PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA
PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015
1
SESSI : PENGENDALIAN OPT JAGUNG Sesi : Pengendalian OPT Jagung Tujuan pembelajaran : Setelah selesai berlatih peserta dapat -
Mengenal jenis jenis hama dan penyakit
-
Menyaiapkan alat dan bahan pengendalian
-
Melakukan pengendalian
Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani. Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan gabungan beberapa metode pengendalian baik secara biologi, fisik mekanis, teknis budidaya dan penggunaan pestisida sebagai alternatif pengendalian terakhir.
Kegiatan 1 Sasaran kegiatan ini adalah melaksanakan praktek pengamatan agroekosistem tanaman jagung ( mengidentifikasi hama, penyakit , musuh alami ,lingkungan meliputi tanah air, udara , gulma dan tanaman jagung ) Kegiatan ini dilaksanakan berkaitan dengan keberhasilan budidaya tanaman jagung yang bebas dari serangan OPT yang dapat mengganggu keberhasilan produksi tanaman jagung Sebelum melaksanakan kegiatan terlebih dahulu dibentuk kelompok, sejumlah 3 (tiga) kelompok dengan anggota 10 orang dan setiap kelompok memilih ketua kelompok
2
LANGKAH KEGIATAN Tahapan/kegiatan
Langkah 1
Uraian kegiatan
Menentukan waktu pengamatan dan lahan pengamatan - Tentukan waktu pengamatan (pagi hari) - Catat luas lahan yang akan diamati - Catat fase pertumbuhan tanaman yang akan diamati Menentukan
Langkah 2
Tentukan teknik pengambilan sampel -
Langkah 3
Teknik/ metode pengambilan sampel (metode pengambilan sampel terdiri dari diagonal , keliling acak/keliling
Tentukan jumlah pohon jagung yang akan diamati -
Jumlah pohon yang diamamti minimal 10 pohon atau lebih berdasarkan metode pengambilan sampel
-
Sampel tidak dekat dengan pematang kebun 3
Alat bantu
Langkah 4
Lakukan pengamatan Dekati tanaman , lakukan pengamatan diawali dengan melihat organisme hama, penyakit , tanaman , gulmadan lingkungan
Langkah 5
Catat data hasil pengamatan meliputi Jenis dan Jumlah hama Jenis dan jumlah penyakit Jenis dan jumlah Musuh alami Kondisi tanaman dan kondisi lingkungan tanah air udara termasuk gulma dan teknik budidaya yang dilakukan
Langkah 6
Analisis data hsil pengamatan
PENGELOLAAN AGRO-EKOSISTEM (PHT SECARA UTUH)
Teman petani
O2
Data dari hasil pengamatan diolah dijumlahkan dan di rata ratakan baik hama musuh alami ,penyakit dan kondisi lingkungan. Bandingkan antara populasi hama , musuh alami, kondisi tanaman dan lingkungan (tanah ,air, udara , sinar matahari) Langka7
Simpulkan hasil pengamatan Berdasarkan hasil analisis dengan cara membandingan antara 4
Pemakan tanaman
COLEMBOLA
BO nutrisi
chyromidae
N,P,K
- cacing - belut
BAHAN ORGANIK
MICRO ORGANISME
silikat
memperkuat ketahanan tanaman terhadap pemakan tanaman
plankton
populasi hama penyakit serta musuh alami, tanaman dan lingkungan . Kondisi hasil analisis, populasi hama lebih kecil dibandingkan dengqn musuh alaminya tanaman aman dari serangan opt Simpulkan pula kondisi lingkungan menentukan perkembanagan OPT atau tidak Langkah 8
Lakukan tindakan pengendalian Tindakan pengendalian bergantung dari hasil analisis agroekosistem tindakan pengendalian meliputi - pengamatan - pengendalian dengan fisik mekanis , biologis , tanaman dan terakhir dengan pestisida kimia sintetis
Kegiatan 2 Sasaran kegiatan ini adalah peserta merefleksikan seluruh kegiatan praktek sehingga seluruh peserta memahami bahwa tujuan berlatih telah tercapai dengan langkah sebagai berikut Refleksi kegiatan praktek Diskusikan hasil praktek pengamatan agroekosistem tanaman jagung ( identifikasi OPT, muauh alami dan kondisi lingkungan ) pengaruhnya terhadap populasi dan pertumbuhan tanaman jagung 5
Presentasikan hasil pengamatan agroekosistem kelompok kecil dalam kelompok besar, dan kelompk lain mengkritisi , bertanya dan menanggapi Simpulkan hasil praktek pengamatan agroekosistem tanaman jagung terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung
pengaruhnya
Tabel 1. Manfaat pengamatan agroekosistem terhadap keberhasilan bhudidaya tanaman jagung No
Kegiatan
1
Budidaya tanaman sehat meliputi - Penggunan VUB - Pengolahan tanah yang baik - Penentuan jarak tanam - Melakukan penanaman - Melakukan pemupukkan - Melakukan pengairan - Melakukan penyiangan dan pembumbunan - Pengendalian OPT
2
Pengamatan mingguan Meliputi populasi opt dan perkembangan tanaman Pendayagunaan musuh alami
3
Pengaruh pertumbuhan dan produkdi jagung
6
Pengaruh terhadap mutu pproduksi
Kesimpulan
Kegiatan 3 Rencana Aksi Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu menyusun rencana aksi pengamatan agroekosistem di wilayah tugas masing-masing Langkah ke 1
Seluruh peserta mendengarkan penjelasan tambahan dari fasilitator tentang panen dan psca panen (15 menit)
Langkah ke 2
Setiap peserta menyusun rencana aksi perbaikan pengamatan agroekosistem di wilayah masing-masing, seperti tada tabel 3 (15 menit)
Tabel 2 Rencana aksi pengendalian OPT tanaman jagung di wilayah kerja masing-masing No I
Kegiatan yang akan diperbaiki Pengamatan agroekosistem - Menentukan metode pengambilan sampel - Menentukan sampel - Melakukan pengamatan OPT, Musuh alami, tanaman dan Lingkungan - Menganalisis data hasil pengamatan - Menyimpulkan hasil pengamatan - Menentukan tindakan pengendalian OPT -
Waktu
Tempat
.........................: Penyusun
7
Pelaksana
2015
Keterangan
...........................................................................
INFORMASI PENGAMATAN Hasil pengamatan dapat memberikan informasi tentang keadaan lahannya, termasuk populasi hama dan musuh alami, dan intensitas serangan hama dan penyakit. Sampling dan pengamatan terhadap serangga (hama, musuh alami), penyakit, dan tikus merupakan komponen penting pada analisa ekosistem dilahan. Pola penarikan contoh dapat diakukan secara acak dan diagonal. Salah satu factor yang menentukan tingkat ketelitian dan ketepatan pengamatan adalah jumlah contoh (= n) yang diambil dalam setiap kesempatan pengamatan. Dalam kegiatan ini kita akan belajar mengerjakan sampling tanaman seperti yang seharusnya dilakukan oleh setiap pengamat hama. Dalam program pengamatan diambil sejumlah tanaman dan kemudian dihitung macam dan kepaatan populasi masing-masing komponen ekosistem yang ada. Hal itu penting dilakukan mengingat bahwa keputusan pengendalian hama tergantung pada jumlah pengetahuan tentang jumlah yang sebenarnya dari serangga (hama, musuh alami), intensitas penyakit, dan populasi tikus. Bagaimanapun, pengetahuan dan keterampilan tentang cara menghitung populasi dan kerusakan tanaman sangat penting untuk mengambil keputusan yang tepat bagi petani. Belajar menduga populasi dengan tepat harus dimulai dengan belajar bagaimana menghitung sample dengan benar. Hasil pengamatan harus dimasukan kedalam tabel agar terdapat keseragaman data dan memudahkan petani dalam mengambil keputusan. Berikut ini akan dipelajari pengambilan sampel atau contoh pengamatan di kebun jagung. Tujuan dari kegiatan ini adalah pserta dapat melakukan kegiatan pengamatan untuk menghitung kepadatan populasi dan intensitas serangan hama dan penyakit. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan adalah blako pengamatan kertas koran dan pensil
8
Adapun langkah pengamatan adalah sebagai berikut 1. Setiap kelompok petani akan dibagi kedalam beberapa sub kelompok. Setiap sub kelompok harus mempunyai kertas dan pensil untuk mencatat data. Pada kertas bagian atas, tulislah tanggal dan nama lahan, kemudian buatlah kolom dan baris. Kolom pertama diberi judul Nomor Rumpun. Baris pertama kolom pertama ditulis Rumpun/pohon 1, Rumpun/pohon 2, dan seterusnya sampai baris ke 20. pada baris terakhir adalah rata-rata. Pada kolom yang kedua tulislah nama dari serangga hama, musuh alami, penyakit, tikus dan kerusakan tikus, yang dilihat dilahan.
