PGM 2004.27(2): 1-11
Pengetahuan dan sikcqp terhadap kegemukenpada anak
Trintrin T. Mudjianto; dkk
PENGETAHUANDANSIKAPTERHADAPKEGEMUKANPADAANAK Dl ANTARA IBU-IBU MURID SD USlA 9-10 TAHUN Dl KOTA BANDUNG Trintrin T. Mudjianto den Hermina
ABSTRACT KNOWLEDGE AND ATTITUDES TOWARD CHILDHOOD OBESITY AMONG MOTHERS OF 9-10 YEARS OLD ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN IN BANDUNG CITY Background: Obesity is a major contributor for many degenerative diseases. In some populations, metabolic msequences of weight gain were onset as moderate overweight. There is a consistent bend of overweight and obesity in Indonesia and this was tendend to increase in younger adults and children. Objectives: This research aimed to explore and analyze the knowledge and attitudes in revand lo childhood obesity among mothers of the Elementary School children (ESC). Methods: One hundred and twelve mothers who owned children aged 9-10 years who studied at the favorites ESC in Bandung City, West Java Province, involved in a oms-sectional study. The ESC was purposively selected, based on 0bSe~ationand data fmm the provinual govemmenYs education office showed that have many overweight students. Results: Mothers of the ESC who haved complete knowledge about obesity (3.6%). The mohers were lack of knowledge about obesity pmblem (63.4%). Most of the mothers felt unhappy w not proud if they have obese children (94.6%). Many mothers of the ESC felt not proud if their children were obese shown that they had a posi6ve attitude ifthey got an appropriate informalion. Conclusions: Socialization of family nutrition awareness should be needed, with this way, every family, especially parents. is more care on childhood nutrition among others how to assess the children's nutritional status and how to mon lor tne r growtn stat~sChlldhm obes.ty could be prevented as early as possible ifme nutnbon awareness among parents IS ach eved [Penel Gizi Makan 2004,27(2): 1-11].
Key Words: childhood obesify, knowledge and attitudes, mother, ElementarySchool children
PENDAHULUAN
K
egemukan, khususnya overweight dan obesitas (BMI 225), adalah faktor penentu utama dari banyak penyakit degeneratif. Pada beberapa populasi, konsekuensi metabolis dari pertambahan berat badan bahkan sudah dimulai sejak overweight tingkat sedang (1). Kejadian kegemukan di lndonesia cenderung meningkat secara konsisten dan telah dialami oleh kelompok penduduk b e ~ s i a muda, kendati prevalensinya belum tergolong tinggi. Penelitian status g~zianak-anak yang dilakukan Wlramihardja (1993) di Kota Bandung-Jawa Barat, menunjukkan bahwa 9% murid laki-laki dan 15% murid perempuan Sekolah Dasar (SD) dari berbagai strata sosial ekonomi, dan berusia 10-13 tahun telah mengalami masalah kegemukan (2). Penelitian Hermina, dkk. (2M)l) yang dilakukan di beberapa SD favorit di kota yang sama menemukan bahwa kejadian kegemukan sudah dialami oleh murid-murid di SD Negeri (12,8%) dan di SD Swasta (19,4%) usia 9-10 tahun (3). Sementara itu hasil survei Dinkes DKI Jakarta tahun
2004 yang dilakukan terhadap murid kelas 4.5 dan 6 (usia 9-13 tahun) di SD yang kurang favorit menemukan 11,6% murid laki-laki dan 10,5% murid perempuan menderita kegemukan (4). Kegemukan pada orang dewasa ditemukan cukup tinggi di Kota Bandung, yaitu sebesar 24.3%. Kota Bandung me~pakanperingkat keempat di lndonesia bila dilihat dari prevalensi kegemukan, setelah Manado (28,8%), Medan (28,8%), dan Padang (26,2%) (5). Kegemukan pada masa kanak-kanak, yaitu pada usia 4-12 tahun (kisaran usia murid TK dan SD). yang berpola pertumbuhan relatif cepat, dapat disebabkan antara lain karena terdapatnya peningkatan status sosial ekonomi keluarga yang mengakibatkan pola pemberian makanan yang berlebihan kepada anaknya. Hal tersebut akan berimplikasi pada asupan zat gizi yang berlebihan, khususnya lemak yang dapat mengakibatkan anakanak menjadi berstatus gizi-lebih atau gemuk (ovenveig) dan kegemukan (obesitas). Hasil penelitian di negara maju mengungkapkan,
PGM 2004,27(2): 1-11
h@hUCn
