PENGESAHAN JURNAL
Peran Guru Melestarikan Kosakata Bahasa Gorontalo Melalui Teknik Bernyanyi Pada Anak di Kelompok B Tk Tinelo Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango
Oleh Giselawati Ishak Nim. 153 411 100
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si NIP. 19610222 198703 1 004
Dra. Dajani Suleman, M.Hum NIP. 19581008 198501 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd NIP. 19801101 200912 2 001
PERAN GURU MELESTARIKAN KOSAKATA BAHASA GORONTALO MELALUI TEKNIK BERNYANYI PADA ANAK DI KELOMPOK B TK TINELO LOMBONGO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO Giselawati Ishak Universitas Negeri Gorontalo Fkultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si dan Dra. Dajani Suleman, M.Hum
ABSTRAK Giselawati Ishak, 2015. Peran Guru melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi pada anak di kelompok B TK Tinelo Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Skripsi Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan , Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I, Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si, dan Pembimbing II, Dra. Dajani Suleman, M.Hum. Penelitian ini bertujuan untuk Peran Guru melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi pada anak di kelompok B TK Tinelo Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah Peran Guru melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi pada anak di kelompok B TK Tinelo Lombongo kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango telah dilakukan cukup optimal. Peran tersebut diwujudkan dengan cara memberikan pengajaran dan pendidikan yang baik, memberikan bimbingan, memberikan motivasi, dan memberikan teladan pada anak, Guru juga berupaya memberikan komunikasi dengan menggunakan bahasa Gorontalo pada anak secara sederhana, dan memberikan pujian dan reward pada anak yang mampu mengenal dan memahami kosa kata bahasa Gorontalo. Guru berupaya mendidik dan membimbingnya secara bertahap dan berulang dalam mempelajari kosa kata bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi. Sebagai implikasi atau saran dalam penelitian ini adalah Upaya melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo, hendaknya menjadi perhatian utama Guru, karena merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak terutama bahasa GorontaloTeknik bernyanyi perlu dijadikan metode ataupun teknik dalam melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo, karena teknik tersebut sangat disukai oleh anak dan anak mampu mengingat kosa kata bahasa Gorontalo yang ada dalam syair lagu Gorontalo.Dalam memberikan rangsangan agar anak cepat memahami kosa kata bahasa Gorontalo maka hendaknya Guru selalu berkomunikasi dan melatih anak dengan menggunakan bahasa Gorontalo setiap hari di sekolah.
Kata kunci : Peran Guru, melestarikan kosa kata bahasa Gorontalo Giselawati Ishak, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Pembimbing I, Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si, dan Pembimbing II, Dra. Dajani Suleman, M.Hum.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19: 2005 pasal 1.1). Mariyana (2007: 2) mengungkapkan bahwa guru merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Guru merupakan sosok yang paling berperan dalam menentukan kualitas pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan sekolah. Guru merupakan komponen terpenting dalam peristiwa pembelajaran anak. Sebaik apapun program pendidikan yang termuat dalam kurikulum tanpa adanya peranan guru yang mengolahnya menjadi materi yang dapat dipahami, tidak akan berarti apa-apa bagi anak didiknya. Sejalan dengan ini, Suhardan (Mariyana, 2007: 20) mengemukakan bahwa guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendidikan, dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. “apapun namanya, apakah itu pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar, peningkatan pelayanan belajar, penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila melibatkan guru”. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Anak memerlukan peran seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki anak. Tanpa adanya seorang guru, mustahil seorang anak dapat mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal, hal ini dapat dilakukan oleh seorang guru dalam melestarikan bahasa daerah pada anak. Berdasarkan observasi awal, bahwa di Kelompok B TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango yang memiliki 30 orang anak, laki-laki berjumlah 14 orang anak sedangkan perempuan berjumlah 16 orang anak. Dalam 30 orang anak terdapat 18 orang anak yang belum memahami dan mengenal kalimat maupun Kosakata Bahasa Daerah Gorontalo. Banyaknya anak yang