2. Pergilah kelahan, berjalanlah secara diagonal didalam lahan, dan pilihlah 20 rumpun tanaman secara acak sepanjang garis diagonal. Untuk setiap rumpun pengamatan diadakan pengamatan sebagai berikut: a. Serangga : periksalah bagian bawah rumpun . Periksalah rumpun dari bawah keatas untuk menemukan hama. Jika beberapa daun dirusak oleh pemakan daun, bukalah rumpun setiap bagian dan carilah ulat diantara rumput dan daun, khususnya bagian bawah rumpun. Perkirakan persen kerusakan daundari semua daun yang ada pada tanaman tersebut. Apabila terdapat larva supaya dicatat jumlahnya? Kumpulkan kelompok telur hama (untuk lebih yakin, peliharalah kelompok telur tersebut, dan catat jumlah telur yang terparasit). b. Penyakit : perhatikan daun dan batang. Apakah ada khlorosis atau kelainan kerena penyakit? (tanyakan pada pemandu supaya lebih yakin). Dugalah persen batang dan daun pada lahan tersebut. Catat lah semua pengamatan! c. Tikus : hitung jumlah pohon yang terpotong d. Musuh alami : hitung jumlah setiap jenis predator, jumlah larva yang terparasit per rumpun. e. Catat kondisi tanaman : ukur tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang
9
C. Pelaksanaan Pengamatan
Ekosistem merupakan system yang terbentuk oleh interaksi dinamis antara unsure unsur biotic (organisme hidup) dan abiotik(fisik) Unsur biotic mencakup tanaman,serangga( hama musuh alami, pengurai dan lain lain). Sedangkan unsur abiotik mencakup cuaca dengan unsure unsurnya yaitu suhu, kelembaban,angin, cahaya, mujan dalam tanah. Tiap tiap unsur dalam ekosistem memiliki sifat khusus dan peran yang bervariasi dan selalu berubah ubah pada setiap ruang dan waktu . Oleh karena itu, pengambilan keputusan untuk suatu tindakan pengendalian hama penyakit senantiasa berdasarkan pada hasil pengamatan dan analisis agroekosistem. 1.