dm sihp temadap m k a n peda mslc
sepeltiga kejadian kegemukan pada orang dewasa berawal sejak dari masa kanakkanak (6). Hasil penelitian longitudinal di Amerika Smikat 5 bhun mengungkapkan bahwa daiam k u ~ wakb n kecenderungan terjadi peningkatan prevalensi kegemukan pada usia remaja akan wkup tinggi, bila mereka dibiarkan tanpa upaya pencegahan sejak masa kanak-kanak. Dari 10,9% remaja 1119 tahun yang menderita obesitas pada tahun 1996 (n=9795), setelah diamati 5 tahun kemudian yakni pada tahun 2001, ketika mereka berusia dewasa muda (19-26 tahun) prevalensi obesitas meningkat rnenjadi 22,1% (17.9795). Dari yang tidak overweight (normal) menjadi obes (BMI 2 30) ditemukan 11,7%. Dan yang ovameight (BMI 2 5 29) menjadi obes sebanyak l0,4%, yang $tap obes 9,4 %, dan hanya 2,1% yang overwight menjadi normal (7). Untuk mengurangi masalah kegemukan dengan berbagai resiko yang ditimbulkan berianj~tke taraf yang lebih berat dan menetap kelika dewasa. pematian h a ~ ditujukan s pada upaya pencqlahan dan penanggulangan kejadian kegemukan sejak dini, yakni sejak masa usia anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk rnempelajari pengetahuan dan sikap ibu-ibu murid SD usia 9-10 tahun tentang kegemukan pada anak, sebagai orang terdekat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kegernukan pada anak-anak. Dari hasii penelitian ini diharapkan dapat diketahui gambaran besarnya perhatian masyarakat terutama ibu-ibu, sebagai bahan dalam upaya pengembangan Komunikasi, lnformasi dan Edukasi (KIE) gid agar menjadi waspada terhadap resiko dari kegemukan Dada anak-anak.
CARA Desah dan Lokasi Kajian penelitian ini mampakan bagian dad penelitian 'Pengembangan mateti pesan-pesan gid untuk mencegah dan menanggulangi masalah kegemukan pada usia dini". Peneiitian dilakukan dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, Jawa-Barat. Pemilihan berdaswkan SD dilakukan secara purposif informasi dari Kantor Pendidikan Dasar (Dikdas) setempat bahwa di sekolah tersebut banyak muridmuridnya yang 'gernuk' (overweight) dan 'kegemukan" (obesitas), dan merupakan sekolah favorit. Slain itu juga, sekdah tersebut bersedia untuk diteliti. Dan data sebelumnya masalah
Trinbin T. Mudjiinto; dkk
k e g e m u h lebih banyak d i t e m u h di sekdah favorit, di antaranya dari hasil penelitian Puslitbang Gid yang dilakukan oleh irawati, dkk. (8). Penelitian dilakukan di 3 SD yang dlpilih dad 6 SD favwit di Kota Bandung, yakni: SD Negeri Merdeka 5. SD Negeri Banjarsari 1, SD Negeri Banjarsari 2, SD Negeri Soka 3, SD Kristen Paulus 1 dan SD Krislen Paulus 2. Sebdum penelitian, dilakukan screening (penapisan) malalui penimbangan berat badan dan pengukuran Gnggi badan murid, untuk melihat prevalensi status gid lebih, yaitu keadaan 'gemuk' (overweighl) dan 'kegemukan" (obesitas) di keenam SD favorit tersebut. Penentuan status gizi dihitung berdasarkan kriteria b r a t Badan (BB) menurut Tinggi Badan (TB), menggunakan Z-sumstandar WHONCHS (9). Kriteria gemuk adaiah jika BB > 2 Standar Deviasi (SD) adalah 2-smre standar WHONCHS, sedangkan kriteria kegemukan adalah jika BB > 3 SD 2-score slandar WHO-NCHS. Tva sekdah yang terpilih untuk diteliti adalah sekdah yang mempunyai masalah kegemukan terfinggi (dengan prevalensi 2 12%) yakni SD Kristen Paulus 1 (19,4%), SD Kristen Paulus 2 (18,9%) dan SD Negeri Merdeka 5 (12,8%). Sedangkan prevalensi kegernukan di 3 SD favorit lainnya relatif lebih rendah (< 10%).
Populasi penelilian ini adalah ibu-ibu murid SD. Sampel penelitian adalah ibuibu dari murid SD kelas 5 (usia 9-10 tahun) di SD fawrit terpilih yang mempunyai masalah kegemukan, dan bersedii mengikuli penelitian. Alasan pemilihan sampel karma ibu mempunyai anak usia rawan kegemukan J~kaseorang anak yang kegemucan se~akJsia 9-10 tahun bdak d i i D a. d a ~. maka , Dada u i a remaja dan dewasa penanggulangan masalah kegemukan cenderung akan lebih sulit. Jumlah sampel ibuibu murid adalah sebanyak 112 orang, terdiri dari ibu-ibu murid di SD negeri fawrit (n=39) dan SD swasta fawrit (17.73).
