PENG GANT TAR BIS SNIS
Dosen : Rony Susalitt, S.H., M.H.
Asdos : Z Zazuli Mitachuul Hanief, SH., M. Hum
Pengetahua P an Bisnis In nternasiona al (Kaarakteristik k Umum Pa asar Ekspoor, Tahap Negosiasi N Bisnis Ekspoor-Impor, Pola P Pembaayaran Traansaksi Eksspor-Imporr, Kegiatan n Pengangk kutan Dalam m Ekspor-Impor, Mekanissme Ekspor Impor) A.
Pengantar
ya pemaham man para ma mahasiswa mengenai m Dalam era globalisasi seperti saatt ini tentuny perdagaangan internnasional meenjadi sesu atu yang taak terelakkaan. Oleh kaarena sebag gai insan akadem mis yang akan a berkeccimpung ddalam duniia usaha kelak, k mereeka dituntu ut dapat membanntu mengggalakan peran serta Inndonesia daalam kancaah perdaganngan intern nasional. Sebagaiimana kita ketahui k bah hwa Indonessia sebagai negara yang g sedang beerada dalam m transisi dari neggara berkem mbang (deveeloping couuntry) menjaadi negara maju m (develooped countrry) amat sangat membutuhkkan devisa dari produuk-produk ekspornya. e Namun deemikian, keebutuhan g belum op ptimal. Deng ngan kata laain, daya tersebutt terkadangg terkendalaa dengan kuualitas yang saing prroduk ekspoor Indonesiaa masih lem mah. Dilain pihaak, walaup pun produkk yang dih hasilkan diaanggap meemiliki keu unggulan ekspor, namun terkkadang paraa pelaku ussaha tersebu ut tidak mem mahami proosedur eksp por yang berlakuu dalam praaktek. Deng gan demikiaan, dalam kaitannya k dengan d mata ta kuliah Peengantar Bisnis iini, tentunya ilmu yang g membahaas tentang pelaku dan kegiatan k eksspor rmenjaadi salah satu asppek yang sangat s pentiing diajarkaan kepada para mahassiswa walauupun secaraa umum masih jaarang dilakuukan di pelb bagai perguuruan tinggi di Indonesia. Mata kuliaah Pengetah huan Bisniss Internasio onal ini dib bagi dalam m empat baab, yang terdiri dari gambaaran umum m mengenai pasar eksp por, pola pembayaran p n transaksi eksporm an Letter of o Credit, kegiatan k peengangkutan n dalam Impor, khususnyaa dengan menggunaka ekspor impor, daan mekanism me eksporr impor. Adapun A tuju uan instrukksional umu um dari perkuliaahan Pengeetahuan Biisnis Internnasional inii adalah bahwa b mahhasiswa dih harapkan memilikki pemahaaman tentan ng ekspor im mpor, yang akan digun nakan kelakk pada saatt bekerja ataupunn setidak-tidaknya dap pat membeerikan peny yuluhan kep pada masyaarakat/ pihaak yang membuutuhkan tenttang mekan nisme ekspoor impor daalam rangkaa mendukuung kegiatan n ekspor non miggas seperti ekonomi e kreatif sebagaaimana dicaanangkan olleh pemerinntah.
PENG GANT TAR BIS SNIS
Dosen : Rony Susalitt, S.H., M.H.
Asdos : Z Zazuli Mitachuul Hanief, SH., M. Hum
BAB II. TAHAP NEGOSIA ASI BISNIS S EKSPOR R IMPOR Apabila transaksi ek kspor imporr akan dilakukan dalam jumlahh yang beesar dan berkesinnambungann, maka paara pihak yyang terlibaat biasanyaa mengadakkan terlebih h dahulu negosiaasi bisnis deengan berteemu secara langsung dalam d rangk ka melakukkan tawar-m menawar. Agar suuatu negosiaasi bisnis beerhasil, tenttunya dibuttuhkan peng getahuan terrhadap aspeek-aspek yang akkan dinegosiasikan secaara rinci. Negosiasi bisnis b adalaah pertemuaan tatap mu uka antara dua d orang aatau dua keelompok pengusaaha untuk melakukan m serangkaiann tawar-men nawar yang g berkesinam mbungan mengenai m suatu suubjek niagaa tertentu yang y bertujjuan untuk mencapai suatu perjaanjian atau kontrak dagang.. Negosiasi yang berhaasil adalah negosiasi yang mem mbuahkan ssuatu kontrrak atau perjanjiian. Sebalikknya, negosiasi yang ggagal adalah h negosiasi yang meneemukan jalaan buntu (deadloock) atau haanya mengh hasilkan suuatu perjanjjian yang kurang k mem muaskan saalah satu pihak. Menurut Heenry Kissin nger (mantann Menteri Luar L Negeri Amerika S erikat) : “adalah suuatu perbua atan bunuh diri untuk maju m di mejja perundinngan tanpa terlebih dahulu mennguasai segala seluk-beeluk permassalahan yan ng akan diruundingkan” ” Subjek neggosiasi melip puti antara llain : 1. Muttu barang 2. Harrga 3. Syaarat pembay yaran 4. Tem mpat penyerrahan 5. Wakktu penyeraahan 6. Serttifikasi mutu 7. Garransi 8. Peraawatan purn na jual 9. Sanngsi-sangsi (Penalty ( Claause) 10. Pem mbagian tug gas 11. Kew wajiban dan n hak masingg-masing. Hasil negossiasi akan dituangkan d ddalam kontrrak atau perrjanjian. Sem mua hal akaan diatur m bentuk forrmal, pasal demi pasall, yang kem mudian ditan andatangani oleh ke secara rrinci dalam dua belaah pihak daan menjadi landasan l huukum bagi pelaksanaan p suatu transsaksi. Seorang peerunding, setidaknya haarus memen nuhi sejumlaah persyarattan yaitu : a. Com mrades (sikaap bersahabbat)
PENG GANT TAR BIS SNIS
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Dosen : Rony Susalitt, S.H., M.H.