Alur pengambilan keputusan berdasarkan analisis agro-ekosistem adalah sebagai berikut: Pengamatan data Identifikasi masalah Analisis sebab akibat, Pemecahan masalah (alternatif) kesimpulan pengambilan keputusan
penerapan /
pelaksanaan tindakan Analisis ekosistem akan dikerjakan setelah kegiatan pengamatan dilahan. Hasil pengamatan digambar dikertas Koran dan dilakukan diskusi kelompok, analisis serta yang terakhir disajikan dalam pleno. Tujuan Peserta dapat mengambil keputusan rasional berdasarkan hasil analisis agroekosistem di lahan usahataninya. Peserta mengetahui dan mengerti keseimbangan dan keterkaitan antar unsure unsur ekosistem yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Alat dan bahan
:
Kertas Koran 10
Spidol
Lakban
Blanko pengamatan
Kantong plastik
Krayon
Papan pengamatan
2. Langkah Kegiatan Pengamatan Langkah Kegiatan Pengamatan a. Pengamatan dilakukan dilahan sawah atau kebun peserta sekolah lapangan petani b. Peserta dibagi kedalam sub kelompok terdiri atas 5-6 orang c. Setiap kelompok pergi kesawah atau kebun untuk melakukan pengamatan d. Cara pengamatan yaitu berjalan secara diagonal / menyilang dan mengamati 10 sampai 20 rumpun dan memeriksa tanaman mulai dari akar sampai pada ujung daun tanaman. e. Catat jumlah daun ,tinggi tanaman, diameter batang jumlah hama dan musuh alami, keadaan serangan penyakit ,keadaan gulma, keadaan air, serta keadaan cuaca f.
Ambil contoh tanaman yang terserang penyakit contoh serangga dan gulma .
g. Setelah selesai pengamatan kembali kekelas untuk melakukan penggambaran, diskusi dan analisis serta menyajikan agroekosistem dari tanaman yang diamati.
D. Analisis Agroekosistem
Setelah selesai pengamatan metiap kelompok melakukan penggambaran dan analisis agroekosistem . 1. Menggambar agroekosistem sebagai berikut : Gambar agroekosistem yang menyajikan gambaran keadaan pertanaman, hama, musuh alami, organisme lain serta kondisi lingkungan fisik pada saat pengamatan. 11
Gambar tersebut harus jelas dan musdah dimengerti bila orang lain membacanya .
Penggambaran agroekosistem meliputi :
Gambar tanaman lengkap, diperjelas dengan mengguna-kan warna yang mendekati keadaan sebenarnya termasuk adanya kelainan kelainan kondisi fiisik dan warna tanaman.
Gambar serangga hama dan populasinya sebelah kiri tanaman, Tuliskan nama jenis dan jumlah serangga tersebut,
Gambar musuh alami dan populasinya disebelah kanan tanaman Tuliskan nama jenis dan jumlah serangga tersebut,
Gambar gejala serangan penyakit, kekurangan unsure hara dan gejala kerusakan hama,
Gambar keadaan kelembaban /keadaan air dipetakan, cuaca: misalnya cuaca terang gambarlah ,matahari disudut kanan atas bila berawan gambarlah matahari sebagian tertutup awan, dan bila hujan gambarlah matahari tertutup awan dan titik hujan jatuh dari atas.
Gambar perlakuan petani yang pernah dilakukan dilahannya ( pemupukan, penyemprotan dan lain lain.
2. Diskusi dan analisis setelah membuat gambar ekosistem setiap sub kelompol melakukan diskusi dan analisis untuk mengkaji hasil pengamatan agroekosistem secaara sistematis dan mendalan sehingga dapat ,mengambil suatu keputusan dan kesimpulan yang rasional untuk dilaksanakan musim tanam berikutnya. 3. Diskusi Pleno : selanjutnya setiap wakil dari sub kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya
sedangkan
kelompok
yang
lain
memberi
tanggapan
dab
masukan.Setelah semua sub kelompok selesai melakukan presentasi , pemandu bersama seluruh peserta merangkum dan memperjelas pendapat yang disampaikan oleh petani.