Data yang Dikumpulkan Idenlitas ibuibu dan murid SD meliputi: umur
ibu, umur dan nama anaknya di tielas yang ditditi, etnis murid, pendiiikan dan jenis pekejaan ibu. Data yang dikumpulkan meliputi pengetahuan, sikap serta sumber informasi seputar kegemukan. Pengelahuan yang dikumpulkan meliputi: 1) P e n g e m kegemukan; 2) Penyebab kegemukan; 3) Akibat kegemukan: 4) Makanan
yaig dapat menyebabkan germk; 5) Susunan makanan gizi seimbang; 6) Cara menmkan berat badan yang kegemukan; dan 7) Cara identifikasi kegemukan. Sikap adalah tanggapan ibuibu jika anaknya gemuk atau kegernukan. Sumber i n h i adalah saluran untuk mendapatkan infonnasi sepuhr kegemukan. Data dikumpulkan dengan cara selfenmemh form, yakni mengisi kuesioner yang dititipkm kepada anaknya meldui gum kdas di sekdah. Untuk mengekhui tingkai pengetahuan tentang kegemukan, pengetahuan dibedakan menjadi liga kategori, yaitu tahu, kurang tahu dan Wak M u . Bila jawaban tepat diberi skor 2, jawaban kurang tepat dikri skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Semua jawaban ibu murid tersebut kemudian dijumlahkan dan dikategorikan. Kategwi 'tahu' bila jumlah skor 10-14 (berarti dapat menjawab > 70% pertanyaan dengan benar), kategwi 'kumng tahu'
tila jurnlah sku 610 (berali dapat menjawab 40 7 w Pectanyaan dengan benar) dan Vd& tshv' bila jumlah skw 06 (berarli hanya dapat menywab < 40% pertanyarn dengan benar)(lO, 11). Data disajikan secara desktiptit.
HASlL DAN BAHASAN KatakterlrtikYurid &n lkclbuNurid Tabd 1 menunjukkan kis;ran umr d m ebrs nIurid, y h i anak dan' sampd ibuibu yang diiili. Umur murid tRbanyak adalah 10 tahun (63,4%). Sebagi besa murid berasd dari suku Sunda (36.6%) d m Tonghoa (39,3%). Hal ini dikarenakan 2 sekdah yang diteliti mwupakan SD swash yang d i i i n a s i oleh etnis lionghoa, sedangkan di SD negeri mufid Wanyak berasai dari suku Sunda.
Takl l Slbann Nurid m u r u t U m r Qn WhRuku Variab'd
wl12
X
Umur (tahun): 9 10 >10
35 71 6
31,2 63,4 5,4
Ehls/Suku: Sunda Jawa Tionghoa IndokehmmmWNA Batak Lainnya
41 15 44 4 5 3
365
Kebanyakan ibu-ibu murid yang terllbat ddam penelitian ini bwsia 35-44 tahun (76,8%), jadi dapat dikatakan bahwa kebanyakan mpel ibuibu murid adalah tergolong ibuibu bemsia muda atau usia produklif. Tingkat pendidikan ibu muM relaM tinggi, kebanyakan befpendidikan SLTA (47,3%), tetapi yang befpendidikan perguruan Enggi (Sl. 52, 53) juga tenasuk cukup banyak, yaih sebesar 29,5%. Berkenaan dengan pekejaan, kebanyakan ibu mund tidak bekeja atau berperan
134 39,3 3.6 4,5 2.6
s e w ibu Nmah tangga (43,7%). Sedangkan yang bekerja pada umumya berposisi sebagd pegawai swasta (25,0%), pegawai negeii (14,3%) dan lainnya sabagd wirausaha atau pedagang. Ibuibu yang bekeja sebagai pegawai swash, dan wirausaha umumnya adalah ibu-ibu murid SD swasta, sedangkan ibuibu y a y berstalus sebagd pegawai negeri umumnya ibuibu muM SD negeri. Untuk lebihjelas dapat dilihat pada Tabd 2.