belum memahami maupun mengenal kalimat dan kosakata tersebut disebabkan karena kurangnya bimbingan dan motivasi guru maupun orang tua dalam memperkenalkan bahasa daerah sendiri kepada anak, serta penggunaan bahasa daerah yang saat ini bercampur aduk antara bahasa gorontalo dan bahasa suwawa. Salah satu contoh kongkritnya adalah ada beberapa anak apabila disuruh guru untuk mengambil sesuatu benda dan nama benda tersebut memakai bahasa daerah maka anak-anak bingung dan tidak melakukan sesuai perintah gurunya. Anak malah balik bertanya katanya “apa itu, Bu guru” Ternyata anakanak tersebut banyak yang belum memahami Bahasa Daerah Gorontalo. Begitu pula dengan belajar mengenal anggota tubuh, menghitung 1-10, mengenal bendabenda yang ada di lingkungan sekolah dengan berbahasa Gorontalo, anak-anak malah jadi tambah bingung. Terkadang anak hanya diam saja bila guru berbicara Bahasa Gorontalo pada anak. kalau tidak ada reaksi dari anak bila berbicara dengan mereka, apa yang harus dilakukan? Maka dari itu diharapkan kreativitas guru memberikan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak sehingga anak mengenal dan memahami Bahasa Daerah Gorontalo maupun Bahasa Suwawa dengan baik. Melalui masa perkembangan anak sejak dini maka peran guru mendidik anak agar lebih mencintai budaya sendiri dengan melalui strategi dan teknik yang menarik untuk anak. Salah satunya adalah dengan melalui bernyanyi. Karena anak suka bernyanyi maka mempelajari bahasa daerah dilakukan dengan teknik bernyanyi contoh salah satu lagunya adalah lagu anak yang berjudul nama-nama anggota tubuh yang di translate kedalam Bahasa Daerah Gorontalo agar anak mudah mengetahui nama anggota tubuh dalam Bahasa Daerah Gorontalo melalui lagu. 1. Pengertian Peran Menurut Mohamamd (2006: 304) peranan adalah “bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”. Sedangkan menurut Wrightman sebagaimana yang dikutip oleh Usman (2002: 12) peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu. Selanjutnya menurutnya lagi peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah
laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu, serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. 2. Tinjauan Tentang Penguasaan Kosakata Istilah kosakata sering kita dengar, namun kita perhatikan masih banyak para ahli yang masih berbeda dalam menafsirkan maknanya. Untuk itu, diperlukan lebih banyak lagi pendapat untuk mendapatkan kesimpulan mengenai pengertian kosakata. (Febrisma, 2013: 4). Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Maretaningtias, 2011: 24) menyatakan bahwa kosakata adalah perbendaharaan kata. Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata yang dimiliki anak mempengaruhi empat keterampilan berbahasa yaitu, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Dalam kamus linguistik Harimurti Kridalaksana (Mulyanto, 2009: 30) menjelaskan bahwa kosa sama dengan leksikon. Adapun dimaksud leksikon itu sendiri adalah: (1) komponen bahasa yang memuat secara informative tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa, (2) kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang pembaca/penulis, (3) daftar kata yang disusun seperti kamus tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis. Menurut Cuq dan Gruca (Marikaningrum, 2011: 7) menyatakan bahwa: “quand on parle, quand on écrit, l’auditoire ou les lecteurs évaluent notre production. Quand on lit ou quand on écoute, on évalue la production des autres. Accent, débit, particularités de la syntaxe et du vocabulaire.” “Ketika kita berbicara dan menulis, pendengar atau juga pembaca berusaha untuk memahami dan menilai produksi bahasa kita. Ketika kita membaca atau mendengar, kita berusaha memahami dan menilai produksi bahasa pihak lain. Kesemuanya itu berupa tekanan, cara pembawaan dan khususnya tata Bahasa dan kosakata”. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa keterampilan berbahasa membutuhkan penguasaan kosakata yang memadai. Kualitas keterampilan berbahasa sesorang, jelas tergantung pada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya, (Tarigan dalam Marikaningrum, 2011: 7).
3. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa. Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan karena bahasa merupakan hasil belajar dari lingkungan. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dan isyaratisyarat. (Iwan, 2012: 3) 4. Hakikat Teknik Bernyanyi Sebagaimana kita ketahui bahwa metode sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Metode/teknik merupakan cara menuju suatu tujuan yang akan dicapai. Metode/teknik yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang metode/teknik bernyanyi. 5. Pengertian Teknik Bernyanyi Teknik/metode menyanyi adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara berdendang, dengan menggunakan suara yang merdu, nada yang enak didengar dan kata-kata yang mudah dihapal. Nyanyian merupakan alat untuk mencurahkan pikiran dan perasaan untuk berkomunikasi. (Widiayanti, 2014: 28) 6. Manfaat Bernyanyi Dalam buku “Brain Power Permainan Kreatif untuk Prasekolah” (Zulaikha, 2009: 17) mengatakan ada beberapa manfaat dalam bernyanyi adalah: (1) Meningkatkan perkembangan intelektual, (2) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan fisik/motorik, (3) Meningkatkan kesadaran perceptual, (4) Mengembangkan Bahasa dan menambah Kosakata, (5) Meningkatkan kesadaran budaya, (6) Memberi kesempatan untuk melatih keterampilan sosial. 7. Bentuk Teknik Menyanyi Berikut bentuk-bentuk dalam teknik bernyanyi (Widiayanti, 2014: 29) adalah sebagai berikut:
a. Menyanyi secara lisan Bentuk menyanyi ini adalah dengan cara guru berdendang / menyanyi secara langsung dengan mengunakan suara yang merdu dan nada yang enak didengar sebagai suatu cara penyampaian pelajaran/penyampaian bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai dan sikap untuk dihayati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. b. Melalui kaset Pemilihan menyanyi dengan menggunakan media kaset akan dapat lebih menarik perhatian anak. Dunia kehidupan anak itu penuh dengan kegembiraan, maka kegiatan menyanyi diusahakan dapat memberikan perasaan senang dan mengasyikkan. Sehingga nantinya dengan teknik menyanyi ini diharapkan akan berfungsi dengan baik. 8. Langkah-Langkah Mengajar Bernyanyi Adapun langkah-langkah dalam mengajar bernyanyi (Diana, 2013: 27) adalah: (1) Guru mengetahui dengan jelas isi pokok materi yang akan diajarkan, (2) Merumuskan dengan benar informasi/konsep/fakta materi baru apa saja yang harus dikuasai/ dihafalkan oleh peserta didik, (3) Memilih nada lagu yang familiar dikalangan peserta didik, (4) Menyusun informasi/konsep/fakta materi yang kita inginkan untuk dikuasai peserta didik ke dalam bentuk lirik lagu yang disesuaikan dengan nada lagu yang dipilih, (5) Guru harus mempraktikkan terlebih dahulu menyanyikannya dan di waktu mengajarkan nyanyian tersebut dibantu dengan alat bantu pembelajaran, (6) Mendemonstrasikannya bersama-sama secara berulangulang, (7) Usahakan untuk diikuti dengan gerak tubuh yang sesuai, (8) Mengajukan pertanyaan seputar materi tersebut untuk mengukur apakah anak sudah dapat menghafal dan menguasainya melalui lagu yang dinyanyikan tersebut. Menurut teori dalam buku “Brain Power Permainan Kreatif untuk Prasekolah” (dalam Zulaikha, 2009: 18) yaitu mengatakan saat memperkenalkan lagu baru, nyanyikan seluruh bagian lagu, dari pada bait perbait. Anak-anak akan mencoba untuk mengikuti guru yang menurut mereka menarik saat pertama kali
mereka mendengarkannya. Jika lagu tersebut tidak menarik, maka tinggalkan saja. Banyak sekali lagu-lagu lainnya yang bisa dicoba. 9. Keuntungan dan Kelemahan Bernyanyi Setiap metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh para pengajar di kelas tentu memiliki keunggulannya masing-masing. Ada beberapa kelebihan dari metode ini (dalam Diana, 2013: 26), yaitu: (a) Metode ini cocok untuk digunakan pada kelas kecil, (b) Dapat membangkitkan semangat belajar para anak-anak karena suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan, (c) Membantu guru dalam upaya pengembangan pendidikan karakter, yaitu nilai karakter bersahabat/kamunikatif karena terjadi interaksi yang baik antar warga kelas, (d) Memungkinkan guru menguasai keadaan kelas, (e) Lirik lagu dapat digunakan berulang-ulang walaupun pada kelas yang berbeda tapi dengan materi yang sama. Namun di samping keunggulannya seperti yang disebut di atas, metode ini juga memiliki kekurangan, antara lain: (1) Sulit digunakan pada kelas besar, (2) Hasilnya akan kurang efektif pada anak pendiam atau tidak suka bernyanyi, (3) Suasana kelas yang ramai, bisa mengganggu kelas yang lain. (Diana, 2013: 26). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada semua metode maupun teknik pembelajaran memiliki keuntungan dan kelemahannya akan tetapi kelemahannya akan bisa diatasi apabila guru memiliki kreativitas yang tinggi sehingga dalam pemakaian metode maupun teknik akan dapat dilaksanakan serta dapat diterapkan pada anak di sekolah dengan baikdalam keuntungan metode bernyanyi adalah dapat membangkitkan semangat belajar para anak-anak karena suasana kelas menjadi hidup dan menyenangkan serta anak sangat menyukai lagu apa lagi diiringi dengan musik dan gerakannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Lokasi penelitian adalah di Kelompok B TK Tinelo yang terletak di Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Adapun yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah guru di Kelompok B TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten
Bone Bolango. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian ini adalah anak di Kelompok B TK Tinelo Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah yang berjumlah 30 orang anak yang terdiri dari 14 orang anak laki-laki dan 16 orang anak perempuan. penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai tanggal 9 Februari 2015 sampai tanggal 20 Mei 2015. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa sebagian besar guru memberikan pendidikan yang terbaik buat anak didiknya dalam melestarikan Kosakata Bahasa Gorontalo pada anak Kelompok B di TK Tinelo Desa Lombongo, namun masih ada juga beberapa orang anak yang kurang memahami dan mampu mengucapkan kosakata Bahasa Gorontalo karena anakanak tersebut kurang menyimak apa yang diajarkan oleh guru, selain itu anak sudah kurang menyimak penggunaan Bahasa dalam lingkungan keluarga. Berbagai upaya yang dilakukan guru dalam melestarikan Kosakata Bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi pada anak Kelompok B di TK Tinelo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango yaitu dengan mengajar dan mendidik, membimbing, memberikan motivasi, serta memberikan teladan atau model pada anak. Guru dengan sabar dan bersikap profesional dalam menghadapi anak yang tidak memperhatikan maupun yang tidak mau belajar kosakata Bahasa Gorontalo.
Guru
berusaha
untuk
berkomunikasi
dengan
anak
dengan
menggunakan Bahasa Gorontalo, menggunakan teknik dan strategi yang menarik dan menyenangkan buat anak agar anak senang dalam belajar khususnya teknik bernyanyi, anak senang dengan bernyanyi karena bernyanyi anak dapat mengekspresikan dirinya, mampu mengingat serta mengerti Kosakata Bahasa Gorontalo dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diwawancarai sebagaimana yang diuraikan di atas maka terlihat jelas bahwa guru di TK Tinelo Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango sangat berperan dalam melestarikan kosakata Bahasa Gorontalo pada anak melalui teknik bernyanyi. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan temuan-temuan penelitian dikemukakan sebelumnya, maka peneliti menyimpulkan bahwa: guru telah berperan dengan baik dalam melestarikan kosakata Bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi pada anak Kelompok B di TK Tinelo Desa Lombongo Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango. Peran tersebut diwujudkan dengan cara memberikan pengajaran dan pendidikan yang baik, memberikan bimbingan, memberikan motivasi, dan memberikan teladan atau menjadi model bagi anak, guru juga berupaya memberikan komunikasi dengan menggunakan Bahasa Gorontalo pada anak secara sederhana, dan memberikan pujian dan reward pada anak yang mampu mengenal dan memahami kosakata Bahasa Gorontalo. Guru berupaya mendidik dan membimbingnya secara bertahap dan berulang dalam mempelajari kosakata Bahasa Gorontalo melalui teknik bernyanyi. 2.
Saran Berdasarkan simpulan tersebut dapat dikemukakan beberapa saran berikut:
1.
Upaya melestarikan kosakata Bahasa Gorontalo, hendaknya menjadi perhatian utama guru, karena merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi perkembangan Bahasa anak terutama Bahasa Gorontalo
2.
Teknik bernyanyi perlu dijadikan metode ataupun teknik dalam melestarikan kosakata Bahasa Gorontalo, karena teknik tersebut sangat disukai oleh anak dan anak mampu mengingat Kosakata Bahasa Gorontalo yang ada dalam syair lagu Gorontalo.
3.
Dalam memberikan rangsangan agar anak cepat memahami kosakata Bahasa Gorontalo maka hendaknya guru selalu berkomunikasi dan melatih anak dengan menggunakan Bahasa Gorontalo setiap hari di sekolah.
