang memengaruhi
Adanya kesejajaran
sifat seorang itu.
makna.
K.1 Setiap orang memilki kegemaran dan
Adanya kesejajaran
keterampilan berbeda-beda.
bentuk.
K.11 Jika seseorang dapat mengatur
Adanya kesejajaran
waktu dengan baik dan menyadari akan
bentuk.
dampak teknologi canggih, tentulah dapat mengambil dampak positifnya.
8.
NA
K.1 Umumnya, orang gemar membaca
Adanya kesejajaran
dan menulis akan memiliki imajinasi dan
bentuk.
daya khayal yang tinggi.
9.
RA
K.3 Namun, orang yang tidak suka,
Adanya kesejajaran
berkata bahwa filmnya sangat jauh dari
bentuk.
cerita yang diharapkan dan diperkirakannya.
10.
SB
K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
Adanya kesejajaran
termahal karena keunikannya dan
bentuk.
kelangkaannya „tidak berbulu‟.
11.
SF
K.3 Contohnya sekarang, sedang banyak
Adanya kesejajaran
macam makanan hanya mementingkan
makna.
rasa dan bentuk indah, lucu, unik, serta
61
kurang memeperhatikan kandungan makanan itu sendiri.
Penggunaan ciri keparalelan yang sudah sesuai
kriterianya,
sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Selain itu, orang yang suka membaca novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang, karena novel fantasi terdapat beberapa cerita menegangkan dan membuat pembaca penasaran. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu
membaca dan
menantang. Siswa AA menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Sekarang, musik mempunyai berbagai jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut dapat meningkatkan orang gemar mendengarkan musik sesuai selera masing-masing. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan rincian pilihan, Keparalelan rincian pilihan terletak pada jenis musik, yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut. Siswa AY menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Selain itu, orang yang rajin menabung mempunyai banyak kelebihan, salah satunya dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak memberi barang. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu mempunyai dan mengendalikan. Siswa GR menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Tetapi, motor tingkat kenyamanan dan
62
keamanannya lebih rendah dibandingkan mobil. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili predikat menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu kenyamanan dan keamanannya. Siswa HZ menggunakan ciri keparalelan pada K.6 (Kalimat keenan) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Banyak faktor yang memengaruhi sifat seorang itu. Kalimat keenam memiliki ciri keparalelan makna,
karena
adanya
relasi
makna
antarsatuan
kalimat.
Kata
„memengaruhi‟ mempunyai relasi makna dengan subjek dan objek dalam kalimat. Siswa NH menggunakan ciri keparalelan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memilki kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili objek menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu kegemaran dan keterampilan. Siswa NN menggunakan ciri keparalelan pada K.11 (Kalimat kesebelas) dengan benar. Kalimat siswa: K.11 Jika seseorang dapat mengatur waktu dengan baik dan menyadari akan dampak teknologi canggih, tentulah dapat mengambil dampak positifnya. Kalimat kesebelas memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat.
Kesamaan yang mewakili predikat
menggunakan bentuk kata verba yang sama, yaitu
mengatur dan
menyadari. Siswa NA menggunakan ciri keparalelan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya, orang gemar membaca dan menulis akan memiliki imajinasi dan daya khayal yang tinggi. Kalimat pertama memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang
63
mewakili subjek menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu membaca dan menulis. Siswa RA menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Namun, orang yang tidak suka, berkata bahwa
filmnya
sangat
jauh
dari
cerita
yang
diharapkan
dan
diperkirakannya. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili pelengkap menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu diharapkan dan diperkirakannya. Siswa SB menggunakan ciri keparalelan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kalimat kelima memiliki ciri keparalelan bentuk, karena adanya kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat. Kesamaan yang mewakili pelengkap menggunakan bentuk kata nomina yang sama, yaitu keunikannya dan kelangkaannya. Siswa SF menggunakan ciri keparalelan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Contohnya sekarang, sedang banyak macam makanan hanya mementingkan rasa dan bentuk indah, lucu, unik, serta kurang memeperhatikan kandungan makanan itu sendiri. Kalimat ketiga memiliki ciri keparalelan makna, karena adanya relasi makna antarsatuan kalimat. Kata „mementingkan‟ mempunyai relasi makna dengan subjek dan objek dalam kalimat.
64
Tabel 4.7 Ketepatan Penggunaan Ciri Ketegasan No
1.
Nama Siswa AP
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang
Adanya penekanan
antara dunia dan akhirat.
kata ditonjolkan di depan kalimat
2.
AS
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak
Adanya penekanan
kemacetan di Ibukota Jakarta.
kata ditonjolkan di depan kalimat
3.
AZ
4.
5.
IA
MA
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan
Adanya pemindahan
Sumber Daya Alamnya (SDA).
letak frase.
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
Adanya pemindahan
untuk menjadi negara maju.
letak frase..
K.3 Mereka pun menganggap dengan
Adanya penekanan
bermain game dapat menghilangkan
partikel „pun‟
stress dan depresi.
6.
NN
K.10 Banyak orang mendapat dampak
Adanya pertentangan
positif dan dampak negatif.
kata yang ditonjolkan
Penggunaan ciri ketegasan yang sudah sesuai kriterianya, sebagai berikut: Siswa AP menggunakan ciri ketegasan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang antara dunia dan akhirat. Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan, salah satunya menggunakan pertentangan antar kata. Kalimat kedua memiliki ciri ketegasan, karena adanya pertentangan kata dalam kalimat,
65
yaitu dunia dan akhirat. Penggunaan penekanan kalimat kedua bertujuan menekankan gagasan, bahwa kehidupan antara dunia dan akhirat berbeda. Siswa AS menggunakan ciri ketegasan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat kedua memiliki ciri ketegasan, karena adanya pertentangan kata dalam kalimat, yaitu pagi dan sore. Penggunaan penekanan pada kalimat kedua bertujuan menekankan gagasan, bahwa waktu pagi dan sore berbeda. Siswa AZ menggunakan ciri ketegasan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Ada beberapa cara untuk membentuk penekanan, salah satunya menggunakan pemindahan letak frase. Kalimat pertama memiliki ciri ketegasan, karena adanya penekanan frase di depan kalimat. Namun, pemindahan letak frase bisa dilakukan di tengah atau di akhir kalimat. Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA) merupakan pemindahan frase di awal, sedangkan pemindahan frase di akhir, yaitu Negara kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) adalah Indonesia. Siswa IA menggunakan ciri ketegasan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri ketegasan, karena adanya penekanan frase di depan kalimat. Namun, pemindahan letak frase bisa dilakukan di tengah atau di akhir kalimat. Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju merupakan pemindahan frase di depan kalimat sedangkan di akhir kalimat, yaitu Negara berpotensi untuk menjadi negara maju adalah Indonesia. Siswa MA menggunakan ciri ketegasan pada K.3 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Mereka pun menganggap dengan bermain game dapat menghilangkan stress dan depresi. Ada
66
beberapa cara untuk membentuk penekanan, salah satunya menggunakan partikel penegas. Kalimat ketiga memiliki ciri ketegasan, karena terdapat partikel „pun‟. Penggunaan partikel „pun‟ dalam kalimat tersebut sudah tepat dan bertujuan untuk menegaskan subjek. Siswa NN menggunakan ciri ketegasan pada K.10 (Kalimat kesepuluh) dengan benar. Kalimat siswa: K.10 Banyak orang mendapat dampak positif dan dampak negatif. Kalimat kedua memiliki ciri ketegasan, karena adanya pertentangan kata dalam kalimat, yaitu dampak positif dan dampal negatif. Penggunaan penekanan pada kalimat kedua bertujuan menekankan gagasan, bahwa dampak positif
dan negatif
berbeda.
Tabel 4. 8 Ketepatan Penggunaan Ciri Kehematan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.2 Namun, ada juga yang suka menulis
Tidak ada subjek
novel fiksi fantasi karena dia mempunyai
ganda.
imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide untuk menyusun imajinasi-imajinasinya 1.
AF
dalam sebuah novel.
K.4 Beberapa novel fantasi ada yang
Tidak
ceritanya diangkat menjadi sebuah film
menjamakkan kata-
layar lebar.
kata yang berbentuk jamak.
2.
AE
K.7 Sehingga hanya menggunakan
Menghindarkan
tenda, peralatan makanan seadanya, dan
kesinoniman.
memanfaatkan alam dan kemandiriannya.
67
3.
4.
AP
AN
K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang
Tidak ada subjek
antara dunia dan akhirat.
ganda.
K.6 Dia tidak gelisah disaat
Tidak ada subjek
kewajibannya belum terlaksana dan tidak ganda. peduli dengan kewajibannya.
5.
AY
K.4 , Barang yang hanya memuaskan
Menghindarkan
hawa nafsu sesaat atau lebih dikenal
kesinoniman.
dengan istilah „lapar mata‟.
6.
7.
AZ
HZ
K.6 Berbeda dengan negara-negara
Tidak
maju yang SDAnya sedikit, tetapi
menjamakkan kata-
SDMnya sangat baik dan bisa mengelola
kata yang
SDA negaranya dengan tepat.
berbentuk jamak.
K.7 Sebaliknya, orang yang membuka
Menghindarkan
dirinya memiliki latar belakang
kesinoniman.
kehidupan yang harmonis harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya.
8.
LD
K.1 Contohnya adalah kebiasaan
Menghindarkan
mengucap salam kepada siapa saja, baik
kesinoniman.
kepada orang yang lebih muda, sebaya maupun kepada orang yang lebih tua. 9.
NN
K.4 Sebaliknya, teknologi canggih dapat
MenghindarKAN
menghasilkan dampak negatif, misalnya
kesinoniman.
siswa-siswi sibuk berkomunikasi dengan handphone 10.
RA
K.4 Wawasannya ditulisan dengan
Tidak ada subjek
rangkaian kata-kata yang indah.
ganda.
68
11.
SB
K.5 Misalnya film Percy Jackson
Menghindarkan
mendapat respon yang tidak sesuai
kesinoniman.
dengan buku fiksi, sehingga tidak disukai penggemarnya.
12.
SA
K.10 Namun, orang yang tidak suka
Menghindarkan
membaca buku fiksi atau
kesinoniman.
lainnya,mengatakan “Membaca buku hanya membuang-buang waktu dan menghabiskan uang”.
Penggunaan ciri kehematan yang sudah sesuai kriterianya, sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri kehematan pada K.2 dan K.4 (Kalimat kedua dan keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi karena dia mempunyai imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide untuk menyusun imajinasi-imajinasinya dalam sebuah novel. Kalimat kedua memiliki ciri kehematan, karena tidak ada subjek ganda. Ada juga yang suka menulis merupakan penjelasan dari kalimat pertama merujuk subjek, maka subjek tidak diulang. Selanjutnya, kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada yang ceritanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat keempat memiliki ciri kehematan, karena tidak menjamaakkan kata-kata berbentuk jamak. Kata „beberapa‟ merupakan bentuk kata jamak, maka kata setelahnya harus tunggal, sehingga kalimat hemat. Kalimat keemapat sudah sesuai dengan ciri kehematan, karena kata „beberapa‟ dilanjutkan dengan kata tunggal „novel‟ bukan „novel-novel.
69
Siswa AE menggunakan ciri kehematan pada K.7 (Kalimat ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Sehingga hanya menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan alam dan kemandiriannya. Kalimat ketujuh memiliki cii kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „hanya‟ bersinonim dengan kata „saja‟, tetapi dalam kalimat hanya menggunakan kata „hanya‟, maka kalimat memenuhi ciri kehematan. Jika dalam kalimat menggunakan „hanya‟ dan „saja‟ dalam satu kalimat, maka tidak hemat. Siswa AP menggunakan ciri kehematan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga hidupnya dapat seimbang antara dunia dan akhirat. Kalimat kedua memiliki ciri kehematan, karena tidak ada subjek ganda.
Kata „hidupnya‟ merupakan penjelasan dari
kalimat pertama merujuk subjek, maka subjek tidak diulang. Siswa AN menggunakan ciri kehematan pada K.6 (Kalimat keenam) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Dia tidak gelisah disaat kewajibannya belum terlaksana dan tidak peduli dengan kewajibannya. Kalimat keenam memiliki ciri kehematan, karena tidak ada subjek ganda. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kata ganti. Kalimat siswa: Dia dan kewajibannya, kata ganti „-nya‟ merupakan kata ganti dari „dia‟, maka dalam kalimat keenam, siswa sudah hemat menggunakan subjek dan kata ganti, sehingga tidak terjadi pengulangan subjek. Siswa AY menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 ,
Barang yang hanya
memuaskan hawa nafsu sesaat atau lebih dikenal dengan istilah „lapar mata‟. Kalimat keempat memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „hanya‟ bersinonim dengan kata „saja‟, tetapi dalam kalimat hanya menggunakan kata „hanya‟, maka
70
kalimat memenuhi ciri kehematan. Jika dalam kalimat menggunakan „hanya‟ dan „saja‟ dalam satu kalimat, maka tidak hemat. Siswa AZ menggunakan ciri kehematan pada K.6 (Kalimat keenam) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Berbeda dengan negaranegara maju yang SDAnya sedikit, tetapi SDMnya sangat baik dan bisa mengelola SDA negaranya denganm tepat. Kalimat keenam memiliki ciri kehematan, karena tidak menjamaakkan kata-kata berbentuk jamak. Kata „negara-negra‟
merupakan
bentuk
kata
jamak.
Kalimat
keenam
menunjukkan kehematan, karena di depan kata „negara-negara‟ tidak terdapat kata yang berbentuk jamak, misalnya „banyak negara-negara‟ cukup dengan „negara-negara‟. Siswa HZ menggunakan ciri kehematan pada K.7 (Kalimat ketujuh) dengan benar. Kalimat siswa: K.7 Sebaliknya, orang yang membuka dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya. Kalimat ketujuh memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „saja‟ digunakan tanpa kata „hanya‟, maka kalimat tersebut hemat. Siswa LD menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Contohnya adalah kebiasaan mengucap salam kepada siapa saja, baik kepada orang yang lebih muda, sebaya maupun kepada orang yang lebih tua. Kalimat pertama memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „contohnya‟ digunakan tanpa kata „seperti‟, kedua kata tersebut mempunyai kesinoniman, maka kalimat pertama sudah hemat karena menggunakan salah satu katanya. Siswa NA menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Sebaliknya, teknologi canggih dapat menghasilkan dampak negatif, misalnya siswa-siswi sibuk
71
berkomunikasi dengan handphone atau gadget lainnya? jarinya sibuk mengetik dan matanya dekat dengan layar kaca. Kalimat keempat memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „misalnya‟ digunakan dalam kalimat tanpa kata „seperti‟, maka kalimat tersebut hemat. Kata „misalnya‟ dan „seperti‟ memiliki arti yang sama, maka digunakan salah satunya. Siswa RA menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Wawasannya ditulisan dengan rangkaian kata-kata yang indah. Kalimat keempat memiliki ciri kehematan, karena tidak ada subjek ganda. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kata ganti. Kalimat siswa: Wawasannya, kata ganti „-nya‟ merupakan kata ganti dari subjek „orang‟ dalam kalimat ketiga, maka dalam kalimat keempat, tidak perlu mengulang subjek agar kalimat hemat. Siswa SB menggunakan ciri kehematan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Misalnya film Percy Jackson mendapat respon yang tidak sesuai dengan buku fiksi, sehingga tidak disukai penggemarnya. Kalimat kelima memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „misalnya‟ digunakan dalam kalimat tanpa kata „seperti‟, maka kalimat tersebut hemat. Kata „misalnya‟ dan „seperti‟ memiliki arti yang sama, maka digunakan salah satunya. Siswa SA menggunakan ciri kehematan pada K.10 (Kalimat kesepuluh) dengan benar. Kalimat siswa: K.10 Namun, orang yang tidak suka membaca buku fiksi atau lainnya,mengatakan “Membaca buku hanya membuang-buang waktu dan menghabiskan uang”. Kalimat kesepuluh memiliki ciri kehematan, karena tidak adanya penggunaan sinonim dalam satu kalimat. Kata „hanya‟ digunakan tanpa kata „saja‟, maka kalimat tersebut hemat.
72
Tabel 4.9 Ketepatan Penggunaan Ciri Kecermatan No.
1.
2.
3.
Nama Siswa
AF
AE
AP
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.4 Beberapa novel fantasi ada yang
Kalimat tidak
ceritanya diangkat menjadi sebuah film
menimbulkan tafsir
layar lebar.
ganda.
K.1 Orang yang gemar mengadakan
Kalimat tidak
camping di alam terbuka, umumnya
menimbulkan tafsir
orang yang menyukai keindahan alam.
ganda.
K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat
Kalimat tidak
memaknai hidup lebih bahagia, karena
menimbulkan tafsir
orang yang bersyukur menerima rezeki
ganda.
sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat tidak 4.
5.
AS
AY
K.2 Pagi dan sore menjadi puncak
menimbulkan tafsir
kemacetan di Ibukota Jakarta.
ganda.
K.1 Orang yang rajin menabung
Kalimat tidak
mempunyai kebiasaan untuk hidup
menimbulkan tafsir
hemat, hemat bukan berarti pelit, tetapi
ganda.
menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan.
Kalimat tidak 6.
AZ
K.1 Indonesia adalah negara kaya akan
menimbulkan tafsir
Sumber Daya Alamnya (SDA).
ganda.
73
Kalimat tidak 7.
IA
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
menimbulkan tafsir
untuk menjadi negara maju.
ganda. Kalimat tidak
8.
SA
K.1 Orang yang gemar berolahraga,
menimbulkan tafsir
biasanya memelihara kesehatannya.
ganda.
Penggunaan ciri kecermatan yang sudah benar kriterianya, sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri kehematan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada yang ceritanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat keempat menjelaskan bahwa tidak semua novel fiksi yang ceritanya bisa diangkat menjadi sebuah film layar lebar, Siswa AE menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang menyukai keindahan alam. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena katakata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat pertama menjelaskan bahwa orang gemar berkemah adalah orang yang menyukai keindahan alam. Siswa AP menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak
74
menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat pertama menjelaskan bahwa orang yang bersyukur akan bahagia dan menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Siswa AS menggunakan ciri kehematan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat kedua menjelaskan bahwa pagi dan sora menjadi puncak kemacetan. Jika kata „pagi‟ dan „sore‟ diganti kata „setiap waktu‟ mempunyai tafsir ganda. Oleh karena itu, kalimat yang digunakan sudah cermat. Siswa AY menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang rajin menabung mempunyai kebiasaan untuk hidup hemat, hemat bukan berarti pelit, tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kecermatan kalimat pertama, yaitu hidup hemat, hemat bukan berarti pelit kalimat tersebut sudah tepat dalam pilihan katanya. Siswa AZ menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan, karena kata-kata dalam kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat. Kalimat pertama menjelaskan bahwa Indonesia negara kaya akan sumber daya alamnya. Siswa IA menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan,karena pilihan kata yang tepat. Siswa SA menggunakan ciri kehematan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang gemar
75
berolahraga, biasanya memelihara kesehatannya. Kalimat tersebut memiliki ciri kecermatan,karena pilihan kata yang tepat dan menimbulkan gagasan yang tepat. Tabel 4.10 Ketepatan Penggunaan Ciri Kepaduan No.
Nama Siswa
1.
AR
2.
AP
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.1 Umumnya orang suka
Kalimat tidak bertele
mendengarkan musik. K.2 Sehingga, hidupnya dapat seimbang antara dunia dan akhirat. K.4 Pemerintah Kota Daerah Jakarta
3.
AS
Kalimat tidak bertele
Kalimat tidak bertele
mengatasi masalah kemacetan dengan mengoperasikan Bus Transjakarta. K.1 Indonesia adalah negara kaya akan
4.
AZ
5.
IA
6.
LN
7.
