PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU
Lahir, tumbuh, dan kokohnya ilmu menimbulkan persoalan-persoalan yang berada di luar minat, kesempatan, atau jangkauan dari ilmuwan sendiri untuk menyelesaikannya. Namun, ada sebagian cedekiawan yang berusaha menemukan penyelesaian untuk masalah tersebut yang mana para cendekiawan ini disebut sebagai filsuf (philosophers). Pemikiran para filsuf mengenai filsafat ilmu merupakan filsafat ilmu atau philosophy of science. Filsafat adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam tentang sesuatu sampai keakar-akarnya. Sesuatu disini dapat berarti terbatas dan dapat pula berarti tidak terbatas. Bila berarti terbatas, filsafat membatasi diri akan hal tertentu saja. Bila berarti tidak terbatas, filsafat membahas segala sesuatu yang ada dialam ini yang sering dikatakan filsafat umum. Sementara itu filsafat yang terbatas adalah filsafat ilmu, filsafat pendidikan, filsafat seni dan lain-lainnya. Filsafat menurut para ahli secara umum adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicitacitakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen dan percobaan tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, serta memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi itu. Seiring dengan bermunculannya filsuf, definisi mengenai filsafat ilmu juga semakin beragam, sehingga saat ini terdapat beberapa perbedaan dalam mendefinisikan filsafat ilmu. Konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Pembahasan filsafat ilmu juga mencakup sistematika, permasalahan, keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu dan dimensi ontologis, epistomologis dan aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna, implikasi dan implementasi filsafat ilmu sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan dan kependidikan dengan penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya. Pengertian Filsafat Ilmu Filsafat ilmu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Filsafat ilmu dalam arti luas: menampung permasalahan yang menyangkut hubungan keluar dari kegiatan ilmiah, seperti: tata susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu. b) Filsafat ilmu dalam arti sempit: menampung permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut sifat pengetahuan ilmiah, dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah Pengertian Filsafat Ilmu menurut beberapa ahli : 1. Menurut Robert Ackerman filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual. 1
2. Menurut Lewis White Beck, memberi pengertian bahwa filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan. 3. Menurut A. Cornelius Benjamin (dalam The Liang Gie, 19 : 58) memandang filsafat ilmu sebagai berikut. ”That philosophic discipline which isthe systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual disciplines.” Filsafat ilmu, menurut Benjamin, merupakan cabang dari filsafat yang secara sistematis menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mengenai metode, konsepkonsep, dan pra anggapan-pra anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang-cabang pengetahuan intelektual. Jadi, filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual. 4. Menurut Michael V. Berry berpendapat bahwa filsafat ilmu adalah penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah. 5. Menurut May Brodbeck filsafat ilmu adalah analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu. 6. Menurut Peter Caws Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan kesalahan. 7. Menurut Stephen R. Toulmin mengemukakan bahwa sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu adalah unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika. 8. Menurut Jujun Suriasumantri memandang filsafat ilmu sebagai bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang ingin menjawab tiga kelompok pertanyaan mengenai hakikat ilmu sebagai berikut. Kelompok pertanyaan pertama antara lain sebagai berikut ini. Objek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangap manusia ? Kelompok pertanyaan kedua : Bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya pengetahuan yang berupa ilmu ? Bagaimana prosedurnya ? Hal-hal apa yang harus diperhatikan Filsafat Imu agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar ? Apa yang dimaksud dengan kebenaran ? Dan seterusnya. Dan terakhir, kelompok pertanyaan ketiga : Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu ? Bagaimana kaitan antara cara menggunakan ilmu dengan kaidah-kaidah moral ? Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Dan seterusnya. 9. Menurut Conny Semiawan menyatakan bahwa filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya. 2
Untuk mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapat dirangkum tiga telaah yang tercakup di dalam filsafat ilmu, yaitu: 1) Filsafat ilmu adalah telaah kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap lambang yang digunakan dan terhadap struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Telaah kritis ini dapat diarahkan untuk mengkaji ilmu empiris dan ilmu rasional, juga untuk membahas studi bidang etika dan estetika, studi kesejarahan, antropologi, dll. 2) Filsafat ilmu adalah upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan postulat mengenai ilmu dan upaya untuk membuka tabir dasardasar keempirisan, kerasionalan dan kepragmatisan. 3) Filsafat ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Dari uraian di atas akan diperoleh suatu gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistimologis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu, seperti obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?. Objek Kajian Filsafat Ilmu Pada dasarnya setiap ilmu mempunyai dua macam obyek yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh adalah obyek material ilmu kedokteran. Adapun obyek formalnya adalah metode untuk memahami obyek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Filsafat sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material dan obyek formal. Obyek material filsafat adalah segala yang ada, baik mencakup ada yang tampak maupun ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedang ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian filosuf membagi obyek material filsafat atas tiga bagian, yaitu: yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Adapun obyek formal filsafat adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada. a) Dilihat dari obyek material (lapangan) Filsafat itu bersifat universal (umum), yaitu segala sesuatu yang ada (realita) sedangkan obyek material ilmu (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu. b) Dilihat dari obyek formal (sudut pandang) Filsafat itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan realita.