4. Diharapkan kepada pemerintah, orang tua dan guru atas kerjasamanya dalam melestarikan Bahasa Daerah Gorontalo dengan melalui pelajaran tambahan di sekolah khususnya pada Taman Kanak-kanak yang masih kurang dalam memberikan pembelajaran tentang bahasa daerah yang ada malah banyak sekolah-sekolah yang mengenalkan anak pada bahasa asing seperti Bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA
Baruadi, 2011. Perencanaan Bahasa untuk Kasus Bahasa Gorontalo. (Studi Kasus Pemakaian Ejaan Bahasa Gorontalo dalam Karya Sastra Daerah). Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Penelitian dan Pendidikan. ISSN 1410-22X, Volume 8, Nomor 3. Daulima, 2007. Mengenal Sastra Lisan Daerah Gorontalo. Forum Suara Perempuan LSM Mbu’I Bungale. Limboto. Gorontalo. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Detinggi, Marlina I. 2012. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Kosakata Bahasa Daerah Gorontalo dengan Media Kartu Bergambar pada Anak PAUD Rahmad Jaya Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo. Diana, Vera, 2013. Penerapan Metode Bernyanyi dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran untuk Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik Anak di Kelompok B2 Taman Kanak-Kanak Aisyiyah II Pasar Manna. Bengkulu. Skripsi. Universitas Bengkulu. Hibana S.Rahman, 2002. Konsep Dasar Pendidikan Dasar Anak Usia Dini, Yogyakarta : PGTKI Press. Jamal Ma’mur Asmani, 2009. Tips menjadi Guru Inspiratif,Kreatif dan Inovatif. Diva Press. Maretaningtias, Andri Dian, 2011. Penggunaan Media Audio Visual (Slide Show Animation) Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin Di SDN 03 Jaten Karanganyar. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Marikaningrum, Kristanti, 2011. Metode Pengajaran Kosakata Pada Mata Kuliah Comprehension Ecrite Elementaire. Skripsi. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Mariyana, Rita, 2010. Kompetensi Profesional Guru Tk. Materi pendidikan dan pelatihan Kompetensi profesional guru tk. Mohamad Ali, 2006. Kamus Lengakp Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta. Pustaka Amani
Muhamad, Azhar, 2007. Tahap Profesionalisme Guru-Guru Pelatih Pendidikan Islam Dalam Latihan Praktikum, Tesis. Universiti Teknologi Malaysia. Mulyanto, Arif, 2009. Peran Media Gambar Dalam Penguasaan Kosakata Arab (Mufradat) di TK An-Nur I, Maguwoharjo Depok Sleman D.I. Yogyakarta. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. Saujana, 2008. Peran Guru dalam Proses Pendidikan, Kurikulum dan. diakses tanggal 13 Oktober 2014. Syamsu Yusuf, 2011. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung. Remaja Rosda Karya. Usman, Moh. Uzer, 2002. Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya Widiayanti, Sri, 2014. Penerapan Metode Bernyanyi dengan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Keterampilan BerBahasa pada Anak Usia Dini. Skripsi. Universitas Bengkulu. Zulaikha, Siti, 2009. Problematika Imlementasi Metode Bernyanyi dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada AUD. Skripsi. UINSK. Yogyakarta. Ahmadi, Fatah, 2012. Peran dan Fungsi Guru. http://edukasi.kompasiana.com/2012/07/18/peran-dan-fungsi-guru/. diakses 21 Oktober 2014. Febrisma, Nurliya. 2013. Upaya Meningkatkan Kosakata Melalui Metode Bermain Peran Pada Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus Volume 1 Nomor 2. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu. di akses tanggal 03 Februari 2015. Iwan,
2012. Pemerolehan dan perkembangan http://iwanteducation.blogspot.com/2012/11/pemerolehan-danperkembangan-Bahasa.html
Pembelajaran. (online) guru.pdf
http://saujana.sg/portals/0/bahan
Bahasa.
pengajaran/peranan
Rike Riwayanti, 2010. Perkembangan Bahasa untuk anak usia dini. http://rikerikeriwayanti.blogspot.com/2010/12/perkembangan-Bahasa-untuk-anakusia.html. diakses tanggal 13 Oktober 2014.
Triatna, Cepi, 2009. Manfaat Sertifikasi Guru. (Online). http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/1 97907232001121,CEPI_TRIATNA/LAP_FUNDAMENTAL_Cepi_2009_ ADPEND/BAB_II_KAJIAN_PUSTAKA.pdf. diakses tanggal 13 Oktober 2014. Yayang, 2010. Perkembangan Bahasa Pada Anak. http://yayangy08.student.ipb.ac.id/2010/06/18/perkembangan-Bahasapada-anak/. diakses tanggal 13 Oktober 2014.