MA
Kalimat tidak bertele
Sumber Daya Alamnya (SDA). K.1 Indonesia adalah negara berpotensi
Kalimat tidak bertele
untuk menjadi negara maju. K.3 Umumnya, orang bergolongan darah Kalimat tidak bertele A memiliki sifat memendam perasaan. K.2 Mereka mampu mengambil
Kalimat tidak bertele
keputusan dengan cepat.
K.1 Umumnya, di Indonesia orang tua 8.
MI
yang memilki anak adalah orang yang
Kalimat tidak bertele
sudah mempunyai status suami-istri. K.6 Membaca dan menulis pun akan 9.
NA
mendapat keuntungan dari berbagai
Kalimat tidak bertele
76
aspek kehidupan. K.2 Perempuan lebih banyak memikirkan Kalimat tidak bertele 10.
RT
kecantikan dirinya. K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing
11.
SB
termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. K.4 Umumnya, bahan makanan dipakai
12.
SF
Kalimat tidak bertele
Kalimat tidak bertele
berupa tepung-tepungan dan manismanisan berlebih. K.5 Ia pasti berkeinginan untuk
13.
WR
Kalimat tidak bertele
merapikan rapih dan bersih dilihat.
Penggunaan ciri kepaduan yang sudah benar sesuai kriterianya, sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang suka mendengarkan musik. Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Siswa AP menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Sehingga, hidupnya dapat seimbang antara dunia dan akhirat. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kata „sehingga‟ merupakan kata penghubung antarkalimat, „hidupnya‟ berfungsi sebagai subjek, „dapat seimbang‟ berfungsi sebagai predikat dan „antara dunia dan akhirat‟ berfungsi sebagai pelengkap. Oleh karena itu, cukup menggunakan katakata yang diperlukan. Siswa AS menggunakan ciri kepaduan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Pemerintah Kota Daerah
77
Jakarta mengatasi masalah kemacetan
dengan mengoperasikan Bus
Transjakarta. Kalimat keempat memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut hanya menggunakan kata-kata yang perlu. Siswa AZ menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut mencerminkan cara berpikir yang simetris. Siswa IA menggunakan ciri kepaduan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut menjelaskan, Indonesia negara berpotensi untuk maju. Siswa LN menggunakan ciri kepaduan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Umumnya, orang bergolongan darah A memiliki sifat memendam perasaan. Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut hanya menggunakan kata-kata yang penting. „Orang bergolongan darah A‟ berfungsi sebagai subjek, „memiliki berfungsi sebagai predikat, dan „sifat memendam perasaan‟ sebagai pelengkap. Siswa MA menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Mereka mampu mengambil keputusan dengan cepat. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut langsung menggunakan kata-kata yang diperlukan. Siswa MI menggunakan ciri kepaduan pada K.1(Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya, di Indonesia orang tua yang memilki anak adalah orang yang sudah mempunyai status suami-istri.
78
Kalimat pertama memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Siswa NA menggunakan ciri kepaduan pada K.6 (Kalimat keenam) dengan benar. Kalimat siswa: K.6 Membaca dan menulis pun akan mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan. Kalimat keenam memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Siswa RT menggunakan ciri kepaduan pada K.2 (Kalimat kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Perempuan lebih banyak memikirkan kecantikan dirinya. Kalimat kedua memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Siswa SB menggunakan ciri kepaduan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kalimat kelima memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Siswa SF menggunakan ciri kepaduan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Umumnya, bahan makanan dipakai berupa tepung-tepungan dan manis-manisan berlebih. Kalimat keempat memiliki ciri kepaduan, karena pilihan katanya jelas dan tidak bertele-tele. Kejelasan kalimat tersebut, karena tidak adanya kata yang tidak penting. Siswa WR menggunakan ciri kepaduan pada K.5 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Ia pasti berkeinginan untuk merapikan rapih dan bersih dilihat. Kalimat kelima memiliki ciri kepaduan, karena kalimat jelas dan tidak bertele-tele. Kalimat tersebut sudah tepat pilihan katanya.
79
Tabel 4.11 Ketepatan Penggunaan Ciri Kelogisan No.
1.
Nama Siswa
AF
Kalimat yang Sudah Benar
Keterangan
K.4 Beberapa novel fantasi ada ceritanya
Ide kalimat dapat
diangkat menjadi sebuah film layar lebar.
diterima oleh akal.
2.
3.
AE
AA
K.1 Orang gemar mengadakan camping di
Ide kalimat dapat
alam terbuka, umumnya menyukai keindahan
diterima oleh
alam.
akal.
K.1 Umumnya orang suka mendengarkan
Ide kalimat dapat
musik.
diterima oleh akal.
4.
AP
K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat
Ide kalimat dapat
memaknai hidup lebih bahagia, karena orang
diterima oleh
yang bersyukur menerima rezeki sebagai
akal.
nikmat dari Allah SWT. K.2 Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan
5.
AS
di Ibukota Jakarta.
Ide kalimat dapat
K.4 Pemerintah Kota Daerah Jakarta
diterima oleh
mengatasi masalah kemacetan dengan
akal.
mengoperasikan Bus Transjakarta.
6.
7.
AZ
IA
K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi
Ide kalimat dapat
yang harganya lebih murah dibandingkan
diterima oleh
mobil.
akal.
K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk
Ide kalimat dapat
menjadi negara maju.
diterima oleh akal.
80
8.
LN
K.1 Setiap manusia mempunyai golongan
Ide kalimat dapat
darah berbeda
diterima oleh akal.
9.
MY
K.3 Pengguna OS android cenderung lebih
Ide kalimat dapat
hemat, karena aplikasinya banyak yang gratis.
diterima oleh akal.
10.
MH
K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan
Ide kalimat dapat
keterampilan berbeda-beda.
diterima oleh akal.
11.
12.
NN
NF
K.1 Teknologi yang semakin canggih
Ide kalimat dapat
menghasilkan dampak positif dan negatif
diterima oleh
dalam kehidupan sehari-hari.
akal.
K.5 Umumnya, barang-barang palsu mudah
Ide kalimat dapat
rusak dan tidak tahan lama.
diterima oleh akal.
Penggunaan ciri kelogisan yang sudah benar sesuai kriterianya, sebagai berikut: Siswa AF menggunakan ciri kelogisan pada K.4 (Kalimat keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.4 Beberapa novel fantasi ada ceritanya diangkat menjadi sebuah film layar lebar. Kalimat keempat memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat keempat masuk akal, karena tidak mungkin semua cerita novel fantasi menjadi film layar lebar, pastinya ada pemilihan dan kriteria tertentu serta peminat terbanyak. Siswa AE menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang menyukai keindahan alam. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh
81
akal. Kalimat pertama masuk akal, karena „Orang gemar mengadakan camping pasti menyukai keindahan alam‟ tidak mungkin orang yang camping di alam terbuka tidak menyukai alam. Siswa AA menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Umumnya orang suka mendengarkan musik. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena setiap kalangan baik orang tua maupun muda senang mendengarkan musik, serta sedikit orang yang tidak menyukai musik. Siswa AP menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena orang yang selalu bersyukur memaknai hidup selalu bahagia serta rezekipun sebagai nikmat dari Allah SWT, ungkapan tersebut memang sudah banyak di dunia ini, orang banyak bersyukur hidupnya selalu bahagia. Siswa AS menggunakan ciri kelogisan pada K.2 dan K.4 (Kalimat kedua dan keempat) dengan benar. Kalimat siswa: K.2 Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta. Kalimat kedua memiliki ciri kelogisan, karena
ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat
tersebut masuk akal, karena kenyatannya puncak kemacetan terjadi pada pagi dan sore hari. Selanjutnya, kalimat siswa: K.4 Pemerintah Kota Daerah Jakarta mengatasi masalah kemacetan dengan mengoperasikan Bus Transjakarta. Kalimat keempat memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat tersebut masuk akal, karena kenyataannya masa pemerintah guberner Bapak Sutiyoso pertama kali mempunyai program untuk mengatasi kemacetan dengan mengoperasikan Bus Transjakarta.
82
Siswa AZ menggunakan ciri kelogisan pada K.1 dan K.2 (Kalimat pertama dan kedua) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena Indonesia memang negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Kemudian, Kalimat siswa: K.2 Sebaliknya, motor adalah transportasi yang harganya lebih murah dibandingkan mobil. Kalimat kedua memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat kedua masuk akal, karena kenyataannya harga motor memang lebih murah dari mobil. Siswa IA menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena Indonesia memang negara yang berpotensi untuk maju. Siswa LN menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap manusia mempunyai golongan darah berbeda. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena
ide
kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena kenyataannya setiap manusia mempunyai golongan berbeda, tidak mungkin setiap manusia memilki golongan darah yang sama. Siswa MY menggunakan ciri kelogisan pada K.3 (Kalimat ketiga) dengan benar. Kalimat siswa: K.3 Pengguna OS android cenderung lebih hemat, karena aplikasinya banyak yang gratis. Kalimat ketiga memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat ketiga masuk akal, karena kenyataannya pengguna OS Android lebih hemat dikarenakan aplikasinya banyak yang gratis. Siswa MH menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Setiap orang memiliki kegemaran dan keterampilan berbeda-beda. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena
ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat
83
pertama masuk akal, karena memang kenyataanya setiap orang memiliki keterampilan dan kegemeran berbeda. Siswa NN menggunakan ciri kelogisan pada K.1 (Kalimat pertama) dengan benar. Kalimat siswa: K.1 Teknologi yang semakin canggih menghasilkan dampak positif dan negatif dalam kehidupan sehari-hari. Kalimat pertama memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal. Kalimat pertama masuk akal, karena teknologi semakin canggih akan menghasikan dampak positif dan negatif sesuai dengan pribadi masing-masing yang menggunakannya. Siswa NF menggunakan ciri kelogisan pada K.5 (Kalimat kelima) dengan benar. Kalimat siswa: K.5 Umumnya, barang-barang palsu mudah rusak dan tidak tahan lama. Kalimat kelima memiliki ciri kelogisan, karena ide kalimat dapat diterima oleh akal.kalimat kelima masuk akal, karena kenyataannya barang palsu memang mudah rusak dan tidak tahan lama. Barang berkualitas harga pun berkualitas.
Tabel 4.12 Kesalahan Penggunaan Ciri Kesepadanan No
1.
Nama Siswa
Kalimat yang salah
Kalimat yang benar
Keterangan
K.1 … orang yang
… orang yang suka
Kata
suka dengan
dengan tantangan.
penghubung
tantangan, Namun, ada
Namun, ada juga yang
antarkalimat
juga yang suka menulis
suka menulis novel fiksi
tidak
novel fiksi fantasi ....
fantasi ....
diletakkan setelah tanda
AF
koma.
K.3 Sedangkan orang
Selain itu, orang yang
Kata
yang suka membaca
suka membaca novel
penguhubung
novel fantasi ....
fantasi….
intrakalimat
84
tidak dipakai pada kalimat tunggal.
K.4 Dalam beberapa
Beberapa novel fantasi
Pemakaian
novel fantasi ada yang
ada yang ceritanya ….
kata depan
ceritanya ….
„dalam‟ menjadikan ketidakjelasan subjek.
Kata K. 4 Dan harus mandiri karena 2.
AE
ketergantungannya dengan makanan.
3.
AR
Kemudian, harus mandiri karena ketergantungannya dengan makanan.
penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
K.1 … sumber daya
… sumber daya yang
Kata
yang mumpuni,
mumpuni. Walaupun,
penguhubung
walaupun tidak
tidak menutup
antarkalimat
menutup kemungkinan
kemungkinan adanya
diletakkan
adanya insiden.
insiden.
sebelum tanda koma.
4.
AA
K.7 Dan musik juga
Musik dapat mengubah
Kata
dapat mengubah mood
mood seseorang, ….
penghubung
seseorang, …..
intrakalimat tidak dipakai
85
pada kalimat tunggal.
K.8 Dan dalam segi
Selain itu, segi berfikir,
Kata
berfikir, orang yang
orang yang suka
penghubung
suka mendengar musik
mendengar musik
intrakalimat
…
tidak dipakai pada kalimat tunggal dan kata depan menimbulkan ketidakjelasan subjek.
5.
AP
K.4 Orang yang
Orang yang bersyukur
Predikat
bersyukur yang akan
akan bahagia, bukan
kalimat tidak
bahagia, bukan orang
orang bahagia yang
didahului kata
bahagia yang
bersyukur!
„yang‟.
bersyukur! Kata
6.
AN
K.5 Sedangkan orang
Sebaliknya, orang yang
penghubung
yang belum memiliki
belum memiliki rasa
intrakalimat
rasa tanggung
tanggung jawabnya ….
tidak dipakai
jawabnya ….
pada kalimat tunggal.
7.
AZ
K.1 Indonesia adalah
Indonesia adalah negara
Predikat
negara yang kaya akan
kaya akan SDMNya.
kalimat tidak
SDMnya.
didahului kata „yang‟.
86
8
GH
K.2 Rata-rata mereka
Rata-rata mereka
Predikat
yang berpendidikan
berpendidikan rendah
kalimat tidak
rendah ….
….
didahului kata „yang‟.
9.
IA
K.1 Indonesia adalah
Indonesia adalah negara
Predikat
negara yang berpotensi
berpotensi untuk
kalimat tidak
untuk menjadi negara
menjadi negara maju.
didahului kata „yang‟.
maju. K.6 Dalam hal
Selain itu, orang
Adanya kata
penampilan, golongan
bergolongan darah A
depan „dalam‟
darah A lebih berpikir
sangat memperhatikan
menimbulkkan
memakai pakaian ….
penampilan,….
ketidakjelasan subjek.
10.
LN
K.7 Sedangkan
Akan tetapi, golongan
Kata
golongan darah B ….
darah B ….
penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kata
11.
MA
K.6 Dan mereka pun
Selain itu, mereka pun
penghubung
bisa bekerja sama dan
bisa bekerja sama dan
intrakalimat
bisa meningkatkan
bisa meningkatkan
tidak dipakai
kreatifitas.
kreatifitas.
pada kalimat tunggal.
12.
NH
K.2 Ada orang yang
Ada orang terampil
Predikat
terampil menulis,
menulis, membaca,
kalimat tidak
membaca, ataupun
ataupun berbicara di
didahului kata
terampil berbicara di
depan umum.
„yang‟.
87
depan umum. K.1 Bagi beberapa
Beberapa orang dalam
Kata depan
orang dalam memiliki
memiliki barang ….
„bagi‟
barang ….
menimbulkan ketidakjelasan subjek.
13.
NA
K.5 Orang yang sudah
Orang gemar membaca
Kata „yang‟
memiliki kemauan dan
dan menulis sangat
mendahui
bahkan kegemaran
beruntung ….
predikat.
K.2 Menurut mereka
Mereka yang suka
Kata depan
yang suka dengan
filmnya, mengatakan
„menurut‟
filmnya, berkata bahwa
cerita yang ditampilkan
menimbulkan
cerita-cerita yang
hampir sama ….
ketidakjelasan
dalam membaca dan menulis sungguh beruntung …..
ditampilkan hampir
subjek.
sama …. 14.
RA
Kata K.3 Sedangkan bagi
Namun, orang yang
penghubung
yang tidak suka, ….
tidak suka, ….
intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
15.
RT
K.5 Dalam hal emosi
Wanita dari segi emosi,
Kata depan
wanita lebih banyak
lebih banyak
„dalam‟
membawa-bawa
mengedepankan
menimbulkan
perasaanya …
perasaanya….
ketidakjelasan
88
subjek.
16.
SF
K.5 Dan tentunya
Selain itu, bukan
Kata
bukan merupakan
merupakan makanan
penghubung
makanan olahan
olahan pertama ….
intrakalimat
pertama ….
tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Kesalahan kalimat pertama siswa AF adalah adanya penggunaan kata penghubung antarkalimat diletakkan setelah koma. Hal tersebut, menyalahi ciri kesepadanan struktur kedua yaitu kata penghubung intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan tidak diletakkan setelah koma. Kalimat yang salah: K.1 … orang yang suka dengan tantangan, Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi …. Kalimat tersebut akan lebih sepadan jika tanda koma sebelum kata „tantangan‟ diganti tanda titik, maka penggunaan kata penghubung antarkalimat „namun‟ akan sepadan diletakkan di awal kalimat. Kalimat yang benar: … orang yang suka dengan tantangan. Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi. Selanjutnya kalimat ketiga siswa AF adalah penggunaan kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi .... Penggunaan kata „sedangkan‟ tidak sepadan jika diletakkan di awal kalimat, karena kata „sedangkan‟ termasuk dalam kata penghubung intrakalimat dan tidak digunakan pada kalimat tunggal. Oleh karena itu, untuk menjadi kalimat sepadan „sedangkan‟ diganti dengan kata penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang suka membaca novel fantasi.
89
Kemudian kesalahan kalimat keempat siswa AF adalah adanya penggunaan kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.4 Dalam beberapa novel fantasi …. Kalimat tersebut memilki kesalahan kesepadan, karena penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut di depan subjek akan membuat kalimat tidak efektif dan ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ dihilangkan agar lebih sepadan. Kalimat yang benar: Beberapa novel fantasi. Kesalahan kalimat siswa AE adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K. 4 Dan harus mandiri karena ketergantungannya dengan makanan. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan dalam kalimat majemuk setara. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ diganti dengan kata penghubung antarkalimat „kemudian‟. Kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal. Kalimat yang benar: Kemudian, harus mandiri karena ketergantungannya dengan makanan. Kesalahan pertama siswa AR adalah adanya penggunaan kata penghubung antarkalimat diletakkan setelah koma. Hal tersebut, menyalahi ciri kesepadanan struktur kedua, yaitu kata penghubung intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata penghubung antarkalimat digunakan pada kalimat tunggal dan tidak diletakkan setelah koma. Kalimat yang salah: K.1 … sumber daya yang mumpuni, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya insiden. Kalimat tersebut akan lebih sepadan jika tanda koma sebelum kata „mumpuni‟ diganti tanda titik, maka penggunaan kata penghubung antarkalimat „walaupun‟ akan sepadan, karena digunakan dalam kalimat tunggal dan ditulis dengan huruf kapital. Kesalahan kalimat ketujuh siswa AA adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.7 Dan musik juga dapat mengubah mood seseorang,…. Kalimat tersebut
90
terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ dihilangkan karena tidak mengubah makna kalimat. Kalimat yang benar: Musik dapat mengubah mood seseorang.
Kemudian kesalahan kalimat kedelapan siswa AA adalah kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal dan kata depan menimbulkan ketidakjelasan subjek. Kalimat yang salah: K.8 Dan dalam segi berfikir, orang yang suka mendengar musik … Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ diubah kata penghubung antarkalimat „selain itu‟.
Kemudian adanya
penggunaan kata depan „dalam‟ berada di depan subjek menyalahi ciri kesepadanan, karena akan menimbulkan ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, „dalam‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Selain itu, segi berfikir, orang yang suka mendengar musik. Kesalahan kalimat keempat siswa AP adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.4 Orang yang bersyukur yang akan bahagia, bukan orang bahagia yang bersyukur! Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu: Orang yang bersyukur akan bahagia, bukan orang bahagia yang bersyukur! Kesalahan kalimat kelima siswa AN adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.5 Sedangkan orang yang belum memiliki rasa tanggung jawabnya …. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata penghubung
91
„sedangkan‟ agar menjadi kalimat sepadan diubah menjadi kat penghubung antarkalimat „sebaliknya‟. Kata penghubung intrakalimat tidak bisa dipakai dalam kalimat tunggal, maka diganti dengan kata penghubung antarkalimat. Kesalahan kalimat pertama siswa AZ adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.1 Indonesia adalah negara yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDMnya). Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu: Indonesia adalah negara kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDMNya). Kesalahan kalimat kedua siswa GH adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.2 Rata-rata mereka yang berpendidikan rendah …. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu: Rata-rata mereka berpendidikan rendah. Kesalahan kalimat pertama siswa IA adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.1 Indonesia adalah negara yang berpotensi untuk menjadi negara maju. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Indonesia adalah negara berpotensi untuk menjadi negara maju. Kesalahan kalimat keenam siswa LN adalah adanya penggunaan kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.6 Dalam hal penampilan, golongan darah A
lebih berpikir memakai pakaian ….