3
Filsafat ilmu pada prinsipnya memiliki dua obyek substantif dan dua obyek instrumentatif, yaitu: 1. Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal : a. Fakta (Kenyataan) Yaitu empiris yang dapat dihayati oleh manusia. Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang meberikan pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah positivisme, ia hanya mengakui penghayatan yang empirik dan sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya. Data empirik sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti–. Fakta itu yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti. b. Kebenaran Positivisme, benar substantif menjadi identik dengan benar faktual sesuatu dengan empiris sensual. Kebenaran pisitivistik didasarkan pada diketemukannya frekwensi tinggi atau variansi besar. Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta yang satu dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan berdasarkan diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau eksemplar dan sesuai dengan skema moral tertentu. Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi. 2. Obyek Instrumentatif, yang terdiri dari dua hal: a. Konfirmasi Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah dipastikan benar. Pemaknaan juga dapat ditampilkan sebagai konfirmi probabilistik dengan menggunakan metode induktif, deduktif, reflektif. b. Logika Inferensi Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan mengetengahkan tiga prinsip atau hukum pemikiran. Tujuan mempelajari Filsafat Ilmu Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Tujuannya mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. The Liang Gie mendefinisikan filsafat ilmu sebagai segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Belajar filsafat ilmu bagi mahasiswa sangat penting, karena beberapa manfaat yang dapat dirasakan, antara lain : 1. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mahasiswa semakin kritis dalam sikap ilmiahnya. Mahasiswa sebagai insan kampus diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori yang dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya. 2. Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. 4
3. Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran dan penelitian ilmiah. 4. Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis. Setelah mahasiswa lulus dan bekerja mereka pasti berhadapan dengan berbagai masalah dalam pekerjaannya. 5. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 6. Membiasakan diri untuk bersikap logis-rasional dalam Opini & argumentasi yang dikemukakan. 7. Mengembangkan semangat toleransi dalam perbedaan pandangan (pluralitas). Karena para ahli filsafat tidak pernah memiliki satu pendapat, baik dalam isi, perumusan permasalahan maupun penyusunan jawabannya. 8. Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan tidak kenal lelah. Fungsi dan Arah Filsafat Ilmu Berdasarkan pemahaman dasarnya, persepsi ini tidak tepat, meskipun di dalamnya terkandung manfaat. Secara khusus, filsafat merupakan perbincangan mencari hakikat sesuatu gejala atau segala hal yang ada. Artinya, filsafat merupakan landasan dari sesuatu apapun , tumpuan segala hal, jika salah tentulah berbahaya, sedikitnya akan merugikan. Apabila kehidupan berpengetahuan itu diibaratkan sebuah pohon maka filsafat adalah akarnya, yaitu bagian yang berhyubungan langsung dengan sumber kehidupan pohon itu, sedangkan batang, dahan, ranting, daun, bunga, dan buah menjadi bahan kajian ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu berperan fundamental dalam melahirkan, memelihara, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Fungsi filsafat ilmu adalah didasarkan pada pengertian filsafat sebagai suatu integrasi atau pengintegrasi sehingga dapat melakukan fungsi integrasi ilmu pengetahuan. Sebagian besar orang hanya menyangkutkan apa yang paling dekat dan apa yang paling dibutuhkannya pada saat dan tempat tertentu. Dalam Kehidupan Praktis • Filsafat memang abstrak, namun tidak berarti filsafat sama sekali tidak bersangkut paut dengan kehidupan sehari-hari yang kongkret. Keabstrakan filsafat tidak berarti bahwa filsafat itu tak memiliki hubungan apa pun juga dengan kehidupan nyata setiap hari. • Filsafat ilmu menggiring manusia kepengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. Kemudian, filsafat itu juga menuntun manusia ketindakan dan perbuatan yang konkret berdasarkan pengertian yang terang dan pemahaman yang jelas. • Filsafat ilmu membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan pertanyaanpertanyaan mendasar. • Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni : 1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada. 2. Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya. 3. Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia. 4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan 5