Asdos : Z Zazuli Mitachuul Hanief, SH., M. Hum
Dalam berund ding, negossiator haru us memperllakukan law wan berun ndingnya ga tetap sebaagai mitra yang setarraf. Tidak meremehkan lawan, namun jug mam mpu mempeertahankan kkepentingan nnya. Cleaar in Mind (berpikiran ( jernih) Peruunding seyo ognya memp mpunyai pikiiran dan pan ndangan yanng jernih beebas dari prassangka dan n praduga yang buruk k. Sanggup p berpikir panjang, memiliki m waw wasan luas, mampu m melihat keun ntungan jan ngka panjanng dan kepeentingan yanng lebih luass. Cleaan in Word (halus dalaam bertutur)) Di dalam d beru unding, sebaaiknya men nggunakan kata-kata k yaang tegas dan d jelas untuuk menghin ndari kemunngkinan sallah pengertiian. Selain itu, kata-kaata yang jelaas dan tegas akann menjadikan peru undingan mudah mencapai m keseepakatannya. Com mpromizer (siap ( untuk berkompro omi) Peruunding yan ng baik adaalah orang yang y cerdik k dan bijakksana yang mampu mennempatkan diri, kapann saatnya mengutamaka m an kepentinngan sendirri, kapan saattnya membeeri kesempaatan pihak laawan. Collaborator (ssiap membuuat konsep bersama) b Peruunding yan ng baik jug a harus maampu bekerrja sama deengan pihak lawan dalaam arti salin ng bahu meembahu untu uk menemu ukan konsepp kesepakattan yang baikk sehingga bisnis b dapatt terlaksana dengan meenguntungkaan semua piihak. Calm mness (berw watak tenanng) Berrwatak tenang penting bagi perun nding. Dengan sikap tenang, peerunding akann mudah memikirkan m n segala keemungkinan n yang haruus dihadap pi dalam peruundingan, baik b kemunggkinan yang g menguntungkan atau kemungkin nan yang sebaaliknya, bisa menimbuulkan kerugiian. Cappable (handaal) Mennguasai perrsoalan yanng menjadi objek perundingan hharus dimilliki oleh peruunding. Di sinilah kehhandalan seo orang perun nding diuji.. Pihak law wan akan mellihat, apakaah orang ddihadapann nya ini menguasai m masalah atau u tidak. Denngan meng guasai maasalah secaara baik, selain akkan memp perlancar peruundingan, ju uga dapat m memperjelass arah tujuan n yang akann dirundingk kan. Conntractual Co onclusion (pperumus yan ng baik) Hassil perundin ngan akan ddirumuskan dalam suatu u kontrak yyang ditandaatangani berssama. Perunding ditunntut untuk mampu merumuskan hasil peru undingan dalaam suatu redaksi r yanng baik. Redaksi R ko ontrak yangg baik meerupakan rum musan yang tegas, t jelas,, rinci, dan lengkap. l
Negosiasi yang y sukses adalah neegosiasi yan ng dapat menghasilkann suatu persetujuan yang m memuaskan ke dua belah pihak seecara optim mal. Suatu persetujuan p akan mudaah dapat dicapai bila ke duaa belah pihak dapat mem menuhi syaarat-syarat teertentu.
PENG GANT TAR BIS SNIS
Dosen : Rony Susalitt, S.H., M.H.
