Pengertian & Filosofi Etika Cabang ilmu, ruang lingkup dan metode pendekatan
Manusia adalah 1. Mahluk Individu memiliki akal, pikiran, perasaan dan kehendak
2. Mahluk Sosial memiliki budi pekerti, tata krama dan etika
Pengertian Etika • Berasal dari Yunani -> “ethos” artinya karakter, watak kesusilaan atau adat. • Menurut Martin (1993), “etika adalah semacam standar yang mengatur tingkah laku pergaulan manusia dalam kelompok sosial”. • Menurut para ahli, maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya, SERTA menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
rumusan para ahli • Drs O.P. SIMORANGKIR: Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
• Drs. SIDI GAJALBA (dalam sistematika filsafat) : Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
• Drs. H. BURHANUDIN SALAM: Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Fungsi Etika • Sebagai subyek: Untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu salah atau benar, buruk atau baik.
• Sebagai obyek: Cara melakukan sesuatu (didasarkan pada moralitas).
Tujuan Etika Untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik buruk manusia sesuai dengan norma-norma yang berlaku. – Pengertian baik: • Segala perbuatan yang terpuji. – Pengertian buruk: • Segala perbuatan yang tercela.
3 Alasan perlu etika • Kita hidup dalam masyarakat yang makin pluralistis, dan dihadapkan dengan sekian banyak pandangan moral yang seringkali bertentangan. • Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Transformasi ekonomi, intelektual dan budaya, yang menantang budaya tradisional. Dalam situasi ini, etika membantu agar kita tidak kehilangan orientasi. • Banyaknya tawaran ideologi sebagai penyelamat. Etika membantu kita agar sanggup menghadapi ideologi-ideologi itu dengan kritis dan obyektif dan membentuk penilaian sendiri agar tidak mudah terpancing.
Jenis Etika (1) 1. Etika Deskriptif • Etika yang berbicara tentang suatu fakta Yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat.
• Etika yang menyoroti secara rasional dan kritis tentang apa yang diharapkan manusia mengenai sesuatu yang bernilai • Misalnya: adat istiadat, kebiasaan, hal yang dianggap baik/ buruk, tindakan yang boleh/tidak boleh dilakukan
Jenis Etika (2) 2. Etika Normatif • Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku • Etika yang mengenai norma-norma yang menuntun tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari • Misalnya: (individu) kejujuran, kedisiplinan, loyalitas; (masyarakat) etika bisnis, etika komunikasi, dll
Perbedaan Kedua Jenis Etika • Etika deskriptif: • Memberikan gambaran dan membahas fakta yang berkembang di masyrakat, dengan tanpa memberikan interpretasi secara tajam dan lugas
• Etika normatif: • Melakukan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan • Macam-macam norma: • Norma Sopan satun, yang menyangkut tata cara hidup dalam pergaulan sehari-hari. • Norma Hukum, yang memiliki keberlakuan lebih tegas karena diatur oleh suatu hukum dengan jaminan hukuman bagi pelanggar. • Norma Moral, yang sering digunakan sebagai tolak ukur masyarakat untuk menentukan baik buruknya seorang sebagai manusia, misalnya: menampilkan diri sebagai manusia dalam profesi yang dijalani.
Macam Etika • Etika Umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori
• Etika Khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus
Etika Khusus • Etika individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri
• Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan perilaku manusia sebagai anggota masyarakat
Keduanya tidak dapat dipisahkan
Etika Sosial • Etika komunikasi • Etika keluarga • Etika profesi • Etika politik • Etika lingkungan • Etika ideologi
Sistem Penilaian Etika 1. Titik berat penilaian etika sebagai ilmu. 2. Perbuatan atau kelakukan seseorang yang telah menjadi sifat baginya atau telah mendarah daging, itulah yang disebut akhlak atau budi pekerti. 3. Menurut Burhanudin Salam, perbuatan dinilai pada 3 tingkatan: 1)
berupa rencana dalam hati (niat), 2) perbuatan nyata (pekerti), 3) akibat atau hasil perbuatan tersebut (baik & buruk).
Etika vs Moral (1) • Moral berasal dari bahasa latin “mos” artinya adat istiadat • Moral adalah nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya dalam bermasyarakat • Sebagai contoh: “Kepala Proyek Pengembangan TI di perusahaan ini tidak bermoral…..” è melangar norma-norma etis yang berlaku dalam kelompok atau organisasi
Etika vs Moral (2) • Menurut Frans Magnis Suseno (1987), “moral adalah nilai-nilai yang mengandung peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik”.
• Kesimpulan: Etika = Moral adalah pegangan tingkah laku didalam bermasyarakat Etika
Moral
Etika-moral
Perbedaan moral dan etika: - Moral menekankan pada cara menekankan sesuatu. - Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut.