Kalimat tersebut memiliki kesalahan kesepadan, karena penggunaan kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut di depan subjek akan membuat kalimat tidak efektif dan ketidakjelasan subjek. Kalimat keenam terdapat kada depan „dalam‟ yang menimbulkan
92
ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ yang berfungsi memperjelas kalimat sebelumnya, maka kata depan „dalam‟ diubah menjadi kata penghubung antarkalimat „selain itu. Kalimat yang benar: Selain itu, orang bergolongan darah A sangat memperhatikan penampilan. Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah B …. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah dengan kata penghubung antarkalimat „akan tetapi‟ agar kalimat sepadan. Kata penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di awali huruf kapital. Kalimat yang benar: Akan tetapi, golongan darah B. Kesalahan kalimat keenam siswa MA adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.6 Dan mereka pun bisa bekerja sama dan bisa meningkatkan kreatifitas. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „dan‟ diubah dengan kata penghubung antarkalimat „selain itu‟ agar kalimat sepadan. Kesalahan kalimat kedua siswa NH adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.2 Ada orang yang terampil menulis, membaca, ataupun terampil berbicara di depan umum. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Ada orang terampil menulis, membaca, ataupun berbicara di depan umum. Kesalahan kalimat pertama siswa NA adalah adanya penggunaan kata depan „bagi‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.1 Bagi beberapa orang dalam memiliki barang …. Kalimat tersebut terdapat kata depan „bagi‟ menimbulkan kalimat tidak efektif dan menimbulkan ketidakjelasan
93
subjek. Oleh karena itu, kata depan „bagi‟ dihilangkan agar kalimat sepadan. Kalimat yang benar: Beberapa orang dalam memiliki barang. Kemudian, kesalahan kalimat kelima siswa NA adalah adanya penggunaan kata „yang‟ didepan predikat. Kalimat yang salah: K.5 Orang yang sudah memiliki kemauan dan bahkan kegemaran dalam membaca dan menulis sungguh beruntung ….. Kalimat tersebut, memiliki kesalahan kesepadanan. Kata „yang‟ di awal predikat akan membuat kalimat tidak efektif, maka untuk menjadi kalimat efektif kata „yang‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang gemar membaca dan menulis sangat beruntung. Kesalahan kalimat kedua siswa RA adalah adanya penggunaan kata depan „menurut‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.2 Menurut mereka yang suka dengan filmnya, berkata bahwa cerita-cerita yang ditampilkan hampir sama …. Kalimat tersebut terdapat kata depan „menurut‟ menimbulkan kalimat tidak
efektif dan menimbulkan
ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „menurut‟ diubah dengan „mengatakan‟ dan diletakkan setelag subjek agar kalimat sepadan. Kalimat yang benar: Mereka yang suka filmnya, mengatakan cerita yang ditampilkan hampir sama. Kemudian, kesalahan kalimat ketiga siswa RA adalah kata penguhubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan bagi yang tidak suka, …. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „sedangkan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan diantara kalimat. Oleh karena itu, kata „sedangkan‟ diubah dengan kata penghubung antarkalimat „namun‟ agar kalimat sepadan. Kata penghubung antarkalimat digunakan di dalam kalimat tunggal dan di awali huruf kapital. Kalimat yang benar: Namun, orang yang tidak suka, …. Kesalahan kalimat kelima siswa RT adalah adanya penggunaan kata depan „dalam‟ di depan subjek. Kalimat yang salah: K.5 Dalam hal emosi wanita lebih banyak membawa-bawa perasaanya …. Kalimat
94
tersebut terdapat kata depan „dalam‟ menimbulkan ketidakjelasan subjek. Oleh karena itu, kata depan „dalam‟ dihilangkan agar kalimat sepadan. Kalimat yang benar: Wanita
dari segi emosi, lebih banyak
mengedepankan perasaanya. Kesalahan kalimat kelima siswa SF adalah adanya kata penghubung intrakalimat tidak dipakai kalimat tunggal. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesepadanan, karena penggunan kata penghubung intrakalimat „dan‟ diletakkan di awal kalimat, seharusnya diletakkan antara kalimat bukan kalimat tunggal. Oleh karena itu, kata penghubung „dan‟ diganti dengan kata penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kalimat yang benar: Selain itu, bukan merupakan makanan olahan pertama.
Tabel 4.13 Kesalahan Penggunaan Ciri Keparelelan
No.
1.
Nama Siswa
AA
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
K.4 Musik dapat merubah
Musik dapat
Kesalahan
perasaan kita ataupun mood
mengubah
kesejajaran
kita.
perasaan ataupun
makna
mood kita.
2.
IA
K.3 Terlebih lagi dengan
Terlebih lagi
pendapatan perkapita
dengan pendapatan kesejajaran
Indonesia yang sudah
perkapita
mencapai AS$ 4.700
Indonesia sudah
menunjukkan bahwa
mencapai AS$
Indonesia mulai
4.700
menunjukkan peningkatan
menunjukkan
ekonomi yang signifikan.
Indonesia mulai meningkatan
Kesalahan
bentuk
95
ekonomi yang signifikan.
K.5 Tingkat Pendidikan,
Tingkat
Kesalahan
angka melek huruf, dan
Pendidikan, angka
kesejajaran
tingkat kesejahteraan dapat
melek huruf, dan
makna
mempengaruhi Indonesia
tingkat
untuk menjadi Negara
kesejahteraan
Maju.
dapat memengaruhi Indonesia untuk menjadi Negara Maju.
3.
LN
K.2 Berdasarkan penelitian,
Golongan darah
Kesalahan
golongan darah dapat
dapat
kesejajaran
mempengaruhi sifat dan
memengaruhi sifat
makna
kepribadian.
dan kepribadian
Kesalahan kalimat keempat siswa AA adalah tidak adanya keparalelan atau kesejajaran makna. Kalimat yang salah: K.4 Musik dapat merubah perasaan kita ataupun mood kita. Kalimat tersebut tidak paralel atau sejajar, karena
tidak memiliki kesejajaran makna pada kata
„merubah‟. Kata „merubah tidak efektif, kata dasarnya „ubah‟ bukan „rubah‟ sejenis binatang, jika mendapat imbuhan me- menjadi „mengubah‟ bukan „merubah‟. Kalimat yang benar: Musik dapat mengubah perasaan ataupun mood kita. Kesalahan kalimat ketiga siswa IA adalah tidak adanya keparalelan atau kesejajaran bentuk. Kalimat yang salah: K.3 Terlebih lagi dengan pendapatan perkapita Indonesia yang sudah mencapai AS$ 4.700 menunjukkan bahwa Indonesia mulai menunjukkan peningkatan ekonomi
96
yang signifikan. Kalimat tersebut terdapat kesalahan kesejajaran bentuk, karena bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu „menunjukkan‟ dan „peningkatan‟. Oleh karena itu, bentuk kata harus disejajarkan agar kalimat menjadi paralel atau sejajar. Kata „peningkatan‟ diganti „meningkatkan‟. Kalimat yang benar: Terlebih lagi dengan pendapatan perkapita Indonesia sudah mencapai AS$ 4.700 menunjukkan Indonesia mulai meningkatan ekonomi yang signifikan. Selanjutnya, kesalahan kalimat kelima siswa IA adalah tidak adanya kesejajaran makna. Kalimat yang salah: K.5 Tingkat Pendidikan, angka melek huruf, dan tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia untuk menjadi Negara Maju. Kalimat tersebut tidak memilikik kesejajaran
makna,
karena
tidak
efektinya
penggunaan
kata
„mempengaruhi‟ tidak sejajar dengan kalimat. Kata dasar „pengaruh‟ jika ditambah imbuhan meN- huruf p menjadi luluh menjadi „memengaruhi‟. Kalimat yang benar: Golongan darah dapat memengaruhi sifat dan kepribadian. Kesalahan kalimat kedua siswa LN sama dengan kesalahan siswa IA. Kalimat yang salah: K.2 Berdasarkan penelitian, golongan darah dapat mempengaruhi sifat dan kepribadian. Kemudian, kalimat yang benar: Golongan darah dapat memengaruhi sifat dan kepribadian.
Tabel 4.14 Kesalahan Penggunaan Ciri Ketegasan
No.
1.
Nama Siswa
MY
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar Keterangan
K.4 Sebaliknya, pengguna
Sebaliknya,
Kesalahan
IOS cenderung lebih boros
pengguna IOS
penggunaan
disebabkan aplikasinya
cenderung lebih
artikel „pun‟.
banyak yang harus byar,
boros disebabkan
untuk mendowload
aplikasinya
97
lagupun harus bayar.
berbayar, misalnya untuk mendowload lagu pun harus bayar.
2.
RU
K.4 Makanan yang mereka
Mereka memakan
Tidak
makan adalah makanan
makanan sehat
tepatnya
makanan sehat seperti
seperti sayuran-
urutan kata
sayuran-sayuran segar,
sayuran segar,
yang
kedelai, umbi-umbian, dan
kacang-kacangan,
bertahap
lain sebagainya.
umbi-umbian, dan lain sebagainya.
Kesalahan kalimat keempat siswa MY adalah adanya kesalahan ide yang ditonjolkan. Ada beberapa cara untuk melakukan penekanan, salah satunya menggunakan partikel penegas. Kalimat yang salah: K.4 Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya banyak yang harus bayar, untuk mendowload lagupun harus bayar. Kesalahan partikel penegas kalimat tersebut yaitu „lagupun‟ penulisan partikel penegas „pun‟ seharusnya dispasi, karena bukan kriteria dari kelompok lazim dianggap padu, misalnya, adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, meskipun, walaupun dan sebagainya.oleh karena itu, kata „lagupun‟ penulisannya tidak disambung tetapi dikasih spasi menjadi „lagu pun‟. Kalimat benar yang benar: Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya berbayar, misalnya untuk mendowload lagu pun harus bayar. Kesalahan kalimat keempat siswa RU adalah tidak urutnya kata yang bertahap. Kalimat yang salah: K.4 Makanan yang mereka makan adalah makanan makanan sehat seperti sayuran-sayuran segar, kedelai, umbi-umbian, dan lain sebagainya. Selain kriteria kesejajaran bentuk dan makna, ada juga kesejajaran urutan yang bertahap. Kalimat tersebut
98
menyebutkan
urutan
„sayur-sayuran,
kedelai,
dan
umbi-umbian.
Seharusnya urutan kata „kedelai‟ diganti dengan „kacang-kacangan‟ agar sejajar dengan yang lainnya. Kalimat yang benar yaitu: Mereka memakan makanan sehat seperti sayuran-sayuran segar, kacang-kacangan, umbiumbian, dan lain sebagainya. Tabel 4.15 Kesalahan Penggunaan Ciri Kehematan
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Siswa
AF
AA
AN
AY
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
K.3 Sedangkan orang
Selain itu, orang yang
Adanya
yang suka membaca
suka membaca novel
pengulangan
novel fantasi ia suka
fantasi suka dengan
subjek
dengan sesuatu yang
sesuatu yang
menantang ….
menantang ….
K.5 Namun sebaliknya,
Sebaliknya, orang
Adanya
jika orang yang tidak
yang tidak gemar
penggunaan
gemar mendengar musik
mendengar musik
kata
moodnya sering kacau.
moodnya sering
penghubung
kacau.
bersinonim
K.6 Dia tidak merasa
Dia tidak merasa
Ada
gelisah disaat
gelisah disaat
pengulangan
kewajibannya belum
kewajibannya belum
subjek „dia‟.
terlaksana, karena dia
terlaksana, karena
tidak merasa itu adalah
bukan
kewajibannya.
tanggungjawabnya.
K.3 Selain itu, orang
Selain itu, orang yang
Adanya
yang rajin menabung
rajin menabung
pengulangan
99
5.
GH
subjek „ia‟.
mempunyai banyak
mempunyai banyak
kelebihan salah satunya
kelebihan, salah
seperti ia dapat
satunya dapat
mengendalikan hawa
mengendalikan hawa
nafsunya untuk tidak
nafsunya untuk tidak
memberi barang.
memberi barang.
K.5 Sebaliknya, orang
Sebaliknya, orang
Adanya
yang boros atau hanya
yang boros hanya
pengulangan
membuang buang saja
membuang-buang
subjek „ia
biasanya ia membeli
barang. Ia membeli
dan dia‟ serta
barang hanya untuk
barang untuk
pengunaan
memuaskan hawa
memuaskan hawa
kesinoniman
nafsunya sesaat, saat dia
nafsunya sesaat,
„hanya dan
mulai bosan barang
ketika mulai bosan
saja‟.
tersebut tidak digunakan
barang tersebut tidak
lagi dan disia-siakan
digunakan lagi. Ia
begitu saja, ia hanya
hanya memikirkan
memikirkan kenikmataan
kenikmatan jangka
jangka pendek, sehingga
pendek, sehingga
hidupnya menjadi lebih
hidupnya tidak
tidak terarah.
terarah.
K.3 Umumnya, orang
Umumnya, orang
Adanya
dengan golongan darah A
bergolongan darah A
pengulangan
adalah orang yang lebih
memiliki sifat
subjek.
memendam perasaan
memendam perasaan.
mereka.
100
6.
7.
8.
9.
LN
MY
NH
NN
K.1 Para pengguna OS
Pengguna OS android
Penggunaan
android pada smartphone
smartphone lebih
kata-kata
lebih banyak
banyak penggunanya
yang
penggunanya dari OS lain dari OS lain ….
berbentuk
….
jamak
K.3 Tapi setiap orang
Namun, setiap orang
Adanya
juga pasti memiliki
pasti memiliki
pengulangan
kelebihan dan
kelebihan dan
subjek
kekurangan dari setiap
kekurangan dari
keterampilan yang
keterampilan yang
mereka miliki.
dimiliki.
K.4 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Adanya
menulis sesuatu, atau
menulis atau
pengulangan
orang yang lebih suka
mengungkapkan
subjek
mengungkapkan sesuatu
sesuatu memalui
„orang‟ dan
memalui tulisan,
tulisan, cenderung
„mereka‟.
cenderung memiliki sifat
memiliki sifat tidak
yang tidak berani atau
berani atau susah
susah mengemukakan
mengemukakan
pendapat mereka dengan
pendapat dengan
cara berbicara langsung.
berbicara langsung
K. 11 Jika kita dapat
Jika kita dapat
mengatur waktu dengan
mengatur waktu
baik dan sadar akan
dengan baik dan
dampak dari teknologi
menyadari akan
canggih, tentulah kita
dampak teknologi
dapat mengambil dampak
canggih, tentulah
Adanya pengulangan subjek „kita‟.
101
positif dari teknologi
dapat mengambil
canggih ini.
dampak positifnya.
K.6 Lewat membaca dan
mendapat keuntungan
Membaca dan menulis Adanya penggunaan pun akan mendapat subjek keuntungan dari ganda.
dari berbagai aspek
berbagai aspek
kehidupan.
kehidupan.
K.7 Contohnya, lewat
Contohnya, menulis
menulis kita akan dapat
dapat menciptakan
menciptakan karya-karya
karya-karya sastra ….
menulis pun kita akan
Adanya penggunaan subjek ganda.
sastra …. K.8 Lewat membaca, apa yang pernah kita ketahui bisa kita pelajari bahkan kita kuasai.
10.
NA
Membaca, dari tidak tahu menjadi tahu dan
Adanya pengulangan subjek „kita‟
selalu dipelajari bahkan dikuasai.
K.17 Kebanyakan orang-
Orang-orang sukses
Penggunaan
orang sukses pasti
pasti di awali dengan
kata-kata
diawali dengan membaca
keterampilan
berbentuk
dan menulis.
membaca dan
jamak
menulis.
11.
SA
K.2 Sebaliknya, orang
Sebaliknya, orang
Adanya
yang tidak suka
yang tidak suka
pengulangan
memelihara kesehatannya
memelihara
subjek.
102
sendiri, biasanya ia tidak
kesehatannya sendiri,
suka berolahraga.
biasanya tidak suka berolahraga.
12.
SF
K.3 Contohnya seperti
Contohnya sekarang
Adanya
sekarang ini, sedang
ini, banyak macam
penggunaan
banyak macam-macam
makanan yang hanya
kata-kata
makanan yang hanya
mementingkan rasa…. bersinonim.
mementingkan rasa Kesalahan kalimat ketiga siswa AF yaitu, adanya pengulangan subjek, sehingga menyalahi salah satu ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi ia suka dengan sesuatu
yang menantang.
Subjek
„orang‟
dan
„dia‟
merupakan
pengulangan subjek dalamsatu kalimat, maka kata ganti „ia‟ dihilangkan agar menjadi kalimat hemat. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang suka membaca novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang. Kesalahan kalimat kelima siswa AA yaitu, adanya penggunaan penghubung yang bersinonim, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.5 Namun sebaliknya, jika orang yang tidak gemar mendengar musik moodnya sering kacau. Penggunaan kata penghubung antarkalimat „namun‟ dan „sebalilknya‟ termasuk tidak hemat, karena kata penghubung tersebut mempunyai maksud yang sama, yaitu adanya pertentangan dari kalimat sebelumnya. Oleh karena itu, kata penghubung „namun‟ dihilangkan agar tidak terjadi kesinoniman dan tidak hemat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak gemar mendengar musik moodnya sering kacau. Kesalahan kalimat keenam siswa AN, yaitu adanya pengulangan subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.6 Dia tidak merasa gelisah disaat kewajibannya belum terlaksana, karena dia
103
tidak merasa itu adalah kewajibannya. Pengulangan subjek „dia‟ dan „dia‟ merupakan pemborosan, karena diakhir kalimat ada kata ganti „-nya‟ yang merujuk ke subjek „dia‟. Oleh karena itu, subjek „dia‟ kedua dihilangkan agar kalimat tidak boros. Kalimat yang benar: Dia tidak merasa gelisah disaat kewajibannya belum terlaksana, karena bukan tanggungjawabnya. Kesalahan kalimat ketiga siswa AY, yaitu adanya pengulangan subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.3 Selain itu, orang yang rajin menabung mempunyai banyak kelebihan salah satunya seperti ia dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak memberi barang. Penggunaan kata ganti „ia‟ menimbulkan adanya pengulangan subjek dalam satu kalimat, sehingga kalimat menjadi tidak jemat. Oleh karena itu, kata ganti „ia‟ dihilangkan. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang rajin menabung mempunyai banyak kelebihan, salah satunya dapat mengendalikan hawa nafsunya untuk tidak memberi barang. Selanjutnya,
kesalahan
kalimat
kelima
siswa
AY
adalah
penggunaan kata bersinonim dan pengulangan subjek. Kalimat yang salah: K.5 Sebaliknya, orang yang boros atau hanya membuang buang saja biasanya ia membeli barang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, saat dia mulai bosan barang tersebut tidak digunakan lagi dan disiasiakan begitu saja, ia hanya memikirkan kenikmataan jangka pendek, sehingga hidupnya menjadi lebih tidak terarah. Penggunaan kata „hanya‟ besinonim dengan kata „saja‟, maka tidak hemat jika digunakan bersamaan dalam satu kalimat. Kemudian, penggunaan kata ganti „ia‟ dan „dia‟ tidak hemat jika digunakan secara bersamaan dalam satu kalimat. Kata ganti tersebut, bisa digunakan pada kalimat yang berbeda. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang boros hanya membuang-buang barang. Ia membeli barang untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, ketika mulai bosan barang tersebut tidak digunakan lagi. Ia hanya memikirkan kenikmatan jangka pendek, sehingga hidupnya tidak terarah.