PGM 2004,27(2): 1-11
k p m d m p s d s cnak
Pengehrhurn dan8k.q~
n
X
< 35
13
3539 40-44 4549
52 36
11,6 46?1 N,4 11,6
Variakl
Trinbin T. Mudjianb; dkk
Umur (tahm):
Pendidihan: SLTP SLTA AkademiDipha Pergu~anTinggi (SllS21S3) Pekerjaan: Swasta Peg. Negeci Pedagang Wirausaha Tidak bekerja
13
7
33
6-3 47.3 16,9 29,s
28 16 4 15 49
25.0 14.3 3,6 13,4 43.7
53 19
Pengetahuan Ibu-lbu Muridtentang Kegamukan
a. Pengettian, Penyebab dan Akibat KegemuIan Kebanyakan ibu murid mmgartikan kegemukan adalah 'berat badan yang tidak ideal' atau 'berat badan berlebih' (67.9%). lihat Tabel 3. 'Berat badan ideal' yang dimaksud oleh ibu-ibu murid adalah hanya dilihat dari penampilan anak, yaitu kesesuaian antara berat badan dengan tinggi badan anak alau berat badan dengan umur anak. Hanya dua orang ibu (1,8%) yang menyebutkan bahwa anak disebut kegemukan bila berat badannya melebihi berat badan idealnya, berdasarkan perhilungan TB - 100 - 10% (TB-100). Menurut literatur, rumus ini dipakai untuk menilai berat badan ideal orang dewasa secara cepat tetapi masih kasar. Oleh sebab itu Mak dapat dgunakan untuk menilai berat badan ideal untuk anak usia 910 tahun (12). Jadi belum ada ibu-ibu murid yang mengetahui bahwa 'berat badan ideal' atau keadaan gid baik untuk anak dapat dinilai dengan menggunakan indeks berat badan tmhadap tinggi badan, yaitu BBfrB menurut standar WHO-NCHS. Selain itu tidak ada yang tahu cara menilai berat badan anak dengan menghitung lndeks Massa Tubuh, yaitu IMT atau dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat, yailu KMS anak sekolah. Sebanyak
14.3% ibuibu murid rnenyebutkan bahwa kegemukan pada inak diartikan sebagai kelebihan lemak dalam bbuh dan kekbiha, makan 16.3%). ~. , Penyebab kegemukan adalah kelebihan asupan zat gizi yang tidak diimbangi oleh banyaknya akth/itas fisik. Dengan kata lain, kejadian kegemukan addah akibat perilaku gizi yang Gdak seimbang, dan tampaknya ibu-ibu muM belum ibu-ibu memahaminya dengan baik. May* murid menyatakan bahwa penyebab kegemukan adalah 'lerlalu banyak makan' (37.5%) dan 'terlalu banyak ngemil' (27,7%). lihat Tabel 3. Sedikit sekali ibu-ibu yang mengetahui bahwa penyebab kegemukan pada anak adalah kombinasi dari 'terlalu banyak makan dan kurang aktivitasldah raga' (5,4%). Di kola-kota besar kurangnya pengeluaran energi melalui aktivitas fisik (seperti kebiasaan bemain play-station, games, komputer. nontm TV dan lain-lain) menjadi salah satu pemicu kegemukan pada anak-anak. Keadaan ini merupakan salah satu faktcf yang dapat mempersulit para ibu dalam upaya menghindafkan kegemukan pada aaknya secara dini, seperb yang tejadi di negara maju (1).
PGM 2004,27(2): 1-11
Pengetahuan dan sikap tehadap kegemukanpada anak
TrinOin T. Mudjianto: dkk
Tabel 3 Sebaran Jawaban Ibu-lbu Murid msngenal Pengerbbn, Penyebab dan Akibat Kegemukan
I
In112
Variasl Jawaban
I
%
I
Pengertian kegemukan a. BET meiebihi berat ideal b. TB-103-10% (TB-100) c. BB sesuai standar BB/TB alau I W d. Badannya besarlgendut e. Banyak lemak I. Makan berlebihan g. Tidak tahu Penyebab kegemukan a. Terlalu banyak makan b. Kurang aktivitaslolah raga c. Kombinasi a + b" d. Tedalu banyak ngemil e. KetIJ~nan f. Tidak tahu Akibatlrisiko kegemukan a Risiko penyakit degeneratif b. Risiko gemuk sampai remajaldewasa c. Kurang percaya diri d. Kombinasi a + b + c" e. Susah gerak f. Rawan penyakit g. Tidak tahu I
I
Keterangan: BB=berat badan; TB=tinggi badan; IWindeks massa bbuh " Jawaban yang benarltepat Selain pengertian dan penyebab kegemukan, sebagian besar ibu-ibu murid menyatakan bahwa akibat kegemukan adalah 'susah gerak' (35,7%) dan 'rawan penyakit' (34,8%). Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada seorang ibu murid pun yang menyebutkan tiga akibat yang membahayakan dari kegemukan di masa kecil secara benar, yakni kombinasi dari 'risiko terkena kegemukan ketika remaja dan dewasa', 'risiko penyakit degeneratif serta 'kurang percaya din. Keadaan ini mungkin karena mereka belum terimbas oleh informasi mutakhir mengenai gizi dan kesehatan, terutama masalah kegemukan pada anak sekdah. Mereka hanya memaparkan apa yang dirasakan dan apa yang dilihat saat ini.