5. Filsafat ilmu berfungsi untuk menjelaskan keberadaan manusia di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan alat untuk membuat hidup menjadi lebih baik. 6. Filsafat ilmu memberikan kebiasaan dan kebijaksanaan untuk memandang dan memecahkan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja, tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. 7. Filsafat ilmu mengajak untuk berpikir secara radikal, holistik dan sistematis, hingga kita tidak hanya ikut-ikutan saja, mengikuti pada pandangan umum, percaya akan setiap semboyan dalam surat-surat kabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran. Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana. Arah Filsafat Ilmu Arah-arah Filsafat Ilmu sangat berkaitan erat bahkan dapat dikatakan terpusat pada konsep tentang manusia. Oleh karena itu arah filsafat ilmu secara potensial turut mendorong berkembangnya pemikiran tentang hakikat manusia sehingga menghasilkan perbaikan-perbaikan validitas dan signifikansi konsep Filsafat Ilmu. Hal ini mengandung arti turut mendorong berkembangnya filsafat tentang manusia atau antropologi filsafat.Sehubungan dengan ini lahirlah arah dan konsep tentang hakikat manusia sebagai : animal rasionale, animal sociale, animal symbolicum, homo sapiens, homo economicus, homo homini lupus, homo ludens dan sebagainya. Berbagai arah filsafat ilmu tersebut di atas, memberikan dampak terciptanya konsepkonsep atau teori-teori ilmu yang beragam. Masing-masing konsep akan mendukung filsafat ilmu tersebut. Dalam membangun teori-teori pendidikan, filsafat ilmu juga mengingatkan agar teori-teori itu diwujudkan diatas kebenaran berdasarkan kaidahkaidah keilmuan. Dengan kata lain, teori-teori pendidikan harus disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah. Hubungan antara Filsafat dan Ilmu Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua segi, semantik dan praktis. Segi semantik perkataan filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang berarti philos = cinta, suka (loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosopia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafah akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut philosopher dalam bahasa Arab disebut failasuf. Dari segi praktis filsafat berarti alam pikiran atau alam berfikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat maknanya berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Pengertian ilmu yang dikemukakan oleh Mohammad Hatta adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama 6
tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut hubungannya dari dalam. Victor F. Lenzen dalam Philosophy of Science yang dimuat dalam Living Schools of Philosophy (1962) merumuskan apa yang dimaksud dengan ilmu dan filsafat ilmu. Lenzen menyatakan, ilmu berarti suatu kegiatan kritis yang bertujuan menemukan dan juga merupakan pengetahuan sistematis yang didasarkan pada kegiatan kritis tersebut. Masala-masalah filsafat ilmu mencakup : (1) struktur ilmu yang meliputi metode dan bentuk pengetahuan ilmiah, (2) kegunaan ilmu bagi kepentingan praktis dan pengetahuan tentang kenyataan. Filsafat dan ilmu pada dasarnya adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi. Kesimpulan a. Filsafat merupakan pengetahuan tentang asas-asas pikiran dan perilaku dan merupakan ilmu untuk mencari kebenaran dan prinsip-prinsip dengan menggunakan kekuatan akal, pandangan hidup (yang dimiliki oleh setiap orang), ajaran hukum dan perilaku serta kata-kata arif yang bersifat didaktis (mengandung pendidikan). b. Ilmu merupakan pengetahuan yang digumuli sejak sekolah dasar pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi, berfilsafat tentang ilmu berarti terus terang kepada diri sendiri. Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya pada batas pengalaman manusia juga disebabkan metode yang digunakan dalam menyusun yang telah teruji kebenarannya secara empiris. c. Jadi, Filsafat Ilmu adalah studi gabungan yang terdiri atas beberapa studi yang beraneka macam yang ditujukan untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. DAFTAR PUSTAKA Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan Abdulhak, H.Ishak. 2008. Filsafat Ilmu Pendidikan,Bandung, PT Remaja Rosdakarya
_______ Oleh: Putri Ayu Anggraini (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dengan dosen Afid Burhanuddin, M.Pd.) 7