104
Kesalahan kalimat ketiga siswa GH, yaitu adanya pengulangan subjek, sehingga menyalahi ciri kehematan. Kalimat yang salah: K.3 Umumnya, orang dengan golongan darah A adalah orang yang lebih memendam perasaan mereka. Penggulangan subjek kata ganti „mereka‟ merupakan tidak hemat, karena tanpa adanya pengulangan tersebut, makna kalimat tidak berubah. Kalimat yang benar: Umumnya, orang bergolongan darah A memiliki sifat memendam perasaan. Kesalahan kalimat pertama siswa LN, yaitu adanya menjamakkan kata-kata berbentuk jamak. Kalimat yang salah: K.1 Para pengguna OS android pada smartphone lebih banyak penggunanya dari OS lain. Kalimat pertama menggunakan kata-kata berbentuk jamak, yaitu „para pengguna‟ dan „lebih banyak‟, maka kata „para‟ sudah menunjukkan jamak dan tidak bisa bersanding dengan kata „lebih banyak‟. Oleh karena itu, kata „para‟ dihilangkan agar kalimat hemat. Kalimat yang benar: Pengguna OS android smartphone lebih banyak penggunanya dari OS lain. Kesalahan kalimat ketiga siswa MY adalah adanya pengulangan subjek ganda. Kalimat yang salah: K.3 Tapi setiap orang juga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap keterampilan yang mereka miliki. Penggunaan subjek ganda yaitu kata ganti „mereka‟ tidak hemat, tanpa adanya kata ganti tersebut tidak akan mengubah makna kalimat. penggunaan kata ganti pu dilakukan tidak dalam kalimat tunggal. kalimat yang benar: Namun, setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dari keterampilan yang dimiliki. Kesalahan kalimat kesebelas siswa NN adalah adanya pengulangan subjek ganda. Kalimat yang salah: K. 11 Jika kita dapat mengatur waktu dengan baik dan sadar akan dampak dari teknologi canggih, tentulah kita dapat mengambil dampak positif dari teknologi canggih ini. Kesalahan penggunaan subjek ganda „kita‟ digunakan berulang dalam satu kalimat. Oleh karena itu, kata ganti „kita‟ yang kedua dihilangkan agar kalimat
105
hemat, Kalimat yang benar: Jika kita dapat mengatur waktu dengan baik dan menyadari akan dampak teknologi canggih, tentulah dapat mengambil dampak positifnya. Kesalahan kalimat ketujuh belas siswa NA adalah adanya penggunaan menjamakkan kata-kata berbentuk jamak.
Kalimat yang
salah: Kebanyakan orang-orang sukses pasti diawali dengan membaca dan menulis. Kesalahan kalimat tersebut, yaitu kata „kebanyakan‟ dan „orangorang‟ merupakan kata yang memiliki arti jamak, maka jika kedua kata tersebut digunakan secara berbarengan, maka kalimat sangat boros. Oleh karena itu, salah satu katanya harus dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang-orang sukses pasti di awali dengan keterampilan membaca dan menulis. Kesalahan kalimat kedua siswa SA adalah adanya penggunaan subjek ganda. Kalimat yang salah: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak suka memelihara kesehatannya sendiri, biasanya ia tidak suka berolahraga. Kesalahan subjek ganda terletak pada kata ganti „ia‟ digunkan dalam satu kalimat, maka kalimat tidak hemat. Oleh karena itu, kata ganti „ia‟ dihilngkan agar kalimat menjadi hemat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak suka memelihara kesehatannya sendiri, biasanya tidak suka berolahraga. Kesalahan kalimat ketiga siswa SF adalah adanya penggunaan kata bersinonim. Kalimat yang salah; K.3 Contohnya seperti sekarang ini, sedang banyak macam-macam makanan yang hanya mementingkan rasa. Kesalahan penggunaan kata bersinonim, yaitu pada kata „contohnya seperti‟, kata tersebut tidak hemat jika digunakan secara bersamaan. Kata „Contohnya‟ dan „seperti‟ mempunyai arti yang sama, jadi digunakan salah satunya. Kalimat yang benar: Contohnya sekarang ini, banyak macam makanan yang hanya mementingkan rasa.
106
Tabel 4.16 Kesalahan Penggunaan Ciri Kecermatan No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
K.2 Penulis novel dan Penulis novel dan Pemilihan diksi pembuat
film
saling pembuat film saling yang
bekerja sama, sedangkan bekerjasama, orang 1.
AF
yang
novel
akan sangat menunggu fantasi filimnya …
Sebaliknya,
yang
tidak
terbuka,
sangat
menunggu film ….
orang Sebaliknya,
orang Pemilihan diksi
pernah yang tidak pernah yang
camping/berkemah alam
tepat.
suka sedangkan
membaca novel fantasi pengemar
K.2
kurang
kurang
di berkemah di alam tepat.
mereka terbuka,
lebih
lebih menyukai menginap memilih menginap di villa ataupun di hotel.
di villa ataupun di hotel.
2.
AE
K.6 Memang harga yang ditawarkan
oleh
villa/hotel sangat menarik dari pelayanan hotel/villa yang
ditawarkan
dan
fasilitas yang disediakan dengan harga yang cukup mahal.
Harga villa
penawaran atau
hotel
sangat
menarik
sesuai
pelayanan
dan fasilitas yang disediakan harganya cukup mahal.
serta pun
Pemilihan diksi yang tepat.
kurang
107
K.7
Sebaliknya, Mereka yang gemar Pemilihan diksi
camping/berkemah mereka
berkemah di alam yang
yang
gemar terbuka,
kurang
tepat.
berkemah dengan alam membutuhkan terbuka,
dengan
tenda biaya yang murah.
dan peralatan makan yang Sehingga seadanya
hanya
hanya menggunakan
membutuhkan harga yang tenda,
peralatan
terbilang murah, dengan makanan seadanya, mengandalkan alam dan dan memanfaatkan kemandiriannya.
alam
dan
kemandiriannya.
K.4
Bukan
harganya
3.
AR
karena Bukan
yang
murah, harganya
tetapi
pedagang, murah,
pengamen,
pengemis, pedagang,
bahkan
kambing
karena Pemilihan diksi yang yang kurang tetapi tepat
juga pengamen,
kadang bisa kita jumpai.
pengemis,
bahkan
binatang pun bisa dijumpai.
K.1 Kebanyakan orang Umumnya suka
mendengarkan suka mendengarkan yang
musik. 4.
orang Pemilihan diksi
musik.
kurang
tepat.
AA
K.3 Musik pun sekarang Sekarang,
musik Pemilihan diksi
banyak jenisnya, mulai mempunyai dari
jazz,
rock,
pop, berbagai jenis yaitu
yang
kurang
108
RNB,
rap,
elektronik jazz,
rock,
pop, tepat.
musik sampai dangdut RNB, ….
rap,
elektronik
musik
sampai dangdut …. K.6 Perkembangan otak kanannya
pun
tidak
sepesat orang yang gemar mendengarkan musik.
Perkembangan otak kanannya
tidak
lebih
cepat
daripada
orang
yang
gemar
Pemilihan diksi yang
kurang
tepat.
mendengarkan musik. K.7 Dan musik juga dapat mengubah
mood
seseorang, jika ia sedang sedih
dengan
mendengarkan
musik
jenis pop atau sebagainya yang
bisa
membuat
senang,
maka
kemungkinan besar mood orang
tersebut
Musik
dapat
mengubah
mood
seseorang, misalnya Pemilihan diksi seseorang yang
saat
kurang
dengar tepat.
sedih
mendengarkan musik
pop
sebagainya
atau dapat
membuat senang.
bisa
berubah menjadi senang.
K.1 Orang yang banyak Orang yang banyak Pemilihan diksi 5.
AP
bersyukur biasanya lebih bersyukur
dapat yang kurang
bisa memaknai hidup dan memaknai
hidup tepat.
109
hidupnya lebih
akan
bahagia,
setiap
terasa lebih
karena karena orang yang
rezeki
diterima
bahagia,
yang bersyukur
disyukurinya menerima
rezeki
sebagai nikmat dari Allah sebagai nikmat dari SWT.
Allah SWT.
K.8
Sehingga Sehingga,
pengoptimalan
dalam pengoptimalan
mencegah kemacetan di dalam 6.
AS
Jakarta
belum
dilaksanakan
yang
kurang
mencegah tepat.
bisa kemacetan
di
dengan Jakarta
baik.
belum
maksimal.
K.5 Oleh sebab Sumber Oleh Daya
Pemilihan diksi
Manusia
sebab
(SDM) Sumber
yang kurang ….
itu, Pemilihan diksi Daya yang
Manusia
kurang
(SDM) tepat.
yang kurang …. K.6 Tidak sama dengan 7.
AZ
Negara-negara maju yang SDAnya tidak berlimpah layaknya Indonesia.
K.1 8.
GR
Mobil
transportasi diidentikkan
Berbeda
dengan
negara-negara maju yang
SDAnya
sedikit.
memang Mobil
Pemilihan diksi yang
kurang
tepat.
adalah Pemilihan diksi
yang transportasi dengan diidentikkan tingkat
yang
kurang
110
menyamakan keamanan tetapi
dan keamanan
yang tepat.
yang tinggi tinggi,
pengguna
tetapi
mobil pengguna
mobil
jauh lebih sedikit dari lebih pada
motor,
sedikit
karena dibandingkan
memang harganya yang motor, cukup mahal.
karena
memang harganya cukup mahal.
K.1 Ada yang terbuka Ada yang terbuka Pemilihan diksi dan gampang bergaul dan atau mudah bergaul yang kurang ada
juga
yang
lebih serta
ada
yang tepat.
memilih untuk menutup tertutup atau tidak diri dan tidak bergaul mau dengan
lingkungan dengan lingkungan
barunya.
K.3 9.
HZ
bergaul
barunya.
Orang
yang Orang
terbuka
membuka
dirinya terhadap
terhadap
lingkungannya lingkungannya
Pemilihan diksi yang kurang tepat.
tentunya memiliki rasa tentunya memiliki percaya diri yang lebih rasa percaya diri tinggi.
yang lebih tinggi.
Pemilihan diksi K.4 Sebaliknya, orang Sebaliknya, orang yang kurang
111
yang
memilih
untuk tertutup
memiliki tepat.
menutup dirinya memiliki rasa percaya diri rasa percaya diri yang yang kurang dan kurang
dan
cenderung cenderung pemalu.
pemalu. Pemilihan diksi K.7 Bisa saja orang yang menutup dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang kurang harmonis.
Mungkin,
orang
tertutup
memiliki
latar
belakang
kehidupan
yang kurang tepat.
yang
kurang harmonis.
K.2 Indonesia memiliki Indonesia memiliki Pemilihan diksi sumber
daya
yang sumber daya yang yang kurang
memadai, dari minyak, memadai
terdiri tepat.
gas alam, emas, batubara, dari: minyak, gas tembaga,
dan
sebagainya …. 10.
IA
lain alam,
emas,
batubara, tembaga, dan lain sebagainya ….
Tingkat K.5 Tingkat Pendidikan, Pendidikan,
Pemilihan diksi
112
angka melek huruf, dan kemampuan tingkat dapat
kesejahteraan membaca,
yang kurang dan tepat.
mempengaruhi tingkat
Indonesia untuk menjadi kesejahteraan dapat Negara Maju.
mempengaruhi Indonesia menjadi Negara Maju.
K.3
Umumnya,
orang Umumnya,
orang Menimbulkan dengan golongan darah A bergolongan darah tafsir ganda. adalah orang yang lebih A memiliki memendam
sifat
perasaan memendam
mereka.
perasaan.
K.4 Golongan darah A Golongan darah A Menimbulkan lebih mengedepankan lebih dominan tafsir ganda. perasaan dari pada emosi.
menggunakan perasaan dari pada
11.
LN
emosi.
K.5 Sebaliknya, orang dengan golongan darah B ….
B ….
Pemilihan diksi Akan tetapi, orang kurang tepat. lebih bergolongan darah
K.7 Sedangkan golongan darah
Sebaliknya, orang Menimbulkan bergolongan darah tafsir ganda.
B
113
mementingkan apa yang B
lebih
memilih
dia lihat pertama kali dan yang terkesan simple.
K.6
Ditambah
dengan 12.
LD
simple.
lagi Kemudian,
Pemilihan diksi kurang tepat.
kesopanannya kesopanannya
dalam memanggil nama dalam seseorang ….
K.5
terlihat
Sebaliknya,
memanggil
nama seseorang ….
orang Sebaliknya,
orang Pemilihan diksi yang tidak gemar bermain yang tidak gemar kurang tepat. video game cenderung bermain 13.
MA
stress karena tidak ada game yang bisa menghiburnya.
video cenderung
stress karena tidak ada hiburan.
K.7
Entah
karena Apakah
umurnya belum cukup?
umurnya
karena Pemilihan diksi belum kurang tepat.
cukup? K.9 Cinta bisa menjadi lebih 14.
MF
baik
seseorang
ketika dapat
mengendalikannya bisabisa benci.
berubah
menjadi
Cinta bisa menjadi lebih baik ketika seseorang
dapat
mengendalikannya apabila tidak, maka menjadi benci.
114
15.
MH
K.1
Biasanya
orang Umumnya,
orang Pemilihan diksi lebih kurang tepat.
Indonesia lebih mengenal Indonesia
seni bela diri Taekwondo, mengenal seni bela memang
taekwondo diri
Taekwondo,
materi pelatihannya lebih karena
materi
banyak dan lebih mudah pelatihannya lebih Untuk “mengganti warna banyak dan lebih sabuk”
hanya
butuh mudah
untuk
“mengganti warna
waktu sekitar 3 bulan.
sabuk”
hanya
membutuhkan waktu
sekitar
3
bulan. K.3 Sebaliknya karate, dengan cara melatihnya yang
membuat
bosan,
yaitu
terus
ulang-
di
Sebaliknya,
bela
diri
cara Pemilihan diksi kurang tepat.
karate,
melatihnya membuat karena
ulang.
bosan diulang-
ulang.
K.1
Kebanyakan
di Umumnya,
di Pemilihan diksi Indonesia orang tua yang Indonesia orang tua kurang tepat. memilki anak adalalah yang memilki anak 16.
MI
orang
yang
sudah adalah orang yang
mempunyai status suami- sudah mempunyai istri.
17.
MY
status suami-istri.
K.2 … mereka sadar Mereka menyadari Menimbulkan bahwa OS Android OS Android tafsir ganda.
115
memang OS yang sudah memang OS yang besar.
besar.
K.4 Sebaliknya, teknologi Sebaliknya, canggih
juga teknologi
menghasilkan
Pemilihan diksi canggih kurang tepat.
dampak dapat
negatif ….
menghasilkan dampak negatif ….
K.7 Kita juga jadi malas dan melakukan hal yang Kita menjadi malas tidak berguna. 18.
Pemilihan diksi kurang tepat.
dan melakukan hal
NN
yang tidak berguna. K.10
banyak
orang
mungkin mendapat sisi Banyak positifnya, namun tidak mendapat sedikit
orang
mendapat
orang
Menimbulkan tafsir ganda.
dampak
yang positif dan dampak dampak negatif.
negatifnya.
19.
NF
K.3 Sebaliknya, dewasa Sebaliknya, ini beredar barang-barang sekarang palsu.
20.
NA
Pemilihan diksi banyak kurang tepat.
barang palsu.
K.5 … menulis sungguh … menulis sangat Pemilihan diksi beruntung karena beruntung karena kurang tepat. memang membaca menulis ….
dan memang membaca dan menulis ….
116
dari Menimbulkan tafsir ganda. yang pernah kita ketahui tidak tahu menjadi K.8 Lewat membaca, apa Membaca,
bisa kita pelajari bahkan tahu kita kuasai.
dan
dipelajari
selalu bahkan
dikuasai.
21.
RA
K.4
Efek-efek
yang Penggunaan digunakan dalam film digunakan dalam diksi yang kurang tepat. fiksi biasanya mampu film fiksi biasanya membuat “wah”
kita namun
yang Efek-efek
berkata mampu
membuat
bagi penonton,
berkata
sebagian orang, itu belum “Wah” namun bagi seberapa.
sebagian
orang,
biasa saja. K.11 Namun balik lagi, seperti kata orang, “buku adalah jendela Dunia”.
Namun,
kembali
kepada
pribadi
seseorang, kata “Buku
Penggunaan diksi yang seperti kurang tepat.
pepatah, adalah
jendela Dunia”
22.
RT
K.3 Ditambah lagi wanita Kemudian,
wanita Pemilihan diksi selalu heboh dan takmau selalu heboh dan kurang tepat. kalah
soal
penampilan takmau kalah soal
apalagi sesama wanita.
penampilan apalagi sesama wanita.
117
23.
RU
K.2 Padahal,
makanan Padahal,
cepat saji mengandung cepat
makanan Pemilihan diksi saji kurang tepat.
banyak zat berbahaya dan mengandung pengawet yang tidak baik banyak untuk tubuh.
zat
berbahaya
seperti
pengawet
yang
tidak
baik
untuk
tubuh.
24.
SB
K.1 … berbulu panjang berbulu dan
tebal
perawatan tersebut
dan kedua
tidak
susah dan mahal.
K.5
juga dan
Kucing
panjang Menimbulkan tebal serta tafsir ganda.
ras perawatan
terlalu ras tersebut mudah dan mahal.
Sphynix Kucing
menjadi kucing termahal menjadi karena keunikannya dan termahal kelangkaannya kucing tersebut.
kedua
Sphynix Penggunaan kucing diksi yang kurang tepat karena
botak keunikannya
dan
kelangkaannya „tidak berbulu‟.
25.
SF
K.10 Disamping itu orang Selain itu, orang Pemilihan diksi yang mempunyai badan yang mempunyai kurang tepat. yang gemuk ….
badan yang gemuk ….
26
WR
K.10 Orang yang
Orang
yang Penggunaan diksi yang
118
menggemari bersih-bersih menggemari bersih- kurang tepat. terkadang juga kurang
bersih
jarang
memperhatikan
memperhatikan
kebersihan tubuh.
kebersihan tubuh.
Kesalahan kalimat kedua siswa AF adalah adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.2 Penulis novel dan pembuat film saling bekerja sama, sedangkan orang yang suka membaca novel fantasi akan sangat menunggu filimnya. Kecermatan adalah ketepatan memilih kata dalam sebuah kalimat dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Kesalahan kata „orang yang suka membaca novel‟ kurang tepat dalam kalimat, karena subjek sebelumnya „penulis‟, „pembuat‟, agar lebih cermat diganti „penggemar‟. Kalimat yang benar: Penulis novel dan pembuat film saling bekerjasama, sedangkan pengemar novel fantasi sangat menunggu film. Kesalahan kalimat kedua siswa AE adalah adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.2 Sebaliknya, orang yang tidak pernah camping/berkemah di alam terbuka, mereka lebih menyukai menginap di villa ataupun di hotel. Kata „lebih menyukai‟ kurang tepat dalam kalimat tersebut, maka penulis mengganti dengan kata „lebih menyukai‟ diubah „lebih memilih‟ agar kalimat lebih cermat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak pernah berkemah di alam terbuka, lebih memilih menginap di villa ataupun di hotel.
Selanjutnya, kalimat ketujuh siswa AE adanya pemilihan diksi yang
kurang
tepat.