Asdos : Z Zazuli Mitachuul Hanief, SH., M. Hum
Ada lima syarat pokok k-pokok yanng perlu ad da untuk dap pat suksesnnya suatu neegosiasi, yaitu : a. Com mmon Intereest (Kepenttingan Bersaama) Suaatu negosiasi akan beerjalan lanccar bila kedua belah pihak mem mpunyai kepentingan beersama atass subjek yan ng dinegosiasikan. Maasing-masin ng pihak merrasa beruntung bila nnegosiasi beerhasil, beg gitu juga s ebaliknya. Adanya kepentingan attau interest dalm hal ini i merupak kan salah saatu faktor dominan d dalaam menentu ukan suksessna negosiassi itu. b. Com mmon Will (Keinginann Bersama) Keinginan berssama didasaarkan adany ya kepenting gan bersama ma sehingga masingmassing pihak berusaha m mendekati satu s sama lain. l Tanpaa adanya keeinginan berssama, tak akan ada perunding gan karenaa tak munngkin peru undingan dilaakukan oleh satu pihak saja. c. Goood Faith (Itiikad Baik) Messkipun peru undingan addalah mediaa untuk mem mperjuangkkan kepentin ngannya senddiri, namun n tetap harrus dilakuk kan dengan itikad baikk. Seandain nya ada tersembunyi itikad buruk , maka pottensi kegagaalan perunddingan akan n sangat besaar, lebih-leb bih jika pihaak lawan mengetahuiny ya. d. Toleerance (Ten nggang Rasaa) Neggosiasi dapat juga dirrumuskan sebagai s upaaya untuk mendamaik kan dua kepentingan yaang saling bbertentangan n. Dalam haal ini negosiiasi akan beerbentuk sebaagai proses tawa menaawar atau bergaining b process. p Daalam proses ini bisa sajaa terjadi keetegangan dalam beraargumentasi sehingga dibutuhkaan sikap toleeransi yang sungguh-suungguh. e. Muttual Benefitts (Keuntunngan Bersam ma) Sebbuah negosiaasi bisa sajaa hanya meenguntungkaan salah sattu pihak. Negosiasi N bisnnis seperti ini biasanyya tidak ak kan berlanju ut setelah ssemua keseepakatan seleesai. Artiny ya, bisnis yyang seharu usnya berkeesinambunggan, sulit diilakukan jikaa salah satu pihak p meraasa merugi. Unttuk itu, dem mi kesinambbungan bisniis, perjanjiaan bisnis yanng baik harus dapat mem mberikan keeuntungan bbersama an ntar para pih hak sehinggga kemitraaaan yang diattur dalam perjanjiann dapat berlangsung lama daan terus memberi m keuuntungan bag gi semuanyya. MENG GENAL ASERTIVITA AS DAN KO OPERATIIVITAS Yang dimaaksud dengaan Assertivveness atau Asertivitas itu adalahh cara yang dipakai oleh seeorang perrunding daalam menguupayakan kepuasaan bagi dirinnya sendirii. Yang dimaksuud dengan Cooperativeeness atau K Koperativittas adalah cara yang diipakai oleh seorang perundiing dalam mengupayak m kan kepuasaaan bagi pih hak lain. Cara yang ditempuh adalah dengaan saling memberikan m KONSESI antara kedu ua belah pihak ssesuai denggan prinsip Takes andd Gives. Dengan cara ini akan ttercapai suatu titik
PENG GANT TAR BIS SNIS
Dosen : Rony Susalitt, S.H., M.H.
Asdos : Z Zazuli Mitachuul Hanief, SH., M. Hum
keselaraasan atau keeseimbangaan antara Assertivitas daan Koperativ vitas dari keedua belah pihak. p
Menurut Thhomas Kilm man dari keddua dimensi tersebut dapat dikembbangkan 5 tipe t atau pola dallam menghaadapi konflik sebagai bberikut: 1. Com mpeting (aseertif-non koooperatif) Indiividu mem maksakan ppemenuhan n kepuasan n dirinya pada oran ng lain. Orieentasinya adalah a kekkuatan. Oraang akan menggunakkan segala bentuk kekuuatan yang dimiliki (finnansial, ked dudukan, daan sebagainnya) untuk menekan m pihaak lain yan ng dianggapp sebagai sumber s kon nflik. Sasaraannya adalah “I’m OK--you’re Nott Ok”. 2. Acccommodatin ng (nonaserttif-kooperattif) Indiividu akan mengalah m ppada kepenttingan pihak k lain. Oranng akan pattuh pada apa yang dikeenakan atass dirinya, sekalipun s hal h itu tidak ak mengenaakannya. Saraannya adalaah “I’m NOT T OK you’rre OK”. 3. Collaborating (asertif-koop ( operatif) upayakan kkerjasama dengan pihak k lain untukk mendapatk kan satu Indiividu mengu pem mecahan yan ng saling m menguntung gkan dan memuaskan m kkedua belah h pihak. Indiividu akan berusaha uuntuk meng ggali dan mengenali m ccara pandan ng pihak lainn, mencari sumber-sum mber mana yang dimiliki dan tiidak dimiliki antar pihaak, serta berusaha meendekati peermasalahan n secara kr kreatif agar dicapai pem mecahan yan ng saling “m menguntung gkan”. Sasarrannya adallah “I’m OK K-you’re OK K”. 4. Avooiding (nonaasertif-nonkkooperatif) Indiividu dengaan pola ini akan cendeerung meng ghindari, larri dari konfflik atau punn jika sudah h ada di haddapannya, dia d akan larri dan berppaling, meng ganggap seakkan konflik k itu tidak ppernah ada. Sasarannya “I’m NOT T OK-you’’re NOT OK K”.