12
A. Ekosistem
Ekosistem merupakan system yang terbentuk oleh interaksi dinamis antara unsur biotic dan abiotik. Unsur biotic berupa tanaman, serangga, (hama musuh alami , pengurau/mikroba dan organisme hidu0p yang lain) , sedangkan unsure abiotik berupa cuaca dengan unsure unsurnya berupa suhu ,kelembaban udara,angin cahaya, mujan dan tanah. Tiap unsur dalam ekosistem memiliki sifat khusus dan peran yang bervariasi yang secara ruang dan waktu dapat mempengaruhi penyebaran dan populasi organisme hidup. Dengan demikian, kalau kita membicarakan ekosistem maka kita juga membicarakan tentang bagaimana jalannya makanan (nutrisi) dan aliran ebergi dalam satu kesatuan. Agroekosistem bersifat lebih sederhana dalam hal
jumlah species yang
menghuninya dan sangat sederhana dalam hal aliran energi disbanding dengan ekosistem alami yang memiliki sifat-sifat tidak setabil, sehingga membutuhkan masukan masukan energi untuk mempertahankan keseimbangannya . Masukan tersebut misalnya berupa pupuk. Pada ekosistem sawah/kebun maupun walaupun termasuk pada ekosistem buatan, ternyata memiliki unsure biotik dan abiotik yang cukup komplek dan dari bukti bukti penelitian menunjukkan bahwa ekosistem sawah/ relatif setabil. Selain itu dari pandangan evolusi menunjukkan bahwa ekosistem tanaman jagung di Indonesia telah berkembang selama paling tidak 3000 tahun. Tentunya dalam kurun waktu tersebut beberapa interaksi telah berkembang. Masuknya masukan energi berupa penggunaan pestisida yang tidak bijaksana ternyata dapat mengganggu keseimbangan dialam ekosistem sawah, yaitu akibat kematian musuh alami. Konsep PHT sesungguhnya berkisar pada dua fenomena yaitu stabilitas ekosistem dam efesiensi ekonomi . Dengan menjada stabilitas ekosistem pertanian, populasi hama dapat dipertahankan selalu berada disekitar aras keseimbangan. 13
Beberapa hal penting yang perlu diingat : Setiap ekosistem bersifat dinamis dalam arti jumlah, posisi, peranan dan intensitas setiap bagian/ unsur akan berubah /berkembang secara terus menerus dan berganti setiap saat sebagaimana lajimnya suatu “system hidup”. Setiap ekosistem ditandai oleh suatu struktur/jenjang hirakis. Sebagai contoh: tumbuhan adalah produsen hama. Hama memakan tumbuhan dengan aneka pola penyerangan. Seterusnya hama menjadi mangsa bagi musuh alami. Dengan demikian musuh alami menduduki tempat teratas dalam rantai makanan ekosistem padi. Tanpa musuh alami, tanaman akan dihabiskan oleh hama. Habis nya tanaman pada giliran nya akan menyebabkan kematian hama, dan akhirnya habisnya hama akan menyebabkan kematian musuh alami.
Ketiga unsur ini (tumbuhan, hama, musuh alami) dalam ekosistem padi merupakan suatu sistem yang saling terkait. Tugas kita dan petani adalah untuk menjaga keseimbangan antara ketiga unsur ekosistem agar tanaman dapet tumbuh dengan baik. Langkah pertama kita perlu tahu ekosistem terpenting tanaman jagung yang dapat memberikan hasil yang maksimaltanpa mengubah ekosistem tersebut, kita ingin memahami interaksi dan faktor-faktornya. Kedudukan ekosistem dalam spectrum biologi merupakan kesatuan alam yang sangat komplek susunan dan fungsinya . Ekosistem yang tidak /belum dicampuri manusia disebut ekosistem alamiah, sedangkan yang sudah dikelola atau dibuat oleh manusia disebut agroekosistem seperti sawah tegalan , kebun,empang, sungai aquariumpun merupakan ekosistem buatan Ekosistem alamiah dapat dibagi kedalam dua golongan besar yaitu ekosistem darat dan ekosistem aquatik . Yang termasuk ekosistem darat misalnya hutan hujan tropik, tundra ,padang rumput dan lain lain. Ekosistem akuatik misalnya ekosistem laut danau dan sungai. Ada beberapa perbedaan antara ekosistem alamiah dengan ekosistem buatan 14