b. Makanan Penyebab Kegemukan Susunan Hldangan Bergid-selmbang
dan
Pendapat ibuibu murid mengenai makanan yang dapat menyebabkan kegemukan dan susunan hidangan makanan yang bergizi-seimbang dapat dilihat pada Tabel 4. M e n u ~ tibu-ibu murid jenis makanan yang dapat menyebabkan gemuk dan kegemukan bila dikonsumsi bedebihan adalah kombinasi 'makanan yang berlemak' dan 'makanan yang ledalu manis' (39,3%). Menurut mereka 'makanan yang bedemak' adalah lemak daging, keju, mentega dan lain-lain (42,0%). Sedangkan makanan yang terlalu manis, misainya: cnkeiat, permen, sirop, kue dan lain-lain (7.1%). Namun ibuibu murid beium menyadari bahwa makanan yang
PGM 2004,27(2): 1-11
B3wsWm Um si@ IsfhWpkegemdm pada mek
Trintrin T. Mudjianto: W
dipastih konsumsi mahannya akan sdalu kelebihan energi setiap hati. Pengetahuan ibuibu murid sod susunan hidangan makanan bergizi-seimbang sebagian besar sudah cukup Mk (66,5%), yaRu mereka menpbutian bahwa m a n mak2nan t q i z i seimbang terdiri dwi nasilpsngganti + lauk pauk + sayuran t buah .
diioreng, seperti ayam g m , pisang gorang, ih goreng dan semua makanan yang menggunakan minyak goreng dalam pemasakannya, kanbibusinya cukup besar sebagai sumber makanan tiqgi energi. Dengan demikian bila makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan dan menjadi pola makan sehari-hari, maka sewang anak dapat
.--. -
Pendaplt Ibu-lbu Yurid mngmal NJkana Plnyobab Kegmnukan dan S u s u m Hidangan BegidSIirnbang
I
Variasi J ~ v a b m Makanan yang menyebeMan gemuk: a. Makanan berlemak b. Makanan terlalu manis c. Kombinasi a t b" d. Makanan gorengan e. Oaging f. Susu (I. Tidak tahu Susunan makanan gid-swimbang: a. Nasi' tlauk + sayur + buah" b. Nasi + lauk + sayur c. Nasi + lauk d. Nasi + sayur
I
(n.112)
I
x
44 2 3 2 6
42.0 7,l 39,3 1.8 2.7 1,8 5.3
97 7 5 3
865 6.3 43 2,7
47
8
I
Keterangan: Nasiznasi atau pengganti nasi; ")Jawaban yang benarltepat
c. Cara Mengidentifikasi dan Cara Menumnkan Berat Badan pada Memka yang Kegernukan Mayoritas ibu murid belum mengetahui dengan benar bagaimana cara mengidentifikasi anak yang gemuk atau kegemukan. Beberapa ibu murid menyebutkan bahwa anak yang gemuklkegemukan nafasnya menjadi sesak (21,4%) atau ukuran bajunya menjadi sempit (18.8%). Namun 32.1% ibu-ibu menyebutkan bahwa cara untuk mengetahui anak gemuk atau tidak, adalah dengan menimbang berat badannya (Tabel 5). Tidak ada satu pun ibu murid yang dapat menjelaskan dengan benar bahwa cara untuk mengidentifikasi seorang anak gemuk atau tidak adalah dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak, serta membandingkannya dengan standar ideal dari rujukan yang ada (standar WHO-NCHS, IMT atau KMS anak sekolah). Oleh sebab itu diperlukan
sosialisasi penyadaran gizi kepada orangtua, tentang manfaat penimbangm berat badan dan pengukwan tinggi badan anak secara penodik, dan sosialisasi standar ~jukanunhrk mengetahui becat badan ideal anak sekolah sehiqga sewang ibu dapat menyadari biia glaknya sudah mulai owemight, dan tidak terlaojur menjadi obes. Hal ini mungkin akan mempermudah upaya mngtua dalam mengatasi kegemukan. Jika seorang anak sudah tedanjur obes akan lebih sulit menurunkan berat badannya dibandingkan dengan ketika masih dalam taraf owem@!. Pengetahuan tentang bagaimana cara menurunkan berat badan anak yang kegenn~h, sebagian kedl ibu murid d a h memahaminya. Sebanyak 22,3% ibu-ibu murid menyebutkan dengan lengkap bahwa cara unhrk menurunkan berat badan anak yang gemuk d m kegemukan adaiah dengan mengurangi makan atau berdiet dan
PGM 2004,27(2): 1-11
Pengaahusn dan Nap terhdnp kqenwhn psda cndt
dah raga. Namun, sebagian (28,643)ibu-lbu Nlrid myebutkan bahwa cam untuk m6inJ~nkaIberat badan anak yang gemuk dan kegemuka addah hanya dengan mengurangi makan atau diet, bahkan 25% menjawab tidak lahu (Tabel 5). Hanya sebagian ibuibu mund y a y l mengetahui banwa kegiatan fisik atau olah raga seerra W r paling berperan dalam upaya mencapai gid yang seimbang pada anak-anak, terutama untuk mengimbangi asupan gizi anak yang sudah terlanjur
Tflnh T.