Kalimat
yang
salah:
K.7
Sebaliknya,
camping/berkemah mereka yang gemar berkemah dengan alam terbuka, dengan tenda dan peralatan makan yang seadanya hanya membutuhkan harga
yang
terbilang
murah,
dengan
mengandalkan
alam
dan
119
kemandiriannya. Kata „mengandalkan‟ dalam kalimat tersebut tidak tepat, karena setelah kata „mengandalkan‟ benda mati, biasanya kata „mengandalkan” digunakan untuk orang atau sesuatu yang bisa melakukan pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, kata „mengandalkan‟ diubah menjadi „memanfaatkan‟. Kalimat yang benar: Mereka yang gemar berkemah di alam terbuka, membutuhkan biaya yang murah. Sehingga hanya menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan alam dan kemandiriannya. Kesalahan kalimat keempat siswa AR adanya pilihan kata yang kurang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Bukan karena harganya yang murah, tetapi pedagang, pengamen, pengemis, bahkan kambing juga kadang bisa kita jumpai. Kata „kambing‟ dalam kalimat tersebut tidak cermat dan santun, maka diubah menjadi „binatang‟. Kalimat yang benar: Bukan karena harganya yang murah, tetapi pedagang, pengamen, pengemis, bahkan binatang pun bisa dijumpai. Kesalahan kalimat pertama siswa AA adalah pilihan kata ang kurang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Kebanyakan orang suka mendengarkan musik. Kata „kebanyakan‟ kurang tepat jika diletakkan di awal kalimat, karenamenimbulkan ketidakjelasan subjek. Agar menjadi kata yang lebih cermat kata „kebanyakan‟ diganti „umumnya‟. Kalimat yang benar: Umumnya orang suka mendengarkan musik. Selanjutnya, kalimat ketiga siswa AA adalah pilihan kata ang kurang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Musik pun sekarang banyak jenisnya, mulai dari jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut. Kata „mulai dari‟ kurang cermat untuk kata awal perincian, maka kata „mulai dari‟ dapat diubah „yaitu‟. Kalimat yang benar: Sekarang, musik mempunyai berbagai jenis yaitu jazz, rock, pop, RNB, rap, elektronik musik sampai dangdut. Kesalahan kalimat pertama siswa AP adalah pilihan kata kurang tepat. kalimat siswa: K.1 Orang yang banyak bersyukur biasanya lebih
120
bisa memaknai hidup dan hidupnya akan terasa lebih bahagia, karena setiap rezeki yang diterima disyukurinya sebagai nikmat dari Allah SWT. Kata „diterima‟ dalam kalimat tersebut kurang tepat dan menimbulkan tafsir ganda, maka kata „diterima‟ diubah menjadi „menerima‟. Kalimat yang benar: Orang yang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang yang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kesalahan kalimat kedelapan siswa AS termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.8 Sehingga pengoptimalan dalam mencegah kemacetan di Jakarta belum bisa dilaksanakan dengan baik. Kata „bisa dilaksanakan dengan baik‟ supaya lebih cermat dapat diubah menjadi „belum maksimal‟. Kalimat yang benar: Sehingga, pengoptimalan dalam mencegah kemacetan di Jakarta belum maksimal. Kesalahan kalimat kelima siswa AZ termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.5 Oleh sebab Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang …. Penggunaan kata penghubung antarkalimat yang tidak cermat, maka kata „oleh sebab‟ dapat diubah menjadi „oleh sebab itu‟. Kalimat yang benar: Oleh sebab itu, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang …. Kesalahan kalimat pertama siswa GR termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan
yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan kata „memang‟ dalam kalimat tersebut adalah kurang cermat jika memberikan penjelasan, maka kata tersebut diganti kata „adalah‟ yang lebih tepat untuk menjelaskan sesuatu. Kemudian, kata „dari pada‟ merupakan kata yang tidak cermat, untuk menjadi kalimat yang cermat kata „dari pada‟ diubah menjadi kata
121
„dibandingkan‟. Kalimat
yang benar:
Mobil
adalah
transportasi
diidentikkan tingkat keamanan yang tinggi, tetapi pengguna mobil lebih sedikit dibandingkan motor, karena memang harganya cukup mahal. Kesalahan kalimat pertama siswa HZ termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.1 Ada yang terbuka dan gampang bergaul dan ada juga yang lebih memilih untuk menutup diri dan tidak bergaul
dengan lingkungan barunya. Kesalahan pilihan kata yaitu
„gampang‟ dan „lebih memilih untuk menutup diri‟, kata-kata tersebut menimbulkan tafsir ganda dan tidak cermat. Kata „gampang‟ merupakan kata yang tidak baku, maka diganti „mudah‟. Kemudian kata „lebih memilih untuk menutup diri‟ dapat diganti „tertutup‟. Oleh karena itu, kalimat yang benar: Ada yang terbuka atau mudah bergaul serta ada yang tertutup atau tidak mau bergaul dengan lingkungan barunya. Selanjutnya, kalimat ketiga siswa HZ terdapat pilihan kata yang tidak cermat. Kalimat yang salah: K.3 Orang yang membuka dirinya terhadap lingkungannya tentunya memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Kesalahan pilihan kata yaitu kata „orang yang membuka dirinya‟ dapat diganti „terbuka‟ agar lebih cermat dan tidak menimbulkan tafsir ganda. Kalimat yang benar: Orang terbuka terhadap lingkungannya tentunya memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Kemudian, kesalahan kalimat ketujuh siswa HZ termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.7 Bisa saja orang yang menutup dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang kurang harmonis. Kesalahan kecermatan terletak pada kata „Bisa saja orang yang menutup dirinya‟ kata tersebut tidak cermat, maka kata „bisa saja‟ diganti „mungkin‟. Kalimat yang benar: Mungkin, orang tertutup memiliki latar belakang kehidupan yang kurang harmonis. Kesalahan kalimat kedua siswa IA adalah pilihan kata kurang tepat. Kalimat siswa: K.2 Indonesia memiliki sumber daya yang memadai,
122
dari minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya. Kesalahan pilihan kata yaitu „dari‟ kurang cermat untuk merincikan sesuatu, maka kata „dari‟ diganti „terdiri dari‟. Kata „terdiri dari‟ lebih tepat jika dijadikan sebuah perincian.
Kalimat yang benar: Indonesia
memiliki sumber daya yang memadai terdiri dari: minyak, gas alam, emas, batubara, tembaga, dan lain sebagainya. Selanjutnya, kalimat kelima siswa IA adalah pilihan kata kurang tepat. Kalimat siswa: K.5 Tingkat Pendidikan, angka melek huruf, dan tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia untuk menjadi Negara Maju. Kesalahan pilihan kata „angka melek huruf‟ kurang cermat dalam kalimat tersebut, maka diganti „kemampuan membaca‟. Kalimat yang benar: Tingkat Pendidikan, kemampuan membaca, dan tingkat kesejahteraan dapat mempengaruhi Indonesia menjadi Negara Maju. Kesalahan kalimat ketiga siswa LN termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Umumnya, orang dengan golongan darah A adalah orang yang lebih memendam perasaan mereka. Kesalahan kecermatan yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat „ orang dengan‟ untuk menjadi kalimat yang cermat diganti dengan „orang bergolongan‟. Kalimat yang benar: Umumnya, orang bergolongan darah A memiliki sifat memendam perasaan. Selanjutnya, kesalahan kalimat ketujuh siswa LN adalah pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.7 Sedangkan golongan darah B lebih mementingkan apa yang dia lihat
pertama kali dan terkesan
simple. Kesalahan kecermatan terletak pada kata „lebih mementingkan‟ untuk menjadi kalimat yang lebih cermat, kata tersebut diganti „lebih memilih‟. Kalimat yang benar: Akan tetapi, orang bergolongan darah B lebih memilih yang terlihat simple. Kesalahan kalimat keenam siswa LD termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.6 Ditambah lagi dengan
123
kesopanannya dalam memanggil nama seseorang. Kata „ditambah lagi‟ tidak tepat dalam kalimat tersebut, seharusnya diganti dengan kata penghubung antarkalimat „kemudian‟ agar lebih cermat. Kalimat yang benar: Kemudian, kesopanannya dalam memanggil nama seseorang. Kesalahan kalimat kelima siswa MA, yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.5 Sebaliknya, orang yang tidak gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada yang bisa menghiburnya. Kata „ada yang bisa menghiburnya‟ merupakan tidak tepat dalam kalimat tersebut, karena menimbulkan tafsir ganda. Kata tersebut diganti „hiburan‟. Oleh karena itu, kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang tidak gemar bermain video game cenderung stress karena tidak ada hiburan. Kesalahan kalimat ketujuh siswa MF, yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.7 Entah karena umurnya belum cukup? Kata yang ditulis miring adalah kata yang tidak baku sehingga kata tidak tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Kata „entah‟ dapat diganti „apakah‟ agr lebih cermat. Kalimat yang benar: Apakah karena umurnya belum cukup? Kesalahan kalimat pertama siswa MH, yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.1 Biasanya orang Indonesia lebih mengenal seni bela diri Taekwondo, memang taekwondo materi pelatihannya lebih banyak dan lebih mudah Untuk “mengganti warna sabuk” hanya butuh waktu sekitar 3 bulan. Kata bertulis miring pilihan kata kurang tepat dalam kalimat tersebut, agar menjadi kata yang cermat kata „memang‟ diganti „karena‟ dan „butuh‟ diganti „membutuhkan‟. Kalimat yang benar: Umumnya, orang Indonesia lebih mengenal seni bela diri Taekwondo, karena materi pelatihannya lebih banyak dan lebih mudah untuk “mengganti warna sabuk” hanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Kesalahan kalimat pertama siswa MI, yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.1 Kebanyakan di Indonesia orang
124
tua yang memilki anak adalalah orang yang sudah mempunyai status suami-istri. Kata „kebanyakan‟ kurang tepat jika diletakkan di awal kalimat, karena menimbulkan ketidakjelasan subjek. Agar menjadi kata yang lebih cermat kata „kebanyakan‟ diganti „umumnya‟. Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu adanya kata yang menimbulkan tafsir ganda. Kalimat yang salah: K.2 … mereka sadar bahwa OS Android memang OS yang sudah besar. Kata sadar kurang tepat dalam kalimat tersebut, karena dengan kata „sadar‟ tidak ada predikat dalam kalimat dan menimbulkan tafsir ganda. Oleh karena itu, kata „sadar‟ ditambah imbuhan MeN- agar kalimat lebih cermat dan dapat dimengerti oleh pembaca. Kalimat yang benar: Mereka menyadari OS Android memang OS yang besar. Kesalahan kalimat keempat siswa NN termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah kalimat tidak menimbulkan tafsir ganda dan pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Sebaliknya, teknologi canggih juga menghasilkan dampak negatif. Kata yang ditulis miring merupakan kata yang tidak cermat. Kata „juga‟ diubah menjadi „dapat‟ agar lebih cermat. Kalimat yang benar: Sebaliknya, teknologi canggih dapat menghasilkan dampak negatif. Kesalahan kalimat ketujuh siswa NN termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.7 Kita juga jadi malas dan melakukan hal yang tidak berguna. Kata yang ditulis miring tidak tepat dalam kalimat,agar menjadi kalimat yang cermat kata „juga jadi‟ diganti „menjadi‟. Kalimat yang benar: Kita menjadi malas dan melakukan hal yang tidak berguna.
Kesalahan kalimat ketiga siswa NF termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya,
dewasa
ini
beredar
barang-barang palsu.
Kesalahan
kecermatan yaitu pada kata „dewasa ini‟, kata tersebut tidak sesuai dengan kalimat, agar kalimat cermat, maka kata „dewasa ini‟ diubah menjadi
125
„sekarang‟. Kalimat yang benar adalah Sebaliknya, sekarang banyak barang palsu. Kesalahan kalimat kelima siswa NA termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.5 … menulis sungguh beruntung karena memang membaca dan menulis …. Kesalahan kata „sungguh‟ tidak tepat dalam kalimat, kata tersebut diganti „sangat‟ agar sesuai dengan kalimat. Kalimat yang benar adalah … menulis sangat beruntung karena memang membaca dan menulis …. Kesalahan kalimat keempat siswa RA termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.4 Efek-efek yang digunakan dalam film fiksi biasanya mampu membuat kita berkata “wah” namun bagi sebagian orang, itu belum seberapa. Kesalahan kecermatan terletak pada kata bertulis miring, kata-kata tersebut tidak tepat dalam kalimat dan menimbulkan tafsir ganda. Kata „kita‟ diganti „penonton‟ dan kata „belum seberapa‟ diganti „biasa saja‟. Kalimat yang benar: Efek-efek yang digunakan dalam film fiksi biasanya mampu membuat penonton, berkata “Wah” namun bagi sebagian orang, biasa saja. Kesalahan kalimat kesebelas siswa RA termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.11 Namun balik lagi, seperti kata orang, “buku adalah jendela Dunia”. Kata yang bergaris miring „namun balik lagi‟ merupakan kata yang tidak baku agar menjadi kata yang baku maka diganti kata „namun‟. Kalimat yang benar: Namun, kembali kepada pribadi seseorang, seperti kata pepatah, “Buku adalah jendela Dunia”. Kesalahan kalimat ketiga siswa RT termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.3 Ditambah lagi wanita selalu heboh dan takmau kalah soal penampilan apalagi sesama wanita. Kata „ditambah lagi‟ termasuk kata yang tidak baku, agar menjadi kalimat yang baku diganti dengan kata penghubung
126
antarkalimat „kemudian‟. Kalimat yang benar: Kemudian, wanita selalu heboh dan takmau kalah soal penampilan apalagi sesama wanita. Kesalahan kalimat kedua siswa RU termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.2 Padahal, makanan cepat saji mengandung banyak zat berbahaya dan pengawet yang tidak baik untuk tubuh. Kesalahan ciri kecermatan kata „dan‟ yaitu penggunaan kata penghubung intrakalimat yang tidak tepat. Kata „zat berbahaya dan pengawet‟, di dalam „pengawet‟ sudah ada „zat berbahaya‟, maka kata penghubung „dan‟ diganti „seperti‟. Kalimat yang benar: Padahal, makanan cepat saji mengandung banyak zat berbahaya seperti pengawet yang tidak baik untuk tubuh. Kesalahan kalimat kelima siswa SB, yaitu adanya pilihan kata yang tidak tepat. Kalimat yang salah: K.5 Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya botak kucing tersebut. Kesalahan kecermatan terletak kata „botak‟, kurang tepat kata „botak‟ hanya identik orang yang tidak mempunyai rambut, sedangkan dalam kalimat „botak‟ kucing yang tidak mempunyai bulu, agar kalimat cermat dan tidak menafsirkan ganda kata „botak‟ diubah „tidak berbulu‟. Kalimat yang benar: Kucing Sphynix menjadi kucing termahal karena keunikannya dan kelangkaannya „tidak berbulu‟. Kesalahan kalimat kesepuluh siswa SF termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.10 Disamping itu orang yang mempunyai badan yang gemuk. Kesalahan kecermatan terletak kata „disamping itu‟ kata tersebut tidak tepat jika digunkan sebagai kata penghubung, maka kata tersebut diubah dengan kata penghubung antarkalimat yang makna sama, yaitu „selain itu‟. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang mempunyai badan yang gemuk. Kesalahan kalimat kesepuluh siswa WR termasuk ciri kecermatan. Kalimat cermat adalah pilihan kata yang tepat. Kalimat yang salah: K.10 Orang
yang
menggemari
bersih-bersih
terkadang
juga
kurang
127
memperhatikan kebersihan tubuh.
Kesalahan kecermatan terletak kata
bertulis miring, kata tersebut kurang tepat digunakan dalam kalimat. Oleh karena itu, kata bertulis miring diubah menjadi „jarang‟ agar lebih cermat. Kalimat yang benar: K.10 Orang yang menggemari bersih-bersih terkadang juga kurang memperhatikan kebersihan tubuh.
Tabel 4.17 Kesalahan Penggunaan Ciri Kepaduan
No.
Nama Siswa
Kalimat yang Salah
K.2
Kalimat yang Benar
Keterangan
Namun, ada juga Namun, ada juga Penggunaan
yang suka menulis novel yang suka menulis kalimat fiksi fantasi karena dia novel fiksi fantasi bertele-tele. mempunyai yang
imajinasi karena mempunyai
tinggi
mempunyai
dan imajinasi
ide
menyusun
K.3
dan
dalam dituangkan
sebuah novel. AF
untuk tinggi
imajinasi- imajinasinya
imajinasinya
1.
yang
sebuah novel.
Sedangkan
orang Selain itu, orang Penggunaan
yang
suka
membaca yang
novel
fantasi
ia
dengan
sesuatu
menantang, biasanya
dalam
suka membaca
novel padu.
yang fantasi suka dengan karena sesuatu
dalam
suka kata
yang
novel menantang, karena
fantasi terdapat beberapa novel cerita yang menegangkan terdapat
fantasi beberapa
dan membuat pembaca cerita menegangkan penasaran.
dan
membuat
tidak
128
pembaca penasaran. K.5 Penulis novel dan pembuat
film
saling
bekerja sama, sedangkan orang
yang
suka
membaca novel fantasi akan sangat menunggu filimnya, karena cerita yang
ia
sukai
akan
diangkat kelayar lebar.
Penggunaan Penulis novel dan pembuat film saling
kata
tidak
padu.
bekerjasama, sedangkan pengemar
novel
fantasi
sangat
menunggu
film
yang
disukai
diajngkat
kelayar
lebar.
K.1 Orang yang gemar Orang yang gemar Penggunaan mengadakan camping di mengadakan
kalimat
alam terbuka, umumnya camping di alam bertele-tele. mereka termaksud orang terbuka, umumnya yang suka
pada alam orang
atau keindahannya alam.
yang
menyukai keindahan alam.
2.
AE
K.3 Yang dirasa lebih nyaman
dibandingkan
berkemah
yang
merepotkan.
dirasa
Dirasa
lebih Penggunaan
nyaman
kalimat
dibandingkan
bertele-tele.
berkemah merepotkan.
lebih
129
K.6 memang harga yang Harga ditawarkan
oleh villa
penawaran Penggunaan atau
villa/hotel sangat menarik sangat dari pelayanan hotel/villa sesuai yang
ditawarkan
hotel kalimat menarik bertele-tele.
pelayanan
dan dan fasilitas yang
fasilitas yang disediakan disediakan
serta
dengan harga yang cukup harganya mahal.
pun
cukup mahal.
K.7
Sebaliknya, Mereka yang gemar Penggunaan
camping/berkemah mereka
yang
berkemah di alam kalimat gemar terbuka,
bertele-tele.
berkemah dengan alam membutuhkan terbuka,
dengan
tenda biaya
murah.
dan peralatan makan yang Sehingga seadanya
hanya menggunakan
membutuhkan
harga tenda,
yang dengan
terbilang
Pesawat
diidentikkan AR
murah, makanan seadanya,
dan alam
kemandiriannya.
K.1
peralatan
mengandalkan dan memanfaatkan
alam
3.
hanya
dan
kemandiriannya.
selalu Pesawat
selalu Penggunaan
dengan diidentikkan
kalimat
transportasi kelas satu, dengan transportasi bertele-tele. bukan
hanya
karena kelas satu, bukan
130
memiliki waktu tempuh hanya yang paling singkat.
memiliki
waktu
tempuh
paling singkat. K.2
Tetapi,
pesawat
karena dipandang Akan
sebagai
tetapi,
transportasi pesawat dipandang
canggih dengan sumber sebagai transportasi daya
yang
mumpuni, canggih
Penggunaan kata
tidak
padu.
dengan
walaupun tidak menutup sumber daya yang kemungkinan
adanya mumpuni
insiden.
tidak
tetapi menutup
kemungkinan adanya insiden.
K.3 Sebaliknya, kereta api
dianggap
sebagai
transportasi yang terlalu merakyat.
K.3
Hampir
AA
kelompok,
tidak
kalimat bertele-tele.
sebagai transportasi
semua Penggunaan
suka kalangan
suka kalimat
musik, mendengarkan
memandang
bahasa,
dianggap
semua Hampir
mendengarkan
4.
api
merakyat.
kalangan
tidak
Penggunaan Sebaliknya, kereta
ras, musik.
keturunan, orang
ataupun
kelas menikmati
menghalang dengan
seseorang menikmati musik.
untuk memandang kelompok,
bertele-tele.