Etika vs Filsafat •
Filsafat adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia
•
Etika merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral
Filsafat moral adalah cabang dari filsafat tentang tindakan manusia •
Kesimpulan:
Suatu ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk manusia, berdasarkan kehendak dalam mengambil keputusan yang mendasari hubungan antar sesama manusia
Faktor-Faktor Tindakan Melanggar Etika • Kebutuhan Individu
– Merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan. • Tidak ada pedoman
– Tidak punya penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu. • Perilaku dan kebiasaan Individu
– Perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
Pengertian & Kekhususan Norma
Nilai & Norma 1. Nilai ukuran untuk menentukan baik buruk atau benar salah yang terkait dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal)
2. Norma aturan yang diberlakukan untuk mengatur tingkah laku seseorang dalam kehidupannya
NORMA-NORMA DALAM KEHIDUPAN PENGERTIAN NORMA “Norma adalah kaidah atau ketentuan yang mengatur kehidupan dan hubungan antar manusia dalam arti luas” “Norma adalah suatu kaidah yang digunakan sebagai standar atau ukuran tentang perbuatan manusia, mana yang benar/salah, serta mana yang baik/buruk”
Pentingnya Norma dalam Masyarakat • Menciptakan ketertiban dalam masyarakat • Mencegah benturan kepentingan di masyarakat • Memberi petunjuk bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan
Jika Norma Tidak Ada • Tidak akan tertib • Akan ada benturan • Akan terjadi kekacauan • Tidak akan tenteram • Tidak akan hidup tenang
• Akan terjadi pertengkaran • Akan berantakan • Tidak akan aman • Akan terjadi perbuatan sewenang-wenang • Tidak ada perdamaian
• Akan terjadi permusuhan
• Tidak ada kehidupan yang rukun
• Akan terjadi keributan
• Tidak ada kesopanan
Jenis-jenis norma (1) Norma Agama: ”Pedoman hidup yang diterima sebagai perintah, larangan dan ajaran yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa” Contoh: menjalankan ibadah sesuai keyakinan, membantu fakir miskin dan anak yatim/piatu, dan lain-lain Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat hukuman/siksa dari Tuhan YME di akhirat nanti
Jenis-jenis norma (2) Norma Kesusilaan: ”Pedoman pergaulan hidup yang bersumber dari hati nurani manusia tentang baik buruknya suatu perbuatan” Contoh: berlaku adil, jujur, menghormati sesama, menjaga nama baik/kesucian/harga diri Akbita pelanggaran: penyesalan, mendapat celaan, diasingkan/diusir dari lingkungan masyarakat
Jenis-jenis norma (3) Norma Kesopanan: ”Peraturan hidup/tingkah laku yang terkait dengan pergaulan sesama manusia” Contoh: menghormati yang lebih tua, berpakaian yang baik, tidak meludah atau buang air sembarangan, dan lainlainnya Pelanggaran terhadap norma tersebut sanksinya mendapat celaan atau bahkan dijauhi/tidak disukai oleh masyarakat sekitar
Jenis-jenis norma (4) Norma Hukum: ”Peratutan hidup yang dibuat oleh penguasa negara” Norma hukum sifatnya memaksa dan mempunyai sanksi-sanksi yang tegas Contoh Pidana: Merampas nyawa orang lain, dipidana penjara paling lama 15 tahun (KUHP Bab XIX pasal 338) Contoh Perdata: Perbuatan melanggar hukum yang merugikan orang lain harus mengganti kerugian (KUH Perdata Bab III pasal 1365)
ADAT ISTIADAT • Adat adalah aturan dan perbuatan yang lazim dituruti atau dilakukan sejak dahulu kala (Kamus umum bahasa Indonesia) • Timbulnya adat berawal dari usaha sekelompok masyarakat yang menginginkan terciptanya ketertiban di lingkungannya • Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi ke generasi sebagai warisan, sehingga kuat hubungan/ kaitannya dengan pola perilaku masyarakat.
Kebiasaan & Peraturan • Dalam konteks kemasyarakatan, pengertian kebiasaan hampir sama dengan pengertian adat • Bedanya, kebiasaan dipergunakan untuk perorangan, sedangkan adat dipergunakan untuk sekelompok orang • Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan adalah petunjuk, kaidah, dan ketentuan yang dibuat untuk mengatur manusia sebagai anggota masyarakat
PERBEDAAN NORMA-NORMA DALAM MASYARAKAT Uraian
Norma Agama
Tujuan Isi
Norma Kesopanan
Norma Hukum
Penyempurnaan manusia jangan sampai manusia menjadi jahat
Ketertiban masyarakat jangan sampai ada korban kejahatan
Ditujukan kepada sikap batin
Ditujukan kepada sikap lahir
Asal Usul Dari Tuhan Sanksi Dari Tuhan
Daya Kerja
Norma Kesusilaan
Membebani kewajiban
Diri sendiri
Kekuasaan luar yang memaksa
Diri sendiri
Dari masyarakat Dari masyarakat secara tak secara resmi resmi
Membebani kewajiban
Membebani kewajiban
Membebani kewajiban dan memberi hak
Pengertian Profesi
PENGERTIAN PROFESI – Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian – Istilah profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai
Profesi (Wikipedia Indonesia) • Adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus • Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut • Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan teknik • Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional • Orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan memanfaatkan keahlian yang dimiliki
Ciri-ciri Profesi 1. Adanya pengetahuan/keahlian khusus 2. Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi 3. Mangabdi pada kepentingan masyarakat 4. Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu profesi 5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi
Mekanisme Profesi 1. Suatu profesi biasanya mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasukinya; 2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual dan ketrampilan yang signifikan; 3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
Nilai Tambah Profesi 1. Adanya proses lisensi atau sertifikasi; 2. Adanya organisasi; 3. Adanya otonomi dalam pekerjaannya.