w,ddc
anakguk Bemuk dan keganltan, diet rendah enegi W y a leMh d l di$rapkan, dibandingh dengm rnengatur makan pada orang dewasa. OM sebab itu menambah aktivitas fisik atau rnenganjurka dahraga secara
aemk.
teratur di klubklub cabang dahraga men@ aiiemM yang tepat dalam upaya nmncegah dan mengatasi kegemukan pada anak.
Tabel 5 Sebaran Persepsi hu-Ru Yuffl menganri Caa MengkknWikai K.g6mukm dan Cam Menurunkan Beml Badan
C a n mengidentifikaslkegmukm a. Timbang BB+ukur TB, dibandingkandangan standar" a. Menimbang berat badan b. Nafasnyajadi sesak c. Ukuran baju sempit d. Dilihat gerakannydambat e. Dilihat badannyalfisik f. Tidak tahu C a n menufunkan Bent Bent a. Perbanyak kegiatan fisik b. Kurangi makanldiet c. Kombinasi a + b" d. Kurangi makanan bellemak e. Tidak tahu
0 36
24 21 11 8 12
5 32 25 22 28
-
Keternagan: * Standar deal BBlTB atau IMT anak sekdah atau KMS anak sekolah; BB=berat badan; TB=t~ngglbadan "Jawaban yang benarltepat
d. Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu Murid tentang Kegemukan pada Anak Sebaran ibu-ibu murid menurut jenls pengetahuan tentang kegemukan pada anak yang dipahami dengan benar dapat dilihat pada Tabel 6. Jenis pengetahuan kqemukan yang dipahami dengan benar tenebut diperoleh berdasarkan jawaban ibu-ibu murid mengenai pengetahuan seputar kqemukan dari Tabel 3, 4 dan 5. Pada Tabel 6 tenebut temyata tidak ada satu pun ibu
murid yang mengetahui dengan benar ati kqemuka, a b a l kegemuk;fi dan eara mengidentifikasi kegemukan pada anak. Nanun. sebagian besar ibuibu mund mengetahui susunan makanan gizi seimbang dengan bsn8 (86,6%), sebagian kedl nmngetahui makanan yang dapat menyebabkan kegemukan (30.4%) dan cara fnenu~nkanberat badan (22,3%).
PGM 2004,27(2): 1-1 1
Pengefehuen dan sikap fehedap kegemuken p d a anak
Trinbin T. Mudjianb; dkk
Tabel8 Sebaran Ibu Murid Menurut Jon18 P e n w h u a n tentang K e g m u k m yang Dlpahami dengan Benar Jenis Pengetahuan yang Dlpahami dengan Benar
n.112
%
1. Arti kegemukan 2 Penyebab kegemukan 3. Akibat kegemukan 4. Makanan yang dapat menyebabkan gemuk 5. Susunan makanan gizi seimbang 6 ldent~fikasikegemukan 7. Cara m e n ~ ~ n k berat a n badan
Dari keseluruhan peltanyaan seputar kegemukan yang d~ajukankepada ibu-ibu murid dan setelah dilakukan skoring terhadap jawaban yang diberikan serta selelah dilakukan pengkategorian tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang
kegemukan, temyata hanya 3,636 ibu-ibu murid yang dikategorikan %hum tentang kegemukan secara lengkap. Umumnya mereka rturang tahu' atau tahu hanya sebagian (63,4%) dan 33.0% dikategorikan 'tidak tahu' (Gambar 1).