Semua dapat musik tidak ras,
131
keturunan, bahasa, ataupun kelas.
K.1 Orang yang banyak Orang bersyukur biasanya lebih bersyukur
dapat kalimat
bisa memaknai hidup dan memaknai
hidup bertele-tele.
hidupnya lebih 5.
AP
banyak Penggunaan
akan
bahagia,
setiap
rezeki
diterima
terasa lebih
bahagia,
karena karena
orang
yang bersyukur
disyukurinya menerima
rezeki
sebagai nikmat dari Allah sebagai nikmat dari SWT.
Allah SWT.
K.4 Dia akan merasa Dia akan merasa Penggunaan tidak tenang ketika apa tidak tenang ketika kalimat yang
menjadi kewajibannya
kewajibannya
bertele-tele.
belum belum terlaksana.
terlaksana.
K.5 6.
AN
Sedangkan
orang
yang belum memiliki rasa tanggung jawabnya akan tidak peduli dengan apa yang kewajibannya.
menjadi
Sebaliknya,
orang
yang
belum
memiliki
rasa
tanggung
jawab
tidak akan peduli dengan kewajibannya.
Penggunaan kalimat bertele-tele.
132
K.6 Dia tidak merasa
Dia tidak gelisah
gelisah disaat
disaat
kewajibannya belum
kewajibannya
terlaksana, karena dia
belum
tidak merasa itu adalah
dan
kewajibannya.
dengan
Penggunaan kalimat
terlaksana tidak
peduli
bertele-tele.
kewajibannya.
K.1 Kemacetan di Jakarta Kemacetan bisa
dibilang
sudah Jakarta
sangat parah.
7.
AS
sangat kalimat
parah.
K.2 Pagi dan sore hari Pagi menjadi kemacetan
di Penggunaan
bertele-tele.
dan
puncak menjadi di
sore Penggunaan puncak kalimat
Ibukota kemacetan
Jakarta ini.
di bertele-tele.
Ibukota Jakarta.
K.1 Orang yang rajin Orang menabung
biasanya menabung
mempunyai
kebiasaan mempunyai
untuk hidup hemat, hemat kebiasaan
rajin Penggunaan kalimat bertele-tele. untuk
disini bukan berarti pelit, hidup hemat, hemat 8.
AY
tetapi menggunakan uang bukan berarti pelit, secukupnya dengan kebutuhan.
sesuai tetapi menggunakan uang secukupnya sesuai kebutuhan.
133
K.5
Sebaliknya,
orang Sebaliknya,
orang Penggunaan
yang boros atau hanya yang boros hanya kalimat membuang buang saja membuang-buang biasanya barang
ia
membeli barang. Ia membeli
hanya
memuaskan
untuk barang
untuk
hawa memuaskan
hawa
nafsunya sesaat, saat dia nafsunya mulai
bosan
sesaat,
barang ketika mulai bosan
tersebut tidak digunakan barang lagi begitu
dan saja,
bertele-tele.
tersebut
disia-siakan tidak ia
hanya lagi.
digunakan Ia
hanya
memikirkan kenikmataan memikirkan jangka pendek, sehingga kenikmatan jangka hidupnya menjadi lebih pendek, tidak terarah.
sehingga
hidupnya
tidak
terarah.
9.
AZ
K.1 Mobil memang
Mobil adalah
Penggunaan
transportasi yang
transportasi
kalimat
diidentikkan dengan
diidentikkan
bertele-tele.
menyamakan dan
kenyamanan dan
keamanan yang tinggi
tingkat keamanan
tetapi pengguna mobil
yang tinggi, tetapi
jauh lebih sedikit dari
pengguna mobil
pada motor, karena
lebih sedikit
memang harganya yang
dibandingkan
cukup mahal.
motor, karena memang harganya
134
cukup mahal.
10.
GR
K.6 Banyak faktor yang
Banyak faktor
Kata tunjuk
memengaruhi sifat
memengaruhi sifat
tidak penting.
seorang itu.
seorang.
K.7 Sebaliknya, orang
Sebaliknya, orang
yang membuka dirinya
yang terbuka
memiliki latar belakang
memiliki latar
kehidupan yang harmonis
belakang kehidupan
harmonis saja sehingga
yang harmonis,
seperti tidak ada masalah
seperti tidak ada
yang menimpanya.
masalah
Penggunaan kalimat bertele-tele.
menimpanya.
11.
HZ
K.3 Terlebih lagi dengan
Terlebih lagi
Penggunaan
pendapatan perkapita
dengan pendapatan
kalimat
Indonesia yang sudah
perkapita Indonesia
bertele-tele.
mencapai AS$ 4.700
sudah mencapai
menunjukkan bahwa
AS$ 4.700
Indonesia mulai
menunjukkan
menunjukkan peningkatan Indonesia mulai ekonomi yang signifikan.
meningkatkan ekonomi yang signifikan.
135
K.6 Dalam hal
Selain itu, orang
Penggunaan
penampilan, golongan
bergolongan darah
kalimat
darah A lebih berpikir
A sangat
bertele-tele.
memakai pakaian yang
memperhatikan
menyesuaikan dengan
penampilan,
karakter diri mereka.
misalnya memakai pakaian sesuai dengan karakternya.
12.
IA
K.3 Contohnya adalah
Contohnya,
Penggunaan
kebiasaan mengucap
kebiasaan
kalimat
salam kepada siapa saja,
mengucap salam
bertele-tele.
baik kepada orang yang
kepada siapa saja,
lebih muda, sebaya
baik orang yang
maupun kepada orang
lebih muda, sebaya
yang lebih tua.
maupun yang lebih tua.
13.
LN
K.7 Sebaliknya, berbeda
Sebaliknya, orang-
Penggunaan
dengan orang-orang di
orang di Negara
kalimat tidak
negara eropa, amerika,
Eropa, Amerika,
hemat.
dan lain-lain. mereka
dan lain-lain.
jarang sekali mencium
Mereka jarang
tangan orang yang lebih
sekali mencium
tua, bahkan kepada orang
tangan orang yang lebih tua, bahkan
136
tua sendiri.
kepada orang tua sendiri.
K.1 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Penggunaan
bermain video game
bermain video
kalimat
mempunyai sifat yang
game mempunyai
bertele-tele.
serius dan fokus.
sifat serius dan fokus.
K.3 Mereka pun juga bisa menghilangkan stress dan depresi jika bermain 14.
LD
video game.
Mereka pun beranggapan
Penggunaan
dengan bermain
kata tidak
game dapat
hemat.
menghilangkan stress dan depresi.
K.4 Dan mereka pun bisa
Selain itu, mereka
bekerja sama dan bisa
pun bisa bekerja
meningkatkan kreatifitas.
sama dan meningkatkan kreatifitas.
15.
K.1. Banyak di Dunia
Di dunia, banyak
Kalimat tidak
yang mengerti tentang
yang mengerti
padu
cinta.
cinta.
K.3 Cinta dapat membuat
Cinta dapat
seseorang menjadi lebih
membuat seseorang
semangat dan berjuang
lebih semangat dan
MA
berjuang untuk
Penggunaan kata tidak padu.
137
16.
MF
untuk sesuatu.
sesuatu.
K.6 Sebaliknya, tidak
Sebaliknya, di
Kalimat tidak
sedikit di Dunia ini yang
dunia tidak sedikit
padu.
tidak mengerti tentang
yang tidak mengerti
cinta.
cinta.
K.9 Cinta bisa menjadi
Cinta bisa menjadi
lebih baik ketika
lebih baik ketika
Penggunaan
seseorang dapat
seseorang dapat
kalimat
mengendalikannya bisa-
mengendalikannya
bertele-tele.
bisa berubah menjadi
apabila tidak, maka
benci.
menjadi benci.
K.2 Tapi jelas dengan
Namun, ketentuan
Penggunaan
seperti membuat kita
seperti itu,
kalimat
cepat lupa akan materi
membuat anak
bertele-tele.
pengajarannya.
didik cepat lupa akan materi pengajarannya.
17.
MH
K.3 Sebaliknya karate, dengan cara melatihnya yang membuat bosan, yaitu terus di ulangulang.
Sebaliknya, bela
Penggunaan
diri karate, cara
kalimat
melatihnya
bertele-tele.
membuat bosan karena diulangulang.
138
K.5 Namun itu sangat
Namun, sangat
Penggunaan
bagus karena dapat
bagus untuk
kalimat
memahaminya lebih
memahami lebih
bertele-tele.
matang dan karate untuk
matang karena
“Mengganti warna
membutuhkan
sabuk” membutuhkan
waktu sekitar 8
waktu sekitar 8 bulan.
bulan untuk “mengganti warna sabuk”.
K.2 Yang sah atau
Sah artinya
Penggunaan
melalui pernikahan yang
pernikahan yang
kalimat
sah sesuai agama karena
sesuai agama dan
bertele-tele.
itu merupakan ketetapan
menjadi ketetapan
atau kewajiban seorang
atau kewajiban
pria dan wanita ingin
seorang pria dan
berpasangan lebih serius.
wanita ingin berpasangan lebih serius.
18.
MI
K.3 Sebaliknya kebanyakan orang luar negeri terutama orang barat mereka kalau mereka yang ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus melakukan pernikahan karena menurut mereka ingin mempunyai anak
Sebaliknya, orang
Penggunaan
luar negeri terutama kalimat orang barat, jika ingin melakukan hubungan suamiistri tidak harus menikah, karena mereka berpendapat ingin
bertele-tele.
139
baru ingin menikah.
mempunyai anak baru menikah.
K.4 Ketimbang di
Penggunaan
Indonesia orang
Berbeda di
kalimat
Indonesia orang yang
Indonesia, orang
bertele-tele.
melakukan hubungan
yang melakukan
suami-istri di luar nikah
hubungan suami-
pasti akan dicela sebagai
istri di luar nikah
pezina atau pendosa.
pasti akan dicela sebagai pezina atau pendosa.
19.
MY
K.2 Padahal masih
Padahal, OS lain
Penggunaan
banyak OS lain selain
selain Android
kalimat
Android seperti windows,
seperti windows,
bertele-tele.
IOS, dan lainnya
IOS, dan lain-lain.
pengguna OS Android
Pengguna OS
biasanya akan
Android biasanya
merendahkan OS lainnya
akan merendahkan
dikarenakan OS Android
OS lainnya, karena
adalah OS terbesar,
OS Android adalah
sedangkan pengguna OS
OS terbesar,
lain hanya bisa
sedangkan
membanggakan OSnya,
penggunan OS lain
mereka sadar bahwa OS
hanya bisa
Android memang OS
membanggakan
yang sudah besar.
OSnya. Mereka menyadari OS Android memang
140
OS yang besar. K.3 Pengguna OS
Pengguna OS
Penggunaan
android cenderung lebih
android cenderung
kalimat
hemat dalam masalah
lebih hemat uang,
bertele-tele.
uang, dikarenakan
karena aplikasinya
aplikasi lebih banyak
banyak yang gratis.
yang gratis.
K.4 Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih boros disebabkan aplikasinya banyak yang harus bayar, untuk mendowload lagupun harus bayar.
Sebaliknya, pengguna IOS cenderung lebih
Penggunaan kalimat bertele-tele.
boros disebabkan aplikasinya berbayar, misalnya untuk mendowload lagu pun harus bayar.
20.
NH
K.4 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Penggunaan
menulis sesuatu, atau
menulis atau
kalimat
orang yang lebih suka
mengungkapkan
bertele-tele.
mengungkapkan sesuatu
sesuatu melalui
melalui tulisan,
tulisan, cenderung
cenderung memiliki sifat
memiliki sifat yang
yang tidak berani atau
tidak berani atau
susah mengemukakan
susah
pendapat mereka dengan
mengemukakan
cara berbicara langsung.
pendapat dengan
141
cara berbicara langsung. K.6 Sebaliknya, orang
Penggunaan
yang terampil atau
Sebaliknya, orang
kalimat
terbiasa berbicara
yang terampil
bertele-tele.
langsung akan mengalami berbicara langsung kesulitan ketika harus
akan mengalami
mengungkapkan sesuatu
kesulitan ketika
melalui tulisan tangan.
mengungkapkan sesuatu melalui tulisan.
K.7 Mereka akan pusing dan merasa frustasi karena bingung dengan pilihan kata seperti apa yang cocok untuk digunakan.
21.
NN
Mereka akan
Penggunaan
pusing dan bingung
kalimat
memilih kata yang
bertele-tele.
tepat untuk digunakan.
K.1 Teknologi yang
Teknologi yang
Penggunaan
semakin canggih
semakin canggih
kata tidak
menghasilkan dampak
menghasilkan
hemat.
positif juga negatif dalam
dampak positif dan
kehidupan sehari-hari.
negatif dalam kehidupan seharihari.
142
K.2 Adanya teknolgi
Adanya teknolgi
Penggunaan
canggih kini membuat
canggih membuat
kata tidak
para siswa serta kalangan
para siswa serta
padu.
lainnya dapat berinteraksi kalangan lainnya dan berkomunikasi secara dapat leluasa dengan penduduk
berkomunikasi
global.
secara leluasa dengan penduduk global.
K.5 Selain mata bisa rusak, kecanduan berkomunikasi menggunakan media sosial di handphone juga dapat membuat kita semakin jarang untuk berkomunikasi face-toface.
Selain bisa merusak Penggunaan mata, kecanduan
kalimat
berkomunikasi
bertele-tele.
menggunakan media sosial di handphone dapat membuat seseorang semakin jarang untuk berkomunikasi face-to-face.
K.6 Padahal, komunikasi
Penggunaan
langsung sebenarnya
Padahal,
lebih berarti dan lebih
komunikasi
dapat dimengerti, juga
langsung
dapat mengurangi
sebenarnya lebih
kesalahpahaman dalam
berarti dan dapat
kalimat bertele-tele.
143
berkomunikasi.
dimengerti, serta mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
K.10 banyak orang mungkin mendapat sisi positifnya, namun tidak sedikit orang yang
Banyak orang
Kalimat bertele-
mendapat dampak
tele.
positif dan dampak negatif.
mendapat dampak negatifnya.
K.2 tapi juga memiliki
Beberapa orang
Penggunaan
rasa kebanggaan
memiliki barang
kalimat
tersendiri serta
haruslah asli, bukan bertele-tele.
kepercayaan dengan
karena rasa yakin
barang tersebut.
atas keaslian barang, tetapi rasa bangga tersendiri.
22.
NF
K.4 Memang harganya lebih murah tetapi kualitas dari barangbarang palsu tidak sebaik dengan barang-barang yang asli.
Penggunaan Barang palsu
kalimat
memang harganya
bertele-tele.
lebih murah, tetapi kualitas barang tidak sebaik barang asli.
144
23.
NA
K.1 Orang sudah terbiasa
Umumnya, orang
Penggunaan
dan gemar membaca dan
gemar membaca
kalimat
menulis pada umumnya
dan menulis akan
bertele-tele.
akan memiliki imajinasi
memiliki imajinasi
dan daya khayal yang
dan daya khayal
tinggi.
yang tinggi.
K.9 Membaca dan
Membaca dan
Penggunaan
menulis pun terkesan
menulis pun
kalimat
mudah karena dari kecil
terkesan mudah
bertele-tele.
semua orang kebanyakan
karena
dasar belajarnya adalah
keterampilan
membaca dan menulis.
tersebut sudah
K.10 Membaca dan menulis memang tidak bisa dipelajari seperti
menjadi dasar pembelajaran sejak kecil. Penggunaan
keahlian lain karena membaca dan menulis hanya dapat dikembangkan oleh diri kita sendiri.
kalimat Membaca dan menulis tidak bisa dipelajari seperti keahlian lain karena keterampilan tersebut dapat dikembangkan oleh diri sendiri.
bertele-tele.
145
K.11 Lain halnya dengan
Berbeda dengan
orang yang tak
orang yang tidak
mempunyai kemampuan
mempunyai
membaca dan menulis
kemampuan
bahwa memang malas
membaca dan
membaca dan menulis.
menulis karena
Penggunaan kalimat bertele-tele.
malas. K.16 Tapi, sebenarnya tak banyak orang yang
Akan tetapi, tidak
dapat memanfaatkan
banyak orang
membaca dan menulis
memanfaatkan
menjadi suatu keahlian di
membaca dan
masa depan.
menulis menjadi
Penggunaan kalimat bertele-tele.
suatu keahlian di masa depan.
K.18 Orang yang tak membiasakan dirinya untuk membaca dan menulis pasti akan mengalami kesulitan, dalam berbagai aspek karena memang pada umumnya semua yang ada di dunia ini banyak yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
Orang yang tidak membiasakan
Penggunaan
dirinya membaca
kalimat
dan menulis pasti
bertele-tele.
akan mengalami kesulitan, karena di dunia ini banyak yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
146
24.
RA
K.1 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Penggunaan
membaca buku fiksi,
membaca buku
kalimat
pasti pada saat buku
fiksi, saat bukunya
bertele-tele.
tersebut dijadikan sebuah
akan dijadikan film,
film, ada yang suka dan
ada yang suka dan
tidak suka.
tidak suka.
K.3 Sedangkan bagi yang
Namun, orang yang
Penggunaan
tidak suka, berkata bahwa
tidak suka, berkata
kalimat
filmnya sangat jauh dari
bahwa filmnya
bertele-tele
apa yang ada dibuku,
sangat jauh dari
yang diharapkan dan
cerita yang
yang diperkirakannya.
diharapkan dan diperkirakannya. Penggunaan
K.6 Setelah melihat filmnya, mereka bilang
Setelah melihat
kalimat
bahwa filmnya sangat
filmnya, mereka
bertele-tele.
jauh dari bukunya.
mengatakan filmnya sangat berbeda dari buku.
25.
RT
K.1 Perempuan pada
Umumnya,
Penggunaan
umumnya mereka gemar
perempuan gemar
kalimat
mempercatik diri, jalan-
mempercantik diri,
bertele-tele.
jalan berbelanja dan
jalan-jalan,
banyak lagi.
berbelanja, dan
K.4 Perempuan yang cenderung membutuhkan
lain-lain. Perempuan dalam
Penggunaan
147
lebih banyak hal contoh
berbusana
kalimat
saja dan cara berpakaian
membutuhkan
bertele-tele.
wanita muslim, mereka
banyak hal, seperti
membutuhkan kerudung,
jilbab, rok, kaos
rok, baju, kaus kaki dan
kaki sampai
ditambah lagi ketika saat
mukena untuk
membutuhkan mukena.
salat.
K.5 Dalam hal emosi wanita lebih banyak membawa-bawa perasaanya oleh karena itu perempuan cenderung lebih sensitif.
Penggunaan Wanita dalam hal emosi, lebih banyak
kalimat bertele-tele.
mengedepankan perasaanya, maka perempuan cenderung lebih
K.6 Sebaliknya laki-laki
sensitif.
lebih cuek dan tidak
Sebaliknya laki-laki Penggunaan
peduli pada penampilan
dalam hal
kalimat
walaupun ada beberapa
berpakaian lebih
bertele-tele.
laki-laki yang
cuek, walaupun ada
memperhatikan
beberapa laki-laki
penampilannya.
yang memperhatikan penampilannya.
K.7 Dalam hal berpakainpun laki-laki sangat simple karena lakilakipun tidak banyak variasi berpakainnya laki-
Penggunaan Laki-laki sangat simple dalam berpakaian dikarenakan tidak
kalimat bertele-tele.
148
laki dalam hal emosi
banyak variasi
cenderung lebih bisa
berpakaian serta
menahan diri dan lebih
dalam emosi lebih
bijak sana dalam
bisa menahan diri
bersikap.
atau lebih bijaksana dalam bersikap.
26.