Prinsip Etika Profesi 1. Kejujuran 2. Tanggung jawab 3. Keadilan 4. Otonomi
Peranan Etika dalam Profesi 1. Kelompok profesi diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama 2. Salah satu golongan masyarakat yang memiliki nilai-nilai sebagai landasan dalam pergaulannya, baik dengan masyarakat
umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional 3. Sorotan masyarakat semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama
Rambu-rambu Profesi 1. Melibatkan kegiatan intelektual 2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan 4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan 5. Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen 6. Mementingkan layanan di atas kepentingan pribadi 7. Mempunyai organisasi profesi yang kuat dan terjalin erat 8. Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik
PENGERTIAN PROFESIonal Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi
Profesional adalah orang yang sangat kompeten atau memiliki kompetensi – kompetensi tertentu yang mendasari kinerjanya
Tiga Watak Kerja profesional 1. Beritikad untuk mewujudkan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti è tidak mementingkan imbalan/upah 2. Dilandasi kemahiran teknis berkualitas tinggi yang dicapai melalui pendidikan/pelatihan khusus 3. Diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral è tunduk pada kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama dalam organisasi profesi
Kaitan Profesi dan Profesional Profesi:
Profesional:
1. Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus
1. Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya
2. Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu) 3. Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup 4. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam
→ → → →
2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu 3. Hidup dari pekerjaannya tersebut 4. Ada rasa bangga dan percaya diri akan pekerjaan yang dilakukannya
PENGERTIAN PROFESIonalisme Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitrakan dilakukannya kegiatan-kegiatan tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan (profesi) dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan/masalah (Wignjosoebroto, 1999)
Profesionalisme Merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang manandai atau melukiskan coraknya suatu “Profesi”.
Beberapa ciri Profesinalisme 1. Mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita dituntut untuk selalu meningkatkan mutu 2. Menuntut kesungguhan dan ketelitian yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan 3. Menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah putus asa dan puas sampai hasil tercapai 4. Menuntut integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup yang tidak halal 5. Memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektifitas kerja yang tinggi.
6 Karakteristik Profesional
Ethical (etis) Altruistic
Responsible
(mementingkan orang lain)(bertanggung jawab)
Theoretical (teoritis)
Committed (memiliki komitmen)
Intellectual (serdik/pandai)
Ethical • Selalu jujur pada orang lain dan dalam berbagai situasi • Mengedepankan perilaku yang luhur dan adil • Mengdepankan kebenaran dari pada kebohongan • Senantiasa menjaga rahasia pekerjaan • Berorientasi pada logika dan nurani dalam memutuskan • Dan lain-lain
Altruistic § Tidak mementingkan diri sendiri § Mencurahkan perhatian pada kepentingan orang lain § Menunjukkan rasa hormat (respect) pada orang lain § Membangun pemikiran dan sikap positip kepada orang lain § Senantiasa siap membantu/ menolong orang yang membutuhkan § Dan lain-lain
Responsible • Menepati janji dalam berbagai hal/kegiatan • Bekerja dengan loyalitas dan akuntabilitas tinggi • Berpikir sebelum bereaksi, berbicara berdasar data/ fakta • Hati-hati dalam mengambil keputusan • Mengambil alih kesalahan bawahan (tidak mencari kambing hitam)
• Senantiasa melakukan evaluasi atas kinerjanya • Dan lain-lain
Theoretical § Berpikir kritis dan dinamis § Berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi § Menunjukkan apresiasi pada kegiatan riset dan pengembangan teori
§ Mempresentasikan dasar teori (acuan) dari ide dan aksi/realisasi
§ Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
§ Dan lain-lain
Committed § Selalu siap menjalankan tugas/kewajiban § Patuh pada peraturan dan perundangan yang berlaku dan telah disepakati bersama
§ Menjadi anggota dan berpastisipasi dalam organisasi profesi
§ Senantiasa meningkatkan keahlian dan kemampuan diri dalam pekerjaan
§ Menjaga harkat martabat
dan nama baik keprofesian di masyarakat
Intellectual §
Membaca karya ilmiah • Mengikuti perkembangan iptek yang terkait • Menambah wawasan keprofesian secara umum dan khusus
§
Berinteraksi dengan kolega untuk bertukar informasi dan perspektif baru • Partisipasi dalam konferensi • Mengikuti pelatihan secara periodik
§
Pengembangan diri secara konsisten • Meningkatkan performansi diri sendiri
Tahapan Pengembangan Profesional (Meszaros & Braun, 1980)
Pre-Professional Applier
Analyst Integrator
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan Meningkatkan keahlian yang meliputi: – Pengetahuan (knowledge): teoritis, informasi yang dievaluasi dan diorganisir pikiran manusia sedemikian sehingga dapat lebih bermanfaat – Ketrampilan (skill): aplikatif, kemahiran melakukan suatu prosedur/kegiatan – Kemampuan (ability): analisis dan diagnosis penyelesaian suatu masalah – Sikap (attitude): perilaku dalam menerima/menolak suatu elemen kerja (teliti, tepat waktu, terjadwal, dsb)