manusia (agroekosistem) . Ekosistem alamiah keragamannya sangat tinggi artinya dalam setiap kesatuan luas /ruang terdapat sangat banyak species tumbuhan dan binatang. Masing masing species tumbuhan dan binatang membentuk populasi sendiri sendiri , namun populasi tersebut saling berinter aksi satu sama lain. Sejumlah populasi yang saling berinteraksi disebut komunitas. Komunitas – komunitas dalam suatu ekosistem alamiah selalu berubah, selalu ada anggota daru suatu populasi yang mati , tetapi juga selalu ada yang lahir untuk menggantikannya. Energi dan nutrisi selalu mengalir melalui komunitas tersebut. Jadi ekosistem alamiah itu adalah fenomena yang dinamis namun secara keseluruhan komposisi dan strukturnya tidak berubah “mantap” (stabil) artinya tidakmudah berubah dan dapat pukih krmbali setelahmengalami gannguan . Kemantapan ini memang sifat dari suatu populasi dalam komunitas. Keadaan ini terjadi pada ekosistem – ekosistem yang telah mencapai klimax jadi proses suksesinya telah terlewati. Dalam ekosistem alamiah yang telah mencapai klimak belum pernah terjadi ledakan hama penyakit hingga memusnahkan suatu species populasi tanamannya. Keragaman agroekosistem relatif sangat rendah . Disana hanya ditanam beberapa species tanaman saj ; diantaranya satu species tanaman yang diutamakan. Misalnya tanaman padi. Ekosistem yang demikian disebut ekosistem padi . Dalam areal intensifikasi yang ditanam malah hanya satu varietas padi saja. Ekosistem yang demikian tidak dapat berdiri sendiri ,tanpa pertolongan manusia dan masukan energi dari luar misalnya pemupukan pengolahan tanah , pengendalian hama penyakit pemeliharaan pengairan dan sebagainya. Keadaanya relatif tidak mantap artinya rentan terhadap tekanan tekanan dari luar . Misalnya kekuranganh air pengairan pupuk atau pengolahan tanah yang kurang memadai tanaman sudah bereaksi. Populasi hama dan penyakit relatif lebih “mudah” berkembanmg hingga mencapai wabah, antara lain mungkin disebabkan kurangnya mushy musuh alam , tanaman tidak memiliki daya tahan ,kebanyakan pupuk nitrogen, menanam terlalu rapat dan sebagainya. Penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama dalam agroekosistem yang keragamannya sudah rendah itu pada dasarnya makin menurunkan keragaman tadi dengan ,matinya musuh musuh alam nya dan biota yang lain. Pada hal telah dibuktikan, bahwa jumlah biota tadi sangat penting untuk makanan predator /parasitoid jauh sebelum hama sasaran ada disana 15
a. HAMA dan PENYAKIT PENTING TANAMAN JAGUNG
LUNDI
Hama ini merupakan hama penting pada tanaman jagung. Kerusakan yang timbul dipengaruhi oleh populasi dan stadia hama serta umur tanaman. Kumbang dewasa mulai terbang pada bulan Oktober dan mencapai puncak pada bulan Desember. Hama Lundi dapat dikendalikan dengan mengatur waktu tanam dan menggunakan insektisida sistemik yang ditaburkan ke dalam tanah. Menanam jagung lebih awal dapat mengantisipasi serangan hama ini.
LALAT BIBIT
Lalat Bibit (Atherigona exigua Stein.) 1. Lalat bibit (Atherigona Exigua ) Larva merusak titik tumbuh, daun termuda layu/mengering Kepompong di dlm tanah Inang lain : padi gogo dan gulma Cynodon, Panikum dan Paspalum
ULAT TANAH 2. Ulat tanah ( Agrotis spp)
Penyemprotan untuk mencegah atau memberantas lalat bibit ini dapat dilakukan setiap 2 - 3 hari sekali dengan menggunakan insektisida, antara lain : Decis 2,5 EC; Delkis 25 EC; Larvin 25 WP; Meothrin 50 EC; Sumicidin 5 Ec; dan Marshal 25 ST. Dosis yang biasa digunakan adalah 1,5 - 2,0 cc/liter air.