RU
K.1 Rata-rata orang di
Rata-rata orang di
Penggunaan
zaman sekarang lebih
zaman sekarang
kalimat
suka memakan makanan
lebih suka
bertele-tele.
cepat saji yang dirasa
memakan makanan
lebih praktis dan mudah
cepat saji, karena
untuk didapat.
lebih praktis dan mudah didapat.
27.
SB
K.3 Berbeda dengan
Berbeda dengan
Penggunaan
peminat kucing ras
peminat kucing ras
kalimat
sphynix, walaupun
sphynix, walaupun
bertele-tele.
kucing sphynix sudah
kucing sphynix
lumayan terkenal, tetapi
sudah lumayan
peminatnya masih sangat
terkenal, tetapi
sedikit, bagaimana tidak,
peminatnya masih
kucing yang yang tidak
sangat sedikit,
berbulu atau „harless‟ ini
karena, kucing
menjadi kucing termahal
yang yang tidak
di dunia.
berbulu atau „harless‟ menjadi kucing termahal di dunia.
149
K.1 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Penggunaan
berolahraga, biasanya
berolahraga,
kalimat
suka untuk memelihara
biasanya
bertele-tele.
kesehatannya sendiri.
memelihara kesehatannya.
K.4 Basket adalah olahraga yang menggunakan bola sebagai objek olah raga basket, olah raga basket tersebut hanya diperbolehkan untuk menggunkan tangan saja. 28.
Basket adalah olahraga yang
Penggunaan
menggunakan bola
kalimat
sebagai alatnya.
bertele-tele.
Aturan dalam olahraga basket yaitu, hanya diperbolehkan memainkan bola menggunakan
SA
tangan. K.5 Sebaliknya, sepak
Penggunaan
bola adalah olahraga yang Sebaliknya, sepak
kalimat
menggunakan bola juga
bola adalah
bertele-tele.
tapi boleh menggunakan
olahraga yang
tangan, dan boleh juga
menggunakan bola
untuk menggunakan kaki
juga tapi boleh
untuk menendang bola
menggunakan
tersebut.
tangan, dan boleh juga untuk menggunakan kaki untuk menendang bola tersebut.
150
K.2 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Kalimat bertele-
berolahraga cenderung
berolahraga
tele.
lebih memperhatikan
cenderung lebih
asupannya dan memilih
memperhatikan
asupan apa saja yang
asupannya dan
dibutuhkan oleh tubuh.
memilih asupan yang dibutuhkan tubuh.
K.3 Contohnya seperti sekarang ini, sedang banyak macam-macam makanan yang hanya mementingkan rasa dan 29.
SF
bentuk-bentuk yang indah, lucu, dan unik, dan kurang memperhatikan apa-apa yang dikandung makanan itu sendiri.
Kalimat bertele-
Contohnya
tele.
sekarang, sedang banyak macam makanan hanya mementingkan rasa dan bentuk indah, lucu, dan unik, serta kurang memperhatikan kandungan makanan itu sendiri.
K.6 Padahal, kalau hanya
Kalimat bertele-
berniat mencari makanan
Padahal, berniat
untuk camilan dapat
mencari makanan
diganti dengan buah-
untuk camilan
buahan yang disuka.
dapat diganti dengan buahbuahan yang
tele.
151
disuka.
K.7 Disamping memilih-
Selain itu, memilih-
milih asupan yang baik,
milih asupan yang
harus dibarengi dengan
baik, harus
berolahraga, yang
dibarengi dengan
bermaksud jika asupan
berolahraga, karena
yang kita makan
jika tidak makanan-
berlebihan dengan energi
makanan tersebut
yang kita butuhkan untuk
akan menetap di
beraktifitas, dapat
dalam tubuh dan
dihabisi dengan
berubah menjadi
berolahraga, karena jika
timbunan-timbunan
tidak makanan-makanan
lemak yang sangat
tersebut akan menetap
dihindari oleh
didalam tubuh dan
sebagian kalangan
berubah menjadi
wanita.
Kalimat berteletele.
timbunan-timbunan lemak yang sangat dihindari oleh sebagian kalangan wanita. K.8 Sebaliknya, orang yang tidak gemar berolahraga kebanyakan memiliki badan yang kurang sehat dan mempunyai timbunan lemak yang berlebih. K.9 Kebanyakan dari
Sebaliknya, orang
Kalimat bertele-
yang tidak gemar
tele.
berolahraga kebanyakan memiliki badan yang kurang sehat dan gemuk.
152
mereka yang berbadan gemuk biasanya asal dalam memilih asupan, dan memilih berdiam dirumah (tidur, menonton tv) yang menyebabkan mereka kurang beraktifitas membuat energi yang harusnya dipakai dengan baik berubah menjadi timbunan-timbunan lemak.
Kalimat bertele-
Kebanyakan orang
tele.
berbadan gemuk, biasanya tidak berhati-hati memilih asupan dan berdiam diri di rumah, kurang aktivitas, energi yang tidak digunakan menjadi timbunan-timbunan lemak.
K.2 Umumnya orang
Umumnya orang
Penggunaan
yang gemar bersih-bersih
yang gemar bersih-
kalimat
akan membuat
bersih akan
bertele-tele.
lingkungan disekitarnya
membuat
tampak lebih bersih dan
lingkungan
nyaman untuknya.
disekitarnya tampak lebih bersih
30.
dan nyaman.
WR
K.3 Orang yang gemar bersih-bersih dan sudah terbiasa bersih dan rapi, akan merasa kurang nyaman ketika melihat sesuatu yang kotor dan
Penggunaan Orang yang gemar bersih-bersih, akan merasa kurang nyaman ketika melihat sesuatu yang kotor dan
kalimat bertele-tele.
153
tidak teratur/rapi.
tidak rapi.
K.4 Orang yang gemar
Orang yang gemar
Penggunaan
bersih-bersih akan merasa bersih-bersih akan
kalimat
ingin bekerja untuk
merasa ingin
bertele-tele.
melakukan bersih-bersih
merapikan tempat
tempat yang kotor atau
yang kotor atau
tidak rapi.
tidak rapi
K.7 Sebaliknya, orang
Sebaliknya, orang
Penggunaan
yang tidak gemar bersih-
yang tidak gemar
kalimat
bersih akan terlihat dalam bersih-bersih akan kesehariannya seperti
terlihat terlihat
terlihat kotor dan tidak
kotor dan tidak
rapih.
rapi.
K.8 Orang yang tidak
Orang yang tidak
bertele-tele.
Penggunaan
menggemari bersih-bersih menggemari bersih- kalimat akan merasa biasa saja
bersih akan tidak
ketika di tempat yang
peduli terhadap
kurang bersih dan rapi.
tempat kotor dan tidak rapi.
bertele-tele.
154
Kesalahan kalimat kedua siswa AF, yaitukalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.2 Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi karena dia mempunyai imajinasi yang tinggi dan mempunyai ide untuk menyusun imajinasi-imajinasinya dalam sebuah novel. Kesalahan kepaduan disebabkan adanya pengulangan kata kerja. Oleh karena itu, kata „mempunyai‟ kedua dihilangkan agar kalimat tidak bertele-tele. Kalimat yang benar: Namun, ada juga yang suka menulis novel fiksi fantasi karena mempunyai imajinasi yang tinggi dan imajinasinya dituangkan dalam sebuah novel. Selanjutnya, kesalahan kalimat ketiga siswa AF, yaitu tidak adanya koherensi atau kepaduan kalimat, karen banyak menggunakan kata yang tidak
perlu. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan orang yang suka
membaca novel fantasi ia suka dengan sesuatu yang menantang, karena biasanya dalam novel fantasi terdapat beberapa cerita yang menegangkan dan membuat pembaca penasaran. Kesalahan kepaduan adanya kata „biasanya‟ dan „yang‟, untuk menjadi kalimat yang padu, maka kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Selain itu, orang yang suka membaca novel fantasi suka dengan sesuatu yang menantang, karena novel fantasi terdapat beberapa cerita menegangkan dan membuat pembaca penasaran. Kesalahan kalimat pertama siswa AE, yaitu adanya kalimat berteletele sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.1 Orang yang gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya mereka termaksud orang yang suka pada alam atau keindahannya alam. Kesalahan kepaduan pada kata „mereka termaksud‟ dan „pada‟ merupakan kata bertele-tele, sebaiknya kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang yang gemar mengadakan camping di alam terbuka, umumnya orang yang menyukai keindahan alam. Selanjutnya, kesalahan kalimat
keenam siswa AE, yaitu tidak
adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.6 memang harga yang ditawarkan oleh villa/hotel sangat menarik dari pelayanan hotel/villa yang
155
ditawarkan dan fasilitas yang disediakan dengan harga yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan pada kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat padu dan tidak bertele-tele, kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Harga penawaran villa atau hotel sangat menarik sesuai pelayanan dan fasilitas yang disediakan serta harganya pun cukup mahal. Kemudian kesalahan kalimat ketujuh siswa AE, yaitu kalimat yang tidak koherensi. Kaimat yang salah: K.7 Sebaliknya, camping/berkemah mereka yang gemar berkemah dengan alam terbuka, dengan tenda dan peralatan makan yang seadanya hanya membutuhkan harga yang terbilang murah, dengan mengandalkan alam dan kemandiriannya. Kesalahan kepaduan terletak urutan kalimat yang tidak simetris dan menggunakan kalimat yang tidak perlu. Kata yang bercetak miring, sebaiknya dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar: Mereka yang gemar berkemah di alam terbuka, membutuhkan biaya murah. Sehingga hanya menggunakan tenda, peralatan makanan seadanya, dan memanfaatkan alam dan kemandiriannya. Kesalahan kalimat pertama siswa AR adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Pesawat selalu diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan hanya karena memiliki waktu tempuh yang paling singkat. Kata „bukan hanya karena‟ merupakan kalimat bertele-tele, maka kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Pesawat selalu diidentikkan dengan transportasi kelas satu, bukan hanya memiliki waktu tempuh paling singkat. Selajutnya, kesalahan kalimat ketiga siswa AE, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya, kereta api dianggap sebagai
transportasi
yang terlalu
merakyat.
Kesalahan
kecermatan terletak pada kata „yang terlalu‟ merupakan kata bertele-tele. Kalimat yang benar: Sebaliknya, kereta api dianggap sebagai transportasi merakyat. Kesalahan kalimat ketiga siswa AA adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Hampir semua
156
kalangan suka mendengarkan musik, tidak memandang ras, kelompok, keturunan, bahasa, ataupun kelas tidak menghalang seseorang untuk menikmati musik. Kalimat tersebut bertele-tele. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah Hampir semua kalangan suka mendengarkan musik. Semua orang dapat menikmati musik dengan tidak memandang ras, kelompok, keturunan, bahasa, ataupun kelas. Kesalahan kalimat pertama siswa AP, yaitu adanya kalimat yang tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.1 Orang yang banyak bersyukur biasanya lebih bisa memaknai hidup dan hidupnya akan terasa lebih bahagia, karena setiap rezeki yang diterima disyukurinya sebagai nikmat dari Allah SWT. Kata yang bercetak miring merupakan kata yang tidak perlu, maka dihilangkan agar menjadi kalimat padu. Kalimat yang benar: Orang banyak bersyukur dapat memaknai hidup lebih bahagia, karena orang bersyukur menerima rezeki sebagai nikmat dari Allah SWT. Kesalahan kalimat keempat siswa AN adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Dia akan merasa tidak tenang ketika apa yang menjadi kewajibannya belum terlaksana. Kata „apa yang menjadi‟ merupakan kata yang tidak penting, maka kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: Dia akan merasa tidak tenang ketika kewajibannya belum terlaksana. Kesalahan kalimat pertama dan kedua siswa AS, yaitu adanya kalimat yang tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.1 Kemacetan di Jakarta bisa dibilang sudah sangat parah. K.2 Pagi dan sore hari menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta ini. Kesalahan kecermatan yaitu adanya kata-kata yang tidak diperukan. Oleh karena itu, kalimat yang benar: Kemacetan di Jakarta sangat parah. Pagi dan sore menjadi puncak kemacetan di Ibukota Jakarta. Kesalahan kalimat kelima siswa AY, yaitu adanya kalimat yang tidak perlu, sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: Sebaliknya, orang yang boros atau hanya membuang buang saja biasanya ia membeli
157
barang hanya untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, saat dia mulai bosan barang tersebut tidak digunakan lagi dan disia-siakan begitu saja, ia hanya memikirkan kenikmataan jangka pendek, sehingga hidupnya menjadi lebih tidak terarah.Kata-kata bercetak miring merupakan kata-kata yang tidak diperlukan. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang boros hanya membuang-buang barang. Ia membeli barang untuk memuaskan hawa nafsunya sesaat, ketika mulai bosan barang tersebut tidak digunakan lagi. Ia hanya memikirkan kenikmatan jangka pendek, sehingga hidupnya tidak terarah. Kesalahan kalimat pertama siswa AZ, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.1 Mobil memang transportasi yang diidentikkan dengan menyamakan dan keamanan
yang tinggi tetapi
pengguna mobil jauh lebih sedikit dari pada motor, karena memang harganya yang cukup mahal. Kesalahan kecermatan , yaitu kata-kata yang tidak perlu, maka kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Mobil adalah transportasi diidentikkan kenyamanan dan tingkat keamanan yang tinggi, tetapi pengguna mobil lebih sedikit dibandingkan motor, karena memang harganya cukup mahal. Kesalahan kalimat ketujuh siswa GR adalah adanya kata-kata yang tidak diperlukan. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya, orang yang membuka dirinya memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis harmonis saja sehingga seperti tidak ada masalah yang menimpanya. Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, kata-kata tersebut tidak diperlukan sehingga kalimat tidak padu. Oleh karena itu, untuk menjadi kalimat padu, kata-kata bercetak miring dihilangkan. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang yang terbuka memiliki latar belakang kehidupan yang harmonis, seperti tidak ada masalah menimpanya. Kesalahan kalimat keenam siswa HZ, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.6 Dalam hal penampilan, golongan darah A lebih berpikir memakai pakaian yang menyesuaikan dengan karakter diri mereka. Kesalahan kepaduan dalam kalimat tersebut adalah kata-kata
158
bercetak miring. Kata-kata tersebut banyak yang tidak perlu, sehingga kalimat bertele-tele. Kalimat yang benar: Selain itu, orang bergolongan darah A sangat memperhatikan penampilan, misalnya memakai pakaian sesuai dengan karakternya. Kesalahan kalimat ketiga siswa IA adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Contohnya adalah kebiasaan mengucap salam kepada siapa saja, baik kepada orang yang lebih muda, sebaya maupun kepada orang yang lebih tua. Kesalahan kepaduan yaitu kata-kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat padu, maka kata-kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Contohnya, kebiasaan mengucap salam kepada siapa saja, baik orang yang lebih muda, sebaya maupun yang lebih tua. Kesalahan kalimat pertama siswa LN, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.7 Sebaliknya, berbeda dengan orang-orang di negara eropa, amerika, dan lain-lain. Mereka jarang sekali mencium tangan orang yang lebih tua, bahkan kepada orang tua sendiri. Kata-kata bercetak miring merupakan kata bertele-tele, maka kata „berbeda dengan‟ dihilangkan agar kalimat lebih padu. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang-orang di Negara Eropa, Amerika, dan lain-lain. Mereka jarang sekali mencium tangan orang yang lebih tua, bahkan kepada orang tua sendiri. Kesalahan kalimat ketiga siswa LD adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Mereka pun juga bisa menghilangkan stress dan depresi jika bermain video game. Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, maka kata diganti dengan yang lebih padu. Kalimat yang benar: Mereka pun beranggapan dengan bermain game dapat menghilangkan stress dan depresi. Kesalahan kalimat pertama siswa MA adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1. Banyak di Dunia yang mengerti tentang cinta. Kata bercetak miring merupakan kata
159
yang tidak padu, maka urutan kata diubah, supaya menjadi kalimat padu. Kalimat yang benar: Di dunia, banyak yang mengerti cinta. Kesalahan kalimat kesembilan siswa MF, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.9 Cinta bisa menjadi lebih baik ketika seseorang dapat mengendalikannya bisa-bisa berubah menjadi benci. Kesalahan kepaduan terletak kata bercetak miring, maka dihilangkan dan diubah menjadi kalimat yang lebih padu. Kalimat yang benar: Cinta bisa menjadi lebih baik ketika seseorang
dapat
mengendalikannya apabila tidak, maka menjadi benci. Kesalahan kalimat kelima siswa MH, yaitu cara berpikir yang tidak simetris sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang salah: K.5 Namun itu sangat bagus karena dapat memahaminya lebih matang dan karate untuk “Mengganti warna sabuk” membutuhkan waktu sekitar 8 bulan. Kesalahan kepaduan tersebut diubah dengan kata-kata yang lebih padu dengan kalimat sebelumnya. Kalimat yang benar: Namun, sangat bagus untuk memahami lebih matang karena membutuhkan waktu sekitar 8 bulan untuk “mengganti warna sabuk”. Kesalahan kalimat ketiga siswa MI adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya kebanyakan orang luar negeri terutama orang barat mereka kalau mereka yang ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus melakukan pernikahan karena menurut mereka ingin mempunyai anak baru ingin menikah. Kesalahan kata-kata bercetak miring merupakan kalimat yang tidak diperlukan, sehingga kalimat bertele-tele dan tidak menyatu antar katanya. Kalimat yang benar: Sebaliknya, orang luar negeri terutama orang barat, jika ingin melakukan hubungan suami-istri tidak harus menikah, karena mereka berpendapat ingin mempunyai anak
baru
menikah. Kesalahan kalimat kedua siswa MY, yaitu tidak adanya kepaduan kalimat. Kalimat yang salah: K.2 Padahal masih banyak OS lain selain Android seperti windows, IOS, dan lainnya pengguna OS Android
160
biasanya akan merendahkan OS lainnya dikarenakan OS Android adalah OS terbesar, sedangkan pengguna OS lain hanya bisa membanggakan OSnya, mereka sadar bahwa OS Android memang OS yang sudah besar. Kesalahan kalimat kedua terletak pada kat bercetak miring, dalam kalimat tersebut banyak kata yang tidak padu, maka ada kata yang dihilangkan dan dirapikan struktur kalimatnya. Kalimat yang benar: Padahal, OS lain selain Android seperti windows, IOS, dan lain-lain.
Pengguna OS
Android biasanya akan merendahkan OS lainnya, karena OS Android adalah OS terbesar, sedangkan penggunan OS lain hanya bisa membanggakan OSnya. Mereka menyadari OS Android memang OS yang besar. Kesalahan kalimat keempat siswa NH adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Orang yang gemar menulis sesuatu, atau orang yang lebih suka mengungkapkan sesuatu melalui tulisan, cenderung memiliki sifat yang tidak berani atau susah mengemukakan pendapat mereka dengan cara berbicara langsung. Kesalahan kepaduan pada kata-kata bercetak miring, kata tersebut berteletele sehingga kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: Orang yang gemar menulis atau mengungkapkan sesuatu melalui tulisan, cenderung memiliki sifat yang tidak berani atau susah mengemukakan pendapat dengan cara berbicara langsung. Kesalahan kalimat kelima siswa NN adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.5 Selain mata bisa rusak, kecanduan berkomunikasi menggunakan media sosial di handphone juga dapat membuat kita semakin jarang untuk berkomunikasi face-to-face. Kesalahan kepaduan pada kata bercetak miring, maka kata tersebut ada yang diubah menjadi kalimat padu dan ada yang dihilangkan. Kalimat yang benar yaitu Selain bisa merusak mata, kecanduan berkomunikasi menggunakan media sosial di handphone dapat membuat seseorang semakin jarang untuk berkomunikasi face-to-face.