Sertifikasi • Cara untuk melakukan standar sebuah profesi • Pengakuan dari suatu organisasi profesi independen • Alasan pentingnya sertifikasi – Untuk menuju level yang diharapkan/diinginkan – Untuk memenuhi capaian standar kinerja tertentu – Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pengguna
Jenis Sertifikasi 1. Sertifikasi berorientasi produk • Microsoft, Corel • Oracle, CISCO, Novell • Siemens, Toshiba, dan lain-lainnya
2. Sertifikasi berorientasi profesi • Sertifikasi Guru/Dosen, IATKI, dan lain-lain • CompTIA (Computing Technology Industry Association), misal: network support, Computer Technical
• Sun Microsystems, misal: Java programmer
Pengertian & Peranan kode etik
Pengertian KODE ETIK (1) • Kode, yaitu tanda-tanda atau simbolsimbol yang berupa tulisan, gambar,atau benda yang disepakati untuk maksudmaksud tertentu • Kode etik, yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja
Pengertian KODE ETIK (2) • Kode etik, yaitu sistem norma, nilai dan aturan tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik, bagi profesional • Kode etik, menyatakan tindakan apa yang benar atau salah, serta perbuatan apa yang harus dilakukan atau harus dihindari
Tujuan KODE ETIK • Agar profesional memberikan layanan sebaik-baiknya kepada masyarakat pengguna • Agar masyarakat pengguna terlindungi dari tindakan yang tidak profesional
Prinsip Dasar KODE ETIK – Prinsip integritas Harus menjunjung nilai tanggung jawab dan integritas tinggi
– Prinsip obyektivitas Harus menjaga obyektifitas dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
– Prinsip kerahasiaan Menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesi dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tanpa persetujuan
– Prinsip perilaku profesional Harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskriditkan profesi yang diembannya
Ruang gerak kode etik Profesi Menurut Harris [1995]: Ruang gerak seorang profesional diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi
Kode etik profesi (K.E.P) • Aturan atau ketentuan tertulis yang disepakati di dalam menjalankan suatu profesi • Umumnya dikeluarkan oleh asosiasi atau organisasi tertentu (profesi, politik, sosial, dll) • Contoh di Indonesia: IAI, IDI, PII, IPKIN (Ikatan profesi komputer Indonesia), IATKI (Ikatan Ahli Teknik Ketenagalistrikan Indonesia), dll
• Contoh di Mancanegara : ACM (Association for Computing Machinery), ICCP (Institute for Certification of Computer Programming, DPMA (Data Processing Management Association), ITAA (Information Technology Association of America), dll
Menurut UU No. 43/1999 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN)
• Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama • Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan Kode Etik Profesi 1. Menjunjung tinggi martabat profesi 2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota 3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi 4. Meningkatkan mutu profesi 5. Meningkatkan mutu organisasi profesi 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi 7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat 8. Menentukan baku standarnya sendiri
CIRI-CIRI Kode Etik Profesi 1. Singkat 2. Sederhana 3. Jelas & konsisten 4. Masuk akal 5. Dapat diterima 6. Realistis 7. Komprehensif/lengkap 8. Positif dalam formulasinya
Fungsi Kode Etik Profesi 1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan • Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yangtidak boleh dilakukan.
2. Merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan • Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi • Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
Karakteristik K.E.P • Bukan algoritma sederhana yang dapat menghasilkan keputusan etis atau tidak etis • Terkadang bagian-bagian dari kode etik dapat terasa saling bertentangan dengan kode etik lain • Menggunakan keputusan yang etis untuk bertindak sesuai dengan semangat kode etik profesi • Menggariskan dengan jelas prinsip-prinsip mendasar yang butuh pemikiran, bukan kepatuhan membuta
Pemilik Kode Etik Profesi Umumnya adalah organisasi kemasyarakatan atau organisasi profesi yang bersifat nasional, misalnya: Ikatan Profesi Komputer Indonesia (IPKIN), Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Ikatan Akuntansi Indonesi (IAI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dll.
Orientasi Kode Etik Profesi 1.
Rekan,
2. Profesi, 3. Badan, 4. Nasabah/Pemakai, 5. Negara, dan 6. Masyarakat.
Kendala Penyusunan K.E.P • Bagaimana kode tersebut akan digunakan • Seberapa detail tingkat rinciannya • Siapa yang menjadi sasaran kode etik • Kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa
Alasan K.E.P Diabaikan • Pengaruh sifat kekeluargaan • Pengaruh jabatan • Pengaruh materialisme
Pelanggaran kode etik Profesi 1. Pelanggaran terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu – Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan – Menyalahgunakan kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi
2. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian serta yang kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional
Pelanggaran kode etik Profesi Nasional Kamis, 27 Jan 2011 09:02 WIB Dua Lagi Masih Diproses - Empat Dokter di Medan Langgar Kode Etik
MedanBisnis – Medan. Majelis Kode E=k Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia ((MKEK-‐ IDI) Kota Medan telah menyidang 6 dokter berdasarkan pengaduan masyarakat. Dari 6 orang tersebut, 4 di antaranya terbuk= melakukan pelanggaran kode e=k, sedangkan 2 lagi masih dalam proses penyindangan lebih lanjut. Demikian dikatakan Sekretaris MKEK-‐ IDI Medan, dr Ery Suhaymi SH kepada wartawan, Rabu (26/1), di Medan. Ia menjelaskan, kasus yang mereka sidangkan itu merupakan pengaduan dari para pasien yang mereka terima untuk 2010.