OTahu mKurang tahu 0 Tidak tahu Gambar l Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu Murid tentang Kegemukan Sikap Ibu Murid terhadap Kegemukan pada Anak lnformasi mengenai sikap ibu-ibu terhadap anak sekolah yang gemuk dapat dilihat pada Gambar 2. 1-ampak bahwa hampir semua ibu-ibu murid (11:106) merasa 'tidak bangga' atau 'tidak senang' jika anaknya gemuk (96,4%). Tingginya presenlase ibu-ibu murid yang bersikap tidak bangga bila
mempunyai anak yang gemuk atau kegemukan adalah menunjukkan sikap yang sangat 'positif. Karena ibu-ibu murid tenebut mungkin sebenamya sudah tahu bahwa kegemukan ih tidak baik untuk kesehalan. Namun, mereka belum tahu bagaimana cara mencagah agar anak tidak kegemukan, dan
PGM 2004.27(2): 1-11
Pengetahuan dan sikap tehadap kegemukanpada anak
bagi ibu yang mempunyai anak yang sudah terlanjur gemuk atau kegemukan mereka belum tahu bagaimana cara mengatasinya. Sikap positif para ibu murid terhadap masalah kegemukan pada anak kemungkinan akan mempermudah mereka unluk mencegah dan mengatasi kegemukan pada
Trinbin T. Mudjianto; dkk
anaknya sejak dini, bila terpapar infwmasi yang benar. Alasan ibuibu murid memiliki sikap 'tidak bangga' atau 'tidak senang' seandainya anaknya gemuk atau kegemukan dapat dilihat pada T a m
7.
94.6% OTidak bangga BBangga
Gambar 2 Sebaran Sikap Ibu Murid terhadap Kegemukan pada Anak
Tabel 7 Sebaran Ibu Murid M e n u ~Alasan t Tidak Bangga &u Tidak Senang Jika Anaknya Gemuk
I
Alasan ibu Alasan tidak bangga bila anak gemuk atau kegemukan: 1. Gemuk rawan penyakit 2. Jelekitakut diejek 3. Susah gerakitidak lincah 4. Anak jadi pemalas 5. Gemuk belum tentu sehat 6. Anak kurang percaya diri 7. Kasihan anaknya 8. Kurang cerdasibodoh 9. Sult turunkan berat badan 10Susah cari bajulsepatu
1
n.106
1
%
1
Alasan terbanyak ibu-ibu m r i d (26,4%), 'Wak bangga' bila anaknya gemuk atau kegemukan adalah karena 'gemuk itu rawan penyakit', sedangkan alasan berikutnya adalah karena 'gemuk itu jelek dan takut diejek' (17.0%). Selain ilu alasan ibu-ibu murid tidak senang bila anaknya gemuk juga antara lain adalah anak yang gemuk menjadi kurang lincah atau susah bergerak (10,4%), Wak percaya diri, anak jadi pemalas dan kurang cerdas atau jadi bodoh. Hanya sedikit ibu murid yang mengkhawatirkan sulit untuk menurunkan berat badan. Sumber lnfonnasi lnformasi yang didapat deh iWh murid seputar masalah kegemukan pada anak, h y a t a sebagian besar diperoleh dari majalah, tabloid atau koran (51,8%). Sumber informasi berikutnya diiapat
dari dokterlahli gizi (232%)d m d a i buku kesehatan 20.5% (Tabel 8). Dapat diarlikan majalah, tabloid dan koran dapal dijadikan suatu saluran informasi deh para pakar untuk menyampaikan pesanpesan seputar kegemukan kepada ibu-ibu murid SD dengan bahasa populer. Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan masyardtat khususnya ibu-ibu, kemungkinan dapat lebih mudah diwujudkan mutai dari tingkat waspada tehadap risiko dari kegemukan yang tejadi pada anak. Jika orang tua selalu waspada terhadap masalah kegemukan pada anak secara dini (sejak usia sekolah), maka masalah kegemukan dapat dicegah sejak dini. Hal ini berarti seorang anak akan terhindar dari risiko kqlemvkan yang sudah banyak dijumpai pada masyarakat (remaja dan dewasa) di negara maju (1,6.7).