Ulat tanah (Agrotis sp.) dan Ulat Daun (Prodenia litura F.) Ulat tanah dan ulat daun menyerang pada saat tanaman masih kecil atau biji yang baru berkecambah. Ulat tanah menyerang pada malam hari dengan mengerat batang dan menariknya ke dalam tanah. Ulat ini dapat diberantas melalui cara mekanis dengan mencari dan mematikannya. Secara kimia dengan menggunakan pestisida, misalnya Furadan 3 G. Untuk mencegahnya, maka sebelum penanaman lahan harus diolah dengan baik. Berbeda dengan ulat tanah, ulat daun menyerang pucuk pada waktu anaman berumur sekitar satu bulan.
16
PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
Belalang Belalang merupakan hama yang memiliki daya rusak yang cukup besar. Hama ini dapat berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain dengan cepat. Gejala yang ditimbulkan berupa rusaknya pinggiran daun dengan luka bergerigi tidak beraturan. Serangan yang hebat dapat mengakibatkan penurunan produksi tongkol jagung. Pengendalian dilakukan dengan cara menangkap kemudian membunuhnya. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan insektisida yang disemprotkan ke seluruh daun dan pucuk daun.
17
PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
PENGENDALIAN OPT TANAMAN JAGUNG
18
Penyakit Bulai (Corn Downy Mildew) PENYAKIT BULAI
Bulai merupakan penyakit utama pada tanaman jagung yang disebabkan oleh Cendawan Sclerospora maydis (nama lama) atau Peronosclerospora maydis (nama baru). Faktor yang memicu serangan penyakit ini adalah suhu yang tinggi sampai 30°C, pemberian Urea yang berlebihan, dan turunnya hujan yang sesekali. Penyakit ini dapat ditularkan melalui benih atau spora yang terbawa angin. Gejala serangan penyakit ini adalah : a. Pada tanaman muda berusia 2 - 3 minggu, daun menguning, kaku, dan runcing. 19
Serangan ini dapat langsung mematikan tanaman.
b. Serangan pada tanaman berumur 3 - 5 minggu, dicirikan dengan perubahan warna pada daun yang baru membuka mulai dari pangkalnya. Tanaman yang terserang dapat membentuk tongkol, tetapi bentuknya menyimpang, seperti kolobotnya tidak membungkus tongkol. c. Tanaman dewasa yang terserang pada daunnya terdapat garis berwarna kuning kecokelatan. Namun serangan ini tidak banyak mempengaruhi produksi tanaman. d. Jika cendawan tersebut sudah terbawa mulai dari benih, maka akan timbul gejala sistemik, yaitu setiap daun muda yang baru tumbuh langsung bergejala kuning. Tindakan pengendalian penyakit bulai yang dapat dilakukan antara lain : a. Menanam varietas tahan dan menanam secara serentak. b. Pencampuran benih dengan Ridomil 3SD, Ridomil Gold 350 EC, atau Saromyl 35 SD. Ridomil efektif menahan serangan bulai pada benih jagung yang disimpan sampai 9 bulan. c. Tanaman yang sudah terlanjur terserang sebaiknya dicabut dan dibakar.
3. Hawar Daun Selatan ( Southern Leaf
Blight )
Penyebab : Infeksi cendawan Helminthosporium maydis Nisik & Miyake
Penyakit Hawar Daun Penyakit ini meyerang bagian daun, pelepah, dan tongkol jagung. Penyebabnya adalah Cendawan Helminthosporium turcicum dan Helminthosporium maydis. Gejala serangan penyakit ini adalah : a. Timbul bercak bulat sampai lonjong pada daun tua. b. Warna bercak kuning di tengah dikelilingi warna 20
cokelat. c. Bercak akan meluas dari ujung daun ke pangkal daun atau pelepah daun. Cara pengendaliannya antara lain : a. Menghindari penanaman jagung secara terus menerus. b. Menjaga sanitasi lahan. c. Lahan dijaga agar tidak terlalu lembap. d. Melakukan penyemprotan menggunakan Fungisida Daconil 75 WP atau Difolatan 4 F Musuh alami pentring pada tanaman jaagung
21