SANKSI PELANGGARAN K.E.P Sanksi moral & Sanksi dikeluarkan dari organisasi • Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu • Karena tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan ketentuan-ketentuan profesional, seperti: – Kewajiban melapor jika ketahuan teman sejawat melanggar kode etik – Ketentuan itu merupakan akibat logis dari “self regulation” yang terwujud dalam kode etik
Standar Kompetensi Profesi
Kompetensi (1) • Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan {UU No. 13 / 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1}
• Pernyataan tentang bagaimana seseorang dapat mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya di tempat kerja sesuai dengan standar atau persyaratan yang ditetapkan oleh tempat kerja {Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia}
Kompetensi (2) • Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksnakan tugas di bidang pekerjaan tertentu {Surat Kep Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi}
• Pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memungkinkan untuk dilaksanakannya suatu kegiatan profesional secara efektif {Association K.U. Leuven}
Kata Kunci • Knowledge (Ilmu Pengetahuan) • Skill (Keahlian, Keterampilan) • Attitude (Sikap)
Knowledge • Akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum dan dapat dijadikan pegangan dasar untuk bertindak • Pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang diberikan
Skill • Keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keteramplian dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknik, metode, dan prinsip • Diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, observasi, dan praktek lapangan/magang
Attitude • Senantiasa ada dalam diri • Tindakan tertentu yang dipilih diantara sejumlah tindakan yang bisa dilakukan • Sikap/tingkah laku yang tepat – di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja
• Lebih banyak diperoleh melalui proses belajar dan kedewasaan • Dapat diperkuat atau diperlemah, serta dikembangkan atau ditumbangkan
KOMPETENSI (menurut Spencer)
Komponen Kompetensi Kinerja
P S
Perilaku Tampak
Pengetahuan Ketrampilan
B MK
K
Sikap
Tersembunyi
Niat Karakter Mo=vasi
N
Lingkungan
Bakat
Model Gunung Es dan Lingkaran Terpusat Kompetensi (Sumber: Joko Siswanto)
P
Kedudukan Kompetensi Performance Environment
COMPETENCE
Skills & Abilities
Individual Characteristics
Educa=on
Knowledge
Experience
Tools
5 ELEMEN KOMPETENSI INDIVIDU
Ketrampilan Pengetahuan Konsep Diri Sifat Motif
Hasil penelitian Spencer, selama kurun waktu 20 tahun, terhadap perilaku 760 orang dari berbagai jenis pekerjaan dan jabatan pada 286 perusahaan di 20 negara (termasuk Indonesia), ditemukan adanya 20 jenis kompetensi dasar yang mempengaruhi kinerja seseorang
Klasifikasi Kompetensi • Kompetensi Umum (Soft/ Generic Competence) – 20 Kompetensi Umum Model Spencer (1993) – 8 Jenis Kecerdasan Thomas Amstrong (1993) – Intelligent Quotient - IQ (25%) + Emotional Quotient - EQ (75%) Daniel Goleman (1995) • Kompetensi Bidang (Hard Competence) – Pendidikan/pelatihan – Ketrampilan/keahlian – Kewenangan Profesi
20 Kompetensi Spencer 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Achievement orientation Concern for order Initiative Information seeking Interpersonal understanding Customer service orientation Impact & influence Organizational awareness Relationship building Developing others
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Directiveness Teamwork & cooperation Team leadership Analytical thinking Conceptual thinking Self control Self confidence Flexibility Organizational commitment Technical/Professional/ Managerial expertise
8 Kecerdasan Armstrong 1. Linguistic intelligence 2. Visual-spatial intelligence 3. Logical mathematics intelligence 4. Musical intelligence 5. Bodily intelligence 6. Interpersonal intelligence 7. Intrapersonal intelligence 8. Natural intelligence
Jenis Kompetensi & Profesi • • • • • • •
Karya Pengetahuan Ketrampilan Perilaku Sikap Motif Bakat
Penyanyi, Artis Konsultan, Juru Taksir Pilot, Tukang Las Kasir, Operator Telepon Marketing Sales Tester aroma/rasa
CONTOH
STANDAR KOMPETENSI GURU
UU No. 14/2005 (UUGD) • Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan” • Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
GURU SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL
berarti Pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan pendidikan tertentu
Syarat menjadi GURU Guru wajib memiliki: • Kualifikasi akademik • Kompetensi • Sertifikat pendidik • Sehat jasmani & rohani • Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
Kompetensi GURU sebagai Agen Pembelajaran • Kompetensi Pedagogik • Kompetensi Kepribadian • Kompetensi Sosial • Kompetensi Profesional
Kompetensi Pedagogik 1. Pemahaman wawasana atau landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik 3. Pengembangan kurikulum/silabus 4. Perancangan pembelajaran 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7. Evaluasi hasil belajar 8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Kompetensi Kepribadian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Berakhlak mulia Arif bijaksana Jujur Berwibawa Stabil Mantap Dewasa Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat 9. Secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri 10. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
Kompetensi Sosial 1. Berkomunikasi lisan, tulisan, isyarat 2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional 3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua/wali peserta didik 4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku 5. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Kompetensi Profesional Kemampuan guru dalam pengetahuan isi (content knowledge) à penguasaan: 1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu 2. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, atau kelompok mata pelajaran yang diampu
Kompetensi Lulusan (PT) Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati {UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas penjelasan Pasal 35 (1)}
Kompetensi Lulusan PT (1) • Knowledge and Technical Skill • Personal Vision, Mission, Values • Communication Skill : Berkomunikasi secara efektif, termasuk perhatian untuk mendengar • Interpersonal Skill : Mudah dalam berkomunikasi • Analitical Ability • Relation Building • Kemampuan Kerjasama • Kemampuan Organisasi • Inisiatif dan Kreatifitas : Pemikiran yang menghasilkan ide-ide baru dan berharga
Kompetensi Lulusan PT (2) • Entrepreunership (Kewirausahaan) • Integritas: Kepatuhan pada kode etik dan perilaku terpuji • Adaptability • Flexibility • Self Control • Self Development • Persistent (Gigih, Ulet) • Menghargai Waktu • Kemampuan/kemauan mencari informasi • Competency Based vs Strength Based
KOMPETENSI MANAJERIAL PT. Semen Gresik Tbk
Kompetensi Inti: - Semangat berprestasi - Orientasi pada pelayanan pelanggan - Kerjasama kelompok
Kompetensi Pendukung: - Inisiatif - Kepemimpinan
- Pengendalian diri
- Berpikir sistematis & strategis
- Percaya diri
- Kemampuan bisnis
- Semangat belajar - Kesadaran organisasi
ENGINEERING ETHICS (Etika Enjiniring) Sumber Utama: Charles B. Fleddermann
Engineer (Insinyur) …..Memiliki pengetahuan, kemampuan, kreativitas dan keberanian untuk membuat perubahan yang lebih baik bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia – baik skala kecil maupun skala besar.