Tabel 8 Sebaran Ibu Murid Menurut Sumber lnformasi tentang Ksganukan pa& Anak Sumber lnformasr
I
%
n.112
1. Majalahltabloidlkoran 2. DokterlAhli Gizi 3. Buku kesehatan 4. Televisilradio 5. Lainnya 6. Tidak iawab I
I
I
Keterangan: 'Responden bisa menjawab lebih dari satu jawaban
KESIMPULAN Umumnya ibu-ibu murid 'kurang tahu' bahkan 'tidak tahu' informasi seputar kegemukan secara lengkap. Padahal prevalensi kegemukan pada anak di sekoiah favorit yang diteliti sudah tergolong cukup Gnggi (12,8-19.4%). Ibu-ibu murid belum mengetahu~ dengan benar bagaimana cara meng~dentifikasi anak yang gemuk atau kegemukan. Sedikit sekali ibu-ibu yang mengetahui bahwa penyebab kegemukan pada anak adalah komb~nasidari 'terlalu banyak makan dan kurang aktivitaslolah raga'. Tidak ada seorang ibu rnurid pun yang menyebutkan bahwa jika kegemukan pada anak Sdak diatasi sejak dini, terdapat tiga akibat yang membahayakan, yakni anak akan mengalami kombinasi dari 'risiko tefkena kegemukan ketika remaja dan dewasa'. 'risiko
penyakit degeneratif serta 'kurang percaya did'. Kurangnya infwmasl ini dapat menjadi salah satu faktor terlambatnya pencegahan kegemukan sejak dini. Hampir sernua i h i b u murid merasa 'Wak bangga' atau 'tidak senang' jika anaknya gernuk. adalah menunjukka sikap yang ' p i t i f sehingga bila ibu-ibu mendapat informasi yang benar tentang kegemukan, kemungkinan mereka dapat mencegah dan mengatasi masalah kegemukan pada anaknya sejak dini akan lebih besar.
SARAN Dalam mendukung Program Keluarga Sadar Gii (KADARZI), perlu upaya s o s i a l i i penyadaran ghi keluarga, khususnya untuk mencegah tejadinya
PGM 2004,27(2): 1-11
Pengetahuan dan sikap t h a d a p kegemukan pada anak
kegemukan pada anak-anak dengan menggunakan media-media yang mudah dijangkau oleh ibu-ibu ~ m a htangga seperb' majalah, tabloid dan koran. Bila keluarga, terutama para orangtua sudah 'sadar gizi', masalah kegemukan pada anak kemungkinan dapat dicegah sedini mungkin. Pihak sekolah perlu menyediakan alat timbang badan dan pengukur tinggi badan yang dilengkapi dengan tabel standar pengukuran untuk menilai status gizi serta media KIE mengenai masalah gizi dan kesehatan, terutama masalah kegemukan pada anak sekolah. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dapat dilakukan bekerjasama dengan pihak dinas kesehatan melalui kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
5.
Kodyat, 6; dkk. Survei indeks massa tubuh (IMTJ di 12 kota madya Indonesia. Gizi Indonesia 1996.21: 4.
6.
WPRO, WHO. IASO 8 the lntemahal Obesity Task Force The Asi~Padfic perspective: Redefining obesity and its treatment. Australia: Health Cmmunications Ausbalia, 2000.
7.
Penny Won-Larsen; Linda. SA Mdissa, CN; and Barry, MP. Five-year obesily incidence in Ihe transtm period behveen adolescence and adunhood. the Nat~malLmotud~nalStudv 01 Addescent Health. The ~ G r i c a n~oumalof Clinical Nutrition Sept 2004,80(3): 569.
8.
Irawati, A; Heryudarini, H; Puspitaari. D; dan Husaini, MA. Status gizi murid taman kanakkanak dan sekolah dGar di sekolah favorit dan bukan favorit. Penelitian Gizi dan Makanan 1991.14: 25-34
9.
WHO. Measuring Change in Nutritional Status. Geneva: WHO, 1983
RUJUKAN 1.
WHO. Obesify: Preventing and managing the global epidemic. Report of a WHO Consultation. Geneva: World Health Organization, 2000 (Technical Report Series, no. 894): 240.
Trinbin T. Mudjianto; dkk
2.
Wiramihardja, K. Kondisi Gizi Anak Sekolah Dasar Umur 10-13 tahun di Kodya Bandung. MKB 1993: 25.
10. Ancok, D. Tehnik penyusunan skala pengukur. Yagyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM, 1985.
3.
Hermina; Mudjianto, TT; Afriansyah. N; Hidayat, TS; dan Jahari, AB. Pengembangan Materi Pesan-Pesan Gizi untuk Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kegemukan pada Anak Usia Dini. Laporan PeneliGan. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, 2001.
11. Singarimbun, Masri dan Effendi. S. Metcde Penelitian Sulvei. Jakarta: LP3ES, 1982
4.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi. Suwei Anemia pada Anak Sekolah Dasar dan Madrasah lbtidaiyah (MI) di 5 Wilayah Kota DKI Jakarta Tahun 2004. Jakarta: Dinkes DKI Jakarta. 2005.
12. Almatsier, S. Rinsip Dasar llmu Gid. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2003.