161
Kesalahan kalimat keempat siswa NF adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Memang harganya lebih murah tetapi kualitas dari barang-barang palsu tidak sebaik dengan barang-barang yang asli. Kesalahan kepaduan terletak pada kata bercetak miring, kata tersebut diganti dengan kalimat yang lebih padu. Kalimat yang benar adalah Barang palsu memang harganya lebih murah, tetapi kualitas barang tidak sebaik barang asli. Kesalahan kalimat pertama siswa NA adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Orang sudah terbiasa dan gemar membaca dan menulis pada umumnya akan memiliki imajinasi dan daya khayal yang tinggi. Kesalahan kepaduan terletak pada kata bercetak miring, yaitu kata-kata yang tidak penting, sehingga menimbulkan tidak kepaduan. Kalimat yang benar: Umumnya, orang gemar membaca dan menulis akan memiliki imajinasi dan daya khayal yang tinggi. Kesalahan kalimat ketiga siswa RA adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Sedangkan bagi yang tidak suka, berkata bahwa filmnya sangat jauh dari apa yang ada dibuku, yang diharapkan dan yang diperkirakannya. Kesalahan kalimat pada kata bercetak miring, sehingga kata-kata tersebut dapat diganti dan dihilangkan agar kalimat padu dan efektif. Kalimat yang benar: Namun, orang yang tidak suka, berkata bahwa filmnya sangat jauh dari cerita yang diharapkan dan diperkirakannya. Kesalahan kalimat keempat siswa RT adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Perempuan yang cenderung membutuhkan lebih banyak hal contoh saja dan cara berpakaian wanita muslim, mereka membutuhkan kerudung, rok, baju, kaus kaki dan ditambah lagi ketika saat membutuhkan mukena. Kalimat tersebut menggunakan kata yang bertele-tele tidak langsung dengan apa yang dibicarakan. Kalimat yang benar: Perempuan dalam berbusana
162
membutuhkan banyak hal, seperti jilbab, rok, kaos kaki sampai mukena untuk salat. Kesalahan kalimat pertama siswa RU adalah adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.1 Rata-rata orang di zaman sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji yang dirasa lebih praktis dan mudah untuk didapat. Kata-kata bercetak miring merupakan kata tidak padu, maka untuk menjadi kalimat padu, kata tersebut dihilangkan. Kalimat yang benar: Rata-rata orang di zaman sekarang lebih suka memakan makanan cepat saji, karena lebih praktis dan mudah didapat. Kesalahan kalimat ketiga siswa SB adalah menggunakan kalimat bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Berbeda dengan peminat kucing ras sphynix, walaupun kucing sphynix sudah lumayan terkenal, tetapi peminatnya masih sangat sedikit, bagaimana tidak, kucing yang yang tidak berbulu atau „harless‟ ini menjadi kucing termahal di dunia. Kata „bagaimana tidak‟ dihilangkan agar kalimat padu. Kalimat yang benar: Berbeda dengan peminat kucing ras sphynix, walaupun kucing sphynix sudah lumayan terkenal, tetapi peminatnya masih sangat sedikit, karena, kucing yang yang tidak berbulu atau „harless‟ menjadi kucing termahal di dunia. Kesalahan kalimat keempat siswa SA adalah menggunakan kalimat bertele-tele. Kalimat yang salah: K.4 Basket adalah olahraga yang menggunakan bola sebagai objek olah raga basket, olah raga basket tersebut hanya diperbolehkan untuk menggunkan tangan saja. Kalimat tersebut tidak padu, untuk menjadi padu maka kalimat disusun secara sepadan. Kalimat yang benar: Basket adalah olahraga yang menggunakan bola sebagai alatnya. Aturan dalam olahraga basket yaitu, hanya diperbolehkan memainkan bola menggunakan tangan
163
Kesalahan kalimat kesembilan siswa SF adalah menggunakan kalimat bertele-tele. Kalimat yang salah: K.9 Kebanyakan dari mereka yang berbadan gemuk biasanya asal dalam memilih asupan, dan memilih berdiam dirumah (tidur, menonton tv) yang menyebabkan mereka kurang beraktifitas membuat energi yang harusnya dipakai dengan baik berubah menjadi
timbunan-timbunan
lemak.
Kalimat
tersebut
banyak
menggunakan kata yang tidak penting, sehingga kalimat bertele-tele. Kalimat yang benar: Kebanyakan orang berbadan gemuk, biasanya tidak berhati-hati memilih asupan dan berdiam diri di rumah, kurang aktivitas, energi yang tidak digunakan menjadi timbunan-timbunan lemak. Kesalahan kalimat kedua siswa WR, yaitu menggunakan kalimat bertele-tele. Kalimat yang salah: K.2 Umumnya orang yang gemar bersihbersih akan membuat lingkungan disekitarnya tampak lebih bersih dan nyaman untuknya. Kata „untuknya‟ merupakan kata yang tidak perlu, maka mengakibatkan kalimat tidak padu. Kalimat yang benar: K.2 Umumnya orang yang gemar bersih-bersih akan membuat lingkungan disekitarnya tampak lebih bersih dan nyaman untuknya. Selanjutnya, kalimat ketigas siswa WR terdapat kata bertele-tele. Kalimat yang salah: K.3 Orang yang gemar bersih-bersih dan sudah terbiasa bersih dan rapi, akan merasa kurang nyaman ketika melihat sesuatu yang kotor dan tidak teratur/rapi. Kesalahan kepaduan tersebut, sebaiknya dihilangkan agar kalimat lebih padu. Kalimat yang benar: Orang yang gemar bersih-bersih, akan merasa kurang nyaman ketika melihat sesuatu yang kotor dan tidak rapi. Kemudian, kesalahan kedelapan siswa WR, yaitu adanya kalimat yang tidak diperlukan atau bertele-tele. Kalimat yang salah: K.8 Orang yang tidak menggemari bersih-bersih akan merasa biasa saja ketika di tempat yang kurang bersih dan rapi. Kesalahan kepaduan terletak pada kata-kata bercetak miring, untuk menjadi kalimat padu, kata-kata dapat diganti atau dihilangkan. Kalimat yang benar: Orang yang tidak
164
menggemari bersih-bersih akan tidak peduli terhadap tempat kotor dan tidak rapi. Tabel 4.18 Kesalahan Penggunaan Ciri Kelogis
No.
1.
2.
3.
Nama Siswa AE
AR
LN
Kalimat yang Salah
Kalimat yang Benar
Keterangan
K.5 Makan yang
Saat berkemah,
Tidak logis
bersumber dari alam, itu
memakan makanan
penggunaan
sendiri ….
dari alam ….
kata „makan‟.
K.6 Tak lupa kereta
Selain itu, kereta
Penggunaan
mengurangi kerusakan
dapat mengurangi
kata „tak lupa‟
jalan raya.
kerusakan jalan
yang tidak
raya.
logis
K.2 Berdasarkan
Golongan darah
Penggunaan
penelitian, golongan
dapat memengaruhi
kata
darah dapat
sifat dan
„berdasarkan
mempengaruhi sifat dan
kepribadian
penelitian tidak
kepribadian masing-
masing-masing ….
logis‟
K.5 Entah dimana yang
Manakah yang
Penggunaan
benar, antara jatuh cinta
benar? Antara jatuh „entah dimana‟
yang membuat seseorang
cinta membuat
tidak masuk
bahagia? Atau Bahagia
seseorang bahagia?
akal.
yang membuat seseorang
Atau bahagia
masing ….
4.
MF
165
jatuh cinta?
membuat seseorang jatuh cinta?
5.
NA
K.6 Lewat membaca dan
Membaca dan
Penggunaan
menulis pun kita akan
menulis pun akan
„lewat‟ tidak
mendapat keuntungan
mendapat
masuk akal.
dari berbagai aspek
keuntungan dari
kehidupan.
berbagai aspek kehidupan.
K.7 Contohnya, lewat menulis kita akan dapat
Contohnya,
Penggunaan
menciptakan karya-karya
menulis dapat
„lewat‟ tidak
sastra seperti pantun,
menciptakan karya-
masuk akal.
puisi, cerpen ….
karya sastra seperti pantun, puisi, cerpen ….
K.8 Lewat membaca, apa yang pernah kita ketahui bisa kita pelajari bahkan kita kuasai.
Membaca, dari
Penggunaan
tidak tahu menjadi
„lewat‟ tidak
tahu dan selalu
masuk akal.
dipelajari bahkan dikuasai.
6.
RU
K.3 Sebaliknya, orang-
K.3 Sebaliknya,
Penggunaan
orang yang tumbuh di
orang-orang yang
„justru‟ tidak
masa lalu justru memiliki
tumbuh di masa
masuk akal.
pola hidup yang lebih
lalu justru memiliki pola hidup yang
166
7.
SB
sehat.
lebih sehat.
K.7 Konon harga kucing
Kemungkinan,
Penggunaan
ini berkisar $ 300- $ 3000
harga kucing
„konon‟ tidak
….
berkisar $ 300- $
masuk akal
3000 ….
dalam kalimat tersebut.
Kalimat kelima siswa AE termasuk kesalahan ciri kelogisan, karena kalimat tidak dapat diterima oleh akal. Kalimat yang salah: K.5 Makan yang bersumber dari alam. Kata yang bergaris miring kurang logis, karena di awal kalimat diletakkan kata „makan‟ yang tidak dapat diterima oleh akal, maka kalimat yang benar, yaitu Saat berkemah,
memakan
makanan dari alam. Kesalahan kalimat keenam siswa AR adalah terdapat kata yang tidak logis. Kalimat yang salah: K.6 Tak lupa kereta mengurangi kerusakan jalan raya. Kata yang bergaris miring tidak logis, karena sedang menjelaskan kereta sebagai transportasi yang mengurangi kerusakan jalan raya, tetapi kata „tak lupa‟ seakan manusia dan bukan benda mati yang dibicarakan. Oleh karena itu, kalimat tersebut tidak dapat diterima oleh akal. Kata „tak lupa‟ diubah kata penghubung antarkalimat „selain itu‟. Kalimat yang benar yaitu Selain itu, kereta dapat mengurangi kerusakan jalan raya. Kesalahan kalimat kedua siswa LN adalah tidak masuk akal kalimat yang digunakan. Kalimat yang salah: K.2 Berdasarkan penelitian, golongan darah dapat mempengaruhi sifat dan kepribadian masingmasing. Kata yang bergaris miring tidak logis, karena kata „berdasarkan penelitian‟ penelitian siapa yang melakukan, jadi tidak dapat diterima akal. Kalau mau membuktika sebuh penelitian harus jelas yang yang melakukannya. Agar kalimat logis, maka kata „berdasarkan penelitian‟
167
dihilangkan, karena tidak mengubah arti. Kalimat yang benar: Golongan darah dapat memengaruhi sifat dan kepribadian masing-masing. Kesalahan kalimat kelima siswa MF termasuk ciri kesalahan kelogisan. Kalimat yang salah: K.5 Entah dimana yang benar, antara jatuh cinta yang membuat seseorang bahagia? Atau Bahagia yang membuat seseorang jatuh cinta? Kata yang bergaris bawah termasuk kata yang tidak logis, karena kata pertanyaan „entah dimana‟ kurang dapat diterima oleh akal dengan kalimat tersebut. oleh karena itu, kata „entah dimana‟ diubah menjadi kata yang lebih logis yaitu „manakah yang benar?‟, sehingga sebuah pertanyaan bisa diterima oleh akal dan mendapat jawaban yang jelas. Kalimat yang benar: Manakah yang benar? Antara jatuh cinta membuat seseorang bahagia? Atau bahagia membuat seseorang jatuh cinta? Kesalahan kalimat keenam siswa NA termasuk kesalahan ciri kelogisan. Kalimat yang salah: K.6 Lewat membaca dan menulis pun kita akan mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan. Kata yang digaris miring tidak logis, karena kata „lewat‟ tidak logis jika diletakkan di awal kalimat sebagai kata penghubung. Kata „lewat biasa digunakan pada ucapan langsung bukan untuk tulisan, kalau di dalam tulisan maka kata tersebut tidak baku. Oleh karena itu, kata „lewat‟ dihilangkan, karena tidak mengubah arti kalimat. Kalimat yang benar: Membaca dan menulis pun akan mendapat keuntungan dari berbagai aspek kehidupan. Kesalahan kalimat ketiga siswa RU adalah adanya kata yang tidak logis. Kalimat yang salah: K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh di masa lalu justru memiliki pola hidup yang lebih sehat. Kata yang dimiringkan tidak logis, karena kata „justru‟ merupakan kata tidak baku, maka kata justu tidak dapat diterima akal. Kalimat yang benar: K.3 Sebaliknya, orang-orang yang tumbuh di masa lalu justru memiliki pola hidup yang lebih sehat.
168
Kesalahan kalimat ketujuh siswa SB termasuk ciri kelogisan atau tidak dapat diterima oleh akal. Kalimat yang salah: K.7 Konon harga kucing ini berkisar $ 300- $ 3000. Kata yang digaris miring termasuk tidak logis, karena terdapat „konon‟ biasanya kata „konon‟ yang menunjukkan waktu dalam sebuh cerita-cerita, maka pilihan kata „konon‟ tidak logis. Kalimat yang benar yaitu Kemungkinan, harga kucing berkisar $ 300- $ 3000.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Hasil penelitian
menunjukkan
penggunaan
kalimat
belum
mengarah pada keefektifan kalimat, karena lebih banyak kesalahan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif dibandingkan ketepatan penggunaan ciri-ciri kalimat efektif. Kesalahan terbanyak penggunaan ciri-ciri kalimat efektif adalah ciri kepaduan, sedangkan ketepatan penggunaan kalimat efektif yang paling banyak adalah ciri kesepadanan.
B. SARAN Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada: 1. Guru a. Hendaknya guru lebih sering memberikan tugas membaca dan melatih siswa dalam pelajaran menulis. b. Memilih metode dan strategi pembelajaran yang tepat agar siswa mudah memahami materi tentang kalimat efektif. 2. Siswa: Mengikuti saran yang diberikan guru dan lebih sering membaca dan melatih menulis agar kualitas karangan semakin bagus.
169
DAFTAR PUSTAKA A, Alek, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet. X, 2010. Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis II. Jakarta: Kamnika Universitas Terbuka, Cet. I, 1986. Akhadiah, Sabarti, dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, Cet. XIII, 2003. Alwasilah, A. Chaedar, dan, Senny Suzanna Alwasilah. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama, Cet. II, 2007. Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003. Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Yogyakarta: Media abadi, Cet. V, 2004. Arifin, E. Zaenal, dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI, 2009. Arifin, E. Zaenal. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo, Cet. II, 2000. Arifin, Zainal. Model Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. I, 2011. B.S, Kusno. Problematika Bahasa Indonesia. Jakarta: RinekaCipta, Cet. I, 1990. Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia, 1983. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. II, 2010. Chaer, Abdul. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2009. Dalman, H. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. III, 2014. Decker, Randall E. Pattern of Exposition. Little, Brown and Company: Boston, Cet. VI, 1966 DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia, Cet. IV, 2008
Echols, John M, dan Hassan Shadily. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Cet. XXVI, 2005.
170
171
Finoza, Lamudin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. VII, 2001. Gani, Ramlan A, dan Mahmudah Fitriyah Z.A. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK PRESS, Cet. I, 2010. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2013. Hanafi, Abdul Halim. Metode Penelitian Bahasa untuk Penelitian, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Diadit Media, Cet. I, 2011. Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, Cet. XX, 2010. Keraf, Gorys. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Nusa Indah, Cet. II, 1982. Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1995. Keraf, Gorys. Eksposisi. Jakarta: Grasindo, 1999. Keraf, Gorys. Komposisi. Flores: Nusa Indah, 1980. Kuntarto, Ninik.M. Cermat dalam Berbahasa teliti dalam berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011. Mahsun. Metodologi Penelitian Bahasa: tahap stategi, metode, dan tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cet. IV, 2005. Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, Cet. II, 1999. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. VI, 2007. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Mustakim. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia, Cet. I, 1994. Nuraida, dan, Halid Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidika. Tangerang: Islamic Research Publishing, Cet. I, 2009. Parera, Jos Daniel. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga, Cet. II, 1991. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI. Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: TransMedia, Cet. I, 2009.
172
Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat. Bandung: Refika Aditama, Cet. I, 2007. Putrayasa, Ida bagus. Kalimat Efektif. Bandung: Refika Aditama, Cet. II, 2009. Rahardi, Kunjana. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang. Jakarta: Erlangga, 2009. Rahardi, Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2011. Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007. Razak, Abdul. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia, 1985. Rochiati, Wiriatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda Karya, 2005. Sartuni, Rasjid, dkk. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Nina Dinamika, 1984. Sartuni, Rasyid. Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bogor: Maharani Press, 1996. Sirait, Bisto, dkk. Pedoman Karang-Mengarang. Jakarta: DEPDIKBUD, Cet. I, 1985. Soedjito, dan, Djoko Saryono. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Malang dan Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2012. Sudarmo, dan, Eman A. Rahman. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Hikmah Syahid Indah, 2001. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011. Sugono, Dendi, (pny). Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: DEPDIKNAS, Cet. V, 2008. Sugono,
Dendi,
(pny).
Buku
Praktis
Bahasa
Indonesia.
Jakarta:
KEMENDIKBUD, Cet VII, 2011. Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, Cet. IX, 2013. Sukri, Adjat. Belajar Menulis Lewat Paragraf. Bandung: ITB, 1988. Suparno, dkk. Berbicara. Jakarta: Universitas Terbuka. Cet II, 2007 Suwarna, Dadan. Cerdas Berbahasa Indonesia. Tangerang: Jelajah Nusa, Cet. I,
173
2012. Tarigan, Henry Guntur. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Waridah, Ernawati. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta: Kawan Pustaka, 2008. Widyamartaya, A. Kreatif Mengarang. Yogyakarta: Kanisius, 1978. Widyamartaya, A. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta: Kanisius, 1990. Analis, “Analisis Kemampuan Membandingkan Kalimat Efektif dengan Kalimat Tidak Efektif Siswa Kelas II STM Di Jakarta Pusat”, Skripsi mahasiswa Universitas Negeri Jakarta: 1994. Tidak dipublikasikan. Dewi Astuti, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Karangan Argumentasi Pada Siswa Kelas X-PI SMK CYBER MEDIA Tahun Pelajaran 2010/2011”, Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2010. Tidak dipublikasikan. Fatmasari, “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Teks Pidato Siswa Kelas X SMA Islam Terpadu Alqur’aniyyah Pondok Aren, Tanggerang Selatan, Banten”, Skripsi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012. Tidak dipublikasikan.
BIODATA PENULIS
Penulis mempunyai nama lengkap Astuti Nurasani dan nama panggilan Astuti atau Aas, dilahirkan 4 Agustus 1991 di Jakarta. Anak ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak Arsad dan Ibu Sanih. Pendidikan pertama, di TK dan TPA Nurul Iman. Selanjutnya pernah duduk dibangku Sekolah Dasar Negeri 01 Cilangkap. Kemudian, melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 22 Kampus B, sekarang menjadi MTs 30. Tamat MTs, meneruskan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jakarta. Selepas MAN, melanjutkan ke program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak kecil, penulis gemar membaca buku dan bercita-cita menjadi seorang pendidik, karena menurutnya ilmu bagaikan pisau yang selalu diasah. Jika ilmu selalu digunakan maka akan selalu bertambah. Seorang pendidik merupakan pekerjaan yang istimewa, selain bekerja akan mendapat pahala dari Allah SWT. Saat duduk dibangku kuliah, penulis pernah mengkuti Tahsin Quran dan aktif mengajar dari semester tiga sampai saat ini, di sebuah Bimbingan Belajar ternama di Indonesia. Moto hidup penulis yaitu, “Jadikan Diri Lebih Berarti Jika Ingin Memiliki Arti” dan “Bahagiakan Selalu Orang Tua, Jika Hidup Ingin Bahagia”. Itulah dua moto hidup penulis yang selalu menemani perjalanan menuju cita-cita.