Profesi Enjiniring Enjiniring adalah: “Profesi yang menerapkan ilmu pengetahuan & teknologi berbasis matematika dan ilmu pengetahuan alam, yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan/ praktek, untuk memanfaatkan dan mengembangkan sumber-sumber yang ada demi kesejahteraan manusia”
Etika Enjiniring Enjiniring adalah sebuah profesi, seperti halnya hukum, kedokteran, farmasi dan lain-lainnya Profesional biasanya memiliki pendidikan tinggi Masyarakat pengguna sering kali kurang pengetahuan tentang apa yang dikerjakan engineer Engineer memiliki kewajiban dan tanggungjawab etika, yang merupakan bagian dari etika enjiniring
Enjiniring Sebagai Profesi Menjunjung tinggi kejujuran, ketekunan dan kepatuhan Mengedepankan keadilan dan kebijaksanaan Mengutamakan kepentingan masyarakat Dengan sadar mempromosikan pengetahuan, ide profesional dan pelayanan publik Memiliki status hukum Bekerja dengan standar operasional yang jelas
Mentaati kode etik yang berlaku
Prinsip Etika Enjiniring Melindungi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Tidak menerima hadiah atau Melaksanakan tugas suap yang akan sesuai dengan mempengaruhi keputusan kompetensinya enjiniring
Menjaga pelestarian lingkungan
T erus belajar meningkatkan kemampuan/ keahlian
Berlaku benar, obyektif dan menjaga rahasia pekerjaan
Bekerja keras, jujur dan bertanggungjaw ab
Contoh Kasus
Contoh kasus berikut diharapkan dapat memberikan gambaran akan pentingnya pengetahuan tentang Etika Enjiniring
Kasus Ford Pinto (1978) • 7 tahun peluncuran è 50 tuntutan hukum terkait tubrukan dari belakang • Tangki bensin pecah, meledak dan terbakar è luka dan meninggal • Pengabaian norma yang cukup parah • Tuntutan Hukum & Kriminal • Pengabaian keselamatan penumpang • Para insinyur & manajer Ford terancam hukuman penjara
Kasus Ford Pinto (1978) • Titik berat kasus: FORD telah tahu adanya cacat pada tangki tersebut • Di Persidangan terbukti: para insinyur sudah mengingatkan bahaya desainnya • “Manajemen” mengabaikan, karena ingin segera menjual ke pasaran dengan harga kompetitif • Anggota manajemen ada insinyurnya • Dilema para Insinyur: “Keselamatan & Penghematan”
Kasus Ford Pinto (1978) FORD ingin menghemat biaya produksi beberapa dolar, akhirnya harus mengeluarkan JUTAAN dolar untuk membayar TUNTUTAN pemakai + publisitas BURUK + kepercayaan masyarakat TURUN (Maunya UNTUNG jadinya BUNTUNG)
FORD dianggap tidak mendesain mobil yang aman
Kasus Lain Jumat, 18/02/2011 16:51 WIB/detikoto
Ini Dia Penyebab Honda Jazz, Freed dan City Ditarik Produsen mobil Honda menarik kembali 3 mobil andalannya yakni Jazz, Freed, dan City, sejumlah 40.000an unit. Penyebab ketiga mobil populer ini harus masuk bengkel Honda, karena masalah mesin Komponen Lost Motion Spring, yang berfungsi menekan rocker arm (lengan penggerak) pada putaran mesin rendah, setelah kurun waktu tertentu dapat melengkung dan patah sehingga menimbulkan bunyi mesin yang tidak normal
Kasus Lain JUM'AT, 25 FEBRUARI 2011 | 10:44 WIB | TEMPO
Toyota Motor Corp Kembali Tarik Dua Jutaan Produknya Ditengarai, pedal gas produknya bermasalah karena tersangkut karpet lantai sehingga menyebabkan mobil bisa melesat tak terkendali. Mobil yang ditarik terdiri dari 761 ribu Toyota RAV4 model 2006 – 2010, Toyota 4Runner model 2003 – 2009 sebanyak 603 ribu, Lexus LX570 model 2008 – 2011 sebanyak 17 ribu unit. Selain itu, Toyota juga menarik 372 ribu unit Toyota Highlander dan Highlander HV yang terdiri dari RX330, RX350, dan RX400H.
Masalah Etika Enjiniring Keselamatan masyarakat Konflik kepentingan
Kejujuran dalam riset/pengkajian
Keadilan
Gratifikasi/ penyuapan
Kecurangan
Perlindungan lingkungan
Masalah (calon) Engineers CUKUP mendapatkan ilmu yang terkait dengan: dasar enjiniring, metode penyelesaian masalah, serta desain dan perancangan KURANG mendapatkan ilmu yang terkait dengan: praktek bisnis, keselamatan dan kesehatan kerja, serta etika profesi
Dasar Perilaku Engineers
Dasar Perilaku Engineers (menghindari konfik)
ETIKET (Etiquette) • Penghormatan kepada masyarakat pengguna
HUKUM (Law) • Jelas aturan dan sangsinya
MORAL (Morals) • Perilaku yang diterima secara umum berdasar agama/ budaya
ETIKA (Ethics) • Gambaran dari keseluruhan yang ada di atas
Etiket (Etiquette) • Adab perilaku dan sopan santun saat berinteraksi dengan sesama, dalam konteks sosial kemasyarakatan • Tata cara makan, dress codes, pengaturan posisi duduk, ladies first, dan lain-lainnya • Pelanggaran etiket tidak menyebabkan masuk penjara, tetapi dapat me”lukai” profesionalisme
Hukum (Laws) • Suatu sistem aturan dan hukuman yang terdefinisi dengan jelas untuk memelihara keamanan dan keteraturan dalam masyarakat • Dibuat/disusun oleh penguasa, masyarakat atau adat • Pelanggaran akan mendapat hukuman sampai ke penjara • Semua manusia sama kedudukannya dalam hukum dan berhak memperoleh perlakuan hukum yang sama sebagaimana diatur dalam konstitusi
Moral (Morals) • Norma individu yang terkait dengan perilaku salah atau benar, serta baik atau buruk berdasarkan latar belakang kehidupan, keyakinan agama serta pengaruh lingkungan • Budaya atau agama: judi, sabung ayam, minum alkohol, mabuk, merokok, dan lain-lain • Kontraversi terkait isu moral, misalnya: perawatan kesehatan adalah hak setiap orang, atau aborsi demi menyelamatkan sang ibu
Etika (Ethics) • Suatu kode atau sistem norma yang mendefinisikan perilaku moral pada kelompok masyarakat tertentu • Etika adalah studi terkait moralitas dalam segala tindakan atau tingkah laku manusia • Etika profesi memberi arah bagi dilakukannya tindakan/kegiatan profesional • Kebanyakan masyarakat profesi memiliki kode etik
Teori Moral ETIKA berbasis Konsep MORAL
Utilitarianisme
Etika Kewajiban dan Etika Hak
Etika Moralitas
Fr-p.44
Utilitarianisme
Etika Kewajiban & Etika Hak Suatu tindakan dianggap BAIK, jika menghormati hak-hak individu Kewajiban kita melindungi hak-hak orang lain. Hak dasar kita harus juga dilindungi orang lain. Kelemahannya, tidak begitu memperhitungkan kepentingan orang banyak Ilustrasi: pembangunan bendungan untuk PLTA (jika salah satu pemilik tanah menolak melepaskannya, sudah cukup untuk menghentikan proyek)
Etika Moralitas Suatu tindakan dianggap BAIK, hanya jika mendukung perilaku yang baik (bermoral)
Merupakan penerapan karakter pribadi pada diri sendiri maupun orang lain
Banyak kasus è dipermukaan tampak bermoral, tapi sebenarnya tidak (apa contohnya?)
Cenderung kurang kongkrit dan agak sulit digambarkan pada entitas di luar manusia (perusahaan atau pemerintahan misalnya)
Teori mana yang digunakan? • Pada setiap masalah, kita bisa memanfaatkan keempat teori tersebut untuk melihat solusinya • Kita tentukan pilihannya sesuai dengan situasi faktual yang berkembang • (I) dengan teori yang berbeda, didapatkan hasil/ solusi yang sama, atau (II) teorinya berbeda, hasil/solusinya-pun berbeda • Ilustrasi: Kasus kebocoran BHOPAL, atau penggusuran pemukiman dekat ril KA
Teknik Penyelesaian Masalah Etika
Introduksi (1) Fr-p.59
• Pada awal 1990 muncul laporan studi ètinggal di dekat SUTT meningkatkan risiko terkena kanker, khususnya anak-anak • Penyebabnya è medan EM lemah berfrekuensi rendah di sekitar SUTT • Banyak insinyur melakukan penelitian untuk memastikan kebenarannya • Para insinyur di perusahaan listrik terus berusaha merancang produk yang dapat mengurangi radiasi medan EM tersebut
Introduksi (2) • Hampir semua rancangan/rekayasa insinyur terkait dengan risiko “kesehatan dan keselamatan” • Meski seringkali tingkat bahayanya itu sendiri belum diketahui • Apakah suatu proses atau produksi tertentu etis untuk dikerjakan? • Alat apa yang harus digunakan agar yang dikerjakan benar secara etis?
Isu-isu Dalam Masalah Etika Isu
Detil
Contoh
Penyelesaian
1. Isu Faktual
Melibatkan apa yang benar-benar diketahui tentang sebuah kasus
Dalam kasus gratifikasi: macam dan nilai hadiah mungkin menjadi fakta yang diketahui umum
Melalui penelitian atau penyelidikan untuk mengungkap kebenaran
2. Isu Konseptual
Berhubungan dengan “arti” atau bisa tidaknya suatu ide diterima
Yang tidak diketahui adalah apakah hadiah tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi sebuah keputusan atau sekedar tanda persahabatan
Melalui kesepakatan atas arti, istilah dan konsep. Meski kadang kesepakatan tidak tercapai
3. Isu Moral
Menentukan prinsip moral mana yang dapat/sesuai diterapkan dalam situasi “tersebut”
Setelah dapat dipastikan apakah itu hadiah atau suap, secara moral sudah jelas tindakan yang harus diambil
Melalui kesepakatan atas prinsip-prinsip moral yang relevan dan bagaimana harus diterapkan
Membuat Diagram Garis (1) Sangat berguna untuk situasi di mana prinsip-prinsip moral yang dapat diterapkan kita ketahui dengan jelas, tetapi cukup banyak “wilayah abu-abu” yang dapat menjadi “celah” Digambar sebuah garis yang salah satu ujungnya ditempati “paradigam positif” dan ujung lainnya “paradigma negatif” Paradigma Positif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi dapat diterima secara moral Paradigma Negatif: sesuatu hal yang tidak diragukan lagi TIDAK dapat
Membuat Diagram Garis (2) MASALAH: Sebuah perusahaan terpaksa harus membuang sedikit limbah beracunnya ke sebuah Danau, yang selama ini menjadi persediaan air minum warga. Batas ambang untuk limbah ini ≈ 10 ppm. Jika limbah jadi dibuang, konsentrat danau menjadi 5 ppm. Paradigma Positif: Persediaan untuk warga Diharapkan tidak terjadi masalahair kesehatan dan dan amandi air minum warga tidak harus dapat bersih mendeteksinya mereka. Paradigma Negatif: Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau
Membuat Diagram Garis (3) Paradigma Negatif (PN)
Paradigma Positif (PP)
Tingkat limbah beracun yang dibuang ke Danau
Persediaan air untuk warga harus bersih dan aman
Contoh beberapa hipotesa/kemungkinan kejadian: (makin banyak makin baik) 1. Limbah jadi dibuang ke Danau. Pada tingkat 5 ppm limbah tidak berbahaya, tetapi rasa airnya agak berubah 2. Limbah itu dapat diuraikan dengan peralatan baru yang dibeli perusahaan 3. Limbah dapat dipisahkan dengan peralatan baru yang dibeli pembayar pajak 4. Kadang, orang yang terekspose limbah akan merasa sakit selama 1 jam 5. Pada tingkat 5 ppm, beberapa orang akan menderita Paradigma Negatif (PN) Paradigma Positif (PP) sakit cukup hebat selama satu minggu, tetapi dalam jangka panjang tidak membahayakan 6. Peralatan dapat dipasang di 5 4 3 1 Pabrik6untuk 2 mengurangi tingkat limbah jadi 1 ppm
Versi Akhir DIAGRAM GARIS: • Hipotesa/kemungkinan kejadian yang dibuat, semakin banyak semakin baik • Makin banyak jumlah hipotesa, makin memudahkan dilakukannya penyelidikan lebih lanjut, sebelum keputusan final diambil (sebisa mungkin mendekati PP) • Penempatan garis-garis hipotesa akan sangat dipengaruhi oleh subyektifitas • Sekarang kita coba tempatkan titik “P” sebagai titik permasalahan kita yang akan kita cari solusinya. Paradigma Negatif (PN) Paradigma Penentuan titik “P” juga kadang subyektif Positif (PP) • Penentuan keputusan final seringkali juga dipengaruhi5oleh4 faktor lain, seperti: politis, sosial, 3 1 P 6 2 budaya, dan lain-lainnya
Membuat Diagram Alur (1) • Disebut juga flow chart dan sangat dikenal oleh mahasiswa teknik • Berguna untuk menganalisis kasus yang memiliki tahapan kejadian • Memberi visualisasi tentang sebuah situasi dengan konsekuensinya • Menyelesaikan masalah etika, mulai yang sederhana – rumit • Harus diupayakan se-obyektif mungkin dalam melakukan analisis • KUNCI sukses: kreatif dalam menentukan skenario dan hasil secara obyektif, meski keputusannya “tidak”
Contoh Diagram Alur Kasus Bhopal
Risiko, Keselamatan dan Kecelakaan
Pendahuluan Tugas utama insinyur: melindungi keselamatan dan kesejahteraan umum Insinyur mempunyai tanggungjawab kepada masyrakat untuk menghasilkan produk yang aman Keselamatan harus menjadi bagian integral dari semua desain enjiniring
Keselamatan dan Risiko
Keselamatan: Kebebasan dari kerusakan, cedera dan risiko
Risiko: Kemungkinan mendapatkan bahaya atau kerugian
Mendefinisikan masalah
Menghasillkan beberapa alternatif solusi
Desain Keselamatan dalam Desain Enjiniring
Menganalisis setiap solusi
Menguji “keandalan” setiap solusi
Memilih solusi yang terbaik
Mengimplementasikan solusi yang dipilih
Mengevaluasi hasil implementasi
Ragam Risiko 1. Risiko yang disadari VS yang tidak disadari (property di dekat pabrik kimia)
2. Konsekuensi jangka pendek VS jangka panjang (cacat sementara vs permanen)
3. Probabilitas yang telah diperkirakan (1:sejuta vs 50:50)
4. Dampak yang dapat diputar balik 5. Tingkat batasan risiko (lakalantas atau radiasi nuklir tk rendah)
6. Risiko tertunda VS Risiko seketika (risiko kena jantung vs terjun payung)
Jenis Kecelakaan K. SISTEMIS:
karakteristik penerap-an teknologi yang sangat canggih dan organisasi yang rumit
K. PROSEDURAL:
akibat dari tindakan yang tidak mematuhi prosedur baku yang telah ditetapkan 1
2
K. TEKNIS:
disebabkan oleh kerusakan/kegagalan dalam desain (material, peralatan, dan lainnya)
3
Wajib BACA !! Codes of Ethics of Professional Engineering Societies: • The Institute of Electrical and Electronics Engineers Societies (IEEE) • National Society of Professional Engineers (NSPE) – Codes of Ethics for Engineers
• American Society of Mechanical Engineers (ASME) • American Society of Civil Engineers (ASCE) • American Institute of Chemical Engineers (AICHE)
Yuris (Jum’at) HP: 085730041793